analisis deskriptif pesan dakwah dalam buku...
TRANSCRIPT
ANALISIS DESKRIPTIF PESAN DAKWAH
DALAM BUKU PERCEPATAN REZEKI
DALAM 40 HARI DENGAN OTAK KANAN
KARYA IPPHO SANTOSA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)
Oleh
MUHAMMAD MAGHFURIN
NIM 11713010
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM (KPI)
FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2017
iii
ANALISIS DESKRIPTIF PESAN DAKWAH
DALAM BUKU PERCEPATAN REZEKI
DALAM 40 HARI DENGAN OTAK KANAN
KARYA IPPHO SANTOSA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)
Oleh
MUHAMMAD MAGHFURIN
NIM 11713010
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM (KPI)
FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2017
iv
v
vi
vii
MOTTO
لذينٱشيخ ول ية فهم خل من تركوا لو ٱيتقوا فل هم علي خافوا ف اضع ذر لليقولوا ول ٩سديد ال قو
Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya
meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang
mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu,
hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka
berbicara dengan tutur kata yang benar.
(QS. An-Nisa: 9)
viii
PERSEMBAHAN
Dengan segenap rasa syukur kepada Allah SWT dan segenap ketulusan
hati, skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Orang tua penulis, Abah H. Muhammad Sa’idun serta Ibu Hj. Siti Asfiyah
atas segala pengorbanan, kasih sayang serta doanya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik dan lancar. Semoga Allah
SWT selalu melimpahkan rahmat, kasih sayang, serta kesehatan bagi
beliau berdua.
2. Kakak-kakak dan adik-adik tercinta beserta seluruh kerabat.
3. Seluruh guru di lembaga dan instansi pendidikan tempat penulis menimba
ilmu, semoga keberkahan hidup menyertai mereka.
4. Ibu Dra. Maryatin, M. Pd., yang telah membantu mulai saya dari awal
masuk kuliah hingga akhir.
5. Bapak Dr. Mukti Ali, M. Hum., yang telah memberikan banyak kemudahan
hingga akhir.
6. Bapak Utsman, Bapak Hidayatullah Daha dan Ibu Juariyah, Bapak
Sujatmika Dwi Atmaja yang telah mengikhlaskan tempat singgah selama
studi di Salatiga.
7. Calon mertuaku, Ibu Siti Fatimah dan Bapak Shofwan yang telah
mendorong penulis agar segera menyelesaikan skripsi ini.
8. Calon pendamping hidupku, Khoirun Ni’mah, A.H., S. Th. I. yang tiada
henti dengan tulus memberikan motivasi dan bantuan hingga sampai
skripsi ini dapat terselesaikan.
ix
9. Sahabat-sahabatku: Aswad Ad-Dualy Ali Hummad, A.H., S.E., Sy.,
Suyadi, Ahmad Fikri Sabiq, A.H., S.Pd. I, Tri Wahyono, S.E., Luqman
Hakim, S. Sy., Muhammad Sarifudin, S. Ag., Abdul Ckamim, S. Pd., Nur
Afandi.
10. Teman-teman UKM, organisasi intra kampus maupun ekstra kampus yang
telah memberikan kesempatan untuk berproses dalam suatu wadah
organisasi sehingga bisa menjadi bekal nanti.
11. Teman dan sahabat selama studi di IAIN Salatiga, terkhusus angkatan 2013
serta semua rekan yang mendukung dan memberikan kontribusi yang
berarti bagi proses studi penulis selama ini.
12. Teman seperjuanganku Suyadi yang tiada henti memberikan saran dan
motivasi.
13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu demi satu.
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam, atas limpahan
rahmat, kasih sayang, dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi yang berjudul “Analisis Deskriptif Pesan Dakwah Dalam
Buku Percepatan Rezeki Dalam 40 Hari Dengan Otak Kanan Karya Ippho
Santosa” ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada sebaik-
baik teladan sepanjang jaman Rasulullah Muhammad SAW, berikut keluarga,
sahabat, dan para pengikut setia ajarannya (baca: sunnah) hingga akhir zaman.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat wajib untuk mendapatkan gelar
Sarjana Sosial (S. Sos) di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Penulis
menyadari bahwa kemampuan yang penulis miliki sangatlah terbatas, sehingga
dalam proses penulisan skripsi ini tentu tak lepas dari kontribusi berbagai pihak,
baik dalam bentuk motivasi, masukan, arahan, serta bimbingan, sehingga skripsi
ini dapat terselesaikan. Oleh sebab itu, pada kesempatan yang baik ini dengan
segala kerendahan hati ijinkanlah penulis menyampaikan banyak terimakasih
kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Dr. Mukti Ali, M.Hum. selaku Dekan Fakultas Dakwah IAIN Salatiga
sekaligus Pembimbing Akademik penulis.
3. Ibu Dra. Maryatin, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran
Islam (KPI) IAIN Salatiga sekaligus dosen Pembimbing skripsi penulis.
xi
4. Bapak Rasimin, Pak Rifqi Aulia Erlangga, Bu Muna Erawati, Bu Eva Palupi,
Pak Reza Ahmadiansah, Pak Bahroni, Pak Agus Ahmad Su’aidi, Bapak Agus
Hermawan, Bapak Yusuf Khumaini, Bapak Badwan, Pak Fakhruddin Yusuf,
Pak Wahid, Bu Tatik, Pak Amin, Bu Alfi, Pak Badruzzaman, Pak Razikan, Pak
Tris, Pak Yahya, Pak Itmam, Pak Badrodin.
5. Bapak Dr. Adang Kuswaya, Bu Dewi Roro, Bapak Juz’an, Bapak Ari
Setiawan, Bapak Jaka Siswanta.
6. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
dapat penulis sebutkan satu demi satu.
Terimaksih atas segala bantuan dan doanya. Demikian ungkapan rasa
terimakasih yang bisa penulis sampaikan, mohon maaf jika ada nama yang tidak
bisa tercantumkan. Teriring doa, semoga Allah SWT senantiasa memberikan
balasan yang lebih baik dan berlipat ganda.
xii
Penulis berharap, semoga skripsi ini bisa memberikan banyak manfaat,
khususnya bagi penulis pribadi terlebih bagi khalayak umum. Penulis menyadari
bahwa skripsi ini jauh dari sempurna disebabkan oleh terbatasnya pengetahuan
dan kemampuan penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun
sangat penulis harapkan demi perbaikan di masa yang akan datang.
Salatiga, 02 Mei 2017
Penulis,
xiii
ABSTRAK
Maghfurin, Muhammad. 2017. “Analisis Deskriptif Pesan Dakwah Dalam Buku
Percepatan Rezeki Dalam 40 Hari Dengan Otak Kanan Karya Ippho
Santosa”. Skripsi. Fakultas Dakwah. Jurusan Komunikasi dan Penyiaran
Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra.
Maryatin, M.Pd.
Kata Kunci: Analisis Deskriptif, Pesan Dakwah, dan Buku.
Dakwah merupakan salah satu aktifitas paling penting dalam penyebaran
ajaran Islam. Aktifitas ini tidak hanya berlaku bagi seorang kiai atau ustadz saja,
namun berlaku bagi setiap muslim. Dakwah bisa dilakukan dengan berbagai cara,
salah satunya adalah melalui tulisan. Ippho Santosa merupakan seorang motivator,
pengusaha, dan juga penulis yang tidak memiliki latar pendidikan agama secara
khusus namun ia mampu menyisipkan pesan-pesan dakwah yang dikemas dengan
menarik di dalam bukunya. Hal inilah yang melatarbelakangi penulis untuk
mengkaji buku Percepatan Rezeki Dalam 40 Hari Dengan Otak Kanan karya
Ippho Santosa ini, dengan analisis; (1) Apa isi pesan dakwah yang terkandung
dalam buku Percepatan Rezeki Dalam 40 Hari Dengan Otak Kanan? (2) Apa
pesan dakwah yang paling dominan dalam buku Percepatan Rezeki Dalam 40
Hari Dengan Otak Kanan?
Metode yang digunakan penulis yaitu pendekatan kualitatif dengan
menggunakan teknik analisa deskriptif yang seringkali digunakan untuk mengkaji
pesan-pesan dakwah. Penulis menganalisa pesan-pesan dakwah di setiap paragraf
yang terdiri dari 7 bab dengan menggunakan teknik observasi (pengamatan).
Berdasarkan data dari hasil penelitian menunjukkan bahwa di dalam buku
Percepatan Rezeki Dalam 40 Hari Dengan Otak Kanan terdapat banyak pesan
dakwah antara lain: pesan akidah, pesan syariah, dan pesan akhlak yang berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari. Adapun pesan dakwah yang paling dominan dalam
buku Percepatan Rezeki Dalam 40 Hari Dengan Otak Kanan yang pertama
adalah akidah (keyakinan) karena di dalam buku ini ditekankan akan kekuasaan
Allah Yang Maha Kaya, pesan yang kedua adalah pesan syariah, dan yang
terakhir adalah pesan akhlak.
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR BERLOGO ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING iv
PENGESAHAN KELULUSAN v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN vi
MOTTO vii
PERSEMBAHAN vii
KATA PENGANTAR viii
ABSTRAK viii
DAFTAR ISI viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan Penelitian 3
D. Manfaat Penelitian 3
E. Penegasan Istilah 5
F. Metode Penelitian 8
G. Tinjauan Pustaka 12
G. Sistematika Penulisan 14
xv
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Dakwah 16
B. Unsur-unsur Dakwah 18
C. Tujuan Dakwah 22
D. Macam-macam Dakwah 23
E. Macam-macam Pesan Dakwah 24
F. Dakwah Melalui Buku 26
BAB III DESKRIPSI PEMIKIRAN IPPHO SANTOSA
A. Biografi Penulis 27
B. Sistematika Penulisan Buku Percepatan Rezeki Dalam
40 Hari Dengan Otak Kanan 30
C. Sinopsis Buku Percepatan Rezeki Dalam 40 Hari
Dengan Otak Kanan 34
BAB IV ANALISIS PESAN DAKWAH DALAM BUKU PERCEPATAN
REZEKI DALAM 40 HARI DENGAN OTAK KANAN
A. Pesan-pesan Dakwah Dalam Buku Percepatan Rezeki
Dalam 40 Hari Dengan Otak Kanan Karya
Ippho Santosa 36
B. Pesan Dakwah Yang Paling Dominan Dalam Buku Percepatan
Rezeki Dalam 40 Hari Dengan Otak Kanan 67
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 70
B. Saran 71
xvi
DAFTAR PUSTAKA 72
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP PENULIS
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dakwah merupakan aktifitas yang paling penting dalam penyebaran
ajaran Islam. Menurut Toha Yahya Omar (Amin, 2009: 3), dakwah diartikan
dengan “mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar
sesuai dengan perintah Tuhan, untuk keselamatan dan kebahagiaan mereka di
dunia dan akhirat”.
Aktifitas dakwah telah ada sejak masa Rasulullah saw. cara berdakwah
Rasulullah saat itu dimulai dari kerabat dekat dengan cara sembunyi-sembunyi,
kemudian berkembang dengan cara terang-terangan kepada seluruh masyarakat
Arab dan tersebarlah Islam ke seluruh penjuru dunia. Dakwah wajib
disampaikan oleh setiap orang mukallaf, tidak hanya dibebankan kepada
seorang kiai atau ustadz saja. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Ali Imran:
104:
نكم تكنول ل ٱعونإليد أمةم ي وي ن مع ل ٱمرونبوأ ئكهموأول منكر ل ٱنعنهو روف
لحونمف ل ٱ
Artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma´ruf dan
mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.”
Perintah kepada yang ma’ruf dan mencegah kepada munkar dapat
dilakukan dengan berdakwah. Dakwah juga tidak hanya dilakukan melalui
ceramah saja, namun juga bisa dilakukan dengan cara yang lain, salah satunya
2
adalah melalui tulisan. Melalui tulisan, pesan dakwah bisa menjangkau orang-
orang sibuk yang tidak bisa menghadiri dakwah secara lisan atau ceramah.
Melalui tulisan juga, pesan dakwah bisa bertahan lebih lama dan abadi, meski
orang yang menyampaikan pesan dakwah tersebut telah tiada.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi pendorong
utama berkembangnya dakwah dengan media tulisan atau buku. Dalam
membuat sebuah karya, seorang penulis tidak akan bisa lepas dari latar
belakang pendidikan dan kehidupan sosio-historisnya. Namun hal ini berbeda
dengan Ippho Santosa yang selama ini dikenal sebagai seorang pembicara,
motivator, penulis buku, dan juga pengusaha. Dalam bukunya, Percepatan
Rezeki Dalam 40 Hari Dengan Otak Kanan, Ippho mampu menyajikan sebuah
motivasi bisnis yang mengandung pesan dakwah, yang sebenarnya ia tidak
memiliki latar pendidikan agama secara khusus. Ini menunjukkan bahwa
dakwah bisa dilakukan oleh setiap muslim.
Atas dasar latar belakang inilah penulis tertarik untuk menelaah lebih
dalam tentang isi pesan dakwah yang disampaikan oleh Ippho Santosa dalam
bukunya Percepatan Rezeki Dalam 40 Hari Dengan Otak Kanan, yang
membahas tentang alasan-alasan kenapa umat Islam itu harus kaya, amalan-
amalan yang bisa menarik rezeki bahkan mempercepatnya, dan lain
sebagainya. Penulis akan melakukan penelitian dengan mengambil sebuah
judul: ANALISIS DESKRIPTIF PESAN DAKWAH DALAM BUKU
PERCEPATAN REZEKI DALAM 40 HARI DENGAN OTAK KANAN
KARYA IPPHO SANTOSA. Penulis akan berusaha memaparkan pesan-pesan
3
dakwah yang ada dalam buku tersebut yang dinilai mengandung ajaran-ajaran
Islam sebagai pesan dakwah itu sendiri.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penulisan skripsi ini adalah:
1. Apa isi pesan dakwah yang terkandung dalam buku Percepatan Rezeki
Dalam 40 Hari Dengan Otak Kanan Karya Ippho Santosa?
2. Apa pesan dakwah yang paling dominan dalam buku Percepatan Rezeki
Dalam 40 Hari Dengan Otak Kanan Karya Ippho Santosa?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah penulis buat di atas, maka
ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dari hasil penelitian ini, yaitu:
1. Mengetahui pesan-pesan dakwah yang terkandung dalam buku Percepatan
Rezeki Dalam 40 Hari Dengan Otak Kanan Karya Ippho Santosa
2. Mengetahui pesan dakwah yang paling dominan dalam buku Percepatan
Rezeki Dalam 40 Hari Dengan Otak Kanan Karya Ippho Santosa.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Skripsi ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran dan konsep baru mengenai dakwah melalui media
cetak di kalangan praktisi bisnis maupun akademisi sebagai
bahan acuan dan rujukan. Bisa juga sebagai pijakan atau acuan
para peneliti dalam melaksanakan penelitian lebih lanjut terkait
dakwah melalui media cetak. Manfaat lainnya yaitu hasil laporan
4
penelitian ini nantinya dapat menambah khazanah keilmuan
dalam bidang dakwah melalui media cetak pada jurusan KPI
Fakultas Dakwah IAIN Salatiga.
2. Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
secara langsung (praktis) bagi segenap pelaku dakwah, pelaku
bisnis, maupun masyarakat umum. Secara umum isi penelitian
ini dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari bagi
masyarakat secara luas dalam mengatasi permasalahan hidupnya.
a. Manfaat bagi pelaku usaha
1) Memberikan langka-langkah praktis dalam membuat sistem
perusahaan yang berbasis spiritual (islami). Sehingga nanti bisa
dilaksanakan oleh karyawan dan berdampak pada kelancaran
usaha.
2) Memberikan langkah-langkah praktis dalam mengatasi
permasalahn usaha melalui spiritual.
b. Manfaat bagi pelaku dakwah
1) Bisa diimplementasikan dalam mengembangkan dakwahnya
melalui media cetak, dalam hal ini adalah buku.
2) Memberikan langkah-langkah tentang teknik dakwah melalui
media cetak khususnya buku.
c. Manfaat bagi masyarakat
5
1) Sebagai terapan bagi masyarakat yang ingin melakukan percepatan
rezeki agar kehidupannya menjadi lebih baik.
2) Sebagai terapan bahwa untuk meningkatkan rezeki harus seimbang
antara usaha secara manusiawi diikuti dengan spiritual yang kuat.
E. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalahan dan kekeliruan terhadap pengertian,
maka perlu dijelaskan istilah-istilah yang terdapat dalam judul sebagai berikut:
1. Analisis Deskriptif
Metode deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk
mengetahui keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu
variabel atau lebih (variable yang berdiri sendiri) tanpa membuat
perbandingan dan mencari hubungan variabel itu dengan
variabel yang lain (Sugiyono, 2005: 35).
Dengan demikian, metode analisis deskriptif merupakan
metode yang bertujuan menggambarkan secara sistematis dan
faktual tentang fakta-fakta serta hubungan antar variabel yang
diselidiki dengan cara mengumpulkan data, mengolah,
menganalisis, dan menginterpretasikan data dalam pengujian
hipotesis statistik.
Dalam skripsi ini, penulis akan mengolah data dan
menganalisa pesan-pesan dakwah berkaitan dengan pesan
akidah, pesan akhlak, juga pesan syariah yang terdapat dalam
buku Percepatan Rezeki Dalam 40 Hari Dengan Otak Kanan dan
6
memaparkan hasil analisa dalam bentuk deskripsi, yakni
menyajikan dalam bentuk susunan kata yang rapi dan mudah
untuk dimengerti.
2. Dakwah
Arifin mengemukakan dakwah sebagai “suatu kegiatan
ajakan baik dalam bentuk lisan, tulisan, tingkah laku dan
sebagainya yang dilakukan secara sadar dan berencana dalam
usaha mempengaruhi orang lain baik secara individual maupun
secara kelompok agar timbul dalam dirinya suatu pengertian,
kesadaran, sikap, penghayatan serta pengamalan terhadap ajaran
agama sebagai message yang disampaikan kepadanya dengan
tanpa adanya unsur-unsur pemaksaan” (Amin, 2009: 3-4).
3. Pesan Dakwah
Dakwah adalah aktifitas menciptakan perubahan sosial dan
pribadi yang didasarkan pada tingkah laku pembaharuaannya. Dan yang
menjadi inti tindakan dakwah adalah perubahan kepribadian seseorang
dan masyarakat secara kultural (Muhyiddin, 2002: 28).
Inti aktifitas dakwah adalah terjadinya perubahan menuju lebih
baik dalam melaksanakan yang ma’ruf dan meninggalkan yang munkar.
Dakwah sebenarnya adalah sebuah komunikasi yang memiliki tujuan dan
cara yang berbeda. Dalam penyampaian dakwah, secara garis besar
terdapat tiga pesan, yakni pesan aqidah, pesan akhlak, dan pesan syariah.
Ketiganya akan di bahas lebih mendalam pada bab selanjutnya.
7
8
4. Buku
Buku merupakan kumpulan tulisan seseorang yang telah
disusun sehingga seseorang dapat membacanya secara sistematis
apa yang diungkapkan oleh penulisnya. Keberadaan buku di
tengah masyarakat sangat besar peranannya. Dengan membaca
buku seseorang dapat memperoleh informasi, dengan membaca
buku seseorang memperoleh pengetahuan dan wawasan tentang
sesuatu dan dengan membaca buku seseorang dapat belajar
secara otodidak.
Buku merupakan jendela ilmu. Melalui buku ini
informasi-informasi atau pesan-pesan dakwah dapat
disebarluaskan secara mudah kepada sasaran dakwah. Dalam hal
ini, buku dan penerbitan buku cukup efektif sebagai media
dakwah kepada khalayak atau sasaran dakwah.
Para ulama salaf telah menggunakan buku sebagai media
dakwah yang efektif. Bahkan buku-buku dapat bertahan lama,
dan menjangkau masyarakat luas, menembus ruang dan waktu.
Para da’i atau ulama penulis cukup banyak yang telah
mengabadikan namanya dengan menulis dan mengarang
buku/kitab sebagai kegiatan dakwahnya. Bahkan sampai
sekarang buku/kitab karya ulama terdahulu masih tetap dikaji,
seperti Imam Al-Ghazali menulis Ihya’ ‘Ulumuddin, Imam
Nawawi menulis Riyadh Ash-Shalihin, dan lain-lain. (Amin,
9
2009: 123)
10
5. Buku Percepatan Rezeki Dalam 40 Hari dengan Otak Kanan
Buku ini merupakan salah satu buku yang ditulis oleh
Ippho Santosa. Sudah diketahui secara umum bahwa Ippho
Santosa adalah seorang pakar otak kanan yang memiliki
pengalaman bisnis yang luar biasa. Namun, di dalam
pembahasan buku ini ternyata berbeda dari buku tentang bisnis
yang lainnya. Jika pada umumnya buku tentang bisnis yang
memiliki kesamaan tema maupun judul hanya membahas
tentang hal-hal yang berkaitan bisnis. Namun di dalam buku ini
Ippho Santosa mampu menyisipkan pesan dakwah.
Adapun yang dimaksud dengan skripsi berjudul Analisis
Deskriptif Pesan Dakwah Dalam Buku Percepatan Rezeki
Dalam 40 Hari Dengan Otak Kanan Karya Ippho Santosa yakni
memberikan gambaran secara sistematis dan faktual lalu
mendeskripsikan dengan bahasa yang rapi dan mudah dipahami
terkait pesan-pesan dakwah yang terdapat dalam buku
Percepatan Rezeki Dalam 40 Hari Dengan Otak Kanan Karya
Ippho Santosa yang dinilai mengandung ajaran Islam.
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian dan Pendekatan
Jenis penelitian skripsi ini adalah penelitian studi pustaka
yaitu suatu penelitian yang dilakukan di ruang perpustakaan
untuk menghimpun dan menganalisis data yang bersumber dari
11
perpustakaan, baik berupa buku-buku, periodikal-periodikal,
seperti majalah-majalah ilmiah, dokumen-dokumen, dan materi
perpustakaan lainnya, yang dapat dijadikan sumber rujukan
untuk menyusun suatu laporan ilmiah (Abdurrahmat Fathoni,
2006: 95-96).
Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, jenis penelitian
skripsi ini adalah penelitian deskriptif yaitu sebuah penelitian
yang bertujuan untuk menggambarkan gejala agama, sosial,
politik, ekonomi dan budaya. Metode deskriptif ini bertujuan
untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara
sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat
serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Nazir, 1988: 63).
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Kualitatif Litereter yaitu pendekatan yang tidak bisa diukur atau
dinilai dengan angka secara langsung. Dalam hal ini hendak
diuraikan pesan-pesan dakwah dalam buku Percepatan Rezeki
Dalam 40 Hari Dengan Otak Kanan karya Ippho Santosa dan
relevansinya dalam usaha percepatan rezeki.
2. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan
standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Adapun teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:
12
a. Library Research (penelitian kepustakaan). Maka peneliti
menggunakan teknik yang diperoleh dari perpustakaan dan
dikumpulkan dari kitab-kitab dan buku-buku yang berkaitan objek
penelitian.
b. Literature yaitu salah satu metode pengumpulan data yang digunakan
dalam metodologi penelitian sosial untuk menelusuri data historis
(Burhan, 2008: 121). Sedangkan menurut Sugiyono (2005: 329),
literature merupakan penelitian yang berupa catatan-catatan peristiwa
yang sudah berlalu yang berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang. Dan dokumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah buku Percepatan Rezeki Dalam 40 Hari Dengan
Otak Kanan karya Ippho Santosa.
3. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini terdiri atas sumber
primer dan sumber sekunder. Kedua sumber data penelitian
skripsi ini adalah sebagai berikut:
a. Sumber Primer, adalah sumber utama yang langsung berkaitan dengan
pokok permasalahan ingin diteliti atau dikaji yaitu: Percepatan Rezeki
Dalam 40 Hari Dengan Otak Kanan karya Ippho Santosa.
b. Sumber Sekunder, adalah data yang diperoleh dari sumber pendukung
untuk memperjelas data primer. Yaitu buku Komunikasi Dakwah
(Wahyu Ilaihi), Ilmu Dakwah (Samsul Munir Amin), Dakwah
Kontemporer Sebuah Studi Komunikasi (Anwar Arifin), buku-buku
13
lain yang relevan dengan pesan dakwah, dan media elektronik internet
yang mendukung objek penelitian.
14
4. Teknik Analisis Data
Menurut Patton (dalam Lexy J. Moleong 2002: 103)
menjelaskan bahwa analisis data adalah proses mengatur urutan
data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan
satuan uraian dasar. Dalam menganalisis data yang ada, penulis
menggunakan dua metode yaitu:
a. Metode deduktif adalah penelitian yang bertitik tolak dari pernyataan
yang bersifat umum dan menarik kesimpulan yang bersifat khusus
(Sukandarrumidi, 2006: 40). Adapun tahapan penggunaan metode ini
adalah metode deduktif ini digunakan untuk menganalisis pada bab III
tentang biografi, karya-karya penulis, dan sinopsis buku Percepatan
Rezeki Dalam 40 Hari Dengan Otak Kanan, kemudian pada bab IV
digunakan untuk menarik pesan dakwah dalam buku tersebut lalu
dijadikan sebagai amalan-amalan percepatan rezeki.
b. Metode Content Analysis
Metode Content Analysis (analisis isi) menurut Weber sebagaimana
dikutip oleh Soejono dalam bukunya yang berjudul: Metode Penelitian
Suatu Pemikiran dan Penerapan, adalah: “metodologi penelitian yang
memanfaatkan seperangkat prosedur untuk menarik kesimpulan yang
sahih dari sebuah buku atau dokumen” (Soejono, 2005: 13). Dengan
teknik analisis ini penulis akan menganalisis terhadap setiap kalimat
yang terkandung dalam buku Percepatan Rezeki Dalam 40 Hari
Dengan Otak Kanan yang berkaitan dengan dakwah dalam usaha
15
percepatan rezeki.
G. Tinjauan Pustaka
Setelah penulis melakukan penelaahan terhadap karya ilmiah lain,
penulis menemukan beberapa skripsi yang relevan dengan penelitian penulis.
Beberapa karya tersebut di antaranya:
Skripsi Aminah (2016) dengan judul Pesan-pesan Dakwah Islamiyah
dalam Buku di Bawah Naungan al-Qur’an Karya Dr. H. Mukhyar Sani, MA.
Aminah menuturkan, buku Di Bawah Naungan al-Qur’an merupakan buku
yang menyebarkan dakwah melalui sebuah tulisan. Dalam buku tersebut
banyak mengandung pesan-pesan dakwah dalam kehidupan sehari-hari baik
masalah akidah, syariat, muamalah, dan akhlak. Skripsi ini bersifat Library
Research (kepustakaan). Metode penelitian yang digunakan dalam buku ini
adalah dengan pendekatan kualitatif. Untuk memperoleh data yang diperlukan,
Aminah melakukan survei kepustakaan untuk mendapatkan bahan pustaka
yang memuat kajian masalah yang relevan diteliti pada beberapa
perpustakaan.
Skripsi Siti Suhaeliyah (2014) dengan judul Analisis Deskriptif Pesan
Dakwah dalam Buku How To Master Your Habits karya Felix Y. Siauw.
Skripsi ini menggunakan pendekatan kulitatif dengan teknik analisa deskriptif.
Di dalam skripsinya, Siti Suhaeliyah menuturkan bahwa dakwah melalui
tulisan memiliki keunggulan di bandingkan metode lain. Dengan tulisan,
pesan yang disampaikan akan tetap abadi meskipun seorang penulis telah
tiada. Dalam skripsi tersebuat, terdapat tiga pesan dakwah yang disampaikan
16
Ustadz Felix Y. Siauw, yakni pesan aqidah, pesan akhlak dan pesan syariah.
Pesan syariah menjadi pesan paling dominan di antara pesan yang lain. Kisah
para sahabat rasul yang memiliki kelebihan turut menjadi isi dari buku
tersebut.
Skripsi Ahmad Rian Lisandi (2014) dengan judul Analisis Pesan
Dakwah dalam Buku Pejuang Subuh Karya Hadi E. Halim. Dalam skripsinya,
Ahmad Rian Lisandi menggunakan metode analisis isi secara kualitatif. Pesan
dakwah dalam buku karya Hadi E. Halim tersebut mencakup tiga hal, yakni:
pesan akidah, pesan akhlak, dan pesan syariah. Namun pesan yang paling
ditonjolkan dalam buku tersebut adalah pesan syariah yang meliputi ibadah
shalat subuh.
Skripsi Risma Dewi Malasari (2009), yang berjudul Pesan Dakwah
dalam Buku “Nikmatnya Pacaran Setelah Pernikahan” Karya Salim A. Fillah.
Dalam skripsinya, Risma menggunakan pendekatan content analisys. Pesan
dakwah yang terdapat dalam buku karya Salim A. Fillah tersebut tercakup
dalam tiga hal, yakni akidah, akhlak, dan syariat. Ia juga membedakan secara
tegas antara pacaran dan ta’aruf. Keduanya berbeda, pacaran sangat jelas
keharamannya, sedangkan ta’aruf menjaga kemaslahatan masyarakat Islami.
Relevansi beberapa karya di atas dengan penelitian penulis terletak
pada pesan dakwah yang menjadi poin utama dalam kajian. Adapun
perbedaannya adalah terletak pada sumber yang dikaji, yang dalam skripsi ini
penulis akan mengkaji sebuah buku karya Ippho Santosa yang berjudul
Percepatan Rezeki Dalam 40 Hari Dengan Otak Kanan.
17
H. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang dimaksud di sini adalah sistematika
penyusunan skripsi dari bab ke bab. Sehingga skripsi ini menjadi satu
kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisah-pisahkan. Hal ini bertujuan agar
bisa mendapatkan pemahaman yang komprehensif dan menyeluruh dari
penulisan skripsi ini. Adapun sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari lima
bab yaitu sebagai berikut:
BAB I: Pendahuluan, bab ini akan menguraikan tentang: Latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
penegasan istilah, metode penelitian, tinjauan pustaka, serta sistematika
penulisan.
BAB II: Landasan Teori, bab ini akan menjelaskan tentang: Pengertian
dakwah, unsur-unsur dakwah, tujuan dakwah, macam-macam dakwah, dan
buku sebagai media dakwah.
BAB III: Deskripsi Pemikiran Ippho Santosa, pada bab ini akan
dijelaskan tentang: Biografi penulis dan karya-karyanya. Selain itu dalam bab
ini juga akan membahas sistematika penulisan buku serta sinopsis buku
Percepatan Rezeki Dalam 40 Hari Dengan Otak Kanan.
BAB IV: Analisis Pesan Dakwah Dalam Buku Percepatan Rezeki
Dalam 40 Hari Dengan Otak Kanan Karya Ippho Santosa, bab ini akan
diuraikan tentang: Pesan dakwah apa saja yang terdapat dalam buku
Percepatan Rezeki Dalam 40 Hari Dengan Otak Kanan karya Ippho Santosa
serta pesan dakwah yang paling dominan dalam buku tersebut.
18
BAB V: Penutup, bab ini berisi kesimpulan dari pesan dakwah yang
terkandung dalam buku Percepatan Rezeki Dalam 40 Hari Dengan Otak
Kanan dan saran-saran.
19
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Dakwah
1. Pengertian Dakwah Secara Etimologi
Secara etimologi, menurut Halimi (2008: 31) kata dakwah berasal
dari bahasa Arab; دعوة -يدعوا-دعا yang memiliki beberapa arti antara
lain; ajakan atau seruan, permohonan, ibadah, dan nasab. Pendapat yang
hampir sama juga dikemukanan oleh Amin (2009: 1) bahwa kata dakwah
ditinjau dari etimologi atau bahasa, berasal dari bahasa Arab يدعوا–دعا
دعوة – , artinya mengajak, menyeru, memanggil. Selanjutnya menurut
Munawwir sebagaimana yang dikutip oleh Amin mengungkapkan bahwa
dakwah artinya mengajak, menyeru, memanggil, memohon, mengundang,
dan mendorong. (Amin, 2009: 1)
Berdasarkan dari beberapa pendapat di atas, maka secara garis besar
dakwah secara bahasa dapat diartikan sebagai; ajakan, seruan, panggilan,
undangan, dan pemohonan. Dakwah dalam pengertian tersebut, dapat
dijumpai dalam ayat-ayat Al-Qur’an antara lain firman Allah SWT: رب ج ٱقال لس
يد ما إل أحب تص ه إلي عونن ن كي رف وإل أص عن بدهنوأكنم نإلي ٱهن لينل ه
Artinya: Yusuf berkata: “Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai dari
pada memenuhi ajakan mereka kepadaku.” (QS. Yusuf [12]: 33)
يد ٱو وي ه لسل ٱدارل اإعو لل إل ديمنيشا م ر ء تقيمطمس ص
Artinya: Allah menyeru manusia ke Dar As-Salam (negeri keselamatan),
20
dan memberi petunjuk orang-orang yang dikehendakinya kepada
jalan yang lurus (Islam). (QS. Yunus [10]: 25).
