analisis dan perancangan balok_3
TRANSCRIPT
-
7/21/2019 Analisis Dan Perancangan Balok_3
1/9
1
1.
Analisis dan Perancangan Balok
a.
Balok Persegi
Gambar 4.3 Balok persegi tulangan tunggal
Blok tekan beton :
Cc= 0,85.fc.a.bw.............................................................. (4.9)
Tegangan baja tulangan :
Ts=As.fs ........................................................................... (4.10)
Momen yang berasal dari gaya-gaya luar (Mu) akan diimbangi oleh momen
dalam (Mn) yang berasal dari momen kopel antara blok tekan beton (Cc) dan
tegangan baja tulangan (Ts), sebagai berikut (Gambar 4.3.c) :
nu MM
= ......................................................................... (4.11a)
( )adCM
c
u = 21
......................................................... (4.11b)
( )adbafM
wc
u = 21850 ',
........................................ (4.11c)
dengan d adalah jarak titik berat tulangan tarik ke serat tekan terluar dari
beton dan faktor reduksi kekuatan () untuk lentur = 0,80.
Nilai tinggi blok tekan beton ekuivalen (a) bisa didapatkan secara trial,
kemudian dihitung nilai tinggi blok tekan beton total (c) :
1
ac= ............................................................................. (4.11d)
Setelah itu dilakukan pemeriksaan pada regangan baja tulangan yang
digunakan pada asumsi awal (Gambar 4.3.b) :
c
h
bw
As
(a) Penampang
beton tarik
diabaikan
s
cu
(b) Diagram Regangan
d
Ts
Cc
0,85.fc
agaris
netral
(c) Diagram Tegangan
-
7/21/2019 Analisis Dan Perancangan Balok_3
2/9
2
cd
c
s
cu
= ..................................................................... (4.12a)
cus c
c-d = ................................................................... (4.12b)
fs=Es.s ........................................................................... (4.12c)
di mana pada kondisi leleh makafsfy, dan dalam perhitungan dipergunakan
fs=fy, denganfyadalah tegangan leleh baja tulangan.
Luas tulangan yang dibutuhkan (As) kemudian dapat dihitung :
Cc= Ts ............................................................................ (4.13a)
0,85.fc.a.bw=As.fs ........................................................... (4.13b)
s
wc
sf
bafA
.'..,850= ........................................................... (4.13c)
Adapun jumlah tulangan yang digunakan harus menjamin bahwa keruntuhan
under-reinforced (Dipohusodo, I., 1996) yang dapat memberikan tanda-
tanda keruntuhan awal dapat terjadi (beton runtuh lebih dahulu daripada baja
tulangan) maka jumlah tulangan dibatasi sebagai berikut :
dbff
'.f.,,A w
yy
cmakss
+=
600
600850750 1 ................... (4.14)
dengan :
1 = faktor tinggi blok tegangan ekuivalen, ditentukan sbb. :
= 0,85 (untukfc30 MPa)
= )( MPa30untuk6507
30050850 'f,
'f,, c
c >
sedangkan untuk menjamin agar balok tidak hancur secara tiba-tiba karena
tulangan yang kurang maka kebutuhan tulangan minimum diatur seperti
pada Persamaan 3.15adan Persamaan 3.15b .
Jika didapatkan keadaan di mana tulangan yang dibutuhkan melebihi
tulangan maksimum yang ditentukan (As>As maks), maka digunakan tulangan
rangkap dengan tulangan sisa (As - As maks) diperhitungkan sebagai kopel
dengan tulangan tekan (As).
