analisis ekonomi pemanfaatan dan...

95
PETRUS ROMIL SUDIN DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2014 ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA AIR (STUDI KASUS KAMPUNG CIBEREUM SUNTING, KELURAHAN MULYAHARJA, KECAMATAN BOGOR SELATAN, KOTA BOGOR)

Upload: truongtuong

Post on 09-Feb-2018

233 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

PETRUS ROMIL SUDIN

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2014

ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN PENGEMBANGAN

SUMBERDAYA AIR (STUDI KASUS KAMPUNG CIBEREUM

SUNTING, KELURAHAN MULYAHARJA, KECAMATAN

BOGOR SELATAN, KOTA BOGOR)

Page 2: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Ekonomi

Pemanfaatan dan Pengembangan Sumberdaya Air (Studi Kasus: Kampung

Cibereum Sunting, Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota

Bogor) adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan

belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber

informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak

diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Februari 2014

Petrus Romil Sudin

NIM H44090089

Page 3: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

ABSTRAK

PETRUS ROMIL SUDIN. Analisis Ekonomi Pemanfaatan dan Pengembangan Sumberdaya Air (Studi Kasus: Kampung Cibereum Sunting, Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor). Dibimbing oleh TRIDOYO KUSUMASTANTO dan BENNY OSTA NABABAN.

Air merupakan sumberdaya yang esensial bagi kehidupan manusia. Pesatnya pembangunan perumahan menyebabkan persaingan antara pihak perumahan dan masyarakat lokal dalam memanfaatkan air tanah sehingga menimbulkan kelangkaan air. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji karakteristik pengguna sumberdaya air, mengestimasi nilai Willingness to Pay (WTP), menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi nilai WTP, dan mengkaji pengembangan penampungan sumberdaya air bersih di Kampung Cibereum Sunting, Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif, WTP, regresi, dan analisis kelayakan investasi.

Hasil penelitian karakteristik pengguna sumberdaya air di Kampung Cibereum Sunting menunjukan bahwa tingkat penghasilan masyarakat pengguna air adalah Rp 1.000.001-Rp 2.000.000 per bulan, jumlah kebutuhan air 3-4 m³/hari/KK, dan jumlah pengguna air adalah 5-6 orang/KK. Rata-rata nilai WTP pengguna sumberdaya air adalah Rp 149,05 per m³. Faktor-faktor yang mempengaruhi WTP adalah usia, penerimaan, dan jumlah kebutuhan air. Berdasarkan analisis finansial diperoleh nilai Net Present Value (NPV) sebesar Rp 16.210.358,7; Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C) sebesar 1,18; dan Internal

Rate of Return (IRR) sebesar 19%. Selanjutnya dalam analisis ekonomi nilai NPV diperoleh sebesar Rp 38.839.914,09; Net B/C sebesar 1,55; dan IRR sebesar 32%. Pengembangan penampungan sumberdaya air bersih dinyatakan layak dan akan memberikan manfaat dalam bentuk ketersediaan air bersih bagi masyarakat di Kampung Cibereum Sunting. Pemerintah dan masyarakat disarankan dapat melakukan penataan ruang agar pengalokasian sumberdaya air bersih bagi masyarakat lokal terjamin secara berkelanjutan.

Kata kunci: Sumberdaya air, Willingness to Pay, Net Present Value, Net

Benefit-Cost Ratio, Internal Rate of Return.

Page 4: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

ABSTRACT

PETRUS ROMIL SUDIN. Economic Analysis of The Utilization and

Development of Water Resources (Case Study: Cibereum Sunting, Mulyaharja

Village, South Bogor sub-District, Bogor City). Supervised by TRIDOYO KUSUMASTANTO and BENNY OSTA NABABAN

Water is the principal and essential resource for human life. The

development of housing increase the competition of groundwater demand and

leads to groundwater scarcity. The objectives of this research are to examine the

characteristics of water resources user, to estimate the value of Willingness to

Pay (WTP), to analyze the factor affect of WTP, and to examine feasibility of

development clean water resservoir in Cibereum Sunting, Mulyaharja Village,

South Bogor sub-district, Bogor City. This research used several analyses, such

as descriptive, WTP, regression, and feasibility study. The results show that the

characteristics of water users in Cibereum Sunting have revenue approximately

Rp 1,000,001-Rp 2,000,000 per month, the amount of water needed are 3-4

m³/day/household, and number of water users are 5-6 person/household. The

average value of WTP of water user is estimated Rp 149.05 per m³. The factors

affect of WTP are age, revenue, and the amount of water needs. Based on the

financial feasibility analysis for Net Present Value (NPV) is Rp 16,210,358.7; Net

Benefit-Cost Ratio (Net B/C) is 1.18; and Internal Rate of Return (IRR) is 19%.

Then, based on the economic feasibility analysis for NPV is Rp 38,839,914.09;

Net B/C is 1.55; and IRR is 32%. It can be concluded that the development of

clean water reservoir is feasible and important for continuous water supply for

local people. The water resource optimal allocation policy must be established by

government and stakeholders.

Key words: Water resource, Willingness to Pay, Net Present Value, Net

Benefit-Cost Ratio, Internal Rate of Return.

Page 5: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

PETRUS ROMIL SUDIN

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi pada

Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2014

ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN PENGEMBANGAN

SUMBERDAYA AIR (STUDI KASUS KAMPUNG CIBEREUM

SUNTING, KELURAHAN MULYAHARJA, KECAMATAN

BOGOR SELATAN, KOTA BOGOR)

Page 6: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

Judul Skripsi : Analisis Ekonomi Pemanfaatan dan Pengembangan Sumberdaya Air (Studi Kasus: Kampung Cibereum Sunting, Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor)

Nama : Petrus Romil Sudin NIM : H44090089

Disetujui oleh

Prof. Dr. Ir. Tridoyo Kusumastanto, M.S Benny Osta Nababan, S.Pi, M. Si Pembimbing I Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr.Ir. Aceng Hidayat M.T Ketua Departemen

Tanggal lulus:

Page 7: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan YME atas segala karunia-

nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian

ini ialah sumberdaya air, dengan judul Analisis Ekonomi Pemanfaatan dan

Pengembangan Sumberdaya Air (Studi Kasus: Kampung Cibereum Sunting,

Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor). Penulis

menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan kepada:

Kedua orang tua tercinta yaitu Bapak Gervasius Sudin dan Mama Maria

Agustina Mei, serta adik-adik tersayang Fendy, Weniks, Ersan, dan Heru,

yang selalu memberikan motivasi, doa, dan kasih sayang.

Bapak Prof. Dr. Ir. Tridoyo Kusumastanto, M.S dan Bapak Benny Osta

Nababan, S.Pi, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah mendidik dan

mengarahkan penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.

Bapak Dr. Ir. Ahyar Ismail, M.Agr dan Bapak Kastana Sapanli, S.Pi, M.Si

selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran demi

perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini.

Kantor Kesbang, Dinas Binamarga dan Sumberdaya Air, BPS, Kecamatan,

Kelurahan, Kepala RT/RW, dan masyarakat Cibereum Sunting yang telah

banyak memberikan saran dan informasi selama pengumpulan data.

Keluarga Besar Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan FEM

IPB para Dosen beserta Staf ESL atas semua dukungan dan bantuan

selama masa studi.

Rekan-rekan sebimbingan skripsi; Charra, Eno, Edwina, Hesti, dan Nur

serta rekan-rekan ESL 46 atas kebersamaan dan kekompakannya.

Gilang Putri Rembulan yang selalu memberikan dukungan bagi penulis.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi berbagai pihak dalam mengembangkan

sumberdaya air bagi kesejahteraan masyarakat.

Bogor, Februari 2014

Petrus Romil Sudin

Page 8: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI .............................................................................................. i

DAFTAR TABEL ..................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. iv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. iv

I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah.................................................................. 4

1.3 Tujuan Penelitian...................................................................... 5

1.4 Ruang Lingkup ......................................................................... 5

1.5 Manfaat Penelitian.................................................................... 6

II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................. 7

2.1 Sumberdaya Air........................................................................ 7

2.2 Pemanfaatan Sumberdaya Air .................................................. 8

2.3 Karakteristik Pengguna Sumberdaya Air ................................. 10

2.4 Contingent Valuation Method (CVM) ..................................... 11

2.5 Analisis Regresi Berganda ....................................................... 14

2.6 Pengembangan Sumberdaya Air .............................................. 15

2.7 Analisis Kelayakan ................................................................... 16

2.8 Analisis Sensitivitas.... ............................................................. 19

2.9 Penelitian Terdahulu ................................................................ 19

III KERANGKA PEMIKIRAN ........................................................... 23

IV METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 25

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian.................................................... 25

4.2 Metode Penelitian ..................................................................... 25

4.3 Jenis dan Sumber Data ............................................................. 25

4.4 Metode Pengambilan Sampel ................................................... 26

4.5 Metode Analisis Data ............................................................... 27

4.5.1 Analisis Deskriptif ........................................................ 28

4.5.2 Analsisis WTP Responden terhadap Jasa Lingkungan 28

Page 9: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

ii

4.5.3 Analisis Regresi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi WTP Responden .......................................................... 31

4.5.4 Analisis Kelayakan Pengembangan Penampungan

Sumberdaya Air Bersih ................................................. 31

4.5.5 Analisis Sensitivitas ...................................................... 34

4.6 Batasan Penelitian ..................................................................... 34

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ......................... 36

5.1 Kondisi Geografis Kelurahan Mulyaharja ................................ 36

5.1.1 Kependudukan .............................................................. 37

5.1.2 Pelanggan Air Bersih PDAM ....................................... 39

5.2 Kampung Cibereum Sunting ................................................... 39

5.3 Potensi Sumberdaya Air di Kampung Cibereum Sunting ........ 40

VI HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 42

6.1 Karakteristik Pengguna Air Tanah ........................................... 42

6.1.1 Usia ............................................................................... 42

6.1.2 Jenis Kelamin ................................................................ 43

6.1.3 Tingkat Pendidikan Terakhir ........................................ 43

6.1.4 Penghasilan ................................................................... 44

6.1.5 Jumlah Pengguna Air .................................................... 45

6.1.6 Jumlah Kebutuhan Air .................................................. 46

6.2 Estimasi Nilai WTP Masyarakat Kampung Cibereum Sunting terhadap Ketersediaan Air ........................................................ 47

6.3 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai WTP ......... 49

6.4 Analisis Pengembangan Penampungan Sumberdaya Air Bersih di Kampung Cibereum Sunting .................................... 52

6.4.1 Aspek Teknis ................................................................ 52

6.4.2 Aspek Sosial ................................................................. 53

6.4.3 Aspek Manajemen... ..................................................... 54

6.4.4 Aspek Finansial dan Ekonomi Pengembangan Penampungan Sumberdaya Air Bersih ......................... 54

6.4.4.1 Penentuan Harga Bayangan ................................... 54

6.4.4.2 Analisis Arus Tunai ............................................... 55

6.4.4.3 Analisis Finansial ................................................... 58

6.4.4.4 Analisis Ekonomi ................................................... 61

Page 10: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

iii

VII SIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 65

7.1 Simpulan .................................................................................... 65

7.2 Saran ........................................................................................ 66

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 67

LAMPIRAN ............................................................................................... 69

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1 Luas kelurahan, jumlah penduduk, dan kepadatan penduduk Kecamatan Bogor Selatan Tahun 2011....................................... 3

2 Jenis dan sumber data ................................................................. 26

3 Metode analisis data .................................................................... 27

4 Jenis penggunaan lahan di Kelurahan Mulyaharja Tahun 2011 . 37

5 Jumlah penduduk menurut mata pencaharian di Kelurahan Mulyaharja Tahun 2011 .............................................................. 38

6 Jumlah pelanggan PDAM di Kelurahan Mulyaharja Tahun 2011............................................................................................. 39

7 Karakteristik rumah tangga pengguna air di Kampung Cibereum Sunting berdasarkan tingkat penghasilan Tahun 2013............................................................................................. 44

8 Karakteristik rumah tangga pengguna air di Kampung Cibereum Sunting berdasarkan rata-rata biaya pengeluaran Tahun 2013 ................................................................................. 45

9 Karakteristik rumah tangga pengguna air di Kampung Cibereum Sunting berdasarkan distribusi kebutuhan air Tahun 2013............................................................................................. 46

10 Menghitung dugaan nilai rataan WTP (Estimating Mean

WTP/EWTP) di Kampung Cibereum Sunting Tahun 2013.. ...... 47

11 Total WTP terhadap pembayaran jasa lingkungan di Kampung Cibereum Sunting Tahun 2013. .................................................. 49

12 Hasil analisis regresi faktor-faktor yang mempengaruhi nilai WTP masyarakat Kampung Cibereum Sunting Tahun 2013. ..... 50

13 Penerimaan penjualan air bersih berdasarkan harga WTP dan harga PDAM pengembangan penampungan sumberdaya air bersih di Kampung Cibereum Sunting Tahun 2013 ................... 56

Page 11: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

iv

14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih berdasarkan harga pasar dan harga bayangan di Kampung Cibereum Sunting Tahun 2013.................................................... 57

15 Biaya operasi dan pemeliharaan pengembangan penampungan sumberdaya air bersih berdasarkan harga pasar dan harga bayangan di Kampung Cibereum Sunting Tahun 2013... ........... 58

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1 Kerangka pemikiran .................................................................... 24

2 Sebaran usia masyarakat pengguna air Kampung Cibereum Sunting Tahun 2013 .................................................................... 42

3 Karakteristik masyarakat pengguna air di Kampung Cibereum Sunting berdasarkan distribusi jenis kelamin Tahun 2013 .......... 43

4 Karakteristik masyarakat pengguna air di Kampung Cibereum Sunting berdasarkan distribusi tingkat pendidikan Tahun 2013 . 44

5 Karakteristik masyarakat pengguna air di Kampung Cibereum Sunting berdasarkan distribusi jumlah pengguna air per KK Tahun 2013 .................................................................................. 46

6 Kurva penawaran WTP terhadap pembayaran jasa lingkungan pengguna air Kampung Cibereum Sunting Tahun 2013 ............. 48

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1 Peta wilayah Kampung Cibereum Sunting, Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor .................. 69

2 Keadaan daerah dan kondisi sumberdaya air di Kampung Cibereum Sunting Tahun 2013.................................................... 70

3 Data karakteristik responden pengguna air Kampung Cibereum Sunting Tahun 2013 .................................................................... 71

4 Uji kenormalan data .................................................................... 72

5 Konstruksi bangunan embung kecil ............................................ 73

6 Filter air ....................................................................................... 74

7 Penyusutan bahan bangunan ....................................................... 75

8 Biaya upah tenaga kerja .............................................................. 75

Page 12: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

v

9 Analisis kelayakan finansial pengembangan penampungan sumberdaya air bersih berdasarkan kemampuan membayar masyarakat di Kampung Cibereum Sunting Tahun 2013 ........... 76

10 Analisis sensitivitas kelayakan finansial pengembangan penampungan air bersih (perubahan jumlah debit air filter

menjadi 31 m³ per jam) di Kampung Cibereum Sunting Tahun 2013............................................................................................. 77

11 Analisis sensitivitas kelayakan finansial pengembangan penampungan air bersih (kenaikan tarif dasar listrik sampai 100 persen) di Kampung Cibereum Sunting Tahun 2013 .......... 78

12 Analisis kelayakan finansial pengembangan penampungan sumberdaya air bersih berdasarkan harga RTSS di Kampung Cibereum Sunting Tahun 2013.. ................................................. 79

13 Analisis kelayakan ekonomi pengembangan penampungan sumberdaya air bersih di Kampung Cibereum Sunting Tahun 2013............................................................................................. 80

14 Analisis sensitivitas kelayakan ekonomi pengembangan penampungan sumberdaya air bersih (perubahan jumlah debit air dari filter menjadi 26,5 m³ per jam) di Kampung Cibereum Sunting Tahun 2013 .................................................................... 81

15 Analisis sensitivitas kelayakan ekonomi pengembangan penampungan sumberdaya air bersih (kenaikan tarif dasar listrik sampai 100 persen) di Kampung Cibereum Sunting Tahun 2013 ................................................................................. 82

Page 13: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air adalah sumberdaya alam utama yang penting untuk memenuhi hajat

hidup orang banyak. Pasal 4 UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air

menyatakan bahwa, sumberdaya air mempunyai fungsi sosial, lingkungan hidup,

dan ekonomi yang diselenggarakan dan diwujudkan secara selaras. Jelas bahwa

masalah kelangkaan sumberdaya air baik dari sisi kuantitas maupun kualitas dapat

menimbulkan dampak pada kesehatan, sosial maupun ekonomi. Pada dasarnya

sumberdaya air dimanfaatkan oleh manusia untuk kebutuhan sehari-hari, seperti

kegiatan konsumsi, sanitasi, rekreasi, dan lain sebagainya. Selain sebagai

kebutuhan dasar air diperlukan sebagai pendukung dalam kegiatan ekonomi,

pertanian, pariwisata, dan industri.

Berdasarkan keseluruhan air yang ada di bumi sebagian besar berada di laut

yaitu sebesar 97 persen dan air tawar hanya 3 persen. Air tawar yang relatif sedikit

sebagian besar berada di kutub sebagai es yaitu sebesar 75 persen, sedangkan air

yang berada di sungai, danau, dan air tanah adalah 25 persen, yang terbagi atas air

permukaan yang hanya 1,2 persen dan air tanah sebesar 98 persen (Wiyono 2007).

Air tanah merupakan komponen dari suatu siklus hidrologi (hydrology cycle) yang

meliputi berbagai aspek biologi, geologi, dan fisika yang sangat menentukan

ketersediaan air tanah disuatu daerah. Hidrologi adalah ilmu yang mempelajari

peredaran air di permukaan bumi, di bawah permukaan bumi dan atmosfir, baik

dalam bentuk uap air maupun bentuk cair (Wiyono 2007).

Air merupakan hak asasi manusia hal ini dipertegas pada Pasal 5 UU No. 7

Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air yang menyatakan bahwa, negara menjamin

hak setiap orang untuk mendapatkan air sebagai kebutuhan pokok minimal sehari-

hari guna memenuhi kehidupannya yang sehat, bersih, dan produktif. Inti dari

undang-undang tersebut adalah bahwa setiap manusia di muka bumi memiliki hak

dasar yang sama dalam pemanfaatan dan akses sumberdaya air.

Air merupakan barang publik (public goods) sehingga memberikan insentif

bagi setiap individu untuk memanfaatkannya secara berlebihan yang akan

berdampak pada kelangkaan sumberdaya air. Pola pemanfaatan air secara intensif

Page 14: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

2

dan berlebihan menimbulkan penurunan kualitas dan kuantitas sumberdaya air.

Masalah air yang terjadi di negara berkembang seperti Indonesia disebabkan oleh

tingginya pertumbuhan penduduk, sementara sumberdaya air yang dapat

diperbaharui tidak mengalami perubahan. Hal ini menyebabkan kebutuhan air

meningkat melebihi ketersediaanya sehingga dalam jangka panjang air dengan

cepat menjadi sumberdaya yang semakin langka.

Indonesia memiliki laju pertumbuhan penduduk rata-rata 1,2 persen per

tahun, sehingga pada tahun 2020 diperkirakan akan mencapai 250 juta orang yang

tinggal di Indonesia. Tingkat urbanisasi di Indonesia diproyeksikan akan

mencapai 68 persen pada tahun 2025 dan empat propinsi di Jawa tingkat

urbanisasinya akan mencapai di atas 80 persen, yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, DI

Yogyakarta, dan Banten. Hal ini menunjukan bahwa tingkat urbanisasi di propinsi

Pulau Jawa sudah lebih tinggi dari Indonesia secara total1. Tingginya jumlah

penduduk menyebabkan kebutuhan lahan semakin besar untuk tempat tinggal,

khususnya di kota besar seperti Kota Bogor. Akibatnya daerah resapan air yang

mempengaruhi sumberdaya air tanah menjadi semakin berkurang luasnya. Selain

itu, jumlah kebutuhan akan air bersih oleh masyarakat tidak semuanya disediakan

oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) selaku public service sehingga

masyarakat memanfaatkan air tanah sebagai alternatif penyediaan air bersih untuk

kebutuhannya sehari-hari. Meningkatnya aktivitas rumah tangga dan

pembangunan di perkotaan tidak hanya berdampak pada pola pemanfaatan air

tanah secara berlebihan tetapi juga memberikan dampak negatif terhadap kondisi

air tanah yang dicirikan dengan turunnya permukaan air tanah, kuantitas maupun

kualitasnya.

Kelurahan Mulyaharja merupakan salah satu kelurahan yang berada di

Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, dengan luas wilayah 4,79 km². Kelurahan

Mulyaharja memiliki jumlah penduduk terbanyak dari 16 kelurahan lainnya yaitu

18.739 jiwa dan kepadatan penduduknya 3.912 jiwa/km². Luas kelurahan, jumlah

penduduk, dan kepadatan penduduk di Kecamatan Bogor Selatan dapat dilihat

pada Tabel 1.

1http://www.datastatistik-indonesia.com/content/view/923/939/ diakses pada tanggal 23 April 2012.

Page 15: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

3

Tabel 1 Luas kelurahan, jumlah penduduk, dan kepadatan penduduk Kecamatan Bogor Selatan Tahun 2011

No. Kelurahan Luas (km²)

Jumlah penduduk (jiwa)

Kepadatan (jiwa/km²)

1 Mulyaharja 4,79 18.739 3.912 2 Pamoyanan 2,45 13.605 5.553 3 Ranggamekar 1,48 13.374 9.036 4 Genteng 1,73 7.814 4.517 5 Kertamaya 3,60 5.721 1.589 6 Rancamaya 2,00 6.395 3.198 7 Bojongkerta 2,76 9.162 3.320 8 Harjasari 1,49 14.295 9.594 9 Muarasari 1,54 9.931 6.449 10 Pakuan 1,04 5.676 5.458 11 Cipaku 1,74 12.925 7.428 12 Lawanggintung 0,61 7.687 12.602 13 Batutulis 0,66 10.315 15.629 14 Bondongan 0,68 13.486 19.832 15 Empang 0,79 17.270 21.861 16 Cikaret 3,45 17.941 5.200

Jumlah 30,81 168.793 135.178 Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Bogor (2011)

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa Kelurahan Mulyaharja merupakan

kelurahan yang memiliki jumlah penduduk dan luas lahan terbesar. Menurut BPS

Kota Bogor (2011), jumlah Kepala Keluarga (KK) di Kelurahan Mulyaharja yang

belum mendapatkan layanan PDAM berjumlah 3.385 KK dari jumlah total 4.446

KK yang berdomisili di kelurahan tersebut. Data ini menunjukan bahwa masih

banyak jumlah rumah tangga yang belum mendapatkan layanan air bersih dari

PDAM. Kurangnya penyediaan air minum oleh PDAM berimplikasi pada

penggunaan air tanah secara tidak terkendali, baik oleh masyarakat maupun

perumahan.

