analisis dan desain lembar kerja peserta didik …guru terhadap lkpd berbasis keterampilan proses...
TRANSCRIPT
ANALISIS DAN DESAIN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS)
DI SMA NEGERI 6 BULUKUMBA
SKRIPSI
OLEH :
SUDARTI
105391103316
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
2020
i
ANALISIS DAN DESAIN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS)
DI SMA NEGERI 6 BULUKUMBA
SKRIPSI
disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh
SUDARTI
105391103316
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
2020
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
Nilai akhir dari proses pendidikan, sejatinya terekapitulasi dari keberhasilannya
menciptakan perubahan pada dirinya dan lingkungan. Itulah fungsi daripada
pendidikan yang sesungguhnya.
Dan proses yang melatih kita untuk menggunakan informasi dan memecahkan
masalah karna proses tidak akan mengkhianati hasil
Persembahan
Skripsi ini penulis persembahkan untuk:
Kedua orang tua tercinta Ayahanda Abd. Rasyid dan Ibunda Rajowiah
Kakak dan adikku tercinta dan segenap keluarga
Berkat doa, semangat dan dukungan mereka
penulis mampu berjuang sampai saat ini.
Guru-guru, dosen-dosen, sahabat dan teman
seperjuangan Pendidikan Fisika 2016 yang telah memberikan doa,
dukungan dan inspirasi yang luar biasa
Untuk almamaterku tercinta
Program studi pendidikan fisika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
vii
ABSTRAK
Sudarti. 2020. Analisis dan Desain LKPD Berbasis Keterampilan Proses Sains
Di SMAN 6 Bulukumba. Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Makassar.
(dibimbing oleh Djajadi dan Riskawati).
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendesain LKPD berbasis
keterampilan proses sains yang layak digunakan dalam pembelajaran Fisika pada
materi Suhu dan Kalor. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif
kuantitatif (analysis and desaign)dengan teknik pengambilan sampel dilakukan
secara purposive sampling untuk guru fisika dan peserta didik. Proses penelitian
ini dimulai dengan menganalisis, perancangan desain LKPD, proses validasi
pakar, meliputi pakar media, pakar bahasa dan pakar materi, tanggapan guru dan
peserta didik terhadap LKPD. Hasil validasi penyajian LKPD melalui angket oleh
pakar media mendapat skor 3,40 dengan persentase 85,2%%, dari pakar bahasa
mencapai skor 3,32 dengan persentase 90,8% dan dari pakar materi mencapai
skor 3,40 dengan persentase 90,8%. Hasil angket tanggapan positif diperoleh dari
guru terhadap LKPD berbasis keterampilan proses sains sebesar 95,7% dan
tanggapan peserta didik sebesar 93,3%. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
perancangan LKPD berbasis keterampilan proses sains layak digunakan dalam
pembelajaran Fisika pada materi suhu dan kalor. Hasil penelitian ini diharapkan
dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk kemampuan dalam bidang fisika,
terutama keterampilan proses sains peserta didik .
Kata Kunci : LKPD, Keterampilan Proses Sains
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan
hidayah-Nya. Tidak lupa shalawat serta salam selalu tercurah kehadirat baginda
Rasulullah Muhammad SAW.
Pada kesempatan yang indah ini, dengan penuh rasa syukur penulis
mempersembahkan skripsi dengan judul “Pengembangan LKPD Berbasis
Keterampilan Proses Sains Pada materi suhu dan kalor di SMAN 6 Bulukumba”.
Skripsi ini dapat tersusun dengan baik berkat bantuan dan bimbingan banyak
pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Ayahanda Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag sebagai Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan izin penelitian kepada
penulis.
2. Bapak Erwin Akib, M.Pd., Ph.D sebagai Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan
ijin penelitian kepada penulis.
3. Ibunda Dr. Nurlina, S.Si., M.Pd sebagai Ketua Program Studi Pendidikan
Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Makassar yang telah memberikan ijin penelitian dan membantu kelancaran
penulisan skripsi.
4. Bapak Muhammad Djajadi, M.Pd., Ph.D sebagai dosen pembimbing satu
yang
telah memberikan bimbingan, saran, dan semangat kepada penulis dalam
menyusun skripsi ini
ix
5. Ibu Riskawati, S.Pd., M.Pd sebagai dosen pembimbing dua yang telah
memberikan bimbingan, saran, dan semangat kepada penulis dalam
menyusun skripsi ini.
6. Ibu Ana Dhiqfaini Sultan, S.Si`., M.Pd sebagai validator satu uji kelayakan
penyajian, isi dan bahasa yang telah memberikan saran dan masukan yang
berguna bagi penyempurnaan skripsi serta pengembangan LKPD.
7. Ibu Dewi Hikmah Marisda, S.Pd., M.Pd yang bersedia menjadi validator
kedua kelayakan isi, penyajian dan bahasa dan telah memberikan saran yang
berarti bagi pengembangan LKPD.
8. Bapak Drs. Agus Sultan, S.Pd., M.Pd sebagai Kepala Sekolah SMAN 6
Bulukumba yang telah memberikan izin untuk meneliti di SMAN 6
Bulukumba
9. Ibu dan Bapak Guru di SMAN 6 Bulukumba yang telah membantu dalam
proses penelitian serta adik-adik peserta didik di SMAN 6 Bulukumba yang
telah membantu dalam proses penelitian.
10. Kepada kedua orang tuaku yang telah memberi semangat,dukungan serta doa
kepada penulis
Akhirnya penulis mengharapkan semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis
pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
Makassar, 26 Oktober 2020
Penulis
x
DAFTAR ISI
SAMPUL…………………………………………..………………….…………..i
LEMBAR PENGESAHAN ………………………....………………………..…ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………..…………………….iii
ABSTRAK………………………….…………………......…………………..…iv
KATA PENGANTAR………...………………………………………………….v
DAFTAR ISI……………...………………….…………..…………..……….…vii
DAFTAR TABEL...............................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR…………………………………...…………………….....ix
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………..………….…………...x
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………….…..………………..…1
B. Rumusan Masalah……………………………………………….………...4
C. Tujuan Penelitian……………………………………..……..…….……....4
D. Manfaat Penelitian……………………………………………..…….....…5
BAB II. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Kajian Teori………………………………………………..……….…......6
1. Lembar Kerja Peserta Didik……………………………………..….....6
2. Keterampilan- Keterampilan Proses Sains Dalam Pembelajaran…....10
3. Keterampilan Proses Sains…………...…...………………………….13
4. Hasil Penelitian Yang Relevan…………...……………………….….15
B. Kerangka Pikir………………………………..………...…………..……19
xi
BAB III. METODELOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian………………………………….…………….…….…21
B. Lokasi Penelitian……………………………….…..……………….……21
C. Objek dan Subjek Penelitian…………………………………..……........21
D. Prosedur Penelitian………………………………..…..…………..……..22
E. Teknik Pengambilan Sampel…………………………………..………...22
F. Pelaksanaan Kegiatan Penelitian……………………………..…....…….22
G. Instrumen Penelitian……………………….........……………….………24
H. Teknik Analisis Data………………………….……...…………….…….24
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian………………………………………………..…………27
1. Proses Pengembangan LKPD…………………..……………………27
2. Hasil Validasi LKPD……………………..……………….………….28
3. Hasil Revisi LKPD………………………...………………….…...…29
4. Proses Uji Coba Terbatas LKPD…………………………….…….....43
5. Revisi Akhir………………………………......…………….…….….48
B. Pembahasan………………………………..….…………….……………56
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan…………….………………….……….……………….……62
B. Saran……………………………………………………..………………63
DAFTAR PUSTAKA………………...….…………………..…………..……..64
RIWAYAT HIDUP
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Indikator KPS …………………………..………………………………...….12
3.1 Instrumen penilaian validasi LKPD berbasis KPS..……………………........22
3.2 Angket respon guru………. ……………………….……………...................23
3.3 Angket respon peserta didik...…………..……………………………….…...23
3.4 Revisi desain dari validator………..……………………………………...….24
3.5 Model kesepakatan antar penilai untuk validasi konten………........………..29
3.6 Kategori kelayakan……………………………..……….………………....…29
3.7 Kriteria angket tanggapan guru dan peserta didik…………..……...……......30
3.8 Kriteria kemampuan kerja ilmiah peserta didik ……………….……........….31
4.1 Hasil analisis instrument validasi LKPD….............................………….…...40
4.2 Hasil analisis respon peserta didik terhadap LKPD…….……………………44
4.3 Hasil analisis respon guru terhadap LKPD………………………………......45
4.4 Rekapitulasi kerja ilmiah peserta didik…..…………………..……………....47
4.5 Hasil revisi LKPD…………………………..………………..…………........50
4.6 Kekurangan dan kelabihan LKPD……….……………………..………..…..55
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Pengembangan LKPD berbasis keterampilan proses sains….........................16
3.1 Prosedur penelitian pengembangan LKPD…………......................................18
3.2 Bagan kerangka LKPD berbasis KPS……………………………......……....21
3.3 Alur pelaksanaan penelitian……………….…………………………..…..…27
4.1 Hasil analisis respon guru……………………..……………………..………47
4.2 Nilai kerja ilmiah peserta didik …………………...................……………...48
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Angket pelaksanaan…..…………………………………….………………...61
Dokumentasi…………………....…………………………………….……....82
Persuratan……………………………………………..………...…………....84
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan usaha pengembangan kualitas diri manusia dalam
segala aspeknya. Manusia memiliki kelebihan yang berbeda-beda sehingga aspek-
aspek yang dimiliki oleh manusia harus dikeluarkan salah satunya adalah
keterampilan yang ada pada diri manusia. Seperti yang saat ini kita lihat bahwa
perkembangan ilmu dan teknologi semakin berkembang, perkembangan ini yang
sangat berpengaruh besar terhadap pendidikan, salah satunya pada ruang lingkup
materi fisika. Al-Quran manusia dituntut untuk menuntut ilmu setinggi mungkin
dan salah satu ciri yang membedakan islam dengan yang lainnya adalah
penekanannya terhadap ilmu (sains). Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran
surah Al-Baqarah ayat 31-33:
Artinya:
Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda) seluruhnya,
kemudian mengemukakannya kepada Para malaikat lalu berfirman:“Sebutkanlah
kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memangbenar orang-orang yang
benar!” mereka menjawab: “Maha suci Engkau,tidak ada yang Kami ketahui
selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; Sesungguhnya
Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.
1
2
Aspek keterampilan dalam pembelajaran sains harus bertumpu pada
proses dan sikap ilmiah yang melibatkan berbagai aspek keterampilan proses
sains (KPS). Penguasaan akan keterampilan proses sains menjadi mutlak bagi
seseorang yang sedang belajar sains (Subiantoro, 2010:4). Salah satu metode
pembelajaran yang dapat digunakan untuk membekali keterampilan proses sains
bagi peserta didik adalah metode praktikum di laboratorium, karena dengan
praktikum peserta didik dapat mengembangkan keterampilan dasar.
Fisika sebagai salah satu bidang sains yang menekankan pada kegiatan
ilmiah di laboratorium memerlukan perangkat yang dapat dioperasionalkan dalam
pembelajaran. Salah satu perangkat yang dimaksud adalah Lembar Kerja Peserta
Didik yang disebut LKPD. Praktek penggunaan LKPD merupakan kumpulan,
materi, contoh soal, dan soal latihan. Tidak sedikit guru yang menggunakan
lembar kerja ini sebagai bagian penting dalam pengelolaan pembelajaran. Isi
LKPD lebih menekankan pada latihan soal-soal, atau lebih hanya pada aspek
kognitif itu pun hanya pada penerapan/aplikasi konsep (Herman & Aslim, 2015).
Dengan demikian kegiatan dalam LKPD yang ada belum dapat mengakomodasi
pengembangan ranah sikap, pengetahuan secara utuh, dan keterampilan. Lembar
kerja yang ada belum mengakomodasi pendekatan ilmiah (scientific) dalam
kurikulum 2013. Penggunaan LKPD merupakan cookery book pada
penyelenggaraan praktikum fisika (Wattimena dkk., 2014). Selain itu, dalam
praktikum fisika peserta didik perlu diberikan penekanan berupa latihan
keterampilan seperti mengamati, menggolongkan, mengukur, berkomunikasi,
menafsirkan data, dan melakukan eksperimen secara bertahap berdasarkan
3
karakteristik materi (Herman & Aslim, 2015). Kondisi ini membutuhkan
kreativitas guru fisika dalam mengembangkan LKPD (kegiatan praktikum).
Kegiatan dalam LKPD tersebut tentunya berisi tagihan kegiatan ilmiah
(berorientasi pada keterampilan proses sains). Melalui kegiatan ilmiah sejumlah
keterampilan dapat dilatihkan / dipelajari peserta didik. Bentuk kegiatan ilmiah
yang dilakukan, merupakan tahap dan juga indikator dari Keterampilan Proses
Sains. Keterampilan proses sains dikembangkan bersama dengan fakta-fakta,
konsep-konsep, dan prinsip-prinsip sains. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kemampuan guru dalam merancang dan menyelenggarakan kegiatan praktikum
fisika sekolah di beberapa wilayah belum optimal (Wattimena dkk., 2014).
Terlepas dari masalah sarana dan prasarana laboratorium, guru fisika ternyata
kurang memunculkan kreativitasnya dalam menyusun desain praktikum maupun
mengembangkan peralatan. Selain itu, sebagian guru fisika belum mampu
menyelesaikan masalah yang dihadapi, akibat pengalaman belajar ketika menjadi
mahasiswa. Satu faktor penting yang mempengaruhi rendahnya kinerja guru
fisika adalah kurang baiknya penyiapan mereka (Herman & Aslim, 2015). Dalam
permasalahan yang di diperoleh dari hasil observasi dimana peserta didik masih
kurang aktif dalam proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran yang
masih berpusat pada guru serta kurang dalam melatih keterampilan proses sains
peserta didik dalam melakukan kerja ilmiah.
Dari uraian diatas, penulis termotivasi untuk melakukan sebuah penelitian
dengan judul “Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis
Keterampilan Proses Sains (KPS)”.
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan
masalah yang diangkat adalah:
1. Bagaimanakah mendesain LKPD berbasis KPS yang dikembangkan?
2. Bagaimanakah analisis guru terhadap LKPD berbasis KPS yang
dikembangkan?
3. Bagaimanakah analisis peserta didik terhadap LKPD berbasis KPS yang
dikembangkan?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan diatas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah :
1. Untuk merancang LKPD berbasis KPS yang dikembangkan
2. Untuk mendeskripsikan respon guru terhadap LKPD berbasis KPS yang
dikembangkan
3. Untuk mendeskripsikan respon peserta didik terhadap LKPD berbasis KPS
yang dikembangkan
D. Manfaat Penelitian
Dengan mengacu tujuan penelitian yang dikemukakan diatas, maka
manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Bagi Peneliti
Sebagai calon pendidik, skripsi ini dapat menambah pengalaman dengan
5
wawasan baru sebagai wadah untuk mengembangkan pengetahuan peneliti
sendiri dalam melaksakan pembelajaran di kelas.
2. Bagi Guru
Sebagai bahan ajar dalam proses pembelajaran fisika agar pembelajaran lebih
efektif. Dengan adanya LKPD berbasis KPS pada materi suhu dan kalor,
diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan guru dalam proses
belajar mengajar di kelas dan LKPD ini dapat mempermudah dan menjelaskan
penyampaian materi sehingga kegiatan pembelajaran dapat terlaksana secara
efektif serta dapat meningkatkan kerja ilmiah peserta didik.
