analisis biaya dan manfaat.docx

16
EKONOMI SEKTOR PUBLIK ANALISI BIAYA DAN MANFAAT OLEH: KELOMPOK 11 MEDIA ELIZA ( 0910511011 ) ASRIYANTO ( 1110511019 ) MUHAMMAD ILHAM ( 1110512014 )

Upload: lioputra

Post on 23-Dec-2015

17 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: analisis biaya dan manfaat.docx

EKONOMI SEKTOR PUBLIK

ANALISI BIAYA DAN MANFAAT

OLEH:

KELOMPOK 11

MEDIA ELIZA ( 0910511011 )

ASRIYANTO ( 1110511019 )

MUHAMMAD ILHAM ( 1110512014 )

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG 2014

Page 2: analisis biaya dan manfaat.docx

ANALISIS BIAYA - MANFAAT

Pendahuluan

Analisis manfaat dan biaya digunakan untuk mengevaluasi penggunaan

sumbersumber ekonomi agar sumber yang langka tersebut dapat digunakan

secara efisien. Pemerintah mempunyai banyak program atau proyek yang harus

dilaksanakan sedangkan biaya yang tersedia sangat terbatas. Dengan analisis ini

pemerintah menjamin penggunaan sumber-sumber ekonomi yang efisien dengan

memilih program-program yang memenuhi kriteria efisiensi. Analisis manfaat dan

biaya merupakan alat bantu untuk membuat keputusan publik dengan

mempertimbangkan kesejahteraan masyarakat. Ada dua pihak yang menaruh

perhatian pada analisis ini, yaitu pertama, para praktisi teknis dan ekonom yang

berperan dalam mengembangkan metode analisis, pengumpulan data, dan

membuat analisis serta rekomendasi. Kedua, pemegang kekuasaan eksekutif

yang berwenang untuk membuat peraturan dan prosedur untuk melaksanakan

keputusan publik.

Analisis manfaat dan biaya ini hanya menitikberatkan pada efisiensi

penggunaan faktor produksi tanpa mempertimbangkan masalah lain seperti

distribusi, stabilisasi ekonomi dan sebagainya. Analisis ini hanya menentukan

program dari segi efisiensi sedangkan pemilihan pelaksanaan program berada di

tangan pemegang kekuasaan eksekutif yang dalam memilih juga

mempertimbangkan faktor lain. Suatu program yang efisien mungkin tidak akan

dilaksanakan karena menimbulkan distribusi pendapatan yang semakin lebar.

Sebaliknya program yang menimbulkan distribusi pendapatan yang semakin baik

akan dipilih meskipun program tersebut tidak terlalu efisien ditinjau dari hasil

analisis manfaat dan biaya.

A. CBA (Cost Benefit Analysis) Analisis Biaya Manfaat

(Cost Benefit Analysis) atau analisis biaya manfaat adalah pendekatan

untuk rekomendasi kebijakan yang memungkinkan analis membandingkan dan

menganjurkan suatu kebijakan dengan cara menghitung total biaya dalam bentuk

uang dan total keuntungan dalam bentuk uang (Dunn, 2003:447). Awal

perkembangan analisis biaya manfaat (CBA) mulai familiar ketika menjadi

Page 3: analisis biaya dan manfaat.docx

klausul dalam Undang – Undang Pengendalian Banjir AS (US Flood Control Act)

tahun 1936. CBA berkembang sebagai landasan teoritis ilmu ekonomi

kesejahteraan, terutama konsep ilmu kesejahteraan yang mengutamakan

efisiensi (Pearce, 2008: 181). CBA saat ini merupakan teknik mapan yang

banyak digunakan dalam pemerintahan maupun organisasi internasional.

Meskipun tertentu yang mendasari konsep teknik berasal dari Eropa pada 1840-

an, penggunaan CBA di lingkungan ekonomi merupakan model implementasi

yang tergolong baru. Implementasi CBA mulai berjalan ketika peraturan yang

ditetapkan oleh pemerintah AS yang membuat penggunaan CBA wajib di

keadaan tertentu di tahun 1930. Dua konsep dasar yang berasal dari Eropa

adalah konsep surplus konsumen dan konsep eksternalitas. Konsep surplus

konsumen diperdebatkan oleh Jules Dupuitin 1844, ketika ia menunjukkan

bahwa pengguna jalan dan jembatan di Perancis menikmati keuntungan melebihi

jumlah korban yang mereka bayar untuk penggunaan. Pigou mengembangkan

secara efektif konsep eksternalitas dengan menyatakan bahwa ada perbedaan

antara swasta ekonomi produksi dan produk ekonomi masyarakat (mishan and

Quah :243).