Kelurahan Mulyaharja merupakan kelurahan yang strategis. Letaknya

berada di bawah kaki Gunung Salak dengan pemandangan dan udara yang sejuk

menjadikan wilayah ini memiliki nilai ekonomi tinggi bagi pihak pengembang

bisnis properti. Oleh karena itu, pihak pengembang secara besar-besaran

mengkonversi lahan di wilayah tersebut. Dampak perubahan tersebut dirasakan

oleh warga masyarakat Kampung Cibereum Sunting yang tinggal berbatasan

langsung dengan perumahan tersebut. Adanya pengembangan perumahan maka

Page 16: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

4

timbul persaingan antara pihak perumahan dan masyarakat setempat dalam

memanfaatkan air. Masyarakat Kampung Cibereum Sunting saat ini telah

mengalami kelangkaan sumberdaya air khususnya air tanah. Debit pasokan air

tanah mengalami penurunan bahkan habis pada saat musim kemarau. Keadaan

tersebut merupakan dampak dari adanya aktivitas pembangunan beberapa

perumahan di sekitar wilayah Kampung Cibereum Sunting yang turut

memanfaatkan air tanah untuk kebutuhannya.

Sumberdaya air sebagai jasa lingkungan memiliki keterbatasan dalam hal

kuantitas dan kualitasnya. Pemanfaatan yang berlebihan dan pengelolaan

sumberdaya air yang kurang bijak pada akhirnya akan menjadikan air sebagai

barang yang langka. Kelangkaan air di Kampung Cibereum Sunting seharusnya

mengubah pandangan masyarakat setempat bahwa air bukan lagi sebagai barang

murah melainkan barang yang memiliki nilai ekonomi intrinsik (intrinsic value)

yang didasarkan pada asumsi adanya keterbatasan dan kelangkaan. Oleh karena

itu, sumberdaya air harus dikelola, dikembangkan, dan dimanfaatkan secara lestari

sehingga keberlanjutan dari pemanfaatan sumberdaya air tetap terjaga dengan

baik.

1.2 Perumusan Masalah

Masalah yang dihadapi warga masyarakat Kampung Cibereum Sunting

adalah belum tersedianya air bersih secara berkesinambungan. Pada musim

kemarau, persediaan air dalam tanah berkurang sehingga warga mengalami

kesulitan untuk mendapatkan air bersih. Rendahnya akses masyarakat pedesaan

terhadap perolehan kemudahan pelayanan dan penyehatan lingkungan disebabkan

oleh lemahnya pengelolaan sumberdaya air, rendahnya akses air bersih oleh

masyarakat miskin di pedesaan, kapasitas pemanfaatan, dan pola pengembangan

sumberdaya air yang tidak memadai.

Berdasarkan permasalahan yang dihadapi masyarakat di atas maka dapat

dirumuskan beberapa masalah, yaitu:

1. Mengidentifikasi karakteristik masyarakat pengguna air di Kampung

Cibereum Sunting?

Page 17: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

5

2. Berapa nilai kemampuan membayar (Willingness to Pay-WTP) masyarakat

Kampung Cibereum Sunting terhadap ketersediaan air bersih?

3. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi nilai WTP masyarakat untuk

memperoleh air bersih di Kampung Cibereum Sunting?

4. Bagaimana kelayakan pengembangan penampungan sumberdaya air bersih di

Kampung Cibereum Sunting?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang akan dikaji, maka tujuan dari penelitian

ini adalah:

1. Mengkaji karakteristik masyarakat pengguna air di Kampung Cibereum

Sunting.

2. Mengestimasi nilai WTP masyarakat Kampung Cibereum Sunting terhadap

ketersediaan air bersih.

3. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi WTP masyarakat untuk

memperoleh air bersih di Kampung Cibereum Sunting.

4. Mengkaji kelayakan pengembangan penampungan sumberdaya air bersih di

Kampung Cibereum Sunting.

1.4 Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini adalah mengkaji karakteristik masyarakat

Kampung Cibereum Sunting dengan pendekatan deskriptif, kemudian

mengestimasi besarnya nilai WTP masyarakat dengan menggunakan pendekatan

Contingent Valuation Method (CVM). Pendekatan yang dilakukan diharapkan

mampu menjelaskan berapa besar kesediaan masyarakat untuk menjaga kualitas

lingkungan. Selanjutnya dilakukan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi

besarnya nilai WTP masyarakat menggunakan pendekatan regresi linear berganda

dengan empat variabel yaitu; usia, penghasilan, jumlah kebutuhan air, dan jumlah

pengguna air. Analisis berikutnya adalah kelayakan pengembangan penampungan

sumberdaya air bersih sehingga dapat menanggulangi kelangkaan air pada musim

kemarau. Kriteria kelayakan investasi yang digunakan adalah Net Present Value

(NPV), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), dan Internal Rate of Return (IRR).

Page 18: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

6

Perhitungan hasil kriteria tersebut diharapkan pengembangan penampungan

sumberdaya air bersih layak untuk dibangun sehingga dapat memberikan manfaat

dalam bentuk ketersediaan air bersih bagi masyarakat di Kampung Cibereum

Sunting.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian diharapkan berguna bagi peneliti, masyarakat, ilmu

pengetahuan, dan pemerintah dalam mengambil keputusan. Hasil penelitian yang

dilaksanakan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, antara lain:

1. Bagi peneliti, penelitian merupakan bagian dari aplikasi ilmu pengetahuan

yang diperoleh selama masa perkuliahan dan hasil penelitian diharapkan

dapat bermanfaat secara akademis maupun praktis sebagai sarana

memperoleh pengetahuan dan pengalaman penelitian, serta pemahaman yang

lebih mendalam mengenai pentingnya menjaga kualitas dan kuantitas air agar

ketersediaannya dapat terus dimanfaatkan pada masa yang akan datang.

2. Bagi masyarakat setempat, penelitian diharapkan mampu memberikan

penjelasan betapa pentingnya menjaga kualitas dan kuantitas air agar dapat

terus dimanfaatkan. Dengan demikian, dapat mendorong masyarakat untuk

lebih gigih dalam menjaga lingkungannya dan turut berpartisipasi dalam

mengurangi eksploitasi sumberdaya air secara berlebihan dan mengontrol

pemanfaatan air secara bijak.

3. Bagi pemerintah sebagai penentu kebijakan, penelitian diharapkan mampu

mendorong pemerintah untuk berperan aktif sebagai pembuat kebijakan

dalam alokasi dan keberlanjutan sumberdaya air. Selain itu, penelitian

diharapkan mampu mendorong pemerintah dalam menentukan alokasi

sumberdaya air yang merata sehingga tercipta kesejahteraan di lingkungan

masyarakat.

Page 19: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sumberdaya Air

Berdasarkan UU No.7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air, air adalah

semua air yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah permukaan tanah

termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut

yang berada di darat. Sumber air adalah tempat atau wadah air alami atau buatan

yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah permukaan tanah, sedangkan daya

air adalah potensi yang terkandung dalam air dan atau pada sumber air yang dapat

memberikan manfaat ataupun kerugian bagi kehidupan dan penghidupan manusia

serta lingkungannya. Oleh karena itu, definisi dari sumberdaya air adalah air,

sumber air yang terkandung di dalamnya.

Sumberdaya air merupakan sumberdaya yang vital bagi kehidupan manusia.

Di beberapa daerah, air masih dianggap sebagai public goods sehingga timbul

kecenderungan air disia-siakan ketika berlimpah dan dicari ketika terjadi

kelangkaan. Sumberdaya air memiliki sifat terbuka (open access) dan memiliki

hak kepemilikan yang lemah sehingga air mudah mengalami perubahan dalam

kuantitas dan kualitas sebagai akibat dari ketidakjelasan hak-hak atas pengelolaan

dan pemanfaatannya.

Menurut Anwar (1992) dalam Kusuma (2006), sumberdaya air memiliki

karakteristik khusus, yaitu:

1. Mobilitas air. Air yang bersifat cair mudah mengalir, menguap, dan meresap

di berbagai media sehingga sulit untuk melaksanakan penegasan hak atas

sumberdaya ini secara eksklusif agar dapat dipertukarkan dalam sistem

ekonomi pasar.

2. Skala ekonomi yang melekat. Dalam penyimpanan, penyampaian, dan

distribusi air terjadi skala yang demikian menyebabakan penawaran air

bersifat monopoli alami (natural monopoly), sehingga semakin besar jumlah

air yang ditawarkan maka semakin rendah biaya persatuan yang ditanggung

oleh produsen.

Page 20: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

8

3. Penawaran air berubah-ubah. Sifat penawaran air berubah-ubah menurut

waktu, ruang, dan kualitasnya. Dalam kekeringan dan banjir, sumberdaya air

dapat ditangani oleh pemerintah untuk kepentingan umum.

4. Kapasitas dan daya asimilasi dari bahan air. Zat cair memiliki daya larut

untuk mengasimilasikan berbagai zat-zat padat atau pencemar tertentu selama

daya asimilasinya tidak terlampaui. Akibatnya, komoditas air mengarah

kepada komoditas yang bersifat umum di mana setiap dapat menganggapnya

sebagai tempat membuang sampah.

5. Penggunaannya dapat dilakukan secara beruntun (sequential use).

Penggunaan secara beruntun dari hulu ke hilir sampai ke laut dan dengan

beruntunnya penggunaan air selama perjalanan alirannya akan mengubah

kualitas dan kuantitasnya sehingga sering menimbulkan eksternalitas.

6. Penggunaannya yang serbaguna (multiple use). Dengan kegunaanya yang

banyak tersebut maka pihak individu atau swasta dapat memanfaatkannya dan

sisanya menjadi barang umum yang dapat menimbulkan eksternalitas.

7. Berbobot besar dan memakan tempat (bulkiness). Apabila ditambah dengan

biaya yang tinggi untuk mewujudkan hak-hak kepemilikannya, akan

menjadikan sumberdaya air bersifat open access.

8. Nilai kultural yang melekat pada sumberdaya air. Sebagian besar masyarakat

masih mempunyai nilai-nilai yang menganggap air sebagai barang bebas

anugerah Tuhan yang tidak patut dikomersilkan sehingga menjadi kendala

dalam alokasinya pada sistem pasar.

Sumberdaya air yang bersifat barang umum memberi insentif pada pola

pemanfaatan air yang berlebihan sehingga berdampak pada kelangkaan air. Oleh

karena itu, perlu dilakukan pengembangan sistem penyediaan air bersih agar

ketersediaan air bersih tetap terjaga.

2.2 Pemanfaatan Sumberdaya Air

Sumberdaya air yang ada di bumi pada umumnya bersifat barang umum.

Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memanfaatkan sumberdaya air

secara cuma-cuma untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup masing-masing.

Pemanfaatan sumberdaya air yang intensif dan berlebih mengakibatkan

Page 21: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

9

berkurangnya kuantitas dan kualitas air yang berdampak pada kelangkaan air.

Pada saat sumberdaya air semakin sulit didapat maka seharusnya sumberdaya air

dibayar dengan harga yang mahal oleh karena itu sumberdaya air setidaknya

dikelola dengan baik dan efisien dalam pemanfaatanya.

Menurut Wiyono (2007) bahwa perlu pemikiran lebih lanjut bagaimana

penggunaan sumberdaya air agar lebih efisien. Salah satu cara yang dilakukan

adalah pendekatan orientasi kebutuhan (demand oriented) yang memperhatikan

kebutuhan nyata akan air yang dapat diukur dari kerelaan pemakai air untuk

membayar. Pendekatan ini dilakukan dengan dua cara, yaitu:

1. Memaksa pemberi air untuk memproduksi air secara efisien, sebab jika tidak

pemakai akan menolak untuk membayar.

2. Menumbuhkan kesadaran kepada pemakai air bahwa air itu mempunyai harga

dan mereka harus membayar.

Beberapa sebab mengapa para pengelola air pada setiap tingkat baik pada

tingkat nasional, propinsi, dan daerah harus mengendalikan kebutuhan air antara

lain: (1) penggunaan air selalu meningkat sedangkan sumberdaya air terbatas; (2)

sumberdaya air mudah rusak atau tercemar baik secara kualitas maupun kuantitas;

(3) biaya untuk mengembangkan sumberdaya air selalu meningkat; (4)

keterbatasan dana sebagai kendala investasi; (5) kekurangan air telah terjadi di

seluruh dunia; dan (6) terbatasnya pengembangan sumberdaya air yang tidak

mempengaruhi lingkungan (Sanim 2011).

Berdasarkan UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air dapat dilihat

bahwa prioritas pemanfaatan air adalah:

1. Air minum (kebutuhan rumah tangga dan perkotaan) disebut juga air baku, air

bersih, atau air minum. Tingkat konsumsi air tergantung pada jumlah

penduduk, pola konsumsi yang searah dengan tingkat kesejahteraan

masyarakat.

2. Pertanian; sumberdaya air yang dibutuhkan dalam lingkup pertanian seperti

kebutuhan air pada musim tanam, kualitas air, dan kelembagaan petani

pemakai air.

3. Perikanan; pemanfaatan sumberdaya air untuk kegiatan perikanan air tawar,

air payau, dan perikanan di danau dan waduk.

Page 22: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

10

4. Ketenagaan; kebutuhan akan listrik menjadikan sumberdaya air sebagai

alternatif energi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).

5. Industri; sektor industri membutuhkan air dalam proses produksi sebagai

input maupun output produksi jumlah air yang dibutuhkan tergantung

besarnya industri, misalnya melalui banyaknya produksi dan banyaknya

tenaga kerja.

6. Lalu lintas air; kebutuhan air untuk transportasi merupakan kebutuhan air

yang non-konsumtif. Sungai dan saluran dapat berpotensi menjadi prasarana

transportasi yang penting pada beberapa tempat di Indonesia. Perhubungan

melalui sungai yang relatif mudah dan murah turut memacu perkembangan

ekonomi.

7. Rekreasi; kebutuhan air untuk kegiatan rekreasi dan pariwisata relatif kecil

tetapi memerlukan kuantitas dan kualitas tertentu juga harus diperhatikan

keberlanjutan pantai maupun danau sebagai objek pariwisata.

2.3 Karakteristik Pengguna Sumberdaya Air

Sumberdaya air sebagai salah satu sumberdaya strategis yang dimanfaatkan

oleh manusia dalam berbagai bidang kehidupan, seperti pertanian, industri, dan

kebutuhan rumah tangga dipengaruhi oleh karakteristik masing-masing pengguna

air. Pengguna sumberdaya air juga disebut sebagai konsumen. Undang-undang

Republik Indonesia No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

mendefinisikan konsumen sebagai setiap orang pemakai barang dan atau jasa

yang tersedia dalam masyarakat, baik dalam kepentingan diri sendiri, keluarga,

orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.

Beberapa karakteristik konsumen menurut Engel et al. (1994) dalam

Nugroho (2006) sebagai berikut: 1) karakteristik demografi merupakan

karakteristik konsumen berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir,

pekerjaan, status, pendapatan per bulan, dan tempat tinggal, dan 2) karakteristik

psikografi merupakan karakteristik konsumen berdasarkan profil gaya hidup

sebagian pengunjung. Hal tersebut dilakukan dengan mengadaptasi strategi

pemasaran produk dan jasa yang bersangkutan sesuai dengan aktivitas, minat, dan

opini konsumen.

Page 23: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

11

Semua penduduk berapapun usianya adalah konsumen. Oleh karena itu,

pemasar harus bisa memilih distribusi usia penduduk dari suatu wilayah yang

akan dijadikan target pasarnya. Perbedaan usia akan mengakibatkan perbedaan

selera dan kesukaan terhadap produk. Usia merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi preferensi dan persepsi konsumen dalam keputusan untuk

menerima sesuatu yang baru.

2.4 Contingent Valuation Method (CVM)

CVM atau metode valuasi kontingensi merupakan metode valuasi SDA dan

lingkungan dengan cara menanyakan langsung kepada masyarakat selaku

konsumen tentang manfaat SDA dan lingkungan yang mereka rasakan. Teknik

metode ini adalah dengan wawancara langsung terhadap responden yang

memanfaatkan suatu SDA dan lingkungan yang dimaksud. Teknik ini diharapkan

mampu menentukan preferensi masyarakat terhadap SDA dan lingkungan dan

mengemukakan nilai WTP atau kesanggupan membayar masyarakat dalam bentuk

nilai moneter.

Metode valuasi kontingensi merupakan suatu metode yang memungkinkan

untuk memperkirakan nilai ekonomi dari suatu komoditi yang tidak

diperdagangkan dalam pasar (non market value). Pada hakikatnya, tujuan dari

CVM adalah: (1) WTP dari masyarakat terhadap perbaikan kualitas lingkungan

(air, udara, dan lain-lain) dan (2) Willingness to Accept (WTA) kerusakan suatu

lingkungan (Fauzi 2006).

WTP adalah kesediaan individu untuk membayar terhadap suatu kondisi

lingkungan atau penilaian terhadap sumberdaya alam dan jasa alami dalam rangka

memperbaiki kualitas lingkungan atau penghindaran dari kerusakan lingkungan.

Pengukuran dengan konsep WTP dapat menerjemahkan nilai suatu ekosistem ke

dalam nilai moneter. Nilai WTP juga menggambarkan berapa besar kemampuan

setiap individu atau masyarakat secara agregat untuk membayar atau

mengeluarkan uang dalam rangka memperbaiki kondisi lingkungan agar sesuai

dengan standar yang diinginkan (Hanley dan Spash 1993). Pengukuran WTP

dapat diterima jika harus memenuhi syarat: (1) WTP tidak memiliki batas bawah

Page 24: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

12

yang negatif, (2) batas atas WTP tidak boleh melebihi pendapatan, dan (3) harus

ada konsistensi antara keacakan pendugaan dan keacakan penghitungnya.

CVM menggunakan pendekatan secara langsung dengan menanyakan

kepada masyarakat mengenai berapa nilai maksimum yang sanggup diberikan

kepada suatu barang dan jasa lingkungan agar fungsi dari barang dan jasa

lingkungan tersebut tetap terjaga. Asumsi dari metode CVM adalah bahwa

masyarakat atau individu memahami tentang pilihan mereka dan mengetahui

kondisi lingkungan yang akan dinilai.

Terdapat empat metode dalam penawaran besarnya nilai WTP atau WTA

(Hanley dan Spash 1993), yaitu:

1. Metode Tawar Menawar (Bidding Game)

Metode ini dilaksanakan dengan menanyakan kepada responden apakah

bersedia membayar atau menerima sejumlah uang tertentu yang diajukan

sebagai titik awal (starting point). Jika “ya” maka besarnya nilai uang

diturunkan atau dinaikkan sampai ke tingkat yang disepakati.

2. Metode Pertanyaan Terbuka (Open-Ended Question)

Metode ini dilakukan dengan menanyakan langsung kepada responden berapa

jumlah maksimal uang yang ingin dibayarkan atau jumlah minimal uang

ingin diterima akibat perubahan kualitas lingkungan. Kelebihan metode ini

adalah responden tidak perlu diberi petunjuk yang bisa mempengaruhi nilai

yang diberikan dan metode ini tidak menggunakan nilai awal yang

ditawarkan sehingga tidak akan timbul bias titik awal. Kelemahan metode ini

adalah kurangnya akurasi nilai yang diberikan dan terlalu besar variasinya.

3. Metode Kartu Pembayaran (Payment Card)

Metode ini menawarkan kepada responden suatu kartu yang terdiri dari

berbagai nilai kemampuan untuk membayar atau kesediaan untuk menerima.

Dalam hal ini, responden tersebut dapat memilih nilai maksimal atau nilai

minimal yang sesuai dengan preferensinya. Pada awalnya, metode ini

dikembangkan untuk mengatasi bias titik awal dari metode tawar-menawar.

Untuk meningkatkan kualitas metode ini terkadang diberikan semacam nilai

patokan yang menggambarkan nilai yang dikeluarkan oleh orang dengan

tingkat pendapatan tertentu bagi barang lingkungan yang lain. Kelebihan

Page 25: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

13

metode ini adalah memberikan semacam stimulan untuk membantu

responden berpikir lebih leluasa tentang nilai tertentu, seperti pada metode

tawar menawar. Untuk menggunakan metode ini, diperlukan pengetahuan

statistik yang relatif baik.

4. Metode Pertanyaan Pilihan Dikotomi (Close-Ended Referendum)

Metode ini menawarkan responden jumlah uang tertentu dan menanyakan

apakah responden mau membayar atau tidak sejumlah uang tersebut untuk

memperoleh kualitas lingkungan tertentu apakah responden mau menerima

atau tidak sejumlah uang tersebut sebagai kompensasi atau diterimanya

penurunan nilai kualitas lingkungan.

Selanjutnya, beberapa tahap dalam penerapan CVM menurut Hanley dan

Spash (1993), yaitu:

1. Membuat Pasar Hipotetik (Setting Up the Hypotetical Market)

Tahap awal dalam menjalankan CVM adalah membuat pasar hipotetik dan

pertanyaan mengenai nilai barang atau jasa lingkungan. Pasar hipotetik

tersebut membangun suatu alasan mengapa masyarakat seharusnya membayar

terhadap suatu barang atau jasa lingkungan yang tidak memiliki nilai dalam

mata uang berapa harga barang atau jasa lingkungan tersebut.

2. Mendapatkan Penawaran Besarnya Nilai WTP (Obtaining Bids)

Setelah kuesioner selesai dibuat, maka dilakukan kegiatan pengambilan

sampel. Hal ini dapat dilakukan melalui wawancara dengan tatap muka,

dengan perantara telepon atau surat.

3. Memperkirakan Nilai Rata-Rata WTP (Calculating Average WTP)

Setelah data mengenai nilai WTP terkumpul, tahap selanjutnya adalah nilai

tengah (median) dan nilai rata-rata (mean) dari WTP tersebut.

4. Memperkirakan Kurva WTP (Estimating Bid Curve)

Kurva WTP dapat diperkirakan dengan menggunakan nilai WTP sebagai

variabel dependen dan faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tersebut

sebagai variabel independen. Kurva WTP ini dapat digunakan untuk

memperkirakan perubahan nilai WTP karena perubahan sejumlah variabel

independen yang berhubungan dengan kualitas lingkungan.

Page 26: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

14

5. Menjumlahkan Data (Agregating Data)

Penjumlahan atau mengagregatkan data merupakan proses ketika rata-rata

penawaran dikonversikan terhadap total populasi yang dimaksud.

6. Mengevaluasi Penggunaan CVM (Evaluating the CVM Exercise)

Tahap ini menilai sejauh mana penerapan CVM telah berhasil dilakukan.

Penilaian tersebut dilakukan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan

seperti apakah responden benar-benar mengerti mengenai pasar hipotetik,

berapa banyak kepemilikan responden terhadap barang atau jasa lingkungan

yang terdapat dalam pasar hipotetik, seberapa baik pasar hipotetik yang

dibuat dapat mencakup semua aspek barang atau jasa lingkungan, dan lain-

lain pertanyaan sejenis.

2.5 Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi linear digunakan untuk mempelajari hubungan atau

peramalan antara dua buah variabel atau lebih yang dinyatakan dalam bentuk

persamaan matematik. Menurut Supangat (2007), persamaaan garis regresi

merupakan model hubungan antara dua variabel atau lebih, yaitu antara variabel

bergantung (dependent variable) dengan variabel bebas (independent variable)

sedangkan yang dimaksud dengan garis regresi (regression linear) adalah suatu

garis yang ditarik di antara titik-titik sedemikian rupa sehingga dapat digunakan

untuk menaksir besarnya variabel yang satu berdasarkan besarnya variabel yang

lain dan data juga digunakan untuk mengetahui macam korelasinya (positif atau

negatifnya).

