analisis dan pembahasan€¦ · bab iv analisis dan pembahasan dalam bab ini dikemukakan data-data...

23
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini dikemukakan data-data penelitian dan analisis dari data penelitian berdasarkan kerangka teori, berdasarkan persoalan penelitian yaitu apa faktor penyebab terjadinya peralihan dan bagaimana strategi GPM dalam mencegah fenomena tersebut serta apakah strategi yang digunakan oleh GPM berdasarkan analisis SWOT. Namun sebelumya penulis memaparkan gambaran umum Gereja Protestan Maluku (GPM), dan gambaran umum denominasi khususnya Gereja Betani Indonesi Representative of Chris’s kingdom (GBI ROCK). 4.1. Gambaran Gereja Protestan Maluku 4.1.1. Kondisi umum kewilayahan. Wilayah pelayanan GPM merupakan wilayah kepulauan yang membentang dari Tifure diMaluku utara sampai Liswatu di Wetar, dan meliputi gugusan pulau-pulau dari kepulauan Sula, Bacan, Obi, Pulau Seram, pulau Buru, Pulau Ambon dan Lease (Saparua, Nusalaut, dan Haruku), kepulauan Kei Besar dan Kei Kecil, Pulau Tanimbar, Kepulauan Leti-Moa-Lakor, Kepulauan Babar, Pulau-pulau Aru, Kisar dan Wetar. Dari data yang diperoleh terdapat 26 klasis, 754 jemaat, dimana ada 44 jemaat yang belum kembali kelokasi semula akibat konflik, dan 16 jemaat yang direlokasi. Total jumlah anggota GPM adalah 524. 403 jiwa.Sedangkan jumlah pegawai organik GPM 1.307 orang dengan rincian 1.012 pendeta dan penginjil serta 259 pegawai non Pendeta.

Upload: others

Post on 04-Sep-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS DAN PEMBAHASAN€¦ · BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini dikemukakan data-data penelitian dan analisis dari data penelitian berdasarkan kerangka teori, berdasarkan

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini dikemukakan data-data penelitian dan analisis dari

data penelitian berdasarkan kerangka teori, berdasarkan persoalan

penelitian yaitu apa faktor penyebab terjadinya peralihan dan bagaimana

strategi GPM dalam mencegah fenomena tersebut serta apakah strategi

yang digunakan oleh GPM berdasarkan analisis SWOT.

Namun sebelumya penulis memaparkan gambaran umum Gereja

Protestan Maluku (GPM), dan gambaran umum denominasi khususnya

Gereja Betani Indonesi Representative of Chris’s kingdom (GBI ROCK).

4.1. Gambaran Gereja Protestan Maluku

4.1.1. Kondisi umum kewilayahan.

Wilayah pelayanan GPM merupakan wilayah kepulauan yang

membentang dari Tifure diMaluku utara sampai Liswatu di Wetar, dan

meliputi gugusan pulau-pulau dari kepulauan Sula, Bacan, Obi, Pulau

Seram, pulau Buru, Pulau Ambon dan Lease (Saparua, Nusalaut, dan

Haruku), kepulauan Kei Besar dan Kei Kecil, Pulau Tanimbar, Kepulauan

Leti-Moa-Lakor, Kepulauan Babar, Pulau-pulau Aru, Kisar dan Wetar.

Dari data yang diperoleh terdapat 26 klasis, 754 jemaat, dimana ada

44 jemaat yang belum kembali kelokasi semula akibat konflik, dan 16

jemaat yang direlokasi. Total jumlah anggota GPM adalah 524. 403

jiwa.Sedangkan jumlah pegawai organik GPM 1.307 orang dengan rincian

1.012 pendeta dan penginjil serta 259 pegawai non Pendeta.

Page 2: ANALISIS DAN PEMBAHASAN€¦ · BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini dikemukakan data-data penelitian dan analisis dari data penelitian berdasarkan kerangka teori, berdasarkan

Konteks pulau-pulau membuat peran dan kedudukan klasis begitu

sentral dalam rangka mengkordinasi jemaat-jemaat agar tugas-tugas gereja

dapat berjalan secara maksimal. Secara geografik, jemaat-jemaat GPM

berada dipedesaan, daerah transmigrasi lokal, kawasan HPH (potensial

kehutanan), perkotaan, pinggiran kota.

4.1.2 Visi dan Misi GPM

Visi GPM

Menjadi gereja yang memiliki kualitas iman dan karya secara utuh

untuk bersama-sama dengan semua umat manusia dan ciptaan Allah

mewujudkan kehidupan yang berkeadilan, damai setara, dan sejahtera

sebagai tanda-tanda kerajaan Allah didunia

Misi GPM

Mengembangkan kapasitas gereja secara integral untuk memenuhi

amanat panggilan sebagai gereja Kristus yang hidup di kepulauan Maluku

dalam konteks pelayanan di Indonesia dan dunia

Dari visi dan misi di bentuklah strategi pelayanan. Strategi pelayanan

Gereja Protestan Maluku sesuai dengan hasil keputusan sidang sinode

2010 dalam Bab III pasal 8-10 mengatur tentang amanat pola dan strategi

pelayanan gereja, dalam bagian ketiga pragraf satu mengenai strategi

pelayanan gereja GPM yaitu

a) Pekabaran injil didalam dan diluar gereja

b) Ibadah jemaat, pembritaan firman Allah dan pelayanan sakramen

kudus (baptisan kudus dan perjemuan kudus)

c) Pendidikan, pelayanan kasih, keadilan dan perdamaian (diakonia)

