analisis asuhan keperawatan pada pasien dengan ...elib.stikesmuhgombong.ac.id/771/1/nuzulia hana...

35
i ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAFAS DI INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD) RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO KARYA ILMIAH AKHIR NERS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ners Disusun Oleh: NUZULIA HANA FATMALA, S. Kep A31600905 KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PROGRAM STUDI PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG 2017

Upload: vodang

Post on 05-Mar-2019

252 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

i

ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAFAS DI INSTALASI

GAWAT DARURAT (IGD) RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO

PURWOKERTO

KARYA ILMIAH AKHIR NERS

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ners

Disusun Oleh:

NUZULIA HANA FATMALA, S. Kep

A31600905

KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH

GOMBONG

2017

ii

iii

iv

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis hanturkan kehadirat Alloh SWT karena atas limpahan

karunia dan Rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Akhir dengan

judul : “Analisis Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Ketidakefektifan

Bersihan Jalan Nafas Di Instalasi Gawat Darurat (Igd) RSUD Prof. Dr. Margono

Soekarjo Purwokerto”

Karya Tulis Akhir ini disusun sebagai dasar untuk memenuhi syarat

memperoleh gelar profesi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES)

Muhammadiyah Gombong. Selama proses penulisan karya tulis akhir ini, penulis

banyak mendapat bimbingan, dorongan, serta bantuan dari berbagai pihak. Untuk

itu pada kesempatan ini perkenankanlah penulis dengan segala kerendahan hati

dan penuh rasa syukur menyampaikan terima kasih yang setulusnya kepada :

1. Herniyatun, M. Kep. Sp. Mat selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Muhammadiyah Gombong.

2. Isma Yuniar, M. Kep. selaku Ketua Program Studi Profesi Ners Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong.

3. Putra Agina S, S. Kep. Ns.,M. Kep. selaku Pembimbing akademik yang

telah memberikan bimbingan, saran, dan masukan dalam pembuatan karya

tulis akhir ini.

4. Darono, S. Kep. Ns selaku Penguji klinik yang telah memberikan saran

dan masukan kepada penulis dalam penyelesaian karya tulis ini.

5. Seluruh dosen dan staff karyawan Program Studi Keperawatan STIKes

Muhammadiyah Gombong yang telah membantu dalam penyusunan karya

tulis ini.

6. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan dukungan baik secara

moril ataupun materil dalam penyusunan karya tulis ini.

7. Teman-teman seperjuangan mahasiswa Program Studi Profesi Ners

Keperawatan tahun akademik 2016-2017 yang selalu memberikan

semangat.

vi

8. Pasien dan keluarga pasien yang telah bersedia bekerja sama sehingga

karya ilmiah akhir ners ini terbentuk.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan

Karya Tulis Akhir ini, oleh karena itu peneliti berterimakasih atas segala saran

dan masukan yang diberikan demi perbaikan karya tulis ini.

Gombong, 15 Agustus 2017

Penulis,

vii

viii

Program Studi Profesi Ners

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong

KTAN, Agustus 2017

Nuzulia Hana Fatmala1)

, Putra Agina2)

, Darono3)

“ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAFAS DI INSTALASI GAWAT

DARURAT (IGD) RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO”

xv + 52 halaman + 1 tabel + 2 gambar + 4 lampiran

ABSTRAK

Latar belakang : Tuberculosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang

disebabkan bakteri mycobacterium tuberculosis, yang dapat menyerang berbagai organ,

terutama paru-paru. Tindakan keperawatan untuk mempertahankan dan meningkatkan

pengembangan paru meliputi tindakan invasif dan non invasif. salah satu tindakan non

invasif yaitu pemberian posisi semi fowler.

Tujuan umum : Menjelaskan asuhan keperawatan yang diberikan pada klien dengan

ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada pasien tuberkulosis paru.

Metode: Karya tulis ilmiah ini merupakan analisis dari 5 asuhan keperawatan pada

pasien dengan masalah keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan nafas dengan cara

pengkajian perumusan masalah, analisa data, intervensi, implementasi dan evaluasi.

