analisis belanja daerah dan faktor-faktor yang ...eprints.ums.ac.id/70995/11/naskah...
TRANSCRIPT
ANALISIS BELANJA DAERAH DAN FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI DI INDONESIA TAHUN
2010-2017
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi strata I
pada Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Oleh :
WURI MARYTASARI
B300150106
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
1
ANALISIS BELANJA DAERAH DAN FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI DI INDONESIA TAHUN 2010-2017
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dana alokasi umum, dana
alokasi khusus dan jumlah penduduk dan luas wilayah terhadap belanja daerah di
Provinsi Indonesia tahun 2010-2017. Jenis data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah data sekunder gabungan dari data cross section (33 Provinsi di Indonesia)
dan data time series (2010-2017). Data yang digunakan diperoleh dari website
resmi Badan Pusat Statistik (BPS) dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
(Bappenas). Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi data panel.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara cross section variabel dana alokasi
umum, dana alokasi khusus dan jumlah penduduk memiliki pengaruh signifikan
terhadap belanja daerah, sedangkan variabel luas wilayah tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap belanja daerah. Secara time series variabel dana alokasi umum,
dana alokasi khusus, jumlah penduduk, dan luas wilayah memiliki pengaruh
signifikan terhadap belanja daerah. Hasil analisis menunjukkan bahwa secara cross
section dan time series variabel dana alokasi umum, dana alokasi khusus, jumlah
penduduk dan luas wilayah memiliki pengaruh signifikan terhadap belanja daerah
Provinsi di Indonesia.
Kata Kunci : Belanja Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Jumlah Penduduk, Luas Wilayah.
Abstract
This study aims to analyze the influence of general allocation funds, population and
teritorial coverage to regional expenditure in the province of Indonesia period 2010-
2017. The data used is obtained from the official website of BPS and Bappenas.
The method of analysis used is panel data regresion analysis. The results showed
that cross section of general allocation funds, special allocation funds and
population have significant influence to local expenditure, while the variable
teritorial coverage has an insignificant influence to local expenditure. In time series
showed that general allocation funds, special allocation funds, population and
teritorial coverage have significant influence of local expenditure. Simultaneous
test results in cross section and time series, indicating that general allocation funds,
special allocation funds, population and teritorial coverage simultaneously
significant effect on local expenditure in Province Indonesia.
Keywords : Local Expenditure, General Allocation Funds, Special Allocation Funds, Population, Teritorial Coverage
1. PENDAHULUAN
APBD merupakan kepanjangan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
Anggaran sendiri ialah suatu daftar atau pernyataan yang terperinci tentang
penerimaan dan pengeluaran negara yang diharapkan dalam jangka waktu tertentu
2
(yang biasanya satu tahun). Kemudian APBD merupakan instrumen yang akan
menjamin terciptanya disiplin dalam proses pengambilan keputusan terkait dengan
kebijakan pendapatan maupun belanja daerah (Nurlan Darise, 2006).
Menurut Permendagri No 59 Tahun 2007 Tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah, Belanja Daerah adalah belanja daerah-daerah kewajiban
pemerintah daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih. Belanja
daerah yaitu penjumlahan dari belanja langsung dan belanja tidak langsung.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Belanja Daerah Provinsi di
Indonesia tahun 2010-2017 dengan satuan ribu rupiah. Faktor-faktor yang
mempengaruhi belanja daerah antara lain dana alokasi umum, dana alokasi khusus,
jumlah penduduk dan luas wilayah.
Dana Alokasi Umum adalah dana yang berasal dari APBN yang dialokasikan
dengan tujuan pemerataan keuangan antar daerah untuk membiayai kebutuhan
pengeluaran daerah masing-masing dalam rangka pelaksanaan desentralisasi (PP
No.55/2005). Dengan desentralisasi, pemerintah daerah mampu mengoptimalkan
kemampuan dalam mengelola sumber daya yang dimiliki sehingga tidak hanya
mengandalkan DAU. Adanya dana transfer DAU dari pemerintah pusat maka
daerah bisa fokus untuk menggunakan PAD untuk membiyai belanja daerah yang
digunakan untuk meningkatkan pelayanan publik. Hal ini mengidentifikasikan
bahwa terdapat hubungan antara pemberian DAU dengan alokasi belanja daerah.
