analisis faktor-faktor yang berpengaruh …/analisis... · mencapai gelar sarjana ekonomi jurusan...

93
i ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KAKI LIMA MAKANAN DAN MINUMAN DI JALAN MALIOBORO YOGYAKARTA Skipsi Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta oleh : DWI OKTI NURANI NIM : F0105049 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Upload: trantruc

Post on 07-Feb-2018

224 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

i

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP

PENDAPATAN PEDAGANG KAKI LIMA MAKANAN DAN MINUMAN

DI JALAN MALIOBORO YOGYAKARTA

Skipsi

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk

Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

oleh :

DWI OKTI NURANI

NIM : F0105049

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul :

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP

PENDAPATAN PEDAGANG KAKI LIMA MAKANAN DAN MINUMAN

DI JALAN MALIOBORO YOGYAKARTA

Surakarta, 8 April 2010

Disetujui dan diterima oleh

Pembimbing

Drs.Joko Nugroho, M.E.

NIP. 19620630 198903 1001

Page 3: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Telah disetujui dan diterima baik oleh tim penguji Skripsi Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret guna melengkapi tugas – tugas dan memenuhi

syarat – syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi

Pembangunan.

Surakarta, Juni 2010

Tim Penguji Skripsi

1. Drs. BRM. Bambang Irawan, M.Si Sebagai Ketua ( .) NIP. 19670523 199403 1002

2. Drs. Joko Nugroho, M.E. Sebagai Pembimbing ( ) NIP. 19620630 198903 1001

3. Sumardi, S.E. Sebagai Anggota ( .) NIP. 1920908 198702 1004

Page 4: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

iv

MOTTO

“Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada ALLAH”

(QS. Ali Imran :110)

“…Allah akan meninggikan orang – orang yang beriman diantaramu dan orang – orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha

Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

(QS. Al-Mujadilah : 11)

“Usaha tanpa doa itu sombong, doa tanpa usaha itu bohong.”

(Penulis)

Page 5: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

v

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada

Allah SWT

Semoga Engkau mengampuni segala dosa – dosaku…Semoga Engkau selalu

membimbingku…tetapkan imanku…agar aku selalu istiqomah dijalanMu

sampai Engkau memanggilku

Page 6: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT tak henti-hentinya penulis ucapkan atas

segala rahmat, Hidayah dan InayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang ” ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH

TERHADAP PENDAPATAN PADA PEDAGANG KAKI LIMA

MAKANAN DAN MINUMAN DI JALAN MALIOBORO YOGYAKARTA”

ini dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna

memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas Ekonomi Jurusan Ekonomi

Pembangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulisan skripsi ini dapat

selesai berkat bantuan dari banyak pihak, maka pada kesempatan ini dengan

rendah hati penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs.Joko Nugroho, M.E, selaku pembimbing skripsi yang telah banyak

membantu dan membimbing penulis dalam penulisan skripsi ini.

2. Bapak Drs. BRM. Bambang Irawan, Msi selaku ketua penguji sekaligus

pembimbing dalam perbaikan skripsi ini.

3. Bapak Prof. DR. Bambang Sutopo, M. Com, Ak. selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Bapak Drs. Kresno Sarosa Pribadi, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ekonomi

Pembangunan di Fakultas Ekonomi UNS.

5. Ibu Dra. Izza Mafruhah, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

Pembangunan di Fakultas Ekonomi UNS.

6. Ibu Dra. Nunung Sri Mulyani, selaku pembimbing akademik yang telah

banyak membantu penulis selama menuntut ilmu di Fakultas Ekonomi UNS.

Page 7: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

vii

7. Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh pegawai dan karyawan di Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

8. Seluruh Pedagang Kaki Lima Makanan dan Minuman Di Jalan Malioboro

Yogyakarta yang telah banyak membantu penulis dalam mengumpulkan data

yang sangat berguna dalam penyusunan skripsi.

9. Seluruh karyawan BPS Provinsi Yogyakarta yang telah banyak membantu

penulis dalam mengumpulkan data yang sangat berguna dalam penyusunan

skripsi.

10. Orang Tuaku tersayang serta Kakak-kakakku yang selalu membimbing dan

mendukung serta mendoakan penulis .

11. Tim penyebar kuesioner ( Ms Dhanu, De’ Fitri, De’ Febri, Ajenk) terima kasih

atas bantuan kalian, panas, dingin, hujan kalian selalu menemaniku. Semoga

Allah menggantinya dengan yang lebih baik.

12. Reni (makasih banget antar jemput aku selama kuliah.hehehe…..!)

13. Teman – teman angkatan 2005 Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret

semua jurusan terutama jurusan Ekonomi Pembangunan. Terima kasih atas

segala yang diberikan sehingga aku dapat berkembang sampai saat ini. Mohon

maaf tidak disebutkan satu per satu, semoga dapat terwakili.

14. Semua pihak yang telah memberikan bantuan yang bermanfaat dalam

penyusunan skripsi ini yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu, semoga

Allah SWT memberi balasan yang lebih baik.

Page 8: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

viii

Penulis sadar bahwa segalanya tak ada yang sempurna dan tidak dapat

disangkal pula jika dalam skripsi ini terdapat kekurangan. Akhir kata penulis

berharap agar karya yang sangat sederhana ini dapat bermanfaat bagi penulis

pribadi dan bagi para pembaca yang budiman.

Surakarta, April 2010

Penulis

Page 9: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

ABSTRAK .................................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iv

HALAMAN MOTTO ................................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... vi

KATA PENGANTAR ................................................................................... vii

DAFTAR ISI ................................................................................................. x

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah .......................................................... 1

B. Perumusan Masalah ................................................................ 5

C. Tujuan Penelitian .................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian .................................................................. 6

E. Batasan Penelitian ................................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. PKL Sebagai Bagian Dari Usaha Kecil Di Sektor Informal ... 7

B. Sektor Informal ....................................................................... 8

1. Pengertian Sektor Informal ............................................... 8

2. Ciri – Ciri Sektor Informal .............................................. 12

C. Pedagang Kaki Lima ............................................................... 17

1. Pengertian Pedagang Kaki Lima ....................................... 17

2. Ciri – Ciri Pedagang Kaki Lima ....................................... 18

3. Kekuatan dan Kelemahan Pedagang Kaki Lima ............... 22

D. Konsep Pendapatan ................................................................. 23

E. Faktor yang Berpengaruh Terhadap Pendapatan .................... 24

1. Lama Usaha........................................................................ 24

2. Jumlah Tenaga Kerja ....................................................... 24

3. Luas Kapling ..................................................................... 26

Page 10: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

x

4. Waktu Dagang ................................................................... 28

F. Penelitian Sebelumnya ............................................................ 28

G. Kerangka Pemikiran ................................................................ 31

H. Hipotesis Penelitian ................................................................. 32

BAB III METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................... 33

1. Bentuk Penelitian ................................................................ 33

2. Lokasi Penelitian ................................................................. 33

3. Teknik Pengumpulan Data .................................................. 33

a. Wawancara ...................................................................... 34

b. Teknik Kuesioner ............................................................. 34

c. Observasi atau Pengamatan ............................................. 34

d. Studi Pustaka ................................................................... 34

4. Populasi, Sampel dan Metode Sampling ............................. 34

5. Definisi Operasional ........................................................... 35

a. Pendapatan ................................................................... 35

b. Lama Usaha .................................................................. 36

c. Jumlah Tenaga Kerja ................................................... 36

d. Luas Kapling ............................................................... 37

e. Waktu Dagang ……………………………………….. 37

6. Metode Analisa Data ........................................................... 38

1. Uji Pemilihan Model ...................................................... 38

a.Uji MWD ..................................................................... 38

b. Metode Regresi Log-Linier ......................................... 41

2. Uji Statistik ..................................................................... 42

a. Uji t ....................................................................... 42

b. Uji F ....................................................................... 45

c. Uji Koefisien Determinasi ........................................... 45

3. Uji Asumsi Klasik .......................................................... 45

a Multikolinearitas ........................................................ 46

b. Heteroskedastisitas ..................................................... 46

Page 11: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

xi

c. Autokorelasi ............................................................... 47

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian ...................................... 48

1. Aspek Geografis ………………………………………... 50

2. Aspek Demografis ……………………………………… 50

3. Aspek Sosial Ekonomi …………………………………. 50

B. Statistik Deskriptif ................................................................. 53

C. Analisis Data dan Pembahasan ............................................... 58

1. Metode Analisis Data ......................................................... 58

a. Uji MWD …………………………………………… 59

b. Regresi Log-Linier …………………………………… 61

c. Uji Statistik ………………………………………….. 63

1) Uji t ……………………………………………… 63

2) Uji F ………………………………………………. 64

3) Uji Koefisien Determinasi R2 …………………….. 65

d. Uji Asumsi Klasik …………………………………… 66

1) Multikolinearitas ...................................................... 67

2) Heteroskedastisitas .................................................. 67

3) Autokorelasi ............................................................ 68

2. Intepretasi Ekonomi ........................................................... 70

1. Pengaruh Lama Usaha Terhadap Pendapatan ………. 70

2. Pengaruh Jumlah Tenaga Kerja Terhadap

Pendapatan …………………………………………. 71

3. Pengaruh Luas Kapling Terhadap Pendapatan …….. 71

4. Pengaruh Waktu Dagang Terhadap Pendapatan …… 72

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................... 73

B. Saran ...................................................................................... 74

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Jumlah PKL makanan dan minuman di Trotoar sebelah

timur Jalan Malioboro Kecamatan Danurejan Yogyakarta ..

4

4.1 Luas Wilayah,Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Pembagian Wilayah Administrasi dan Kepadatan

Penduduk Kota Yogyakarta Tahun 2007 ………………….

50

4.2 Banyaknya Penduduk Umur 5 Tahun ke Atas Menurut

Pendidikan di Kota Yoyakarta Tahun 2007 ………………

51

4.3 Banyaknya Penduduk Menurut Mata Pencaharian (Usia 15

Tahun ke Atas) di Kota Yogyakarta Pada Tahun 2007 …..

52

4.4 PDRB Kota Yogyakarta Pada Tahun 2006 – 2007 ……..... 53

4.5 Distribusi Pendapatan PKL Makanan dan Minuman di

Jalan Malioboro Yogyakarta ……………………………...

54

4.6 Distribusi Lama Usaha Pada PKL Makanan dan Minuman

di Jalan Malioboro Yogyakarta ……………………………

55

4.7 Distribusi Jumlah Tenaga Kerja Pada PKL Makanan dan

Minuman di Jalan Malioboro Yogyakarta ..........................

56

4.8 Distribusi Luas Kapling Pada PKL Makanan dan Minuman

di Jalan Malioboro Yogyakarta …………………………..

57

Page 13: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

xiii

4.9 Distribusi Waktu Dagang Pada PKL Makanan dan

Minuman di Jalan Malioboro Yogyakarta ………………...

58

4.10 Hasil Uji MWD Linier ……………………………………. 59

4.11 Hasil Uji MWD Log-Linier ................................................. 61

4.12 Hasil Persamaan Regresi Pendapatan ................................. 61

4.13 Hasil Uji t ............................................................................. 63

4.14 Hasil Uji Multikolinieritas .................................................... 67

4.15 Hasil Uji Hateroskedastisitas ................................................ 68

4.16 Hasil Uji Autokorelasi ........................................................... 69

Page 14: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Skema Kerangka Pemikiran ……………………………….... 31

3.1 Aturan Uji t………………………………………………….. 42

3.2 Aturan Uji F …………………………………………………. 44

Page 15: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

xv

ABSTRAK

Dwi Okti Nurani

NIM. F0105049

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP

PENDAPATAN PEDAGANG KAKI LIMA MAKANAN DAN MINUMAN

DI JALAN MALIOBORO YOGYAKARTA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel lama usaha, jumlah tenaga kerja, luas kapling dan waktu dagang terhadap pendapatan PKL makanan dan minuman di Jalan Malioboro Yogyakarta. Diduga variabel lama usaha, jumlah tenaga kerja, luas kapling dan waktu dagang berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan PKL makanan dan minuman di Jalan Malioboro Yogyakarta.

Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk memperoleh pembuktian dari sebuah hipotesis. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan kuesioner serta pengamatan langsung. Sampel yang digunakan sebanyak 92 PKL makanan dan minuman dengan teknik sampling acak sederhana (simple random sampling). Analisis data menggunakan pengujian statistik dengan bantuan program E-views 4.0. Dalam menganalisis digunakan teknik analisis regresi log-linier, dengan uji statistik (uji t, uji F, koefisien determinasi (R2), serta uji asumsi klasik (uji multikolinieritas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi).

Hasil penelitian menunjukkan dengan uji terhadap koefisien regresi secara parsial (uji t) dengan α = 5% menunjukan ketiga variabel (lama usaha,tenaga kerja dan luas kapling) berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan PKL makanan dan minuman di Jalan Malioboro Yogyakarta sedangkan variabel waktu dagang tidak berpengaruh terhadap pendapatan. Hasil Uji F dengan α = 5% menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel lama usaha, jumlah tenaga kerja, luas kapling dan waktu dagang berpengaruh terhadap pendapatan PKL makanan dan minuman di Jalan Malioboro Yogyakarta.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, disarankan: pendapatan pengusaha PKL dapat ditingkatkan dengan cara meningkatkan menambah lama usaha,menambah tenaga kerja dan mengoptimalkan jumlah meja.

Kata Kunci : Pendapatan, PKL makanan dan minuman, lama usaha, jumlah tenaga kerja, luas kapling, waktu dagang, simple random sampling, analisis regresi log-linier.

Page 16: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

xvi

ABSTRACT

Dwi Okti Nurani

NIM F0105049

ANALYSIS OF INFLUENTIAL FACTORS ON INCOME OF FOOD AND BEVERAGE SELLER AT MALIOBORO STREET JOGJAKARTA

Purpose of this research is to find out the influence of time work, total labour, plot of land vast, and time trade variables to income of Food and Beverage Seller at Malioboro Street Jogjakarta. It is conjectured that time work, total labour, plot of land vast, and time trade variables had positive effect and significant to income of Food and Beverage Seller at Malioboro Street Jogjakarta.

The research type is quantitative research, it purposes is to acquire evidence from hypothesis. The data collect held by interview, questionnair, and also observation methods. Sample as used in this research about 92 Food and Beverage Seller by simple random sampling technique (simple random sampling). Data analysis held by statistic testing with helping program E-views 4.0. Data analyzing held by regression log-linier analysis technique, by statistic test ( t test, F test, determination coefficient (R2), and also classic assumption test (multikolinier, heteroskedastisitas, and autocorellation test).

The result shows that by testing regression coefficient partially (t test) with α = 5 % , it indicates that three variables (time work, total labour, and plot of land vast) had positive effect and significant on income of PKL Food and Beverage at Malioboro Street Yogyakarta, whereas, time trade variable hadn’t positive effect on the income. Result of F test with α = 5 % indicates that time work, total labour, plot of land vast, and time trade variables simultaneously had an effect on income of PKL Food and Beverage at Malioboro Street Yogyakarta.

Based on result held by researcher, it is suggested : income of Food and Beverage seller can be increased by adding time work, total labour, and optimizing amount of table.

Key Words : Income, Food and Beverage Seller, time work, total labour, plot of land vast, time trade, simple random sampling, regression log-linier analysis.

Page 17: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

xvii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masalah tenaga kerja perkotaan di Indonesia biasanya dikaitkan

dengan dua gejala pokok: tingkat pengangguran terbuka yang relatif tinggi

dan pembengkakan sektor informal yang ditandai rendahnya produktivitas

dan penghasilan di sektor tersebut (Lluch dan Mazumbar dalam Chris

Manning dkk, 1990 : 1).