2. Pengertian Dakwah Secara Terminologi
Pengertian tentang dakwah telah banyak diungkapkan oleh para ahli
dengan berbagai susunan bahasa yang berbeda, namun pada prinsipnya
sebenarnya memiliki maksud yang serupa. Menurut Halimi (2008: 32)
dakwah secara terminologi dipandang sebagai seruan dan ajakan kepada
manusia menuju kebaikan, petunjuk, serta amar ma’ruf (perintah yang
baik) dan nahi munkar (mencegah kemungkaran) untuk mendapatkan
kebahagiaan dunia maupun akhirat. Sedangkan menurut Asep Muhiddin
yang dikutip oleh Arifin (2011: 37), dakwah diartikan sebagai “upaya
kegiatan mengajak atau menyeru umat manusia agar berada di jalan Allah
(sistem Islam) yang sesuai fitrah dan kehanifaannya secara integral melaui
kegiatan lisan dan tulisan atau kegiatan nalar dan perbuatan.”
Bagi seorang muslim, dakwah merupakan kewajiban yang tidak bisa
ditawar-tawar lagi. Kewajiban dakwah merupakan sesuatu yang tidak
mungkin dihindarkan dari kehidupannya, karena melekat erat bersamaan
dengan pengakuan diri sebagai penganut Islam (muslim). Dengan kata lain
setiap muslim secara otomatis sebagai pengemban misi dakwah
sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
ولوأية ب ل غواعن
“Sampaikanlah dariku walaupun hanya satu ayat. (HR. Al-Bukhari)
21
Dengan demikian dakwah merupakan bagian yang sangat esensial
dalam kehidupan seorang muslim, di mana esensinya berada pada ajakan
dan dorongan (motivasi), rangsangan serta bimbingan terhadap orang lain
untuk menerima ajaran agama Islam dengan penuh kesadaran demi
keuntungan dirinya dan bukan untuk kepentingan pengajaknya. (Amin,
2009: 6) Oleh karenanya, dakwah harus dipahami sebagai sebuah upaya
bersama untuk menjadi lebih baik.
B. Unsur-unsur Dakwah
Dalam setiap aktifitas dakwah tentu ada unsur-unsur yang ada di
dalamnya, sehingga dakwah tersebut bisa berjalan dengan lancar. Unsur-unsur
dakwah tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Subjek Dakwah
Subjek dakwah yaitu individu atau kelompok yang
menyampaikan dakwah. Subjek dakwah ini merupakan salah
satu faktor yang sangat menentukan keberhasilan aktifitas
dakwah. Maka subjek dakwah dalam hal ini da’i atau lembaga
dakwah hendaklah mampu menjadi penggerak dakwah yang
profesional. Baik gerakan dakwah yang dilakukan oleh
individual maupun kolektif, profesionalisme sangat dibutuhkan,
termasuk profesionalisme lembaga-lembaga dakwah. Di
samping profesional, kesiapan subjek dakwah baik penguasaan
terhadap materi, maupun penguasaan terhadap metode, media
dan psikologi sangat menentukan gerakan dakwah untuk
22
mencapai keberhasilannya. (Amin, 2009: 13) Oleh karenanya,
subyek dakwah menjadi bagian utama dan terpenting untuk
diperhatikan guna suksesnya sebuah misi dakwah.
2. Objek Dakwah
Objek dakwah (Mad’u, Communicant, Audience), Objek
dakwah yaitu masyarakat sebagai penerima dakwah. Masyarakat
baik individu maupun kelompok, sebagai objek dakwah,
memiliki strata dan tingkatan yang berbeda-beda. Dalam hal ini
seorang da’i dalam aktivitas dakwahnya, hendaklah memahami
karakter dan siapa yang akan diajak bicara atau siapa yang akan
menerima pesan-pesan dakwahnya. Da’i dalam menyampaikan
pesan-pesan dakwahnya, perlu mengetahui klasifikasi dan
karakter objek dakwah, hal ini penting agar pesan-pesan dakwah
bisa diterima dengan baik oleh mad’u.
Dengan mengetahui karakter dan kepribadian mad’u
sebagai penerima dakwah, maka dakwah akan lebih terarah
karena tidak disampaikan secara serampangan tetapi mengarah
kepada profesionalisme. (Amin, 2009: 15) Oleh karenanya,
ketika materi dakwah, metode maupun media dakwah yang
digunakan sesuai dengan kondisi objek dakwah, maka dakwah
tersebut akan lebih terarah dan mudah diterima.
23
3. Materi Dakwah
Materi dakwah (Madah Ad-Da’wah, Message). Materi
dakwah adalah isi dari pesan-pesan dakwah Islam. Pesan atau
materi dakwah harus disampaikan secara menarik tidak monoton
sehingga merangsang objek dakwah untuk mengkaji tema-tema
Islam yang pada gilirannya objek dakwah akan mengkaji lebih
mendalam mengenai materi agama Islam dan meningkatkan
kualitas pengetahuan keislaman untuk pengalaman keagamaan
objek dakwah. (Amin, 2009: 14) Sebelum materi dakwah
disampaikan kepada objek dakwah, sebaiknya subjek dakwah
menggali informasi terkait situasi dan kondisi objek dakwah,
agar nantinya materi dakwah bisa diterima dengan baik sesuai
dengan karakter dan cara berfikir objek dakwah.
4. Media Dakwah
Media dakwah adalah alat untuk menyampaikan pesan-
pesan dakwah. Penggunaan media dakwah yang tepat akan
menghasilkan dakwah yang efektif. Penggunaan media-media
dan alat-alat modern bagi pengembangan dakwah adalah suatu
keharusan untuk mencapai efektivitas dakwah. Media-media
yang dapat digunakan dalam aktivitas dakwah antara lain:
media-media tradisional, media-media cetak, media
broadcasting, media film, media audio-visual, internet, maupun
media elektronik lainnya. penggunaan media-media modern
24
sudah selayaknya digunakan bagi aktifitas dakwah, agar dakwah
dapat diterima oleh publik secara komprehensif. (Amin, 2009:
14) Memperhatikan media dakwah menjadi hal yang penting
untuk dilakukan agar bisa terlaksana dan berhasil sesuai dengan
apa yang diinginkan.
5. Metode Dakwah
Metode dakwah (Kaifiyah Ad-Da’wah, Methode) yaitu
cara-cara penyampaian dakwah, baik individu, kelompok,
maupun masyarakat luas agar pesan-pesan dakwah tersebut
mudah diterima. Metode dakwah hendaklah menggunakan
metode yang tepat dan sesuai dengan situasi dan kondisi mad’u
sebagai penerima pesan-pesan dakwah. Sudah selayaknya
penerapan metode dakwah mendapat perhatian yang serius dari
para penyampai dakwah.
Berbagai pendekatan dakwah baik dakwah bi al-lisan,
dakwah bi al-qalam (dakwah melalui tulisan, media cetak),
maupun dakwah bi al-hal (dakwah dengan amal nyata,
keteladanan) perlu dimodifikasi sedemikian rupa sesuai dengan
tuntunan modernitas. Demikian pula penggunaan metode
dakwah dengan Hikmah, Mauidzah Hasanah, dan Mujadalah.
(Amin, 2009: 13) Penggunaan metode dakwah harus
menyesuaikan perkembangan zaman, agar tujuan dakwah bisa
tercapai.
25
Selain lima unsur yang ada di atas, Ilaihi menambahkan
satu unsur lain yaitu: efek dakwah. Efek dalam ilmu komunikasi
biasa disebut dengan feedback (umpan balik) adalah umpan
balik dari reaksi proses dakwah. Dalam bahasa sederhananya
adalah reaksi dakwah yang ditimbulkan oleh aksi dakwah.
Menurut Jalaluddin Rahmat efek dapat terjadi pada tataran yaitu:
1. Efek kognitif, yaitu terjadi jika ada perubahan pada apa yang
diketahui, dipahami, dan dipersepsi oleh khalayak. Efek ini berkaitan
dengan transmisi pengetahuan, keterampilan, kepercayaan, atau
informasi.
2. Efek afektif, yaitu timbul jika ada perubahan pada apa yang dirasakan,
disenangi, atau dibenci khalayak, yang meliputi segala yang berkaitan
dengan emosi, sikap serta nilai.
3. Efek behavioral, yaitu merujuk pada perilaku nyata yang dapat
diamati, yang meliputi pola-pola tindakan, kegiatan, atau kebiasaan
tindakan berperilaku. (Ilaihi, 2010: 21)
Tiga hal di atas menjadi penting untuk diperhatikan oleh
para pelaku dakwah mengingat bahwa obyek dan medan dakwah
memiliki berbagai macam karakteristik. Hal ini dilakukan agar
proses dakwah bisa berjalan secara maksimal dan berhasil sesuai
dengan apa yang diinginkan.
C. Tujuan Dakwah
Secara umum tujuan dakwah adalah terwujudnya kebahagiaan dan
26
kesejahteraan hidup manusia di dunia dan di akhirat yang diridhai oleh Allah
Swt. (Amin, 2009: 59). Pendapat yang hampir sama juga dikemukakan oleh
Abdul Halim Mahmud yang dikutip oleh Halimi (2008: 36) bahwa tujuan
dakwah adalah agar manusia yang didakwahi itu bisa mendapatkan
keselamatan dan kebahagiaan di dunia maupun di akhirat.
Dengan demikian, dakwah merupakan proses jangka panjang yang terus
menerus dilakukan oleh setiap manusia. Sebagaimana tujuan dakwah di atas,
manfaat dari dakwah tidak hanya bisa dirasakan saat ini, tapi juga untuk masa
depan, bahkan manfaatnya adalah manfaat sampai akhirat nanti.
D. Macam-macam Dakwah
Menurut Amin, secara umum dakwah Islam itu dapat dikategorikan ke
dalam tiga macam, yaitu:
1. Dakwah bi al-Lisan
Dakwah bi al-Lisan yaitu dakwah yang dilaksanakan
melalui lisan, yang dilakukan antara lain dengan ceramah-
ceramah, khutbah, diskusi, nasihat, dan lain-lain. Metode
ceramah ini tampaknya sudah sering dilakukan oleh para juru
dakwah, baik ceramah di majlis taklim, khutbah Jumat di
masjid-masjid atau ceramah pengajian-pengajian. Dari aspek
jumlah barangkali dakwah melalui lisan (ceramah dan yang
lainnya) ini sudah cukup banyak dilakukan oleh para juru
dakwah di tengah-tengah masyarakat.
2. Dakwah bi al-Hal
27
Dakwah bi al-Hal adalah dakwah dengan perbuatan nyata
yang meliputi keteladanan. Misalnya dengan tindakan amal
karya nyata yang dari karya tersebut hasilnya dapat dirasakan
secara konkret oleh masyarakat sebagai objek dakwah.
Dakwah bi al-Hal dilakukan oleh Rasulullah, terbukti
bahwa ketika pertama kali tiba di Madinah yang dilakukan Nabi
adalah membangun masjid al-Quba, mempersatukan kaum
Anshar dan Muhajirin. Kedua hal ini adalah dakwah nyata yang
dilakukan oleh Nabi yang dapat dikatakan sebagai dakwah bi al-
Hal.
3. Dakwah bi al-Qalam
Dakwah bi al-qalam, yaitu dakwah melalui tulisan yang
dilakukan dengan keahlian menulis di surat kabar, majalah,
buku, maupun internet. Jangkauan yang dapat dicapai oleh
dakwah bi al-qalam ini lebih luas daripada melalui media lisan,
demikian pula metode yang digunakan tidak membutuhkan
waktu secara khusus untuk kegiatannya. Kapan saja dan di mana
saja mad’u atau objek dakwah dapat menikmati sajian dakwah bi
al-qalam ini.
Dalam dakwah bi al-qalam ini diperlukan kepandaian
khusus dalam hal menulis, yang kemudian disebarluaskan
melalui media cetak (printed publications). Bentuk tulisan
dakwah bi al-qalam antara lain bisa berbentuk artikel keislaman,
28
kolom keislaman, cerita religius, cerpen religius, puisi
keagamaan, publikasi khutbah, pamflet keislaman, buku-buku
dan lain-lain (Amin, 2009: 11-12).
E. Macam-macam Pesan Dakwah
Yang menjadi materi dakwah adalah ajaran Islam itu sendiri, sebab
semua ajaran Islam dapat dijadikan sebagai pesan dakwah. Abdul Hamid
Mahmud mengemukakan tiga unsur ajaran Islam sebagai materi dakwah yang
harus disampaikan oleh da’i dalam berdakwah, yakni akidah, ibadah dan
akhlak. Ketiga aspek tersebut merupakan pondasi yang paling pokok bagi
Islam serta peradabannya dan saling berkaitan satu satu sama lain. Akidah
yang benar menjadi dasar bagi ibadah yang benar dan ibadah yang benar
menjadi dasar bagi akhlak individual maupun akhlak sosial yang baik dan
benar (Halimi, 2008: 36). Sedangkan menurut Ilaihi secara umum materi
dakwah dapat diklasifikasikan menjadi beberapa masalah pokok yaitu:
1. Pesan Akidah, meliputi;
a. Iman kepada Allah Swt.
b. Iman kepada Malaikat-Nya
c. Iman kepada kitab-kitab-Nya
d. Iman kepada Hari Akhir
e. Iman kepada Qadha-Qadar
2. Pesan Syariah, meliputi;
a. Ibadah: thaharah, shalat, zakat, puasa, dan haji serta muamalah.
b. Hukum Perdata: hukum niaga, hukum nikah dan hukum waris.
29
c. Hukum Publik: hukum pidana, hukum negara, hukum perang dan
damai.
3. Pesan Akhlak, meliputi;
a. Akhlak terhadap Allah Swt.
b. Akhlak terhadap makhluk yang meliputi:
1) Akhlak terhadap manusia: diri sendiri, tetangga, masyarakat
lainnya.
2) Akhlak terhadap bukan manusia: flora, fauna, dan sebagainya.
(Ilaihi, 2010: 101-102)
F. Dakwah Melalui Buku
Buku merupakan kumpulan ide yang diungkapkan dengan kata-kata ke
dalam bentuk tulisan yang telah disusun secara sistematis sehingga seseorang
dapat memahami apa yang diungkapkan oleh penulisnya. Keberadaan buku di
tengah masyarakat sangat besar peranannya. Dengan membaca buku,
seseorang akan menjadi kaya akan ilmu dan informasi yang bermanfaat untuk
kehidupannya. Melalui buku ini pesan-pesan dakwah dapat disebarluaskan
secara mudah kepada sasaran dakwah. Dalam hal ini, buku dan penerbitan
buku cukup efektif sebagai media dakwah kepada khalayak atau sasaran
dakwah (Amin, 2009: 123).
Para da’i atau ulama terdahulu telah banyak yang mengarang atau
menulis sebuah buku/kitab sebagai kegiatan dakwahnya, seperti Imam Al-
Ghazali menulis Ihya’ Ulumuddin, Imam Nawawi menulis Riyadh Ash-
30
Shalihin, dan lain-lain. Bahkan sampai sekarang namanya tetap dikenang dan
karyanya masih dikaji di seluruh penjuru dunia, meskipun penulisnya telah
meninggal. Sebab, karya dalam sebuah buku/kitab mampu menjangkau
masyarakat secara luas, tidak terbatas ruang dan waktu (Amin, 2009: 123).
31
BAB III
DESKRIPSI PEMIKIRAN IPPHO SANTOSA
A. Biografi Penulis
1. Riwayat Hidup Ippho Santosa
Ia dilahirkan pada 30 Desember 1977 di Pekanbaru, dari
orang tua bernama Dwianto Sri Santosa dan Husnelly Nedvia.
Ayahnya berasal dari Daerah Istimewa Yogyakarta, ibunya dari
Sumatra Barat. Kebetulan dua daerah ini pernah menjadi ibukota
Republik Indonesia pada zaman perjuangan. Dibesarkan di
keluarga yang sangat sederhana, ia pun dikaruniai satu adik dan
dua kakak.