3. Bagi Peserta Didik
Dengan menggunakan lembar kerja peserta didik (LKPD) peserta didik dapat
belajar dengan atau tanpa guru sesuai dengan kemampuan dan kecepatan
belajar masing-masing serta sebagai alternatif dalam penggunaan media
pembelajaran yang bermutu dan menarik.
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Lembar kerja peserta didik adalah panduan peserta didik yang digunakan
untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah. LKPD dapat
berupa panduan untuk latihan pengembangan aspek kognitif maupun panduan
untuk pengembangan semua aspek pembelajaran dalam bentuk panduan
eksperimen atau demonstrasi.
Dalam LKPD, peserta didik akan mendapatkan materi, ringkasan dan
tugas-tugas yang berkaitan dengan materi. Selain itu peserta didik akan
mendapatkan arahan dari seorang guru, saat peserta didik dibagikan LKPD
terstruktur untuk memahami materi yang diberikan. Dan pada saat bersamaan,
peserta didik diberi materi serta tugas yang berkaitan dengan materi tersebut
(Belawati dalam Prastowo, 2013:204). Sementara itu, menurut Prastowo (dalam
Aldila, 2013) dalam pembuatan LKPD terstuktur perlu diperhatikan struktur
LKPD. Penulis dapat memahami bahwa struktur LKPD terdiri dari enam
komponen yakni judul, petunjuk belajar, kompetensi yang akan dicapai, informasi
pendukung, langkah-langkah kerja dan penilaian.
LKPD memuat sekumpulan kegiatan mendasar yang harus dilakukan oleh
peserta didik untuk memaksimalkan pemahaman dalam upaya pembentukan
kemampuan dasar sesuai indikator pencapaian hasil belajar yang harus ditempuh.
Pengaturan awal (advance organizer) dari pengetahuan dan pemahaman peserta
6
7
didik diberdayakan melalui penyediaan media belajar pada setiap kegiatan
eksperimen sehingga situasi belajar menjadi lebih bermakna, dan dapat terkesan
dengan baik pada pemahaman peserta didik. Oleh karena nuansa keterpaduan
konsep merupakan salah satu dampak pada kegiatan pembelajaran, maka muatan
materi setiap LKPD pada setiap kegiatannya diupayakan agar dapat
mencerminkan hal itu.
a. Komponen (LKPD) meliputi:
Adapun komponen-komponen LKPD yang meliputi:
1) Judul Eksperimen
2) Ringkasan Materi
3) Alat dan Bahan
4) Prosedur Eksperimen
5) Data pengamatan serta pernyataan dan kesimpulan untuk bahan diskusi.
b. Fungsi LKPD
Menurut Prastowo (2013:205) bahwa LKPD memiliki empat fungsi,
sebagai berikut:
1) Sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran pendidik, namun lebih
mengaktifkan peserta didik.
2) Sebagai bahan ajar yang mempermudah peserta didik untuk memahami
materi yang diberikan.
3) Sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih.
4) Memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada peserta didik.
8
c. Tujuan LKPD Terstruktur
Adapun tujuan dan manfaat menggunakan LKPD adalah sebagai berikut:
1) Peserta didik melakukan pembelajaran itu mandiri dengan mengikuti
prosedur atau urusan tugas.
2) Peserta didik mengerjakan tugas dengan urutan tertentu sehingga
memudahkan mereka untuk memahami konsep dengan prosedur yang
diminta.
3) Dengan menggunakan LKPD ini, diharapkan peserta didik akan mandiri
dalam proses pemahaman konsep-konsep, rumus dari materi yang
diajarkan.
Syarat-syarat dalam penyusunan LKPD menurut Siddiq (2009) harus me-
menuhi beberapa aspek yaitu: (1) syarat diktatik, LKPD harus mengikuti asas
pembelajaran yang efektif, yaitu menekankan pada tahapan proses peserta didik
untuk menemukan konsep-konsep, sehingga LKPD dapat berfungsi sebagai
petunjuk bagi peserta didik untuk mencari tahu dan mengembangkan
kemampuannya; (2) syarat konstruksi, yaitu berkenaan dengan penggunaan
bahasa, susunan kalimat, kosa kata, tingkat kesukaran, dan kejelasan yang pada
hakikatnya haruslah tepat guna dalam arti dapat dimengerti oleh peserta didik,
sehingga akan mempermudah peserta didik dalam menangkap apa yang
diisyaratkan dalam LKPD; (3) syarat teknis, dalam syarat teknis yang harus
termuat dalam LKPD yaitu tulisan, gambar dan penampilan dalam LKPD agar
tidak menimbulkan kesan jenuh pada peserta didik saat mengikuti proses
pembelajarannya.
9
Suryobroto (1986) menyatakan bahwa pengembangan LKPD dapat
dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menetapkan standar kompetensi, judul dan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai
2. Melakukan analisis kurikulum baik KI, KD, dan materi pokok
3. Merumuskan indikator pencapaian kompetensi berdasarkan KI-KD
4. Menetapkan prosedur, jenis dan alat penilaian
5. Menetapkan alternatif kegiatan (pengalaman belajar) yang dapat memberikan
peluang yang optimal kepada peserta didik untuk mengembangkan
keterampilan-keterampilan proses sains di dalam dirinya
6. Menetapkan dan mengembangkan bahan/media/sumber yang sesuai dengan
kemampuan dasar yang akan dicapai, karakteristik peserta didik, fasilitas,
dan karakteristik lingkungan peserta didik
7. Menyusun LKPD yang lengkap, yaitu menuangkan hasil-hasil yang telah
dilakukan menjadi sebuah LKPD
Menurut Arsyad (2004) ada dua kategori LKPD, yaitu LKPD eksperimen
dan LKPD non eksperimen. LKPD eksperimen adalah lembar kegiatan peserta
didik yang berisikan petunjuk dan pertanyaan yang harus diselesaikan oleh
peserta didik untuk menemukan suatu konsep dan disajikan dalam bentuk
kegiatan eksperimen di laboratorium.LKPD ini berisi tujuan percobaan, alat
percobaan, bahan percobaan, langkah kerja, pernyataan, hasil pengamatan, dan
soal-soal hingga kesimpulan akhir dari eksperimen yang dilakukan pada materi
pokok yang bersangkutan. Sedangkan LKPD non-eksperimen adalah lembar
10
kegiatan yang berisikan perintah atau pertanyaan yang harus diselesaikan oleh
peserta didik untuk menemukan suatu konsep dan disajikan dalam bentuk
kegiatan di kelas. Jadi LKPD non-eksperimen dirancang sebagai media teks
terprogram yang menghubungkan antara hasil percobaan yang telah dilakukan
dengan konsep yang harus dipahami. Peserta didik dapat menemukan konsep
pembelajaran berdasarkan hasil percobaan dan soal-soal yang dituliskan dalam
LKPD noneksperimen tersebut.
Berdasarkan penjelasan tersebut, LKPD yang disusun dapat dirancang dan
dikembangkan sesuai dengan kondisi dan situasi kegiatan pembelajaran yang
dihadapi.Apabila dalam pembelajaran dilakukan praktikum atau demonstrasi
maka LKPD yang digunakan adalah LKPD eksperimen dan apabila pembelajaran
dilakukan hanya dengan diskusi di kelas maka LKPD yang digunakan adalah
LKPD non eksperimen.
2. Keterampilan-Keterampilan Proses Sains Dalam Pembelajaran Fisika
Menurut Tawil dan Sari (2014) keterampilan proses sains sangat penting
untuk diimplementasikan dari sekarang, karena melihat perkembangan ilmu
pengetahuan yang semakin cepat dan maju sehingga tidak mungkin lagi jika
peserta didik hanya diajarkan secara verbal, akan tetapi peserta didik harus
dibiasakan untuk mengembangkan ilmu, menemukan pengetahuan baru, serta
dapat menemukan konsep-konsep. Dengan menggunakan keterampilan proses
sains, pembelajaran akan lebih menarik dan peserta didik diberikan kesempatan
untuk menemukan secara langsung apa yang dipelajarinya.
11
Terdapat beberapa keterampilan proses sains yang dapat dikembangkan
pada peserta didik menurut Ulfa (2015):
1) Keterampilan melakukan observasi
Pada saat ini tanpa disadari banyak keterampilan mengamati yang dilakukan
peserta didik dengan melihat saja suatu obyek atau fenomena yang terjadi tanpa
melibatkan panca indera yang lainnya. Oleh karena itu dengan melakukan
pengamatan guru harus memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengamati peristiwa yang terjadi menggunakan panca indera yang dimiliki
peserta didik.
2) Mengklasifikasi
Melalui keterampilan mengklasifikasi peserta didik dapat berlatih untuk mencari
atau menunjukkan, perbedaan maupun hubungan-hubungan.
3) Memprediksi
Pada keterampilan memprediksi peserta didik dilatih untuk membuat dugaan-
dugaan apa yang terjadi pada saat melakukan percobaan
4) Kemampuan Interpretasi
Pada keterampilan ini guru harus memberikan kesempatan peserta didik untuk
menafsirkan apa yang peserta didik telah lakukan dan temukan.
5) Keterampilan komunikasi
Pada keterampilan ini guru harus membuat program yang dapat membuat peserta
didik untuk mengkomunikasikan hasil kegiatan yang telah dilakukan peserta
didik. Dari hasil komunikasi peserta didik yang berjalan dengan baik dapat
membuat peserta didik lebih aktif dengan rekan kerjanya sehingga dengan terjalin
12
komunikasi tersebut mampu menghasilkan kesimpulan serat data yang jauh lebih
baik.
Tabel 2.1 Indikator KPS
No Keterampilan
Proses Sains Indikator-indikator KPS
1. Mengamati atau
Observasi
a. Menggunakan berbagai indera
b. Mengumpulkan/menggunakan fakta yang relevan
2. Mengelompokkan
a. Mencatat setiap pengamatan secara terpisah
b. Mencari perbedaan dan persamaan
c. Mengontraskan cirri-ciri
d. Membandingkan
3. Menafsirkan/
Interpretasi
a. Menghubungkan hasil pengamatan
b. Menemukan pola/keteraturan dalam suatu seri
pengamatan
c. Menyimpulkan
4. Meramalkan
a. Menggunakan pola-pola
b. Mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada
keadaan yang belum terjadi
5. Melakukan
Komunikasi
a. Mendeskripsikan data empiris hasil percobaan dengan
grafik, tabel atau diagram
b. Menyusun laporan secara sistematis dan jelas
c. Menjelaskan hasil percobaan
d. Membaca tabel, grafik atau diagram
e. Mendiskusikan hasil kegiatan
6. Mengajukan
Pertanyaan
a. Bertanya apa, bagaimana dan mengapa
b. Bertanya untuk meminta penjelasan
c. Mengajukan pertanyaan yang berlatar belakang
hipotesis
7. Mengajukan
Hipotesis
Mengetahui bahwa ada lebih dari satu kemungkinan
penjelasan perlu diuji kebenarannya
8. Merencanakan
Percobaan
a. Menentukan alat dan bahan atau sumber yang akan
digunakan
b. Menentukan variabel atau faktor penentu
c. Menentukan apa yang akan diatur, diamati dan dicatat
9. Menggunakan Alat,
Bahan dan Sumber
Menggunakan konsep/prinsipyang telah dipelajari dalam
situasi baru dan dapat menjelaskan apa yang terjadi
10 Melakukan Percobaan
13
3. Keterampilan Proses Sains
Keterampilan proses sains (KPS) merupakan asimilasi dan berbagai
keterampilan intelektual yang dapat diterapkan pada proses pembelajaran.
Kemampuan berpikir peserta didik akan berkembang bila dikomunikasikan secara
jelas dan cermat yang dapat disajikan berupa grafik, diagram, tabel, gambar atau
bahasa isyarat lainnya (Tawil & Sari, 2014).
Brunner (dalam Hendrik, 2000) mengemukakan bahwa dalam pengajaran
dengan KPS penemuan akan menggunakan pikirannya untuk melakukan berbagai
konsep atau prinsip. Dalam proses penemuan (discovery) peserta didik melakukan
operasi mental berupa pengukuran, prediksi, pengamatan, interferensi, dan
pengelompokan. Pada hakikatnya hasil kegiatan pengamatan itu menyebabkan
meningkatnya pengetahuan peserta didik. Oleh sebab itu, proses mental diatas
digunakan sebagai dasar bagi pengembangan keteramplan proses sains untuk
menemukan konsep dan prinsip. Brunner (dalam Hendrik, 2000) menyatakan jika
seseorang individu belajar dan mengembangkan pikirannya, maka sebenarnya ia
setuju bahwa melalui sarana KPS peserta didik akan dapat didorong secara
internal membentuk intelektuan secara benar.
Ausubel (dalam Dahar, 1989) berpendapat jika peserta didik belajar
dengan perolehan informasi melalui penemuan, maka belajar ini menjadi belajar
yang bermakna. Hal ini termasuk apabila informasi yang diperolehnya dapat
berkaitan dengan konsep atau informasi yang sudah ada padanya.
Dari tiga pakar diatas dapat disimpulkan bahwa yang menghubungkan
ketiganya dalam suatu bentuk dukungan terhadap penggunaan KPS yaitu adanya
14
kemampuan dan tahap intelektual serta pandangan belajar terhadap
perkembangan pengetahuan peserta didik, makacara belajar pesert didik dengan
mengembangkan berbagai aspek discovery akan menyebabkan hasil belajar yang
bermakna.
Dalam melaksanakan observasi didalam kegiatan Praktikum Fisika
memerlukan keterampilan-keterampilan tertentu yang dapat dinilai oleh guru,
keterampilan-keterampilan tersebut diantaranya: (1) hati-hati, (2) tekun, (3) teliti,
(4) mahir, (5) rapi, (6) kerja sama, (7) kreatif, (8) jujur dan bertanggung jawab.
Keterampilan proses adalah keterampilan yang diperoleh dari latihan
kemampuan mental, fisik dan sosialyang mendasar sebagai penggerak
kemampuan- kemampuan yang lebih tinggi. Kemampuan yang mendasar yang
telah dikembangkan dan terlatih, lama kelamaan akan menjadi suatu
keterampilan. KPS adalah pendekatan yang didasarkan pada anggapan bahwa
sains itu terbentuk dan berkembang melalui suatu proses ilmiah dan merupakan
upaya yang penting untuk memperoleh keberhasilan belajar peserta didik yang
optimal. Materi pelajaran akan lebih muda dipelajari, dipahami, dihayati dan
diingat dalamwaktu yang relatif lama bila peserta didik sendiri memperoleh
pengalaman langsung dari peristiwa belajar tersebut melalui pengamatan atau
eksperimen.
Selain itu KPS diharapkan mampu meningkatkan motivasi dan hasil
belajar peserta didik, menuntaskanhasil belajar peserta didik baik keterampilan
produk, proses, maupun keterampilan kinerja dan mengembangkan pengetahuan
teori.
15
KPS menjadi dua bagian yaitu keterampilan proses dasar dan keterampilan
proses terintegrasi. Pada keterampilan proses dasar meliputi: (1) pengamatan, (2)
penggunaanbilangan,(3) pengklasifikasian,(4) pengukuran, (5) pengkomunikasian,
(6) peramalan, dan (7) penginferensial, sedangkan keterampilan proses terintegrasi
meliputi: (1) pengontrol variabel, (2) penafsiran data, (3) perumusan hipotesis, (4)
pendefinisian secara operasional, dan (5) melakukan eksperimen.
4. Hasil Penelitian Yang Relevan
1) Hasil penelitian yang dilakukan oleh Herman dan Aslim (2015) dengan
judul penelitian yaitu Pengembangan LKPD Fisika Tingkat SMA Berbasis
Keterampilan Proses Sains.