Pada regresi berganda (multiple regression model) dengan asumsi bahwa

peubah tak bebas (respons) Y merupakan fungsi linear dari beberapa peubah

bebas dan komponen sisaan ε (error). Model ini

sebenarnya merupakan pengembangan dari model regresi sederhana dengan satu

peubah bebas sehingga asumsi mengenai sisaan ε, peubah bebas X dan peubah tak

bebas Y juga sama. Persamaan model regresi berganda secara umum adalah

sebagai berikut:

Page 27: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

15

Subskrip i menunjukkan nomor pengamatan dari 1 sampai N untuk data

populasi atau sampai n untuk data contoh. merupakan pengamatan ke-i untuk

peubah bebas . Koefisien merupakan intersep model regresi berganda.

Dalam mendapatkan koefisien regresi parsial digunakan metode kuadrat

terkecil Ordinary Least Square (OLS). Asumsi utama yang mendasari model

regresi berganda dengan metode OLS adalah sebagai berikut (Firdaus 2004):

1. Nilai yang diharapkan bersyarat (conditional expected value) dari

tergantung pada tertentu adalah nol.

2. Tidak ada korelasi berurutan atau tidak ada korelasi (non-autokorelasi)

artinya dengan tertentu simpangan setiap Y yang manapun dari nilai rata-

ratanya tidak menunjukan adanya korelasi, baik secara positif atau negatif.

3. Varian bersyarat dari € adalah konstan. Asumsi ini dikenal dengan nama

asumsi homoskedastisitas.

4. Variabel bebas adalah non-stokastik yaitu tetap dalam penyampelan

berulang jika stokastik maka didistribusikan secara independen dari

gangguan €.

5. Tidak ada multikolinearitas antara variabel penjelas satu dengan yang

lainnya.

6. € didistribusikan secara normal dengan rata-rata dan varians yang diberikan

oleh asumsi 1 dan 2.

Apabila semua asumsi yang mendasari model tersebut terpenuhi maka

fungsi regresi yang diperoleh dari hasil perhitungan pendugaan dengan metode

OLS dari koefisien regresi adalah penduga tak bias linear terbaik (Best Linear

Unbiased Estimator atau BLUE). Sebaliknya jika ada asumsi dalam model regresi

yang tidak terpenuhi oleh fungsi regresi yang diperoleh maka kebenaran

pendugaan model tersebut atau pengujian hipotesis untuk pengambilan keputusan

dapat diragukan. Penyimpangan 2, 3, dan 5 memiliki pengaruh yang serius

sedangkan asumsi 1, 4, dan 6 tidak.

2.6 Pengembangan Sumberdaya Air

Pengembangan sumberdaya air (water resource development) didefinisikan

sebagai aktivitas fisik untuk meningkatkan pemanfaatan air untuk air bersih,

irigasi, penanggulangan banjir, listrik tenaga air, perhubungan, pariwisata,

Page 28: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

16

perikanan, dan sebagainya (Wiyono 2007). Terkait masalah pengembangan

sumberdaya air akan terdapat persepsi yang berbeda tergantung dari sudut

pandang masyarakat yang mengalami permasalahan tersebut. Masyarakat yang

tinggal di daerah yang kering maka pola pengembangan sumberdaya air yang

cocok seperti penanggulangan kekeringan dengan membangun waduk, embung,

dan juga bendungan. Sebaliknya, masyarakat yang tinggal di daerah yang cukup

air pola pengembangan yang cocok adalah pengendalian banjir.

Selanjutnya menurut Ditjen Pengairan (1985) dalam Wiyono (2007),

membagi tahapan proyek-proyek pengairan sebagai berikut:

1. Studi inventarisasi potensi pengembangan sumberdaya air secara umum.

2. Studi identifikasi nama proyek-proyek pengairan setelah tahap inventarisasi.

3. Studi rekonesan atau pengenalan data pendahuluan.

4. Studi rencana induk (master plan) atau rencana umum pengembangan terpadu

menyeluruh sumberdaya air di suatu wilayah sungai. Tahap ini disebut juga

sebagai tahap pre-feasibility study.

5. Studi kelayakan (feasibility) atau telah kemungkinan masing-masing elemen

proyek sumberdaya air yang dikembangkan.

6. Perencanaan teknis sampai dokumen kontrak siap pelaksanaan fisik.

7. Pembebasan lahan (land acquisition).

8. Konstruksi atau pelaksanaan fisik lapangan.

9. Operasi dan pemeliharaan prasarana yang dibangun (termasuk pengaturan

sumberdaya air dan pemanfaatan pada tingkat pemakai).

10. Pendidikan masyarakat. Tahap ini merupakan usulan yang dapat

ditambahkan.

2.7 Analisis Kelayakan

Tahapan yang cukup penting dalam pelaksanaan proyek pembangunan

adalah tahap analisis kelayakan atau disebut juga feasibility study. Analisis

kelayakan adalah kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat yang dapat

diperoleh dalam melaksanakan suatu kegiatan usaha atau proyek. Hasil analisis ini

digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan, apakah

menerima atau menolak dari suatu gagasan usaha. Pengertian layak bila suatu

Page 29: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

17

usaha yang akan dilaksanakan dapat memberikan manfaat dalam arti finansial

maupun ekonomi.

Analisis finansial adalah analisis kelayakan yang melihat dari sudut

pandang pihak-pihak yang berkepentingan dalam pembangunan proyek. Proyek

finansial sering juga disebut private returns hal yang harus diperhatikan dalam

analisis finansial yaitu waktu didapatkannya returns sebelum pihak-pihak yang

berkepentingan dalam pembangunan proyek kehabisan modal.

Analisis ekonomi adalah analisis yang melihat dari sudut perekonomian

secara keseluruhan. Analisis ekonomi yang diperhatikan adalah hasil total,

produktivitas atau keuntungan yang didapat dari semua sumber yang dipakai

dalam proyek untuk masyarakat atau perekonomian sebagai keseluruhan, tanpa

melihat siapa yang menyediakan sumber-sumber tersebut dan siapa dalam

masyarakat yang menerima hasil proyek tersebut. Hasil itu disebut the social

returns atau the economic returns dari suatu proyek.

Analisis finansial dan ekonomi merupakan pelengkap, analisis finansial

meninjau dari sudut peserta proyek secara individu, sedangkan analisis ekonomi

dari sudut masyarakat (Gittinger 2008). Terkait ukuran-ukuran arus tunai

berdiskonto yang sama digunakan dalam analisis finansial untuk mengestimasi

hasil yang akan diterima oleh peserta proyek juga sama digunakan dalam analisis

ekonomi untuk estimasi besarnya hasil yang akan diterima oleh masyarakat, maka

akan timbul kebingungan dalam mengaplikasikan kedua analisis tersebut.

Menurut Gittinger (2008), terdapat tiga perbedaan penting yang harus diingat

antara kedua analisis tersebut yaitu:

1. Analisis ekonomi, pajak dan subsidi akan diperlakukan sebagai pembayaran

transfer. Pajak-pajak yang merupakan bagian dari manfaat proyek secara

keseluruhan ditransfer kepada pemerintah yang bertindak atas nama

masyarakat dan pajak-pajak tersebut tidak dianggap sebagai biaya.

Sebaliknya, subsidi pemerintah kepada proyek merupakan biaya bagi

masyarakat. Analisis finansial, pajak dianggap sebagai biaya dan subsidi

sebagai hasil.

2. Analisis finansial menggunakan harga pasar. Harga ini sudah memperhatikan

pajak dan subsidi. Sebaliknya, dalam analisis ekonomi harga pasar dapat

Page 30: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

18

diubah sedemikian sehingga analisis tersebut dapat mencerminkan secara

tepat nilai-nilai sosial dan ekonomi. Harga yang sudah disesuaikan disebut

harga bayangan (shadow price) atau harga buku (accounting price).

3. Bunga terhadap modal dalam analisis ekonomi tidak dipisahkan dan

dikurangkan dari hasil bruto. Bunga modal merupakan bagian dari hasil

keseluruhan terhadap modal yang tersedia untuk masyarakat secara

keseluruhan. Analisis finansial, bunga yang dibayar kepada pihak penyedia

dana dari luar dapat dikurangkan untuk memperoleh gambaran arus manfaat

yang tersedia bagi pemilik modal. Akan tetapi, bunga yang dibayar kepada

entity dari sudut padang analisis finansial bukan merupakan biaya karena

bunga merupakan bagian dari hasil keseluruhan terhadap harta yang

dikontribusikan oleh badan usaha.

Analisis finansial maupun ekonomi terhadap suatu usaha atau proyek

memiliki beberapa kriteria kelayakan sebagai berikut:

1. Net Present Value (NPV)

Didefinisikan sebagai nilai dari proyek yang bersangkutan yang diperoleh

berdasarkan selisih antara cash flow yang dihasilkan terhadap investasi yang

dikeluarkan. NPV dianggap layak apabila bernilai positif (NPV > 0).

2. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)

Net B/C merupakan penilaian yang dilakukan untuk melihat tingkat efisiensi

penggunaan biaya yang berupa angka antara jumlah nilai bersih sekarang

(present value) yang positif dengan jumlah nilai bersih sekarang (present

value) yang negatif. Net B/C ratio menunjukan besarnya tingkat tambahan

manfaat pada setiap tambahan biaya sebesar satu rupiah. Jika nilai

Net B/C > 1 maka proyek dikatakan layak secara ekonomi dan layak untuk

dibangun.

3. Internal Rate of Return (IRR)

Didefinisikan sebagai besar pengembalian proyek terhadap investasi yang

ditanamkan pada saat NPV = 0. Jika IRR > r (suku bunga), maka proyek

dapat dinyatakan layak.

Page 31: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

19

2.8 Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas merupakan suatu pendekatan yang langsung

menganalisis pengaruh-pengaruh risiko yang ditanggung dan ketidakpastian

dalam analisis proyek (Gittinger 2008). Analisis sensitivitas penting untuk

dilakukan dalam suatu proyek investasi karena dapat menilai apakah suatu proyek

masih layak apabila terjadi perubahan harga input maupun output dari proyek itu

sendiri.

Secara umum proyek cenderung sensitif terhadap kenaikan biaya yang

terjadi pada awal pelaksanaan proyek daripada perubahan harga yang terjadi

kemudian. Tiap analisis sensitivitas harus dilaksanakan secara terpisah untuk

dapat mengestimasi pengaruh perubahan yang terjadi terhadap asumsi-asumsi

yang digunakan dalam mengukur kemanfaatan proyek, dan kemudian dapat

menarik kesimpulan bagaimana perubahan tersebut mempengaruhi proyek.

2.9 Penelitian Terdahulu

Studi yang terkait mengenai nilai ekonomi sumberdaya air adalah Sanim et

al. (2009) dengan melakukan analisis nilai ekonomi sumberdaya air DAS Wai

Betung Kota Bandar Lampung. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian tersebut

yaitu untuk mengkaji nilai ekonomi air dan mengkaji kontribusi pengguna air

terhadap biaya rehabilitasi DAS Way Betung, sedangkan manfaatnya adalah

untuk memberikan masukan kepada pengambil kebijakan terutama dalam

pemanfaatan sumberdaya air dan perencanaan pengembangan sumberdaya air di

masa yang akan datang. Alat analisis yang digunakan untuk mencapai penelitian

tersebut adalah seperangkat data kuesioner untuk masing-masing pengguna air.

Pemilihan responden dilakukan dengan purposive sampling, untuk mengetahui

kesediaan membayar biaya rehabilitasi DAS Way Betung dari pengguna air

dengan menggunakan metode WTP.

Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa nilai ekonomi air dari pengguna

PDAM sebagian besar disumbangkan dari rumah tangga kategori menengah dan

rumah tangga kategori sederhana sedangkan yang paling rendah adalah rumah

tangga kategori mewah. Hal ini disebabkan pengguna air PDAM terbesar adalah

rumah tangga kategori menengah dan sederhana. Sebaliknya, untuk rumah tangga

Page 32: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

20

mewah mampu membuat sumur bor yang dapat menjamin ketersediaan air bagi

keperluan rumah tangganya sehingga kebutuhan air tidak tergantung kepada

PDAM.

Merryana (2009) melakukan penelitian tentang analisis WTP masyarakat

terhadap pembayaran jasa lingkungan mata air Cirahab, Desa Curug Goong,

Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang, Banten. Tujuan dari penelitian ini

adalah menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan responden untuk

melakukan pembayaran jasa lingkungan, menganalisis nilai pembayaran jasa

lingkungan oleh responden untuk melakukan pembayaran jasa lingkungan, dan

menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi nilai WTP responden terhadap

pembayaran jasa lingkungan. Data yang digunakan adalah data primer dan

sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara langsung kepada responden,

sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi terkait. Alat analisis yang

digunakan dalam penelitian ini adalah WTP, analisis regresi berganda, dan

analisis regresi logit. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dapat diperoleh nilai

rataan WTP (EWTP) masyarakat Desa Curug Goong sebesar Rp 101/KK/liter dan

diperoleh nilai total WTP dari populasi adalah Rp 83.835 per liter.

Guna mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi nilai WTP maka dalam

penelitian ini ditetapkan enam variabel independen yang mempengaruhi variabel

dependen, yaitu penilaian terhadap kualitas air, jumlah kebutuhan air, jumlah

pengguna air, jarak rumah ke sumber air, tingkat pendidikan, dan rata-rata

pendapatan. Namun, setelah diuji dengan beberapa pengujian parameter maka

didapatkan dua variabel yaitu variabel tingkat pendidikan dan jumlah pengguna

air yang harus dikeluarkan dari model karena terdapat pelanggaran asumsi OLS

yaitu autokorelasi. Dari hasil regresi menunjukan bahwa variabel yang

berpengaruh nyata pada taraf kepercayaan 99 persen adalah jarak rumah ke

sumber air, sedangkan variabel jumlah kebutuhan air dan penilaian terhadap

kualitas air berpengaruh nyata pada taraf 95 persen, dan variabel rata-rata

pendapatan rumah tangga berpengaruh nyata pada taraf 90 persen.

Simpulan dari penelitian ini adalah persentase responden yang bersedia

untuk melakukan pembayaran jasa lingkungan sebesar 52 responden (63 persen).

Faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan responden terhadap penilaian jasa

Page 33: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

21

lingkungan sebagai upaya konservasi mata air Cirahab adalah penilaian terhadap

kualitas air, jumlah kebutuhan air, dan jarak rumah ke sumber air. Nilai rataan

WTP responden adalah Rp 101/KK/liter. Untuk setiap kepala keluarga yang

membayar pembayaran jasa lingkungan sebagai upaya konservasi mata air

Cirahab dan total nilai WTP adalah Rp 83.835 per liter. Nilai potensial

pemanfaatan jasa lingkungan mata air Cirahab adalah Rp 5.240.617.805 per

tahun. Biaya pemulihan ekologi hutan sebesar Rp 544.758.500 per tahun. Nilai

WTP tersebut dipengaruhi oleh penilaian kualitas air, jumlah kebutuhan air, jarak

rumah ke sumber air, dan rata-rata pendapatan rumah tangga.

Selanjutnya, Mardiyatuljanah (2009) melakukan penelitian tentang studi

kelayakan ekonomi pompanisasi Desa Keboncau, Kecamatan Ujung Jaya,

Kabupaten Sumedang. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

primer dan data sekunder. Sebaliknya, jumlah responden dalam penelitian ini

berjumlah 60 responden yang terdiri dari 30 orang responden yang menggunakan

pompanisasi dan 30 orang responden yang tidak menggunakan pompanisasi.

Penentuan responden berdasarkan random sampling. Kriteria kelayakan yang

investasi yang digunakan adalah NPV, Net B/C, dan IRR. Manfaat dan biaya yang

dihitung dengan discount factor telah memperhitungkan nilai waktu dari uang

(time value of money) selama umur proyek.

Penelitian ini juga menganalisis sensitivitas dan analisis switching value.

Analisis sensitivitas adalah menentukan suatu nilai untuk melakukan perubahan-

perubahan pada komponen penerimaan dan pengeluaran serta mengetahui

pengaruhnya terhadap keputusan investasi suatu proyek. Sebaliknya, analisis

switching value menentukan perubahan maksimum dari komponen penerimaan

dan pengeluaran agar proyek dapat diterima.

Hasil perhitungan diperoleh nilai NPV sebesar Rp 80.257.566. Nilai ini

berarti investasi pompanisasi memberikan pendapatan bersih tambahan yaitu

sebesar Rp 80.257.566. Nilai Net B/C yang diperoleh adalah 1,10. Hal ini berarti

untuk setiap nilai sekarang dari pengeluaran sebesar satu rupiah akan memberikan

penerimaan sebesar Rp 1,10. Selanjutnya, nilai IRR yang diperoleh sebesar

16 persen. Dengan demikian, pembangunan pompanisasi yang akan dilaksanakan

dinyatakan layak secara ekonomi.

Page 34: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

22

Analisis sensitivitas yang dilakukan adalah perubahan terhadap harga input

(harga pestisida). Dari hasil analisis diperoleh NPV sebesar Rp 71.757.826, yang

menunjukan bahwa investasi pompanisasi memberikan pendapatan bersih sebesar

Rp 71.757 826 dan masih layak untuk dilanjutkan. Nilai Net B/C yang diperoleh

sebesar 1,09. Hal ini berarti untuk setiap nilai sekarang dari pengeluaran sebesar

satu rupiah akan memberikan penerimaan sebesar Rp 1,09. Kemudian, nilai IRR

diperoleh sebesar 16 persen dan analisis switching value diperoleh perubahan

harga pestisida pada analisis kelayakan ekonomi mencapai kondisi yang

mendekati keuntungan normal dan proyek dapat diterima ketika NPV

Rp 6.850.724. Nilai ini berarti investasi pompanisasi akan memberikan

pendapatan bersih tambahan sebesar Rp 6.850.724 selama 5 tahun pada nilai

sekarang.

Page 35: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

III KERANGKA PEMIKIRAN

Beberapa daerah di Indonesia sering menghadapi masalah kelangkaan air

bersih, sehingga masyarakat kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya

sehari-hari. Krisis sumberdaya air yang dialami Indonesia menyangkut pada aspek

penyediaan dan aspek pengelolaan. Dalam hal penyediaan, masalah yang timbul

mencakup aspek kuantitas dan kualitas. Secara spasial, permasalahan air dapat

digolongkan pada dua wilayah yaitu perkotaan dan pedesaan. Peningkatan jumlah

penduduk di perkotaan mengakibatkan peningkatan kebutuhan air bersih, air

bersih yang sehat akan langka, pengelolaannya rumit, dan untuk memperoleh air

bersih diperlukan biaya yang tinggi sehingga air menjadi barang yang mahal.

Banyaknya pembangunan dan tingginya aktivitas di kota besar seperti Kota

Bogor, memberikan insentif pada tingginya kebutuhan air bersih untuk keperluan

sehari-hari. Tingkat permintaan yang tinggi terhadap air bersih oleh rumah tangga

maupun industri, tidak dapat sepenuhnya disuplai oleh PDAM selaku public

service sehingga alternatif sumber air bersih diperoleh dari air tanah. Pola

pemakaian air tanah yang intensif dan berlebihan dalam jangka panjang

mengakibatkan degradasi pada sumberdaya air yang berdampak pada kelangkaan

air bersih.

Penelitian ini diawali dengan mengkaji karakteristik pengguna sumberdaya

air dengan metode deskriptif, kemudian menganalisis nilai WTP masyarakat

terhadap ketersediaan air bersih dengan menggunakan metode CVM. Nilai WTP

tersebut diharapkan dapat menggambarkan preferensi masyarakat terhadap air

bersih dan juga sebagai acuan untuk menentukan harga sosial air bersih dalam

pengembangan penampungan sumberdaya air bersih di lokasi penelitian.

Selanjutnya dilakukan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya nilai

WTP masyarakat dianalisis dengan regresi linier berganda. Analisis berikutnya

adalah mengkaji kelayakan pengembangan penampungan sumberdaya air bersih

menggunakan kriteria kelayakan investasi yaitu NPV, Net B/C, dan IRR.

Hasil yang diperoleh dari penelitian diharapkan memberikan rekomendasi

dalam kebijakan dan rujukan bagi masyarakat, aparat daerah setempat untuk

melakukan pemanfaatan, alokasi dan pengelolaan sumberdaya air secara tepat

guna. Kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.

Page 36: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

24

Keterangan: Batasan penelitian

24

Gambar 1 Kerangka pemikiran

Aktivitas pembangunan

Pembangunan lahan pertanian Pembangunan perumahan

Pembangunan industri

Kelangkaan ketersediaan air bersih secara berkesinambungan

Estimasi nilai WTP masyarakat terhadap air bersih

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi nilai WTP

Analisis pengembangan penampungan sumberdaya

air bersih

Analisis WTP

Analisis regresi berganda

Analisis kelayakan

Pemanfaatan sumberdaya air secara berkelanjutan

Karakteristik pengguna sumberdaya air

Peningkatan pemanfaatan air

Analisis deskriptif

Page 37: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di RW 07 Cibereum Sunting (lokasi penelitian

disajikan pada Lampiran 1). Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja

(purposive). Berdasarkan survei diketahui bahwa kelangkaan air bersih menurut

masyarakat dirasakan setelah adanya pembangunan perumahan ABC. Pengeboran

air tanah secara berlebihan oleh pihak perumahan menimbulkan persaingan antara

warga Kampung Cibereum Sunting dan pihak perumahan dalam memanfaatkan

air bersih, khususnya air tanah. Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu

bulan Mei sampai Juni 2013 untuk pengambilan data dan dilanjutkan pengolahan

data pada bulan Juli 2013.

4.2 Metode Penelitian

Penelitian yang dilakukan menggunakan metode survei yaitu penelitian

yang informasinya dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian survei adalah data dari sampel atas

populasi untuk mewakili seluruh populasi. Data dan informasi yang diperoleh dari

responden berupa data primer dan sekunder. Data tersebut kemudian dianalisis

secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan untuk menjawab

tujuan satu yaitu mengkaji karakteristik masyarakat pengguna air di kampung

Cibereum Sunting, sedangkan analisis kuantitatif digunakan untuk menjawab

tujuan kedua, ketiga dan keempat masing-masing yaitu mengestimasi besar nilai

WTP masyarakat terhadap ketersediaan air bersih, analisis faktor-faktor yang

mempengaruhi nilai WTP, dan mengkaji pengembangan penampungan

sumberdaya air bersih di Kampung Cibereum Sunting.

4.3 Jenis dan Sumber Data

Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data primer

diperoleh melalui wawancara, pengisian kuesioner, dan observasi langsung ke

lapangan untuk melihat langsung keadaan sumberdaya air, keadaan masyarakat,

dan kegiatan-kegiatan terkait pola pemanfaatan air oleh masyarakat setempat.

23

Page 38: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

26

Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai besarnya nilai

WTP masyarakat untuk tetap memperoleh manfaat sumberdaya air dengan

kualitas dan kuantitas yang baik. Data sekunder yang diperlukan meliputi kondisi

geografis, lokasi penelitian, keadaan demografi, keadaan sosial ekonomi

masyarakat, dan data harga bahan bangunan. Data ini diperoleh dari kantor

Kelurahan Mulyaharja dan Kecamatan Bogor Selatan, Badan Pusat Statistik

(BPS) Kota Bogor, dan Dinas Binamarga dan Sumberdaya Air Kota Bogor. Jenis

dan sumber data dapat dilihat di Tabel 2.