Setelah tamat S1 dengan Double Majoring (Pemasaran
dan Bisnis Internasional) dari kampus bisnis terbaik di Malaysia,
ia berkarier sebagai marketer di Genting Highland, perusahaan
Filipina, Sinar Mas Group, Universitas Internasional Batam
(www.uib.edu), dan interpreter untuk ILO-PBB. Kemudian ia
mendirikan dan menjalankan EnterTrend Training, di mana
puluhan ribu orang se-Indonesia telah menjadi peserta pelatihan
dan seminarnya sepanjang 2004-2007. EnterTrend Training juga
menangani konsultasi dan riset pemasaran. Karena kekangan
waktu, mulai 2007 ia betul-betul mengurangi memberikan
pelatihan, konsultasi, dan riset. Belakangan ini fokusnya hanya
pada public seminar dan in-house seminar. Menetap di Batam,
32
sebuah kota yang dikenal di luar negeri dengan Face of
Indonesia (Santosa, 2009:160).
Perusahaan dan institusi besar yang pernah
mengundangnya adalah Garuda Indonesia, Telkom, Telkomsel,
Indosat, B’right (PLN), BTN, Bank Panin, BPR Indra, Takaful,
Perum Pegadaian, Panasonic, distributor ConocoPhilips,
distributor HM Sampoerna, distributor Honda, distributor
Yamaha, Jasa Raharja, Bio Farma, Pelabuhan Indonesia
(Pelindo), Sepatim (Semen Padang), Temprina Media Grafika
(Jawa Pos Group), Riau Pos Group (Jawa Pos Group), ITS
(Surabaya), Politeknik Pontianak, Politeknik Batam, Universitas
Internasional Batam, Sekolah Global Indo-Asia, Sekolah
Kallista, Centrinova, REI, Arsikon Developer (Pengembang
Coastarina), Ikatan Akuntan Indonesia, PHRI, Terminal Tiket,
Patria Tour & Travel, Southlinks Country Club, Rumah Zakat,
RS Awal Bros, RS Budi Kemuliaan, RS Otorita Batam, Badan
Otorita Batam, Pemko Batam, Pemko Tanjung Pinang, Satlantas
Kepri, Piswan (DPRD Kepri), Pemprov Silsel, dan masih banyak
lagi. Termasuk asuransi Cigna (Santosa, 2009:158).
2. Karya-karya Ippho Santosa
Ia telah menulis belasan buku pemasaran. Dua buku
masing-masing ia tulis bersama Tantowi Yahya (2006) dan Aa
Gym (2005). Buku-bukunya yang menjadi National Bestseller
33
dan sering menjadi topik seminar adalah:
a. 13 Wasiat Terlarang! Dahsyat dengan Otak Kanan!
b. 10 Jurus Terlarang! Kok Masih Mau Bersaing Cara Biasa?
c. Marketing is Bullshit … Meledakkan Profit dengan Kreativitas dan
Otak Kanan.
d. Hot Marketing: Cara Paling Ganas Mengorbitkan Merek.
e. Marketer with Love: Menjual dengan Kekuatan Cinta dan Otak Kanan.
Satu-satunya konsep pemasaran di Indonesia yang dikemas dalam
bentuk cerita. Juga satu-satunya konsep pemasaran yang berkembang
menjadi lagu dan novel.
f. Muhammad Sebagai Pedagang: Akhirnya Terbongkar juga Pelajaran-
pelajaran Tersembunyi dari Sang Khalifah tentang Otak Kanan,
Entrepreneurship, dan Kekayaan.
g. Menyingkap Khazanah Cinta. Sebuah novel berlatar Malaysia yang
diadaptasi dari Marketer with Love, ditulis bersama Nurul Huda
(Santosa, 2009:159).
h. Moslem Millionare. Menguasai Cinta dan Harta Dalam 365 Hari.
Disusun bersama Tim Khalifah.
i. Hanya 2 Menit Anda Bisa Tahu Potensi Rezeki Anda.
j. 7 Keajaiban Rezeki. Rezeki Bertambah, Nasib Berubah dalam 99 Hari,
Dengan Otak Kanan.
k. Percepatan Rezeki Dalam 40 Hari dengan Otak Kanan.
34
l. Success Protocol. Target Jadi Lebih Mudah. Hidup Jadi Lebih Indah.
Dapat Dibuktikan Dalam 99 Hari.
m. Menjemput Rezeki. Menjelajah 5 Hikmah Tersembunyi.
n. Magnet Rezeki. Mengubah Jutaan Jadi Miliaran. Ditulis bersama
Ahmad Gozali dan Nasrullah.
3. Setting Sosial
Disebut-sebut No. 1 Creative Marketer in Indonesia dan
One of the Most Productive Marketing Writers, kini ia aktif
sebagai:
a. Pembicara seminar di Indonesia dan Singapura.
b. Entrepreneur di bidang properti, pendidikan, dan musik.
c. Co-Founder EnterTrend, InspirAction, Entrepreneur Association (EA),
dan Young Entrepreneur Academy (YEA).
d. Mentor di Entrepreneur University (EU).
e. Staf ahli di Universitas Internasional Batam.
f. Redaktur ahli di majalah Pengusaha, kolumnis di majalah Marketing,
majalah ESQ Nebula, dan belasan media cetak lainnya (Santosa, )
B. Sistematika Penulisan Buku Percepatan Rezeki Dalam 40 Hari Dengan
Otak Kanan
Sistematika penulisan buku Percepatan Rezeki Dalam 40 Hari Dengan
Otak Kanan ini berbeda dari sistematika penulisan buku pada umumnya.
Sebab, buku ini ditulis oleh Ippho Santosa menggunakan pendekatan khas
otak kanan, di mana salah satu ciri kecenderungan otak kanan adalah tidak
35
beraturan (sistematis). Oleh karenanya, sistematika penulisan buku ini pun
tidak beraturan sebagaimana sistematika penulisan buku pada umumnya.
Pada halaman pertama dalam buku ini langsung disambut dengan
komentar-komentar terhadap buku-buku Ippho Santosa sebanayak tujuh
halaman, kemudian selang satu halaman disusul oleh judul buku. Dilanjutkan
dengan persembahan, ucapan terimakasih, daftar isi yang dibagi dalam 7 Bab.
Selanjutnya adalah pembahasan pembuka yang berisi penjelasan tentang
perbedaan otak kanan dan kiri, perbedaan dengan buku sebelumnya, kisah dan
motivasi untuk kaya.
Selanjutnya memasuki bab 1 warisan nabi, bab 2 piagam tertinggi, bab
3 invesatasi gaib dan delapan benefit, bab 4 koin keberuntungan dan tiga
komoditas termahal, bab 5 puncak kenikmatan dan tiga rahasia besar, bab 6
akar serbut kerugian dan cara mengatasinya, dan bab 7 keajaiban ke delapan.
Setelah pembahasan tiap bab tadi selesai, ada judul besar “bacalah (2)”,
kemudian “bacalah (3)”, selanjutnya disusul dengan lembar profil penulis,
paparan bonus, audio motivasi, lagu motivasi, kalender motivasi, konsultasi,
masukan. Kemudian paparan tentang buku terbaik Ippho Santosa, peluang-
peluang usaha, serta testimoni peserta seminar dan perusahaan yang pernah
mengundang beliau. Lebih mudahnya, sistematika penulisan buku tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Cover buku
2. Testimoni, komentar, apreasiasi seseorang terhadap buku-buku lainnya
karya Ippho Santosa
36
3. Persembahan
4. Ucapan Terimakasih
5. Daftar Isi
Bacalah (1). Berisi tentang sekilas tentang otak kanan, pernyataan-
pernyataan serta analogi untuk menjadi kaya
Materi pembahasan terdiri dari beberapa bagian, yaitu:
a. Bagian satu: Warisan Nabi. Membahas tentang 8 teladan kekayaan, 8
alasan meneladani Umar, 8 alasan untuk kaya, 8 alasan untuk tidak
miskin, 8 cara mengubah takdir, 8 jalur menuju keberlimpahan, 8 umat
di dunia, dan siklus 7 abad.
b. Bagian dua: Piagam Tertinggi. Membahas tentang mafia saja boleh
berharap, cara terbaik membeli impian, tiga keutamaan dari berharap,
harap itu bagian dari iman, malaikat pun berharap, Allah mendidik kita
untuk berharap, Nabi mengajarkan kita untuk berharap, tidak ada satu
pun dalil yang melarang berharap, peristiwa persalinan istrinya,
peristiwa seminar, dan testimoni buku “7 Keajaiban Rezeki”.
c. Bagian tiga: Invesatasi Gaib dan 8 Benefit. Membahas tentang jamu
manjur 4-in-1, pasti dibalas ngak pakai nanti, langsung dibalas nggak
pakai lama, bukan lagi menjaga harta tapi meningkatkan harta,
mengajaibkan hasil seajaib-ajaibnya, malaikat pun bisa diatur dengan
uang, amalan paling praktis sedunia, tidak harus ikhlas, guyonan dan
plesetan.
37
d. Bagian empat: Koin Keberuntungan dan 3 Komoditas Termahal.
Membahas tentang pilihan antara kepastian dan ketidakpastian, pilihan
ikhtiar atau ibadah, kerja sekian menit langsung dibayar, kerja sekian
menit dibayar lebih besar, kerja sekian hari dibayar besar-besaran,
pilihan otak kiri atau kanan, dan tiga komoditas termahal.
e. Bagian lima: Puncak Kenikmatan dan 3 Rahasia Besar. Membahas
tentang rahasia besar 1, rahasia besar 2, dan rahasia besar 3.
f. Bagian enam: Akar Serabut Kerugian dan Cara Mengatasinya.
Membahas tentang ketika harta tidak diproteksi, ketika menahan hak
orang lain, ketika impian tidak selaras, ketika bias-bias pelangi
diabaikan, ketika meminta sekedar meminta, ketika mengalami
keajaiban,
g. Bagian tujuh: Keajaiban ke-8. Membahas tentang keyakinan yang
salah, keyakinan sempurna prisma sempurna, harapan yang salah,
keteladanan yang salah, ikhtiar yang salah, niat yang salah,
melipatgandakan keyakinan, dan keyakinan iblis.
Bacalah (2)
Bacalah (3). Berisi tentang latar belakang penulisan buku.
1. Profil Penulis
2. Bonus Langsung
3. Halaman sinopsis beberapa buku terbaik karya Ippho Santosa
4. Penawaran peluang usaha dari Ippho
5. Testimoni peserta seminar Ippho Santosa
38
6. Testimoni perusahaan yang telah mengundang
39
C. Sinopsis Buku Percepatan Rezeki Dalam 40 Hari Dengan Otak Kanan
“Dibahas secara islami, buku ini menunjukkan inti segala inti, rezeki di
atas rezeki!”
1. Menyingkap ke-ajaiban ke-8 yang menggerakkan 7 keajaiban rezeki
2. Menguasai uang, waktu, dan kesehatan dalam hitungan menit
3. Membuat konsumen datang berbondong-bondong
4. Meningkatkan motivasi dan produktivitas hingga 3 kali lipat
5. Menjadikan kerja dan usaha sebagai bentuk ibadah tertinggi
6. Menyelaraskan impian perusahaan dan karyawan
7. Menyiasati utang dan Akar Serabut Kerugian
8. Mengubah takdir dan keluar dari masalah
9. Membongkar Warisan Nabi dan Koin Keberuntungan
10. Membongkar fakta-fakta tersembunyi tentang sedekah:
a. Pasti dibalas, nggak pake ‘Insya Allah’
b. Pasti dibalas, nggak pake lama
c. Pasti dibalas, nggak harus ikhlas
d. Malaikat pun diatur dengan uang
e. Jor-joran itu penting, pamrih juga penting
Demikianlah tadi bentuk sinopsis dari buku Percepatan Rezeki Dalam
40 Hari Dengan Otak Kanan karya Ippho Santosa. Mungkin terkesan berbeda
dengan sinopsis buku pada umumnya. Hal itu dikarenakan memang buku ini
bukan termasuk buku ilmiah. Buku ini berisi renungan sekaligus motivasi dari
penulis tentang betapa pentingnya menjadi kaya agar bisa memberikan
40
manfaat lebih untuk agama, sesama, dan bangsa.
41
BAB IV
ANALISIS PESAN DAKWAH DALAM BUKU
PERCEPATAN REZEKI DALAM 40 HARI DENGAN OTAK KANAN
KARYA IPPHO SANTOSA
A. Pesan Dakwah yang Terkandung dalam Buku Percepatan Rezeki dalam
40 Hari dengan Otak Kanan Karya Ippho Santosa
Kalimat-kalimat dalam buku Percepatan Rezeki Dalam 40 Hari
Dengan Otak Kanan merupakan kumpulan sejarah, ide, dan pengalaman yang
dituangkan oleh pengarang dalam bentuk tulisan yang dinilai mengandung
pesan-pesan dakwah. Hal itu banyak ditunjukkan dalam bentuk percakapan
langsung, deskripsi cerita, kutipan sejarah, termasuk pengalaman pribadi yang
dikuatkan dengan dalil-dalil Al-Qur’an, Hadits Rasulullah, dan juga pendapat
para sahabat. Namun, terkadang pesan yang disampaikan pengarang kepada
pembaca dipahami berbeda. Oleh sebab itu, pesan tersebut perlu disampaikan
melalui kalimat-kalimat yang lebih jelas agar mudah dipahami. Untuk melihat
pesan di balik deskripsi cerita yang ada dalam buku, maka penulis
menyampaikan dalam bentuk potongan paragraf dan kalimat.
Buku Percepatan Rezeki Dalam 40 Hari Dengan Otak Kanan karya
Ippho Santosa terdiri dari 7 bab yang di dalamnya mengandung pesan-pesan
dakwah mencakup 3 pesan yaitu: (1) pesan dakwah kaitannya dengan akidah,
(2) pesan dakwah kaitannya dengan syariat, dan (3) pesan dakwah kaitannya
dengan akhlak. Adapun penjelasan daripada pesan-pesan dakwah yang
terkandung dalam buku Percepatan Rezeki Dalam 40 Hari Dengan Otak
Kanan karya Ippho Santosa tersebut, akan penulis jabarkan sebagai berikut:
1. Pesan Akidah
42
a. Keyakinan
Keyakinan atau iman diadopsi dari bahasa Arab, berasal dari
kata “amana” yang berarti aman. Maksudnya, orang yang beriman
selalu memiliki perasaan aman karena yakin selalu dilindungi oleh
Allah. Dalam hal inilah iman berkaitan erat akidah. Akidah juga
berasal dari bahasa Arab “aqad” yang bermakna ikatan. Maksudnya
ikatan hati dengan Allah. Adapun definisi iman secara terminologi
yaitu keyakinan sempurna yang dibenarkan oleh hati, diucapkan secara
lisan dan diwujudkan dalam bentuk amal perbuatan. (Wiyani, 2012:
24).
Menurut tinjauan bahasa, iman berarti tashdiq, membenarkan.
Menurut tinjauan syara’, iman berarti membenarkan Rasul berkaitan
dengan semua yang disampaikan Rabb-Nya; pembenaran yang
mengandung unsur qabul (penerimaan), mahabbah (cinta), dan ‘amal
(praktik). Az- Zajjaj berkata, “iman adalah menampakkan ketundukan
dan penerimaan terhadap syari’ah dan apa yang dibawa oleh Nabi,
serta meyakini dan membenarkannya dengan hati." (Farid, 2008: 17).
Kutipan kalimat yang mengandung pesan dakwah tentang keyakinan
adalah sebagai berikut:
Lalu, apa benar percepatan rezeki dalam 40 hari itu bisa
terjadi? Percayalah, apabila sungguh-sungguh diterapkan,
mudah-mudahan itu bisa terjadi. Beneran! Hm, mengapa kami
begitu yakin? Pertama, bagi-Nya segala sesuatu itu memang
serba mungkin. Kedua, sebenarnya cara-cara di buku ini selaras
dengan perintah-perintah-Nya. Ketiga, berdasarkan testimoni
yang kami terima selama ini, ternyata ribuan orang telah
membuktikannya. (Hanya saja, kita mesti paham sepenuhnya
43
bahwa Dia itu Maha Berkehendak atas kehidupan kita dan Dia
itu Maha Mengetahui kepantasan kita) (Santosa, 2011:15).