Pembengkakan sektor informal tersebut disebabkan oleh

ketidakmampuan sektor formal menyerap lebih banyak tenaga kerja.

Ketidakmampuan sektor formal ini disebabkan oleh pertumbuhan penduduk

melebihi kecepatan penyediaan lapangan pekerjaan. Oleh karena itu kegiatan

ekonomi sektor informal menjadi alternatif utama untuk mengurangi

pengangguran (Fransiska.R.Korompis, 2002 : 2).

Badan Pusat Statistik mengumumkan, angka pengangguran Februari

2008 menurun dibandingkan Februari 2007 dan Agustus 2007. Problem

pengangguran terselamatkan oleh sektor informal yang lebih bisa menyerap

tenaga kerja (Kompas Cetak, www.kompas.com).

Kondisi tersebut di atas terlihat juga di Kota Yogyakarta. Kota

Yogyakarta seperti juga kota - kota besar lainnya merupakan kota

perdagangan. Sektor perdagangan mempunyai peranan yang besar bagi

PDRB Kota Yogyakarta sehingga dijadikan sebagai salah satu kota tujuan

Page 18: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

xviii

pedagang kaki lima. Pada tahun 2008 jumlah orang yang bekerja di sektor

informal dalam hal ini sebagai pedagang kaki lima sebanyak 3.727 orang.

Di Kota Yogyakarta, dalam rangka menertibkan dan membina

pedagang kaki lima, pedagang tersebut diberi kesempatan untuk berusaha di

lokasi tertentu. Sebagai pedagang atau usahawan mereka berusaha untuk

menempati lokasi yang strategis.

Malioboro merupakan salah satu kawasan perdagangan di Kota

Yogyakarta. Jalan Malioboro merupakan lokasi pedagang kaki lima yang

diapit oleh pertokoan, perkantoran, rumah makan, hotel berbintang, kantor

Gubernur Provinsi DIY, gedung DPRD provinsi DIY, dan bangunan-

bangunan bersejarah, dan lain-lain. Hal ini menyebabkan Malioboro selain

sebagai pusat perdagangan, pemerintahan, juga merupakan salah satu tujuan

pariwisata di Kota Yogyakarta. Jadi Jalan malioboro merupakan lokasi yang

strategis bagi para pedagang kaki lima.

Di lokasi yang telah ditetapkan sebagai tempat pedagang kaki lima

berusaha, terdapat banyak pedagang kaki lima yang sama atau hampir sama

yaitu banyak pedagang yang menjual pakaian, pedagang yang menjual

makanan dan minuman, pedagang yang menjual cinderamata, barang –

barang kerajinan.

Pedagang kaki lima dapat dibagi kedalam dua golongan yaitu

pedagang kaki lima yang memproduksi suatu barang atau produk kemudian

menjualnya sendiri disebut produsen pedagang dan pedagang kaki lima yang

Page 19: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

xix

membeli barang atau produk orang lain kemudian menjualnya kembali

disebut pedagang (Ahmad Hamid, 2008 : 24).

Pedagang kaki lima makanan dan minuman di trotoar sebelah timur

Jalan Malioboro Yogyakarta kecamatan Danurejan adalah salah satu jenis

pedagang kaki lima (disingkat PKL) yang ada di kawasan Malioboro selain

pedagang kaki lima yang menjual pakaian, barang – barang kerajinan.

Pedagang kaki lima yang menjual makanan dan minuman umumnya dapat

digolongkan produsen pedagang sedangkan pedagang kaki lima yang menjual

pakaian, cenderamata umumnya dapat digolongkan sebagai pedagang.

Jenis usaha makanan dan minuman mempunyai pendapatan relatif lebih

tinggi daripada jenis usaha lainnya. Hal ini karena produk makanan dan

minuman merupakan urusan yang sangat dekat dengan perut manusia, sehingga

meskipun harga mengalami kenaikan produk makanan masih banyak dinanti

dan dibutuhkan banyak orang. Menurut Heni Sukesi, jenis usaha PKL yang

potensial untuk dikembangkan dengan memperhatikan prospek dan tingkat

kontribusi terhadap pendapatan adalah jenis usaha makanan dan minuman. Ini

karena jenis usaha tersebut ; (1) mudah pengelolaannya dan tidak memerlukan

skill yang tinggi, (2) penggunaan modal relatif kecil dengan perputaran yang

cepat, (3) relatif menjajikan keuntungan yang besar.

Pedagang kaki lima yang menjual makanan dan minuman kemudian

berlokasi di trotoar sebelah timur Jalan Malioboro Yogyakarta. Berdasarkan

data yang diperoleh dari Kantor Kecamatan Danurejan Yogyakarta jumlah

Page 20: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

xx

PKL makanan dan minuman di trotoar sebelah timur Jalan Malioboro pada

tahun 2009 berjumlah 112 .

Tabel 1.1 Jumlah PKL makanan dan minuman di Trotoar sebelah timur

Jalan Malioboro Kecamatan Danurejan Yogyakarta

PKL Jumlah

1. Pedagang kaki lima makanan dan

minuman lesehan malam hari

34

2. Pedagang kaki lima makanan dan

minuman angkringan siang hari

78

Total 112

Sumber : Kecamatan Danurejan Yogyakarta, 2009.

Terdapat dua kelompok pedagang kaki lima di Jalan Malioboro ini,

yaitu pedagang makanan dan minuman angkringan disiang hari yang berjualan

mulai pukul 09.00 sampai dengan pukul 17.00 dan pedagang makanan,

minuman lesehan dimalam hari yang berjualan mulai pukul 17.00 sampai

dengan pukul 01.00. Waktu siang hari di Jalan Malioboro Yogyakarta ini

cenderung lebih ramai daripada malam hari, karena malioboro juga merupakan

kawasan pertokoan, pasar, dan juga perkantoran dimana aktivitas – aktivitas

tersebut dijalankan disiang hari. Meskipun dimalam hari orang – orang

biasanya keluar mencari makan sambil bersantai atau sekedar jalan – jalan

tetapi hal itu tidak berlangsung sepanjang malam, semakin malam di Kawasan

Malioboro juga semakin sepi.

Para PKL juga mempunyai tenaga kerja. Tenaga kerja merupakan

faktor yang penting dalam kegiatan produksi, karena pekerja inilah yang

mengalokasikan dan memanfaatkan faktor – faktor lain guna menghasilkan

Page 21: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

xxi

suatu output yang bermanfaat. Dengan adanya pekerja juga memberikan

pelayanan yang lebih baik kepada para pembeli.

Luas kapling yang digunakan PKL Malioboro dalam berjualan ternyata

berbeda – beda. Tentunya semakin besar kapling dapat menampung pembeli

semakin banyak pula. Akan tetapi semakin besar kapling kadang juga memberi

kesan kepada calon pembeli bahwa harga makanan dan minuman yang dijual

semakin mahal daripada PKL lain yang menggunakan kapling yang lebih kecil.

Semakin besar jumlah PKL tentunya semakin memperketat tingkat

persaingan, sehingga pendapatan yang diperoleh semakin berkurang.

Keberhasilan PKL yang berupa tingkat pendapatan yang optimal dipengaruhi

oleh faktor-faktor tersebut di atas. Karena begitu banyaknya pesaing maka

para PKL harus membuat strategi untuk mencapai kinerja yang optimal.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk meneliti

bagaimana menggunakan faktor-faktor itu agar pendapatan PKL makanan dan

minuman di trotoar sebelah timur Jalan Malioboro Yogyakarta optimal.

B. Perumusan Masalah

“Bagaimanakah pengaruh lama usaha, jumlah tenaga kerja, luas kapling, dan

waktu dagang terhadap tingkat pendapatan pedagang kaki lima makanan dan

minuman di Jalan Malioboro Yogyakarta “

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh lama usaha terhadap tingkat

pendapatan pedagang kaki lima di Jalan Malioboro Yogyakarta

Page 22: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

xxii

2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh jumlah tenaga kerja terhadap

tingkat pendapatan pedagang kaki lima di Jalan Malioboro Yogyakarta

3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh luas kapling terhadap tingkat

pendapatan pedagang kaki lima di Jalan Malioboro Yogyakarta

4. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh waktu dagang terhadap

pendapatan pedagang kaki lima makanan dan minuman di Jalan Malioboro

Yogyakarta ?

D. Manfaat Penelitian

1. Memberikan informasi kepada pedagang kaki lima mengenai cara – cara

apa saja yang perlu dilakukan dalam rangka peningkatan pendapatan dan

perkembangan usaha.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran

bagi pemerintah daerah dan pihak terkait dalam upaya menyempurnakan

pembinaan PKL makanan dan minuman di Jalan Malioboro Yoggyakarta.

Page 23: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

xxiii

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pedagang Kaki Lima Sebagai Bagian Dari Usaha Kecil Di Sektor

Informal

Di dalam UU. Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil dijelaskan

bahwa yang dimaksudkan dengan usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat

yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil

penjualan tahunan serta kepemilikan.

Adapun usaha kecil tersebut meliputi : usaha kecil formal, usaha kecil

informal dan usaha kecil tradisional. Usaha kecil formal adalah usaha yang

telah terdaftar, tercatat dan telah berbadan hukum, sementara usaha kecil

informal adalah usaha yang belum terdaftar, belum tercatat dan belum

berbadan hukum, antara lain petani penggarap, industri rumah tangga,

pedagang asongan, pedagang keliling, pedagang kaki lima dan pemulung.

Sedangkan usaha kecil tradisional adalah usaha yang menggunakan alat

produksi sederhana yang telah digunakan secara turun temurun dan/atau

berkaitan dengan seni dan budaya.

Dalam UU. Nomor 9 Tahun 1995 juga ditetapkan beberapa Kriteria

Usaha Kecil, antara lain (1) memiliki kekayaan bersih paling banyak

200 juta rupiah, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

(2) memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak 1 (satu) milyar

rupiah; (3) milik warga negara Indonesia; (4) berdiri sendiri, bukan

merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,

Page 24: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

xxiv

dikuasai atau berafiliasi, baik langsung maupun tidak langsung dengan

usaha menengah atau usaha besar; (5) berbentuk usaha orang

perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan

usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Usaha Kaki Lima adalah

bagian dari Kelompok Usaha Kecil yang bergerak di sektor informal, dikenal

dengan istilah “Pedagang Kaki Lima” (Fransiska.R. Korompis, 2005 : 8-9).

B. Sektor Informal

1. Pengertian Sektor Informal

Konsepsi sektor informal mendapat sambutan yang sangat luas

secara internasional dari para pakar ekonomi pembangunan, sehingga

mendorong dikembangknnya penelitian pada beberapa negara berkembang

termasuk Indonesia oleh berbagai lembaga penelitian pemerintah, swasta,

swadaya masyarakat dan universitas. Hal tersebut terjadi akibat adanya

pergeseran arah pembangunan ekonomi yang tidak hanya memfokuskan

pada pertumbuhan ekonomi makro semata, akan tetapi lebih kearah

pemerataan pendapatan. Swasono (1987) dalam Fransiska.R.Korompis

(2005) mengatakan bahwa adanya sektor informal bukan sekedar karena

kurangnya lapangan pekerjaan, apalagi menampung lapangan kerja yang

terbuang dari sektor informal akan tetapi sektor informal adalah sebagai

pilar bagi keseluruhan ekonomi sektor formal yang terbukti tidak efisien.

Hal ini dapat menunjukan bahwa sektor informal telah banyak mensubsidi

Page 25: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

xxv

sektor formal, disamping sektor informal merupakan sektor yang efisien

karena mampu menyediakan kehidupan murah.

Konsep mengenai sektor ’formal’ dan ’informal’ pertama kali

diperkenalkan oleh Hart J.K lewat tulisannya yang berjudul Informal

Income Opportunities and Urban Employment in Ghana pada tahun 1971.

Konsep ini kemudian dikembangkan dan diterapkan oleh International

Labour Office (ILO) dalam penelitian di delapan kota Dunia Ketiga

yaitu Free Town (Sierra Leone), Lagos dan Kana (Nigeria), Kumasi

(Ghana), Kolombo, Jakarta, Manila, Kardoba dan Campina (Brazil).

(Hart, 1973 dalam Bambang Supriyadi, 2007).

Pengertian yang populer dari pekerjaan informal pada awalnya

adalah sederhana, yakni suatu pekerjaan yang sangat mudah dimasuki,

sejak skala tanpa melamar, tanpa ijin, tanpa kontrak, tanpa formalitas

apapun, menggunakan sumberdaya lokal, baik sebagai buruh ataupun

usaha milik sendiri yang dikelola dan dikerjakan sendiri, ukuran mikro,

teknologi seadanya, hingga yang padat karya, teknologi adaptatip, dengan

modal lumayan dan bangunan secukupnya. Mereka tidak terorganisir, dan

tak terlindungi hukum.

Istilah “sektor informal” muncul, ketika teori pembangunan

mengalami krisis sebagai akibat dari berkembangnya kesadaran bahwa

model pertumbuhan ekonomi tidak berhasil dalam menciptakan lapangan

kerja dan mengurangi kemiskinan di negara-negara sedang berkembang (

Bernabe dalam Tri Widodo, 2006 ). Istilah sector informal tersebut

Page 26: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

xxvi

pertama kali dicetuskan untuk menggambarkan sebagian angkatan kerja di

perkotaan yang berada diluar pasar tenaga formal. Pandangan pertama

mengenai sektor informal adalah sektor dimana individu-individu bekerja

untuk dirinya sendiri (self-employed). Setelah itu pengkategorian ini

digunakan untuk menunjukkan cara-cara hidup diluar perekonomian

dengan upah formal, baik sebagai alternatif atau sebagai alat untuk

manambah pendapatan. Meskipun ide awal mengenai sektor informal

hanya terbatas pada orang yang bekerja untuk dirinya sendiri, pengenalan

konsep tersebut memungkinkan untuk memasukkan kegiatan-kegiatan

yang sebelumnya diabaikan dalam model-model teoritis pembangunan dan

di dalam neraca ekonomi nasional.

Selain pemikiran awal tersebut yang dianggap merupakan paper

awal tentang sektor informal adalah laporan dari International Labor

Organization mengenai kesempatan kerja di Kenya (ILO, 2000).

Informalitas menurut laporan tersebut terutama sekali ditandai oleh

pengabaian peraturan pemerintah dan pajak. Pada mulanya ILO

menganggap tujuan utama dari sektor informal adalah penyediaan

kehidupan subsistence bagi keluarga. ILO menghubungkan pertumbuhan

sector informal dengan pengaruh positifnya terhadap peluang kerja dan

distribusi pendapatan.

Dieter-Evers dikutip Fransiska.R.Korompis (2005)

menganalogikan sektor informal sebagai sebuah bentuk ekonomi bayangan

dalam negara. Ekonomi bayangan digambarkan sebagai kegiatan ekonomi

Page 27: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

xxvii

yang tidak mengikuti aturan-aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah.

Kegiatan ekonomi bayangan merupakan bentuk kegiatan ekonomi yang

bergerak dalam unit-unit kecil sehingga bisa dipandang efisien dalam

memberikan pelayanan. Dilihat dari sisi sifat produksinya, kegiatan ini

bersifat subsistem yang bernilai ekonomis dalam pemenuhan kebutuhan

sehari-hari khususnya bagi masyarakat yang ada dilingkungan sektor

informal.

Hutajulu (1985) dalam Fransiska.R.Korompis (2005) memberikan

batasan tentang sektor informal, adalah suatu bidang kegiatan ekonomi

yang untuk memasukinya tidak selalu memerlukan pendidikan formal dan

keterampilan yang tinggi, dan memerlukan surat-surat izin serta modal

yang besar untuk memproduksi barang dan jasa. Selanjutnya Sethurahman

(1985) masih dalam Fransiska.R.Korompis (2005) memberi batasan sektor

informal ini sebagai unit-unit usaha berskala kecil yang terlibat dalam

proses produksi dan distribusi barang-barang, dimasuki oleh penduduk

kota terutama bertujuan untuk mencari kesempatan kerja dan pendapatan

dari pada memperoleh keuntungan.

