analisis efektifitas pengelolaan dan sistem … · penagihan ataupun pengembalian utang. menjadikan...

84
ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM PENGENDALIAN PIUTANG PADA KOPERASI MASYARAKAT (KOMAS) BUMIPUTERA TELUKDALAM PERIODE 2011-2015 Skripsi Disusun Oleh : TETINIATI SARUMAHA NIM. 0514100121572 PROGRAM STUDI MANAJEMEN SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI NIAS SELATAN TELUKDALAM 2017

Upload: buique

Post on 07-Mar-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM … · penagihan ataupun pengembalian utang. Menjadikan kualitas piutang mau tidak mau harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah koperasi

ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM

PENGENDALIAN PIUTANG PADA KOPERASI

MASYARAKAT (KOMAS) BUMIPUTERA

TELUKDALAM PERIODE 2011-2015

Skripsi

Disusun Oleh :

TETINIATI SARUMAHA

NIM. 0514100121572

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI NIAS SELATAN

TELUKDALAM

2017

Page 2: ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM … · penagihan ataupun pengembalian utang. Menjadikan kualitas piutang mau tidak mau harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah koperasi

ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM

PENGENDALIAN PIUTANG PADA KOPERASI

MASYARAKAT (KOMAS) BUMIPUTERA

TELUKDALAM PERIODE 2011-2015

Skripsi

Diajukan sebagai salah satu syarat

Untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

Disusun Oleh :

TETINIATI SARUMAHA

NIM. 0514100121572

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI NIAS SELATAN

TELUKDALAM

2017

Page 3: ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM … · penagihan ataupun pengembalian utang. Menjadikan kualitas piutang mau tidak mau harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah koperasi
Page 4: ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM … · penagihan ataupun pengembalian utang. Menjadikan kualitas piutang mau tidak mau harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah koperasi
Page 5: ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM … · penagihan ataupun pengembalian utang. Menjadikan kualitas piutang mau tidak mau harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah koperasi
Page 6: ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM … · penagihan ataupun pengembalian utang. Menjadikan kualitas piutang mau tidak mau harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah koperasi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karuni-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini yang berjudul: “Analisis

Efektivitas Pengelolaan dan Sistem Pengendalian Piutang Pada Koperasi

Masyarakat Bumiputera (KOMAS) Telukdalam Periode 2011-2015”. Skripsi

ini salah satu syarat kelulusan dalam meraih gelar Sarjana Ekonomi pada Program

Studi Manajemen di STIE Nias Selatan.

Selama menyusun skripsi ini, penulis tidak luput dari kekurangan dan

kelemahan. Hal tersebut dapat diatasi penulis berkat adanya bantuan, bimbingan

dan dukungan dari beberapa pihak, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan

rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Bambowo Laiya, MA sebagai Ketua Yayasan Pendidikan Nias Selatan

dan Ibu Sitasi Zagoto, MA sebagai Koordinator STIKIP, STIE dan STIH

Nias Selatan yang telah menyediakan sarana dan prasarana sehingga peneliti

dapat menyelesaikan studi dan tugas akhir perkuliahan (Skripsi).

2. Bapak Dr. Taosige Wau, SE., M.Si sebagai Ketua STIE Nias Selatan yang

telah mengizinkan penulis untuk menyusun skripsi ini.

3. Bapak Samalua Waoma, SE., MM sebagai Wakil Ketua I STIE Nias Selatan,

dan sekaligus sebagai dosen pembimbing pertama saya yang telah

meluangkan waktu, tenaga, pikiran untuk membimbing serta memberikan

saran dalam menyusun skripsi ini.

4. Ibu Alwinda Manao, SE., MM sebagai Wakil Ketua II STIE Nias Selatan.

Page 7: ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM … · penagihan ataupun pengembalian utang. Menjadikan kualitas piutang mau tidak mau harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah koperasi

5. Bapak Yohanes Dakhi, SE., MM sebagai Wakil Ketua III STIE Nias Selatan.

6. Bapak Timotius Duha, SE., MM sebagai Lembaga Penjamin Mutu Internal

(LPMI) STIE Nias Selatan.

7. Ibu Erasma F. Zalogo, SE., MM sebagai Kepala Lembaga Penelitian dan

Pengabdian Masyarakat (LPPM) STIE Nias Selatan.

8. Bapak Paskalis Dakhi, SE., MM., M.AP sebagai Ketua Program Studi

Manajemen yang telah memberikan layanan akademik kepada penulis dan

sekaligus sebagai dosen pembimbing kedua saya yang telah meluangkan

waktu, tenaga, pikiran untuk membimbing serta memberikan saran dalam

menyusun skripsi ini.

9. Ibu Elistina Wau, SE., MM sebagai Sekretaris Program Studi Manajemen

yang telah memberikan layanan akademik kepada penulis dalam menulis

skripsi ini.

10. Bapak dan Ibu Dosen STIE dan STKIP Nias Selatan yang telah memberikan

ilmunya kepada penulis selama dibangku kuliah.

11. Teristimewa kepada ayah dan ibuku yang selalu memberikan semangat,

dukungan dan nasehat serta doa sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini.

12. Suamiku tercinta dan tersayang yang senantiasa memberikan semangat dan

kasih sayangnya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini.

13. Teman-teman yang memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis dalam

menyusun skripsi ini.

Page 8: ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM … · penagihan ataupun pengembalian utang. Menjadikan kualitas piutang mau tidak mau harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah koperasi

Akhir kata, saya berharap kepada Tuhan Yang Maha Esa berkenan

membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu.

Telukdalam, Maret 2017

Penulis,

TETINIATI SARUMAHA

NPM: 0514100121572

Page 9: ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM … · penagihan ataupun pengembalian utang. Menjadikan kualitas piutang mau tidak mau harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah koperasi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembaran Pengesahan ..................................................................................... i

Kata Pengantar ................................................................................................. ii

Daftar Isi........................................................................................................... v

Daftar Tabel......................................................................................................viii

Daftar Gambar ................................................................................................. ix

Daftar Lampiran ............................................................................................... x

Abstrak ............................................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah ................................................................................ 5

1.3 Batasan Masalah ...................................................................................... 6

1.4 Rumusan Masalah ................................................................................... 6

1.5 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 7

1.6 Manfaat Penelitian ................................................................................... 7

1.7 Sistematika Penulisan .............................................................................. 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 9

2.1 Piutang ....................................................................................................... 9

2.1.1 Pengertian Piutang ........................................................................... 9

2.1.2 Jenis-Jenis Piutang .......................................................................... 10

Page 10: ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM … · penagihan ataupun pengembalian utang. Menjadikan kualitas piutang mau tidak mau harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah koperasi

2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Piutang ................................... 12

2.1.4 Unusr-Unsur Kredit ........................................................................ 14

2.1.5 Mekanisme Pemberian Kredit ......................................................... 15

2.1.6 Analisis Kredit ................................................................................ 17

2.2 Efektivitas Pengelolaan Piutang ................................................................ 19

2.2.1 Pengertian Pengelolaan Piutang ...................................................... 19

2.2.2 Kebijaksanaan Fungsi Pengelolaan Piutang .................................... 19

2.2.3 Kriteria Penilaian Pengelolaan Piutang ........................................... 21

2.2.4 Tujuan Pengelolaan Piutang ............................................................ 23

2.2.5 Fungsi Pengelolaan Piutang ............................................................ 24

2.3 Sistem Pengendalian Piutang .................................................................... 25

2.3.1 Pengertian Sistem Pengendalian Piutang ........................................ 25

2.3.2 Unsur Pengendalian Piutang ........................................................... 26

2.3.3 Prosedur Pengendalian Piutang …................................................... 28

2.3.4 Tujuan Pengendalian Piutang .......................................................... 30

2.3.5 Mekanisme Pengendalian Piutang ….............................................. 31

2.3.6 Sumber-Sumber Data Analisis Keuangan Koperasi ....................... 32

2.4 Penelitian Terdahulu ................................................................................. 33

2.5 Kerangka Berpikir ................................................................................... 34

BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 36

3.1 Jenis Penelitian ........................................................................................ 36

3.2 Populasi dan Sampel ............................................................................... 36

Page 11: ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM … · penagihan ataupun pengembalian utang. Menjadikan kualitas piutang mau tidak mau harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah koperasi

3.3 Definisi Operasional Variabel Penelitian ............................................... 37

3.4 Data Penelitian ....................................................................................... 37

3.4.1 Jenis dan Sumber Data ................................................................... 37

3.4.2 Metode Pengumpulan Data ............................................................ 37

3.5 Metode Analisis Data .............................................................................. 38

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 42

4.1 Deskripsi Penelitian ................................................................................. 42

4.2 Analisis Data ........................................................................................... 46

4.2.1 Pengelolaan Piutang ....................................................................... 47

4.2.2 Analisis Efektivitas Pengelolaan Piutang ....................................... 51

4.2.3 Analisis Pengendalian Piutang ....................................................... 58

4.3 Pembahasan .............................................................................................. 60

BAB V PENUTUP ........................................................................................ 64

5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 64

5.2 Saran ........................................................................................................ 65

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 66

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 12: ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM … · penagihan ataupun pengembalian utang. Menjadikan kualitas piutang mau tidak mau harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah koperasi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Neraca ............................................................................................. 43

Tabel 4.2 Laporan Perhitungan Sisa Hasil Usaha (SHU) ............................... 45

Tabel 4.3 Rincian Isi Neraca Laporan Keuangan ............................................ 51

Tabel 4.4 Perhitungan Rasio Perputaran Piutang ............................................ 52

Tabel 4.5 Perhitungan Umur Rata-Rata Piutang ............................................. 54

Tabel 4.6 Perhitungan Rasio Tunggakan ........................................................ 56

Tabel 4.7 Perhitungan Rasio Penagihan ......................................................... 57

Page 13: ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM … · penagihan ataupun pengembalian utang. Menjadikan kualitas piutang mau tidak mau harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah koperasi

DAFTAR GAMBAR/GRAFIK

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ........................................................................ 35

Grafik 4.1 Perputaran Piutang ........................................................................ 53

Grafik 4.2 Umur Rata-Rata Piutang ................................................................ 55

Grafik 4.3 Rasio Tunggakan ............................................................................ 56

Grafik 4.4 Rasio Penagihan Piutang ................................................................ 58

Page 14: ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM … · penagihan ataupun pengembalian utang. Menjadikan kualitas piutang mau tidak mau harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah koperasi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Neraca

Lampiran 2 Perhitungan Sisa Hasil Usaha

Page 15: ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM … · penagihan ataupun pengembalian utang. Menjadikan kualitas piutang mau tidak mau harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah koperasi

ABSTRAK

ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM

PENGENDALIAN PIUTANG PADA KOPERASI

MASYARAKAT (KOMAS) BUMIPUTERA

TELUKDALAM PERIODE 2011-2015

Oleh:

TETINIATI SARUMAHA

NIM. 0514100121572

Dosen Pembimbing:

Samalua Waoma, SE., MM dan Paskalis Dakhi, S.E., MM., M.AP

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah Analisis efektivitas Pengelolaan

dan Sistem Pengendalian Piutang Pada Koperasi Masyarakat (KOMAS)

Bumiputera Telukdalam periode tahun 2011-2015. Populasi dalam penelitian ini

adalah laporan keuangan periode tahun 2011-2015. Sampel penelitian yakni

neraca dan laporan Sisa Hasil Usaha (SHU) periode tahun 2011-2015. Analisis

data yang dilakukan oleh peneliti efektivitas pengelolaan piutang dapat dilakukan

dengan cara mengukur menggunakan pendekatan tingkat perputaran piutang,

periode rata-rata pengumpulan piutang, rasio tunggakan dan rasio penagihan

piutang. Kemudian yang digunakan untuk mengetahui sistem pengendalian pada

Koperasi Bumiputera (KOMAS) Telukdalam, yakni: untuk mengetahui dan

menganalisis sistem pengendalian dan menganalisis efektivitas penagihan piutang

pada Koperasi Bumiputera (KOMAS) Telukdalam. Hasil penelitian yang

dilakukan mengatakan bahwa tingkat perputaran piutang pada Koperasi

Masyarakat Bumiputera (KOMAS) Telukdalam dari tahun ke tahun belum efektif

sehingga penagihan yang dilakukan pihak koperasi dianggap tidak berhasil karena

perputaran piutangnya kurang dari 15 kali, Periode pengumpulan piutang dari

tahun ke tahun sangat besar melebihi dari rata-rata industri yaitu 60 hari, sehingga

dapat dikatakan koperasi tidak mampu melakukan penagihan secara tepat waktu.

Kemudian tunggakan pada tahun 2015 sebesar Rp. 5.379.569.473 dengan tingkat

rasio penagihan sebesar 63,70%%. artinya pada tahun 2015 koperasi tidak mampu

melakukan pengumpulan piutang dengan baik. Sistem pengendalian piutang pada

Koperasi Masyarakat Bumiputera (KOMAS) Telukdalam telah dilakukan sesuai

dengan tahapan dan aturan yang prosedur yang ditetapkan.

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diuraikan di atas, maka

adapun saran dalam penelitian ini adalah agar lebih efektif dan mempercepat

penagihan piutang koperasi dengan membuat analisis umur piutang, agar piutang

tidak melewati batas jatuh tempo. Apabila ada yang melakuakn penelitian lebih

lanjut dengan tema yang sama, sebaiknya menambah jumlah sampel penelitian,

manambah periode pengamatan, dan menambah variabel lain yang belum diteliti.

Kata Kunci: Efektivitas Pengelolaan Piutang dan Pengendalian Piutang.

Page 16: ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM … · penagihan ataupun pengembalian utang. Menjadikan kualitas piutang mau tidak mau harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah koperasi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada umumnya setiap unit usaha memiliki visi dan misi tertentu yang

ingin dicapai. Sebagai dasar perbedaan dan alat untuk bersaing terhadap usaha-

usaha lain. Salah satunya yaitu dalam mencapai tujuan dan sasaran tertentu yang

telah ditetapkan sebelumnya. Adapun tujuan dan sasaran tersebut seperti ingin

mendapatkan laba yang maksimal, memberikan pelayanan yang baik kepada

anggota, memberikan kesejahteraan kepada anggota dan masyarakat pada

umumnya, mengupayakan agar setiap kegiatan dan rencana unit usaha dapat

berjalan dengan baik dan lancar serta sesuai dengan apa yang diharapkan.

Pada umumnya usaha ekonomi koperasi dimulai dengan usaha skala kecil

dan diusahakan oleh para anggotanya, koperasi sebagai suatu badan usaha harus

mengupayakan semua kegiatan ekonominya berjalan dengan efisien agar dapat

mempertahankan kehidupan koperasi tersebut. Setiap lembaga ekonomi apapun

bentuknya termasuk perusahaan koperasi menghendaki diperolehnya keuntungan

atau laba yang wajar. Penjualan kredit dan kegiatan simpan pinjam merupakan

beberapa aktivitas pokok dalam koperasi danmerupakan salah satu sumber bagi

koperasi untuk mendapatkan profit yang memadai, dan transaksi penjualan kredit

merupakan sumber bagi tersedianya modal kerja yang menjadi unsur paling

penting dalam pengoperasian koperasi. Sehingga, kelancaran penerimaan piutang

merupakan hal yang sangat penting dan sangat mempengaruhi kegiatan usaha

suatu koperasi. Apabila pengelolaan kurang baik, maka koperasi akan mengalami

Page 17: ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM … · penagihan ataupun pengembalian utang. Menjadikan kualitas piutang mau tidak mau harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah koperasi

kesulitan dalam menjalankan usahanya. Oleh karena itu, koperasi memerlukan

penanganan yang lebih baik terhadap piutang.

Untuk dapat mencapai hal tersebut, tentu koperasi harus melakukan

berbagai cara dan teknik tertentu yang berdampak terhadap kemajuan dan

perkembangan koperasi. Cara dan teknik tersebut tentu tidak dilakukan begitu saja

seperti pada organisasi-organisasi bisnis kecil lain yang biasa kita jumpai setiap

hari. Salah satu unsur penting yang harus dilakukan adalah dengan

mengimplementasikan sistem pengendalian yang ketat dalam setiap kegiatan yang

dilakukan. Sistem merupakan komponen atau unsur yang saling berkaitan dan

berinteraksi dalam rangka pencapaian tujuan tertentu. Sistem yang biasa

digunakan oleh usaha koperasi yaitu sistem pengendalian dan pengelolaan yang

lebih efektif. Usaha koperasi yang menggunakan sistem pengendalian internal.

Sistem ini memiliki beberapa unsur seperti struktur organisasi, sistem otorisasi,

fungsi yang terkait dan praktik yang sehat.

Setiap lembaga ekonomi apapun bentuknya termasuk perusahaan koperasi

menghendaki diperolehnya keuntungan atau laba yang wajar. Banyak orang yang

berpendapat lebih besar keuntungan yang di peroleh akan dirasakan lebih

memuaskan bagi pemilik atau pemegang saham dan dalam hal ini perbeda pada

koperasi dimana anggotanya akan menikmati secara langsung dan pembagian

keuntungan atau sisa hasil usaha. Penjualan kredit dan kegiatan simpan pinjam

merupakan beberapa aktivitas pokok dalam koperasi dan merupakan salah satu

sumber bagi koperasi untuk mendapatkan profit yang memadai, dan transaksi

penjualan kredit merupakan sumber bagi tersedianya modal kerja yang menjadi

Page 18: ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM … · penagihan ataupun pengembalian utang. Menjadikan kualitas piutang mau tidak mau harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah koperasi

unsur paling penting dalam pengoperasian koperasi. Sehingga, kelancaran

penerimaan piutang merupakan hal yang sangat penting dan sangat

mempengaruhi kegiatan usaha suatu koperasi. Apabila pengelolaan piutang

kurang baik, maka koperasi akan mengalami kesulitan dalam menjalankan

usahanya.

Oleh karena itu, koperasi memerlukan penanganan yang lebih baik

terhadap piutang. Besar kecilnya piutang yang dimiliki koperasi dipengaruhi oleh

kebijaksanaan perkreditan yang ditentukan oleh koperasi jika koperasi

menurunkan standar kreditnya, maka pembelian kredit akan meningkat yang

berarti peningkatan piutang yang akan membawa keuntungan lebih besar bagi

koperasi itu sendiri. Ruang lingkup kegiatan transaksi secara kredit dalam

koperasi cukup kompleks, dimana sering terjadi hal-hal beresiko baik dalam

penagihan ataupun pengembalian utang. Menjadikan kualitas piutang mau tidak

mau harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah koperasi tidak menginginkan

dampak buruk dalam penerimaan pendapatan tentunya Sisa Hasil Usaha (SHU).