Kalimat diatas menunjukkan bahwa kita harus yakin akan
kekuasaan Allah. Tidak ada yang tidak mungkin bagi-Nya untuk
menghendaki adanya percepatan rezeki dalam empat puluh (40) hari.
Hal tersebut sangatlah mudah. Asal kita yakin dan bersungguh-
sungguh dalam menjalankan perintah-Nya serta menjauhi segala
larangan-Nya. Allah hanya cukup mengatakan “Kun”, maka apa yang
Dia kehendaki akan terjadi. Dan apa yang diungkapkan Ippho di atas,
telah dibuktikan oleh banyak orang melalui testimoni. Mereka yang
telah sukses, adalah orang yang memiliki mimpi besar, usaha besar,
dan keyakinan yang besar pula.
Keyakinan Sempurna, Prisma Paripurna
Kita lanjutkan. Perlu digarisbawahi, keyakinan yang kami
maksudkan pada buku ini bukanlah sembarang keyakinan.
Melainkan keyakinan yang sempurna. Istilahnya, Prisma
Paripurna, di mana prisma ini dibentuk oleh lima ruas:
Ruas #1. Yakin akan keberadaan Allah.
Ruas #2. Yakin akan kekuasaan Allah.
Ruas #3. Yakin akan jani-janji Allah.
Ruas #4. Yakin akan cara-cara yang diajarkan dan dianjurkan
Allah.
Ruas #5. Yakin bahwa segala sesuatu dari Allah adalah yang
terbaik (Santosa, 2011:106).
Kalimat diatas menjelaskan tentang keyakinan yang sempurna,
yaitu: yakin akan keberadaan Allah, yakin akan kekuasaan Allah,
yakin akan janji-janji Allah, yakin akan cara-cara yang diajarkan oleh
Allah (syariat). Banyak permisalan tentang keyakinan yang sempurna
kepada Allah Sang Pemilik Kehidupan. Seperti halnya keyakinan Nabi
Ibrahim as yang berpasrah dan yakin sepenuhnya kepada Allah bahwa
44
ia akan diselamatkan dari kobaran api Namrud yang dzalim. Kisah
Nabi Musa as juga menjadi teladan tentang sebuah keyakinan yang
tinggi. Beliau yang dalam keadaan cemas tetap dalam keyakinan
bahwa Allah membersamainya, Allah adalah penolong baginya.
Sebagaimana firman-Nya:
اقال دينسيه رب يمعيإنكل
Artinya: Musa menjawab: "Sekali-kali tidak akan tersusul;
sesungguhnya Tuhanku besertaku, kelak Dia akan memberi
petunjuk kepadaku" (QS. Asy-Syu’ara: 62)
Terlepas dari itu, dengan keyakinan yang benar dan kesabaran
yang benar, satu orang dapat menghadapi dua sampai sepuluh
orang sekaligus (QS. 8: 65-66) (Santosa, 2011:114).
Kalimat ini merupakan intisari dari pada firman Allah dalam
surah Al-Anfal ayat 65-66:
ضلنبيٱأيهاي نكم يكنإنقتال ل ٱعلىمنينمؤ ل ٱحر برونص رونعش م نكميكنوإنن ما ئتي لبوا يغ ا ئة م ناف أل ا لبويغ م م قو بأنهم كفروا لذينٱم لٱخففنـ ل ٱ٥٦قهونيف نكميكنفإنا ف ضع فيكم أنوعلمعنكم لل ا ئة م م
نكم يكنوإنن ما ئتي لبوا يغ صابرة أل م هٱنبإذ نفي أل ا لبويغ ف ٱولل معلل
٥٥برينلص ٱArtinya: Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mukmin untuk
berperang. Jika ada dua puluh orang yang sabar diantaramu,
niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang
musuh. Dan jika ada seratus orang yang sabar diantaramu,
niscaya mereka akan dapat mengalahkan seribu dari pada
orang kafir, disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang
tidak mengerti. Sekarang Allah telah meringankan kepadamu
dan dia telah mengetahui bahwa padamu ada kelemahan.
Maka jika ada diantaramu seratus orang yang sabar, niscaya
mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang kafir; dan
jika diantaramu ada seribu orang (yang sabar), niscaya
mereka akan dapat mengalahkan dua ribu orang, dengan
seizin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar
Keyakinan inilah yang membuat bisnis bergerak, omzet
melonjak, dan laba menanjak. Seberat apapun tantangan,
sebesar apapun tantangan! Makanya dalam memberikan in-
house training, materi keyakinan selalu menjadi tumpuan
perhatian kami. Kalau ini sudah beres, barulah kami beranjak
45
ke materi berikutnya.
masih ingat isi buku sebelumnya? Disampaikan di sana bahwa
keyakinan itu adalah faktor pengali.
Untuk keyakinan, angkanya hanya 1 dan 0.
Katakanlah, Anda punya 100 action, tapi 0 keyakinan.
Itu artinya, 100x0. Hasilnya? Yah, nol besar!
Sebaliknya, Anda punya 2 action dan 1 keyakinan.
Itu artinya, 2x1. Hasilnya? Masih mungkin jadi kenyataan!
Sekali lagi, mestinya janji Allah di atas sudah cukup
melipatgandakan keyakinan Anda.
Rasa pesimis dan kemustahilan terhadap kehendak Allah
adalah salah satu tanda iman yang lemah. Bahkan, rasa mustahil
menjadi tanda bagi orang yang tak mempercayai Tuhan. Maka, untuk
mendapatkan sesuatu yang tampak tidak mungkin, perlu keyakinan
yang kokoh bahwa Allah Maha Berkehendak. Sangat mudah bagi
Allah memberikan rizki kepada hamba-Nya bahkan bisa kurang dari
empat puluh (40) hari.
Bicara soal keyakinan, kadang kita kalah telak dengan Iblis. Ini
bukan sindiran. Ini kenyataan. Ah, apa iya? Iya! Iblis, jelek-
jelek begitu, dia masih punya namanya keyakinan.
Iblis meyakini bahwa Allah itu Maha Kuasa. Iblis meyakini
bahwa bagi Allah tidak ada yang mustahil. Bayangkan,
sebagian manusia masih membantah dan menyanggah, “ini
mustahil, itu mustahil!”
Iblis meyakini bahwa Hari Pembalasan itu memang ada.
Bayangkan, sebagian manusia masih meragukan dan
mempertanyakan.
Iblis meyakini bahwa surga dan neraka itu memang ada.
Bukankah dia pernah berada di surga dan manusia belum tentu
akan berada di surga?
Hanya saja, keyakinan Iblis berbeda dengan keyakinan
manusia. Karena Iblis telah bersumpah untuk menyesatkan
manusia sampai akhir zaman dan sumpah ini telah
diperkenankan oleh Allah, maka Iblis tidak dapat memperoleh
manfaat sedikit pun dari keyakinannya (Santosa, 2011: 115)
Kutipan kalimat di atas menjelaskan tentang sebuah keyakinan
yang sempurna kepada Allah. Dengan keyakinan sempurna ini seorang
46
hamba nantinya akan sungguh-sungguh dalam beribadah kepada-Nya.
Ini merupakan pesan dakwah yang paling mendasar yang perlu
ditekankan kepada umat Islam. Pesan berupa keyakinan inilah yang
selalu ditekankan kepada audiennya. Bahwa dengan keyakinan, segala
yang tidak mungkin, bisa saja terjadi. Dan segala yang di luar nalar
manusia, nyata dan bisa terjadi.
47
b. Niat dan balasan amal
Niat adalah sebuah kemauan yang kuat. Qardhawi mengutip
definisi niat dari berbagai pendapat ulama. Diantaranya; (1) Niat
adalah tujuan yang terbetik di dalam hati (2) Niat adalah tuntutan yang
kuat (3) Niat juga merupakan tujuan sesuatu disertai dengan
pelaksanaannya (4) Niat adalah dorongan hati yang dilihat sesuai
dengan tujuan, baik berupa rumusan demi mendatangkan manfaat atau
menghindarkan diri dari mudharat, baik fisik-material maupun psikis-
spiritual. (Sholeh, 2008: 94)
Kutipan kalimat yang mengisyaratkan tentang niat dan balasan
amal diantaranya sebagai berikut:
Diimbuhkan oleh Nabi, “sesungguhnya, pahala (ganjaran)
engkau sesuai dengan kadar kepayahan engkau.” (Santosa,
2011:44).
Bukankah Allah sengaja meninggikan ganjaran berumrah di
bulan Ramadhan ketimbang berumrah di bulan lainnya?
(Santosa, 2011:44).
Bukankah Allah sengaja meninggikan ganjaran berpuasa
sunnah dua hari ketimbang berpuasa sunnah satu hari?
(Santosa, 2011:44).
Bukankah Allah sengaja meninggikan ganjaran shalat dhuha
delapan rakaat ketimbang sholat dhuha dua rakaat? (Santosa,
2011:44).
Bukankah Allah sengaja meninggikan ganjaran berzikir
semalaman ketimbang sekadarnya? (Santosa, 2011:44).
Beberapa kutipan kalimat di atas dengan jelas memberikan
kemantapan kepada manusia untuk berbuat baik, beramal, bekerja, dan
beribadah dengan maksimal dan sekuat tenaga. Sebab, perbuatan baik
akan mendapatkan kebaikan serupa. Demikian pula dengan perbuatan
yang sangat baik, tentu balasan Allah akan lebih baik. Dan amal
perbuatan yang bernilai ibadah dunia, bisa menjadi pahal akhirat
sebagaimana kutiapan Ippho Santosa berikut ini:
48
Bagaimana pula dengan janji Nabi? “Orang yang meniatkan
suatu kebaikan namun tidak mengamalkannya, maka Allah
akan mencatat baginya satu pahala yang sempurna. Orang yang
meniatkan suatu kebaikan lalu mengamalkannya, maka Allah
akan mencatat baginya pahala sebanyak 10 sampai 700 kali
lipat.” (Santosa, 2011:53).
Allah tidak hanya membalas amal kebaikan, bahkan Allah
membalas niat baik yang belum sampai dilaksanakan. Dan sebaliknya,
amal yang buruk akan dibalas dengan keburukan pula. Namun niat
buruk yang tidak sampai dilaksanakan, tidak akan dibalas Allah.
Dipesankan oleh Nabi, “Sesungguhnya, pahala (ganjaran)
engkau sesuai dengan kadar kepayahan dan nafkah engkau.”
(Santosa, 2011:78).
Penjelasan di atas diulangi lagi pada halaman 113:
Hm, masih ingat dengan janji Nabi? “Orang yang meniatkan
suatu kebaikan namun tidak mengamalkannya, maka Allah
akan mencatat baginya satu pahala yang sempurna. Orang yang
meniatkan suatu kebaikan lalu mengamalkannya, maka Allah
akan mencatat baginya pahala sebanyak 10 sampai 700 kali
lipat.” Itulah keutamaan niat.
Jarang orang sadar bahwa niat yang benar itu menguatkan.
Misal, ketika telat makan siang, kemungkinan besar Anda akan
kelaparan, lemas, dan sedikit pusing. Padahal, paginya Anda
sudah sarapan. Nah, bayangkan saat-saat Anda berpuasa. Anda
tidak makan sekitar 14 jam! Tapi, kok Anda nggak kelaparan,
lemas, dan pusing? Karena puasa Anda diawali oleh niat yang
benar. Sekali lagi, niat yang benar itu menguatkan (Santosa,
2011:113).
Niat menjadi tumpuan utama seseorang dalam berbuat sesuatu.
Dengan niat, perbuatan yang secara logika tidak mungkin dilakukan,
atau mustahil terselesaikan, bisa selesai dengan baik. Seseorang yang
memiliki niat dan tekad kuat, akan memiliki kekuatan lebih dalam
menyelesaikan niatnya hingga mencapai tujuan.
Sebuah kebaikan yang didiniatkan dengan benar, akan
mendapatkan balasan yang baik. Itu sudah menjadi janji Allah dalam
al-Qur’an. Dengan melakukan kebaikan, Allah akan membalas dengan
sepuluh (10) derajat lebih baik bahkan lebih baik (QS. Al-Qasas: 84)
c. Doa dan harapan
49
Allah adalah Dzat Yang Maha Dekat, bahkan lebih dekat dari
urat nadi manusia. Jika ingin berdialog dengan-Nya, maka bacalah al-
Qur’an. Jika ingin menceritakan segala sesuatu, maka Allah lah tempat
bercerita yang memberikan solusi atas segala permasalahan, melalui
doa. Berikut ini kutipan yang mengandung doa dalam buku Ippho
Santosa;
قريب فإن عباديعن سألك دع وإذا يب أج دعان ٱوة إذا لداعول يس ف ل يبوال لعلهم ي ؤ تج نواب شدوني ر م
Artinya:
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku,
maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku
mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia
memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi
(segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-
Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.
Mas, saya nasehatin nih. Sebenarnya, orang miskin juga perlu
bersedekah (QS. 65: 7). Bilal saja pernah disuruh Nabi
bersedekah. Supaya rezekinya bertambah, nasibnya berubah.
(Santosa, 2011:29).
Ippho santosa mengingatkan lagi kepada pembacanya, bahwa
sedekah tidak hanya dianjurkan kepada orang kaya, namun juga
kepada orang miskin. Sahabat Bilal adalah salah satu contoh yang
dipaparkan, bahwa Rasulullah juga memerintahkan sedekah
kepadanya. Yang mampu bersedekah adalah orang yang lapang, tidak
harus kaya, miskin pun juga bisa. Sebab, orang yang kaya secara
materi, terkadang sempit hatinya, dan tidak terpanggil untuk
mengeluarkan sedekah.
Kekalahan itu buah dari doa, ibadah, dan ikhtiar manusia.
(Santosa, 2011:29).
Demikian pula kemiskinan. Itu buah dari doa, ibadah, dan
50
ikhtiar manusia.
Pastilah Dia bisa mengubah segala sesuatu, termasuk takdir,
right? Di mana Dia dapat meneruskan ketetapan itu,
mengubahnya, atau menghapusnya (QS. 13: 39) (Santosa,
2011:30).
Apa yang telah terjadi pada hari ini, adalah buah dari harapan
dan doa manusia pada masa lalu. Dan masa depannya ditentukan dari
usaha dan doanya pada masa kini, apakah ia mau mengubahnya masa
depan dan takdirnya, atau cukup hanya dengan berserah diri.
Inilah pesan Nabi dan dengarlah baik-baik:
Sillaturahim dapat menambah umur dan sedekah dapat
mengubah takdir mubram. (HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi,
Ahmad) (Santosa, 2011:30).
Hal lain yang dapat mengubah masa depan dan takdir
seseorang adalah silaturrahmi dan sedekah. Silaturrahmi mampu
membuka pintu rezeki, demikian juga dengan sedekah. Allah akan
melipatgandakan pahala sedekah sebagaimana janji-Nya.
Tidak ada yang dapat menolak takdir Allah, selain doa. Dan
tidak ada yang dapat menambah umur seseorang, selain
(perbuatan) kebaikan (HR. Tirmidzi) (Santosa, 2011:30).
Ippho mencantumkan sebuah hadis riwayat Tirmidzi untuk
menguatkan pendapatnya tentang keutamaan sedekah dan silaturrahmi.
Selain sedekah dan silaturrahmi, doa juga menjadi unsur penting dalam
kutipan berikut ini:
Sesungguhnya doa bermanfaat terhadap sesuatu yang sedang
terjadi dan yang belum terjadi. Dan tidak ada yang bisa
menolak takdir, kecuali doa. (HR. Tirmidzi, Hakim). (Santosa,
2011:30).
Ringkasnya, apabila Dia telah berkenan, maka takdir pun masih
bisa diubah dengan trilogi doa, ibadah, dan ikhtiar. Yah,
terjawablah sudah! (Santosa, 2011:30).
Ketahuilah, Anda adalah penanggung-jawab atas kehidupan
Anda. Termasuk atas kekayaan Anda atau kemiskinan Anda.
Sepakat? (Santosa, 2011:30).
51
Masa depan seseorang ditentukan dari perjalanan dan upayanya
dalam mengubah takdirnya. Trilogi yang dapat mengubah masa depan
adalah doa, ibadah dan ikhtiar.