d) Pembinaan kemandirian dibidang teologi, daya dan dana

Page 3: ANALISIS DAN PEMBAHASAN€¦ · BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini dikemukakan data-data penelitian dan analisis dari data penelitian berdasarkan kerangka teori, berdasarkan

e) Pelayanan pengembalaan dan disiplin gereja (pastoralia)

f) Katekesasi, sekolah minggu dan tunas pekebaran injil

g) Pendidikan agama kristen dan pendidikan usia dini sampai perguruan

tinggi

h) Pembinaan umat di dalam keluarga-keluarga jemaat diantara kelompok

kategorial, fungsional, profesional dan sektoral

i) Pemberdayaan (pengembangan) ekonomi umat

j) Pelestarian lingkungan hidup

k) Hubungan dan kerjasama oikumenes

l) Hubungan dan kerja sama dengan pemerintah

m) Hubungan dan kerjasama dengan golongan-golongan lain yang berbasis

keagamaan, sosial, politik, ekonomi

n) Bentuk-bentuk pelayanan lainnya yang sesuai dengan pemahaman

Iman GPM dan Amanat Pelayanan Gereja.

Dari strategi GPM diatas maka didalam tiap jemaat GPM mempunyai

tata pelayanan yang dilakukan untuk memberitakan pekerjaan Allah bagi

umat-Nya. Pelayanan Ibadah GPM dalam tiap jemaat

1. Ibadah minggu

2. Sekolah minggu

3. Ibadah sektor

4. Ibadah unit

5. Ibadah wadah pelayanan laki-laki

6. Ibadah wadah pelayanan perempuan

7. Ibadah pemuda

8. Tunas

Page 4: ANALISIS DAN PEMBAHASAN€¦ · BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini dikemukakan data-data penelitian dan analisis dari data penelitian berdasarkan kerangka teori, berdasarkan

9. Pergumulan majelis jemaat

10. Ibadah pengurus

11. Pelayanan katekisas

12. Pelayanan ibadah lainnya.

4.1.3 Struktur pola organisasi GPM

Gambar 4.1 Struktur Organisasi GPM

SIDANG JEMAAT

MAJELIS JEMAAT

PHMJ SEKSI BAD. PEL

SEKERTARIAT

SEKTOR

UNIT

Page 5: ANALISIS DAN PEMBAHASAN€¦ · BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini dikemukakan data-data penelitian dan analisis dari data penelitian berdasarkan kerangka teori, berdasarkan

4.2. Gambaran Denominasi

4.2.1 Keadaan Geografi

GBI ROCK adalah salah sala satu denominasi yang anggota

jemaatnya sangat banyak yang terdapat di kota Ambon dan sekitarnya.

Gedung ibadahnya terletak diwilayah Jemaat Imanuel Osm GPM, gedung

gerejanya sangat megah, terletak tepat didepan jalan.

4.2.2 Keadaan Demografi

Dari data yang diperoleh ternyata jemaat dari GBI ROCK terdiri dari

dua bagian yaitu yang pertama Jemaat komitmen dan yang kedua Jemaat

Simpatisan. Jumlah Jemaat komitmen pada tahun 2010 berjumlah 3,257

jiwa, dewasa pria berjumlah 1.097 jiwa, dewasa wanita berjumlah 1.666

jiwa. Anak pria berjumlah 257 jiwa, anak wanita 237 jiwa. Ini merupakan

data pada tahun 2010. Sementara 2011-2013 belum di data ulang dari

pihak gereja, sehingga diperkirakan bahwa data statistik anggota GBI ROCK

pada tahun 2011-2013 mengalami peningkatan terlihat dari di tambanya

jam ibadah minggu, dan di bangunnya gedung gereja yang baru. Jemaat

simpatisan tidak di data oleh pihak gereja.

4.2.3 Aksebilitas

GBI Rock secara garis besar dapat ditempuh dengan alat transportasi

seperti mobil, motor, becak dan juga dengan berjalan kaki. Gereja ini

berbedah dengan gereja denominasi yang lain hal ini terlihat dari gedung

gereja yang megah, adanya penjagaan (security) yang cukup ketat, adanya

berbagai usaha demi pemberdayaan gereja seperti adanya program radio

yang dimiliki.

Page 6: ANALISIS DAN PEMBAHASAN€¦ · BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini dikemukakan data-data penelitian dan analisis dari data penelitian berdasarkan kerangka teori, berdasarkan

Dari data yang penulis peroleh dari hasil penelitian GBI Rock tidak

mencatat tingkat pendidikan dan pekerjaan dari anggota jemaatnya.

Realitas Jemaat GBI Rock

dilihat dari keadaan anggota dan keadaan pelayan. Keadaan anggota

Jemaat GBI Rock terdiri dari berbagai macam suku, ras,dan budaya.