Tahapan CBA

Menurut Lawrence dan Mears (2004), tahapan dasar dalam melakukan

analisis biaya manfaat secara umum meliputi:

a.         Penetapan tujuan analisis dengan tepat

b.         Penetapan perspektif yang dipergunakan (identifikasi pemangku kepentingan

yang terlibat)

c.         Mengidentifikasi biaya dan manfaat

d.         Menghitung, mengestimasi, menskalakan dan mengkuantifikasi biaya dan

manfaat

e.         Memperhitungkan jangka waktu (discount factor)

f.          Menguraikan keterbatasan dan asumsi

Biaya (Cost)

Menurut Kadariah (1999), biaya dalam proyek digolongkan menjadi

empat macam, yaitu Biaya Persiapan, Biaya Investasi, Biaya Operasional, dan

Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan.

Page 4: analisis biaya dan manfaat.docx

1)         Biaya Persiapan

Biaya persiapan adalah biaya yang dikeluarkan sebelum proyek yang

bersangkutan benar-benar dilaksanakan, misalnya biaya studi kelayakan pada

lahan yang akan digunakan untuk proyek termasuk di dalamnya studi kelayakan

pada daerah dan masyarakat sekitarnya dan biaya untuk mempersiapakan lahan

yang akan digunakan.

2)         Biaya Investasi atau Modal

Biaya investasi biasanya didapat dari pinjaman suatu badan atau lembaga

keuangan baik dari dalam negeri atau luar negeri. Yang termasuk biaya investasi

adalah biaya tanah, biaya pembangunan termasuk instalasi, biaya perabotan,

biaya peralatan (modal kerja).

3)         Biaya Operasional

Biaya operasional masih dapat dibagi lagi menjadi biaya gaji untuk karyawan,

biaya listrik, air dan telekomunikasi, biaya habis pakai, biaya kebersihan, dan

sebagainya.

4)         Biaya Pembaharuan atau Penggantian

Pada awal umur proyek biaya ini belum muncul tetapi setelah memasuki

usia tertentu, biasanya pada bangunan mulai terjadi kerusakan- kerusakan yang

memerlukan perbaikan. Tentu saja terjadinya kerusakan-kerusakan tersebut

waktunya tidak menentu, sehingga jenis biaya ini sering dijadikan satu dengan

biaya operasional. Selain itu, masih ada lagi biaya yang mencerminkan true

values tetapi sulit dihitung dengan uang, seperti pencemaran udara, air, suara,

rusaknya/tidak produktifnya lagi lahan, dan sebagainya.

Manfaat (Benefit)

Manfaat yang akan terjadi pada suatu proyek dapat dibagi menjadi tiga

yaitu manfaat langsung, manfaat tidak langsung dan manfaat terkait (Kadariah,

1999).

1)                  Manfaat Langsung

Manfaat langsung dapat berupa peningkatan output secara kualitatif dan

kuantitatif akibat penggunaan alat-alat produksi yang lebih canggih, keterampilan

yang lebih baik dan sebagainya.

2)         Manfaat Tidak Langsung

Manfaat tidak langsung adalah manfaat yang muncul di luar proyek, namun

sebagai dampak adanya proyek. Manfaat ini dapat berupa meningkatnya

pendapatan masyarakat disekitar lokasi proyek. (sulit diukur)

Page 5: analisis biaya dan manfaat.docx

3)         Manfaat Terkait

Manfaat terkait yaitu keuntungan-keuntungan yang sulit dinyatakan dengan

sejumlah uang, namun benar-benar dapat dirasakan, seperti keamanan dan

kenyamanan. Dalam penelitian ini untuk penghitungan hanya didapat dari

manfaat langsung dan sifatnya terbatas, karena tingkat kesulitan menilainya

secara ekonomi.

CBA dilengkapi dengan pendekatan diskonto untuk menghitung

pemasukan dan pengeluaran di masa yang akan datang berdasarkan nilai

sekarang dan tingkat diskonto tertentu. Hal ini disebabkan oleh biaya dan

manfaaat yang cenderung terakumulasi. dalam realitas deskriptif, tingkat

preferensi waktu dan taksiran biaya modal sangat bervariasi akibat

ketidaksempurnaan pasar-pasar modal. Hal ini disebabkan oleh kebiasaan

publik (sebagai konsumen) lebih menyukai kondisi (Pearce, 2008: 121-122).