Berdasarkan Undang-undang No. 33 Tahun 2004, Dana Alokasi Khusus
merupakan dana yang bersumber dari APBN yang dialokasikan kepada daerah
tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan
urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional. Pemanfaatan DAK diarahkan
pada kegiatan investasi pembangunan, pengadaan, peningkatan, dan perbaikan
sarana dan prasarana fisik dengan umur ekonomis yang panjang, termasuk
pengadaan sarana fisik penunjang. Dengan adanya pengalokasian DAK diharapkan
dapat mempengaruhi pengalokasian anggaran belanja daerah, karena DAK
cenderung akan menambah aset tetap yang dimiliki pemerintah guna meningkatkan
pelayanan publik.
3
Jumlah penduduk adalah keseluruhan penduduk yang ada di suatu wilayah atau
daerah. Jumlah Penduduk mempengaruhi Belanja Daerah karena jumlah penduduk
yang besar bagi pemerintah daerah oleh para perencana pembangunan dipandang
sebagai asset modal dasar pembangunan tetapi sekaligus juga sebagai beban
pembangunan. Sebagai aset apabila dapat meningkatkan kualitas maupun keahlian
atau ketrampilannya sehingga akan meningkatkan produksi nasional. Jumlah
penduduk yang besar akan menjadi beban jika struktur belanja daerah rendah, serta
persebaran dan mutunya sedemikian rupa sehingga hanya menuntut pelayanan
sosial dan tingkat produksinya rendah sehingga menjadi tanggungan penduduk
yang bekerja secara efektif (Junaidi et al, 2014). Jumlah penduduk digunakan untuk
mengukur seberapa besar kebutuhan fiskal suatu daerah. Jumlah penduduk
merupakan variabel yang mencerminkan kebutuhan atas penyediaan layanan publik
di setiap daerah (Darise, 2006).
Luas wilayah adalah daerah teritorial suatu daerah. Luas wilayah termasuk
salah satu variabel yang dapat mempengaruhi belanja daerah. Semakin luas suatu
daerah maka akan semakin banyak kegiatan yang dilakukan seperti pembangunan
infrstruktur dan peningkatan fasilitas dalam suatu wilayah/daerah. Dalam kegiatan-
kegiatan tersebut membutuhkan semakin banyak dana/biaya maka dengan semakin
luas suatu wilayah, kegiatan yang dilakukan semakin banyak sehingga belanja suatu
daerah mengalami peningkatan (rochmatullah et al, 2016). Menurut Darise (2006),
luas wilayah digunakan untuk mengukur kebutuhan fiskal suatu daerah. Luas
wilayah merupakan variabel yang mencerminkan kebutuhan atas penyediaan sarana
dan prasarana per satuan wilayah.
Berdasarkan uraian dan pemikiran diatas, maka penulis terdorong untuk
melakukan penelitian tentang “Analisis Belanja Daerah dan Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi di Indonesia Tahun 2010-2017”.
2. METODE
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang berupa data
panel yaitu data periode waktu 2010-2017 (time series) yang terdiri dari 33 Provinsi
4
di Indonesia (cross section). Data yang digunakan dalam penelitian diperoleh dari
Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bappenas.
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi data
panel. Analisis regresi data panel adalah suatu metode yang digunakan untuk
melakukan analisis data gabungan yaitu data runtun waktu (time series) dan data
silang (cross section). Data time series merupakan data yang dikumpulkan pada
satu objek dengan beberapa periode waktu, dalam data time series akan diuji nilai
dari satu atau lebih variabel dalam satu periode waktu. Data cross section adalah
data yang dikumpulkan pada beberapa objek dalam satu waktu (Porter, 2012).
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah belanja daerah
provinsi di Indonesia tahun 2010-2017, sedangkan variabel dependen dalam
penelitian adalah dana alokasi umum, dana alokasi khusus, jumlah penduduk dan
luas wilayah Provinsi di Indonesia tahun 2010-2017.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Model ekonometrika yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
BD = f{ DAU, DAK, POP, LW }
BDit = β0 + β1DAUit + β2DAKit + β3POPit + β4LWit + e
Keterangan :
BD = Belanja Daerah
DAU = Dana Alokasi Umum
DAK = Dana Alokasi Khusus
POP = Jumlah Penduduk/Populasi
LW = Luas Wilayah
β0 = Intercept
β1, β2, β3, β4 = Koefisien regresi
i = data cross section
t = data time series
i x t = banyaknya data panel
e = error term
5
Estimasi model ekonometrika data panel di atas meliputi langkah-langkah
sebagai berikut : (1) mengestimasi model data panel PLS, FEM, REM. (2) Uji
pemilihan model data panel dengan Uji Chow, Uji Langrange Multiplier dan Uji
Hausman. (3) Uji kebaikan model (Uji F) pada model data panel terpilih dan
interpretasi R-Square. (4) Uji validitas pengaruh.
