analisis aspek teknis dan finansial perikanan bagan rambo

107
ANALISIS ASPEK TEKNIS DAN FINANSIAL PERIKANAN BAGAN RAMBO DI PUSAT PELELANGAN IKAN DESA WEWANGRIU KECAMATAN MALILI KABUPATEN LUWU TIMUR SKRIPSI IKHZAN FRENDI HARTONO L231 14 316 PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DEPARTEMEN PERIKANAN FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN 2018

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

ANALISIS ASPEK TEKNIS DAN FINANSIAL PERIKANAN BAGAN RAMBO DI PUSAT PELELANGAN IKAN

DESA WEWANGRIU KECAMATAN MALILI KABUPATEN LUWU TIMUR

SKRIPSI

IKHZAN FRENDI HARTONO L231 14 316

PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

DEPARTEMEN PERIKANAN

FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2018

Page 2: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

HALAMAN PENGESAHAN

ANALISIS ASPEK TEKNIS DAN FINANSIAL PERIKANAN BAGAN

RAMBO DI PUSAT PELELANGAN IKAN DESA WEWANGRIU

KECAMATAN MALILI KABUPATEN LUWU TIMUR

Disusun dan Diajukan Oleh :

Ikhzan Frendi Hartono

L231 14 316

Menyetujui :

Tanggal Ujian: November 2018

Pembimbing I

Prof. Dr. Ir. Najamuddin, M.Sc

Nip. 196007011986011001

Pembimbing II

Ir. Mahfud Palo, M.Si

Nip. 196003121986011002

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Kelautan Dan Perikanan

Dr. Ir. St. Aisjah Farhum, M.Si

Nip. 19690605 199303 2 002

Ketua Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan

Mukti Zainuddin, S.Pi., M.Sc., Ph.D

Nip. 19710307 199702 1 002

Page 3: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

ABSTRAK

Ikhzan Frendi Hartono. “Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo di Pusat Pelelangan Ikan Desa Wewangriu Kecamatan Malili Kabupaten Luwu Timur” Dibimbing oleh Najamuddin dan Mahfud Palo.

Penelitian ini bertujuan menganalisis aspek teknis dan finansial usaha perikanan tangkap bagan rambo yang ada di Pusat Pelelangan Ikan Desa Wewangriu Kecamatan Malili Kabupaten Luwu Timur. Penelitian dilakukan dengan metode sensus terhadap 4 unit bagan rambo di lokasi penelitian. Parameter yang diamati meliputi aspek teknis dan finansial. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa bagan rambo memiliki konstruksi yang terdiri dari kapal pengantar, bagan, jaring, lampu, rangka, rumah bagan, serta alat bantu pendukung lainnya. Kapal dengan ukuran lebih besar dari 32 m tidak menggunakan bingkai jaring, diganti dengan tali ris dan pemberat. Pengoperasian bagan rambo dimulai dari tahap persiapan, setting, pemadaman lampu, Hauling, pengangkatan/penanganan hasil tangkapan dan kembali ke fishing base. Lama operasi penangkapan berkisar antara 12 - 14 jam per tripnya dengan produksi rata rata 265 kg - 345 kg per trip. Keuntungan usaha pada musim puncak berkisar Rp.364.243.929 - Rp.432.198.750, musim sedang berkisar Rp.179.671.964 - Rp.274.376.429 dan musim paceklik berkisar Rp.61.444.714 - Rp.91.234.714 dengan nilai R/C rasio > 1,1 setiap musimnya. Aspek teknis sangat mempengaruhi jumlah produksi penangkapan terutama pada intensitas penggunaan lampu, ukuran alat tangkap dan penentuan daerah penangkapan serta Usaha perikanan bagan rambo masih layak untuk dikembangkan.

Kata Kunci : Bagan Rambo, Aspek Teknis, Aspek Finansial, Luwu Timur

Page 4: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

ABSTRACT

Ikhzan Frendi Hartono. "Analysis of Technical and Financial Aspects of Fisheries Large Lift Net on Fish Auction Center Wewangriu Village Malili sub-District East Luwu Regency" In by Najpamuddin and Mahfud Palo

This research have as a purpose to analyze the technical and financial

aspects of fisheries large lift net on Fish Auction Center Wewangriu Village Malili sub-District East Luwu Regenpcy. The research process is carried out by census method to 4 units large lift net at the sites. Parameters of this observation was included of technical and financial aspects. The results from the research showed large lift net has a construction consisting of towing boat, large lift nets, nets, lights, frameworks, the boat House, and other support tools. The measurements of the boat more than 32 meters and not using frame nets, replaced with slinker line and ballas.. Operation of large lift net start from preparation stage, setting, turn of lights, Hauling, lifting/handling of the catch and return to the fishing base. The duration of fishing operations between 12 to 14 hours and production average between 265 kg - 345 kg per trip. Business profits in peak season between Rp. 364 243 929 - Rp.432.198.750, the seasons were ranged Rp.179.671.964 - Rp.274.376.429 and famine range Rp.91.234.714 - Rp.61.444.714 up to the value of R/C ratio > 1.1 each season. Technical aspects greatly influence the amount of production, expectially on the intensity of the use of lights, the size fishing gear and the determination of fishing areas as well as large lift net business worth developed.

Keywords: Large Lift Net, Technical Aspects, Financials Aspects, East Luwu

Page 5: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

RIWAYAT HIDUP

Ikhzan Frendi Hartono lahir di Luwu Timur, pada hari Selasa

tanggal 01 April 1997. Penulis merupakan anak bungsu dari

pasangan Misirun dan Musri. Pada tahun 2002 penulis

memasuki sekolah dasar di SDN 240 Podomoro dan lulus

pada tahun 2008, kemudian penulis melanjutkan

pendidikan ke SMPN 3 Malili dan lulus pada tahun 2011.

Pada tahun 2011 penulis melanjutkan pendidikan ke SMAN

1 Luwu Timur dan lulus pada tahun 2014. Pada tahun 2014

penulis melanjutkan pendidikan ke Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya

Perikanan, Jurusan Perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas

Hasanuddin melalui Jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri tahun

2014. Penulis aktif dibeberapa organisasi seperti Unit Kegiatan Mahasiswa Mapala

Perikanan Greenfish Universitas Hasanuddin dan Himpunan Jurusan

Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Dalam rangka menyelesaikan pendidikan

dan merupakan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan penulis

melakukan penelitian dengan judul “Analisis Aspek Teknis dan Finansial

Perikanan Bagan Rambo di Pusat Pelelangan Ikan Desa Wewangriu Kecamatan

Malili Kabupaten Luwu Timur” yang dibimbing oleh bapak Prof. Dr. Ir. Najamuddin,

M.Sc dan bapak Ir. Mahfud Palo, M.Si.

Page 6: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,

pemilik segala kesempurnaan, memiliki segala ilmu dan kekuatan yang tak

terbatas, yang telah memberikan kami kekauatan, kesabaran, kertenangan dan

karunia selama ini sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat dan salam

tercurahkan kepada Rasulullah Nabi Muhammad SAW, nabi pembawa cahaya

ilmu pengetahuan yang terus berkembang hingga kita merasakan nikmatnya hidup

zaman ini.

Skripsi ini disusun berdasarkan hasil penelitian mengenai Analisis Aspek

Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo di Pusat Pelelangan Ikan Desa

Wewangriu Kecamatan Malili Kabupaten Luwu Timur yang merupakan salah

satu syarat dalam menyelesaikan studi Program Studi Pemanfaatan Sumber Daya

Perikanan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin.

Pada penelitian ini, hambatan dan rintangan yang dihadapi merupakan

proses yang menjadi kesan dan pendewasaan diri. Semua ini tentunya tidak lepas

dengan adanya kemauan yang kuat dalam hati dan kedekatan kepada Allah SWT.

Melalui kesempatan yang baik ini penulis menyampaikan ucapan terkhusus

untuk kedua orang tua, Ayahanda Misirun dan Ibunda Musri tercinta yang telah

menjadi orang tua yang sangat sabar dalam menghadapi semua keluh kesah

penulis, serta telah memberikan dukungan, kasih sayang, perhatian dan doa yang

tiada batas karena telah menjadi penguat bagi penulis, penulis tidak mampu

melangkah sejauh ini tanpa bimbingan kedua orang tua tercinta. Semoga Allah

SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan karunianya kepda keluarga.

Page 7: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

Terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada Bapak Prof.

Dr. Ir. Najamuddin, M.Sc selaku pembimbing ketua dan Bapak Ir. Mahdud Palo,

M.Si selaku pembimbing anggota yang telah banyak meluangkan waktu dan

tenaga dalam memimbing dan memberikan petunjuk dari awal penelitian hingga

selesainya penulisan skripsi ini.

Penulis juga menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Dr. St. Ir. Aisyah Fahrum, M.Si selaku Dekan Fakultas ilmu Kelautan dan

Perikanan, Universitas Hasanuddin.

2. Bapak Dr. Ir. Gunarto Latama, M.Sc. selaku Ketua Departemen Perikanan

Fakultas ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin.

3. Bapak Mukti Zainuddin, S.Pi, M.Sc, Ph.D selaku Ketua Program Studi

Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas iImu Kelautan dan Perikanan,

Universitas Hasanuddin.

4. Bapak Dr. Ir. Andi Assir Marimba, M.Sc, Bapak Ir. Ilham Jaya, MM dan

Bapak Dr. Ir. Faisal Amir, M.Si selaku penguji yang telah memberikan

pengetahuan baru dan masukan saran dan kritik yang membangun.

5. Dosen dan Staf Dosen Fakultas ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas

Hasanuddin.

6. Pemilik Usaha Perikanan Bagan Rambo di Desa Wewangriu, terima kasih

atas bantuan dan keramahan kepada penulis selama proses pengambilan data

penelitian ini.

Ucapan terima kasih dan limpahan kasih sayang melalui skripsi ini penulis

sampaikan kepada mereka yang telah berperan serta dalam proses penelitian,

penulisan hingga penyelesaian skripsi ini.

Page 8: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

1. Untuk Kedua Kakak kandung Rumini, S.Pd dan Huang Tshitshi atas

segala dukungan, motivasi, dan semangat yang selalu diberikan selama

proses penyusunan skripsi ini.

2. Untuk Keluarga Besar Bapak Tawil dan Ibu ST Fatimah, SE atas segala

dukungan, motivasi, dan semangat yang selalu diberikan selama proses

penyusunan skripsi ini.

3. Untuk teman sedari SMA St Nurul Azizah Mualim atas segala dukungan,

bantuan dan semangat yang selalu diberikan selama proses penyusunan

skripsi ini.

4. Untuk teman seperjuangan Muh Fadhli Tawil dan Muchlis Muis terima kasih

atas segala bentuk dan dukungan, motivasi, semangat dan bantuan yang

diberikan penulis selama proses perkuliahan hingga proses penyelesaian

skripsi ini.

5. Untuk saudari Nurpaidah, S.pt dan Zarah Mawarni Agus, S.Pt atas segala

bentuk dukungan, motivasi, semangat dan bantuan yang diberikan kepada

penulis selama proses perkuliahan hingga proses penyelesaian skripsi ini.

6. Untuk saudari Novia Fitra Wati, SH atas segala bentuk dukungan, motivasi,

semangat dan bantuan yang diberikan kepada penulis selama proses

perkuliahan hingga proses penyelesaian skripsi ini.

7. Untuk teman seperjuangan Sari Multazam, S.Pi, Arwita Irawati, S.Pi

Hardianty Aksar, S.pi dan Andi Utami Batari, S.Pi atas segala bentuk

dukungan, motivasi, semangat dan bantuan yang diberikan kepada penulis

selama penelitian hingga proses penyelesaian skripsi ini.

8. Untuk teman kkn Fajar Indrawan BZA, SH, Rafiqa Sukri, SH, Yulianti

Mangalik, Gretya Mayelan dan Rhya Febrianti, S.Ap atas segala bentuk

dukungan, motivasi, semangat dan bantuan yang diberikan penulis selama

proses perkuliahan hingga proses penyelesaian skripsi ini.

Page 9: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

9. Untuk seluruh teman – teman KKN Gel 96 Kecamatan Suppa yang tidak bisa

saya sebutkan satu persatu terima kasih atas segala bentuk bantuan,

dukungan, dan semangat yang diberikan selama ini kepada penulis.

10. Untuk seluruh teman – teman seperjuangan PSP Angkatan 2014 yang tidak

bisa saya sebutkan satu persatu terima kasih atas segala bentuk bantuan,

dukungan, dan semangat yang diberikan selama ini kepada penulis.

11. Untuk seluruh teman- teman angkatan Buntal 2014 (Tetraodon sp) terima

kasih atas dukungan, semangat yang selama ini diberikan kepada penulis.

12. Pihak-pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini yang

tidak mungkin disebutkan satu persatu, terima kasih semuanya.

Dengan kata pengantar ini, penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi

ini masih jauh dari kesempurnaan dan segala kritik serta saran membangun

sangat diharapkan dalam penyusunan skripsi ini. Akhirnya penulis mengucapkan

banyak terima kasih dan semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi

pembaca dan terutama kepada penulis.

Makassar, 14 November 2018

Ikhzan Frendi Hartono

Page 10: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ Xii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii

I. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1 B. Tujuan dan Kegunaan ............................................................................. 2

II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................... 3

A. Aspek Teknis ........................................................................................... 3 B. Deskripsi Alat Tangkap ........................................................................... 3 C. Teknologi Alat Bantu Penangkapan ........................................................ 8 D. Aspek Finansial ....................................................................................... 9

III. BAHAN DAN METODE ............................................................................... 13

A. Waktu dan Tempat ................................................................................ 13 B. Alat dan Bahan ...................................................................................... 13 C. Metode Penelitian .................................................................................. 14 D. Parameter Pengamatan ........................................................................ 14 E. Analisis Data ......................................................................................... 15

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................... 18

A. Aspek Teknis ........................................................................................... 18 B. Metode Pengoperasian ............................................................................ 36 C. Waktu, Lama Trip dan Musim Penangkapan ........................................... 40 D. Daerah Penangkapan .............................................................................. 41 E. Hasil Tangkapan ...................................................................................... 43 F. Aspek Finansial ....................................................................................... 49

V. SIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 64

A. Simpulan ................................................................................................. 64 B. Saran ....................................................................................................... 64

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 65

LAMPIRAN ....................................................................................................... 67

Page 11: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Alat dan bahan ..................................................................................... 13

2. Ukuran kapal pengantar bagan rambo di Desa Wewangriu Kecam- atan Malili Kabupaten Luwu Timur ....................................................... 19

3. Ukuran penopang bangunan bagan rambo di Desa Wewangriu Kecam- atan Malili Kabupaten Luwu Timur ....................................................... 20

4. Ukuran rangka bagan rambo di Desa Wewangriu Kecamatan Malili Kabupaten Luwu Timur ........................................................................ 21

5. Jenis jenis hasil tangkapan bagan rambo ............................................ 43

6. Biaya investasi unit bagan rambo di Desa Wewangriu ........................ 50

7. Komponen biaya tetap unit bagan rambo di Desa Wewangriu Keca- matan Malili.......................................................................................... 51

8. Biaya variabel unit bagan rambo pada musim puncak (Januari – Maret) ................................................................................. 54

9. Biaya variabel unit bagan rambo pada musim sedang (Agustus – Desember) ........................................................................ 55

10. Biaya variabel unit bagan rambo pada musim paceklik (April – Juli) .... 56

11. Total penerimaan, total biaya dan keuntungan musim puncak (Januari – Maret) ................................................................................. 57

12. Total penerimaan, total biaya dan keuntungan musim sedang (Agustus – Desember) ......................................................................... 58

13. Total penerimaan, total biaya dan keuntungan musim paceklik (April – Juli) .......................................................................................... 59

14. R/C rasio bagan rambo musim puncak (Januari – Maret) ................... 60

15. R/C rasio bagan rambo musim sedang (Agustus – Desember) ............ 60

16. R/C rasio bagan rambo musim paceklik (April – Juli) ........................... 60

17. Pembagian hasil periode 1 (Januari – Juni) unit bagan rambo di Desa Wewangriu Kecamatan Malili ............................................................... 62

18. Pembagian hasil periode 2 (Juli – Desember) unit bagan rambo di Desa Wewangriu Kecamatan Malili ............................................................... 63

Page 12: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Peta lokasi penelitian ........................................................................... 13

2. Bagan rambo yang beroperasi di Perairan Kecamatan Malili .............. 18

3. Rangka pada bagan rambo .................................................................. 22

4. Waring yang digunakan bagan rambo.................................................. 23

5. Rumah bagan rambo ........................................................................... 24

6. Roller jaring pada bagan rambo ........................................................... 26

7. Roller jangkar pada bagan rambo ........................................................ 26

8. Mesin roller jaring pada bagan rambo .................................................. 27

9. Mesin genset pada bagan rambo ........................................................ 28

10. (1)Mesin penggerak towing boat satu, (2) Mesin penggerak towing boat dua ................................................................................... 29

11. Mesin pompa air pada bagan rambo .................................................... 29

12. Lampu merkuri kuning 500 watt .......................................................... 31

13. Lampu merkuri kuning 1000 watt ......................................................... 31

14. Lampu merkuri putih 400 watt .............................................................. 32

15. Lampu sorot 500 watt .......................................................................... 32

16. Panel Saklar Lampu ............................................................................ 33

17. (1) Pemberat jaring, (2) Pemberat di ujung jaring pengganti bingkai pada bagan rambo .............................................................................. 34

18. Serok yang digunakan pada bagan rambo ........................................... 34

19. Gancu yang digunakan pada bagan rambo ......................................... 35

20. Basket plastik yang digunakan pada bagan rambo .............................. 35

21. Box styrofoam yang digunakan pada bagan rambo ............................. 36

22. Peta daerah penangkapan bagan rambo di Desa Wewangriu Kecamatan Malili ................................................................................. 42

23. Grafik produksi hasil tangkapan unit kapal 1 ........................................ 44

Page 13: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

24. Grafik produksi hasil tangkapan unit kapal 2 ........................................ 45

25. Grafik produksi hasil tangkapan unit kapal 3 ........................................ 46

26. Grafik produksi hasil tangkapan unit kapal 4 ........................................ 47

27. Grafik gabungan produksi keseluruhan unit ......................................... 48

Page 14: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Sketsa bagan rambo (ukuran dan letak lampu) di Desa Wewangriu Kecamatan Malili Kabupaten Luwu Timur .............................................. 67

2. Foto kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama penelitian di unit bagan rambo Desa Wewangriu Kecamatan Malili Kabupaten Luwu Timur........ 69

3. Foto hasil tangkapan yang dominan pada bagan rambo di Desa Wew-

angriu Kecamatan Malili Kabupaten Luwu Timur. ................................... 71

4. Titik koordinat penangkapan unit bagan rambo di desa Wewangriu Kecamatan Malili Kabupaten Luwu Timur .............................................. 73

5. Biaya investasi dan penyusutan setiap unit bagan rambo di desa We-

wangriu Kecamatan Malili Kabupaten Luwu Timur ................................. 74 6. Biaya operasional setiap unit bagan rambo di Desa Wewangriu Keca-

matan Malili Kabupaten Luwu Timur berdasarkan musim ...................... 76 7. Biaya perawatan setiap unit bagan rambo di Desa Wewangriu Kecam-

atan Malili Kabupaten Luwu Timur berdasarkan musim ......................... 78 8. Upah harian setiap unit bagan rambo di Desa Wewangriu Kecamatan

Malili Kabupaten Luwu Timur berdasarkan musim ................................. 82 9. Pendapatan total setiap unit bagan rambo di Desa Wewangriu Kecam-

atan Malili Kabupaten Luwu Timur berdasarkan musim ......................... 84

10. Rincian analisis keuntungan dan R/C rasio setiap unit bagan rambo di Desa We- wangriu Kecamatan Malili Kabupaten Luwu Timur berdasar- kan musim ............................................................................................. 85

11. Perhitungan sistem bagi hasil nelayan bagan rambo yang ada di Desa

Wewangriu Kecamatan Malili ................................................................ 87

Page 15: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki perairan yang

sangat luas yang mempunyai keanekaragaman sumberdaya hayati yang

bermacam-macam seperti perikanan. Keanekaragaman hayati terhadap

sumberdaya perikanan haruslah dimanfaatkan secara optimal dan lestari sehingga

dapat menjadi andalan pendapatan suatu daerah.

Produksi perikanan tangkap di Kabupaten Luwu Timur cukup memadai

untuk memenuhi kebutuhan konsumen dalam dan luar daerah. Adapun potensi

perikanan tangkap yang dominan berasal dari jenis ikan pelagis kecil seperti

tembang, teri, kembung, dan lain lain. Lokasi perikanan tangkap tersebar di 4

(empat) kecamatan pesisir yaitu Kecamatan Malili, Angkona, Wotu dan Burau

(Dinas Kelautan dan Perikanan LUTIM, 2018).

Bagan perahu (Boat lift net) adalah alat penangkap ikan yang dioperasikan

dengan cara menurunkan jaring ke kolom perairan dan diangkat kembali setelah

banyak ikan di atasnya, dalam pengoperasiannya menggunakan perahu untuk

berpindah-pindah ke lokasi lainnya yang diperkirakan banyak ikannya (Subani,

1989). Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pendapatan

pada usaha perikanan tangkap adalah mengusahakan agar unit usaha

penangkapan lebih produktif, yakni dengan jumlah hasil tangkapan yang optimal.

Selain itu unit penangkapan tersebut haruslah bersifat ekonomis, efisien dan

menggunakan teknologi yang sesuai dengan kondisi tempat serta tidak merusak

kelestarian sumberdaya perikanan. Kegiatan ini juga memerlukan investasi yang

tidak sedikit sehingga perlu adanya perencanaan supaya usaha tersebut tidak

mengalami kerugian.

