analisis dpr

Upload: wahyu-yuwono

Post on 02-Mar-2018

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/26/2019 Analisis DPR

    1/11

    1

    ANALISIS PENGARUHFIRM SIZE DANEARNINGS TERHADAP

    RASIOLEVERAGE PERUSAHAAN PADAFINANCIAL INDUSTRY,

    CONSUMER GOODS INDUSTRY DAN MISCELLANEOUS

    INDUSTRY DI INDONESIA

    Ferawaty M.*

    Didin Mukodim**

    Abstrak

    Utang perusahaan yang terlalu banyak biasanya menyebabkan perusahaan tersebut

    bangkrut. Banyak faktor yang harus dipertimbangkan oleh perusahaan untuk melakukan

    utang. Sejumlah studi telah mengemukakan bahwa ukuran perusahaan akan

    berpengaruh pada kebijakan utang perusahaan. Pada kenyataannya semakin besar

    perusahaan, maka semakin banyak dana yang digunakan untuk menjalankan operasi

    perusahaan. Salah satu sumbernya adalah utang. Perusahaan dengan keuntungan yang

    tinggi umumnya menggunakan utang dalam jumlah yang relative lebih kecil.

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah firm size dan earnings berpengaruh

    terhadap rasio leverage perusahaan. Dalam penelitian ini total 30 perusahaan masing-

    masing terdiri 10 financial industry, 10 consumer goods industry dan 10 miscelleneous

    industry di Indonesia dipilih sebagai sampel. Analisis data dilakukan dengan

    menggunakan bantuan program komputer SPSS 16.0 dan menggunakan model regresi

    linear sederhana dan berganda.

    Hasil penelitian menunjukan bahwa variabelfirm sizeberpengaruh positif terhadap rasio

    leveragepada financial industry, consumer goods industry dan miscellaneous industry

    di Indonesia, variabel earnings berhubungan terbalik terhadap rasio leverage pada

    financial industry, consumer goods industry dan miscellaneous industry di Indonesiadan variabel-variabelfirm size dan earnings secara bersama-sama berpengaruh terhadap

    rasio leverage pada financial industry, consumer goods industry dan miscellaneous

    industry di Indonesia.Perusahaan akan meningkatkan rasio leverage-nya pada saat

    ukuran perusahaan (firm size) bertambah besar. Sedangkan jika earnings yang

    dihasilkan perusahaan bertambah besar, maka perusahaan akan mengurangi rasio

    leverageperusahaannya.

    Kata Kunci : Firm Size, Earnings, Rasio Leverage, Financial Industry, Consumer

    Goods Industry, Miscelleneous Industry

    Abstract

    Too much debt a company that usually cause the company went bankrupt. Many factors

    must be considered by companies to conduct debt. A number of studies have suggested

    that firm size will affect the company's debt policy. In fact the larger the company, the

    more the funds used to run the company's operations. One source is debt. Companies

    with high returns generally use debt in a relatively smaller amount.

  • 7/26/2019 Analisis DPR

    2/11

    2

    This study aims to determine whether firm size and earnings affect the company's

    leverage ratio. In this study a total of 30 companies each comprising 10 financial

    industries, 10 consumer goods industry and 10 miscelleneous industry in Indonesia was

    selected as a sample. Data analysis was performed using SPSS 16.0 computer program

    and using simple linear regression model and regression.

    The result showed that the variables firm size positive influence on financial leverage

    ratio of industry, consumer goods industries and miscellaneous industries at Indonesia,

    the variable is inversely related to the ratio of earnings leverage in the financial

    industry, consumer goods industries and miscellaneous industries at Indonesia and firm

    size variables and earnings are jointly affect the leverage ratio in the financial industry,

    industrial and miscellaneous consumer goods industry in Indonesia. The company will

    increase its leverage ratio at the time of firm size (firm size) grow large. Whereas if the

    company generated earnings grew, the company will reduce the company's leverage

    ratio.