Tabel 2 Jenis dan sumber data

Jenis data

Teknik pengambilan

data Data yang dibutuhkan Sumber data

Primer - Wawancara - Pengisian

kuesioner - Survei lapang

- Jumlah kebutuhan air dalam rumah tangga

- Jumlah pengguna air dalam rumah tangga

- Tingkat pendidikan - Usia - Penghasilan - Jenis pekerjaan - Biaya investasi dan - Penerimaan

pengembangan sumberdaya air.

Masyarakat pengguna air di Kampung Cibereum Sunting, Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor

Sekunder Wawancara - Demografi - Geografis - Sosial ekonomi - Harga bahan

bangunan

- BPS Kota Bogor - Kantor Kecamatan

Bogor Selatan - Kantor Kelurahan

Mulyaharja - Dinas Binamarga dan

Sumberdaya Air

4.4 Metode Pengambilan Sampel

Pengumpulan data primer dilakukan dengan teknik wawancara

menggunakan kuesioner yang sudah disiapkan peneliti. Kuesioner ditujukan

kepada rumah tangga pengguna sumberdaya air yang berdomisili di Kampung

Cibereum Sunting. Sampel yang diambil adalah Kepala Keluarga (KK) dalam

Page 39: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

27

rumah tangga atau orang yang berperan dalam rumah tangga yang memenuhi

kriteria yang sesuai dengan tujuan penelitian.

Sampel yang diambil menggunakan metode purposive sampling (secara

sengaja) berjumlah 40 responden dari total populasi sebanyak 390 KK. Penentuan

jumlah responden tersebut ditetapkan penulis mengacu pada Walpole (1997) yang

menyatakan bahwa jumlah 30 responden sudah dapat mewakili populasi karena

bila ukuran contohnya lebih besar atau sama dengan 30 responden penarikan

contoh tersebut dapat menjamin hasil yang dapat mewakili populasinya.

4.5 Metode Analisis Data

Metode analisis menggunakan analisis data kualitatif dan kuantitatif. Data

kualitatif diolah secara deskriptif untuk mengetahui karakteristik masyarakat

pengguna air di Kampung Cibereum Sunting. Sebaliknya data kuantitatif diolah

menggunakan program Microsoft Excel 2007 dan Minitab untuk mengestimasi

nilai WTP, menganalisis regresi, dan menganalisis kelayakan pengembangan

penampungan sumberdaya air bersih. Metode analisis data dapat dilihat pada

Tabel 3.

Tabel 3 Metode analisis data No. Tujuan Data yang diperlukan Sumber data Metode 1 Mengkaji

karakteristik masyarakat pengguna air

Usia, pendidikan, penghasilan, jumlah kebutuhan air, dan jumlah pengguna air

Masyarakat pengguna sumberdaya air

Analisis deskriptif

2 Estimasi nilai WTP masyarakat terhadap ketersediaan air bersih

Biaya yang bersedia dikeluarkan masyarakat untuk memperoleh air bersih

Masyarakat pengguna sumberdaya air

Contingent

Valuation

Method (CVM)

3 Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai WTP masyarakat

Usia, penghasilan, jumlah kebutuhan air, dan jumlah pengguna air

Masyarakat pengguna sumberdaya air

Ekonometrika (analisis regresi berganda)

4 Mengkaji kelayakan pengembangan penampungan sumberdaya air bersih

Data Rencana Anggaran Biaya (RAB) pengembangan penampungan sumberdaya air bersih

Toko bangunan dan Dinas Binamarga Kota Bogor

Analisis kriteria kelayakan investasi

Page 40: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

28

4.5.1 Analisis Deskriptif

Menurut Marzuki (2009), analisis deskriptif merupakan teknik statistik yang

memberikan informasi hanya mengenai data yang dimiliki dan tidak bermaksud

untuk menguji hipotesis, kemudian menarik inferensi yang digeneralisasikan

untuk data yang lebih besar atau populasi. Analisis deskriptif digunakan agar

penelitian tidak hanya terbatas pada data statistik yang kaku, selain itu agar

penelitian dapat memberikan kesimpulan yang menarik. Analisis deskriptif dalam

penelitian digunakan untuk membuat gambaran secara sistematis mengenai

karakteristik masyarakat pengguna air di Kampung Cibereum Sunting, Kelurahan

Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor.

4.5.2 Analisis WTP Responden terhadap Jasa Lingkungan

WTP atau kesediaan untuk membayar adalah kesediaan individu untuk

membayar terhadap suatu kondisi lingkungan atau penilaian terhadap sumberdaya

alam dan jasa alami dalam rangka memperbaiki kualitas lingkungan. WTP

dihitung seberapa jauh kemampuan setiap individu atau masyarakat secara agregat

untuk membayar ataupun mengeluarkan uang dalam rangka memperbaiki kondisi

lingkungan agar sesuai degan kondisi yang diinginkan. Tahap-tahap untuk

menentukan WTP dalam penelitian ini meliputi:

1. Membuat Pasar Hipotetik (Setting Up the Hypotetical Market)

Pasar hipotetik dibentuk atas dasar terjadinya kelangkaan sumberdaya air di

Kampung Cibereum Sunting. Adanya pembangunan perumahan turut

memperparah kelangkaan air tanah Kampung Cibereum Sunting. Jalan keluar

dari masalah ini adalah menggunakan salah satu instrumen ekonomi yaitu

pembayaran jasa lingkungan sebagai bentuk upaya konservasi. Pasar hipotetik

dibuat dalam bentuk skenario sebagai berikut:

Pasar Hipotetik :

“Selama ini masyarakat Kampung Cibereum Sunting bergantung pada air

tanah sebagai salah satu sumber air bersih untuk memenuhi kebutuhan dasar

sehari-hari. Pada saat ini maupun masa yang akan datang diketahui bahwa

akan terjadi penurunan kuantitas air tanah karena berbagai penyebab antara

lain: pertumbuhan penduduk dan perumahan di Kampung Cibereum Sunting

Page 41: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

29

serta curah hujan yang tidak menentu. Terkait masalah tersebut, apakah

masyarakat bersedia melakukan pembayaran jasa lingkungan melalui

pengadaan pengembangan sumberdaya air untuk mengatasi kelangkaan air

pada saat musim kemarau”. Skenario ini diharapkan mampu membuat

masyarakat mengetahui gambaran pasar hipotetik dan apakah masyarakat

bersedia membayar sejumlah nominal uang untuk memperbaiki jasa

lingkungan tersebut.

2. Mendapatkan Penawaran Besarnya WTP (Obtaining Bids)

Pada tahap ini dilakukan dengan wawancara langsung kepada responden

apakah mereka mau membayar atau tidak sejumlah uang tertentu untuk

memperoleh perbaikan jasa lingkungan. Metode ini lebih memudahkan

responden memahami maksud dan tujuan dari penelitian yang dilakukan.

Teknik yang digunakan untuk memperoleh nilai WTP dalam penelitian ini

adalah model referendum atau discrete choice (dichotomous choice),

responden diberi satu nilai rupiah, kemudian diberi pertanyaan setuju atau

tidak. Salah satu model CVM yang paling umum digunakan adalah

dikotomous. Pendekatan ini merupakan alternatif terbaik untuk menjawab

defisiensi pendekatan Contingent Valuation yang didasarkan pada pertanyaan

terbuka maupun bidding games (Fauzi 2006).

3. Memperkirakan Nilai Rata-Rata WTP (Calculating Average WTP)

Tahap ini diduga dengan melakukan nilai rata-rata yaitu dengan cara

menjumlahkan seluruh nilai WTP dibagi dengan jumlah responden.

Keterangan:

= Dugaan rataan WTP

= Nilai WTP ke-i

= Frekuensi relatif

= Jumlah responden

= Responden ke-i yang bersedia melakukan pembayaran jasa

lingkungan

Page 42: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

30

4. Memperkirakan Kurva WTP (Estimating Bid Curve)

Pendugaan kurva akan dilakukan dengan menggunakan persamaan sebagai

berikut:

Keterangan:

= Nilai WTP masyarakat pengguna air (Rp per m³)

= Usia masyarakat pengguna air (tahun)

= Penghasilan masyarakat pengguna air (Rp per bulan)

= Jumlah kebutuhan air (m³/hari/KK)

= Jumlah pengguna air (orang per KK)

5. Menjumlahkan Data (Agregating Data)

Setelah menduga nilai tengah WTP maka dapat diduga nilai WTP dari

rumah tangga dengan menggunakan rumus:

Keterangan:

= Total WTP

= WTP individu sampel ke-i

= Jumlah sampel ke-i yang bersedia membayar sebesar WTP

= Jumlah sampel

= Jumlah populasi

= Responden ke-i yang bersedia membayar pembayaran jasa

lingkungan

6. Mengevaluasi Penggunaan CVM (Evaluating the CVM Exercise)

Tahap ini merupakan penilaian apakah penggunaan CVM telah berhasil atau

tidak. Keberhasilan dalam pengaplikasian CVM bergantung pada seberapa

besar tingkat kesalahan responden dalam menjawab pertanyaan yang

diajukan, seberapa baik pasar hipotetik yang digunakan. Untuk mengevaluasi

pelaksanaan model CVM dilihat dari tingkat keandalan fungsi WTP. Uji yang

dilakukan adalah dengan melihat nilai R² dari model OLS WTP.

Page 43: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

31

4.5.3 Analisis Regresi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi WTP Responden

Model regresi berganda merupakan pengembangan dari model regresi linear

sederhana dengan satu peubah bebas. Pada model regresi berganda (multiple

regression model) Y merupakan fungsi linear dari beberapa peubah bebas X₁, X₂,

X₃, ………, Xk dan komponen sisaan (error).

Analisis ini digunakan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang

mempengaruhi WTP pengguna sumberdaya air di Kampung Cibereum Sunting.

Model yang digunakan adalah model regresi berganda. Persamaan regresi

berganda nilai WTP dalam penelitian ini sebagai berikut:

Keterangan:

= Nilai WTP masyarakat pengguna air (Rp per m³)

= Intercept

= Koefisien regresi

U = Usia masyarakat pengguna air (tahun)

P = Penghasilan rumah tangga (Rp per bulan)

JKA = Jumlah kebutuhan air (m³/hari/KK)

JPA = Jumlah pengguna air (orang per KK)

= Galat atau error

Variabel-variabel di atas ditentukan dan dipilih berdasarkan teori-tori

ekonomi yang berlaku dan observasi langsung di lokasi penelitian. Besarnya WTP

bagi penerima manfaat sumberdaya air meliputi: usia, penghasilan, jumlah

kebutuhan air, dan jumlah pengguna air.

4.5.4 Analisis Kelayakan Pengembangan Penampungan Sumberdaya Air

Bersih

Air tanah merupakan salah satu sumber daya air yang keberadaannya

terbatas dan pemulihannya sulit dilakukan. Dalam rangka mengatasi masalah

kelangkaan air pada saat musim kemarau perlu diupayakan penyimpanan air

sebesar-besarnya pada musim hujan dengan bangunan-bangunan penampung air

yang kemudian dapat dimanfaatkan pada musim kemarau.

Page 44: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

32

Pengembangan prasarana air bersih bertujuan untuk mengoptimalkan

pemanfaatan sumber air permukaan. Rencana pengembangan penampungan

sumberdaya air bersih di Kampung Cibereum Sunting, Kelurahan Mulyaharja,

Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor adalah embung kecil. Konsep dasar

pengembangan tersebut adalah mensuplai air bersih secara berkesinambungan

untuk masyarakat. Pengembangan sumberdaya air akan mempertimbangkan

beberapa hal, yaitu:

1. Daya dukung sumberdaya air.

2. Kekhasan dan aspirasi daerah serta masyarakat setempat.

3. Kemampuan pembayaran.

4. Kelestarian keanekaragaman hayati dalam sumberdaya air.

Pengembangan penampungan sumberdaya air bersih diawali dengan

merangkum kebutuhan masyarakat untuk dirumuskan menjadi tujuan dari

penelitian. Sumberdaya air yang tersedia dalam embung kecil dikembangkan

untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat. Pengembangan tersebut dilakukan

dengan membangun penampungan air beserta kelengkapannya dalam rangka

pemanfaatan sumberdaya air yang selanjutnya disebut sebagai proyek

pengembangan sumberdaya air di Kampung Cibereum Sunting.

Salah satu analisis penting yang harus dilakukan adalah analisis benefit-cost

yang hasilnya dapat digunakan untuk mengukur kelayakan dari suatu rencana atau

skenario pengembangan penampungan sumberdaya air bersih dari sudut pandang

finansial dan ekonomi. Data-data penerimaan dan pengeluaran terkait

pengembangan penampungan sumberdaya air bersih yang diambil dari

masyarakat diolah melalui cash flow. Manfaat dan biaya dihitung dengan di-

discount factor yang telah memperhitungkan nilai waktu uang (time value of

money) selama umur proyek. Kriteria kelayakan investasi yang digunakan adalah

NPV, Net B/C, dan IRR.

1) Net Present Value

NPV merupakan selisih antara nilai sekarang arus manfaat dengan nilai

sekarang arus biaya. NPV juga merupakan penjumlahan nilai sekarang dari

manfaat bersih tambahan selama umur proyek. Secara matematis nilai NPV

dapat diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Page 45: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

33

Keterangan:

= Manfaat pada tahun ke-t

= Biaya pada tahun ke-t

= Discount factor

= Tahun 1, 2, 3, …….., n

= Umur proyek

NPV ≥ 0, pengembangan penampungan sumberdaya air bersih layak untuk

dibangun, sebaliknya NPV ≤ 0, maka pengembangan tersebut tidak layak.

2) Net Benefit-Cost Ratio

Net B/C merupakan rasio antara manfaat bersih yang bernilai positif dengan

manfaat bersih yang bernilai negatif. Secara matematis Net B/C dirumuskan

sebagai berikut:

Keterangan:

= Penerimaan yang diperoleh pada tahun ke-t

= Biaya yang dikeluarkan pada tahun ke-t

= Tahun

= Discount rate (%)

= Umur proyek

Proyek layak dilaksanakan jika nilai Net B/C ≥ 1, artinya manfaat yang

diperoleh sama dengan biaya yang dikeluarkan. Sebaliknya, nilai Net B/C ≤ 1

maka proyek tidak layak untuk dilaksanakan, karena manfaat yang diperoleh

tidak dapat menutupi biaya yang dikeluarkan.

3) Internal Rate of Return

IRR adalah suatu tingkat diskonto yang membuat NPV sama dengan nol.

Secara matematis nilai IRR dapat diperoleh dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:

Page 46: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

34

Keterangan:

= Tingkat diskonto yang menghasilkan NPV positif

= Tingkat diskonto yang menghasilkan NPV negatif

= NPV positif

= NPV negatif

= Selisih i

Jika IRR ≥ tingkat diskonto, maka pengembangan penampungan sumberdaya

air bersih layak dibangun, sebaliknya, IRR ≤ tingkat diskonto, maka

pengembangan penampungan sumberdaya air bersih tidak layak untuk

dibangun.

4.5.5 Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas yang dilakukan adalah sensitivitas pada input dan ouput

proyek pengembangan penampungan sumberdaya air bersih. Pendekatan

sensitivitas tersebut digunakan untuk menghitung sejauh mana kriteria investasi

menjadi tidak layak jika terjadi perubahan pada jumlah debit air dan perubahan

tarif dasar listrik.

Sensitivitas jumlah debit air dihitung berdasarkan jumlah minimum debit air

penampungan yang menghasilkan kriteria investasi menjadi tidak layak.

Selanjutnya, sensitivitas listrik berdasarkan persentase kenaikan tarif dasar listrik

tertinggi oleh PT. Perusahan Listrik Negara (PLN).

4.6 Batasan Penelitian

1. Sumberdaya air tanah adalah sumberdaya air yang terdapat dalam lapisan

tanah atau bebatuan di bawah permukaan tanah. Air tanah merupakan salah

satu sumber daya air yang keberadaannya terbatas dan kerusakannya dapat

mengakibatkan dampak yang luas serta pemulihannya sulit dilakukan.

2. Lokasi penelitian terletak di Kampung Cibereum Sunting (RW 07),

Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor.

Page 47: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

35

3. Responden adalah kepala keluarga yang menerima dampak kelangkaan air

pada saat musim kemarau, berusia produktif, sudah bekerja, memiliki

tanggungan, dan berdomisili di Kampung Cibereum Sunting.

4. Karakteristik pengguna air yang digunakan dalam penelitian adalah usia,

penghasilan, jumlah kebutuhan air, dan jumlah pengguna air dalam rumah

tangga responden.

5. CVM merupakan metode untuk mengetahui keinginan masyarakat membayar

sumberdaya air sedangkan WTP merupakan alat analisisnya.

6. Pengembangan penampungan sumberdaya air bersih yang akan dilakukan di

Kampung Cibereum Sunting adalah embung kecil. Pemilihan embung kecil

didasarkan pada kesesuaian jumlah populasi penduduk setempat, kondisi

geografi dan potensi sumberdaya air, biaya konstruksi bangunan, serta

kebutuhan akan jumlah air bersih.

7. Umur proyek adalah umur teknis yang diterapkan terhadap konstruksi

bangunan embung kecil. Umur teknis pengembangan penampungan

sumberdaya air bersih di Kampung Cibereum Sunting adalah lima tahun.

8. Harga air bersih yang digunakan dalam analisis kelayakan ekonomi

pengembangan sumberdaya air adalah harga finansial dan harga ekonomi.

9. Harga finansial air bersih adalah harga air bersih PDAM Kota Bogor

berdasarkan kategori pelanggan Rumah Tangga Sangat Sederhana (RTSS)

sebesar Rp 1.700 per m³.

10. Harga ekonomi air bersih adalah harga yang diperoleh berdasarkan

kemampuan membayar (nilai rataan WTP) masyarakat pengguna air di

Kampung Cibereum Sunting sebesar Rp 149,05 per m³.

11. Kriteria kelayakan finansial dan ekonomi yang digunakan adalah NPV, Net

B/C, dan IRR.

Page 48: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5.1 Kondisi Geografis Kelurahan Mulyaharja

Menurut Data Monografi Kelurahan Mulyaharja (2011), Kelurahan

Mulyaharja merupakan Kelurahan yang terletak di Kecamatan Bogor Selatan,

Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Jarak dari Kelurahan menuju Pemerintahan

Kecamatan hanya 5 km, sedangkan jarak menuju pusat Pemerintah Kota Bogor

yaitu ± 7 km. Kelurahan yang berada di kaki Gunung Salak ini memiliki curah

hujan terbesar di Kecamatan Bogor Selatan berkisar 3.500-4.500 mm per tahun

untuk 335,30 ha dan 4.001-4.500 mm per tahun untuk 143,70 ha. Suhu udara

Kelurahan Mulyaharja berkisar 15 ºC sampai 25 ºC. Selain itu, Kelurahan

Mulyaharja merupakan kelurahan dengan kondisi topografi tertinggi di antara

kelurahan-kelurahan lain yaitu 600 meter di atas permukaan laut. Kelurahan

Mulyaharja memiliki luas wilayah sekitar 479,0 ha dan sebagian besar lahan

tersebut merupakan lahan subur dengan luas mencapai 417,97 ha. Berdasarkan

batas wilayahnya, Kelurahan Mulyaharja diapit oleh dua sungai yaitu sungai

Cibeureum dan sungai Cipinanggading, yang merupakan batas wilayah alam

dengan kelurahan lain. Adapun batas wilayah Kelurahan Mulyaharja menurut data

monografi kelurahan sebagai berikut:

1). Sebelah utara : Kelurahan Cikaret

2). Sebelah selatan : Desa Sukaharja

3). Sebelah barat : Kelurahan Pamoyanan

4). Sebelah timur : Desa Sukamantri

Kelurahan Mulyaharja awalnya adalah desa yang berada di bawah

pemerintahan Kabupaten Bogor. Adanya pemekaran Kota Bogor yaitu menurut

Peraturan Pemerintah Nomor 2 tahun 1995 dan Instruksi Menteri Dalam Negeri

tahun 1995 tanggal 24 Agustus 1995 tentang Perubahan Batas–batas Wilayah

Kotamadya DT. II Bogor, serta Peraturan Daerah Nomor 9 tahun 2001 tentang

Perubahan Desa Menjadi Kelurahan, maka Desa Mulyaharja masuk ke dalam

wilayah Kota Bogor dan berubah menjadi Kelurahan pada tanggal 1 September

2001. Lahan yang berada di Kelurahan Mulyaharja sebagian besar dimanfaatkan

untuk kegiatan ekonomi, yaitu pertanian dan perdagangan. Luas lahan yang

Page 49: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

37

digunakan untuk sektor pertanian lebih besar dibandingkan lahan untuk

peruntukan lain, yaitu sekitar 90 ha untuk lahan sawah dan 20 ha untuk lahan

kering (ladang). Hal tersebut karena potensi daerah ini sangat cocok untuk

aktivitas usaha tani. Jenis penggunaan lahan di Kelurahan Mulyaharja yang dirinci

pada Tabel 4 di bawah ini.

Tabel 4 Jenis penggunaan lahan di Kelurahan Mulyaharja Tahun 2011

Jenis penggunaan lahan Luas lahan (ha)

a. Pertokoan/Perdagangan 1,00 b. Perkantoran 0,08 c. Tanah wakaf 0,50 d. Tanah sawah

1) Irigasi teknis 70,00 2) Sawah pasang surut 16,00

e. Tanah kering 1) Pekarangan 4,00 2) Tegalan 20,00 3) Tempat rekreasi 2,00

Jumlah 113,58 Sumber: Data Monografi Kelurahan Mulyaharja (2011)

Dari tabel di atas terlihat bahwa 106 ha lahan di wilayah Kelurahan

Mulyaharja adalah lahan pertanian. Terdiri dari 70 ha irigasi teknis, 16 ha sawah

pasang surut, dan 20 ha tanah tegalan. Berdasarkan informasi yang diperoleh

bahwa luas lahan pertanian (lahan sawah dan lahan kering) yang tersisa adalah 80

ha. Luas lahan yang direncanakan untuk pembangunan perumahan dan real estate

adalah 100 ha. Lahan dalam tahap pembangunan perumahan saat ini mencapai 60

ha2. Data tersebut menunjukan bahwa tingginya angka pembangunan perumahan

di wilayah Kelurahan Mulyaharja dapat menimbulkan masalah serius dalam

keberlangsungan pemanfaatan air bersih.

5.1.1 Kependudukan

Penduduk Kelurahan Mulyaharja sebagian besar adalah suku bangsa Sunda.

Mobilitas penduduk Kelurahan Mulyaharja yang datang dan pergi pada tahun

2011 juga bervariasi. Sebanyak 353 penduduk yang datang, terdiri dari 178 orang

2 Informasi diperoleh dari kantor Kelurahan Mulyaharja pada Juni 2013

Page 50: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

38

laki-laki dan 175 orang untuk perempuan. Sebaliknya, penduduk yang pindah

sebanyak 198 yang terdiri dari 99 orang laki-laki dan 99 orang perempuan.

Kelurahan Mulyaharja memiliki jumlah penduduk sebanyak 16.381 jiwa,

yang didominasi oleh penduduk berjenis kelamin laki-laki sebesar 8.523 jiwa

sedangkan untuk perempuannya 7.858 jiwa. Kelurahan Mulyaharja dibagi

menjadi 55 Rukun Tetangga (RT) dan 12 Rukun Warga (RW). Mayoritas agama

penduduk adalah Islam. Sebagian besar penduduk Mulyaharja adalah lulusan

Sekolah Dasar/MI dengan jumlah 6.435 jiwa, disusul dengan lulusan

SMA/SLTA/Aliyah 1.150 jiwa, Taman Kanak-kanak 984 jiwa, SMP/SLTP/MTS

900 jiwa, Akademi/D1-D3 120 jiwa, dan Sarjana (S1-S3) 70 jiwa (Data

Monografi Kelurahan Mulyaharja 2011).

Selain itu, jumlah penduduk di Kelurahan Mulyaharja menurut mata

pencahariannya dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Jumlah penduduk menurut mata pencaharian di Kelurahan Mulyaharja Tahun 2011

Jenis pekerjaan Jumlah penduduk (jiwa)

Pegawai Negeri Sipil 205 TNI 4 POLRI 15 Swasta/BUMN/BUMD 5 Wiraswasta/Pedagang 2.414 Petani 100 Pertukangan 122 Buruh tani 400 Pensiunan 59 Jasa/lain-lain 42

Jumlah 3.366 Sumber: Data Monografi Kelurahan Mulyaharja (2011)

Pada Tabel 5 di atas, sebagian besar penduduk berprofesi sebagai

wiraswasta/pedagang dan buruh tani. Jumlah buruh tani yang cukup besar tersebut

disebabkan adanya kepemilikan lahan pertanian yang semakin berkurang akibat

kegiatan alih fungsi lahan pertanian yang terjadi di Kelurahan Mulyaharja. Hal ini

juga ditunjukan oleh sedikitnya jumlah penduduk yang berprofesi sebagai petani

yaitu sebesar 100 orang.

Page 51: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

39

5.1.2 Pelanggan Air Bersih PDAM

Sistem pengelolaan sumberdaya air melalui alokasi dan distribusi air bersih

oleh PDAM selaku public service belum sepenuhnya dirasakan oleh masyarakat

di Kelurahan Mulyaharja. Penduduk Kelurahan Mulyaharja sebagian besar belum

mendapatkan jasa air bersih dari PDAM Kota Bogor. Terkait pemenuhan

kebutuhan air bersih, dari total 4.446 KK, hanya sekitar 23,87 persen rumah

tangga yang mendapatkan pelayanan air bersih dari PDAM. Kategori pelanggan

yang sudah mendapatkan jasa air bersih dari PDAM, yaitu instansi pemerintah,

sarana sosial, rumah tangga, dan niaga. Data tersebut dapat dilihat pada Tabel 6 di

bawah ini.

Tabel 6 Jumlah pelanggan PDAM di Kelurahan Mulyaharja Tahun 2011

Kategori Pelanggan PDAM Unit Persentase (%)

Sarana sosial 10 0,93 Rumah tangga 1.061 98,51 Niaga 6 0,56

Total 1.077 100,00 Sumber: BPS Kota Bogor (2011)

Berdasarkan Tabel 6 di atas, dapat dilihat bahwa sarana sosial yang telah

mendapat layanan PDAM sebanyak 10 unit dengan persentase 0,93 persen, rumah

tangga sebanyak 1.061 unit dengan persentase 98,51 persen yang merupakan

persentase tertinggi dari kategori pelanggan PDAM, dan niaga sebanyak 6 unit

dengan persentase 0,56 persen.

5.2 Kampung Cibereum Sunting

Menurut penuturan informan di lokasi penelitian bahwa pada mulanya nama

Kampung Cibereum Sunting berasal dari seorang Kyai yang bernama Haji

Sunting. Bapak Sunting merupakan seorang sesepuh dan tokoh masyarakat yang

terkenal. Oleh sebab itu, setiap orang yang akan berkunjung ke kampung tersebut,

mereka menyebutnya dengan Kampung Cibereum Sunting.

Dahulu Kampung Cibereum Sunting memiliki areal sawah yang luas.

Adanya pembangunan perumahan yang mengkonversi wilayah persawahan

menyebabkan 70 persen luas wilayah tersebut menjadi berkurang dan hanya

mencakup wilayah perkampungan penduduk saja yaitu sekitar ± 4 ha. Jumlah

Page 52: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

40

penduduk Kampung Cibereum Sunting sekitar 1.950 jiwa yang terbagi menjadi

tiga Rukun Tetangga (RT). Jumlah Kepala Keluarga (KK) pada RT 1 adalah 150

KK, selanjutnya jumlah KK pada RT 2 adalah 100 KK dan 140 KK pada RT 3.

Akibat pembangunan perumahan yang terjadi di sekitar wilayah Kampung

Cibereum Sunting, maka kampung ini juga berbatasan langsung dengan

perumahan-perumahan tersebut. Batas wilayahnya yaitu:

1). Sebelah utara : Kampung Cibereum Pongpok

2). Sebelah selatan : Perumahan Bogor Nirwana Residence (BNR)

3). Sebelah barat : Kampung Cibereum RW 8

4). Sebelah timur : Perumahan Bogor Nirwana Residence (BNR)

Dari luas wilayah 4 ha tersebut, Kampung Cibereum Sunting memiliki

beberapa fasilitas umum, seperti fasilitas pendidikan, kesehatan, dan peribadatan.

Fasilitas pendidikan yang dimiliki Kampung Cibereum Sunting yaitu taman

kanak-kanak (TK) dan sekolah dasar (SD) yang masing-masing berjumlah satu.

Selain itu, untuk fasilitas kesehatan juga hanya berjumlah satu yaitu posyandu.

Lain halnya dengan fasilitas peribadatan yang dimiliki Kampung Cibereum

Sunting yaitu masjid yang berjumlah tiga.

Mayoritas penduduk di Kampung Cibereum Sunting telah beralih profesi

menjadi buruh bangunan, karyawan, pengrajin, dan pedagang. Hal ini karena

lahan pertanian yang dahulunya sebagai sumber mata pencaharian mereka, sudah

tidak ada lagi. Oleh sebab itu, masyarakat yang pernah menjadi petani sekarang

hanya berprofesi sebagai buruh tani ataupun pekerjaan lainnya di luar dari sektor

pertanian.

5.3 Potensi Sumberdaya Air di Kampung Cibereum Sunting

Sebelum tahun 2008, penduduk Kampung Cibereum Sunting menggunakan

air yang berasal dari sumur gali untuk mencukupi kebutuhan minum dan sanitasi

sehari-hari. Kedalaman sumur gali yang dibuat oleh masing-masing rumah tangga

pun tidak terlalu dalam yaitu hanya sekitar 1,5 meter. Kondisi demikian

menunjukan bahwa air bersih yang diperoleh masyarakat sangat mudah dan

melimpah. Sebagian masyarakat Kampung Cibereum Sunting masih ada yang

tidak mempunyai fasilitas MCK (Mandi Cuci Kakus), sehingga kondisi tersebut

Page 53: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

41

mendapat perhatian dari pemerintah daerah dengan dibangunnya dua MCK. Dana

pembangunan MCK tersebut diberikan oleh pemerintah setempat, sedangkan

untuk lahannya merupakan lahan hibah dari tokoh agama yang juga merupakan

penduduk asli Kampung Cibereum Sunting. MCK ini mulanya dibangun di RT 1

pada tahun 1990 dan kemudian dibangun kembali di RT 3 pada tahun 1994.

Tujuan dibangunnya MCK ini adalah untuk mempermudah masyarakat Kampung

Cibereum Sunting dalam mengakses air untuk keperluan sanitasi.

Saat ini akses air bersih oleh masyarakat Kampung Cibereum Sunting tidak

dapat dirasakan lagi. Sejak pembangunan perumahan ABC tahun 2008,

masyarakat mulai mengalami kesulitan memperoleh air bersih. Hal tersebut

menyebabkan warga harus menggali sumur lebih dalam dari awalnya 1,5 meter

menjadi 3 meter dengan maksud memperoleh air lebih banyak. Saat musim

kemarau, debit air sumur gali tidak lagi mencukupi kebutuhan minum maupun

sanitasi sehari-hari bahkan sebagian masyarakat merasakan air sumurnya tidak

layak lagi untuk diminum karena berbau dan berwarna. Oleh karena itu, alternatif

yang dilakukan masyarakat pada musim kemarau adalah dengan menggunakan air

sungai yang terdapat di wilayah tersebut. Air sungai hanya digunakan masyarakat

Kampung Cibereum Sunting untuk keperluan sanitasi saja, sementara untuk

kebutuhan minumnya harus membeli air minum dalam kemasan. Keadaan daerah

dan kondisi sumberdaya air di Kampung Cibereum Sunting disajikan pada

Lampiran 2.

Page 54: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1 Karakteristik Pengguna Air Tanah

Karakteristik umum masyarakat pengguna air di Kampung Cibereum

Sunting diperoleh berdasarkan survei terhadap 40 responden (data karakteristik

responden masyarakat Kampung Cibereum Sunting disajikan pada Lampiran 3).

Jumlah responden tersebut diharapkan mampu menggambarkan karakteristik

keseluruhan masyarakat pengguna air di Kampung Cibereum Sunting.

Karakteristik masyarakat pengguna air dijelaskan oleh beberapa kriteria seperti di

bawah ini:

6.1.1 Usia

Usia masyarakat pengguna air di Kampung Cibereum Sunting berkisar

antara 20 tahun sampai 80 tahun. Usia seseorang dinilai dapat mempengaruhi

fungsi biologi dan psikologi dalam mengambil sebuah keputusan. Proporsi

msyarakat berdasarkan usia dapat dilihat pada Gambar 2 berikut ini.

Sumber: Hasil Analisis Data (2013)

Gambar 2 Sebaran usia masyarakat pengguna air Kampung Cibereum Sunting Tahun 2013

Berdasarkan Gambar 2 di atas dapat dilihat bahwa, usia masyarakat

pengguna air di Kampung Cibereum Sunting didominasi oleh kelompok usia

produktif yaitu berkisar antara 20 tahun sampai 60 tahun sebanyak 87 persen.

Kemudian, kelompok usia lanjut berkisar antara 61 tahun sampai 70 sebanyak 10

persen, dan 71 sampai 80 tahun sebanyak 3 persen.

87%

10% 3%

20-60 Tahun

61-70 Tahun

71-80 Tahun

Page 55: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

43

85%

15%

Laki-laki

Perempuan

6.1.2 Jenis Kelamin

Sebagian masyarakat pengguna air yang masuk dalam survei adalah laki-

laki yaitu berjumlah 34 orang atau 85 persen, sedangkan yang berjenis kelamin

perempuan berjumlah 6 orang atau 15 persen. Dominasi jenis kelamin laki-laki

karena pada umumnya kepala keluarga (pengambil keputusan) dalam suatu rumah

tangga adalah laki-laki sehingga untuk menjawab pertanyaan yang diajukan dalam

survei, laki-laki lebih berperan. Perbandingan masyarakat pengguna air laki-laki

dan perempuan dapat dilihat pada Gambar 3 berikut ini.

Gambar 3 Karakteristik masyarakat pengguna air di Kampung Cibereum Sunting berdasarkan distribusi jenis kelamin Tahun 2013

6.1.3 Tingkat Pendidikan Terakhir

Menurut tingkat pendidikan, sebagian besar masyarakat pengguna air

berpendidikan Sekolah Dasar (SD/Sederajat) yaitu sebesar 50 persen,

berpendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP/Sederajat) sebesar 17 persen,

berpendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA/Sederajat) sebesar 23 persen,

berpendidikan akhir Perguruan Tinggi (PT) sebesar 5 persen, dan tidak pernah

sekolah sebesar 5 persen. Semakin tinggi tingkat pendidikan terakhir diharapkan

akan semakin tinggi pula tingkat pemahaman masyarakat pengguna air akan

pentingnya jasa lingkungan dan menjaga keberlanjutan sumberdaya air, serta

meminimalisir eksploitasi sumberdaya air secara berlebihan. Perbandingan

persentase tingkat pendidikan terakhir responden pengguna air dapat dilihat pada

Gambar 4.

Sumber: Hasil Analisis Data (2013)

Page 56: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

44

0

10

20

30

40

50

60

Tidak Sekolah

SD SMP SMA Perguruan Tinggi

Pers

enta

se (%

)

Pendidikan

Sumber: Hasil Analisis Data (2013)

Gambar 4 Karakteristik masyarakat pengguna air di Kampung Cibereum Sunting berdasarkan distribusi tingkat pendidikan Tahun 2013

Berdasarkan Gambar 4 dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan masyarakat

pengguna air cenderung rendah. Hal ini dapat dilihat dari persentase responden

yang berpendidikan hanya setingkat SD sebanyak 50 persen dan tidak pernah

sekolah sebanyak 5 persen.

6.1.4 Penghasilan

Penghasilan masyarakat di Kampung Cibereum Sunting tergolong kecil.

Berikut persentase penghasilan rumah tangga pengguna air di Kampung Cibereum

Sunting pada tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7 Karakteristik rumah tangga pengguna air di Kampung Cibereum Sunting berdasarkan tingkat penghasilan Tahun 2013

Penghasilan (Rp/bulan)

Jumlah responden (Orang)

Persentase (%)

≤ 1.000.000 5 12,5 1.000.001-2.000.000 18 45,0 2.000.001-3.000.000 10 25,0 > 3.000.000 7 17,5

Jumlah 40 100,0 Sumber: Hasil Analisis Data (2013)

5%

50%

17% 23%

5%

Page 57: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

45

Mayoritas masyarakat pengguna air memiliki penghasilan pada rentang

Rp 1.000.001 sampai Rp 2.000.000 dengan persentase 45 persen. Hal ini terkait

dengan jenis pekerjaan masyarakat yang mayoritas sebagai wiraswasta/pedagang

dan karyawan swasta. Semakin tinggi penghasilan diharapkan semakin tinggi pula

biaya yang bersedia dikeluarkan individu untuk memperoleh jasa lingkungan yang

lebih baik.

Rata-rata penghasilan masyarakat adalah sebesar Rp 2.577.500 per bulan

sedangkan untuk biaya pengeluaran per bulan dibagi menjadi empat bagian yaitu

biaya konsumsi, biaya sekolah, biaya air minum, dan biaya tagihan listrik (asumsi

40 persen dari total tagihan listrik per bulan untuk mesin sedot air). Berikut

persentase biaya pengeluaran rumah tangga pengguna air di Kampung Cibereum

Sunting tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8 Karakteristik rumah tangga pengguna air di Kampung Cibereum Sunting berdasarkan rata-rata biaya pengeluaran Tahun 2013

Kategori pengeluaran Jumlah (Rp/bulan) Persentase (%) a. Rata-rata pengeluaran konsumsi 1.582.500 76,52 b. Rata-rata biaya sekolah 380.000 18,38 c. Rata-rata pengeluaran air minum 67.500 3,26 d. rata-rata tagihan listrik dan air bersih 38.000 1,84

Jumlah 2.068.000 100,00 Sumber: Hasil Analisis Data (2013)

Rata-rata penghasilan bersih rumah tangga pengguna air di Kampung

Cibereum Sunting adalah Rp 509.500 per bulan yang diperoleh dari selisih rata-

rata penerimaan dan rata-rata pengeluaran per bulan. Adanya pengembangan

sumberdaya air sebagai penyedia air bersih diharapkan dapat meningkatkan

kesejahteraan masyarakat melalui penghematan biaya pengeluaran untuk air

minum dan tagihan listrik sehingga dapat menambah porsi penghasilan bersih

masyarakat sebagai nilai tabungan.

6.1.5 Jumlah Pengguna Air

Jumlah pengguna air per KK didominasi oleh 5 sampai 6 orang sebanyak 48

persen, sedangkan jumlah pengguna air paling sedikit berjumlah 7 sampai 8 orang

per KK dengan persentase 7 persen. Penyebaran masyarakat pengguna air per KK

di Kampung Cibereum Sunting dapat dilihat pada Gambar 5.

Page 58: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

46

48%

05

101520253035404550

1-2 Orang 3-4 Orang 5-6 Orang 7-8 Orang

Pers

enta

se (%

)

Jumlah Pengguna Air (Orang per KK)

Sumber: Hasil Analisis Data (2013)

Gambar 5 Karakteristik masyarakat penguna air di Kampung Cibereum Sunting berdasarkan distribusi jumlah pengguna air per KK Tahun 2013

Berdasarkan Gambar 5 di atas, dapat dilihat bahwa rata-rata jumlah

pengguna air masyarakat di Kampung Cibereum Sunting adalah sebanyak 5

sampai 6 orang per KK dengan persentase 48 persen.

6.1.6 Jumlah Kebutuhan Air

Mayoritas jumlah kebutuhan air masyarakat berkisar antara 3 sampai 4

m³/hari/KK sebanyak 50 persen. Berikut persentase rata-rata kebutuhan air oleh

masyarakat pengguna air di Kampung Cibereum Sunting pada tahun 2013 dapat

dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9 Karakteristik masyarakat pengguna air di Kampung Cibereum Sunting berdasarkan distribusi jumlah kebutuhan air (m³/hari/KK) Tahun 2013

Jumlah kebutuhan air (m³/hari/KK)

Jumlah responden (Orang)

Persentase (%)

≤ 2 m³ 10 25 3-4 m³ 20 50 4-5 m³ 8 20 > 5 m³ 2 5 Jumlah 40 100

Sumber: Hasil Analisis Data (2013)

Berdasarkan Tabel 9 diatas, dapat dilihat bahwa jumlah kebutuhan air oleh

masyarakat di Kampung Cibereum Sunting cukup besar yaitu 3 sampai 4

m³/hari/KK. Besarnya angka kebutuhan air oleh masyarakat disebabkan oleh

tingginya konsumsi air bersih untuk kegiatan konsumsi, sanitasi, dan unit usaha.

12% 7%

33%

Page 59: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

47

6.2 Estimasi Nilai WTP Masyarakat Kampung Cibereum Sunting terhadap

Ketersediaan Air

Pendekatan CVM dalam penelitian digunakan untuk menganalisis WTP

pengguna air terhadap pembayaran jasa lingkungan yang akan diterapkan di

Kampung Cibereum Sunting. Hasil pelaksanaan CVM sebagai berikut:

1. Membangun Pasar Hipotetik (Setting-up the Hypothetical Market)

Berdasarkan pasar hipotetik yang telah dilakukan pada saat penelitian yaitu

situasi hipotetik yang menggambarkan keadaan lingkungan air bersih di Kampung

Cibereum Sunting. Diketahui bahwa, pada masa yang akan datang air akan

mengalami penurunan kuantitas sehingga akan dilakukan suatu pengembangan

sumberdaya air untuk menanggulangi permasalahan tersebut. Masyarakat

diharapkan mampu mengetahui gambaran tentang situasi hipotetik yang dibangun

mengenai upaya perbaikan kuantitas air bersih Kampung Cibereum Sunting.

2. Memperoleh Nilai WTP (Obtaining Bids)

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah model referendum atau

discrete choice (dichotomous choice). Responden diberi satu nilai rupiah tertentu

untuk mendapatkan nilai air per m³ (meter kubik), kemudian diberi pertanyaan

setuju atau tidak untuk ikut andil dalam pembayaran jasa lingkungan air bersih di

Kampung Cibereum Sunting.

3. Menghitung Dugaan Nilai Rataan WTP (Estimating Mean WTP/EWTP)

Dugaan nilai WTP (EWTP) masyarakat dihitung berdasarkan data distribusi

WTP responden dan dengan menggunakan rumus (2). Data distribusi WTP

responden dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10 Menghitung dugaan nilai rataan WTP (Estimating Mean WTP/EWTP) di Kampung Cibereum Sunting Tahun 2013

No. Kelas WTP (Rp/KK/m³)

Frekuensi (responden)

Frekuensi relatif (Pfi) Jumlah (Rp/m³)

1 85 2 0,05 4,25 2 106 12 0,30 31,80 3 127 7 0,18 22,23 4 148 3 0,08 11,10 5 169 6 0,15 25,35 6 190 3 0,08 14,25 7 211 3 0,08 15,83 8 232 2 0,05 11,60 9 253 2 0,05 12,60

Total 40 1,00 149,05 Sumber: Hasil Analisis Data (2013)

Page 60: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

48

Kelas WTP masyarakat pengguna air diperoleh dengan menentukan terlebih

dahulu nilai terkecil sampai nilai terbesar WTP yang ditawarkan responden.

Dengan demikian dapat diperoleh nilai rataan WTP (EWTP) masyarakat sebesar

Rp 149,05 per m³.

4. Memperkirakan Kurva WTP (Estimating Bid Curve)

Kurva WTP menggambarkan penawaran nilai WTP terhadap jumlah

masyarakat pengguna air yang memilih nilai WTP tersebut. Kurva WTP diperoleh

dengan mengakumulasikan responden dalam hal ini masyarakat pengguna

sumberdaya air di Kampung Cibereum Sunting terhadap nilai WTP. Nilai tersebut

dapat digunakan untuk menghitung surplus konsumen terhadap air bersih.

Gambar 6 di bawah menjelaskan kurva permintaan WTP terhadap pembayaran

jasa lingkungan.

Sumber: Hasil Analisis Data (2013)

Gambar 6 Kurva penawaran WTP terhadap pembayaran jasa lingkungan pengguna air Kampung Cibereum Sunting Tahun 2013

Gambar 6 menunjukan bahwa semakin tinggi nilai WTP yang diberikan,

maka semakin sedikit jumlah masyarakat pengguna air yang bersedia membayar.

Artinya bahwa, masyarakat pengguna air cenderung bersedia membayar pada

tingkat nilai WTP paling rendah.

5. WTP Agregat atau Total WTP (TWTP)

Nilai total WTP masyarakat pengguna air dihitung berdasarkan data distribusi

WTP dengan menggunakan rumus (4). Hasil perhitungan TWTP dapat dilihat

pada Tabel 11 berikut:

253232

211190

169148

127106

85

0

50

100

150

200

250

300

2 4 7 10 16 19 26 38 40

WTP

(Rp/

m³)

Jumlah masyarakat pengguna air (Orang)

Page 61: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

49

Tabel 11 Total WTP terhadap pembayaran jasa lingkungan di Kampung Cibereum Sunting Tahun 2013

No. Kelas WTP (Rp/KK/m³)

Frekuensi (responden) Populasi Jumlah total

(Rp/m³)

1 85 2 19,50 1.658 2 106 12 117,00 12.402 3 127 7 68,25 8.668 4 148 3 29,25 4.329 5 169 6 58,50 9.887 6 190 3 29,25 5.558 7 211 3 29,25 6.172 8 232 2 19,50 4.524 9 253 2 19,50 4.934

Total 40 390,00 58.130 Sumber: Hasil Analisis Data (2013)

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai total WTP air bersih oleh

masyarakat adalah Rp 58.130 per m³. nilai tersebut merupakan hasil akumulasi

WTP pada masing-masing kelas WTP responden pengguna sumberdaya air di

Kampung Cibereum Sunting.

6. Evaluasi Pelaksanaan CVM

Berdasarkan analisis regresi berganda cukup baik karena diperoleh nilai R²

sama dengan 41,9 persen. Penelitian ini berkaitan dengan benda-benda lingkungan

yang dapat mentolerir nilai R² sampai dengan 15 persen (Hanley dan Spash 1993).

Penelitian ini tentang lingkungan yang berhubungan dengan perilaku manusia,

sehingga nilai R² masih memenuhi kriteria tersebut. Oleh karena itu, hasil

pelaksanaan CVM dalam penelitian ini masih dapat diyakini kebenaran dan

keandalannya.

