analisis efisiensi ekonomi penggunaan faktor- faktor...

18
1 NASKAH PUBLIKASI ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR- FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI MENDONGDI KECAMATAN MINGGIR KABUPATEN SLEMAN Program Studi Agribisnis Oleh : Dyah Puspitasari Purnaningtyas H 0808091 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

Upload: duongxuyen

Post on 06-Feb-2018

220 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR- FAKTOR ...agribisnis.fp.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/11/ANALISIS... · faktor produksi tenaga kerja dan bibit secara individu tidak

1

NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-

FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI MENDONGDI

KECAMATAN MINGGIR KABUPATEN SLEMAN

Program Studi

Agribisnis

Oleh :

Dyah Puspitasari Purnaningtyas

H 0808091

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

Page 2: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR- FAKTOR ...agribisnis.fp.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/11/ANALISIS... · faktor produksi tenaga kerja dan bibit secara individu tidak

2

e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

Page 3: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR- FAKTOR ...agribisnis.fp.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/11/ANALISIS... · faktor produksi tenaga kerja dan bibit secara individu tidak

3

ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTORPRODUKSI PADA USAHATANI MENDONG DI KECAMATAN MINGGIR KABUPATEN SLEMAN

Dyah Puspitasari Purnaningtyas(1) Dr.Ir. Sri Marwanti, MS.(2)

Setyowati, SP.MP.(3)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan menganalisis besarnya biaya, penerimaan, dan keuntungan dari usahatani mendong; mengetahui pengaruh penggunaan faktor-faktor produksi yang berupa masukan luas lahan, tenaga kerja, benih, dan pupuk urea terhadap hasil produksi mendong; dan mengetahui besarnya tingkat efisiensi ekonomi penggunaan faktor-faktor produksi usahatani mendong di Kecamatan Minggir Kabupaten Sleman. Metode dasar penelitian adalah metode deskriptif analitik dengan teknik penelitian survei. Penelitian dilakukan di Desa Sendangsari dan Desa Sendangagung Kecamatan Minggir. Pemilihan sampel desa yang dilakukan secarapurposive sampling karena hanya ada dua desa tersebut yang mengusahakan mendong di Kecamatan Minggir. Pengambilan petani sampel dengan menggunakan metode simple random sampling.Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata luas lahan mendong sebesar 0,1 Ha; biaya menghasilkan usahatani sebesar Rp 12.978.760,00/Ha/Masa Panen; penerimaan sebesar Rp 22.509.000.00/Ha/Masa Panen; dan keuntungan usahatani mendong sebesar Rp 9.530.240,00/Ha/Masa Panen. Hubungan penggunaan faktor-faktor produksi dengan produksi mendong dinyatakan dalam model persamaan fungsi produksi Cobb Douglasyaitu Y = 96827,786. X1

1,147. X2– 0,017. X3

– 0,217. X40,016.

Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa penggunaan faktor produksi luas lahan, tenaga kerja, bibit dan pupuk urea secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap produksi usahatani mendong.Faktor produksi luas lahan dan bibit secara individu berpengaruh nyata terhadap produksi usahatani mendong, sedangkan faktor produksi tenaga kerja dan bibit secara individu tidak berpengaruh nyata terhadap produksi usahatani mendong. Berdasarkan perhitungan analisis tingkat efisiensi ekonomi, kombinasi penggunaan faktor-faktor produksi pada usahatani mendong di Kecamatan Minggir belum mencapai efisiensi ekonomi tertinggi.

Kata Kunci: Usahatani Mendong, Faktor Produksi, Efisiensi Ekonomi

Keterangan : 1. Mahasiswa S1 program studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas

Maret Surakarta dengan NIM H 0808091 2. Dosen Pembimbing Utama 3. Dosen Pembimbing Pendamping

e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

Page 4: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR- FAKTOR ...agribisnis.fp.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/11/ANALISIS... · faktor produksi tenaga kerja dan bibit secara individu tidak

4

ANALYSIS OF ECONOMIC EFFICIENCY IN USE OF PRODUCTION FACTORS AT MENDONG FARMING

IN SUB DISTRICT MINGGIR SLEMAN REGENCY

Dyah Puspitasari Purnaningtyas(1) Dr.Ir. Sri Marwanti, MS.(2)

Setyowati, SP.MP.(3)