Page 16: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

2

Usaha perikanan tangkap dengan alat tangkap bagan rambo merupakan

usaha yang potensial dengan hasil tangkapan yang bernilai ekonomis tinggi yaitu

berupa ikan pelagis kecil yang memiliki harga jual tinggi, untuk itu diperlukan

Informasi mengenai modal, biaya biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi,

keuntungan dan kelayakan usaha penangkapan bagan rambo di Kecamatan Malili

Kabupaten Luwu Timur agar dapat menciptakan usaha yang berkelanjutan. Studi

aspek teknis dan finansial usaha perikanan sangat diperlukan karena ketidak

pastian usaha yang dipengaruhi oleh musim penangkapan. Penelitian ini mengkaji

aspek teknis dan finansial, pengkajian aspek teknis bertujuan untuk mengetahui

konstruksi bagan rambo , metode pengoperasian dan beberapa aspek teknis

lainya. Sedangkan aspek finansial dikaji untuk mengetahui tingkat keuntungan

usaha dan kelayakan usaha perikanan bagan rambo di wilayah tersebut.

B. Tujuan dan kegunaan

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis aspek teknis dan finansial usaha

perikanan tangkap bagan rambo di Pusat Pelelangan Ikan Desa Wewangriu

Kecamatan Malili Kabupaten Luwu Timur.

Kegunaan dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi kepada

nelayan atau pemilik usaha perikanan tangkap bagan rambo di kecamatan Malili,

sebagai informasi untuk mengetahui kebutuhan kelayakan usaha, modal kerja dan

dapat mengetahui sejauh mana peluang bisnis kegiatan perikanan bagan rambo

di Kecamatan Malili Kabupaten Luwu Timur

Page 17: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

3

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Aspek teknis

Monintja, dkk (1986) mengatakan bahwa aspek teknis dari suatu usaha

penangkapan yang perlu diperhatikan adalah jenis alat tangkap dan ukuranya,

jenis perahu/kapal (termasuk jenis penggerak yang digunakan), kualifikasi tenaga

kerja yang diperlukan, metode penangkapan, lama trip, jumlah trip per bulan,

jumlah trip per tahun, penangan hasil tangkapan selama operasi, daerah

penangkapan, waktu penangkapan, dan kualifikasi penangkapan dari unit yang di

usahakan.

1. Deskripsi alat tangkap

Bagan rambo diklasifikasikan dalam alat tangkap jaring angat (lift net).

Bagan rambo sering dioperasikan pada malam hari di perairan pantai. Alat

tangkap ini menggunakan cahaya lampu sebagai alat bantu untuk mengumpulkan

ikan. Bagan rambo di Sulawesi Selatan umumnya menggunakan jaring dengan

panjang 45 m dan lebar 45 meter (berbentuk persegi) dengan ukuran mata (mesh

size) 0.5 cm dan terbuat dari waring. Pada bagian tepi jaring terdapat tali ris yang

berfungsi untuk menguatkan tepi jaring sehingga tidak terbelit dan pada setiap tepi

jaring dilengkapi dengan tali yang berfungsi untuk menurunkan dan mengangkat

jaring pada saat pengoperasianya (Sudirman dan Mallawa, 2012).

2. Konstruksi bagan rambo

Bagan rambo memiliki konstruksi yang berbeda dengan bagan perahu

biasa, komponen yang dimiliki bagan ini lebih kompleks dengan konstruksi yang

lebih kuat serta mempunyai ukuran yang lebih besar. Berikut adalah komponen

dari bagan rambo:

Page 18: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

4

a. Perahu

Satu unit bagan rambo terdiri dari dua perahu yaitu perahu utama (main

boat) dan perahu pengantar. Perahu utama berfungsi untuk menopang bangunan

bagan salah satunya rangka. Perahu utama memiliki bentuk yang pipih

memanjang dengan bentuk haluan dan buritan sama. Sedangkan perahu

pengantar memiliki bentuk yang memanjang seperti perahu pada umumnya.

Perahu pengantar dilengkapi palka yang berfungsi untuk menyimpan hasil

tangkapan bagan rambo (Sudirman dan Nessa 2011).

Perahu pengantar merupakan perahu yang digunakan untuk menarik

bagan rambo dari fishing base ke fishing ground atau daerah penangkapan serta

memindahkan bagan rambo dari fishing ground yang satu ke fishing ground

lainnya. Perahu ini juga digunakan untuk mengangkut hasil tangkapan dari fishing

ground ke fishing base serta untuk membawa perlengkapan operasional dari

fishing base ke fishing ground atau sebaliknya (Sudirman dan Nessa 2011).

b. Rangka

Rangka merupakan tempat menggantungnya bingkai jaring dan jaring

selain itu rangka juga merupakan tempat untuk menggantungkan lampu bagan

rambo. Rangka bagan rambo ditahan dengan menggunakan dua tiang berbentuk

bulat yang berfungsi sebagai penyangga rangka bagan. Rangka juga dilengkapi

dengan kawat baja, panjang kawat baja tergantung jarak pada tiang. Penggunaan

kawat baja pada tiang berfungsi agar kedudukan rangka bagan lebih kuat, rata dan

stabil. Ukuran panjang dan lebar rangka berbeda beda untuk setiap bagan rambo

tergantung unit bagan rambo (Mallawa, 2012).

c. Jaring

Jaring pada bagan rambo terbuat dari bahan waring berwarna hitam

(Polypropylene) dengan mesh size 0.5 cm. Pada bagian tepi jaring dipasang tali

ris sebagai pinggiran jaring yang terbuat dari bahan polyethylen. Jaring bagan

Page 19: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

5

rambo memiliki bentuk menyerupai kelambu terbalik. Ukuran jaring pada bagan

rambo tergantung ukuran dari unit penangkapannya (Sudirman dan Mallawa,

2012).

d. Roller

Berdasarkan fungsinya roller atau pemutar tali pada bagan rambo terdiri

dari 3 jenis yaitu : roller jangkar yang berfungsi menaikan dan menurunkan jangkar,

roller untuk kerangka jaring berfungsi untuk mengangkat dan menurunkan jaring

pada saat hauling, dan roller pemberat untuk menahan bingkai jaring pada saat

arus air sangat kencang (Sudirman dan Mallawa, 2012).

e. Generator set (genset)

Genset atau generator set merupakan sumber energi listrik utama pada

bagan. Sumber energi listrik dari genset digunakan untuk menyalakan lampu pada

rangka dan rumah bagan. generator yang digunakan pada bagan perahu

berkekuatan 115PK (Assir dkk, 2017).

f. Lampu (pencahayaan)

Lampu merupakan komponen pada bagan rambo yang digunakan untuk

mengumpulkan ikan ke catchable area. Jenis lampu yang digunakan bagan rambo

cukup bervariasi namun yang sering dijumpai ialah lampu jenis merkuri. Peletakan

lampu pada bagan rambo terbagi menjadi tiga yaitu lampu bagian luar yang

berfungsi untuk menarik agar kawanan ikan mendatangi catchable area,

Penggunaan jumlah dan besar intensitas cahaya lampu ini juga berpengaruh

terhadap jumlah hasil tangkapan (Haruna, 2010)

g. Rumah Bagan

Rumah bagan merupakan bagunan yang terletak di main boat. Rumah

bagan berfungsi sebagai tempat istirahat, tempat saklar dan panel lampu, genset

dan tempat peralatan serta perlengkapan operasional lainnya (Sudirman dan

Mallawa, 2012)..

Page 20: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

6

3. Metode pengoperasian

Sudirman dan Nessa (2011) mengatakan pengoperasian bagan rambo

dibutuhkan 16-20 orang ABK yang dipimpin oleh seorang juragan laut atau disebut

dengan punggawa laut. Juragan laut bertanggung jawab penuh terhadap seluruh

operasi penangkapan ikan. Terdapat beberapa tahapan dalam pengoperasian

bagan rambo yaitu tahap persiapan, penurunan jaring (setting), pengangkatan

jaring (hauling) dan pengangkatan hasil tangkapan.

Persiapan operasi penangkapan bagan rambo dimulai dengan penentuan

fishing ground. Pada tahapan ini di persiapankan pula kebutuhan operasional apa

saja yang diperlukan untuk melakukan operasi penangkapan ikan misalnya bahan

bakar, bekal, dan es untuk penanganan hasil tangkapan. Untuk menuju fishing

ground nelayan bagan rambo menggunakan kapal pengantar (towing boat),

sebelum melakukan setting biasanya nelayan memperbaiki jaringnya terlebih

dahulu apabila ada kerusakan pada jaring (Ramadhan dan Wijayanto, 2016).

Penurunan jaring (setting) merupakan tahapan diturunkannya jaring

kedalam perairan. Sebelum dilakukan penurunan jaring terlebih dahulu dilakukan

proses pengikatan jaring pada bagian bingkai dan penyalaan lampu pada bagan

rambo. Setelah jaring diturunkan proses selanjutnya yaitu menunggu gerombolan

ikan berkumpul di cactable area (soaking). Waktu yang dibutuhkan untuk soaking

dan penyalaan lampu berbeda beda tergantung waktu hauling, musim dan kondisi

cuaca. Sebelum dilakukan proses pengangkatan jaring (hauling), dilakukan

pemadaman lampu secara berkala agar ikan semakin mendekati dan terfokus

pada catchable area. Proses pengangkatan jaring (hauling) dilakukan setelah

kapten kapal merasa sudah banyak ikan yang terkumpul di catchable area. Bingkai

jaring diangkat menggunakan bantuan roller dan harus dilakukan dengan cepat

Page 21: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

7

agar ikan tidak memiliki kesempatan meloloskan diri. Umumnya waktu yang

dibutuhkan untuk penarikan jaring berkisar 10 menit (Mallawa, 2012)

Proses pengangkatan hasil tangkapan dimulai ketika bingkai jaring sudah

naik sampai di rangka bagan. Kemudian dilakukan penggiringan ikan kesalah satu

sisi kapal yang berfungsi sebagai kantong dan lampu dinyalakan kembali untuk

penerangan. Setelah ikan terkumpul dilakukan pengangkatan ikan ke atas kapal

menggunakan serok dan dilakukan penyortiran serta penanganan hasil tangkapan

(Sudirman dan Nessa, 2011).

4. Daerah dan musim penangkapan

Daerah penangkapan bagan rambo mulai dari perairan pantai sampai laut

dalam. Pada bulan gelap biasanya nelayan melakukan penangkapan di perairan

yang lebih dalam atau jauh dari pantai, sedangkan pada bulan seperempat

nelayan melakukan penangkapan pada perairan pantai. Kedalaman daerah

penangkapan bagan rambo tergantung panjang tali pengikat jaring biasanya

berkisar antara 20 – 50 meter. Dasar perairan berpasir atau pasir berlumpur dan

arus yang tidak terlalu kuat. Penggunaan bagan rambo oleh nelayan banyak

dijumpai diperairan Sulawesi Selatan (Mallawa, 2012).

Keberhasilan suatu operasi penangkapan ikan sangat didukung oleh

pengetahuan tentang daerah penangkapan ikan, sehingga dapat menciptakan

usaha penangkapan ikan yang efektif dan efisien. Suatu daerah perairan

dinamakan daerah penangkapan yang baik apabila memenuhi persyaratan yaitu

daerah tersebut terdapat ikan yang melimpah sepanjang tahun, alat tangkap dapat

dijangkau oleh kapal ikan. Penentuan daerah penangkapan ikan oleh nelayan

biasanya hanya menggunakan insting serta informasi dari nelayan lain yang biasa

mengoperasikan alat tangkap yang sama. Kedalaman perairan mencapai 20 meter

hingga 32 meter (Ramadhan dkk, 2016).

Page 22: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

8

Ikan yang menjadi target penangkapan bagan adalah jenis ikan pelagis

kecil yang memiliki sifat fototaksis positif atau jenis jenis ikan yang tertarik terhadap

cahaya. Kecenderungan ini disebabkan daya tembus cahaya pada saat

pengoperasian hanya berada di permukaan. Ikan yang tertangkap dengan alat

tagkap bagan perahu yaitu : selar (Trevallies), ikan tembang (Clupea sp), cumi-

cumi (Loligo sp), ikan kembung (Rastrelliger sp), Alu-alu dan ikan petek

(Leiognathus sp), dan lain lain. Selain ikan pelagis kecil terdapat juga jenis ikan

preador dan demersal yang sifatnya ikut tertangkap oleh bagan (Sani dkk, 2016).

Operasi penangkapan bagan rambo dilakukan pada saat gelombang laut

tidak tinggi sehingga musim penangkapan bergantung pada lokasi daerah

penangkapan ikan. Nelayan dipantai barat Sulawesi Selatan melakukan operasi

penangkapan pada musim timur yaitu bulan April – September setiap tahunnya,

sebaliknya nelayan di pantai timur Sulawesi Selatan melakukan penangkapannya

pada musim barat yaitu Oktober – Maret setiap tahunnya biasanya terjadi

pergerakan bagan rambo dari timur kebarat atau sebaliknya tergantung kondisi

meteorologi (Mallawa, 2012).

B. Teknologi alat bantu penangkapan

Teknologi alat bantu penangkapan merupakan teknologi yang digunakan

untuk membantu dalam proses penangkapan. Salah satu alat bantu yang sering

digunakan oleh nelayan bagan perahu di perairan indonesia yaitu rumpon.

Rumpon merupakan alat bantu penangkapan yang berfungsi untuk memikat ikan

agar berkumpul dalam suatu catchable area. Penggunaan rumpon pada proses

penangkapan bagan perahu dapat meningkatkan hasil tangkapan (Mallawa,

2012).

Teknologi penangkapan ikan dengan bagan perahu menggunakan alat

bantu cahaya di kenal sebagai light fishing. Sumber cahaya yang digunakan ialah

Page 23: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

9

lampu mercury, lampu neon dan lampu LED. Penggunaan cahaya dimaksudkan

untuk menarik dan mengkonsentrasikan kawanan ikan pada areal pencahayaan

dan catchable area bagan. Selain itu intensitas cahaya sangat menentukan

terhadap illuminasi cahaya yang masuk kedalam air. Prinsip penangkapan pada

alat tangkap bagan adalah dengan memanfaatkan tingkah laku ikan, yaitu respon

ikan terhadap cahaya terutama pada ikan-ikan yang bersifat fototaksis positif

(Haruna, 2010).

Seiring modernnya zaman bagan perahu juga menggunakan alat bantu

penangkapan seperti GPS dan teknologi hidroakustik untuk meningkatkan hasil

tangkapan. Kurnia dkk (2015) dalam penelitianya mengatakan Tingkat

produktivitas alat tangkap dan produksi hasil tangkapan bagan perahu mengalami

peningkatan dengan pemanfaatan teknologi hidroakustik. Dengan menggunakan

teknologi hidroakustik nelayan dapat mengetahui pola persebaran ikan sehingga

dapat membantu dalam penentuan waktu hauling.

C. Aspek finansial

Aspek finansial menyelidiki terutama perbandingan antara pengeluaran

dan penerimaan usaha, apakah usaha itu akan terjamin dananya yang diperlukan,

apakah usaha mampu membayar kembali dana tersebut, apakah usaha akan

berkembang sedemikian rupa sehingga finansial dapat berdiri sendiri

(Kadariah,1988).

Analisis finansial dilakukan untuk proyek proyek yang diprakarsai oleh

pihak swasta atau individual. Hal ini berbeda prinsip yang mendasar dengan

proyek yang dilaksanakan oleh pemerintah. Pihak swasta/individual bertujuan

untuk memperoleh keuntungan yang maksimum, sedangkan pihak pemerintah

bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan sosial secara agregat. Analisis

finansial dilihat dari sudut pandang badan usaha atau orang orang yang

Page 24: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

10

menginvestasikan modalnya dalam keproyekan atau kepentingan langsung dalam

proyek (Pasaribu, 2005).

Usaha penangkapan ikan merupakan suatu usaha yang mempunyai tujuan

untuk mencari keuntungan/laba yang sebesar-besarnya. Keuntungan usaha hasil

perikanan diperoleh setelah penerimaan dari penjualan hasil tangkapan atau

produksi ikan dikurangi dengan total biaya dengan asumsi bahwa apabila hasilnya

tinggi maka penerimaannya akan tinggi dan keuntungannya juga semakin tinggi.

Selain besarnya penerimaan, keuntungan yang besar dapat juga diperoleh dengan

menekan biaya operasional yang dikeluarkan (Ningsih dkk, 2016).

Soekartawi (1995) menyatakan bahwa efisisensi usaha penangkapan

dtentukan dengan cara anatara lain mengukur produktivitas usaha dengan Benefit-

Cost Ratio. Benefit-Cost Ratio adalah perbandingan antara nilai sekarang dan

keuntungan dengan nilai sekarang dari biaya pada waktu yang sama. Berdasarkan

perhitungan B/C ratio, apabila didapatkan nilai B/C > 1 dapat diartikan bahwa

manfaat lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan selama usaha ini

berlangsung atau usaha tersebut menguntungkan (secara ekonomis) dan

dikatakan layak untuk diteruskan. Sebaliknya bila B/C < 1 maka usaha tersebut

secara ekonomis dikatakan tidak menguntungkan. Lebih lanjut dijelaskan bahwa

cara lain yang digunakan untuk mengukur produktivitas usaha yaitu dengan NPV

(Net Present Value) dan IRR (Internal Rate of return). Suatu usaha layak

dikembangkan apabila NPV positif dan nilai IRR lebih besar dari tingkat suku

bunga yang digunakan.

Menurut Sugiarto dkk (2005) analisis usaha yang sederhana dapat

dilakukan dengan menggunakan formula Total Cost (TC), Total Revenue (TR) dan

keuntungan. Total cost adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan dalam

menghasilkan output. Total revenue adalah jumlah penerimaan total suatu

perusahaan yang diperoleh dari besarnya tingkat produksi dikalikan dengan

Page 25: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

11

tingkat harga. Keuntungan dapat diperoleh dari total penerimaan dikurangi dengan

total biaya yang dikeluarkan.

Analisis finansial untuk mengetahui kelayakan usaha undiscontinued factor

yaitu perhitungan tanpa menggunakan suku bunga. Analisis ekonomi adalah

keuntungan, Revenue Cost Ratio (R/C) dan Payback Period (PP). Revenue Cost

ratio (R/C) merupakan alat analisis untuk melihat keuntungan relatif suatu usaha

dalam satu tahun terhadap biaya yang dipakai dalam kegiatan tersebut (Efendi

dan Oktariza, 2006).

Variable Cost (biaya tidak tetap ) merupakan jenis biaya yang selalu

berubah sesuai dengan perubahan volume penjualan, dimana perubahannya

tercermin dalam biaya variabel total. Dalam pengertian ini biaya variabel dapat

dihitung berdasarkan persentase tertentu dari penjualan, atau variable cost per

unit dikalikan dengan penjualan dalam unit (Poerwanto, 2014).

Fixed Cost (biaya tetap) merupakan jenis biaya yang selalu tetap dan tidak

terpengaruh oleh volume penjualan melainkan dihubungkan dengan waktu

(function of time) sehingga jenis biaya ini akan konstan selama periode tertentu.

Contoh pada perikanan tangkap ialah: Mesin, Perahu, Alat Tangkap (Poerwanto,

2014).

Usaha perikanan laut maupun darat atas dasar perjanjian bagi hasil harus

diselenggarakan berdasarkan kepentingan bersama dari nelayan pemilik dan

nelayan penggarap serta pemilik tambak dan penggarap tambak yang

bersangkutan, hingga mereka masing-masing menerima bagian dari hasil usaha

itu sesuai dengan jasa yang diberikannya. Jika suatu usaha perikanan

diselenggarakan atas dasar perjanjian bagi hasil, maka dari hasil usaha itu kepada

pihak nelayan penggarap paling sedikit harus diberikan bagian sebagai berikut

(Hukumonline, 2018) :

Page 26: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

12

1. jika dipergunakan perahu layar: minimum 75% (tujuh puluh lima perseratus)

dari hasil bersih;

2. jika dipergunakan kapal motor: minimum 40% (empat puluh perseratus) dari

hasil bersih.

beban-beban yang menjadi tanggungan bersama dari nelayan pemilik dan

pihak nelayan penggarap ialah ongkos lelang, uang rokok/jajan dan biaya

perbekalan untuk para nelayan penggarap selama di laut, biaya untuk sedekah

laut (selamatan bersama) serta iuran-iuran yang disahkan oleh Pemerintah

Daerah Tingkat II yang bersangkutan seperti untuk koperasi, dan pembangunan

perahu/kapal, dana kesejahteraan, dana kematian dan lain-lainnya. sedangkan

beban-beban yang menjadi tanggungan nelayan pemilik ialah ongkos

pemeliharaan dan perbaikan perahu/kapal serta alat-alat lain yang dipergunakan,

penyusutan dan biaya eksploitasi usaha penangkapan, seperti untuk pembelian

solar, minyak, es dan lain sebagainya (Hukumonline, 2018).

Page 27: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

13

III. BAHAN DAN METODE

A. Waktu dan tempat

Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan yaitu Mei sampai dengan Juli

2018 disekitar perairan Kecamatan Malili Kabupaten Luwu Timur Sulawesi

Selatan.

Gambar 1. Peta lokasi penelitian.