-
7/21/2019 Analisis Dan Perancangan Balok_3
3/9
3
Gambar 4.4 Balok persegi tulangan rangkap
Pada kondisi (I) :
Ts1= Cc ............................................................................ (4.15a)
As1.fy= 0,85.fc.a.bw ......................................................... (4.15b)
wc
ys
'.b.f,
fAa
850
1= .................................................................. (4.15c)
Mn1= Ts.(d .a) ............................................................ (4.15d)
=
wc
ys
ysn'.b.f,
fAdfAM
850
1
21
11 ................................. (4.15e)
Pada kondisi (II) :
Selisih momen :Mn2=MnMn1 ..................................... (4.16a)
Mn2= Ts2.(d d) ............................................................. (4.16b)
Mn2=As2.fs2.(d d) ......................................................... (4.16c)
( )d'd..fM
A'As
n
ss== 2
2
2 .................................................... (4.16d)
sehingga diperoleh :
tulangan tarik :As=As1+As2
tulangan tekan :As
(a) Penampangasli (b) Penampangtransformasi (c) DiagramRegangan
c
h
bw
As s
cu
d
Ts1
Cc
0,85.fc
a
As
=
As1 =As maks
s
d
As2
+
Asd
( I )
( II )
(d) DiagramTegangan
s
Ts2
Cs
-
7/21/2019 Analisis Dan Perancangan Balok_3
4/9
4
yang selanjutnya dilakukan pemeriksaan pada tegangan baja tulangan (fs2)
terhadap tegangan leleh (fy) seperti sebelumnya pada Persamaan 4.12a
sampai Persamaan 4.12c .
b. Balok T
Pada balok jenis ini bisa dijumpai dua kondisi seperti berikut :
1) Garis netral ada pada bagian sayap penampang balok
2)
Garis netral ada pada bagian badan penampang balok
Gambar 4.5 Beberapa kondisi balok T
Balok T pada kondisi a) disebut sebagai balok T persegi, di mana
perancangannya dapat dianalogikan seperti perancangan balok persegi biasa
dengan lebar balok (b) sama dengan lebar efektif pelat sayap (beff).
Sedangkan balok T pada kondisi b) merupakan balok T murni dan
direncanakan benar-benar sebagai balok T.
Gambar 4.6 Balok T tulangan rangkap
(1) Garis netral pada bagian sayap (2) Garis netral pada bagian badan
beff
t
bw
As
As
=
As2
As1 As3
As
+ +
Ts1
Cc1t
d
Ts2
Cc2a
Ts3
Cs d
(a) Penampang
(b) Diagram Tegangan
(I) (II) (III)
-
7/21/2019 Analisis Dan Perancangan Balok_3
5/9
5
Kondisi (I) :
Mn1= 0,85.fc.t.(beff bw).(d .t) .................................. (4.17a)
y
weffc
sf
bbt.'.f,A
=
8501
................................................. (4.17b)
Kondisi (II) :
Mn2=MnMn1 ................................................................ (4.18a)
Mn2= 0,85.fc.a.bw.(d .a) ............................................ (4.18b)
nilai a bisa didapatkan dengan cara iterasi (trial), yang selanjutnya
dicek lokasi garis netral :
1
ac= ............................................................................... (4.11d)
y
wcs
fa.b'.f,A = 8502 ......................................................... (4.19)
Persyaratan penampang daktail untuk kondisi (I) dan (II) :
( )
++=
y
weffcbc
ssmakssf
bb'.t..f,.b.a.f',,AAA
85085075021 ..... (4.20a)
dengan :
+=
y
bf
.da600
6001 ................................................................ (4.20b)
Jika persyaratan Persamaan 4.20atidak terpenuhi maka akan terjadi kondisi
(III) :
As2=As maks As1 ............................................................ (4.21a)
wc
ys
'.b.f,
fAa
850
2= .................................................................. (4.21b)
Mn2 =.As.fy.(d .a) ....................................................... (4.21c)
Mn3=Mn2Mn2............................................................... (4.21d)
( )d'd.fM
'AAy
n
ss
== 33 ...................................................... (4.21e)
-
7/21/2019 Analisis Dan Perancangan Balok_3
6/9
6
Adapun batasan tulangan minimum untuk balok T adalah sama seperti pada
balok persegi biasa, sedangkan lebar efektif (beff) diambil sebagai nilai
terkecil dari :
1) x bentang balok
2)
bw+ 2(8 x tebal pelat)
3) bw+ 2( x jarak bersih antar balok yang bersebelahan)
c.