3.1 Estimasi Model Data Panel
Tabel 1 Hasil Regresi Data Panel Cross Section
Variabel Koefisien Regresi
PLS FEM REM
C 6.00E+09 -2.48E+10 1.09E+09
DAU -5.360316 0.949115 1.293987
DAK 3.091141 0.746206 1.528516
POP 403.3988 3966.865 415.8148
LW 21313.68 -2985.653 2866.919
R-squared 0.448011 0.930044 0.440563
Adj. R-squared 0.439486 0.918950 0.431923
F-Statistk 52.55298 83.83083 50.99135
Prob. F-Statistik 0.000000 0.000000 0.000000
Sumber : BPS (diolah)
Tabel 2 Hasil Regresi Data Panel Time Series
Variabel Koefisien Regresi
PLS FEM REM
C 6.00E+09 8.82E+09 6.00E+09
DAU -5.360316 -9.500314 -5.360316
DAK 3.091141 2.751913 3.091141
POP 403.3988 506.1816 403.3988
LW 21313.68 32645.36 21313.68
R-squared 0.448011 0.552592 0.448011
Adj. R-squared 0.439486 0.533062 0.439486
F-Statistk 52.55298 28.29488 52.55298
Prob. F-Statistik 0.000000 0.000000 0.000000
Sumber : BPS (diolah)
3.2 Uji Pemilihan Model Data Panel
3.2.1 Uji Chow Cross Section
Uji Chow adalah pengujian yang dilakukan untuk memilih model yang tepat antara
model FEM dengan model PLS.
6
Tabel 3 Hasil Estimasi Data Panel Dengan Uji Chow
Effects Test Statistic d.f Prob
Cross-section F 48.879867 (32,227) 0.0000
Cross-section Chi-Square 545.335916 32 0.0000
Sumber: Output data panel dengan E-views8
Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui nilai probabilitas F yaitu 0.0000 < 0,01
dan Chi-Square yaitu 0.0000 < 0,01 maka H0 ditolak (Ha diterima) jadi model
menggunakan Fixed Effect Model (FEM).
3.2.2 Uji Hausman Cross Section
Uji Hausman merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengetahui model mana
yang dipilih dalam analisis, model yang dipilih antara model FEM (Fixed Effect
Model) dengan REM (Random Effect Model).
Tabel 4 Hasil Estimasi Data Panel Dengan Uji Hausman
Test Summary
Chi-Sq
Statistic Chi-Sq. d.f Prob
Cross-section random 75.595640 4 0.0000
Sumber : Output data panel menggunakan E-views8
Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui nilai probabilitas cross section random
yaitu 0.0000 < 0.01 yang berarti H0 ditolak atau Ha diterima jadi model yang
digunakan adalah Fixed Effect Model.
Dari uji pemilihan model di muka, secara cross section terpilih model Fixed
Effect Model.
Tabel 5 Model Estimasi Fixed Effect Model
BDit = -2.48E+10 + 0.949115DAUit + 0.746206DAKit + 3966.865POPit
(0.0767)*** (0.0002)* (0.0000)*
-2985.653LWit
(0.8928)
Keterangan :*Signifikansi pada α = 0.01; **Signifikansi pada α = 0.05;
***Signifikansi pada α = 0.1; angka dalam kurung adalah nilai probabilitas t-
statistik.
