analisis daya tarik budaya desa wisata peliatan, … filethreat), untuk menentukan mana yang...

14
ANALISIS DAYA TARIK BUDAYA DESA WISATA PELIATAN, UBUD, GIANYAR BALI Peneliti : Ni Putu Ratna Sari NIP 197807022008122001 FAKULTAS PARIWISATA PROGRAM STUDI DIPLOMA IV PARIWISATA UNIVERSITAS UDAYANA 2014

Upload: buikiet

Post on 24-May-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS DAYA TARIK BUDAYA DESA WISATA PELIATAN, … fileThreat), untuk menentukan mana yang merupakan kekuatan, kelemahan, peluang dan ... waktu beberapa bulan. ... Dari segi seni

ANALISIS DAYA TARIK BUDAYA DESA WISATA PELIATAN,

UBUD, GIANYAR BALI

Peneliti :

Ni Putu Ratna Sari NIP 197807022008122001

FAKULTAS PARIWISATA

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV PARIWISATA

UNIVERSITAS UDAYANA

2014

Page 2: ANALISIS DAYA TARIK BUDAYA DESA WISATA PELIATAN, … fileThreat), untuk menentukan mana yang merupakan kekuatan, kelemahan, peluang dan ... waktu beberapa bulan. ... Dari segi seni

PENDAHULUAN

Peliatan merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Ubud,

Kabupaten Gianyar. Desa ini dilihat dari kata “peliatan” memang layak memakai logo

atau lambang yang ada mata manusianya, karena barangkali berhubungan dengan

terkenalnya desa ini sebagai tenpat untuk menyaksikan /”melihat” berbagai pementasan

seni budaya. .

Desa ini merupakan salah satu desa dalam kawasan pariwisata Ubud, salah satu dari

dua kawasan pariwisata di Kabupaten Gianyar, Bali. Lokasi Peliatan di dalam kawasan

pariwisata ini memberikan peluang sekaligus tantangan bagi pengembangan pariwisata

di desa ini.

Walaupun merupakan salah satu wilayah dalam kawasan pariwisata, dan grup

keseniannya sudah melanglang buana sejak tahun 1930-an, namun perlu kiranya

dilakukan kajian apa saja yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan

dalam pengembangan pariwisata budaya di wilayah ini, sehingga bisa dijadikan bahan

pertimbangan bagi pemegang kebijakan di dalam pembangunan kepariwisataan di

wilayah ini.

METODE PENELTIIAN

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan teknik pengamatan langsung

(observasi), wawancara, dan pemeriksaan dokumen yang terkait. Jenis data yang

dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data dianalisis secara deskriptif

kualitatif dengan menggunakan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity,

Threat), untuk menentukan mana yang merupakan kekuatan, kelemahan, peluang dan

tantangan di dalam pengembangan kepariwisataan di desa ini.

PEMBAHASAN

Kekuatan

Kekuatan yang dimiliki desa Peliatan dalam pengembangan pariwisatanya antara lain:

1. Peliatan mempunyai potensi seni tari, khususnya legong, yang unik, dan masih

bertahan hingga kini. Bahkan kalau dibeli kaset tarian Bali di pasaran, legong

stail Peliatan tetap dikenal namanya diantara penikmat seni tari Bali. Potensi

ini harus dijaga dan dikembangkan. Penciptaan seni juga harus terus dilakukan

supaya produk seni yang diciptakan Desa Peliatan tidak mandeg. Penciptaan

karya seni yang fenomental menjadi sangat penting, shingga Peliatan bukan

hanya memiliki penari saja misalnya, tetapi seorang seniman dan maestro tari.

Page 3: ANALISIS DAYA TARIK BUDAYA DESA WISATA PELIATAN, … fileThreat), untuk menentukan mana yang merupakan kekuatan, kelemahan, peluang dan ... waktu beberapa bulan. ... Dari segi seni

2. Peliatan terletak di kawasan pariwisata Ubud. Lokasi di dalam kawasan

pariwisata memberikannya peluang untuk mengembangkan sarana pariwisata

secara maksimal termasuk membangun fasilitas pariwisata hotel bintang,

lapangan golf dan sebagainya, walaupun paling tidak harus melalui kajian

kelayakan teknis, lingkungan, ekonomis. Di balik itu, perlu usaha bagaimana

agar sarana-prasarana yang dikembangkan bisa semaksimal mungkin

memberikan peluang kerja pada masyarakat lokal, bukan hanya manarik tenaga

kerja luar daerah berdatangan ke desa ini yang pada akhirnya menjadikan tenaga

kerja lokal hanya sebagai penonton saja dari peluang kerja yang ada.