Di dalam piutang tertanam sejumlah investasi sebagaimana halnya dengan

investasi pada aktiva lancar lainnya. Untuk itu harus dilakukan analisis tentang

pengadaan piutang terutama dalam hal pengelolaannya, mulai dari pemberian

kredit kepada anggota koperasi yang akan menimbulkan piutang sampai kembali

menjadi kas. Sebab investasi yang terlalu besar dalam piutang dapat menimbulkan

lambatnya perputaran modal kerja sehingga semakin kecil pula kemampuan

koperasi dalam mengembangkan usahanya. Sebelum pihak koperasi memutuskan

untuk memberikan pinjaman, maka sebaiknya diperhitungkan terlebih dahulu

Page 19: ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM … · penagihan ataupun pengembalian utang. Menjadikan kualitas piutang mau tidak mau harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah koperasi

mengenai jumlah dana yang diinvestasikan dalam piutang. Oleh karena itu, sistem

pengelolaan piutang harus dilakukan secara efektif dan efisien. Sistem

pengelolaan piutang yang efektif akan mempengaruhi keberhasilan koperasi

dalam menjalankan kebijakan pemberian pinjaman kepada anggotanya. Dan

sebaliknya, jika pengelolaan piutang tidak berjalan dengan efektif yaitu lemahnya

kebijakan pengumpulan dan prosedur penagihan piutang, maka akan

menimbulkan resiko piutang tak tertagih (bad debt).

Pengelolaan piutang usaha yang efektif diperlukan untuk mendorong

kemampuan kas yang dibutuhkan untuk pembiayaan usaha koperasi karena

penerimaan yang tidak sepadan dengan kebutuhan dana akan memberatkan dalam

menjalankan program kerja yang telah ditetapkan sebagai sasaran kegiatan

koperasi itu sendiri. Sistem pengelolaan dan pengendalian piutang usaha yang

baik sebagai upaya untuk lebih meningkatkan performansi/kinerja keuangan

sebagai upaya untuk menekan biaya-biaya terutama yang berkaitan langsung

dengan pengelolaan piutang usaha seperti penyisihan piutang, penagihan piutang

(yang bermasalah) dan penghapusan piutang usaha.

Koperasi Masyarakat Bumiputera (KOMAS) Telukdalam merupakan

koperasi yang bergerak dibidang simpan pinjam. Koperasi menerima dana dari

para anggota untuk disimpan serta memberikan pinjaman berupa kredit uang

kepada anggota yang membutuhkan dan bekerja sama dengan pihak lain. Sesuai

dengan bidang usaha yang dilakukan yaitu kegiatan simpan pinjam untuk

keperluan anggotanya, maka dana Koperasi Masyarakat Bumiputera (KOMAS)

Telukdalam berasal dari simpanan dan uang anggotanya tersebut. Menurut

Page 20: ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM … · penagihan ataupun pengembalian utang. Menjadikan kualitas piutang mau tidak mau harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah koperasi

Undang-Undang Koperasi Nomor 25 Tahun 1992 pasal 1: koperasi adalah badan

usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan

melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan

ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.

Berdasarkan data awal yang didapatkan penulis pada Koperasi Masyarakat

Bumiputera (KOMAS) Telukdalam, dimana Koperasi KOMAS Telukdalam

memberi pinjaman kepada anggota tidak begitu maksimal sehingga anggota

terbatas dalam mengembangkan usahanya. Kemudian koperasi KOMAS belum

menjalankan peran dalam meningkatkan pendapatan anggotanya. Sehingga hal ini

yang menghambat peningkatan sisa hasil usaha koperasi KOMAS tersebut.

Selanjutnya, tidak adanya struktur pengendalian piutang yang memadai untuk

mencegah terjadinya resiko-resiko yang lebih besar dalam koperasi, tidak

tersedianya kebijakan-kebijakan dan dasar yang kuat dalam menjaga kestabilan

dan kelancaran usaha koperasi, tidak adanya patokan kerja untuk mencapai hasil

yang lebih baik dan maksimal dimasa yang akan datang, kurangnya dokumen dan

catatan yang memadai, kurangnya informasi dan komunikasi aktif baik secara

internal maupun eksternal, pengelolaan piutang usaha belum berjalan secara

efektif dan efisien. Sesuasi dengan uraian latar belakang masalah di atas maka

penulis berkeinginan melakukan penelitian secara ilmiah dengan judul: “Analisis

Efektivitas Pengelolaan dan Sistem Pengendalian Piutang Pada Koperasi

Masyarakat Bumiputera (KOMAS) Telukdalam Periode 2011-2015”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan hal tersebut di atas maka identifikasi masalah adalah sebagai

berikut :

Page 21: ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM … · penagihan ataupun pengembalian utang. Menjadikan kualitas piutang mau tidak mau harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah koperasi

1. Koperasi belum menjalankan peranannya dalam meningkatkan pendapatan

anggotanya.

2. Tidak adanya struktur pengendalian piutang yang memadai untuk mencegah

terjadinya resiko-resiko yang lebih besar dalam koperasi.

3. Tidak tersedianya kebijakan-kebijakan dan dasar yang kuat dalam menjaga

kestabilan dan kelancaran usaha koperasi.

4. Tidak adanya patokan kerja untuk mencapai hasil yang lebih baik dan

maksimal dimasa yang akan datang.

5. Kurangnya informasi dan komunikasi aktif baik secara internal maupun

eksternal

6. Pengelolaan piutang usaha belum berjalan secara efektif dan efisien, sehingga

menghambat perputaran modal usaha koperasi.

1.3 Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah dan terfokus, maka perlu adanya

pembatasan masalah. Penelitian ini dibatasi pada upaya mengungkapkan

informasi tentang “Analisis Efektivitas Pengelolaan dan Sistem Pengendalian

Piutang Pada Koperasi Masyarakat Bumiputera (KOMAS) Telukdalam Periode

2011-2015”.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah penelitian di atas, maka yang menjadi

rumusan masalah dalam penilitian ini adalah :

1. Bagaimana penerapan dan pelaksanaan pengelolaan piutang pada Koperasi

Masyarakat Bumiputera (KOMAS) Telukdalam?

Page 22: ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM … · penagihan ataupun pengembalian utang. Menjadikan kualitas piutang mau tidak mau harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah koperasi

2. Bagaimana sistem pengendalian piutang Koperasi Masyarakat Bumiputera

(KOMAS) Telukdalam untuk meningkatkan efektivitas penagihan piutang?

1.5 Tujuan Penelitian

Sehubungan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan tujuan

pelaksanaan penelitian ini adalah :

1. Untuk menganalisis efektivitas pengelolaan piutang pada Koperasi Masyarakat

Bumiputera (KOMAS) Telukdalam.

2. Untuk menganalisis sistem pengendalian piutang pada Koperasi Masyarakat

Bumiputera (KOMAS) Telukdalam.

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Bagi peneliti

Penelian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan khususnya yang

berkaitan dengan analisis efektivitas pengelolaan dan sistem pengendalian

piutang usaha koperasi.

2. Bagi lokasi penelitian

Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi Koperasi

Masyarakat Bumiputera (KOMAS) Telukdalam tentang hal-hal yang perlu

diperhatikan dalam pengelolaan piutang yang lebih efektif dan sistem

pengendalian piutang usaha yang lebih ketat.

3. Bagi STIE Nias Selatan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dan menambah referensi

perpustakaan STIE Nias Selatan serta menjadi bahan pertimbangan bagi

Page 23: ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM … · penagihan ataupun pengembalian utang. Menjadikan kualitas piutang mau tidak mau harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah koperasi

peneliti yang akan menindaklajuti penelitian ini dengan mengambil pokok

permasalahan secara kancah.

1.7 Sistematika Penulisan

Secara garis besarnya penulisan Skripsi ini di bagi menjadi 5 (lima) bab

yaitu : Bab 1 (satu) Pendahuluan membahas mengenai latar belakang masalah,

identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian dan sistematika penulisan. Bab 2 (dua) tinjauan pustaka

membahas mengenai landasan teori, peneliti terdahulu, kerangka berpikir. Bab 3

(tiga) metode penelitian membahas mengenai jenis penelitian, populasi dan

sampel, defenisi operasional variabel, data penelitian, teknik pengumpulan data

dan metode analisis data, Bab 4 (empat) hasil dan pembahasan, deskriptif

penelitian, analisis data dan pembahasan. Bab 5 (lima) penutup membahas

mengenai kesimpulan dan saran.

Page 24: ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM … · penagihan ataupun pengembalian utang. Menjadikan kualitas piutang mau tidak mau harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah koperasi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Piutang

2.1.1 Pengertian Piutang

Pada dasarnya piutang merupakan komponen dari aktiva lancar dalam

neraca perusahaan yang timbul akibat adanya transaksi antara kreditur terhadap

debitur. Menurut Setiawan (2010:199) “piutang adalah segala bentuk tagihan atau

klaim perusahaan kepada pihak lain yang pelunasannya dapat dilakukan dalam

bentuk uang, barang maupun jasa”. Kemudian menurut Soemarso (2002) dalam

Nurjannah (2012:17) piutang adalah hak klaim terhadap seseorang atau

perusahaan lain, menuntut pembayaran dalam bentuk uang atau penyerahan aktiva

atau jasa lain kepada pihak dengan siapa ia berpiutang.

Sedangkan Smith (2005:286) mengatakan “piutang dapat didefinisikan

dalam arti luas sebagai hak atau klaim terhadap pihak lain atas uang, barang, dan

jasa. Namun, untuk tujuan akuntansi, istilah ini umumnya diterpakan sebagai

klaim yang diharapkan dapat diselesaikan melalui penerimaan kas”. Selanjutnya

Munawir (2004:15) mengatakan “piutang dagang adalah tagihan kepada pihak

lain (kepada kreditur atau langganan) sebagai akibat adanya penjualan dagang

secara kredi”.

Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa piutang adalah tuntutan

atau klaim antara pihak yang akan memperoleh pembayaran dengan pihak yang

akan membayar kewajibannya atau dapat disebutkan sebagai tuntutan kreditur

kepada debitur yang pembayarannya biasanya dilakukan dengan uang.

Page 25: ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM … · penagihan ataupun pengembalian utang. Menjadikan kualitas piutang mau tidak mau harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah koperasi

2.1.2 Jenis-Jenis Piutang

Sebelum suatu transaksi penjualan dilakukan, biasanya terlebih dahulu ada

kesepakatan mengenai cara pembayaran transaksi tersebut apakah secara tunai

atau kredit. Apabila pembayaran dilakukan secara tunai maka perusahaan akan

langsung menerima kas. Namun apabila pembayaran dilakukan secara kredit

maka perusahaan akan menerima piutang. Pengklasifikasian piutang dilakukan

untuk memudahkan pencatatan transaksi yang mempengaruhinya. Ikatan Akuntan

Indonesia (IAI) (2007:451) mengemukakan bahwa menurut sumber terjadinya,

piutang digolongkan ke dalam dua (2) kategori yaitu: piutang usaha dan piutang

lain-lain. Piutang usaha timbul karena penjualan produk atau jasa dalam rangka

kegiatan normal usaha, sementara piutang yang timbul di luar kegiatan normal

usaha digolongkan sebagai piutang lain-lain. Berikut adalah pengelompokan

piutang secara umum:

1. Piutang Dagang (Trade Receivable)

Piutang dagang merupakan jumlah tagihan perusahaan kepada pelanggan

yang berasal dari penjualan barang dan jasa yang merupakan kegiatan

usaha normal perusahaan. Piutang dagang merupakan tipe piutang yang

paling lazim ditemukan dan umumnya mempunyai jumlah yang paling

besar. Piutang ini dapat dibagi menjadi piutang usaha dan wesel tagih.

a. Piutang Usaha (account receivable)

Piutang usaha yang berasal dari penjualan kredit jangka pendek dan

biasanya dapat ditagih dalam waktu 30 sampai 60 hari. Biasanya

piutang usaha tidak melibatkan bungan, meskipun pembayaran bunga

atau biaya jasa dapat saja ditambahkan bilamana pembayarannya tidak

dilakukan dalam periode tertentu.

b. Wesel Tagih (notes receivable)

Wesel tagih adalah janji tertulis untuk membayar sejumlah uang

tertentu pada tanggal tertentu di amsa depan. Wesel tagih dapat

berasal dari penjualan, pembayaran atau transaksi lainnya. Wesel tagih

bisa bersifat jangka pendek ataupun jangka panjang. Wesel tagih dapat

digolongkan menjadi dua jenis, yaitu :

a. Wesel tagih berbunga (interest bearing notes)

Page 26: ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM … · penagihan ataupun pengembalian utang. Menjadikan kualitas piutang mau tidak mau harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah koperasi

Wesel tagih berbunga ditulis sebagai perjanjian untuk membayar

pokok atau jumlah nominal dan ditambah dengan bunga yang

terhutang pada tingkat khusus.

b. Wesel tagih tanpa bunga (non-interest bearing notes)

Pada wesel tagih tanpa bunga tidak dicantumkan persen bunga,

tetapi jumlah nominalnya meliputi beban bunga.

2. Piutang Lain-lain (Non Dagang)

Piutang lain-lain merupakan tagihan perusahaan kepada pelanggan atau

pihak lain akibat dari transaksi yang secara tidak langsung berhubungan

dengan kegiatan normal usaha perusahaan. Piutang lain-lain meliputi

piutang pegawai, piutang dari perusahaan afiliasi,piutang dividen,

piutang bunga, dan lain-lain.

Selanjutnya pendapat Niswonger (2005:392), jenis piutang dibedakan atas

tiga (3) jenis, yaitu:

1. Piutang Usaha, merupakan jenis piutang yang diperkirakan dapat ditagih

antara 30 - 60 hari.

2. Piutang Wesel / Wesel Tagih, merupakan jenis piutang yang periode

kreditnya lebih dari 60 hari.

3. Piutang Lain-lain, merupakan jenis piutang yang jika dapat ditagih dalam

waktu 1 tahun diklasifikasikan sebagai aktiva lancar. Namun jika piutang

tersebut tidak dapat ditagih dalam waktu 1 tahun diklasifikasikan sebagai

aktiva tidak lancar.

Menurut Kieso, dkk (2009:346) piutang dikelompokkan menjadi dua,

yaitu:

1. Piutang lancar

Piutang lancar merupakan piutang yang akan ditagih dalam masa satu tahun

atau selama satu siklus operasi berjalan, mana yang lebih panjang.

2. Piutang tidak lancar

Piutang tidak lancar merupakan piutang yang akan tertagih lebih dari satu

tahun.

Sesuai dengan uraian teori di atas, disimpulkan bahwa piutang

diklasifikasikan sebagai lancar (jangka pendek) dan tidak lancar (jangka panjang).

Page 27: ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM … · penagihan ataupun pengembalian utang. Menjadikan kualitas piutang mau tidak mau harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah koperasi

Piutang lancar (current receivable) diharapkan akan tertagih dalam satu tahun

selama satu siklus operasi berjalan, mana yang lebih panjang. Semua piutang lain

digolongkan sebagai piutang tidak lancar. Selanjutnya piutang diklasifikasikan

dalam neraca sebagai piutang dagang dan piutang non dagang.

2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Piutang

Menurut Sutrisno (2007:55) menyatakan ada beberapa faktor yang

mempengaruhi investasi pada piutang yaitu :

1. Besarnya volume penjualan kredit

Volume penjualan kredit yang diberikan kepada pelanggan akan ikut

menentukan besar-kecilnya investasi pada piutang.

2. Syarat pembayaran

Syarat pembayaran merupakan salah satu informasi berkaitan

berakhirnya jatuh tempo piutang yang harus dibayar kepada

pelanggan/debitur.

3. Plafon kredit

Plafon kredit ini menggambarkan jumlah kredit seberapa besar kredit

yang akan diberikan kepada pelanggan.

4. Kebiasaan pembayaran pelanggan

Apabila kebiasaan membayar para pelanggan dari penjualan kredit

mundur dan waktu yang dipersyaratkan maka besarnya jumlah piutang

semakin besar.

5. Kebijakan dalam pengumpulan piutang

Pengumpulan piutang merupakan elemen sangat penting untuk

pengelolaan piutang, karena pengumpulan piutang ini merupakan tagihan

kepada pelanggan jika pelanggan sedang jatuh tempo yang sudah

ditentukan oleh perusahaan.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya dana yang

diinvestasikan dalam piutang, menurut Riyanto (2001:85-87) sebagai berikut:

1. Volume penjualan kredit.

Semakin besar proporsi penjualan kredit dari keseluruhan penjualan akan

memperbesar jumlah investasi dalam piutang. Dengan demikian, maka

besar volume penjualan kredit setiap tahunnya berarti bahwa perusahaan

itu harus menyediakan investasi yang lebih besar lagi dalam piutang.

Makin besar jumlah piutang berarti makin besar resiko tidak tertagihnya

piutang, tetapi bersamaan dengan itu juga memperbesar profitabilitasnya.

2. Syarat pembayaran penjualan kredit

Page 28: ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM … · penagihan ataupun pengembalian utang. Menjadikan kualitas piutang mau tidak mau harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah koperasi

Syarat pembayaran penjualan kredit dapat bersifat ketat atau lunak.

Apabila perusahaan menetapkan syarat pembayaran yang ketat, berarti

perusahaan lebih mengutamakan keselamatan kredit dari pada

pertimbangan profitabilitasnya. Syarat pembayaran lebih ketat misalnya

dalam bentuk batas waktu pembayaran yang pendek, pembebanan bunga

yang berat pada pembayaran piutang yang terlambat.

3. Ketentuan tentang pembatasan kredit

Dalam penjualan kredit, perusahaan dapat menetapkan batas maksimal

kredit yang diberikan kepada para langganannya. Makin tinggi batas

maksimal kredit yang ditetapkan bagi masing-masing langganannya,

berarti makin besar pula dana yang diinvestasikan dalam piutang.

Demikian pula ketentuan mengenai siapa yang dapat diberi kredit. Maka

selektif para langganan yang dapat diberi kredit, akan memperkecil

jumlah investasi dalam piutang. Ketentuan dapat bersifat kuantitatif

berupa batas maksimum kredit, dan dapat juga bersifat kualitatif berupa

ketentuan mengenai siapa yang dapat diberi kredit.

4. Kebijaksanaan dalam pengumpulan piutang

Perusahaan dapat menjalankan kebijaksanaan dalam pengumpulan

piutang secara aktif atau pasif. Perusahaan yang melakukan

kebijaksanaan secara aktif, maka perusahaan harus mengeluarkan uang

yang lebih besar untuk membiayai aktivitas pengumpulan piutang, tetapi

dengan menggunakan cara ini, maka piutang yang ada akan cepat tertagih

sehingga akan lebih memperkecil jumlah piutang perusahaan.

Sebaliknya, jika perusahaan menggunakan kebijaksanaan secara pasif,

maka pengumpulan piutang akan lebih lama, sehingga jumlah piutang

perusahaan akan lebih besar.