Allah-lah yang menjadikan tertawa dan menangis
Allah-lah yang menjadikan kematian dan kehidupan
Allah-lah yang menjadikan laki-laki dan perempuan
Allah-lah yang memberikan kekayaan dan kecukupan
Empat kalimat di atas kami sadur dari Surat An-Najm (53): 43-
48
Penggalan surat ini bermaksud, Dia tidak pernah memberikan
kemiskinan. Pada dasarnya, Dia hanya memberikan kekayaan
atau kecukupan. Lha, kalau miskin? Jelas, itu salah
manusianya! Sejak awal, Dia telah mempersiapkan manusia
untuk untung, kaya, kuat, sehat, selamat, aman, dan sejenisnya.
Kalau terjadi sebaliknya, sekali lagi, itu salah manusianya!
Masih mau membantah dan menyanggah? Baca dulu Surat An-
Nisa 4: 79, Surat Yasin 36: 19, dan Surat Asy-Syura 42: 30.
Intinya, segala kebaikan berasal dari Dia dan segala keburukan
berasal dari manusia itu sendiri. (Santosa, 2011:23).
Pesan mengenai akidah dalam kutipan di atas adalah kita harus
yakin bahwa Allah memberi kecukupan semua kebutuhan kita sebagai
hamba-Nya. Bahkan tidak hanya hamba-Nya saja, namun para hewan
dan binatang pun diberikan kecukupan oleh-Nya.
Pahamilah benar-benar bahwa takut, harap, dan cinta kepada
Allah adalah bagian dari iman. Dan pernyataan barusan
disepakati oleh seluruh ulama – tanpa terkecuali. (Santosa,
2011:42).
Rasa takutnya manusia kepada Allah sangat berbeda dengan
ketakutan kepada yang lain. Rasa takut kepada Allah ini mendorong
seseorang untuk selalu dekat dengan-Nya dan bermunajat kepada-
Nya. Rasa takut akan azab di akhirat, menimbulkan sikap
kesungguhan dalam beribadah dan mempersiapkan amal menuju
Allah.
52
Jika seseorang merasa takut kepada Allah dan balasan Allah –
mungkin itu berupa kesulitan di dunia maupun di akhirat –
maka ia akan beribadah. Tanpa takut, ia tidak akan beribadah.
(Santosa, 2011:42).
Manusia adalah makhluk yang memiliki ribuan harapan untuk
kehidupannya. Namun harus selalu diketahui bahwa manusia adalah
makhluk terbatas. Berharap dengan pengharapan tertinggi kepada Dzat
yang kuasanya tak terbatas adalah cara terbaik manusia untuk
meminta.
Harapan atau raja’ dalam bahasa arab atau optimis dapat
diartikan dengan perasaan hati yang senang karena menanti sesuatu
yang disenangi. Raja’ atau harapan adalah sebuah sikap mental optimis
dalam memperoleh karunia dan nikmat Allah yang disediakan bagi
hambanya yang shaleh. (An-Naisaburi, 2000: 133)
Kutipan kalimat yang mengandung harapan adalah sebagai
berikut:
Jika seseorang merasa harap kepada Allah dan balasan Allah –
mungkin itu berupa kemudahan di dunia maupun di akhirat –
maka ia akan meningkatkan ibadah. Tanpa harap, ia tidak akan
meningkatkan ibadah. (Santosa, 2011:42).
Jika seseorang merasa cinta kepada Allah, maka ia akan
melakukan ibadah terbaik. Tanpa cinta, ia tidak akan
melakukan ibadah yang terbaik.
Berharap kepada Allah, akan menimbulkan rasa tenang dan
damai. Sedangkan berharap kepada selain-Nya berpotensi
menimbulkan kekecewaan di kemudian hari. Sebab, manusia memiliki
keterbatasan yang tidak sama seperti Dzat yang Maha sempurna.
Demikian juga dengan cinta, cinta kepada Allah membawa pahala dan
semangat melakukan ibadah dan bekerja.
53
Dengan kata lain, semakin besar harapan seseorang kepada
Allah dan balasan Allah, maka akan semakin baik pula
ibadahnya. Demikian pula sebaliknya. (Santosa, 2011:42).
Dijelaskan dalam sebuah hadits bahwa para malaikat berharap
kepada Allah agar ditempatkan di surga. (Santosa, 2011:43).
Dijelaskan juga dalam hadits yang lain bahwa Nabi
Muhammad berharap kepada Allah agar ditempatkan di surga.
(Santosa, 2011:43).
Para nabi dan malaikat saja memiliki harapan dan permohonan
untuk di tempatkan di surga. Apalagi manusia biasa yang seringkali
lalai dan banyak dosa. Tidak ada yang bisa menjamin masa depan dan
takdir manusia. Manusia yang banyak kabaikannya, tidak dapat
dipastikan dapat masuk surga. Maka, sikap paling bijak yang dapat
dilakukan adalah berharap kebaikan dan rahmat Allah. Hal ini sesuai
dengan firman Allah QS. Ibrahim: 11
رسلهم لم قالت بشرإنن ث نإل ول لكم م على ٱكن اومۦ عبادهءمن منيشا للين
كانلنا بذ ط تيكمبسل أنن نإل للف ل ٱوعلىلل ٱن نونمؤ ل ٱي ت وكل م
Artinya: Rasul-rasul mereka berkata kepada mereka: "Kami
tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, akan tetapi Allah
memberi karunia kepada siapa yang Dia kehendaki di antara
hamba-hamba-Nya. Dan tidak patut bagi kami mendatangkan
suatu bukti kepada kamu melainkan dengan izin Allah. Dan
hanya kepada Allah sajalah hendaknya orang-orang mukmin
bertawakkal.
Dijelaskan berulang kali dalam kitab suci bahwa nabi-nabi
berharap upah dari Allah. (Santosa, 2011:44).
Di dalam bukunya, Ippho menjelaskan bahwa para nabi
berharap upah kepada Allah. Umat-umat yang durhaka kepada mereka
seringkali dianggap meminta imbalan dan upah atas ajakan dakwah
yang mereka lakukan. Maka turunlah firman Allah yang menjelaskan
54
perihal upah yang para nabi inginkan, yang tak lain hanyalah dari
Allah. Firman Allah dalam QS. Asy-Syu’ara: 164
على أج إن ر أج همن ي عللكم ئ أس وما ريإل لمينع ل ٱرب
Artinya: Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas
ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semeta alam
Nabi Ibrahim pun berharap kepada Allah agar mempusakai
surga (QS. 26: 85).
Nabi Ibrahim adalah bapak dari para nabi. Allah
melebihkannya atas yang lain. Namun, ia tidak takbur dan tetap
bermunajat kepada Allah agar digolongkan ke dalam orang-orang
shalih dan dimasukkan ke dalam surga-Nya. Hal ini sesuai dengan
firman Allah QS. Asy-Syu’ara: 85
منورثةجنةعل ج ٱو ٱن لنعيمArtinya: dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang
mempusakai surga yang penuh kenikmatan (QS. Asy-Syu’ara:
85).
Allah mendidik kita untuk berharap
Allah pernah berfirman, “Wahai anak Adam, bersungguh-
sungguhlah engkau beribadah kepada-Ku. Niscaya aku akan
memenuhi dada engkau dengan kecukupan dan aku akan
menanggung kefakiran engkau.”
Itu artinya, dengan ibadah yang sungguh-sungguh, kita boleh
berharap dicukupkan dan dijauhkan dari kefakiran. (Santosa,
2011:44).
Hal diatas dapat dimaknai bahwa Allah akan memenuhi
kebutuhan hamba yang taat kepada-Nya. Ketaatan adalah bukti
kepatuhan dan cinta kepada Allah. Dan balasan atas kecintaan seorang
hamba kepada-Nya adalah terkabulnya apapun yang ia minta.
Nabi mengajarkan kita untuk berharap (Santosa, 2011:45).
55
Jika kita berharap balasan dunia, maka kita akan mendapatkan
balasan dunia. Mungkin tidak tersisa lagi balasan akhirat.
Tapi, jika kita berharap balasan akirat, maka dunia dan akhirat
akan diberikan oleh Allah. Hal ini sesuai dengan firman Allah
QS. Al-Qasas: 77.
فيما ب ٱو ارٱللٱكءاتى تغ ٱلد رة ل يبكمنخ ن ٱولتنسنص كما وأح يا لد ن سإلي ٱسنأح ولت ب ك لل ل ٱغ ٱفسادف ٱإنض ر ل ليب دينمف ل ٱلل س
Artinya: “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan
Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah
kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan
berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah
berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat
kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berbuat kerusakan”
Bukankah sebaik-baiknya berharap adalah berharap kepada
Allah? Justru ada pahala di sana. Bukankah Allah menyukai
orang yang berharap dan bergantung kepada-Nya?
Bukankah Allah malah memurkai orang yang tidak mau
berharap kepada-Nya? (Santosa, 2011:46).
Berbeda dengan manusia, Allah sangat gemar kepada manusia
yang berharap kepadanya. Semakin seorang hamba berharap kepada
Allah, ia akan menjadi semakin dekat dengan-Nya dan semakin dekat
dengan terkabulnya permintaan.
2. Pesan Akhlak
a. Bekerja sebagai bentuk ikhtiar dan ibadah
Islam mengatur segala kehidupan manusia dalam segala lini.
Dalam kehidupan umat Islam, ibadah tidak hanya bertumpu pada
penyembahan kepada Allah, berpuasa, zakat, dan lain-lain. Aktivitas
sehari-hari atau kegiatan sosial yang diniatkan sebagai ibadah akan
dinilai sebagai sebuah ibadah di sisi Allah.
Dalam hal ini, bekerja menjadi sebuah aktivitas duniawi yang
bisa bernilai ibadah. Allah telah menjelaskan dalam firman-Nya,
56
bahwa amal shaleh yang dilakukan anak adam akan mendapatkan
balasan pahala dari-Nya. Sebab, pemaknaan amal shaleh sangat luas,
termasuk di dalamnya adalah bekerja memenuhi kebutuhan keluarga
dan hak-hak saudara.
Sebuah “amal shaleh” akan bernilai ibadah apabila memenuhi
beberapa syarat, diantaranya:
1. Ikhlas, yaitu menyatunya badan, pikiran, dan hati dalam tugas
seraya menyucikan niat karena Allah semata. Bukan sekedar
mencari keuntungan, sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-
Bayyinah: 5. (Luth, tth: 22)
2. Cinta, yakni adanya rasa rindu dan senang ketika bertemu dengan
pekerjaan. Rasa senang mendapatkan tambahan materi dan
spiritual. Sebab, dengan bekerja, kebutuhan akan ibadah seperti
shalat, zakat, dan haji dapat terpenuhi. Bekerja adalah refleksi
psikologis dari kecintaan kepada Allah.
3. Istiqomah, yakni tetap tekun dan berpihak kepada kebenaran. Yaitu
kebenaran yang diperintahkan Allah dalam al-Qur’an (Luth, tth:
23)
4. Sedia berkorban
5. Membelanjakan harta di jalan yang benar (Luth, tth: 24)
Berikut ini beberapa kutipan yang mengandung perintah
untuk bekerja:
Keenam, Umar menjadikan kerja sebagai bentuk ibadah
tertinggi. Ia pernah berpetuah, “Aku tetapkan kalian tiga
57
bepergian: berhaji, berjuang di jalan Allah, dan berunta demi
mencari sebagian karunia Allah.” Bahkan ia menganggap
syahid seseorang yang meninggal dalam perjalanan terakhir.
(Santosa, 2011:21).
Petuah Umar di atas mengandung perintah untuk berusaha
dengan maksimal karena Allah lebih senang kepada hamba-Nya yang
bersyukur kepada-Nya dengan menggunakan anggota badan untuk
bekerja. Bahkan orang yang bekerja dinilai sebagai orang yang syahid
di jalan Allah.
Sekali waktu, Umar menanyakan nafkah seseorang yang tekun
beribadah di masjid. Orang itu menjelaskan, “Aku memiliki
saudara yang mencari kayu. Lalu dia mendatangiku dan
mencukupiku.” Lantas ditanggapi Umar, “Berarti, saudara
engkau lebih beribadah dari pada engkau.” Di zaman Nabi hal
serupa pernah terjadi. Saat sekelompok orang membiayai haji
seseorang, maka Nabi menilai sekelompok orang itu lebih baik
dari pada orang dibiayai tersebut. (Santosa, 2011:21).
Lain waktu, Umar bertanya kepada seseorang yang sudah lanjut
usia, “Apa yang menghalangi engkau untuk menanami tanah
engkau?” Maka dijawablah, “Aku ini sudah tua renta. Mungkin
saja aku meninggal besok.” Lantas apa tanggapan Umar?
Langsung saja ia menyuruh orang itu untuk menanam, bahkan
ia sempat ikut menemani menanam. (Santosa, 2011:22).
Di antara sekian banyak sahabat nabi, Umar adalah salah
seorang sahabat yang memiliki kekayaan materi (selain kekayaan
spiritual) dan mewariskan triliuanan rupiah. Sebab, tanpa materi,
perang dan perjuangan tidak akan bisa dijalankan dengan sempurna.
Masih soal kerja. Umar pun sering menasihati, “Cukupilah diri
engkau, niscaya akan lebih terpelihara agama engkau dan lebih
mulia diri engkau.” (Santosa, 2011:22).
Nasehat ini didasarkan bahwa jika kebutuhan materi telah
terpenuhi, maka ibadah akan lebih tenang dan khusyu. Sebaliknya, jika
terjadi kekurangan materi, maka ibadah akan tergesa-gesa dan tidak
tenang karena terburu-buru untuk mendapatkan rezeki.
58
Bukan cuma menasehati. Umar juga melakukan apa yang ia
nasehatkan. Misalnya saja, begitu selesai sholat subuh, ia selalu
bergegas menuju kebunnya di Juruf. Ia berusaha mencukupi
dirinya. (Santosa, 2011:22).
Dalam sebuah riwayat disampaikan bahwa seseorang bergegas
mencari rezeki, terutama pagi hari, maka malaikat akan mendoakan
dan Allah akan mencukupkan rezeki baginya.
Terkait ini Nabi pun pernah berwasiat, “Di antara dosa-dosa,
ada dosa yang tidak dapat terhapus dengan puasa dan sholat. Ia
hanya dapat dihapus dengan bersusah payah mencari nafkah.”
(Santosa, 2011:22).
Pendapat ini menunjukkan bahwa mencari nafkah menjadi
aktivitas yang amat penting karena mengandung manfaat yang besar
bagi kehidupan masyarakat. Etos kerja yang tinggi merupakan
kepribadian muslim yang wajib dimiliki agar perekonomian Islam
berkembang dan uamt Islam menjadi umat yang jaya dan dapat
membantu sesama.
Wasiat yang lain, “Allah menyukai hamba yang berkarya dan
terampil. Sesiapa yang bersusah-payah mencari nafkah untuk
keluarganya, maka ia serupa dengan seorang pejuang di jalan
Allah.” Sekali lagi, kerja adalah bentuk ibadah yang tertinggi.
(Santosa, 2011:22).
Bekerja merupakan amal dunia yang memiliki pahala besar
karena dapat menjadi wasilah untuk melakukan ibadah sebagai bekal
di akhirat. Dengan bekerja, umat Islam akan mampu mendirikan
masjid, menyejahterakan fakir miskin, dan melakukan ibadah haji
sebagai rukun Islam terakhir.
Kita lanjutkan. Selama ini, ikhtiar dan ibadah sering diletakkan
secara terpisah. Seolah-olah berlawanan. Padahal
sesungguhnya tidak begitu. Justru ikhtiar dan ibadah adalah
dua sisi yang melapisi Koin Keberuntungan. Karena di dalam
ikhtiar terdapat ibadah. Demikian pula sebaliknya, di dalam
59
ibadah juga terdapat ikhtiar. Dengan begitu, dapatlah
disimpulkan bahwa ikhtiar itu adalah ibadah dan ibadah itu
adalah ikhtiar.
Poin ini menunjukkan bahwa bekerja adalah bukti ikhtiar yang
bernilai ibadah. Ikhtiar dan ibadah seringkali dimaknai berbeda dan
saling berlawanan. Namun pendapat tersebut harus segera ditangkis
karena keduanya seperti sekeping mata uang yang jika salah satunya
tidak ada, maka berarti ketiadaan keduanya.
Ketika Anda memiliki satu impian, lazimnya Anda akan
memohon dan berdoa kepada-Nya. Lantas Anda pun ‘membeli’
impian Anda dengan amal-amal kebaikan. Seumpama, sedekah,
sholat dhuha, dan sholat tahajjud. Pertanyaannya, apakah
sedekah, sholat dhuha, dan sholat tahajjud itu ibadah? Jelas, itu
ibadah. Namun, apakah itu juga ikhtiar? Ya iya, itu juga ikhtiar.
Tepatnya, ikhtiar dalam menjemput impian dan ikhtiar dalam
mendekatkan diri kepada-Nya. Right?(Santosa, 2011: 72).
Seseorang yang melakukan sebuah pekerjaan dengan niat yang
benar, ia akan memperoleh dua pahala, yakni pahala ikhtiar dan pahala
ibadah. Sifat ke-Maha-an Allah yang sangat berbelas kasih kepada
makhluk-Nya menjadikan aktifitas yang bernilai duniawi menjadi
bekal ukhrawi.
b. Kaya untuk ibadah
Salah satu ajaran Rasul kita, Muhammad saw adalah
mengajarkan untuk kaya. Beliau berdoa agar di wafatkan dalam
keadaan fakir, namun bukan berarti beliau adalah Nabi yang miskin.
Rasulullah bisa memberikan mahar berupa ratusan unta kepada
Khadijah adalah bukti bahwa beliau sangat kaya. Maka, tidak keliru
jika umat Islam meniru beliau untuk turut menjadi kaya.
Rukun islam yang terakhir adalah ibadah haji. Ibadah haji
adalah salah satu ibadah dengan syarat dan ketentuan tertentu. Berbeda
dengan ibadah yang lain, ibadah haji membutuhkan biaya yang tidak
sedikit untuk dapat dilaksanakan. Maka dari itu, umat Islam harus
kaya.
60
Zakat, infaq, sedekah, menyantuni anak yatim dan faqir miskin,
kesemuanya itu bisa dilakukan apabila umat islam memiliki harta
untuk diamalkan. Demikian juga dengan membangun masjid,
madrasah, dan juga pondok pesantren. (Ichsanuddin, 2005: 90)
Orang miskin yang bersabar dan orang kaya yang bersyukur
sama-sama memperoleh kemuliaan di sisi-Nya. Namun begitu,
kita disarankan untuk menjadi orang kaya, agar dapat berbuat
lebih banyak untuk agama dan sesama. Right? (Santosa,
2011:14).
Menjadi kaya merupakan penekanan pada poin ini. Tidak salah
menjadi miskin, namun dengan menjadi kaya, seorang muslim akan
memiliki ladang perjuangan yang luas dan lebih bermanfaat bagi
sesama. Kaya dan miskin bukan menjadi takdir manusia. Sebagai
seorang muslim, keyakinan bahwa kaya harus diperoleh harus
ditanamkan betul-betul dalam jiwa agar semangat dan etos bisa
membara dan menyumbangkan energi positif bagi lingkungan.
Kitab suci pun menyuruh kita berjuang dengan harta dan jiwa.
Kedua-duanya. Bukan salah satunya. Makanya kita hanya
memiliki dua pilihan: kaya atau kaya raya. Right? (Santosa,
2011:14).
Perjuangan di jalan Allah sangat luas dan beragam. Perjuangan
tidak hanya dengan jiwa raga, namun memerlukan harta karena Allah
memerintahkan umat Islam untuk berjuang dengan harta. Hal ini
terdapat dalam QS. At-Taubah: 41:
فاف ٱ م وج اوثقال نفرواخ كم لكم و هدواب وأنفس سبيل لكم ذ لل ٱف لكم خي كنتم لمونت ع إن
Artinya: “Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa
ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan
dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik
bagimu, jika kamu mengetahui”
Ada yang bilang, “Harta tidak dibawa mati.” Padahal Mercedes
61
dan BMW pun bisa Anda bawa mati sebagai amal kebaikan.
Asalkan Mercedes dan BMW itu Anda gunakan di jalan-Nya.
(Santosa, 2011:15)
Memang, ada benarnya sebuah pernyataan yang mengung-
kapkan bahwa harta tidak dibawa mati. Namun perlu diketahui juga
bahwa harta juga ada yang bisa dibawa mati, tergantung bagaimana
harta itu digunakan. Jika ia digunakan untuk sarana ibadah dan
kebaikan, maka ia akan tercatat sebagai bekal mati.
Inilah pesan Nabi:
Kefakiran dekat dengan kekufuran. (Santosa, 2011:24).
Allah SWT lebih menyukai muslim yang kuat iman dan
nafkahnya dari pada muslim yang lemah. (Santosa, 2011:24).
Meninggalkan ahli warismu dalam keadaan cukup, itu jauh
lebih baik daripada meninggalkan mereka dalam keadaan fakir,
sehingga mereka meminta-minta kepada manusia. Ini
bermakna, Anda dilarang mati sebelum mencukupkan anak-
anak Anda! Hehehe! Di sini bukan berarti Anda mewariskan
kekayaan, namun Anda memastikan mereka kaya. Buka juga
Surat An-Nisa 4: 9. (Santosa, 2011:24).
Hei, jangan salah! Rupa-rupanya, amatlah banyak orang miskin
yang diperbudak oleh harta. Meskipun mereka tidak punya
harta, namun siang-malam hartalah yang terbayang-bayang di
benak mereka. Sungguh, mereka tidak kaya hati. (Santosa,
2011:26).
Sebaliknya, amatlah banyak orang kaya yang berhasil
memperbudak harta. Serupa dengan Nabi, Umar, dan sahabat-
sahabat lainnya. Bagi mereka, harta bukanlah tujuan,
melainkan alat untuk memudahkan ibadah dan manfaat.
Sungguh mereka kaya hati. (Santosa, 2011:26).
Bayangkan lagi, ada ustadz miskin, ada ustadz kaya.
Ustadz miskin berdakwah, “pengen sukses? Rutinkan sholat
dhuha.”
Ustadz kaya juga berdakwah, “pengen sukses? Rutinkan sholat
dhuha.”
Jelas, kata-kata mereka didengar oleh malaikat. Akan tetapi,
kata-kata siapakah yang lebih didengar oleh umat? Tentu saja,
ustadz kaya! Semestinya sih tidak boleh begitu. Siapapun yang
menyampaikan kebenaran, hendaklah didengarkan dan ditaati.
Namun begitulah umat. Kadang umat lebih memperhatikan
siapa daripada apa. (Santosa, 2011:28).
Sebagai seorang Islam menjaga diri dengan tidak minta-minta
62
dan mencari nafkah merupakan hal yang penting diperhatikan. Oleh
karenanya, sebagaimana pesan di atas kita harus memiliki kecukupan
pangan, sandang, dan papan dan bahkan kita harus kaya, hal ini
sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah dan para sahabatnya bahwa
sebagai seorang muslim kita harus kaya.
Dipesankan bahwa berdakwah itu sesuai bahasa kaumnya. Lha
apa bahasa kaum zaman sekarang? Yah, apalagi kalau bukan
kekayaan! (Santosa, 2011:28).
Lihatlah, apabila digunakan dengan benar, kekayaan itu dapat
memudahkan dakwah dan syiar agama. So ptactical, so
powerful! (Santosa, 2011:28).
Sebagaimana di atas menjadi kaya itu penting, karena orang
kaya termasuk orang yang memiliki pengaruh setelah orang yang
berilmu.
3. Pesan Syari’ah
a. Sholat Dhuha dan Sholat Tahajud
Shalat tahajud dikenal juga dengan nama qiyamullail. Tahajud
berpadanan kata dengan istaiqadza berarti terjaga, sengaja bangun,
atau sengaja tidak tidur. Menurut Moh. Sholeh, tahajud artinya bangun
dari tidur. Shalat tahajud adalah shalat sunah yang dikerjakan pada
malam hari dan dilaksanakan setelah tidur lebih dahulu walaupun
tidurnya hanya sebentar. (Sholeh, 2012: 130). Kutipan kalimat yang
mengandung pesan dakwah tentang sholat dhuha dan tahajud adalah
sebagai berikut:
Inilah janji Allah, “Wahai anak Adam, rukuklah karena Aku di
awal siang (sholat dhuha), niscaya Aku akan mencukupi
engkau di siang hari.” (Santosa, 2011:74).
Begitu pula dengan sholat dhuha dan sholat tahajjud. Di mana
63
melalui sholat dhuha dan sholat tahajjud kita boleh berharap
rezeki, kesehatan, dan kelapangan waktu (Santosa, 2011:45).
Dampak lainnya, dengan shalat tahajjud, Dia juga akan
‘memberatkan’ ucapan Anda (QS. 73: 1-7 dan QS. 17: 79)
(Santosa, 2011:77).
Ingin engkau berdialog dengan dengan Allah? Maka dirikan
sholat.” Salah satunya sholat tahajjud (Santosa, 2011:77).
Shalat tahajjud menjadi shalat yang tidak mudah dikerjakan
bagi kebanyakan orang. Selain waktu malam yang sangat enak jika
digunakan untuk tidur, setan juga akan memberatkan manusia menju
air wudhu. Dengan tingkat kesulitan ini, Allah akan memberikan
pahala lebih kepada orang yang menjalankan shalat tahajud,
mengabulkan setiap permintaannya dan menjadikannya hamba yang
terkasih.
b. Membaca al-Qur’an
Salah satu keistimewaan al-Qur’an sebagai sebuah bacaan
adalah nilai ibadah bagi yang membaca, belajar, dan mengajarkannya.
Membaca al-Qur’an menjadi ibadah tersendiri bagi setiap muslim yang
menjalankannya. Allah akan memberikan pahala saat membaca 1 huruf
dalam al-Qur’an. Lafadz alif lam mim, terdiri atas tiga huruf. Huruf
alif, lam, dan mim. Kutipan kalimat yang mengandung pesan dakwah
ini adalah sebagai berikut:
Seorang guru pernah wanti-wanti kepada kami, “Ingin Allah
berdialog dengan engkau? Maka bacalah al-Qur’an (Santosa,
2011:77).
c. Umrah
Umrah adalah mengunjungi ka’bah dengan serangkaian ibadah
khusus di sekitarnya. Pelaksanaan umrah tidak terikat dengan miqat
zamani dengan arti ia dapat dilakukan kapan saja, termasuk pada
musim haji. Perbedaannya dengan haji ialah bahwa padanya tidak ada
64
wuquf di Arafah, berhenti di Muzdalifah, melempar jumrah dan
menginap di Mina. Dengan begitu ia merupakan haji dalam bentuknya
yang lebih sederhana, sehingga sering umrah itu disebut dengan haji
kecil (Syarifuddin, 2003: 70). Hukum umrah adalah wajib
sebagaimana juga hukum haji, karena perintah untuk melakukan umrah
itu selalu dirangkaikan Allah dengan perintah melaksanakan haji.
Kalimat yang menunjukkan pesan dakwah umrah adalah sebagai
berikut:
Kerja Sekian Hari, Dibayar Besar-Besaran!
Katakanlah, si bos tadi kembali memanggil Anda – sebagai
kontraktor. Untuk yang satu ini rada berbeda. Dia meminta
Anda untuk mengunjungi vilanya, yang memerlukan perjalanan
berjam-jam. Bukan cuma itu. Dia juga meminta Anda tinggal
di vilanya dan (Santosa, 2011:77) mengerjakan sesuatu selama
berhari-hari. Yah, sangat menghabiskan waktu Anda.
Lagi-lagi, dapat dipastikan, setelah itu si bos akan ‘mengganti’
waktu Anda dengan sejumlah uang. Dapat dipastikan pula, kali
ini uangnya betul-betul besar-besaran. Bagaikan sebuah
keberuntungan! Ini mengingat besarnya waktu, tenaga, dan
uang yang telah Anda korbankan. Lha, si bos saja mengganti
seperti itu, apalagi Allah?
Perumpamaan inilah yang kami maksud dengan umrah.
Perjalanan ke sana berjam-jam. Tinggal di sana berhari-hari.
Dipesankan oleh Nabi, “Sesungguhnya, pahala (ganjaran)
engkau sesuai dengan kadar kepayahan dan nafkah engkau.”
Karena begitu besar waktu, tenaga, dan uang yang telah Anda
korbankan, maka Allah pun mengganti bahkan
melipatgandakan itu semua untuk Anda. Yakinlah!
Kurang yakin? Yah, lihat saja orang-orang di sekitar Anda.
Rata-rata, mereka yang pulang berumrah itu membaik rezeki
dan nasibnya. Tidak begitu-begitu saja. Pengalaman kami
pribadi, sepulang berumrah untuk kedua kalinya, begitu tiga
hari tiba di tanah air, rezeki silih-berganti tiada henti masuk ke
rekening kami, setiap harinya selama tiga bulan berturut-turut!
Subhanallah! Setelah itu, kami pun dikaruniai anak!
Subhanallah!
Pas dan pantaslah Nabi menjanjikan bahwa umrah dapat
mengatasi kafakiran dan terbuktilah janji Nabi itu (Santosa,
65
2011:78).
Kutipan kalimat diatas menceritakan sebuah analogi tentang
keutamaan dan hikmah umrah. Umrah menjadi salah satu ibadah yang
mampu menghapus dosa seorang hamba. Dan salah satu golongan
yang dicintai Allah adalah golongan orang yang bersih dan suci.
Dengan demikian, jika seseorang telah melakukan umrah, Allah akan
menghapuskan dosa-dosanya, dan berpeluang besar terhadap
terkabulnya doa dan permintaan.
d. Menikah
Menikah merupakan sebuah ibadah yang di dalamnya Allah
janjikan ketenangan dan ketentraman dalam hidup. Rasa cinta dan
tentram akan bertumbuh ketika seseorang telah menjalankan perintah
Allah sebagai penyempurna iman tersebut. Selain menjanjikan
kehidupan yang cenderung tentram, Allah juga akan menurunkan
rahmat dan rizki setelah kehidupan berkeluarga.
Menurut Abraham H. Maslow, ada dua peristiwa yang sangat
berpengaruh dalam proses kematangan pribadi seseorang. Pertama,
pernikahan. Pernikahan adalah sekolah terbaik yang mampu
mematangkan pribada dan emosi seseorang. Kedua, menjadi orangtua
dimana kita belajar memancangkan cita-cita setinggi mungkin dan
menerima seorang anak dengan apa adanya. (Adhim, 2002: 79)
Kalimat yang menunjukkan pesan dakwah menikah adalah
sebagai berikut:
Menurut orang kanan, menikah dulu, lalu tercukupkan.
66
Bukankah Allah yang menjanjikan bahwa menikah itu
mengayakan (QS. 24: 32)? (Santosa, 2011:80).
Kutipan kalimat di atas menjelaskan tentang janji Allah bahwa
Ia akan memberikan kecukupan bagi orang yang menikah. Sehingga
orang yang ingin menikah tidak perlu merasa takut, cemas, atau ragu
ketika hendak menikah. Sebagaimana firman Allah dalam Surah an-
Nur ayat 32:
ٱوا وأنكح ءفقرايكونوا إنئكم وإماعبادكم من لحينلص ٱومنكم مى ي ل ٱنهميغ ٱوهۦلهفض منلل ٢٣عليم سع و لل
Artinya: Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara
kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-
hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu
yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan
mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-
Nya) lagi Maha Mengetahui (QS. An-Nur: 32).
e. Zakat
Zakat adalah ibadah individual yang cenderung dipahami
sebagai ajaran perilaku perseorangan dalam memenuhi salah satu
kewajiban di hadapan Rabbnya. Membicarakan tentang zakat,
mayoritas pasti bertumpu pada zakat fitrah. Padahal selain diwajibkan
melakukan zakat fitrah, umat islam juga diwajibkan mengeluarkan
zakat mal. (An-Naim, tth: 266). Kutipan kalimat yang menjelaskan
tentang zakat adalah sebagai berikut:
Dan inilah Akar Serabut Kerugian: Pertama, tidak berzakat.
Dan beginilah pesan Nabi, “Bila engkau mempunyai 200
dirham dan sudah mencapai waktu setahun, maka zakatnya
adalah 5 dirham.” (Santosa, 2011:92).
Ingatlah, sedekah itu sunnah, sedangkan zakat itu wajib,
bahkan salah satu Rukun Islam.
Ingatlah, sholat tidak akan diterima, selagi zakat belum
dikeluarkan. Begitu pula sebaliknya. Ini merujuk pada
serangkai antara mendirikan sholat dan membayar zakat.