2) Hasil penelitian dilakukan oleh Diella dkk. (2019) dengan judul penelitian
yaitu Pelatihan Pengembangan LKPD Berbasis Keterampilan Proses Sains
(KPS) Dan Penyusunan Instrumen Asesmen KPS Bagi Guru IPA.
3) Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sugianto (2013) dengan judul
penelitian pengembangan lks berbasis keterampilan proses sains pada tema
fotosintesis untuk meningkatkan kemampuan kerja ilmiah
B. Kerangka Pikir
Berdasarkan landasan teori yang telah dikemukakan di atas dapat disusun
kerangka berpikir, pembelajaran yang dibahas di sini yaitu analisis dan desain
LKPD berbasis keterampilan proses sains. Dimana pada penelitian ini
menggunakan jenis penelitian (analysis, design and development) yang
mendesain dan mengembangkan LKPD berbasis keterampilan proses sains. Pada
penelitian ini mendesain LKPD sesuai dengan tahapan indikator keterampilan
16
proses sains yaitu mengamati, memprediksi, merumuskan hipotesis
menerjemahkan cara kerja dan melakukan pecobaan, mengkomunikasikan serta
menyimpulkan dari hasil percobaan yang telah dilakukan. Tahapan awal yaitu
dengan menganalisis LKPD yang digunakan oleh guru sebelum adanya
pengembangan dari LKPD tersebut setelah dilakukan tahap analisis disekolah lalu
mengembangkan LKPD berbasis keterampilan proses sains.
Analisis LKPD berbasis KPS
Perancangan LKPD berbasis keterampilan proses sains
1. Pengisisan Angket oleh
Guru dan Peserta Didik
Kelas XI
2. Pengisian Angket oleh
teman sebaya mahasiswa
pendidikan fisika
3. Analisis data tanggapan
peserta didik, guru dan
teman sebaya
Respon Guru, Peserta didik dan Teman sebaya Terhadap
pengembangan LKPD berbasisKPS
Gambar 2.1 Pengembangan LKPD berbasis keterampilan proses sains
Uji CobaTerbatas
Penyusunan rancangan LKPD berbasis keterampilan proses sains
Studi Lapangan
17
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Deskriptif Kuantitatif
(analisis dan desain LKPD berbasis KPS). Dikarenakan adanya keterbatasan
dan situasi pandemik Covid-19 sehingga dilakukan hanya dua tahapan yaitu
analisis dan desain LKPD berbasis KPS dan disekolah dilakukan pembelajaran
secara daring dan hanya melibatkan beberapa orang peserta didik pada saat uji
coba terbatas disekolah.
B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang ditempati selama proses penelitian yaitu bertempat
di SMA Negeri 6 Bulukumba Kecematan Herlang Kabupaten Bulukumba
Provinsi Sulawesi Selatan.
C. Obyek dan Subyek Penelitian
Obyek penelitian yaitu LKPD berbasis keterampilan proses sains
(KPS) materi Suhu dan Kalor sedangkan subyek penelitian yaitu guru fisika
di SMAN 6 Bulukumba sebanyak 5 orang dan peserta didik kelas XI MIPA
SMAN 6 Bulukumba sebanyak 15 orang.
17
18
D. Prosedur Penelitian
Gambar 3.1 Prosedur penelitian pengembangan LKPD berbasis KPS
a. Potensi dan Masalah
Proses pengembangan LKPD berbasis KPS peserta didik dengan topic
materi suhu dan kalor dengan melakukan tahap analisis yaitu analisis kurikulum,
analisis peserta didik dan analisis materi melalui obseravasi dan wawancara
kepada guru bidang studi fisika di sekolah SMA Negeri 6 Bulukumba khususnya
pada kelas XI yang menjadi obyek penelitian.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan dengan guru
bidang studi fisika kelas XI IPA di SMA Negeri 6 Bulukumba diketahui bahwa
sekolah tersebut telah menerapkan kurikulum 2013 (K13). Dengan model dan
metode serta strategi pembelajaran yang heterogen atau bervariasi yang menjadi
salah satu cara agar tercapainya tujuan pembelajaran yang diinginkan sesuai
denga indikator pembelajaran yang ingin dicapai maka guru memberikan LKPD
sesuai dengan isi pada buku paket SMA/MA kurikulum 2013, dan beberapa
latihan soal yang mengacu pada aspek kognitif peserta didik. Sehingga dalam hal
Potensi dan
Masalah
Pengumpulan
Data
Desain LKPD
Revisi Desain
LKPD
Validasi Desain
LKPD
Uji Coba
terbatas
19
ini sekolah memiliki potensi untuk dikembangkan jenis penelitian yang merujuk
pada pengembangan LKPD berbasis keterampilan proses sains untuk lebih
melatih keterampilan peserta didik dalam melakukan kerja ilmiah. Selain ini
tujuan dari K13 yaitu pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dan aktif
dalam proses pembelajaran. Ini menunjukkan bahwa kurikulum yang digunakan
menjadi potensi dalam hal mengembangkan LKPD berbasis keterampilan proses
sains.
Berdasarkan observasi dan wawancara yang telah dilakukan di SMA
Negeri 6 Bulukumba ditemukan beberapa masalah yaitu :
1) Proses pembelajaran yang masih berpusat pada guru
2) Peserta didik kurang aktif dalam proses pembelajaran
3) LKPD yang digunakan pada proses pembelajaran kurang melatih
keterampilan proses sains peserta didik
4) Media yang digunakan dalam proses pembelajaran adalah buku paket
tingakat SMA/MA kurikulum 2013 dan latihan soal-soal fisika khususnya
materi suhu dan kalor sehingga belum memberi langkah-langkah yang
dapat membimbing peserta didik untuk memahami konsep materi melalui
pemecahan masalah secara mandiri.
b. Pengumpulan data
Pada proses pengumpulan data, yaitu diperoleh data hasil observasi dan
wawancara oleh guru SMA Negeri 6 Bulukumba untuk menganalisis kurikulum
yang digunakan di sekolah tersebut, analisis peserta didik serta analisis materi
pada proses pembelajaran khususnya kelas XI IPA pada materi suhu dan kalor.
20
Ada beberapa pengumpulan data yang dilakukan yaitu dengan melalui angket
yang di berikan kepada validator ( dosen ahli), validasi angket untuk peserta didik
dan validasi angket untuk guru fisika di SMA Negeri 6 Bulukumba. Sebelum
dilakukan uji lapangan maka produk LKPD berbasis keterampilan proses sains
yang dikembangkan dilakukan validasi kelayakan isi, penyajian maupun bahasa
yang digunakan dalam LKPD tersebut. Kemudian memvalidasi angket yang
digunakan untuk menganalisis tanggapan guru dan peserta didik terhadap LKPD
berbasis keterampilan proses sains yang dikembangkan.
c. Desain LKPD
Dasar yang menjadi acuan sementara untuk desain LKPD berbasis
keterampilan proses sains (KPS) adalah berdasarkan dari indikator KPS. Pada
desain produk awal dengan merancang LKPD berbasis KPS yang sesuai dengan
kurikulum 2013 dengan indikator pembelajaran yang ingin dicapai pada proses
pembelajaran terkhususnya pada materi suhu dan kalor. Pada tahap awal yaitu
dengan merancang judul percobaan yang akan dilakukan yang sesuai dengan
kehidupan sehari-hari tapi mampu menjelaskan fakta-fakta suhu dan kalor yang
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, menuliskan indikator pembelajaran
dan menjabarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada proses
pembelajaran, memberikan pengantar materi agar peserta didik mudah memahami
materi percobaan yang ada dalam LKPD berbasis keterampilan proses sains,
kemudian mendesain sesuai dengan indikator dari keterampilan proses sains
(KPS) yaitu mengamati, memprediksi, merumuskan hipotesis, menerjemahkan
21
cara kerja dan melakukan percobaan, melakukan komunikasi serta mampu
menyimpulkan dari percobaan yang telah dilakukan.
Gambar 3.2 Bagan model/ kerangka LKPD berbasis KPS
Judul
Informasi Umum
Indikator KPS
Sederhana, menarik, sering ditemui
dalam kehidupan sehari-hari
Gambar percobaan , pernyataan dan
ilustrasi yang kontekstual
Mengamati
memprediksi
Menerjemahkan cara kerja dan
melakukan percobaan
Melakukan komunikasi
menyimpulkan
Merumuskan hipotesis
22
d. Validasi Desain
Dari desain LKPD berbasis KPS maka LKPD tersebut divalidasi oleh
dosen ahli (validator) dengan menyerahkan desain LKPD untuk dievaluasi
dengan cara divalidasi menggunakan instrumen penilaian oleh validator.
1) Instrumen penilaian validasi LKPD berbasis KPS
Adapun instrumen penialaian LKPD berbasis KPS yang divalidasi oleh dua
dosen ahli ( validator) yang dianalisis dengan menggunakan (uji Gregory).
Tabel 3.1 Instrumen penilaian validasi LKPD berbasis KPS
No Aspek Yang Dinilai Tingkat Relevansi Persentase
(%)
1 Isi LKPD D 93,3
2 Penyajian LKPD D 85,2
3 Bahasa yang digunakan D 90,8
Rata-rata skor 89,7
Berdasarkan penilaian dua validator yang diuji dengan mengguanakan uji
Gregory dengan tingkat relevansi D dengan persentase rata-rata yaitu 89,7.
Menurut Retnawati (2016:97-98) hasil persentase dari skor rata-rata 89,7
masuk dalam rentang valid 0,80-1,00 dengan kriteria sangat tinggi. Validitas
koefien (r) yang diperoleh yaitu 096 yang menunjukkan setiap aspek dalam
keseluruhan tersebut valid dalam criteria sangat tinggi.
2) Validasi angket respon guru terhadap LKPD berbasis KPS
Berdasarkan validasi angket respon guru fisika di SMA Negeri 6 Bulukumba
terhadap LKPD berbasis KPS yang divalidasi sesuai dengan penilaian
validator dengan menggunakan uji Gregory untuk mengetahui kevalidtan
dari angket yang akan diberikan kepada guru untuk memberikan tanggapan
terhadap LKD yang telah didesain sesuai dengan indikator KPS.
23
Tabel 3.2 Angket respon guru terhadap LKPD berbasis KPS
No
Aspek Yang Dinilai
Persentase
(%)
1 Isi LKPD 100
2 Penyajian LKPD 96,2
3 Bahasa yang digunakan 100
Rata-rata skor 98,7
Dari validasi angket respon guru terhadap LKPD berbasis KPS diperoleh
nilai rata-rata skor 98,7 dan menurut Retnawati dengan rentang 0,80 – 1,00
masuk dalam kriteria sangat tinggi.
3) Angket respon peserta didik terhadap LKPD berbasis KPS
Untuk angket respon peserta didik terhadap LKPD berbasis KPS yang
divalidasi sesuai dengan penilaian validator.
Tabel 3.3 Angket respon peserta didik terhadap LKPD berbasis KPS
No
Skor Kriteria
Jumlah Peserta
didik %
1 Skor 76%- 100% Sangat baik 0 0
2 Skor 51% - 75% Baik 10 66,7
3 Skor 26% - 50% Cukup baik 5 33,3
4 Skor ≤ 25% Tidak baik 0 0
Jumlah 15 100
Berdasarkan tabel 3.4 dari angket validasi peserta didik terhadap LKPD
berbasis KPS terdapat 10 orang peserta didik mencapai persentase 66,7%
dengan kriteria sangat baik dan 5 orang peserta didik yang mencapai
persentase 33,3% dengan kriteria baik.
24
e. Revisi Desain
Proses revisi desain yaitu dengan menganalisis dan mengkaji kekurangan
LKPD yang telah di validasi. Kemudian melakukan penyempurnakan produk
berdasarkan masukan dari validator, sehingga diperoleh produk atau LKPD
asumtif yang akan diuji cobakan kepada peserta didik.
Tabel 3.4 Revisi desain dari validator
Saran Revisi Halaman
Menguraikan
tujuan
pembelajaran
dari indicator
8
Memperhatikan
simbol terhadap
materi atau
persamaan yang
digunakan
9,
10,11,25
Ditambahkan
judul pada tabel
pengamatan
15,21,27
25
Menyajikan
konsep yang
lebih sering
ditemukan
peserta didik
dalam
kehidupan
sehari-hari
13
Ditambahkan
ilustrasi yang
lebih
kontekstual
dengan peserta
didik
26
f. Uji coba terbatas
Uji coba dilakukan dengan menerapkan LKPD yang telah direvisi sesuai
saran validator. Pada penelitian ini uji coba dilakukan dengan skala kecil, LKPD
hasil pengembangan diuji cobakan atau diterapkan kedalam pembelajaran untuk
26
mengetahui pendapat guru dan peserta didik serta terhadap LKPD serta pengaruh
LKPD terhadap kemampuan kerja ilmiah peserta didik.
E. Pelaksanaan Kegiatan
Pada pelaksanaan kegiatan yang akan dilakukan yang mengacu pada indikator
yang akan dicapai yang menjadi acuan pokok dalam pengembangan LKPD ini
meliputi aspek: format, bahasa, dan isi. Indikator KPS yang terdiri dari
mengamati, memprediksi, merumuskan hipotesis, menerjemahkan cara kerja dan
melakukan percobaan, melakukan komunikasi serta menyimpulkan hasil
percobaan. Adapun langkah penelitian yang akan dilakukan ditampilkan pada
gambar 3.3 yang menunjukkan alur penelitian yang akan dilakukan, pelaksanaan
kegiatan yang dilakukan dengan melakukaan tiga tahapan (3-D) yaitu
pendefenisian (analisi), Perancangan (desain) dan pengembangan LKPD. Pada
analisis yang dilakukan yaitu analisis kuirkulum yang digunakan pada sekolah
yang akan dilakukan uji coba, analisis peserta didik berdasarkan hasil observasi
dan wawancara denga peserta didik tentang metode pembelejaran yang digunakan
dalam proses pembelajaran terkhususnya pada pembelajaran fisika yang dimana
masih menerapkan LKPD yang ada dalam buku paket SMA/MA kurikulum 2013
yang berpusat pada aspek kognitif peserta didik sehingga kurang memunculkan
minta peserta didik dalam proses pembelajaran serta pembelajaran yang masih
berpusat pada guru yang kurang mengaktifkan peserta didik sehingga dengan
adanya pengembangan LKPD berbasis KPS dapat menunjang pada proses
pembelajaran agar peserta didik lebih aktif dalam melakukan kegiatan belajar.
27
Analisis
Desain
Gambar 3.3 Alur pelaksanaan penelitian
F. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian dibutuhkan untuk mengumpulkan data hasil
penelitian. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Validasi Instrumen lembar validasi LKPD
Lembar Instrumen validasi LKPD digunakan untuk mengvalidasi LKPD
sehingga diperoleh data dari penilaian validator terhadap penilaian LKPD.
2. Uji Coba Perangkat
Ya
Tidak
Analisis kurikulum 2013
Analisis peserta didik
Analisis materi
Spesifikasi LkPD
Pemilihan format LKPD
Identifikasi sarana dan prasarana
Perancangan awal LKPD
Analisis data hasil validasi
Draft awal
Validasi ahli
Revisi awal
Valid?
Uji coba terbatas
28
a) Instrumen respon guru
Instrumen respon guru di gunakan untuk memperoleh respon guru
terhadap LKPD berbasis KPS pada materi suhu dan kalor.
b) Instrumen respon peserta didik
Instrumen respon peserta didik digunakan untuk memperoleh data tentang
pendapat peserta didik terhadap LKPD berbasis KPS pada materi suhu
dan kalor.