B. Alat dan bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Tabel 1. Alat dan Bahan Yang Digunakan

No Alat Dan Bahan Kegunaan

1 Unit Bagan Rambo Untuk menangkap ikan

2 Kamera Dokumentasi

3 Meteran Pengukuran kapal dan alat tangkap

4 Alat tulis menulis Pencatatan dan dokumentasi

5 Kuisioner Pengumpulan data

6 Microsoft Excel Pengolahan data

7 PC/Laptop Pengolahan data

Page 28: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

14

C. Metode penelitian

Metode pengambilan data menggunakan metode sensus, wawancara,

studi pustaka, dan dokumentasi. Total unit penangkapan yang ada di lokasi

penelitian sebanyak 4 unit, sehingga pengambilan data dilakukan pada seluruh

unit penangkapan bagan rambo yang ada dilokasi. Pengumpulan data dilakukan

dengan turun langsung kelapangan, melakukan pengambilan data dan wawancara

langsung. Data yang dikumpulkan adalah data primer dan sekunder. Data primer

diperoleh dari hasil wawancara nelayan dengan menggunakan kouisioner,

pengamatan langsung dan ikut serta dalam proses penangkapan. Sedangkan data

sekunder diperoleh dari laporan dinas perikanan dan kelautan Kabupaten Luwu

Timur.

D. Parameter pengamatan

1. Aspek teknis

Berikut adalah parameter yang diamati dalam aspek teknis :

a. Deskripsi Alat Tangkap

b. Dimensi Kapal (L, B dan D) jenis mesin yang digunakan dan jenis bahan

bakar yang digunakan.

c. Dimensi rangka bagan rambo.

d. Metode pengoperasian alat tangkap

e. Waktu, lama trip dan musim penangkapan (puncak, biasa dan paceklik).

f. Daerah penangkapan.

g. Hasil tangkapan

h. Alat bantu penangkapan.

2. Aspek finansial

Berikut adalah parameter yang diamati dalam aspek finansial :

a. Biaya investasi (modal) yang merupakan biaya yang ditanamkan dalam

memulai usaha.

Page 29: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

15

b. Biaya tidak tetap (Variabel Cost), meliputi biaya operasional, biaya perawatan

dan upah ABK.

c. Keuntungan, merupakan besarnya keuntungan yang didapat setelah biaya

hasil penjualan ikan dikurangi selama setahun dikurangi total biaya tahunan.

d. Nilai R/C rasio.

E. Analisis data

1. Aspek teknis

Analisis teknis unit usaha bagan rambo didasarkan faktor teknis dan unit

usaha tersebut. Analisis teknis meliputi:

a. Deskripsi alat tangkap mendeskripsikan bahan yang digunakan, dimensi dan

ukuran kapal serta rangka bagan rambo, kapal pengantar, konstruksi alat

tangkap bagan rambo dan jumlah lampu serta daya lampu yang digunakan.

b. Jenis mesin yang digunakan, kekuatan mesin dan jenis bahan bakar yang

digunakan (Mesin kapal pengantar, mesin penggerak utama, mesin generator

dan mesin roller).

c. Metode pengoperasian alat tangkap, dianalisis secara deskriptif mulai dari

tahapan persiapan sampai proses pengoperasian bagan rambo.

d. Waktu, lama trip dan musim penangkapan (puncak, biasa dan paceklik)

e. Deskripsi daerah penangkapan bagan rambo.

f. Poduksi hasil tangkapan akan dianalisa secara deskriptif pada setiap operasi

penangkapan meliputi jumlah trip dan total hasil tangkapan serta disajikan

dalam bentuk grafik.

g. Alat bantu penangkapan yang digunakan pada proses pengoperasian bagan

rambo.

Page 30: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

16

2. Aspek finansial

Pada aspek finansial data yang dianalisis meliputi biaya tetap/investasi

diantaranya biaya pembelian kapal, alat tangkap, mesin kapal dan alat-alat lain.

Biaya total meliputi biaya penyusutan, biaya perawatan, biaya perijinan, sedekah

laut, biaya operasional dan biaya tenaga kerja (permusim dan pertahun).

Penerimaan meliputi nilai produksi dari penjualan hasil tangkapan (permusim), dan

keuntungan diperoleh dari pengurangan penerimaan dengan biaya total..

Metode yang digunakan untuk mengukur aspek finansial penangkapan

adalah dengan menghitung nilai-nilai sebagai berikut:

a. Analisis R/C

Menurut Suratiyah (2015), R/C adalah perbandingan antara penerimaan

dengan biaya total yang diukur setiap musimnya.

R/C =𝑃𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 (𝑇𝑅)

Biaya Total (TC)

Dimana :

Revenue = Besarnya penerimaan yang diperoleh

Cost = Besarnya biaya yang dikeluarkan

Ada tiga kriteria dalam perhitungannya, yaitu:

Apabila R/C > 1 artinya usaha tersebut menguntungkan.

Apabila R/C = 1 artinya usaha tersebut impas.

Apabila R/C < 1 artinya usaha tersebut rugi

b. Analisis Keuntungan

Keuntungan usaha setiap musimnya diperoleh dengan menggunakan

persamaan yang dikemukakan oleh (Soekatawi, 1995)

K = PT – (BT+BV)

dimana :

K = Keuntungan yang diperoleh

Page 31: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

17

PT = Pendapatan total

BT = Biaya tetap

BV = Biaya variabel

Pendapatan total diperoleh dari harga penjualan hasil tangkapan setisp

musim, sedangkan biaya total merupakan keseluruhan biaya yang dikeluarkan,

baik biaya tetap maupun biaya variabel.

Page 32: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

18

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Aspek teknis

1. Deskripsi Alat tangkap

Bagan rambo diklasifikasikan sebagai jaring angkat (lift net).

Pengoperasian bagan rambo dilakukan pada malam hari pada perairan dengan

kedalaman 30 - 50 m. Bagan rambo di Desa Wewangriu Kecamatan Malili terdiri

dari dua bagian yaitu kapal pengantar/towing boat dan bagan. Konstruksi bagan

rambo terdiri dari kapal pengantar, bagan rambo, jaring, rangka, rumah bagan dan

beberapa alat bantu yang memudahkan pengoperasian. Jaring yang digunakan

berukuran 29 – 38 m2 berbahankan waring dengan mesh size 0.5 cm. Bagan

rambo menggunakan lampu sebagai alat bantu utama untuk mengumpulkan ikan.

Alat tangkap ini terdiri dari dua kapal yaitu kapal utama yang berfungsi sebagai

penopang rangka bagan dan kapal pengantar yang berfungsi menarik bagan

rambo untuk berpindah lokasi serta untuk mengangkut hasil tangkapan. Pada

bagian tepi jaring terdapat tali ris yang berfungsi untuk menguatkan tepi jaring

serta terdapat 14 batu sebagai pemberat. Pada setiap pemberat terdapat tadi yang

terhubung langsung dengan roller untuk mempermudah proses pengangkatan dan

penurunan jaring.

Gambar 2. Bagan rambo yang beroperasi di Perairan Kecamatan Malili

Page 33: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

19

a. Kapal pengantar

Kapal pengantar atau biasa disebut towing boat berfungsi sebagai alat

transportasi nelayan untuk pergi ke fishing ground serta mengangkut hasil

tangkapan. Selain itu kapal pengantar berfungsi untuk menarik bagan rambo dari

lokasi yang satu ke lokasi yang lain. Kapal ini dilengkapi dengan 2 propeler dan 2

mesin penggerak. Kapal pengantar memiliki ukuran yang hampir sama setiap

unitnya. Kapal pengantar tidak memiliki palka tertutup, hanya lambung kapal yang

di jadikan tempat penyimpanan hasil tangkapan. Kapal pengantar terbuat dari kayu

besi yang bisa bertahan hingga 7 tahun. Ukuran kapal pengantar yang digunakan

bagan rambo dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Ukuran kapal pengantar bagan rambo di Desa Wewangriu Kecamatan Malili Kabupaten Luwu Timur

No Unit Kapal Panjang (L) Lebar (B) Tinggi (D)

1 Perak 17 1.8 1.3

2 Tolaraya 18 1.7 1.3

3 Sumber Kehidupan 18 2 1.5

4 Jembatan Rezki 17 2 1.3

Pada Tabel 2 dapat dilihat ukuran dari kapal pengantar yang di gunakan

pada bagan rambo di Desa Wewangriu. Unit kapal 3 (sumber kehidupan) memiliki

ukuran yang paling besar yaitu panjang 18 m, lebar 2 m dan tinggi 1.5 m. Ukuran

kapal pengantar umunya disesuaikan dengan ukuran dan tinggi bagan rambo. Hal

tersebut dilakukan untuk mengurangi resiko terbenturnya kapal pengantar dengan

rangka bagan. Untuk lebih jelasnya, sketsa unit bagan rambo dapat dilihat pada

Lampiran 1.

b. Bagan rambo

Bagan rambo di Desa Wewangriu Kecamatan Malili terdiri dari penopang

bangunan bagan (perahu utama), rangka bagan, jaring, rumah bagan dan

beberapa alat bantu lainnya. Bangunan penopang berfungsi sebagai tempat

Page 34: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

20

rangka bagan serta bangunan lainnya dengan ukuran panjang berkisar antara 25

- 32 m, lebar berkisar antara 2,5 - 3 m dan tinggi 3 - 4 m. Bagan rambo memiliki

palka yang terletak tepat dibawah rumah bagan. Ukuran penopang bangunan

bagan tergantung pada ukuran rangka bagan. Penopang ini terbuat dari bahan

kayu besi dan bisa bertahan hingga 25 tahun selama dilakukan perawatan fisik

setiap tahunnya. Berikut adalah ukuran penopang bangunan bagan (perahu

utama) bagan rambo yang berada di Desa Wewangriu Kecamatan Malili

Tabel 3. Ukuran penopang bangunan bagan rambo di Desa Wewangriu Kecamatan Malili Kabupaten Luwu Timur

No Unit Kapal Panjang (L) Lebar (B) Tinggi (D)

1 Perak 31 3.6 4

2 Tolaraya 32 3.8 4

3 Sumber Kehidupan 32 4 5

4 Jembatan Rezki 25 3 3.5

Pada Tabel 3 dapat dilihat ukuran bangunan penopang bangunan bagan

rambo di Desa Wewangriu Kecamatan Malili. Unit kapal 3 memiliki ukuran paling

besar yaitu panjang 32 m, lebar 4 m dan tinggi 4,5 m untuk naik ke kapal ini

dibutuhkan tangga tidak seperti bagan lainnya. Ukuran bangunan penopang bagan

terkecil berada pada unit kapal 4 dengan ukuran panjang 25 m, lebar 3 m, dan

tinggi 3,5 m. Semakin besar ukuran bangunan penopang bagan maka semakin

besar pula rangka yang di topangnya. Ukuran penopang bangunan bagan yang

ada dilokasi penelitian relatif lebih besar apabila dibandingkan dengan bagan

rambo yang berada di Kabupaten Barru dengan panjang 29 m, lebar 2,53 m dan

tinggi 2,4 m (Sudirman dan Nessa 2011). Berikut adalah bagian bagian dari bagan

rambo:

1) Rangka

Rangka bagan rambo yang berada di Desa Wewangriu terdiri dari

susunan balok kayu dan ditopang oleh perahu bagan. Pada rangka bagan rambo

Page 35: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

21

terdapat sepasang balok yang melintang dari haluan hingga buritan yang berfungsi

sebagai pijakan dan tempat menggantung jaring ketika proses hauling, selain itu

rangka juga merupakan tempat menggantungkan lampu bagan dan tempat

dudukan roller serta kegiatan lainnya. Ukuran rangka dari setiap unit bagan rambo

dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Ukuran Rangka Bagan rambo di Desa Wewangriu Kecamatan Malili Kabupaten Luwu Timur

No Unit Kapal Panjang (L) Lebar (B)

1 Perak 33 32

2 Tolaraya 34 33

3 Sumber Kehidupan 34 33

4 Jembatan Rezki 27 26

Bagan rambo di Desa Wewangiu memiliki ukuran rangka dengan panjang

27 – 34 m dan lebar 26 – 33 m. Ukuran rangka umunya mempunyai selisih 1 hingga

2 m dengan panjang bangunan penopang bagan rambo. Dari keempat unit kapal

diatas, kapal 2 dan 3 memiliki ukuran terbesar yaitu panjang 34 m dan lebar 33 m.

Bagan rambo di Desa Wewangriu Kecamatan Malili memiliki ukuran yang relatif

besar apabila dibandingkan dengan bagan rambo yang ada di Perairan Sinjai dan

Perairan Kabupaten Luwu. Menurut hasil penelitian Hardiansyah (2017) bagan

rambo di Perairan Kabupaten Luwu memiliki ukuran panjang 33 m dan lebar 30 m.

kemudian menurut hasil penelitian Nursam (2013) bagan rambo di Perairan

Kabupaten Sinjai memiliki ukuran panjang 26 m dan lebar 26 m. Rangka bagan

rambo diperkuat dengan menggunakan tali kawat yang terhubung langsung

dengan 2 buah tiang yang ada pada bangunan penopang bagan. Selain untuk

memperkuat, kawat juga berfungsi agar bagan rambo dapat seimbang.

Page 36: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

22

Gambar 3. Rangka pada bagan rambo

Pada rangka bagan terdapat semacam bale bale yang berjumlah 2 buah.

Salah satu bale bale tersebut berfungsi sebagai dapur tempat memasak ABK,

sedangkan yang lainnya berfungsi sebagai tempat istirahat atau tempat menaruh

ikan sebelum diturunkan kekapal pengantar. Bale bale ini memiliki ukuran panjang

5 m dan lebar 3 m.

2) Jaring

Jaring yang digunakan oleh nelayan bagan rambo di Desa Wewangiu

Kecamatan Malili seperti jaring yang digunakan bagan pada umumnya yaitu

berbahankan waring berwarna hitam (Polypropylene) dengan mesh size 0.5cm

(Gambar 4). Waring dijahit dan disatukan menjadi satu menggunakan benang

katrol. Nelayan di Desa Wewangriu tidak menggunakan bingkai jaring. Bingkai

jaring diganti menggunakan pemberat yang dibungkus waring yang terhubung

langsung dengan roller dan disambungkan dengan tali ris pada setiap ujung

jaring.Tali ris yang digunakan berbahan polyetihlen no 16 dan pemberat yang

digunakan ialah batu. Ukuran jaring yang digunakan nelayan di Desa Wewangiriu

berkisar antara 29 – 38 m2.

Page 37: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

23

Gambar 4. Waring yang digunakan pada bagan rambo

Bingkai jaring berfungsi untuk membuat jaring membentuk kerangka dan

terbuka pada saat operasi penangkapan (Sudirman dan Nessa, 2011).

Penggunaan bingkai jaring dianggap kurang efektif oleh nelayan bagan rambo di

Desa Wewangriu. Hal tersebut dikarenakan bingkai jaring mudah rusak ketika di

terjang arus kuat. Sehingga digunakan pemberat batu dan tali ris sebagai

pengganti bingkai untuk membuat jaring berbentuk kerangka serta terbuka pada

saat berada di dalam perairan. Bagan rambo yang ada di Perairan Kabupaten luwu

masih menggunakan bingkai yang di ikat ke tepi jaring menggunakan tali ris

(Hardiansyah, 2017).

3) Rumah bagan

Rumah bagan merupakan tempat yang digunakan ABK untuk istirahat.

Selain itu rumah bagan juga berfungsi sebagai tempat genset, saklar lampu dan

peralatan lainnya. Terdapat pula fasilitas hiburan didalam rumah bagan seperti

televisi dan speaker (Gambar 5).

Page 38: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

24

Gambar 5. Rumah bagan rambo

c. Anak Buah Kapal (ABK)

Bagan rambo di Desa Wewangriu Kecamatan Malili memiliki jumlah ABK 8

– 11 orang. Unit kapal 1, 2 dan 3 dioperasikan oleh 11 orang sedangkan unit kapal

4 dioperasikan oleh 8 orang, banyaknya ABK tergantung ukuran dari bagan rambo.

Pada satu unit bagan rambo terdapat 1 kapten (pawang), 1 operator towing boat

dan sisanya adalah sawi biasa. Kapten atau pawang bertanggung jawab penuh

terhadap seluruh operasi penangkapan ikan mulai dari penentuan lokasi fishing

ground hingga menentukan waktu setting dan hauling. Tugas lain dari seorang

pawang yaitu mengatur pencahayaan lampu, memberikan isyarat sebelum

melakukan hauling dan mengawasi bagian kelistrikan (lampu dan genset).

Kemudian operator towing boat bertugas untuk mengoperasikan (menyetir) kapal

serta menjaga kebersihan kapal pengantar. Sedangkan sawi biasa merupakan

sawi yang tidak mempunyai kewajiban tambahan selain menjadi buruh kerja

bagan. Jumlah ABK diatas tentu relatif lebih banyak dibandingkan ABK yang

bertugas pada unit bagan rambo yang ada di perairan Sinjai yang hanya 8 orang

dengan ukuran bagan panjang 26 m dan lebar 26 m (Nursam, 2013).

2. Deskripsi Alat bantu penangkapan

Jenis alat bantu yang digunakan pada alat tangkap dipengaruhi oleh ikan

yang menjadi tujuan tangkapannya dan metode pengoperasiannya. Alat tangkap

yang ditujukan untuk menangkap ikan pelagis kecil umumnya menggunakan

Page 39: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

25

cahaya dan rumpon sebagai alat bantu penangkapan. Sesuai fungsinya lampu dan

rumpon digunakan untuk mengumpulkan ikan (Mallawa, 2012). Pada saat

penelitian nelayan bagan rambo hanya menggunakan alat bantu cahaya (lampu)

untuk mengumpulkan ikan. Sebelumnya nelayan bagan rambo di Desa Wewangriu

pernah menggunakan rumpon. Namun karena maraknya pencurian hasil

tangkapan rumpon maka nelayan tidak menggunakan rumpon lagi. Selain lampu

nelayan menggunakan beberapa alat bantu guna mempermudah dalam proses

penangkapan, baik dalam penangkapan ikan dan pengumpulan ikan. Adapun jenis

alat bantu yang digunakan pada unit bagan rambo di Kecamatan Malili adalah

sebagai berikut:

a. Roller

Roller jaring terletak dibagian haluan bagan, roller ini terbuat dari bahan

kayu ulin atau kayu besi bundar dengan diameter 30 - 40 cm serta memiliki

panjang 31 - 34 m (Gambar 6). Nelayan memodifikasi as roda dengan gardan

penggerak mobil agar roller dapat digerakan oleh mesin. Keberhasilan

penangkapan dengan menggunakan bagan rambo sangat tergantung pada

kecepatan pengangkatan jaring ke permukaan air saat hauling. Untuk itu

digunakan roller agar proses pengangkatan jaring lebih mudah dan cepat.

Menurut Sulaiman 2015, bagan perahu/rambo menggunakan 4 buah roller

diantaranya adalah roller bingkai jaring, roller jangkar, roller waring dan roller arus

yang setiap roller memiliki fungsi berbeda. Berbeda dengan yang dikemukakan

oleh Sulaiman (2015), nelayan bagan rambo di Desa Wewangriu hanya

menggunakan 2 jenis roller yaitu roller jangkar dan roller jaring. Apabila arus kuat

nelayan hanya mengendorkan tali jangkar yang bertujuan agar jaring tetap lurus

apabila sedang hauling.

Page 40: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

26

Gambar 6. Roller jaring pada bagan rambo

Roller kedua yaitu roller jangkar, roller ini berfungsi untuk mempermudah

dalam proses menurunkan dan menaikkan jangkar. Roller jangkar memiliki

panjang 3 - 4 m berbahankan kayu ulin atau kayu besi dengan diameter 30 - 40cm

dan terletak dibagian haluan kapal (Gambar 7). Roller jangkar tidak menggunakan

mesin, hanya diputar secara manual (tenaga manusia) dibutuhkan minimal 4 orang

untuk memutar roller ini.

Gambar 7. Roller jangkar pada bagan rambo

b. Mesin

1) Mesin roller

Sebelum menggunakan mesin, roller jaring diputar secara manual oleh 8-10

orang dalam sekali penarikan. Roller jaring bagan rambo yang ada di Desa

Wewangriu ditarik menggunakan marine engine dengan tenaga 24 PK – 29 PK

(Gambar 8). Mesin roller biasa diletakan didalam rumah bagan, namun ada pula

Page 41: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

27

yang meletakannya di bagian luar. Mesin menyalurkan tenaganya melalui belt

(pambel) yang terhubung langsung ke gardan penggerak roller. Dalam sekali

operasi mesin roller membutuhkan 5 liter solar atau lebih tergantung jumlah

hauling. Penggunaan mesin roller sangat memudahkan nelayan bagan rambo

dalam proses pengangkatan maupun penurunan jaring. Teknologi alat bantu ini

sudah diterapkan sejak tahun 2015 oleh nelayan di Desa Wewangriu. Mesin bisa

bertahan sekitar 7 - 10 tahun.

Gambar 8. Mesin roller jaring pada bagan rambo

2) Generator set (genset)

Besar kekuatan listrik yang dibutuhkan tergantung daya dan jumlah lampu

yang digunakan dalam satu unit bagan. Bagan rambo di Desa Wewangriu

umumnya menggunakan marine engine Yanmar 3000 TF untuk mesin genset.

Daya yang dihasilkan oleh mesin tersebut ialah 30 DK atau setara 29,8 PK.

(gambar 9). Solar yang dibutuhkan mesin ini dalam sekali operasi berkisar antara

30-35 liter per malam. Mesin genset diletakan didalam rumah bagan. Mesin ini

dapat digunakan selama 5-7 tahun.