4.2.4 Kegiatan pelayanan GBI Rock

Pelayanan ibadah yaitu

A. Ibadah Raya Minggu 4 kali dalam sehari

B. Ibadah anak dilaksanakan pada hari minggu jam 16:00 WIT

C. Ibadah kaum pemuda dilaksanakan setiap hari sabtu jam 19:00 WIT

D. Ibadah wanita yang dilaksanakan satu bulan satu kali, hari dan jam

ibadah disesuaikan

E. Ibadah komunitas mesionik (cell group) setiap hari kamis di wilayah

masing-masing

Page 7: ANALISIS DAN PEMBAHASAN€¦ · BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini dikemukakan data-data penelitian dan analisis dari data penelitian berdasarkan kerangka teori, berdasarkan

4.2.5. Struktur Pola organisasi GBI Rock

Gambar 4.2

Gambar 4.2 Struktur Organisasi GBI Rock

Page 8: ANALISIS DAN PEMBAHASAN€¦ · BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini dikemukakan data-data penelitian dan analisis dari data penelitian berdasarkan kerangka teori, berdasarkan

4.3. Temuan dan Pembahasannya

Dengan memperhatikan latar belakang masalah, dan hasil penelitian

yang dilakukan sebagaimana telah diuraikan sebelumnya maka dalam

bagian ini penulis akan memaparkan data berdasarkan pertanyaan

penelitian yaitu faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya

peralihan anggota, dan bagaimana strategi pencegahannya dan apakah

strateginya berdasarkan analisis SWOT.

Masalah peralihan anggota jemaat dari GPM kedenominasi lain

merupakan sesuatu yang tidak asing lagi didengar, hingga sampai saat ini

masi terdengar masalah tersebut.

Dalam penelitian sebelumnya dan penelitian yang dilakukan oleh

penulisan ternyata ditemukan bahwa dalam fenomena peralihan anggota

tidak didata secara statisitk baik di pihak GPM maupun di Denominasi lain.

Menurut salah seorang pelayan GPM mengatakan bahwa

“ kami tidak mendata secara statistik namun dilihat bahwa anggota jemaat

kami menurun dalam artian sedikit yang hadir pada saat ibadah minggu,

bahkan ibadah pelayanan lainnya”

Dari penelitian yang dlakukan didapati bahwa dalam denominasi-

denominasi yang ada di kota Ambon tingkat anggota yang tertinggi adalah

GBI Rock. GBI Rock merupakan denominasi lain yang jumlah anggota

jemaatnya banyak dari denominasi-denominasi yang ada diwilayah

pelayanan GPM.

GBI Rock mengenal dua kategori jemaatnya yaitu jemaat simpatisan

dan jemaat tetap, jemaat simpatisan adalah jemaat yang hanya ikut serta

Page 9: ANALISIS DAN PEMBAHASAN€¦ · BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini dikemukakan data-data penelitian dan analisis dari data penelitian berdasarkan kerangka teori, berdasarkan

dalam ibadah-ibadah GBI Rock tanpa dibaptis, sementara jemaat tetap

adalah jemaat yang telah melalui proses baptisan untuk mejadi bagian dari

anggota GBI Rock.

Dari jemaat simpatisan dan jemaat tetap ditemukan faktor yang

mengakibatkan terjadinya peralihan baik itu peralihan anggota maupun

peralihan ibadah minggu yaitu adanya faktor yang datang dari lingkungan

internal dan eksternal, faktor-faktor tersebut antara lain

1. Faktor Liturgi

2. Faktor Khotbah

3. Faktor Pelayanan

4. Faktor Ekonomi

5. Faktor Pribadi

4.4. Analisis SWOT sebagai alat formulasi strategi.

Tabel 4.1SWOT Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman

Kekutan Kelemahan Peluang Ancaman

1. GPM memilikicangkupanwilayah pelayananyang luas

2. GPM memiliki 14butir strategipelayanan

3. Memiliki pendetayang berkualitasdanberketrampilan

4. Memilikiperangkat pelayanmajelis yangberpendidikan

5. Memiliki gedunggereja yang baik

6. Memiliki assetgeraja

1. Liturgi yang monoton2. Pelayanan yang kurang

menyentuh hati anggotajemaat

3. Dalam pelayanankadang pendeta kurangterjun langsung dalampelayanan tetapimengutus majelisjemaat.

4. Privasi anggota jemaattidak dijaga oleh parapelayan maladibeberkan

5. Sebagian pendeta tidakmenjemaat

6. Anggota dan parapelayan kadang melihatdenominasi dengankacamata negatif

7. Tidak mendata anggotajemaat yang beralihpada denominasi secarastatistik.

1. Berusaha danbekerja dalampelayanan denganbaik dalammemberitakan injildidunia

2. Berusahamembangun danmenciptakanstrategi yang baikyang dapatmenyentuh hatijemaat

3. Membangun relasiyang baik dengandenominasi lainsehingga dapatsaling melengkapidalam pelayanan.

1. Munculnyadenominasi lain padadaerah pelayananGPM.

Page 10: ANALISIS DAN PEMBAHASAN€¦ · BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini dikemukakan data-data penelitian dan analisis dari data penelitian berdasarkan kerangka teori, berdasarkan

Tabel 4.1 diatas menunjukan bahwa GPM memiliki Kekuatan,

kelemahan, peluang dan ancaman, dan hal-hal ini merupakan faktor-faktor

yang mengakibatkan terjadinya peralihan

4.4.1 Analisis Internal

Kekuatan yang dimiliki GPM dilihat dari empat belas butir strategi

yang akan diterapkan dalam pelayanan demi pertumbuhan gereja dan

memenuhi kebutuhan anggota jemaatnya, GPM memiiki pendeta atau para

pelayan yang berkualitas dan berpengetahuan, serta memiliki luas wilayah

pelayanan dan memiliki asset gereja yang dapat memberdayakan gereja dan

jemaatnya.

Kelemahan yang ditemui dalam fenomena peralihan yaitu Liturgi,

khotbah, dan pelayanan. Dari data dan penelitian yang dilakukan ketiga

faktor ini yang menonjol dalam fenomena peralihan. Dapat dilihat pada

tabel berikut.