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah suatu cara atau metode untuk memperoleh
suatu data menjadi informasi dalam menemukan solusi dari permasalahan
penelitiaan. Adapan teknik analisidata yang penelitigunakan adalah sebagai
berikut:
1. Data Validitas LKPD
Data validitas LKPD yang dilakukan oleh dua orang validator (pada aspek isi
bahasa dan penyajian yang ada dalam penilaian instrumen terhadap LKPD yang
dikembangkan yaitu LKPD berbasis keterampilan proses sains) diperoleh melalui
uji validitas dengan menggunakan uji Gregory sebagai berikut:
Tabel 3.5 Model Kesepakatan Antar Penilai untuk Validitas Konten
PENILAI I
PENILAI II 1-2 3-4
1-2 A B
3-4 C D
29
Keterangan:
= Validasi Contruck
= Kedua ahli tidak setuju
= Ahli I setuju, Ahli II tidak setuju
= Ahli I tidak setuju, Ahli II setuju
= Kedua ahli setuju
Menurut Retnawati (2016:97-98) kriteria validasi isi adalah sebagai
berikut: untuk nilai 0,00 – 0,19 diperoleh kriteria validitas isi sangat rendah, jika
nilai yang diperoleh 0,20–0,39 maka validitas isi rendah, jika nilai 0,40-0,59
diperoleh kriteria validitas isi sedang, kemudian untuk nilai 0,60–0,79 diperoleh
kriteri validitas isi tinggi dan jika terdapat nilai 0,80–1,00 diperoleh kriteria
validitas isi sangat tinggi.
Sedangkan menurut Susetyo (2015:121) suatu perangkat dinyatakan
valid jika harga validitas konten diatas 0,5. Dan apabila validitas konten dibawah
0,5 maka LKPD invalid dan diperlukan revisi untuk layak diterapkan pada proses
pembelajaran di kelas. Kategori kelayakan dari Arikunto (2009):
Tabel 3.6 Kategori Kelayakan
No Skor Dalam Persen ( % ) Kategori Kelayakan
1 < 21 % Sangat Tidak Layak
2 21 – 40 % Tidak Layak
3 41 – 60 % Cukup Layak
4 61 – 80 % Layak
5 81 – 100 Sangat Layak
2. Data Tanggapan Guru dan Peserta Didik
Analisis data dari angket tanggapan guru dan angket tanggapan peserta
didik diukur dengan menggunakan skala Guttman. Skala pengukuran dengan tipe
ini, akan didapat jawaban yang tegas, yaitu ya atau tidak (Sugiyono, 2009). Data
30
yang telah diperoleh kemudian dihitung dengan rumus (Sudijono, 2009) sebagai
berikut:
P =
Keterangan :
P = Persentase
f = Banyaknya jawaban ya dari semua opsi
n= Banyaknya opsi pada kuesioner
Hasil persentase skor akan dikonversikan berdasarkan kriteria (Arikunto
& Cepi, 2009) sebagai berikut:
Tabel 3.7 Kriteria Angket Tanggapan Guru dan Peserta didik
Skor Kriteria
Skor 76%- 100% Sangat baik
Skor 51% - 75% Baik
Skor 26% - 50% Cukup baik
Skor ≤ 25% Tidak baik
Hasil kuantitatif berupa persentase kemudian dikualitatifkan kembali
untuk mengetahui tingkat kategori kelayakan LKPD disesuaikan dengan kriteria
persentase diatas.
3. Keterlaksanaan LKPD berbasis KPS terhadap kemampuan kerja ilmiah
Daftar kemampuan kerja ilmiah peserta didik digunakan untuk mengetahui
meningkat atau tidaknya kemampuan kerja ilmiah peserta didik. Nilai kerja
ilmiah peserta didik dihitung dengan rumus sebagai berikut:
N =
Keterangan :
N : Persentase kemampuan kerja ilmiah peserta didik
: Jumlah skor yang diperoleh oleh tiap peserta didik
31
: Jumlah skor maksimal
Tabel 3.8 Kriteria Kemampuan Kerja Imiah Peserta Didik
Skor Kriteria
Skor 81,26%- 100% Sangat baik
Skor 62,51% - 81,25% Baik
Skor 43,76% - 62,5% Cukup baik
Skor 25% - 43,75% Tidak baik
32
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian yang telah dilakukan merupakan penelitian deskriptif kuantitatif
(analisis dan desain) yang bertujuan untuk merancang dan menganalisis LKPD
berbasis keterampilan proses sains pada materi suhu dan kalor. Selain itu, untuk
mengetahui analisis kevalidan LKPD berbasis keterampilan proses sains pada
materi suhu dan kalor dengan menggunakan uji Gregory dan keefektifan LKPD
berbasis keterampilan proses sains dalam proses pembelajaran.
Pada bagian berikut ini akan disajikan proses pendefenisian, perancangan
dan pengembangan LKPD, proses validasi LKPD oleh ahli, dan uji coba LKPD.
Dalam uji coba LKPD disampaikan data tentang tanggapan guru terhadap LKPD
yang dikembangkan, tanggapan peserta didik menegenai LKPD.
1. Tahap Pendefenisian (Analysis)
Pada tahap ini dilakukannya observasi dan wawancara mengenai
permasalahan-permasalahan yang ada dilingkungan sekolah terutama mengenai
kurikulum yang digunakan disekolah, metode pembelajaran, serta LKPD yang
digunakan dalam proses pembelajaran fisika khususnya pada materi suhu dan
kalor. Wawancara dilakukan kepada peserta didik kelas XI dan guru mata
pelajaran fisika.
a. Analisis awal-akhir
Pada tahap ini dianalisis untuk mengidentifikasi masalah esensial yang
dihadapi oleh peserta didik dan guru dalam proses pembelajaran. Berdasarkan
32
33
kenyataan di lapangan, masalah yang berkaitan dengan pendekatan pembelajaran
dan sumber pembelajaran yang digunakan.
Hasil analisis yang dilakukan kepada peserta didik kelas XI dan guru mata
pelajaran fisika, hasil analisis diperoleh bahwa kurikulum yang digunakan di
SMA Negeri 6 Bulukumba menggunakan kurikulum K-13 dengan LKPD yang
digunakan masih sesuai dengan buku cetak yang berisi percobaan sederhana.
Sehingga peserta didik merasa jenuh dikarenakan tidak adanya suatu masalah
didalam LKPD sehingga tidak menarik minat belajar peserta didik khususnya
dalam mengerjakan LKPD. Selain itu diperoleh bahwa di sekolah terdapat
kegiatan percobaan tapi jarang dilakukan dikarenakan keterbatasan sarana dan
prasarana dan ketersediaan alat dan bahan belum cukup memadai.
b. Analisis peserta didik
Analisis peserta didik dilakukan untuk mengetahui karakteristik peserta
didik sesuai dengan rancangan dan pengembangan LKPD berbasis KPS. Menurut
peserta didik kegiatan percobaan di sekolah dalam pelaksanaannya masih berupa
pembuktian konsep sehingga untuk memahami suatu konsepnya masih harus
menghafal. Selama kegiatan percobaan berlangsung peserta didik mencatat hal-
hal yang harus dilakukan ke dalam buku tugasnya dibantu dengan arahan dari
guru. LKPD yang digunakan pada saat pembelajaran di sekolah berisi latihan soal
yang ada dalam buku paket untuk SMA/MA kurikulum2013 yang masih berpusat
pada aspek kognitif peserta didik dan belum mampu melatih keterampilan proses
sains peserta didik dalam melakukan kerja ilmiah.
34
Dari permasalahan yang diperoleh kemudian dianalisis sehingga dapat
disimpulkan bahwa kegiatan percobaan di sekolah belum berpusat pada peserta
didik, dalam hal ini peserta didik masih sepenuhnya diarahkan oleh guru. Guru
seharusnya berperan sebagai fasilitator namun tetap bisa membimbing jalannya
percobaan, untuk menunjang kegiatan ini guru dapat menggunakan bahan ajar.
Bahan ajar yang disediakan guru dapat berupa LKPD berbasis KPS yang menjadi
penunjang dalam pembelajaran dalam kelas.
c. Analisis Materi
Analisis materi yang dilakukan ini disesuaikan dengan pembelajaran
kurikulum 2013 dan materi yang digunakan dalam proses pembelajaran. Materi
yang diajarkan guru pada kelas XI yaitu materi suhu dan kalor, dimana
padamateri ini jarang dilakukan percobaan dikarenakan adanya keterbataan waktu
serta alat yang digunakan belum cukup memadai dalam jumlah yang banyak.
Pada materi suhu dan kalor LKPD yang digunakan yaitu LKPD non eksperimen
dimana guru memberikan latihan soal mengenai konsep suhu dan kalor yang
berfokus pada pembuktian konsep dan aspek kognitif peserta didik sehingga
kemampuan peserta didik untuk menemukan sendiri konsep yang ingin dicari
masih belum terlatih untuk melakukan percobaan secara mandiri. Salah satu
bahan ajar yang dapat menunjang pada proses pembelajaran yaitu LKPD berbasis
KPS yang dapat melatih keterampilan proses sains peserta didik.
35
2. Tahap Perancangan (Design)
Pada tahapan ini merupakan tahapan perancangan LKPD berbasis
KPS, dalam mendesain produk sesuai dengan indikator KPS dengan topik materi
suhu dan kalor yaitu dengan membuat gambaran LKPD berbasis KPS yang
akan dikembangkan.
a. Desain awal
Pada tahapan ini merupakan tahapan awal dalam mendesain produk
LKPD yaitu dengan membuat gambaran LKPD praktikum yang akan
dikembangkan. cover dan halaman judul, kompetensi dasar, indikator
pembelajaran yang ingin dicapai pada percobaan , tujuan pembelajaran, konsep
dasar, permasalahan, pertanyaan prediksi, merumuskan hipotesis, merencanakan
percobaan, melakukan komunikasi dan menyimpulkan hasil percobaan yang
dilakukan.
b. Desan media
Dalam mendesain pencapaian tujuan pembelajaran sangat penting dimana
media disusun sesuai materi dan kebutuhan peserta didik dengan menjadikan
bagian dari tahapan indikator KPS dalam mengorientasikan peserta didik terhadap
masalah yang konstektual sehingga bertujuan sebagai pemberian pengetahuan
awal terhadap konsep yang akan dihubungkan dengan permasalahan. Pemberian
konsep dasar bertujuan untuk memastikan peserta didik dalam memperoleh kunci
utama materi pembelajaran, sehingga tidak ada kemungkinan terlewatkan oleh
peserta didik jika peserta didik mempelajari secara mandiri.
36
Peneliti memberikan gambaran percobaan yang berhubungan dengan
materi suhu dan kalor, gambaran yang dibuat mengandung masalah yang bersifat
nyata. Pemberian masalah ini dibuat dalam bentuk percobaan yang akan
dilakukan oleh peserta didik sehingga peserta didik akan lebih mudah untuk
menyelesaikan permasalahan yang berhubungan dengan materi yang sedang
dipelajari. Untuk desain tugas peneliti menyusun berupa pertanyaan prediksi dari
konsep yang diberikan agar peserta didik mudah merumuskan hipotesis dari
percobaan yang akan dilakukan, kegiatan merumuskan hipotesis, kegiatan
menerjemahkan langkah kerja pada percobaan dimana peserta didik menguraikan
sendiri langah kerja yang akan dilakukan dalam percobaan agar melatih
keterampilan proses sains peserta didik dan mampu melakukan percobaan secara
mandiri, kegiatan melakukan komunikasi dengan rekan kerja dan menganalisis
dari hasil percobaan yang dilakukan serta peserta didik dapat menyimpulkan hasil
dari percobaan yang telah dilakukan.
c. Format LKPD
Format lembar kerja peserta didik yang digunakan berisi materi suhu dan
kalor, format LKPD tersebut disesuaikan dengan rancangan pembelajaran
kurikulum 2013 yang meliputi kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran,
materi suhu dan kalor, serta tahapan indikator KPS.
1. Pengantar
Bagian awal LKPD berbasis KPS yaitu pengantar dimana LKPD yang
dikembangkan berisi judul LKPD, dan identitas yang harus diisi peserta didik
37
dalam satu kelompok, yang terdiri dari kelas, nama anggota, dan nomor absensi,
serta keterangan kelas.
2. KD yang ingin dicapi
Format KD yang akan dicapai berisi indikator-indikator pembelajaran.
Dimana masing-masing indikator dijabarkan tujuan pembelajaran secara rinci.
3. Tahapan Indikator KPS
a) Mengamati
Pada tahap mengamati dalam LKPD berbasis KPS pada konsep materi
suhu dan kalor diberikan permasalahan atau percobaan yang sering
dijumpai peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik
mengamati pada konsep materi yang diberikan sehingga dari pengalaman
peserta didik mampu di tuangkan dalam proses percobaan.
b) Memprediksi
Pada tahap memprediksi yaitu setelah peserta didik melakukan
pengamatan atau mengamati konsep percobaan yang diberikan maka
peserta didik mampu memprediksi keadaan-keadaan yang mungkin terjadi
dalam melakukan percobaan tersebut sehingga mampu memancing rasa
ingin tahu peserta didik.
c) Merumuskan hipotesis
Perumusan hipotesis yang dilakukan peserta didik dari pengamatan
konsep permasalah yang diberikan sehingga peserta didik mampu
merumuskaan dugaan sementara yang akan terjadi pada percobaan
tersebut.
38
d) Menerjemahkan langkah kerja dan melakukan percobaan
Pada tahap ini peserta didik diberikan kesempatan untuk menguraikan
sendiri langkah kerja dari percobaan yang akan dilakukan berfungsi agar
peserta didik lebih mandiri dalam melakukan percobaan dan terampil
dalam melakukan kerja ilmiah dengan adanya LKPD berbasis KPS ini
mampu merangsang kemampuan berpikir peserta didik dalam merancang
percobaan dan peserta didik mulai terlatih atau terbiasa dalam
merencanakan penyelidikan (percobaan).
e) Melakukan komunikasi
Peserta didik setelah melakukan percobaan maka peserta didik melakukan
komunikasi atau berdiskusi dengan rekan kerja agar data yang diperoleh
sesuai dengan yang diinginkan. Hal ini terlihat dalam LKPD pada tahanp
pertanyaan yang akan didiskusikan oleh setiap kelompok dan rekan
kerjanya masing-masing. Dalam kegiatan ini peserta didik dituntut untuk
saling bekerja sama dalam masing-masing kelompoknya sehingga
menimbulkan keaktifan dalam kelas, dimana peran pendidik hanya
membimbing dan bertindak sebagai fasilitator.
f) Menyimpulkan
Pada tahap ini peserta didik memberikan kesimpulan dari hasil yang
diperoleh dalam pengamatan dan percobaan yang dilakukan dan
mempersentasikan kesimpulan tersebut.
39
4. Perancangan awal perangkat pembelajaran
Perancangan awal perangkat pembelajaran yang telah disusun meliputi
LKPD berbasis KPS pada materi suhu dan kalor.