Page 42: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

28

Gambar 9. Mesin genset pada bagan rambo

3) Mesin penggerak kapal pengantar/towing boat

Untuk memindahkan bagan rambo ke satu fishing ground ke fishing ground

lainnya bagan rambo tentunya diperlukan tenaga yang besar dan efisien. Oleh

karena itu nelayan bagan rambo di Desa Wewangriu Kecamatan Malili umumnya

memodifikasi mesin mobil mitsubishi colt 120 PS (Gambar 10). Dari ke empat unit

bagan rambo hanya unit kapal 4 menggunakan marine engine. Selain digunakan

sebagai penarik bagan rambo towing boat juga digunakan untuk mengangkut hasil

tangkapan dan mengantar jemput ABK serta keperluan operasi penangkapan

(Sudirman dan Nessa, 2011). Mesin yang digunakan berjumlah dua buah dan

masing masing mesin memiliki propeler, sehingga tenaga yang dihasilkan oleh

kedua mesin tersebut ialah 240 PK. Tenaga besar yang dihasilkan oleh dua buah

mesin tersebut dapat mempercepat dalam proses penarikan mengingat ukuran

bagan rambo yang besar. Selain itu tenaga besar tersebut memungkinkan nelayan

untuk mencari daerah penangkapan yang jauh. Solar atau bahan bakar yang

dibutuhkan dalam sekali operasi berkisar antara 35-50 liter tergantung jarak yang

ditempuh dalam sekali operasi. Masa pakai mesin ini berkisar antara 8-10 tahun

tergantung perawatan dan frekuensi pemakaiannya.

Page 43: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

29

Gambar 10. (1) Mesin penggerak kapal pengantar 1, (2) Mesin pen- ggerak kapal pengantar 2.

4) Mesin pompa air

Mesin pompa sangat dibutuhkan bagan rambo untuk menguras air yang

masuk di dalam lambung kapal. Nelayan menggunakan pompa air karena pada

siang hari genset tidak menyala. Sehingga untuk menghemat biaya nelayan

menggunakan mesin pompa yang menghasilkan tenaga 3 PK (Gambar 11) untuk

menguras air pada bangunan penopang bagan. Selain menggunakan mesin

pompa bensin adapula bagan rambo yang menggunakan mesin pompa listrik.

Gambar 11. Mesin pompa air pada bagan rambo

c. Lampu

Prinsip pengoperasian bagan rambo ialah memanfaatkan sifat ketertarikan

ikan terhadap cahaya sehingga digunakan lampu sebagai alat bantu penangkapan

bagan rambo yang berfungsi mengundang ikan untuk berkumpul di catchable area

bagan rambo. Jenis lampu yang digunakan nelayan bagan rambo di Kecamatan

Malili umunya lampu mercury. Dari 4 unit sampel hanya satu unit bagan rambo

1 2

Page 44: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

30

yang menggunakan lampu berjenis LED. Sulaiman (2015) mengatakan bahwa

lampu LED mempunyai pancaran sinar yang lebih baik jika dibandingkan dengan

lampu merkuri. Lampu merkuri mempunyai sebaran yang lebih kearah horizontal

dan vertikal sedangkan LED mempunyai sebaran cahaya yang lebih banyak

kearah vertikal dalam arti lain cahaya lampu LED lebih menembus perairan

daripada lampu merkuri. Namun nelayan lebih menganggap lampu merkuri tetap

efektif dalam proses penangkapan ikan.

Selain menggunakan lampu berwarna kuning dan putih terdapat pula unit

kapal yang menggunakan lampu merkuri berwarna hijau 1500 watt. Lampu hijau

memiliki fungsi yang sama dengan lampu kuning, yaitu untuk mengundang ikan

yang jauh untuk datang di catchable area bagan. Nelayan beranggapan bahwa

dengan cahaya berwarna hijau ikan lebih cepat terkumpul. Hal tersebut sesuai

dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Utami (2016) bahwa ikan pelagis kecil

lebih responsif terhadap cahaya lampu hijau karena berdasarkan habitatnya, ikan

tersebut telah teradaptasi dengan warna cahaya hijau.

Bagan rambo di Desa Wewangriu memiliki daya lampu yang berbeda beda

setiap unitnya. Daya yang dimiliki setiap unit bagan rambo berkisar antara 11 840

watt hingga 24 600 watt. Jumlah daya yang dimiliki unit kapal 1 ialah 23 600 watt

(2 buah lampu merkuri hijau 1500 watt, 2 buah lampu merkuri kuning 1000 watt, 8

buah lampu merkuri kuning 500 watt, 34 buah lampu merkuri putih 400 watt, 2

buah lampu sorot 500 watt). Daya lampu unit kapal 2 ialah 21 100 watt (4 buah

lampu merkuri kuning 1000 watt, 5 buah lampu merkuri kuning 500 watt, 34 buah

lampu merkuri putih 400 watt, 2 buah lampu sorot 500 watt). Daya lampu terbesar

dimiliki Unit kapal 3 dengan total daya 24 600 watt (8 buah lampu merkuri kuning

1000 watt, 4 buah lampu merkuri kuning 500 watt, 2 buah lampu sorot 500 watt,

34 buah lampu merkuri putih 400 watt). Sedangkan daya terkecil dimiliki oleh unit

Page 45: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

31

kapal 4 yaitu sebesar 11 840 watt (16 buah LED putih 40 watt, 2 buah lampu sorot

500 watt, 28 buah lampu merkuri putih 400 watt).

Lampu merkuri kuning 500 watt (Gambar 12) dan 1000 watt (Gambar 13)

umumnya terletak pada bagian luar haluan dan buritan serta pada dua buah tiang

kapal, kemudian lampu merkuri putih 400 watt (Gambar 14) terletak pada bagian

bawah rangka bagan dan lampu sorot 500 watt (Gambar 15) terletak di samping

kanan kiri kapal utama untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 1. Masing

masing lampu memilki terafo tersendiri, sehingga jumlah terafo yang dibutuhkan

tergantung jumlah lampu yang digunakan.

Gambar 12. Lampu merkuri kuning 500 watt

Gambar 13. Lampu merkuri kuning 1000 watt

Page 46: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

32

Gambar 14. Lampu merkuri putih 400 watt

Gambar 15. Lampu fokus 500 watt

Setiap lampu yang berada di bagan rambo memiliki fungsi yang berbeda.

Seperti lampu kuning bagian luar, lampu ini berfungsi untuk menarik ikan yang

jauh agar mendekat ke catchable area bagan rambo. Kemudian lampu putih di

bawah rangka dimaksudkan agar ikan yang datang berkumpul disekitaran rangka

bagan rambo, dan lampu fokus berfungsi untuk memusatkan ikan kebagian

samping kanan dan kiri bawah kapal utama (Nurlindah, 2017). Untuk

mempermudah dalam proses pemadaman dan penyalaan lampu, nelayan

menempatkan saklar lampu dalam satu buah panel. Setiap lampu memiliki saklar

masing masing yang disusun sesuai urutan lampu di rangka bagan rambo.

Page 47: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

33

Gambar 16. Panel saklar lampu

d. Pemberat

Pemberat yang terdapat pada bagan rambo di Kecamatan Malili terbuat

dari batu yang dibungkus waring dan diikat oleh tali polyethilen. Dari 4 sampel yang

berada dilokasi penelitian terdapat 3 unit penangkapan menggunakan pemberat

dan tali ris pada ujung jaring sebagai pengganti bingkai. Sedangkan satu unit lagi

masih menggunakan bingkai jaring. Nelayan bagan rambo di Kecamatan Malili

beranggapan bahwa penggunaan bingkai bambu/kayu kurang efektif karena

mudah pecah apabila di terpa arus kuat. Pemberat dan tali ris diujung jaring

dianggap mempermudah dalam proses penarikan jaring serta mengurangi

kemungkinan ikan lari dari catchable area bagan ketika proses hauling

berlangsung. Untuk menjaga agar jaring terbentang sempurna pada saat

menaikan dan menurunkan jaring nelayan menggunakan 4 buah pemberat batu

yang memiliki ukuran setengah dari pemberat di ujung jaring (Gambar 17 (1)).

Empat buah pemberat tersebut diletakan pada sisi kanan kiri bagian haluan dan

buritan serta ditarik keatas apabila ujung jaring sudah naik keatas permukaan.

Jumlah pemberat di ujung jaring yang terhubung langsung dengan roller ialah 14

buah masing masing 8 buah dibagian haluan serta buritan bagan dan 6 buah di

samping kanan serta kiri bagan rambo (Gambar 17 (2)).

Page 48: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

34

Gambar 17. (1) Pemberat jaring, (2) Pemberat di ujung jaring pengganti bingkai

e. Serok dan gancu

Serok merupakan alat bantu yang digunakan untuk mengangkat hasil

tangkapan keatas kapal. Serok terdiri dari waring yang dijahit menyerupai kantong

dan kayu/bambu dengan panjang 3 meter (Gambar 18). Pada ujung serok juga di

ikatkan tali yang berfungsi mempermudah pengangkatan. Pengangkatan serok

umunya dilakukan oleh 3-4 orang.

Gambar 18. Serok yang digunakan pada bagan rambo

Bagan rambo di Kecamatan Malili sering menangkap ikan baracuda atau

tenggiri, sehingga diperlukan gancu untuk mengangkat ikan tersebut keatas kapal

(Gambar 19). Selain itu gancu juga berfungsi untuk menarik bagian ujung jaring

keatas apabila jaring yang naik pada saat hauling tidak sempurna.

1 2

Page 49: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

35

Gambar 19. Gancu yang digunakan pada bagan rambo

f. Basket plastik dan styrofoam

Basket plastik digunakan untuk mempermudah proses penyortiran dan

membersihkan hasil tangkapan. Jumlah basket yang dimiliki satu unit bagan

rambo di Kecamatan Malili berkisar antara 25 - 30 basket plastik (Gambar 20).

Basket plastik juga merupakan wadah sementara hasil tangkapan sebelum di

masukan kedalam styrofoam. Basket plastik digunakan untuk mempermudah

dalam proses pengangkatan hasil tangkapan ke atas kapal pengantar. Sedangkan

Styrofoam berfungsi sebagai tempat penyimpanan es dan hasil tangkapan

(Gambar 21). Styrofoam akan membuat pencairan es melambat sehingga dapat

membuat ikan tetap segar saat tiba di tempat pelelangan ikan. Jumlah styrofoam

pada satu unit bagan rambo berkisar 40-60 buah styrofoam yang disimpan dipalka

tepat dibawah rumah bagan.

Gambar 20. Basket plastik yang digunakan pada bagan rambo

Page 50: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

36

Gambar 21. Box styrofoam yang digunakan pada bagan rambo

B. Metode pengoperasian

Satu unit bagan rambo dioperasikan oleh 11 ABK yang terdiri dari 9 sawi,

1 operator towing boat, dan 1 kapten atau pawang. Bagan rambo naik kedaratan

hanya 5 bulan sekali atau 2 kali dalam setahun. Kapten atau pawang bertanggung

jawab penuh terhadap seluruh operasi penangkapan ikan mulai dari penentuan

lokasi fishing ground hingga menentukan waktu setting dan hauling. Tugas lain

dari seorang pawang yaitu mengatur pencahayaan lampu, memberikan isyarat

sebelum melakukan hauling dan mengawasi bagian kelistrikan (lampu dan

genset). Kemudian operator towing boat bertugas untuk mengoperasikan

(menyetir) kapal serta menjaga kebersihan kapal pengantar.

Proses penangkapan ikan pada bagan rambo dimulai dengan terlebih

menentukan fishing ground terlebih dahulu. Nelayan bagan rambo menentukan

fishing ground dengan melihat hasil tangkapan nelayan lain pada malam

sebelumnya (Saputra, 2017). Hal yang dikemukakan oleh Saputra (2017) sesuai

dengan apa yang dilakukan oleh nelayan bagan rambo di Desa Wewangriu dalam

menentukan lokasi penangkapan. Operasi penangkapan pada bagan rambo

dimulai pada saat matahari tenggelam atau sekitar pukul 18.20 WITA. Apabila

bagan rambo tidak berpindah lokasi penangkapan, setting dilakukan oleh 3 sawi

yang bertugas menjaga bagan rambo. Nelayan bagan rambo menggunakan kapal

Page 51: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

37

pengantar untuk ke lokasi penangkapan serta untuk mengangkut hasil tangkapan

menuju tempat pelelangan ikan. Dalam pengoperasian bagan rambo terdapat

beberapa tahap sebagai berikut:

a. Persiapan Operasi

Sebelum melakukan kegiatan melaut biasanya nelayan melakukan

persiapan keberangkatan seperti pemeriksaan pada semua elemen kapal

pengantar dan unit bagan rambo. Pemeriksaan kapal pengantar dilakukan oleh

operator yang bertanggung jawab penuh terhadap kebersihan dan mesin kapal

pengantar, sedangkan untuk unit bagan rambo pemeriksaan dilakukan oleh 3

orang sawi yang bertugas menjaga bagan rambo. Selain mempersiapkan alat

tangkap, nelayan juga mempersiapkan perbekalan, air, es dan bahan bakar.

Adapun perbekalan yang dibawa setiap hari adalah air tawar, solar, es

balok, bahan makanan dan rokok. Perbekalan yang disiapkan untuk beberapa hari

misalnya beras dan perbekalan lainnya. Persiapan biasa mulai dilakukan pada

pukul 10.00-17.00 WITA. Nelayan mempersiapkan air dan solar pada pada pukul

10.00 dan mempersiapkan perbekalan serta es sekitar 1 jam sebelum berangkat

ke fishing ground.

Setelah nelayan selesai mempersiapkan kebutuhan operasi penangkapan,

nelayan pun berangkat ke fishing ground dengan menggunakan kapal

pengantar/towing boat. Apabila bagan rambo akan di pindahkan nelayan

berangkat dari fishing base pada pukul 16.00 WITA dan berangkat pukul 17.30

WITA apabila tidak berpindah lokasi penangkapan. Waktu keberangkatan nelayan

juga tergantung jarak yang ditempuh untuk mencapai fishing ground. Jarak lokasi

penangkapan antara bagan satu dengan lainya tidak begitu jauh.

Waktu yang dibutuhkan nelayan untuk sampai ke fishing ground berkisar

antara 1-2 jam. Setelah tiba di fishing ground nelayan menaikan perbekan air, dan

bahan bakar ke atas bagan rambo melalui bagian buritan kapal. Setelah selesai

Page 52: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

38

menaikkan perbekalan, nelayan bersiap untuk menarik bagan rambo dengan

menarik jangkar dan mempersiapkan tali yang digunakan untuk menarik. Setelah

proses penarikan selesai nelayan mengikatkan kapal pengantar di bagian buritan

bagan. Persiapan yang dilakukan sebelum penurunan jaring ialah pengecekan

jaring dan pengecekan kembali lampu.

b. Setting

Setelah pemeriksaan jaring dan lampu selesai, nelayan mulai melepas

jaring yang di ikatkan pada rangka dan mulai menurunkan jaring dengan

menggunakan mesin roller serta menyalakan lampu. Jaring diturunkan pada

kedalam 30-50 meter. Agar jaring terbentang sempurna nelayan menurunkan 4

buah pemberat batu yang berada pada haluan dan buritan bagan. Waktu yang

dibutuhkan dalam proses ini berkisar antara 10-15 menit. Apabila bagan tidak

berpindah lokasi penangkapan setting dilakukan pada pukul 18.20 oleh sawi

penjaga sebelum nelayan yang lain tiba. Selama proses setting berlangsung

nelayan melakukan kegiatan seperti memancing, makan malam dan istirahat.

Sementara itu ada 3 orang nelayan yang bertugas menjaga jaring dan jangkar.

Lama proses perendaman jaring (soaking) berkisar antara 3 - 4 jam. Nelayan juga

biasa melakukan kegiatan perbaikan lampu yang mati pada saat setting.

c. Proses pemadaman lampu

Sebelum jaring diangkat, terlebih dahulu dilakukan pemadaman lampu

yang dilakukan secara bertahap dan menyisakan lampu fokus/sorot pada kedua

sisi bangunan penopang bagan. Lampu dipadamkan secara bertahap bertujuan

agar ikan yang telah terkumpul tidak terkejut dan tetap didalam catchable area

bagan rambo serta cenderung mendekati cahaya lampu fokus. Sehingga dapat

memperkecil kemungkinan lolosnya ikan pada saat penarikan jaring.

Lampu pertama yang dimatikan ialah lampu yang berada pada bagian luar

rangka dan lampu tiang yang berfungsi menarik ikan yang jauh agar mendekati

Page 53: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

39

sumber cahaya atau catchable area bagan rambo. Lama pemadaman lampu

tersebut berkisar 3-5 menit. Pemadaman lampu juga dilakukan pada lampu

dibawah rangka mulai dari bagian luar hingga menyisakan lampu fokus, waktu

yang dibutuhkan kurang lebih 10-15 menit.

d. Hauling

Hauling dilakukan setelah pawang melihat secara visual kawanan ikan

yang berada pada bagian bawah kapal utama, jika ikan sudah terfokus pawang

akan memberikan isyarat pada sawi lainnya bahwa jaring akan ditarik. Tahap

selanjutnya adalah pemutaran roller untuk menarik atau mengangkat jaring keatas.

Pada saat penarikan jaring, jangkar juga dikendorkan agar ujung jaring berada

tepat dibawah rangka. Pada saat penarikan masing masing sawi menjaga tali roller

yang terhubung langsung dengan pemberat untuk memastikan ujung jaring naik

dengan sempurna. Roller diputar menggunakan mesin yang memudahkan operasi

penangkapan ikan. Waktu yang dibutuhkan untuk menarik ujung jaring sampa ke

rangka tergantung kecepatan arus dan kedalaman jaring diturunkan, lama

penarikan jaring umunya berkisar antara 10-15 menit. Setelah ujung jaring naik di

rangka bagan, lampu mulai dinyalakan kembali, namun hanya bagian buritan saja.

Hal tersebut dilakukan agar ikan terfokus ke bagian buritan kapal.

e. Pengangkatan dan penanganan hasil tangkapan

Setelah lampu dinyalakan kembali, nelayan mulai menggiring ikan

kebagian buritan kapal dengan cara menarik dan mengikatkan jaring ke rangka

bagan. diperlukan 9-10 orang dalam proses penggiringan ini, kemudian ikan di

giring kesalah satu sisi bagan yang ada diburitan dekat dengan geladak kapal.

Setelah ikan terkumpul, ikan dinaikkan di atas geladak kapal menggunakan serok.

Waktu yang dibutuhkan pada tahap ini berkisar antara 10-15 menit. Setelah ikan

di naikkan, jaring diturunkan dan semua lampu dinyalakan kembali (setting 2).

Page 54: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

40

Setelah semua hasil tangkapan naik di atas bagan, ikan disortir sesuai

jenisnya. Hasil penyortiran dimasukkan kedalam basket yang terbuat dari bahan

plastik. Setelah selesai disortir, ikan yang berada pada basket dibawa turun ke

kapal pengantar untuk dimasukkan kedalam styrofoam dan dilakukan penanganan

khusus yaitu pembersihan serta pemberian es. Tujuan dilakukan pengesan agar

ikan tersebut tidak mengalami pembusukan. Lama penyortiran dan penanganan

hasil tangkapan tergantung pada jumlah hasil tangkapan berkisar antara 15 - 25

menit. Untuk hauling terakhir atau hauling sebelum kembali ke fishing base ikan

langsung dinaikkan ke kapal pengantar, kemudian penyortiran dan pengesan

dilakukan selama perjalanan menuju fishing base.

f. Kembali ke fishing base

Hauling terakhir biasanya dilakukan pada jam 05.00 WITA (subuh), hasil

tangkapan langsung dinaikkan dan disortir di atas kapal pengantar. Sementara itu

nelayan yang tidak bertugas menjaga bagan bersiap untuk kembali ke fishing

base. Selama perjalanan nelayan melakukan penyortiran dan penanganan hasil

tangkapan. Waktu yang dibutuhkan untuk kembali ke fishing base lebih cepat

karena kapal pengantar di pacu dengan kecepatan tinggi. Hal ini dilakukan agar

nelayan cepat tiba di tempat pelelangan ikan untuk menjual hasil tangkapannya.

Setelah tiba di tempat pelelangan ikan dijual sesuai jenis dan dijual perbox.

Sementara pawang melakukan transaksi, nelayan yang lain membersihkan kapal,

styrofoam dan basket yang digunakan. Nelayan mengambil solar setelah selesai

melakukan transaksi di tempat pelelangan. Setelah mengambil solar nelayan

kembali ke fishing base dan mengikatkan kapal pengantar kekayu atau kapal lain.

C. Waktu, lama trip dan musim penangkapan

Bagan rambo merupakan alat tangkap yang dioperasikan malam hari, hal

ini dikarenakan alat bantu utama bagan rambo ialah lampu. Nelayan bagan rambo

Page 55: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

41

di desa Wewangriu memulai kegiatan operasi penangkapan pukul 16.30 sampai

08.30 WITA. Jadi lama nelayan melakukan kegiatan penangkapan setiap kali trip

terhitung mulai berangkat dari fishing base ke fishing ground hingga kembali ke

fishing base berkisar antara 12-14 jam.

Menurut hasil penelitian Gaffar (2015), dari analisis musim penangkapan

ikan menggunakan metode rata rata dengan data kuartal, didapatkan bahwa ikan

teri di perairan Teluk Bone dapat ditangkap sepanjang tahun. Nelayan bagan

rambo di Desa Wewangriu mengenal 3 musim berdasarkan jumlah hasil

tangkapan yaitu musim puncak yang terjadi pada bulan Januari hingga maret

dengan frekuensi meluat sebanyak 27 trip per bulan, musim sedang terjadi pada

bulan Agustus hingga Desember dengan frekuensi melaut sebanyak 26 trip per

bulan dan musim paceklik terjadi pada bulan April hingga Juli dengan frekuensi

melaut sebanyak 25 trip perbulanya. Setiap 5 bulan sekali nelayan bagan rambo

menaikkan alat tangkapanya ke fishing base, hal ini biasa dilakukan pada musim

sedang bulan Desember dan paceklik bulan Juni.