Hasil analisis : Masalah keperawatan yang diambil penulis yaitu ketidakefektifan

bersihan jalan nafas. Setelah dilakukan tindakan keperawatan dengan pemberian posisi

semi fowler dan setelah diobservasi selama 7 jam di instalasi gawat darurat RSUD Prof.

Dr. Margono Soekarjo Purwokerto didapatkan hasil frekuensi pernafasan sebelum

dilakukan posisi semi fowler berkisar antara 28-34x /menit. kemudian, frekuensi

pernafasan setelah dilakukan pemberian posisi semi fowler yaitu menjadi 24-32x/menit.

Kesimpulan : Pemberian posisi semi fowler terbukti efektif untuk membantu

mengurangi kesulitan bernafas dan mengurangi ketidaknyamanan pasien karena sesak

nafas di bandingkan dengan posisi berbaring (lying flat).

Kata Kunci : ketidakefektifan bersihan jalan nafas, semi fowler, tuberculosis paru.

1) Mahasiswa Profesi Ners STIKES Muhammadiyah Gombong

2) Dosen Pembimbing I Program Studi Profesi Ners STIKES Muhammadiyah Gombong

3) Pembimbing Klinik RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto

ix

Profession Ners Program

Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong

KTAN, August 2017

Nuzulia Hana Fatmala1)

, Putra Agina2)

, Darono3)

ANALYSIS ON NURSING CARE OF PATIENTS WITH INEFFECTIVENESS

CLEAVAGE ROAD BREATH AT INSTALLATION EMERGENCIES (IGD)

PROVINCIAL HOSPITAL PROF. DR. MARGONO SOEKARJO

xv + 52 pages + 1 table + 2 figures + 4 appendices

ABSTRACT

Background : Background: Tuberculosis (TB) is an infectious disease caused by

the bacterium mycobacterium tuberculosis, which can invade a variety of organs,

especially the lungs. Nursing actions to maintain and improve the development of

the lungs include invasive and non invasive action. One of the act of noninvasive

that give the spring fowler.

Objective : Describes the nursing care given to clients with ineffectiveness

cleavage way breath on pulmonary tuberculosis patients.

Method:This scientific paper is an analysis of 5 nursing care in patients with

ineffectiveness cleavage road breath nursing problems by means of problem

formulation, data analysis, intervention, implementation and evaluation.

Results of analysis: Nursing problems taken by the author of ineffective

clearance of the airway. After the action of nursing by giving semi fowler position

and after observation for 7 hours at emergency department of RSUD Prof. Dr.

Margono Soekarjo Purwokerto got the result of breathing frequency before done

semi fowler position ranged between 28-34x / minute. Then, the frequency of

breathing after the giving of semi-fowler position is to be 24-32x / minute. Conclusion: The provision of semi-fowler position proved effective to help

reduce breathing difficulties and reduce patient discomfort due to shortness of

breath compared with lying flat position.

Keywords: ineffective airway clearance, semi fowler, pulmonary tuberculosis.

1) Student of Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong

2) Research Consultant1 Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong

3) Clinical Consultant2 RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME .............................. ii

HALAMAN PERNYATAAN .......................................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ iv

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING .............................................. v

KATA PENGANTAR ...................................................................................... vi

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................................................. viii

ABSTRAK ........................................................................................................ ix

ABSTRAC ......................................................................................................... x

DAFTAR ISI ..................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .............................................................................................xiii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................1

B. Tujuan...............................................................................................5

C. Manfaat.............................................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep dasar masalah keperawatan .................................................7