67
Ingatlah, walaupun Anda telah bersedekah 10 persen, namun
itu tidak dapat menggantikan zakat yang 2,5 persen. Persis
seperti sholat tahajjud 12 rakaat, yang tidak dapat
menggantikan sholat subuh yang 2 rakaat. Tambahan lagi,
Anda tidak dapat mengubah niat untuk amalan yang telah
berlalu.
Banyak yang merasa telah membayar zakat, padahal baru zakat
fitrah, belum zakat harta.
Banyak yang merasa tidak harus membayar zakat, karena
menganggap dirinya bukan orang kaya, padahal tidak begitu.
Yang jelas, zakat itu tertentu jumlahnya, tertentu waktunya,
tertentu pemberinya, dan tertentu penerimanya.
Di Indonesia, konon di antara sekian juta orang wajib zakat,
ternyata baru 24 persen yang berzakat. Hati-hati, apabila sudah
cukup setahun, ternyata harta tidak juga kita zakatkan, yah lihat
saja, seringkali harta kita itu musnah. Betul sekali, musnah!
Mungkin barang kita hilang. Mungkin keluarga kita kena
musibah. Mungkin anak kita jatuh sakit. Mungkin bisnis kita
rugi. Mungkin karier kita mentok. Mungkin keluarga kita resah
ketika menikmati harta tersebut. Dan ‘mungkin-mungkin’ yang
lainnya.
Coba bayangkan. Tanpa zakat, harta tetap musnah, dosa
didapat, dan pahala tidak didapat. Jadi, tekor tiga kali!
Coba juga bayangkan. Dengan zakat, harta terpelihara, dosa
terhindari, dan pahala tercapai. Jadi, untung tiga kali! Pilih
mana?(Santosa, 2011: 93).
Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dijalankan
umat Islam. Allah memerintahkan segala sesuatu pasti memiliki makna
dan hikmah yang besar yang tidak hanya bernilai ibadah, namun juga
memiliki nilai humanis. Zakat sebagai upaya mewujudkan
kesejahteraan ekonomi dan sosial masyarakat. Islam secara lengkap
mengatur bagaimana kehidupan di dunia dan di akhirat dapat seimbang
tentunya dengan mengatur sinergitas dan kerjasama antar sesame.
f. Sedekah
Sedekah berasal dari bahasa arab sadaqa yang artinya benar.
Sedangkan menurut istilah, para ahli sepakat bahwa makan sedekah
68
adalah memberi. Syed Mahmudunnasir mengartikan sedekah dengan
pemberian derma, yaitu pemberian sebagian dari harta karena Allah
kepada orang-orang fakir dan miskin. (Mahmudunnasir, 1998: 475)
Dalam Ensiklopedi Islam Indonesia, sedekah diartikan dengan
pemberian kepada seseorang, lembaga atau bedan yang berhak, dengan
tidak mengharapkan imbalan apapun kecuali ridho Allah dalam
mendekatkan diri kepada-Nya. (Nasution, 1992: 848). Beberapa
kalimat yang mengandung pesan dakwah tentang sedekah adalah
sebagai berikut:
Sejak ribuan tahun silam, telah ditemukan jamu manjur 4-in 1:
Jamu tolak bala: menolak bala
Jamu galian rezeki: memudahkan rezeki
Jamu enteng jodoh: memudahkan jodoh
Jamu sehat perkasa: memelihara kesehatan
Jamu apa itu? Yap, itulah sedekah. Anda boleh menyebutnya
derma, donasi, sumbangan, pemberian, atau apa sajalah
(Santosa, 2011: 51).
Selanjutnya, kami petik sebuah janji dari-Nya, “perumpamaan
orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah
(bersedekah) adalah serupa dengan sebutir biji yang
menumbuhkan tujuh tangkai, pada tiap-tiap tangkai itu berisi
seratus biji. Dan Allah melipatgandakan (balasan) bagi sesiapa
yang dikehendaki-Nya (QS. 2: 261).” (Santosa, 2011:53).
Lantas, apakah mungkin sedekah Anda ditunda balasannya?
Nah, ini juga tidak mungkin.
Pertama, di kitab suci berulang kali tertulis, bersedekah itu
seperti memberi pinjaman yang baik kepada Allah. Tentulah
Dia akan langsung membalas – kontan – karena mustahil Dia
sampai berutang.
Kedua, bukankah perhitungan-Nya sangat cepat?
Ketiga, bukankah sifat-Nya Maha Menyegerakan?
(Memangnya kita, suka bayar tunda, hehehe!) (Santosa,
2011:53).
Kejadian kurang-lebih serupa juga pernah terjadi di zaman
Nabi Muhammad. Dikisahkan, seorang tukang kayu akan
dipatuk ular dan ditakdirkan meninggal karena patukan itu.
Ternyata, pada hari itu tidak jadi dipatuk ular dan tidak jadi
69
meninggal. Usut punya usut, di perjalanan ia menyedekahkan
makanan miliknya satu-satunya (Santosa, 2011:59).
Konon, setiap pagi ada dua malaikat yang berseru. Yang satu
berseru, “Ya Tuhan, karuniakanlah balasan kepada orang yang
bersedekah.” Yang satu lagi, “Musnahkanlah orang yang
enggan bersedekah.” (Santosa, 2011:60).
Secara keseluruhan kutipan kalimat di atas hanya menjelaskan
tentang sedekah. Meliputi: keutamaan sedekah, doa malaikat terhadap
orang yang mau sedekah dan yang enggan, cerita tentang orang yang
sedekah ketika di surga, hikmah sedekah, dan lain sebagainya.
70
B. Pesan Dakwah yang Paling Dominan dalam Buku Percepatan Rezeki
Dalam 40 Hari dengan Otak Kanan Karya Ippho Santosa
Berdasarkan dari apa yang telah penulis teliti mengenai pesan-pesan
dakwah yang ada dalam buku Percepatan Rezeki Dalam 40 Hari Dengan Otak
Kanan Karya Ippho Santosa, terdapat pesan dakwah yang paling mendominasi
di setiap kategori, yaitu sebagai berikut:
1. Pesan Akidah
Pesan akidah yang sering muncul adalah pesan yang
masuk dalam kategori keyakinan akan keberadaan dan
kekuasaan Allah. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan Ippho
pada kutipan kalimat berikut:
Kita lanjutkan. Perlu digarisbawahi, keyakinan yang kami maksudkan
pada buku ini bukanlah sembarang keyakinan. Melainkan
keyakinan yang sempurna. Istilahnya, prisma paripurna, di mana
prisma ini dibentuk oleh lima ruas:
Ruas #1. Yakin akan keberadaan Allah.
Ruas #2. Yakin akan kekuasaan Allah.
Ruas #3. Yakin akan janji-janji Allah.
Ruas #4. Yakin akan cara-cara yang diajarkan dan dianjurkan Allah.
Ruas #5. Yakin bahwa segala sesuatu dari Allah adalah yang terbaik.
(Santosa, 2009: 106).
Kemudian dalam kalimat lain Ippho juga menekankan
tentang pentingnya sebuah keyakinan, terutama yakin kepada
Allah Yang Maha Berkehendak. Pernyataan ini bisa kita lihat
pada kutipan kalimat berikut:
Pembahasan ini terkait erat dengan keyakinan. Yah, setiap saat,
tiap sudut, motivator berteriak-teriak soal keyakinan. Beginilah,
begitulah. (Santosa, 2011: 106).
Tambahan lagi. Sebenarnya, bukan zakat yang melindungi. Bukan
sedekah yang mengayakan. Bukan sholat tahajjud yang
71
menyehatkan. Ini perlu diresapi betul-betul. Karena hanya Allah-
lah yang melindungi, mengayakan, dan menyehatkan. Adapun
zakat, sedekah, sholat tahajjud, dan lain-lain itu cuma sebuah
‘perantara’. Sebuah jalan. Sebuah wasilah. (Santosa, 2011: 108).
2. Pesan Syariah
Pesan syariah yang sering muncul ialah pesan yang
masuk dalam kategori sedekah. Hal itu ditunjukkan beberapa
kali dalam kalimatnya yang menyinggung tentang sedekah di
berbagai halaman. Berikut salah satu contoh kutipan kalimat
yang menyinggung tentang sedekah:
Sejak ribuan tahun silam, telah ditemukan jamu manjur 4-in 1:
Jamu tolak bala: menolak bala
Jamu galian rezeki: memudahkan rezeki
Jamu enteng jodoh: memudahkan jodoh
Jamu sehat perkasa: memelihara kesehatan
Jamu apa itu? Yap, itulah sedekah. Anda boleh menyebutnya
derma, donasi, sumbangan, pemberian, atau apa sajalah
(Santosa, 2011: 51).
3. Pesan Akhlak
Pesan akhlak yang sering muncul adalah pesan yang
masuk ke dalam kategori akhlak kepada manusia yaitu
melepaskan diri dari ketergantungan pada orang lain dengan cara
bekerja atau mencari nafkah. Bahkan sebisa mungkin kita harus
menjadi orang yang kaya agar bisa lebih bermanfaat bagi sesama
dan agama. Hal ini dijelaskan dalam sebuah kutipan kalimat
berikut:
Orang miskin yang bersabar dan orang kaya yang bersyukur sama-
sama memperoleh kemuliaan di sisi-Nya. Namun begitu, kita
disarankan untuk menjadi orang kaya, agar dapat berbuat lebih
banyak untuk agama dan sesama. Right?
Kitab suci pun menyuruh kita berjuang dengan harta dan jiwa.
Kedua-duanya. Bukan salah satunya. Makanya, kita hanya
72
memiliki dua pilihan: kaya atau kaya raya. Right? (Santosa, 2011:
14)
73
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan terhadap buku
Percepatan Rezeki Dalam 40 Hari Dengan Otak Kanan Karya Ippho Santosa,
dengan perpaduan teori-teori pesan dakwah, maka dapat diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Pesan-pesan dakwah yang penulis temukan dalam buku Percepatan Rezeki
Dalam 40 Hari Dengan Otak Kanan dapat diklasifikasikan menjadi
beberapa bagian antara lain: pesan dakwah akidah, pesan dakwah syariah,
pesan dakwah akidah. Pesan dakwah akidah meliputi; keyakinan atau iman
kepada Allah, berharap kepada Allah, niat dan balasan amal, doa dan
harapan. Pesan dakwah syari’ah di antaranya; sholat dhuha, sholat
tahajjud, membaca al-Qur’an, umrah, menikah, zakat, dan sedekah. Dan
pesan dakwah akhlak di antaranya; bekerja sebagai bentuk ikhtiar dan
ibadah, kaya untuk ibadah.
2. Dari beberapa pesan dakwah yang terdapat dalam buku Percepatan Rezeki
Dalam 40 Hari Dengan Otak Kanan, pesan yang paling dominan yaitu
pesan akidah terutama tentang percaya akan kekuasaan Allah. Meskipun di
dalam penjelasannya Ippho memberikan gambaran melalui pesan syariah,
namun sebenarnya itu tujuannya adalah untuk memberikan pemahaman
tentang keyakinan itu sendiri.
74
B. Saran-saran
Setelah penulis menelaah tentang pesan-pesan dakwah
dalam buku Percepatan Rezeki Dalam 40 Hari Dengan Otak
Kanan karya Ippho Santosa, ada beberapa saran yang perlu
disampaikan antara lain:
1. Pendakwah
Dakwah melalui buku saat ini masih perlu digiatkan secara
terus-menerus oleh para da’i agar gagasannya bisa menjangkau
masyarakat secara luas tanpa batasan ruang dan waktu. Karena
terkadang faktor-faktor tertentu menjadi kendala bagi sebagian orang
atas sampainya pesan dakwah tersebut. Di samping itu juga pesan
dalam sebuah buku bisa bertahan lebih lama, karena ia terekam dalam
sebuah tulisan yang bisa secara berkesinambungan dicetak ulang dan
dipelajari kapanpun meskipun penulis telah tiada.
2. Pembaca
Setelah mengetahui pesan-pesan dakwah yang terkandung
dalam buku ini, hendaknya pembaca semakin termotivasi dan
terdorong untuk mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari,
agar bisa mencapai kebahagiaan di dunia maupun di akhirat.
DAFTAR PUSTAKA
Adhim, Mohammad Fauzil. 2002. Indahnya Pernikahan Dini. Jakarta:
Gema Insani Press.
Amin, Samsul Munir. 2009. Ilmu Dakwah. Jakarta: Amzah.
An-Naim, Abdullahi Ahmed. Tth. Berderma untuk Semua. Jakarta: Teraju
Mizan.
An-Naisaburi, al-Qusyairy. 2000. Ar-Risalah al-Qusyairiyah fi ilmi at-
tashawufi, terj. Mohammad Luqman Hakim dengan judul Risalatul
Qusyairiyah: Induk Ilmu Tasawuf. Surabaya: Risalah Gusti.
Arifin, Anwar. 2011. Dakwah Kontemporer Sebuah Studi Komunikasi.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Burhan, Bugin. 2008. Penelitian Kualitatif; Komunikasi, Ekonomi,
Kebijakan, Publik dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana.
Fathoni, Abdurrahmat. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Bandung: Rineka Cipta.
Farid, Ahmad. 2008. Pohon Iman. Solo: Pustaka Arafah
Halimi, Safrodin. 2008. Etika Dakwah Dalam Perspektif Al-Qur’an;
Antara Idealitas Qur’ani dan Realitas Sosial. Semarang:
Walisongo Press.
Ichsanudin. 2005. Umat Islam Harus Kaya. Jakarta: Al-Ihsan Media
Utama
Ilaihi, Wahyu. 2010. Komunikasi Dakwah. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Kementerian Agama RI. 2015. Al-Qur’an dan Tafsirnya. Jakarta: Widya
Cahaya.
Luth, Thahir. Tth. Antara Perut dan Etos Kerja dalam Perspektif Islam.
Jakarta: Gema Insani Press.
Mahmudunnasir, Syed. 1998. Islam Konsepsi dan Sejarahnya. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Muhyiddin, Asep. 2002. Metode Pengembangan Dakwah. Bandung:
Pustaka Setia.
Nasution, Harun dkk. 1992. Tim Penulis IAIN Syarif Hidayatullah,
Ensiklopedi Islam Indonesia. Jakarta: Djambatan.
Nazir, Muhammad. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Santosa, Ippho. 2009. 7 Keajaiban Rezeki. Jakarta: Elex Media
Komputindo.
Santosa, Ippho. 2011. Percepatan Rezeki Dalam 40 Hari Dengan Otak
Kanan. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Sholeh, Moh. 2008. Bertobat Sambil Berobat. Jakarta: PT. Mizan Publika
Sholeh, Moh. 2012. Terapi Shalat Tahajud; Menyembuhkan berbagai
Penyakit. Jakarta: PT. Mizan Publika
Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Soejono dan Abdurrahman. 2005. Metode Penelitian Suatu Pemikiran dan
Penerapan. Jakarta: PT. Bina Adiaksara.
Sukandarrumidi. 2006. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Pers UGM.
Wiyani, Novan Ardy. 2012. Pendidikan Karakter Berbasis Iman dan
Taqwa. Yogyakarta: Penerbit Teras.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP PENULIS
(Curriculum Vitae)
A. Identitas
Nama : Muhammad Maghfurin
Tempat, Tanggal Lahir : Grobogan, 22 Juni 1991
NIM : 117-13-010
Alamat : Dusun Lobang RT 04/RW 04 Desa Kedungwungu
Kec. Tegowanu Kab. Grobogan
Email : [email protected]
B. Pendidikan Formal
1997-2003 : SD N Kedungwungu 01 Tegowanu Grobogan
2005-2006 : MTs YASUA Pilangwetan Kebonagung Demak
2007-2008 : MTs Sholihiyyah Kalitengah Mranggen Demak
2008-2011 : MA Futuhiyyah 01 Mranggen Demak
2013-2017 : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga
C. Pendidikan non Formal
2003-2006 : Pondok Pesantren Al-Ma’arif Pilangwetan Kebonagung Demak
2006-2011 : Yayasan Sholihiyyah Kalitengah Mranggen Demak
2008-2011 : Pondok Pesantren Huffadz Lathiful Mu’tashim Kalitengah
Mranggen Demak
2013 : Pasca Tahfidz Bayt al-Qur’an Tangerang Selatan
D. Pengalaman Kerja
2014 : Guru pendamping tahfidz di SD PTQ An-Nida Salatiga
2015 : Driver pribadi Bapak Fitra Jaya Saleh (Owner Raihanshop.com)