Implementasi CBA dalam pembuatan rekomendasi di sektor publik mempunyai

ciri ciri antara lain berusaha untuk mengukur semua biaya dan manfaat untuk

masyarakat yang dihasilkan dari program pulik. Analisis biaya manfaat secara

tradisional merepresentasikan rasionalitas ekonomi karena kriteria sebagian

besar ditentukan dengan penggunaan efisiensi ekonomi secara global. Analisis

biaya manfaat tradisional juga menggunakan pasar (swasta) sebagai titik tolak

untuk merekomendasikan kebijakan publik. Analisis biaya manfaat kontemporer,

atau disebut juga analisis biaya manfaat sosial, dapat digunakan untuk mengukur

redistribusi manfaat (Dunn, 2003: 448).

Melihat pada proses implementasinya, Analisis biaya manfaat (CBA) memiliki

keunggulan dalam penentuan program pemerintah, antara lain sebagai berikut.

a.       Penggunaan sumber – sumber ekonomi secara efisien. Jika efisiensi terjamin,

pencapaian kesejahteraan masyarakat dari kebijakan publik yang

diimplementasikan lebih maksimal (Mangkoesoebroto,2001: 165-166).

b.      Analisis biaya manfaat dalam pengitungan biaya maupun manfaat diukur

dengan mata uang sebagai unit nilai, sehingga memudahkan efisiensi (Dunn,

2003:448).

c.       Sangat kompatibel dengan penghitungan biaya manfaat kebijakan / proyek

dalam skala besar atau makro khususnya yang mempengaruhi kinerja

pembangunan daerah secara keseluruhan (Sjafrizal, 2008 :170).

Page 6: analisis biaya dan manfaat.docx

Sedangkan kelemahan CBA antara lain sebagai berikut.

a.    Analisis ini membutuhkan waktu dan prosesnya yang sangat lama dan hanya

bisa diimplementasikan pada proyek/ kebijakan yang bersifat makro (Sjafrizal,

2008: 170).

b.   Pemilihan kebijakan / proyek yang kurang menguntungkan bagi masyarakat. Hal

tersebut disebabkan oleh proses penghitungan manfaat secara kuantitatif,

sedangkan beberapa proyek atau kebijakan tidak dapat diukur manfaatnya

secara kuantitatif (Mangkoesobroto, 2001: 166).

c.    Analaisis ini tidak memiliki fleksibilitas tinggi, karena semua penghitungan

dilakukan secara kuantitatif. Hal ini menimbulkan interpretasi jika analisis ini

dilaksanakan terlalu jauh, pemerintah tidak lagi dilaksanakan oleh wakil wakil

rakyat yang membawa aspirasi rakyat, melainkan seakan akan dilaksanakan

oleh robot komputer (Mangkoesoebroto, 2001: 167).

METODE CBA

Pada dasarnya untuk menganalisis efisiensi suatu proyek langkah-

langkah yang harus diambil adalah :

- Menentukan semua manfaat dan biaya dari proyek yang akan

dilaksanakan

- Menghitung manfaat dan biaya dalam nilai uang

- Menghitung masing-masing manfaat dan biaya dalam nilai uang

sekarang.

Metode-metode untuk menganalisis manfaat dan biaya suatu proyek yaitu

Metode nilai bersih sekarang (NPB), , Internal Rate of Return (IRR) dan

perbandingan manfaat biaya (BCR = benefit-cost ratio).

Metode NPB (Nilai Bersih Sekarang)

Metode ini menghitung selisih antara nilai sekarang inventasi dengan nilai

sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih di massa yang akan datang.untuk

mengitung nilai sekarang tersebut perlu ditentukan terlebih dahulu tingkat bunga

yang dianggap relevan.pada perhitungan ini tingkat bunga yang dipakai adalah

14% (diambil dari rata-rata tingkat bunga bank). NPB merupakan net benefit

Page 7: analisis biaya dan manfaat.docx

yang telah didiskon dengan menggunakan social opportunity cost of capital

sebagai diskon faktor. 

NPB Nilai bersih suatu proyek merupakan seluruh nilai dari manfaat

proyek dikurangkan dengan biaya proyek pada tahun yang bersangkutan dan

diperhitungkan dengan tingkat diskonto yang berlaku.penghitungannya adalah

sebagai berikut.

Metode IRR (Internal Rate of Return)

Dengan metode ini tingkat diskonto dicari sehingga menghasilkan nilai

sekarang suatu proyek sama dengan nol.

Proyek yang mempunyai nilai IRR yang tinggi yang mendapat prioritas.

Walaupun demikian pertimbangan untuk melaksanakan proyek tidak cukup

hanya dengan IRR-nyasaja, tetapi secara umum tingkat pengembaliannya (rate

of return) harus lebih besar daribiaya oportunitas penggunaan dana. Jadi suatu

proyek akan dilaksanakan dengan mempertimbangkan tingkat pengembalian

(IRR) dan tingkat diskonto (i). Tingkat diskontodisebut juga sebagai external rate

of return, merupakan biaya pinjaman modal yang harusdiperhitungkan dengan

tingkat pengembalian investasi. Investor akan melaksanakan semuaproyek yang

mempunyai IRR > i dan tidak melaksanakan investasi pada proyek yang

hargaIRR < i.

IRR (Internal Rate of Return) merupakan indikator tingkat efisiensi dari

suatu investasi. Suatu proyek/investasi dapat dilakukan apabila laju

pengembaliannya (rate of return) lebih besar dari pada laju pengembalian

apabila melakukan investasi di tempat lain. Dalam metode penghitungan ini,

Page 8: analisis biaya dan manfaat.docx

tingkat diskonto dicari sehingga menghasilkan nilai sekarang suatu proyek sama

dengan nol.  Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.

Metode Perbandingan Manfaat dan Biaya (BCR)

Dengan kriteria ini maka proyek yang dilaksanakan adalah proyek yang

mempunyai angka perbandingan lebih besar dari satu.

Berdasarkan metode ini, suatu proyek akan dilaksanakan apabila BCR >

1. Metode BCR akan memberikan hasil yang konsisten dengan metode NPB,

apabila BCR > 1 berarti pula NPB > 0. Metode BCR mempunyai kelemahan

dalam hal membandingkan dua buah proyek karena tidak ada pedoman yang

jelas mengenai hal yang masuk sebagai perhitungan biayaatau manfaat. Manfaat

selalu dapat dianggap sebagai biaya yang negatif dan sebaliknya.

Oleh karena itu BCR dapat selalu dibuat lebih tinggi dengan memasukkan

biaya sebagai manfaat negatif. Oleh karena itu BCR dapat dimanipulasi oleh

orang yang mengevaluasiagar nilai BCR lebih tinggi dari yang sebenarnya

(Mangkoesoebroto, 1998).

CBA dilengkapi dengan pendekatan diskonto untuk menghitung

pemasukan dan pengeluaran di masa yang akan datang berdasarkan nilai

sekarang dan tingkat diskonto tertentu. Hal ini disebabkan oleh

biaya dan manfaaat  yang cenderung terakumulasi.  dalam realitas deskriptif,

tingkat preferensi waktu dan taksiran biaya modal sangat bervariasi akibat

ketidaksempurnaan pasar-pasar modal. Hal ini disebabkan oleh

kebiasaan  publik (sebagai konsumen) lebih menyukai kondisi (Pearce, 2008:

121-122). Implementasi CBA dalam pembuatan rekomendasi di sektor publik

mempunyai ciri ciri antara lain berusaha untuk mengukur semua biaya dan

manfaat untuk masyarakat yang dihasilkan dari program pulik. Analisis biaya

manfaat secara tradisional  merepresentasikan rasionalitas ekonomi karena

kriteria sebagian besar ditentukan dengan penggunaan efisiensi ekonomi secara

global. Analisis biaya manfaat tradisional juga menggunakan pasar (swasta)

Page 9: analisis biaya dan manfaat.docx

sebagai titik tolak untuk merekomendasikan kebijakan publik. Analisis biaya

manfaat kontemporer, atau disebut juga analisis biaya manfaat sosial, dapat

digunakan untuk mengukur redistribusi manfaat (Dunn, 2003: 448)

Metode Perbandingan Manfaat dan Biaya (BCR) merupakan metode yang

sering digunakan dalam mengevaluasi sebuah investasi atau sebagai tambahan

untuk menvalidasi hasil evaluasi yang telah dilakukan dengan metode lain.

Metode ini sangat baik digunakan untuk sebuah investasi dalam proyek-proyek

pemerintah yang berdampak langsung terhadap masyarakat luas. Proyek yang

dilaksanakan dalam metode ini adalah proyek yang mempunyai angka

perbandingan lebih besar dari satu (Sugiyono, 2001)

Referensi

B. Pengukuran Kebijakan Analisis Manfaat dan Biaya

Pengukuran secara tepat dari keuntungan seringkali tidaklah mungkin.