D. Daerah penangkapan

Daerah penangkapan bagan rambo mulai dari perairan pantai sampai laut

dalam. Pada bulan gelap biasanya nelayan melakukan penangkapan di perairan

yang lebih dalam atau jauh dari pantai, sedangkan pada bulan seperempat

nelayan melakukan penangkapan pada perairan pantai. Kedalaman daerah

penangkapan bagan rambo tergantung panjang tali pengikat jaring biasanya

berkisar antara 20 – 50 meter. Dasar perairan berpasir atau pasir berlumpur dan

arus yang tidak terlalu kuat. Penggunaan bagan rambo oleh nelayan banyak

dijumpai diperairan Sulawesi Selatan (Mallawa, 2012).

Selama penelitian nelayan bagan rambo di Desa Wewangriu melakukan

operasi penangkapan di sekitaran Pulau Bulupoloe yang berjarak 3 - 4 mil dari

Page 56: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

42

fishing base (terutama pada musim paceklik). Nelayan menentukan daerah

penangkapan ikan menggunakan pengamatan visual serta pengalaman melaut

seperti tangkapan malam sebelumnya dan tangkapan bagan rambo yang lain.

pada musim puncak dan sedang nelayan biasanya menangkap ke perairan Tolala

Sulawesi Tenggara bahkan biasanya sampai ke perairan Palopo. Daerah

penangkapan bagan rambo selama dilakukan penelitian dapat dilihat pada

Gambar 22..

Gambar 22. Peta daerah penangkapan bagan rambo di Desa Wewangriu Kecamatan Malili

Dapat dilihat pada Gambar 22 nelayan bagan rambo melakukan kegiatan

operasi penangkapan di sekitaran Pulau Bulupoloe dan cenderung memiliki jarak

yang berdekatan satu sama lainnya. Selama penelitian posisi daerah

penangkapan berkisar antara 1200 59' 25" LS - 1200 56' 14" LS dan -20 47' 11" BT

hingga -20 48' 06" BT. Jarak terdekat ialah berkisar antara 2-3 mil dari fishing base.

Keberhasilan operasi penangkapan bagan rambo sangat dipengaruhi oleh kondisi

oseanografi seperti arus. Apabila arus perairan cepat maka jaring tidak bisa

terbentang sempurna sehingga kemungkinan ikan lolos lebih besar. Selain itu

bulan terang juga mempengaruhi keberhasilan operasi penangkapan. Apabila

bulan terang ikan tidak bisa terfokus di bagan rambo dan lebih cenderung tersebar.

Page 57: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

43

Namun nelayan bagan rambo di Desa Wewangriu tetap melakukan operasi

penangkapan pada saat bulan terang. Sesuai yang dikemukakan oleh Saputra

(2017), apabila hasil tangkapan yang didapatkan banyak, pawang atau kapten

kapal tidak memindahkan bagan atau berada pada titik tersebut selama 2-3 hari.

sebaliknya apabila hasil tangkapan kurang, bagan dipindahkan ke titik tangkapan

lain.

E. Hasil tangkapan

Dalam kegiatan operasi penangkapan ikan setiap alat tangkap mempunyai

jenis ikan tangkapan yang berbeda beda. Berdasarkan hasil observasi selama

penelitian, ikan yang tertangkap pada bagan rambo ialah ikan Kembung

Perempuan (Rastrelliger brachysoma), Teri (Stolephorus sp), Tembang

(Sardinella sp), Peperek (Leighanthus equulus), Kembung Lelaki (Rastrelliger

kanagurta), Barakuda (Sphyraena barracuda), Selar Kuning (Selaroides

leptolepis) dan Kerung kerung (Therapon theraps). Dari 8 jenis hasil tangkapan di

atas, ikan yang dominan tertangkap selama dilakukan penelitian ialah ikan teri,

tembang, peperek , dan kembung perempuan. Berikut adalah jenis dan nama

ilmiah ikan yang tertangkap di bagan rambo selama dilakukan penelitian (Tabel 5).

Tabel 5. Jenis - jenis hasil tangkapan bagan rambo

No Nama Indonesia Nama Lokal Nama Ilmiah Nama

Internasional

1 Tembang Tembang Sardinella sp Fringerscale sardinella

2 Teri Lure Stolephorus sp Anchovies

3 Peperek Pete’ Leighanthus equulus Ponyfish

4 Kembung Perempuan

Carede Rastrelliger brachysoma

Shor Mackerel

5 Kerung kerung Kerung Kerung

Therapon theraps Largescaled terapon

6 Selar Kuning Katombo Selaroides leptolepis Yellowstripe scad trevally

7 Barakuda Dolo Dolo Sphyraena barracuda Pickhandle barracuda

8 Kembung Lelaki Banyara Rastrelliger kanagurta Indian mackerel 9 dan Tangkapan Lainnya

Page 58: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

44

Menurut nelayan, sedikitnya jenis tangkapan ini disebabkan karena sedang

terjadi musim paceklik. Nelayan hanya menangkap di lokasi yang dekat dari fishing

base dengan jarak 2 – 3 mil dan dapat ditempuh selama 1-2 jam. Selain karena

sedang berlangsung musim paceklik, kurang bervariasinya jenis tangkapan juga

dikarenakan sudah rusaknya kondisi perairan yang disebabkan oleh alat tangkap

yang tidak ramah lingkungan (trawl dan cantrang). Berikut adalah grafik yang

menunjukan jumlah produksi dari bagan rambo di Desa Wewangriu Kecamatan

Malili per unitnya selama 30 trip.

Gambar 23. Grafik produksi hasil tangkapan unit kapal 1

Pada Gambar 23 dapat dilihat produksi penangkapan unit kapal 1. Dimana

terjadi fluktuasi jumlah hasil tangkapan dari trip ke 1 hingga ke trip 30. Total

produksi hasil tangkapan selama 30 trip sebanyak 9.500 kg dengan produksi rata

rata 317 kg per tripnya. Produksi tertinggi terdapat pada trip ke 3 sebanyak 1.160

kg (Tembang 160 kg, Teri 1000 kg). Pada trip ke 3 terjadi peningkatan drastis dari

trip sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh kondisi perairan pada saat itu cukup baik

selain itu, Trip ke 3 berada pada fase bulan terang ke gelap sepenuhnya yaitu

pada tanggal 29 Sya’ban 1439 hijriah. Produksi terendah terdapat pada trip ke 24

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Has

il Ta

ngk

apan

(K

g)

Trip Penangkapan

Page 59: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

45

sebesar 140 kg (Tembang 40 kg, Teri 100 kg), kemudian pada trip ke 4 - 30

Produksi hasil tangkapan setiap unitnya di bawah 500 kg.

Gambar 24. Grafik produksi hasil tangkapan unit kapal 2

Pada Gambar 24 dapat dilihat produksi penangkapan unit kapal 2. Dimana

terjadi fluktuasi jumlah hasil tangkapan dari trip ke 1 hingga ke trip 30. Total

produksi selama 30 trip sebanyak 9.310 kg dengan Produksi rata rata hasil

tangkapan 310 kg per tripnya. Produksi tertinggi sebanyak 880 kg (Tembang 280

kg, Teri 400 kg) pada trip ke 4. Di karenakan pada trip sebelumnya (trip ke 3)

produksi unit ini rendah dari unit kapal lainnya, nelayan memindahkan bagan

rambo ke daerah penangkapan lain atau mendekat kedaerah penangkapan kapal

lainya. Trip ke 4 dilakukan tepat pada saat bulan gelap sempurna yaitu pada

tanggal 30 Sya’ban 1439 hijriah. Produksi terendah terjadi pada trip ke 25 dan 29

dengan hasil tangkapan sebanyak 140 kg (Tembang 40 kg, Teri 100 kg).

Rendahnya hasil tangkapan pada trip ke 29 disebabkan karena rusaknya genset.

Sehingga unit kapal 2 hanya melakukan hauling sebanyak satu kali.

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Has

il Ta

ngk

apan

(K

g)

Trip Penangkapan

Page 60: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

46

Gambar 25. Grafik Produksi Hasil Tangkapan Unit Kapal 3

Pada Gambar 25 dapat dilihat produksi penangkapan unit kapal 3. Dimana

terjadi fluktuasi jumlah hasil tangkapan dari trip ke 1 hingga ke trip 30. Total

produksi selama 30 trip sebanyak 10.360 kg dengan produksi rata rata 345 kg per

tripnya. Produksi tertinggi terdapat pada trip ke 3 yaitu sebanyak 1.110 kg

(Tembang 160 kg, Teri 950 kg). Pada trip ke 3 terjadi peningkatan drastis dari trip

sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh kondisi perairan pada saat itu cukup baik

selain itu, Trip ke 3 berada pada fase bulan terang ke gelap sepenuhnya yaitu

pada tanggal 29 Sya’ban 1439 hijriah. Pada trip ke 3 unit kapal ini berada pada

daerah penangkapan yang tidak begitu jauh dengan unit kapal 1. Produksi pada

trip selanjutnya (trip 4 hingga 30) berada dibawah 500 kg. Pada trip ke 17 dan 18

produksi unit ini mengalami peningkatan, dimana terjadi kondisi yang sama

dengan trip ke 3. Produksi terendah terdapat pada trip ke 23 dan 30 yaitu sebanyak

130 kg (Tembang 80 kg, Teri 40 kg). Diantara 3 kapal lainnya unit kapal ini memilki

jumlah produksi terbanyak.

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Has

il Ta

ngk

apan

(K

g)

Trip Penangkapan

Page 61: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

47

Gambar 26. Grafik Produksi Unit Kapal 4

Pada Gambar 26 dapat dilihat produksi penangkapan unit kapal 4. Dimana

terjadi fluktuasi jumlah hasil tangkapan dari trip ke 1 hingga ke trip 30. Total

produksi selama 30 trip sebanyak 7.950 kg dengan produksi rata rata 265 kg per

tripnya. Berbeda dengan unit kapal lainnya, produksi unit kapal 4 cenderung

rendah dengan hasil tangkapan tidak lebih dari 500 kg. Produksi tertinggi terdapat

pada trip ke 3 ,5 dan 10 yaitu sebanyak 410 kg. Trip 3 dan 10 (Tembang 160 kg,

Teri 250 kg) dan trip ke 5 (Tembang 120 kg, Teri 250 kg, Peperek 40 kg). kemudian

produksi terendah terdapat pada pada trip ke 29 yaitu sebanyak 90 kg (Tembang

40 kg, Teri 50 kg). Selama dilakukan penelitian, unit kapal 4 hanya menangkap di

perairan dengan jarak 2 – 3 mil dari fishing base. Mengingat kondisi cuaca yang

kurang bagus dan ukuran dari kapal itu sendiri. Selain itu unit kapal ini memiliki

ukuran yang terkecil dan daya yang digunakan cukup kecil dibandingkan unit kapal

lainnya.

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Has

il Ta

ngk

apan

(kg

)

Trip Penangkapan

Page 62: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

48

Gambar 27. Grafik gabungan produksi kesuluhan unit kapal

Pada Gambar 27 dapat dilihat produksi semua unit penangkapan bagan

rambo selama 30 trip. Dari ke 4 unit kapal, kapal 3 memiliki produksi terbanyak

10.360 kg dengan rata rata produksi sebesar 345 kg per trip, kemudian di ikuti

kapal 1 dan 2 sebanyak 9.500 dan 9.310 kg dengan rata rata produksi 317 kg dan

310 kg per trip. Produksi terendah terdapat pada unit kapal 4 yaitu sebesar 7.950

kg dengan rata rata produksi sebesar 275 kg per tripnya. Produksi rata rata per

trip dari ke 4 unit kapal diatas relatif cukup besar apabila dibandingkan dengan

produksi bagan rambo di perairan sinjai yang memiliki produksi rata rata 127 kg

per tripnya dengan total daya lampu merkuri sebesar 11 300 watt (Nursam, 2013).

Pada penelitian yang dilakukan oleh Sari (2017) nelayan bagan perahu yang

beroperasi di perairan kepulauan Selayar memiliki produksi rata rata 673 kg per

tripnya, namun hal tersebut terjadi di musim barat (puncak).

Peningkatan yang drastis terjadi di setiap unit penangkapan pada trip ke 3

dengan total produksi 410 – 1.160 kg dan pada trip ke 4 terjadi pula peningkatan

produksi, namun hanya pada unit kapal 2 saja. Kemudian pada trip ke 5 - 30

Produksi hasil tangkapan setiap unitnya di bawah 500 kg. Pada trip 17 dan 18

terjadi kenaikan produksi pada unit kapal 3 dengan hasil tangkapan di atas 600 kg.

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Has

il Ta

ngk

apan

(K

g)

Trip Penangkapan

Series1 Series2 Series3 Series4Kapal 1 Kapal 2 Kapal 3 Kapal 4

Page 63: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

49

Penangkapan ikan pada trip ke 1 – 21 dilakukan di bulan Mei hingga awal Juni dan

trip ke 22- 30 dilakukan pada bulan Juli.

Peningkatan dan penurunan produksi penangkapan di pengaruh oleh

faktor oceanografi, pengaruh fase bulan dan kondisi cuaca pada saat dilakukan

operasi penangkapan. Pada kondisi cuaca buruk beberapa nelayan tidak mau

mengambil resiko untuk menangkap dengan jarak yang jauh. Secara teknis unit

kapal 3 merupakan unit yang memiliki daya lampu dan ukuran paling besar

diantara unit kapal lainnya. Sedangkan, unit kapal 4 merupakan unit yang memiliki

daya lampu dan ukuran paling kecil diantara lainnya. Selain itu pengalaman dalam

menentukan daerah penangkapan dapat juga mempengaruhi jumlah prokuksi

hasil tangkapan. Kenaikan produksi hasil tangkapan terjadi pada trip ke 3 di setiap

unit bagan rambo. Kenaikan produksi dipengaruhi oleh kondisi perairan yang baik

serta berada pada fase bulan terang ke gelap sepenuhnya yaitu pada tanggal 29

Sya’ban 1439 hijriah walaupun kondisi cuaca pada saat itu cukup buruk.

Peningkatan drastis hanya terjadi pada unit kapal 1 dan 3, dimana kedua kapal

tersebut memiliki daerah penangkapan yang jauh dari yang lainnya. Pada trip

selanjutnya atau trip ke 4 semua nelayan yang berada di perairan tersebut

mendekat ke daerah penangkapan unit kapal 1 dan 3 yang memiliki produksi

tertinggi pada malam sebelumnya. Pada trip ke 4 peningkatan hasil tangkapan

hanya terjadi pada unit kapal 2 dan terjadi penurunan produksi pada unit kapal

lainnya.

F. Aspek finansial

1. Biaya investasi

Biaya investasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seluruh biaya

yang ditanamkan dalam pembuatan kapal atau pembelian kapal, alat tangkap,

mesin serta peralatan lainnya. besarnya investasi sangat dipengaruhi oleh

besarnya skala usaha serta teknologi yang digunakan. Semakin besar skala usaha

Page 64: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

50

dan teknologi yang digunakan maka semakin besar pula investasi yang

ditanamkan. Nilai investasi tiap unit bagan rambo yang berada di Desa Wewangriu

dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Biaya investasi unit bagan rambo di Desa Wewangriu Kecamatan Malili

No Investasi Biaya Investasi (Rp)

Kapal 1 Kapal 2 Kapal 3 Kapal 4

1 Bagan Rambo 470.000.000 450.000.000

450.000.000

350.000.000

2 Jaring 24.000.000 27.000.000 27.000.000 22.800.000

3 Mesin Genset 38.000.000 38.000.000 38.000.000 38.000.000

4 Mesin Roller 7.000.000 7.000.000 38.000.000 10.000.000

5 Tali PE no 16 7.800.000 6.500.000 7.800.000 6.500.000

6 Lampu 1500 watt

8.500.000 - - -

7 Lampu 1000 watt

5.800.000 11.600.000 23.200.000 -

8 Lampu 500 watt

4.560.000 2.280.000 2.280.000 -

9 Lampu Fokus 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000

10 Lampu LED 40 watt

- - - 8.000.000

11 Lampu 400 watt

14.280.000 14.280.000 14.280.000 11.760.000

12 styrofoam 3.000.000 4.000.000 4.000.000 2.500.000

Basket plastik 500.000 500.000 500.000 500.000

13 Jergen 1.300.000 1.500.000 1.500.000 900.000

14 Mesin Kapal pengantar

96.000.000 68.000.000 76.000.000 48.000.000

15 tali Jangkar 15.000.000 26.000.000 26.000.000 15.000.000

16 Kapal Pengantar

39.000.000 37.000.000 35.000.000 30.000.000

Jumlah 735.740.000 694.660.000 744.560.000 544.960.000

Page 65: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

51

Pada Tabel 6 dapat dilihat besarnya biaya investasi yang dibutuhkan per

unit bagan rambo. Biaya investasi berkisar antara Rp. 544.960.000 hingga Rp.

744.560.000. investasi yang dibutuhkan untuk satu unit bagan rambo relatif besar

dibandingkan dengan usaha bagan perahu (bagan pete pete) di perairan

Kabupaten Barru Sulawesi Selatan yang hanya Rp. 300.985.400 per unitnya

(Sulaiman, 2015). Tingginya nilai investasi ini dikarenakan besarnya skala usaha

unit penangkapan ini serta teknologi yang digunakan Biaya investasi tertinggi

terdapat pada unit 3 dan biaya investasi terendah pada unit 4. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada Lampiran 5.

2. Biaya tetap

Biaya tetap merupakan biaya yang besarnya tidak tergantung dari besar

kecilnya output yang diperoleh atau biaya yang tetap dikeluarkan walapun tidak

dilakukan produksi. Usaha perikanan bagan rambo di Desa Wewangriu

Kecamatan Malili memiliki komponen biaya tetap yang terdiri dari penyusutan,

perizinan dan biaya retibusi. Dari ketiga komponen tersebut biaya penyusutan

memiliki jumlah paling besar diantara biaya lainnya. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada Tabel 7 besaran dari setiap komponen biaya tetap.

Tabel 7. Komponen biaya tetap unit bagan rambo di Desa Wewangriu Kecamatan Malili

Pada Tabel 7 dapat dilihat besaran dari komponen biaya tetap pada setiap

unit kapal. Biaya tetap berkisar antara Rp. 73.223.571 hingga Rp. 97.629.286.

Biaya tertinggi terdapat pada unit kapal 3 dan biaya terendah terdapat pada unit

No Jenis Biaya Biaya/tahun (Rp)

Kapal 1 Kapal 2 Kapal 3 Kapal 4

1 Penyusutan 88.509.286 87.690.000 99.214.286 71.098.571

2 Perizinan (SIPI)

300.000 300.000 300.000 300.000

3 Retribusi 1.825.000 1.825.000 1.825.000 1.825.000

Jumlah 90.634.286 89.815.000 97.629.286 73.223.571

Page 66: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

52

kapal 4. Besarnya biaya penyusutan tergantung dari nilai awal (investasi) dan

lama alat tangkap tersebut dapat digunakan. Daya tahan alat tangkap dapat

berkurang karena pengaruh umur serta pemakaian, sehingga nilai awalnya akan

menyusut selama pemakaian. Biaya penyusutan didapatkan dari membagi nilai

awal dengan umur ekonomis dari alat tangkap. Apabila nilai investasi tinggi dan

masa pemakainnya singkat maka biaya penyusutannya besar. Sebaliknya apabila

nilai investasi kecil dan masa pemakaiannya lama maka biaya penyusutannya

kecil. Besarnya biaya tetap tidak terpengaruh oleh besar kecilnya produksi salah

satu contoh dari biaya tetap ialah biaya penyusutan dari investasi (Soekartawi,

1995).

3. Biaya tidak tetap (variable cost)

Biaya tidak tetap atau biaya variabel merupakan biaya yang tidak tetap

jumlahnya karena dipengaruhi musim atau beberapa faktor lainnya. Biaya variabel

terbesar biasanya berada pada musim puncak dikarenakan jumlah hasil

tangkapan lebih besar yang di ikuti naiknya upah harian ABK dan biaya

operasional. Sedangkan biaya terkecil biasanya berada pada musim paceklik,

dimana frekuensi penangkapan pada musim paceklik relatif sedikit serta hasil

tangkapan sedikit di ikuti turunnya upah harian ABK dan biaya operasional. Biaya

variabel meliputi biaya operasional, perawatan dan upah ABK.

a. Biaya operasional

Biaya operasional merupakan biaya yang dikeluarkan untuk melakukan

proses penangkapan ikan. Biaya operasional atau perongkosan unit bagan rambo

di Desa Wewangriu ditanggung bersama oleh pemilik kapal dan ABK. Besarnya

biaya operasional unit bagan rambo di Desa Wewangriu tergantung pada

musimnya. Pada musim puncak biaya operasional berkisar antara Rp. 65.512.500

hingga Rp. 88.336.250 dengan jumlah trip 75 – 85 trip. Kemudian pada musim

sedang biaya operasional berkisar antara Rp. 79.700.000 hingga Rp. 98.496.000

Page 67: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

53

dengan jumlah trip 100 – 108 trip. Sementara itu biaya operasional pada musim

paceklik berkisar antara Rp. 64.395.000 hingga Rp. 94.820.000 dengan jumlah

trip 90 - 105 trip. Besar biaya operasional setiap musimnya ditentukan oleh

banyaknya hari operasi (trip) dalam satu musim. Semakin banyak hari operasi

yang dilakukan nelayan maka semakin banyak juga biaya operasional yang

dibutuhkan dalam satu musim. Komponen dari biaya operasional yaitu bahan

bakar (solar), perbekalan, es balok dan rokok. Untuk lebih jelasnya, besarnya

biaya operasional dapat dilihat pada Lampiran 6.

b. Biaya perawatan/pemeliharaan

Biaya perawatan merupakan biaya yang dikeluarkan untuk perbaikan,

penggantian, dan pemeliharaan bagian bagian dari unit usaha bagan rambo.

Kegiatan pemeliharaan sangat perlu dilakukan untuk kelangsungan kerja unit

penangkapan, selain itu tingkat perawatan juga mempengaruhi umur ekonomis

atau umur pakai suatu unit usaha. Besarnya biaya untuk perawatan tergantung

pada tingkat kerusakan yang dialami oleh unit alat tangkap tersebut. Biaya

perawatan terbesar biasanya terjadi pada musim sedang dan paceklik atau pada

saat bagan rambo kembali ke fishing base. Beberapa kegiatan perawatan yang

dilakukan ialah penggantian lampu yang pecah atau putus, penggantian balok

balok rangka, penggantian kawat yang putus dan perawatan mesin (penggantian

onderdil, servis, ganti oli) serta beberapa kerusakan lainnya. Perawatan mesin

memiliki frekuensi tertinggi diantara perawatan lainnya baik itu mesin genset

ataupun mesin penggerak perahu pengantar. Besarnya biaya perawatan unit

bagan rambo di Desa Wewangriu dapat dilihat pada Lampiran 7.

c. Upah ABK

Usaha perikanan bagan rambo di Desa Wewangriu Kecamatan Malili

Kabupaten Luwu Timur dioperasikan 9 – 11 orang ABK per unit penangkapan yang

terdiri dari 1 kapten/pawang, 1 operator kapal pengantar dan sisanya adalah sawi

Page 68: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

54

biasa. Untuk mengetahui keuntungan yang diperoleh dari usaha, maka pemilik

melakukan sistem bagi hasil antara usaha dan tenaga kerja. Seokartawi (1995)

mengatakan bahwa untuk mengetahui analisis kelayakan suatu usaha akan lebih

baik jika memperhitungkan semua biaya tenaga kerja dan peralatan lainnya

meskipun usaha tersebut milik sendiri (andaikan semua dianggap sewa).

Nelayan bagan rambo memiliki dua jenis upah, yaitu upah harian dan upah

per 5 bulan. Upah harian merupakan upah yang besarnya tergantung dari jumlah

hasil tangkapan perharinya. Upah harian didapatkan dengan cara mengambil 30%

dari hasil penjualan per harinya, kemudian 30 % tersebut dibagi dua 15% untuk

punggawa (pemilik kapal) dan 15 % untuk sawi. 15% untuk sawi dibagi lagi menjadi

13 bagian, 3 bagian kapten dan untuk sawi biasa mendapatkan 1 bagian per orang.

Upah harian ada ketika hasil penjualan per tripnya di atas 3 juta rupiah. Upah per

5 bulan merupakan upah yang diberikan setelah menghitung keuntungan bersih

dengan pembagian 50% pemilik dan 50% untuk ABK. Untuk lebih jelasnya upah

harian dapat dilihat pada Lampiran 8.

Total biaya variabel dari masing masing unit bagan rambo per musimnya

adalah sebagai berikut:

Tabel 8. Biaya variabel unit bagan rambo pada musim puncak (Januari – Maret)

No Unit Kapal Biaya Variabel (Rp)

Total (Rp) Operasional Upah Abk Perawatan

1 Perak 78.680.000 261.120.000 2.700.000 330.980.000

2 Tolaraya 88.336.250 276.250.000 5.900.000 370.486.250

3 Sumber kehidupan

86.147.500 276.250.000 2.550.000 364.947.500

4 Jembatan Reski

65.512.500 151.500.000 1.770.000 218.782.500

Dari Tabel 8 dapat dilihat besarnya nilai biaya variabel dari masing masing

unit kapal pada musim puncak. Musim puncak berlangsung selama 3 bulan

(Januari hingga Maret). Biaya variabel berkisar antara Rp. 218.782.500 hingga

Page 69: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

55

Rp.370.486.250 dengan biaya tertinggi terdapat pada unit kapal 2 dan biaya

terendah terdapat pada unit kapal 4. Besaran biaya di musim puncak cukup tinggi

tertutama pada upah harian ABK yang tentunya berbanding lurus dengan jumlah

produksi. Pada musim ini biaya perawatan relatif kecil, hal ini disebabkan karena

bagan rambo berada dilaut sehingga hanya perawatan kecil yang dilakukan atau

perawatan yang memungkinkan dilakukan diatas laut.

Tabel 9. Biaya variabel unit bagan rambo pada musim sedang (Agustus – Desember)

No Unit Kapal Biaya Variabel (Rp)

Total (Rp) Operasional Upah Abk Perawatan

1 Perak 95.313.750 163.800.000 16.580.000 275.693.750

2 Tolaraya 98.496.000 196.560.000 14.900.000 306.526.000

3 Sumber kehidupan

93.096.000 196.560.000 17.070.000 318.510.000

4 Jembatan Reski

79.700.000 128.000.000 4.200.000 212.400.000

Dari Tabel 9 dapat dilihat besarnya nilai biaya variabel dari masing masing

unit kapal pada musim sedang. Musim sedang berlangsung selama 5 bulan

(Agustus hingga Desember). Biaya Variabel berkisar antara Rp. 212.400.000

hingga Rp. 318.510.000 dengan biaya tertinggi terdapat pada unit kapal 3 dan

biaya terendah terdapat pada unit kapal 4. Berbeda dengan musim puncak, pada

musim sedang biaya perawatan dan operasional relatif cukup besar. Besarnya

biaya operasional disebabkan karena tingginya frekuensi melaut pada musim ini.

Kemudian tingginya biaya perawatan pada musim sedang disebabkan kerena

nelayan menaikkan bagan rambo kedaratan tepatnya bulan Desember dan

melakukan perawatan secara keseluruhan (penggantian jaring, balok rangka dan

lain lain). sehingga biaya yang dibutuhkan dalam melakukan perawatan unit

penangkapan juga cukup besar.

Page 70: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

56

Tabel 10. Biaya variabel unit bagan rambo pada musim paceklik (April – Juli)

No Unit Kapal Biaya Variabel (Rp)

Total (Rp) Operasional Upah Abk Perawatan

1 Perak 79.611.000 92.820.000 12.900.000 185.331.000

2 Tolaraya 85.102.500 122.850.000 14.900.000 222.852.500

3 Sumber kehidupan

94.820.000 111.930.000 13.900.000 218.926.000

4 Jembatan Reski

64.395.000 63.000.000 4.200.000 131.595.000

Dari Tabel 10 dapat dilihat besarnya nilai biaya variabel dari masing masing

unit kapal pada musim paceklik. Musim paceklik berlangsung selama 4 bulan (April

hingga Juli). Total biaya berkisar antara Rp. 131.595.000 hingga Rp. 222.852.500

dengan biaya tertinggi terdapat pada unit kapal 3 dan biaya terendah terdapat

pada unit kapal 4. Sama seperti musim sedang, biaya perawatan dan operasional

relatif cukup besar pada musim paceklik. Unit kapal 3 memiliki frekuensi

penangkapan tertinggi diantara 3 kapal lainnya, hal inilah yang menyebabkan

tingginya biaya operasional pada unit tersebut. Tingginya biaya perawatan pada

musim paceklik disebabkan pada musim ini nelayan menaikkan bagan rambo

kedaratan tepatnya bulan Juni dan melakukan perawatan secara keseluruhan

seperti pada musim sedang.

Dari Tabel 8,9 dan 10 unit kapal 4 memiliki biaya variabel terendah tiap

musimnya. Hal ini dikarenakan unit kapal ini baru berumur 1 tahun sehingga tidak

terdapat perawatan yang cukup berat pada kapal ini. Selain itu unit kapal ini juga

memiliki trip penangkapan paling sedikit diantara 3 unit lainnya serta hanya

memiliki 8 orang ABK saja. Tingginya biaya perawatan pada musim paceklik dan

sedang dikarenakan saat musim tersebut (bulan Juni dan Desember) bagan

rambo naik kedaratan. Sehingga nelayan dapat melakukan perbaikan total

terhadap unit penangkapannya. Umur suatu unit penangkapan tentu

mempengaruhi besarnya biaya variabel dalam satu musim. Kapal 3 merupakan

Page 71: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

57

unit tertua dengan umur 17 tahun, unit kapal 2 berumur 15 tahun dan unit kapal 1

berumur 16 tahun. Jumlah pekerja atau ABK juga mempengaruhi biaya variabel

terutama di upah dan operasionalnya. Untuk lebih jelasnya uraian biaya variabel

per unit kapal dapat dilihat pada Lampiran 6,7 dan 8.

4. Analisis keuntungan

Analisis keuntungan digunakan untuk mengetahui nilai keuntungan suatu

usaha pada suatu waktu tertentu. Perhitungan pendapatan didasarkan pada

pendapatan bersih per unit bagan rambo dan besarnya pendapatan tenaga kerja.

Pendapatan bersih diperoleh dari selisih pendapatan total dengan biaya total

(Soekartawi,1995). Nelayan bagan rambo di Desa Wewangriu Kecamatan Malili

memperoleh keuntungan dengan cara megurangi pendapatan total dengan biaya

total per 5 bulan dengan aturan biaya total ditanggung bersama (punggawa dan

sawi). Kemudian keuntungan dibagi dua menjadi 50% punggawa dan 50 % sawi.

Biaya total yang dikeluarkan pada tiap unit usaha bagan rambo diperoleh

dengan menjumlah biaya tetap dan biaya variabel. Keuntungan suatu usaha

diperoleh dari selisih penerimaan total dengan biaya total. Besarnya biaya total,

penerimaan total dan keuntungan setiap unit per musimnya dapat dilihat pada

Tabel berikut

Tabel 11. Total penerimaan, biaya total dan keuntungan musim puncak (Januari –

Maret)

No Unit Kapal Total

Penerimaan (Rp) Biaya Total(Rp) Keuntungan

1 Perak 840.000.000 421.614.286 418.385.714

2 Tolaraya 892.500.000 460.301.250 432.198.750

3 Sumber kehidupan

892.500.000 462.576.786 429.923.214

4 Jembatan Reski

656.250.000 292.006.071 364.243.929

Page 72: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

58

Pada Tabel 11 dapat dilihat jumlah keuntungan yang didapatkan setiap unit

kapal pada musim puncak. Keuntungan berkisar antara Rp. 364.243.929 hingga

Rp.432.198.750. Keuntungan tertinggi terdapat pada unit kapal 2 yaitu sebesar

Rp.432.198.750 dengan penerimaan total Rp.892.500.000 dan biaya total

Rp.460.301.250. sedangkan keuntungan terendah pada musim puncak terdapat

pada unit kapal 4 yaitu sebesar Rp.364.243.929 dengan penerimaan total

Rp.292.006.071 dan biaya total Rp.364.243.929.

Tabel 12. Total penerimaan, biaya total dan keuntungan musim sedang (Agustus

– Desember)

No Unit Kapal Total

Penerimaan (Rp) Biaya Total (Rp) Keuntungan

1 Perak 546.000.000 366.328.036 179.671.964

2 Tolaraya 648.000.000 396.341.000 251.659.000

3 Sumber kehidupan

648.000.000 416.139.286 231.860.714

4 Jembatan Reski

560.000.000 285.623.571 274.376.429

Pada Tabel 12 dapat dilihat jumlah keuntungan yang didapatkan setiap unit

kapal pada musim sedang. Keuntungan berkisar antara Rp.179.671.964 hingga

Rp.274.376.429. Keuntungan tertinggi terdapat pada unit kapal 4 sebesar

Rp.274.376.429 dengan pendapatan total Rp. 560.000.000 dan biaya total

Rp.285.623.571. Sedangkan keuntungan terendah terdapat pada unit kapal 1

sebesar Rp.179.671.964 dengan pendapatan total Rp.546.000.000 dan biaya total

Rp.366.328.036.

Page 73: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

59

Tabel 13. Total penerimaan, biaya Total dan keuntungan musim paceklik (April –

Juli)

No Unit Kapal Total

Penerimaan (Rp) Biaya Total (Rp) Keuntungan

1 Perak 306.000.000 275.965.286 91.234.714

2 Tolaraya 378.000.000 312.667.500 65.332.500

3 Sumber kehidupan

378.000.000 316.555.286 61.444.714

4 Jembatan Reski

270.000.000 204.818.571 65.181.429

Pada Tabel 13 dapat dilihat jumlah keuntungan yang didapatkan setiap unit

kapal pada musim sedang. Keuntungan berkisar antara Rp.61.444.714 hingga

Rp.91.234.714. Keuntungan tertinggi terdapat pada unit kapal 1 sebesar

Rp.91.234.714 dengan pendapatan total Rp.306.000.000 dan biaya total

Rp.275.965.286. Sedangkan keuntungan terendah terdapat pada unit kapal 3

sebesar Rp. 61.444.714 dengan pendapatan total Rp.378.000.000 dan biaya total

Rp. 316.555.286.

Keuntungan rata rata yang diperoleh ke 4 unit kapal selama setahun ialah

sebesar Rp.669.206.428. Keuntungan tersebut relatif lebih besar dibandingkan

bagan lainnya (bagan perahu/pete pete). Berdasarkan hasil penelitian Sulaiman

(2015) keuntungan yang didapatkan oleh pemilik usaha bagan perahu di perairan

Kabupaten Barru selama setahun ialah Rp. 167.613.066. Dari perbedaan tersebut

dapat disimpulkan bahwa usaha bagan rambo lebih menguntungkan dari usaha

bagan perahu (bagan pete pete).

5. Analisis R/C

Dalam menentukan apakah suatu usaha layak untuk dilaksanakan atau

tidak, maka digunakan kriteria investasi. Kriteria investasi yang umum digunakan

dalam suatu analisis R/C rasio (Return cost ratio) yang dikenal sebagai

perbandingan antara biaya dan penerimaan. Pada penelitian ini R/C dihitung

Page 74: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

60

berdasarkan musim penangkapan. Berdasarkan hasil perhitungan R/C pada

Lampiran 11, nilai R/C setiap unit bagan rambo per musimnya dapat dilihat pada

Tabel 14, 15, dan 16.

Tabel 14. R/C rasio bagan rambo musim puncak (Januari – Maret)

No Unit Kapal R/C rasio

1 Perak 2,0

2 Tolaraya 1.9

3 Sumber kehidupan 1,9

4 Jembatan Reski 2,2

Tabel 15. R/C rasio bagan rambo musim sedang (Agustus – Desember)

No Unit Kapal R/C rasio

1 Perak 1,5

2 Tolaraya 1,6

3 Sumber kehidupan 1,6

4 Jembatan Reski 2,0

Tabel 16. R/C rasio bagan rambo musim paceklik (April – Juli)

No Unit Kapal R/C rasio

1 Perak 1,3

2 Tolaraya 1,2

3 Sumber kehidupan 1,2

4 Jembatan Reski 1,3

Pada Tabel 14, 15 dan 16 dapat dilihat nilai R/C rasio pada ke 4 unit bagan

rambo pada musim puncak berkisar antara 1,9 – 2,2, musim sedang berkisar

antara 1,5 – 2,0 dan musim paceklik berkisar antara 1,2 – 1,3. Nilai R/C di atas

menunjukan bahwa usaha bagan rambo di Desa Wewangriu Kecamatan Malili

Kabupaten Luwu Timur menguntungkan dan layak untuk dikembangkan baik pada

musim paceklik. Hal tersebut sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh

Soekartawi (1995) bahwa kriteria suatu usaha dapat dikatakan menguntungkan

apabila nilai R/C rasionya lebih dari 1. Berdasarkan hasil penelitian Sulaiman

Page 75: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

61

(2015) nilai R/C rasio bagan perahu di perairan Kabupaten Barru relatif kecil

dibandingkan bagan rambo yaitu 1.1 per tahunnya. Hal tersebut menunjukkan

bahwa usaha bagan rambo lebih layak dari usaha bagan perahu.

6. Sistem bagi hasil

Sistem bagi hasil yang digunakan nelayan bagan rambo di Desa

Wewangriu Kecamatan Malili ialah 50% punggawa dan 50%. Pembagian hasil

dilakukan 5 bulan sekali atau 2 kali dalam satu tahun (bulan Juni dan Desember)

dan biasa disebut upah per 5 bulan. Upah per 5 bulan merupakan upah yang dibagi

setelah mengeluarkan biaya variabel (perawatan, operasional dan upah harian)

dari pendapatan total dalam 5 bulan. Sama seperti upah harian, upah per 5 bulan

untuk setiap sawi memiliki jumlah yang berbeda tergantung tugas dan bagiannya.

50 % bagian sawi dibagi menjadi 15 bagian yang terdiri dari 4 bagian kapten, 2

bagian operator dan 1 bagian untuk masing masing sawi biasa.

Pada dasarnya jumlah perolehan di dasarkan pada banyaknya peranan

yang diambil, sehingga tentunya sebagai pemodal punggawa memperoleh bagian

yang jauh lebih besar dibandingkan sawi yang hanya menjalankan usahanya.

Pembagian hasil nelayan bagan rambo di Desa Wewangriu Kecamatan Malili

sudah sesuai dengan undang undang bagi hasil dengan mengambil diatas 40 %

persen dari keuntungan untuk sawi. Namun ada beberapa hal yang belum sesuai

yaitu pada pembebanan biaya operasional dan perawatan kepada sawi. Menurut

undang undang no 16 tahun 1964 pasal 4 beban-beban yang menjadi tanggungan

nelayan pemilik: ongkos pemeliharaan dan perbaikan perahu/kapal serta alat-alat

lain yang dipergunakan, penyusutan dan biaya eksploitasi usaha penangkapan,

seperti untuk pembelian solar, es dan lain sebagainya (Hukumonline, 2018).

Terlepas dari itu semua tidak ada kecemburuan sosial yang timbul dalam

suatu kelompok nelayan bagan rambo. Nelayan menganggap wajar ketika semua

biaya ditanggung bersama. Hal tersebut dikarenakan nelayan sadar akan semua

Page 76: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

62

biaya yang dikeluarkan bukan hanya untuk kebutuhan pemilik usaha melainkan

kebutuhan nelayan itu sendiri. Selain itu Rasa kekeluargaan nelayan di Desa

Wewangriu juga masih sangat kental. Sawi tetap siap sedia untuk melakukan

pekerjaan yang diperintahkan oleh punggawa baik itu bukan dilaut. Sebaliknya,

apabila ada sawi yang memiliki hutang kepada punggawa, maka proses

pelunasannya tidak begitu dipermasalahkan, sebab adanya pemakluman dari

punggawa akan kondisi ekonomi keluarga para sawinya. Hal ini menunjukkan

bahwa ekspektasi tentang punggawa yang begitu otoritas nyatanya berbanding

terbalik sebab punggawa pada usaha bagan rambo begitu mengutamakan

kepentingan sawinya.

Dalam setahun dilakukan 2 kali pembagian hasil yaitu periode 1 (Januari –

Juni) dan periode 2 (Juli – Desember). Periode 1 berlangsung pada musim puncak

dan paceklik dengan jumlah trip sebanyak 138 - 153 kali. Periode 2 berlangsung

pada musim paceklik dan sedang dengan jumlah trip sebanyak 138 – 145 kali. Dari

hasil perhitungan pada Lampiran 11. didapatkan keuntungan usaha pada periode

1 berkisar antara Rp.407.698.214 hingga Rp.479.208.857. Pada periode 2

keuntungan berkisar antara Rp.210.083.536 hingga Rp.296.103.571.

Tabel 17. Pembagian hasil periode 1 (Januari – Juni) unit bagan rambo di Desa wewangriu Kecamatan Malili

No Pembagian

Hasil

Pendapatan (Rp)

Kapal 1 Kapal 2 Kapal 3 Kapal 4

1 Punggawa 239.604.429 237.254.661 234.857.991 203.849.107

2 Kapten 63.894.514 63.267.910 62.628.798 67.949.702

3 Operator perahu

31.947.257 31.633.955 31.314.399 33.974.851

4 Sawi 15.973.629 15.816.977 15.657.199 16.987.426

Pada Tabel 17 dapat dilihat pembagian hasil antara punggawa dan sawi

pada periode 1 (Januari – Juni). Pendapatan punggawa berkisar antara

Page 77: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

63

Rp.203.849.107 hingga Rp.239.604.429, kapten berkisar Rp.62.628.798 hingga

Rp.67.949.702, operator perahu berkisar Rp.31.314.399 hingga Rp.33.974.851

dan sawi biasa berkisar Rp. 15.657.199 hingga Rp.16.987.426. Pendapatan

cenderung lebih tinggi pada unit kapal 4. Hal tersebut dikarenakan jumlah

sawi/ABK pada kapal 4 lebih sedikit dibandingkan kapal lainnya yaitu hanya 8

orang.

Tabel 18. Pembagian hasil periode 2 (Juli - Desember) unit bagan rambo di Desa wewangriu Kecamatan Malili

No Pembagian

Hasil

Pendapatan (Rp)

Kapal 1 Kapal 2 Kapal 3 Kapal 4

1 Punggawa 105.041.768 137.340.464 126.756.331 148.051.786

2 Kapten 28.011.138 36.624.124 33.801.688 49.350.595

3 Operator perahu

14.005.569 18.312.062 16.900.844 24.675.298

4 Sawi 7.002.785 9.156.031 8.450.422 12.337.649

Pada Tabel 18 dapat dilihat pembagian hasil antara punggawa dan sawi

pada periode 2 (Juli – Desember). Pendapatan punggawa berkisar antara

Rp.105.041.768 hingga Rp.148.051.786, kapten berkisar Rp.28.011.138 hingga

Rp.49.350.595, operator perahu berkisar Rp.14.005.569 hingga Rp.24.675.298

dan sawi biasa berkisar Rp.7.002.785 hingga Rp.12.337.649. Pendapatan

tertinggi pada periode 2 terdapat pada unit kapal 4. Hal tersebut dikarenakan

jumlah sawi/ABK pada kapal 4 lebih sedikit dibandingkan kapal lainnya yaitu hanya

8 orang.

Page 78: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

64

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap usaha perikanan bagan

rambo di Desa Wewangriu Kecamatan Malili Kabupaten Luwu Timur maka dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Aspek teknis sangat mempengaruhi jumlah produksi penangkapan terutama

pada intensitas penggunaan lampu, ukuran alat tangkap dan penentuan

daerah penangkapan.

2. Usaha perikanan bagan rambo di Desa Wewangriu Kecamatan Malili

Kabupaten Luwu Timur menguntungkan dan layak untuk dikembangkan.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, diperlukan penelitian lanjutan tentang

efektifitas penggunaan pemberat sebagai pengganti bingkai terhadap

dalam usaha bagan rambo.

Page 79: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

65

DAFTAR PUSTAKA Assir, A., M. Palo., I. Jaya. dan R.K. Sari. 2017. Komposisi Jenis Hasil Tangkapan

Bagan Perahu Yang Beroperasi Di Laut Flores Kabupaten Kepulauan

Selayar Pada Musim Angin Muson Barat. Jurnal IPTEKS PSP. 4(7). 108

– 111.

Dinas Kelautan dan Perikanan LUTIM. 2018. Potensi Perikanan Tangkap.

http://www.luwutimurkab.go.id/lutim/index.php?option=com_content&vie

w=article&id=1547:potensi-perikanan-tangkap&catid=89:potensi-

perikanan-kab-luwu-timur&Itemid=198#. (Diakses 29 Januari 2018 jam

23.00 WITA).

Efendi, I. dan W. Oktariza. 2006. Manajemen Agribisnis Perikanan. Penebar

Swadaya. Jakarta.

Gaffar, K. 2015. Pendugaan Musim Penangkapan Ikan Teri (Stolephorus sp) di

Perairan Teluk Bone. Skripsi. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan.

Universitas Hasanuddin. Makassar (Tidak dipublikasikan)

Hardiansyah. 2017. Hubungan Faktor Oceanografi Terhadap Hasil Tangkapan

Ikan Teri (Stolephorus sp) Dengan Menggunakan Bagan Rambo (Large

Lift Net) di Perairan Teluk Bone Periode Musim Timur 2017. Skripsi.

Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Universitas Hasanuddin.

Makassar (Tidak dipublikasikan)

Hukumonline. 2018. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 1964 Tentang Bagi Hasil Perikanan. http://www.hukumonline.com/pusatdata/ downloadfile/lt4c3d68a97c853/parent/24751. (Diakses 06 Oktober 2018 jam 23.10 WITA)

Haruna. 2010. Distribusi Cahaya Lampu Dan Tingkah Laku Ikan Pada Proses

Penangkapan Bagan Perahu Di Perairan Maluku Tengah. Jurnal

Amanisal PSP FPIK Unpatti-Ambon. 1(1). 22 – 29.

Kadariah. 1988. Pengantar Teori Ekonomi Makro. Bina Aksara. Jakarta.

Kurnia, M., Sudirman dan A. Nelwan. 2015. Studi Pola Kedatangan Ikan Pada

Area Penangkapan Bagan Perahu Dengan Teknologi Hidroakustik. Jurnal

IPTEKS PSP. 2(3). 261-271.

Mallawa, A. 2012. Dasar Dasar Penangkapan Ikan. Masagena Press. Makassar.

Monintja, D.R., B.P. Pasaribu, I. Jaya. 1986. Manajemen Penagkapan Ikan.

Fakultas Perikanan. IPB. Bogor

Ningsih, R.S., A.K. Mudzakir dan A. Rosyid. 2013. Analisis Kelayakan Finansial

Usaha Perikanan Payang Jabur (Boat Seine) Di Pelabuhan Perikanan

Pantai Asemdoyong Kabupaten Pemalang. Journal of Fisheries

Resources Utilization Management and Technology, 2(3) : 223-232.

Nurlindah, A. 2017. Analisis Komposisi Jenis Tangkapan Pada Bagan Perahu

Berdasarkan Periode Bulan Di Perairan Kabupaten Barru. Skripsi

Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Universitas Hasanuddin.

Makassar. (Tidak dipublikasikan)

Page 80: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

66

Nursam, M. 2013. Perbandingan Produktifitas Bagan Rambo Berdasarkan Waktu

Hauling dan Hubungannya Dengan Faktor Oceanografi Di Perairan

Kabupaten Sinjai Sulawesi Selatan. Skripsi. Fakultas Ilmu Kelautan dan

Perikanan. Universitas Hasanuddin. Makassar (Tidak dipublikasikan)

Pasaribu, A.M. 2005. Perencanaan dan Evaluasi Proyek Perikanan. Hasanuddin

University Press (LEPHAS). Makassar.

Poerwanto, H. 2014. Analisis dan Fungsi Breakeven. Jakarta

Ramadhan, H. dan D. Wijayanto. 2016. Analisis Teknis Dan Ekonomis Perikanan

Tangkap Bagan Perahu (Boat Lift Net) Di Pelabuhan Perikanan Pantai

Morodemak, Kabupaten Demak. Journal of Fisheries Resources

Utilization Management and Technology, 5(1) : 170-177.

Sani, A.R., Pramonowibowo dan I. Triarso. 2016. Analisis Sebaran Daerah

Penangkapan Ikan Pelagis Kecil Dengan Alat Tangkap Bagan Perahu Di

Perairan Kabupaten Belitung. Journal of Fisheries Resources Utilization

Management and Technology, 5(4) : 71-79.

Saputra, D. 2017. Produktifitas Penangkapan Berdasarkan Waktu Hauling Bagan

Rambo Kaitanya Dengan Kondisi Oseanografi Di Wilayah Perairan

Kabupaten Barru. Skirpsi Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan.

Universitas Hasanuddin. Makassar. (Tidak dipublikasikan)

Sari, R.K. 2017. Komposisi Jenis Hasil Tangkapan Bagan Perahu Yang Beroperasi

di Laut Flores Kabupaten Kepulauan Selayar Pada Musim Barat. Skripsi.

Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Universitas Hasanuddin.

Makassar (Tidak dipublikasikan)

Soekartawi. 1995. Analisis Usaha Tani. Universitas Indonesia. Jakarta.

Subani, W. dan H.R. Barus. 1989. Alat Penangkapan Ikan dan Udang Laut. Jurnal

Penelitian Perikanan Laut (Edisi Khusus). 5 : 248.

Sudirman dan M. N. Nessa. 2011. Perikanan Bagan dan Aspek Pengelolahanya.

UMM Press: Malang.

Sudirman dan A. Mallawa. 2012. Teknik Penangkapan Ikan. PT Rineka Cipta:

Jakarta.

Sugiarto, T. Herlambang, Brastoro, R. Sudjana, S. Kelana. 2005. Ekonomi Mikro:

Sebuah Kajian Komprehensif. PT Remaja Rosdakarya. Jakarta.

Sulaiman, M. 2015. Pengembangan Lampu Light Emitting Diode (LED) Sebagai

Pemikat Ikan Pada Perikanan Bagan Petepete Di Sulawesi Selatan.

Disertasi. Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor. (Tidak

dipublikasikan)

Suratiyah, K. 2015. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.

Utami, E. 2006. Analisis Respons Tingkah Laku Ikan Pepetek (Secutor insidiator)

Terhadap Intensitas Cahaya Berwarna. Sekolah Pascasarjana Institut

Pertanian Bogor. Bogor

Page 81: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

66

LAMPIRAN

Page 82: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

67

Lampiran 1. Sketsa Bagan Rambo (ukuran dan letak lampu) di Desa Wewangriu

Kecamatan Malili Kabupaten Luwu Timur

Bagan Rambo Tampak Atas

Bagan Rambo Tampak Samping

Page 83: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

68

Kapal Pengantar/Towing Boat

Page 84: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

69

Lampiran 2. Foto Kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama penelitian di unit bagan rambo Desa Wewangriu Kecamatan Malili Kabupaten Luwu Timur.

Penarikan roller jangkar

Penyortiran hasil tangkapan

Pengiringan ikan

Page 85: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

70

Menaikan hasil tangkapan ke kapal pegantar

Pengukuran bagan rambo

Pengukuran kapal pengantar

Page 86: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

71

Lampiran 3. Foto hasil tangkapan yang dominan pada bagan Rambo di Desa Wewangriu Kecamatan Malili Kabupaten Luwu Timur.

Ikan Tembang

Ikan Teri

Ikan Peperek

Page 87: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

72

Kembung Perempuan

Page 88: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

73

Lampiran 4. Titik koordinat penangkapan unit bagan Rambo Didesa Wewangriu Kecamatan Malili Kabupaten Luwu Timur

No Tanggal Produksi (kg)

Masehi Hijriah Kapal 1 Kapal 2 Kapal 3 Kapal 4

1 12-Mei-18 26 Sya’ban 1439 180 220 240 230

2 14-Mei-18 28 Sya’ban 1439 260 250 310 310

3 15-Mei-18 29 Sya’ban 1439 1160 560 1110 410

4 16-Mei-18 30 Sya’ban 1439 470 880 640 320

5 19-Mei-18 3 Ramadhan 1439 420 470 330 410

6 20-Mei-18 4 Ramadhan 1439 470 370 410 180

7 21-Mei-18 5 Ramadhan 1439 380 460 460 410

8 22-Mei-18 6 Ramadhan 1439 450 290 310 250

9 23-Mei-18 7 Ramadhan 1439 270 450 420 360

10 25-Mei-18 9 Ramadhan 1439 400 380 410 410

11 26-Mei-18 10 Ramadhan 1439 230 260 300 320

12 28-Mei-18 12 Ramadhan 1439 360 230 340 300

13 29-Mei-18 13 Ramadhan 1439 180 350 220 280

14 30-Mei-18 14 Ramadhan 1439 170 220 230 130

15 01-Jun-18 16 Ramadhan 1439 320 320 340 270

16 02-Jun-18 12 Ramadhan 1439 400 410 180 350

17 07-Jun-18 23 Ramadhan 1439 170 320 630 220

18 08-Jun-18 24 Ramadhan 1439 270 270 640 260

19 09-Jun-18 25 Ramadhan 1439 180 180 330 260

20 15-Jul-18 2 Syawal 1439 350 330 290 180

21 16-Jul-18 3 Syawal 1439 180 270 240 270

22 17-Jul-18 4 Syawal 1439 180 220 220 320

23 19-Jul-18 6 Syawal 1439 270 170 130 170

24 20-Jul-18 7 Syawal 1439 140 240 240 170

25 21-Jul-18 8 Syawal 1439 190 140 490 230

26 23-Jul-18 10 Syawal 1439 230 230 180 260

27 25-Jul-18 12 Syawal 1439 170 220 180 220

28 27-Jul-18 14 Syawal 1439 280 230 270 230

29 28-Jul-18 15 Syawal 1439 380 140 140 90

30 29-Jul-18 16 Syawal 1439 390 230 130 130

Jumlah 9500 9310 10360 7950

Page 89: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

74

Lampiran 5. Biaya Investasi dan penyusutan setiap unit bagan Rambo Didesa Wewangriu Kecamatan Malili Kabupaten Luwu Timur

Rincian biaya investasi dan penyusutan unit kapal 1 (Perak)

Rincian biaya Investasi dan penyusutan unit kapal 2 (Tolaraya)

NO Jenis Investasi Jumlah

Total (Rp) Umur

ekonomis (thn) Penyusutan

1 Bagan Rambo 1 unit 470.000.000 25 18.800.000 2 Jaring 35 m2 24.000.000 1 24.000.000 3 Mesin Genset Yanmar 1 unit 38.000.000 5 7.600.000 4 Mesin Roller Jiangdong 1 unit 7.000.000 10 700.000 5 Tali PE no 16 6 roll 7.800.000 1 7.800.000 6 Lampu 400 watt 34 buah 14.280.000 4 3.570.000 7 Lampu 1500 watt 2 buah 8.500.000 4 2.125.000 8 Lampu 500 watt 8 buah 4.560.000 4 1.140.000 9 Lampu 1000 watt 2 buah 5.800.000 4 1.450.000 10 Lampu sorot 500 watt 2 buah 1.200.000 4 300.000 11 Styrofoam 30 buah 3.000.000 1 3.000.000 12 Basket plastik 20 buah 500.000 1 500.000 13 Jergen 22 buah 1.300.000 5 260.000

14 Mesin Mitsubhishi 120 PS

2 buah 96.000.000 10 9.600.000

15 Tali Nylon (jangkar) no 30 mm

220 m 15.000.000 7 2.142.857

16 Kapal Pengantar 1 buah 39.000.000 7 5.571.429

Jumlah 735.740.000 88.509.286

NO Jenis Investasi Jumlah

Total (Rp) Umur

ekonomis (thn) Penyusutan

1 Bagan Rambo 1 unit 450.000.000 25 18.000.000 2 Jaring 38 m2 27.000.000 1 27.000.000 3 Mesin Genset Yanmar 1 unit 38.000.000 5 7.600.000 4 Mesin Roller Jiangdong 1 unit 7.000.000 10 700.000 5 Tali PE no 16 5 roll 6.500.000 1 6.500.000 6 Lampu 1000 watt 4 buah 11.600.000 4 2.900.000 7 Lampu 500 watt 4 buah 2.280.000 4 570.000 8 Lampu 400 watt 34 buah 14.280.000 2,5 3.570.000 9 Lampu sorot 500 watt 2 buah 1.000.000 4 250.000 10 Styrofoam 40 buah 4.000.000 1 4.000.000 11 Basket plastik 20 buah 500.000 1 500.000 12 Jergen 25 buah 1.500.000 5 300.000 13 Mesin Mitshubishi 120

PS 2 unit 68.000.000 10 6.800.000

14 Tali nylon (jangkar) no 30

440 m 26.000.000 7 3.714.286

15 Kapal Pengantar 1 unit 37.000.000 7 5.285.714

Jumlah 694.660.000

87.690.000

Page 90: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

75

Rincian biaya investasi dan penyusutan unit kapal 3 (Sumber Kehidupan)

NO Jenis Investasi Jumlah Total (Rp) Umur

ekonomis (thn) Penyusutan

1 Bagan Rambo 1 unit 450.000.000 25 18.000.000 2 Jaring 38 m2 27.000.000 1 27.000.000 3 Mesin Genset Yanmar 1 unit 38.000.000 5 7.600.000 4 Mesin Roller Yanmar 1 unit 38.000.000 10 3.800.000 5 Tali PE no 16 6 roll 7.800.000 1 7.800.000 6 Lampu 1000 watt 8 buah 23.200.000 4 5.800.000 7 Lampu 500 watt 4 buah 2.280.000 4 570.000 8 Lampu 400 watt 34 buah 14.280.000 4 3.570.000 9 Lampu sorot 500 watt 2 buah 1.000.000 4 250.000 10 Styrofoam 40 buah 4.000.000 1 4.000.000 11 Basket plastik 20 buah 500.000 1 500.000 12 Jergen 25 buah 1.500.000 5 300.000

13 Mesin Mitshubishi 120 PS

2 unit 76.000.000 10 7.600.000

14 Tali Nylon (Jangkar) no 30

440 m 26.000.000 7 3.714.286

15 Kapal Pengantar 1 unit 35.000.000 7 5.000.000

Jumlah 744.560.000 95.504.286

Rincian biaya Investasi dan penyusutan unit kapal 4 (Jembatan reski)

NO Jenis Investasi Jumlah Total (Rp) Umur

ekonomis (thn) Penyusutan

1 Bagan Rambo 1 unit 350.000.000 25 14.000.000

2 Jaring 29 m 22.800.000 1 22.800.000

3 Mesin Genset yanmar 1 unit 38.000.000 5 7.600.000

4 Mesin Roller jiangdong 1 unit 10.000.000 10 1.000.000

5 Tali PE no 16 5 roll 6.500.000 1 6.500.000

6 Lampu LED 40 watt 16 buah 8.000.000 5 1.600.000

7 Lampu 400 watt 28 buah 11.760.000 4 2.940.000

8 Lampu sorot 500 watt 2 buah 1.000.000 4 250.000

9 Styrofoam 25 buah 2.500.000 1 2.500.000

10 basket 20 buah 500.000 1 500.000

11 Jergen 15 buah 900.000 5 180.000

12 Mesin Yanmar 30 DK dan Jiangdong 24 DK

2 buah 48.000.000

10 4.800.000

13 tali Jangkar 220 m 15.000.000 7 2.142.857

14 Kapal Pengantar 1 unit 30.000.000 7 4.285.714

Jumlah 549.160.000 71.098.571

Page 91: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

76

Lampiran 6. Biaya operasional harian setiap unit bagan Rambo Didesa Wewangriu Kecamatan Malili Kabupaten Luwu Timur berdasarkan musim

Rincian biaya operasional per trip unit kapal 1 (Perak)

No Jenis Kebutuhan Biaya/Trip (Rp)

Puncak Sedang Paceklik

1 Solar 463.500 437.750 360.500

2 Perbekalan 150.000 150.000 150.000

3 Rokok 220.000 220.000 220.000

4 ES Batu 150.000 100.000 50.000

Jumlah 983.500 907.750 780.500

Rincian biaya operasional per trip kapal 2 (Tolaraya)

No Jenis Kebutuhan Biaya/Trip (Rp)

Puncak Sedang Paceklik

1 Solar 489.250 412.000 360.500

2 Perbekalan 150.000 150.000 150.000

3 Rokok 250.000 250.000 250.000

4 ES Batu 150.000 100.000 50.000

Jumlah 1.039.250 912.000 810.500

Rincian biaya operasional harian unit kapal 3 (Sumber Kehidupan)

No Jenis Kebutuhan Biaya/Trip (Rp)

Puncak Sedang Paceklik

1 Solar 463.500 412.000 412.000

2 Perbekalan 150.000 150.000 150.000

3 Rokok 250.000 250.000 250.000

4 ES Batu 150.000 100.000 50.000

Jumlah 1.013.500 912.000 862.000

Rincian biaya operasional harian unit kapal 4 (Jembatan Reski)

No Jenis Kebutuhan Biaya/Trip (Rp)

Puncak Sedang Paceklik

1 Solar 463.500 412.000 360.500

2 Perbekalan 150.000 150.000 150.000

3 Rokok 160.000 160.000 160.000

4 ES Batu 100.000 75.000 45.000

Jumlah 873.500 797.000 715.500

Page 92: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

77

Rincian biaya operasional per musim unit kapal 1 (perak)

No Musim Biaya (Rp)

Trip Biaya per trip Biaya per musim

1 Puncak 80 983.500 78.680.000

2 Sedang 105 907.750 95.313.750

3 Paceklik 102 780.500 79.611.000

Jumlah (tahun) 287 253.604.750

Rincian biaya operasional per musim unit kapal 2 (Tolaraya)

No Musim Biaya (Rp)

Trip Biaya per trip Biaya per musim

1 Puncak 85 1.039.250 88.336.250

2 Sedang 108 912.000 98.496.000

3 Paceklik 105 810.500 85.102.500

Jumlah (tahun) 298 271.934.750

Rincian biaya operasional per musim unit kapal 3 (Sumber Kehidupan)

No Musim Biaya (Rp)

Trip Biaya per trip Biaya per musim

1 Puncak 85 1.013.500 86.147.500

2 Sedang 108 912.000 93.096.000

3 Paceklik 105 862.000 94.820.000

Jumlah (tahun) 298 284.123.500

Rincian biaya operasional per musim unit kapal 4 (Jembatan Reski)

No Musim Biaya (Rp)

Trip Biaya per trip Biaya per musim

1 Puncak 75 873.500 65.512.500

2 Sedang 100 797.000 79.700.000

3 Paceklik 90 715.500 64.395.000

Jumlah (tahun) 265 209.607.500

Page 93: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

78

Lampiran 7. Biaya Perawatan setiap unit bagan Rambo Didesa Wewangriu Kecamatan Malili Kabupaten Luwu Timur berdasarkan musim

Rincian biaya perawatan unit kapal 1(Perak)

a. Musim Puncak

No Jenis Perawatan Biaya (Rp) Frekuensi Total Biaya

(Rp

1 Lampu dan Kabel 800.000 1 800.000

2 Oli Mesin 400.000 1 400.000

3 Service mesin kapal 1.000.000 1 1.000.000

4 Styrofoam 500.000 1 500.000

Jumlah 2.700.000

b. Musim Sedang

No Jenis Perawatan Biaya (Rp) Frekuensi Total Biaya

(Rp

1 Waring 10.000.000 1 10.000.000

2 Pengecatan kapal 5.000.000 1 5.000.000

3 Lampu 900.000 1 900.000

4 Basket 680.000 1 680.000

5 Service mesin 3.000.000 1 3.000.000

6 Oli mesin 400.000 2 800.000

Jumlah 16.580.000

c. Musim Paceklik

No Jenis Perawatan Biaya (Rp) Frekuensi Total Biaya

(Rp)

1 Waring 7.000.000 1 7.000.000

2 Balok kayu 3.000.000 1 3.000.000

3 Lampu 900.000 1 900.000

4 Tali PE(roller) 1.500.000 1 1.500.000

5 Kawat 500.000 1 500.000

Jumlah 12.900.000

Page 94: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

79

Rincian biaya perawatan unit kapal 2(Tolaraya)

a. Musim Puncak

No Jenis Perawatan Biaya (Rp) Frekuensi Total Biaya

(Rp

1 Lampu dan Kabel 1.000.000 1 1.000.000

2 Tali PE(roller) 2.600.000 1 2.600.000

3 Oli mesin 400.000 2 800.000

4 Service mesin kapal 1.000.000 1 1.000.000

5 Styrofoam dan basket 500.000 1 500.000

Jumlah 5.900.000

b. Musim Sedang

No Jenis Perawatan Biaya (Rp) Frekuensi Total Biaya

(Rp

1 Waring 5.000.000 1 5.000.000

2 sayap (balok) 3.000.000 1 3.000.000

3 Lampu 570.000 1 570.000

4 Tali PE(roller) 2.600.000 1 2.600.000

5 Baut 300.000 1 300.000

6 oli mesin 400.000 2 800.000

Jumlah 31.580.000

c. Musim Paceklik

No Jenis Perawatan Biaya (Rp) Frekuensi Total Biaya

(Rp)

1 Waring 7.000.000 1 7.000.000

2 Sayap (balok) 3.000.000 1 3.000.000

3 Lampu 1.000.000 1 1.000.000

4 Tali PE(roller) 2.600.000 1 2.600.000

5 Oli Mesin 400.000 2 800.000

6 Kawat 500.000 1 500.000

Jumlah 14.900.000

Page 95: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

80

Rincian biaya perawatan unit kapal 3(Sumber Kehidupan)

a. Musim Puncak

No Jenis Perawatan Biaya (Rp) Frekuensi Total Biaya

(Rp

1 Kabel 250.000 1 250.000

2 Oli Mesin 400.000 2 800.000

3 Service mesin 1.000.000 1 1.000.000

4 Styrofoam 500.000 1 500.000

Jumlah 2.250.000

b. Musim Sedang

No Jenis Perawatan Biaya (Rp) Frekuensi Total Biaya

(Rp

1 Waring 5.000.000 1 5.000.000

2 Sayap (balok) 7.000.000 1 7.000.000

3 Lampu 670.000 1 670.000

4 Tali PE(roller) 2.600.000 1 2.600.000

5 Styrofoam/basket 500.000 1 500.000

6 Kawat 500.000 1 500.000

7 Oli mesin 400.000 2 800.000

Jumlah 17.070.000

c. Musim Paceklik

No Jenis Perawatan Biaya (Rp) Frekuensi Total Biaya

(Rp)

1 Waring 5.000.000 1 7.000.000

2 Sayap (balok) 3.500.000 1 3.000.000

3 Lampu 1.000.000 1 1.000.000

4 Tali PE(roller) 2.600.000 1 2.600.000

5 Kawat 500.000 1 300.000

6 Servise mesin 600.000 1 600.000

7 Oli mesin 400.000 2 800.000

Jumlah 13.900.000

Page 96: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

81

Rincian biaya perawatan unit kapal 4 (Jembatan Reski)

a. Musim Puncak

No Jenis Perawatan Biaya (Rp) Frekuensi Total Biaya

(Rp

1 Peralatan masak 500.000 1 500.000

2 Lampu 570.000 1 570.000

3 Oli mesin 350.000 2 700.000

Jumlah 1.770.000

b. Musim Sedang

No Jenis Perawatan Biaya (Rp) Frekuensi Total Biaya

(Rp

1 Waring 2.000.000 1 2.000.000

2 Lampu 1.000.000 1 1.000.000

3 Oli mesin 350.000 2 700.000

4 Service mesin 1.000.000 1 1.000.000

Jumlah 4.700.000

c. Musim Paceklik

No Jenis Perawatan Biaya (Rp) Frekuensi Total Biaya

(Rp)

1 Styrofoam 500.000 1 500.000

2 Lampu 1.500.000 1 1.500.000

3 Oli mesin 350.000 2 700.000

4 Tali roller 1.500.000 1 1.500.000

5 Service mesin 500.000 1 500.000

Jumlah 4.200.000

Page 97: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

82

Lampiran 8. Upah harian setiap unit bagan rambo di Desa Wewangriu Kecamatan Malili Kabupaten Luwu Timur berdasarkan musim

Rincian upah harian unit kapal 1 (Perak)

No Pembagian Upah

Harian

Jumlah (org)

Upah harian (Rp)

Puncak Sedang Paceklik

1 Punggawa 1 1.632.000 780.000 455.000

2 Kapten 1 414.000 180.000 105.000

3 Operator perahu 1 138.000 60.000 35.000

4 Sawi 9 1.080.000 540.000 315.000

Jumlah 11 3.264.000 1.560.000 910.000

Rincian upah harian unit kapal 2 (Tolaraya)

No Pembagian Upah

Harian

Jumlah (org)

Upah harian (Rp)

Puncak Sedang Paceklik

1 Punggawa 1 1.625.000 910.000 585.000

2 Kapten 1 375.000 210.000 135.000

3 Operator perahu 1 125.000 70.000 45.000

4 Sawi 9 1.125.000 630.000 405.000

Jumlah 11 3.250.000 1.820.000 1.170.000

Rincian upah harian unit kapal 3 (Sumber Kehidupan)

No Pembagian Upah

Harian

Jumlah (org)

Upah harian (Rp)

Puncak Sedang Paceklik

1 Punggawa 1 1.625.000 910.000 533.000

2 Kapten 1 375.000 210.000 123.000

3 Operator perahu 1 125.000 70.000 41.000

4 Sawi 9 1.125.000 630.000 369.000

Jumlah 11 3.250.000 1.820.000 1.066.000

Rincian upah harian unit kapal 4 (Jembatan reski)

No Pembagian Tugas ABK

Jumlah (org)

Upah harian (Rp)

Puncak Sedang Paceklik

1 Punggawa 1 1.010.000 640.000 350.000

2 Kapten 1 303.000 192.000 105.000

3 Operator perahu 1 101.000 64.000 35.000

4 Sawi 6 606.000 384.000 210.000

Jumlah 8 2.020.000 1.280.000 700.000

Page 98: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

83

Rincian upah harian per musim unit kapal 1 (perak)

No Pembagian Upah Harian

Jumlah (org)

Upah harian (Rp)

Puncak Sedang Paceklik

1 Punggawa 1 124.800.000 81.900.000 46.410.000

2 Kapten 1 28.800.000 18.900.000 10.710.000

3 Operator perahu 1 9.600.000 6.300.000 3.570.000

4 Sawi 9 86.400.000 56.700.000 32.130.000

Jumlah 11 249.600.000 163.800.000 92.820.000

Rincian upah harian per musim unit kapal 2 (tolaraya)

No Pembagian Upah Harian

Jumlah (org)

Upah harian (Rp)

Puncak Sedang Paceklik

1 Punggawa 1 138.125.000 98.280.000 61.425.000

2 Kapten 1 31.875.000 22.680.000 14.175.000

3 Operator perahu 1 10.625.000 7.560.000 4.725.000

4 Sawi 9 95.625.000 68.040.000 42.525.000

Jumlah 11 276.250.000 196.560.000 122.850.000

Rincian upah harian per musim unit kapal 3 (Sumber Kehidupan)

No Pembagian Upah Harian

Jumlah (org)

Upah harian (Rp)

Puncak Sedang Paceklik

1 Punggawa 1 138.125.000 98.280.000 55.965.000

2 Kapten 1 31.875.000 22.680.000 12.915.000

3 Operator perahu 1 10.625.000 7.560.000 4.305.000

4 Sawi 9 95.625.000 68.040.000 38.745.000

Jumlah 11 276.250.000 196.560.000 111.930.000

Rincian upah harian per musim unit kapal 4 (Jembatan reski)

No Pembagian Tugas ABK

Jumlah (org)

Upah harian (Rp)

Puncak Sedang Paceklik

1 Punggawa 1 75.750.000 64.000.000 31.500.000

2 Kapten 1 22.725.000 19.200.000 9.450.000

3 Operator perahu 1 7.575.000 6.400.000 3.150.000

4 Sawi 6 45.450.000 38.400.000 18.900.000

Jumlah 8 151.500.000 128.000.000 63.000.000

Page 99: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

84

Lampiran 9. Pendapatan total setiap unit bagan Rambo Didesa Wewangriu

Kecamatan Malili Kabupaten Luwu Timur berdasarkan musim

Rincian pendapatan total unit kapal 1 (perak)

No Musim Produksi /trip (Box)

Harga Jual (perbox)

Jumlah Trip

Total Pendapatan

(Rp)

1 Puncak 30 350.000 80 840.000.000

2 Paceklik 5 600.000 102 306.000.000

3 Sedang 13 400.000 105 546.000.000

Jumlah 287 1.692.000.000

Rincian pendapatan total unit kapal 2 (Tolaraya)

No Musim Produksi /trip (Box)

Harga Jual (perbox)

Jumlah Trip

Total Pendapatan

(Rp)

1 Puncak 30 350.000 85 892.500.000

2 Paceklik 6 600.000 105 378.000.000

3 Sedang 15 400.000 108 648.000.000

Jumlah 298 1.918.500.000

Rincian pendapatan total unit kapal 3 (Sumber Kehidupan)

No Musim Produksi /trip (Box)

Harga Jual (perbox)

Jumlah Trip

Total Pendapatan

(Rp)

1 Puncak 30 350.000 85 892.500.000

2 Paceklik 6 600.000 105 378.000.000

3 Sedang 15 400.000 108 648.000.000

Jumlah 298 1.918.500.000

Rincian pendapatan total unit kapal 4 (Jembatan Reski)

No Musim Produksi /trip (Box)

Harga Jual (perbox)

Jumlah Trip

Total Pendapatan

(Rp)

1 Puncak 25 350.000 75 656.250.000

2 Paceklik 5 600.000 90 270.000.000

3 Sedang 14 400.000 100 560.000.000

Jumlah 265 1.486.250.000

Page 100: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

85

Lampiran 10. Rincian analisis keuntungan dan R/C rasio setiap unit bagan Rambo Didesa Wewangriu Kecamatan Malili Kabupaten Luwu Timur berdasarkan musim

a. Unit kapal 1 (Perak)

No Musim Biaya Variabel

(BV)

Biaya Tetap

(BT)

Pendapatan total (PT)

Keuntungan (K=PT-(BV +BT))

R/C

(R/C=PT/(BV+BT))

1 Puncak 330.980.000 90.634.286 840.000.000 418.385.714 2,0

2 Sedang 275.693.750 90.634.286 546.000.000 179.671.964 1,5

3 Paceklik 185.331.000 90.634.286 367.200.000 91.234.714 1,3

b. Unit kapal 2 (Tolaraya)

No Musim Biaya Variabel

(BV)

Biaya Tetap

(BT)

Pendapatan total (PT)

Keuntungan (K=PT-(BV +BT))

R/C

(R/C=PT/(BV+BT))

1 Puncak 370.486.250 89.815.000 892.500.000 432.198.750 1,9

2 Sedang 306.526.000 89.815.000 648.000.000 251.659.000 1,6

3 Paceklik 222.852.500 89.815.000 378.000.000 65.332.500 1,2

c. Unit kapal 3 (Sumber Kehidupan)

No Musim Biaya Variabel

(BV)

Biaya Tetap

(BT)

Pendapatan total (PT)

Keuntungan (K=PT-(BV +BT))

R/C

(R/C=PT/(BV+BT))

1 Puncak 370.486.250 89.815.000 892.500.000 429.923.214 1,9

2 Sedang 306.526.000 89.815.000 648.000.000 231.860.714 1,6

3 Paceklik 222.852.500 89.815.000 378.000.000 61.444.714 1,2

Page 101: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

86

Lanjutan lampiran 10

d. Unit kapal 4 (Jembatan Reski)

No Musim Biaya Variabel

(BV)

Biaya Tetap

(BT)

Pendapatan total (PT)

Keuntungan (K=PT-(BV +BT))

R/C

(R/C=PT/(BV+BT))

1 Puncak 218.782.500 73.223.571 656.250.000 364.243.929 2,2

2 Sedang 212.400.000 73.223.571 560.000.000 274.376.429 2,0

3 Paceklik 131.595.000 73.223.571 270.000.000 65.181.429 1,3

Page 102: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

87

Lampiran 11. Perhitungan sistem bagi hasil nelayan bagan rambo yang ada di Desa Wewangriu Kecamatan Malili

a. Unit kapal 1

Sistem bagi hasil : hasil dari keuntungan bersih dibagi menjadi 2

(Punggawa 50 % dan untuk sawi 50%)

a) Bagi hasil periode 1 (januari – juni)

No Musim Jumlah Trip Keuntungan (Rp)

1 Puncak (jan-Maret) 80 418.385.714

2 Paceklik (Apr-Jun) 68 60.823.143

Jumlah 148 479.208.857

Keuntungan periode 1 (Januari – Juni) = Rp.479.208.857

Bagi Hasil = Rp.479.208.857,- x 50 % = Rp.239.604.429

Bagian Punggawa (50%) = Rp.239.604.429

Bagian Sawi (50%) = Rp.239.604.429

Pembagian upah sawi periode 1

50 % bagian sawi dibagi menjadi 15 bagian yang terdiri dari 4 bagian kapten, 2

bagian operator dan 1 bagian untuk masing masing sawi biasa.

Upah per bagian = Rp.239.604.429

15 = Rp. 15.973.629

No Upah ABK Bagian Upah Per

Periode (Rp) Upah Per bulan

(5 bulan)

1 Kapten (pawang) 4 63.894.514 12.778.903

2 Operator 2 31.947.257 6.389.451

3 Sawi Biasa 1 15.973.629 3.194.726

b) Bagi hasil periode 2 (Juli – Desember)

No Musim Jumlah Trip Keuntungan (Rp)

1 Pacellik (juni-Juli) 34 30.411.571

2 Sedang (Aug - Desember)

105 179.671.964

Jumlah 139 210.083.536

Keuntungan periode 2 (Januari – Juni) = Rp. 210.083.536

Page 103: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

88

Bagi Hasil = Rp. 210.083.536,- x 50 % = Rp.105.041.768

Bagian Punggawa (50%) = Rp.105.041.768

Bagian Sawi (50%) = Rp.105.041.768

Pembagian upah sawi periode 2

50 % bagian sawi dibagi menjadi 15 bagian yang terdiri dari 4 bagian kapten, 2

bagian operator dan 1 bagian untuk masing masing sawi biasa.

Upah per bagian = Rp.105.041.768

15 = Rp. 7.002.785

No Upah ABK Bagian Upah Per

Periode (Rp) Upah Per bulan

(5 bulan)

1 Kapten (pawang) 4 28.011.138 5.602.228

2 Operator 2 14.005.569 2.801.114

3 Sawi Biasa 1 7.002.785 1.400.557

b. Unit kapal 2

Sistem bagi hasil : hasil dari keuntungan bersih dibagi menjadi 2

(Punggawa 50 % dan untuk sawi 50%)

a) Bagi hasil periode 1 (januari – juni)

No Musim Jumlah Trip Keuntungan (Rp)

1 Puncak (jan-Maret) 85 432.198.750

2 Paceklik (Apr-Jun) 68 42.310.571

Jumlah 153 474.509.321

Keuntungan periode 1 (Januari – Juni) = Rp.474.509.321

Bagi Hasil = Rp.474.509.321 x 50 % = Rp.237.254.661

Bagian Punggawa (50%) = Rp.237.254.661

Bagian Sawi (50%) = Rp.237.254.661

Pembagian upah sawi periode 1

50 % bagian sawi dibagi menjadi 15 bagian yang terdiri dari 4 bagian kapten, 2

bagian operator dan 1 bagian untuk masing masing sawi biasa.

Upah per bagian = Rp.237.254.661

15 = Rp.15.816.977

Page 104: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

89

No Upah ABK Bagian Upah Per

Periode (Rp) Upah Per bulan

(5 bulan)

1 Kapten (pawang) 4 63.267.910 12.653.582

2 Operator 2 31.633.955 6.326.791

3 Sawi Biasa 1 15.816.977 3.163.395

b) Bagi hasil periode 2 (Juli – Desember)

No Musim Jumlah Trip Keuntungan (Rp)

1 Pacellik (juni-Juli) 37 23.021.929

2 Sedang (Aug - Desember)

108 251.659.000

Jumlah 145 274.680.929

Keuntungan periode 2 (Januari – Juni) = Rp.274.680.929

Bagi Hasil = Rp.274.680.929 x 50 % = Rp.137.340.464

Bagian Punggawa (50%) = Rp.137.340.464

Bagian Sawi (50%) = Rp.137.340.464

Pembagian upah sawi periode 2

50 % bagian sawi dibagi menjadi 15 bagian yang terdiri dari 4 bagian kapten, 2

bagian operator dan 1 bagian untuk masing masing sawi biasa.

Upah per bagian = Rp.137.340.464

15 = Rp. 9.156.031

No Upah ABK Bagian Upah Per

Periode (Rp) Upah Per bulan

(5 bulan)

1 Kapten (pawang) 4 36.624.124 7.324.825

2 Operator 2 18.312.062 3.662.412

3 Sawi Biasa 1 9.156.031 1.831.206

Page 105: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

90

c. Unit kapal 3

Sistem bagi hasil : hasil dari keuntungan bersih dibagi menjadi 2

(Punggawa 50 % dan untuk sawi 50%)

a) Bagi hasil periode 1 (januari – juni)

No Musim Jumlah Trip Keuntungan (Rp)

1 Puncak (jan-Maret) 85 429.923.214

2 Paceklik (Apr-Jun) 68 39.792.767

Jumlah 153 469.715.982

Keuntungan periode 1 (Januari – Juni) = Rp.469.715.982

Bagi Hasil = Rp.469.715.982 x 50 % = Rp.234.857.991

Bagian Punggawa (50%) = Rp.234.857.991

Bagian Sawi (50%) = Rp.234.857.991

Pembagian upah sawi periode 1

50 % bagian sawi dibagi menjadi 15 bagian yang terdiri dari 4 bagian kapten, 2

bagian operator dan 1 bagian untuk masing masing sawi biasa.

Upah per bagian = Rp.234.857.991

15 = Rp.15.657.199

No Upah ABK Bagian Upah Per

Periode (Rp) Upah Per bulan

(5 bulan)

1 Kapten (pawang) 4 62.628.798 12.525.760

2 Operator 2 31.314.399 6.262.880

3 Sawi Biasa 1 15.657.199 3.131.440

b) Bagi hasil periode 2 (Juli – Desember)

No Musim Jumlah Trip Keuntungan (Rp)

1 Pacellik (juni-Juli) 37 21.651.947

2 Sedang (Aug - Desember)

108 231.860.714

Jumlah 145 253.512.661

Keuntungan periode 2 (Januari – Juni) = Rp.253.512.661

Bagi Hasil = Rp.253.512.661 x 50 % = Rp.126.756.331

Bagian Punggawa (50%) = Rp.126.756.331

Page 106: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

91

Bagian Sawi (50%) = Rp.126.756.331

Pembagian upah sawi periode 2

50 % bagian sawi dibagi menjadi 15 bagian yang terdiri dari 4 bagian kapten, 2

bagian operator dan 1 bagian untuk masing masing sawi biasa.

Upah per bagian = Rp.126.756.331

15 = Rp.8.450.422

No Upah ABK Bagian Upah Per

Periode (Rp) Upah Per bulan

(5 bulan)

1 Kapten (pawang) 4 33.801.688 6.760.338

2 Operator 2 16.900.844 3.380.169

3 Sawi Biasa 1 8.450.422 1.690.084

d. Unit kapal 4

Sistem bagi hasil : hasil dari keuntungan bersih dibagi menjadi 2

(Punggawa 50 % dan untuk sawi 50%)

a) Bagi hasil periode 1 (januari – juni)

No Musim Jumlah Trip Keuntungan (Rp)

1 Puncak (jan-Maret) 75 364.243.929

2 Paceklik (Apr-Jun) 60 43.454.286

Jumlah 135 407.698.214

Keuntungan periode 1 (Januari – Juni) = Rp.407.698.214

Bagi Hasil = Rp.407.698.214 x 50 % = Rp.203.849.107

Bagian Punggawa (50%) = Rp.203.849.107

Bagian Sawi (50%) = Rp.203.849.107

Pembagian upah sawi periode 1

50 % bagian sawi dibagi menjadi 12 bagian yang terdiri dari 4 bagian kapten, 2

bagian operator dan 1 bagian untuk masing masing sawi biasa.

Upah per bagian = Rp.203.849.107

12 = Rp.16.987.426

Page 107: Analisis Aspek Teknis dan Finansial Perikanan Bagan Rambo

92

No Upah ABK Bagian Upah Per

Periode (Rp) Upah Per bulan

(5 bulan)

1 Kapten (pawang) 4 67.949.702 13.589.940

2 Operator 2 33.974.851 6.794.970

3 Sawi Biasa 1 16.987.426 3.397.485

b) Bagi hasil periode 2 (Juli – Desember)

No Musim Jumlah Trip Keuntungan (Rp)

1 Pacellik (juni-Juli) 30 21.727.143

2 Sedang (Aug - Desember)

108 274.376.429

Jumlah 138 296.103.571

Keuntungan periode 2 (Januari – Juni) = Rp.296.103.571

Bagi Hasil = Rp.296.103.571 x 50 % = Rp.148.051.786

Bagian Punggawa (50%) = Rp.148.051.786

Bagian Sawi (50%) = Rp.148.051.786

Pembagian upah sawi periode 2

50 % bagian sawi dibagi menjadi 15 bagian yang terdiri dari 4 bagian kapten, 2

bagian operator dan 1 bagian untuk masing masing sawi biasa.

Upah per bagian = Rp.148.051.786

12 = Rp.12.337.649

No Upah ABK Bagian Upah Per

Periode (Rp) Upah Per bulan

(5 bulan)

1 Kapten (pawang) 4 49.350.595 9.870.119

2 Operator 2 24.675.298 4.935.060

3 Sawi Biasa 1 12.337.649 2.467.530