R2 = 0.930044 DW - Stat = 0.624563 F-Stat = 83.83083 Sig.F-Stat = 0.000000
7
3.2.3 Uji Chow Time Series
Hasil pengolahan Uji Chow dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6 Hasil Estimasi Data Panel Dengan Uji Chow
Effects Test Statistic d.f Prob
Period F 8.414938 (7,252) 0.0000
Period Chi-Square 55.455024 7 0.0000
Sumber : Output data panel meggunakan E-views8
Berdasarkan Tabel 6 nilai probabilitas F tes sebesar 0.0000 < 0.01 dan Chi-
Square sebesar 0.0000 < 0.01, H0 ditolak (Ha diterima) jadi model yang digunakan
adalah model Fixed Effect Method (FEM).
3.2.4 Uji Hausman Time Series
Hasil pengolahan Uji Hausman dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7 Hasil Estimasi Data Panel Dengan Uji Hausman
Test Summary
Chi-Sq
Statistic Chi-Sq. d.f Prob
Period random 58.701546 4 0.0000
Sumber : Output data panel menggunakan E-Views8
Berdasarkan Tabel 7 nilai probabilitas sebesar 0.0000 < 0.01 maka H0 ditolak
(Ha diterima) jadi model yang digunakan adalah model Fixed Effect Method (FEM).
Dari uji pemilihan model di muka, secara time series terpilih model Fixed
Effect Model.
Tabel 8 Model Estimasi Fixed Effect Model
BDit = 8.82E+09 - 9.500314DAUit + 2.751913DAKit + 506.1816POPit
(0.0000)* (0.0000)* (0.0000)*
32645.36LWit
(0.0000)*
Keterangan :*Signifikansi pada α = 0.01; angka dalam kurung adalah nilai
probabilitas t-statistik.
3.3 Uji Kebaikan Model Terpilih
3.3.1 Uji Eksistensi Model (Cross Section)
R2 = 0.552592 DW-Stat = 0.266148 F-Stat = 28.29488 Sig.F-Stat = 0.000000
8
Dari hasil estimasi, nilai signifikansi statistik F sebesar 0.000000 < 0.01 maka H0
ditolak atau model yang dipakai eksis. Hal tersebut berarti bahwa variabel DAU,
DAK, Populasi penduduk dan luas wilayah yang terdapat dalam persamaan regresi
secara simultan atau bersama-sama mempengaruhi belanja daerah.
3.3.2 Interpretasi R-Square (Cross Section)
R-Square atau koefisien determinasi dapat digunakan untuk menunjukkan daya
ramal dari model statistik terpilih. Hasil estimasi menunjukkan nilai R2 sebesar
0.930044 yang artinya sebesar 93,004% variasi variabel dana alokasi umum, dana
alokasi khusus, jumlah penduduk dan luas wilayah dapat menjelaskan variabel
belanja daerah. Sisanya sebesar 6,996% dapat dijelaskan oleh variabel lain diluar
model (selain variabel DAU, DAK, jumlah penduduk dan luas wilayah).
3.3.3 Uji Eksistensi Model (Time Series)
Dari hasil estimasi, nilai signifikansi statistik F sebesar 0.000000 < 0.01 maka H0
ditolak atau model yang dipakai eksis. Hal tersebut berarti bahwa variabel DAU,
DAK, Populasi penduduk dan luas wilayah yang terdapat dalam persamaan regresi
secara simultan atau bersama-sama mempengaruhi belanja daerah.
3.3.4 Interpretasi R-Square (Time Series)
Hasil estimasi menunjukkan nilai R2 sebesar 0.552592 yang artinya sebesar 55,26%
variasi variabel dana alokasi umum, dana alokasi khusus, jumlah penduduk dan luas
wilayah dapat menjelaskan variabel belanja daerah. Sisanya sebesar 44,74% dapat
dijelaskan oleh variabel lain diluar model (selain variabel dana alokasi umum, dana
alokasi khusus, jumlah penduduk dan luas wilayah).
3.4 Uji Validitas Pengaruh
3.4.1 Cross Section
Tabel 9 Hasil Uji Validitas Pengaruh Variabel Independen
Variabel t sig.t Kriteria Kesimpulan
DAU 1.778294 0.0767 < 0,10 Signifikan pada α = 0,1
DAK 3.774803 0.0002 < 0,01 Signifikan pada α = 0,01
POP 7.894440 0.0000 < 0,01 Signifikan pada α = 0,01
LW -0.134892 0.8928 > 0,10
Tidak memiliki pengaruh
signifikan
9
Berdasarkan Tabel 9 Uji koefisien regresi secara parsial (Uji t), variabel dana
alokasi umum, dana alokasi khusus dan jumlah penduduk berpengaruh signifikan
terhadap belanja daerah sedangkan luas wilayah tidak memiliki pengaruh.