Penulangan geser balok
Gaya geser yang terjadi pada elemen struktur akan ditahan terutama oleh
beton, dan jika gaya geser luar yang bekerja melebihi kemampuan geser
beton maka sisa gaya geser yang terjadi akan dilimpahkan (ditahan) oleh
tulangan geser. Adapun perhitungan untuk penulangan geser meliputi
penentuan diameter tulangan yang dipakai serta jarak pemasangannya (spasi
tulangan geser).
Gaya geser luar maksimum yang terjadi :
Vu= .Vn ......................................................................... (4.22a)
Tahanan geser total yang dikembangkan elemen struktur :
Vn= Vc+ Vs ..................................................................... (4.22b)
Kemampuan beton menahan geser :
dbfV wcc ..'.61= ........................................................... (4.22c)
Jika terjadi keadaan di mana Vu ..Vc, maka harus dipasang tulangan
geser minimum sebagai berikut :
y
wminv
f
sbA
.=
3
1 ............................................................... (4.23a)
y
wcminv
f
sbfA
..'
= 120075 ................................................. (4.23b)
Tulangan geser minimum tersebut harus dipasang, kecualiuntuk :
1)
pelat dan fondasi telapak
2)
konstruksi pelat rusuk
-
7/21/2019 Analisis Dan Perancangan Balok_3
7/9
-
7/21/2019 Analisis Dan Perancangan Balok_3
8/9
8
2)
Untuk komponen struktur yang dicor secara monolit dengan pelat, lebar
bagian sayap penampang yang digunakan dalam menghitung Acpdanpcp
harus sesuai dengan persyaratan lebar efektif.
3) Pada struktur statis tak tentu di mana dapat terjadi pengurangan momen
puntir pada komponen strukturnya yang disebabkan oleh redistribusi
gaya-gaya dalam akibat adanya keretakan, momen puntir maksimum
dapat dikurangi menjadi :
a. Komponen struktur non-prategang
cp
cpc
up
AfT
2
3
'..................................................... (4.27)
b.
Komponen struktur non-prategang yang dibebani tarik/tekan aksial
'.
.'
cg
u
cp
cpc
ufA
P
p
AfT
31
3
2
+
.................................. (4.28)
4) Dimensi penampang melintang (solid) untuk kuat lentur puntir harus
memenuhi ketentuan berikut :
+
+
3
2
71
2
2
2'
..,
.
.
c
w
c
oh
hu
w
u f
db
V
A
pT
db
V .............. (4.29)
5) Kuat leleh rencana untuk tulangan puntir non-prategang tidak boleh
melebihi 400 MPa.
6) Tulangan untuk menahan puntir harus disediakan sebagai tambahan
terhadap tulangan yang diperlukan untuk menahan gaya-gaya geser,
lentur, dan aksial yang bekerja kombinasi dengan gaya puntir. Dalam hal
ini, persyaratan yang lebih ketat untuk spasi dan penempatan tulangan
harus dipenuhi.
7)
Tulangan puntir harus terdiri atas batang tulangan longitudinal dan salah
satu atau lebih dari hal-hal berikut :
a.
Sengkang tertutup atau sengkang ikat tertutup yang dipasang tegak
lurus terhadap sumbu aksial komponen struktur, atau
b. Tulangan spiral pada balok non-prategang
8)
Tulangan sengkang puntir harus diangkur menggunakan kait standar
135odan dipasang di sekeliling tulangan longitudinal.
-
7/21/2019 Analisis Dan Perancangan Balok_3
9/9
9
9)
Tulangan puntir longitudinal harus mempunyai panjang penyaluran yang
cukup di kedua ujungnya.
10)
Luas minimum tulangan puntir harus disediakan pada daerah di mana
momen puntir terfaktor melebihi nilai yang disyaratkan.
a.
Luas minimum tulangan sengkang tertutup harus dihitung dengan :
yv
wc
tvf
sbfAA
.
..'
1200
752 =+ ........................................... (4.30)
denganAv+2Attidak boleh kurang daripadayv
w
f
sb
3
1.
b. Luas minimum tulangan puntir longitudinal dihitung sesuai :
yl
yv
h
t
yl
cpc
minl, f
fp
s
A
f
AfA
=
.
'
12
5 ............................... (4.31)
dengans
At tidak boleh kurang daripadayv
w
f
b
.6.