Tabel 4.2Kelemahan

Faktor liturgi dan faktor pelayanan yang mendorong dan menarik terjadinya peralihan

GPM GBI Rock1. Liturgi ibadah yang monoton,

terfokus pada liturgi,2. Tidak menggunakan semua aset

gereja seperti alat-alat musik yangdimiliki seluruhnya oleh gereja,

3. Tidak ada ruang atau kesempatanbagi anggota jemaat untukbersaksi akan imannya.

4. Khotbah. Dalam GPM rasionalsifat khotbahnya.

5. Pelayanan ibadah syukur ulangtahun kadang dilupakan oleh parapelayan.

6. Kadang pendeta tidak terjunlangsung dalam melayani Ibadahsyukuran seperti ibadah syukurulang tahun atau ibadah

1. Liturgi ibadah yang kreatif,dinamis, danbebas

2. Menggunakan semua aset gereja yangdimiliki (peralatan musik).

3. Ada ruang atau kesempatan bagianggota jemaat untuk bersaksi.

4. Khotbahnya singkat, padat dan jelasmudah dimengerti

5. Fokus pada pelayanan baik pelayanandalam gereja maupun pelayanan diluargereja seperti ulang tahun anggotajemaatnya dan lain-lain.

6. Hamba Tuhan terjun langsung dalampelayanan ibadah syukuran ulangtahun dan syukuran lainnya dalamkehidupan aanggota jemaat.

7. Para pelayan sangat menjaga privasi

Page 11: ANALISIS DAN PEMBAHASAN€¦ · BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini dikemukakan data-data penelitian dan analisis dari data penelitian berdasarkan kerangka teori, berdasarkan

7. Pelayanankonselingpastoralia kurang menyentuh hatijemaat dimana para pelayan tidakdapat menjaga privasi anggotajemaatnya.

8. Dalam segi ekonomi gerejamemberikan bantuan bagimanggota jemaat yang tidakmampu seperti beasiswa, danpengobatan gratis yang dilakukantiap minggu sekali.

anggota jemaatnya pada saatmelakukan konseling pastoralia.

8. Dalam segi ekonomi gereja memberikanbantuan bagi anggota jemaatnya baikyang tetap maupun simpatisan berupamateri dan benda yang diperlukan olehanggata jemaat dan membuka lapangankerja bagi anggota jemaat yangberminat.

Tabel 4.2 diatas menunjukan bahwa adanya faktor liturgi, faktor

khotbah dan faktor pelayanan yang mempengaruhi sehingga terjadinya

peralihan.

Faktor liturgi yang monoton, yang tidak didukung oleh sound system

yang lengkap, tidak adanya ruang atau kesempatan bagi anggota jemaat

bersaksi, faktor Khotbah yang kurang menyentuh hati seperti isi khotbah

yang terlalu panjang, kata-kata yang digunakan kadang tidak dimengerti

oleh anggota,ternyata menimbulkan kejenuhan bagi anggota jemaat untuk

mencari sesuatu yang baru yang dapat menyentuh hati sehingga terjadinya

peralihan tersebut.

selain itu dilihat dari faktor pelayanan yang mana didalam pelayanan

ada beberapa yang tidak menyentuh hati jemaat yaitu dilihat dari para

pelayan dalam melayani, terkadang pelayan tidak menyadari tugas dan

tanggung jawabnya sebagai pelayan yang bekerja diladang Tuhan. misalnya

sering melupakan pelayanan ulang tahun anggota jemaat, pendeta sering

tidak mengikuti atau melayani ibadah ulang tahun tetapi menugaskan

majelis jemaat, Selain itu pelayan tidak bisa menyimpan rahasia atau

prifasi anggotanya, ketika anggota melakukan konseling pastoralia.

Pelayanan seperti inilah yang mendorong anggota jemaat untuk beralih

Page 12: ANALISIS DAN PEMBAHASAN€¦ · BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini dikemukakan data-data penelitian dan analisis dari data penelitian berdasarkan kerangka teori, berdasarkan

menemukan sesuatu yang diharapkan oleh anggota jemaat dalam

pelayanan ibadah.

Setiap jemaat mengharapakan pelayanan yang baik, pelayanan yang

tidak memlih-milih, pelayanan yang dapat memberikan sukacita,

penghiburan bagi kehidupan anggotanya.

Selain faktor-faktor liturgi dan pelayanan yang dijelaskan pada tabel

diatas ada juga faktor yang lain yaitu faktor pribadi,dan faktor ikut-ikutan

dalam mendorong terjadinya peralihan tersebut.

Faktor pribadi dilihat dalam dua segi yaitu

1. Antara anggota jemaat dengan Sang Pencipta. Dalam faktor ini

peralihan terjadi dikarenakan adanya sebuah panggilan dalam diri

anggota tersebut sehingga beralih tanpa dipaksakan oleh siapapun.

2. Antara sesama anggota jemaat. Dalam segi ini dilihat dari sisi positif

dan negatif. Dari sisi positif yaitu ada yang diajak oleh teman, pelayan,

tetangga dan lain-lain. Sisi negatifnya terjadinya konflik atau ketidak

cocokan antara anggota jemaat dengan para pelayan atau anggota

jemaat dengan anggota yang lain sehingga terjadinya peralihan.

Faktor ikut-ikutan. Faktor ini banyak ditemui oleh kaum muda,

banyak anak-anak muda GPM ingin mencoba sesuatu yang baru, sesuatu

yang berbeda sehingga banyak yang mengikuti ibadah minggu di GBI Rock

bahkan ada yang berani memberikan dirinya untuk dibaptis menjadi

anggota gereja tersebut.