5. Kebiasaan membayar dari para langganan

Langganan yang memiliki kebiasaan membayar dengan memanfaatkan

cash discount bisa mengakibatkan semakin kecilnya investasi dalam

piutang dibandingkan dengan yang tidak memanfaatkannya.

Lebih lanjut Riyanto mengemukakan konsekuensi dari adanya investasi

dalam piutang tersebut yaitu: menyerap sejumlah dana modal kerja,

mempunyai usia tertentu sesuai waktu keterkaitannya, mempengaruhi

tinggi resiko perusahaan secara keseluruhan, perlu dimonitor tinggat

efesiensi pengelolaannya dari waktu ke waktu.

6. Manfaat penjualan secara kredit

Investasi pada piutang akan memberikan manfaat bagi perusahaan antara

lain kenaikkan omzet penjualan, kenaikkan laba bersih, dan

bertambahnya market shareyang mana memberikan dampak positif bagi

persaingan bisnis. Manfaat penjualan kredit antara lain: upaya untuk

meningkatkan omzet penjualan, meningkatkan keuntungan,

Page 29: ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM … · penagihan ataupun pengembalian utang. Menjadikan kualitas piutang mau tidak mau harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah koperasi

meningkatkan hubungan dagang antara perusahaan dengan

pelanggannya, manfaat keuntungan berupa selisih bunga modal pinjaman

yang harus dibayarkan kepada bank sebagai sumber dana pembelanjaan

piutang.

Sesuai dengan uraian teori di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor yang

mempengaruhi piutang adalah besarnya volume pemberian kredit, syarat

pembayaran, ketentuan dan kebijakan dalam pengumpulan piutang.

2.1.4 Unsur-Unsur Kredit

Kredit yang diberikan oleh suatu lembaga kredit didasarkan atas

kepercayaan, sehingga dengan demikian pemberian kredit merupakan pemberian

kepercayaan. Ini berarti bahwa suatu lembaga kredit baru akan memberikan kredit

kalau ia betul-betul yakin bahwa si penerima kredit akan mengembalikan

pinjaman yang diterimanya sesuai dengan jangka waktu dan syarat-syarat yang

telah disetujui oleh kedua belah pihak. Tanpa keyakinan tersebut, suatu lembaga

kredit tidak akan meneruskan simpanan masyarakat yang diterimanya. Dengan

demikian menurut Suyatno (2003:14) dapat disimpulkan bahwa unsur yang

terdapat dalam kredit adalah sebagai berikut ini:

a. Kepercayaan. Keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang

diberikannya baik dalam bentuk uang, barang, atau jasa akan benar-

benar diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang

akan datang.

b. Waktu. Waktu yang dimaksud adalah suatu masa yang memisahkan

antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi yang akan diterima

pada masa yang akan datang.

c. Risiko/Degree of Risk. Suatu tingkat risiko yang akan dihadapi sebagai

akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan antara pemberian

prestasi dengan kontraprestasi yang akan diterima kemudian hari.

Semakin lama kredit diberikan, semakin tinggi pula tingkat risikonya,

karena sejauh kemampuan manusia untuk menerobos hari depan itu,

maka masih selalu terdapat unsur ketidaktentuan yang tidak dapat

diperhitungkan. Dengan adanya unsur risiko inilah maka timbullah

jaminan dalam pemberian kredit.

Page 30: ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM … · penagihan ataupun pengembalian utang. Menjadikan kualitas piutang mau tidak mau harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah koperasi

d. Prestasi. Objek kredit itu tidak saja diberikan dalam bentuk uang, tetapi

juga dapat bentuk barang atau jasa. Namun karena kehidupan modern

sekarang ini didasarkan kepada uang, maka transaksi-transaksi kredit

yang menyangkut uanglah yang sering kita jumpai dalam praktik

perkreditan.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur

pinjaman merupakan bagian terpenting didalam keputusan pemberian kredit dan

menjadi tolak ukur didalam pengambilan keputusan pemberian pinjaman kepada

anggota/nasabah.

2.1.5 Mekanisme Pemberian Kredit

Pemberian kredit kepada debitur selalu memiliki prosedur yang harus

dilakukan, Hermansyah, (2005) dalam Ningsih (2012:21):

1. Permohonan kredit. Tahap permohonan kredit, seorang calon debitur harus

membuat pengajuan kredit atas dasar permohonan kredit atas data yang

bernilai umum seperti:

a. Nama dan alamat calon debitur.

b. Piutang usaha.

c. Tempat penggunaan kredit.

d. Waktu penggunaan kredit.

e. Jumlah waktu pinjaman kredit.

f. Jangka waktu pinjaman.

g. Sumber dana bagi pelunasan kredit.

2. Analisis 5 C dan 7 P kredit

Analisis ini mencakup analisis watak, analisis kemampuan, analisis modal,

analisis kondisi/prospek usaha, analisis agunan kredit, analisis secara hukum

3. Penolakan atas permohonan kredit.

Penolakan atas permohonan kredit dapat terjadi bila nyata-nyata dianggap

oleh koperasi secara teknis tidak memenuhi persyaratan. Permohonan kredit

calon debitur dapat langsung ditolak pada awal sebelum calon debitur

tersebut mengisi dan melengkapi persyaratan yang telah ditetapkan. Hal ini

sangat mungkin terjadi bila saat penyidikan awal sudah diperoleh informasi

yang negative tentang debitur. Permohonan kredit juga dapat ditolak setelah

formulir, persyaratan dan kelengkapan yang lainnya diajukan kepada bagian

panitia kredit dilakukan secara tertulis dengan mencantumkan alasan

penolakan. Bagian kredit akan memberitahukan segera penolakan

permohonan kredit tersebut kepada calon debitur baik secara lisan maupun

tulisan.

4 Persetujuan atas permohonan kredit.

Page 31: ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM … · penagihan ataupun pengembalian utang. Menjadikan kualitas piutang mau tidak mau harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah koperasi

Persetujuan permohonan kredit adalah keputusan koperasi untuk

mengabulkan sebagian atau seluruh permohonan kredit dari calon debitur.

Bagian panitia kredit dapat menyampaikan persetujuan atas permohonan

kredit calon debitur secara tertulis dalam bentuk surat penawaran kredit atau

surat penegasan persetujuan dengan mencantumkan maksimum/limit kredit,

jangka waktu berlakunya kredit, bentuk pinjaman, tujuan pinjaman, suku

bunga, bea materai dan administrasi yang harus dibayar, keharusan

mendatangani surat perjanjian kredit, barang jaminan.

1. Pencairan kredit.

Tindakan yang wajib dilakukan bank sebelum mencairkan kredit adalah

memeriksa ulang seluruh dokumen yang telah dikumpulkan sejak tahap

pengajuan permintaan kredit, memeriksa persyaratan sebelum penarikan

pertama kredit telah dipenuhi kreditur yang hasilnya dituangkan dalam

sebuah laporan tertulis dan mengumpulkan dokumen yang di perlukan

dalam rangka pencairan kredit. Cara pencairan kredit yang telah di setujui

dapat di lakukan melalui penarikan penarikan secara tunai.

Selanjutnya, Winarto (2010:44) menguraikan prosedur pemberian kredit,

sebagai berikut:

1. Calon anggota/anggota datang ke Koperasi harum dan langsung ke

bagian pelayanan.

2. Bagian pelayanan langsung menerangkan persyaratan apa saja yang

harus dipenuhi oleh anggota/calon anggota dalam hal permintaan

kredit.

3. Setelah persyaratan lengkap, lalu diserahkan ke manajer untuk

persetujuan pencairan kredit atau tidak.

4. Manajer mengevaluasi peryaratan yang telah dibawa oleh

anggota/calon anggota.

5. Manajer memberikan keputusan persetujuan kredit diterima atau tidak,

serta menentukan besar pinjaman yang akan dicairkan dan dituliskan

disebuah memo apabila persetujuan disetujui.

6. Setelah mendapat keputusan kalau kredit disetujui, bagian akan

menerangkan lebih lanjut tentang proses pencairan uang, dari

semuasurat atau dokumen yang harus di tandatangani serta hal-hal lain

mengenai pencairan dana kredit yang disetujui.

7. Setelah anggota/calon anggota sudah mengerti dan menyanggupi semua

hal yang telah diajukan oleh koperasi harum, maka bagian pelayanan

akan mengisi semua formulir yang dibutuhkan lalu anggota/calon

anggota akan menandatangani semua surat perjanjian dan kartu

angsuran Anggota membawa surat angsuran, kartu pembayaran, 2

lembar BKK, dan BKM ke bagian kasir untuk realisasi dana.

Sedangkan surat perjanjian akan di arsipkan oleh bagian pelayanan.

Page 32: ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM … · penagihan ataupun pengembalian utang. Menjadikan kualitas piutang mau tidak mau harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah koperasi

8. Bagian kasir menerima dokumen-dokumen dari anggota lalu

mengotorisasi 2 lembar BKK dan BKM serta menghitung uang yang

dicairkan sesuai dengan jumlah yang tertera dalam BKM dan BKK.

9. Setelah menerima uang, anggota akan meninggalkan koprasi harum

dengan turut serta membawa BKK lembar-1 sebagai tanda terima,

Kartu Pembayaran, serta uang yang telah dicairkan.

10. Dokumen-dokumen yang lain akan diarsipkan oleh bagian kasir

menurut tanggal.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa mekanisme

pemberian pinjaman merupakan cara atau teknik bagaimana pengambilan

keputusan pemberian pinjaman.

2.1.6 Analisis Kredit

Kriteria penilaian yang harus dilakukan oleh koperasi untuk mendapatkan

nasabah yang benar-benar menguntungkan dilakukan dengan analisis 5 C dan 7 P

dalam Kasmir (2012:95-97), sebagai berikut:

Adapun penjelasan untuk analisis dengan 5 C kredit adalah sebagai berikut:

1. Character

Suatu keyakinan bahwa, sifat atau watak dari orang-orang yang akan

diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya, hal ini tercermin dari latar

belakang si nasabah baik yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun

yang bersifat pribadi seperti: cara hidup atau gaya hidup yang

dianutnya, keadaan keluarga, hoby dan sosial standingnya. Ini semua

merupakan ukuran “kemauan” membayar.

2. Capasity

Untuk melihat nasabah dalam kemampuannya dalam bidang bisnis yang

dihubungkan dengan pendidikannya, kemampuan bisnis juga diukur

dengan kemampuannya dalam memahami tentang ketetuan-ketetuan

pemerintah. Begitupula dengan kemampuannya dalam menjalankan

usahanya selama ini. Pada akhirnya akan terlihat “kemampuannya”

dalam mengembalikan kredit yang disalurkan.

3. Capital

Untuk melihat penggunaan modal apakan efektif, dilihat laporan

keuangan (neraca dan laporan rugi laba) dengan melakukan pengukuran

seperti dari segi likuiditas, solvabilitas, dan ukuran lainnya. Capital juga

harus dilihat dari sumber mana saja modal yang ada sekarang ini.

4. Colleteral

Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat

fisik maupun non fisik jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang

Page 33: ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM … · penagihan ataupun pengembalian utang. Menjadikan kualitas piutang mau tidak mau harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah koperasi

diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahannya sehingga jika

terjadi suatu masalah, maka jaminan yang dititipkan akan dapat

dipergunakan secepat mungkin.

5. Condition

Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi dan

politik sekarang dan dimasa yang akan datang sesuai sektor masing-

masing, serta prospek usaha dari sektor yang ia jalankan. Penilain

prospek bidang usaha yang dibiayai hendaknya benar-benar memiliki

prospek yang baik sehingga kemungkinan kredit tersebut bermasalah

relatif kecil.

Kemudian, penilaian kredit dengan metode analisis 7 P adalah sebagai

berikut:

1. Personality

Yaitu nilai nasabah dari segi kepribadiaanya atau tingkah-lakunya

sehari-hari maupun masa lalunya. Personality juga mencakup sikap,

emosi, tingkah-laku, dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu

masalah.

2. Party

Yaitu mengkalsifikasikan nasabah kedalam klasifikasi tertentu atau

golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta

karakternya. Sehingga nasabah dapat digolongkan ke golongan tertentu

dan akan mendapatkan fasilitas yang berbeda dari koperasi.

3. Perpose

Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit,

termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan

kredit dapat bermacam-macam. Sebagai contoh apakah untuk modal

kerja atau investasi, konsumtif atau produktif, dan lain sebagainya.

4. Prospect

Yaitu untuk menilai usaha nasabah dimasa yang akan datang

menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek

atau sebaliknya. Hai ini penting mengingat jika suatu fasilitas kredit

yang dibiayai tanpa mempunyai prospek, bukan hanya koperasi yang

rugi, tetapi juga nasabah.

5. Payment

Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit

yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk

pengembalian kredit. Semakin banyak sumber penghasilan debitur,

akan semakin baik. Dengan demikian, jika salah satu usahanya

merugikan dapat ditutupi oleh sektor lainnya.

6. Profitability

Yaitu untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam

mencari laba. Profitability diukur dari periode ke periode apakah akan

Page 34: ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM … · penagihan ataupun pengembalian utang. Menjadikan kualitas piutang mau tidak mau harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah koperasi

tetap sama atau akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahan

kredit yang akan diperolehnya.

7. Protection

Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan

mendapat perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang

atau orang atau jaminan asuransi.

Berdasarkan uraian teori di atas, dapat disimpulkan bahwa analisis yang

digunakan untuk menilai kredit yakni dengan menilaia karakter calon peminjam,

kapasitas dan modal yang dimiliki nasabah, jaminan dan kondisi ekonomi.

2.2 Efektivitas Pengelolaan Piutang

2.2.1 Pengertian Pengelolaan Piutang

Efektivitas berkaitan dengan pengukuran kinerja suatu organisasi yang

artinya sejauh mana organisasi tersebut dapat mencapai tujuan-tujuannya dengan

menggunakan sumber daya yang tersedia. Menurut Rizka (2015:3) “Efektivitas

pengelolaan piutang adalah kemampuan perusahaan dalam mengelola piutang

secara baik sesuai dengan tujuan yang ditetapkan”. Pengelolaann piutang adalah

usaha-usaha untuk menjaga kredit yang diberikan tetap lancar, produktif dan tidak

macet (Hasibuan 2008:105).

Berdasarkan uraian teori di atas, penulis menyimpulkan bahwa

pengelolaan pitang merupakan upaya usaha koperasi dalam mengelola piutang

dan kredit yang diberikan kepada debitur agar piutang tersebut kembali menjadi

kas.

2.2.2 Kebijaksanaan Pengelolaan Piutang

Kebijakan piutang yang efektif dan prosedur penagihan yang tepat waktu

sangat penting untuk ditetapkan, sehingga dapat mengurangi resiko terganggunya

likuiditas perusahaan akibat adanya piutang tak tertagih. Kebijakan piutang yang baik

Page 35: ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM … · penagihan ataupun pengembalian utang. Menjadikan kualitas piutang mau tidak mau harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah koperasi

adalah kebijakan piutang yang bisa mengoptimalkan trade-off keuntungan dan

kerugian dari piutang. Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan dalam hal

kebijaksanaan pengelolaan piutang. Menurut Adisaputra (2003:64) antara lain:

1. Dibentuknya unit kerja atau seksi yang khusus digunakan mengurusi

piutang, yang mana tugasnya meliputi:

a. Mencari langganan potensial yang dapat diberikan kredit.

b. Menyeleksi calon debitur.

c. Membukukan transaksi kredit yang terjadi.

d. Melakukan penagihan piutang.

e. Membukukan piutang.

f. Menyusun dan mengklasifikasikan piutang outstanding menurut

usianya masing-masing.

g. Membuat analisa dan evaluasi piutang sebagai salah satu bentuk

investasi.

h. Menyusun dan memperkirakan arus kas masuk dari piutang.

i. Membuat laporan tentang fungsi pengelolaan piutang baik para

pengambil keputusan tentang piutang.

2. Digariskannya kebijakan piutang yang jelas untuk digunakan sebagai

pedoman bagi unit kerja yang mengurusi piutang, yang meliputi:

a. Penentuan plafond kredit untuk berbagai jenis/tingkatan debitur.

b. Penentuan jangka waktu kredit.

c. Pedoman melakukan seleksi calon kerja debitur.

d. Penentuan jumlah piutang ragu-ragu maksimal yang dapat dibenarkan

sebagai dasar penentuan besarnya cadangan piutang ragu-ragu.

e. Penentuan jumlah anggaran yang digunakan untuk administrasi

piutang.

3. Penentuan kriteria untuk mengukur efisiensi fungsi pengelolaan piutang.

Menurut Akmal (2009:303) “pengelolaan piutang meliputi tiga tahap

kebijakan, yaitu: Tahap pertama, menyangkut kondisi yang menyebabkan

timbulnya piutang, yang kedua, mengenai administrasi dan pengorganisasian

piutang, tahap terakhir menyangkut pelunasan piutang.”

Berdasarkan uraian teori di atas, dapat disimpulkan bahwa kebijaksanaan

pengumpulan piutang merupakan prosedur yang harus diikuti dalam mengumpulkan

piutang-piutang bilamana sudah jatuh tempo. Dalam menerapkan kebijaksanaan

pengumpulan piutangnya dapat dilihat dari kerugian jumlah piutang atau bad debt

Page 36: ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM … · penagihan ataupun pengembalian utang. Menjadikan kualitas piutang mau tidak mau harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah koperasi

expenses karena jumlah piutang yang dianggap sebagai kerugian tersebut tidak hanya

tergantung pada kebijaksanaan pengumpulan piutang tetapi juga pada kebijaksanaan-

kebijaksanaan penjualan kredit yang diterapkan.

2.2.3 Kriteria Penilaian Pengelolaan Piutang

Untuk menilai manajemen suatu perusahaan dari perkiraan

piutangnya dapat dilakukan dengan menghitung analisis rasio keuangan yang

tepat. Indikator yang digunakan untuk menilai seberapa baiknya suatu perusahaan

mengelola piutang usahanya ada empat (4) jenis (Shim et al, 1999 : 45) yaitu:

1. Rasio perputaran piutang (Receivable Turnover Ratio)

Rasio perputaran piutang merupakan perbandingan antara jumlah penjualan

kredit selama periode tertentu dengan piutang rata-rata (piutang awal ditambah

piutang akhir dibagi dua). Tinggi rendahnya perputaran piutang (receivable

turnover) mempunyai efek yang langsung terhadap besar kecilnya modal yang

diinvestasikan dalam piutang. Semakin tinggi turnover-nya berarti semakin

cepat perputaran piutangnya, sebaliknya semakin rendah turnover-nya berarti

semakin lambat perputaran piutangnya.

Dalam Sulasmiyati dkk (2015:4) mengatakan bahwa tingkat perputaran piutang

dimaksudkan untuk mengukur likuiditas atau aktivitas dari piutang perusahaan.

Dengan kata lain adalah kemampuan dana yang tertanam dalam piutang berputar

berapa kali dalam suatu periode tertentu. Tingkat perputaran piutang dirumuskan

sebagai berikut:

Penyaluran Kredit

Perputaran Piutang =

Piutang Rata-Rata

2. Umur rata-rata piutang

Page 37: ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM … · penagihan ataupun pengembalian utang. Menjadikan kualitas piutang mau tidak mau harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah koperasi

Umur rata-rata piutang dikenal juga dengan umur rata-rata pengumpulan piutang.

Syamsuddin (2011:50) umur rata-rata piutang merupakan suatu alat yang penting

dalam menilai kebijaksanaan penyaluran kredit dan pengumpulan piutang.

Perhitungan umur rata-rata piutang dirumuskan sebagai berikut:

365

Umur Rata-Rata Piutang =

Tingkat Perputaran Piutang

Semakin lama jangka waktu piutang usaha, resiko tidak tertagihnya semakin

besar. Walaupun demikian, jangka waktu piutang yang lebih lama dapat

dibenarkan karena jangka waktu kredit dapat dilonggarkan, misalnya untuk

pengenalan produk baru atau apabila tingkat penjualan yang direncanakan pada

periode berjalan belum tercapai.

3. Piutang usaha terhadap total aktiva

Dihitung dengan membandingkan antara tingkat piutang selama setahun

dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan selama periode tersebut.

4. Piutang usaha terhadap penjualan

Dalam hal ini piutang yang relatif lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya

dapat berarti semakin tinggi resiko terjadinya piutang tak tertagih.

Sedangkan menurut Adisaputra (2003:64), adalah penentuan kriteria untuk

mengukur efisiensi pengelolaan piutang. Berbagai kriteria yang dapat digunakan

sebagai indikator efisiensi pengelolaan piutang seperti, tingkat perputaran piutang,

persentase piutang yang tak tertagih serta ratarata pengumpulan piutang.

Berdasarkan teori di atas, disimpulkan bahwa kriteria penilaian

pengelolaan piutang dengan menggunakan rasio perputaran piutang, umur rata-

rata piutang, piutang usaha terhadap total aktiva dan piutang terhadap penjualan.

Page 38: ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM … · penagihan ataupun pengembalian utang. Menjadikan kualitas piutang mau tidak mau harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah koperasi

2.2.4 Tujuan Pengelolaan Piutang

Efektivitas pengelolaan terhadap piutang harus diikuti dengan adanya

suatu sistem administrasi yang baik. Administrasi piutang umumnya membantu

dalam meminimalkan penyelewengan serta mempercepat dan mempermudah

pelayanan kepada pelanggan ataupun calon pelanggan. Menurut Samsul

(1993:350) tujuan pengelolaan dari administrasi piutang adalah sebagai berikut:

1. Memberikan informasi untuk penagihan tepat waktu.

2. Meyakinkan jumlah piutang itu memang benar atau terbukti.

3. Untuk mendapatkan dasar di dalam membuat penghapusan piutang.

4. Menentukan likuiditas, untuk mengelompokkan ke aktiva lancar atau aktiva

lain-lain.

5. Sebagai kontrol terhadap saldo buku besar piutang.

Selanjutnya, menurut Riyanto (2011:57) “dalam pengelolaan piutang

dibutuhkan suatu usaha untuk mengawasi setiap perkembangan yang terjadi baik

dari jumlah atau kuantitasnya, waktu, maupun keadaan debitur”. Sedangkan

menurut Bambang (2011:69) “bahwa tujuan pengelolaan piutang adalah cara

untuk mengendalikan piutang dalam suatu perusahaan agar sesuai dengan

anggaran yang sudah ditetapkan dan terhindar dari berbagai penyimpanan dana

kas”.

Berdasarkan uraian teori di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa

tujuan dari pengelolaan piutang adalah untuk memberikan informasi penagihan

tepat waktu, untuk mendapatkan dasar di dalam membuat penghapusan piutang,

untuk menentukan likuiditas dan untuk mengawasi setiap perkembangan yang

Page 39: ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM … · penagihan ataupun pengembalian utang. Menjadikan kualitas piutang mau tidak mau harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah koperasi

terjadi baik dari jumlah atau kuantitasnya, waktu, maupun keadaan debitur dalam

mengelompokkan ke aktiva lancar atau aktiva lainnya.

2.2.5 Fungsi Pengelolaan Piutang

Dalam pengendalian piutang dibutuhkan suatu usaha untuk mengawasi

setiap perkembangan yang terjadi baik dari jumlah atau kuantitasnya, waktu,

maupun keadaan debitur. Selain hal tersebut, perusahaan perlu menetapkan

kebijakan piutang yang dapat digunakan sebagai pedoman bagi unit kerja yang

mengurusi masalah piutang perusahaan. Menurut Riyanto (2011) “Fungsi

Pengelolaan Piutang adalah cara untuk mengendalikan piutang dalam suatu

perusahaan agar sesuai dengan anggaran yang sudah ditetapkan dan terhindar dari

berbagai penyimpanan dana kas”. Muslich (2003:108) menyatakan bahwa “fungsi

pengelolaan piutang yang efektif akan mempengaruhi peningkatan profitabilitas

perusahaan, karena dalam upaya pengelolaan piutang yang efektif pada

perusahaan akan menggambarkan tingkat profitabilitas.

Selanjutnya, menurut Mulyadi (2008:229) bahwa pada umumnya fungsi

dari pengelolaan piutang diuraikan sebagai berikut:

1. Membuat catatan piutang yang dapat menunjukkan jumlah-jumlah

piutang kepada tiap-tiap debitur. Catatan ini dibuat sedemikian rupa

sehingga dapat diketahui sejumlah maksimum kerdit dan keterangan-

keterangan laian yang diperlukan.

2. Menyiapkan dan mengirimkan surat pernyataan piutang. Surat

pernyataan ini disesuaikan dengan metode jurnal dan piutang serta

kebutuhan akan piutangnya.

3. Membuat daftar analisa umur piutang setiap periode. Daftar ini dapat

digunakan untuk menilai keberhasilan kebijaksanaan kredit yang

dijalankan dan juga sebagai dasar untuk membuat bukti memo untuk

mencatat kerugian piutang.

Berdasarkan uraian teori di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa

fungsi pengelolaan piutang adalah mekanisme dalam mengendalikan piutang

Page 40: ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM … · penagihan ataupun pengembalian utang. Menjadikan kualitas piutang mau tidak mau harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah koperasi

usaha, memperlancar perputaran piutang usaha dan agar terhindar dari

penyimpangan dana kas.

2.3 Sistem Pengendalian Piutang

2.3.1 Pengertian Pengendalian Piutang

Dalam pengendalian piutang dibutuhkan suatu usaha untuk mengawasi

setiap perkembangan yang terjadi baik dari jumlah atau kuantitasnya, waktu,

maupun keadaan debitur. Selain hal tersebut, perusahaan perlu menetapkan

kebijakan piutang yang dapat digunakan sebagai pedoman bagi unit kerja yang

mengurusi masalah piutang perusahaan. Mulyadi (2002:181), menyatakan bahwa,

“Sistem Pengendalian Internal adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan

komisaris, manajemen, dan personel lain, yang didesain untuk memberikan

keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan yakni kendala

pelaporan keuangan, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku,

efektivitas dan efisiensi operasi”. Dalam Pratiwi (200919) mengatakan “bahwa

sistem pengendalian piutang adalah struktur organisasi, metode dan ukuran-

ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek

ketelitian dan keandalan data akuntansi”. Menurut Robbins dan Coulter (2010:

182), “pengendalian adalah proses mengawasi (monitoring), membandingkan

(comparing) dan mengoreksi (correcting) kinerja”. Sedangkan menurut Warren

(2000:183), “Pengendalian Internal (internal control) merupakan kebijakan dan

prosedur yang melindungi aktiva dari penyalahgunaan, memastikan bahwa

informasi usaha akurat, dan memastikanbahwa perundang-undangan serta

peraturan dipatuhi sebagaimana mestinya.”

Page 41: ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM … · penagihan ataupun pengembalian utang. Menjadikan kualitas piutang mau tidak mau harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah koperasi

Berdasarkan uraian teori di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

pengendalian piutang merupakan tindakan untuk mengarahkan kegiatan, termasuk

koreksi atas kekurangan yang ada serta penyesuaian kegiatan agar selaras dengan

patokan atau tujuan yang telah ditetapkan.

2.3.2 Unsur Pengendalian Piutang

Unsur dalam sistem pengendalian intern yang seharusnya ada dalam

sistem akuntansi yang diperlukan agar sistem tersebut berjalan dengan efektif.

Menurut Mulyadi (2008:164) Unsur pokok sistem pengendalian internal piutang

dagang adalah:

1. Struktur Organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara

tegas. Pembagian tanggung jawab fungsional dalam organisasi ini

didasarkan pada prinsip-prinsip berikut ini :

a. Fungsi piutang atas transaksi penjualan

- Adanya pemisahan tugas dan tanggung jawab antara yang

melakukan penjualan, mengirim barang, melakukan penagihan,

memberikan otorisasi atas penjualan kredit, membuat faktur

penjualan dan melakukan pencatatan.

- Digunakannya formulir-formulir yang bernomor urut tercetak

(prenumbered), misalnya sales order (pesanan penjualan), sales

invoice (faktur penjualan), delivery order (surat pengiriman

barang), credit memo, official receipt (kwitansi).

b. Fungsi piutang atas penerimaan kas

- Diadakannya sub buku besar piutang atau kartu piutang (accounts

receivable subledger card) untuk masing-masing pelanggan yang

selalu diupdate (dimutakjirkan).

- Setiap akhir bulan dibuat aging schedule piutang (analisis umur

piutang).

- Setiap akhir bulan jumlah saldo piutang dari masing-masing

pelanggan dibandingkan (direconcile) dengan jumlah saldo piutang

menurut buku besar.

- Setiap akhir bulan dikirim monthly statement of account kepada

masing-masing pelanggan.

- Uang kas, check atau giro yang diterima dari pelanggan harus

disetor dalam jumlah seutuhnya (intact) paling lambat keesokan

harinya.

- Mutasi kredit diperkirakan piutang (buku besar dan sub buku besar)

yang berasal dari retur penjualan dan penghapusan piutang harus

diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwenang.

Page 42: ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM … · penagihan ataupun pengembalian utang. Menjadikan kualitas piutang mau tidak mau harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah koperasi

- Setiap pinjaman yang diberikan kepada pegawai, direksi dan

pemegang saham dan perusahaan afiliasi harus diotorisasi oleh

pejabat perusahaan yang berwenang, didukung oleh bukti-bukti

yang lengkap dan dijelaskan apakah dikenakan bunga atau tidak.

c. Fungsi Penagihan

- Penagihan piutang dilakukan oleh bagian penagihan harus

dipisahkan dari fungsi penyimpanan kas dan fungsi akuntansi.

- Adanya surat pernyataan piutang secara periodik, hal ini

dimaksudkan untuk mengingatkan kepada pelanggan akan

kewajibannya.

- Pelanggan ditagih dengan benar untuk semua komoditas yang

dikeluarkan oleh departemen pengiriman.

- Koleksi tagihan dapat dipertanggungjawabkan.

2. Praktik yang sehat. Adapun cara-cara yang umumnya ditempuh oleh

perusahaan dalam menciptakan praktik yang sehat adalah :

a. Bagian kasir

- Kasir dilengkapi alat-alat bantu yang dapat mencegah kecurangan,

pencurian, atau kesalahan. Misalnya kasir dilengkapi dengan mesin

kas register.

- Bila mungkin kasir sebaiknya diasuransikan. Dengan cara ini bila

terjadi kecurangan terhadap kas, maka perusahaan tinggal klaim

keperusahaan asuransi. Perusahaan asuransilah yang akan

mengusut terjadinya kecurangan.

- Kasir harus ambil cuti. Selama kasir cuti, pekerjaannya digantikan

oleh petugas lain. Biasanya bila ada kecurangan sebelumnya akan

mudah terbongkar dengan cara ini.

b. Bagian kepala keuangan

- Pemeriksaan mendadak (surprised audit). Pemeriksaan mendadak

dilaksanakan tanpa pemberitahuan lebih dahulu kepada pihak yang

akan diperiksa, dengan jadwal yang tidak teratur.

- Perputaran jabatan (job rotation). Secara periodic diadakan

pencocokkan fisik kekayaan dengan catatannya.

Selanjutnya, menurut Kloebbeoke (1991) dalam (Tunggal, 1995:21),

unsur-unsur pengendalian piutang terdiri dari:

1. Lingkungan Pengendalian

Lingkungan pengendalian terdiri dari tindakan, kebijakan dan prosedur

yang mencerminkan sikap menyeluruh dari manajemen puncak, direktur

dan komisaris serta pemilik satu satuan usaha.

2. Sistem Akuntansi

Kegunaan sistem akuntansi satu satuan usaha untuk mengidentifikasikan,

menggabungkan, mengklasifikasikan, mencatat dan melaporkan transaksi

satu satuan usaha. Dan untuk pengelolaan akuntabilitas atas aktiva yang

terkait.

Page 43: ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM … · penagihan ataupun pengembalian utang. Menjadikan kualitas piutang mau tidak mau harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah koperasi

3. Prosedur

Pengendalian prosedur pengendalian adalah kebijakan dan prosedur,

selain dari lingkungan pengendalian dan sistem akuntansi yang dibuat

manajemen untuk memenuhi tujuannya.

Pengendalian intern hanya dapat diimplementasikan dengan baik apabila

koperasi mampu membangun elemen-elemen pengendalian yang memadai.

Terdapat lima elemen pokok pengendalian intern yaitu: (1) lingkungan

pengendalian, (2) penafsiran resiko, (3) informasi dan komunikasi, (4) aktivitas

pengendalian (5) pemantauan (Dep Kop dan UKM, 2002:170-190) dalam

(Hastuti, 2006 :17).

Berdasarkan uraian teori di atas, dapat disimpulkan bahwa unsur dalam

pengendalian piutang adalah struktur organisasi, lingkungan pengendalian dan

aktivitas pengendalian piutang usaha.

2.3.3 Prosedur Pengendalian Piutang

Sistem pengendalian intern piutang atas kas koperasi meliputi struktur

organisasi, metode dan ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan

organisasi berupa akses mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi

mendorong efisiensi dan efektivitaas penggunaan kas. Menurut Mulyadi

(2006:156), prosedur pemisahan tugas dalam rangka memenuhi aktivitas

pengendalian harus memenuhi syarat antara lain :

1. Harus dipisahkan fungsi-fungsi operasional dan penyimpanan dari

fungsi akuntansi. Fungsi operasi adalah fungsi yang memiliki

wewenang untuk melaksanakan suatu kegiatan. Setiap kegiatan dalam

perusahaan memerlukan otorisasi dari manajer. Fungsi yang memiliki

wewenang untuk menyimpan aktiva perusahaan. Fungsi akuntansi

adalah fungsi yang memiliki wewenang untuk mencatat peristiwa

keuangan perusahaan.

2. Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk melakukan

semua tahap suatu transaksi. Untuk melaksanakan transaksi yang

berhubungan dengan piutang usaha misalnya, fungsi-fungsi yang

Page 44: ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM … · penagihan ataupun pengembalian utang. Menjadikan kualitas piutang mau tidak mau harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah koperasi

dibentuk adalah fungsi akuntansi, fungsi penerimaan, fungsi penjualan,

dan sebagainya.

Sedangkan menurut Alvin (2001:290) “terdapat empat konsep dasar yang

dijadikan sebagai prosedur dalam pelaksanaan pengendalian piutang, diantaranya

tanggungjawab manajemen, kepastian yang wajar, keterbatasan yang melekat (inheren)

dan metode pengolahan data”. Selanjutnya, menurut James (2009:244), aktivitas

pengendalian yang khusus digunakan dalam siklus pendapatan yaitu pemisahan tugas,

supervisi, catatan akuntansi, pengendalian akses, dan verifikasi independen.

1. Pemisahan tugas

Pemisahan tugas memastikan bahwa tidak ada satu orang atau

departemen pun yang memproses transaksi sendiri secara keseluruhan.

Peraturan 1. Bagian yang mengotorisasi transaksi harus terpisakan

dengan bagian yang memproses transaksi.

Peraturan 2. Pengendalian aktiva harus terpisah dari tugas pembukuan

aktiva. Pada sistem penerimaan kas, departemen penerimaan kas

menyimpan aktiva (kas), dan fungsi akuntansi (buku besar umun dan

departemen piutang dagang) menyimpan data akuntansinya. Kedua

fungsi tersebut tidak boleh digabungkan.

Peraturan 3. Perusahaan harus terstruktur sehingga tindak penipuan

memerlukan kolusi dua atau lebih individu. Fungsi pembukuan harus

dibagi dengan hati-hati, dengan memisahkan tugas-tugas tersebut, kolusi

harus melibatkan lebih banyak orang yang akan meningkatkan resiko

terdeteksi, sehingga sulit terjadi.

1. Supervisi

Perusahaan yang memiliki karyawan sedikit untuk dapat melakukan

pemisahan fungsi akan tergantung pada supervisi untuk pengendaliannya.

Dengan melakukan supervisi kepada karyawan yang mempunyai potensi

untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai, perusahaan dapat melakukan

antisipasi dalam sistemnya.

2. Catatan akuntansi

Pengendalian merupakan fitur operasioal yang penting, beberapa teknik

pengendalian

a. Dokumen sumber bernomor.

b. Jurnal khusus

c. Buku besar pembantu

d. Buku besar umum

e. File

4. Pengendalian akses

Pengendalian akses mencegah dan mendeteksi akses yang tidak

disetujui dan terlarang ke aktiva perusahaan.

Page 45: ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM … · penagihan ataupun pengembalian utang. Menjadikan kualitas piutang mau tidak mau harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah koperasi

3. Verifikasi independen

Tujuan verifikasi indipenden adalah untuk meningkatkan dan

memverifikasi kebenaran dan kelengkapan dari prosedur yang

dilaksanakan oleh orang lain dalam sistem.

Berdasarkan uraian teori di atas, dapat disimpulkan bahwa prosedur dalam

pengendalian piutang usaha yaitu dengan melakukan pencatatan akuntansi dan verifikasi

dari catatan keuangan serta pemeriksaan penyajian piutang dineraca yang dilakukan

sesuai dengan prinsip akuntansi koperasi yang berlaku.

2.3.4 Tujuan Pengendalian Piutang

Tujuan pertama dirancangnya pengendalian intern dari segi pandang

manajemen ialah untuk dapat diperolehnya data yang dapat dipercaya, yaitu jika data

lengkap, akurat, unik, dan reasonable, dan kesalahan-kesalahan data yang dideteksi.