3. Peliatan memiliki tokoh-tokoh seni budaya yang punya kemampuan cukup

unggul atau berkualitas dan memiliki ciri khas. Hasil karya dan pemikiran

tokoh-tokoh ini banyak yang tidak tercatat. Jika dilakukan penulisan hasil karya

dan pemikirannya maka akan bisa dijadikan sumber pengetahuan dan penambah

wawasan bagi generasi penerusnya.

Sekaa kesenian Gunung Sari Peliatan, antara lain dengan tari legong, kebyar

terompong dan oleg tamulilingannya, merupakan sekaa kesenian pertama dari

Bali yang diundang tur ke negara asing, yaitu negara-negara Eropa dalam jangka

waktu beberapa bulan. Sekaa semara pegulingan Teges Kanginan dengan

kekhasan suara gambelannya juga sering diundang pentas di luar negeri. Akhir-

akhir ini sekaa Semara Pegulingan Tirta Sari muncul dengan daya saing yang

cukup kuat. Dari segi kesenian tari dan tabuh muncul tokoh-tokoh seperti

Wayan Gandra (alm), Made Lebah (alm), Anak Agung Gede Mandera (alm),

Gusti Kompyang Pangkung (alm), Ir. Anak Agung Oka Dalem, Cok Alit

Hendrawan, dan lain-lain, yang kesemuanya sudah sering pentas bukan hanya

di Bali namun juga di luar negeri.

Gambar 1. Sekaa Gong Gunung Sari Peliatan merupakan sekaa gong yang pertama kali

diundang pentas keliling dunia pada tahun 1930-an.

Untuk seni lukis, muncul dengan seniman-seniman besar seperti Ida Bagus

Made (alm), Wayan Jujul, Ketut Kasta, dan Ida Bagus Sugata, merupakan

contoh seniman yang sudah cukup diperhitungkan di Bali maupun di dunia luar

dengan lukisannya yang berkarakter dan khas. Media belajar juga ditunjang

Page 4: ANALISIS DAYA TARIK BUDAYA DESA WISATA PELIATAN, … fileThreat), untuk menentukan mana yang merupakan kekuatan, kelemahan, peluang dan ... waktu beberapa bulan. ... Dari segi seni

oleh adanya koleksi lukisan yang representatif antara lain di Museum Arma (di

Pengosekan berbatasan dengan Peliatan), dan Museum Rudana. Di samping itu

masih ada beberapa Museum lain di luar desa ini tetapi masih di kawasan

pariwisata Ubud, antara lain: Museum Puri Lukisan, Museum Neka, Museum

Pendet, dan Museum Rudana. Bahkan akhir-akhir ini dibangun sebuah museum

baru namanya Museum of Marketing yang terletak di Museum Puri Lukisan

Ubud (sumber: Anon. 2014).

Dari segi seni patung ada seniman Nyoman Togog, dan Bapak Ayun.

Gambar 2. Foto salah seorang seniman lukis Peliatan, I Jujul

4. Adanya benda-benda peninggalan sejarah / kepurbakalaan. Benda-benda ini

perlu dijaga agar tetap lestari tidak rusak, dicuri, atau diperjual belikan. Akhir-

akhir ini di seluruh Bali sering terjadi pencurian pratima, shingga memaksa

warga mekemit di pura-pura. Di samping itu bangunan penyimpenan pretima

yang dulunya berukuran relatif rendah/‘pendek’, sekarang dibuat menjulang

tinggi sehingga menyulitkan bagi pencuri menggapainya. Di balik semua ini,

secara tidak sengaja telah terjadi perubahan struktur bangunan akibat mulai

adanya pencurian di sana-sini. Walaupun perubahan ini tidak diharapkan namun

kenyataannya bangunan ‘penyimpanan pretima’ telah mengubah urutan

ketingiannya bangunan pura dari “yang umum”, yang mana pelinggih

padamasana (pada pura yang memiliki padmasana) biasanya merupakan

bangunan tertinggi.