B. Tuberculosis .....................................................................................8

C. Posisi semi fowler ............................................................................16

xi

D. Asuhan keperawatan berdasarkan teori ............................................16

BAB III LAPORAN MANAJEMEN KASUS KELOLAAN

A. Profil ahan praktik

1. Visi, Misi dan Motto Rumah Sakit .............................................. 24

2. Gambaran ruangan tempat praktek ............................................. 24

3. Jumlah Kasus di Ruang IGD ....................................................... 25

4. Pelayanan dan penanganan penyakit di ruang IGD ..................... 25

B. Ringkasan proses asuhan keperawatan ...............................................27

BAB IV HASIL ANALISIS & PEMBAHASAN

A. Analisis karakteristik klien / pasien ................................................... 43

B. Analisis masalah keperawatan ........................................................... 44

C. Analisis intervensi .............................................................................. 45

D. Inovasi tindakan keperawatan ........................................................... 47

E. Keterbatasan karya tulis akhir ners .................................................... 50

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan......................................................................................... 51

B. Saran ................................................................................................... 52

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Intervensi Keperawatan.......................................................................21

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi Distribusi frekuensi hasil sebelum dan sesudah

dilakukan tindakan posisi semi fowler ............................................ ..47

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Pathway tuberculosis paru ........................................................... 13

Gambar 3. 1 Alur pelayanan unit gawat darurat ................................................ 26

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 SOP posisi semi fowler

Lampiran 2 Resume Keperawatan

Lampiran 3 Jurnal

Lampiran 4 Lembar bimbingan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tuberculosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang

disebabkan bakteri mycobacterium tuberculosis, yang dapat menyerang

berbagai organ, terutama paru-paru. Penyakit ini bila tidak diobati atau

pengobatannya tidak tuntas dapat menimbulkan kompilkasi berbahaya

hingga kematian. Tuberculosis paru (TB paru) diperkirakan sudah ada di

dunia sejak 5000 tahun sebelum masehi, namun kemajuan dalam penemuan

dan pengendalian penyakit TB baru terjadi dalam 2 abad terakhir (Pusat

Data dan Informasi Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2015).

WHO menyatakan bahwa TB merupakan kedaruratan global bagi

kemanusiaan. Walaupun strategi pengobatan jangka pendek dengan

pengawasan langsung (Directly Observed Treatment Short-course, DOTS)

telah terbukti sangat efektif untuk pengendalian TB, tetapi beban penyakit

TB di masyarakat masih sangat tinggi. Dengan berbagai kemajuan yang

dicapai sejak tahun 2003, diperkirakan masih terdapat sekitar 9,5 juta kasus

baru TB, dan sekitar 0,5 juta orang meninggal akibat TB di seluruh dunia.

Selain itu, pengendalian TB mendapat tantangan baru seperti ko-infeksi TB

atau HIV, TB yang resisten obat dan tantangan lainnya dengan tingkat

kompleksitas yang makin tinggi (Pusat Data dan Informasi Kementrian

Kesehatan Republik Indonesia, 2015).

WHO menyatakan bahwa sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi

kuman TB. Setiap tahunnya diseluruh dunia didapatkan sekitar 4 (empat)

juta penderita baru TB menular, ditambah dengan jumlah yang sama TB

yang tidak menular dan sekitar 3 (tiga) juta meninggal setiap tahunnya. Dari

seluruh kematian yang dapat dicegah, 25% diantaranya disebabkan oleh

tuberculosis. Saat ini di Negara maju diperkirakan setiap tahun terdapat 10-

20 kasus baru setiap 100.000 penduduk dengan kematian 1-5 per 100.000

penduduk sedang di Negara berkembang angkanya masih tinggi. Di Afrika

2

setiap tahun muncul 165 penderita tuberculosis paru menular setiap 100.000

penduduk (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2015).

Masalah kesehatan paru masyarakat di Indonesia memerlukan

perhatian, karena sampai dengan 2014 lalu, Indonesia menjadi negara kedua

terbesar penderita tuberculosis(TB) setelah India. Lima negara terbesar di

dunia sebagai penyumbang penderita TB terbanyak, selain Indonesia dan

India, yakni Cina, Nigeria dan Pakistan. Dalam laporan WHO tahun 2013

diperkirakan terdapat 8,6 juta kasus TB pada tahun 2012 dimana 1,1 juta

orang (13%) diantaranya adalah pasien HIV positif. Sekitar 75% dari pasien

tersebut berada di wilayah afrika. Pada tahun 2012 diperkirakan proporsi

kasus TB anak diantara seluruh kasus TB secara global mencapai 6% atau

550.000 pasien TB anak pertahun, atau sekitar 8% dari total kematian yang

disebabkan oleh TB (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2015).