Tujuan berikutnya adalah dipatuhinya kebijakan akuntansi, yang akan dicapai jika

data yang diolah tepat waktu, penilaian, klasifikasi, dan pisah batas waktu terjadinya

transaksi akuntansi tepat. Tujuan selanjutnya adalah asset, yaitu dengan adanya

otorisasi, distribusi output, data valid dan diolah serta disimpan secara aman. Menurut

Sanyoto (2007:259) Suatu pengendalian putang memiliki tujuan sebagai berikut:

1. Dapat memperkecil kesalahan-kesalahan dalam penyajian data akuntansi,

sehingga akan menghasilkan laporan yang benar.

2. Melindungi atau membatasi kemungkinan terjadinya kecurangan dan

penggelapan-penggelapan.

3. Kegiatan organisasi akan dapat dilaksanakan dengan efisien

4. Mendorong dipatuhinya kebijakan pimpinan,

5. Tidak memerlukan detail audit dalam bentuk pengujian substantive atas

bahan bukti/data yang cukup besar oleh akuntan publik.

Selanjutnya, tujuan pengendalian piutang menurut mulyadi (2008:87), adalah

sebagai berikut:

1. Memberikan informasi untuk penagihan tepat waktu.

2. Meyakinkan bahwa sejumlah piutang memang ada dan bukan fiktif.

3. Menentukan tingkat kecairan, untuk mengelompokkan ke aktiva lancar atau

aktiva lain-lain.

4. Untuk mendapatkan dasar dalam membuat cadangan dan penghapusan piutang.

Page 46: ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM … · penagihan ataupun pengembalian utang. Menjadikan kualitas piutang mau tidak mau harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah koperasi

5. Untuk mengontrol apakah maksimum kredit masing-masing langganan sudah

terlampaui atau tidak.

6. Sebagai kontrol terhadap saldo buku besar piutang.

Berdasarkan uraian teori di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan pengendalian

piutang adalah untuk memberikan informasi ketepatan waktu penagihan, untuk

memastikan jumlah piutang yang belum diterima, sebagai dasar dalam penghapusan

piutang dan pengawasan terhadap saldo buku besar piutang.

2.3.5 Mekanisme Pengendalian Piutang

Pengendaliaan piutang dagang yang telah dilakukan bertujuan untuk efektivitas

arus kas koperasi, sehingga usaha koperasi memiliki dana yang cukup dalam untuk

operasional usahanya dan memiliki dana dalam melakukan pembayaran utang. Menurut

Efendi dan Hiliyana (2013:6) menguraikan mekanisme pengendalian piutang, antara lain

sebagai berikut:

1. Pembuatan dan pencatatan kartu piutang sudah dikelolah denga baik

dan bukan penyebab piutang lama tertagih dan bukan penyebab

besarnya piutang.

2. Kartu piutang hanya disimpan oleh bagian account receivable sudah

dikelolah dengan baik dan bukan salah penyebab piutang lama tertagih

dan bukan penyebab besarnya piutang.

3. Pencocokan kartu piutang dengan buku besar piutang dilakukan setiap

harinya, ini sudah dikelola dengan baik dan ini bukan penyebab piutang

lama tertagih dan bukan penyebab besarnya piutang.

4. Pembuatan kuitansi pembayaran sudah dikelola dengan baik, ini bukan

merupakan peyebab piutang lama tertagih dan bukan penyebab

besarnya piutang.

5. Nomor urut yang tercetak dan nomor kuitansi tersebut juga diperiksa

oleh accounting. Pembuatan kwitansi sudah dikelola dengan baik, ini

bukan merupakan peyebab piutang lama tertagih dan bukan penyebab

besarnya piutang.

6. Pembuatan jurnal untuk penerimaan bilyet giro atau cek mundur

dilakukan oleh finance berdasarkan kuitansi dan rincian yang ada pada

semua pembayaran yang diterima, sudah dikelola dengan baik, ini

bukan merupakan peyebab piutang lama tertagih dan bukan penyebab

besarnya piutang.

7. Bilyet giro atau cek akan dinyatakan tidak sah dan akan diretur bila

terjadi penolakan atau tidak ada dana, ini sudah dikelolah dengan baik.

Page 47: ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM … · penagihan ataupun pengembalian utang. Menjadikan kualitas piutang mau tidak mau harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah koperasi

8. Pembuatan analisis umur piutang perusahaan tidak menggunakan daftar

analisis umur piutang ini adalah salah satu penyebab mengapa piutang

lama tertagih.

9. Teliti piutang dilakukan berdasarkan kwitansi tagihan dengan tanggal

pembayaran yang dilakukan, ini sudah dikelolah dengan baik dan ini

bukan peyebab piutang lama tertagih dan bukan penyebab besarnya

piutang.

10. Tindakan yang dilakukan terhadap keterlambatan pembayaran yaitu

dengan cara memberitahukan keterlambatan pembayaran kepada sales

yang bersangkutan agar melakukan follow up. Tindakan yang dilakukan

perusahaan terhadap keterlambatan pembayaran sudah dikelolah dengan

baik, sehingga meraka melakukan pembayarannya.

11. Blacklist konsumen atau leasing yang sering menunda-nunda

pembayaran, ini sudah dilakukan dengan baik, sehingga mampu

mengurangi lamanya pembayara piutang dan besarnya piutang.

12. Denda keterlambatan pembayaran tidak kenakan kepada konsumen atau

leasing yang belum melakukan pembayaran pada saat jatuh tempo, ini

merupakan penyebab lamanya pembayaran dilakukan sehingga

mempengaruhi besarnya piutang.

2.3.6 Sumber-Sumber Data Analisis Keuangan Koperasi

1. Neraca

Neraca merupakan salah satu keuangan laporan keuangan yang

terpenting bagiperusahaan. Oleh karenanya, setiap perusahaan harus

menyajikan laporan keuangan dalam bentuk neraca. Neraca biasanya disusun

pada periode tertentu, dengan tujuan untuk mengetahui kondisi perusahaan saat

ini bila diperlukan. Secara garis besar susunan neraca menurut Hartono dalam

Sudarsono dan Edilius (2010:178) bahwa aktiva yang terdiri dari: aktiva lancar,

aktiva tetap dan aktiva lainnya. Passiva, yang terdiri dari utang (baik jangka

pendek maupun jangka panjang), modal dan cadangan laba dan sisa laba

tahunan yang ditahan.

2. Sisa hasil usaha (SHU)

Jenis laporan keuangan lainnya selain neraca adalah laporan sisa hasil

usahaberbeda dengan neraca yang melaporkan informasi tentang kekayaan,

Page 48: ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM … · penagihan ataupun pengembalian utang. Menjadikan kualitas piutang mau tidak mau harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah koperasi

utang dan modal. Sedangkan laporan sisa hasil usaha (SHU) memberikan

informmasi tentang hasil-hasil usaha yang diperoleh usaha koperasi, laporan

sisa hasil usaha merinci seluruh jumlah hasil usaha yang diperoleh dan jumlah

biaya yang dikeluarkan. Menurut Setiadi (2011:15) bahwa “sisa hasil usaha

(SHU) merupakan selisih dari seluruh pemasukan atau penerimaan total (Total

Revenue) dengan biaya-biaya atau biaya total (Total Cost) dalam satu tahun

buku”. Sedangkan menurut Andjar (2005:128) “ SHU merupakan laba atau

keuntungan yang diperoleh dari menjalankan usaha sebagaimana layaknya

sebuah perusahaan”.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dijelaskan bahwa sisa hasil usaha

(SHU) merupakan pendapatan yang diperoleh oleh koperasi dikurang biaya-biaya

pengeluaran dalam satu tahun buku. Biaya-biaya dalam hal ini termasuk pajak,

kewajiban-kewajiban dan biaya penyusutan.

2.4 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Hasanah (2007) tentang Strategi

Pengelolaan Piutang Murabah Analisis Komparatif Pada BMT Fajar Shidiq UJKS

KOPPAS Tanah Abang dan BMT Ta’awun Cipilir. Analisi keuangan yang

digunakan untuk mengetahui pengelolaan piutang adalah dengan menggunakan

analisis Account Receivable Turnover dan Average Collection Period. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa pengelolaan dan pengendalian piutang

Murabah Analisis Komparatif Pada BMT Fajar Shidiq UJKS KOPPAS Tanah

Abang dan BMT Ta’awun Cipilir masih belum optimal, terlihat pada nilai

Account Receivable Turnover dan Average Collection Period. Pada tahun 2005

dengan tingkat perputan piutang sebesar 2,35 kali, untuk 2006 perputaran

Page 49: ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM … · penagihan ataupun pengembalian utang. Menjadikan kualitas piutang mau tidak mau harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah koperasi

piutangnya sebesar 1,99 kali. Dari hasil perhitungan Account Receivable Turnover

tersebut dapat disimpulkan bahwa BMT Ta’awun memiliki tren pengendalian

piutang dengan baik. Kemudian hasil analisis Average Collection Period pada

tahun 2005 memiliki tingkat perputaran piutang pada BMT Fajar Shidiq sebesar -

92,22% dibanding tingkat perputaran piutang pada BMT Ta’awun dengan

perpumbuhan rasio -33,35%.

Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Ricatur (2012) mengenai

Efektivitas Pengelolaan Piutang Pasien BPJS (Studi Kasus pada RSUD. Dr. Saiful

Anwar Malang). Analisis yang digunakan untuk mengetahui tingkat efektivitas

pengelolaan piutang yaitu dengan menggunakan rasio perputaran piutang dan

untuk mengetahui efektivitas pembayaran waktu jatuh temponya dengan

ditunjukkan perhitungan current ratio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

perputaran piutang pada RSUD Dr. Saiful Anwar Malang, dari tahun ke tahun

menunjukkan peningkatan yang signifikan yaitu mulai pada tahun 2012-2013

yang ditunjukkan oleh semakin pendeknya tingkat perputaran piutang pada rumah

sakit yang berdampak pada efektivitas arus kas rumah sakit pada tahun 2012-2013

yang mengalami kenaikan.

2.5 Kerangka Berpikir

Dalam hal mengetahui bagaimana sistem pengelolaan dan pengendalian

piutang yang berjalan secara efektif pada koperasi ataupun unit kerja diperlukan

untuk peninjauan lebih lanjut tentang efektivitas pengelolaan piutang yang telah

diterapkan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan dalam hal sistem

pengelolaan piutang dengan kriteria yang digunakan sebagai indikator efisiensi

pengelolaan piutang seperti, tingkat perputaran piutang, persentase piutang yang

Page 50: ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM … · penagihan ataupun pengembalian utang. Menjadikan kualitas piutang mau tidak mau harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah koperasi

tak tertagih serta ratarata pengumpulan piutang. Kemudian unsur penting yang

harus dilakukan dalam menerapkan sistem pengendalian piutang. Sistem yang

biasa digunakan oleh usaha koperasi yaitu sistem pengendalian dan pengelolaan

yang lebih efektif. Usaha koperasi yang menggunakan sistem pengendalian

internal. Sistem ini memiliki beberapa unsur seperti struktur organisasi, sistem

otorisasi, fungsi yang terkait dan praktik yang sehat. Untuk memperjelaskan

kerangka berpikir penelitian dengan menggunakan gambar kerangka berpikir

sebagai berikut:

Gambar 2.1

Kerangka Berpikir

Laporan Keuangan

(Sumber: Hasil Olahan Penulis 2017).

Koperasi Masyarakat Bumiputera

(KOMAS) Telukdalam

Piutang Usaha

Alat Analisis :

1. Perputaran Piutang

2. Umur Rata-Rata Piutang

3. Rasio Tunggakan

4. Rasio Penagihan

Hasil Analisis

Neraca, Laporan

Laba/Rugi dan Laporan

Piutang

Page 51: ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM … · penagihan ataupun pengembalian utang. Menjadikan kualitas piutang mau tidak mau harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah koperasi

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan kuantitatif. Hal ini dipilih

karena permasalahan internal dari perusahaan ini serta data yang dibutuhkan

merupakan data konsolidasi dari Koperasi Masyarakat (KOMAS) Bumiputera

Telukdalam.

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi menurut Sugiyono (2006:80) didefinisikan sebagai “Wilayah

generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya. ”Populasi yang akan digunakan oleh peneliti dalam

penelitian ini adalah laporan keuangan Koperasi Masyarakat (KOMAS)

Bumiputera Telukdalam.

3.2.2 Sampel

Sampel menurut Sugiyono (2010:81), sampel adalah bagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel yang digunakan

oleh peneliti adalah laporan perhitungan sisa hasil usaha, neraca, data kredit dan

data piutang pada koperasi Masyarakat Bumiputera (KOMAS) Telukdalam

Periode tahun 2011 sampai dengan tahun 2015.

Page 52: ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM … · penagihan ataupun pengembalian utang. Menjadikan kualitas piutang mau tidak mau harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah koperasi

3.3 Definisi Operasional Variabel

1. Prosedur pengeloaan piutang

Prosedur pengeloaan piutang merupakan upaya usaha koperasi dalam

mengelola piutang dan kredit yang diberikan kepada debitur agar piutang

tersebut kembali menjadi kas.

2. Sistem pengendalian piutang

Sistem pengendalian piutang adalah Serangkaian kebijakan penerapan

sistem prosedur yang digunakan manajemen dan mengawasi aktivitas yang

terjadi didalam koperasi.

3.4 Data Penelitian

3.4.1 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang

bersumber dari laporan keuangan Koperasi Masyarakat Bumiputera (KOMAS)

Telukdalam.

1.4.2 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan upaya menghimpun data yang diperlukan

dalam rangka untuk memenuhi tujuan penelitian. Teknik yang akan digunakan

peneliti untuk mengumpulkan data yaitu:

1. Data ini diperoleh dari data studi literatur, laporan penelitian, dan laporan

keuangan yang diterbitkan Koperasi Masyarakat Bumiputera (KOMAS)

Telukdalam.

2. Studi pustaka yaitu pengumpulan data dengan cara mempelajari dan

memahami buku-buku yang mempunyai hubungan dengan analisis efektivitas

Page 53: ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM … · penagihan ataupun pengembalian utang. Menjadikan kualitas piutang mau tidak mau harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah koperasi

pengelolaan dan sistem pengendalian piutang seperti dari literatur, jurnal-

jurnal, media massa dan hasil penelitian yang diperoleh dari berbagai sumber,

baik dari perpustakaan dan sumber lain.

3.5 Metode Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif adalah metode analisis dengan

terlebih dahulu mengumpulkan data yang ada kemudian diklarifikasi, dianalisis,

selanjutnya diinterpretasikan sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas

mengenai keadaan yang diteliti. Fokus pada penelitian ini adalah:

1. Penerapan dan pelaksanaan pengelolaan piutang pada Koperasi Masyarakat

Bumiputera (KOMAS) Telukdalam.

2. Sistem pengendalian piutang dalam meningkatkan efektivitas penagihan

piutang pada Koperasi Masyarakat Bumiputera (KOMAS) Telukdalam.

Sehubungan dengan fokus penelitian tersebut analisis data yang dilakukan

oleh peneliti adalah sebagai berikut:

Analisis pengelolaan piutang dalam penelitian ini meliputi dua tahapan yaitu :

1. Pengelolaan Piutang

Peneliti mengidentifikasi pengelolaan piutang pada Koperasi Masyarakat

Bumiputera (KOMAS) Telukdalam melalui :

a. Standar Pemberian Kredit

Peneliti akan mengidentifikasi bagaimana standar pemberian kredit yang

diberikan koperasi kepada anggota/nasabah untuk mendapatkan kredit.

b. Persyaratan Pemberian Kredit

Page 54: ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM … · penagihan ataupun pengembalian utang. Menjadikan kualitas piutang mau tidak mau harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah koperasi

Peneliti akan mengindentifikasi persyaratan kredit yang diajukan koperasi

kepada anggota meliputi berapa lama jangka waktu kredit hingga pelunasan,

sistem pembayaran dan penagihan.

c. Kebijakan Pengumpulan Piutang

Peneliti akan mengidentifikasi bagaimana pengumpulan piutang yang sudah

diberikan anggota dan pengumpulan piutang yang akan jatuh tempo.

d. Efektivitas Pengelolaan Piutang

Efektivitas pengelolaan piutang dapat dilakukan dengan cara mengukur

menggunakan pendekatan tingkat perputaran piutang, periode rata-rata

pengumpulan piutang, rasio tunggakan dan rasio penagihan piutang. Indikator

yang digunakan untuk menilai seberapa baiknya suatu usaha mengelola piutang

usahanya ada empat (4) jenis (Shim et al, 1999 : 45) yaitu:

5. Rasio perputaran piutang (Receivable Turnover Ratio)

Tinggi rendahnya perputaran piutang (receivable turnover) mempunyai efek

yang langsung terhadap besar kecilnya modal yang diinvestasikan dalam

piutang. Semakin tinggi turnover-nya berarti semakin cepat perputaran

piutangnya, sebaliknya semakin rendah turnover-nya berarti semakin lambat

perputaran piutangnya. Tingkat perputaran piutang dirumuskan sebagai

berikut:

Penyaluran Kredit

Perputaran Piutang =

Piutang Rata-Rata

Untuk mengetahui sejauhmana perputaran piutang dalam perode tertentu

dengan kriteria yang dikemukakan oleh Kasmir (2014) dalam Tambunan

Page 55: ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM … · penagihan ataupun pengembalian utang. Menjadikan kualitas piutang mau tidak mau harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah koperasi

(2015:411) berdasarkan rata-rata untuk perputaran piutang adalah 15 kali.

6. Umur rata-rata piutang

Umur rata-rata piutang dikenal juga dengan umur rata-rata pengumpulan

piutang. Syamsuddin (2011:50) umur rata-rata piutang merupakan suatu alat

yang penting dalam menilai kebijaksanaan penyaluran kredit dan

pengumpulan piutang. Perhitungan umur rata-rata piutang dirumuskan

sebagai berikut:

360

Umur Rata-Rata Piutang =

Tingkat Perputaran Piutang

Untuk mengetahui umur rata-rata pengumpulan piutang dalam periode

tertentu dengan kriterian yang dikemukakan oleh Kasmir (2014:187) dalam

Suryana dkk (2015:7) adalah 60 hari.

7. Rasio tunggakan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang yang telah

jatuh tempo dari sejumlah pemberian kredit yang dilakukan dari piutang

yang belum tertagih. Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio

tunggakan adalah:

Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode

Rasio Tunggakan =

Total Piutang pada periode yang sama

8. Rasio Penagihan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejaumana aktivitas penagihan yang

dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang yang

dimiliki. Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio penagihan adalah:

Page 56: ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM … · penagihan ataupun pengembalian utang. Menjadikan kualitas piutang mau tidak mau harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah koperasi

Jumlah Piutang yang Tertagih X100%

Rasio Penagihan =

Total Piutang

Kemudian analisis yang digunakan untuk mengetahui sistem pengendalian

pada Koperasi Bumiputera (KOMAS) Telukdalam, yakni sebagai berikut:

1. Mengetahui dan menganalisis sistem pengendalian piutang yang diterapkan

pada Koperasi Bumiputera (KOMAS) Telukdalam.