3. Tahap Validasi
LKPD berbasis keterampilan proses sains didesain agar dapat membantu
peserta didik memahami materi suhu dan kalor melalui kegiatan eksperimen
(percobaan). Hal pertama yang dilakukan dalam perancanagan LKPD adalah
menyusun LKPD berbasis keterampilan proses sains sesuai desain yang telah
ditetapkan.
a. Uji coba terbatas
Rangkaian uji coba ini dilakukan dengan melihat respon peserta didik dan
guru terhadap LKPD berbasis KPS. Tujuan utama analisis respon respon peserta
didik adalah untuk melihat sejauh mana tingkat respon peserta didik terhadap
LKPD berbasis KPS yang diperoleh pada proses pembelajaran. Tujuan analisis
untuk respon guru adalah untuk melihat bagaimana tingkat kelayakan LKPD
berbasis KPS dalam proses pembelajaran sehingga tercapainya pembelajaran
yang mampu meningkatkan keterampilan proses sains peserta didik dan mampu
menemukan konsep secara mandiri.
b. Tahap validasi ahli
Salah satu kriteria utama dalam menentukan apakah LKPD dapat
digunakan atau tidak dapat dilihat pada hasil validasi ahli. Penilaian para ahli
biasanya berupa catatan-catatan kecil pada bagian yang perlu dilakukan
perbaikan. Ahli yang memberikan penilaian pada LKPD yaitu dua orang dosen
40
ahli dan lima orang guru fisika dari sekolah uji coba. Berdasarkan analisis hasil
validasi LKPD berbasis KPS dapat disimpulkan bahwa LKPD berbasis KPS
menurut penilaian para ahli telah memenuhi kriteria kevalidan dengan kriteria
sangat valid. Validasi LKPD digunakan untuk menilai sejauh mana tingkat valid
LKPD yang telah disusun. Kevalidtan LKPD dalam penelitian ini oleh dua orang
validator. Hasil validasi desain LKPD disajikan pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Hasil analisis instrumen validasi LKPD
No Komponen Butir
Penilaian
validator
Tingkat
Relevansi
Persentase
(%) I II
1. Isi 1. Materi yang diambil
sesuai dengan yang
diamanatkan pada
standar kompetensi
dan kompetensi
dasar
2. Materi sudah jelas
dan sesuai dengan
kemampuan peserta
didik
3. Rumusan tujuan
pembelajaran selaras
dengan indikator
4. Kegiatan
pembelajaran
mendukung KD
5. LKPD menekankan
pada proses untuk
menemukan konsep-
konsep sehingga
berfungsi sebagai
petunjuk bagi
peserta didik untuk
mencari informasi
6. Konsep
berhubungan dengan
kehidupan sehari-
hari
3
4
4
4
3
4
4
4
3
3
D
D
D
D
D
93,3
41
7. LKPD menyediakan
ruang yang cukup
dalam member
keluasan pada
peserta didik untuk
menulis maupun
menggambarkan hal-
hal yang peserta
didik ingin
sampaikan
8. Kegiatan dalam
LKPD memotivasi
peserta didik untuk
berkomunikasi,
berinteraksi dan
bekerja sama dengan
orang lain
9. Gambar yang ada di
LKPD dapat
menumbuhkan rasa
ingin tahu pada
peserta didik
10. Pertanyaan yang ada
memberikan
petunjuk untuk
menemukan konsep
secara mandiri
4
4
3
4
4
3
4
3
2
3
D
D
D
C
D
2. Penyajian 1. Desain LKPD
menarik
2. Kesesuain
penggunaan ilustrasi
dengan materi
3. Kejelasan tulisan dan
gambar
4. LKPD menekankan
3
3
3
3
3
4
D
D
D
85,2
42
pada proses untuk
menemukan konsep
5. Penyajian konsep
yang berhubungan
dengan kehidupan
sehari-hari
6. LKPD menyediakan
ruang yang cukup
dalam member
keluasan pada peserta
didik
7. Pertanyaan yang ada
memberikan petunjuk
8. Pertanyaan membntu
membuat kesimpulan
3
4
4
3
4
3
3
4
3
3
D
D
D
D
D
3. Babahasa 1. Bahasa yan dgunakan
bahasa Indonesia
baku
2. Bahasa yang
digunakan
komunikatif dan
interaktif
3. LKPD menggunakan
bahasa yang sesuai
dengan tingkat
kedewasaan peserta
didik
4. LKPD menggunakan
struktur kalimat yang
jelas
5. Konsistensi
penggunaan istilah
3
3
3
4
3
4
3
4
4
3
D
D
D
D
D
90,8
Rata-rata 89,7 %
Berdasarkan Tabel 4.1 terlihat bahwa pada setiap aspek mulai dari isi,
penyajian dan bahasa memperoleh kriteria dengan level sangat layak dengan
43
masing-masing jumlah presentasi adalah 93,3%, 85,2%, dan 90,8%. Dari nilai
presentasi dari aspek tersebut terlihat bahwa untuk presentasi tertinggi ditujukan
untuk aspek isi yaitu 93,3%, sedangkan untuk presentasi yang rendah ditujukan
untuk aspek penyajian yaitu 85,2%. Namun rata-rata untuk semua aspek
diperoleh 89,7% yang menunjukkan bahwa aspek tersebut berada pada kriteria
sangat layak.
Berdasarkan pernyataan dari aspek maka diperoleh tingkat relevansinya
yaitu D dan C pada aspek penilaian isi dari hasil uji validitas berdasarkan analisis
gregory diperoleh koefisien validitas (r) yaitu 0,96 yang menunjukkan setiap
aspek dalam keseluruhan tersebut valid dan dalam kriteria sangat tinggi.
c. Tahap penelitian
Tahapan penelitian dilakukan di kelas XI IPA yang berjumlah 15 orang
peserta didik di SMAN 6 Bulukumba. Rangkaian penelitian ini dilakukan dengan
melihat respon peserta didik, respon gurur terhadap LKPD berbasis KPS dan
lembar penilaian kerja ilmiah peserta didik yang dilihat pada keefektifan peserta
didik dalam melakukan percobaan pada proses pembelajaran.
1) Hasil respon peserta didik
Tujuan utama analisis respon peserta didik adalah untuk melihat sejauh
mana tingkat respon peserta didik terhadap LKPD berbasis KPS yang diperoleh
dalam proses pembelajaran. Data pengamatan respon peserta didik ini diperoleh
dari angket respon peserta didik kelas XI IPA.
Jika dinyatakan dalam persentase respon peserta didik dikatakan baik
apabila memenuhi kriteria 80%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa respon
44
peserta didik sangat baik terhadap LKPD berbasis KPS karena memperoleh nilai
persentase respon peserta didik sebesar 92,1%. Pada hasil angket respon peserta
didik terhadap LKPD berbasis KPS pada aspek isi dengan rata-rata 90,6% dari 15
orang peserta didik, untuk aspek bahasa dengan persentase rata-rata yaitu 88,7%
dari 15 orang peserta didik dan untuk aspek penyajian dalam LKPD yaitu dengan
persentase rata-rata 97,6% dari 15 orang peserta didik.
Tabel 4.2 Hasil Analisis Respon Peserta Didik Terhadap LKPD
Aspek Indikator Persentase
(%)
Isi
Materi sudah jelas dan sesuai dengan kebutuhan
100
Tujuan belajar yang tertera dalam LKPD jelas
untuk dipahami 93,3
Alat dan bahan yang ditulis dalam LKPD jelas
dan mudah dipahami 86,6
Kegiatan dalam LKPD memotivasi saya untuk
berkomunikasi,berinteraksi, dan bekerja sama
dengan orang lain
93,3
Pertanyaan yang ada dalam LKPD
memberikan petunjukuntuk menemukan
konsep
80,0
Bahasa
Kalimat pertanyaan yang digunakan dalam
LKPD jelas dan mudah dipahami 86,6
Bahasa yang digunakan komunikatif dan
interaktif 80,0
Langkah-langkah kerja dalam LKPD mudah
untuk dipahami 100
Penyajian
Kegiatan yang disajikan dapat membantu
menemukan konsep dari materi yang
dipelajari
100
Desain (konsistensi, format, dan daya tarik)
LKPD menarik 93,0
Gambar di LKPD jelas 100
Rata-rata 92,1
45
2) Hasil respon guru terhadap LKPD berbasis KPS
Selain data tanggapan peserta didik yang dianalisis maka data tanggapan
guru juga dianalisis. Data tanggapan guru digunakan untuk mengetahui pendapat
guru tentang kelayakan LKPD berbasis keterampilan proses sains yang diterapkan
dalam pembelajaran fisika kelas XI.
Tabel 4.3 Hasil Analisis Respon Guru Terhadap LKPD Berbasis KPS
No Indikator Validator Guru Persentase
% 1 2 3 4 5
1 Isi
Materi sudah jelas dan sesuai
dengan kebutuhan peserta
didik
4 4 4 4 4
100
Kegiaatan pembelajaran
mendukung KD 4 4 4 4 4
Tujuan pembelajaran yang
tertera dalam LKPD jelas dan
mudah dipahami
4 4 4 4 4
Alat dan bahan yang ditulis
dalam LKPD jelas dan mudah
dipahami
4 4 4 4 4
Kegiatan dalam LKPD
memotivasi siswa untuk
berkomunikasi,berinteraksi,
dan bekerja sama dengan
orang lain
4 4 4 4 4
Pertanyaan yang ada
memeberikan petunjuk untuk
menemukan konsep secara
mandiri
4 4 4 4 4
2
Bahasa
Bahasa yang digunakan
komunikatif dan interaktif 4 4 4 3 4
96,2
Kalimat yang digunakan
dalam LKPD jelas untuk
dipahami
4 4 4 4 4
Bahasa yang digunakan
dalam LKPD sesuai dengan
tingkat kedewasaan siswa
4 4 4 4 3
Langkah-langkah kerja dalam
LKPD mudah untuk
dipahami
4 4 4 3 4
46
3 Penyajian
Kegiatan yang disajikan
dapat membantu siswa
menemukan konsep dari
materi yang dipelajari
4 4 4 4 4
100
Desain (konsistensi, format,
dan daya tarik) LKPD
menarik
4 4 4 4 4
Penggunaan ilustrasi sesuai
dengan materi pada LKPD 4 4 4 4 4
Tulisan dan gambar jelas 4 4 4 4 4
Rata-rata 98,7 %
Tanggapan guru terhadap LKPD menyatakan bahwa LKPD masuk
dalam kategori “sangat baik”, hal ini ditunjukkan dari aspek isi dengan
persentase 100% dan masuk dalam kriteria sangat baik, untuk aspek bahasa
dengan persentase 96,2% masuk dalam kriteria sangat baik dan untuk aspek
penyajian dengan persentase 100% masuk dalam kriteria sangat baik dengan
persentase rata-rata dari ketiga aspek ersebut adalah 98,7% masuk dalam kriteria
sangat baik sehingga dari hasil respon guru tersebut LKPD layak digunakan pada
proses pembelajaran sebagai bahan ajar.
94
95
96
97
98
99
100
101
isi bahasa penyajian
Gambar 4.1 Hasil analisis respon guru
47
3) Data Uji Keefektivan LKPD
Uji keefektivan LKPD dimaksudkan untuk mengetahui manfaat LKPD,
apakah LKPD dapat meningkatkan hasil belajar yang berupa kerja ilmiah peserta
didik atau tidak. Hasil belajar yang diharapkan meningkat yaitu hasil belajar
psikomotorik yang berupa kerja ilmiah. Pada saat uji coba berlangsung, dilakukan
pengamatan terhadap kerja ilmiah peserta didik. Nilai kerja ilmiah peserta didik
pada saat uji coba LKPD dan kriteria penggolongannya dapat dilihat pada Tabel
4.5. pada proses percobaan yang dilakukan oleh 15 orang peserta didik yang
dibagi menjadi 3 kelompok belajar dengan melakukan penilaian yang berfokus
pada kegiatan peserta didik dalam mengamati, memprediksi, merumuskan
hipotesis, menerjemahkan langkah kerja dan melakukan percobaan, melakukan
komunikasi dan menyimpulkan hasil percobaan
Tabel 4.4 Rekapitulasi Kerja Ilmiah Peserta Didik
No
Skor Kriteria
Jumlah Peserta
didik %
1 Skor 76%- 100% Sangat baik 0 0
2 Skor 51% - 75% Baik 10 66,7
3 Skor 26% - 50% Cukup baik 5 33,3
4 Skor ≤ 25% Tidak baik 0 0
Jumlah 15 100
67%
33%
0% 0%
Gambar 4.2 Nilai Kerja Ilmiah Peserta Didik
1
2
3
4
48
Keterangan :
1 = sangat baik
2 = baik
3 = cukup baik
4 = tidak baik
Dari data yang disajikan di atas diperoleh informasi bahwa nilai kerja
ilmiah peserta didik masuk dalam kritera baik (skor 62,51% - 81,25%). Dari 15
peserta didik, 67% nya mempunyai nilai kerja ilmiah yang tergolong dalam
kategori sangat baik. Sedangkan 33% dari jumlah peserta didik mendapat nilai
yang tergolong dalam kriteria baik. Secara akumulatif sebanyak 100% peserta
didik atau lebih dari 67% peserta didik dari jumlah total peserta didik mendapat
nilai yang tergolong dalam kriteria sangat baik, dan ketuntasan secara klasikal ≥
67% terpenuhi. Sehingga dapat diketahui bahwa LKPD berbasis keterampilan
proses sains berpengaruh atau dapat meningkatkan kemampuan kerja ilmiah
peserta didik.
d. Hasil Revisi LKPD dari uji coba
Berdasarkan data yang diperoleh dari uji coba, yaitu data hasil
tanggapan guru, dan peserta didik mengenai LKPD berbasis keterampilan proses
sains dan hasil uji coba terbatas kepada peserta didik dengan melakukan
percobaan sesuai dengan materi yang ada dalam LKPD. Berdasarkan data yang
diperoleh baik dari hasil tanggapan dari para ahli, guru, dan peserta didik
dianggap sudah berhasil dengan criteria sangat baik.
Walaupun dianggap sudah berhasil, namun masih terdapat beberapa
kekurangan sehingga LKPD yang sudah diuji cobakan akan tetap diperbaiki
untuk meningkatkan kualitas LKPD tersebut. Revisi akhir ini didasarkan atas
pengamatan terhadap penggunaan LKPD selama diterapkan dalam pembelajaran,
49
saran-saran dari hasil angket tanggapan guru, dan hasil angket tanggapan peserta
didik. Revisi yang dilakukan pada tahap ini disajikan pada Tabel 4.5
Tabel 4.5 Hasil Revisi LKPD
No Saran Perbaikan
1. Pertanyaan yang ada
pada ruang diskusi
(pertanyaan hasil
percobaan) kurang jelas
sehingga peserta didik
mau menjawab atau
tidak karna tidak
disediakannya ruang
untuk menjawab di
bawah pertanyaan
2. Redaksi kata pada soal
lebih diperjelas sehingga
peserta didik mudah
memahami apa maksud
dari soal tersebut
Pada penelitian ini hanya dilaksanakan sampai uji skala kecil dan produk
diperbaiki berdasarkan masukan dan kekurangan selama uji coba skala kecil.
Tidak dilakukannya uji coba skala besar pada pengembangan LKPD ini
dikarenakan adanya pandemi COVID – 19 yang tidak memungkinkan untuk
mengumpulkan peserta didik dalam satu ruang seperti dalam ruang kelas seperti
biasanya atau bertemu langsung dengan peserta didik. Bahkan sistem
pembelajaran pun dilaksanakan secara daring sehingga sulit dilaksanakannya uji
coba skala besar. Itulah keterbatasan dalam melakukan pengujian dengan skala
50
besar yang melibatkan banyaknya peserta didik, guru maupun sekolah sehingga
tidak memungkinkan tercapinya uji coba yang yang luas.
B. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendesain LKPD
berbasis keterampilan proses sains, dengan jenis penelitian deskriptif kuantitatif
(analysis and Design). Data yang diambil dalam penelitian meliputi data proses
perancangan LKPD, proses validasi LKPD oleh ahli, data tanggapan guru, data
tanggapan peserta didik terhadap LKPD .
LKPD merupakan lembar kegiatan proses pembelajaran untuk
menememukan konsep baik melalui itu melalui teori, demonstrasi, maupun
penyelidikan yang disertai dengan petunjuk dan prosedur kerja yang jelas untuk
melatih keterampilan berpikir dan keterampilan proses dalam menyelesaikan
tugas sesuai dengan indikator pembelajaran yang ingin dicapai. LKPD dapat
memudahkan guru untuk mengarahkan peserta didik menemukan konsep melalui
percobaan atau penyelidikan baik itu secara mandiri ataupun berkelompok
(Erminingsih dkk., 2012).
LKPD merupakan jenis handout untuk membantu peserta didik belajar
secara terarah (Fadliana dkk., 2013). LKPD adalah lembar lembar kerja yang
berisi pedoman bagi peserta didik untuk melakukan kegiatan yang mencerminkan
keterampilan proses sains (KPS) agar peserta didik memperoleh pengetahuan dan
keterampilan yang perlu dikuasainya. Keterampilan yang dimaksudkan adalah
mengamati, mengklasifikasi, berkomunikasi, memprediksi, merencankan
percobaan dan penarikan kesimpulan (Pratama dkk., 2014). Sehubungan dengan
51
pengembangan LKPD, LKPD termasuk media pembelajaran cetak yang dapat
digunakan untuk menciptakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
(Herman dan Aslim, 2015).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Arafah dkk. (2012) bahwa
LKPD dapat meningkatkan kinerja peserta didik. Kinerja peserta didik yang
diharapkan meningkat melalui LKPD yang dikembangkan adalah kerja ilmiah
peserta didik. LKPD merupakan perangkat pembelajaran yang berisi panduan
bagi peserta didik untuk melakukan kegiatan secara terprogram. Penelitian Rizal
dan Wasis (2012) menunjukkan bahwa LKPD yang digunakan peserta didik dan
berasal dari penerbit hanya berisi kumpulan materi dan latihan soal-soal yang
melatihkan kemampuan logika, belum mampu dalam membantu menerapkan
konsep penyelidikan. LKPD seperti ini belum sepenuhnya optimal untuk
menunjang keterampilan proses peserta didik. Selain itu, penelitian Chodijah
dkk. (2012) didasarkan pada kenyataan bahwa belum tersedianya perangkat
pembelajaran yang menuntut peserta didik berpikir ilmiah, menemukan dan
menerapkan konsep sendiri.
LKPD ini didesain untuk membantu peserta didik melakukan kerja
ilmiah dan menemukan konsep pembelajaran yang dingin dicari, sehingga
peserta didik menjadi terbiasa untuk melakukan kegiatan-kegiatan ilmiah dan
kemampuan kerja ilmiahnya dapat meningkat.
Perancangan dan analisis LKPD berbasis KPS diperoleh hasil uji validasi
dari 2 ahli terhadap LKPD yaitu dimana pada uji validasi isi diperoleh
persentase 93,3%, uji kelayakan penyajian diperoleh persentase 85,2% dan pada
52
uji kelayakan bahasa diperoleh 90,8% yang dinyatakan “sangat layak”
berdasarkan kriteria persentase kelayakan. Walaupun LKPD berdasarkan hasil
tanggapan para ahli dinyatakan sangat layak, namun LKPD memerlukan revisi
dari saran yang diberikan validator untuk meningkatkan kualitas LKPD.
Kemudian dari hasil tanggapan guru dan peserta didik diperoleh
persentase untuk tanggapan guru yaitu dengan skor rata-rata 98,7% dan
persentase tanggapan peserta didik di peroleh skor rata-rata 92,1% yang masuk
dalam kriteria “sangat baik” berdasarkan persentase skor dengan uji keefektifan
dari hasil kerja ilmiah peserta didik dari 15 peserta didik 10 orang yang mendapat
nilai sangat baik dengan persentase 66,7% dan 5 peserta didik yang mendapat
nilai baik dengan persentase 33,3% dan masuk dalam kriteria sangat baik
sehingga LKPD dapat disimpulkan layak diterapkan dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil uji coba terbatas terhadap peserta didik hasil analisis
terhadap isian LKPD terkait dengan pertanyaan pembahasan dan menyimpulkan
menunjukkan bahwa peserta didik masih memerlukan bimbingan khusus dalam
mengisi LKPD tersebut, hal ini disebabkan karena peserta didik belum
memahami kerangka kerja dan tujuan serta belum memiliki konsep dasar secara
operasional terkait dengan penemuan suatu konsep fisika.
Peserta didik hanya mengukur, menganalisis, sesuai petunjuk namun
untuk menemukan konsep dari hasil eksperimen belum terbiasa atau terlatih
sehingga guru perlu lebih proaktif dalam memberikan informasi.
Hasil analisis temuan lainnya yaitu pada permusun hipotesis, dimana
peserta didik masih kebingungan dalam merumuskan dugaan sementara karena
53
masih merasa asing dengan hal tersebut, walaupun dalam LKPD disediakan
pertanyaan prediksi yang dapat merangsang peserta didik untuk dapat
merumuskan dugaan sementara tentang percobaan yang dilakukan.
Hasil temuan lainnya dari uji coba terbatas yaitu masih terdapat
kekeliruan peserta didik dalam menguraikan kembali rancangan eksperimen, hal
ini menunjukkan bahwa LKPD yang ada mulai dapat melatih peserta didik dalam
merancang eksperimen dan melatih peserta didik agar terbiasa merencanakan
penyelidikan, oleh sebab itu dalam LKPD berbasis KPS hanya disajikan gambar
percobaan dan peserta didik merancang atau menyusun sendiri langkah kerja
dalam melakukan eksperimen sehingga melatih peserta didik merancang serta
menemukan sendiri konsep dari percobaan yang dilakukan.
Temuan yang sama juga dikemukakan oleh (Hudiah dkk., 2017)
menjelaskan bahwa keterampilan proses sains adalah seluruh keterampilan yang
digunakan untuk menemukan konsep atau prinsip teori dalam rangka
mengembangkan konsep yang telah ada atau menyangkal penemuan sebelumnya.
Berdasarkan hasil analisis peserta didik pada uji coba LKPD berbasis KPS
maka diperoleh kelebihan dan kekurangan pada LKPD yaitu pada tabel 4.6
Tabel 4.6 Kekurangan Dan Kelebihan LKPD Berbasis KPS
No Kekurangan Kelebihan
1.
Bahasa yang digunakan dalam
LKPD berbasis KPS masih kurang
sesuai dengan tingkat kedewasaan
peserta didik
LKPD berbasis KPS dapat melatih
peserta didik untuk menyusun sendiri
rancangan percobaan sehingga
peserta didik terbiasa dengan hal
tersebut dalam melakukan percobaan
(kerja ilmiah)
2.
Isian yang terdapat dalam LKPD
berbasis KPS yaitu pertanyaan
pada butir soal yang masih sulit di
analisis oleh peserta didik
LKPD berbasis KPS memuat
indikator keterampilan proses yang
menuntun peserta didik dalam
penemuan konsep pada materi
54
pelajaran
3.
Merumuskan hipotesis yang masih
terasa asing bagi peserta didik
sehingga peserta didik masih
bingung dalam merumuskan
dugaan sementara dari percobaan.
LKPD berbasis KPS melatih peserta
didik untuk merumuskan hipotesis
dengan adanya pertanyaan prediksi
yang merangsang peserta didik dapat
merumuskan dugaan sementara.
4. Desain LKPD masih kurang
menarik
Penyajian pembelajaran LKPD
berbasis KPS melalui kegiatan yang
menitik beratkan proses penemuan,
yaitu kegitan yang berpusat pada
peserta didik dan guru hanya sebagai
fasilitator bagi peserta didik
5.
Gambar pengaplikasian/ilustrasi
dari setiap konsep belum
kontekstual dengan peserta didik
LKPD berbasis KPS juga digunakan
untuk mencari atau menemukan suatu
konsep, dan mengaplikasikan konsep
yang sudah ada dalam kehidupan
Berdasarkan tabel 4.7 yang telah disajikan pada tabel tersebut mengenai
kelebihan dan kekurangan LKPD berbasis KPS. Adapun kelemahan lain dari
LKPD berbasis KPS ini adalah pada bagian merencanakan dan menyusun sendiri
percobaan dimana peserta didik masih keliru dalam menyusun hal tersebut karena
dalam hal ini peserta didik masih belum terbiasa atau tidak pernah sama sekali
melakukan percobaan dengan menyusun sendiri rancangan eksperimen sehingga
keahlian peserta didik dan kemampuan berpikir peserta didik dalam kerja ilmiah
masih kurang dan dengan dengan adanya LKPD berbasis KPS ini mampu
merangsang kemampuan berpikir peserta didik dalam merancang eksperimen dan
peserta didik mulai telatih atau terbiasa dalam merencanakan penyelidikan
(percobaan). Sementara penelitian yang dilakukan Hanim (2018) bahwa pengaruh
penggunaan LKPD berbasis KPS lebih baik daripada LKPD konvensional . hal
tersebut dikarenakan LKPD berbasis KPS memuat indikator keterampilan proses
yang menuntun peserta didik dalam penemuan konsep pada materi pelajaran.
Pembelajaran dengan menerapkan LKPD berbasis KPS juga memberikan
55
kesempatan kepada peserta didik bekerja dengan ilmu pengetahuan, tidak sekedar
menceritakan atau mendengarkan cerita tentanng ilmu pengetahuan.
Menggunakan LKPD berbasis KPS membuat peserta didik belajar proses
sekaligus produk ilmu pengetahuan. LKPD berbasis KPS juga melatih dan
menuntun peserta didik menggali informasi atau konsep pengetahuan yang ingin
dicari. Penyajian pembelajaran LKPD berbasis KPS melalui kegiatan yang
menitik beratkan proses penemuan, yaitu kegitan yang berpusat pada peserta
didik dan guru hanya sebagai fasilitator bagi peserta didik (Dimyati & Mudjiono,
2010). Berdasarkan persentase tanggapan peserta didik diperoleh sebesar 93,3%
dikategorikan “sangat baik” karena dapat membantu peserta didik menemukan
konsep melalui kegiatan-kegiatan yang sifatnya berproses.
56
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian analisis dan desain LKPD berbasis
keterampilan proses sains pada materi suhu dan kalor, dapat disimpulkan sebagai
berikut.
1. Hasil desain LKPD didapatkan bahwa rancngan LKPD berbasis KPS didesain
sesuai dengan kurikulum 2013 dengan menerapkan tahapan indikator
keterampilan proses sains (KPS) sehingga produk LKPD berbasis KPS dapat
digunakan dalam proses pembelajaran khususnya pada materi suhu dan kalor.
2. Hasil analisis respon guru terhadap LKPD berbasis KPS yaitu dengan skor
rata-rata 98,7 % dan sesuai dengan retang skor. LKPD tersebut masuk dalam
rentang kriteria sangat baik.
3. Hasil analisis respon peserta didik terhadap LKPD berbasis KPS yaitu dengan
skor rata-rata 92,1% dan sesuai dengan rentang. LKPD tersebut masuk dalam
rentang kriteria sangat baik.
B. Saran
Hasil penelitian diharapkan dapat memperkaya khasanah pembelajaran
dan memberi manfaat bagi pengembangan sumber daya manusia. Selain itu,
diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran sebagai usaha meningkatkan
kemampuan dalam bidang fisika terutama keterampilan proses sains peserta
didik. Saran yang dapat peneltii rekomendasikan sehubungan dengan hasil
penelitian ini adalah, hendaknya dilakukan pengembangan lebih lanjut terhadap
56
57
LKPD berbasis keterampilan proses sains pada materi suhu dan kalor. Pada
dasarnya LKPD sudah dinyatakan layak oleh validator dan telah dilakukan uji
coba skala kecil serta dilakukan perbaikan berdasarkan kekurangan yang
didapatkan. Harapannya akan ada yang melakukan uji coba skala besar terhadap
produk ini, sehingga dihasilkan produk akhir yang berkualitas dan lebih dapat
meningkatkan kemampuan kerja ilmiah peserta didik.
58
DAFTAR PUSTAKA
Aldila, Eva.2013. Discovery learning (penemuan terbimbing) Pengembangan
LKPD terstruktu rberbasis guided. Skripsi tidak di Publikasikan, IKIP
PGRI Semarang.
Arafah, S.F, Bambang Priyono, & Saiful Ridlo. 2012. Pengembangan LKS
Berbasis Berpikir Kritis Pada Materi Animalia. Unnes Journal Of Biology
Education (UJBE),1(1): 75-81.
Arikunto, S & S.A.J. Cepi.2009. Evaluasi Program Pendidikan.Jakarta : Bumi
Aksara.
Arsyad, A. 2004.Media Pengajaran.Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.
Brewe, E., Kramer, L., and O‟Brien, G. 2009. Modeling Instruction: Positive
attitudinalShifts in Introductory Physics Measured Alt Class.Physics
Review Special Topics Physics Educational Resource, 5(1), 013102.
Chodijah, S., Fauzi, A., & Wulan, R. 2012. Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Fisika Menggunakan Model Guided Inquiry yang
Dilengkapi Penilaian Portofolio Pada Materi Gerak Melingkar. Jurnal
Penelitian Pembelajaran Fisika Universitas Negeri Padang. Vol 1, No. 1,
Hal 1-19, ISSN: 2252-3014.
Dahar, Ratna Wilis. 1989. Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
Danielsson, A. T. 2011. Characterising the Practice of Physics as Enacted Ni
UniversityStudent Laboratories Using „Discourse Models‟ as an
Analytical Tool.
Diella, D., Ardiansyah, R.,&Suhendi, H.Y.2019. Pelatihan Pengembangan LKPD
BerbasisKeterampilan Proses Sains dan Instrumen Assesmen KPS Bagi
Guru IPA.Publikasi Pendidikan, 9(1), 7-11.
Erminingsih, E., Sudarsiman, S.,& Suparmi, S. 2012. Pembelajaran Biologi
Model PMB Menggunakan LK Terbimbing Dan LK Bebas Termodifikasi
Ditinjau Dari KPS Dan Kemampuan Berpikir Analitis. In Prosiding
seminar Biologi
( Vol. 9, pp. 203-210).
Dimyati & Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajran. Jakarta: Rineka Cipta.
59
Fadliana, H., Redjeki, T., dan D. Nurhayati. 2013. Studi Komporasi Penggunaan
Metode Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Dilengkapi dengan
Macromedia Flash dan LKS terhadap Prestasi Belajar di Tinjau dari
Motivasi Belajar Siswa Materi Asam basa dan Garam Kelas VII SMP
Negeri 1 Jaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013. Jurnal
Pendidikan Kimia. Program Studi Kimia. Universitas Sebelas Maret 2(3).
Feynman, R. 1998. Goal of The introductory Physics Laboratory.Association of
PhysicsTeachers.American Journals Physics, 6(6).
Hanin, Farida. 2018. Pengaruh Lembar Kerja Peserta Didik Berbasis
Keterampilan Proses Sains Dan Motivasi Terhadap Hasil Belajar IPA
Kelas IV SD Negeri 164330 Tebing tinggi. Jurnal Pendidikan dasar. Vol
07(1):111-113
Hendrik, Putrolo S. 2000. Pembelajaran Konsep Struktur Tumbuhan dengan
Menerapkan - Pendekatan Keterampilan Proses Sains Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Kegiatan Laboratorium. Tesis Tidak
Diterbitkan, PPs UPI Bandung.
Heri, E.A. 2014.Pengembangan Modul Latihan Keterampilan Proses Sains untuk
SMA/MA kelas X pada Materi Kinematika Gerak. Tesis Tidak
Dipublikasikan,Pps UNS Surakarta.
Herman, H., & Aslim, A. (2015).Pengembangan LKPD Fisika Tingkat SMA
Berbasis Keterampilan Proses Sains.In Prosiding Seminar Nasional Fisika
(E-journal) (Vol. 4, pp. SNF2015-II).
Herman dan Aslim. 2015. Pengembangan LKPD Tekanan Hidrostatik Berbasis
Keterampilan Proses Sains. Jurnal Sains dan Pendidikan Kimia 11(2):
120-131.
Hudiah, A, dkk. 2017. Implementasi Keterampilan Proses Sains Berbasis
Pendidikan Karakter. Jurnal Persatuan Guru Republik Indonesia. Diambil
dari http://eprints.unm.ac.id/id/eprint/3730.
Popper, K. 2005. The Logic of Scientific Discovery (Third Edition Published).
New York: The Taylor & Francis e-Library.
Prastowo, Andi.2013. Panduan Kreatif MembuatBahan AjarInovatif.
Yogyakarta: DivaPress.
Pratama, N.H. 2011. Studi Kelayakan Sarana dan Prasarana Laboratorium
KomputerJurusan Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2
Yogyakarta. Skripsi Tidak Dipublikasikan, UNY Yogyakarta.
Pratama, A.A, dkk. 2014. Studi Keterampilan Proses Sains Pada
Pembelajaran Fisika Materi Getaran dan Gelombang Di Kelas VIII
SMP Negeri 18 Palembang. Jurnal Pendidikan Sains.
60
Rizal, M., & Wasis.2010. Pengembangan LKS Fisika Berbasis Teori
Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligence) Materi Alat Optik pada
Kelas VIII SMP Negeri 01 Madiun. Jurnal Penelitian dan Pendidikan.
Santyasa, I W. (2003). Pembelajaran Fisika Berbasis Keterampilan Berpikir
Sebagai Alternatif Implementasi KBK. Makalah. Disajikan dalam
Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran, 22-23 Agustus 2003.
Yogyakarta.
Subiantoro, Agung W.2010. Pentingnya Praktikum dalam Pembelajaran IPA.
Prosiding, Kegiatan PPM “PelatihanPengembangan Praktikum IPA
Berbasis Lingkungan” bagi guru-guru MGMP IPA SMP Kota
Yogyakarta.
Siddiq, M.D., Munawaroh, I.,& Sungkono. 2009. Pengembangan Bahan Pem-
belajaran SD. Jakarta:Direktorat.
Sudijono. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan.Jakarta: Rajawali.
Sugiyono.2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. 2009. Model penelitian kuantitatif, kualitatif dan
R&D (8thed). Bandung: Alfabeta.
Suryobroto, B. 1986.Mengenal Metode Pengajaran di Sekolah dan Pendekatan
Baru dalam Proses Belajar-Mengajar.Yogyakarta: Amarta.
Tawil, M., & Sari, L. (2014). Keterampilan-keterampilan sains dan
implementasinya dalam pembelajaran IPA. Makasar: Badan Penerbit
Unm.Ulfa, M. 2015. Penerapan Keterampilan Proses Sains dalam
Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Surabaya: Duta Graha Pusta.
Wattimena, H.S., Suhandi, A., & Setiawan, A. 2014. Profil Penyelenggaraan
Praktikum Fisika Sekolah sebagai Penyiapan Mengembangkan Kreativitas
Calon Guru.Jurnal Pendidikan Dasar PGSD FKIP Unpati,2-6.
Wattimena, H. S., Suhandi, A., & Setiawan, A. (2014). Pengembangan Perangkat
Perkuliahan Eksperimen Fisika untuk Meningkatkan Kreativitas Mahasiswa
Calon Guru dalam Mendesain Kegiatan Praktikum Fisika di SMA. Jurnal
Pendidikan Fisika Indonesia, 10(2), 128-139.
Wenning, C.J. 2006. A Framework for Teaching the Nature of Science.Journal of
Physics Teacher Education Online, 3(3), 3-10.
61
LKPD Berbasis KPS
Angket Tanggapan Validator
Angket Tanggapan Guru
Angket Tanggapan Peserta didik
Hasil Analisis Angket Dari Para Ahli
Hasil Analisis Angket Tanggapan Guru
Hasil Analisis Tanggapan Peserta didik
Angket Nilai kerja lmiah peserta didik
62
Lampiran 1
INSTRUMEN PENILAIAN KELAYAKAN ISI LKPD BERBASIS
KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Judul Penelitian : Pengembangan LKPD berbasis Keterampilan Proses Sains
Peserta Didik Di SMAN 6 Bulukumba
Peneliti : Sudarti
Petunjuk Pengisian :
1. Instrumen ini dibuat untuk mengetahui penilaian dan pendapat Bapak/Ibu
tentang LKPD pada materi suhu dan kalor yang telah disusun.
2. Pendapat, kritik, saran dan penilaian yang diberikan akan sangat bermanfaat
untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas LKPD ini.
3. Sehubungan dengan hal yang diatas, dimohon Bapak/Ibu memberikan
penilaian dan pendapatnya pada setiap kriteria dengan memberi tanda
checklist pada kolom skala penilaian.
4. Atas kesediaan Bapak/Ibu dalam menilai LKPD ini, saya mengucapkan banyak
terima kasih.
No
Aspek
Kriteria Penilaian
Nilai
1 2 3 4
1 Materi yang
diambil sesuai
dengan yang
diamanatkan
pada standar
Kompetensi dan
Kompetensi
dasar.
1) Jika materi yang diambil tidak
sesuai dengan SK dan KD
2) Jika materi yang diambil
kurang sesuai dengan SK dan
KD
3) Jika materi yang diambil
cukup sesuai dengan SK dan
KD
4) Jika materi yang diambil
sesuai dengan SK dan KD
2 Materi sudah
jelas dan sesuai
dengan
kemampuan
peserta didik
1) Jika materi dalam LKPD tidak
jelas dan tidak dapat
digunakan oleh semua peserta
didik
2) Jika materi dalam LKPD jelas
tetapi tidak sesuai dengan
kemampuan peserta didik
3) Jika materi dalam LKPD jelas
tetapi hanya dapat digunakan
oleh peserta didik yang pandai
4) Jika materi dalam LKPD jelas
dan sesuai dengan
kemampuan peserta didik
3 Rumusan tujuan
pembelajaran
1) Jika 0-25% rumusan tujuan
pembelajaran selaras dengan
63
selaras dengan
indikator
indikator
2) Jika 25-50% rumusan tujuan
pembelajaran selaras dengan
indikator
3) Jika 50-75% rumusan tujuan
pembelajaran selaras dengan
indikator
4) Jika 75-100% rumusan tujuan
pembelajaran selaras dengan
indicator
4 Kegiatan
pembelajarn
mendukung KD
1) Jika kegiatan pembelajaran
tidak mendukung KD
2) Jika kegiatan pembelajaran
kurang mendukung KD
3) Jika kegiatan pembelajaran
cukup mendukung KD
4) Jika kegiatan pembelajaran
mendukung KD
5 LKPD
menekankan
pada proses
untuk
menemukan
konsep-konsep
sehingga
berfungsi
sebagai petunjuk
bagi peserta
didik untuk
mencari
informasi
1) Jika LKPD tidak menekankan
pada proes untuk menemukan
konsep-konsep
2) Jika LKPD kurang
menekankan pada proses
untuk menemukan konsep-
konsep
3) Jika LKPD cukup
menekankan pada proses
untuk menemukan konsep-
konsep
4) Jika LKPD menekankan pada
proses untuk menemukan
konsep-konsep
6 Konsep
berhubungan
dengan
kehidupan
sehari-hari
1) Jika semua konsep tidak
berhubungan dengan
kehidupan sehari-hari
2) Jika ada lebih satu konsep
yang tidak berhubungan
dengan kehidupan sehari-hari
3) Jika hanya ada satu konsep
yang tidak berhubungan
dengan kehidupan sehari-hari
4) Jika semua konsep yang ada
berhubungan dengan
kehidupan sehari-hari
7 LKPD
menyediakan
1) Jika LKPD tidak
menyediakan ruang yang
64
ruang yang
cukup dalam
memberi
keluasan pada
peserta didik
untuk menulis
maupun
menggambarkan
hal-hal yang
peserta didik
ingin sampaikan
cukup dalam memberi
keluasan pada peserta didik
untuk menulis maupun
menggambarkan hal-hal yang
peserta didik ingin sampaikan
2) Jika LKPD sangat kurang
menyediakan ruang yang
cukup dalam memberi
keluasan pada peserta didik
untuk menulis maupun
menggambarkan hal-hal yang
peserta didik ingin sampaikan
3) Jika LKPD kurang
menyediakan ruang yang
cukup dalam memberi
keluasan pada peserta didik
untuk menulis maupun
menggambarkan hal-hal yang
peserta didik ingin sampaikan
4) Jika LKPD menyediakan
ruang yang cukup dalam
memberi keluasan pada
peserta didik untuk menulis
maupun menggambarkan hal-
hal yang peserta didik ingin
sampaikan
8 Kegiatan dalam
LKPD
memotivasi
peserta didik
untuk
berkomunikasi,
berinteraksi dan
bekerja sama
dengan orang
lain
1) Jika kegiatan LKPD tidak
memotivasi peserta didik
untuk berkomunikasi,
berinteraksi dan bekerja sama
dengan orang lain
2) Jika kegiatan LKPD kurang
memotivasi peserta didik
untuk berkomunikasi,
berinteraksi dan bekerja sama
dengan orang lain
3) Jika kegiatan LKPD cukup
memotivasi peserta didik
untuk berkomunikasi,
berinteraksi dan bekerja sama
dengan orang lain
4) Jika kegiatan LKPD
memotivasi peserta didik
untuk berkomunikasi,
berinteraksi dan bekerja sama
dengan orang lain
65
9 Gambar yang
ada di LKPD
dapat
menumbuhkan
rasa ingin tahu
pada peserta
didik
1) Jika 0-25% gambar yang ada
di LKPD dapat menumbuhkan
rasa ingin tahu pada peserta
didik
2) Jika 25-50% gambar yang ada
di LKPD dapat menumbuhkan
rasa ingin tahu pada peserta
didik
3) Jika 50-75% gambar yang ada
di LKPD dapat menumbuhkan
rasa ingin tahu pada peserta
didik
4) Jika 75-100% gambar yang
ada di LKPD dapat
menumbuhkan rasa ingin tahu
pada peserta didik
10 Pertanyaan yang
ada memberikan
petunjuk untuk
menemukan
konsep secara
mandiri
1) Jika pertanyaan yang ada
tidak memberikan petunjuk
untuk menemukan konsep
secara mandiri
2) Jika pertanyaan yang ada
kurang memberikan petunjuk
untuk menemukan konsep
secara mandiri
3) Jika pertanyaan yang ada
cukup memberikan petunjuk
untuk menemukan konsep
secara mandiri
4) Jika pertanyaan yang ada
memberikan petunjuk untuk
menemukan konsep secara
mandiri
Jumlah 33
Rata-Rata 3,3
Komentar dan Saran
1. Tujuan pembelajaran uraikan dari indikator
2. Perhatikan simbol untuk materi atau persamaan yang digunakan
3. Lengkapi judul pada tabel pengamatan
4.Jika memungkinkan, ilustrasi contohnya lebih kontekstual dengan peserta didik
Makassar,….........../..............2020
Dewi Hikmah Marisda, S.Pd., M.Pd
66
Lampiran 2
INSTRUMEN PENILAIAN KELAYAKAN PENYAJIAN LKPD
BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATERI SUHU
DAN KALOR
Judul Penelitian : Pengembangan LKPD berbasis Keterampilan Proses Sains
Peserta Didik Di SMAN 6 Bulukumba
Peneliti : Sudarti
Petunjuk Pengisian :
1. Instrumen ini dibuat untuk mengetahui penilaian dan pendapat Bapak/Ibu
tentang LKPD pada materi suhu dan kalor yang telah disusun.
2. Pendapat, kritik, saran dan penilaian yang diberikan akan sangat bermanfaat
untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas LKPD ini.
3. Sehubungan dengan hal yang diatas, dimohon Bapak/Ibu memberikan
penilaian dan pendapatnya pada setiap kriteria dengan memberi tanda
checklist pada kolom skala penilaian.
4. Atas kesediaan Bapak/Ibu dalam menilai LKPD ini, saya mengucapkan banyak
terima kasih.
No
Aspek
Kriteria Penilaian
Nilai
1 2 3 4
1 Desain
(konsistensi,
format, dan daya
tarik)LKPD
menarik
1) Jika semua syarat desain LKPD
tidak menarik
2) Jika hanya ada satu dari tiga
syarat desain LKPD yang
menarik
3) Jika ada dua dari tiga syarat
desain LKPD yang menarik
4) Jika semua syarat desain LKPD
menarik
2 Kesesuaian
penggunaan
ilustrasi dengan
materi pada
LKPD
1) Jika ilustrasi dalam LKPD tidak
berhubungan dan tidak
mendukung penjelasan materi
serta tidak dapat berperan
sebagai media untuk
menyampaikan pesan secara
benar
2) Jika ilustrasi dalam LKPD
berhubungan tetapi tidak
mendukung penjelasan konsep
dan tidak dapat berperan sebagai
media untuk menyampaikan
pesan secara benar
3) Jika ilustrasi dalam LKPD cukup
67
berhubungan dan cukup
mendukung penjelasan konsep
tetapi tidak dapat berperan
sebagai media untuk
menyampaikan pesan secara
benar
4) Jika ilustrasi dalam LKPD
berhubungan dan mendukung
penjelasan konsep serta dapat
berperan sebagai media untuk
menyampaikan pesan secara
benar
3 Kejelasan tulisan
dan gambar
1) Jika tulisan dan gambar yang ada
di LKPD tidak jelas
2) Jika tulisan tidak jelas dan
gambar yang ada di LKPD jelas
3) Jika tulisan dan gambar yang ada
di LKPD jelas
4) Jika tulisan dan gambar yang ada
di LKPD jelas dan tidak terjadi
pemaknaan ganda
4 LKPD
menekankan pada
proses untuk
menemukan
konsep-konsep
sehingga
berfungsi sebagai
petunjuk bagi
peserta didik
untuk mencari
informasi
1) Jika LKPD tidak menekankan
pada proses untuk menemukan
konsep-konsep
2) Jika LKPD kurang menekankan
pada proses untuk menemukan
konsep-konsep
3) Jika LKPD cukup menekankan
pada proses untuk menemukan
konsep-konsep
4) Jika LKPD menekankan pada
proses untuk menemukan
konsep-konsep
5 Penyajian konsep
berhubungan
dengan kehidupan
sehari-hari
1) Jika konsep tidak berhubungan
dengan kehidupan sehari-hari
2) Jika ada lebih dari satu konsep
yang tidak berhubungan dengan
kehidupan sehari-hari
3) Jika ada satu konsep tidak
berhubungan dengan kehidupan
sehari-hari
4) Jika semua konsep berhubungan
dengan kehidupan sehari-hari
6 LKPD
menyediakan
ruang yang cukup
1) Jika LKPD tidak menyediakan
ruang yang cukup dalam
memberi keluasan pada peserta
68
dalam memberi
keluasan pada
peserta didik
untuk menulis
maupun
menggambarkan
hal-hal yang
peserta didik
ingin sampaikan
didik untuk menulis maupun
menggambarkan hal-hal yang
peserta didik ingin sampaikan
2) Jika LKPD sangat kurang
menyediakan ruang yang cukup
dalam memberi keluasan pada
peserta didik untuk menulis
maupun menggambarkan hal-hal
yang peserta didik ingin
sampaikan
3) Jika LKPD kurang menyediakan
ruang yang cukup dalam
memberi keluasan pada peserta
didik untuk menulis maupun
menggambarkan hal-hal yang
peserta didik ingin sampaikan
4) Jika LKPD menyediakan ruang
yang cukup dalam memberi
keluasan pada peserta didik
untuk menulis maupun
menggambarkan hal-hal yang
peserta didik ingin sampaikan
7 Pertanyaan yang
ada memberikan
petunjuk untuk
menemukan
konsep secara
mandiri
1) Jika pertanyaan yang ada tidak
memberikan petunjuk untuk
menemukan konsep secara
mandiri
2) Jika pertanyaan yang ada kurang
memberikan petunjuk untuk
menemukan konsep secara
mandiri
3) Jika pertanyaan yang ada cukup
memberikan petunjuk untuk
menemukan konsep secara
mandiri
4) Jika pertanyaan yang ada
memberikan petunjuk untuk
menemukan konsep secara
mandiri
8 Pertanyaan
membantu
membuat
kesimpulan dari
kegiatan
1) Jika pertanyaan yang ada di
dalam LKPD tidak membantu
membuat kesimpulan dari
kegiatan
2) Jika pertanyaan yang ada di
dalam LKPD terlalu terbuka
sehingga kurang membantu
membuat kesimpulan dari
69
kegiatan
3) Jika pertanyaan yang ada di
dalam LKPD tidak terlalu
terbuka sehingga cukup
membantu membuat kesimpulan
dari kegiatan
4) Jika pertanyaan yang ada di
dalam LKPD tidak terbuka
sehingga membantu membuat
kesimpulan dari kegiatan
Jumlah 26
Rata-rata 3,25
Komentar dan Saran
Contoh konsep yang disajikan sebaiknya lebih sering ditemukan peserta didik
dalam kehidupan sehari-hari
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
…………………
Makassar, 26/08/2020
Dewi Hikmah Marisda, S.Pd., M.Pd
70
Lampiran 3
INSTRUMEN PENILAIAN KELAYAKAN BAHASA LKPD BERBASIS
KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATERI SUHU DAN KALOR
Judul Penelitian : Pengembangan LKPD berbasis Keterampilan Proses Sains
Peserta Didik Di SMAN 6 Bulukumba
Peneliti : Sudarti
Petunjuk Pengisian :
1. Instrumen ini dibuat untuk mengetahui penilaian dan pendapat Bapak/Ibu
tentang LKPD pada materi suhu dan kalor yang telah disusun.
2. Pendapat, kritik, saran dan penilaian yang diberikan akan sangat bermanfaat
untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas LKPD ini.
3. Sehubungan dengan hal yang diatas, dimohon Bapak/Ibu memberikan
penilaian dan pendapatnya pada setiap kriteria dengan memberi tanda
checklist pada kolom skala penilaian.
4. Atas kesediaan Bapak/Ibu dalam menilai LKPD ini, saya mengucapkan banyak
terima kasih.
No
Aspek
Kriteria Penilaian
Nilai
1 2 3 4
1 Bahasa yang
digunakan adalah
bahasa Indonesia
baku
1) Jika bahasa yang digunakan
dalam LKPD adalah bhasa
Indonesia tidak baku
2) Jika maksimal ada dua kata yang
tidak sesuai dengan EYD dan
menimbulkan makna ganda
3) Jika maksimal ada satu kata yang
tidak sesuai dengan EYD dan
menimbulkan makna ganda
4) Jika bahasa yang digunakan
dalam LKPD adalah bahasa
Indonesia baku sesuai dengan
EYD dan tidak menimbulkan
makna ganda
D
e
w
i
H
i
k
m
a
h
M
a
r
i
s
d
a
,
71
S
.
P
d
.
,
M
.
P
d
2 Bahasa yang
digunakan
komunikatif dan
interaktif
1) Jika bahasa yang digunakan
dalam LKPD tidak komunikatif
dan interaktif , tidak sesuai
dengan perkembangan peserta
didik dan sulit dipahami
2) Jika bahasa yang digunakan
dalam LKPD komunikatif dan
interaktif serta sesuai dengan
perkembangan peserta didik
3) Jika bahasa yang digunakan
dalam LKPD komunikatif dan
interaktif sesuai dengan
perkembangan peserta didik dan
mudah dipahami
4) Jika bahasa yang digunakan
dalam LKPD komunikatif dan
interaktif , sesuai dengan tingkat
perkembangan peserta didik,
menggunakan bahasa yang
sederhana dan mudah dipahami
D
e
w
i
H
i
k
m
a
h
M
a
r
i
s
d
a
,
S
.
P
d
.
,
M
.
P
d
72
3 LKPD menggunakan
bahasa yang sesuai
dengan tingkat
kedewasaan peserta
didik
1) Jika LKPD ditulis menggunakan
bahasa yang tidak sesuai dengan
tingkat kedewasaan peserta didik
2) Jika LKPD ditulis menggunakan
bahasa yang kurang sesuai
dengan tingkat kedewasaan
peserta didik
3) Jika LKPD ditulis menggunakan
bahasa yang cukup sesuai
dengan tingkat kedewasaan
peserta didik
4) Jika LKPD ditulis menggunakan
bahasa yang sesuai dengan
tingkat kedewasaan peserta didik
D
e
w
i
H
i
k
m
a
h
M
a
r
i
s
d
a
,
S
.
P
d
.
,
M
.
P
d
4 LKPD menggunakan
struktur kalimat yang
jelas
1) Jika LKPD disusun
menggunakan struktur kalimat
yang tidak jelas
2) Jika LKPD disusun
menggunakan struktur kalimat
yang kurang jelas
3) Jika LKPD disusun
menggunakan struktur kalimat
yang cukup jelas
4) Jika LKPD disusun
menggunakan struktur kalimat
73
yang jelas
5 Konsistensi
penggunaan istilah
1) Jika ada lebih dari dua penulisan
istilah yang tidak konsisten
2) Jika ada dua penulisan istilah
yang tidak konsisten
3) Jika ada satu penulisan istilah
yang tidak konsisten
4) Jika semua penulisan istilah tepat
dan konsisten
Jumlah 18
Rata-rata 3,60
Komentar dan Saran
Gunakan kalimat yang lebih interaktif
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
…………………
Makassar, 26 / 08 / 2020
Dewi Hikmah Marisda, S.Pd., M.Pd
74
Lampiran 4
INSTRUMEN PENILAIAN LKPD BERBASIS KETERAMPILAN
PROSES SAINS PADA MATERI SUHU DAN KALOR UNTUK GURU
Judul Penelitian : Pengembangan LKPD berbasis Keterampilan Proses Sains
Peserta Didik Di SMAN 6 Bulukumba
Peneliti : Sudarti
Petunjuk Pengisian :
1. Instrumen ini dibuat untuk mengetahui penilaian dan pendapat Bapak/Ibu
tentang LKPD pada materi suhu dan kalor yang telah disusun.
2. Pendapat, kritik, saran dan penilaian yang diberikan akan sangat bermanfaat
untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas LKPD ini.
3. Sehubungan dengan hal yang diatas, dimohon Bapak/Ibu memberikan
penilaian dan pendapatnya pada setiap kriteria dengan memberi tanda
checklist pada kolom skala penilaian.
4. Atas kesediaan Bapak/Ibu dalam menilai LKPD ini, saya mengucapkan banyak
terima kasih.
Aspek Indikator Ya Tidak
Isi
1. Materi sudah jelas dan sesuai dengan
kebutuhan siswa
2. Kegiatan pembelajaran mendukung KD
3. Tujuan belajar yang tertera dalam LKPD
jelas dan mudah dipahami
4. Alat dan bahan yang ditulis dalam LKPD
jelas dan mudah dipahami
5. Kegiatan dalam LKPD memotivasi peserta
didik untuk berkomunikasi, berinteraksi,
dan bekerja sama dengan orang lain
6. Pertanyaan yang ada memberikan
petunjuk untuk menemukan konsep
secara mandiri
Bahasa
7. Bahasa yang digunakan komunikatif dan
interaktif
8. Kalimat yang digunakan dalam LKPD
jelas untuk dipahami
9. Bahasa yang digunakan dalam LKPD
75
sesuai dengan tingkat kedewasaan peserta
didik
10. Langkah-langkah kerja dalam LKPD
mudah untuk dipahami
Penyajian
11. Kegiatan yang disajikan dapat membantu
peserta didik menemukan konsep dari
materi yang dipelajari
12. Desain (konsistensi, format, dan daya
tarik) LKPD menarik
13. Penggunaan ilustrasi sesuai dengan
materi pada LKPD
14. Tulisan dan gambar jelas
Jumlah 14 0
Komentar dan saran umum
LKPD sudah layak digunakan dalam proses pemebelajaran untuk materi suhu dan
kalor………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
…………………………
Gunturu , 05 / 09 / 2020
76
Lampiran 5
INSTRUMEN PENILAIAN LKPD BERBASIS KETERAMPILAN
PROSES SAINS PADA MATERI SUHU DAN KALOR UNTUK
PESERTA DIDIK
Judul Penelitian : Pengembangan LKPD berbasis Keterampilan Proses Sains
Peserta Didik Di SMAN 6 Bulukumba
Peneliti : Sudarti
Petunjuk Pengisian :
1. Instrumen ini dibuat untuk mengetahui penilaian dan pendapat peserta didik
tentang LKPD pada materi suhu dan kalor kalor yang telah disusun.
2. Pendapat, kritik, saran dan penilaian yang diberikan akan sangat bermanfaat
untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas LKPD ini.
3. Sehubungan dengan hal yang diatas, peserta didik dapat memberikan penilaian
dan pendapatnya pada setiap kriteria dengan memberi tanda checklist pada
kolom skala penilaian.
Aspek Indikator Ya Tidak
Isi
1. Materi sudah jelas dan sesuai
dengan kebutuhan
2. Tujuan belajar yang tertera dalam
LKPD jelas untuk dipahami
3. Alat dan bahan yang ditulis dalam
LKPD jelas dan mudah dipahami
4. Kegiatan dalam LKPD memotivasi
untuk berkomunikasi, berinteraksi,
dan bekerja sama dengan teman
5. Pertanyaan yang ada memberikan
petunjuk untuk menemukan konsep
Bahasa
6. Kalimat yang digunakan dalam
LKPD jelas dan mudah dipahami
7. Bahasa yang digunakan komunikatif
dan interaktif
8. Langkah-langkah kerja dalam
LKPD mudah untuk dipahami
Penyajian
9. Kegiatan yang disajikan dapat
membantu menemukan konsep dari
materi yang dipelajari
10. Desain (konsistensi, format, dan
daya tarik) LKPD menarik
77
11. Gambar di LKPD jelas
Jumlah 11 0
Komentar dan saran umum
LKPD melatih peserta didik melakukan percobaan yang sering di temui peserta
didik dalam kehidupan sehari-hari.
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………
78
KRITERIA PENILAIAN KEMAMPUAN KERJA ILMIAH PESERTA
DIDIK
Judul Penelitian : Pengembangan Lembar Kerja Peserta didik berbasis
keterampilan proses sains di SMAN 6 Bulukumba
Peneliti : Sugianto
Petunjuk Pengisian :
1. Instrumen ini digunakan untuk menilaian kemampuan kerja ilmiah siswa
selama proses pembelajaran .
2. Sehubungan dengan hal tersebut, dimohon pengamat memberikan penilaian
kriteria dengan memberi tanda checklist ( ) pada kolom skala penilaian sesuai
kriteria dibawah ini.
Kriteria Penilaian.
1. Mengamati (observasi)
Skor 4: menuliskan semua hasil pengamatan dan data sesuai
Skor 3: menuliskan sebagian hasil pengamatan dan data sesuai
Skor 2: menuliskan banyak hasil pengamatan dan sebagian data sesuai
Skor 1: menuliskan hanya sedikit hasil pengamatan dan data sesuai
2. Memprediksi
Skor 4: dapat memprediksi sesuai dengan pengamatan dan tepat
Skor 3: dapat memprediksi sesuai dengan pengamatan namun kurang tepat
Skor 2: dapat memprediksi namun tidak sesuai dengan pengamatan dan kurang
tepat
Skor 1: tidak dapat membuat prediksi berdasarkan pengamatan yang dilakukan
3. Merumuskan hipotesis
Skor 4 : dapat merumuskan hipotesis dengan lengkap dan benar.
Skor 3 : dapat merumuskan hipotesis dengan benar namun kurang lengkap
Skor 2 : dapat merumuskan hipotesis namun kurang benar
Skor 1 : tidak dapat merumuskan hipotesis berdasarkan hasil pengamatan
4. Menerjemahkan cara kerja percobaan dan melaksanakan percobaan
Skor 4: dapat menerjemahkan cara kerja percobaan dengan tepat dan ikut
melaksanakan percobaan.
Skor 3: dapat menerjemahkan cara kerja percobaan namun kurang tepat
dan ikut melaksanakan percobaan.
Skor 2: dapat menerjemahkan cara kerja percobaan namun tidak tepat dan
ikut melaksanakan percobaan.
79
Skor 1: tidak dapat menerjemahkan cara kerja dan ikut melaksanakan
percobaan
5. Mengkomunikasikan
Skor 4: semua pertanyaan diskusi dijawab dengan benar
Skor 3: sebagian pertanyaan diskusi dijawab dengan benar
Skor 2: semua pertanyaan diskusi dijawab dan hanya beberapa yang benar
Skor 1: mencawab sebagian pertanyaan diskusi dan hanya beberapa yang benar
6. Membuat kesimpulan
Skor 4: dapat membuat kesimpulan dengan lengkap dan benar.
Skor 3: dapat membuat kesimpulan dengan benar namun kurang lengkap
Skor 2: dapat membuat kesimpulan namun kurang sesuai
Skor 1: tidak dapat membuat kesimpulan berdasarkan hasil percobaan
80
Lampiran7
Data Hasil Validasi dari para ahli
Lampiran 8
Analisis angket tanggapan peserta didik
81
Lampiran 9
Data hasil Analisis Tanggapan Guru
Lampiran 10
Data Analisis Nilai kerja ilmiah peserta didik
nomor
kelompok
nomor
absen mengamati memprediksi
merumuskan
hipotesis
menerjemahkan
cara kerja Mengkomunikasikan menyimpulkan jumlah % kategori
1 1 3 3 2 3 4 4 19 79 sangat
baik
2 3 3 3 2 4 3 18 75 baik
3 3 3 4 3 3 3 19 79 sangat baik
4 4 3 3 3 4 4 21 88 sangat
baik
5 3 3 3 2 3 4 18 75 baik
2 6 4 3 3 3 3 3 19 79 sangat baik
7 4 3 3 3 4 4 21 88 sangat
baik
8 3 3 4 3 4 4 21 88 sangat baik
9 3 3 3 3 4 4 20 83 sangat
baik
10 3 3 3 2 3 3 17 71 baik
3 11 3 3 3 2 3 4 18 75 baik
12 3 3 4 4 3 4 21 88 sangat
baik
13 4 3 3 3 4 4 21 88 sangat baik
14 3 3 2 3 3 3 17 71 baik
15 3 3 3 4 4 4 21 88 sangat
baik
82
Dokumentasi
83
Kegiatan Percobaan yang dilakukan peserta didik kelas 11
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
RIWAYAT HIDUP
Sudarti. Dilahirkan di Gunturu pada tanggal 25 Mei 1998
yang merupakan buah kasih sayang dari pasangan Bapak
Rasyid dan Ibu Rajowiah. Penulis merupakan anak ketiga
dari empat bersaudara.
Penulis memulai jenjang pendidikan dasar di SD Negeri
117 Center tahun 2004 dan lulus pada tahun 2010, kemudian pada tahun yang
sama penulis melanjutkan pendidikan pada sekolah menengah pertama di SMP
Negeri 24 Bulukumba dan lulus pada tahun 2013. Kemudian pada tahun yang
sama melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 6 Bulukumba dan lulus pada tahun
2016. Selanjutnya pada tahun yang sama terdaftar sebagai mahasiswi Program
Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar Program Strata 1.