Berdasarkan data di WHO Global Report (2014), angka insiden TB di

Indonesia tahun 2014 mencapai 183/100.000 penduduk, menurun sekitar 10

persen dari 206/100.000 penduduk jika dibanding tahun 1990. Sedangkan

angka prevelensi (jumlah orang yang hidup dengan penyakit tertentu dalam

jangka waktu tertentu) TB adalah 272/100.000 penduduk, menurun 33%

dari baseline sebesar 442/100.000 penduduk, dan angka mortalitas

(kematian) TB adalah 25/100.000 peduduk atau turun sebesar 49 persen dari

53/100.000 pada tahun 1990.

Hasil survei prevelensi TB 2013 hingga 2014 pada populasi yang

berusia 15 tahun ke atas di Indonesia, menghasilkan prevelensi TB untuk

semua umur per 100.000 penduduk adalah 660. Diperkirakan, terdapat 1,6

juta orang penderita, dengan pengobatan TB paru BTA positif minimal 85%

sebesar 90%. Sasaran strategi nasional pengendalian TB hingga tahun 2019,

menurunkan prevelensi TB dari 297 per 100.000 penduduk pada tahun 2013

menjadi 245/100.000 penduduk pada 2019 mendatang. Penyakit TB paru

merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit jantung dan

saluran pernafasan pada semua kelompok usia serta nomor satu untuk

golongan penyakit infeksi. Korban meninggal akibat TB paru di Indonesia

3

diperkirakan sebanyak 61.000 kematian tiap tahunnya (Kementrian

Kesehatan Republik Indonesia, 2015).

Terdapat beberapa indikator yang digunakan untuk menilai tingkat

keberhasilan program pengendalian TB, yang terutama adalah indikator

penemuan kasus, indikator pengobatan dan angka keberhasilan pengobatan

TB. Pada kasus TB yang telah ditemukan , selanjutnya akan mendapatkan

layanan pengobatan selama enam bulan. Terdapat dua indikator utama untuk

mengevaluasi keberhasilan pengobatan, yaitu angka kesembuhan dan angka

keberhasilan pengobatan TB (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia,

2015). Menurut Muttaqin (2008) penularan utama penyakit TB adalah oleh

bakteri yang terdapat dalam droplet yang dikeluarkan penderita sewaktu

batuk, bersin, bahkan berbicara. Tuberculosis paru di tandai dengan gejala:

batuk berturut-turut sampai 2 minggu lebih, demam, flu, keringat malam,

anoreksia, penurunan berat badan, batuk darah atau dahak, sesak nafas dan

nyeri dada.

Pernafasan dapat berubah karena kondisi atau penyakit yang

mengubah struktur dan fungsi paru. Otot-otot pernafasan, ruang pleura, dan

alveoli sangat penting untuk ventilasi, perfusi, dan pertukaran gas

pernafasan. Kerja pernafasan ditentukan oleh tahanan jalan nafas,

keberadaan ekspansi yang aktif, dan pengguanaan otot-otot bantu

pernafasan (Potter & Perry,2010). Gambaran mekanisme gangguan oksigen

pada penyakit Tuberkulosis Paru (TB Paru) dapat disebabkan karena kuman

penyebab TB paru mycrobacterium tuberculosis masuk dalam saluran

pernafasan. Kebanyakan infeksi tuberculosis terjadi melalui udara yaitu

melalui inhalasi droplet yang mengandung kuman- kuman tuberkel yang

berasal dari orang yang terinfeksi. Setelah mycrobacterium tuberculosi

berada pada ruang alveolus biasanya dibagian bawah lobus atas paru atau

bagian atas lobus bawah. Basil tuberkel ini akan menimbulkan reaksi

peradangan pada saluran pernafasan dan menyebabkan gangguan penafasan

pada TB Paru (Price & Wilson, 2006 ). Pada penyakit TB paru yang ringan

(baru tumbuh) belum dirasakan adanya sesak nafas. Sesak nafas akan

4

ditemukan pada penyakit TB paru yang sudah lanjut, dimana infiltrasinya

sudah meliputi setengah bagian paru-paru (Setiati, dkk, 2014).