2. Menganalisis efektivitas penagihan piutang pada Koperasi Bumiputera

(KOMAS) Telukdalam.

Page 57: ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM … · penagihan ataupun pengembalian utang. Menjadikan kualitas piutang mau tidak mau harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah koperasi

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHSAN

4.1 Deskripsi Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dan kuantitatif dengan metode

penelitian deskriptif yang bertujuan untuk menganalisis efektivitas pengelolaan

dan sistem pengendalian piutang pada Koperasi Masyarakat Bumiputera

(KOMAS) Telukdalam Periode 2011-2015, yakni dengan meneliti laporan

keuangan yang diperoleh dari Koperasi Masyarakat Bumiputera (KOMAS)

Telukdalam, yaitu dengan cara mengumpulkan, mencatat dan mengkaji data

sekunder yang berupa laporan keuangan dan dokumentasi yang berkaitan dengan

pengelolaan piutang Koperasi Masyarakat Bumiputera (KOMAS) Telukdalam.

Sehubunga dengan fokus penelitian tersebut analisis data yang dilakukan

oleh peneliti efektivitas pengelolaan piutang dapat dilakukan dengan cara

mengukur menggunakan pendekatan tingkat perputaran piutang, periode rata-rata

pengumpulan piutang, rasio tunggakan dan rasio penagihan piutang. Indikator

yang digunakan untuk menilai seberapa baiknya suatu usaha mengelola piutang

usahanya,

Kemudian analisis yang digunakan untuk mengetahui sistem pengendalian

pada Koperasi Bumiputera (KOMAS) Telukdalam, yakni sebagai berikut:

3. Mengetahui dan menganalisis sistem pengendalian piutang yang diterapkan

pada Koperasi Bumiputera (KOMAS) Telukdalam.

4. Menganalisis efektivitas penagihan piutang pada Koperasi Bumiputera

(KOMAS) Telukdalam.

Page 58: ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM … · penagihan ataupun pengembalian utang. Menjadikan kualitas piutang mau tidak mau harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah koperasi

Sebelum peneliti melakukan analisis terhadap data keuangan Koperasi

Bumiputera (KOMAS) Telukdalam, terlebih dahulu merinci isi laporan keuangan

berupa neraca dan laporan sisa hasil usaha (SHU), dapat diketahui pada tabel 4.1

berikut:

Tabel 4.1

Koperasi Masyarakat Bumiputera (KOMAS) Telukdalam

NERACA

Per 31 Desember 2011 s/d 2015

URAIAN AKTIVA 2011 2012 2013 2014 2015

(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

Aktiva Lancar

Kas 359.304.067 707.646.240 759.941.318 723.830.116 594.072.782

Bank 79.472.216 195.261.344 372.628.935 372.628.935 298.095.684

Piutang biasa anggota 9.116.694.636 10.591.308.155 11.839.766.834 11.839.766.834 14.822.939.527

Piutang deposito anggota 1.203.644.380 1.141.094.150 1.070.339.150 1.070.339.150 1.098.539.150

Persediaan barang 16.514.000 59.883.500 73.871.500 73.871.500 700.859.430

Total Aktiva Lancar 10.775.629.299 12.695.193.389 14.116.547.737 14.080.436.535 17.514.506.573

Aktiva Tetap

Tanah 14.892.742 34.892.742 56.892.742 56.892.742 56.892.742

Bangunan 170.224.500 170.224.500 170.224.500 240.220.500

Ak. Penyst bangunan 20.000.000 20.000.000 20.000.000 10.000.000

Inventaris 51.264.387 105.777.387 160.652.387 160.652.387 200.853.887

Ak. Penyst inventaris 5.036.000 -10.265.000 -10.265.000 -13.145.000

Total Aktiva Tetap 66.157.129 335.930.629 397.504.629 397.504.629 494.822.129

TOTAL AKTIVA 10.841.786.428 13.031.124.018 14.514.052.366 14.477.941.164 18.009.326.702

PASSIVA

Kewajiban

Simpanan sukarela 7.545.409.757 8.667.244.288 9.852.103.833 9.842.103.833 12.172.109.447

Beban YMH dibayar 11.660.000 39.023.813 39.023.813 46.356.419

Total Kewajiban 7.545.409.757 8.678.904.288 9.891.127.646 9.881.127.646 12.218.465.866

Kekayaan Bersih

Simpanan pokok 575.735.000 1.004.085.000 1.119.605.000 1.109.605.000 1.352.671.459

Simpanan wajib 963.462.000 1.247.136.685 1.442.654.139 1.442.654.139 1.845.334.385

Simpanan deposito 577.145.000 323.142.724 303.869.996 303.869.996 411.870.000

Dana cadangan 111.315.975 232.134.208 389.592.994 389.592.994 675.369.598

Page 59: ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM … · penagihan ataupun pengembalian utang. Menjadikan kualitas piutang mau tidak mau harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah koperasi

Dana Risiko 896.700

SHU tak terbagi 2.785.051 5.531.478 4.707.352 4.707.352 82.651

Dana Pembangunan 1.514.678 -24.485.322 20.026.391 20.026.391 55.426.391

Dana tak terduga 28.485.240 38.080.056 38.080.056 38.080.056 38.080.056

Kekayaan tanah 20.000.000 20.000.000 20.000.000 20.000.000

Kekayaan bangunan 170.224.500 170.224.500 170.224.500 170.224.000

Kekayaan inventaris 38.600.000 38.600.000 38.600.000 38.600.000

SHU tahun berjalan 1.037.046.727 1.287.698.401 1.075.564.292 1.055.564.292 1.182.307.096

Total Kekayaan Bersih 3.297.489.671 4.342.147.730 4.622.924.720 4.592.924.720 5.790.862.336

TOTAL PASSIVA 10.841.899.428 13.021.052.018 14.514.052.366 14.477.941.164 18.009.326.702

Sumber : Laporan Keuangan Koperasi Masyakat Bumiputera (KOMAS) Telukdalam Tahun 2011-2015.

Berdasarkan tabel 4.1 di atas, dapat diketahui bahwa disisi aktiva terdiri

dari aktiva lancar dan aktiva tetap, kemudian disisi passiva terdiri dari kewajiban

dan kekayaan bersih koperasi. Total aktiva lancar pada Koperasi Masyakat

Bumiputera (KOMAS) Telukdalam dari tahun 2011 sebesar Rp. 10.775.629.299,

pada tahun 2012 naik menjadi sebesar Rp. 12.695.193.389, pada tahun 2013 naik

menjadi sebesar Rp. 14.116.547.737, kemudian pada tahun 2014 turun menjadi

Rp. 14.080.436.535 dan pada tahun 2015 naik menjadi Rp. 17.514.506.573.

Kemudian total aktiva tetap Koperasi Masyakat Bumiputera (KOMAS)

Telukdalam dari tahun 2011-2015 berturut-turut sebesar Rp. 66.157.129 untuk

tahun 2011, Rp. 335.930.629 untuk tahun 2012, Rp. 397.504.629 untuk tahun

2013, Rp. 397.504.629 untuk tahun 2014, Rp. 494.822.129 untuk tahun 2015.

Selanjutnya, total kewajiban pada Koperasi Masyakat Bumiputera

(KOMAS) Telukdalam dari tahun 2011-2015 ; pada tahun 2011 sebesar Rp.

7.545.409.757, pada tahun 2012 naik menjadi sebesar Rp. 8.678.904.288, pada

tahun 2013 sebesar Rp. 9.891.127.646, pada tahun 2014 sebesar Rp.

9.881.127.646, pada tahun 2015 naik menjadi sebesar Rp. 12.218.465.866, dan

total kekayaan bersih Koperasi Masyakat Bumiputera (KOMAS) Telukdalam dari

Page 60: ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM … · penagihan ataupun pengembalian utang. Menjadikan kualitas piutang mau tidak mau harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah koperasi

tahun 2011-2015 masing-masing ; pada tahun 2011 sebesar Rp. 3.297.489.671,

pada tahun 2012 sebesar Rp. 4.342.147.730, pada tahun 2013 sebesar Rp.

4.622.924.720, pada tahun 2014 sebesar Rp. 4.592.924.720, pada tahun 2015 naik

menjadi sebesar Rp. 5.790.862.336.

Tabel 4.2

Koperasi Masyakat Bumiputera (KOMAS) Telukdalam

LAPORAN PERHITUNGAN SISA HASIL USAHA (SHU)

Per 31 Desember 2011 s/d 2015

URAIAN 2011 2012 2013 2014 2015

(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

Pendapatan Bunga Biasa 1.562.135.509 2.084.832.043 1.991.903.613 2.334.502.130 2.321.170.825

Pendapatan Bunga Deposito 169.290.808 58.917.460 20.351.730 16.311.000

Jumlah Pendapatan 1.731.426.317 2.143.749.503 2.012.255.343 2.350.813.130 2.321.170.825

Beban

Beban Rapat Anggota 58.420.000 61.652.000 60.100.000 58.250.000

Beban Rapat P & K 21.240.000 21.291.500

Beban Rapat Pengurus 22.615.000 31.336.000 27.207.500

Beban Honor P & K 488.400.000 629.531.000 743.750.000 794.200.000 836.867.361

Beban Honor DPA 40.467.500 61.328.700 76.368.614

Beban Tunjangan P & K 60.100.000

Beban transportasi 26.345.000 52.427.575 49.799.900 52.073.000 51.324.000

Beban Rapat Anggota Tahunan 42.040.000

Beban Bunga 70.359.200 47.816.924 22.839.172 9.660.000

Beban Data Base 6.200.000 700.000 30.000.000

Beban Penndidikan 24.500.000 40.700.000 42.850.000 3.000.000 2.500.000

Beban Provisi 19.430.000 12.128.406 11.504.000 14.740.000 10.100.000

Beban ATK 37.684.050 40.855.800 35.504.550 41.701.650 37.798.750

Beban Insentif 34.260.000 20.995.248 3.000.000 6.848.033

Beban Rekening Listik/Koran 831.500 6.703.000 2.401.678 6.512.000 6.771.000

Beban Pemeliharaan/Ongkos

Kanntor 16.734.000 17.840.000 16.175.000 23.390.000 15.378.000

Beban Sosial 13.636.882 15.951.640 18.872.000 19.404.000 17.807.000

Beban Pem. Brog/Survei

Jaminan 1.785.000 4.990.000 6.951.500 8.565.000 5.135.000

Beban Simpanan Deposito 16.145.000

Beban Pembangunan

Page 61: ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM … · penagihan ataupun pengembalian utang. Menjadikan kualitas piutang mau tidak mau harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah koperasi

Beban Audit 21.000.000 13.781.000 15.654.000

Beban Bonus Penagihan 29.322.871 41.045.518 50.732.990

Beban HUT 7.300.000 9.800.000

Beban Lain-lain 18.087.420 30.029.234 3.884.535 4.801.000

Jumlah Beban 839.288.052 1.033.956.827 1.135.711.206 1.192.912.901 1.280.359.215

Pendapatan Lain-Lain

Pendapatan Lain-Lain 99.064.930 92.357.960 79.071.640 99.067.000 68.753.500

Pendapatan Lain-Lain/Brog 13.131.000 16.847.000 22.350.000 24.134.000 19.515.000

Pendapatan Lain-lain/Denda 28.623.532 50.398.317 81.506.939 77.430.611 52.720.152

Pendapatan Lain-lain/Laba 4.171.000 16.592.000 1.823.672 9.702.500 1.054.000

Pendapatan Lain-lain/Bunga

Bank 1.710.448 14.267.904 12.716.220 -547.166

Jumlah Pendapatan Lain-Lain 144.990.462 177.905.725 199.020.155 223.050.331 141.495.486

Total Hasil Usaha 1.037.128.727 1.287.698.401 1.075.564.292 1.380.950.560 1.182.307.096

Sumber : Laporan Keuangan Koperasi Masyakat Bumiputera (KOMAS) Telukdalam Tahun 2011-2015.

Berdasarkan laporan perhitungan hasil usaha pada tabel 4.2, dapat

diketahui bahwa pendapatan sebelum dikurangi beban pada Koperasi Masyakat

Bumiputera (KOMAS) Telukdalam dari tahun 2011-2015 berturut-turut sebesar

Rp. 1.731.426.317 untuk tahun 2011, Rp. 2.143.749.503 untuk tahun 2012, Rp.

2.012.255.343 untuk tahun 2013, Rp. 2.350.813.130 untuk tahun 2014 dan untuk

tahun 2015 sebesar Rp. 2.321.170.825. Total hasil usaha setelah dikurangi selama

5 (lima) tahun terakhir berturut-turut sebesar Rp. 1.037.128.727 untuk tahun 2011,

Rp. 1.287.698.401 untuk tahun 2012, Rp. 1.075.564.292 untuk tahun 2013, Rp.

1.380.950.560 untuk tahun 2014 dan untuk tahun 2015 sebesar Rp. 1.182.307.096.

Ini berarti total sisa hasil usaha dari selam 5 tahun berjalan terjadinya fluktuasi,

hal ini disebabkan jumlah pendapatan tiap tahun tidak menetap.

4.2 Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif adalah metode analisis dengan

Page 62: ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM … · penagihan ataupun pengembalian utang. Menjadikan kualitas piutang mau tidak mau harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah koperasi

terlebih dahulu mengumpulkan data yang ada kemudian diklarifikasi, dianalisis,

selanjutnya diinterpretasikan sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas

mengenai keadaan yang diteliti. Berdasarka rumusan masalah dalam penelitian

maka titik fokus yang diketahui adalah: (1) Penerapan dan pelaksanaan

pengelolaan piutang pada Koperasi Masyarakat Bumiputera (KOMAS)

Telukdalam dan (2) Sistem pengendalian piutang dalam meningkatkan efektivitas

penagihan piutang pada Koperasi Masyarakat Bumiputera (KOMAS) Telukdalam.

Sehubunga dengan fokus penelitian yang dilakukan, maka analisis data yang

dilakukan oleh peneliti adalah analisis pengelolaan piutang dan sistem

pengendalian piutang.

4.2.1 Pengelolaan Piutang

Peneliti telah mengidentifikasikan pengelolaan piutang pada Koperasi

Masyarakat Bumiputera (KOMAS) Telukdalam melalui:

1. Standar pemberian kredit

Peneliti telah melakukan identifikasi tentang standar pemberian kredit yang

diberikan koperasi kepada anggota/nasabah untuk mendapatkan kredit. Adapun

standar pemberian kredit kepada nasabah/anggota Koperasi Masyarakat

Bumiputera (KOMAS) Telukdalam dengan menggunakan sistem 6 C, yakni:

Character yaitu penilaian ini dapat mengetahui sejauh mana tingkat kejujuran

dan tekad baik calon anggota yaitu kemauan untuk memenuhi kewajiban-

kewajiban dari calon anggota, Capacity yaitu penilaian untuk melihat

kemampuan dalam melunasi kewajibannya dari kegiatan usaha yang dilakukan.

Capital yaitu penilaian terhadap prinsip capital tidak hanya melihat besar

kecilnya modal yang dimiliki oleh calon anggota tetapi juga bagaimana

Page 63: ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM … · penagihan ataupun pengembalian utang. Menjadikan kualitas piutang mau tidak mau harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah koperasi

distribusi modal itu ditempatkan, Collateral yaitu penilaian ini diartikan

sebagai jaminan fisik harta benda yang bernilai uang dan mempunyai harga

stabil dan mudah dijual. Jika pada dari peminjam terkena kecelakaan atau hal-

hal lain yang mengakibatkan peminjam tidak mampu membayar hutangnya,

maka tindakan akhir yang dilakukan oleh Koperasi adalah melaksanakan

haknya atas collateral yang diikat secara yuridis untuk menjamin hutangnya

pada koperasi, Condition of Economy yaitu prinsip condition (kondisi) dinilai

situasi dan kondisi politik, sosial, ekonomi dan kondisi pada sektor usaha calon

peminjam. Maksudnya agar Koperasi dapat memperkecil resiko yang mungkin

timbul oleh kondisi ekonomi.

2. Persyaratan pemberian kredit

Peneliti telah melakukan identifikasi persyaratan kredit yang diajukan koperasi

kepada anggota meliputi berapa lama jangka waktu kredit hingga pelunasan,

sistem pembayaran dan penagihan. Adapun persayaratan calon debitur

koperasi yang dapat mengakses Koperasi Masyarakat Bumiputera adalah

individu (perorangan badan hukum), kelompok, koperasi yang melakukan

usaha produktif dan memenuhi syarat antara lain :

a. Legalitas perorangan dan Badan Usaha Hukum, seperti :

a) KTP dan Kartu Keluarga untuk individu,

b) Surat Pengukuhan Instansi terkait Surat Keterangan Usaha

dariLurah/Kepala Desa dan/atau akte Notaris untuk kelompok,

c) AD/ART beserta perubahannya (4) Badan Hukum lain sesuai ketentuan

yang berlaku untuk Koperasi.

Page 64: ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM … · penagihan ataupun pengembalian utang. Menjadikan kualitas piutang mau tidak mau harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah koperasi

b. Perijinan usaha :

a) Untuk kredit dengan plafond s/d Rp.100 juta, ijin usaha a.I. TDP, Slur,

dan SITU dapat digantikan dengan Surat Keterangan dari Kepala

Desa/Lurah,

b) Pinjaman dengan plafond di atas RP. 100 juta perijinan sesuai dengan

ketentuan yang berlaku, yakni dengan memberikan surat keterangan dari

Kepala Desa/Lurah serta memberikan brog sebagai jaminan kredit.

Selanjunya, setelah syarat-syarat dilengkapi, pihak nasabah/anggota

Koperasi Masyarakat Bumiputera (KOMAS) Telukdalam dalam hal ini

akan melakukan checking serta peninjauan langsung ke lapangan tentang

layak atau tidaknya calon peminjam (debitur) diberikan pinjaman dengan

menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan permohonan tersebut antara

lain:

a. Mencocokan fotokopi bukti diri/identitas lain sesuai dengan aslinya.

b. Menanyakan hal-hal yang berhubunga dengan usaha calon debitur.

Misalnya: modal dan pinjaman pada pihak lain.

c. Menanyakan tentang keuntungan dari usaha calon debitur/anggota yang

meminjam dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan membayar

pinjaman.