3.4.2 Time Series
Tabel 10 Hasil Uji Pengaruh Variabel Independen
Variabel t sig.t Kriteria Kesimpulan
DAU
-
9.274779 0.0000 < 0,01
Signifikan pada α = 0,01
DAK 6.466078 0.0000 < 0,01 Signifikan pada α = 0,01
POP 12.23225 0.0000 < 0,01 Signifikan pada α = 0,01
LW 5.379781 0.0000 < 0,01 Signifikan pada α = 0,01
Berdasarkan Tabel 9 Uji koefisien regresi secara parsial (Uji t), variabel dana
alokasi umum, dana alokasi khusus, jumlah penduduk dan luas wilayah
berpengaruh signifikan terhadap belanja daerah.
4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dibahas pada bab sebelumnya, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
Berdasarkan hasil estimasi data panel baik secara cross section maupun time
series model terbaik yang terpilih adalah Fixed Effect Model.
Berdasarkan Uji Kebaikan Model (Uji F) secara cross section dan time series,
variabel dana alokasi umum (DAU), dana alokasi khusus (DAK), jumlah
penduduk/populasi penduduk (POP) dan luas wilayah (LW) yang terdapat dalam
persamaan regresi secara simultan atau bersama-sama berpengaruh terhadap
belanja daerah di Provinsi Indonesia tahun 2010-2017.
Nilai koefisien determinasi (R2) secara cross section sebesar 0.930044 yang
artinya sebesar 93,004% variasi variabel dana alokasi umum (DAU), dana alokasi
khusus (DAK), populasi penduduk (POP) dan luas wilayah (LW) dapat
menjelaskan variabel belanja daerah (BD, sisanya sebesar 6,996% dapat dijelaskan
10
oleh variabel lain diluar model. Sedangkan secara time series nilai koefisien
determinasi (R2) sebesar 0.552592 yang artinya sebesar 55,26% variasi variabel
dana alokasi umum (DAU), dana alokasi khusus (DAK), populasi penduduk (POP)
dan luas wilayah (LW) dapat menjelaskan variabel belanja daerah (BD), sisanya
sebesar 44,74% dapat dijelaskan oleh variabel diluar model.
Uji Validitas Pengaruh (Uji t) secara cross section menunjukkan bahwa dana
alokasi umum (DAU) memiliki pengaruh positif signifikan terhadap belanja daerah
(BD), dana alokasi khusus (DAK) memiliki pengaruh positif signifikan terhadap
belanja daerah (BD), populasi penduduk (POP) memiliki pengaruh positif
signifikan terhadap belanja daerah (BD) dan luas wilayah (LW) memiliki pengaruh
positif dan tidak signifikan terhadap belanja daerah (BD). Sedangkan hasil dari Uji
t secara time series menunjukkan bahwa dana alokasi umum (DAU) memiliki
pengaruh negatif signifikan terhadap belanja daerah (BD), dana alokasi khusus
(DAK) memiliki pengaruh positif signifikan terhadap belanja daerah (BD),
populasi penduduk memiliki pengaruh positif signifikan terhadap belanja daerah
(BD) dan luas wilayah (LW) memiliki pengaruh positif signifikan terhadap belanja
daerah (BD).
4.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian maka saran yang dapat disampakaikan adalah sebagai
berikut :
Dalam suatu pengelolaan keuangan daerah, pemerintah daerah seharusnya
dapat menggunakan dana transfer dari pemerintah pusat dengan lebih bijak.
Penggunaan dana transfer harus digunakan sesuai tujuan awal yaitu untuk
pembangunan infrastruktur.
Pemerintah daerah seharusnya tidak selalu mengandalkan dana transfer dari
pemerintah pusat. Dalam jangka pendek dana transfer sangat bermanfaat bagi suatu
daerah karena untuk membantu pembangunan infrastruktur dan peningkatan
pelayanan umum, tetapi dalam jangka panjang akan membuat suatu daerah tidak
mandiri dalam meningkatkan potensi suatu daerah.
11
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah, Khubbi dan Djoko Mursinto. 2016. “The Effects of Financial and
Regional Own-Source Revenue on Regional Expenditure of Regencies and
Municipalities in East Java Province”. International Journal of Scientific
and Research Publication. Vol.6. No.5. ISSN 2250-3153.
Alexeev, Michael dan Arseny Mamedov. 2017. “Factors Determining Intra-
Regional Fiscal Decentralization in Rusia and The US”. Russian Journal of
Economics. (3) (425-444).
Anitasari, Merri dan Ahmad Soleh. 2014. “Pengaruh Pengeluaran Pemerintah
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Bengkulu”. Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Bengkulu.
Armawaddin, Muhammad. 2015. “Analisis FLYPAPER EFFCT Pada Belanja
Daerah Kabupaten/Kota di Sulawesi Tenggara”. Jurnal Ekonomi
Pembangunan. Vol.16. No.8.
Armawaddin, Muhammad. dkk. 2017. “Analisis Flypaper Effect Belanja Daerah
Kabupaten/Kota di Sulawesi”. Jurnal Ekonomi dan Pembangunan
Indonesia. Vol.18. No.1. ISSN 2406-9280.
Badan Pusat Statistik. 2017. “Buku Postur APBN”
Badan Pusat Statistik. 2010-2017. “Publikasi data Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah menurut Provinsi”.
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. 2010-2016. “Tabel Dinamis Data
Jumlah Penduduk menurut Provinsi”.
Boediono. 2011. “Pengantar Ilmu Ekonomi No.1 Ekonomi Mikro”. Fakultas
Ekonomika dan Bisnis Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
Darise, Nurlan. 2006. “Pengelolaan Keuangan Daerah”. PT INDEKS Kelompok
Gramedia.
Devita, Andri. dkk. 2014. “Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi
Umum, Dana Alokasi Khusus, Jumlah Penduduk Terhadap Belanja Daerah
Kabupaten/Kota Provinsi Jambi”. Jurnal Perspektif Pembiayaan dan
Pembangunan Daerah. Vol.2. No.2. ISSN 2338-4603.
Dewi, Ni Wayan Nuryanti dan Made Kembar Sri Budhi. 2015. “Pengaruh
Pendapatan Asli Daerah dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Melalui Belanja Langsung di Provinsi Bali”. Jurnal Ekonomi
Pembangunan Universitas Udayana. Vol.4. No.11. ISSN 2303-0178.
Engka, Daisy. 2014. “Analisis Belanja Daerah dan Faktor-Faktor yang
mempengaruhinya di Provinsi Sulawesi Utara”. Fakultas Ekononomi dan
Bisnis Universitas Sam Ratulangi Manado.
12
Ferraresi, Massimiliano. dkk. 2016. “Spatial Interaction in Local Expenditures
among Italian Municipalities : evidence from Italy 2001-2011”. Economic
Working Paper Series The Department of Economics Lancaster University
Management School UK (2016/009).
Gujarati, Damodar N dan Dawn C Porter. 2012. “Dasar-Dasar Ekonometrika”.
Salemba Empat. Jakarta.
Ghozali, I. 2006. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan SPSS”. Badan Penerbit
Univerisitas Diponegoro. Semarang.
Hapid. dkk. 2015. “Pengaruh Dana Alokasi Khusus, Dana Bagi Hasil, dan Dana
Alokasi Umum Terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Kabupaten Luwu”. Jurnal Ekonomi Pembangunan. Vol.02. No.1. ISSN
2339-1529.
Hariyadi, Eko dan I Nyoman Mahendra Yasa. 2014. “Pengaruh PAD Terhadap
PDRB dan Belanja Modal Kabupaten/Kota di Provinsi Bali”. Jurnal
Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana. Vol.3. No.12. ISSN 2303-
0178.
Haryanto, Tommy Prio. 2013. “Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten / Kota Di Provinsi Jawa Tenganh Tahun
2007 – 2011”. Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi,
Universitas Negeri Semarang, Indonesia, EDAJ 2 (3).
Irvan, I Putu dan Ni Luh Karmini. 2016. “Pengaruh Pendapatan Asli Daerah,
Dana Perimbangan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dengan Belanja
Modal Sebagai Variabel Intervening”. Jurnal Ekonomi Pembangunan
Universitas Udayana. Vol.5. No.3. ISSN 2302-0178.