6.3 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai WTP

Dalam rangka mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi nilai WTP

maka telah ditetapkan empat variabel independen yang mempengaruhi variabel

dependen. Variabel independen tersebut yaitu usia, penghasilan, jumlah

kebutuhan air, dan jumlah pengguna air. Setelah diuji dengan beberapa pengujian

parameter maka didapatkan bahwa semua variabel independen tidak terdapat

pelanggaran asumsi OLS (Ordinary Least Square). Hasil analisis nilai WTP

masyarakat pengguna air dapat dilihat pada Tabel 12.

Page 62: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

50

Tabel 12 Hasil analisis regresi faktor-faktor yang mempengaruhi nilai WTP masyarakat pengguna air Kampung Cibereum Sunting Tahun 2013

Predictors Coef T P VIF Keterangan Constant 9918 0,29 0,771 (-) (-) Usia 1.461,6* 2,50 0,017 1,4 Signifikan pada α 0,1 Penghasilan 0,01030** 3,00 0,005 1,1 Signifikan pada α 0,05 JKA 21.206*** 3,49 0,001 1,5 Signifikan pada α 0,01 JPA -8.686 -1,68 0,102 1,7 Tidak signifikan R-Sq = 41,9% R-Sq (Adj) = 35,3% Analysis of Variance

Source DF SS MS F P Regression 4 36582746740 9145686685 6,32 0,001 Residual error 35 50657253260 1447350093

Total 39 87240000000 Durbin-Watson statistic = 1,56075 Keterangan: *** pada taraf nyata 99 persen ** pada taraf nyata 95 persen * pada taraf nyata 90 persen Sumber: Hasil Analisis Data (2013)

Pengujian hipotesis regresi berganda dari hasil Minitab dapat dilakukan

dengan menggunakan nilai signifikan P-value (nilai-P). Apabila nilai-P lebih kecil

dari taraf nyata yang ditentukan dalam penelitian maka ditolak,

sebaliknya apabila nilai-P lebih besar dari taraf nyata yang ditentukan maka tidak

cukup bukti untuk menolak .

Model yang dihasilkan dalam penelitian ini cukup baik. Hal ini ditunjukan

oleh R² sebesar 41,9 persen. Artinya, 41,9 persen keragaman WTP responden

dapat diterangkan oleh keragaman variabel-variabel penjelas yang terdapat dalam

model, sedangkan sisanya 58,1 persen diterangkan oleh variabel lain yang tidak

terdapat dalam model. Nilai F-hitung sebesar 6,32 dengan nilai P-value 0,001 hal

ini menunjukan variabel-variabel penjelas dalam model secara bersama-sama

berpengaruh terhadap nilai WTP dalam melakukan pembayaran jasa lingkungan.

Model yang dihasilkan telah diuji normalitas, autokorelasi, multikolinearitas, dan

heteroskedastisitas dari keempatnya tidak terdapat pelanggaran (uji kenormalan

data disajikan pada Lampiran 4). Model yang dihasilkan dalam analisis ini adalah:

WTPі = 9.918 + 1.426 Usia + 0,0103 Penghasilan + 21.206 Jumlah

Kebutuhan Air

Pada model tersebut variabel yang memiliki pengaruh pada taraf nyata 99

persen adalah jumlah kebutuhan air, variabel penghasilan memiliki pengaruh pada

Page 63: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

51

taraf nyata 95 persen, dan variabel usia memiliki pengaruh pada taraf nyata 90

persen. Variabel jumlah pengguna air tidak signifikan karena melebihi taraf nyata

yang digunakan dalam penelitian yaitu 90 persen.

Interpretasi masing-masing variabel independen dari model di atas adalah

sebagai berikut:

a. Jika usia pengguna air meningkat satu tahun maka nilai WTP yang diberikan

akan meningkat sebesar Rp 1.426 dengan asumsi variabel lain konstan.

Variabel usia memiliki nilai P-value 0,017. Artinya, variabel tersebut

berpengaruh nyata terhadap nilai WTP pada taraf α 0,1. Nilai koefisien yang

bertanda positf (+) berarti semakin tinggi usia maka nilai WTP yang

diberikan akan semakin tinggi. Hal ini disebabkan semakin dewasa usia

pengguna air maka semakin tinggi pemahaman mengenai jasa lingkungan

sehingga diperlukan suatu upaya konservasi untuk mencegah penurunan

kuantitas air di masa mendatang.

b. Apabila terjadi kenaikan penghasilan sebesar Rp 10.000 maka nilai WTP

yang diberikan akan meningkat sebesar Rp 103,00 dengan asumsi variabel

lain konstan. Variabel penghasilan memiliki pengaruh pada taraf nyata 95

persen. Variabel penerimaan memiliki nilai P-value 0,005. Artinya, variabel

ini berpengaruh nyata terhadap nilai WTP pada taraf α 0,05. Nilai koefisien

bertanda positif (+) artinya semakin tinggi penghasilan rumah tangga maka

pengguna air dapat memenuhi kebutuhannya sehari-hari terlebih dahulu dan

mau memberikan sisa uangnya untuk ikut dalam pembayaran jasa lingkungan

air bersih.

c. Jika terjadi penambahan jumlah kebutuhan air dalam rumah tangga sebanyak

1 m³, maka nilai WTP yang diberikan akan bertambah sebesar Rp 21.206

dengan asumsi variabel lain konstan. Variabel jumlah kebutuhan air

berpengaruh pada taraf nyata 99 persen memiliki nilai P-value 0,001. Artinya,

variabel jumlah kebutuhan air berpengaruh nyata terhadap nilai WTP pada

taraf α 0,01. Nilai koefisien bertanda positif (+) berarti semakin banyak

jumlah kebutuhan air dalam rumah tangga nilai WTP yang akan diberikan

responden semakin besar. Hal ini terjadi karena sumberdaya air merupakan

kebutuhan dasar yang sangat penting bagi kegiatan sehari-hari di masyarakat.

Page 64: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

52

6.4 Analisis Pengembangan Penampungan Sumberdaya Air Bersih di

Kampung Cibereum Sunting

Pengembangan sumberdaya air yang akan dilakukan di Kampung Cibereum

Sunting adalah membangun penampungan sumberdaya air bersih (embung kecil).

Embung kecil merupakan suatu bangunan yang berfungsi untuk menampung air

dan digunakan pada musim kemarau bagi suatu kelompok masyarakat desa.

Dengan demikian, dalam penelitian ini direncanakan pembangunan penampungan

air bersih dengan kapasitas 320 m³.

Tujuan pengembangan tersebut adalah sebagai penampung air bersih secara

berkesinambungan. Pengembangan tersebut diharapkan mampu mengatasi

kelangkaan air bersih yang dialami masyarakat di Kampung Cibereum Sunting.

Air bersih dapat tersedia dengan baik, akses masyarakat terhadap air bersih

menjadi lebih mudah, sehingga pada akhirnya mampu memberikan kontribusi

ekonomi bagi masyarakat setempat.

Analisis pengembangan penampungan sumberdaya air bersih yang

dilakukan meliputi:

6.4.1 Aspek Teknis

Desain embung kecil dalam penelitian adalah teknik konstruksi beton.

Teknik konstruksi beton merupakan suatu teknik pembuatan bangunan dengan

menggunakan bahan bangunan dari beton yang meliputi: semen, agregat kasar,

agregat halus, serta air yang memenuhi standar tertentu. Kelebihan konstruksi

beton dibanding konstruksi urugan adalah bangunan lebih tahan lama, tahan

terhadap limpasan air, mudah dikerjakan, dan daya rembesan lebih kecil sehingga

dapat meminimalisir terjadinya longsor pada badan embung. Ukuran embung

ditentukan dengan panjang 10 meter, lebar 8 meter. dan 4 meter (tinggi dari

permukaan tanah 1 m dan kedalaman dari permukaan tanah 3 meter) sehingga

jumlah air bersih yang bisa ditampung sebanyak 320 m³. Ketebalan dinding

embung adalah 25 cm sehingga dapat menahan tekanan badan air pada saat debit

maksimum3 (gambar konstruksi bangunan embung kecil disajikan pada Lampiran

5). Air untuk pengisian embung kecil bersumber dari sungai yang dialirkan 3 Informasi diperoleh berdasarkan hasil konsultasi dengan beberapa ahli bangunan. Tanggal 29

Mei 2013.

Page 65: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

53

melalui saluran inlet. Debit air sungai yang masuk akan dikontrol melalui pintu air

pada bibir inlet, pintu air berfungsi sebagai pengatur jumlah air yang masuk

kedalam embung. Pada pintu air juga dipasang beberapa lapisan ijuk sebagai

penyaring, ijuk berfungsi untuk menyaring sampah atau kotoran yang akan masuk

kedalam embung kecil.

Air yang berada dalam embung kecil disedot ke dalam bak penampung

melalui pipa-pipa penyalur yang sebelumnya sudah disaring ke dalam filter air

yang disediakan (gambar filter air disajikan pada Lampiran 6). Air bersih dalam

bak penampung tersebut kemudian dialirkan keluar melalui keran air yang

dipasang pada dinding bak. Output air tersebut yang dimanfaatkan sebagai air

bersih oleh masyarakat Kampung Cibereum Sunting. Perawatan yang dibutuhkan

dalam menjaga keberlanjutan embung kecil dilakukan secara berkala dan rutin

dengan menggantikan ijuk, membersihkan saluran inlet dan outlet, membersihkan

pintu air dan juga membersihkan filter ke bak penampung

Umur proyek yang digunakan dalam pengembangan penampungan

sumberdaya air bersih adalah umur teknis. Umur teknis embung kecil

diasumsikan lima tahun. Hal tersebut ditujukan pada bangunan embung kecil

karena komponen tersebut merupakan komponen utama dan memiliki biaya

terbesar dalam investasi pengembangan penampungan sumberdaya air bersih.

6.4.2 Aspek Sosial

Tidak ada pengembangan air bersih yang dilakukan di daerah tersebut

mengakibatkan terjadinya kelangkaan sumberdaya air. Saat musim kemarau

kegiatan sanitasi seperti MCK dilakukan di sungai karena rata-rata sumur warga

mengalami kekeringan. Pengembangan penampungan sumberdaya air bersih

diharapkan mampu mengatasi permasalahan yang ada pada masyarakat. Strategi

dalam aspek sosial bertujuan untuk memberikan pelayanan air bersih secara

optimal. Strategi ini diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat Kampung

Cibereum Sunting dalam mengakses air bersih yang memenuhi syarat kesehatan

dan memperoleh social benefit lain dari konsumsi air bersih.

Air merupakan sumberdaya yang sangat penting dalam keberlangsungan

hidup bermasyarakat. Oleh karena itu, pengembangan penampungan sumberdaya

Page 66: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

54

air bersih diharapkan dapat bermanfaat secara sosial dalam pemenuhan kebutuhan

akan air bersih yang berkesinambungan.

6.4.3 Aspek Manajemen

Pengelolaan pengembangan penampungan sumberdaya air bersih dilakukan

secara bersama-sama oleh masyarakat di Kampung Cibereum Sunting.

Manajemen pengelolaan meliputi pemeliharaan dan perawatan embung kecil di

awasi oleh ketua RW (Rukun Warga) Cibereum Sunting dan diembankan kepada

setiap komponen masyarakat sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam

keberlanjutan penampungan air kedepannya. Tenaga kerja atau operator adalah

warga setempat yang diberikan tanggung jawab dan wewenang dalam

mengoperasikan embung kecil tersebut.

6.4.4 Aspek Finansial dan Ekonomi Pengembangan Penampungan

Sumberdaya Air Bersih

Analisis kelayakan pengembangan penampungan sumberdaya air bersih

dikaji berdasarkan aspek finansial dan aspek ekonomi. Harga dan biaya dalam

aspek finansial menggunakan harga pasar sedangkan harga dan biaya dalam

analisis ekonomi dihitung menggunakan harga bayangan (shadow price).

Komponen penerimaan dan pengeluaran dianalisis dalam arus tunai

pengembangan penampungan sumberdaya air bersih.

6.4.4.1 Penentuan Harga Bayangan

Dalam analisis ekonomi, harga yang digunakan adalah harga bayangan

(shadow price) yang menggunakan nilai tertinggi dari suatu produk atau faktor

produksi dalam alternatif penggunaan terbaik (social opportunity cost). Hal ini

juga berlaku pada penentuan harga bayangan bahan bangunan dengan

menghilangkan unsur pajak sebesar 10 persen. Upah tenga kerja ditetapkan

bedasarkan upah harian pekerja yang berlaku di lokasi penelitian pada tahun 2013.

Tenaga kerja yang dibutuhkan sebanyak delapan orang terdiri dari dua orang

tukang dan enam orang kenek. Jangka waktu penyelesaian proyek selama tiga

bulan (90 hari). Harga bayangan dari lahan tidak diperhitungkan karena lahan

yang akan digunakan sebagai lokasi pengembangan penampungan sumberdaya air

bersih merupakan lahan hibah masyarakat Kampung Cibereum Sunting.

Page 67: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

55

6.4.4.2 Analisis Arus Tunai

Arus tunai pengembangan penampungan sumberdaya air bersih terdiri dari

arus penerimaan dan arus pengeluaran. Manfaat yang diperhitungkan dibatasi

pada manfaat yang dapat diukur (tangible benefit). Hal yang sama diberlakukan

pada biaya sebagai komponen pengeluaran. Arus penerimaan dan pengeluaran

tersebut dijelaskan sebagai berikut.

1. Arus Penerimaan

Arus penerimaan diperoleh dari hasil penjualan air bersih pengembangan

penampungan sumberdaya air bersih dan nilai sisa dari proyek tersebut. Harga

penjualan air bersih per m³ menggunakan harga pasar dan harga bayangan. Harga

pasar dalam penjualan air bersih ditetapkan berdasarkan harga air oleh PDAM

Kota Bogor berdasarkan kategori pelanggan RTSS (Rumah Tangga Sangat

Sedehana). Selanjutnya, harga bayangan dalam penjualan air bersih ditetapkan

berdasarkan harga WTP air bersih per m³ oleh masyarakat di Kampung Cibereum

Sunting. Kedua komponen tersebut dijelaskan sebagai berikut:

a) Penerimaan Air Bersih

Rata-rata jumlah air yang dapat disaring melalui filter air adalah 35 m³ per

jam. Air yang dapat dihasilkan filter dalam satu tahun (8.760 jam) adalah 306.600

m³. Penerimaan air bersih secara finansial diperoleh dengan mengalikan harga

pasar air yang ditetapkan PDAM berdasarkan kategori pelanggan RTSS sebesar

Rp 1.700 per m³ dengan jumlah debit air yang dihasilkan filter dalam satu tahun.

Dengan demikian, penerimaan dalam analisis finansial dari penjualan air bersih

adalah Rp 521.220.000 per tahun.

Selanjutnya dalam analisis ekonomi, harga air per m³ menggunakan harga

bayangan yaitu harga yang diperoleh dari hasil analisis nilai WTP air bersih

masyarakat Kampung Cibereum Sunting. Penerimaan air bersih dalam analisis

ekonomi diperoleh dari suplai air yang diolah melalui proses filterisasi (air yang

dibeli konsumen dari bak penampung) dikalikan harga rata-rata nilai WTP

masyarakat di Kampung Cibereum Sunting. Penerimaan penjualan air bersih

dalam pengembangan penampungan sumberdaya air bersih dapat dilihat pada

Tabel 13 di bawah.

Page 68: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

56

Tabel 13 Penerimaan penjualan air bersih berdasarkan harga WTP dan PDAM pengembangan penampungan sumberdaya air bersih di Kampung Cibereum Sunting Tahun 2013

No Jenis harga Harga air per m³ (Rp)

Jumlah debit air (m³/tahun)

Total penerimaan (Rp/tahun)

1 Harga WTP 149,00 306.600 45.698.730 2 Harga PDAM 1.700,00 306.600 521.220.000

Sumber: Hasil Analisis Data (2013)

Dengan demikian, penerimaan dalam pengembangan penampungan

sumberdaya air bersih secara finansial adalah Rp 521.220.000 dan secara ekonomi

adalah Rp 45.698.730 per tahun.

b) Nilai Sisa

Nilai sisa merupakan pos penerimaan yang diperhitungkan pada akhir

investasi dan merupakan nilai investasi pada akhir umur proyek yaitu sebesar

Rp 6.737.845. Nilai sisa diperoleh pada akhir proyek setelah memperhitungkan

akumulasi penyusutan tiap tahun (Horngren 2007). Penyusutan bangunan pada

pengembangan sumberdaya air dihitung menggunakan metode garis lurus atau

Straight-Line Method dengan asumsi umur teknis proyek adalah lima tahun

(penyusutan bangunan disajikan pada Lampiran 7).

2. Arus Pengeluaran

Arus pengeluaran terdiri dari pengeluaran untuk pengembangan

penampungan sumberdaya air bersih. Pengeluaran tersebut terdiri dari biaya

investasi, biaya tenaga kerja, serta biaya operasional dan pemeliharaan. Biaya-

biaya tersebut dihitung dan dianalisis berdasarkan analisis finansial (harga pasar)

dan analisis ekonomi (harga bayangan). Biaya investasi dan biaya tenaga kerja

hanya dihitung satu kali yaitu pada awal pengembangan penampungan

sumberdaya air bersih, sedangkan biaya operasional dan pemeliharaan merupakan

biaya tetap yang dihitung setiap tahun selama umur proyek.

a) Biaya Investasi

Biaya investasi merupakan biaya yang dikeluarkan untuk pembelian material

bagunan dalam pengembangan penampungan sumberdaya air bersih. Biaya

konstruksi tersebut dianalisis melalui Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang dapat

dilihat pada Tabel 14 di bawah.

Page 69: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

57

Tabel 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih berdasarkan harga pasar dan harga bayangan di Kampung Cibereum Sunting Tahun 2013

No Material bangunan Harga per unit (Rp)

Jumlah unit

Harga pasar (Rp) PPn Harga

bayangan (Rp) 1 Pekerjaan persiapan 1.500.000 1.500.000 2 Semen 63.000 120 7.560.000 0,1 6.804.000 3 Pasir 180.000 6 1.080.000 0,1 972.000 4 Bata Merah 600 12.196 7.317.600 0,1 6.585.840 5 Batu Kali 145.000 3 435.000 0,1 391.500 6 Batu pecah mesin 2/3 178.500 3 535.500 0,1 481.950 7 Pipa PVC diameter 32 mm 39.000 4 156.000 0,1 140.400 8 Tangki Air 5 M³ per Buah 4.548.600 2 9.097.200 0,1 8.187.480 9 Keran Air 0,5" per Buah 34.900 16 558.400 0,1 502.560

10 Sanyo 150 Wat per Unit 1.891.300 1 1.891.300 0,1 1.702.170 11 Campuran kedap air per liter 34.300 6 205.800 0,1 185.220 12 Ijuk per Gulung 5.500 2 11.000 0,1 9.900 13 Kerangkeng Sanyo 1.000.000 1 1.000.000 0,1 900.000 14 Lem Paralon per Tube 6.300 2 12.600 0,1 11.340 15 Sambungan Paralon per Buah 2.800 4 11.200 0,1 10.080 16 Kabel 1x 1,5 Prima (1 rol = 50 M) 84.300 1 84.300 0,1 75.870 17 Kawat Beton 15.000 50 750.000 0,1 675.000 18 Besi beton U-39/U-32 rata-rata 11.000 60 660.000 0,1 594.000 19 Papan Nama Embung 407.800 1 407.800 0,1 367.020 20 Pintu angkat tipe IIIB 0,50 m 1.492.100 1 14.92.100 0,1 1.342.890 21 Filter air 2.500.000 1 2.500.000 0,1 2.250.000

Total 37.265.800 33.689.220

Sumber: Hasil Analisis Data (2013)

Biaya persiapan adalah biaya yang dikeluarkan pada tahap awal rencana

pengembangan penampungan sumberdaya air bersih yang meliputi kegiatan

survei. Biaya ini dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan pengukuran lokasi

pengembangan. Biaya persiapan tersebut mencapai Rp 1.500.000.

Biaya pengadaan dan pembuatan bangunan dalam pengembangan

penampungan sumberdaya air bersih merupakan biaya yang dikeluarkan untuk

pembelian material bangunan. Harga material bangunan pada analisis finansial

menggunakan harga pasar sedangkan pada analisis ekonomi menggunakan harga

bayangan dengan menghilangkan unsur pajak sebesar 10 persen. Total biaya

investasi masing-masing analisis finansial dan ekonomi adalah Rp 37.265.800 dan

Rp 33.689.220 yang hanya dikeluarkan pada tahun ke-0.

b) Biaya Tenaga Kerja

Upah tenaga kerja dibagi dalam dua kategori yaitu upah finansial dan upah

ekonomi. Upah tenaga kerja finansial untuk tukang (skill labour) dan kenek

(unskill labour) di lokasi penelitian masing-masing adalah Rp 105.000/orang/hari

Page 70: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

58

dan Rp 65.000/orang/hari. Upah tenaga kerja dalam analisis ekonomi ditentukan

berdasarkan upah finansial yakni tukang Rp 105.000/orang/hari dan kenek

Rp 32.500/orang/hari (50 persen dari harga pasar). Biaya upah tenaga kerja

disajikan pada Lampiran 8.

c) Biaya Operasi dan Pemeliharaan

Biaya operasi dan pemeliharaan terdiri dari biaya listrik, upah operator, biaya

ijuk, dan keran air. Biaya operasi dan pemeliharaan dihitung berdasarkan harga

pasar dan harga bayangan. Biaya operasi dan pemeliharaan diasumsikan sama tiap

tahun selama umur proyek. Total biaya operasi dan pemeliharaan dapat dilihat

pada Tabel 15 di bawah ini.

Tabel 15 Biaya operasi dan pemeliharaan pengembangan penampungan sumberdaya air bersih berdasarkan harga pasar dan harga bayangan di Kampung Cibereum Sunting Tahun 2013

No Jenis Uraian Harga pasar (Rp/tahun)

Harga bayangan (Rp/tahun)

1 Biaya Operasional Listrik 3.600.000 3.240.000

Operator 12.775.000 12.775.000 2 Biaya Perawatan Ijuk 11.000 9.900

Keran air 558.400 502.560

Total Biaya 16.944.400 16.527.460 Sumber: Hasil Analisis Data (2013)

Tabel 15 menunjukan bahwa total biaya operasi dan pemeliharaan dalam

pengembangan penampungan sumberdaya air bersih di Kampung Cibereum

Sunting dari sisi finansial sebesar Rp 16.944.400 per tahun dan sisi ekonomi

sebesar Rp 16.527.460 per tahun.

6.4.4.3 Analisis Finansial

Dalam rangka analisis finansial diperlukan analisis komponen manfaat dan

biaya dari pengembangan penampungan sumberdaya air bersih di Kampung

Cibereum Sunting. Komponen harga maupun biaya dalam analisis finansial

dianalisis menggunakan harga pasar. Komponen manfaat dan biaya tersebut

digunakan untuk memperkirakan nilai kriteria Net Present Value. Net Benefit Cost

Ratio, dan Internal Rate of Return.

A. Komponen Manfaat

Manfaat dalam pengembangan penampungan sumberdaya air bersih

diperoleh melalui penerimaan penjualan air bersih per m³ dari filter dan nilai sisa

Page 71: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

59

akumulasi penyusutan bangunan pada akhir umur proyek. Penerimaan tersebut

diperoleh berdasarkan hasil kali antara kemampuan masyarakat membayar sebesar

Rp 149,05 per m³ dan harga pasar air PDAM berdasarkan kategori pelanggan

RTSS sebesar Rp 1.700 per m³ dengan jumlah debit air yang dihasilkan filter

selama satu tahun. Dengan demikian, penerimaan dari sisi finansial penjualan air

bersih berdasarkan kemampuan membayar masyarakat dan harga RTSS masing-

masing adalah Rp 45.698.730 dan Rp 521.220.000 per tahun.

B. Komponen Biaya

Biaya pada pengembangan penampungan sumberdaya air bersih di

Kampung Cibereum Sunting dianalisis menggunakan harga pasar yang berlaku di

Kota Bogor pada Tahun 2013. Biaya tersebut meliputi biaya investasi, biaya upah

tenaga kerja, serta biaya operasi dan pemeliharaan. Biaya-biaya tersebut

dijelaskan sebagai berikut;

a. Biaya investasi adalah biaya finansial yang digunakan untuk membeli

material bangunan. Biaya investasi hanya dikeluarkan pada tahun

pertama. Harga yang digunakan merupakan harga pasar yang terdapat

unsur pajak sebesar 10 persen dan merupakan harga pasar yang berlaku

di Kota Bogor pada tahun 2013. Total biaya investasi dalam analisis

finansial pengembangan penampungan sumberdaya air adalah

Rp 37.265.800.

b. Tenaga kerja dalam pengembangan penampungan sumberdaya air bersih

berjumlah delapan orang. Terdiri dari dua orang tukang dan enam orang

kenek. Harga pasar upah tukang dan kenek masing-masing di lokasi

penelitian adalah Rp 105.000/orang/hari dan Rp 65.000/orang/hari. Total

biaya upah tenaga kerja dalam analisis finansial adalah Rp 54.000.000.

c. Biaya operasi dan pemeliharaan terdiri dari biaya listrik, upah operator,

ijuk, dan keran air. Biaya tersebut dianalisis menggunakan harga pasar

dari masing-masing komponen. Total biaya operasi dan pemeliharaan

adalah Rp 16.944.400 per tahun.

Page 72: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

60

C. Hasil Analisis Kelayakan Finansial

Terkait analisis finansial harga jual air bersih dalam pengembangan

penampungan air bersih adalah harga kemampuan membayar masyarakat sebesar

Rp 149,05 per m³. Manfaat dan biaya dalam analisis kelayakan finansial

pengembangan penampungan sumberdaya air di kampung Cibereum Sunting

dikaji berdasarkan kriteria NPV, Net B/C, dan IRR (analisis kelayakan finansial

pengembangan penampungan sumberdaya air bersih berdasarkan harga

kemampuan membayar masyarakat disajikan pada Lampiran 9). Kriteria tersebut

yang dijelaskan sebagai berikut;

1) NPV : Nilai NPV pada tahun sekarang dihitung dengan menggunakan rumus

(6). Berdasarkan perhitungan analisis finansial kelayakan pengembangan

penampungan sumberdaya air bersih, nilai NPV yang diperoleh sebesar

Rp 16.210.358,7. Nilai ini berarti pengembangan sumberdaya air memberikan

pendapatan bersih tambahan sebesar Rp 16.210.358,7 dan pengembangan

penampungan sumberdaya air bersih layak untuk dibangun.

2) Net B/C : Net benefit-cost ratio merupakan perbandingan antara keuntungan

(benefit) dan biaya (cost) yang dihitung berdasarkan nilai saat ini (present

value). Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus (7) diperoleh

hasil Net B/C sebesar 1,18. Hasil tersebut menunjukan bahwa pengembangan

penampungan sumberdaya air bersih layak untuk dibangun.

3) IRR : Nilai IRR ditentukan dengan cara interpolasi yakni mengambil nilai-

nilai NPV dari tingkat suku bunga yang diketahui. Nilai IRR dihitung

menggunakan rumus (8) dan hasilnya adalah 19 persen. Dengan demikian,

pengembangan penampungan sumberdaya air bersih dinyatakan layak untuk

dibangun.

4) Analisis sensitivitas kelayakan finansial adalah sebagai berikut : a) Apabila

debit air yang dihasilkan filter berkurang menjadi 31 m³ per jam, maka nilai

NPV adalah Rp -2.616.349,23; nilai Net B/C adalah 0,97; dan nilai IRR

adalah 11 persen. Hal ini menunjukan bahwa, apabila terjadi penurunan

jumlah debit air mencapai 31 m³ per jam, maka pengembangan penampungan

sumberdaya air bersih tidak layak untuk dibangun. Hal tersebut terjadi karena

hasil analisis yang diperoleh tidak memenuhi kriteria kelayakan. Perubahan

Page 73: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

61

jumlah debit air filter menjadi 31 m³ per jam disajikan pada Lampiran 10. b)

Diasumsikan terjadi kenaikan tarif dasar listrik sampai 100 persen maka nilai

NPV adalah Rp 3.233.164,4; nilai Net B/C adalah 1,0; dan nilai IRR adalah

13 persen. Kenaikan tarif listrik sebesar 100 persen pengembangan

penampungan sumberdaya air bersih dinyatakan masih layak untuk dibangun.

Kenaikan tarif dasar listrik sebesar 100 persen disajikan pada Lampiran 11.

c) Harga air bersih PDAM berdasarkan kategori pelanggan RTSS digunakan

untuk menggambarkan bahwa apabila pendapatan masyarakat lokal naik

maka harga tersebut dapat diterapkan agar kualitas air lebih baik dan dapat

melayani masyarakat lokal secara luas. Berdasarkan analisis finansial

pengembangan penampungan sumberdaya air bersih menggunakan harga

RTSS diperoleh kriteria kelayakan NPV sebesar Rp 1.730.358.117; Net B/C

sebesar 19,96; dan IRR sebesar 600 persen. Analisis finansial pengembangan

penampungan sumberdaya air bersih berdasarkan harga RTSS disajikan pada

Lampiran 12.

6.4.4.4 Analisis Ekonomi

Analisis ekonomi pengembangan penampungan sumberdaya air bersih juga

terdiri dari komponen manfaat dan biaya. Komponen manfaat dan biaya sama

seperti analisis finansial, yang berbeda adalah harga yang digunakan dalam

analisisnya. Harga maupun biaya dalam analisis ekonomi menggunakan harga

bayangan (shadow price). Analisis ekonomi pengembangan penampungan

sumberdaya air bersih di Kampung Cibereum Sunting menggunakan beberapa

asumsi yaitu:

Umur teknis adalah lima tahun dihitung berdasarkan kegunaan teknis

konstruksi bangunan embung kecil.

Tingkat suku bunga yang digunakan sebesar 12 persen berdasarkan suku

bunga pinjaman bank yang berlaku di Indonesia pada tahun 2013.

A. Komponen Manfaat

Meliputi manfaat yang diterima dari penjualan air bersih per m³ dan nilai

sisa akumulasi penyusutan bangunan pada akhir umur proyek. Manfaat

pengembangan penampungan sumberdaya air diperoleh berdasarkan hasil kali

antara nilai WTP air bersih masyarakat di kampung Cibereum Sunting dengan

Page 74: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

62

jumlah debit air yang dihasilkan filter selama satu tahun. Nilai WTP merupakan

representasi dari harga ekonomi air bersih per m³ oleh masyarakat Kampung

Cibereum sunting. Oleh karena itu, penerimaan penjualan air bersih dari sisi

analisis ekonomi dalam pengembangan penampungan sumberdaya air bersih

adalah Rp 45.698.730 per tahun.

B. Komponen Biaya

Biaya dalam analisis ekonomi terdiri dari biaya investasi, biaya upah tenaga

kerja, dan biaya operasi dan pemeliharaan. Semua komponen biaya tersebut

dianalisis menggunakan harga bayangan (shadow price). Biaya-biaya tersebut

adalah sebagai berikut:

a. Biaya investasi merupakan biaya yang digunakan untuk membeli

material bangunan pengembangan penampungan sumberdaya air bersih.

Harga dalam pembelian material bangunan adalah harga bayangan

dengan menghilangkan unsur pajak sebesar 10 persen. Total biaya

investasi dalam analisis ekonomi pengembangan penampungan

sumberdaya air adalah Rp 33.689.220.

b. Tenaga kerja terdiri dari tukang (skill labour) berjumlah dua orang dan

kenek (unskill labour) berjumlah enam orang. Upah tenaga kerja dalam

analisis ekonomi ditentukan berdasarkan upah finansial yakni tukang

Rp 105.000/orang/hari dan kenek Rp 32.500/orang/hari (50 persen dari

harga pasar). Total biaya upah tenaga kerja dalam analisis ekonomi

pengembangan penampungan sumberdaya air bersih di kampung

Cibereum Sunting sebesar Rp 36.450.000.

c. Biaya operasi dan pemeliharaan terdiri dari biaya listrik, upah operator,

ijuk, dan keran air. Masing-masing biaya tersebut dianalisis

menggunakan harga bayangan. Biaya listrik dihitung dengan

mengilangkan unsur pajak penerangan jalan sebesar 10 persen. Upah

operator diasumsikan sama dengan upah finasial, sedangkan biaya ijuk

dan keran air dihitung dengan menghilangkan unsur pajak sebesar 10

persen. Total biaya operasi dan pemeliharaan pengembangan

penampungan sumberdaya air bersih adalah Rp 16.527.460 per tahun.

Page 75: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

63

C. Hasil Analisis Kelayakan Ekonomi

Berdasarkan hasil perhitungan arus manfaat dan biaya, maka kelayakan

pengembangan penampungan sumberdaya air bersih dapat dikaji (analisis

kelayakan ekonomi pengembangan penampungan sumberdaya air bersih disajikan

pada Lampiran 13). Kelayakan tersebut dikaji berdasarkan kriteria NPV, Net B/C,

dan IRR yang dijelaskan sebagai berikut;

1) NPV : Nilai NPV dihitung dengan menggunakan rumus (6). Berdasarkan

perhitungan analisis kelayakan pengembangan penampungan sumberdaya air

bersih, nilai NPV yang diperoleh sebesar Rp 38.839.914,09. Nilai ini berarti

pengembangan sumberdaya air memberikan pendapatan bersih tambahan

sebesar Rp 38.839.914,09 dan pengembangan penampungan sumberdaya air

bersih layak untuk dibangun.

2) Net B/C : Net benefit-cost ratio merupakan perbandingan antara keuntungan

(benefit) dan biaya (cost) yang dihitung berdasarkan nilai saat ini (present

value). Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus (7) diperoleh

hasil Net B/C sebesar 1,55. Hasil tersebut menunjukan bahwa pengembangan

penampungan sumberdaya air bersih layak untuk dibangun.

3) IRR : Nilai IRR ditentukan dengan cara interpolasi yakni mengambil nilai-

nilai NPV dari tingkat suku bunga yang diketahui. Nilai IRR dihitung

menggunakan rumus (8) dan hasilnya adalah 32 persen. Dengan demikian,

pengembangan penampungan sumberdaya air bersih dinyatakan layak untuk

dibangun.

4) Hasil analisis sensitivitas diperoleh kriteria kelayakan ekonomi

pengembangan sumberdaya air bersih sebagai berikut : a) Apabila debit air

yang dihasilkan filter berkurang menjadi 26,5 m³ per jam, maka nilai NPV

adalah Rp -1.166.840,259; nilai Net B/C adalah 1; dan nilai IRR adalah 11

persen. Artinya, apabila terjadi penurunan jumlah debit air mencapai 26,5 m³

per jam, maka pengembangan penampungan sumberdaya air bersih tidak

layak. Perubahan jumlah debit air filter menjadi 26,5 m³ per jam disajikan

pada Lampiran 14. b) Diasumsikan terjadi kenaikan tarif dasar listrik sampai

100 persen maka nilai NPV adalah Rp 24.565.000,33; nilai Net B/C adalah

1,35; dan nilai IRR adalah 25 persen. Kenaikan tarif listrik sebesar 100 persen

Page 76: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

64

pengembangan penampungan sumberdaya air bersih dinyatakan masih layak

untuk dibangun. Kenaikan tarif dasar listrik sebesar 100 persen disajikan pada

Lampiran 15.

Tujuan akhir dari pengembangan penampungan sumberdaya air bersih

adalah memberikan kemudahan kepada warga Kampung Cibereum Sunting dalam

mengakses sumberdaya air secara berkesinambungan yang merupakan faktor

penting dalam kehidupan manusia. Selain itu, pengembangan sumberdaya air

diharapkan dapat memberikan kontribusi ekonomi dalam mengurangi social cost

yang dikeluarkan masyarakat dalam mensubtitusi kebutuhan air bersih.

Page 77: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

VII SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian, maka simpulan dari

penelitian adalah:

1) Karakteristik usia masyarakat di Kampung Cibereum Sunting berada dalam

usia produktif berkisar antara 20-60 tahun dengan persentase 87 persen,

didominasi oleh jenis kelamin laki-laki sebanyak 85 persen, dengan tingkat

rata-rata pendidikan adalah tamat SD, penerimaan masyarakat responden

berkisar antara Rp 1.000.001-Rp 2.000.000 per bulan, jumlah pengguna air

sebanyak 5-6 orang per rumah tangga, dan rata-rata jumlah kebutuhan air

adalah 4 m³/hari/KK.

2) WTP masyarakat terhadap air bersih di Kampung Cibereum Sunting adalah

Rp 149,05 per m³. Total nilai WTP masyarakat di Kampung Cibereum

Sunting adalah Rp 58.130 per m³.

3) Faktor-faktor yang signifikan mempengaruhi kesediaan responden terhadap

pembayaran jasa lingkungan air bersih di Kampung Cibereum Sunting adalah

usia berpengaruh pada taraf nyata 90 persen, penghasilan berpengaruh pada

taraf nyata 95 persen, dan jumlah kebutuhan air berpengaruh pada taraf nyata

99 persen.

4) Pengembangan penampungan sumberdaya air bersih di Kampung Cibereum

Sunting adalah embung kecil. Pengembangan tersebut dikaji berdasarkan

analisis finansial dan analisis ekonomi. Kriteria kelayakan finansial

pengembangan penampungan sumberdaya air bersih menghasilkan NPV

sebesar Rp 16.210.358,7; Net B/C sebesar 1,18 persen; dan IRR sebesar 19

persen. Secara ekonomi kriteria kelayakan pengembangan penampungan

sumberdaya air bersih menghasilkan NPV sebesar Rp 38.839914,09; Net B/C

sebesar 1,55; dan IRR sebesar 32 persen. Oleh karena itu, analisis

pengembangan penampungan sumberdaya air bersih dinyatakan layak secara

finansial dan ekonomi dan akan memberikan manfaat melalui penyediaan air

bersih secara berkesinambungan bagi masyarakat di Kampung Cibereum

Sunting.

Page 78: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

66

7.2 Saran

Dalam rangka pengembangan dan pengelolaan sumberdaya air yang

berkesinambungan, peneliti merekomendasikan beberapa hal yaitu:

1) Melihat tingginya kebutuhan air bersih diharapkan instrumen ekonomi dalam

bentuk pembayaran jasa lingkungan dapat memberikan pemahaman kepada

masyarakat di Kampung Cibereum Sunting bahwa sumberdaya air memiliki

keterbatasan dari segi kuantitas maupun kualitas dan suatu saat dapat habis.

Oleh karena itu, keberlanjutan jasa lingkungan khususnya sumberdaya air

sangat penting untuk dipertimbangkan dan dijaga melalui perilaku

pemanfaatan air yang bijak.

2) Merekomendasikan kepada pemerintah daerah, dan pihak-pihak terkait agar

memfasilitasi pengembangan penampungan sumberdaya air bersih dan

kelengkapannya melalui kemudahan dalam melakukan peminjaman dana

investasi serta dukungan lain yang diperlukan.

3) Perlu adanya penataan wilayah yang tepat dan terencana pada alokasi

sumberdaya air sehingga ketersediaan jasa lingkungan dalam hal ini air bersih

tetap terjaga, berkesinambungan, dan terpenuhinya kebutuhan air bersih

masyarakat.

Page 79: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad S. 2006. Konservasi Tanah dan Air. Bogor (ID): IPB Press.

Badan Pusat Statistik [BPS]. 2012. Statistik Daerah Kota Bogor 2011. BPS Kota Bogor.

Fauzi A. 2006. Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan: teori dan aplikasi. Jakarta (ID): PT Gramedia Pustaka Utama.

Firdaus M. 2004. Ekonometrika Suatu Pendekatan Aplikatif. Jakarta (ID): Bumi Aksara.

Gittinger JP. 2008. Analisa Ekonomi Proyek-proyek Pertanian. Jakarta (ID): UI Press.

Hanley N, Spash CL. 1993. Cost Benefit Analysis and the Environment. Publish by Edward Elgar Publishing Limited. England.

Horngren CT, Walter TH. 2007. Akuntansi. Edisi ketujuh: jilid 1. Jakarta (ID). Erlangga.

Kusuma NE. 2006. Analisis ekonomi pengelolaan sumberdaya air dan kebijakan tarif air PDAM Kota Madiun [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Mardiyatuljanah M. 2009. Studi kelayakan ekonomi proyek pompanisasi Desa Keboncau, Kecamatan Ujungjaya, Kabupaten Sumedang [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Marzuki, Gunawan, Nurgiyantoro B. 2009. Statistik Terapan untuk Penelitian

Ilmu-ilmu Sosial. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada University Press.

Merryana A. 2009. Analisis willingness to pay masyarakat terhadap pembayaran jasa lingkungan mata air Cirahab [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Monografi Kelurahan. 2011. Monografi Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan

Bogor Selatan Tahun 2011. Kota Bogor

Mulyanto HR. 2007. Pengembangan Sumberdaya Air Terpadu. Jakarta (ID): Graha Ilmu.

Nugroho AA. 2006. Analisis tingkat kepuasan pelanggan perusahaan daerah air minum (PDAM) Tirta Pakuan Kota Bogor di Kecamatan Bogor Timur [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Putri EIK, A Ismail, P Wijayanti , M Buitenzorgy, N Maresfien. 2010. Ekonomi

Lingkungan. Bogor (ID): IPB Press.

Sanim B, K Murtilaksono, N Sinukaban, SB Yuwono. 2009. Nilai ekonomi sumberdaya air DAS Way Betung Kota Bandar Lampung. Bogor (ID). Institut Pertanian Bogor.

Sanim B. 2011. Sumberdaya Air dan Kesejahteraan Publik. A. Nuryahya, E. I. K. Putri, editor. Bogor (ID): IPB Press.

Page 80: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

68

Supangat A. 2007. Statistika dalam kajian deskriptif, inferensia, dan

nonparametrik. Jakarta (ID): Kencana Prenada Media Group.

Undang-Undang Republik Indonesia [UU]. 2004. UU Nomor 7 Pasal 4 tentang Sumberdaya Air. Jakarta

___________________________________. 2004. UU Nomor 7 Pasal 5 tentang Sumberdaya Air. Jakarta.

Walpole RE. 1997. Pengantar Statistika edisi ke-3. Jakarta (ID): PT Gramedia Pustaka Utama.

Wiyono A. 2007. Pengembangan Sumberdaya Air. Bandung (ID): Penerbit Institut Teknologi Bandung.

Page 81: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

69

Lampiran 1 Peta wilayah Kampung Cibereum Sunting, Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor

Sumber: https://maps.google.com/maps?hl=en diakses pada tanggal 01 Desember 2013

Keterangan:

Batas wilayah Kampung Cibereum Sunting

Batas pembangunan perumahan PT. ABC

Sungai

Areal pertanian warga

Perumahan warga

Perumahan ABC

U

Page 82: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

70

Lampiran 2 Keadaan daerah dan kondisi sumberdaya air di Kampung Cibereum Sunting Tahun 2013.

Page 83: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

71

Lampiran 3 Data karakteristik masyarakat pengguna air Kampung Cibereum Sunting Tahun 2013.

No JK Usia Pendidikan Pekerjaan JPA JKA (liter) Penerimaan

1 L 53 SD Pengrajin 6 4500 2900000 2 L 50 SD Buruh Tani 2 500 1600000 3 L 40 SMP Wiraswasta/Pedagang 2 1000 3000000 4 L 40 SMP Security 6 2000 6000000 5 L 48 SMP Wiraswasta/Pedagang 3 2025 1500000 6 L 43 SD Pengrajin 5 7500 2000000 7 L 40 SD Buruh Tani 4 6000 2500000 8 L 38 SMA Wiraswasta/Pedagang 6 5000 2400000 9 L 40 SMP Wiraswasta/Pedagang 4 9000 6000000 10 L 69 SD Wiraswasta/Pedagang 2 2000 1500000 11 L 70 SD Buruh Tani 8 3000 1350000 12 L 44 SMA Wiraswasta/Pedagang 4 5000 1500000 13 L 59 SD WiraswastaPedagang 2 1000 900000 14 L 57 SD Wiraswasta/Pedagang 5 3000 5000000 15 L 30 SD Buruh Bangunan 3 7500 1500000 16 P 36 SD Wiraswasta/Pedagang 2 10500 800000 17 L 38 SD Pengrajin 5 3000 1500000 18 P 43 Tidak Sekolah Wiraswasta/Pedagang 4 4000 800000 19 L 70 SD Wiraswasta/Pedagang 6 3000 900000 20 L 26 SMA Security 3 3000 1500000 21 L 47 SMP Wiraswasta/Pedagang 6 1500 2000000 22 L 24 SD Karyawan Swasta 3 1200 1000000 23 P 37 SD Wiraswasta/Pedagang 4 9000 5000000 24 L 47 SMA Tukang Bangunan 5 2000 7000000 25 L 30 SMA Karyawan Swasta 5 6000 1400000 26 L 71 PT Guru Swasta 5 6000 2900000 27 P 30 SD Wiraswasta/Pedagang 5 9000 8000000 28 P 50 SD Wiraswasta/Pedagang 7 5000 2000000 29 L 34 SMA Karyawan Swasta 4 3000 1600000 30 P 46 Tidak Sekolah Wiraswasta/Pedagang 6 3000 2100000 31 L 58 PT POLRI 7 12000 7000000 32 L 40 SMA Karyawan Swasta 4 2000 2500000 33 L 54 SD Buruh Tani 6 4000 1650000 34 L 58 SMP Pengrajin 5 3500 2150000 35 L 47 SD Wiraswasta/Pedagang 4 5500 1550000 36 L 63 SMA Karyawan Swasta 6 6000 2800000 37 L 60 SMA Wiraswasta/Pedagang 6 6500 1750000 38 L 44 SD Buruh Tani 5 4000 1550000 39 L 38 SMP Karyawan Swasta 5 5000 2200000 40 L 58 SD Wiraswasta/Pedagang 4 5000 1800000

Page 84: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

72

Lampiran 4 Uji kenormalan data

RESI1

Perc

ent

100000500000-50000-100000

99

95

90

80

70

60

50

40

30

20

10

5

1

Mean

>0.150

-4.58385E-11

StDev 36040

N 40

KS 0.066

P-Value

Probability Plot of RESI1Normal

Page 85: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

73

Lampiran 5 Kontruksi bangunan embung kecil

Keterangan gambar 1: Tanah Air

Dinding tanggul

Pondasi

Keterangan gambar 2: (1) Sungai (5) Outlet (2) Pintu pengatur (6) Filter air (3) Inlet (7) Bak penampung (4) Embung kecil

Penampang melintang

c. Gambar 3

Penampang embung kecil tampak atas

a. Gambar 1

b. Gambar 2

Penampang embung kecil tampak samping

(6)

(2)

(1) (4) (5) (3)

(7)

Kedalaman

embung

Page 86: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

74

Lampiran 6 Filter air

Page 87: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

75

Lampiran 7 Penyusutan bangunan dengan metode garis lurus (Stright-Line

Method).

No Tahun Penyusutan per tahun (Rp)

Akumulasi Penyusutan (Rp per tahun)

Nilai Buku (Rp per tahun)

33.689.220 1 1 5.390.275 5.390.275 28.298.945 2 2 5.390.275 10.780.550 22.908.670 3 3 5.390.275 16.170.825 17.518.395 4 4 5.390.275 21.561.100 12.128.120 5 5 5.390.275 26.951.375 6.737.845

Lampiran 8 Biaya upah tenaga kerja

a. Biaya upah tenaga kerja berdasarkan harga pasar dalam analisis finansial pengembangan penampungan sumberdaya air bersih di Kampung Cibereum Sunting Tahun 2013.

No. Uraian Upah(Rp/orang/hari) Jumlah orang Waktu penyelesaian (hari) Jumlah upah (Rp)

1 Tukang 105.000 2 90 15.300.000

2 Kenek 65.000 6 90 24.300.000

Total Biaya

54.000.000

b. Biaya upah tenaga kerja berdasarkan harga bayangan dalam analisis ekonomi

pengembangan penampungan sumberdaya air bersih di Kampung Cibereum Sunting Tahun 2013.

No. Uraian Upah (Rp/orang/hari) jumlah orang Waktu penyelesaian

(hari) Jumlah upah (Rp)

1 Tukang 105.000 2 90 18.900.000

2 Kenek 32.500* 6 90 17.550.000

Total Biaya 36.450.000

Keterangan : *50 persen dari harga pasar.

Page 88: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

76

Lampiran 9 Analisis kelayakan finansial pengembangan penampungan sumberdaya air bersih berdasarkan kemampuan membayar masyarakat di Kampung Cibereum Sunting Tahun 2013.

Tahun Proyek 0 1 2 3 4 5

INFLOW

Penerimaan air bersih (35 m³/jam) 0 45698730 45698730 45698730 45698730 45698730

Nilai Sisa 0 0 0 0 0 6737845

Total Penerimaan 0 45698730 45698730 45698730 45698730 52436575 OUTFLOW

1. Biaya Investasi

a.Pekerjaan persiapan 1500000 0 0 0 0 0

b.Semen 7560000 0 0 0 0 0

c.Pasir 1080000 0 0 0 0 0

d.Bata Merah 7317600 0 0 0 0 0

f.Batu Kali 435000 0 0 0 0 0

g.Batu pecah mesin 2/3 535500 0 0 0 0 0

h.Pipa PVC diameter 32 mm 156000 0 0 0 0 0

i.Tangki Air 5 M³ per Buah 9097200 0 0 0 0 0

Keran Tembok 0,5" per Buah 558400 0 0 0 0 0

Sanyo 150 Wat per Unit 1891300 0 0 0 0 0

Campuran kedap air per liter 205800 0 0 0 0 0

Ijuk per Gulung 11000 0 0 0 0 0

Kerangkeng Sanyo 1000000 0 0 0 0 0

Lem Paralon per Tube 12600 0 0 0 0 0

Sambungan Paralon per Buah 11200 0 0 0 0 0

Kabel 1x 1,5 Prima (1 rol = 50 m) 84300 0 0 0 0 0

Kawat Beton 750000 0 0 0 0 0

Besi beton U-39/U-32 rata-rata 660000 0 0 0 0 0

Papan Nama Embung 407800 0 0 0 0 0

Pintu angkat tipe IIIB 0,50 m 1492100 0 0 0 0 0

Filter air 2500000

2. Biaya Tenaga Kerja 54000000 0 0 0 0 0

3. Biaya Operasional

a. Listrik 0 3600000 3600000 3600000 3600000 3600000

b. Upah Operator 0 12775000 12775000 12775000 12775000 12775000

4. Biaya Pemeliharaan

a. Ijuk 0 11000 11000 11000 11000 11000

b. Keran Air 0 558400 558400 558400 558400 558400

Total Pengeluaran 91265800 16944400 16944400 16944400 16944400 16944400

Pendapatan Bersih -91265800 28754330 28754330 28754330 28754330 35492175

DF 12% 1 0.892857143 0.797193878 0.711780248 0.635518078 0.567426856

PV -91265800 25673508.93 22922775.83 20466764.13 18273896.55 20139213.26

NPV 16.210.358,7

PV positif 107.476.158,7

PV Negatif -91.265.800

Net B/C 1,18

IRR 19%

Page 89: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

77

Lampiran 10 Analisis sensitivitas kelayakan finansial pengembangan penampungan sumberdaya air bersih (perubahan jumlah debit air filter menjadi 31 m³ per jam) di Kampung Cibereum Sunting Tahun 2013.

Tahun Proyek 0 1 2 3 4 5

INFLOW Penerimaan air bersih (31 m³/jam) 0 40476018 40476018 40476018 40476018 40476018

Nilai Sisa 0 0 0 0 0 6737845

Total Penerimaan 0 40476018 40476018 40476018 40476018 47213863 OUTFLOW

1. Biaya Investasi

a.Pekerjaan persiapan 1500000 0 0 0 0 0

b.Semen 7560000 0 0 0 0 0

c.Pasir 1080000 0 0 0 0 0

d.Bata Merah 7317600 0 0 0 0 0

f.Batu Kali 435000 0 0 0 0 0

g.Batu pecah mesin 2/3 535500 0 0 0 0 0

h.Pipa PVC diameter 32 mm 156000 0 0 0 0 0

i.Tangki Air 5 M³ per Buah 9097200 0 0 0 0 0

Keran Tembok 0,5" per Buah 558400 0 0 0 0 0

Sanyo 150 Wat per Unit 1891300 0 0 0 0 0

Campuran kedap air per liter 205800 0 0 0 0 0

Ijuk per Gulung 11000 0 0 0 0 0

Kerangkeng Sanyo 1000000 0 0 0 0 0

Lem Paralon per Tube 12600 0 0 0 0 0

Sambungan Paralon per Buah 11200 0 0 0 0 0

Kabel 1x 1,5 Prima (1 rol = 50 m) 84300 0 0 0 0 0

Kawat Beton 750000 0 0 0 0 0

Besi beton U-39/U-32 rata-rata 660000 0 0 0 0 0

Papan Nama Embung 407800 0 0 0 0 0

Pintu angkat tipe IIIB 0,50 m 1492100 0 0 0 0 0

Filter air 2500000

2. Biaya Tenaga Kerja 54000000 0 0 0 0 0

3. Biaya Operasional

a. Listrik 0 3600000 3600000 3600000 3600000 3600000

b. Upah Operator 0 12775000 12775000 12775000 12775000 12775000

4. Biaya Pemeliharaan

a. Ijuk 0 11000 11000 11000 11000 11000

b. Keran Air 0 558400 558400 558400 558400 558400

Total Pengeluaran 91265800 16944400 16944400 16944400 16944400 16944400

Pendapatan Bersih -91265800 23531618 23531618 23531618 23531618 30269463

DF 12% 1 0.892857143 0.797193878 0.711780248 0.635518078 0.567426856

PV -91265800 21010373.21 18759261.8 16749340.89 14954768.65 17175706.21

NPV -2.616.349,23

PV positif 88.649.450,77

PV Negatif -91.265.800

Net B/C 0,97

IRR 11%

Page 90: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

78

Lampiran 11 Analisis sensitivitas kelayakan finansial pengembangan penampungan sumberdaya air bersih (kenaikan tarif dasar listrik sampai 100 persen) di Kampung Cibereum Sunting Tahun 2013.

Tahun Proyek 0 1 2 3 4 5

INFLOW

Penerimaan air bersih (35 m³/jam) 0 45698730 45698730 45698730 45698730 45698730

Nilai Sisa 0 0 0 0 0 6737845

Total Penerimaan 0 45698730 45698730 45698730 45698730 52436575 OUTFLOW

1. Biaya Investasi

a.Pekerjaan persiapan 1500000 0 0 0 0 0

b.Semen 7560000 0 0 0 0 0

c.Pasir 1080000 0 0 0 0 0

d.Bata Merah 7317600 0 0 0 0 0

f.Batu Kali 435000 0 0 0 0 0

g.Batu pecah mesin 2/3 535500 0 0 0 0 0

h.Pipa PVC diameter 32 mm 156000 0 0 0 0 0

i.Tangki Air 5 M³ per Buah 9097200 0 0 0 0 0

Keran Tembok 0,5" per Buah 558400 0 0 0 0 0

Sanyo 150 Wat per Unit 1891300 0 0 0 0 0

Campuran kedap air per liter 205800 0 0 0 0 0

Ijuk per Gulung 11000 0 0 0 0 0

Kerangkeng Sanyo 1000000 0 0 0 0 0

Lem Paralon per Tube 12600 0 0 0 0 0

Sambungan Paralon per Buah 11200 0 0 0 0 0

Kabel 1x 1,5 Prima (1 rol = 50 m) 84300 0 0 0 0 0

Kawat Beton 750000 0 0 0 0 0

Besi beton U-39/U-32 rata-rata 660000 0 0 0 0 0

Papan Nama Embung 407800 0 0 0 0 0

Pintu angkat tipe IIIB 0,50 m 1492100 0 0 0 0 0

Filter air 2500000

2. Biaya Tenaga Kerja 54000000 0 0 0 0 0

3. Biaya Operasional

a. Listrik 0 7200000 7200000 7200000 7200000 7200000

b. Upah Operator 0 12775000 12775000 12775000 12775000 12775000

4. Biaya Pemeliharaan

a. Ijuk 0 11000 11000 11000 11000 11000

b. Keran Air 0 558400 558400 558400 558400 558400

Total Pengeluaran 91265800 20544400 20544400 20544400 20544400 20544400

Pendapatan Bersih -91265800 25154330 25154330 25154330 25154330 31892175

DF 12% 1 0.89285714 0.79719388 0.71178025 0.635518078 0.567426856

PV -91265800 22459223.2 20052877.9 17904355.2 15986031.47 18096476.58

NPV 3.233.164,4

PV positif 94.498.964,4

PV Negatif -91.265.800

Net B/C 1,0

IRR 13%

Page 91: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

79

Lampiran 12 Analisis kelayakan finansial pengembangan penampungan sumberdaya air bersih berdasarkan harga RTSS di Kampung Cibereum Sunting Tahun 2013.

Tahun Proyek 0 1 2 3 4 5

INFLOW Penerimaan air bersih (35 m³/jam) 0 521220000 521220000 521220000 521220000 521220000

Nilai Sisa 0 0 0 0 0 6737845

Total Penerimaan 0 521220000 521220000 521220000 521220000 527957845 OUTFLOW

1. Biaya Investasi

a.Pekerjaan persiapan 1500000 0 0 0 0 0

b.Semen 7560000 0 0 0 0 0

c.Pasir 1080000 0 0 0 0 0

d.Bata Merah 7317600 0 0 0 0 0

f.Batu Kali 435000 0 0 0 0 0

g.Batu pecah mesin 2/3 535500 0 0 0 0 0

h.Pipa PVC diameter 32 mm 156000 0 0 0 0 0

i.Tangki Air 5 M³ per Buah 9097200 0 0 0 0 0

Keran Tembok 0,5" per Buah 558400 0 0 0 0 0

Sanyo 150 Wat per Unit 1891300 0 0 0 0 0

Campuran kedap air per liter 205800 0 0 0 0 0

Ijuk per Gulung 11000 0 0 0 0 0

Kerangkeng Sanyo 1000000 0 0 0 0 0

Lem Paralon per Tube 12600 0 0 0 0 0

Sambungan Paralon per Buah 11200 0 0 0 0 0

Kabel 1x 1,5 Prima (1 rol = 50 m) 84300 0 0 0 0 0

Kawat Beton 750000 0 0 0 0 0

Besi beton U-39/U-32 rata-rata 660000 0 0 0 0 0

Papan Nama Embung 407800 0 0 0 0 0

Pintu angkat tipe IIIB 0,50 m 1492100 0 0 0 0 0

Filter air 2500000

2. Biaya Tenaga Kerja 54000000 0 0 0 0 0

3. Biaya Operasional

a. Listrik 0 3600000 3600000 3600000 3600000 3600000

b. Upah Operator 0 12775000 12775000 12775000 12775000 12775000

4. Biaya Pemeliharaan

a. Ijuk 0 11000 11000 11000 11000 11000

b. Keran Air 0 558400 558400 558400 558400 558400

Total Pengeluaran 91265800 16944400 16944400 16944400 16944400 16944400

Pendapatan Bersih -91265800 504275600 504275600 504275600 504275600 511013445

DF 12% 1 0.892857143 0.797193878 0.711780248 0.635518078 0.567426856

PV -91265800 450246071.4 402005420.9 358933411.5 320476260.3 289962752.3

NPV 1.730.358.117

PV positif 1.821.623.917

PV Negatif -91.265.800

Net B/C 19,96

IRR 600%

Page 92: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

80

Lampiran 13 Analisis kelayakan ekonomi pengembangan penampungan sumberdaya air bersih di Kampung Cibereum Sunting Tahun 2013.

Tahun Proyek 0 1 2 3 4 5

INFLOW Penerimaan air bersih 0 45698730 45698730 45698730 45698730 45698730

Nilai Sisa 0 0 0 0 0 6737845

Total Penerimaan 0 45698730 45698730 45698730 45698730 52436575

OUTFLOW

1. Biaya Investasi

a.Pekerjaan persiapan 1500000 0 0 0 0 0

b.Semen 6804000 0 0 0 0 0

c.Pasir 972000 0 0 0 0 0

d.Bata Merah 6585840 0 0 0 0 0

f.Batu Kali 391500 0 0 0 0 0

g.Batu pecah mesin 2/3 481950 0 0 0 0 0

h.Pipa PVC diameter 32 mm 140400 0 0 0 0 0

i.Tangki Air 5 M³ per Buah 8187480 0 0 0 0 0

Keran Tembok 0,5" per Buah 502560 0 0 0 0 0

Sanyo 150 Wat per Unit 1702170 0 0 0 0 0

Campuran kedap air per liter 185220 0 0 0 0 0

Ijuk per Gulung 9900 0 0 0 0 0

Kerangkeng Sanyo 900000 0 0 0 0 0

Lem Paralon per Tube 11340 0 0 0 0 0

Sambungan Paralon per Buah 10080 0 0 0 0 0

Kabel 1x 1,5 Prima (1 rol = 50 m) 75870 0 0 0 0 0

Kawat Beton 675000 0 0 0 0 0

Besi beton U-39/U-32 rata-rata 594000 0 0 0 0 0

Papan Nama Embung 367020 0 0 0 0 0

Pintu angkat tipe IIIB 0,50 m 1342890 0 0 0 0 0

Filter air 2250000 2. Biaya Tenaga Kerja 36450000 0 0 0 0 0

3. Biaya Operasional

a. Listrik 0 3240000 3240000 3240000 3240000 3240000

b. Upah Operator 0 12775000 12775000 12775000 12775000 12775000

4. Biaya Pemeliharaan

a. Ijuk 0 9900 9900 9900 9900 9900

b. Keran Air 0 502560 502560 502560 502560 502560

Total Pengeluaran 70139220 16527460 16527460 16527460 16527460 16527460

Pendapatan Bersih -70139220 29171270 29171270 29171270 29171270 35909115

DF 12% 1 0.89285714 0.797193878 0.711780248 0.635518078 0.567426856

PV -70139220 26045776.8 23255157.84 20763533.79 18538869.46 20375796.22

NPV 38.839.914,09

PV positif 108.979.134,1

PV Negatif -70.139.220

Net B/C 1,55

IRR 32%

Page 93: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

81

Lampiran 14 Analisis sensitivitas kelayakan ekonomi pengembangan penampungan sumberdaya air bersih (perubahan jumlah debit air filter menjadi 26,5 m³ per jam) di Kampung Cibereum Sunting Tahun 2013.

Tahun Proyek 0 1 2 3 4 5

INFLOW Penerimaan air bersih (26,5 m³/jam) 0 34600467 34600467 34600467 34600467 34600467

Nilai Sisa 0 0 0 0 0 6737845

Total Penerimaan 0 34600467 34600467 34600467 34600467 41338312

OUTFLOW

1. Biaya Investasi

a.Pekerjaan persiapan 1500000 0 0 0 0 0

b.Semen 6804000 0 0 0 0 0

c.Pasir 972000 0 0 0 0 0

d.Bata Merah 6585840 0 0 0 0 0

f.Batu Kali 391500 0 0 0 0 0

g.Batu pecah mesin 2/3 481950 0 0 0 0 0

h.Pipa PVC diameter 32 mm 140400 0 0 0 0 0

i.Tangki Air 5 M³ per Buah 8187480 0 0 0 0 0

Keran Tembok 0,5" per Buah 502560 0 0 0 0 0

Sanyo 150 Wat per Unit 1702170 0 0 0 0 0

Campuran kedap air per liter 185220 0 0 0 0 0

Ijuk per Gulung 9900 0 0 0 0 0

Kerangkeng Sanyo 900000 0 0 0 0 0

Lem Paralon per Tube 11340 0 0 0 0 0

Sambungan Paralon per Buah 10080 0 0 0 0 0

Kabel 1x 1,5 Prima (1 rol = 50 m) 75870 0 0 0 0 0

Kawat Beton 675000 0 0 0 0 0

Besi beton U-39/U-32 rata-rata 594000 0 0 0 0 0

Papan Nama Embung 367020 0 0 0 0 0

Pintu angkat tipe IIIB 0,50 m 1342890 0 0 0 0 0

Filter air 2250000 2. Biaya Tenaga Kerja 36450000 0 0 0 0 0

3. Biaya Operasional

a. Listrik 0 3240000 3240000 3240000 3240000 3240000

b. Upah Operator 0 12775000 12775000 12775000 12775000 12775000

4. Biaya Pemeliharaan

a. Ijuk 0 9900 9900 9900 9900 9900

b. Keran Air 0 502560 502560 502560 502560 502560

Total Pengeluaran 70139220 16527460 16527460 16527460 16527460 16527460

Pendapatan Bersih -70139220 18073007 18073007 18073007 18073007 24810852

DF 12% 1 0.892857143 0.797193878 0.711780248 0.635518078 0.567426856

PV -70139220 16136613.39 14407690.53 12864009.4 11485722.68 14078343.74

NPV -1.166.840,259

PV positif 68.972.379,74

PV Negatif -70.139.220

Net B/C 1,0

IRR 11%

Page 94: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

82

Lampiran 15 Analisis sensitivitas kelayakan ekonomi pengembangan penampungan sumberdaya air bersih (kenaikan tarif dasar listrik sampai 100 persen) di Kampung Cibereum Sunting Tahun 2013.

Tahun Proyek 0 1 2 3 4 5

INFLOW Penerimaan air bersih (35 m³/jam) 0 45698730 45698730 45698730 45698730 45698730

Nilai Sisa 0 0 0 0 0 6737845

Total Penerimaan 0 45698730 45698730 45698730 45698730 52436575

OUTFLOW

1. Biaya Investasi

a.Pekerjaan persiapan 1500000 0 0 0 0 0

b.Semen 6804000 0 0 0 0 0

c.Pasir 972000 0 0 0 0 0

d.Bata Merah 6585840 0 0 0 0 0

f.Batu Kali 391500 0 0 0 0 0

g.Batu pecah mesin 2/3 481950 0 0 0 0 0

h.Pipa PVC diameter 32 mm 140400 0 0 0 0 0

i.Tangki Air 5 M³ per Buah 8187480 0 0 0 0 0

Keran Tembok 0,5" per Buah 502560 0 0 0 0 0

Sanyo 150 Wat per Unit 1702170 0 0 0 0 0

Campuran kedap air per liter 185220 0 0 0 0 0

Ijuk per Gulung 9900 0 0 0 0 0

Kerangkeng Sanyo 900000 0 0 0 0 0

Lem Paralon per Tube 11340 0 0 0 0 0

Sambungan Paralon per Buah 10080 0 0 0 0 0

Kabel 1x 1,5 Prima (1 rol = 50 m) 75870 0 0 0 0 0

Kawat Beton 675000 0 0 0 0 0

Besi beton U-39/U-32 rata-rata 594000 0 0 0 0 0

Papan Nama Embung 367020 0 0 0 0 0

Pintu angkat tipe IIIB 0,50 m 1342890 0 0 0 0 0

Filter air 2250000 2. Biaya Tenaga Kerja 36450000 0 0 0 0 0

3. Biaya Operasional

a. Listrik 0 7200000 7200000 7200000 7200000 7200000

b. Upah Operator 0 12775000 12775000 12775000 12775000 12775000

4. Biaya Pemeliharaan

a. Ijuk 0 9900 9900 9900 9900 9900

b. Keran Air 0 502560 502560 502560 502560 502560

Total Pengeluaran 70139220 20487460 20487460 20487460 20487460 20487460

Pendapatan Bersih -70139220 25211270 25211270 25211270 25211270 31949115

DF 12% 1 0.89285714 0.797193878 0.711780248 0.635518078 0.567426856

PV -70139220 22510062.5 20098270.09 17944884.01 16022217.86 18128785.87

NPV 24.565.000,33

PV positif 94.704.220,33

PV Negatif -70.139.220

Net B/C 1,35.

IRR 25%

Page 95: ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68838/H14prs.pdf · 14 RAB pengembangan penampungan sumberdaya air bersih ... sumberdaya air bersih

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Hokeng, Flores pada tanggal 29 juni 1990 dari Ayah

Gervasius Sudin dan Ibu Maria Agustina Mei. Penulis adalah putra pertama dari

lima bersaudara. Tahun 2008 penulis lulus dari Sekolah Pertanian Pembangunan

Negeri (SPPN) Manggarai Timur dan pada tahun 2009 penulis lulus seleksi

masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Beasiswa Utusan Daerah

(BUD) IPB dan diterima di Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan,

Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

Selama mengikuti perkuliahan penulis pernah aktif dalam kegiatan

keagamaan, olahraga, dan kemahasiswaan yaitu Keluarga Mahasiswa Katolik

(KEMAKI) pada tahun 2009-2012, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Voli,

Karate, dan Koperasi pada tahun 2009-2010, serta menjadi staf Study Resource

and Development (SRD) dari Himpunan Profesi REESA, Departemen Ekonomi

Sumberdaya dan Lingkungan. Penulis juga pernah meraih penghargaan dalam

kegiatan pertandingan olahraga yaitu Juara II Tim Voli Sportakuler FEM tahun

2012, Juara I Tim Voli Putra Greenstation ESL tahun 2012, Juara I Tim Voli

Putra Dies Natalis FEM tahun 2011, Juara I Tim Futsal Dies Natalis FEM tahun

2011, serta Juara II Tim Voli Porseni KEMAKI tahun 2010 dan 2011.

Selama tahun 2010 hingga 2012 penulis terpilih menjadi kapten tim voli

putra pada kontingen FEM dalam Olimpiade Mahasiswa IPB (OMI) dan pernah

menjadi Pelatih tim voli putra-putri FEM pada tahun 2012. Selama menjadi staf

SRD, penulis ikut aktif dalam kegiatan kepanitiaan REESA salah satunya adalah

Ketua Pelaksana Workshop Statistik for ESL pada bulan November 2011.