Pengertian sektor informal yang lain dikutip oleh

Frasiska.R.Korompis (2005) dari Moser (1978), bahwa sektor informal

merupakan kegiatan ekonomi yang selama ini lolos dari pencacahan,

pengaturan dan perlindungan pemerintah, tetapi mempunyai makna

ekonomi dengan karakteristik kompetitif, padat karya, memakai input dan

teknologi lokal, serta beroperasi atas dasar pemilikan sendiri oleh

Page 28: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

xxviii

masyarakat lokal, serta beroperasi atas dasar pemilikan sendiri oleh

masyarakat. Rachbini dan Hamid (1994) yang dikutip oleh

Fransiska.R.Korompis (2005) mengatakan, sektor informal berfungsi

sebagai penyedia barang dan jasa terutama bagi masyarakat golongan

ekonomi menengah ke bawah yang tinggal dikota-kota. Pelaku sektor ini

pada umumnya berasal dari desa-desa dengan tingkat pendidikan dan

keterampilan rendah serta sumber-sumber terbatas.

2. Ciri-Ciri Sektor Informal

Salah satu permasalahan penting yang terdapat di kawasan perkotaan

adalah tumbuh dan berkembangnya sektor informal. Ini merupakan sektor

alternatif yang antara lain ditandai oleh (1) mudah untuk dimasuki ataupun

untuk keluar, (2) ketergantungan pada sumberdaya asli atau endogenous

resources, (3) kepemilikan dan pengelolaan bersifat kekeluargaan, (4) usahanya

berskala kecil dengan tingkat mobilitas yang sangat tinggi, (5) labor-intensive

dengan teknologi tradisional, (6) tidak membutuhkan keahlian tertentu

sebagaimana pada sektor formal, dan (7) pasarnya bersifat kompetitif tetapi

tidak disertai regulasi yang jelas (Gilbert & Gugler, 1984 dalam Antonius Tarigan,

2003).

Sektor informal bersifat sangat heterogen, sulit ditarik garis

pembeda yang jelas dengan sektor formal, malahan terdapat kesatuan

rangkaian antara usaha berskala kecil dengan yang berskala besar, illegal

dan legal serta yang produktif dengan yang kurang produktif. Aktivitas

yang mereka jalankan sangat beragam, mulai dari penjaja makanan, jasa

Page 29: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

xxix

ojek, sampai pada para penjual barang-barang elektronik bajakan. Mereka

tidak memiliki cukup modal untuk meningkatkan skala usahanya sehingga

bahkan tidak cukup untuk sekedar menghidupi keluarganya. Orientasinya

bukan pada pemupukan modal, tetapi lebih pada upaya memperoleh

pendapatan cash yang langsung dapat dibelanjakan untuk memenuhi

kebutuhan rumah tangga (Rakodi, 1993: 211 dalam Antonius Tarigan).

Dengan karakter ini, sektor informal bisa menjadi sarana menuju sektor

formal tetapi juga bisa menjadi tujuan itu sendiri. Atau ada juga yang

melihatnya sebagai proses yang tidak terakomodasi dalam kerangka

institusional dan legal suatu masyarakat sebagaimana aktivitas formal

lainnya (Portes, et.al., 1989 dalam Antonius Tarigan).

Terlepas dari karakterisasi semacam itu, sektor informal telah

menjadi permasalahan sendiri. Namun tidak sedikit kalangan yang melihat

bahwa sektor informal juga solusi; jadi tidak sekedar masalah. Perbedaan

cara pandang semacam ini sangat menentukan kebijakan apa yang akan

diambil pemerintah. Pandangan pertama yang dikenal dengan “pandangan

evolusionis (developmentalis)” berpendapat bahwa sektor informal akan

tumbuh dan berkembang menjadi sektor formal. Dalam pandangan ini,

sektor informal dapat menjadi jawaban alternatif terhadap masalah

pengangguran dan kemiskinan di kota, dan karenanya, harus

dikembangkan. Pandangan semacam itu terutama sangat dipengaruhi hasil

penelitian ILO pada tahun 1972 yang sekaligus mempopulerkan

terminologi dan jenis aktivitas tersebut.

Page 30: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

xxx

Sementara itu, pandangan kedua yang bersifat “involusionis-

eksploitatif” cenderung melihat sektor informal sebagai sektor yang tidak

mungkin berkembang. Kehadiran mereka hanya menjadi sasaran empuk

eksploitasi sektor formal. Dengan demikian, mengembangkan sektor

informal merupakan upaya yang sia-sia. Cara pandang kedua inilah yang

nampaknya dominan di tanah air sehingga setiap ada masalah, maka sektor

inilah yang selalu menjadi korban, atau minimal kambing hitamnya. Tidak

terkecuali dalam upaya penataan kota seperti bidang transportasi.

Pengertian sektor informal ini lebih sering dikaitkan dengan

dikotomi sektor formal-informal. Dikotomi kedua sektor ini paling sering

dipahami dari dokumen yang dikeluarkan oleh ILO (1972). Badan Tenaga

Kerja Dunia ini mengidentifikasi sedikitnya tujuh karakter yang

membedakan kedua sektor tersebut: (1) kemudahan untuk masuk (ease of

entry), (2) kemudahan untuk mendapatkan bahan baku, (3) sifat

kepemilikan, (4) skala kegiatan, (5) penggunaan tenaga kerja dan

teknologi, (6) tuntutan keahlian, dan (7) deregulasi dan kompetisi pasar.

Pada dasarnya suatu kegiatan sektor informal harus memiliki suatu

lokasi yang tepat agar dapat memperoleh keuntungan (profit) yang lebih

banyak dari tempat lain dan untuk mencapai keuntungan yang maksimal,

suatu kegiatan harus seefisien mungkin. Richardson (1991) dalam

Fransiska.R.Korompis (2005), berpendapat bahwa keputusan-keputusan

penentuan lokasi yang memaksimumkan penerimaan biasanya diambil bila

memenuhi kriteria-kriteria pokok :

Page 31: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

xxxi

1. Tempat yang memberi kemungkinan pertumbuhan jangka panjang

yang menghasilkan keuntungan yang layak.

2. Tempat yang luas lingkupnya untuk kemungkinan perluasan unit

produksi. Jadi jelasnya bahwa pengertian sektor informal mempunyai

ruang lingkup yang sangat luas, artinya bahwa kegiatan yang paling

besar dijalankan oleh penduduk berpendapatan rendah.

Di Indonesia, sudah ada kesepakatan tentang 11 ciri pokok sektor

informal sebagai berikut :

1. Kegiatan usaha tidak terorganisasi dengan baik karena timbulnya unit

usaha tidak mempergunakan fasilitas atau kelembagaan yang tersedia

di sektor formal.

2. Pada umumnya unit usaha tidak mempunyai ijin usaha.

3. Pola kegiatan usaha tidak teratur baik dalam arti lokasi maupun jam

kerja.

4. Pada umumnya kebijaksanaan pemerintah untuk membantu golongan

ekonomi tidak sampai ke pedagang kaki lima.

5. Unit usaha mudah keluar masuk dari satu sub-sektor ke lain sub-

sektor.

6. Teknologi yang digunakan bersifat primitif.

7. Modal dan perputaran usaha relatif kecil, sehingga skala operasi juga

relatif kecil.

Page 32: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

xxxii

8. Pendidikan yang diperlukan untuk menjalankan usaha tidak

memerlukan pendidikan formal karena pendidikan yang diperoleh

dari pengalaman sambil bekerja.

9. Pada umumnya unit usaha termasuk golongan one-man enterprise dan

kalaummengerjakan buruh berasal dari keluarga.

10. Sumber dana modal usaha yang umumnya berasal dari tabungan

sendiri atau lembaga keuangan yang tidak resmi.

11. Hasil produksi atau jasa terutama dikonsumsi oleh golongan

masyarakat desa-kota berpenghasilan rendah dan kadang-kadang juga

yang berpenghasilan menengah (Hidayat, 1987 dalam

Fransiska.R.Korompis, 2005).

Klasifikasi yang didasarkan pada kemungkinan – kemungkinan untuk

memperoleh pendapatan yang bersifat informal (Manning dan Effendi,

1985 dalam Imbang Sutrisno, 2005) :

a. Kemungkinan – kemungkinan pendapatan informal yang sah

1) Kegiatan – kegiatan usaha primer dan sekunder, pertanian,

perkebunan untuk pasar, kontraktor bangunan serta kegiatan –

kegiatan yang berkaitan dengannya, tukang yang berdiri sendiri

(self employed artisans), tukang jahit.

2) Badan – badan usaha tersier dengan input modal yang relatif besar,

perumahan, pengangkutan, spekulasi barang.

Page 33: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

xxxiii

3) Distribusi berlingkup kecil, petugas – petugas pasar, pedagang

kecil, penjaja di jalan,pengusaha makanan dan minuman, agen –

agen komisi dan pengecer.

4) Jasa – jasa lainnya, tukang musik, tukang semir sepatu, tukang

cukur, tukang potret, tukang reparasi kendaraan serta kerja – kerja

pemeliharaan lainnya, perantara dan makelar, jasa – jasa

keagamaan, obat – obatan.

5) Pembayaran – pembayaran antar perorangan (private transfer

payment), peminjaman barang antar orang perorang, pengemis.

b. Kemungkinan – kemungkinan pendapatan informal yang tidak sah

1) Jasa – jasa para penjual tenaga dan parasit pada umumnya, mereka

yang menerima barang curian, kegiatan meriba dan gadai

menggadai (dengan tingkat bunga ilegal), menjual obata – obatan

terlarang, pelacuran, kegiatan penyelundupan.

2) Pencurian, pencopetan, perampasan bersenjata, perjudian.

C. Pedagang Kaki Lima

1. Pengertian Pedagang Kaki Lima

Secara umum, pedagang dapat diartikan sebagai penyalur barang

dan jasa-jasa perkotaan (Rais dalam Umboh, 1990 dalam

Fransiska.R.Korompis , 2005). Adapun menurut McGee yang juga dikutip

oleh Fransiska.R.Korompis, 2005), mendefinisikan pedagang kaki lima

adalah “The People who offer goods or services for sale from public

places, primarily streetes and pavement”. Sedangkan Manning dan

Page 34: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

xxxiv

Tadjudin Noer Effendi (1985) menyebutkan bahwa pedagang kaki lima

adalah salah satu pekerjaan yang paling nyata dan penting dikebanyakan

kota di Afrika, Asia, Timur Tengah dan Amerika Latin.

Menurut Breman (1988) dalam Fransiska.R.Korompis (2005),

pedagang kaki lima merupakan usaha kecil yang dilakukan oleh

masyarakat yang berpenghasilan rendah (gaji harian) dan mempunyai

modal yang terbatas. Dalam bidang ekonomi, pedagang kecil ini termasuk

dalam sektor informal, di mana merupakan pekerjaan yang tidak tetap dan

tidak terampil serta golongan-golongan yang tidak terikat pada aturan

hukum, hidup serba susah dan semi kriminil pada batas-batas tertentu.

Dari pengertian/batasan tentang pedagang kaki lima sebagaimana

dikemukakan beberapa ahli di atas, dapat dipahami bahwa pedagang kaki

lima merupakan bagian dari kelompok usaha kecil yang bergerak di sektor

informal. Secara khusus, pedagang kaki lima dapat diartikan sebagai

distribusi barang dan jasa yang belum memiliki ijin usaha dan biasanya

berpindah-pindah.

2. Ciri – Ciri Pedagang Kaki Lima

Menurut Sethurahman (1985) yang dikutip Fransiska.R.Korompis

(2005) bahwa istilah pedagang kaki lima biasanya untuk menunjukkan

sejumlah kegiatan ekonomi yang berskala kecil, tetapi akan menyesatkan

bila disebut dengan “perusahaan” berskala kecil karena beberapa alasan,

antara lain :

Page 35: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

xxxv

1. Mereka yang terlibat dalam sektor ini pada umumnya miskin,

berpendidikan rendah (kebanyakan para migran). Jelaslah bahwa

mereka bukanlah kapitalis yang mencari investasi yang

menguntungkan dan juga bukanlah pengusaha seperti yang dikenal

pada umumnya.

2. Cakrawala mereka nampaknya terbatas pada pengadaan kesempatan

kerja dan menghasilkan pendapatan yang langsung bagi dirinya

sendiri.

3. Pedagang kaki lima di kota terutama harus dipandang sebagai unit-

unit berskala kecil yang terlibat dalam produksi dan distribusi barang-

barang yang masih dalam suatu proses evaluasi daripada dianggap

sebagai perusahaan yang berskala kecil dengan masukan-masukan

(input) modal dan pengolahan yang besar. Selanjutnya menurut

definisi International Labour Organization (ILO), pedagang kaki lima

didefinisikan sebagai sektor yang mudah dimasuki oleh pendatang

baru, menggunakan sumber-sumber ekonomi dalam negeri, dimiliki

oleh keluarga berskala kecil, menggunakan teknologi padat karya,

keterampilan yang dibutuhkan diperoleh di luar bangku sekolah, tidak

dapat diatur oleh pemerintah dan bergerak dalam pasar persaingan

penuh (Hadji Ali, 1985 dalam Frasiska.R.Korompis, 2005).

Pengertian pedagang kaki lima yang lain adalah kegiatan sektor

marginal (kecil-kecilan) yang mempunyai ciri sebagai berikut :

1. Pola kegiatan tidak teratur baik dalam hal waktu, permodalan maupun

Page 36: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

xxxvi

penerimaannya.

2. Tidak tersentuh oleh peraturan-peraturan atau ketentuan-ketentuan

yang ditetapkan oleh pemerintah (sehingga kegiatannya sering

dikategorikan “liar”).

3. Modal, peralatan dan perlengkapan maupun omzetnya biasanya kecil

dan diusahakan dasar hitung harian.

4. Pendapatan mereka rendah dan tidak menentu.

5. Tidak mempunyai tempat yang tetap dan atau keterikatan dengan

usaha-usaha yang lain.

6. Umumnya dilakukan oleh dan melayani golongan masyarakat yang

berpenghasilan rendah.

7. Tidak membutuhkan keahlian dan keterampilan khusus sehingga

secara luas dapat menyerap bermacam-macam tingkatan tenaga kerja.

8. Umumnya tiap-tiap satuan usaha yang mempekerjakan tenaga yang

sedikit dan dari lingkungan keluarga, kenalan atau berasal dari daerah

yang sama.

9. Tidak mengenal sistem perbankan, pembukuan, perkreditan dan

sebagainya.

10. Sebagai saluran arus barang dan jasa, pedagang kaki lima merupakan

mata rantai akhir sebelum mencapai konsumen dari satu mata rantai

yang panjang dari sumber utamanya yaitu produsennya (Ramli, 1984)

dalam Fransiska.R.Korompis, 2005).

Page 37: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

xxxvii

Berdasarkan barang atau jasa yang diperdagangkan, menurut

Karafi dalam Umboh (1990) yang Dikutip oleh

Fransiska.R.Korompis,2005, pedagang kaki lima dapat dikelompokkan

sebagai berikut : 1). Pedagang minuman; 2). Pedagang makanan; 3).

Pedagang buah-buahan; 4). Pedagang sayur-sayuran; 5). Pedagang daging

dan ikan; 6). Pedagang rokok dan obat-obatan; 7). Pedagang buku,

majalah dan surat kabar; 8). Pedagang tekstil dan pakaian; 9). Pedagang

kelontong; 10). Pedagang loak; 11). Pedagang onderdil kendaraan, bensin

dan minyak tanah; 12). Pedagang ayam, kambing, burung dan 13).

Pedagang beras serta; 14). Penjual jasa. (Wirosardjono, 1985 dalam

Frasiska.R.Korompis, 2005).

Pengertian pedagang kaki lima sebagai bagian dari sektor

informal dapat dijelaskan melalui ciri-ciri sebagai berikut :

Merupakan pedagang yang kadang-kadang juga sekaligus produsen.

Ada yang menetap pada lokasi tertentu, ada yang bergerak dari

tempat satu ke tempat yang lain (menggunakan pikulan, kereta

dorong) menjajakan bahan makanan, minuman dan barang-barang

konsumsi lainnya secara eceran. Umumnya bermodal kecil terkadang

hanya merupakan alat bagi pemilik modal dengan mendapatkan

sekedar komisi sebagai imbalan atau jerih payahnya. Pedagang kaki

lima di perkotaan tidak saja merupakan pelembagaan perilaku

ekonomi semata tetapi juga merupakan pelembagaan sosial. (Kartini

Kartono, 1980).

3. Kekuatan dan Kelemahan Pedagang Kaki Lima

Kekuatan dan kelemahan pedagang kaki lima menurut Kartini Kartono

adalah sebagai berikut :

Page 38: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

xxxviii

a. Kekuatan Pedagang Kaki Lima

1. Pedagang kaki lima memberikan kesempatan kerja yang umumnya

sulit didapat pada negara-negara yang sedang berkembang

2. Dalam prakteknya mereka biasa menawarkan barang dan jasa

dengan harga bersaing mengingat mereka tidak dibebani pajak

3. Sebagian besar masyarakat kita lebih senang berbelanja pada

pedagang kaki lima mengingat faktor kemudahan dan barang yang

ditawarkan relatif lebih murah (terlepas dari pertimbangan kualitas)

b. Kelemahan pedaganga kaki lima, antara lain :

1. Mereka dimasukkan kedalam kelompok marginal dan sub marginal

dengan modal kecil, modal yang relatif kecil menyebabkan laba

relative kecil padahal pada umumnya banyak anggota keluarga

bergantung pada hasil yang minim ini. Oleh karena itu terciptalah

keadaan dimana hasil yang mereka capai pas-pasan untuk sekedar

hidup. Bahkan tidak ada kemungkinan untuk akumulasi modal

2. Karena rendahnya pendidikan dan kurangnya keterampilan, maka

unsur efisiensi kurang mendapat perhatian, sehingga akan

mempengaruhi kelancaran usaha

3. Ada kalanya pedagang kaki lima melihat pedagang kaki lima

lainnya yang sukses dengan jenis barang dagangan tertentu

mengikuti jejak mereka menyebabkan suatu jenis usaha tertentu

Page 39: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

xxxix

menjadi terlampau padat, sehingga sebagian dari mereka

berguguran dan terpaksa harus gulung tikar

4. Sering kali terdapat unsur penipuan dan penawaran dengan harga

yang tinggi, sehingga menyebabkan citra masyarakat tentang

pedagang kaki lima kurang positif. Disamping itu, tidak jarang

diantara mereka terjadi persaingan yang menjurus tidak sehat yang

sangat merugikan banyak pihak

D. Konsep Pendapatan

Pendapatan merupakan hasil yang didapatkan karena seseorang telah

berusaha sebagai ganti atas jerih payah yang telah dikerjakannya. Pendapatan

industri adalah pendapatan yang diperoleh karena telah mengorganisasikan

seluruh faktor – faktor produksi yang dikelolanya.

Pendapatan bersih merupakan pendapatan bruto setelah dikurangi

dengan biaya – biaya dalam proses produksi. Biaya yang dimaksud disini

adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diiukur dalam satuan uang, yang

dikeluarkan saat proses produksi berlangsung, demi untuk menghasilkan

suatu produk tertentu (Mulyadi, 1990 : 7). Biaya ini merupakan pengorbanan

yang secara ekonomis tidak dapat dihindari dalam proses produksi.

E. Faktor yang Berpengaruh Terhadap Pendapatan Pedagang Kaki Lima

1. Lama Usaha

Page 40: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

xl

Penelitian tentang mobilisasi pekerjaan dan penghasilan migrant

Surabaya menunjukkan adanya hubungan yang erat antara usia pendatang

dan jangka waktu bertempat tinggal di kota (Steele dalam Imbang

Sutrisno, 2006). Dalam pernyataan ini disimpulkan bahwa semakin lama

seseorang menekuni pekerjaannya maka akan semakin mahir dalam

mengelola manajemen usahanya. Ini akan berpengaruh terhadap omset

penjualan dikarenakan semakin lama usaha maka akan semakin banyak

konsumen yang mempunyai sifat langganan.

Menurut Woodworth dan Marquis yang dikutip oleh Raida Nur

Hapsari (2004), dalam hal pengalaman ternyata tidak hanya menyangkut

jumlah masa kerja saja tapi lebih dari itu juga perlu diperhitungkan jenis

pekerjaan yang pernah dihadapinya. Sejalan dengan bertambahnya

pengalaman kerja maka akan bertambah pula pengetahuan dan

keterampilan seseorang dalam melaksanakan pekerjaannya, karena

pengusaaan situasi dan kondisi dalam menghadapi calon pelanggan yang

bervariasi semakin baik.

2. Tenaga Kerja

Tenaga Kerja merupakan faktor yang penting dalam kegiatan

produksi, karena pekerja inilah yang mengalokasikan dan memanfaatkan

faktor – faktor lain guna menghasilkan suatu output yang bermanfaat.

Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik

di dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan barang atau

Page 41: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

xli

jasa guna memenuhi kebutuhan masyarakat. Soetomo (1990 : 3)

mendefinisikan tenaga kerja adalah sebagai berikut :

1. Tenaga kerja adalah seseorang yang mampu melakukan pekerjaan

baik didalam maupun diluar hubungan kerja untuk menghasilkan

barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

2. Tenaga kerja adalah sejumlah penduduk yang dapat menghasilkan

barang dan jasa, jika ada permintaan tenaga kerja dan mereka bersedia

berpartisipasi dalam akivitas tersebut. Tenaga kerja juga berarti

penduduk usia kerja dalam arti sudah bekerja, sedang bekerja, mencari

kerja, dan yang sedang melakukan kegiatan seperti sekolah, mengurus

rumah tangga, dan kegiatan lainnya, namun sewaktu – waktu dapat

berpartisipasi untuk bekerja jika dibutuhkan.

Pengertian tenaga kerja menurut PBB adalah penduduk usia 15

tahun sampai 64 tahun yang telah menghasilkan pendapatan. Pengertian

tenaga kerja bagi penduduk Indonesia adalah penduduk usia 10 tahun

keatas, karena pada kenyataannya penduduk Indonesia yang berusia diatas

65 tahun masih ada yang bekerja. (Aris Ananta dkk, 1988 : 21).

Adapun tenaga yang benar – benar terlibat dalam kegiatan produksi

dan yang sedang mencari pekerjaan disebut angkatan kerja. Definisi

angkatan kerja adalah bagian dari tenaga kerja yang bekerja dan

menganggur atau sedang mencari lowongan kerja (Payaman J.

Simanjuntak, 1985 : 3).

Page 42: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

xlii

Faktor produksi tenaga kerja merupakan faktor produksi yang

penting dan harus diperhitungkan dalam proses produksi dengan

jumlah yang cukup, tidak hanya dalam hal jumlah namun juga dalam

hal kualitas dan macam tenaga kerja yang memadai. Jumlah tenaga

kerja yang diperlukan disesuaikan dengan kebutuhan pada tingkat

tertentu sehingga jumlahnya optimum (Bambang Riyanto, 1994 dalam

Mauritha, 2008).

3. Luas Kapling

Luas kapling yaitu luas tempat usaha yang digunakan oleh PKL

malioboro dalam memproduksi dan menjual barang dagangannya. Luas

kapling yang digunakan PKL malioboro ternyata berbeda-beda.

Tentunya semakin besar kapling dapat menampung pembeli semakin

banyak pula sehingga semakin banyak pembeli pendapatan juga

semakin besar. Akan tetapi besar kapling kadang juga memberi kesan

kepada calon pembeli bahwa harga makanan dan minuman yang dijual

juga semakin mahal daripada PKL lain yang menggunakan kapling

lebih kecil.

Dalam studi pemetaan PKL di Kota Surakarta Tahun 2003 yang

dilakukan oleh Pusat Pengkajian dan Pelatihan Ekonomi (P3E) Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta, Variabel – variabel yang

merupakan cerminan keberhasilan usaha pedagang kaki lima antara lain

adalah volume penjualan atau omset usaha dan laba usaha. Sedangkan

variabel yang diduga mempengaruhi tingkat keberhasilan yang

Page 43: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

xliii

dicerminkan dari variabel omset usaha dan laba usaha anatara lain

adalah modal usaha, lama usaha, jam usaha, umur dan beberapa

variabel kualitatif tingkat pendidikan, status perkawinan, dan lain

sebagainya.

Keberhasilan pedagang kaki lima antara lain dicerminkan oleh

variabel laba usaha dan omset usaha. Variabel – variabel yang dapat

dijadikan sebagai faktor penentu keberhasilan usaha (omset usaha)

antara lain :

1. Luas tempat usaha pedagang kaki lima yang berhubungan positif

meyakinkan dengan variabel omset usaha, dengan koefisien korelasi

sebesar 0,236 dengan probabilitas 0,000, yang berarti jika luas

tempat usaha semakin meningkat maka ada kecenderungan omset

usaha pedagang kaki lima juga meningkat dan sebaliknya.

2. Modal awal usaha PKL yang berhubungan positif meyakinkan

dengan dengan variabel omset usaha dengan koefisien korelasi

sebesar 0,298 dengan probabilitas 0,000 yang berarti jika modal awal

usaha pedagang kaki lima semakin meningkat maka ada

kecenderungan omset usaha pedagang kaki lima meningkat dan

sebaliknya.

3. Modal sekarang pedagang kaki lima yang berhubungan positif

dengan variabel omset usaha, dengan koefisien korelasi sebesar

0,301 dengan probabilitas 0,000, yang berarti jika modal sekarang

semakin meningkat maka ada kecenderungan omset usaha PKL

Page 44: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

xliv

meningkat dan sebaliknya. Pendidikan merupakan faktor pembeda

omset usaha secara meyakinkan dengan derajat signifikansi sebesar

5 persen.

4. Waktu dagang

Terdapat dua macam waktu dagang di Malioboro yaitu pedangang

makanan, minuman di siang hari yang buka mulai pukul 09.00 sampai

dengan pukul 17.00 dan pedagang makanan, minuman dimalam hari yang

buka mulai pukul 17.00 sampai dengan pukul 01.00. Perbedaan waktu

dagang antara siang hari dan malam hari ini mengakibatkan adanya

perbedaan suasana yang ditawarkan pedagang. Pedagang pada malam hari

sebagian besar dengan cara lesehan, ini memberikan suasana yang lebih

akrab, santai. Sedangkan pedagang disiang hari sebagian besar berdagang

dengan cara angkringan. Akan tetapi siang hari Malioboro cenderung lebih

ramai daripada malam hari, hal ini karena selain sebagai lokalitas PKL

Malioboro juga merupakan kawasan pertokoan, pasar, perkantoran dimana

aktivitas – aktivitas tersebut dilakukan disiang hari. Semakin malam

Malioboro semakin sepi seiring dengan mulai tutupnya pasar, pertokoan,

perkantoran disekitarnya.

F. Penelitian Sebelumnya

Penelitian Kris Ciptawan (2009) dengan judul Analisis Faktor –

Faktor Yang Mempengaruhi Keuntungan Pedagang Makanan dan Minuman

di Gladag Langen Boga Surakarta ini bertujuan untuk mengetahui deskripsi

dan menjelaskan seberapa besar pengaruh variabel modal usaha, lama usaha,

Page 45: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

xlv

harga menu utama, dan jumlah tenaga kerja terhadap keuntungan pedagang,

serta untuk mengetahui manakah dari variabel bebas tersebut yang

memberikan pengaruh paling besar tehadap keuntungan pedagang makanan

dan minuman di Gladag Langen Boga Surakarta.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua variabel bebas yaitu

variabel modal usaha, lama usaha, harga menu utama, dan jumlah tenaga

kerja berpengaruh terhadap keuntungan pedagang.

Penelitian Imbang Sutrisno dengan judul Analisis Faktor – Faktor

Yang Mempengaruhi Tingkat Pendapatan Pedagang Kaki Lima Kota

Surakarta Tahun 2005. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor –

faktor yang mempengaruhi tingkat pendapatan Pedagang Kaki Lima di Kota

Surakarta. Variabel – variabel penjelas dari variabel dependen tingkat

pendapatan yang digunakan adalah lama usaha, tingkat pendidikan, usia

pedagang kaki lima, modal usaha, serta variabel kualitatif, yang terdiri dari

lokasi usaha dan cara yang digunakan dalam berdagang.

Data yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 macam, yaitu : data

primer yang berupa data cross sectional yang diambil dengan teknik

kuesioner dari sampel yang berjumlah 100 responden. Sedangkan data

sekunder yang merupakan pendukung dari penelitian ini diperoleh dari BPS

Kota Surakarta, Kantor Pengelolaan PKL Kota Surakarta serta Dinas Tenaga

Kerja Kota Surakarta. Model persamaan analisis yang digunakan dalam

penelitian ini adalah model semi-log dependen variabel.

Page 46: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

xlvi

Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel modal dan variabel jam

kerja per hari signifikan pada tingkat α = 5 persen meskipun mempunyai

hubungan yang positif terhadap tingkat pendapatan . Hal ini berarti sesuai

dengan hipotesis. Variabel lama usaha dan variabel tingkat pendidikan tidak

signifikan pada tingkat α = 5 persen meskipun mempunyai hubungan yang

positif terhadap tingkat pendapatan sehingga tidak sesuai dengan hipotesis.

Variabel usia pedagang kaki lima tidak signifikan pada tingkat α = 5 persen

dan mempunyai hubungan yang negatif terhadap tingkat pendapatan. Hal ini

berarti tidak sesuai dengan hipotesis. Sedangkan untuk variabel kualitiatif

lokasi usaha signifikan pada tingkat α = 5 persen dan mempunyai hubungan

yang positif terhadap tingkat pendapatan sehingga sesuai dengan hipotesis.

Variabel kualitatif cara berdagang tidak signifikan pada tingkat α = 5 persen

dan mempunyai hubungan yang negatif terhadap tingkat pendapatan.

Sehingga tidak sesuai dengan tingkat hipotesis.

Penelitian Ririn Tri Rahmawati dengan judul Analisis Faktor – Faktor

Yang Mempengaruhi Keuntungan Pedagang Kaki Lima Sektor Makanan dan

Minuman (Study Kasus di Seputaran Alun – Alun Kota Madiun) ini bertujuan

untuk mengetahui deskripsi dan menjelaskan seberapa besar pengaruh

variabel modal, jam kerja per hari, lama usaha, tingkat pendidikan dan usia

terhadap keuntungan pedagang kaki lima, serta untuk mengetahui apakah

terdapat perbedaan keuntungan pedagang kaki lima menurut pengelompokkan

jenis usaha sektor makanan dan minuman di seputaran alun – alun Kota

Madiun.

Page 47: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

xlvii

Hasil penelitian menunujukkan dengan uji terhadap koefisien regresi

secara parsial (Uji t) menunjukkan empat variabel yang berpengaruh terhadap

keuntungan pedagang kaki lima yaitu modal, jam kerja per hari, lama usaha

dan tingkat pendidikan, sedangkan variabel usaha tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap keuntungan pedagang kaki lima. Uji F menunjukkan

bahwa secara bersama – bersama kelima variabel modal, jam kerja per hari,

lama usaha tingkat pendidikan, dan usia berpengaruh terhadap keuntungan

pedagang kaki lima. Selanjutnnya dengan uji beda dua mean, hipotesis kedua

yaitu terhadap perbedaan keuntungan pedagang kaki lima sektor makanan dan

minuman di seputaran alun – alun Kota Madiun menurut pengelompokkan

jenis usaha tidak terbukti kebenarannya.

G. Kerangka Pemikiran

Untuk memberikan pedoman dan mempermudah dalam kegiatan

penelitian, pengolahan data, penganalisaannya, agar diperoleh hasil penelitian

yang benar, maka digunakan kerangka penelitian sebagai berikut :

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran

Lama Usaha

Jumlah Tenaga Kerja

Luas Kapling

Waktu Dagang

Pendapatan

Page 48: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

xlviii

H. Hipotesis Penelitian

1. Diduga lama usaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap

pendapatan PKL makanan dan minuman di Jalan Malioboro Yogyakarta.

2. Diduga jumlah tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap

pendapatan PKL makanan dan minuman di Jalan Malioboro Yogyakarta.

3. Diduga luas kapling berpengaruh positif dan signifikan terhadap

pendapatan PKL makanan dan minuman di Jalan Malioboro Yogyakarta.

4. Diduga waktu dagang berpengaruh positif dan signifikan terhadap

pendapatan PKL makanan dan minuman di Jalan Malioboro Yogyakarta

Page 49: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

xlix

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

1. Bentuk Penelitian

Penelitian ini berbentuk survey atas data primer dan data sekunder.

Data primer diambil secara langsung melalui instrument kuesioner dari

pedagang kaki lima. Data sekunder merupakan data yang diambil dari

beberapa instansi terkait dan beberapa sumber kepustakaan lain yang

mendukung data primer yang didapatkan.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Jalan Malioboro Kecamatan Danurejan

Yogyakarta yang berbatasan dengan Jalan Mangkubumi di sebelah Utara

dan Jalan Ahmad Yani di sebelah Selatannya. Penelitian ini dilakukan di

Jalan Malioboro Yogyakarta karena Malioboro merupakan salah satu tempat

pariwisata dan merupakan salah satu pusat perdagangan di Kota

Yogyakarta. Di Trotoar sepanjang Jalan Malioboro khususnya di trotoar

sebelah timur yang masuk dalam wilayah Kecamatan Danurejan merupakan

lokalitas PKL makanan dan minuman sedangkan di trotoar sebelah barat

Jalan Malioboro merupakan tempat PKL yang berjualan cinderamata dan

pakaian.

3. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara

Page 50: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

l

Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan cara tanya

jawab dengan pihak – pihak terkait.

b. Teknik kuesioner

Teknik kuesioner yaitu mengumpulkan data dan informasi yang

diperlukan dalam penelitian dengan cara menanyakan secara langsung

kepada PKL dan mengisi data melalui kuesioner yang dibagikan kepada

PKL.

c. Observasi atau Pengamatan

Observasi atau pengamatan yaitu mengumpulkan data dengan cara

melakukan pengamatan secara langsung terhadap PKL dan lokasi

penelitian.

d. Studi Pustaka

Studi Pustaka yaitu pengumpulan data teori yang berhubungan

dengan masalah yang diteliti.

4. Populasi, Sampel dan Metode Sampling

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pedagang kaki lima

makanan dan minuman di trotoar sebelah timur Jalan Malioboro

Yogyakarta. Berdasarkan data yang diperoleh dari Kecamatan Danurejan

jumlah PKL makanan dan minuman di trotoar sebelah timur Jalan

Malioboro adalah sebanyak 112 PKL. Berdasarkan tabel ukuran sampel,

jumlah sampel yang sesuai dengan tingkat keyakinan 95 persen adalah 92

orang (Sekaran, 2006:159).

Page 51: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

li

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan

secara acak sederhana (Simple Random Sampling), seluruh individu

dalam populasi diberi kesempatan untuk dipilih menjadi anggota sampel

5. Definisi Operasional Variabel

Ada dua jenis variabel yang perlu didefinisikan untuk keperluan dalam

penelitian ini yaitu :

a. Variabel Dependen, yaitu pendapatan

1) Pengertian

Pendapatan dalam penelitian ini adalah pendapatan bersih

2) Satuan

Pengukuran variabel ini dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp)

3) Cara Mengukur

a) Pedapatan bersih ini diperoleh dari total penerimaan (TR)

dikurangi dengan total biaya (TC), diukur dalam satuan rupiah.

b) Penerimanan Total (TR)

Penerimaan total adalah seluruh penerimaan yang diterima dari

makanan dan minuman yang terjual dikalikan dengan harga

makanan dan minuman tersebut, diukur dalam satuan rupiah.

c) Biaya Total (TC)

Biaya total adalah seluruh biaya yang dikeluarkan dalam

kegiatan berdagang makanan dan minuman, diukur dalam

satuan rupiah.

Page 52: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

lii

1. Biaya tetap (TFC) adalah biaya yang dikeluarkan pertama

kali ketika mulai berdagang, berupa biaya alat – alat yang

diperlukan untuk usaha berdagang makanan dan minuman,

diukur dalam satuan rupiah.

2. Biaya variabel (TVC) adalah biaya yang dikeluarkan setiap

kali memproduksi / melakukan kegiatan berdagang makanan

dan minuman, berupa biaya yang dikeluarkan untuk membeli

bahan baku dan bahan penolong serta keperluan lain, diukur

dalam satuan rupiah.

b. Variabel independen, meliputi :

a. Lama Usaha

1) Pengertian

Jangka waktu yng telah ditempuh PKL dalam menjalankan

usaha berdagang di Jalan Malioboro Yogyakarta sampai dengan

penelitian ini dilakukan.

2) Satuan

Pengukuran variabel ini dinyatakan dalam satuan tahun.

3) Cara Mengukur

Menghitung jangka waktu pedagang kaki lima makanan dan

minuman berjualan di Jalan Malioboro Yogyakarta.

b. Jumlah Tenaga Kerja

1) Pengertian

Page 53: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

liii

Jumlah tenaga kerja adalah banyaknya tenaga kerja yang terlibat

dalam kegiatan produksi maupun penjualan makanan dan

minuman, yang meliputi tenaga kerja yang dibayar dan tenaga

kerja yang tidak dibayar (keluarga,pemilik).

2) Satuan

Pengukuran variabel ini dinyatakan dalam satuan jumlah orang.

3) Cara Mengukur

Menghitung jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam kegiatan

berdagang makananan dan minuman di trotoar sebelah timur

Jalan Malioboro Yogyakarta.

c. Luas Kapling

1) Pengertian

Kapling adalah tempat yang digunakan pedagang kaki lima

makanan dan minuman di trotoar sebelah timur Jalan Malioboro

Yogyakarta.

2) Satuan

Pengukuran variabel ini dinyatakan dalam satuan m2.

3) Cara Mengukur

Menghitung luas kapling yang dipakai Pedagang Kaki Lima

untuk berdagang makanan dan minuman di trotoar sebelah timur

Jalan Malioboro Yogyakarta.

d. Waktu Dagang

1) Pengertian

Page 54: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

liv

Waktu dagang adalah waktu disaat PKL melakukan kegiatan

berdagang yaitu waktu siang hari atau malam hari.

2) Satuan

Pengukuran variabel ini dinyatakan dalam satuan siang hari dan

malam hari.

3) Cara Mengukur

Pengukuran variabel waktu dagang menggunakan variabel

dummy, dimana PKL makanan dan minuman lesehan di malam

hari dinilai D = 0, sedangkan PKL makanan dan minuman

angkringan di siang hari dinilai D = 1

6. Metode Analisis Data

1. Uji Pemilihan Model

a. Uji MWD

Pemilihan bentuk fungsi model empirik merupakan masalah

empirik (empirical question) yang sangat penting. Hal ini karena teori

ekonomi tidak secara spesifik menunjukkan bentuk fungsi suatu

model empirik dinyatakan dalam bentuk linear atau log-linear atau

bentuk fungsi lainnya. Oleh karena itu, dalam melakukan studi

empiris sebaiknya model yang akan digunakan diuji dulu, apakah

sebaiknya menggunakan bentuk linear ataukah log-linear (Insukindro

et al., 2003: 14).

Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam pemilihan

bentuk fungsi model empirik antara lain metode transformasi Box-

Page 55: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

lv

Cox, metode yang dikembangkan MacKinnon, White, dan Davidson

atau lebih dikenal dengan MWD test, metode Bara dan McAleer atau

dikenal dengan B-M test dan metode yang dikembangkan Zarembka

(Modul Laboratorium Ekonometrika, 2006: 80). Dalam penelitian ini

akan menggunakan metode yang dikembangkan Mac Kinnon, White

dan Davidson pada tahun 1983 yang lebih dikenal dengan MWD test.

Untuk dapat menerangkan uji MWD, maka langkah pertama

adalah membuat dua model regresi dengan asumsi:

Model regresi 1: Linier

Y = β0 + β1X1 + β2 X2 + β 3X3 + β 4D1 + Ui …….(3.1)

Model regresi 2: Log-Linear

LnY = β0 + β1 LnX1 + β2 LnX2 + β3 LnX3 + β 4D1 + Ui …..(3.2)

Keterangan :

Y = Pendapatan

X1 = Variabel Lama Usaha

X2 = Variabel Jumlah Tenaga Kerja

X 3 = Variabel Luas Kapling

D1 = Variabel Waktu Dagang

= Koefisien Intersep

= Koefisien Lama Usaha

= Koefisien Jumlah Tenaga Kerja

= Koefisien Luas Kapling

= Koefisien Waktu Dagang

Page 56: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

lvi

= Variabel penganggu

Dari persamaan (3.1) dan (3.2) di atas, selanjutnya akan

diterapkan MWD test. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

a. Melakukan regresi terhadap persamaan (3.1) kemudian kita

dapatkan nilai fitted dari Y dan kita namai dengan YF.

b. Melakukan regresi terhadap persamaan (3.2) kemudian kita

dapatkan nilai fitted dari LY dan kita namai dengan LYF.

c. Mencari nilai Z1 dengan cara mengurangkan nilai log dari YF

dengan LYF.

d. Mencari nilai Z2 dengan cara mengurangkan nilai antilog dari LYF

dengan YF.

e. Melakukan regresi dengan persamaan (3.1) dengan menambahkan

variabel Z1 sebagai variabel penjelas.

Y = β0 + β1X1 + β2 X2 + β 3X3 + β 4D1 + + β5Z1+ Ui .........(3.3)

Bila Z1 signifikan secara statistik maka kita menolak model yang

benar adalah linear atau dengan kata lain, bila Z1 signifikan, maka

model yang benar adalah log-linear.

f. Melakukan regresi dengan persamaan (3.2) dengan menambahkan

variabel Z2 sebagai variabel penjelas.

LnY = β0 + β1 LnX1 + β2 LnX2 + β3 LnX3 + β 4 LD1 + + β5Z2 + Ui …(3.4)

Bila Z2 signifikan secara statistik maka kita menolak model yang benar

adalah log-linear atau dengan kata lain, bila Z2 signifikan maka model

yang benar adalah linear.

Page 57: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

lvii

b. Metode Regresi Log-Linier

Untuk menguji hipotesis, seberapa besar pengaruh lama usaha,

jumlah tenaga kerja, luas kapling dan waktu dagang terhadap

pendapatan maka digunakan rumus regresi linier berganda

transformasi logaritma sebagai berikut: (Sumodiningrat, 1994;78)

LnY = β0 + β1 LnX1 + β2 LnX2 + β 3 LnX3 + β 4D1+ Ui

Dimana :

LnY = Pendapatan

LnX1 = Variabel Lama Usaha

LnX2 = Variabel Jumlah Tenaga Kerja

LnX 3 = Variabel Luas Kapling

D1 = Variabel Waktu Dagang

= Koefisien Intersep

= Koefisien lama usaha

= Koefisien Jumlah Tenaga Kerja

= Koefisien Luas Kapling

= Koefisien Waktu Dagang

= Variabel penganggu

Selanjutnya terhadap hasil analisis regresi dengan model

tersebut dilakukan uji statistik dan uji asumsi. Uji statistik meliputi uji

F, uji Determinasi dan uji t. uji asumsi meliputi uji autokorelasi, uji

multikolienaritas dan uji hetroskedastisitas.

Page 58: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

lviii

2. Uji Statistik

Uji statistik dilakukan untuk mengetahui kebenaran atau

kepalsuan dari hipotesis nol. Ada tiga uji statistik yang dilakukan :

a. Uji t

Uji t adalah pengujian terhadap koefisien regresi secara parsial

untuk mengetahui segnifikansi masing-masing variable independen

terhadap variabel dependen. Adapun langkah-langkah pengujian

sebagai berikut:

1) Menentukan hipotesis

Ho : KN;t 2α -

Ha :

2) Menentukan tingkat signifikan yang pada umumnya 95% atau pada

α = 0.05 sehingga diperoleh nilai t tabel kemudian membandingkan

t hitung dengan t tabel.

3) Kriteria pengujian

Gambar 3.1 Daerah Kritis Uji t.

H0 ditolak H0 diterima

KN;t 2α -α 2-t ;N K-

H0 ditolak

Page 59: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

lix

a) Jika t hitung < t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak berarti

variabel independen tidak mempengaruhi variabel dependen

secara signifikan.

b) Jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima berarti

variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara

signifikan.

4) Menentukan nilai t hitung

t hitung =

Dimana;

= koefisien regresi

= standar error

5) Kesimpulan

Ho diterima atau ditolak.

b. Uji F (Uji secara bersama-sama)

Yaitu pengujian untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel-

variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama,

langkah-langkahnya sebagai berikut (Gujarati, 1995;120)

1) Menentukan hipotesis sebagai berikut

Ho : 0321 === bbb

Ha : ¹¹¹ 321 bbb 0

Menentukkan tingkat signifikansi 95% atau pada α=0.05 sehingga

diperoleh nilai F tabel kemudian membandingkan nilai F hitung

dengan F tabel

Page 60: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

lx

Ho diterima Ho ditolak

F (a; K-1; N-K

2) Ketentuan pengujian:

Gambar 3.2 Daerah Kritis Uji F

a) Jika F hitung < F tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak berarti

secara bersama-sama variabel independen tidak mempengaruhi

variabel dependen secara signifikan.

b) Jika F hitung > F tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima berarti

secara bersama-sama variabel independen mempengaruhi

variabel dependen secara signifikan.

4) Menentukan nilai F hitung dengan rumus:

F hitung =

Dimana:

= koefisien determinasi.

k = banyaknya koefisien regresi

N = jumlah observasi

5) Kesimpulan

Dengan membandingan antara langkah 4 dan pengujian

pada langkah 3

Page 61: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

lxi

c. Uji koefisien determinasi

Bertujuan untuk mengetahui tingkat ketepatan yang paling

baik dalam analisis regresi yang ditunjukkan oleh besarnya

koefisien determinasi (R2 adjusted) antara nol dan satu. Koefisien

determinasi nol berarti varabel independen sama sekali tidak

berpengaruh terhadap variabel dependen, bila mendekati satu

berarti variabel independen berpengaruh sangat kuat terhadap

variabel dependen.

R2 = 1kN

)kN/()}R1(1{ 2

-----

Dimana : R2 = koefisien determinasi

N = jumlah observasi

K = jumlah variabel

3. Uji Asumsi Klasik

Persamaan yang baik dalam ekonometrika harus memiliki sifat

BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) (Gujarati,1999:153). Untuk

mengetahui apakah persamaan sudah memiliki sifat BLUE maka perlu

dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi multikolinearitas,

heteroskedasitas dan autokorelasi. Uji asumsi klasik yang digunakan

adalah :

Page 62: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

lxii

a. Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas adalah suatu keadaan dimana terdapat

hubungan yang yang linier atau mendekati linier antara variabel-

variabel penjelas. Akibat adanya multikolinieritas sempurna, r2xi, xj = 1,

adalah koefisien yang diestimasi tidak dapat ditentukan dan standar

error dari koefisien menjadi sangat besar.

Untuk mendeteksi adanya multikolinieritas digunakan regresi

auxiliary, yaitu membandingkan koefisien determinasi Regresi asal

(Ra2) dengan koefisien determinasi regresi antar variabel independen

(R2), Ra2 lebih besar dari R2 maka tidak terdapat masalah

multikolinieritas di dalam model.

b. Uji Heteroskedasitas

Asumsi dari model regresi linier klasik adalah kesalahan pengganggu

mempunyai varians yang sama. Apabila asumsi tersebut tidak

terpenuhi maka akan terjadi heteroskedastisitas yaitu suatu keadaan

dimana varians dari kesalahan pengganggu tidak sama untuk semua

nilai variabel bebas. Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan

untuk mendeteksi heteroskedastisitas dalam model empiris yaitu uji

Park, uji Glejser, uji White, dan uji Breusch-Pagan-Godfrey.

Pengujian heteroskedastisitas dalam penelitian ini akan menggunakan

uji Glejser.

Page 63: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

lxiii

c. Autokorelasi

Suatu model dikatakan terdapat autokorelasi apabila terjadi

korelasi serial error term variabel pengganggu serangkaian observasi.

Untuk menguji ada tidaknya autokorelasi dalam model digunakan

Langrange Multiplier-test, yaitui berupa regresi atas semua variabel

independen dalam persamaan model regresi diatas dan variabel lag-1

dari nilai residual dari hasil regresi model. Sehingga dari regresi

tersebut akan didapat nilai R2 (R-squared) kemudian dimasukkan

dalam rumus ( t -1)R2 , dimana t adalah jumlah observasi .

Kemudian dilakukan pengujian dengan hipotesa sebagai berikut : Ho

:r = 0, tidak ada masalah autokorelasi.

Ha : r ¹ 0, terdapat masalah autokorelasi.

Jika ( t -1)R2 > dari X2 (0,05), berarti terdapat masalah autokorelasi.

Namun jika sebaliknya maka tidak terjadi masalah autokorelasi

Page 64: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

lxiv

BAB 1V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian

1. Aspek Geografis

Kota Yogyakarta merupakan kota besar di Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta. Kota Yogyakarta yang juga dikenal dengan sebutan

kota gudeg dan kota pelajar, merupakan sebuah dataran rendah yang

terletak di daerah lereng Gunung Merapi memiliki ketinggian sekitar 100

meter di atas permukaan air laut. Kota Yogyakarta memiliki luas sekitar

32,5 km2, terletak antara 110024’19’’ – 110028’53’’ Bujur Timur dan antara

70036’ – 70056’ Lintang Selatan. Terdapat 3 sungai yang mengalir dari arah

utara ke selatan yaituSungai Gajahwong yang mengalir di bagian timur

kota, Sungai Code di bagian tengah dan Sungai Winongo di bagian barat

kota.

Secara administratif Kota Yogyakarta terdiri dari 14 kecamatan

yaitu Kecamatan Mantrijeron, Kraton, Kecamatan Mergangsan,

Kecamatan Umbulharjo, Kecamatan Kotagede, Kecamatan

Gondokusuman, Kecamatan Danurejan, Kecamatan Pakualamam,

Kecamatan Gondomanan, Kecamatan Ngampilan, Kecamatan Wirobrajan,

Kecamatan Gedongtengen, Kecamatan Jetis, Kecamatan Tegalrejo. Batas

wilayah Kota Yogyakarta adalah :

a. Sebelah Utara : Kabupaten Sleman

b. Sebelah Timur : Kabupaten Bantul dan Sleman

Page 65: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

lxv

c. Sebelah Selatan : Kabupaten Bantul

d. Sebelah Barat : Kabupaten Bantul dan Sleman

Suhu udara Kota Yogyakarta adalah rata – rata 26,60C dan rata –

rata tekanan udara 1.010,4 mb. Kelembaban udara rata – rata cukup tinggi,

tertinggi sebesar 86 persen dan terendah pada bulan sebesar 73 persen.

2. Aspek Demografis

Jumlah penduduk Kota Yogyakarta pada tahun 2005 adalah sebesar

435.236 jiwa. Jumlah penduduk tahun 2005 jika dibandingkan dengan

jumlah penduduk lima tahun sebelumnya pada tahun 2000 hasil sensus

sebesar 397.398 jiwa, berarti dalam lima tahun terakhir Kota Yogyakarta

mengalami kenaikan sebanyak 37.838 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk

Kota Yogyakarta pada tahun 2007 adalah sebesar 451,118 (Yogyakarta

Dalam Angka, 2008). Meningkatnya jumlah penduduk disebabkan oleh

urbanisasi dan pertumbuhan ekonomi. Hal ini dikarenakan untuk di

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Kota Yogyakarta merupakan kota

yang maju dan berkembang dibandingkan dengan kota – kota lainnya di

provinsi ini.

Apabila jumlah penduduk tersebut dibandingkan dengan luas

wilayah yang sebesar 32,50 km2, kepadatan penduduknya adalah sebesar

13.881 jiwa per km2. Penduduk Kota Yogyakarta tersebar di 15

kecamatan.

Page 66: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

lxvi

Tabel 4.1 Luas Wilayah,Penduduk Menurut Jenis Kelamin Pembagian

Wilayah Administrasi dan Kepadatan Penduduk Kota Yogyakarta

Tahun 2007

Kecamatan Luas Wilayah (km2)

Laki – laki (jiwa)

Perempuan (jiwa)

Jumlah Kepadatan Penduduk (jiwa/km2)

Mantrijeron Kraton Mergangsan Umbulharjo Kotagede Gondokusuman Danurejan Pakualaman Gondomanan Ngampilan Wirobrajan Gedongtengen Jetis Tegalrejo

2,611 1,40 2,31 8,12 3,07 3,99 1,10 0,63 1,12 0,82 1,76 0,96 1,70 2,91

18.168 10.511 17.223 38.703 15.834 26.733 10.848 5.888 7.310 9.438

15.596 9.592

14.711 19.840

18.806 11.794 18.431 39.630 15.943 28.299 11.522 6.155 8.493 10.584 14.969 10.594 15.125 20.378

36.974 22.305 35.654 78.333 31.777 55.032 22.370 12.043 15,803 20.022 30.565 20.186 29.836 40.218

14.166 15.932 15.435 9.647 10.351 13.792 20.336 19.116 14.110 24.417 17,366 21,027 17.551 13.821

Jumlah 32.50 220.395 230.723 451.118 13.881 Sumber : Kota Yogyakarta Dalam Angka 2008

Dengan demikian berdasarkan aspek demografis bahwa semakin

tahun jumlah penduduk kota Yogyakarta semakin bertambah maka dapat

mengimplikasikan pada keadaan dimana ceteris paribus permintaan akan

makanan dan minuman akan semakin meningkat sehingga kelangsungan

industri makanan dan minuman di Jalan Malioboro Yogyakarta tidak akan

berhenti.

3. Aspek Sosial Ekonomi

a. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Komposisi berdasarkan tingkat pendidikan adalah jumlah

penduduk menurut tingkat pendidikan yang telah dan sedang

ditempuh, dalam hal ini pendidikan formal. Berdasarkan data dari

Page 67: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

lxvii

Badan Pusat Statistik Yogyakarta, komposisi penduduk dapat dilihat

pada tabel 4.2 di bawah ini :

Tabel 4.2 Banyaknya Penduduk Umur 5 Tahun ke Atas Menurut

Pendidikan di Kota Yoyakarta Tahun 2007 (Jiwa)

No Tingkat Pendidikan Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Tamat S2/S3 Tamat PT/D-IV Tamat Akademi D-III Diploma I/II Tamat SMK Tamat SLTA Tamat SLTP Tamat Sekolah Dasar Tidak/Belum Tamat SD

4.240 42.991 20.255 5.729 44.796 140.387 70.599 73.983 48.134

Sumber : Kota Yogyakarta Dalam Angka 2008

b. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Komposisi menurut mata pencaharian merupakan jumlah

penduduk yang bekerja (usia 15 tahun ke atas) menurut pekerjaan

yang dijalaninya. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik

Yogyakarta, pada tahun 2007 jenis pekerjaan yang dijalani penduduk

Kota Yogyakarta ada berbagai macam. Pada tabel 4.3 akan

memperlihatkan banyaknya penduduk menurut mata pencaharian.

Page 68: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

lxviii

Tabel 4.3 Banyaknya Penduduk Menurut Mata Pencaharian (Usia 15

Tahun ke Atas) di Kota Yogyakarta Pada Tahun 2007 (Jiwa)

No Mata Pencaharian Jumlah 1 2 3

Pertanian Manufacture (Pertambangan, Industri, Listrik, Gas, Air dan Bangunan/Konstruksi Services) (Perdagangan, Angkutan, Keuangan, Jasa Perusahaan dan Jasa Perorangan)

786 31.847

173.881

Jumlah 206.514 Sumber : Yogyakarta Dalam Angka 2008

c. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB merupakan salah satu indikator perkembangan

perekonomian suatu daerah. Perhitungan PDRB yang dilakukan

dengan harga konstan berarti dalam perhitungan telah dihilangkan

pengaruh – pengaruh terhadap merosotnya nilai mata uang.

Perhitungan PDRB Kota Yogyakarta pada tahun 2006 - 2007

berdasarkan harga konstan 2000 dapat dilihat pada tabel 4.4 di bawah

ini :

Page 69: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

lxix

Tabel 4.4 PDRB Kota Yogyakarta Pada Tahun 2006 – 2007

(Dalam Rupiah)

No Lapangan Usaha 2006 2007 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bangunan Perdagangan, Hotel, dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Sewa dan Jasa Perusahaan Jasa – Jasa

21.351 270

529.450 60.741 362.187

1.146.083 862.341 607.748

982.333

19.209 279

539.154 64.197 390.323

1.188.152 910.568 651.968

1.012.551

PDRB 4.572.5204 4.776.401 Sumber : Yogyakarta Dalam Angka 2008

Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat dilihat bahwa pada tahun

2006 – 2007 sektor industri perdagangan, hotel dan restoran

memberikan kontribusi paling besar pada PDRB Kota Yogyakarta.

B. Statistik Deskripitif

Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap 92 kuesioner dalam

penelitian ini, diperoleh data – data antara lain mengenai pendapatan, lama

usaha, jumlah tenaga kerja, luas kapling, dan waktu berdagang. Data – data

tersebut disajikan dalam tabel di bawah ini

a. Pendapatan

Dari data pendapatan pada PKL makanan dan minuman di Jalan

Malioboro Yogyakarta pendapatan tertinggi dari 92 PKL adalah sebesar

Rp 9.550.000,00, pendapatan terendah adalah sebesar Rp 442.500,00 dan

pendapatan rata – rata sebesar Rp. 2.928.300. Distribusi frekuensinya

adalah sebagai berikut :

Page 70: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

lxx

Tabel 4.5 Distribusi Pendapatan PKL Makanan dan

Minuman di Jalan Malioboro Yogyakarta

Kelas Pendapatan (Dalam

Rupiah) Jumlah Persentase (%) 1 > 2.928.300 36 31,13 2 < 2.928.300 56 60,87 Total 92 100

Sumber : Data Primer. diolah

Keterangan :

Pendapatan di atas rata – rata = > Rp 2.928.300

Pendapatan di bawah rata – rata = < Rp 2.928.300

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa frekuensi terbesar

adalah pada pendapatan di bawah pendapatan rata - rata yaitu sebesar 56

orang (60,87%). PKL yang memiliki pendapatan rata – rata berjumlah 36

orang (31,13%).

b. Lama Usaha

Berdasarkan lama waktu pada PKL makanan dan minuman di

Jalan Malioboro Yogyakarta, diketahui bahwa waktu terlama yang sudah

dijalani PKL dalam usaha ini adalah 28 tahun sedangkan waktu tersingkat

adalah sebesar 2 tahun . Distribusi frekuensinnya adalah sebagai berikut :

Page 71: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

lxxi

Tabel 4.6 Tabel Distribusi Lama Usaha Pada PKL Makanan

dan Minuman Di Jalan Malioboro Yogyakarta.

Kelas Lama Usaha (Dalam

Tahun) Jumlah Persentase (%) 1 1 - 4 7 7,61 2 5 - 8 18 19,57 3 9 - 12 16 17,39 4 13 - 15 18 19,57 5 16 - 19 18 19,57 6 20 - 23 6 6,52 7 24 - 27 8 8,6 8 28 - 31 1 1,09 Total 92 100

Sumber : Data Primer. diolah

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari 6 kelas dengan 92

responden pada kelas pertama yang memiliki lama usaha 1 – 4 tahun

berjumlah 7 (7,61%) responden. Pada lama usaha antara 5 – 8 tahun

berjumlah 18 responden (19,57%) respoden. Responden yang memiliki

lama usaha antara 9 – 12 tahun berjumlah 16 (17,39%) responden.

Responden yang memiliki lama usaha antara 13 – 15 tahun berjumlah 18

(19,57%) responden. Responden yang memiliki lama usaha antara 16 – 19

tahun berjumlah 18 ( 19, 57%) responden. Pada lama usaha 20 – 23 tahun

berjumlah 6 (6,52%) responden. Pada lama usaha antara 24 – 27 tahun

terdapat 8 (8,6%) responden. Pada lama usaha 28 – 31 tahun terdapat 1

(1,09%) responden.

c. Jumlah Tenaga Kerja

Dari data tenaga kerja pada PKL makanan dan minuman di Jalan

Malioboro Yogyakarta diketahui bahwa tenaga kerja terbanyak adalah 10

Page 72: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

lxxii

orang dan paling sedikit 1 orang yang pada umumnya merupakan pemulik

sendiri. Distribusi frekuensinnya adalah sebagai berikut :

Tabel 4.7 Distribusi Tenaga Kerja Pada PKL Makanan dan

Minuman di Jalan Malioboro Yogyakarta

Kelas Jumlah Tenaga Kerja

(Orang) Jumlah Persentase (%) 1 1 - 2 58 63,04 2 3 - 4 21 22,83 3 5 - 6 9 9,78 4 7 - 8 2 2,17 5 9 - 10 2 2,17 Total 92 100

Sumber : Data Primer. diolah

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa dari 92 responden

terdapat 58 (63,04%) responden yang memiliki tenaga kerja antara 1 – 2

orang. Responden yang memiliki tenaga kerja antara 3 – 4 orang

berjumlah 21 (22,83%) orang. Terdapat 9 (9,78%) responden yang

memiliki tenaga kerja antara 5 – 6 orang. Terdapat 2 (2,17%) responden

yang memiliki tenaga kerja antara 7 – 8 orang. Terdapat 2 (2,17%)

responden yang memiliki tenaga kerja antara 9 – 10 orang. Hal ini

menggambarkan bahwa frekuensi tenaga kerja paling banyak adalah

antara 1 – 2 orang.

d. Luas Kapling

Berdasarkan hasil penelitian luas kapling terbesar yang digunakan

PKL makanan dan minuman di Malioboro adalah seluas 60 m2 dan kapling

terkecil adalah seluas 6 m2. Distribusi ferkuensinya adalah sebagai berikut

:

Page 73: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

lxxiii

Tabel 4.8 Distribusi Luas Kapling Pada PKL Makanan dan

Minuman di Jalan Malioboro Yogyakarta

Kelas Luas Kapling (m2) Jumlah Persentase (%)

1 1 - 7 19 20,65 2 8 - 15 33 35,87 3 16 - 23 20 21,74 4 24 - 31 11 11,96 5 32 - 39 4 4,35 6 40 - 47 1 1,09 7 48 - 55 3 3,26 8 56 - 63 1 1,09 Total 92 100

Sumber : Data Primer, diolah

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat responden yang memiliki

luas kapling anatara 1 – 7 m2 adalah berjumlah 19 (20,65%) responden.