Setelah calon debitur memenuhi persyaratan, maka calon debitur akan

memperoleh keputusan kredit yang berisi persetujuan akan adanya

pemberian kredit anggota sesuai permohonan yang diajukannya. Keputusan

persetujuan permohonan kredit berupa mengabulkan sebagian atau seluruh

Page 65: ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM … · penagihan ataupun pengembalian utang. Menjadikan kualitas piutang mau tidak mau harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah koperasi

permohonan kredit dari calon debitur. Pihak Koperasi Masyarakat

Bumiputera (KOMAS) Telukdalam akan memberitahukan kepada calon

debitur untuk mengkonfirmasikan kembali beberapa hari menurut hari yang

telah ditentukan oleh pihak koperasi setelah pengajuan permohonan kredit.

Biasanya pemberian putusan dilakukan 3-5 hari setelah pendaftaran

permohonan kredit anggota Koperasi Masyarakat (KOMAS) Bumiputera

Telukdalam, setelah tahapan keputusan pemberian kredit maka Koperasi

Masyarakat (KOMAS) Bumiputera Telukdalam melakukan pencairan kredit

kepada nasabah yang bersangkutan.

3. Kebijakan pengumpulan piutang

Peneliti telah mengidentifikasikan bagaimana pengumpulan piutang yang

sudah diberikan anggota dan pengumpulan piutang yang akan jatuh tempo.

Peminjam pada Koperasi Masyarakat Bumiputera (KOMAS) Telukdalam ada

dua macam yaitu anggota koperasi dan nasabah umum. Jangka waktu

pelunasan pinjaman yang harus dipenuhi oleh anggota adalah disesuaikan

dengan kesepakatan awal saat anggota melakukan pinjaman dengan pihak

koperasi. Pembayaran angsuran pinjaman dan piutang lainnya langsung

dibayarkan kepada pegawai/pelaksana harian koperasi dan dilaksanakan

ditanggal sesuai anggota mengambil pinjaman kredit setiap bulannya sampai 5

hari setelah tanggal peminjaman. Kemudian apabila terjadinya tunggakan

pembayaran kredit, maka pihak koperasi melakukan penagihan dengan melalui

petugas yang melakukan pengumpulan piutang (kolektor). Pengumpulan

piutang yang tertunggak menjadi tanggungjawab kolektor untuk melakukan

Page 66: ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM … · penagihan ataupun pengembalian utang. Menjadikan kualitas piutang mau tidak mau harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah koperasi

penagihan kepada anggota dan nasabah umum yang mengalami tunggakan

pembayaran kredit.

4.2.2 Analisis Efektivitas Pengelolaan Piutang

Analisis efektivitas pengelolaan piutang dapat dilakukan dengan cara

mengukur menggunakan pendekatan tingkat perputaran piutang, periode rata-rata

pengumpulan piutang, rasio tunggakan dan rasio penagihan piutang. Sebelum

menghitung rasio keuangan tersebut, peneliti membuat tabel rincian isi neraca

keuangan koperasi, adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3

Rincian Isi Neraca Lapora Keuangan

Keterangan 2011 2012 2013 2014 2015

Penyaluran kredit 10.700.817.500 10.646.250.000 10.334.387.891 10.514.052.366 10.660.859.000

Piutang rata-rata 759.712.886 882.775.679,58 986.647.231 1.209.504.363,83 1.235.244.960,58

Saldo piutang tertunggak

akhir periode 900.000.000 1.600.000.000 1.500.000.000 2.400.000.000 5.379.569.475

Total piutang pada

periode yang sama 9.116.554.636 10.593.308.155 11.839.766.834 14.514.052.366 14.822.939.527

Jumlah piutang yang

tertagih 8.216.554.636 8.993.308.155 10.339.766.834 12.114.052.366 9.443.370.052

Sumber : Laporan Keuangan Koperasi Masyakat Bumiputera (KOMAS) Telukdalam.

Berdasarkan tabel 4.3 di atas, maka dapat dihitung seberapa baiknya

mengelola piutang koperasi dengan cara mengukur menggunakan pendekatan

tingkat perputaran piutang, periode rata-rata pengumpulan piutang, rasio

tunggakan dan rasio penagihan piutang. Dengan hasil perhitungan sebagai berikut:

1. Analisis perputaran piutang

Rasio perputaran piutang digunakan untuk mengetahui tinggi rendahnya

perputaran piutang terhadap kas yang diinvestasikan kepada nasabah atau

anggota koperasi. Oleh karena itu, dapat dijelaskan bahwa Semakin tinggi

Page 67: ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM … · penagihan ataupun pengembalian utang. Menjadikan kualitas piutang mau tidak mau harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah koperasi

turnover-nya berarti semakin cepat perputaran piutangnya, sebaliknya semakin

rendah turnover-nya berarti semakin lambat perputaran piutangnya.

Perhitungan pendekatan tingkat perputaran piutang dari Tahun 2011 s/d 2015.

Dengan rumus sebagai berikut:

Penyaluran Kredit

Perputaran Piutang =

Piutang Rata-Rata

Berdasarkan rumus di atas, maka dapat dihitung seberapa besar

perputaran piutang (Receivable Turnover). Dengan hasil perhitungan pada

tabel berikut ini:

Tabel 4.4

Perhitungan Rasio Perputaran Piutang pada Koperasi Masyarakat

(KOMAS) Bumiputera Telukdalam Tahun 2011 s/d 2015

Tahun Penyaluran

Kredit (Rp)

Piutang Rata-

Rata (Rp)

Perputaran

Piutang

Penilaian Rasio

Perputaran

Piutang

Keterangan

2011 10.700.817.500 759.712.886 14,085 (kali)

15 kali Kurang

efektif

2012 10.646.250.000 882.775.679,58 12,059 (kali)

2013 10.334.387.891 986.647.231 10,474 (kali)

2014 10.514.052.366 1.209.504.363,83 8,69 (kali)

2015 10.660.859.000 1.235.244.960,58 8,63 (kali) Sumber : Hasil Olahan Peneliti 2016.

Tabel hasil perolehan perhitungan rasio keuangan di atas

menggambarkan rasio perputaran piutang Koperasi Masyarakat Bumiputera

(KOMAS) Telukdalam dari tahun 2011 s/d 2015, pada tahun 2011 jumlah

perputan piutang sebanyak 14,085 kali dalam periode tersebut, pada tahun

2012 perputaran piutang sebanyak 12,059 kali, pada tahun 2013 perputaran

piutang sebanyak 10,474, pada tahun 2014 perputaran piutang sebanyak 8,69

Page 68: ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM … · penagihan ataupun pengembalian utang. Menjadikan kualitas piutang mau tidak mau harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah koperasi

dan pada tahun 2015 perputaran piutang sebanyak 8,63 kali. Berdasarkan rata-

rata industri untuk perputaran piutang yang dikemukakan oleh Kasmir (2014)

dalam Tambunan (2015:411) adalah 15 kali, maka pada tahun 2011 sampai

dengan tahun 2015 penagihan piutang dianggap tidak berhasil karena

perputaran piutang sangat kecil dan masih kurang dari rata-rata industri yang

sudah ditetapkan. Selama 5 tahun berjalan perputaran piutang semakin lama

semakin menurun, hal ini disebabkan oleh pelunasan kredit yang tidak tepat

waktu yang ditentukan sehingga kas piutang yang tertunggak tidak mampun

membiayai piutang untuk dipinjmakan kembali kepada anggota atau nasabah

umum. Untuk lebih dimengerti, rasio perputaran piutang Koperasi Masyarakat

Bumiputera (KOMAS) Telukdalam dapat juga dijelaskan dalam bentuk grafik

sebagai berikut:

Grafik 4.1

Perputaran Piutang Koperasi Masyarakat Bumiputera (KOMAS)

Telukdalam Tahun 2011 s/d 2015

Sumber : Hasil Olahan Peneliti 2016.

0

2

4

6

8

10

12

14

16 14,085

12,059

10,474

8,69 8,63

Perputaran Piutang

2011 2012 2013 2014 2015

Page 69: ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM … · penagihan ataupun pengembalian utang. Menjadikan kualitas piutang mau tidak mau harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah koperasi

2. Umur rata-rata piutang

Umur rata-rata piutang digunakan untuk mengetahui seberapa lama umur rata-

rata pengumpulan piutang. Umur rata-rata piutang merupakan suatu instrumen

dalam menilai kebijaksanaan penyaluran kredit dan pengumpulan piutang

kepada nasabah/anggota Koperasi Masyarakat Bumiputera (KOMAS)

Telukdalam. Perhitungan umur rata-rata piutang dirumuskan sebagai berikut:

360

Umur Rata-Rata Piutang =

Tingkat Perputaran Piutang

Berdasarkan rumus di atas, maka dapat dihitung seberapa lama umur

rata-rata piutang. Rasio ini mengkaji tentang bagaimana suatu koperasi melihat

periode pengumpulan piutang yang akan terlihat. rasio ini mengukur efisiensi

pengelolaan piutang koperasi, rata-rata jangka waktu penagihan adalah rata-

rata jangka waktu lamanya koperasi harus menunggu pembayaran angsuran.

Dengan hasil perhitungan pada tabel 4.5 dibawah ini:

Tabel 4.5

Perhitungan Umur Rata-Rata Piutang pada Koperasi Masyarakat

(KOMAS) Bumiputera Telukdalam Tahun 2011 s/d 2015

Tahun Waktu Perputaran

Piutang

Umur Rata-

Rata Piutang Kriteria Keterangan

2011 360 14,085 (kali) 25,559 Hari

60 Hari

Efektif

2012 360 12,059 (kali) 29,853 Hari Efektif

2013 360 10,474 (kali) 34,37 Hari Efektif

2014 360 8,69 (kali) 41,426 Hari Efektif

2015 360 8,63 (kali) 41,71 Hari Efektif Sumber : Hasil Olahan Peneliti 2016.

Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat dijelaskan umur rata-rata piutang

dari tahun 2011 s/d 2015, pada tahun 2011 umur rata-rata pengumpulan

Page 70: ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM … · penagihan ataupun pengembalian utang. Menjadikan kualitas piutang mau tidak mau harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah koperasi

piutang memperoleh 25,559 hari, tahun 2012 meningkat menjadi 29,853 hari,

tahun 2013 meningkat kembali sebesar 34,37 hari, tahun 2014 memperoleh

dengan umur rata-rata pengumpulan piutang sebesar 41,426 hari dan tahun

2015 menurun kembali kembali sebesar 41,71 Hari. Umur rata-rata piutang

dari tahun 2011 s/d 2015 berfluktuasi, hal ini dinyatakan bahwa

nasabah/anggota telah membayar angsuran kreditnya dengan tepat waktu.

Berdasarkan rata-rata periode rata-rata penagihan piutang yang dikemukakan

oleh Kasmir (2014) dalam Suryana dkk (2015:7) adalah 60 hari, artinya bahwa

pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 dapat dikatakan koperasi mampu

melakukan penagihan secara cepat atau tepat waktu. Untuk lebih jelas dan

terperinci, umur rata-rata piutang dapat dijelaskan dengan menggunakan grafik

sebagai berikut:

Grafik 4.2

Umur Rata-Rata Piutang Koperasi Masyarakat Bumiputera (KOMAS)

Telukdalam Tahun 2011 s/d 2015

Sumber : Hasil Olahan Peneliti 2016.

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

25,559

29,853

34,37

41,426 41,71

Umur Rata-Rata Piutang

2011 2012 2013 2014 2015

Page 71: ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM … · penagihan ataupun pengembalian utang. Menjadikan kualitas piutang mau tidak mau harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah koperasi

3. Rasio tunggakan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa jumlah piutang yang telah jatuh

tempo dari sejumlah pemberian kredit yang dilakukan dari piutang yang belum

tertagih. Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio tunggakan adalah:

Saldo Piutang Tertunggak Akhir Periode

Rasio Tunggakan =

Total Piutang pada periode yang sama

Tabel 4.6

Perhitungan Rasio Tunggakan pada Koperasi Masyarakat (KOMAS)

Bumiputera Telukdalam Tahun 2011 s/d 2015

Tahun Saldo Piutang Tertunggak

Akhir Periode

Total Piutang Pada

Periode Yang Sama

Rasio

Tunggakan

2011 900.000.000 9.116.554.636 1,32%

2012 1.600.000.000 10.593.308.155 0,66%

2013 1.500.000.000 11.839.766.834 0,78%

2014 2.400.000.000 14.514.052.366 0,6%

2015 5.379.569.475 14.822.939.527 1,75%

Berdasarkan tabel 4.6 di atas, maka dapat dijelaskan bahwa dari tahun

2011 s/d 2015 tunggakan pinjaman untuk tahun 2011 sebesar 1,32% dengan

jumlah nominal Rp. 900.000.000, untuk tahun 2012 tunggakan sebesar 0,66%

dengan jumlah nominal Rp. 1.600.000.000, tahun 2013 tunggakan sebesar

0,78% dengan jumlah nominal Rp. 1.500.000.000, tahun 2014 tunggakan

piutang sebesar 0,6% dengan jumlah nominal Rp. 2.400.000 dan untuk tahun

2015 dengan tunggakan sebesar 1,75% dengan jumlah nominal Rp.

5.379.569.473. Pada kondisi seperti ini, Koperasi Masyarakat Bumiputera

(KOMAS) Telukdalam mengalami peningkatan tunggakan dari tahun ketahun,

disebabkan oleh sistem penagihan pinjaman yang belum berjalan secara efektif

dan efisien. Tabel 4.6 di atas dapat digambarkan rasio tunggakan piutang

Page 72: ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM … · penagihan ataupun pengembalian utang. Menjadikan kualitas piutang mau tidak mau harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah koperasi

Koperasi Masyarakat Bumiputera (KOMAS) Telukdalam dalam bentuk grafik

sebagai berikut:

Grafik 4.3

Rasio Tunggakan Piutang Koperasi Masyarakat Bumiputera (KOMAS)

Telukdalam Tahun 2011 s/d 2015

Sumber : Hasil Olahan Peneliti 2017.

4. Rasio penagihan

Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejaumana aktivitas penagihan yang

dilakukan atau berapa besar piutang yang tak tertagih dari total piutang yang

dimiliki. Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio penagihan adalah:

Jumlah Piutang yang Tertagih x 100%

Rasio Penagihan =

Total Piutang

Berdasarkan rumus di atas, maka dapat dihitung seberapa lama umur

rata-rata piutang. Dengan hasil perhitungan pada tabel 4.7.

Tabel 4.7

Perhitungan Rasio Penagihan pada Koperasi Masyarakat (KOMAS)

Bumiputera Telukdalam Tahun 2011 s/d 2015

Tahun Jumlah Piutang yang

Tertagih Total Piutang

Rasio

Tunggakan

2011 8.216.554.636 9.116.554.636 9%

2012 8.993.308.155 10.593.308.155 8,4%

2013 10.339.766.834 11.839.766.834 8,7%

0,00%

0,50%

1,00%

1,50%

2,00%

1 2 3 4 5

1,32%

0,66% 0,78%

0,6%

1,75%

Series1 2011 2012 2013 2014

Page 73: ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM … · penagihan ataupun pengembalian utang. Menjadikan kualitas piutang mau tidak mau harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah koperasi

2014 12.114.052.366 14.514.052.366 8,3%

2015 9.443.370.052 14.822.939.527 63,70%

Sumber: Hasil Olaha Peneliti 2017.

Berdasarkan tabel 4.7, maka dapat dijelaskan bahwa dari tahun 2011 s/d

2014 rasio penagihan sama dengan dibawah 10%, artinya pada tahun 2011 s/d

2014 Koperasi Masyarakat Bumiputera (KOMAS) Telukdalam tingkat piutang

tak tertagih dari nasabah/anggota yang meminjam tidak begitu maksimal.

Untuk itu dapat dinyatakan bahwa penagihan piutang koperasi cukup efektif.

Sedangkan pada tahun 2015 terdapatnya tunggakan sebesar 63,70%%, hal ini

dikarenakan oleh total saldo piutang tak tertagih pada akhir periode 2015

sebesar Rp. 5.379.569.473. Pada kondisi seperti ini, Koperasi Masyarakat

Bumiputera (KOMAS) Telukdalam mengalami kinerja keuangan yang kurang

baik. Hal ini disebabkan oleh prosedur penagihan piutang yang dilakukan

kolektor belum efektif. Dari tabel 4.7 di atas dapat digambarkan rasio

penagihan piutang Koperasi Masyarakat Bumiputera (KOMAS) Telukdalam

dalam bentuk grafik 4.4:

Grafik 4.4

Rasio Penagihan Piutang Koperasi Masyarakat Bumiputera (KOMAS)

Telukdalam Tahun 2011 s/d 2015

0%

20%

40%

60%

80%

1 2 3 4 5

9% 8,40% 8,70% 8,30%

63,70%

2011 2012 2013 2014

Rasio Penagihan

Page 74: ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM … · penagihan ataupun pengembalian utang. Menjadikan kualitas piutang mau tidak mau harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah koperasi

4.2.3 Analisis Sistem Pengendalian Piutang

Penagihan piutang tidak berdasarkan standar yang telah ditetapkan

koperasi. Prosedur penagihan piutang yang dilakukan oleh Koperasi Masyarakat

Bumiputera (KOMAS) Telukdalam sudah baik. Hal ini dapat dilihat dari

dokumen-dokumen yang digunakan dalam penagihan piutang. Pengendalian

piutang yang dilakukan koperasi antara lain:

1. Pembuatan dan pencatatan kartu piutang sudah dikelola dengan baik dan

bukan penyebab piutang lama tertagih dan bukan penyebab besarnya piutang.

2. Kartu piutang hanya disimpan oleh bagian pencatatan piutang sudah

dikelolah dengan baik dan bukan salah penyebab piutang lama tertagih dan

bukan penyebab besarnya piutang.

3. Pencocokan kartu piutang dengan buku besar piutang dilakukan setiap

harinya, ini sudah dikelola dengan baik dan ini bukan penyebab piutang lama

tertagih dan bukan penyebab besarnya piutang

4. Pembuatan kuitansi pembayaran sudah dikelola dengan baik, ini bukan

merupakan peyebab piutang lama tertagih dan bukan penyebab besarnya

piutang.

5. Nomor urut yang tercetak dan nomor kuitansi tersebut juga diperiksa oleh

accounting. Pembuatan kwitansi sudah dikelola dengan baik, ini bukan

merupakan peyebab piutang lama tertagih dan bukan penyebab besarnya

piutang.

6. Bilyet giro atau cek akan dinyatakan tidak sah dan akan diretur bila terjadi

penolakan atau tidak ada dana, ini sudah dikelolah dengan baik.

Page 75: ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM … · penagihan ataupun pengembalian utang. Menjadikan kualitas piutang mau tidak mau harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah koperasi

7. Pembuatan analisis umur piutang Koperasi Masyarakat Bumiputera

(KOMAS) Telukdalam dengan menggunakan daftar analisis umur piutang

koperasi.

8. Teliti piutang dilakukan berdasarkan kwitansi tagihan dengan tanggal

pembayaran yang dilakukan, ini sudah dikelolah dengan baik dan ini bukan

peyebab piutang lama tertagih dan bukan penyebab besarnya piutang.

9. Tindakan yang dilakukan terhadap keterlambatan pembayaran yaitu dengan

cara memberitahukan keterlambatan pembayaran kepada karyawan yang

bersangkutan agar melakukan follow up. Tindakan yang dilakukan Koperasi

Masyarakat Bumiputera (KOMAS) Telukdalam terhadap keterlambatan

pembayaran sudah dikelolah dengan baik, sehingga meraka melakukan

pembayarannya.

10. Denda keterlambatan pembayaran dikenakan kepada sipeminjam yang belum

melakukan pembayaran pada saat jatuh tempo.

4.3 Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian di atas, bahwa pengelolaan

piutang dan sistem pengendalian piutang telah berjalan dengan efektif dan efisien.

Penerapan dan pelaksanaan pengelolaan piutang pada Koperasi Masyarakat

Bumiputera (KOMAS) Telukdalam dan sistem pengendalian piutang dalam

meningkatkan efektivitas penagihan piutang pada Koperasi Masyarakat

Bumiputera (KOMAS) Telukdalam.

Pengelolaan piutang pada Koperasi Masyarakat Bumiputera (KOMAS)

Telukdalam telah melalui tahapan dari standar pemberian kredit, persyaratan

Page 76: ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM … · penagihan ataupun pengembalian utang. Menjadikan kualitas piutang mau tidak mau harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah koperasi

pemberian kredit dan kebijakan pengumpulan piutang. Persyaratan yang

diterapkan di Koperasi Masyarakat Bumiputera (KOMAS) Telukdalam telah

dilakukan dengan baik. Efektivitas pengelolaan piutang menggambarkan rasio

perputaran piutang Koperasi Masyarakat Bumiputera (KOMAS) Telukdalam

mengalami penurunan. Berdasarkan perhitungan dari rasio perputaran piutang

Koperasi Masyarakat Bumiputera (KOMAS) Telukdalam dari tahun 2011 s/d

2015, pada tahun 2011 jumlah perputan piutang sebanyak 14,085 kali dalam

periode tersebut, pada tahun 2012 perputaran piutang sebanyak 12,059 kali, pada

tahun 2013 perputaran piutang sebanyak 10,474, pada tahun 2014 perputaran

piutang sebanyak 8,69 dan pada tahun 2015 perputaran piutang sebanyak 8,63

kali. Berdasarkan rata-rata industri untuk perputaran piutang yang dikemukakan

oleh Kasmir (2014) dalam Tambunan (2015:411) adalah 15 kali, maka pada tahun

2011 sampai dengan tahun 2015 penagihan piutang dianggap tidak berhasil karena

perputaran piutang sangat kecil dan masih kurang dari rata-rata industri yang

sudah ditetapkan.

Umur rata-rata piutang koperasi menurun diikuti juga dengan umur rata-

rata pengumpulan piutang menjadi peningkatan atau kelonggaran dalam

pengumpulan piutang. Koperasi Masyarakat Bumiputera (KOMAS) Telukdalam

menetapkan jangka waktu kredit yang diberikan kepada nasabah paling lama 60

hari. Pada Tahun 2011 umur rata-rata pengumpulan piutang memperoleh 25,559

hari, tahun 2012 meningkat menjadi 29,853 hari, tahun 2013 meningkat kembali

sebesar 34,37 hari, tahun 2014 memperoleh dengan umur rata-rata pengumpulan

piutang sebesar 41,426 hari dan tahun 2015 meningkat kembali sebesar 41,71

Page 77: ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM … · penagihan ataupun pengembalian utang. Menjadikan kualitas piutang mau tidak mau harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah koperasi

hari. umur rata-rata piutang dari tahun 2011 s/d 2015 berfluktuasi, hal ini

dinyatakan bahwa nasabah/anggota telah membayar angsuran kreditnya dengan

tepat waktu. Berdasarkan rata-rata periode rata-rata penagihan piutang yang

dikemukakan oleh Kasmir (2014) dalam Suryana dkk (2015:7) adalah 60 hari,

artinya bahwa pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 dapat dikatakan

koperasi mampu melakukan penagihan secara cepat atau tepat waktu..

Kemudian rasio tunggakan pinjaman tahun 2011 s/d 2015 tunggakan

pinjaman untuk tahun 2011 sebesar 1,32% dengan jumlah nominal Rp.

900.000.000, untuk tahun 2012 tunggakan sebesar 0,66% dengan jumlah nominal

Rp. 1.600.000.000, tahun 2013 tunggakan sebesar 0,78% dengan jumlah nominal

Rp. 1.500.000.000, tahun 2014 tunggakan piutang sebesar 0,6% dengan jumlah

nominal Rp. 2.400.000 dan untuk tahun 2015 dengan tunggakan sebesar 1,75%

dengan jumlah nominal Rp. 5.379.569.473. Pada kondisi seperti ini, Koperasi

Masyarakat Bumiputera (KOMAS) Telukdalam mengalami peningkatan

tunggakan dari tahun ketahun.

Selanjuntya, perhitungan rasio penagihan piutang dari tahun 2011 s/d 2014

menunjukkan bahwa rasio penagihan sama dengan dibawah 10%, artinya pada

tahun 2011 s/d 2014 Koperasi Masyarakat Bumiputera (KOMAS) Telukdalam

tingkat piutang tak tertagih dari nasabah/anggota yang meminjam tidak begitu

maksimal. Untuk itu dapat dinyatakan bahwa penagihan piutang koperasi cukup

efektif. Sedangkan pada tahun 2015 terdapatnya tunggakan sebesar 63,70%%, hal

ini dikarenakan oleh total saldo piutang tak tertagih pada akhir periode 2015

sebesar Rp. 5.379.569.473. Pada kondisi seperti ini, Koperasi Masyarakat

Page 78: ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM … · penagihan ataupun pengembalian utang. Menjadikan kualitas piutang mau tidak mau harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah koperasi

Bumiputera (KOMAS) Telukdalam mengalami kinerja keuangan yang kurang

baik.

Kemudian sistem pengendalian piutang pada Koperasi Masyarakat

Bumiputera (KOMAS) Telukdalam. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh

peneliti terhadap prosedur kerja, mulai dari mendapatkan calon debitur sampai

pelunasan piutang diketahui bahwa manajemen koperasi memberikan perhatian

yang cukup baik terhadap pengendalian piutang, baik dari segi pengelolaan

hingga pengawasan piutang tersebut. Lingkungan pengendalian terhadap piutang

Koperasi Masyarakat Bumiputera (KOMAS) Telukdalam telah berjalan dengan

baik. Koperasi Masyarakat Bumiputera (KOMAS) Telukdalam merupakan badan

usaha yang produknya adalah jasa pemberian kredit dengan sistem keanggotaan.

Dalam menyalurkan jasa kredit adalah dengan prinsip kehati-hatian. Hal ini

terlihat dengan adanya surveyor yang ditugaskan untuk mendapat informasi

sebanyak mungkin mengenai calon nasabah terutama masalah kemampuan

financial calon nasabah.

Page 79: ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM … · penagihan ataupun pengembalian utang. Menjadikan kualitas piutang mau tidak mau harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah koperasi

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan dan pelaksanaan

pengelolaan dan sistem pengendalian piutang pada Koperasi Masyarakat

Bumiputera (KOMAS) Telukdalam. Berdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Tingkat perputaran piutang pada Koperasi Masyarakat Bumiputera (KOMAS)

Telukdalam dari tahun ke tahun sangat kecil sehingga penagihan yang

dilakukan pihak koperasi dianggap tidak berhasil karena perputaran piutangnya

kurang dari 15 kali.

2. Umur rata-rata piutang dari 2011-2015 memperoleh nilai dibawah rata-rata

industri yaitu 60 hari, sehingga dapat dikatakan koperasi cukup mampu

melakukan penagihan secara tepat waktu.

3. Kemudian rasio tunggakan piutang tahun 2011 s/d 2015 tunggakan pinjaman

untuk tahun 2011 sebesar 1,32% dengan jumlah nominal Rp. 900.000.000,

untuk tahun 2012 tunggakan sebesar 0,66% dengan jumlah nominal Rp.

1.600.000.000, tahun 2013 tunggakan sebesar 0,78% dengan jumlah nominal

Rp. 1.500.000.000, tahun 2014 tunggakan piutang sebesar 0,6% dengan jumlah

nominal Rp. 2.400.000 dan untuk tahun 2015 dengan tunggakan sebesar 1,75%

dengan jumlah nominal Rp. 5.379.569.473. Pada kondisi seperti ini, Koperasi

Masyarakat Bumiputera (KOMAS) Telukdalam mengalami peningkatan

tunggakan dari tahun ketahun.

Page 80: ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM … · penagihan ataupun pengembalian utang. Menjadikan kualitas piutang mau tidak mau harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah koperasi

4. Selanjuntyaa, perhitungan rasio penagihan piutang dari tahun 2011 s/d 2014

menunjukkan bahwa rasio penagihan sama dengan dibawah 10%, artinya pada

tahun 2011 s/d 2014 Koperasi Masyarakat Bumiputera (KOMAS) Telukdalam

tingkat piutang tak tertagih dari nasabah/anggota yang meminjam tidak begitu

maksimal. Untuk itu dapat dinyatakan bahwa penagihan piutang koperasi

cukup efektif. Sedangkan pada tahun 2015 terdapatnya tunggakan sebesar

63,70%%, hal ini dikarenakan oleh total saldo piutang tak tertagih pada akhir

periode 2015 sebesar Rp. 5.379.569.473. Pada kondisi seperti ini, Koperasi

Masyarakat Bumiputera (KOMAS) Telukdalam mengalami kinerja keuangan

yang kurang baik.

5. Sistem pengendalian piutang pada Koperasi Masyarakat Bumiputera

(KOMAS) Telukdalam telah dilakukan sesuai dengan tahapan dan aturan yang

prosedur yang ditetapkan.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diuraikan di atas,

maka adapun saran dalam penelitian ini adalah:

1. Agar lebih efektif dan mempercepat penagihan piutang koperasi dengan

membuat analisis umur piutang, agar piutang tidak melewati batas jatuh tempo.

2. Bagian penanganan piutang harus membuat surat pernyataan pembayaran

kepada semua debitur agar tidak terjadi piutang tak tertagih dan seharusnya

Koperasi Masyarakat Bumiputera (KOMAS) Telukdalam memberikan denda

terhadap peminjam yang terlambat melakukan pembayaran, agar mereka tidak

menunda-nunda pembayaran.

Page 81: ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM … · penagihan ataupun pengembalian utang. Menjadikan kualitas piutang mau tidak mau harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah koperasi

DAFTAR PUSTAKA

A. Hall James 2009, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi 4, Buku 1, Salemba

Empat, Jakarta.

Adisaputra, Gunawan, Marwan Asri, 2003. Anggaran Perusahaan, Buku I, Edisi

Pertama, Yogyakarta; BPFE.

Hasibuan, Malayu S.P. 2008. Dasar – Dasar Perbankan. Jakarta : PT. Bumi

Aksara.

Hastuti , Endah Tri. 2006. Analisis Efektivitas Pengendalian Intern Kas dan

Pengaruhnya terhadap Likuiditas pada Koperasi Pegawai Republik

Indonesia (KPRI) di Kabupaten Kudus. Skripsi. Semarang: Universitas

Negeri Semarang.

Husnal Milatul Rizka, Topowijono, Sulasmiyati Sri. 2015. Pengelolaan Piutang

Yang Efektif Dalam Upaya Meningkatkan Rentabilitas dan Menjaga

Likuiditas (Studi Kasus pada Unit Simpan Pinjam KUD Tani Wilis Kec

Sendang Kab Tulungagung Periode 2012-2014. Jurnal Administrasi

Bisnis (JAB) Vol. 24 No. 2 Juli 2015.

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2007. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

(PSAK). Jakarta: Salemba Empat.

Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). 2009. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

(PSAK). Jakarta: Karya Utama.

Kieso E. Donald, Jerry J. Weygandt, Terry D. Warfield. 2002. Akuntansi

Intermediate. Jakarta :Erlangga

Mulyadi. 2008. Sistem Akuntansi. Edisi Ke-3, Salemba 4, Jakarta.

Munawir, S. 2004. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.

Nurjannah. 2012. Analisis Tingkat Perputaran Piutang pada PT. Adira Finance

Makasar. Skripsi. Makasar: Universitas Hasanuddin.

Pratiwi Dian Kusuma. 2009. Pengaruh Efektivitas Pengendalian Intern Kas dan

Perputaran Piutang Terhadap Likuiditas Pada Koperasi Pegawai Republik

Indonesia (KPRI) Di Kabupaten Kendal. Skripsi. Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.

Page 82: ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM … · penagihan ataupun pengembalian utang. Menjadikan kualitas piutang mau tidak mau harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah koperasi

Riyatno, Bambang 2007, Dasar- dasar Pembelajaran Perusahaan, Salemba

Empat, Jakarta.

Setiawan Iwan, 2010. Akuntansi Keuangan Menengah (Intermediate accounting),

Bandung: Refika Aditama.

Shim et al. 1999. Manajemen Keuangan, Tangerang: Binarupa Aksara Publisher.

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian. Bandung: Alfabeta.

----------- 2010. Metode Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sutrisno. 2007. Manajemen keuangan. Yogyakarta: Ekonisia.

Syamsuddin, Lukman. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan (Konsep Aplikasi

Dalam Perencanaan Pengawasan, dan Pengambilan Keputusan. Jakarta :

PT. Raja Grafindo Persada.

Tunggal, Amin Widjaja. 1995. Struktur Pengendalian Intern. Jakarta : Rineka

Cipta.

Warren, Carl S., Reeve, James M., Fees, Philip E, 2000. Accounting, Edisike 20,

Cincinnati Ohio, Thomson Learning

Page 83: ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM … · penagihan ataupun pengembalian utang. Menjadikan kualitas piutang mau tidak mau harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah koperasi

KOPERASI MASYARAKAT BUMIPUTERA (KOMAS) TELUKDALAM

N E R A C A

PER 31 DESEMBER 2011

URAIAN AKTIVA 2014

Aktiva Lancar

Kas 723.830.116

Bank 372.628.935

Piutang biasa anggota 11.839.766.834

Piutang deposito anggota 1.070.339.150

Persediaan barang 73.871.500

Total Aktiva Lancar 14.080.436.535

Aktiva Tetap

Tanah 56.892.742

Bangunan 170.224.500

Ak. Penyst bangunan 20.000.000

Inventaris 160.652.387

Ak. Penyst inventaris -10.265.000

Total Aktiva Tetap 397.504.629

TOTAL AKTIVA 14.477.941.164

PASSIVA

Kewajiban

Simpanan sukarela 9.842.103.833

Beban YMH dibayar 39.023.813

Total Kewajiban 9.881.127.646

Kekayaan Bersih

Simpanan pokok 1.109.605.000

Simpanan wajib 1.442.654.139

Simpanan deposito 303.869.996

Dana cadangan 389.592.994

Dana Risiko

SHU tak terbagi 4.707.352

Dana Pembangunan 20.026.391

Dana tak terduga 38.080.056

Kekayaan tanah 20.000.000

Kekayaan bangunan 170.224.500

Kekayaan inventaris 38.600.000

SHU tahun berjalan 1.055.564.292

Total Kekayaan Bersih 4.592.924.720

TOTAL PASSIVA 14.477.941.164

Page 84: ANALISIS EFEKTIFITAS PENGELOLAAN DAN SISTEM … · penagihan ataupun pengembalian utang. Menjadikan kualitas piutang mau tidak mau harus dijaga dan ditingkatkan bila sebuah koperasi

URAIAN

AKTIVA 2011 2012 2013 2014 2015

Aktiva Lancar

Kas 359.304.067 707.646.240 759.941.318 723.830.116 594.072.782

Bank 79.472.216 195.261.344 372.628.935 372.628.935 298.095.684

Piutang biasa

anggota 9.116.694.636 10.591.308.155 11.839.766.834 11.839.766.834 14.822.939.527

Piutang deposito

anggota 1.203.644.380 1.141.094.150 1.070.339.150 1.070.339.150 1.098.539.150

Persediaan barang 16.514.000 59.883.500 73.871.500 73.871.500 700.859.430

Total Aktiva

Lancar 10.775.629.299 12.695.193.389 14.116.547.737 14.080.436.535 17.514.506.573

Aktiva Tetap

Tanah 14.892.742 34.892.742 56.892.742 56.892.742 56.892.742

Bangunan 170.224.500 170.224.500 170.224.500 240.220.500

Ak. Penyst

bangunan 20.000.000 20.000.000 20.000.000 10.000.000

Inventaris 51.264.387 105.777.387 160.652.387 160.652.387 200.853.887

Ak. Penyst

inventaris 5.036.000 -10.265.000 -10.265.000 -13.145.000

Total Aktiva

Tetap 66.157.129 335.930.629 397.504.629 397.504.629 494.822.129

TOTAL AKTIVA 10.841.786.428 13.031.124.018 14.514.052.366 14.477.941.164 18.009.326.702

PASSIVA

Kewajiban

Simpanan sukarela 7.545.409.757 8.667.244.288 9.852.103.833 9.842.103.833 12.172.109.447

Beban YMH

dibayar 11.660.000 39.023.813 39.023.813 46.356.419

Total Kewajiban 7.545.409.757 8.678.904.288 9.891.127.646 9.881.127.646 12.218.465.866

Kekayaan Bersih

Simpanan pokok 575.735.000 1.004.085.000 1.119.605.000 1.109.605.000 1.352.671.459

Simpanan wajib 963.462.000 1.247.136.685 1.442.654.139 1.442.654.139 1.845.334.385

Simpanan deposito 577.145.000 323.142.724 303.869.996 303.869.996 411.870.000

Dana cadangan 111.315.975 232.134.208 389.592.994 389.592.994 675.369.598

Dana Risiko 896.700

SHU tak terbagi 2.785.051 5.531.478 4.707.352 4.707.352 82.651

Dana Pembangunan 1.514.678 -24.485.322 20.026.391 20.026.391 55.426.391

Dana tak terduga 28.485.240 38.080.056 38.080.056 38.080.056 38.080.056

Kekayaan tanah 20.000.000 20.000.000 20.000.000 20.000.000

Kekayaan bangunan 170.224.500 170.224.500 170.224.500 170.224.000

Kekayaan inventaris 38.600.000 38.600.000 38.600.000 38.600.000

SHU tahun berjalan 1.037.046.727 1.287.698.401 1.075.564.292 1.055.564.292 1.182.307.096

Total Kekayaan Bersih

3.297.489.671 4.342.147.730 4.622.924.720 4.592.924.720 5.790.862.336

TOTAL

PASSIVA 10.842.899.428 13.021.052.018 14.514.052.366 14.477.941.164 18.009.326.702