Page 5: ANALISIS DAYA TARIK BUDAYA DESA WISATA PELIATAN, … fileThreat), untuk menentukan mana yang merupakan kekuatan, kelemahan, peluang dan ... waktu beberapa bulan. ... Dari segi seni

Gambar 3. Kori Agung Puri Agung Peliatan

5. Jarak dengan pusat pariwisata Ubud dan destiansi/atraksi wisata yang dekat.

Peliatan dan derah tujuan wisata di kawasan pariwisata Ubud, yaitu kelurahan

Ubud memang sangat dekat, hanya sekitar satu Km dari pusat kota Ubud.

Kedekatan ini memang memberikan potensi pada aksesibilitas yang terkait

dengan waktu tempuh, apalagi kedua lokasi ini dihubungkan dengan lebih dari

3 jalan yang kondisinya bagus dan sudah diaspal.

6. Salah satu gudang budaya Bali. Peliatan bukan hanya terkenal karena tari-

tariannya, namun juga memiliki seniman tabuh, seniman wayang, seni

ukir/patung, seni lukis dan lain sebagainya. Keanekaragaman potensi budaya ini

menjadi atraksi penting dalam kepariwisataan, dimana kawasan pariwisata

Ubud mengandalkan budaya sebagai daya tarik utamanya.

Page 6: ANALISIS DAYA TARIK BUDAYA DESA WISATA PELIATAN, … fileThreat), untuk menentukan mana yang merupakan kekuatan, kelemahan, peluang dan ... waktu beberapa bulan. ... Dari segi seni

Gambar 4. Seniman patung peliatan sedang berkarya

7. Adanya puri – merupakan daya tarik. Keberadaan puri dengan segala

peninggalannya beserta sejarahnya menjadi daya tarik dari segi sejarah, budaya,

struktur dan juga dari segi arsitektur bangunannya.

8. Dukungan daya tarik budaya yang bercermin pada masyarakat Hindu yang

relatif dominan. Dominansi pendukung/pemeluk agama Hindu di desa ini

memberikan nuansa Hindu yang cukup kuat. Dan ini menjadi daya tarik wisata

di wilayah ini.

Gambar 5. Aktivitas keagamaan di Desa Peliatan sebagai daya tarik wisata

Kelemahan

Dibalik kekuatan yang disebutkan sebelumnya, ada beberapa titik lemah yang dimiliki

desa Peliatan di dalam pengembangan kepariwisataannya, antara lain:

1. Peliatan tidak mempunyai landmark, sehingga tampak relatif sama dengan wilayah

lainnya (terutama memasuki perbatasan). Landmark ini sudah pernah diusulkan

dalam rapat dan presentasi wisata di desa Peliatan, namun tak pernah diperhatikan

dan ditindaklanjuti, sehingga ciri khas yang diharapkan sampai kini tidak ada. Yang

pernah dilakukan adalah mulai menamai jalan2 utama di desa Peliatan dengan

tokoh-tokoh seniman (di samping nama-nama pahlawan) sehingga mengingatkan

orang-orang pada Peliatan sebagai daerah seni-budaya, yang bukan hanya slogan

belaka.

2. Nama Peliatan relatif agak susah diucapkan, apalagi diingat oleh orang asing.

(Catatan: Ingat kasus Ceju di Korea yang diubah namanya menjadi Jeju akhir-akhir

ini, karena nama Ceju relatif lebih susah diucapkan oleh para turis dibandingkan

Jeju).

3. Kebersihan yang kurang terjaga. Ada kesan kotor/jorok dibeberapa tempat.

Kebersihan ini sangat sulit ditingkatkan kecuali ada kesadaran dari seluruh

masyarakat. Desa Peliatan dengan bantuan LPD Desa Peliatan sudah menyediakan

kendaraan pengangkut sampah, namun usaha pemilahan sampah belum berhasil

Page 7: ANALISIS DAYA TARIK BUDAYA DESA WISATA PELIATAN, … fileThreat), untuk menentukan mana yang merupakan kekuatan, kelemahan, peluang dan ... waktu beberapa bulan. ... Dari segi seni

dilaksanakan. Pengangkutan sampah juga belum sepenuhnya berhasil dilaksanakan

setiap hari di semua lokasi desa Peliatan.