Dengan adanya faktor-faktor ini maka peralihan terjadi, dan ketika

peralihan terjadi maka konflikpun terjadi yang mana hubungan menjadi

tidak harmonis, hubungan menjadi renggang. Seperti dalam hidup

Page 13: ANALISIS DAN PEMBAHASAN€¦ · BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini dikemukakan data-data penelitian dan analisis dari data penelitian berdasarkan kerangka teori, berdasarkan

bertetangga tidak ada saling sapa menyapa yang akrab. Dikarenakan

masing-masing mempertahankan gerejanya.

4.4.2 Analisis Eksternal

Dari segi peluang harus tetap berusaha dan bekerja dan melayani

dengan baik dalam memberitakan Injil ditengah-tengah dunia, dan

berusaha membangun dan menciptakan strategi yang benar-benar

menyentuh kebutuhan anggota jemaat yang semakin berkembang ini.

Ancaman yang dihadapi oleh GPM munculnya denominasi-

denominasi merupakan peluang bagi GPM untuk memberikan yang terbaik

dalam pelayanannya sesuai dengan visi dan misi dari GPM, dan para

pelayan GPM.

4.5. Metriks SWOT

Dari kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman diatas selanjutnya

langkah berikut menanggulangi issue-issue stratgis yaitu SO, ST, WO, dan

WT.

Strategi SO strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan

atau organisasi dengan memanfaatkan kekuatan untuk merebut dan

memanfaatkan peluang.

ST adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki

perusahaan atau organisasi untuk mengatasi ancaman.

WO strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang

ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.

WT strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensive dan

berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

Tabel 4.3

Page 14: ANALISIS DAN PEMBAHASAN€¦ · BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini dikemukakan data-data penelitian dan analisis dari data penelitian berdasarkan kerangka teori, berdasarkan

Metrik SWOTIFAS

EFAS

Kekuatan (S)1. GPM memiliki cangkupan

daerah pelayanan yang luas2. Memiliki gedung gereja yang

baik dan asset gereja yangbaik

3. Memiliki pendeta yangberkualitas danberketrampilan

4. Memiliki sumber daya yangbaik, SDM dan SDA

5. Terdapat 14 butir strtegipelayanan berdasarkanhasil keputusan sidingsinode 2010

Kelemahan (W)1. Tata ibadah yang monoton2. Pelayanan yang kurang menyentuh hati anggota

jemaat3. Tidak mendata anggota jemaat yang berpindah

(statistik)4. Privasi jemaat dalam pelayanan tidak dijaga tapi

dibeberkan5. Dalam aspek pelayanan para pendeta kadang

tidak secara menyeluruh terjun langsung untukmelayani, tetapi mengutus para majelis untukmelayani

6. Adanya sebagian pendeta yang tidak menjemaat7. Melihat denominasi dengan kacamata yang

negative

Peluang (O)1. Berusaha dan

bekerja dalampelayanandengan baikdalammemberitakaninjil didunia

2. Mendapatdukunganbaik morilmaupunmaterial darilingkunganeksternal baikstaffpemerintahtingkat bawahmenegahsampai atas.

Strategi (SO)1. Membangun kerjasama

dengan para pelayanselingkup GPM dalamkonteks PI (pekabaran Injil)

2. Memberdayakan potensisumberdaya para pelayandalam melayani danmenyentuh kebutuhananggota jemaat

3. Memberdayakan sumberdaya alam yang dimilkidengan baik, dan bekerjasama dengan anggotajemaatnya

4. Mengaplikasikan 14 butirstrategi secara trampil danmenjangkau arahkebutuhan jemaat

5. Memanajemen sebaikmungkin tanggung jawabprogram kerja pelayananmaupun anggaranpendapatan dan belanjajemaat harus berjalanbersama baik kebutuhankerumah tanggaan Gereja,para pelayan serta jemaat.

Strategi (WO)1. Memperbaiki liturgi atau tata ibadah secara baik

dalam artian selang seling tidak monoton tetapiberkreatif

2. Membangun kedekatan dengan anggota jemaatdan peningkatan spiritualitas sesuai konteksjemaat

3. Memperhatikan statistic yang ada dalam gereja4. Sinodal harus perlu membimbing para pelayan

baik pendeta maupun majelis di setiap jemaattentang pentingnya tanggung jawab, sikap dancara melayani yang baik.

Ancaman (T)1. Adanya

denominasi-denominasipada daerahpelayanan GPM

2. Denominasisebagai musuhyang mengambilanggotajemaatnya

Strategi (ST)1. Meningkatkan kinerja

pelayan selingkup GPMuntuk bersatu memperbaikipelayanan dan salingmenopang sesuai denganpotensi masing-masingpelayan

2. GPM harus memandangdenomnasi sebagai saudaradilihat dari maknaOikumene.

Strategi (WT)1. Para pelayan harus menjemaat, dan

mengetahui, serta memakai sumber dayagereja dan pelayan untuk memperbaikitanggung jawab melayani sesuai konteksumat.

2. GPM harus memandang denominasi dari sisipositif

Page 15: ANALISIS DAN PEMBAHASAN€¦ · BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini dikemukakan data-data penelitian dan analisis dari data penelitian berdasarkan kerangka teori, berdasarkan

Dari metriks SWOT di atas didapati strategi yang harus dilihat oleh

GPM dalam mengatasi permasalahan peralihan yang ada, dengan kekuatan

yang dimiliki GPM memanfaatkan peluang yang ada, dan dengan kekuatan

tersebut GPM harus dapat mengatasi ancaman yang datang.

