analisis dan pembahasan, kesimpulan kadar cl

4
Analisis dan pembahasan. Pada praktikum kali ini dilakukan pengujian sampel air dari aliran sungai yang diduga mengandung kadar klorida didalamnya, dimana sampel airnya berasal dari aliran sungai di dekat pabrik AJG Beton dan pabrik minyak di KIG-Gresik. Adapun tujuan dalam praktikum ini adalah untuk menentukan kadar Klorida yang terkandung dalam suatu sampel menggunakan Titrasi argentometri cara Mohr. Argentometri merupakan titrasi yang melibatkan reaksi antara ion halida (Cl - , Br - , I - ) atau anion lainnya (CN - , CNS - ) dengan ion Ag + (Argentum) dari perak nitrat (AgNO 3 ) dan membentuk endapan perak halida (AgX). Prinsipnya, klorida dalam suasana netral diendapkan dengan AgNO 3 , membentuk AgCl . Kelebihan sedikit Ag + dengan adanya indikator K 2 CrO 4 , akan terbentuk endapan merah bata pada titik titrasi. Tahap pertama yang dilakukan pada praktikum ini adalah menentukan volume AgNO 3 pada larutan blanko yang nantinya digunakan sebagai faktor pengurang untuk menentukan kadar Cl - dalam sampel. Langkah pertama pada tahap ini yaitu memasukkan 12,5 mL aquades ke dalam erlenmeyer lalu ditambahkan 0,5 mL atau 10 tetes K 2 CrO 4 (larutan berwarna kuning (+++)) . Larutan K 2 CrO 4 berfungsi sebagai indikator. Penambahan dilakukan tetes demi tetes sambil dikocok supaya larutan indikator dapat tercampur sempurna dengan larutan blanko. Setelah penambahan indikator, larutan blanko menjadi larutan berwarna kuning (+) selanjutnya harus segera dititrasi dengan larutan AgNO 3 0,01N. Pada saat titrasi, ion Cl - dari NaCl akan bereaksi dengan ion Ag + dari AgNO 3 sehingga akan membentuk endapan putih AgCl. Ketika terjadi titik ekuivalen

Upload: khimayatur-rosyida-arfii

Post on 30-Sep-2015

234 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

hb

TRANSCRIPT

Analisis dan pembahasan.Pada praktikum kali ini dilakukan pengujian sampel air dari aliran sungai yang diduga mengandung kadar klorida didalamnya, dimana sampel airnya berasal dari aliran sungai di dekat pabrik AJG Beton dan pabrik minyak di KIG-Gresik. Adapun tujuan dalam praktikum ini adalah untuk menentukan kadar Klorida yang terkandung dalam suatu sampel menggunakan Titrasi argentometri cara Mohr.Argentometri merupakan titrasi yang melibatkan reaksi antara ion halida (Cl-, Br-, I-) atau anion lainnya (CN-, CNS-) dengan ion Ag+ (Argentum) dari perak nitrat (AgNO3) dan membentuk endapan perak halida (AgX). Prinsipnya, klorida dalam suasana netral diendapkan dengan AgNO3, membentuk AgCl . Kelebihan sedikit Ag+dengan adanya indikator K2CrO4, akan terbentuk endapan merah bata pada titik titrasi.Tahap pertama yang dilakukan pada praktikum ini adalah menentukan volume AgNO3pada larutan blanko yang nantinya digunakan sebagai faktor pengurang untuk menentukan kadar Cl-dalam sampel. Langkah pertama pada tahap ini yaitu memasukkan 12,5 mL aquades ke dalam erlenmeyer lalu ditambahkan 0,5 mL atau 10 tetes K2CrO4 (larutan berwarna kuning (+++)). Larutan K2CrO4 berfungsi sebagai indikator. Penambahan dilakukan tetes demi tetes sambil dikocok supaya larutan indikator dapat tercampur sempurna dengan larutan blanko. Setelah penambahan indikator, larutan blanko menjadi larutan berwarna kuning (+) selanjutnya harus segera dititrasi dengan larutan AgNO30,01N. Pada saat titrasi, ion Cl- dari NaCl akan bereaksi dengan ion Ag+ dari AgNO3sehingga akan membentuk endapan putih AgCl. Ketika terjadi titik ekuivalen yaitu saat ion Cl-tepat habis bereaksi dengan ion Ag+, penambahan AgNO3yang sedikit berlebih menyebabkan ion Ag+bereaksi dengan ion CrO42-dari indikator membentuk endapan putih dengan warna larutan merah bata. Volume AgNO3yang dibutuhkan pada titrasi larutan blanko ini sebanyak 0,7 mL. Tahap kedua pada praktikum ini adalah penentuan kadar Cl- dalam air sampel. Langkah pertama yang dilakukan adalah mengambil 12,5 mL air sampel lalu dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Kemudian sampel ditambahkan 0,5 mL atau 10 tetes K2CrO4 (larutan berwarna kuning (+++)). Larutan K2CrO4 berfungsi sebagai indikator. Penambahan dilakukan tetes demi tetes sambil dikocok supaya larutan indikator dapat tercampur sempurna dengan sampel. Setelah penambahan indikator, sampel menjadi larutan berwarna kuning (+). Selanjutnya sampel harus segera dititrasi dengan larutan AgNO3 0,01 N. Pada saat titrasi, ion Cl- dari NaCl akan bereaksi dengan ion Ag+ dari AgNO3sehingga akan membentuk endapan putih AgCl. Ketika terjadi titik ekuivalen yaitu saat ion Cl-tepat habis bereaksi dengan ion Ag+, penambahan AgNO3yang sedikit berlebih menyebabkan ion Ag+bereaksi dengan ion CrO42-dari indikator membentuk endapan putih dengan warna larutan merah bata. Adapun reaksi titrasi yang terjadi pada tahap 1 dan 2 adalah sebagai berikut: Cl-(aq) + H2O(l) Cl-(aq) AgNO3(aq) + Cl-(aq) AgCl(s) (endapan putih) 2 AgNO3(aq) +K2Cr2O7(aq) Ag2Cr2O7(s) + 2 KNO3(endapan merah bata)Pada tahap penentuan kadar Cl- dalam air sampel, dilakukan replikasi sebanyak 3 kali. Tujuan dari replikasi adalah untuk memperoleh data yang akurat dan tepat. Data yang diperoleh adalah sebagai berikut:Replikasi ke-Volume AgNO3 0,01N (mL)

17,9 mL

28,1 mL

38,2 mL

Dari data yang diperoleh dari tahap 1 dan tahap 2 akan dihitung kadar Cl- dengan menggunakan rumus:

Keterangan:A = mL titrasi sampelB = mL titrasi blankoN = normalitas AgNO3Dari hasil perhitungan maka dapat diperoleh hasil sebagai berikut:Replikasi ke-Kadar Cl- (mg/L)

1

2

3

Cin, isien sesuai perhitungan yah hehehe Dari ketiga hasil perhitungan yang diperoleh kemudian dirata-rata sehingga dapat diketahui bahwa kadar Cl- dalam Air sampel dari aliran air sungai di dekat pabrik AJG Beton dan di dekat pabrik minyak goreng adalah sebesar 208,918 mg/L. Hasil yang diperoleh hampir mendekati batas kadar Cl- berdasarkan SNI yang diperbolehkan dalam air minum yaitu sebesar 250 mg/L.

Kesimpulan.Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kadar klorin dalam air dari aliran sungai di dekat pabrik AJG Beton dan pabrik minyak di KIG-Gresik adalah sebesar Hasil yang diperoleh hampir mendekati syarat mutu air berdasarkan SNIyaitu sebesar 250 mg/L. Sehingga air dari aliran sungai di dekat pabrik AJG Beton dan pabrik minyak di KIG-Gresik kurang layak untuk dikonsumsi sebagai air minum.