Kesukarankesukaran dasar akan muncul dengan barang-barang umum yang tak

dapat dijual pada masyarakat, dan tiap penilaian harus didasarkan atas taksiran

mengenai kesukaan orangorang dalam dalam masyarakat sebagai satu

keseluruhan untuk barang-barang tersebut. Sebagai akibat, maka dengan

barang-barang yang benar-benar sifatnya umum, cara analisa biaya-keuntungan

akan menurun tarafnya menjadi perbandingan cara-cara alternatif saja; dan tak

dapat memberi jawaban pada pertanyaan apakah suatu proyek atau rencana

tertentu dapat dipertanggung jawabkan.

Bahkan dengan kegiatan-kegiatan yang memberikan keuntungan lebih langsung

pun, maka penilaian dari hasil-hasil itu seringkali menimbulkan pertanyaan-

pertanyaan serius. Hasilnya seringkali tidak dijual dan diperlukan suatu penilaian

yang konstruktif. Suatu contoh adalah rekreasi; bagaimana harus menilai suatu

hari yang dipergunakan seseorang untuk memancing di danau yang diciptakan

oleh bendungan, atau berpiknik dalam hutan margasatwa?. Percobaan-

percobaan telah dibuat untuk memberikan penilaian-penilaian itu namun sifatnya

adalah sewenang-wenang. Bahkan penentuan dari jumlah yang patut dari

hasil fisiknya pundapat bersifat sangat ruwet. Jumlah para pemakai dari suatu

proyek rekreasi dapat dihitung bila proyek itu sudah berjalan, dan peramalan

dimuka mungkin dapat dibuat.

Page 10: analisis biaya dan manfaat.docx

Akan tetapi bila dari para pemakai tidak ditagih pembayaran untuk

penggunaan dari jasa-jasa tersebut, maka jumlah orang yang menggunakan

fasilitas-fasilitas tersebut secara cuma-cuma mungkin akan jauh lebih besar

daripada jumalh pemakai seandainya dipungut bayaran. Penggunaan jumlah

yang pertama akan membesar-besarkan keuntungan-keuntungan dari proyek

tersebut.

Persoalan penilaian yang lain akan timbul karena tidak adanya pasaran hasil-

hasil

yang diakibatkan oleh rencana itu. Bila pemerintah memungut bayaran untuk

jasa tersebut dan harganya didasarkan atas dasar monopoli, maka hasil total,

dan karenanya jga ukuran keuntungan, akan berlainan dari jumlah yang

diperoleh bila ada keadaan persaingan bebas. Atau, bila keuntungan-keuntungan

itudiukur secara tidak langsung berdasarkan hasil penjualan produk yang

dihasilkan dengan bantuan kegiatan pemerintah (hasil pertanian dari tanah yang

mendapat pengairan), maka penjualan-penjualan itu mungkin tak akan dilakukan

dalam pasaran yang bersifat persaingan murni, atau, dalam soal hasil pertanian,

mungkin

akan dilakukan dengan harga-harga yang mungkin dibuat tinggi oleh rencana

bantuan dari pemerintah. Atau sebaliknya, terutama dengan proyek-proyek besar

di negara-negara yang sedang berkembang, proyek pemerintah itu mempunyai

pengaruh yang demikian besar terhadap sususan harga seluruhnya, sehingga

penilaian berdasarkan harga-harga lama atau baru memberikan gambaran yang

menyesatkan mengenai keuntungan-keuntungan yang sebenarnya.

c. The social discount rate

Berdasarkan asumsi bahwa seluruh biaya dan manfaat suatu proyek telah dinilai

cukup ,masalah berikutnya yang perlu dipertimbangkan berfokus pada tingkat

diskonto (disount rute) yang cocok yang akan digunakan.

Untuk tujuan analisis biaya manfaat maka perlu digunakan tingkat diskonto social

(social discount rate) . Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan adalah

dengan menyatakan sosial discount rate sebagai suatu tingkat yang

merefleksikan preferensi masyarakat terhadap manfaat saat ini atas manfaat

yang akan diterima dimasa yang akan datang atau disebut dengan social time

preference rate (STPR)

Page 11: analisis biaya dan manfaat.docx

d. Resiko dan ketidakpastian

Required rate of return akan semakin tinggi jika risiko investasi naik.

Ketidakpastian ekonomi dan hukum, kekacauan social politik, tidak adanya

jaminan keamanan, dan kebijakan yang tidak konsisten dapat meningkatkan

risiko investasi. Factor factor tersebut menyumbangkan risiko investasi suatu

Negara (country risk) yang jika sudah sangatparah dapat mengarah pada

kategori default country. Terjaminnya keamanan berinvestasi, penegakan hukum

dan demokrasi, terjaminnya property righ dan contract right dapat menurunkan

risiko investasi.