Gambar 6. Sampah di Desa Peliatan sebagian masih ada berserakan, sebagian masih

dibakar padahal asapnya membahayakan kesehatan

4. Keindahan telajakan kurang terjaga. Banyak terlajakan sekarang sudah habis diisi

ruko, toko, rumah makan, artshop dan sebagainya. Dengan demikian view desa

semakin sumpek dan padat. Sekitar tahun 1970-an telajakan desa masih banyak

yang ditanami tanaman hias, tebu, dipagari dan nampak masih hijau. Makin ke

belakang, banyak tembok pekarangan rumah yang menghadap ke jalan raya

dibongkar, kemudian dibangunlah toko, ruko, artshop dan lain-lainnya.

5. “Betonisasi” yang semakin meningkat. Lahan terbuka di desa Peliatan semakin

berkurang. Lahan terbuka di lapangan desa Peliatan di depan puri sudah dibangun

balai serbaguna. Kemudian semakin kecil lahan ini setelah dilakukan pembangunan

LPD, pusat pelayanan kesehatan, dan lain-lain. Ruang terbuka di seberang jalan dari

Pura Desa-Bale Agung- Pura Pusehpun dibangun, sehingga wilayah Peliatan

semakin ‘sumpek’, padat dengan bangunan.

6. Keamanan dan kenyamanan yang semakin perlu mendapat perhatian.

Page 8: ANALISIS DAYA TARIK BUDAYA DESA WISATA PELIATAN, … fileThreat), untuk menentukan mana yang merupakan kekuatan, kelemahan, peluang dan ... waktu beberapa bulan. ... Dari segi seni

Gambar7. Benda-benda sakral di Peliatan rawan dicuri, sehingga perlu dijaga dengan

kegiatan mekemit secara rutin

7. Kurang adanya penghargaan terhadap peninggalan sejarah Peliatan. Peliatan meiliki

bangunan indah, seperti Sekolah Dasar berukir indah, dulunya milik SD 3 Peliatan.

Bangunan yang indah ini sudah tak nampak wajahnya dan disulap penampilannya

menjadi LPD, sehingga tidak selalu bisa dilihat oleh turis, kecuali saat LPD buka.

Gambar 8. Ukiran dan patung di bekas SD 3 Peliatan yang ‘disembunyikan’ di dalam

ruangan LPD Peliatan.

Page 9: ANALISIS DAYA TARIK BUDAYA DESA WISATA PELIATAN, … fileThreat), untuk menentukan mana yang merupakan kekuatan, kelemahan, peluang dan ... waktu beberapa bulan. ... Dari segi seni

8. Pemahaman tentang ramah lingkungan yang masih kurang. Warga desa ada yang

masih belum memahami bahwa saluran air, sungai dan lain-lainnya bukanlah

tempat membuang sampah. Pembuangan sampah di saluran air bisa mengakibatkan

air meluap menimbulkan banjir. Banjir ini antara lain sering terjadi di depan

pertigaan Tegalalang-Pejeng-banjar Ambengan/Ubud. Kerja bakti secara sukarela

untuk menangani banjir atas kesadaran amsyarakat yang sekitar tahun 1990-an

masih nampak ada, kini mulai ditinggalkan, sehingga jika ada banjir, maka tidak

satupun warga yang berjuang mengatasinya secara bersama-sama, sehingga air

meluap ke jalan raya dalam waktu yang lama sampai hujan surut dengan sendirinya.

Hal ini dapat mempercepat rusaknya jalan raya, serta terganggunya kenyamanan

menggunakan jalan raya di saat jalan masih tergenang.

9. RTHD (Ruang Terbuka Hijau Desa) yang semakin berkurang. Ruang ini semakin

berkurang seiring dengan semakin banyaknya lahan terbuka dibangun, termasuk

‘teba’-nya. Hal ini tidak bisa disalahkan sepenuhnya karena lahan terbuka hijau

tidak terlalu produktif dari segi ekonomi. Di samping itu konversi lahan terbuka

hijau menjadi infrastruktur akan menyebabkan suhu udara di wilayah ini yang

semakin panas, sehingga akan mengurangi kenyamanan wisatawan yang

berkunjung ke wilayah ini. Ada lahan-lahan terbuka di tempat lapak dagangan

orang dari luar desa bahkan tidak dilarang karena tidak adanya pemahaman akan

pentingnya arti ruang terbuka. Bahkan bangunan sampai menjorok atapnya lewat

telajakanpun tidak ada yang melarang. Sangat disayangkan kejadian ini terus

berlanjut, dan semakin parah.

Gambar 9. Persawahan di Peliatan mulai dikonversi menjadi bangunan

10. Ciri desa bergeser di sepanjang jalan utama desa: dulu view Bali dominan, sekarang

view “budaya luar” yang dominan. Hal ini disebabkan berubahnya telajakan dari

diisi tanaman hias dengan pertokoan-artshop dan sebaginya yang kurang ditata

secara arsitektur dan keindahannya seringkali berkurang.

11. Sadar wisata masih lemah. Berbagai kalangan belum ada disiplin di dalam

menerapkan sapta pesona, terutama menyangkut kebersihan dan keindahan.

12. Informasi atraksi pariwisata minim. Hal ini disebabkan minimnya publikasi berupa

buku, berita koran, majalah dan sebagainya yang memuat daya tarik wisata Peliatan.

Page 10: ANALISIS DAYA TARIK BUDAYA DESA WISATA PELIATAN, … fileThreat), untuk menentukan mana yang merupakan kekuatan, kelemahan, peluang dan ... waktu beberapa bulan. ... Dari segi seni

Bahkan Peliatan sendiri belum membuat sarana promosi berupa brosur dan

sejenisnya serta pusat infromasi pariwisata yang memadai.

13. Kebanggan masyarakat Peliatan atas yang berbau Bali berkurang: misal terhadap

“bubuh mebasa, cendol, daluman, topot”, dan lain-lain (termasuk bahasa Balinya

yang semakin jarang dipakai). Anak-anak sekarang lebih sering diajarkan bahasa

Indonesia daripada bahasa Bali (sejak kecil), sehingga lebih mudah tercabut dari

akar budayanya.

14. Hilangnya kekuatan ekonomi masyarakat yang menurut salah seorang warga desa

adalah akibat kebijakan yang mengabaikan Perdes 2011, dimana penyewaan

fasilitas ekonomi desa tidak sesuai aturan desa. Menurut salah seorang warga desa,

disebutkan dalam Perdes 2011 bahwa aset desa diprioritaskan dikontrakkan untuk

warga lokal desa Peliatan. Kenyataannya, banyak fasilitas desa yang dikontrak oleh

pihak luar. Warga yang tahu dan menentang keputusan ini tidak berdaya, ataukah

koh ngomong? Yang jelas kejadian ini sering dikeluhkan sebagian warga

masyarakat, namun tidak ada tindak lanjut penyelesaiannya. Bahkan ada fasilitas

desa yang dikontrakkan berpuluh-puluh tahun sehingga dalam jangka waktu lama

tidak bisa dimanfaatkan warga desa.

15. Pembelian lahan dalam sekala besar antara lain untuk sarana akomodasi pariwisata.

Pembelian lahan ini sangat berpeluang memberikan peluang kerja jika lahan itu

dibuka untuk usaha tertentu, khususnya pariwisata. Sekarang tinggal komitmen

pengusaha, seberapa banyak akan menyerap tenaga kerja lokal. Masyarakat lokal

belum menyiapkan kebijakan tentang penyerapan ternaga kerja lokal ini, sehingga

kepastian memperoleh pekerjaan tidak terjamin. Di samping itu tidak ada pihak

yang mampu menekan penerimaan naker di perusahaan.

16. Adanya usaha di desa Peliatan yang tidak memperhatikan Tri Hita Karana (THK).

Beberapa usaha yang buka di wilayah Desa Peliatan tidak memperhatikan

bangunan, misalnya dari segi arsitekrutnya, jaraknya dari jalan (sempadan jalan)

semakin sempit, sarana parkir yang minim, bangunan kurang hiasan

tanaman/pepohonan dan sebagainya.

17. Keanekaragaman flora-fauna yang semakin menurun. Dengan semakin banyak

lahan terbuka hijau termasuk ‘teba’ yang dikonversi menjadi fasilitas bangunan

maka peluang penurunan keanekaragaman hayati meningkat. Belum lagi adanya

perburuan satwa liar secara sengaja oleh sebagian warga, bukan untuk konsumsi

namun untuk kesenangan belaka.

Peluang

Ada beberapa peluang yang bisa diambil desa Peliatan di dalam pengembangan

kepariwisataannya ke depan, antara lain:

1. Diversifikasi produk wisata, antara lain: trekking, ‘meet local encounter’, dan lain-

lain. Trekking bisa dikemas dalam jangka waktu pendek, menengah maupun

panjang. Dengan memanfaatkan persawahan, jalan lingkungan desa, sanggar-

sanggar seni, serta puri dan pasar desa maka peluang pengembangan paket-paket

trekking menjadi terbuka. Paket menjual diskusi turis dengan warga lokal yang

‘prominen’ dalam paket ‘meet local encouter’ (Raka Dalem, warga lokal Peliatan,

pemerhati ekowisata dan lingkungan, pers. comm.) juga merupakan peluang

lainnya.

Page 11: ANALISIS DAYA TARIK BUDAYA DESA WISATA PELIATAN, … fileThreat), untuk menentukan mana yang merupakan kekuatan, kelemahan, peluang dan ... waktu beberapa bulan. ... Dari segi seni

Gambar 10. Jalur-jalur jalan yang agak sepi bisa dimanfaatkan untuk jalur trekking

2. Wisata belajar seni budaya: melukis, membuat patung, belajar menari, dan

sebagainya. Foto dengan pakaian adat Bali juga merupakan alternatif lainnya. Turis

cukup ada yang belajar seni langsung di desa Peliatan. Mereka ada yang belajar

menari, menabuh, melukis, dan sebagainya. Ini merupakan produk yang perlu

dikembangkan terus.

3. Turis yang cinta Peliatan. Turis yang sudah cinta dan kenal Peliatan mempunyai

peluang akan datang atau mengajak rekan-rekannya berkunjung ke Peliatan.

Tinggal bagaimana ‘memaintain’ kepuasan mereka.

Gambar 11. Turis sedang berbelanja di sebuah artshop di wilayah Desa Peliatan

Page 12: ANALISIS DAYA TARIK BUDAYA DESA WISATA PELIATAN, … fileThreat), untuk menentukan mana yang merupakan kekuatan, kelemahan, peluang dan ... waktu beberapa bulan. ... Dari segi seni

Tantangan

Ada beberapa tantangan/ancaman di dalam pengembangan kepariwisataan Desa

Peliatan. Tantangan/ancaman tersebut antara lain:

1. Nama Ubud lebih dikenal sebagai desa, bukan kawasan pariwisata Ubud, dimana

Peliatan merupakan bagiannya. Disamping itu menyebutkan nama Peliatan juga

relatif sulit, sehingga perlu dicari jalan keluarnya.

2. Produk seni yang relatif homogen dengan yang ada di wilayah lainnya di Bali. Oleh

sebab itu perlu dilakukan diversifikasi produk sebagai daya tarik wisata yang dijual

kepada turis. Di samping tarian legong, makanan di Peliatan juga ada yang potensial

dikembangkan, seperti betutu (bebek tutu, ayam tutu Peliatan) memang mulai

cukup dikenal..

3. Banyaknya tenaga kerja luar daerah, khususnya luar Bali yang datang

memperebutkan peluang kerja di wilayah ini. Perlunya seleksi tenaga kerja

(khususnya tenaga kerja luar daerah) agar mampu memberikan manfaat positif

untuk Desa Peliatan. Tantangannya terutama adalah bagaimana mereka datang

dengan tetap “menjaga keramahan” terhadap budaya lokal yang menjadi daya tarik

utama pariwisata di wilayah ini. Jangan sampai pendatang tinggal di bedeng-bedeng

kumuh dan rentan serangan nyamuk, serta mengurangi kesehatan lingkungan.

Apalagi ada warga yang membuang air besar ke sungai. Tentu kejadian ini semakin

tidak sehat dari segi lingkungan.

4. Pedagang kaki lima, pemulung dan pasar senggol. Pusat permasalahan desa Peliatan

biasanya sama dengan desa-desa lainnya di Bali. Di mana pemulung, pedagang kaki

lima dan pasar senggol tersebar dan berkembang pesat, di situ akan susah

mengendalikan permasalahan sosial masyarakat yang bersangkutan. Untuk wilayah

Peliatan, berdasarkan salah satu informan tokoh masyarakat desa tersebut, di desa

Peliatan sudah ada Perdes tentang larangan bagi pemulung, pedagang kaki lima dan

keberadaan pasar senggol (sejak tahun 2001). Namun apakah kebijakan ini bisa

bertahan di masa mendatang? Ini masih tanda tanya. Kenyataannya dalam beberapa

tahun terakhir justru pedagang kaki lima mulai meningkat jumlahnya di wilayah ini,

tanpa pengelolaan yang maksimal.