Isnayati, Nur Isna dan Doddy Setiawan. 2017. “Fenomena Flypaper Effect Pada
Belanja Daerah Kabupaten/Kota di Indonesia”. Jurnal Ekonomi dan
Keuangan Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Vol.1. No.2. ISSN
2548-5024.
Juanda, Bambang dan Junaidi. 2012. ”Ekonometrika Deret Waktu Teori dan
Aplikasi. IPB Press. Bogor.
Machmud, Marsita. dkk. 2014. “Analisis Kinerja Keuangan Daerah di Povinsi
Sulawesi Utara Tahun 2007-2012”. Jurnal Ekonomi Pmbangunan FEB
Universitas Sam Ratulangi. Vol.14. No.2.
Mangkoesoebroto, Guritno. 1993. “Ekonomi Publik”. Fakultas Ekonomi
Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
Muda, Iskandar. 2017. “The Effect of Allocation of Dividend of the Regional
Government-Owned Enterprises and the Empowerment Efforts on the
Revenue of Regional Government : The Case of Indonesia. European
Research Studies Journal. Vol.20. No.4.
13
Mulyani, Heni. 2016. “The Relationship of Local Own Revenue and General Fund
Allocation on Capital Expenditure of Local Government”. Faculty of
Economic and Business Education Universitas Pendidikan Indonesia.
Vol.15. No.4.
Novianto, Riko dan Rafiudin Hanafiah. 2015. “Pengaruh Pendapatan Asli
Daerah, Dana Perimbangan, dan Kinerja Keuangan Terhadap Alokasi
Belanja Modal Pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan
Barat”. Jurnal Ekonomi. Vol.4. No.1
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 Tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah.
Pramuka, Bambang Agus. 2010. ”Flypaper Effect pada Pengeluaran Pemerintah
Daerah di Jawa”. Jurnal Ekonomi Pembangunan. Vol 11. No 1.
Purbarini, Endah dan Gregorius N. Masdjojo. 2015. “Flypaper Effect on
Operating Expenditure and Capital Expenditure of the City Government in
Indonesia”. Jurnal Ekonomi Pembangunan. Vol.16. No.1. ISSN 1411-6081.
Raja, Togu Harlen dan Putra Raja Tunggah Hasiguan. 2018. “Influence
Product Domesric Regional Bruto (PDRB), Total Population, And Capital
Expenditure On Pad (Regional Generated Revenue) (A Case Study In
District And Towns In North Sumatera Province)”. Advances in Social
Sciences Research Journal. Vol.5. No.1.
Rochmatullah, Mahameru Rosy.dkk. 2016. “Determinating The Value Of
Capital Expenditure Allocation in Indonesia Local Government”. Jurnal
Ekonomi Pembangunan Vol 17. No 2. (152-166)
Sari, Rosy Puspita dan I Gusti Bagus Indrajaya. 2014. “Pengaruh Dana
Perimbangan dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Terhadap Alokasi
Belanja Daerah Kabupaten Badung”. Jurnal Ekonomi Pembangunan
Universitas Udayana. Vol.3. No.9. ISSN 2303-0178.
Shofian, Muhammad Ali. dkk. 2017. “Seterminants Of Capital Expenditure and
The Implication On The Quality Of Government Financial Statements in
Southeast West Nusa”. International Conference and Call for Papers,
Jember.
Suardana, Ida Bagus Raka dan I Putu Astawa. 2017. “Flypaper Effect of
General Allocation Fund (DAU) and Human Development Index (IPM) (A
Case Study In Regencies and Municipality in Bali)”. Archives of Bussiness
Research. Vol.5. No.5.
14
Suparmoko, M. 2002. Ekononomi Publik Untuk Keuangan dan Pembangunan
Daerah. Andi. Yogyakarta.
Undang-Undang (UU) Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemeritahan Daerah.
Undang-Undang (UU) Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
Undang-Undang (UU) Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
Utomo, Yuni Prihadi. 2015. “Eksplorasi Data dan Analisis Regresi SPS.
Muhammadiyah University Press. Surakarta.
Yusrianti, Hani. dkk. 2014. “Aanalysis of The Influence of Rehionally Generated
Revenue and Rebenue Sharing Fund to Infrastructure Expenditure in South
Sumatera, Indonesia”. EBES Conference Istanbul Turkey. 5-7.