    Keywords: Firm Size, Earnings, Leverage Ratio, Financial Industry, Consumer GoodsIndustry, Industry Miscelleneous

    _____________________________________________________________________

    *[email protected]

    **[email protected]

    PENDAHULUAN

    Utang memang merupakan alternatif pendanaan perusahaan yang dapat dibilang murah,

    bila dibandingkan dengan penerbitan saham yang memerlukan banyak biaya dan halyang harus dilakukan. Biarpun begitu, bukan berarti berutang tidak menimbulkan

    masalah. Utang yang terlalu besar bias menyebabkan perusahaan bangkrut. Bila ini

    terjadi, bank atau kreditur akan mendatangi perusahaan Anda untuk meminta

    restrukturisasi utang ataupun mengambil alih perusahaan Anda.

    Budaya utang sebenarnya merupakan budaya yang indah bila semua hal berjalan

    dengan lancar. Si pengutang dan pemberi utang dapat membentuk suatu simbiosis

    (kerjasama) mutualisme, dimana keduanya merasa saling diuntungkan. Namun saat

    krisis ekonomi melanda negara ini, simbiosis ini mulai terganggu jalannya. Sektor

    perbankan (si pemberi utang) ikut terkena imbasnya. Turunnya nilai tukar rupiah

    terhadap dolar AS yang sangat tajam, menyebabkan utang (dan bunga) yang harus

    dilunasi oleh pengutang membengkak. Saat masa utang berakhir, para pengutangtersebut banyak yang tidak sanggup membayar utang-utangnya kepada pihak ke tiga

    baik di dalam maupun luar negeri sehingga banyak utang yang macet.

    Sehingga ketika terjadi krisis ekonomi, usaha besar-raksasa yang hampir seluruh

    komponen tubuhnya, di atas kertas adalah utang, menjadi sangat terbebani. Penggunaan

    utang sebagai sumber pendanaan bagi perusahaan dapat digunakan untuk mengangkat

    kinerja perusahaan tersebut. Hal inilah yang disebut sebagaifinancial leverage.

  • 7/26/2019 Analisis DPR

    3/11

    3

    Namun perlu dicatat bahwa financial leverage mirip pisau bermata dua. Selain

    meningkatkan pengembalian bagi investor, juga meningkatkan resiko keuangan

    (financial risk) perusahaan. Hal ini terjadi karena perusahaan akan terbebani bunga

    pinjaman yang pada akhirnya dapat membebani laba bersih dan arus kas perusahaan.

    Dan jika utang semakin bertambah, para kreditor (yang meminjamkan) akan

    menerapkan tingkat bunga yang lebih tinggi lagi untuk mengkompensasi naiknya resikokeuangan. Untuk mengetahui seberapa besar perusahaan memiliki financial risk, kita

    dapat menggunakan ukuran Debt to Equity Ratioyang membagi jumlah utang dengan

    ekuitas pemilik.

    Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan

    kemakmuran pemilik atau pemegang saham (Brigham, 1999). Salah satu faktor yang

    mempengaruhi peningkatan nilai perusahaan adalah kebijakan dalam pemilihan sumber

    dana. Sumber pendanaan dapat diperoleh dari dalam maupun dari luar perusahaan.

    Dalam memilih sumber pendanaan terdapat dua kerangka teori yang mendasari yaitu :

    Balance Theorydan Pecking Order Theory.

    Keputusan pendanaan dengan balance theory adalah pendanaan berdasarkan strukturmodal yang optimal, yaitu struktur modal dengan menyeimbangkan keuntungan dari

    penghematan pajak atas penggunaan utang terhadap biaya kebangkrutan (Myers,

    1984;Baskin, 1989). Sedangkan pecking order theory merupakan teori yang

    menjelaskan bahwa pendanaan didasarkan pada urutan pendanaan yang memiliki resiko

    terkecil, yaitu pertama laba ditahan, kemudian utang dan yang terakhir penerbitan

    ekuitas.

    Struktur modal suatu perusahaan adalah kombinasi antara utang dan modal sendiri.

    Modal sendiri dapat bersumber dari laba ditahan, dimana laba ditahan merupakan laba

    perusahaan yang tidak dibagikan / ditahan. Sedangkan laba perusahaan yang dibagikan

    adalah dalam bentuk dividen. Jika dividen sudah dibagikan perusahaan akan melakukan

    utang (Leverage). Kebijakan dividen menyangkut keputusan untuk membagikan labaatau menahannya guna diinvestasikan kembali dalam perusahaan. Apabila dividen yang

    dibayarkan secara tunai meningkat, maka semakin sedikit dana yang tersedia untuk

    reinvestasi. Hal ini menyebabkan tingkat pertumbuhan masa mendatang rendah dan

    akan menekan harga saham. Baskin (1989) menyatakan bahwa pembayaran dividen

    yang besar pada periode yang lalu akan meningkatkan kebutuhan kas di masa yang akan

    datang. Meningkatnya kebutuhan kas mendorong dilakukannya peminjaman yang lebih

    besar dan mengarah pada rasio leverageyang lebih tinggi.

    Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini bertujuan :

    1.

    Untuk mengetahui ukuran perusahaan (firm size) berpengaruh terhadap rasio

    leverage perusahaan pada financial industry, Consumer Goods Industry dan

    Miscellaneous Industrydi Indonesia.

    2. Untuk mengetahui earnings berpengaruh terhadap rasio leverage perusahaan pada

    financial industry, Consumer Goods IndustrydanMiscellaneous Industrydi Indonesia.

    3. Untuk mengetahuifirm size dan earningsberpengaruh secara bersama-sama terhadap

    rasio leverage perusahaan pada financial industry, Consumer Goods Industry dan

    Miscellaneous Industrydi Indonesia.

  • 7/26/2019 Analisis DPR

    4/11

    4

    TINJAUAN PUSTAKA

    Ekuitas atau modal sendiri adalah kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan yang dapat

    berasal dari laba ditahan, saham biasa dan saham preferen. Ekuitas pemilik atau modal

    merupakan selisih antara jumlah aktiva dan kewajiban. Perseroan sekarang ini, dapat

    menghimpun suatu sumber daya yang besar dari luar untuk membiayai perusahaannya.Sumber daya itu diserahkan kepada perseroan oleh para pemiliknya, dimana mereka

    akan memperoleh suatu tingkat pengembalian (rate of return). Sebagai ganti dari

    sumber daya tersebut, perseroan menerbitkan sertifikat saham (stock certificates) yang

    membuktikan hak kepemilikan.

    Utang merupakan sumber dana yang mempunyai jangka waktu tertentu. Utang terbagi

    dalam utang jangka pendek dan utang jangka panjang. Perusahaan sering meminjam

    uang dalam jangka pendek untuk tujuan operasi, bukan untuk pembelian bahan baku

    atau barang dagangan yang berkaitan dengan utang usaha (dagang). Secara kolektif,

    kewajiban-kewajiban ini dapat disebut utang jangka pendek. Pembiayaan dengan utang

    jangka panjang oleh suatu perusahaan diselenggarakan baik dengan menerbitkan

    instrumen utang jangka panjang (biasanya obligasi atau wesel), maupun dengan menjualsaham tambahan. Selain obligasi, klasifikasi utang jangka panjang meliputi hipotek,

    leasing, dan pensiun.

    Menurut Coyle (2000 : 3) utang modal terdiri dari dua jenis sumber, yaitu pinjaman

    bank dan produk-produknya, serta institutional investor yang menginvestasikan

    dananya pada debt securities, seperti bonds dan commercial paper. Utang modal

    mempunyai dua manfaat yang terpenting bagi perusahaan yang membutuhkan internal

    financing untuk mengembangkan usahanya, yaitu mengenai biaya dan fleksibilitasnya.

    Perusahaan keuangan (seperti bank dan perusahaan pembiayaan) adalah contoh

    perusahaan yang mempunyai rasio utang yang cukup tinggi. Apabila perusahaan

    berbentuk limited liability company, maka kemungkinan terjadinya debt agency

    problemsakan lebih besar (Husnan, 2001).Menurut Coyle (2000 : 40) untuk mengukur leveragekeuangan ada dua metode, yaitu :

    Metode 1 : Metode 2 :

    G = D x 100% G = D x 100%

    E D + E

    Keterangan :

    G = leverage dalam persentase ; D = utang ( short dan long term ) ;

    E = modal sendiri

    Penulis akan menggunakan metode 2 dalam penelitian.