Dengan memanfaatkan peluang yang ada yang dimilki GPM maka

dapat meminimalkan kelemahan yang dimiliki oleh GPM, dan GPM harus

bertahan serta berusaha meminimalkan kelemahan dan menghindari

ancaman yang ada. Maka gereja bisa mengatasi fenomena yang di hadapi

dengan baik.

Sehingga strategi yang dibuat harus benar-benar dijalankan dengan

baik oleh para pelayan, sehingga jemaat dapat merasakan pelayanan

dengan baik.

4.6. Strategi Pencegahan

Dari Faktor-faktor yang mengakibatkan terjadinya peralihan, para

pelayan GPM kembali melihat strategi pelayanannya sesuai dengan data

yang diperoleh dari hasil penelitian ditemukan ada usaha dari pelayan GPM

dalam mengatasi persoalan yang dihadapi dengan melihat, memperbaiki

dan menata kembali strateginya.

Dengan perencanaan strategi yang dibuat yang menghasilkan

program-program yang akan membantu organisasi gereja untuk mencapai

sasaran dan tujuan. Ditemui adanya program-program yang dilakukan tiap-

tiap gereja ada yang sama dan ada yang berbeda tergantung dari kreatifitas

sang pemimpin dan tim pembentuk atau penyusun perencanaan strategi

dalam menciptakan strategi.

Page 16: ANALISIS DAN PEMBAHASAN€¦ · BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini dikemukakan data-data penelitian dan analisis dari data penelitian berdasarkan kerangka teori, berdasarkan

Strategi yang sama antara lain

1. Penataan kembali liturgi untuk lebih kreatif, sehingga tidak monoton

2. adanya program gereja yang membantu anggota yang tidak mampu,

yaitu dengan memberikan beasiswa.

3. Pengobatan gratis bagi yang tidak mampu dan bagi orang tua yang

berlanjut usia.

Tabel 4.4Program strategi dalam pencegahan peralihan di Jemaat Silo, Imanuel

Karpan, Imanuel Osm, Nafiri PassoProgram yang berbeda

JemaatSilo

JemaatImanuelKarpan

Jemaat ImanuelOsm

Jemaat NafiriPasso

1. Bedahrumah

2. Pemberiansentunanbulanan

Dalam halibadahdiadakanprogramimanuelbermazmur

Penataan liturgiibadah minggudenganmelibatkan1. Kaum muda2. Mempergunak

an asset gerejaseperti alatmusic

1. Pembelajaran bagi parapelayankhususnyapara majelis

Strategi yang dilakukan di Jemaat Silo dalam mengatasi masalah

fenomena peralihan yaitu dengan diadakannya program bedah rumah bagi

anggota yang tidak mampu. Program bedah rumah ini dilakukan satu

tahun sekali dan adanya bantuan dalam hal materi bagi janda, duda, anak

yatim piatu setiap bulan sebesar Rp 250.

Dalam Jemaat Imanuel Karpan dilakukan suatu program baru yang

akan diadakan tiap akhir tahun yang bekerja sama dengan denominasi

yang berada diwilayah pelayanan Imanuel Karpan, program tersebut

diberinama Imanuel bermazmur.

Page 17: ANALISIS DAN PEMBAHASAN€¦ · BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini dikemukakan data-data penelitian dan analisis dari data penelitian berdasarkan kerangka teori, berdasarkan

Sementara dari Jemaat Imanuel Osm programnya dalam pelayanan

ibadah minggu di libatkan kaum muda, dan mengaktifkan asset-asset

gereja seperti alat musik dalam mendukung proses ibadah minggu namun

searah dengan aturan-aturan yang berlaku dalam GPM.

Jemaat Nafiri Passo membuat sebuah program baru bagi para

pelayannya (majelis) yaitu mengadakan pembelajaran bagi majelis mengenai

bagaimana menjadi seorang pelayan yang sesuai dengan Firman Tuhan

Strategi yang dilakukan tiap-tiap gereja diatas tidak terlepas dari 14

butir strategi pelayanan GPM yang terdapat dalam peraturan-peraturan

GPM.

Dan dari strategi yang dibuat oleh masing-masing perangakat pelayan

dan tim diatas maka peneliti mencoba melihat strategi itu dengan

menggunakan Metriks SWOT diatas.

Strategi dan analisis SWOT terkadang tidak begitu asik didengar oleh

para pelayan dikarenakan strategi analisis SWOT kebanyakan dipakai dan

dikenal oleh para ekonomi, perusahaan-perusahaan dalam bersaing.

Padahal harus diakui bahwa gereja juga memerlukan strategi dan

analisis SWOT, menurut Miglieore, dkk (2010) bahwa ada keuntungan bagi

perencanaan gereja dan pelayanan. Maka seorang pendeta juga harus

memiliki dan mau belajar mengenai ilmu manajemen atau ilmu ekonomi,

sehingga dalam melihat persoalan seperti ini dapat melakukan perencanaan

strategi yang baik yang akhirnya dapat mengambil keputusan yang baik

bagi organisasi kedepan.