Pada luas kapling antara 8 – 15 m2 berjumlah 33 (35,87%) responden.

Pada luas kapling antara 16 – 23 m2 berjumlah 20 (21,74%) responden.

Responden yang memiliki luas kapling antara 24 – 31 m2 berjumlah 20

(21,74%) responden, Responden yang memiliki luas kapling antara 32 –

39 m2 adalah berjumlah 4 (4,35%) responden. Responden yang memiliki

luas kapling antara 40 – 47m2 berjumlah 1 (1,09%) responden. Pada luas

kapling antara 48 – 55 m2 berjumlah 3 (3,26%) responden. Responden

yang memiliki luas kapling antara 56 – 63 m2 berjumlah 1 (1,09%)

responden.

Hal ini menggambarkan bahwa frekuensi luas kapling terbesar

antara 8 – 15 m2 maka dapt disimpulkan sebagian besar PKL makanan dan

minuman di Jalan Malioboro Yogyakarta memiliki luas kapling rata – rata

yaitu antara 8 – 15 m2.

Page 74: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

lxxiv

e. Waktu Dagang

Tabel 4.9 Distribusi Waktu Dagang Pada PKL Makanan

dan Minuman di Jalan Malioboro Yogyakarta

Waktu Dagang Jumlah Persentase

Siang 28 30,43

Malam 64 69.57

Total 92 100

Sumber : Data Primer, diolah

Waktu dagang dalam penelitian ini adalah waktu disaat PKL

melakukan kegiatan berdagang yaitu malam hari atau siang hari.

Berdasarkan hasil penelitian dari 92 sampel PKL makanan dan minuman

di Malioboro yang berjualan pada malam hari sebesar 28 PKL dan 64 PKL

berjualan di siang hari.

C. Analisis Data dan Pembahasan

1. Metode Analisis Data

a. Uji Pemilihan Model (Uji MWD)

Dalam melakukan suatu studi empirik, sebaiknya peneliti perlu

melakukan pemilihan bentuk fungsi model empirik karena teori

ekonomi tidak secara spesifik menunjukkan ataupun mengatakan

apakah sebaiknya bentuk fungsi suatu model empirik dinyatakan

dalam bentuk linear ataukah log-linear atau bentuk fungsi lainnya.

Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam pemilihan

bentuk fungsi model empirik antara lain metode transformasi Box-

Cox, metode yang dikembangkan MacKinnon, White, dan Davidson

Page 75: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

lxxv

atau MWD test, metode Bara dan McAleer atau B-M test dan metode

yang dikembangkan Zarembka (Modul Laboratorium Ekonometrika,

2006: 80).

Penelitian ini menggunakan MWD test untuk melakukan

pemilihan bentuk fungsi model, bila Z1 signifikan secara statistik,

maka kita menolak hipotesis yang menyatakan bahwa model yang

benar adalah bentuk linear atau dengan kata lain model yang benar

adalah log-linear. Bila Z2 signifikan secara statistik, maka kita

menolak hipotesis yang menyatakan bahwa model yang benar adalah

bentuk log-linear atau dengan kata lain model yang benar adalah

linear. Hasil uji MWD adalah:

1) Model Linier

Tabel 4.10 Hasil UJi MWD Linier

Dependent Variable: Y Method: Least Squares Date: 05/14/10 Time: 02:14 Sample: 1 92 Included observations: 92

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -784075.0 476182.8 -1.646.584 0.1033 X1 174508.8 37068.34 4.707.760 0.0000 X2 480986.2 109926.8 4.375.513 0.0000 X3 25175.86 23391.93 1.076.263 0.2848 D1 -78510.61 335548.1 -0.233977 0.8156 Z1 -2466932. 875710.4 -2.817.064 0.0060

R-squared 0.739682 Mean dependent var 2928332. Adjusted R-squared

0.724548 S.D. dependent var 2367811.

S.E. of regression 1242712. Akaike info criterion 3.096.648

Sum squared resid 1.33E+14 Schwarz criterion 3.113.095

Log likelihood -1.418.458 F-statistic 4.887.310 Durbin-Watson stat 1.803.396 Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber : Hasil Olahan E-Views 4.0

Page 76: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

lxxvi

Dari hasil uji MWD tersebut di atas dapat kita lihat bahwa

tingkat signifikansi dari variabel Z1 (0,0060) signifikan, Hal

tersebut berarti menolak model yang benar adalah linier.

2) Model Log-Linier

Tabel 4.11Hasil Uji MWD Log-Linier

Dependent Variable: LOG(Y) Method: Least Squares Date: 05/14/10 Time: 02:16 Sample: 1 92 Included observations: 92

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 1.169.077 0.355362 3.289.821 0.0000 LOG(X1) 0.151402 0.114630 1.320.785 0.1901 LOG(X2) 0.642026 0.127439 5.037.905 0.0000 LOG(X3) 0.720144 0.138369 5.204.503 0.0000

D1 0.059734 0.115529 0.517044 0.6065 Z2 -1.71E-07 9.57E-08 -1.784.842 0.0778

R-squared 0.774199 Mean dependent var 1.454.236

Adjusted R-squared

0.761071 S.D. dependent var 0.876722

S.E. of regression

0.428545 Akaike info criterion 1.206.154

Sum squared resid

1.579.400 Schwarz criterion 1.370.618

Log likelihood

-4.948.306 F-statistic 5.897.315

Durbin-Watson stat

2.017.779 Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber : Hasil Olahan E-Views 4.0

Dari hasil uji MWD tersebut di atas dapat kita lihat bahwa

tingkat signifikansi dari variabel Z2 (0,0778) tidak signifikan, Hal

tersebut berarti kita tidak menolak model yang benar adalah Log-

linier.

Berdasarkan hasil uji MWD di atas, dengan melihat tingkat

signifikansi dari variable Z1 yang signifikan yaitu Z1 = 0,0060 dan

Z2 tidak signifikan yaitu Z2 = 0,0778, Maka dapat disimpulkan

Page 77: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

lxxvii

bentuk fungsi model yang layak digunakan adalah model regresi

Log-linier.

Untuk menguji hipotesis menggunakan analisis regresi

linier berganda sehingga dapat mengetahui bagaimana pengaruh

lama usaha, jumlah pekerja, luas kapling dan waktu dagang

terhadap pendapatan pedagang kaki lima makanan dan minuman di

Jalan Malioboro Yogyakarta. Adapun hasil regresi dapat disajikan

dalam tabel berikut :

Tabel 4.12 Hasil Persamaan Regresi Pendapatan

Dependent Variable: LY Method: Least Squares Date: 05/14/10 Time: 02:20 Sample: 1 92 Included observations: 92

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 1.176.816 0.357109 3.295.394 0.0000

LX1 0.258128 0.099019 2.606.847 0.0108 LX2 0.581085 0.124313 4.674.382 0.0000 LX3 0.622846 0.128766 4.837.033 0.0000 D1 0.050370 0.116851 0.431061 0.6675

R-squared 0.765834 Mean dependent var 1.454.236 Adjusted R-squared

0.755068 S.D. dependent var 0.876722

S.E. of regression

0.433895 Akaike info criterion 1.220.787

Sum squared resid

1.637.905 Schwarz criterion 1.357.841

Log likelihood -5.115.622 F-statistic 7.113.298 Durbin-Watson stat

2.016.565 Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber : Hasil Olahan E-Views 4.0

Dari hasil analisa diatas diperoleh persamaan regresi sebagai

berikut :

LnY = 11,76816 + 0,258128LnX1 + 0,581085LnX2 +

0,622846LnX3 + 0,50370D1

Page 78: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

lxxviii

Se = (0,357109 ) (0,099019 ) (0,124313)

(0.128766) ( 0,116851)

t = (3,295394) ( 2,606847 ) (4,674382 )

(4,837033) (1.614296)

R2= 0,765834

Dimana :

LnY = Pendapatan PKL

LnX1 = Lama Usaha

LnX2 = Jumlah Tenaga Kerja

LnX3 = Luas Kapling

D1 = Waktu Dagang

Selanjutnya terhadap hasil analisis regresi dengan model

tersebut dilakukan uji statistik dan uji asumsi. Uji statistik meliputi

uji F, uji Determinasi dan uji t. uji asumsi meliputi uji autokorelasi,

uji multikolienaritas dan uji hetroskedastisitas. Pengujian tersebut

dilakukan untuk mengetahui apakah dugaan sementara (hipotesis)

terhadap parameter sudah sesuai secara teori dan statistik.

Koefisien variabel luas kapling pada tabel 4.8 bernilai positif yaitu

sebesar 45281,77 artinya bahwa luas kapling mempunyai pengaruh

yang positif terhadap pendapatan PKL . Hal ini berarti sesuai

dengan hipotesis.

Page 79: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

lxxix

b. Uji Statistik

1) Uji t (Uji secara individu)

Uji t adalah uji secara individual semua koefisien regresi

yang bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh dari masing-

masing variabel independen terhadap variabel dependennya. Hasil

pengujian statistik t akan didapat hasil sebagai berikut:

a) Jika │t hitung│<│t tabel│pada tingkat signifikan 5% maka

Ho diterima dan Ha ditolak, artinya variabel independen tidak

mempengaruhi variabel dependen secara signifikan.

b) Jika │t hitung│>│t tabel│pada tingkat signifikan 5%, maka

Ho ditolak dan Ha diterima, artinya variabel independen

mempengaruhi variabel dependen secara signifikan.

Berikut ini adalah hasil pengujian parameter individual

dengan tingkat signifikan 5%

Tabel 4.13 Hasil Uji t

(α = 5%)

Variabel t-statistik Prob Kesimpulan LnX1 2,606847 0.0108 Signifikan LnX2 4,674382 0.0000 Signifikan LnX3 4,837033 0.0000 Signifikan

D1 1.614296 0.6675 Tidak Signifikan Sumber : Hasil Olahan E-Views 4.0 a) Koefisien regresi dari LnX1 (lama usaha) mempunyai t hitung

│2,606847│>│1.986│dimana nilai probabilitasnya 0.0108 <

0.05, maka koefisien regresi tersebut signifikan pada tingkat

Page 80: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

lxxx

signifikansi 5%. Dengan kata lain, lama usaha secara statistik

penting (berpengaruh terhadap pendapatan).

b) Koefisien regresi dari LnX2 (jumlah tenaga kerja) mempunyai

t hitung │4,674382│>│1.986│dimana nilai probabilitasnya

0.0000 < 0.05, maka koefisien regresi tersebut signifikan pada

tingkat signifikansi 5%. Dengan kata lain, jumlah tenaga kerja

secara statistik penting (berpengaruh terhadap pendapatan).

c) Koefisien regresi dari variasi LnX3 (luas kapling) mempunyai

t hitung │4,837033│>│1.986│dimana nilai probabilitasnya

0.0000 < 0.05, maka koefisien regresi tersebut signifikan pada

tingkat signifikansi 5%. Dengan kata lain, luas kapling secara

statistik penting (berpengaruh terhadap pendapatan).

d) Koefisien regresi dari D1 (waktu dagang) mempunyai t hitung

│1.614296│<│1.986│dimana nilai probabilitasnya 0,6675 >

0.05, maka koefisien regresi tersebut tidak signifikan pada

tingkat signifikansi 5%. Dengan kata lain, waktu dagang secara

statistik tidak penting (tidak berpengaruh terhadap

pendapatan).

2) Uji Signifikansi Bersama-sama (Uji F)

Uji F adalah uji untuk mengetahui besarnya pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama-

sama. Jika nilai probabilitas F hitung lebih besar dari 0.05, maka

Ho diterima yang berarti bahwa secara bersama-sama variabel

Page 81: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

lxxxi

independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen pada

tingkat signifikansi 5%. Sebaliknya, jika nilai Probabilitas F hitung

lebih kecil dari 0,05, maka Ho ditolak yang berarti bahwa secara

bersama-sama variabel independen berpengaruh secara signifikan

terhadap variabel dependen pada tingkat signifikansi 5%. Dari hasil

pengolahan diperoleh

Probabilitas F hitung = 0,000000 < 0,05

Jadi Ho ditolak dan Ha diterima (semua koefisien regresi

secara bersama – sama signifikan pada tingkat 5%. Ini berarti

faktor lama usaha, jumlah tenaga kerja, luas kapling dan waktu

dagang secara bersama – sama berpengaruh nyata terhadap

pendapatan PKL.

3) Uji Goodness of Fit atau Koefisien Determinasi (R2)

Uji Goodness of Fit digunakan untuk mengetahui seberapa

jauh variasi dari variabel bebas dapat menerangkan dengan baik

variasi dari variabel terikat. Jika R2 mendekati nol, maka variabel

bebas tidak menerangkan dengan baik variasi dari variabel

terikatnya. Jika R2 mendekati 1, maka variasi dari variabel tersebut

dapat menerangkan dengan baik dari variabel terikatnya.

Dari hasil estimasi di atas diketahui nilai koefisien

determinasi (R2) sebesar 0,765834. Ini berarti 76,58% variasi

variabel dependen (pendapatan) dapat dijelaskan oleh variabel

independennya (lama usaha, jumlah tenaga kerja , luas kapling dan

Page 82: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

lxxxii

waktu dagang), sedangkan sisanya (1-R2) yaitu 23,42% disebabkan

oleh variabel lain yang tidak ada dalam model.

c. Uji Asumsi Klasik

Persamaaan yang baik dalam ekonometrika harus memiliki

sifat BLUE ( Best Linear Unbiased Estimator ) (Gujarati,1999:153).

Untuk mengetahui apakah persamaan sudah memiliki sifat BLUE

maka perlu dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi

multikolinearitas, heteroskedastisitas dan autokorelasi. Uji asumsi

klasik yang digunakan adalah :

1) Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas merupakan suatu keadaan dimana terjadi

satu atau lebih variabel bebas yang berkorelasi sempurna atau

mendekati sempurna dengan variabel lainnya. Akibat adanya

multikolinieritas sempurna adalah koefisien yang diestimasikan

tidak dapat ditentukan dan standar error dari koefisien menjadi

sangat besar

Salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya multikolinieritas

adalah dengan Regresi Auxiliary, yaitu membandingkan nilai koefisien

determinasi regresi awal R2a dengan R2 antar variable independen.

Apabila nilai R2a > R2 berarti tidak terjadi gejala multikolinearitas.

Apabila nilai R2a < R2 berarti terjadi gejala multikolinearitas.

Tabel 4.14 Hasil Regresi Auxiliary untuk Mendeteksi Multikolinieritas

Page 83: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

lxxxiii

Variabel R2 Tanda R2awal Keterangan

LnX1-LnX2-LnX3-D1 0,364082

< 0,765834

Tidak terjadi multikolinieritas

LnX2-LnX1-LnX3-D1 0,623486

< 0,765834

Tidak terjadi multikolinieritas

LnX3-LnX1-LnX2-D1 0,658849 < 0,765834 Tidak terjadi multikolinieritas

D1-LnX1-LnX2-LnX3 0,285710 < 0,765834 Tidak terjadi multikolinieritas

Sumber : Hasil olahan E-Views 4.0

Dari hasil perhitungan diperoleh nilai R2 antara variabel-variabel

independen yang ditunjukkan dalam tabel diatas lebih kecil dari nilai R2a

(awal) hasil dari perhitungan regresi awal. Dapat diambil kesimpulan

bahwa pada model regresi yang ditaksir tidak terdapat masalah

multikolinearitas.

2) Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas terjadi jika gangguan muncul dalam

fungsi regresi yang mempunyai varian yang tidak sama sehingga

penaksir OLS tidak efisien, baik dalam sampel kecil maupun

sampel besar. Beberapa metode untuk mendeteksi

heteroskedastisitas yaitu uji Park, uji Glejser, uji White, dan uji

Breusch-Pagan-Godfrey.

Pengujian heteroskedastisitas dalam penelitian ini akan

menggunakan uji Glejser. Hasil pengujian heteroskedastisitas

dengan uji Glejser tersebut dapat dilihat pada tabel 4.17 sebagai

berikut:

Tabel 4.15 Hasil Uji Glejser Untuk Mendeteksi Heteroskedastisitas

Page 84: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

lxxxiv

Dependent Variable: RESABS Method: Least Squares Date: 05/14/10 Time: 02:23 Sample: 1 92 Included observations: 92

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.422499 0.213159 1.982081 0.0506 LX1 0.027387 0.059105 0.463363 0.6443 LX2 0.093130 0.074202 1.255076 0.2128 LX3 -0.084799 0.076861 -1.103277 0.2729 D1 0.000800 0.069748 0.011468 0.9909

R-squared 0.025593 Mean dependent var 0.336059 Adjusted R-squared -0.019207 S.D. dependent var 0.256541 S.E. of regression 0.258993 Akaike info criterion 0.188781 Sum squared resid 5.835717 Schwarz criterion 0.325835 Log likelihood -3.683935 F-statistic 0.571272 Durbin-Watson stat 2.143758 Prob(F-statistic) 0.684173

Sumber : Hasil Olahan E-Views 4.0

Berdasarkan dari hasil estimasi dengan menggunakan uji

Glejser tidak terjadi masalah Heteroskedastisitas. Hal ini dapat

dilihat dari nilai probabilitas masing – masing variabel independen

yang tidak signifikan atau lebih besar dari 5 % yang berarti model

ini tidak mengalami Heteroskedastisitas.

3) Uji Autokorelasi

Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai adanya korelasi

antar unsur-unsur variabel pengganggu sehingga penaksir tidak lagi

efisien baik dalam sampel kecil ataupun sampel besar. Dalam

penelitian ini untuk mendeteksi ada tidaknya masalah autokorelasi

akan digunakan Lagrange Multiplier Test.

Uji ini dilakukan dengan meregresi semua variabel bebas

dan variabel tak bebas, kemudian dilakukan uji Breusch Godfrey

terhadap residu dari hasil model tersebut. Dari model tersebut akan

Page 85: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

lxxxv

diperoleh nilai (n-1) R 2 untuk kemudian dibandingkan dengan

X 2 dengan derajat kebebasan 1 dalam tabel statistik Chi Square

menggunakan tingkat signifikansi 5%.

Kriteria pengujiannya adalah jika nilai probabilitas obs*R-

squared lebih besar dai 0,05, maka tidak terdapat masalah

autokorelasi dan sebaliknya bila nilai probabilitas obs*R-squared

lebih kecil dari 0,05, maka terdapat autokorelasi.

Tabel 4.16 Hasil uji LM Untuk Mendeteksi Autokorelasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 0.010580 Probability 0.918313 Obs*R-squared 0.011317 Probability 0.915280

Test Equation: Dependent Variable: RESID Method: Least Squares Date: 05/14/10 Time: 02:25 Presample missing value lagged residuals set to zero.

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.004881 0.362279 0.013474 0.9893 LX1 -0.001606 0.100803 -0.015928 0.9873 LX2 0.001242 0.125608 0.009891 0.9921 LX3 -0.000541 0.129611 -0.004171 0.9967 D1 -0.000729 0.117735 -0.006195 0.9951

RESID(-1) -0.011290 0.109763 -0.102860 0.9183

R-squared 0.000123 Mean dependent var -7.23E-15 Adjusted R-squared -0.058009 S.D. dependent var 0.424252 S.E. of regression 0.436384 Akaike info criterion 1.242404 Sum squared resid 16.37704 Schwarz criterion 1.406868 Log likelihood -51.15056 F-statistic 0.002116 Durbin-Watson stat 1.993246 Prob(F-statistic) 0.999999

Sumber : Hasil Olahan E-Views 4.0

Dari analisis yang telah dilakukan, didapat nilai probabilitas

obs*R-squared adalah 0,9183 yang lebih besar dari 0,05. Karena

nilai probabilitas obs*R-squared lebih besar dari 0,05 maka tidak

terdapat autokolerasi.

Page 86: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

lxxxvi

2. Interprestasi Hasil Secara Ekonomi

Dari hasil analisa dan pembahasan di atas dapat diinterprestasikan

bahwa secara ekonomi pendapatan pada industria PKL makanan dan

minuman di Jalam Maliobo Yogyakarta sebagai berikut :

1. Pengaruh Lama Usaha Terhadap Pendapatan

Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel lama usaha dengan

tingkat signifikansi 5% berpengaruh signifikan dan positif terhadap

pendapatan PKL makanan dan minuman di Jalan Malioboro Yogyakarta.

Koefisien variabel lama usaha diperoleh hasil sebesar 0,258128. Nilai

koefisien regresi tersebut memberikan makna bahwa pada kondisi cateris

paribus, jika lama usaha meningkat 1 persen maka pendapatan PKL akan

meningkat sebesar 0,258128 persen.

Semakin lama umur usahanya maka akan menyebabkan semakin

tinggi pula pendapatan. Semakin lama umur usahanya semakin banyak

konsumen yang mempunyai sifat langganan serta sejalan dengan

bertambahnya pengalaman kerja maka akan bertambah pula pengetahuan

dan keterampilan PKL dalam melaksanakan pekerjaannya karena

pemgusaan situasi dan kondisi dalam menghadapi calon pelanggan yang

bervariasi semakin baik.

2. Pengaruh Jumlah Tenaga Kerja Tehadap Pendapatan

Page 87: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

lxxxvii

Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel jumlah tenaga kerja

dengan tingkat signifikansi 5% berpengaruh signifikan dan positif

terhadap pendapatan PKL makanan dan minuman di Jalan Malioboro

Yogyakarta. Koefisien variabel jumlah tenaga kerja diperoleh hasil

sebesar 0,581085. Nilai koefisien regresi tersebut memberikan makna

bahwa pada kondisi cateris paribus, jika jumlah tenaga kerja meningkat 1

persen maka pendapatan PKL akan meningkat sebesar 0,581085 persen.

Setiap penambahan tenaga kerja maka akan dapat meningkatkan

kualitas pelayanan misalnya dalam kecepatan memasak menu yang

dipesan konsumen, serta kecepatan penyajian masakan karena terdapat

tenaga kerja yang cukup untuk menyelesaikan pekerjaan. Hal ini akan

berpengaruh terhadap peningkatan konsumen dan akan berpengaruh

terhadap kenaikan pendapatan PKL makanan dan minuman di Jalan

Malioboro Yogyakarta.

3. Pengaruh Luas Kapling Terhadap Pendapatan

Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel luas kapling dengan

tingkat signifikansi 5% berpengaruh signifikan dan positif terhadap

pendapatan PKL makanan dan minuman di Jalan Malioboro Yogyakarta.

Koefisien regresi variabel luas kapling diperoleh hasil sebesar 0,622846.

Nilai koefisien regresi tersebut memberikan makna bahwa pada kondisi

cateris paribus, jika luas kapling meningkat 1 persen maka pendapatan

PKL akan mengalami peningkatan sebesar 0,622846 persen.

Page 88: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

lxxxviii

Dengan tempat yang lebih luas maka dapat menampung pembeli

lebih banyak. Dengan kapling yang lebih luas juga lebih memberikan

kenyamanan bagi pembeli.

4. Pengaruh Waktu Dagang Terhadap Pendapatan

Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel waktu dagang dengan

tingkat signifikansi 5% tidak signifikan terhadap pendapatan PKL

makanan dan minuman di Jalan Malioboro Yogyakarta. Hal ini berarti

waktu dagang tidak berpengaruh terhadap pendapatan PKL makanan dan

minuman di Jalan Malioboro Yogyakarta. Terdapat PKL yang buka dasar

di siang hari dan ada PKL yang buka dasar di malam hari,variabel waktu

dagang ternyata bukan merupakan faktor pembeda yang membedakan

besarnya pendapatan yang diperoleh PKL di Jalan Malioboro. Hal ini

dikarenakan tidak ada perbedaan tingkat keramaian antara siang hari dan

malam hari di jalan Malioboro. Kawasan Malioboro merupakan daerah

perdagangan, perkantoran, pertokoan, pasar dimana aktivitas – aktivitas

perekonomian tersebut berjalan pada siang. Sementara pada malam hari

jalan Malioboro merupakan daerah wisata yang mempunyai kekhasannya

tersendiri. Selain itu juga festival – festival yang diadakan di jalan

Malioboro diselenggarakan dimalam hari seperti lomba lukis yang

diadakan pada tanggal 28 Oktober 2009 saat memperingati hari sumpah

pemuda.

Page 89: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

lxxxix

BAB V

PENUTUP

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap

92 PKL makanan dan minuman di Jalan Malioboro

Yogyakarta , maka dapat diambil kesimpulan dan saran

sebagai berikut:

A. KESIMPULAN

1. Dengan tingkat signifikansi 5%, lama usaha tebukti berpengaruh positif

dan signifikan terhadap pendapatan PKL . Hal ini berarti hipotesis yang

menyatakan bahwa lama usaha berpengaruh positif dan signifikan

terhadap pendapatan terbukti.

2. Dengan tingkat signifikansi 5%, jumlah tenaga kerja tebukti berpengaruh

positif dan signifikan terhadap pendapatan PKL . Hal ini berarti hipotesis

yang menyatakan bahwa jumlah tenaga kerja berpengaruh positif dan

signifikan terhadap pendapatan terbukti.

3. Dengan tingkat signifikansi 5%, luas kapling tebukti berpengaruh positif

dan signifikan terhadap pendapatan PKL. Hal ini berarti hipotesis yang

menyatakan bahwa luas kapling berpengaruh positif dan signifikan

terhadap pendapatan terbukti.

4. Dengan tingkat signifikansi 5%, waktu dagang tebukti tidak berpengaruh

signifikan terhadap pendapatan PKL . Hal ini berarti hipotesis yang

menyatakan bahwa waktu dagang berpengaruh positif dan signifikan

terhadap pendapatan tidak terbukti, sehingga tidak ada perbedaan

perbedaan pendapatan antara PKL yang buka dasar di siang hari atau

Page 90: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

xc

PKL yang buka dasar di malam hari karena tidak ada perbedaan tingkat

keramaian Malioboro saat siang hari dan Malioboro saat malam hari.

B. SARAN

1. Untuk meningkatkan pendapatan PKL dapat menambah lama usaha..

Semakin lama usahanya semakin banyak konsumen yang mempunyai sifat

langganan serta sejalan dengan bertambahnya pengalaman kerja maka

akan bertambah pula pengetahuan dan keterampilan sehingga dapat

meningkatkan produktifitas yang ditunjukan antara lain dengan pelayanan

yang lebih cepat, pelayanan yang lebih baik. Jadi semakin lama umur

usahanya maka akan menyebabkan semakin tinggi pula pendapatan

2. Untuk meningkatkan pendapatan PKL dapat menambah tenaga kerja

selama tamabahan upah yang harus dikeluarkan karena penambahan

tenaga kerja masih lebih kecil daripada tambahan pendapatan yang

diterima karena penambahan tenaga kerja tersebut sehingga justru tidak

akan menurunkan pendapatan. Setiap penambahan tenaga kerja maka akan

dapat meningkatkan kualitas pelayanan misalnya dalam kecepatan

memasak menu yang dipesan konsumen, serta kecepatan penyajian

masakan karena terdapat tenaga kerja yang cukup untuk menyelesaikan

pekerjaan. Hal ini akan berpengaruh terhadap peningkatan konsumen dan

akan berpengaruh terhadap kenaikan pendapatan

3. Untuk meningkatkan pendapat PKL dapat menambah luas kapling.

Dengan tempat yang lebih luas maka dapat menampung pembeli lebih

banyak. Dengan kapling yang lebih luas juga lebih memberikan

Page 91: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

xci

kenyamanan bagi pembeli. Akan tetapi kapling di Trotoar Jalan Malioboro

ini tidak dapat diperluas lagi karena tempat yang terbatas sehingga PKL

sudah tidak dapat lagi memperluas kaplingnya. Cara yang antara lain bisa

dilakukan PKL adalah dengan mengoptimalkan jumlah meja sehingga

supaya dapat menampug pembeli yang lebih banyak.

Page 92: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

xcii

DAFTAR PUSTAKA

Bambang Supriyadi.2007.Implementasi Kebijakan Pemberdayaan Sektor Informal (Studi Kasus Implementasi Peraturan Daerah Kota Surabaya No.17 Tahun 2003 Tentang Pembinaan Pedagang Kaki Lima Di Kota Surabaya).Malang:Tesis Universitas Brawijaya

Damodar Gujarati.1999. Ekonomtrika Dasar. Jakarta : Airlangga Djarwanto.2000. Pokok – Pokok Metode Riset dan Bimbingan Teknis

Penulisan Skripsi. Yogyakarta : Liberty Fransiska.R.Korompis.2005.Pemberdayaan Sektor Informal : Studi Tentang

Pengelolaan Pedagang Kaki Lima dan Kontribusinya Terhadap Penerimaan PAD Di Kota Manado.Manado:Tesis Universitas Sam Ratulangi

Gujarati,Damodar.2003.Basic Econometric.Jakarta:Erlangga Imbang Sutrisno.2006.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan

Pedagang Kaki Lima Kota Surakarta.Surakarta:Skripsi FE UNS Manning,Chris,Tatjudin Noer Effendi.1985.Urbanisasi, Pengangguran, dan

Sektor Informal Di Kota.Jakarta:Gramedia Mceachern,William A.2001.Ekonomi Mikro.Jakarta: Salemba Empat Ririn Tri Rahmawati.2008.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keuntungan

Pedagang Kaki Lima (Studi Kasus Di Seputaran Alun-Alun Kota Madiun).Surakarta:Skripsi FE

Sadono Sukirno.2002.Pengantar Teori Mikro Ekonomi.Jakarta: Raja Grafindo

Persada Simanjuntak,Payaman.1985.Pengantar Ekonomi Sumber Daya

Manusia.Jakarta:FE UI Sugiyono.2001. Statistik Nonparametris Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta Th.A.M.Harsiwi.2002.Dampak Krisis Ekonomi Terhadap Keberadaan

Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Malioboro.Yogyakarta:Jurnal Ekonomi dan Bisnis FE Universitas Atma Jaya Volume 14,2002

Page 93: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH …/Analisis... · Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan ... NIP. 19620630 198903 1001. ... Juni 2010 Tim Penguji Skripsi

xciii

Tri Widodo.2006.Peranan Sektor Informal Terhadap Perekonomian Daerah.Yogyakarta: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Volume 1 Nomor 3, 2006

Winarno, Wing Wahyu.2009.Anaslisi Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews.Yogyakarta:YKPN Wurdjinem.2001.Interaksi Soaial dan Strategi Survival Para Pekerja Sektor

Informal (Kehidupan Pemulung Di Kota Bengkulu).Bengkulu:Jurnal Penelitian UNIB Volume VII Nomor 3Desember 2007

Yetti Sarjono.2005.Pergulatan Pedagang Kaki Lima Di Perkotaan:

Pendekatan Kualitatif.Surakarta: Muhammadiyah University Press