Proses pemenuhan oksigen dilakukan dengan cara pemberian oksigen

melalui saluran pernafasan, membebaskan saluran pernafasan dari sumbatan

yang menghalangi masuknya oksigen, memulihkan dan memperbaiki organ

pernafasan agar berfungsi secara normal (Hidayat, 2012). Tindakan

keperawatan untuk mempertahankan dan meningkatkan pengembangan paru

meliputi tindakan invasif dan non invasif. Tindakan invasif dengan

pemberian OAT dengan kombinasi beberapa jenis obat dalam jumlah cukup

dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan. Tindakan non invasif

meliputi pemberian oksigenasi, pemberian latihan nafas dalam dan batuk

efektif, pemberian posisi semi fowler (Price & Wilson, 2006). Pasien tidak

selalu memperhatikan tentang adanya posisi pengaturan posisi yang dapat

menurunkan kerja frekuensi napasnya. Sehingga mereka tidak menyadari

seberapa penting akan posisi yang tepat akan berpengaruh terhadap proses

penyembuhan penyakit (Perry dan Potter, 2006).

Metode yang sederhana dan efektif untuk mengurangi resiko

penurunan pengembangan dinding dada yaitu dengan pengaturan posisi saat

istirahat. Posisi yang paling efektif adalah memberikan posisi semi fowler

dengan derajat kemiringan 30-45°. Posisi semi fowler pada pasien TB paru

telah dilakukan sebagai salah satu cara untuk mengurangi sesak nafas.

Tujuan dari tindakan ini adalah untuk menurunkan konsumsi O2 dan

menormalkan ekspansi paru yang maksimal, serta mempertahankan

kenyamanan (Majampoh, dkk, 2013).

Menurut Supadi, dkk (2008) mengatakan bahwa posisi semi fowler

membuat oksigen di dalam paru-paru semakin meningkat sehingga

memperingan sesak nafas. Posisi ini akan mengurangi kerusakan membrane

alveolus akibat tertimbunnya cairan. Hal tersebut dipengaruhi oleh gaya

gravitasi sehingga O2 delivery menjadi optimal. Sedangkan menurut Safitri,

dkk (2008), posisi yang paling efektif bagi pasien dengan penyakit

kardiopulmonari adalah posisi semi fowler dimana kepala dan tubuh

5

dinaikan dengan derajat kemiringan 45°, yaitu dengan menggunakan gaya

gravitasi untuk membantu pengembangan paru dan mengurangi tekanan dari

abdomen ke diafragma. Sesak nafas akan berkurang dan akhirnya perbaikan

kondisi pasien lebih cepat

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Majampoh

(2013) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh pemberian posisi semi

fowler terhadap kestabilan pola nafas pada pasien TB paru di Irina C5

RSUP Prof Dr. R. D. Kandou Manado. Kemudian, berdasarkan jumlah

pasien tuberculosis paru yang di dapatkan di Instalasi Gawat Darurat RSUD

Prof.dr.Margono Soekarjo pada bulan Agustus 2016 sampai April 2017

sejumlah 253 orang. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk

membuat Karya Tulis Akhir yang berjudul “Analisis Asuhan Keperawatan

pada Pasien dengan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas di Intalasi Gawat

Darurat di RSUD Prof.dr. Margono Soekarjo”.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Tujuan dari penulisan karya tulis akhir ini adalah untuk

menjelaskan asuhan keperawatan yang diberikan pada klien dengan

Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas pada Pasien Tuberkulosis Paru.

2. Tujuan Khusus

a. Memaparkan hasil pengkajian pada pasien dengan masalah

keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan nafas

b. Memaparkan hasil diagnosa keperawatan pada pasien dengan

masalah keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan nafas

c. Memaparkan hasil intervensi keperawatan pada pasien dengan

masalah keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan nafas.

d. Memaparkan hasil implementasi keperawatan pada pasien dengan

dengan masalah keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan nafas.

e. Memaparkan hasil evaluasi keperawatan pada pasien dengan

dengan masalah keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan nafas.

6

f. Memaparkan hasil analisis inovasi keperawatan pada pasien

dengan masalah keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan nafas.

C. Manfaat

1. Manfaat Keilmuan

a. Manfaat untuk penulis

Melatih kemampuan penulis untuk menerapkan ilmu pengetahuan

yang sudah diajarkan oleh institusi serta dapat melatih pola pikir

penulis dalam menganalisis asuhan keperawatan pada pasien dengan

masalah keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada

pasien tuberkulosis paru.

b. Manfaat untuk institusi pendidikan

Sebagai referensi untuk mahasiswa dengan melakukan Asuhan

keperawatan pada pasien dengan masalah keperawatan

ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada pasien tuberkulosis paru.

2. Manfaat aplikatif

a. Manfaat untuk pasien dan keluarga

Dapat menambah pengetahuan serta wawasan pasien dan keluarga

tentang cara menangani pasien dengan masalah keperawatan

ketidakefektifan bersihan jalan nafas.

b. Manfaat untuk instansi kesehatan

Dapat menambah ilmu pengetahuan cara menangani dengan masalah

keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan nafas.

3. Manfaat metodologis

Sebagai acuan penyusunan metodologi penelitian bagi para peneliti

tentang penyusunan karya tulis ilmiah akhir ners.

DAFTAR PUSTAKA

Aru W, Sudoyo, et al. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 2 Edisi

Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Jakarta.

Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan

Dasar Klien. Jakarta : Salemba Medika.

Bulechek, G, et al. 2016. Nursing Interventions Classification (NIC) 6th edition.

Singapura : MC Mocomedia

Burhan M, dkk. 2015. pengaruh pemberian posisi semi fowler pada respiratory

rate pada pasien tuberculosis paru di RSUD pekalongan. diakses tanggal 22

April 2017

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2008). Pedoman Nasional

Penanggulangan Tuberkulosis. Jakarta.

Hidayat, A. A. 2009. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep dan

Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Innes, J.A., Reid, P.T., (2010). Tuberkulosis. Respiratory Disease. Dalam: Boon

N.A., Davidson’s Principle & Practice of Medicine. 20th

ed. Churchill

Livingstone Elsvier: 695-702.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2015. Pusat Data dan Informasi. Di

unduh dari http://www.depkes.go.id pada tanggal 06 Agustus 2017 pukul

08.20 WIB

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Pusat Data dan Informasi. Di

unduh dari http://www.depkes.go.id pada tanggal 25 juli 2017 pukul 10.20

WIB

Laily Wahyu Dian. Karakteristik pasien tuberculosis paru di puskesmas tuminting

manado Jurnal Kedokteran Komunitas dan Tropik : Volume 3 Nomor 1

Februari 2015. diakses tanggal 02 Agustus 2017

Majampoh, dkk. 2013. Pengaruh Pemberian Posisi Semi Fowler Terhadap

Kestabilan Pola Nafas Pada Pasien TB Paru di Irina C5 RSUP Prof. Dr.

Kandou Manado. Jurnal Keperawatan. Volume 3 No 1. Diakses tanggal 28

Juli 2017.

Moorhead, S, et al. 2016. Nursing Outcomes Classification (NOC) 5th Edition.

Singapura : MC Mocomedia.

Muttaqin, A. 2008. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Pernafasan.

Jakarta : Salemba Medika

Nurarif, dkk. 2013. Aplikasi NANDA NIC NOC. Yogyakarta : Media Action

Publishing

Price, A. S dan Wilson, L.M. 2006. Patofisiologi Konsep Proses-proses Penyakit.

Jakarta: EGC

Price, S.A, dan Wilson, L.M. 2012. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses

Penyakitnya. Edisi 6. Jakarta: EGC.

PDPI. (2012). Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan Tuberkulosis. Jakarta :

Depkes RI.

Potter, A.P, dan Perry, A.G.. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan:

Konsep, Proses dan Praktek Volume 2 Edisi 4. Jakarta: EGC.

Perry, dan Anne Griffin. 2005. Buku Saku Keterampilan & Prosedur Dasar.

Jakarta : EGC.

Rizkiyani Indri. 2008. faktor- faktor yang mempengaruhi tuberculosis paru.

diakses pada tanggal 03 agustus 2017

Safitri R, dkk. 2011. Kefektifan Pemberian Posisi Semi Fowler Terhadap

Penurunan Sesak Nafas pada Pasien Asma di Ruang Rawat Inap Kelas III

RSUD dr. Moewardi Surakarta, Gaster Vol.8. Diakses pada tanggal 16 April

2017.

Setiati, et al. 2014. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid 1 edisi VI. Departemen

Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Jakarta.

Sigalingging, Ganda. et al. 2012. Kebutuhan dasar manusia : buku panduan

laboratorium. Jakarta : EGC.

Somantri, Irman.2007. Keperawatan Medikal Bedah Asuhan Keperawatan pada

Pasien dengan Gangguan Sistem Pernafasan. Jakarta : Salemba Medika

Supadi, E.N dan Mamnuah.2008. Hubungan Analisa Posisi Tidur Semi Fowler

dengan Kualitas Tidur Pada Pasien Gagal Jantung di RSU Banyumas, Jawa

Tengah. Jurnal Kebidanan dan Keperawatan. Volume 4, No.2

Taufiq A., (2009). Tuberkulosis Paru. Dalam : Laporan Pendek Kepaniteraan

Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat. 1-4.

T. Heather. Herdman, et al. Nanda International Inc. Nursing Diagnosis :

definition & Classification 2015-2017. Jakarta : EGC.

Tarwoto, Wartonah. 2006. Kebutuhan dasar manusia dan Proses keperawatan.

Edisi ketiga. Jakarta : Salemba medika.

WHO. 2014. Global Tuberkulosis Report 2014. www.who.int/tb/data. diunduh

tanggal 26 maret 2017 pukul 19.20 WIB.

Wijaya, A.S. 2013. Keperawatan Medikal Bedah. Nuha Medika. Jakarta.

Widoyono. 2011. Penyakit Tropis Epidemiologi,Penularan,Pencegahan dan

Pemberantasannya. Semarang : Erlangga.

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

POSISI SEMI FOWLER

A. Pengertian

Posisi semi fowler adalah posisi dengan meninggikan kepala dan tubuh 45-

65° di atas tempat tidur. Posisi ini biasanya diterapkan pada pasien yang

mengalami sesak nafas dan sulit bernafas (Ganda, 2012).

B. Tujuan

Tujuan pemberian posisi semi fowler menurut (Ganda, 2012).

1. Melonggarkan saluran pernafasan

2. Memberikan kenyamanan pada pasien

C. Alat dan Bahan

1. Tempat tidur

2. Bantal 2-5 buah

3. Sandaran punggung jika ada

4. Gulungan handuk

D. Prosedur kerja

1. Bawa alat ke dekat pasien

2. Cuci tangan

3. Anjurkan pasien menekuk lutut sebelum kepala dinaikan

4. Naikan kepala tempat tidur 45-65° jika tersedia functional bad

5. Letakkan bantal di punggung pasien jika functional bed tidak tersedia

6. Topang kepala pasien dengan bantal kecil dan lembut

7. Berikan bantal pada daerah punggung bawah , tungkai bawah mulai

dari lutut hingga tumit kaki, telapak kaki, dan kedua tangan pasien jika

pasien dalam keadaan lemah

8. Observasi tingkat kenyamanan pasien terhadap posisi dan ekspresi

pasien

9. Cuci tangan

10. Dokumentasikan tindakan, meliputi jenis posisi, kenyamanan pasien

dan keadaan umum pasien.