    Perusahaan menggunakan operating dan financial leverage agar keuntungan yang

    diperoleh lebih besar daripada biaya assetsdan sumber dananya, dengan demikian akan

    meningkatkan keuntungan pemegang saham. Sebaliknya leverage juga meningkatkan

  • 7/26/2019 Analisis DPR

    5/11

    5

    variabilitas (resiko) keuntungan, karena jika perusahaan ternyata mendapatkan

    keuntungan yang lebih rendah dari biaya tetapnya maka penggunaan leverage akan

    menurunkan keuntungan pemegang saham. Konsep leverage tersebut sangat penting

    terutama untuk menunjukkan kepada analis keuangan dalam melihat tradeoff antara

    resiko dan tingkat keuntungan dari berbagai tipe keputusan keuangan (Sartono, 1990).

    METODE PENELITIAN

    Pada tahap ini Obyek penelitian yang digunakan oleh penulis adalah laporan keuangan

    perusahaan yang bergerak dibidang financial industry, Consumer Goods Industry dan

    Miscellaneous Industrydi Indonesia yang melakukan listing di Bursa Efek Internasional

    sebelum atau sejak tahun 1993. Penulis membatasi penelitian ini pada laporan data

    perusahaan dari tahun 1993 sampai dengan tahun 2007. Metode pengumpulan data

    dalam penelitian ini berupa hasil pengamatan terhadap total asset, ooperating income,

    debt dan equity pada laporan keuangan perusahaan pada financial industry, consumer

    goods industrydanMiscellaneous Industry di Indonesia.

    Penelitian ini dipandang sebagai suatu studi statistik, karena penulis ingin mengetahui

    apakah ukuran perusahaan (firm size) dan earningsberpengaruh terhadap rasio leverage

    perusahaan pada financial industry, consumer goods industry dan miscellaneous

    industry di Indonesia dengan menggunakan perhitungan secara statistik.

    Jenis data yang dikumpulkan yang sangat menunjang penelitian ini adalah data

    sekunder yang berasal dari berbagai publikasi yang memuat informasi yang relevan

    dengan penelitian ini, yaitu berupa laporan keuangan perusahaan pada financial

    industry, consumer goods industry dan miscellaneous industry di Indonesi yang berupa

    neraca dan laporan laba rugi. Melalui neraca dan laporan laba rugi tersebut penulis

    mengambil data mengenai total aset, operating income, debt dan equity. Data laporan

    keuangan dapat dilihat pada lampiran data-data perusahaan.Pemilihan sample dilakukan dengan metode purposive sampling dengan tipe judgment

    sampling, yaitu pemilihaan sampel dengan mendasarkan pada pertimbangan dan kriteria

    tertentu (Cooper dan Schindler, 2003). Kriteria yang digunakan adalah perusahaan-

    perusahaan pada financial industry, consumer goods industry dan miscellaneous

    industry di Indonesia yang terdaftar dan aktif diperdagangkan di BEI selama tahun

    1993-2007, perusahaan memiliki laporan keuangan selama periode penelitian serta

    memiliki data keuangan yang lain yang berkaitan dengan pengukuran variabel lain yang

    digunakan dalam penelitian ini. Sedangkan jumlah perusahaan dibatasi jumlahnya oleh

    penulis, yaitu 10 perusahaan pada masing-masing industri. Sehingga total perusahaan

    yang menjadi sampel penelitian hanya sebesar 30 perusahaan.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Sebelum dilakukan analisis, terlebih dahulu dideskripsikan mengenai variabel penelitian

    ini. Financial Industry pada dasarnya terdiri dari perusahaan-perusahaan yang

    merupakan lembaga keuangan. Kekayaan utama perusahaan dalam industri ini lebih

    berupa aset keuangan atau tagihan (claims) dibandingkan aset nonfinansial atau aset riil.

  • 7/26/2019 Analisis DPR

    6/11

    6

    Setiap perusahaan dalam industri ini menawarkan jasa atau produk keuangan, seperti

    tabungan, giro, polis asuransi, reksa dana, penyedian sistem pembayaran, mekanisme

    transfer dana, dan lain-lain. Financial industry terdiri dari Bank, financial institution,

    perusahaan sekuritas, asuransi, investment fund, dan lain-lain.

    Consumer goods industry terdiri dari berbagai industri, seperti industri food danbeverages, tembakau, farmasi, kosmetik dan household, alat-alat rumah tangga, dan

    lain-lain. Produk-produk yang dihasilkan dalam industri consumer goods merupakan

    produk kebutuhan sehari-hari dan rumah tangga, seperti makanan, minuman, obat-

    obatan, dan lain-lain.

    Miscellaneous industryterdiri dari industri alat-alat berat dan mesin, industri komponen

    dan otomotif, tekstil dan garmen,footwear, kabel, elektronik, dan lain-lain.

    Penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas dan satu variabel tidak bebas. Kedua

    variabel bebas tersebut adalah sizeperusahaan dan earnings. Sedangkan variabel tidak

    bebasnya adalah rasio leverageperusahaan.

    Tabel 4.5

    Hasil Deskriptif Size

    PeriodeIndustri

    I II III

    Total 2,45E6 5,53E6 9,82E6

    (5311841,490) (1,139E7) (1,858E7)

    Financial 4,79E6 1,17E7 2,08E7

    (6881119,950) (1,636E7) (2,471E7)

    Consumer Goods 7,58E5 1,93E6 3,48E6

    (1157692,625) (3266921,030) (6156124,620)

    Miscellaneous 1,79E6 2,98E6 5,19E6

    (5306056,316) (7566932,736) (1,468E7)

    Sumber : Hasil Perhitungan SPSS

    Keterangan : ( ) standard deviasi

    Tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa setiap periodenya yaitu mulai dari tahun 1993

    sampai dengan tahun 2007, ukuran perusahaan-perusahaan pada industri miscellaneous,

    keuangan dan consumer goods mengalami peningkatan. Secara keseluruhan dapat

    dilihat bahwa industri keuangan mempunyai ukuran perusahaan yang terbesar bila

    dibandingkan dua industri lainnya. Hal tersebut dimungkinkan meningkatnya

    kepercayaan masyarakat pada produk-produk industri keuangan, seperti tabungan dan

    asuransi.

  • 7/26/2019 Analisis DPR

    7/11

    7

    Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat bahwa industri keuangan memberikan kontribusi

    terbesar terhadap earnings total industri pada periode kedua. Industri tersebut

    mengalami penurunan yang drastis terhadap earnigsnya. Sehingga earnings dari total

    industri yang ada juga mengalami penurunan. Bila kita perhatikan bahwa pada tabel 4.6,

    ukuran perusahaan yang terbesar adalah industri keuangan dan mengalami peningkatan

    pada periode kedua. Tetapi justru pada periode tersebut earnings industri keuanganmengalami penurunan. Hal tersebut mungkin disebabkan pada periode kedua, yaitu

    tahun 1998-2002, industri terkena dampak dari krisis ekonomi tahun 1998.

    Berdasarkan tabel 4.7 leverage masing-masing industri dan total industri mengalami

    grafik yang naik-turun. Pada periode kedua, seluruh industri menaikkan rasio

    leveragenya. Dengan kata lain perusahaan-perusahaan pada masing-masing industri di

    atas lebih memilih melakukan pendanaan secara eksternal, yaitu melalui utang.

    Mungkin juga pada periode tersebut banyak perusahaan yang lebih memilih

    membagikan laba perusahaannya kepada masing-masing pemegang saham dalam

    bentuk deviden. Sedangkan pada periode ketiga, perusahaan-perusahaan melakukan

    pengurangan rasio leveragenya dan lebih memilih melakukan pendanaan secara internal

    dari hasil labanya yang tidak dibagikan (retained earnings) atau melalui penerbitansahamnya (pendanaan secara eksternal).

    Tabel 4.6

    Hasil DeskriptifEarnings

    PeriodeIndustri

    I II III

    Total 1,07E5 -1,90E5 5,82E5

    (265257,120) (2714694,175) (1274690,354)Financial 6,49E4 -1,32E6 5,34E5

    (92273,257) (4367279,280) (870180,496)

    Cnsumer Goods 1,24E5 4,77E5 6,42E5

    (254608,959) (919535,288) (984027,937)

    Miscellaneous 1,33E5 2,70E5 5,71E5

    (371257,341) (723641,397) (1791410,389)

    Sumber : Hasil Perhitungan SPSS

    Keterangan : ( ) standard deviasi

  • 7/26/2019 Analisis DPR

    8/11

    8

    Tabel 4.7

    Hasil Deskriptif Leverage

    PeriodeIndustri

    I II III

    Total 0.62816 0,71099 0,55688

    (0.323554) (0.423109) (0.255396)

    Financial 0.70141 0.88673 0.65887

    (0.288056) (0.525984) (0.259080)

    Consumer Goods 0.60848 0.59126 0.42289

    (0.416607) (0.353858) (0.165973)

    Miscellaneous 0.57459 0.65498 0.58888

    (0.230214) (0.305212) (0.271470)

    Sumber : Hasil Perhitungan SPS

    Keterangan : ( ) standard deviasi

    Analisis yang digunakan yang pertama adalah Analisis regresi linear sederhana, ini

    dilakukan untuk mengetahui pengaruh variable independen X terhadap varibel

    independen Y pada financial Industry, consumer goods industry dan miscellaneous

    industry.

    Fungsi persamaan sebagai berikut :

    Y = a + bX

    Dimana : Y = Rasio Leverage Perusahaan ; a = Konstanta ; X = Firm Size / Earnings ;

    b = Koefisien regresi antara X dan Y

    Analisis yang kedua dengan menggunakan analisis linear berganda, analisis data ini

    dilakukan untuk mengetahui apakan variable-variabel independen secara keseluruhan

    mempunyai pengaruh yang signifikan atau tidak terhadap rasio leverage perusahaan

    padafinancial industry, consumer goods industry dan miscellaneous industry.

    Fungsi persamaan sebagai berikut :

    Y = a + b1.X1 +b2.X2

    Dimana : Y = RasioLeverage Perusahaan ; a = Konstanta ; X1 = Firm Size ; X2 =Earnings ;b1= Koefisien regresi antara X1dan Y ; b2 = Koefisien regresi antara X2

    dan Y

  • 7/26/2019 Analisis DPR

    9/11

    9

    Selanjutnya analisis data dilakukan dengan menggunakan bantuan program komputer

    SPSS Versi 16.0 sebagai alat untuk meregresikan model yang telah dirumuskan di atas.

    Uji Normalitas

    Tujuan pengujian normalitas adalah untuk mengetahui apakah dalam sebuah model

    regresi, variabel dependen, variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi

    normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati

    normal. Untuk menentukan apakah data sampel berdistribusi normal, dapat digunakan

    Kurva Normal sebagai Uji Normalitas.

    Berdasarkan Gambar 4.1, diketahui bahwa data yang ada menyebar di sekitar garis

    diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model

    regresi yang digunakan penulis memenuhi asumsi normalitas.

    Pada gambar 4.1 terlihat bahwa data membentuk pola linier sehingga konsisten dengan

    distribusi normal.

    0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

    Observed Cum Prob

    0.0

    0.2

    0.4

    0.6

    0.8

    1.0

    ExpectedCumP

    rob

    Dependent Variable: LEVERAGE

    Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

    Sumber : Hasil Perhitungan SPSS

    Gambar 4.1

    Normalitas Probability Plot

    Dari hasil analisis yang telah dilakukan, maka hasil penelitian yang diperoleh adalah

    sebagai berikut :

    1. Hasil penelitian membuktikan bahwa ukuran perusahaan (firm size)

    mempunyai pengaruh positif signifikan dengan rasio leverageperusahaan padafinancial industry dan consumer goods industry sedangkan pada miscellaneous

    industry tidak berpengaruh. Dari kedua industri tersebut membuktikan bahwa

    ada kecenderungan perusahaan-perusahaan di Indonesia yang mempunyai

    ukuran perusahaan (firm size) besar atau stabil akan menggunakan sumber

    dananya dari utang. Semakin besar ukuran perusahaan, semakin besar

    kemungkinan perusahaan untuk menggunakan pendanaan melalui utang. Dari

    hasil deskriptif diketahui bahwa financial industry mempunyai ukuran

  • 7/26/2019 Analisis DPR

    10/11

    10

    perusahaan yang lebih besar bila dibandingkan dengan dua industri lainnya

    (consumer goods dan miscellaneous).

    2. Variabelearningsdalam hasil penelitian ini mempunyai pengaruh yang negatif

    signifikan terhadap leverage pada financial industry dan consumer goods

    industry sedangkan pada miscellaneous industry tidak berpengaru,. Hasilpengujian ini menunjukkan perusahaan-perusahaan dalam financial industry

    dan consumer goods di Indonesia yang memiliki earnings yang tinggi

    cenderung dalam mendanai perusahaan, berperilaku pecking order dalam

    menentukan kebijakan sumber pendanaan dengan urutan resiko yaitu laba

    ditahan, diikuti utang dan terakhir penerbitan ekuitas. Berdasarkan hasil

    deskriptif juga didapatkan bahwa pada financial industry ketika sekitar tahun

    1998-2002, banyak perusahaan yang mengalami penurunan dalam penerimaan

    earningsnya. Hal ini dimungkinkan karena dampak krisis ekonomi yang

    terjadi.

    3. Hasil penelitian ini menunjukkan variabel firm size dan earnings mempunyai

    pengaruh yang signifikan secara bersama-sama terhadap rasio leverage

    perusahaan pada financial industry, consumer goodsindustry danmiscellaneous industry di Indonesia. Hasil penelitian ini konsisten dengan

    penelitian yang telah dilakukan oleh Homaifar (1994) bahwa firm size dan

    earnings mempengaruhi rasio leverage secara signifikan.

    KESIMPULAN

    Berdasarkan analisa pada bab-bab sebelumnya, maka pada bagian akhir dari penelitian

    ini dapat disimpulkan sebagai berikut :

    1. Hasil penelitian membuktikan bahwa ukuran perusahaan (firm size) mempunyai

    pengaruh positif signifikan terhadap rasio leverage perusahaan pada financial

    industry danconsumer goods industry sedangkan pada miscellaneous industrytidak berpengaruh.

    2. Variable earningsdalam hasil penelitin ini mempunyai pengaruh yang negative

    signifikan terhadap leverage pada financial industry dan consumer goods

    industry sedangkan pada miscellaneous industry tidak berpengaruh.

    3. Hasil penelitian ini menunjukkan variabel firm size dan earnings mempunyai

    pengaruh yang signifikan secara bersama-sama terhadap rasio leverage

    perusahaan pada financial industry dan consumer goods industry dan

    miscellaneous industry di Indonesia.

    DAFTAR PUSTAKA

    Brigham, E. F. 1999. Intermediate Financial Management, Edisi 6, New York : The

    Dryden Press.

    Brigham, E. F., Joel F. Houston 2001. Manajemen Keuangan, Edisi 8, Buku 2, Alih

    Bahasa : Herman Widodo, Jakarta : Erlangga.

    Brigham, E. F., Phillip R. Daves 2003. Intermediate Financial Management, Edisi 8,

    International Edition, South-western : Thomson.

    Gujarati, D. N. 1995.Basic Econometrics, Edisi ke-3, New York : McGraw-Hill.

  • 7/26/2019 Analisis DPR

    11/11

    11

    Hartono, 2008. SPSS 16.0 Analisis Data Statistika dan Penelitian, Yogyakarta : Pustaka

    Pelajar.

    Husnan, S., 1996. Teori dan Penerapan (Kepuatusan Jangka Panjang), edisi ke-4,

    Yogyakarta : BPFE.

    Husnan, S., 2001. Corporate Governance dan Keputusan Pendanaan : Perbandingan

    Kinerja Perusahaan dengan Pemegang Saham Pengendali PerusahaanMultinasional dan Bukan Multinasional, Jurnal Riset Akuntansi, Manajemen,

    Ekonomi, Februari Vol.1, 1-12.

    Sartono, A., 1990. Manajemen Keuangan : Teori dan Aplikasi, Yogyakarta : BPFE.

    Sawir, A., 2004. Kebijakan Pendanaan dan Restrukturisasi Perusahaan, Jakarta : PT

    Gramedia.

    Siamat, D., 2001. Manajemen Lembaga Keuangan, Edisi ke-3, Jakarta : Lembaga

    Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

    Sulistianingsih, H., 2001. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Sumber

    Pendanaan, Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen, September Vol.1, 28-39.

    Stanislaus, U., 2009. Pedoman Analisa Data dengan SPSS, Yogyakarta : Graha Ilmu.

    Yuniningsih, 2002. Interdependensi antara Kebijakan Dividend Payout Ratio,Financial Leverage, dan Investasi pada Perusahaan Manufaktur yang Listed

    di Bursa Efek Jakarta, Jurnal Bisnis dan Ekonomi, September Vol. 9 164-182.