Dari strategi yang dibuat dan analisis yang digunakan oleh para

pelayan dalam strategi pelayanannya ternyata sedikit para pelayan

Page 18: ANALISIS DAN PEMBAHASAN€¦ · BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini dikemukakan data-data penelitian dan analisis dari data penelitian berdasarkan kerangka teori, berdasarkan

menggunakan analisis SWOT, sebagian besar para pelayan menggunakan

analisis sosial dalam strateginya, disebabkan karena anlisis sosial sudah

dari dulu digunakan sementara SWOT baru dikenalkan dan baru dipelajari

serta baru diterapkan dalam kalangan gereja sehingga SWOT jarang

digunakan kebanyakan menggunakan analisis sosial dan didalam analisis

sosial digunakan analisis pohon masalah. Diakui bahwa para pelayan dan

tim kurang terlatih dalam mempergunakan analisis SWOT dalam

perencanaan strategi.

Pengembangan strategi yang dilakukan yaitu didalam GPM yang

mana dilihat bahwa GPM juga memiliki problematik pelayanan yang

dihadapi oleh gereja, pengembangan strategi yang dilakukan yaitu dengan

cara penetapannya berdasarkan sidang jemaat yang dilakukan oleh unsur

Majelis jemaat, Jemaat dan Stekholder lainnya.

Penetapan Tata Gereja Protestan Maluku sesuai Tap Sinode Nomor 9

tahun 2010, memungkinkan terjadinya perubahan penatalayanan jemaat-

jemaat GPM sejalan dengan Peraturan Pokok GPM tentang Jemaat .

Dampak perubahan salah satu di antaranya adalah ditetapkannya

mekanisme perencanaan pelayanan Jemaat dengan memberi ruang kepada

adanya partisipasi Jemaat seluas-luasnya. Mekanisme dimaksud

memungkikan Jemaat-Jemaat menyusun rencana pelayanannya yang

disebut “rencana strategis” pengembangan pelayanan jemaat. Konkritnya

mekanisme ini diatur melalui Tata Gereja GPM Bab III Pasal 10 sebagai

perwujudan penyelenggaraan Amanat, Pola, dan Strategi pelayanan GPM

searah dengan Pengakuannya “Yesus Kristus adalah Tuhan dan kepala

gereja Tuhan atas sejarah bangsa-bangsa dan alam semesta dan

Page 19: ANALISIS DAN PEMBAHASAN€¦ · BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini dikemukakan data-data penelitian dan analisis dari data penelitian berdasarkan kerangka teori, berdasarkan

Juruselamat dunia”. Ketentuan dasar Tata Gereja tersebut, kemudian

mendapat pengaturan lebih lanjut melalui Peraturan Pokok GPM tentang

Jemaat Bab VII Pasal 14 ayat (2), ketika mengatur tentang Persidangan

Jemaat. Jika dicermati secara mendalam mengenai strategi yang tersimpan

di dalam mekanisme tersebut, dapat dikemukakan dua hal mendasar.

Pertama, adanya kerinduan untuk mengimplementasikan visi sentral sesuai

PIP dan RIPP GPM kedalam dinamika jemaat yang hidup sesuai kebutuhan

mereka. Implementasi mana penting, mengingat kedudukan Jemaat sangat

vital dalam penyelenggaraan pelayanan Gereja. Kedudukan vital tersebut,

sesuai Peraturan Pokok GPM tentang Jemaat Bab IV Pasal 7 ayat (1)

ditetapkan sebagai ”Basis pelaksanaan Amanat Pelayanan Gereja” Kedua,

adanya usaha untuk memberi ruang seluas-luasnya kepada jemaat untuk

merancang kebutuhan pelayanannya sesuai dengan konteks mereka yang

hidup suatu mekanisme yang secara gerejawi sangat teologis dan

eklesiologis. Selain itu, secara teknis strategi jemaat menyusun Renstranya

sendiri, mendorong terjadinya penggunaan sumber daya gereja di jemaat

secara lebih terarah. Fokusnya adalah penggunaan sumber daya keuangan,

secara terencana dan tertanggung jawab. Jika terjadi pergantian pimpinan

di jemaat, pimpinan yang baru tidak akan membuat kebijakan baru yang

harus dibelanjai jemaat, melainkan meneruskan kebijakan lama sesuai

Renstra yang telah ditetapkan. Atas dasar itu, kepada penyelenggara

pelayanan jemaat GPM perlu diberikan pedoman penyusunan Renstra

mengingat, jemaat-jemaat memiliki sumber daya yang terbatas, terutama

dalam penyusunan dokumen rencana pelayanan.

Page 20: ANALISIS DAN PEMBAHASAN€¦ · BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini dikemukakan data-data penelitian dan analisis dari data penelitian berdasarkan kerangka teori, berdasarkan

didesain kedalam beberapa tahapan. Prosedur kerja penyusunan

Renstra Jemaat terdiri dari tahapan-tahapan pelaksanaan dengan alokasi

waktu dan pengaturan pelaksanaan pekerjaan yang jelas. Atas dasar itu,

prosedur kerja penyusunan Renstra jemaat

1. Tahap Persiapan :

a) Rapat Koordinasi Majelis Jemaat untuk membicarakan pekerjaan

penyusunan Renstra.

b) Pembentukan Tim penyusunan Renstra yang terdiri dari : unsur

Majelis Jemaat, badan-badan pembantu pelayanan, warga jemaat

yang dipandang memiliki kapasitas untuk itu. Tim tidak perlu

terlalu banyak anggotanya, namun efektif dalam bekerja.

c) Melengkapi Tim dengan Referensi yang diperlukan seperti PIP RIPP

GPM dan lain-lain

d) Memfasilitasi Tim untuk mendapat sosialisasi penyusunan Renstra

dari Klasis dan atau MPH Sinode

e) Tim melakukan Rapat untuk menetapkan Agenda Kerja.

f) Melakukan Rapat Koordinasi dengan Badan pembantu pelayanan,

Pengurus Sektor dan Unit, guna mensosialisasikan penyususnan

tujuan penyusunan Renstra.