ABSTRACT

This research aims to analyze the cost, revenue, and profit of mendong farming; determine the effect on the use of production factors such as land, labor, seed, and fertilizer urea toward production of mendong, and determine the level of economic efficiency in use of production factors at mendong farming in Sub District MinggirSleman Regency.The basic method of the research is descriptive analytic method with survey research techniques. The research is done in Sendangagung village and Sendangsari village Sub District Minggir. The sample villages are done purposive sampling because there are only two villages in the district are cultivingmendong. The number of farmers sample are taken by proportional random sampling.The result of this research showed that land area as wide as 0,1 Ha cost of production Rp 12.978.760,00/Ha/Harvest Time; revenue Rp22.509.000.00/Ha/ Harvest Time; and profit of mendong farming Rp 9.530.240,00/Ha/ Harvest Time. The correlation of the use of production factors with production of mendongin Cobb Douglas production function model is Y = 96827.786.X11,147.X2-0.017.X3-0.217.X40, 016. The results of the regression analysis showed that the use of production factors land, labor, seed, and fertilizer urea have a significant effect on production mendong together. Factors of production land and seed have a significant effect on production mendong individually, while the production factors labor and urea fertilizer did not have significant affect on production mendongindividually. Based on the calculation of the level of analysis of economic efficiency, the use of a combination of production factors on mendong farming in Sub District Minggir,the highest economic efficiency has not been reached yet.

Keywords: Mendong Farming, Production Factors, Economic Efficiency Description : 1. Student S1 of Study Program Agribussiness Faculty of Agriculture Sebelas

Maret University Surakarta with NIM H 0808091 2. Main Lecturer 3. Assistant Lecturer

e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

Page 5: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR- FAKTOR ...agribisnis.fp.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/11/ANALISIS... · faktor produksi tenaga kerja dan bibit secara individu tidak

5

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sektorpertanianmerupakansalah satu sektor yang mempunyai

perananpentingdalamperekenomiannasional dan kelangsungan hidup bagi

masyarakat Indonesia. Sektor pertanian berperan sebagai sumber penghasil bahan

kebutuhan pokok, sandang dan papan, penyedia lapangan pekerjaan bagi sebagian

besar penduduk, memberikan sumbangan terhadap pendapatan nasional serta

memberikan kontribusi devisa bagi negara. Sektorpertanian yang berkembang di

Indonesia terbagimenjadilima subsektor yaitu subsektor tanamanbahanmakanan,

subsektor perkebunan, subsektor peternakan, subsektor kehutanan, dan subsektor

perikanan.

Tanaman mendong merupakansalahsatujenistanamanperkebunan yang

digunakan sebagai bahan baku industri dalam negeri.Hasil utamatanaman

mendong berupabatang yang dapatdimanfaatkansebagaibahanbaku anyam-

anyaman, misal tikar, tas, topi, dompet dan sebagainya (Sunanto, 2000). Tanaman

ini mulai banyak dibudidayakan untuk memenuhi permintaan pasar akan

kebutuhan mendong sebagai bahan baku kerajinan.

Kecamatan Minggir merupakan satu-satunya kecamatan di Propinsi Daerah

Istimewa Yogyakartayang membudidayakan tanaman mendong. Perkembangan

budidaya tanaman mendong di Kabupaten Sleman dapat dilihat dari luas panen,

produksi dan produktivitas usahatani mendong selama lima tahun terakhir yang

tertera pada Tabel 1

Tabel 1. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Mendong di Kecamatan Minggir Kabupaten Sleman Tahun 2006-2010

Tahun Luas Panen (Ha)

Produksi (Kw) Produktivitas (Kw/Ha)

2006 150,00 28.622,00 190,81 2007 150,00 28.476,00 189,84 2008 150,00 30.325,00 202,17 2009 150,00 33.744,00 224,96 2010 150,00 31.309,00 208,73 Jumlah 750,00 152.476,00 1016,51 Rata-rata 150,00 30495,20 203,30

Sumber: BPS Kabupaten Sleman 2011

e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

Page 6: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR- FAKTOR ...agribisnis.fp.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/11/ANALISIS... · faktor produksi tenaga kerja dan bibit secara individu tidak

6

BerdasarkanTabel 1 dapat diketahui bahwa pada tahun 2007 dan 2010

produksi mendong mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, padahal

luas panen mendong setiap tahun selalu tetap yaitu sebesar 150 Ha. Penurunan

produksi mendong ini dapat dipengaruhi oleh penggunaan faktor-faktor

produksi yang digunakan petani kurang.Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk

mengetahui hubungan penggunaan faktor-faktor produksi pada usahatani

mendong di Kecamatan Minggir Kabupaten Sleman.

Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan permasalahan yaitu berapa

besar biaya, penerimaan, dan keuntungan dari usahatani mendong di

Kecamatan Minggir Kabupaten Sleman; bagaimana pengaruh faktor-faktor

produksi yang berupa luas lahan, tenaga kerja, bibit, dan pupuk urea terhadap

produksi mendong di Kecamatan Minggir Kabupaten Sleman serta apakah

kombinasi penggunaan faktor-faktor produksi yang berupa luas lahan, tenaga

kerja, bibit, dan pupuk urea pada usahatani mendong di Kecamatan Minggir

Kabupaten Sleman telah mencapai efisiensi ekonomi tertinggi. Tujuan dari

penelitian ini yaitu menganalisis besarnya biaya, penerimaan, dan keuntungan

dari usahatani mendong di Kecamatan Minggir Kabupaten Sleman;

mengetahui pengaruh penggunaan faktor-faktor produksi yang berupa ma-

sukan luas lahan, tenaga kerja, bibit, dan pupuk urea terhadap hasil produksi

mendong di Kecamatan Minggir Kabupaten Sleman serta mengetahui

besarnya tingkat efisiensi ekonomi penggunaan faktor-faktor produksi yang

berupa luas lahan, tenaga kerja, bibit, dan pupuk urea pada usahatani mendong

di Kecamatan Minggir Kabupaten Sleman.

Adapun hipotesis pertama dari penelitian ini yaitu faktor produksi yang

berupa luas lahan, tenaga kerja, bibit, dan pupuk urea berpengaruh nyata

terhadap produksi mendong di Kecamatan Minggir Kabupaten Sleman.

Hipotesis kedua yaitu penggunaan faktor produksi yang berupa luas lahan,

tenaga kerja, bibit, dan pupuk urea pada usahatani mendong di Kecamatan

Minggir Kabupaten Sleman belum mencapai efisiensi ekonomi tertinggi.

e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

Page 7: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR- FAKTOR ...agribisnis.fp.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/11/ANALISIS... · faktor produksi tenaga kerja dan bibit secara individu tidak

7

METODEPENELITIAN

Metode dasar penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode

deskriptif analitik yaitu memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang

ada pada masa sekarang, pada masalah-masalah yang aktual

(Surakhmad,1994).Teknik penelitian yang digunakan adalah penelitian survei.

Metode pengambilan daerah penelitian dilakukan secarapurposive, yaitu

dengan mempertimbangkan alasan yang diketahui berdasarkan tujuan penelitian

(Singarimbun dan Efendi, 1995).Kecamatan Minggir Kabupaten Sleman dipilih

karena merupakan satu-satunya produsen mendong di Daerah Istimewa

Yogyakarta.Penentuan desa sampel dilakukan secara sengaja karena dari lima

desa, hanya ada dua desa yang mengusahakan mendong yaitu Desa Sendangsari

dan Desa Sendangagung. Penelitian ini menggunakan 30 petani sampel dari dua

desa yang terpilih.Penentuan jumlah petani sampel dilakukan secara proporsional

dari jumlah keseluruhan petani sebanyak 290 orang.Pengambilan petani sampel

dari tiap desa menggunakan metode simple random sampling.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer berupa proses produksi, faktor produksi yang digunakan,

biaya-biaya yang dikeluarkan, hasil produksi, dan penerimaan usahatani

mendong.Data sekunder berupa data luas panen dan produksi mendong

Kabupaten Sleman tahun 2006-2010, data luas panen dan produksi mendong per

desa di Kecamatan Minggir tahun 2010, serta kondisi umum wilayah Kabupaten

Sleman dan Kecamatan Minggir.

Analisis keuntungan usahatani dapat diketahui dengan rumus:

π = PrU – BM

= Py x Y – BM

Keterangan :

π : Keuntungan usahatani mendong (Rp/Ha/MT)

PrU : Penerimaan usahatani mendong (Rp/Ha/MT)

BM : Biaya menghasilkan usahatani mendong (Rp/Ha/MT)

Py : Harga mendong per kg (Rp)

Y : Hasil produksi mendong (kg)

e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

Page 8: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR- FAKTOR ...agribisnis.fp.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/11/ANALISIS... · faktor produksi tenaga kerja dan bibit secara individu tidak

8

Besarnya pengaruh penggunaan faktor-faktor produksi yang berupa berupa

luas lahan, tenaga kerja, bibit,dan pupuk urea terhadap hasil produksi usahatani

mendong dapat diketahui dengan analisis fungsi produksi Cobb Douglasyang

dirumuskan:

Y = a X1b1 .X2

b2 .X3b3 .X4

b4

Keterangan :

Y : Hasil produksi mendong(kg)

X1 : Luas lahan (Ha)

X2 : Tenaga kerja (HKP)

X3 : Bibit (rumpun)

X4 : Pupuk urea (kg)

a : Konstanta

b1 – b4 : Koefisien regresi

Fungsi Cobb Douglas yang tidak berbentuk linier harus diubah menjadi bentuk

linier berganda agar mempermudah perhitungan dan analisis. Oleh karena itu,

fungsi produksi Cobb Douglas harus diubah ke dalam bentuk linier dengan cara

melogaritmakan menjadi:

Log Y = log a + b1 log X1 + b2 log X2 + b3 log X3 + b4 log X4

Pengujian model yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji serentak (Uji

F), uji keberartian koefisien regresi (Uji t),danuji standard koefisien regresi parsial

(bi’) , ujiAdjusted R2(R2). Pengujian asumsi klasik yang digunakan meliputi uji

multikolinearitas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas.