5. Adanya pentas seni modern bernuansa non Bali di beberapa tempat. Pentas seni

yang ‘berbeda’ ini menyebabkan nuansa budaya Bali yang merupakan unggulan

utama daya tarik wisata di Ubud menjadi melemah.

REKOMENDASI

Berdasarkan analisis di atas ada beberapa rekomendasi yang bisa disampaikan di dalam

pengembangan kepariwisataan di desa Peliatan, sebagai berikut:

Pembuatan landmark di tapal batas: misalnya: orang main kendang dan penari legong dari Selatan (Denpasar), patung melukis dari arah utara (Tegallalang),

patung orang melukis dari arah barat (Ubud), tari oleg tamulilingan dari arah timur

(Tukad Petanu), serta manusia dengan nuansa Hindu dari arah timur lainnya (Goa

Gajah).

Perlu dilakukan sosialisasi Ubud sebagai kawasan pariwisata Ubud, bukan kelurahan/desa Ubud saja, antara lain melalui peta-peta, brosur-brosur, dan media

lainnya.

Perlu dicari nama sejenis ‘Nick name’ untuk Peliatan yang mudah diucapkan dan

diingat serta memberi ciri kepada wilayah Peliatan. Misalnya ‘the eye village of

Page 13: ANALISIS DAYA TARIK BUDAYA DESA WISATA PELIATAN, … fileThreat), untuk menentukan mana yang merupakan kekuatan, kelemahan, peluang dan ... waktu beberapa bulan. ... Dari segi seni

Bali’, ‘the legong village of Bali’, dan sebagainya. Atau dicarikan persamaan kata

Peliatan dalam bahasa Sansekerta, Jawa Kuno, dan lain-lain yang sama artinya

dengan Peliatan.

Penmoran jalan dan penamaan jalan perlu dikerjakan kembali. Penomoran dan penamaan jalan akan memudahkan turis menemukan lokasi yang dicari. Di samping

itu, ini juga akan mencegah kecelakaan bagi turis yang berusaha mencari alamat

tertentu di jalan sambil mengendaraan (menyetir) kendaraan.

Cegah betonisasi telajakan, ganti dengan “grass block” atau sejenisnya.

Kenyamanan jalan di telajakan ditingkatkan. Telajakan bukan hanya dibuat namun dirawat sehingga tidak membahayakan pejalan kaki yang memanfaatkannya.

Jangan sampai ada jalan yang jebol tidak diperbaiki segera sehingga memberi

peluang terjadinya kecelakaan akibat turis keperosok ke lubang.

Cegah trotoarisasi di lokasi-lokasi yang tidak perlu. Beberapa wilayah desa Peliatan yang tidak terlalu perlu trotoar mesti dipertahankan agar tidak ditrotoar agar

nampak lebih ‘asli’ suasana desanya dibandingkan dengan suasana kota.

Dalam jangka panjang, ‘papingisasi’ jalan lingkungan sebagai ganti jalan aspal perlu dilaksanakan, sehingga kesannya lebih nyaman bagi wisatawan yang

bepergian di wilayah desa, khususnya di jalan yang bukan jalan utama di wilayah

desa.

Pertahankan view utama dengan ke-Bali-annya! Pembangunan sarana-sarana.,

khususnya artshop, toko dan sebagainya di pinggir jalan semestinya diketatkan

kontrolnya agar menerapkan arsitektur tradisional Bali, sehingga kesan kebaliannya

tetap terjaga.

Pertahankan bengang. Jika memungkinkan bengang atau ruang kosong agar tetap dijaga, sehingga mengurangi kesan penuh sesak oleh bangunan.

Kerjasama dengan pihak-pihak terkait di dalam pengembangan kepariwisataan. Kerjasama agar terus dipupuk untuk mengembangkan kepariwisataan di wilayah

Peliatan, bukan hanya digarap sendirian.

Pendekatan holistik, jangan parsial. Pendekatan pengembangan kepariwisataan

memerlukan kajian yang menyeluruh sehingga hasilnya menjadi lebih akurat.

Sesegera mungkin dilakukan pemberian ceramah tentang penataan lingkungan berdasarkan nilai budaya Bali dan mempertahankan biodiversitas, khususnya dalam

aspek pertamanannya.

Perawatan daya tarik/atraksi wisata. Daya tarik wisata sering hanya menjadi tontonan tanpa mendapatkan manfaat, sehingga akhirnya rusak tak terawat. Dengan

demikian perlu semacam sumber-sumber funding untuk menjaga kelestarian daya

tarik wisata ini.

Di lokasi strategis di Peliatan dijual produk yg bernuansa Bali, dimulai terutama dari yang dikelola desa.

Penertiban papan nama dan papan reklame, kalau memungkinkan papan nama

diatur ukurannya sehingga proporsional dengan ukuran ruang yang ada, serta

memasang papan yang sejajar dengan pagar/tembok/jalan.

Pengembangan SDM pariwisata serta SDM yang memahami kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan manusia Bali.

Forum-forum pariwisata dibuat holistik anggotanya dan diberdayakan, bukan hanya melibatkan sbagian kecil stakeholders saja.

Pemberdayaan pusat informasi pariwisata desa Peliatan dan meningkatkan promosi

paket-paket wisata yang ada, terutama dengan travel agent yang ada.

Fam trip kepada travel agent, sopir, pramuwisata, dll.

Page 14: ANALISIS DAYA TARIK BUDAYA DESA WISATA PELIATAN, … fileThreat), untuk menentukan mana yang merupakan kekuatan, kelemahan, peluang dan ... waktu beberapa bulan. ... Dari segi seni

Mendengarkan masukan dari para peneliti dalam dan luar negeri serta para pecinta desa Peliatan sebagai bagian dari masukan pengembangan kepariwisataan Desa

Peliatan.

Pengembangan wisata puri. Puri yang masih ada dimanfaatkan untuk mendorong

pengembangan kepariwisataan di desa Peliatan.

Mengganti tanaman peneduh jalan (glodogan) secara bertahap sehingga sesuai dengan image desa Peliatan sebagai desa seni-budaya.

Desa Peliatan sebaiknya mengikuti program sertifikasi kawasan berwawasan lingkungan atau pariwisata budaya berkelanjutan. Dengan demikian perkembangan

aspek lingkungan dan budaya dapat dipantau secara berkelanjutan dan terukur.

Disamping itu ini akan meningkatkan citra Peliatan sebagai destinasi pariwisata

yang baik.

BIBLIOGRAFI

[1] A.A.Putra Agung, I W. Geria, N. O. Supartha, Lanus dan A. A. G. Raka Dalem.

Bali: objek dan daya tarik wisata. Editor: A. A. G. Raka Dalem. 2003. DPD HPI

Daerah Bali dan Disparda Bali.

[2] A.A.G. Raka Dalem. 2002. Ecotourism in Indonesia. pp. 85-97 di dalam “Linking

Green Productivity to Ecotourism: Experiences in the Asia-Pacific Region”. Ed. by

T. Hundloe. Asian Productivity Organization: Japan.

[3] A. A. G. Raka Dalem. Implementasi Tri Hita Karana dalam usaha mewujudkan

pembangunan pariwisata yang berkelanjutan. 2002. Makalah sebagai “guest lecture

for the teaching staff” di STP Nusa Dua, 7 Januari 2002.

[4] Raka Dalem, A. A. G. 2003. “Views from around the world: Cultural differences

will ensure that certification will mean different thing in different destinations, as

three examples from Bali, Latin America and South Africa show: Bali”. Tourism

Concern (Inggris/UK) Autumn 2003 (48): 12.

[5] A.A.G. Raka Dalem, I N. Wardi, I W. Suarna dan I W. Sandi Adnyana (editor).

2007. Kearifan Lokal dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup. UPT Penerbit dan

PPLH Universitas Udayana, Denpasar.

[6] A.A.G. Raka Dalem. 2005. Mengembangkan Pariwisata Peliatan yang Berkarakter

dengan Pendekatan Holistik. Makalah disampaikan dalam ceramah Pengembangan

Pariwisata Desa Peliatan di kantor Perbekel Desa Peliatan tanggal 23 April 2005.

[7] A. A. G. Raka Dalem. “Sistem Manajemen Lingkungan, THK dan

Implementasinya pada Hotel”. Jurnal Lingkungan Hidup Bumi Lestari 8(1), 2008.

pp 58-62.

[8] Undang Undang No 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan.

[9] Anon. 2014. The book. mm3-ubud.org, disitasi 28 08 2014.