2. Tahap Pelaksanaan I. (oleh Tim)

a) Melakukan Penjaringan Aspirasi dilakukan melalui : Loka karya

dengan semua unsur dalam jemaat, badan pembantu pelayanan

yang ada, serta pemerintah negeri (desa) atau kelurahan, termasuk

LSM jika ada dalam jemaat.

Page 21: ANALISIS DAN PEMBAHASAN€¦ · BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini dikemukakan data-data penelitian dan analisis dari data penelitian berdasarkan kerangka teori, berdasarkan

b) Selain itu, penjaringan aspirasi dapat dilakukan melalui

Perkunjungan Majelis jemaat dengan agenda menjaring informasi

dari jemaat mengenai kebutuhan pelayanan jemaat sesuai petunjuk

yang ditetapkan oleh Tim. Penjaringan aspirasi jemaat mengarah

kepada bidang-bidang pelayanan.

3. Tahap pelaksanaan II

a) Tim melakukan analisa terhadap semua informasi yang menjadi

aspirasi jemaat guna pemetaan program pelayanan jemaat yang

akan direnstrakan.

b) Melakukan kerja analisis dengan pendekatan ansos untuk

mempertajam pemetaan program.

c) Rapat dengan seluruh elemen pelayanan serta pemerintah desa, lurah,

untuk menyampaikan hasil pemetaan program pelayanan, untuk

disempurnakan.

d) Menentukan ranking prioritas program untuk penetapan alokasi

waktu.

4. Tahap Pelaksanaan III.

a) Tim menetapkan draf sempurna tentang program pelayanan jemaat

untuk direnstrakan.

5. Tahap Pelaksanaan IV.

a) Tim melakukan Penyusunan dokumen Renstra : penetapan

sistematika, penetapan visi jemaat sesuai PIP RIPP, penetapan

rencana program ke dalam alokasi waktu pelakanaan, penetapan

anggaran dan lain-lain bagi penyusunan renstra dan lain-lain.

6. Tahap Pelaksanaan V.

Page 22: ANALISIS DAN PEMBAHASAN€¦ · BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini dikemukakan data-data penelitian dan analisis dari data penelitian berdasarkan kerangka teori, berdasarkan

a) Perampungan penyusunan dokumen Renstra.

7. Tahap Pelaksanaan VI.

a) Rapat dengan Majelis Jemaat guna menyampaikan dokumen

Renstra yang telah disusun.

b) Pengaturan tanggung jawab lain terkait dengan pembahasan

Renstra di Sidang Jemaat.

8. Tahap Pelaksanaan VII.

a) Tim bersama Majelis Jemaat menyempurnakan Renstra Jemaat

hasil pembahasan Sidang Jemaat.

Selain strategi pencegahan yang dibuat oleh tiap-tiap Jemaat GPM.

GPM dan denominasi harus bersikap mengakui dan menerima kelebihan

dan kekurangan masing-masing, dan jadikan kelebihan dan kekurangan itu

sebagai pelengkap dalam strtegi pelayanan gereja masing-masing dalam

menghadapi anggota jemaatnya.

Di karenakan semua gereja berdiri atas Kristus sebagai kepala gereja

baik GPM maupun denominasi, tidak ada yang mengatakan aku dari

golongan Paulus, golongan Apolos, golongan Kepas dan Golongan Kristus. (I

Korintus 1:12-13). Paulus menggambarkan dalam suratnya bahwa kita

harus saling mengakui dan menerima bahwa setiap gereja memberitakan

kabar keselamatan Allah juga memperoleh hak sebagai pewaris kerajaan

Allah.

Gagasan Paulus dalam IKorintus : 12-31 memperlihatkan bahwa

orang percaya adalah tubuh Kristus. Tidak ada perbedaan antara orang

yahudi, orang yunani, budak maupun merdeka, karena semuanya adalah

tubuh Kristus. Bagi Paulus ada banyak anggota tetapi semuanya adalah

Page 23: ANALISIS DAN PEMBAHASAN€¦ · BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini dikemukakan data-data penelitian dan analisis dari data penelitian berdasarkan kerangka teori, berdasarkan

satu tubuh oleh karena itulah, mata tidak dapat berkata kepada tangan

“aku tidak membutuhkan engkau” tetapi semuanya saling membutuhkan.

Pandangan paulus ini memperlihatkan sebagai orang percaya

mestinya menyadari keberadaannya adalah tubuh Kristus. Dalam ayatnya

yang ke 25 bahwa janganlah perbedaan itu menyebabkan sebuah

perpecahan atau tembok pemisah dalam tubuh, tetapi yang berbeda itu

harus saling memperhatikan dan melengkapi sebagai satu dalam tubuh

Kristus. Perbedaan yang dimiliki masing-masing gereja atau denominasi

harusnya sebagai alat untuk kita saling memperhatikan dalam hal yang

positif demi keutuhan tubuh Kristus dan menciptakan hubungan

Oikumene yang baik.

Dengan SWOT suatu organisasi dapat mengetahui kekuatan, kelemahan,

peluang ancaman yang ada baik itu internal maupun eksternal. Gereja

memperoleh keuntungan ketika para pelayan melakukan suatu

perencanaan strategi yang baik, Perencanaan Strategis adalah proses

memutuskan program-program yang akan diambil organisasi dan perkiraan

jumlah sumber daya yang dialokasikan untuk masing-masing program

selama beberapa tahun ke depan