Analisis tingkat efisiensi ekonomi digunakan untuk mengkaji penggunaan

faktor-faktor produksi sudah mencapai tingkat efisiensi ekonomi tertinggi atau

belum. Adapun rumus yang digunakan:

1

1

Px

NPMx=

2

2

Px

NPMx=

3

3

Px

NPMx =

4

4

Px

NPMx=1

Keterangan :

NPMx1 : Nilai produk marginal untuk faktor produksi luas lahan

NPMx2 : Nilai produk marginal untuk faktor produksi tenaga kerja

NPMx3 : Nilai produk marginal untuk faktor produksi bibit

NPMx4 : Nilai produk marginal untuk faktor produksi pupuk urea

e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

Page 9: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR- FAKTOR ...agribisnis.fp.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/11/ANALISIS... · faktor produksi tenaga kerja dan bibit secara individu tidak

9

Px1 : Harga faktor produksiluas lahan

Px2 : Harga faktor produksi tenaga kerja

Px3 : Harga faktor produksi bibit

Px4 : Harga faktor produksi pupuk urea

Kriteria yang digunakan sebagai berikut :

Px

NPMx

= 1, berarti penggunaan faktor produksi xi telah mencapai efisiensi ekonomi tertinggi.

Px

NPMx

> 1, berarti penggunaan faktor produksi xi belum mencapai efisiensi ekonomi tertinggi.

Px

NPMx

< 1, berarti penggunaan faktor produksi xi tidak efisien. (Soekartawi, 2003).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

1. Identitas Petani Sampel

Tabel 2. Identitas Petani Sampel Usahatani Mendong Masa Panen Oktober 2011 – Maret 2012 di Kecamatan Minggir

No Identitas Petani Keterangan 1. Jumlah petani sampel (orang) 30 2. Rata-rata umur (th) 54 3. Pendidikan a. Tidak Tamat SD (orang) 2 b. SD (orang) 12 c. SMP (orang) 5 d. SMA (orang) 10 e. Diploma I (orang) 1

4. Rata-rata jumlah anggota keluarga (orang) 4 5. Rata-rata jumlah anggota keluarga yang aktif

di usahatani (orang) 2

6. Rata-rata luas lahan garapan (Ha) 0,10 7. Rata-rata pengalaman usahatani mendong (th) 25

Sumber: Analisis Data Primer

Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui rata-rata umur petani sampel

adalah 54 tahun.Usia tersebut tergolong usia produktif sehingga petani masih

mampu bekerja dengan baik, memiliki semangat tinggi dan selalu ingin

e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

Page 10: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR- FAKTOR ...agribisnis.fp.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/11/ANALISIS... · faktor produksi tenaga kerja dan bibit secara individu tidak

10

memajukan usahataninya untuk memperoleh hasil yang optimal. Sebagian

besar petani berpendidikan hingga tingkat SD, petani ini rata-rata tidak

mampu melanjutkan ke jenjang selanjutnya karena terhambat dalam hal

biaya.Akan tetapi, beberapa petani juga mempunyai pendidikan sampai

tingkat SMA. Petani inimemiliki kesadaran akan pentingnya pendidikan dan

mempunyaicukup biaya untuk bersekolah. Rata-rata pengalaman petani

dalam usahatani mendong adalah 25 tahun.Lamanya pengalaman ini

membuat petani semakin banyak mengerti tentang usahatani mendong berikut

dengan untung ruginya.

2. Penggunaan Faktor-Faktor Produksi pada Usahatani Mendong

a. Penggunaan Faktor Produksi Lahan pada Usahatani Mendong

Luas lahan yang dimiliki petani untuk mengusahakan tanaman

mendong antara 0,05 Ha hingga 0,3 Ha. Besar kecilnya luas lahan ikut

mempengaruhi jumlah produksi usahatani mendong. Luas lahan yang

tidak begitu besar dapat memberikan hasil yang optimal jika dikelola

secara benar dengan perpaduan faktor produksi lain yang tepat.

b. Penggunaan Sarana Produksi pada Usahatani Mendong

Tabel 3. Rata-rata Penggunaan Sarana Produksi pada Usahatani Mendong Masa Panen Oktober 2011 – Maret 2012 di Kecamatan Minggir

No Keterangan Per Usahatani Per Hektar 1. Bibit (rumpun) 11523,00 115230,00 2. Pupuk a. Pupuk Urea (kg) 45,92 459,20 b. Pupuk SP36 (kg) 2,83 28,30 c. Pupuk Phonska (kg) 5,34 53,40

Sumber: Analisis Data Primer

Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa rata-rata penggunaan

bibit mendong adalah 115.230 rumpun/Ha.Penggunaan pupuk urea

sebanyak 459,20 kg/ Ha. Jumlah penggunaan pupuk urea ini tidak jauh

berbeda dari rekomendasi Dinas Pertanian Kabupaten Sleman yaitu 500

kg/Ha. Penggunaan pupuk SP36 sebanyak 28,30 kg/Ha, sedangkan

rekomendasi Dinas Pertanian Kabuaten Sleman sebanyak 100 kg/Ha. Hal

ini dikarenakanadanya keterbatasan modal usahatani, sehingga

e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

Page 11: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR- FAKTOR ...agribisnis.fp.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/11/ANALISIS... · faktor produksi tenaga kerja dan bibit secara individu tidak

11

penggunaan pupuk urea sudah cukup bagi petani. Beberapa petani juga

menggunakan pupuk Phonska yang pengaplikasiannya dicampur dengan

pupuk urea. Penggunaan pupuk phonska ini dapat mengurangi

penggunaan pupuk urea karena dalam pupuk Phonska mengandung tiga

unsur hara sekaligus yaitu nitrogen (N), phosphor (P), dan kalium (K).

c. Penggunaan Tenaga Kerja pada Usahatani Mendong

Tabel 4. Rata-rata Penggunaan Tenaga Kerja pada Usahatani Mendong Masa Panen Oktober 2011 – Maret 2012 di Kecamatan Minggir

No Keterangan Tenaga Kerja Keluarga (HKP)

Per Usahatani Per Hektar 1. Pemupukan 0,20 2,00 2. Penyiangan 9,56 95,60 3. Pemanenan 18,28 182,80 Jumlah 28,04 280,40

Sumber: Analisis Data Primer

Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui pada usahatani mendong

hanya menggunakan tenaga kerja keluarga baik pria maupun

wanita.Pemanenan memerlukan tenaga kerja terbanyak yaitu

182,80HKP/Ha yang meliputi kegiatan pemotongan, penyortiran,

penjemuran dan pengangkutan. Kegiatan penyiangan gulma

membutuhkan waktu yang cukup lama karena dilakukan dengan

menggunakan tangan.Kegiatan pemupukan memerlukan tenaga kerja

paling sedikit karena pemupukan dapat dilakukan satu orang dalam

waktu 30 menithingga satu jam.

3. Biaya, Penerimaan, dan Keuntungan Usahatani Mendong a. Biaya Usahatani Mendong

1) Biaya Sarana Produksi Usahatani Mendong Tabel 5. Rata-rata Biaya Sarana Produksi pada Usahatani Mendong

Masa Panen Oktober 2011 – Maret 2012 di Kecamatan Minggir

No Sarana Produksi Biaya Per Usahatani (Rp)

Biaya Per Hektar (Rp)

1. Bibit 288.087,00 2.880.870,00 2. Pupuk Urea 87.241,70 872.417,00 3. Pupuk SP36 5.100,00 51.000,00 4. Pupuk Phonska 11.883,30 118.833,00

e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

Page 12: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR- FAKTOR ...agribisnis.fp.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/11/ANALISIS... · faktor produksi tenaga kerja dan bibit secara individu tidak

12

Jumlah 392.312,00 3.923.120,00

Sumber: Analisis Data Primer

Berdasarkan data Tabel 5 diketahui biaya sarana produksi

terbesar untuk pembelian bibit mendong yaitu Rp

2.880.870,00/Ha/Masa Panen dengan harga Rp 25,00 per rumpun.

Biaya pembelian pupuk Urea yaitu Rp 87.241,67/Ha/Masa Panen

dengan harga Rp 95.000,00 per kemasan 50 kg. Biaya sarana

poduksi terkecil untuk pengadaan pupuk SP36 sebesar Rp

51.000,00/Ha/MT dengan hargarata-rata Rp 1.800,00 per kg.Pupuk

urea yang digunakan oleh petani merupakan pupuk bersubsidi yang

diperoleh melalui kelompok tani.Sedangkan pupuk SP36 dan

pupuk Phonska biasa dibeli petani di toko saprodi sekitar rumah

secara eceran.

2) Biaya Tenaga Kerja Usahatani Mendong

Tabel 6. Rata-rata Biaya Tenaga Kerja pada Usahatani Mendong MasaPanen Oktober 2011 – Maret 2012 di Kecamatan Minggir

No Keterangan Biaya Per

Usahatani (Rp) Biaya Per

Hektar (Rp) 1. Pemupukan 5.875,00 58.750,00 2. Penyiangan 286.920,00 2.869.200,00 3. Pemanenan 548.320,00 5.483.200,00 Jumlah 841.115,00 8.411.150,00

Sumber: Analisis Data Primer

Upah tenaga kerja pria pada usahatani mendong sebesar Rp

30.000,00 danupah tenaga kerja wanita Rp 25.000,00.Tenaga kerja

wanita biasanya digunakan pada saat penyiangan dan

pemanenan.Biaya tenaga kerja terbanyak pada pemanenan yaitu Rp

5.483.200,00/Ha/Masa Panen dan biaya tenaga kerja paling sedikit

pada saat pemupukan yaitu Rp 58.750,00/Ha/Masa Panen.

3) Biaya Lain-lain Usahatani Mendong

Tabel 7. Rata-rata Biaya Lain-lain pada Usahatani Mendong MasaPanen Oktober 2011 – Maret 2012 di Kecamatan Minggir

No Komponen Biaya Biaya Per Usahatani (Rp)

Biaya Per Hektar (Rp)

e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

Page 13: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR- FAKTOR ...agribisnis.fp.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/11/ANALISIS... · faktor produksi tenaga kerja dan bibit secara individu tidak

13

1. Penyusutan 8.400,00 84.000,00 2. Pajak tanah 12.150,00 121.500,00 3. Pengangkutan 600,00 6.000,00 Jumlah 21.150,00 211.500,00

Sumber: Analisis Data Primer

Berdasarkan Tabel 7 diketahui biaya penyusutan peralatan

yang digunakan petani seperti cangkul, legrek atau sabit dan

keseran (alat pengangkutan) sebesar Rp 84.000,00/Ha/Masa

Panen.Biaya pajak tanah sebesar Rp 121.500,00/Ha/Masa

Panen.Biaya pajak tanah antar petani mendong berbeda-beda

tergantung luas lahan dan kondisi tempat.Rata-rata biaya

pengangkutan sebesar Rp 6.000,00/Ha/Masa Panen yang

digunakan untuk pengangkutan mendong kering menggunakan

sepeda motor.

4) Biaya Mengusahakan Usahatani Mendong

Tabel 8. Rata-rata Biaya Mengusahakan pada Usahatani Mendong Masa Panen Oktober 2011 – Maret 2012 di Kecamatan Minggir

No Komponen Biaya Biaya Per Usahatani (Rp)

Biaya Per Hektar (Rp)

1. Biaya sarana produksi 392.312,00 3.923.120,002. Biaya tenaga kerja 841.115,00 8.411.150,003. Biaya lain-lain 21.150,00 211.500,00 Biaya Mengusahakan 1.254.577,00 12.545.770,00

Sumber: Analisis Data Primer

Berdasarkan Tabel 8 dapat diketahui biaya mengusahakan

usahatani mendongyaitu Rp 12.545.770,00/Ha/Masa Panen.Biaya

tenaga kerja merupakan biaya yang paling besar dalam usahatani

mendong karena memang usahatani ini membutuhkan tenaga kerja

yang banyak terutama pada kegiatan penyiangan dan pemanenan.

5) Biaya Menghasilkan Usahatani Mendong

Tabel 9. Rata-rata Biaya Menghasilkan pada Usahatani Mendong Masa Panen Oktober 2011 – Maret 2012 di Kecamatan Minggir

No Komponen Biaya Biaya Per Usahatani (Rp)

Biaya Per Hektar (Rp)

1. Biaya mengusahakan 1.254.577,00 12.545.770,00

e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

Page 14: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR- FAKTOR ...agribisnis.fp.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/11/ANALISIS... · faktor produksi tenaga kerja dan bibit secara individu tidak

14

2. Bunga modal sendiri 43.299,00 432.990,00 Biaya menghasilkan 1.297.876,00 12.978.760,00

Sumber: Analisis Data Primer

Berdasarkan Tabel 9 diketahui biaya menghasilkan usahatani

mendong adalah Rp 12.978.760,00/Ha/Masa Panen. Bunga modal

sendiri sebesar Rp 432.990,00/Ha/Masa Panen. Bunga modal

sendiri diperhitungkan dari modal yang digunakan oleh petani

mendongdikali bunga bank dengan dasar bunga bank BRI sebesar

1,025% per bulan.

b. Penerimaan Usahatani Mendong

Tabel 10. Rata-rata Penerimaan pada Usahatani Mendong Masa Panen Oktober 2011 – Maret 2012 di Kecamatan Minggir

No Keterangan Per Usahatani Per Hektar 1. Produksi (kg) 845,00 8.450,00 2. Harga produksi (Rp/kg) 2.693,00 2.693,00 3. Penerimaan (Rp) 2.250.900,00 22.509.000,00

Sumber: Analisis Data Primer

Berdasarkan Tabel 10 dapat diketahui produksi mendong kering

sebesar 8.450 kg/ Ha.Produksi ini sudah hampir sama dengan sasaran

produksi yang dikeluarkan oleh Dinas Pertanian yaitu 9 ton/Ha.

Sedangkan rata-rata harga mendong kering yaitu Rp 2.693,00 per

kilogram.Hasil panen mendong ini merupakan hasil pangkasan yang

kedua atau ketiga sehingga mendong kering dijual per kilogram

kepadatengkulak yang sebagian besar akan dikirim ke Tasikmalaya.

Dengan demikian penerimaan petani pada usahatani mendong sebesar

Rp 22.509.000.00/Ha/Masa Panen.

c. Keuntungan Usahatani Mendong

Tabel 11. Rata-rata Keuntungan pada Usahatani Mendong Masa Panen Oktober 2011 – Maret 2012 di Kecamatan Minggir

No Keterangan Per Usahatani (Rp)

Per Hektar (Rp)

1. Penerimaan usahatani 2.250.900,00 22.509.000,00 2. Biaya menghasilkan 1.297.876,00 12.978.760,00 3. Keuntungan usahatani 953.024,00 9.530.240,00

`Sumber: Analisis Data Primer

e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

Page 15: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR- FAKTOR ...agribisnis.fp.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/11/ANALISIS... · faktor produksi tenaga kerja dan bibit secara individu tidak

15

Keuntungan usahatani dapat diketahui dari selisih penerimaan

yang diterima petani dengan biaya menghasilkan.Berdasarkan Tabel

11 diketahui keuntungan usahatani mendong yang diperoleh sebesar

Rp9.530.240,00/Ha/Masa panen.Keuntungan usahatani sangat

tergantung dengan jumlah produksi dan harga mendong.

Analisis Regresi Fungsi Produksi Cobb Douglas

Persamaan fungsi produksi usahatani mendong adalah sebagai berikut.

Y = 96827,786. X11,147. X2

– 0,017. X3– 0,217. X4

0,016

Keterangan:

Y : Hasil produksi mendong (kg)

X1 : Luas lahan (Ha)

X2 : Tenaga kerja (HKP)

X3 : Bibit (rumpun)

X4 : Pupuk urea (kg)

Pengujian model menggunakan uji F dapat diketahui nilai Fhitung

sebesar69,848 lebih besar dari nilai Ftabel yaitu 4,18 dengan tingkat kepercayaan

99%. Hal ini menunjukkan bahwa faktor produksi yang berupa luas lahan, tenaga

kerja, bibit dan pupuk urea secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap hasil

produksi mendong di Kecamatan Minggir.

Hasil uji t menunjukkan luas lahan berpengaruh nyata secara individu

terhadap produksi mendongpada tingkat kepercayaan 99%. Jika terjadi

penambahan luas lahan sebesar 1% akanterjadi peningkatan produksi sebesar

1,147%. Luas lahan yang semakin besar akan mempengaruhi banyaknya jumlah

bibit yang dapat ditanam dalam satu lahan.Tenaga kerja secara individu tidak

berepengaruh nyata terhadap produksipada tingkat kepercayaan 90%.Hal ini

berarti penggunaan tenaga kerja di lapangan sudah mencapai kondisi yang

maksimal. Dengan demikian apabila jumlah tenaga kerja pada usahatani mendong

ditambah tidak akan mempengaruhi jumlah produksi.Bibit berepengaruh nyata

secara individu terhadap produksi mendong pada tingkat kepercayaan

90%.Apabila penggunaan faktor produksi bibit naik sebesar 1% maka produksi

mendong mengalami pemurunan sebesar 0,217%. Penambahan jumlah bibit yang

yang tidak diiringi dengan penambahan luas lahan akan menurunkan hasil

produksi karena jarak tanam akan semakin sempit. Pupuk urea tidak berepengaruh

e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

Page 16: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR- FAKTOR ...agribisnis.fp.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/11/ANALISIS... · faktor produksi tenaga kerja dan bibit secara individu tidak

16

nyata secara individu terhadap produksi mendongpada tingkat kepercayaan 90%.

Dengan demikian apabila jumlah pupuk urea pada usahatani mendong ditambah

tidak akan mempengaruhi jumlah produksi mendong. Artinya penggunaan pupuk

urea di lapang sudah maksimal.

Berdasarkan perhitungan nilai standard koefisien regresi dapat diketahuiluas

lahan merupakan faktor produksi yang paling berpengaruh terhadap produksi

dengan standard koefisien regresi tertinggi yaitu 1,143.Luas lahan mempunyai

hubungan positif dengan produksi mendong. Apabila luas lahan ditambah dan

akan menghasilkan produksi mendong yang lebih banyak pula.

Model persamaan ini mempunyai nilai adjustedR2 sebesar 0,905 atau

90,50%. Hal ini berarti variasi produksi mendong dapat dijelaskan oleh variabel

luas lahan, tenaga kerja, bibit, dan pupuk urea sebesar 90,50%, sedangkan sisanya

9,50% dijelakan oleh variabel lain diluar model seperti kesuburan tanah, iklim,

pupuk SP36, pupuk Phonska serta faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam

penelitian ini.

Berdasarkan pengujian asumsi klasik diketahui model persamaan ini tidak

terkena multikolinearitas karena nilai tolerance lebih dari 0,1 dan nilai VIF yang

tidak lebih besar daripada nilai 10. Nilai Durbin Watson model sebesar 1,599

berada diantara 1,55-2,46 sehingga tidak terjadi autokorelasi. Apabila dilihat titik-

titik pada grafik scatterplot menyebar dan tidak menunjukkan suatu pola tertentu

berarti tidak terjadi heteroskedastisitas.

Analisis Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor-faktor Produksi padaUsahatani Mendong

Tabel 11.Analisis Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi pada Usahatani Mendong Masa Panen Oktober 2011 – Maret 2012 di Kecamatan Minggir

No Faktor Produksi xi Bi NPMxi Pxi NPMxi

Pxi 1. Luas lahan (x1) 0,100 1,147 26100959.950 2000000 13,050 2. Bibit (x3) 11523 -0,217 -42.854 25 -1.714

Sumber: Analisis Data Primer

Berdasarkan Tabel 11 dapat diketahui bahwa hasil nilai efisiensi faktor

produksi lahan lebih dari satu yaitu 13,050berarti belum mencapai efisiensi

ekonomi sehingga untuk mencapai efisiensi ekonomi tertinggi, luas lahan perlu

ditambah.Penambahan luas lahan dapat diperoleh dengan menggunakan lahan

e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

Page 17: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR- FAKTOR ...agribisnis.fp.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/11/ANALISIS... · faktor produksi tenaga kerja dan bibit secara individu tidak

17

yang sebelumnya tidak ditanami mendong, seperti ditanami padi atau tebu melalui

sistem pergiliran tanaman.Nilai efisiensi faktor produksi bibit sebesar -1.714 atau

kurang dari 1.Hal ini berarti bahwa secara ekonomis penggunaan faktor produksi

bibit tidak efisien karena penggunaan bibit mendong pada usahatani ini relatif

berlebihan. Oleh karena itu untuk meningkatkan hasil produksi mendong

penggunaan bibit mendong perlu dikurangi.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada usahatani mendong di Kecamatan Minggir

dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Biaya usahatani mendong sebesarRp 12.978.760,00/Ha/Masa Panen.

Penerimaan usahatani mendong sebesar Rp 22.509.000.00/Ha/Masa Penen

sehingga keuntungan usahatani mendong yang diperoleh sebesar Rp

9.530.240,00/Ha/Masa Panen.

2. Faktor produksi luas lahan, tenaga kerja, bibit dan pupuk urea secara

bersama-sama berpengaruh nyata terhadap produksi usahatani mendong.

Faktor produksi luas lahan dan bibit secara individu berpengaruh nyata

terhadap produksi usahatani mendong. Sedangkan faktor produksi tenaga

kerja dan pupuk urea secara individu tidak berpengaruh nyata terhadap

produksi usahatani mendong di Kecamatan Minggir.

3. Kombinasi penggunaan faktor- faktor produksi pada usahatani mendong di

Kecamatan Minggir belum mencapai efisiensi ekonomi tertinggi.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian pada usahatani mendong di Kecamatan

Minggir, saran yang dapat diberikan yaitu perlu dilakukan pemanfaatan luas lahan

dengan sebaik-baiknya agar produksi mendong dapat optimal dengan

memperbaiki jarak tanam sesuai rekomendasi dari Dinas Pertanian.

DAFTAR PUSTAKA

BPS.2011. Kabupaten Sleman dalam Angka 2011. BPS Sleman.Yogyakarta.

Singarimbun, M. dan Effendi, S. 1995. Metode Penelitian Survei. LP3ES. Jakarta.

e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

Page 18: ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR- FAKTOR ...agribisnis.fp.uns.ac.id/wp-content/uploads/2012/11/ANALISIS... · faktor produksi tenaga kerja dan bibit secara individu tidak

18

Soekartawi. 2003. Teori Ekonomi Produksi dengan Pokok Bahasan Analisis Fungsi Cobb Douglas. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta

Sunanto, H. 2000. Budidaya Mendong. Kanisius.Yogyakarta.

Surakhmad, W. 1994.Penelitian Ilmiah, Dasar, Metode, dan Teknik. Tarsito. Bandung

e-Jurnal Agrista – ISSN 2302-1713 - http://agribisnis.fp.uns.ac.id Copyright © 2012 Program Studi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta