validasi kuesioner littlears berbahasa indonesia pada...

66
VALIDASI KUESIONER LITTLEARS BERBAHASA INDONESIA PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI JAKARTA Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA DOKTER OLEH : HANA FADHILAH NIM: 110103000072 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H/2014 M

Upload: vannguyet

Post on 16-Aug-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: VALIDASI KUESIONER LITTLEARS BERBAHASA INDONESIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25766/1/HANA FADHILAH.pdf · Teman-teman, kakak-kakak dan adik-adik di

   

   

VALIDASI KUESIONER LITTLEARS BERBAHASA

INDONESIA PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI JAKARTA

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA DOKTER

OLEH :

HANA FADHILAH

NIM: 110103000072

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1434 H/2014 M

 

Page 2: VALIDASI KUESIONER LITTLEARS BERBAHASA INDONESIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25766/1/HANA FADHILAH.pdf · Teman-teman, kakak-kakak dan adik-adik di
Page 3: VALIDASI KUESIONER LITTLEARS BERBAHASA INDONESIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25766/1/HANA FADHILAH.pdf · Teman-teman, kakak-kakak dan adik-adik di
Page 4: VALIDASI KUESIONER LITTLEARS BERBAHASA INDONESIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25766/1/HANA FADHILAH.pdf · Teman-teman, kakak-kakak dan adik-adik di
Page 5: VALIDASI KUESIONER LITTLEARS BERBAHASA INDONESIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25766/1/HANA FADHILAH.pdf · Teman-teman, kakak-kakak dan adik-adik di

   

v      

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan nikmat

yang telah diberikan sehingga penulis dapat belajar hingga tepat pada waktunya penulis harus

menuliskan laporan penelitian ini. Penulis menyadari, tanpa bantuan dan bimbingan dari

berbagai pihak maka penelitian ini tidak akan pernah terselesaikan. Oleh karena itu, penulis

mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. DR (hc). dr. M.K Tadjudin, SpAnd, dr. M. Djauhari Widjajakusumah, DR. Arif

Sumantri, S.KM, M.Kes, Dra. Farida Hamid, MA selaku Dekan dan Pembantu Dekan FKIK

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. dr. Witri Ardini, M.Gizi, SpGK selaku Ketua Program Studi Pendidikan Dokter atas

kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menggali ilmu di PSPD FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. dr. Fikri Mirza Putranto, SpTHT-KL selaku pembimbing 1 yang telah memberikan masukan

judul penelitian dan banyak mencurahkan waktu, pikiran dan tenaga untuk membimbing

penulis dalam melakukan penelitian dan menyusun laporan penelitian ini.

4. dr. Erike A. Suwarsono, MPd selaku pembimbing 2 yang telah banyak mencurahkan waktu,

pikiran dan tenaga untuk membimbing penulis dalam melakukan penelitian dan menyusun

laporan penelitian ini.

5. dr. Yanti Susianti, SpA selaku pembimbing akademi yang telah banyak membantu dalam

pengoreksian tulisan

6. drg. Laifa Annisa Hendarmin, Ph.D selaku penanggung jawab modul Riset yang selalu

mengingatkan penulis untuk segera menyelesaikan penelitian di setiap pertemuan modul

Riset.

7. dr. Mohamad Baharuddin, SpOG, MARS dan Ibu Kiki selaku direktur RS Budi Kemuliaan

dan Perawat RS Budi Kemuliaan yang telah memberikan izin kepada penulis untuk

melakukan wawancara kepada pasien di RS Budi Kemuliaan.  

8. Segenap responden penelitian ini yang telah bersedia diwawancarai mengenai

perkembangan pendengaran pada putra-putrinya.  

Page 6: VALIDASI KUESIONER LITTLEARS BERBAHASA INDONESIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25766/1/HANA FADHILAH.pdf · Teman-teman, kakak-kakak dan adik-adik di

   

vi      

9. Kepada orang-orang yang saya sayangi, kedua orangtua saya dr.Chamim, SpOG (K) dan

Ir.Mirna Kurniati. Suami dan anak yang saya cintai Adwin Haryo Indrawan Sumartono dan

Adrian Indra Prawiro Sumartono yang selalu mendukung saya.

10. Teman-teman satu kelompok penelitian: M.Fauzan Maulana, Ilham Ibrahim Marpid, Manda

Pisilia, dan Hafidhu Nalendra. Terimakasih atas kerja sama yang luar biasa selama

melakukan penelitian dan penyusunan laporan. Semoga kerja sama kita dapat berlanjut

hingga batas waktu yang tidak ditentukan.

11. Teman-teman, kakak-kakak dan adik-adik di PSPD, BEM FKIK, BEMJ Pendidikan Dokter

dan teman-teman lain yang penulis kenal namun tidak sempat tersebutkan.

Penulis menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh

karena itu saran dan kritik dari berbagai pihak sangat penulis harapkan. Demikian laporan

penelitian ini penulis susun, semoga bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan

kedokteran di Indonesia. Amiin.

Wassalamu’alaikum Wr Wb.

Ciputat, 8 September 2014

Penulis

Page 7: VALIDASI KUESIONER LITTLEARS BERBAHASA INDONESIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25766/1/HANA FADHILAH.pdf · Teman-teman, kakak-kakak dan adik-adik di

   

vii      

ABSTRAK

Objektif : Mengadaptasi kuesioner LittlEars dalam bahasa Indonesia dan Menilai korelasi antara total skor kuesioner LittlEars dengan usia anak. Metode : Penelitian dilakukan di RS.Budi Kemulyaan, Jakarta Pusat pada bulan Maret-Juli 2013 dengan desain cross sectional. Jumah responden 30 orangtua/pengasuh dengan pendengaran normal pada anak umur 0-6 bulan, laki-laki 17 anak (67%) dan perempuan 13 anak (33%). Data diolah dengan program SPSS 17, Corrected Item Total Correlation dan Pearson dihitung untuk mengevaluasi setiap pertanyaan yang berbeda dapat membedakan tingkat perkembangan pendengaran. Cronbach’s alpha coefficient untuk mengevaluasi konsistensi internal tiap item pertanyaan, menilai validitas kuesioner, dan menilai korelasi total skor dengan usia bayi. A non linier regression untuk mendapatkan data normatif dengan skor maksimum dan minimum sesuai dengan usia. Result: Corrected Item Total Correlation dan Pearson antara 0.13-0.69. Cronbach’s alpha sebesar 0.707 (p<0.5), menunjukan penelitian bersifat reliable. The linier correlation antara total skor dan usia sebesar 0.763. The Regression analysis terlihat pada data normative bahwa 58% variasi total skor dapat dipengaruhi oleh usia anak. Kesimpulan : Adaptasi kuesioner LittlEars dalam bahasa Indonesia valid untuk mengevaluasi tumbuh kembang pendengaran anak umur 0-6 bulan. Kata Kunci : Kuesioner LittlEars

ABSTRACT Objective: To adapt the LittlEars questionnaire in “Bahasa Indonesia” and assess the correlation between the total score of the questionnaire LittlEars with the child's age. Methods: The study was conducted in RS.Budi kemulyaan, Central Jakarta in March-July 2013 with a cross-sectional design. The number of respondents included 30 parents / caregivers whom the child has normal hearing aged 0-6 months, 17 male children (67%) and 13 female (33%). The data was processed with SPSS 17, Corrected Item Total Correlation and Pearson was calculated to evaluate whether each question can distinguish different levels of auditory development. Cronbach's alpha coefficient was for evaluation of internal consistency of each questions, assess the validity of the questionnaire, and assess the correlation of the total score with the age of the child. A non-linear regression was to obtain normative data with maximum and minimum scores according to age. Results: Corrected Item Total Correlation and Pearson was between 0.13-0.69. Cronbach's alpha shows 0.707 (p <0.5), which shows the research is reliable. The linear correlation between the total score and age was 0.763. The Regression analysis in normative data shows that 58% of total variation in scores can be influenced by the age of the child. Conclusion: Adaptation in “Bahasa Indonesia” of the LittlEars questionnaire was proven valid to evaluate and assess the growth and development of hearing in children aged 0-6 months. Keywords: Questionnaire LittlEars

Page 8: VALIDASI KUESIONER LITTLEARS BERBAHASA INDONESIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25766/1/HANA FADHILAH.pdf · Teman-teman, kakak-kakak dan adik-adik di

   

viii    

DAFTAR ISI  

LEMBAR PERNYATAAN i  

LEMBAR PERSETUJUAN ii  

LEMBAR PENGESAHAN iii  

KATA PENGANTAR iv  

ABSTRAK vi  

DAFTAR ISI vii  

DAFTAR SINGKATAN xi  

DAFTAR TABEL xii  

DAFTAR GAMBAR xiii  

BAB 1 PENDAHULUAN 1  

1.1 Latar Belakang Masalah 1  

1.2 Rumusan Masalah 3  

1.3 Pertanyaan Penelitian 3  

1.4 Hipotesis 3  

1.5 Tujuan Penelitian 3  

1.5.1 Tujuan Umum 3  

1.5.2 Tujuan Khusus 3  

1.6 Manfaat Penelitian 4  

Page 9: VALIDASI KUESIONER LITTLEARS BERBAHASA INDONESIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25766/1/HANA FADHILAH.pdf · Teman-teman, kakak-kakak dan adik-adik di

   

ix    

1.6.1. Bagi Peneliti 4  

1.6.2. Bagi Kampus 4  

1.6.3. Bagi Dunia Kedokteran 4  

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 5  

2.1 Embriologi Telinga 5  

2.2 Anatomi Telinga 5  

2.3 Fisiologi Pendengaran 9  

2.4 Gangguan Pendengaran di Indonesia 11  

2.5 Skrining Pendengaran 12  

2.6 Metode Skrining 15  

2.7 Kuesioner LittlEARS 16  

2.8 Tata Laksana Bayi Baru Lahir di Rumah Sakit 17  

2.9 Kerangka Teori 18  

2.10 Kerangka Konsep 19  

BAB 3. METODE PENELITIAN 20  

3.1 Desain Penelitian 20  

3.2 Waktu Penelitian 20  

3.3 Tempat Penelitian 20  

3.4 Populasi Penelitian 20  

3.4.1 Populasi Terjangkau 20  

3.4.2 Populasi Target 20  

 

Page 10: VALIDASI KUESIONER LITTLEARS BERBAHASA INDONESIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25766/1/HANA FADHILAH.pdf · Teman-teman, kakak-kakak dan adik-adik di

   

x      

3.5 Sampel dan Cara Pemilihan Sampel 20  

3.6 Besar Sampel 21  

3.6.1 Perhitungan besar sampel 21  

3.6.2 Sampel yang diambil 21  

3.7 Variabel Penelitian 21  

3.7.1 Variabel Terikat 21  

3.7.2 Variabel Bebas 21  

3.8 Kriteria Inklusi dan Ekslusi 22  

3.8.1 Faktor Inklusi 22  

3.8.2 Faktor Ekslusi 22  

3.9 Analisis Statistik 22  

3.9.1 Uji Validasi 22  

3.10 Cara Kerja 22  

3.10.1 Alur Penelitian 22  

3.10.2 Alat dan Bahan 23  

3.11 Definisi Operasional 23  

BAB 4. HASIL PENELITIAN 24  

4.1. Karateristik Penelitian 24  

4.2. Penyebaran skor kuesioner 25  

4.3. Validitas dan Realibilitas 26  

 

Page 11: VALIDASI KUESIONER LITTLEARS BERBAHASA INDONESIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25766/1/HANA FADHILAH.pdf · Teman-teman, kakak-kakak dan adik-adik di

   

xi    

4.4. Uji Korelasi dan Regresi 28  

BAB 5. DISKUSI HASIL 30  

5.1. Karakteristik Penelitian 30  

5.2 Penyebaran Skor Pendengaran 32  

5.3 Validitas dan Realibilitas 32  

5.4 Korelasi dan Regresi 34  

5.5 Keterbatasan Penelitian 37  

BAB 6. SIMPULAN DAN SARAN 39  

6.1 Simpulan 39  

6.2 Saran 39  

DAFTAR PUSTAKA 40  

LAMPIRAN 43  

 

 

Page 12: VALIDASI KUESIONER LITTLEARS BERBAHASA INDONESIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25766/1/HANA FADHILAH.pdf · Teman-teman, kakak-kakak dan adik-adik di

   

xii    

DAFTAR SINGKATAN

APGAR :  Appearance, Pulse, Grimace, Activity, Respiration

ABR : Auditory Brainstem Response

BBLR : Bayi berat lahir rendah

EHDI : Early Hearing Detecttion Infant

NICU : Neonatal Intensive Care Unit

OAE : Otoacoustic Emissions

WHO : World Health Organization

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 13: VALIDASI KUESIONER LITTLEARS BERBAHASA INDONESIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25766/1/HANA FADHILAH.pdf · Teman-teman, kakak-kakak dan adik-adik di

   

xiii    

 

 

DAFTAR  TABEL  

Tabel. 2.4 Perkembangan Pendengaran Anak 0-2 tahun 13

Tabel 3.11 Definisi Operasional 23

Tabel 4.1 Karakteristik Responden 24

Tabel 4.2 Histogram 25

Tabel 4.3.1 Cronbach’s Alpha 26

Tabel 4.3.2 Score Cronbach’s Alpha 27

Tabel 4.4 Anova 28

Tabel 4.5 Model Summary 28

Tabel 12. Perbandingan total skor kuesioner Littlears dalam beberapa bahasa 34

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 14: VALIDASI KUESIONER LITTLEARS BERBAHASA INDONESIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25766/1/HANA FADHILAH.pdf · Teman-teman, kakak-kakak dan adik-adik di

   

xiv    

 

 

DAFTAR  GAMBAR  

Gambar 2.2 Anatomi telinga 6

Gambar 2.3 Skema Fisiologi Pendengaran (Hall, J. 1998) 10

Gambar 2.5. Alur universal newborn hearing screening di RSCM 14

Gambar 2.8 Resusitasi Bayi Baru Lahir ( IDAI ;2011) 17

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 15: VALIDASI KUESIONER LITTLEARS BERBAHASA INDONESIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25766/1/HANA FADHILAH.pdf · Teman-teman, kakak-kakak dan adik-adik di

   

1    

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Gangguan pendengaran yang terjadi sejak lahir pada anak mengakibatkan gangguan bicara,

berbahasa, kognitif, masalah sosial, dan emosional. Kasus kehilangan pendengaran cukup tinggi

di Indonesia. Sekitar 4000-5000 bayi di Indonesia lahir setiap tahunnya. Berdasarkan survey

Multi Centre Study di Asia Tenggara, beberapa negara mempunyai termasuk dalam 4 negara

dengan prevalensi gangguan pendengaran cukup tinggi yaitu 4.6% di Indonesia, sedangkan 3

negara lainnya yaitu Srilanka (8.8%), Myanmar (8.4%), dan India (6.3).1

Banyak faktor yang menyebabkan kehilangan pendengaran pada bayi antara lain tingginya

kadar bilirubin, keracunan obat pada telinga bayi, Apgar score yang rendah, meningitis, bayi

prematur, dan bayi lahir dengan berat badan rendah. Bayi lahir dengn malformasi pada telinga,

saat ibu hamil terkena virus TORCH juga dapat menyebabkan kehilangan pendengaran pada

bayi. Gangguan pendengaran juga bisa terjadi akibat mutasi genetik yang terjadi selama

perkembangan embrio sehingga genetic counseling dibutuhkan selama masa kehamilan ibu. 2

Survey kesehatan Nasional pada tahun 1997 terdapat 2.7% ketulian di Indonesia. Selain itu,

didapatkan data bahwa bayi lahir dengan keadaan tuli sejumlah 0.1-0.2% dengan angka kelahiran

di Indonesia 2.0%. Dengan jumlah penduduk 220 juta jiwa, maka dapat dikalkulasikan ada 400-

500 bayi lahir menderita tuli di Indonesia setiap tahunnya. Survei Kesehatan Indera tahun 1994-

1996 yang dilakukan pada 7 provinsi Indonesia terlihat prevalensi morbiditas THT sebesar

38.6%, morbiditas telinga 18.5%, gangguan pendengaran 16.8%, dan ketulian 0.4%.3,4

Berdasarkan penelitian Basharudin J, insidens gangguan pendengaran permanen mencapai

angka 1-2 bayi per 1000 kelahiran. Survei ini dilakukan di enam rumah sakit di Jakarta dan

sekitarnya dari 12.757 bayi baru lahir yang dilakukan skrining awal, 297 (23 per 1000) dicurigai

mengalami gangguan pendengaran. Selain itu keterbatasan pemeriksaan baku emas skrining

pendengaran pada bayi dilakukan dengan Auditory Brainstem Response (ABR) dan atau

Otoacoustic Emission (OAE), Kedua metode ini merupakan pemeriksaan yang akurat, tidak

invasif, dan tidak memerlukan respon dari bayi. Tetapi beberapa faktor menjadi kendala antara

Page 16: VALIDASI KUESIONER LITTLEARS BERBAHASA INDONESIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25766/1/HANA FADHILAH.pdf · Teman-teman, kakak-kakak dan adik-adik di

2    

   

lain ketersediaan alat skrining di rumah sakit, jarak yang terpaut jauh dari rumah sakit yang

mempunyai skrining dari tempat tinggal masyarakat, serta kesadaran masyarakat mengenai

gangguan pendengaran pada bayi dan anak menyebabkan sering terlambatnya dilakukan

diagnosis dan tata laksana dini pada anak dengan gangguan pendengaran.5,6

Berdasarkan data di atas, peneliti melihat bahwa penting dilakukan pra skrining pendengaran

berupa kuesioner LittlEars yang tidak hanya bisa dilakukan oleh paramedis tetapi orangtua atau

pengasuh dapat juga melakukan dan mengetahui apabila terjadi tanda-tanda keterlambatan

perkembangan pendengaran dan bahasa. Kuesinoner ini pertama kali diperkenalkan di Jerman

dengan tingkat validitas mencapai 93% dan kemudian dilanjutkan diterjemahkan dalam 15

bahasa tidak termasuk bahasa Indonesia antara lain Spanyol, Poland, China, Russia, Switzerland,

Finland, France, Belgium, Bulgaria, Romania, Serbia, Slovakia, Slovenia, dan USA dengan

tingkat validitas antara 0.93-0.98.7

Keberhasilan kuesioner LittlEars di negara maju dan negara berkembang mencapai tingkat

validitas yang tinggi, sehingga peneliti ingin melakukan adaptasi kuesioner LittlEars sebagai

metode deteksi pra skrining dalam Bahasa Indonesia. Kuesioner LittlEars berisi pertanyaan-

pertanyaan mengenai perkembangan pendengaran dan bahasa anak yang disusun berdasarkan

usia dan dijawab oleh orangtua dalam bentuk “ya” atau “tidak”. Adaptasi kuesioner LittlEars ke

dalam Bahasa Indonesia bertujuan untuk memudahkan para medis dan orang tua untuk

mengawasi perkembangan pendengaran dan bahasa anak sejak lahir sampai 2 tahun. Apabila

dicurigai anak mengalami gangguan tumbuh kembang pendengaran dapat dilakukan upaya

rujukan lebih dini.7,8

Page 17: VALIDASI KUESIONER LITTLEARS BERBAHASA INDONESIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25766/1/HANA FADHILAH.pdf · Teman-teman, kakak-kakak dan adik-adik di

3    

   

1.2 Rumusan Masalah

• Angka kejadian gangguan pendengaran di Indonesia semakin meningkat. Sehingga

menjadi masalah yang serius dan perlu kita perhatikan. Dampak dari gangguan dengar

dapat menghambat pertumbuhan kognitif suatu anak. Apakah deteksi dini gangguan

pendengaran anak dapat dilakukan ?

• Apakah kuesioner LittlEars dapat diadaptasi sebagai praskrining pendengaran untuk

mengevalusi pertumbuhan dan perkembangan pendengaran anak umur 0-6 bulan ?

1.3 Pertanyaan Penelitian

Apakah kuesioner valid untuk diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia untuk mengevalusi

pertumbuhan dan perkembang pendengaran anak 0-6 bulan?

1.4 Hipotesis

Kuesioner Littlears memiliki validitas yang baik diadaptasi dalam Bahasa Indonesia untuk

mengevalusi pertumbuhan dan perkembangan perkembangan anak 0-6 bulan

1.5 Tujuan Penelitian

1.5.1 Tujuan Umum

Mengadaptasi kuesioner LittlEars sebagai metode praskrining untuk deteksi gangguan

pendengaran pada anak usia kurang dari 24 bulan

1.5.2 Tujuan Khusus

• Mengadaptasi kuesioner LittlEars sebagai praskrining dini pertumbuhan dan

perkembangan pada anak umur 0-6 bulan tanpa faktor risiko gangguan pendengaran

di Jakarta.

• Melihat korelasi antara usia dan total skor kuesioner LittlEars pada anak usia 0-6

bulan tanpa faktor risiko gangguan pendengaran di Jakarta.

Page 18: VALIDASI KUESIONER LITTLEARS BERBAHASA INDONESIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25766/1/HANA FADHILAH.pdf · Teman-teman, kakak-kakak dan adik-adik di

4    

   

1.6 Manfaat penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:

1.6.1. Bagi Kalangan Medis

• Kuesioner LittlEars sebagai deteksi dini gangguan pendengaran di Indonesia bagi

anak usia di bawah 24 bulan

• Sebagai acuan penelitian selanjutnya

1.6.2. Bagi Peneliti

• Menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama pendidikan

• Memperoleh pengetahuan dalam pelaksanaan penelitian

• Memperoleh Ilmu tentang gangguan dengar pada bayi, faktor risiko, serta deteksi

dini pada bayi di bawah umur 24 bulan

1.6.3. Bagi Perguruan Tinggi

• Melaksanakan kegiatan tridarma perguruan tinggi sebagai lembaga penyelenggara

pendidikan, penelitian, dan pengabdian bagi masyarakat.

• Meningkatkan hubungan kerjasama antara pendidik dan mahasiswa

Page 19: VALIDASI KUESIONER LITTLEARS BERBAHASA INDONESIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25766/1/HANA FADHILAH.pdf · Teman-teman, kakak-kakak dan adik-adik di

   

5    

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Embriologi Pendengaran

Pada saat usia kehamilan kurang dari 22 hari terjadi penebalan ektoderm pada kedua sisi

rombensalon yang terdiri dari plakoda telinga yang membentuk gelembung telinga.

Selanjutnya bagian ventral membentuk sacculus dan ductus cochlearis, unsur dorsal

membentuk utriculus, canalis semicircularis, dan ductus endolymphaticus, bagian epitel ini

dikenal sebagai labirin membranosa.9

Pada bulan ke-3 kehamilan sel-epitel pada bagian dorsal celah faring pertama

berkembang membentuk sumbat meatus kemudian pada bulan ke-7 sumbat ini menghilang

dan epitel yang melapisi dasarnya ikut membentuk gendang telinga tetap. Selain itu

gendang telinga juga terbentuk dari lapisan ektoderm dari meatus acusticus, lapisan

endoderm cavum tympani, dan lapisan tengah yang berasal dari stratum fibrosum. Gendang

telinga sebagian menempel pada ujung dari tulang maleus dan sebagian lain membentuk

batasan pemisah antara telinga luar dan cavum tympani.9

Terdapat 6 buah lapisan mesenkim yang terdapat di lengkung faring pertama yag

berkembang menjadi daun telinga (aurikula) kemudian berkembang tonjolan-tonjolan daun

telinga yang masing-masing terdapat pada sisi telinga luar dan menyatu membentuk daun

telinga yang tetap. Bagian telinga luar berkembang dari bawah leher hingga setinggi mata.9

2.2 Anatomi Pendengaran

Telinga merupakan salah satu organ utama manusia, dengan telinga manusia dapat

mendengar, mencari sumber suara, peringatan bahaya, dan komunikasi dengan masyarakat.

Telinga terdiri dari tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.

Gelombang udara yang masuk ke dalam telinga dialirkan melalui telingan luar dan tengah

yang mengandung cairan menuju telinga dalam, selanjutnya gelombang yang masuk telinga

Page 20: VALIDASI KUESIONER LITTLEARS BERBAHASA INDONESIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25766/1/HANA FADHILAH.pdf · Teman-teman, kakak-kakak dan adik-adik di

6    

   

dalam diubah oleh sistim sensorik yaitu koklea menjadi impuls saraf sehingga dapat

mendengar suara dan apparatus vestibularis untuk menjaga keseimbangan manusia.10,12

Gambar 2.1 Anatomi telinga

Sumber : Sherwood, 2011

2.2.1 Telinga luar

Telinga luar merupakan gerbang masuknya gelombang suara yang berasal dari udara luar

dan disalurkan ke telinga dalam, anatomi telinga luar merupakan gabungan dari tulang

rawan yang dilapisi oleh kulit. Telinga luar terdiri dari pinna daun telinga dengan bentuk

berbentuk helix dan bagian inferiornya tesusun atas jaringan lunak, fungsinya menangkap

gelombang suara dan menyalurkan ke telinga tengah. Meatus auditorius eksternus

merupakan struktur tabung berbentuk S dengan ukuran 2,5 cm yang berkembang ke arah

membran timpani. Terdapat rambut-rambut halus dan kelenjar sebasea, kulit yang melapisi

the external acoustic canal terdapat kelenjar yang mensekresikan serumen yang disebut

ceruminous yang berfungsi untuk menengah partikel kecil asing masuk kedalam saluran

telinga.10

Page 21: VALIDASI KUESIONER LITTLEARS BERBAHASA INDONESIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25766/1/HANA FADHILAH.pdf · Teman-teman, kakak-kakak dan adik-adik di

7    

   

Membran timpani berlapis ganda yang ukuran diameternya sekitar 1cm, struktur ini

terdapat di antara the external acoustic canal dan telinga tengah. Lapisan terluar cekung

stratified squamous dan lapisan cembung dalam epitel kolumner tipi, struktur membran

timpani tipis dan sangat peka dengan nyeri sehingga dilakukan pemeriksaan atau tindakan

harus dilakukan dengan hati-hati. Jika gelombang suara melewati membran timpani maka

akan bergerak melekuk ke dalam dan ke luar sesuai dengan fekuensi gelombang suara.10

2.2.2 Telinga Tengah

Merupakan struktur yang berisi udara disebut dengan rongga timpani. Sebagian tulang

mengandung oval window dan round window yang memisahkan telinga tengah dari telinga

bagian dalam. Terdapat dua pintu untuk menuju rongga timpani antara lain the epitympanic

di bagian posterior yang menghubungkan rongga timpani dengan rongga mastoid dan tabung

eustachius yang menghubungkan rongga timpani anterior dengan nasofaring yang berfungsi

untuk menyamakan tekanan udara pada kedua bagian membran timpani.10,11

Getaran udara membuat membran timpani dan tulang-tulang pendengaran bergerak dan

menyalurkan gelombang suara ke semua bagian rongga timpani dan menuju oval window.

Selanjutnya getaran suara akan membuat cairan bergerak dan mulai merangsang reseptor

pada pendengaran. Tulang-tulang pendengaran berfungsi sebagai sistem yang saling

menguatkan gelombang suara, terdapat m.tensor timpani dan m.stapedius yang menempel

pada tulang maleus dan stapes membantu dalam refleks dan melindungi telinga dalam dari

suara yang melebihi ambang batas pendengaran manusia.10,11

2.2.3 Telinga Dalam

Telinga dalam disebut dengan labirin yang terletak di tulang temporal, terdiri dari labirin

tulang dan labirin membran (bony labyrinth and membranous labyrinth). Labirin tulang

merupakan struktur dengan rongga yang berliku-liku, rongga ini dibagi menjadi tiga bagian

yaitu koklea, kanal semisirkular, dan vestibulum. Labirin membran adalah kumpulan

kantung dan saluran yang terdapat di dalam labirin tulang, bagian utama labirin membran

adalah duktus semisirkularis (berada di dalam kanal semisirkularis), utrikulus dan sakulus

(berada di vestibulum) dan duktus koklea berada di dalam koklea. Sepanjang labirin

Page 22: VALIDASI KUESIONER LITTLEARS BERBAHASA INDONESIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25766/1/HANA FADHILAH.pdf · Teman-teman, kakak-kakak dan adik-adik di

8    

   

membran ini merupakan reseptor untuk keseimbangan (vestibularis) dan pendengaran

(koklearis) .10,11

Vestibule merupakan bagian tengah labirin tulang yang berisi oval vestibular yang

sesuai dengan tulang stapes dan koklea yang terdapat di ujung. Membran struktur ini terdiri

dari utricle dan saccule, Keduanya mengandung reseptor yang peka terhadap gravitasi dan

gerakan linier dari kepala. Canalis semicularis terdiri dari 3 bagian yaitu canalis

semicularis superior, posterior, dan lateral yang terletak di atas dan di belakang vestibulum.

Ketiga tulang ini membentuk membran labirin dan setiap ujungnya melebar membentuk

ampulla yang akan menghubungkan bagian atas belakang dari utrikulus.10,11

Cochlear merupakan struktur spiral yang berukuran kacang polong yang dilindungi

oleh tulang, terbagi atas skala vestibuli, skala media, dan skala timpani. Bagian dalam

koklea berisi cairan perilimfa yang terbagi menjadi dua ruang yang terpisah yaitu scala

vestibule dan scala timpani dengan konsentrasi natrium lebih tinggi dibandingkan kalium,

Kedua ruang ini memiliki struktur yang melingkar sampai bagian apeks koklea dan

membentuk sebuah rongga bernama helicotrema. Di antara kedua ruang tersebut terdapat

struktur yang penting dalam mekanisme sensoris pendengaran yaitu duktus koklearis atau

skala media yang dibatasi oleh membrane Reissner, membrane basilaris, lamina spiralis,

dan dinding lateral, berisi cairan endolimfa yang memiliki konsentrasi kalium lebih tinggi

dibandingkan natrium.10,11

Ada struktur/unit yang menjadi bagian terkecil dari mekanisme sensoris pendengaran,

yaitu organ spiral (spiral organ of Corti). Unit terkecil ini terdiri dari beberapa struktur.

Pertama sel yang menempel pada membran basilaris dinamkan sel penyokong (supporting

cells). Sel penyokong ini disertai sel rambut yang terbagi menjadi tiga baris sel rambut luar

dan sebaris sel rambut dalam yang berperan dalam mengubah gelombang suara dalam

bentuk getaran diubah dan disampaikan ke otak dalam bentuk energi listrik.10,11

2.3 Fisiologi Pendengaran

Pendengaran merupakan persepsi saraf yang menjadi energi suara. Saat getaran udara

yang merambat dan menimbulkan kompresi dan rarefaction disebut dengan gelombang

udara. Munculnya suara ditandai oleh tiga hal :12

Page 23: VALIDASI KUESIONER LITTLEARS BERBAHASA INDONESIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25766/1/HANA FADHILAH.pdf · Teman-teman, kakak-kakak dan adik-adik di

9    

   

• Nada : tergantung dari frekuensi getaran. Manusia dapat mendeteksi gelombang suara

dengan frekuensi 20-20.000 siklus perdetik.

• Intensitas atau kepekaan : tergantung pada amplitudo suatu gelombang suara. Manusia

dapat mendeteksi intensitas dari suara bisikan ampai suara jet lepas landas. Sedangkan

kepekaan dinyatakan dalam desibel.

• Timbre (Kualitas): merupakan frekuensi dtambahan yang menimpa nada dasar.

Kualitas suara atau wara nada ini yang menyebabkan perbedaan suatu gelombang

suara atau kekhasan suara manusia.

Gelombang suara yang datang dikumpulkan dan disalurkan ke telinga luar oleh pinna,

merupakan suatu lempeng tulang rawan selanjutnya getaran suara masuk ke kanalis

telinga yang terdiri dari rambut-rambut halus dan menghasilkan serumen, serumen

tersebut menangkap benda-benda asing yang masuk ke dalam telinga. Gelombang udara

yang melewati telinga tengah datang dengan tekanan yang tinggi dan rendah berselang

seling yang menyebabkan gerakan gendang telinga seirama dengan frekuensi gelombang

suara. Tekanan udara di kedua sisi membrane tympani harus sama karena saat gelombang

suara mengenainya bisa bergerak bebas selain itu gendang telinga yang dekat dengan

telinga tengah juga terkena tekanan udara melalui tuba eustachius lalu yang akan

dihubungkan dengan faring. Pada keadaan normal tuba eustachius dalam keadaan tertutup

dan dapat terbuka saat menelan, mengunyah, dan menguap, kemudian saat terbukanya

tuba eustachius terjadi penyamarataan tekanan di luar dan di dalam telinga.12

Telinga tengah memindahkan gelombang yang menggetarkan membrane tympani ke

dalam telingah dalam yang dibantu oleh tiga tulang antara lain maleus, inkus, stapes yang

berjalan melewati membrane tympani dan berakhir di tulang stape yang menempel pada

jendela oval. Jalan ini merupakan pintu masuk koklea yang isinya berupa cairan dengan

frekuensi yang sama. Ketika transmisi gelombang suara menggetarkan membrane

tymapani dan tulang-tulang pendengaran terdapat dua mekanisme yang memperkuat

tekanan gelombang suara dari udara sehingga bisa menggetarkan cairan di koklea, yaitu

pertama: luas permukaan membrane tympani lebih luas dibandingkan jendela oval

sehingga dibutuhkan tekanan yang lebih besar untuk dapat masuk ke dalam jendela oval,

Kedua : dampak dari pengungkit tulang-tulang pendengaran menghasilkan keuntungan

mekanisme tambahan karena dua mekanisme inilah yang membuat tekanan gelombang

Page 24: VALIDASI KUESIONER LITTLEARS BERBAHASA INDONESIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25766/1/HANA FADHILAH.pdf · Teman-teman, kakak-kakak dan adik-adik di

10    

   

udara saat melewati jendela oval menjadi dua puluh kali lipat dari gelombang yang

langsung sehingga dapat menggetarkan cairan koklea.12

Di sepanjang organ corti yang terdapat di membrana basilaris mengandung sel-sel

rambut yang merupakan reseptor suara selanjutnya sel-sel rambut ini akan menghasilkan

sinyal saraf jika di permukaanya mengalami perubahan bentuk yang berhubungan dengan

gerakan cairan di telinga dalam dan terbenam dalam membrana tektorial. Sepanjang

gelombang berjalan di membrana basilaris terjadi puncak gelombang yang mengakibatkan

membengkoknya streosilia oleh kerja pemberat membran tektoria. Timbul depolarisasi sel

yang membuat potensial aksi yang pada serabut saraf pendengaran yang akhirnya

mengubah gelombang suara mekanis menjadi energi elektrokimia yang berjalan melalui

nervus VIII. Serabut-serabut saraf berjalan menuju inti koklearis dorsalis dan ventralis

kemudian ada yang menuju kolikus inferior kontralateral dan ada yang menuju koklearis

dorsalis ipsilateral. Terjadi penyilangan pada inti lemniskus lateralis dan kolikulus inferior

yang kemudian berlanjut ke korpus genikulatum dan kemudian lanjut ke korteks

pendengaran pada lobus temporalis.12

Gambar 2. Skema Fisiologi Pendengaran (Hall, J. 1998)12

Page 25: VALIDASI KUESIONER LITTLEARS BERBAHASA INDONESIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25766/1/HANA FADHILAH.pdf · Teman-teman, kakak-kakak dan adik-adik di

11    

   

2.4 Gangguan Pendengaran di Indonesia

Gangguan pertumbuhan dan perkembangan pendengaran menjadi masalah yang umum di

Indonesia. Berdasarkan hasil survey dan penelitian yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan

pada beberapa RS menunjukan insidensi gangguan dengan di Indonesia sekitar 1-2 bayi per 1000

kelahiran. Oleh karena itu beberapa National Commitee termasuk National Institutes of Health,

the America Academy of Otolaryngology/ Head and Neck Surgery mengajukan bahwa gangguan

dengar pada bayi baru lahir merupakan hal yang harus diidentifikasikan dan diberikan perlakuan

secara maksimal pada usia enam bulan pertama, pada bayi yang terlambat diidentifikasi

pendengaran hingga 2-3 tahun berikutnya kemungkinan mengalamai gangguan dalam bicara,

bahasa, dan kemampuan kognitif. 13

Penyebab gangguan pendengaran pada anak dapat disebabkan oleh banyak faktor, antara

lain tingginya kadar bilirubin, keracuan obat ke telinga, penggunaan mesin ventilasi dalam

jangka waktu yang lama, Apgar score yang rendah, meningitis, kelahiran prematur, dan kelahiran

dengan berat yang rendah. Selain itu infeksi virus juga dapat berakibat fatal pada gangguan

dengar.13

Mendeteksi gangguan dengar bisa dilakukan sedini mungkin. Ada beberapa metode

menurut WHO, antara lain Family questionnaire, behavioural, and physiological. Untuk

melakukan metode skrining harus ditentukan terlebih dahulu metode yang dilakukan untuk

evaluasi pendengaran bayi.14

• Family questionnaire, sistim skrining ini menggunakan metode dengan orangtua atau

pengasuh yang mengisi kuesioner untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan bayi

sesuai dengan bahasa individu. Sebelum itu kuesioner harus divalidasi terlebih dahulu

sebelum disebarluaskan.14

• Behavioural, metode pemeriksaan DDTS II ini dilakukan langsung terhadap bayi dengan

memberikan rangsangan terhadap bayi, pemeriksa melihat respon audiologi bayi. Tetapi

pemeriksaan ini memiliki nilai positif palsu dan negative palsu yang tinggi karena

dipengaruhi faktor dari keahlian pemeriksa dan keadaan bayi.14

• Physicological, merupakan pemeriksaan OAE atau ABR, metode skrining untuk

gangguan pendengaran pada bayi dengan keakuratan yang tinggi. Metode OAE

Page 26: VALIDASI KUESIONER LITTLEARS BERBAHASA INDONESIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25766/1/HANA FADHILAH.pdf · Teman-teman, kakak-kakak dan adik-adik di

12    

   

mengukur keadaan bagian auditori perifer sampai dengan sel sel rambut luar koklea

sedangngkan ABR mengukur bagian sistem pendengaran perifer sampai dengan saraf

VIII, dan jalur pendengaran di batang otak. 14

2.5 Skrining Pendengaran

Hearing Early Detection merupakan salah satu tujuan yang ingin dicapai oleh Kementerian

Kesehatan U.S yang tergabung dalam healthy people 2010. Berdasarkan data yang didapat,

meningkatnya jumlah bayi yang menjalankan skrining mengalami kehilangan pendengaran pada

umur 1 bulan, seharusnya dievaluasi kembali pada umur 3 bulan dan diawasi hingga bayi umur 6

bulan.15

Tahun 1969 Downs M, mengusulkan untuk membuat prosedur untuk mengidentifikasi dan

mengevaluasi dari gangguan pendengaran. Selanjutnya belum ada tehnologi skrining yang

memadai sampai tahun 1994 sehinga JCIH berusaha untuk mengadakan universal newborn

hearing screening.15

Tujuan yang diraih dalam deteksi dini pendengaran ini antara lain :15

• Semua bayi yang baru lahir diperiksa untuk gangguan pendengaran sebelum usia 1 bulan,

sebaiknya sebelum dikeluarkan dari rumah sakit. Rumah Sakit akan memiliki protokol

tertulis untuk memastikan semua kelahiran disaring, hasilnya dilaporkan kepada orang tua

bayi dan PHCP, dan merujuk bayi (≤ 4%) dirujuk untuk evaluasi diagnostik.

• Semua bayi yang diperiksa hasilnya positif, memiliki evaluasi audiologik diagnostik sebelum

usia 3 bulan.

• Semua bayi diidentifikasi dengan gangguan pendengaran menerima layanan yang sesuai

intervensi dini sebelum usia 6 bulan (medis, audiologik, dan intervensi dini).

• Semua bayi dan anak-anak dengan onset terlambat atau kehilangan pendengaran yang

progresif diidentifikasi pada saat sedini mungkin. Rumah Sakit dan orang lain melaporkan

informasi tentang faktor risiko.

Page 27: VALIDASI KUESIONER LITTLEARS BERBAHASA INDONESIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25766/1/HANA FADHILAH.pdf · Teman-teman, kakak-kakak dan adik-adik di

13    

   

Tabel. 2.4 Perkembangan Pendengaran Anak 0-2 tahun

Pendengaran Bahasa

Lahir-3 bulan :

• Terkejut dengan suara keras

• Diam atau tersenyum ketika diajak bicara

• Mulai mengenali suara ibu dan menangis jika

suaranya menghilang

Lahir-3 bulan :

• Bersuara cooing,going

• Menunjukan tangisan berbeda seusai dengan kebutuhan

• Tersenyum ketika melihat ibu atau orang yang dikenal

4-6 bulan :

• Gerakan mata mengikuti sumber suara

• Merespon ketika ibu/pengasuh mengubah intonasi

suara

• Memperhatikan mainan yang mengeluarkan suara

• Memperhatikan musik

4-6 bulan :

• Mengoceh dengan suara yang berbeda-beda termasuk huruf

p,b,m

• Tertawa ringan

• Membuat gurgling sound ketika sendiri dan bermain bersama

orangtua

7 bulan-1 tahun :

• Menyukai permainan cik-luk-baa

• Bergerak dan mulai mencari suara

• Mendengarkan orang berbicara

• Mulai mengenali beberapa kata dengan satu sylabel

• Mulai merespon permintaan yang sederhana

“kesini” atau “mau lagi?”

7 bulan-1 tahun :

• Mengoceh dengan kombinasi suara yang panjang dan pendek

seperti “tata upup bibibi”

• Menggunakan suara tidak menangis untuk mendapatkan

perhatian

• Menggunakan bahasa tubuh untuk berkomunikasi

• Mengusai satu atau dua kata saat ulang tahun pertama

walaupun belum bersuara jelas

1-2 tahun :

• Menunjuk anggota badan ketika diminta

• Mengikuti perintah sederhana dan mengeti

pertanyaan sederhana (“cium ibu” atau “dimana

bolanya ?”)

• Mendengarkan cerita sederhana, lagu, dan sajak

• Menunjuk pada gambar di buku cerita ketika

disebut

1-2 tahun :

• Mengucapkan lebih dari satu kata setiap bulan

• Menggunakan satu atau dua kata untuk bertanya (“di mana

bola?”, “bye-bye”)

• Menggabungkan dua kata bersamaan (“buku cerita”)

• Menggunakan konsonan yang berbeda-beda untuk memulai

kata

Sumber: American Speech-Language Hearing15

Page 28: VALIDASI KUESIONER LITTLEARS BERBAHASA INDONESIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25766/1/HANA FADHILAH.pdf · Teman-teman, kakak-kakak dan adik-adik di

14    

   

Di Indonesia Kementerian Kesehatan mengeluarkan 2 kebijakan pada skrinning gangguan

pendengaran antara lain :

• Universal Newborn Hearing Screening (UNHS)

• Targeted Newborn Hearin Screening

Universal Newborn Hearing Screening merupakan pemeriksaan yang dilakukan pada semua

bayi yang baru lahir saat usia bayi 2 hari dengan pemeriksaan awal yang dilakukan adalah

pemeriksaan OAE tetapi bagi rumah sakit yang tidak memiliki saran yang memadai pemeriksaan

OAE tetap harus dilakukan dalam jangka waktu 1 bulan di rumah sakit lain. Hasil pemeriksaan

baik lulus maupun tidak lulus harus menjalani evaluasi pendengaran dengan pemeriksaan BERA

dalam kurun waktu 1-3 bulan. Diagnosis dapat ditegakkan dalam usia 3 bulan dengan keadaan

bayi yang ternyata mengalami gangguan pendengaran, sebaiknya dilakukan pemeriksaa ASSR

atau dengan BERA dengan stimulus tone burst. Pemeriksaan ini akan membantu penentuan alat

bantu dengar bagi pasien.16

Targeted Newborn Hearing Screening merupakan pemeriksaan yang dilakukan pada bayi

yang mempunyai faktor risiko gangguan pendengaran. Metode ini dilakukan di NICU atau

ruangan Perinatologi.16

Gambar 4. Alur universal newborn hearing screening di RSCM ( RI ;2006)16

Page 29: VALIDASI KUESIONER LITTLEARS BERBAHASA INDONESIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25766/1/HANA FADHILAH.pdf · Teman-teman, kakak-kakak dan adik-adik di

15    

   

2.6 Metode Skrinning

Dimulai muncul pada akhir 1980 tanpa perkembangan yang signifikan, mulai berkembang

dengan 2 metode awal yaitu Otoacoustic emissions (OAE) dan Auditory Brainstem Response

(ABR).15

OAE merupakan tes yang berfungsi menilai kesehatan koklea, terutama fungsi sel

rambutnya. Uji ini sering digunakan untuk keperluan menilai pendengaran neonatus, balita,

maupun bayi. Selain itu, tes ini juga bisa digunakan pada orang dengan kelainan pendengaran.

Uji ini juga berguna untuk menilai sensitivitas pendengaran. Selain itu, OAE bisa membedakan

antara kelainan pendengaran sensoris dari neural serta bisa menentukan kelainan fungsional atau

kelainan sementara. Koklea yang sehat tidak hanya menerima suara dari luar, tetapi juga

mengeluarkan suara dengan intensitas rendah. Suara ini dinamakan otoacoustic emissions dan

suara ini yang ingin dideteksi pada pemeriksaan OAE. Koklea memproduksi suara ini karena

berekspansi dan berkontraksi ketika menerima suara.15

Prosedur dalam OAE dengan cara sebuah probe dimasukan kedalam liang telinga. Probe ini

fleksibel dan lunak sehingga pasien tidak terasa sakit. Ukuran probe ini bervariasi antara

neonatus dan dewasa. Perlu diingat bahwa semakin kecil liang telinga, semakin besar efektivitas

tekanan suara. Sebuah OAE diukur tetapi harus tetapi mengingat suara ambien (suara sekitar).

Pada pemeriksaan pasien diharapkan tidak bergerak sehingga tidak memproduksi suara-suara

tambahan yang dapat mengacaukan hasil pemeriksaan. Hal tersebut berlaku untuk semua OAE

terutama SOAE. Untuk tiga lainnya, diperlukan adanya stimulus tertentu.15

ABR merupakan kemampuan pendengaran yang dapat membangkitkan rangsangan listrik

yang sedang berlangsung di otak dan disimpan melalui elektroda yang di tempelkan pada kulit

kepala. Hasil yang didapat merupakan serangkaian gelombang positif yang terjadi setiap 10

milidetik pertama setelah onset rangsangan pendengaran. Metode ABR merupakan respon yang

diangap eksogen karena banyak dipengarui oleh faktor-faktor eksternal. Pemeriksan ABR

memiliki sensitivitas dan spesifisitas lebih dari 90% dengan intensitas stimulus akustik anatara

30-40 dB NHL pada rentang 1000-4000 Hz.15,17

Page 30: VALIDASI KUESIONER LITTLEARS BERBAHASA INDONESIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25766/1/HANA FADHILAH.pdf · Teman-teman, kakak-kakak dan adik-adik di

16    

   

ABR terdiri dari beberapa gelombang antara lain :15,17

• Gelombang I terbentuk dari bagian perifer nervus VIII

• Gelombang II terbentuk dari bagian proksimal nervus VIII

• Gelombang III terbentuk dari nucleus koklearis

• Gelombang IV terbentuk dari superior olivary complex

• Gelombang V terbentuk dari lateral lemniscus

ABR merupakan awal di mulainya rangsangan dari dasar koklea dan bergerak menuju puncak

selama periode 4 m/s. Saat di puncak merupakan aktivitas dari daerah yang paling basal pada

koklea karena saat pergerakan menuju puncak banyak fase yang mengalami kegagalan.17

2.7 Kuesioner The LittlEars

Merupakan Kuesioner yang diberikan kepada orangtua yang dibuat untuk melihat

perkembangan pendengaran pada anak di setiap tahapan verbal anak. Pertama kali kuesioner ini

berkembang di Austria oleh Coninx et al dan digunakan dalam bahasa Jerman. Sekarang test ini

sudah diterjemahkan dalam beberapa bahasa antara lain Greek dan American English. 7

Kuesioner The LittlEars berisikan 35 pertanyaan yang terdiri dari jawaban ‘Ya’ atau ‘Tidak’

untuk menilai bayi umur 0-24 bulan, pertanyaan dimulai dari awal perkembangan hingga

perkembangan lanjutan yang progresif pada bayi. Kuesioner ini diperuntukkan untuk orang tua

dan sangat bermanfaat disaat anak tidak mampu berkomunikasi dengan baik saat di lingkungan

selain itu perilaku verbal di setiap anak tidak bisa hanya diamati dengan saat datang ke klinik

tapi juga dengan mengamati kegiatan sehari-hari.7,8

Page 31: VALIDASI KUESIONER LITTLEARS BERBAHASA INDONESIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25766/1/HANA FADHILAH.pdf · Teman-teman, kakak-kakak dan adik-adik di

17    

   

2.8 Tata Laksana Bayi Baru Lahir di Rumah Sakit

Perawatan bayi segera setelah baru lahir bayi mulai dilakukan penilaian seperti bayi

diletakkan di atas kain bersih dan kering pada perut bawah ibu, penilaian dilakukan mulai dari: 32

Gambar 2.8 Resusitasi Bayi Baru Lahir ( IDAI ;2011)

Setelah penilaian memenuhi kriteria, langsung dilakukan perawatan rutin yaitu beri

kehangatan, bersihkan jalan nafas, keringkan, dan nilai warna kulit. Selanjutnya dilakukan

perawatan tali pusat, pada umumnya tali pusat diklem dengan forsep bedah tepat setelah bayi

dilahirkan dengan ukuran 3-4 cm dari permukaan perut bayi. Lebih baik perawatan kering yang

dilakukan untuk tali pusat dan tidak ditutup dengan perban, rata-rata dengan perawatan kering

dalam 9-10 hari. Perawatan berikutnya inisiasi menyusu dini, dalam 24 jam pertama menyatukan

ibu dan anak dalam satu ruangan dan menaruhnya dalam dekapan ibunya merupakan kesempatan

yang sangat baik untuk meningkatkan ikatan dan sangat efektif untuk inisiasi menyusi dini.18

Pemberian profilaksis konjungtivitis neonatarum bayi baru lahir steril pada konjungtiva

dilakukan setelah IMD. Hal ini dilakukan karena konjungtivitis neonatarum sering terjadi pada

bayi baru lahir pada bulan pertama kehidupan. Manifestasi klinis berupa eritema dan edema pada

kelopak mata dan palpebral, sekret purulen juga termasuk gambaran manifestasi klinis pada

pewarnaan gram menunjukan satu atau lebih sel polimorfonuklear.18

Page 32: VALIDASI KUESIONER LITTLEARS BERBAHASA INDONESIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25766/1/HANA FADHILAH.pdf · Teman-teman, kakak-kakak dan adik-adik di

18    

   

Perawatan selanjutnya adalah pemberian profilaksis vitamin K1, pemberian ini berdasarkan

seringnya terjadi perdarahan otak dengan angka kematian yang cukup tinggi 10-50%, sering

terjadi pada bayi umur 2 minggu samapi dengan 6 bulan. Faktor-faktor mempengaruhi timbulnya

PDVK pada ibu yang selama hamil mengkonsumsi obat-obatan yang menghambat metabolisme

vitamin K. HTA merekomendasikan bayi mendapatkan 1mg dosis tunggal intramuskular.18

2.9 Kerangka Teori

   usia  dan  pola  asuh   Pekerjaan,tingkat  pendidikan,  lama  interaksi  

Anak   Orangtua  

Skor  LittlEars  

Tumbuh-­‐Kembang  Pendengaran  anak  0-­‐6  bulan  

Evaluasi  tumbuh  kembang  pendengaran  

Page 33: VALIDASI KUESIONER LITTLEARS BERBAHASA INDONESIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25766/1/HANA FADHILAH.pdf · Teman-teman, kakak-kakak dan adik-adik di

19    

   

2.10 Kerangka Konsep

Pertumbuhan dan perkembangan pendengaran pada anak umur 0-6 bulan dipengaruhi oleh

banyak faktor antara lain usia anak, pola asuh, pekerjaan orangtua, tingkat pendidikan

orangtua/pendidikan pengasuh, dan lama interaksi anak dan orangtua. Hal ini sangat berpengaruh

dalam proses pertumbuhan dan perkembangan bahasa, bicara, dan kognitif anak. Terkadang

faktor risiko tersebut diabaikan oleh orangtua, sehingga zaman sekarang banyak orangtua yang

terlambat mengetahui anak sudah mengalami keterlambatan dalam proses tumbuh kembang

pendengaran.19,20

Kuesioner LittlEars memberikan solusi untuk mengevalusi pertumbuhan dan perkembangan

pendengaran anak dengan usia 0-6 bulan dengan memberikan kuesioner kepada orangtua,

sehingga meningkatkan kesadaran orangtua tentang proses pertumbuhan dan perkembangan

pendengaran anak.7,8

Tumbuh-­‐Kembang  Pendengaran  anak  0-­‐6  bulan  

Anak   Orangtua  

   usia  dan  pola  asuh  Pekerjaan,tingkat  pendidikan,  lama  interaksi  

Skor  LittlEars  

Pemeriksaan  OAE/ABR  

Page 34: VALIDASI KUESIONER LITTLEARS BERBAHASA INDONESIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25766/1/HANA FADHILAH.pdf · Teman-teman, kakak-kakak dan adik-adik di

   

20    

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian dilakukan dengan metode analisis observatif untuk melihat kefektifan dari

kuesioner LittlEars dan desain penelitian ini memilih metode cross sectional/potong lintang.

3.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai Maret- Juli 2013

3.3. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RS Budi Kemulyaan Jakarta Pusat

3.4. Populasi

3.4.1. Populasi Terjangkau

Populasi terjangkau penelitian ini adalah anak dengan usia 0-6 bulan yang tidak

memiliki gangguan pendengaran di RS Budi Kemulyaan Jakarta Pusat

3.4.2. Populasi Target

Populasi target penelitian ini adalah anak dengan usia 0-6 bulan di Indonesia

3.5. Sampel Penelitian dan Cara Pemilihan Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah anak usia 0-6 bulan dengan metode

pemilihan sampel yaitu convenience/captive sample

Page 35: VALIDASI KUESIONER LITTLEARS BERBAHASA INDONESIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25766/1/HANA FADHILAH.pdf · Teman-teman, kakak-kakak dan adik-adik di

21    

   

3.6. Besar Sampel

3.6.1. Perhitungan Besar Sampel

n = 7

Keterangan :

Zα : derivat baku alfa Zβ : derivat baku beta r : korelasi

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang diadaptasi dalam Bahasa German

didapatkan nilai r sebesar 0.91

Untuk kepentingan validasi kuesioner dibutuhkan 30 sampel

3.6.2. Sampel yang diambil

Berdasarkan perhitungan rumus diatas, maka besar sampel minimal yang diambil

adalah 30 orang.

3.7. Variabel Penelitian

3.7.1. Variabel terikat

Total skor dari hasil kuesioner LittlEars

3.7.2. Variabel bebas

Usia bayi dan tingkat kepengetahuan

Page 36: VALIDASI KUESIONER LITTLEARS BERBAHASA INDONESIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25766/1/HANA FADHILAH.pdf · Teman-teman, kakak-kakak dan adik-adik di

22    

   

3.8. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

3.8.1. Faktor Inklusi

• Anak usia 0-6 bulan

3.8.2. Faktor Eksklusi

• Anak yang sudah mempunyai gangguan dengar sejak lahir

• Orangtua yang menolak untuk diperiksa

• Infeksi saat kehamilan

• Lahir kurang bulan (<36 minggu)

• Anak sering pilek

• Anak dengan riwayat kuning

• Orangtua yang menolak mengisi kuesioner untuk kedua kalinya

3.9. Analisis Statistik

3.9.1. Uji Validasi

Pada penelitian kali ini uji validasi yang digunakan adalah dengan melihat cronbach’s alpha pada SPSS.  

3.10. Cara Kerja

3.10.1. Alur Penelitian

Penerjemahan kuesioner oleh penterjemah tersumpah dan dilakukan penafsiran kembali kedalam bahasa asli untuk cek silang ketepatan terjemahan

Perizinan penelitian

Pengumpulan data

Orang tua anak 0-6 bulan tidak bersedia mengisi kuesioner

Orang tua anak 0-6 bulan bersedia mengisi kuesioner

Input data

Analisis statistik

Wawancara ke II

Page 37: VALIDASI KUESIONER LITTLEARS BERBAHASA INDONESIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25766/1/HANA FADHILAH.pdf · Teman-teman, kakak-kakak dan adik-adik di

23    

   

3.10.2 Alat dan Bahan

Kuesioner LittlEars

3.11 Definisi Operasional

Variabel Definisi Pengukur Alat Ukur Skala Pengukuran

Usia Anak Jangka waktu anak dari lahir

sampai dengan pengisian

kuesioner

Peneliti - Numerik dalam

satuan bulan

Skor

Kuesioner

LittlEars

Anak tanpa gangguan dengar

dan memenuhi kriteria inklusi

dan kriteria ekslusi. Jika ibu

mengisi ‘tidak’ 6 kali berturut-

turut, maka kuesioner tidak sah.

Skor berdasarkan jawaban ‘ya’.

Peneliti Kuesioner

LittlEars

Numerik dengan

skor 0-35

Jenis

Kelamin

Perempuan atau Laki-laki Peneliti - Nominal

1. Perempuan

2. Laki-laki

Pendidikan Pendidikan terakhir yang

ditempuh responden

Peneliti - Nominal

1. SD

2. SMP

3. SMA

4. D3/S1

Lama

Interaksi

Durasi orangtua/pengasuh

berinteraksi dengan anak

Orangtua/

pengasuh

- Numerik dengan

satuan jam

Page 38: VALIDASI KUESIONER LITTLEARS BERBAHASA INDONESIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25766/1/HANA FADHILAH.pdf · Teman-teman, kakak-kakak dan adik-adik di

   

24    

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Karakteristik Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bayi umur 0-6 bulan dengan tujuan untuk menvalidasi

kuesioner LittlEars dalam Bahasa Indonesia. Penelitian ini mengambil 30 responden yang

dilakukan di rs.Budi Kemulyaan Jakarta Pusat pada bulan Maret-Mei 2013 dengan rerata usia

orang tua 20-30 tahun. Berdasarkan 30 responden terdapat 3 kuesioner yang dieliminasi dengan

nilai skor >2.5 SD, tetapi peneliti mengambil lagi sampel sebanyak 3 responden untuk memenuhi

kuota 30 responden dengan hasil skor yang memenuni kriteria.

Tabel 4.1 Karakteristik Responden

Lama berinteraksi

2 jam 2 7%

3 jam 2 7%

4 jam 5 17%

Variabel Jumlah Persentase

Jenis Kelamin

Laki-Laki 17 67%

Perempuan 13 33%

Lulusan

SMP 2 10%

SMA 14 47%

D3/S1 13 43%

Page 39: VALIDASI KUESIONER LITTLEARS BERBAHASA INDONESIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25766/1/HANA FADHILAH.pdf · Teman-teman, kakak-kakak dan adik-adik di

25    

   

5 jam 4 13%

6 jam 4 13%

10 jam 1 3%

12 jam 2 7%

16 jam 1 3%

18 jam 1 3%

24 jam 8 27%

Berdasarkan data karakteristik, responden terbanyak adalah laki-laki dengan persentase 67%,

tingkat pendidikan orangtua dengan persentase 47% lulusan SMA, dan lama interaksi orang tua

dengan bayi selama 24 jam sebesar 27%.

4.2 Penyebaran Skor Kuesioner

Tabel 4.2 Tabel Histogram

Total  skor  

usia  

Tabel  Histogram  

Page 40: VALIDASI KUESIONER LITTLEARS BERBAHASA INDONESIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25766/1/HANA FADHILAH.pdf · Teman-teman, kakak-kakak dan adik-adik di

26    

   

Berdasarkan tabel histogram dan statistik mendapatkan rerata skor 13.47 ± 0.67421. Rasio

skewness 0.634 dan Rasio Kurtosis -0.816 berada di antara rasio -2 sampai dengan 2 berarti data

dalam distribusi dalam range normal dengan total skor minimal 8.00 dan skor maksimal 21.00

4.3 Validitas dan Realibilitas

Uji validasi kuesioner LittlEars dilakukan untuk menilai kemampuan pertumbuhan dan

perkembangan pendengaran anak, dengan ini peneliti menilai validitas dilakukan dengan uji

korelasi Pearson dan nilai corrected item total correction dengan menilai skor total terhadap

skor tiap item. Peneliti ingin menilai tingkat kepercayan alat ukur yang akan digunakan. Uji

reabilitas digunakan untuk mengetahui nilai realibilitas dengan menggunakan uji cronbach’s

alpha dengan mengukur nilai skor total pertama pengujian dengan skor total selang dua minggu

sampai dengan satu bulan. Apabila nilai cronbach’s alpha >0.5 maka dapat dikatakan reliable.25

Tabel 4.3 Statistik Cronbach’s alpha

Peneliti ingin mengukur tingkat kepercayaan/ reliabilitas alat ukur yang digunakan. Cara

untuk mengukur reliabilitas yang umum digunakan adalah dengan mencari nilai cronbach’s

alpha. Jika nilai cronbach’s alpha >0,5 maka suatu construct dapat kita katakan reliable.25

Tabel 4.3.1 Cronbach’s Alpha

Berdasarkan tabel tersebut didapatkan hasil, cronbach’s alpha sebesar 0.707, maka

penelitian ini bersifat dapat dipercaya.

Cronchbach’s Alpha Cronbach's Alpha

Based on Standardized

Items

N of items

0.707 0.786 35

Page 41: VALIDASI KUESIONER LITTLEARS BERBAHASA INDONESIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25766/1/HANA FADHILAH.pdf · Teman-teman, kakak-kakak dan adik-adik di

27    

   

Tabel 4.3.2 Score Cronbach’s Alpha

Nomor Pertanyaan Cronbach’s Alpha

Pertanyaan 15 0.691

Pertanyaan 18 0.632

Pertanyaan 13 0.632

Pertanyaan 21 0.588

Pertanyaan 20 0.571

Pertanyaan 4 0.526

Pertanyaan 16 0.513

Pertanyaan 17 0.462

Pertanyaan 12 0.462

Pertanyaan 10 0.441

Pertanyaan 19 0.395

Pertanyaan 7 0.384

Uji validitas dilakukan untuk mengukur ketelitian fungsi ukur yang didapat dengan

menggunakan dua metode antara lain korelasi Pearson atau melihat nilai Corrected Item Total

Correlation pada pengujian reliabilitas. Nilai validasi tiap pertanyaan bila r hitung lebih besar

dari r tabel yaitu 0.3610 maka pertanyaan tersebut dianggap valid, antara lain pertanyaan nomor

4,7, 10, 12, 13,15,16, 17, 18, 19, 20,21.

Page 42: VALIDASI KUESIONER LITTLEARS BERBAHASA INDONESIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25766/1/HANA FADHILAH.pdf · Teman-teman, kakak-kakak dan adik-adik di

28    

   

4.4 Uji Korelasi dan Regresi

4.4.1 Anova

Berdasarkan tabel Anova, nilai Significancy test homogenity of variences sebesar 0.000

(p<0.05), dapat ditarik kesimpulan terdapat korelasi yang bermakna antara dua variabel yang

dinilai.

Tabel 4.4 Anova

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 310.321 1 310.321 16.549 .000a

Residual 525.046 28 18.752

Total 835.367 29

4.4.2 Korelasi

Hasil perhitungan korelasi didapatkan koefisien korelasi sebesar 0.763 yang berarti korelasi

bersifat linier. Oleh karena korelasi bersifat linier maka dapat dilanjutkan dengan uji regresi.

Tabel 4.5 Model Summary

Model R R Square Adjusted R

square

Std. Error of

the estimate

1. 0.763 0.582 0.567 2.43048

Berarti terdapat korelasi positif antara usia dengan total skor. Nilai R square sebesar 0.582

untuk mengukur kontribusi variable independent (usia) pada variable dependent (total skor). Jadi

sebesar 58% kontribusi usia dalam menjelaskan total skor.

Page 43: VALIDASI KUESIONER LITTLEARS BERBAHASA INDONESIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25766/1/HANA FADHILAH.pdf · Teman-teman, kakak-kakak dan adik-adik di

29    

   

0  

5  

10  

15  

20  

25  

0   1   2   3   4   5   6   7  

Total  Sko

r  

Usia  

Grafik  Regresi  Linear  

Pada uji regresi karena terdapat dua variabel yang saling berkaitan dan menjelaskan satu

sama lain maka dapat dinyatakan sebagai sebuat fungsi Y=f(x) dan didapatkan persamaan regresi

sebagai berikut dengan y sebagai total skor dan x sebagai usia :

Y = 7.342 + 1.914*x

Grafik 4.4 Kurva Regresi Linear

Berdasarkan grafik regresi linier didapatkan kekuatan nilai r moderate

Page 44: VALIDASI KUESIONER LITTLEARS BERBAHASA INDONESIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25766/1/HANA FADHILAH.pdf · Teman-teman, kakak-kakak dan adik-adik di

   

30    

BAB V

DISKUSI

5.1 Karakteristik Penelitian

Kuesioner Littlears menilai pertumbuhan dan perkembangan pendengaran dari bayi umur 0-6

bulan yang merupakan salah satu dari aspek yang berperan besar pada pertumbuhan dan

perkembangan anak. Pertumbuhan dan perkembangan pendengaran bayi dapat dipengaruhi

beberapa hal antara lain peran orangtua/pengasuh yang mengurus anak sehari hari, lama interaksi

orangtua atau pengasuh, tingkat pendidikan orangtua atau pengasuh, dan jenis kelamin anak.19

Lama orangtua dan pengasuh berinteraksi dengan anak sangat mempengaruhi pertumbuhan

dan perkembangan pendengaran pada anak, selain itu interaksi yang positif yang dibentuk

orangtua dengan anak akan mencapai perkembangan yang optimal. Berdasarkan hasil penelitian

responden paling banyak berinteraksi dengan anak selama 24 jam, dengan rentang mulai dari 2

jam sampai dengan 24 jam sehari (tabel 4.1 karakteristik responden). Hal ini menunjukan bahwa

sebagian besar ibu merupakan ibu rumah tangga yang kesehariannya menemani anak di rumah.

Pola interaksi ini membentuk hubungan yang positif antara orangtua dan anak. Perhatian dan

kasih sayang yang diberikan orangtua merupakan stimulasi yang sangat bagus untuk

pertumbuhan dan perkembangan anak sejak lahir, dan interaksi yang dilakukan orangtua sangat

besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembanga pendengaran anak yang secara

langsung mempengaruh emosi anak dan tingkat kapasitas anak dalam mengerti bahasa.19

Interaksi orangtua/pengasuh sangat berpengaruh pada anak dengan variasi suara tinggi

rendahnya nada digunakan saat orangtua/pengasuh berinteraksi untuk menarik perhatian anak

dan mempengaruhi informasi bahasa dan emosi. Sejak masih bayi, anak sudah memiliki

kemampuan mengerti ekspresi muka dan intonasi suara walaupun anak belum mengerti bahasa

apapun. Terbukti pada saat umur 2 bulan anak mulai sensitif dengan intonasi suara yang

dibentuk di sekitarnya dan saat anak beranjak 6 bulan mulai berceloteh dengan keberagaman

nada untuk menguraikanya menjadi sebuah klausa. Jadi saat mengajarkan anak berinteraksi

pertajam mimik muka dan intonasi suara sehingga anak lebih mudah untuk mengerti.20

Page 45: VALIDASI KUESIONER LITTLEARS BERBAHASA INDONESIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25766/1/HANA FADHILAH.pdf · Teman-teman, kakak-kakak dan adik-adik di

31    

 

Tingkat pendidikan orangtua dan pengasuh tersebut terdapat responden (47%) lulusan SMA

dan (33%) lulusan S1. Kuesioner LittlEars dapat diterima dan dimengerti di kalangan pendidikan

SMA sampai dengan S1. Responden lebih banyak orangtua yang berpendidikan tinggi

dibandingkan dengan pendidikan rendah. Berdasarkan data tersebut terlihat orangtua sadar dan

peka dalam mengawasi pertumbuhan dan perkembangan pendengaran anak, sehingga orangtua

bisa dengan segera melakukan skrining apabila terjadi keterlambatan dalam pertumbuhan dan

perkembangan anak. Jumlah orangtua dan skor dalam kuesioner sampai dengan kriteria yang

diharapkan, berarti kesadaran orangtua terhadap deteksi dini pada bayi berhasil dalam program

skrining pendengaran.20

Perbedaan jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan berhubungan perkembangan sistim

saraf pusat, kadar testosteron yang tinggi berhubungan dengan meningkatnya lateralisasi

cerebral, dan mengecilnya corpus callosum serta menurunkan hubungan interhemispheric.

Kehilangan hormon androgen saat critical period dari perkembangan sistem saraf pusat

membuat pembentukan dari sirkuit saraf yang berbeda pada otak perempuan, sehingga pada laki

laki kemampuan visuospatial lebih baik daripada perempuan tetapi pada perempuan kemampuan

verbal dan lingustik lebih baik. 21,22

Skrining pendengaran menjadi isu yang berkembang secara perlahan di dunia, dengan fakta

yang terjadi di negara berkembang termasuk Indonesia menjadi salah satu penelitian bahwa 2-4

dari 1000 (28.000) bayi di negara berkembang kehilangan pendengaran permanen dibandingkan

dengan negara maju 6 dari 1000 (737.000) kelahiran bayi kehilangan pendengaran permanen,

keterlambatan pendengaran dan gangguan pada sensorik sejak dini memerlukan perhatian

lebih .(16) Tetapi hampir seluruh negara berkembang pemeriksaan skrining tidak terlaksana

secara universal sehingga banyak ditemukan gangguan keterlambatan pendengaran pada anak-

anak.14

Keterlambatan dalam skrining pendengaran pada tahun pertama dapat meningkatkan risiko

gangguan pada pertumbuhan dan perkembangan pendengaran sehingga tidak dapat berkembang

optimal. Bayi dapat mengalami keterlambatan bicara, tidak dapat mengusai bahasa yang lebih

kompleks dengan baik, dan perkembangan motorik dan kognitif juga dapat terganggu sehingga

ketika sudah menjejaki umur anak-anak tidak dapat bergaul dengan baik di lingkungan yang

dapat mempengaruhi tumbuh kembang sosial dan mental anak.21-23

Page 46: VALIDASI KUESIONER LITTLEARS BERBAHASA INDONESIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25766/1/HANA FADHILAH.pdf · Teman-teman, kakak-kakak dan adik-adik di

32    

 

Berdasarkan hal-hal yang mempegaruhi pertumbuhan dan perkembangan pendengaran dan

fakta yang terjadi pada bayi umur 0-6 bulan, ada beberapa metode atau instrument untuk

mengetahui jejak pertumbuhan perkembangan pendengaran dengan melihat lingkungan bayi,

orangtua, dan fakta-fakta yang terdapat di lingkungan, antara lain pemeriksaan physiological

merupakan yang paling akurat tetapi terkadang finansial keluarga menjadi masalah.14,24

Skrining yang kedua yaitu behavioural, mempunyai risiko tingkat nilai kesalahan yang tinggi

saat pemeriksaan. Skrining ini membutuhkan keahlian pemeriksa dan keadaan bayi harus tenang

saat dilakukan pemeriksaan. Sehingga Family questionnaire atau LittlEars dianggap yang paling

memungkinkan untuk dilakukan skrining dini pada bayi, dengan kemudahan mengisi kuesioner

dan penjelasan tentang setiap konten pertanyaan pada kuesioner dapat membantu orangtua

maupun pengasuh yang sehari-hari menemani dapat mengetahui secara pasti pertumbuhan dan

perkembangan bayi dan apabila terjadi keterlambatan dapat dilakukan pemeriksaan lanjut lebih

dini.14,24

5.2 Penyebaran Skor Pendengaran

Berdasarkan hasil output yang ditampilkan pada tabel histogram, distribusi total skor dalam

batas normal. Dengan SD 3.6, nilai maksimal skor adalah 21.00, dan nilai minimum skor adalah

8.00. Berdasarkan sebaran total skor terlihat pertumbuhan dan perkembangan bayi dalam batas

normal. Berdasarkan rasio skewness dan rasio kurtosis dengan nilai 0.634 dan -0.816 berarti

kedua rasio berada di angka -2 sampai dengan 2. Nilai ini menjelaskan bahwa distribusi total

skor terhadap usia dalam range normal.

5.3 Validitas dan Realibilitas

Untuk mengetahui kuesioner LittlEars dapat digunakan di Indonesia, kita harus memeriksa

tingkat validitas dan realibilitas dari kuesioner tersebut. Kuesioner yang digunakan harus sesuai

dan mudah dimengerti sehingga kita dapat mengetahui secara pasti ketepatan alat ukur

kuesioner. Ada beberapa metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Pearson

untuk menguji validitas kuesioner, dan metode corrected item total correlation untuk menguji

realibilitas kuesioner.

Page 47: VALIDASI KUESIONER LITTLEARS BERBAHASA INDONESIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25766/1/HANA FADHILAH.pdf · Teman-teman, kakak-kakak dan adik-adik di

33    

 

Pertanyaan dengan validitas paling besar yaitu dengan nilai cronbach’s alpha. Urutan

tingkat validitas dijabarkan pada tabel 6 uji validitas tiap pertanyaan pada kuesioner. Uji

reabilitas yang dilakukan untuk melihat konsistensi jawaban responden. Pada hasil penelitian

didapatkan nilai cronbach’s alpha sebesar 0.707 lebih besar dari 0.5 dapat disimpukan bahwa

penelitian bersifat realibel untuk digunakan di Indonesia.25

Metode Pearson nilai dapat diintrepertasikan dengan kekuatan nilai r yang didapat dengan

kekuatan korelasi nilai r mulai range 0.0-1.00. Dengan hasil penelitian didapatkan 13 pertanyaan

yang berdasarkan hasil output antara lain nomor ( 1,22,24,25,26,27,28,29,30,31,32,33,34 ) tidak

dapat dihitung karena semua responden menjawab sama dengan jawaban ‘ya’ semua ataupun

jawaban ‘tidak’ semua. Metode corrected item total correlation dapat dinilai dengan

menbandingkan nilai r yang didapat dengan nilai r tabel adalah 0.3610. Berdasarkan hasil

penelitian uji reabilitas terdapat 14 pertanyaan yang valid antara lain pertanyaan nomor 4,7, 10,

12, 13,15,16, 17, 18, 19, 20,21.

Sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan bayi umur 0-6 bulan seperti pada umur 1

sampai 2 bulan bayi sudah bisa terseyum apabila ada orang yang berusaha kontak dengan bayi

sesuai dengan pertanyaan pada kuesioner nomor 1 “Apakah anak anda merespon suara yang

sudah lazim?” maka semua ibu menjawab ‘ya’ sehingga pertanyaan nomor 1 menjadi tidak valid

sedangkan pertanyaan 22 samapai dengan 35, ibu maupun pengasuh menjawab tidak. Bayi umur

0-6 bulan belum mampu melakukan seperti menirukan suara, mengikuti perintah, membawakan

barang yang diminta, mengikuti suara mainan, ataupun mengulang rangkaian kata pendek mupun

panjang dengan tepat.26

Setelah pertanyaan nomor 1 muncul keragaman jawaban dari nomor 2 samapai dengan

pertanyaan nomor 21 selain tersenyum bayi umur 0-6 bulan sudah mampu mendengarkan

musik, berkata “aah” dan coo, mulai merespon namanya ketika dipanggil, mencari suara yang

berada di sekelilingnya,dan mulai sedih dan takut ketika ada suara keras atau suara kemarahan.

Perkembangan pendengaran sudah mulai sejak lahir dan menunjang perkembangan motorik

halus dan kasar, perkembangan penglihatanya seperti saat umur 3-4 bulan bayi sudah mulai bisa

menggapai mainan yang mengeluarkan suara karena membuatnya tertarik dan memasukannya ke

mulut, ketika ada orang yang berbicara dengan pernglihatannya bayi mulai memperhatikan dan

Page 48: VALIDASI KUESIONER LITTLEARS BERBAHASA INDONESIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25766/1/HANA FADHILAH.pdf · Teman-teman, kakak-kakak dan adik-adik di

34    

 

terus berkembang hingga aktif diajak berkomunikasi, tertawa keras, berteriak, dan mulai mencari

mainan dan memegangnya dengan sengaja sampai dengan umur 6 bulan .26

5.4 Korelasi dan Regresi

Berdasarkan analisis korelasi, untuk menilai kekuatan hubungan antar variabel didapatkan

koefisien korelasi r, hal ini menunjukan korelasi antara total skor dengan usia. Variable

dependent merupakan total skor dan variable independent yaitu merupakan usia dari anak,

dengan hasil output koefisien korelasi r sebesar 0.763 menunjukan realibilitas baik sehingga

menunjukan terdapat korelasi positif antara total skor dengan usia anak. Selain itu didapatkan

hasil R square menunjukan keragaman total skor sebesar 0.582 dari variable independent (total

skor) dapat dipengaruhi oleh variable dependent (usia). 25

Berdasarkan tabel scatterplot terdapat beberapa responden dengan hasil yang di atas rata-

rata dan di bawah rerata pada pertumbuhan dan perkembangan bayi umur 0-6 bulan tetapi itu

bukan berarti terdapat gangguan, apabila dibandingkan dengan penelitian di Spanyol hasil

dengan umur 0-6 bulan masih dalam batas total minimum. Berdasarkan angka di negara lain

seperti Spanyol bisa hasil posibilitas mencapai angka 95%. Berikut sebagai tabel perbandingan

total kuesioner Littlears di beberapa bahasa.7,2

Tabel 12. Perbandingan total skor kuesioner Littlears dalam beberapa bahasa

Usia anak Spanyol Indonesia German

0 bulan 9 7,3 2

1 bulan 10,8 9,2 4.3

2 bulan 12,6 11,1 6.4

3 bulan 14,4 13,1 8.4

4 bulan 16,1 15 10.3

5 bulan 17,9 16,9 12.2

6 bulan 19,7 18,8 14.0

Page 49: VALIDASI KUESIONER LITTLEARS BERBAHASA INDONESIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25766/1/HANA FADHILAH.pdf · Teman-teman, kakak-kakak dan adik-adik di

35    

 

Dengan perbandingan hasil total skor dan usia terdapat tiga responden dengan nilai terkecil

terdapat di bawah garis rata-rata. Tidak berarti anak pasti mengalami keterlambatan pendengaran

karena dibandingkan dengan penelitian sebelumnya nilai tersebut berada pada total nilai

minimum, hal ini menunjukan bahwa responden tersebut dalam penelitian ini masih memenuhi

kriteria inklusi dan kriteria ekslusi dan tidak anak responden yang mengalami keterlambatan

pertumbuhan perkembangan pendengaran.7,25

Jika dilihat dari perbandingan total skor pada responden umur 0-6 bulan di dua bahasa yang

berbeda. Nilai di Indonesia berbeda 0.9-1.7 dibawah nilai Bahasa Spanyol dan dibandingkan

dengan skor 4.8-8.7 diatas nilai Bahasa Jerman, bahwa Indonesia masih berada di antara range

kedua negara tersebut. Hal ini dapat disebabkan oleh banyak aspek, antara lain perbedaan budaya

sosial ekonomi, pola orangtua dalam berintraksi dan mendidik anak di beberapa negara kawasan

Eropa. Keadaan keluarga dengan kondisi yang berkecukupan membuktikan bahwa anak dapat

berkembang lebih optimal dibandingkan dengan keadaan keluarga yang tidak berkecukupan.27

Hal itu menunjukan bahwa kuesioner LittEars dapat diterima dan dimengerti oleh ibu-ibu dan

pengasuh bayi tetapi dalam pengisiannya tidak terlepas dari hal-hal seperti pertama, tingkat

pendidikan orangtua para diresponden sebagian lulusan SMA yang pada dasarnya mempunyai

kemungkinan ketidakpahaman terhadap kuesioner yang diberikan sehingga bisa saja

mempengaruhi jawaban nilai total skor pertumbuhan dan perkembangan pendengaran pada

bayi.27

Kedua, aspek yang dinilai dari penelitian ini adalah lama interaksi orangtua terhadap bayi

karena kemungkinan ibu yang menjadi tulang punggung keluarga atau pengasuh yang terkadang

tidak punya waktu yang lama untuk berinteraksi dengan anak. Ini merupakan faktor yang

berpengaruh besar pada pengisian kuesioner karena apabila orangtua atau pengasuh tidak

memiliki waktu yang cukup untuk berinteraksi dengan anak, kemungkinan orangtua atau

pengasuh tidak menyadari atau terkadang lengah terhadap pertumbuhan dan perkembangan pada

anak. Dua hal ini bisa dijadikan bahan diskusi lanjut untuk memastikan apakah pengisian

kuesioner ini valid bahwa anak tidak mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan

pendengaran.

Page 50: VALIDASI KUESIONER LITTLEARS BERBAHASA INDONESIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25766/1/HANA FADHILAH.pdf · Teman-teman, kakak-kakak dan adik-adik di

36    

 

Saat anak lahir ke dunia setiap orang tua mengharapkan anak dapat tumbuh kembang dengan

baik. Proses pertumbuhan dan perkembangan anak berjalan dengan sesuai tetapi banyak faktor

yang mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa balita. Pada masa

ini perkembangan terdiri dari motorik kasar seperti pergerakan tubuh, motorik halus seperti bayi

belajar menggengam benda dan kreativitas bayi, bahasa, dan kepribadian. Empat ranah tersebut

pada manusia sangat berkembang pesat.13,28

Dalam pertumbuhan dan perkembangan bayi, orangtua merupakan guru yang pertama bagi

anak, dimulai saat mengajarkan anak tersenyum, berbicara, dan bermain karena sangat penting

peran orangtua dalam kegiatan anak sehari hari. Terdapat 5 tugas sebagai orangtua antara lain

penyediaan lingkungan belajar, predictability, ping-pong, persisten, dan jangan menjadi

professor. Orang tua juga dapat menstimulasi 4 hal pada anak yaitu responsiveness, reasoning,

rationality, dan reading.13,23

Pertumbuhan dan perkembangan anak harus dirangsang sejak bayi agar partumbuhan dan

perkembangan dapat optimal. Orang tua dapat mulai dengan menstimulasi anak dari sejak lahir,

ketika stimulasi dilakukan dengan tepat anak dapat tumbuh dan kembang dengan cepat di

bandingkan anak yang tidak diberi stimulasi. 23,28

Stimulasi bayi mulai dari umur 0-3 bulan banyak hal yang dapat dilakukan untuk merangsang

tumbuh kembangnya. Orangtua dapat menunjukan kasih sayang, rasa tenang, dan nyaman

dengan cara menemani, memberikan ASI yang akan membentuk ikatan batin antara anak dengan

ibu, dan merawatnya. Selain itu sering-sering menatap mata bayi dengan jarang 30 cm,

tersenyum kepadanya, dan memberikan mainan yang tergantung di atasnya, hal-hal tersebut data

merangsang perkembangan sosial dan kognitif anak. Untuk merangsang pertumbuhan dan

perkembangan pendengaran bayi yang telah ada sejak bayi masih dalam kandungan ibunya

seperti mendengarkan musik, mengajak berbicara, menggunakan mainan yang dapat

mengeluarkan suara. Kita merangsang perkembangan pendengaran sebenarnya sangat erat

kaitannya dengan perkembangan bahasa. Pembicaraan sehari-hari yang bayi, membacakan

dongeng, maupun mendengarkannya musik.29-31

Selanjutnya pada umur 3-6 bulan bayi dapat dirangsang dengan bermain cik-luk-ba, bermain

dengan cermin, dan meraih mainan. Pendengaran dan Perkembangan bahasa bayi pada saat ini

Page 51: VALIDASI KUESIONER LITTLEARS BERBAHASA INDONESIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25766/1/HANA FADHILAH.pdf · Teman-teman, kakak-kakak dan adik-adik di

37    

 

mulai dengan mencari sumber suara, mengulang-ulang kata. Perkembangan motorik kasar dan

halus dapat distimulasi dengan melatih bayi untuk meraih benda yang jauh, memegang benda

dengan kedua tangan, melatih tengkurap, dan posisi duduk. Apabila dari ciri-ciri ini bayi tidak

terlihat kemampuannya sebaiknya bayi dapat melanjutkan skrining lanjutan seperti OAE atau

ABR.29-32

Skrining merupakan sebuat tes yang dilakukan pada semua bayi yang baru lahir bertujuan

untuk pemeriksaan lanjutan dan pencegahan secara langsung. Prinsip-prinsip skrining

pendengaran pada bayi antara lain masalah kesahatan yang penting telah dikenali gejala awalnya,

tersedia tes diagnostik yang cocok dan dapat diterima masyrakat, terdapat pengobatan dan

intervensi yang tersedia, dan menempatkan biaya diagnosis dan pengobatan berhubungan dengan

pengeluaran untuk perawatan medis secara keseluruhan. 14,24

Manfaat pada deteksi dini skrining pendengaran pada bayi sangat besar pada awal sebulan

kehidupan untuk pencegahan kehilangan pendengaran permanen. Intervensi audiologi dan

pendidikan untuk bayi dan keluarga dibantu oleh protocol, pelayanan kesehatan, sistem sosial,

dan pendidikan harus dilakukan sehingga meningkat kesadaran pada pertumbuhan dan

perkembangan pendengaran bayi.14

Berdasarkan penjelasan hasil yang didapat bahwa kuesioner LittlEars dapat digunakan

sebagai skrining awal pertumbuhan dan perkembangan pendengaran pada bayi umur 0-6 bulan di

Jakarta.

5.5 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan, antara lain :

5.5.1 Desain Penelitian

Penelitian kuesioner LittlEars menggunakan metode cross sectional yang melihat

korelasi antara variabel terikat dan variabel bebas pada saat ini, sehingga hasil yang didapat

hanya dalam satu waktu tertentu. Sebaiknya penelitian ini dilakukan dengan study cohort atau

case control agar dapat melihat sebab akibat hasil yang lebih objektif.

Page 52: VALIDASI KUESIONER LITTLEARS BERBAHASA INDONESIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25766/1/HANA FADHILAH.pdf · Teman-teman, kakak-kakak dan adik-adik di

38    

 

5.5.2 Asal Populasi

Peneliti mengambil sampel hanya di satu rumah sakit di Jakarta, sehingga terdapat

kemungkinan bias saat mengambil sampel dan kesalahan informasi.

5.5.3 Tidak Dapat Meneliti Faktor Lain

Kuesioner merupakan salah satu metode skrining, selain itu banyak metode yang dapat

digunakan untuk mendiagnosis pertumbuhan dan perkembangan pendengaran bayi. Tetapi tidak

dapat dilaksanakan karena hanya meneliti tentang pertumbuhan dan perkembangan pendengaran

bayi, sehingga tidak dapat meneliti faktor lain.

Page 53: VALIDASI KUESIONER LITTLEARS BERBAHASA INDONESIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25766/1/HANA FADHILAH.pdf · Teman-teman, kakak-kakak dan adik-adik di

39    

 

Page 54: VALIDASI KUESIONER LITTLEARS BERBAHASA INDONESIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25766/1/HANA FADHILAH.pdf · Teman-teman, kakak-kakak dan adik-adik di

   

40    

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

1. Berdasarkan hasil penelitian kuesioner LittlEars ditarik simpulan bahwa kuesioner

LittlEars dengan Bahasa Indonesia dapat digunakan untuk mengevaluasi pertumbuhan

dan perkembangan pendengaran anak umur 0-6 bulan di Indonesia.

2. Beberapa pertanyaan kuesioner yang relevan pada usia anak 0-6 bulan dengan uji

realibilitas ada 14 pertanyaan, antara lain nomor 4, 7, 10, 12, 13,15,16, 17, 18, 19, 20,21.

6.2 Saran

1. Perlu dilakukan penelitian korelasi LittlEars dengan pemeriksaan OAE dan BERA

automatik.

2. Perlu dilakukan penelitian kuesioner LittlEars dengan kondisi pendidikan, kebudayaan,

dan bahasa yang berbeda di Indonesia.

3. Perlu dilakukan batasan lama interaksi antara orangtua dengan anak sebagai pengamat

tumbuh kembang pendengaran anak 0-6 bulan.

Page 55: VALIDASI KUESIONER LITTLEARS BERBAHASA INDONESIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25766/1/HANA FADHILAH.pdf · Teman-teman, kakak-kakak dan adik-adik di

41    

41    

DAFTAR PUSTAKA

1. Mathers C, Smith A, Concha M. Global burden of hearing loss in the year 2000.

Available from: http://www.who.int/healthinfo/statistics/bod_hearingloss.pdf

2. De Michelle, Ruth RA. Newborn hearing screening.available from:

http://emedicine.com/snt/topic.576.htm

3. Bashiruddin JE. Newborn Hearing Screening in Six Hospitals in Jakarta and

Surroundings. Departemen Telinga, Hidung, dan Tenggorokan, Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia. Majalah Kedokteran Indonesia. 2009;59;3-4

4. State of Hearing and Ear Care in South Asia Region, WHO Regional Office SEARO

2004.

5. Sokol J, Hyde M. Hearing screening. Neonatology.pediatries in review.2002;23;155-162

6. Michael P. Gorga A, Leisha EM. Boys Town National Research Hospital

from:http://www.babyhearing.org/Audiologists/factSheets/UNHSFactSheet. pdf

7. Spitzer JB, Zavala JS. Development of Spanish Version of the LittlEars Parental

Questionnaire for Use in The United States and Latin America. Audiology Research.

2011: 23-29. Diunduh dari http://audiologyresearch.org pada tanggal 13 Januari 2013

8. Obrycka A, Garcia J-L. P., Pankowska, A, Lorens A, Skarzynski, H. Production and

Evaluation of a Polish Version of The LittlEars Questionnaire for the Assesment of

Auditory Development in Infants. International Journal of Pediatric Otolaryngology 73.

2009:1035-42.

9. Sadler T. Langman Embriologi Kedokteran. Edisi 10. Jakarta : EGC.2009

10. Kent M. Van De Graaf. Human Anatomy.edisi 6.jakarta : EGC. 2010 ; h 517-23.

11. Marieb EN, Wilhelm PB. Mallat J. Human Anatomy 6th edition. Benjamin Cummings :

San Francisco, CA;2012 : 502-6

12. Sherwood L. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 6. Jakarta : EGC. 2011

13. Soedjatmiko. Pentingnya Stimulasi Dini untuk Merangsang Perkembangan Bayi dan

Balita Terutama pada Bayi Risiko Tinggi. Sari Pediatri.2006;8;164-73. Available from :

http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/8-3-1.pdf

Page 56: VALIDASI KUESIONER LITTLEARS BERBAHASA INDONESIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25766/1/HANA FADHILAH.pdf · Teman-teman, kakak-kakak dan adik-adik di

42    

   

14. World Health Organization. Newborn and Infant Hearing Screening. Outcome of a WHO

Informal Consultation Heald at WHO Headquarters, Geneva, Switzerland, 09-10

November 2009

15. Karl R, White RN, Irene F, John MA, Karen M. The Foundations & Evolution of EHDI.

Availaible from: http://www.infanthearing.org/ehdi-ebook/2012_ebook/Chapter1.pdf

16. HTA Indonesia 2010.Buku Panduan Tatalaksana Bayi Baru Lahir Di Rumah

Sakit.avalaible from : http://buk.depkes.go.id

17. Douglas L, Beck AuD, David P. Speidel MS, Michelle P. Auditory Steady-State

Response (ASSR): A Beginner's Guide. Availaible from:

http://www.oticonusa.com/eprise/main/SiteGen/Uploads/Public/Downloads_Oticon/The_

Hearing_Review/Hearing_Review_12_07.pdf.

18. Buku Panduan Tatalaksana Bayi Baru Lahir di Rumah Sakit. Direktorat Jenderal Bina

Pelayanan Medik Kementrian Kesehatan RI. 2010

19. Deroche, Mickael LD, Zion, Daniele J, Schurman, JR. et al. Sensitivity of School-Aged

Children to Pitch-Related Cues. Journal Acoustical Society of America 131 (4). 2012:

2938-47.

20. Quam C, Swingley D. Development in Children’s Interpretation of Pitch Cues to

Emotions. Child Development, January/February 2012, Vol 83 :236–250

21. Hindmarsh GJ, O'Callaghan MJ, Mohay HA, Rogers YM. Early Human Development.

2000 Dec;60(2):115-22.Available from

http://www.ncbi.nlm.gov/pmc/articles/PMC2951302

22. Cho June, Davis, Diane H, Miles, Margareth S. Effect of Gender on the Health and

Development of Medically At-Risk Infant. J-obstet Gynecol Neonatal Nurs. September

2010: 39(5) : 536-49

23. Granholm, Jennifer M, Olszewski, Janet. Social Development in Young Children. A

Guide produced by the Michigan department Community Health.2012. 4-14 Available

from :http://www.michigan.gov/documents/Social_Emotional_Development_in_Young_

Children_Guide_88553_7.pdf

24. Joint Committee on Infant Hearing: Official Journal of The American Academy of

pediatrics. Year 2007 Position Statement: Principles and Guidelines for Early Hearing

Page 57: VALIDASI KUESIONER LITTLEARS BERBAHASA INDONESIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25766/1/HANA FADHILAH.pdf · Teman-teman, kakak-kakak dan adik-adik di

43    

   

Detection and Intervention Programs. Pediatrics 2007; 120-898. diunduh dari

http://pediatrics.aappublications.org/content/120/4/898.full.html pada tanggal 13 Januari

2013

25. Sunyoto D. Analisis Validitas dan Asumsi Klasik. Jakarta: Gava Medika. 2012

26. Behrman W, Kliegman R, Arvin A. Nelson Ilmu Kesehatan Anak. Edisi 15. Volume 3.

Jakarta: EGC. 2000

27. Andriani, Rini, Sekartini, Rini, Suwento, Ronny, et al. Peran Instrumen Modifikasi Tes

Daya Dengar sebagai Alat Skrining Gangguan Pendengaran pada Bayi Risiko Tinggi

Usia 0-6 Bulan. Sari Pediatri Vol 12, No. 3, Oktober 2010: 174-83

28. Kania N. Stimulasi Tumbuh Kembang Anak untuk Mencapai Tumbuh Kembang

Optimal. Avalaible from : http://pustaka.unpad.ac.id/wp-

content/uploads/2010/02/stimulasi_tumbuh_kembang_anak_optimal.pdf

29. James L, Sue R, Rush TS, Robert V, Clegg R, Judy SR, Peters A. Tim Investigating the

role of language childres early educational outcomes. Departement for Education

University of the West of England, Briston. June 2011. 29-31. Available from :

https://www.gov.uk/government/uploads/system/uploads/attachment_data/file/181549/D

FE-RR134.pdf

30. Brandone, Amanda C, Sallkind, Sara J. Golinkof, Roberta Michnick. Langueage

Development. University of Delaware. Chapther 38. 500-509. Available from :

http://udel.edu/~roberta/pdfs/Bear%20chaptBrandone.pdf

31. Pam W. Early Childhood Services, Department of Education and Children’s Services,

South Australia, March 2010. 24-30. Available from:

http://www.mceecdya.edu.au/verve/_resources/ECD_Story-

Neuroscience_and_early_childhood_dev.pdf

32. Lynne A Werner. Infant auditory capabilities. Department of Speech and Hearing

Sciences, University of Washington, Seattle, Washington, USA. Current Opinion in

Otolaryngology & Head and Neck Surgery 2002;10:398–402. Available from :

http://faculty.washington.edu/lawerner/IHL/page11/files/werner02.

Page 58: VALIDASI KUESIONER LITTLEARS BERBAHASA INDONESIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25766/1/HANA FADHILAH.pdf · Teman-teman, kakak-kakak dan adik-adik di

44    

   

Lampiran 1:

Lembar Informed Consent dan Kuesioner Karakteristik Responden

Lembar Penjelasan dan Pernyataan (Informed Consent) Responden

Adaptasi Kuesioner LittlEARS Berbahasa Indonesia

Untuk Perkembangan Pendengaran Anak Usia 0-24 Bulan

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Daftar pertanyaan (kuesioner) ini bertujuan untuk mengadaptasikan kuesioner

perkembangan pendengaran pada anak usia 0-24 bulan di Indonesia dan mengetahui rentang skor

normal pada berbagai usia anak. Hasil dari kuesioner ini hanya semata-mata untuk data

penyusunan skripsi kami mengenai adaptasi kuesioner perkembangan pendengaran pada anak

usia 0-24 bulan di Indonesia.

Maka dengan segala kerendahan hati kami mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i

mengisi daftar pertanyaan (kuesioner) dengan lengkap dan betul-betul menggambarkan kondisi

yang ada. Kerahasiaan hasil kuesioner ini sangat terjaga dan hanya digunakan untuk

menyelesaikan studi kami pada Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jika Bapak/Ibu/Saudara/i bersedia untuk menjadi responden untuk kuesioner ini silahkan

bertanda tangan di bawah ini. Terima Kasih atas waktu yang telah Bapak/Ibu/Saudara/i luangkan

untuk mengisi kuesioner ini.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Pewawancara, Responden,

Page 59: VALIDASI KUESIONER LITTLEARS BERBAHASA INDONESIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25766/1/HANA FADHILAH.pdf · Teman-teman, kakak-kakak dan adik-adik di

45    

   

Keterangan Responden Penelitian  

              Tanggal  :  Nama Anak : TTL : Usia : Nama Orangtua/wali : Nomer yg bisa di hub. Rumah : HP : Pekerjaan Orangtua : Pendidikan Terakhir orangtua : Lama Orangtua menemani anak (jam/hari) : Anak ke- : Berapa lama berinteraksi dengan anak selama sehari : Riwayat selama kehamilan : - Rutin cek ke dokter (ya/tidak)

- Konsumsi obat/jamu (ya/tidak) - Sakit selama kehamilan (ya/tidak) - Riwayat infeksi selama kehamilan (ya/tidak)

Riwayat Kelahiran : - Lahir cukup bulan (ya/tidak)

- Berat lahir >2kg (ya/tidak) - Normal/tidak - Perlu alat bantu napas (ya/tidak) - Riwayat kuning (ya/tidak)

Riwayat Anak : - Imunisasi rutin (ya/tidak)

- Anak sering pilek (ya/tidak)

 

 

 

 

Page 60: VALIDASI KUESIONER LITTLEARS BERBAHASA INDONESIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25766/1/HANA FADHILAH.pdf · Teman-teman, kakak-kakak dan adik-adik di

46    

   

Lampiran  2  :  Auditory  Questionnaire  LittlEars  

 

Auditory Response Answer Example

1. Does your child respond to familiar voice ? ( ) Yes

( ) No

Smiles;looks towards sources; talk animatedly

2. Does your child listen to somebody speaking ?

( ) Yes

( ) No

Listens; waits and listens at the speaker for longer time

3. When somebody is speaking does your child turn his/her head toward the speaker ?

( ) Yes

( ) No

4. Is your child interested in toys producing sound or music ?

( ) Yes

( ) No

Rattle, squeezing toy

5. Does your child look for a speaker he/she cannot see ?

( ) Yes

( ) No

6. Does your child listen when the radio /CD player/tapr player is turned on ?

( ) Yes

( ) No

Listening turns towards the sound, is attentive, laughs or sing/talks “along”

7. Does your child respond to distant sound ? ( ) Yes

( ) No

When being called from another room

8. Does your child stop cring when you speak to him/her without him/her seeing you ?

( ) Yes

( ) No

You try to comfort the child with a soft voice or song. Without eye contact.

9. Does your child respond with alarm when hearing an angry voice ?

( ) Yes

( ) No

Becomes sad or strong

10. Does your child “recognize” acoustic rituals ?

( ) Yes

( ) No

Musical box by bed lullaby;water running into the tub

11. Does your child look for sound sources located at the left, righ , or back ?

( ) Yes

( ) No

You call or say something, the dog barks, etc. and the child looks and finds the sources

Page 61: VALIDASI KUESIONER LITTLEARS BERBAHASA INDONESIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25766/1/HANA FADHILAH.pdf · Teman-teman, kakak-kakak dan adik-adik di

47    

   

12. Does your child react to his/her name? ( ) Yes

( ) No

13. Does your child look for sound resources located above or below?

( ) Yes

( ) No

A clock on the wall or something falling on the floor

14. When your child is sad or moody, can he/she be calmed down or influenced by music?

( ) Yes

( ) No

15. Does your child listen on the telephone ans does he/she seem to recognize that somebody is talking?

( ) Yes

( ) No

When grandma or daddy calls, the child takes the receiver and “listens”

16. Does your child respond to music with rhythmical movements ?

( ) Yes

( ) No

The child move arms/legs to the music

17. Does your child know that a certain sound is related to a certain object or event?

( ) Yes

( ) No

The child hears the sound of an aeroplane and looks towards the sky or hears a car and looks towards the street

18. Does your child appropriately respond to short and simple remarks ?

( ) Yes

( ) No

“Stop””Look!””Donts”

19. Does your child respond to “No” by typically interrupting his/her current activity ?

( ) Yes

( ) No

A strongly pronounced “no,no!”-although the child does not see you(/)-is effective

20. Does your child know family members name ?

( ) Yes

( ) No

Where is…daddy, mummy, Mark,..

21. Does your child imitate sounds when asked ?

( ) Yes

( ) No

“aaa”,”ooo”,”a”

22. Does your child follow simple commands ? ( ) Yes

( ) No

“Come here”,”Tke off your shoes!”

23. Does your child understand simple questions ?

( ) Yes

( ) No

“Where is your tummy?”, “Where is daddy ?”

24. Does your child bring items when asked ? ( ) Yes

( ) No

“Bring me the ball”.etc

Page 62: VALIDASI KUESIONER LITTLEARS BERBAHASA INDONESIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25766/1/HANA FADHILAH.pdf · Teman-teman, kakak-kakak dan adik-adik di

48    

   

25. Does your child produce the right sounds go with certain animals?

( ) Yes

( ) No

“Say woof woof”; “say c-a-r”

26. Does your child produce the right sound to a toy?

( ) Yes

( ) No

“Vumm” with car,”moo” with cow

27. Does your child know that certain sounds go with certain animal ?

( ) Yes

( ) No

Woof woof = dog, meow + cat, cook- doodle-do = cockerel/rooster

28. Does your child try to imitate environmental sounds?

( ) Yes

( ) No

Animal sounds, sounds of household sppliances, police car siren

29. Does your child correctly repeat a sequence of short and long syllables you have said?

( ) Yes

( ) No

“la-la-laa”

30. Does your child selet the right objet from a number of objects when asked?

( ) Yes

( ) No

You are playing with a toy animals and ask for “the horse”; you are playing with coloured balls and ask for the “red ball”

31. Does your child try to sing along when hearing a song?

( ) Yes

( ) No

Nursery rhymes

32. Does child repeat certain words when asked?

( ) Yes

( ) No

“Say ‘Hello” to grandma”

33. Does your child like being read to? ( ) Yes

( ) No

From book or picture book

34. Does your child follow comples commands?

( ) Yes

( ) No

‘Take your shoes off and come here”

35. Does yur child try to sing with familiar songs?

( ) Yes

( ) No

Lullaby

Lampiran 3 : Kuesioner Perkembangan Pendengaran Anak LittlEars

Total score =all questions ticked with “yes”

Page 63: VALIDASI KUESIONER LITTLEARS BERBAHASA INDONESIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25766/1/HANA FADHILAH.pdf · Teman-teman, kakak-kakak dan adik-adik di

49    

   

No. Respon Auditori Jawaban Contoh 1 Apakah anak Anda merespon

suara yang sudah lazim? ( ) Ya ( ) Tidak

Tersenyum; melihat ke arah sumber; berbicara dengan mimik

2 Apakah anak Anda mendengar orang lain yang sedang berbicara?

( ) Ya ( ) Tidak

Mendengar; menunggu dan mendengar; melihat ke arah orang yang berbicara untuk waktu yang lama

3 Ketika seseorang berbicara, apakah anak Anda menoleh ke arah pembicara?

( ) Ya ( ) Tidak

4 Apakah anak Anda tertarik dengan mainan yang mengeluarkan suara atau bunyi?

( ) Ya ( ) Tidak

Mainan yang diremas berbunyi kertak-kertuk

5 Apakah anak Anda mencari orang yang berbicara yang tidak terlihat olehnya?

( ) Ya ( ) Tidak

6 Apakah anak Anda mendengarkan ketika radio/pemutar CD/pemutar kaset dimainkan?

( ) Ya ( ) Tidak

Mendengar: menoleh ke arah suara, memperhatikan, tertawa atau bernyanyi/berbicara “mengikuti suara”

7 Apakah anak Anda merespon suara yang jauh?

( ) Ya ( ) Tidak

Ketika dipanggil di ruang lain

8 Apakah anak Anda berhenti menangis ketika Anda berbicara dengannya walaupun ia tidak melihat Anda?

( ) Ya ( ) Tidak

Anda mencoba membuat nyaman sang anak dengan suara lembut atau lagu tanpa adanya kontak mata

9 Apakah anak Anda merespon dengan ketakutan (kegelisahan) ketika mendengar suara marah?

( ) Ya ( ) Tidak

Menjadi sedih dan mulai menangis

10 Apakah anak Anda “mengenali” tanda-tanda akustik?

( ) Ya ( ) Tidak

Kotak musik menjelang tidur; nina bobo; air mengalir dalam tabung

11 Apakah anak Anda mencari sumber suara yang berada di kiri, kanan, atau belakangnya?

( ) Ya ( ) Tidak

Anda memanggil atau mengucapkan sesuatu, anjing menggonggong, dll. Dan anak Anda mencari dan menemukan sumber suara tersebut

12 Apakah anak Anda bereaksi ketika nama dipanggil?

( ) Ya ( ) Tidak

13 Apakah anak Anda mencari sumber suara yang berada di atas atau bawahnya?

( ) Ya ( ) Tidak

Jam dinding, atau sesuatu yang jatuh di lantai

14 Ketika anak Anda sedih atau murung, bisakah ia

( ) Ya ( ) Tidak

Page 64: VALIDASI KUESIONER LITTLEARS BERBAHASA INDONESIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25766/1/HANA FADHILAH.pdf · Teman-teman, kakak-kakak dan adik-adik di

50    

   

ditenangkan atau dipengaruhi dengan musik?

15 Apakah anak Anda mendengarkan di telepon dan apakah ia tampak mengetahui adanya orang yang sedang berbicara?

( ) Ya ( ) Tidak

Ketika nenek atau ayah menelpon, sang anak mengambil alat penerima dan “mendengarkan”

16 Apakah anak Anda merespon musik dengan gerakan ritmik?

( ) Ya ( ) Tidak

Sang anak menggerakkan lengan/kaki sesuai dengan alunan music

17 Apakah anak Anda mengetahui bahwa suara tertentu berhubungan dengan objek atau kejadian tertentu?

( ) Ya ( ) Tidak

Sang anak mendengar suara pesawat dan melihat ke arah langit. Atau mendenga mobil dan melihat ke arah jalan.

18 Apakah anak Anda merespon dengan sesuai terhadap ucapan pendek atau sederhana?

( ) Ya ( ) Tidak

“Berhenti!” “Yekh!” “Jangan!”

19 Apakah anak Anda merespon kata “jangan” dengan menghentikan kegiatannya saat itu?

( ) Ya ( ) Tidak

Kata “jangan, jangan” – yang diucapkan dengan intonasi kuat meski si anak tidak melihat anda (!) – sangatlah efektif

20 Apakah anak Anda mengetahui nama anggota keluarganya?

( ) Ya ( ) Tidak

Mana – ayah, ibu, mark,...

21 Apakah anak Anda menirukan suara ketika ditanya?

( ) Ya ( ) Tidak

“aaa”, “ooo”, “iii”

22 Apakah anak Anda mengikuti perintah sederhana?

( ) Ya ( ) Tidak

“ke sini”; “lepas sepatumu”

23 Apakah anak Anda mengerti perintah sederhana?

( ) Ya ( ) Tidak

“Mana perutmu ibumu?”; “mana ayah?”

24 Apakah anak Anda membawakan barang yang diminta?

( ) Ya ( ) Tidak

“ambilkan saya bola dan lain-lain”

25 Apakah anak Anda meniru suara atau kata-kata yang Anda ucapkan?

( ) Ya ( ) Tidak

“ucapkan: guk, guk”; katakan:m-o-b-i-l

26 Apakah anak Anda menghasilkan suara yang sama dengan mainan?

( ) Ya ( ) Tidak

“Brum” untuk mobil, “moo” untuk sapi.

27 Apakah anak Anda mengetahui suara tertentu yang muncul dari binatang tertentu?

( ) Ya ( ) Tidak

Guk guk = anjing, meong = kucing, kukuruyuk = suara ayam jantan muda/ayam jantan

28 Apakah anak Anda mencoba meniru suara di sekelilingnya?

( ) Ya ( ) Tidak

Suara binatang, suara alat-alat rumah tangga, suara sirine mobil polisi

29 Apakah anak Anda mengulang rangkaian suku kata pendek

( ) Ya ( ) Tidak

“la-la-laa”

Page 65: VALIDASI KUESIONER LITTLEARS BERBAHASA INDONESIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25766/1/HANA FADHILAH.pdf · Teman-teman, kakak-kakak dan adik-adik di

51    

   

dan panjang dengan benar? 30 Apakah anak Anda memilih

benda yang benar dari sekumpulan benda ketika ditanya?

( ) Ya ( ) Tidak

Anda memainkan mainan berbentuk hewan dan menanyakan “kuda”; Anda memainkan bola warna-warni dan menanyakan “bola warna merah”

31 Apakah anak Anda mencoba ikut menyanyikan lagu ketika mendengar sebuah lagu?

( ) Ya ( ) Tidak

“sajak anak-anak”

32 Apakah anak Anda mengulang kata tertentu ketika diminta?

( ) Ya ( ) Tidak

“katakan halo pada nenek”

33 Apakah anak Anda suka mendengarkan dongeng?

( ) Ya ( ) Tidak

Dari buku atau dari buku gambar

34 Apakah anak Anda mengikuti perintah yang rumit?

( ) Ya ( ) Tidak

“lepas sepatumu dan kesinilah”

35 Apakah anak Anda mencoba menyanyikan lagu-lagu tertentu?

( ) Ya ( ) Tidak

Nina bobo

Nilai total = semua pertanyaan yang dicentang “ya”

Page 66: VALIDASI KUESIONER LITTLEARS BERBAHASA INDONESIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25766/1/HANA FADHILAH.pdf · Teman-teman, kakak-kakak dan adik-adik di

52    

   

Lampiran 3

Riwayat Penulis

Identitas Nama : Hana Fadhilah

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 9 Juni 1992

Agama : Islam Alamat : Jl. Bangka IX No: 60 Kemang, Jakarta Selatan

E-Mail : [email protected]

Riwayat Pendidikan

1997 - 1998 : TK Yasporbi Jakarta

1998 - 2004 : SD Islam Al-azhar 01 Jakarta

2004 - 2007 : SMP Islam Al-azhar 01 Jakarta

2007 -2010 : SMA Islam Al-azhar 01 Jakarta

2010 - sekarang : Pend. Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta