analisis

16
TUGAS PERENCANAAN & PENGEMBANGAN SDM PENGARUH JUMLAH JARINGAN KANTOR & TINGKAT LABA BERSIH TERHADAP JUMLAH KARYAWAN BANK MANDIRI SYARIAH Dosen Pengampu : Roziana A.H,SE,M.Si Oleh : AQONIA LIDITAS FIRDAUSI NIM : 13.311.073 KELAS : VI. MANAJEMEN SDM. PAGI

Upload: aqonia

Post on 11-Jul-2016

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tugas perencanaan dan pengembangan sdm

TRANSCRIPT

Page 1: analisis

TUGAS

PERENCANAAN & PENGEMBANGAN SDM

PENGARUH JUMLAH JARINGAN KANTOR & TINGKAT

LABA BERSIH TERHADAP JUMLAH KARYAWAN

BANK MANDIRI SYARIAH

Dosen Pengampu :Roziana A.H,SE,M.Si

Oleh :AQONIA LIDITAS FIRDAUSI

NIM : 13.311.073 KELAS : VI. MANAJEMEN SDM. PAGI

PROGRAM STUDI MANAJEMENFAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIKTAHUN AKADEMIK 2015 – 2016

Page 2: analisis

A. LANDASAN TEORI

1. Kesempatan Kerja

Menurut Badan Pusat Statistik (2003:57), yang dimakasud kesempatan kerja adalah

banyaknya orang yang dapat tertampung untuk bekerja pada suatu perusahaan. Kesempatan

kerja ini akan menampung semua tenaga kerja apabila lapangan pekerjaan yang tersedia

mencukupi atau seimbang dengan banyaknya tenaga kerja yang ada. Adapun lapangan

pekerjaan adalah bidang kegiatan usaha, instansi dimana seseorang bekerja atau pernah

bekerja. Dasar perkiraan kesempatan kerja adalah rencana investasi dan target hasil yang

direncakan atau secara umum rencana pembangunan. Tiap kegiatan mempunyai daya serap

yang berbeda akan tenaga kerja, baik dalam kuantitas maupun kualitas. Daya serap tersebut

berbeda sektoral maupun menurut penggunaan teknologi. Sektor maupun sub sektor yang

dibangun dengan cara padat kerja menimbulkan kesempatan kerja yang relatif besar dan tidak

terlalu terikat pada persyaratan ketrampilan yang cukup tinggi. Perkiraan daya serap tenaga

kerja tiap sektor dan sub sektor ekonomi yang diperlukan sangat penting dalam

memperkirakan kesempatan kerja (Simanjuntak, 2002:128).

Menurut Sumarsono (2009:45), kesempatan kerja yang dapat diciptakan oleh suatu

perekonomian tergantung pada pertumbuhan dan daya serap masing-masing sektor. Faktor

faktor yang mempengaruhi daya serap tenaga kerja antara lain:

a Kemungkinan substitusi tenaga kerja dengan faktor produksi yang lain.

b Elastisitas permintaan terhadap barang yang dihasilkan.

c Proporsi biaya karyawan terhadap seluruh biaya produksi.

d Elastisitas persediaan faktor produksi pelengkap lainnya.

2. Permintaan Tenaga Kerja

Permintaan pengusaha atas tenaga kerja berlainan dengan permintaan konsumen terhadap

barang dan jasa. Perusahaan mempekerjakan seseorang karena orang tersebut membantu

memproduksi barang dan jasa untuk dijual kepada masyarakat konsumen. Dengan kata lain,

pertambahan permintaan pengusaha terhadap tenaga kerja bergantung pertambahan

permintaan masyarakat akan barang dan jasa yang diproduksi. Permintaan tenaga kerja yang

seperti itu dinamakan derived demand (Sumarsono, 2009:18). Pengusaha memperkerjakan

seseorang karena membantu memproduksi barang/jasa untuk dijual kepada konsumen. Oleh

karena itu, kenaikan permintaan pengusaha terhadap tenaga kerja, tergantung dari kenaikan

permintaan masyarakat akan barang yang diproduksi.

Page 3: analisis

Menurut Sumarsono (2009:12), permintaan tenaga kerja berkaitan dengan jumlah tenaga

kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan atau instansi tertentu. Biasanya permintaan akan

tenaga kerja ini dipengaruhi oleh perubahan tingkat upah dan perubahan faktor-faktor lain

yang mempengaruhi permintaan hasil. Permintaan tenaga kerja dipengaruhi oleh :

a. Perubahan tingkat upah

Perubahan tingkat upah akan mempengaruhi tinggi rendahnya biaya produksi perusahaan.

Apabila digunakan asumsi tingkat upah naik maka akan terjadi hal-hal sebagai berikut:

1. Naiknya tingkat upah akan menaikkan biaya produksi perusahaan selanjutnya akan

meningkatkan pula harga per unit produksi. Biasanya para konsumen akan memberikan

respon yang cepat apabila terjadi kenaikan harga barang, yaitu mengurangi monsumsi

atau bahkan tidak membeli sama sekali. Akibatnya banyak hasil produksi yang tidak

terjual dan terpaksa produsen mengurangi jumlah produksinya. Turunnya target produksi

mengakibatkan berkurangnya tenaga kerja yang dibutuhkan. Penurunan jumlah tenaga

kerja yang dibutuhkan karena pengaruh turunnya skala produksi disebut dengan efek

skala produksi atau scale effect.

2. Apabila upah naik dengan asumsi harga dari barang-barang modal lainnya tidak berubah,

maka pengusaha ada yang lebih suka menggunakan teknologi padat modal untuk proses

produksinya dan menggantikan kebutuhan akan tenaga kerja dengan kebutuhan akan

barang-barang modal seperti mesin dan lain-lain. Penurunan jumlah tenaga kerja yang

dibutuhkan karena adanya penggantian atau penambahan penggunaan mesin-mesin

disebut efek substitusi tenaga kerja atau substitution effect.

b. Perubahan permintaan hasil akhir produksi oleh konsumen

Apabila permintaan akan hasil produksi perusahaan meningkat, perusahaan cenderung

untuk menambah kapasitas produksinya, untuk maksud tersebut perusahaan akan menambah

penggunaan tenaga kerjanya.

c. Harga barang modal turun

Apabila harga barang modal turun maka biaya produksi turun dan tentunya

mengakibatkan harga jual barang per unit ikut turun. Pada keadaan ini perusahaan akan

cenderung meningkatkan produksinya karena permintaan hasil produksi bertambah besar,

akibatnya permintaan tenaga kerja meningkat pula.

3. Penyerapan Tenaga Kerja

Teori permintaan menerangkan tentang ciri hubungan antara jumlah permintaan dengan

harga. Sehubungan dengan tenaga kerja, permintaan tenaga kerja berarti hubungan antara

Page 4: analisis

tingkat upah dengan kuantitas tenaga kerja yang dikehendaki oleh majikan (pengusaha) untuk

dipekerjakan (dibeli). Permintaan pengusaha atas tenaga kerja berlainan dengan permintaan

konsumen terhadap barang dan jasa. Orang membeli barang dan jasa karena barang dan jasa

tersebut memberikan nikmat kepada si pembeli. Sementara pengusaha mempekerjakan

seseorang karena orang tersebut membantu memproduksi barang dan jasa untuk dijual

kepada masyarakat konsumen (Pratama, 2012:34).

Penyerapan tenaga kerja merupakan jumlah tertentu dari tenaga kerja yang digunakan

dalam suatu unit usaha tertentu atau dengan kata lain penyerapan tenaga kerja adalah jumlah

tenaga kerja yang bekerja dalam suatu unit usaha. Dalam penyerapan tenaga kerja ini

dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal

tersebut antara lain tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, pengangguran dan tingkat

bunga. Dalam dunia usaha tidaklah memungkinkan mempengaruhi kondisi tersebut, maka

hanyalah pemerintah yang dapat menangani dan mempengaruhi faktor eksternal. Dengan

melihat keadaan tersebut maka dalam mengembangkan sektor bisnis dapat dilakukan dengan

menggunakan faktor internal dari bisnis yang meliputi upah, laba, jumlah unit usaha, jumlah

produksi (Zamrowi, 2007:17).

Dengan demikian apabila mengacu pada uraian tersebut di atas, maka diperoleh

kesimpulan adanya perbedaan antara permintaan tenaga kerja dan jumlah tenaga kerja yang

diminta atau dalam hal ini tenaga kerja yang diserap oleh perusahaan atau suatu sektor.

Permintaan tenaga kerja adalah keseluruhan. hubunganantara berbagai tingkat upah dan

jumlah tenaga kerja yang diminta untuk dipekerjakan. Sedangkan jumlah tenaga kerja yang

diminta lebih ditujukan pada kuantitas dan banyaknya permintaan tenaga kerja pada tingkat

upah tertentu (Pratama, 2012:35).

4. Hubungan Antar Variabel

a. Laba

Variabel yang mempengaruhi permintaan tenaga kerja salah satunya adalah laba. Dalam

praktiknya faktor-faktor produksi baik sumber daya manusia maupun non sumber daya

manusia seperti laba tidak dapat dipisahkan dalam menghasilkan barang atau jasa. Pada suatu

bisnis, dengan asumsi faktor-faktor yang lain tetap, maka semakin besar laba yang

ditanamkan akan menambah penggunan tenaga kerja (Sri Handayani dalam Pratama,

2012:51). Menurut frame benefit (1995:57), laba juga dapat digunakan untuk membeli mesin-

mesin atau peralatan untuk melakukan peningkatan proses produksi. Dengan penambahan

mesin-mesin atau peralatan produksi akan berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja, hal

Page 5: analisis

ini dikarenakan mesin-mesin atau peralatan produksi dapat menggantikan tenaga kerja. Jadi

semakin banyak modal yang digunakan untuk membeli mesin-mesin atau peraralatan maka

menurunkan penyerapan tenaga kerja. Dalam bisnis cenderung menggunakan tenaga

manusia, pada intinya tidak menggunakan teknologi yang canggih. laba yang ada cenderung

digunakan untuk membeli bahan mentah untuk memproduksi barang yang diinginkan,

sehingga dengan adanya penanaman bahan mentah untuk memproduksi barang maka akan

menambah penggunaan tenaga kerja.

b. Unit Usaha

Badan Pusat Statistik mendefinisikan unit usaha adalah unit yang melakukan kegiatan

yang dilakukan oleh perseorangan atau rumah tangga maupun suatu badan dan mempunyai

kewenangan yang ditentukan berdasarkan kebenaran lokasi bangunan fisik, dan wilayah

operasinya. Secara umum, pertumbuhan unit usaha suatu sektor dalam hal ini bisnis pada

suatu daerah akan menambah jumlah lapangan pekerjaan. Hal ini berarti permintaan tenaga

kerja juga bertambah. Menurut Prabowo (Lestari, 2011:42), jumlah unit usaha mempunyai

pengaruh yang positif terhadap permintaan tenaga kerja, artinya jika unit usaha suatu industri

ditambah maka peran tenaga kerja juga bertambah. Semakin banyak jumlah perusahaan atau

unit usaha yang berdiri maka akan semakin banyak untuk terjadi penambahan tenaga kerja.

B. Data

Berikut dapat dilihat perkembangan dari jumlah karyawan, jumlah jaringan kantor, dan

tingkat laba bersih Bank Syariah Mandiri yang dipublikasikan pada laporan tahunan Bank

Syariah Mandiri.

Tabel Jumlah Karyawan, Jumlah Jaringan Kantor, dan Tingkat Laba Bersih

Tahun Karyawan(orang)

Jaringan Kantor(unit)

Laba Bersih(milyar)

2001 722 32 172002 959 44 302003 1.377 88 162004 1.913 134 1032005 2.127 164 842006 2.032 212 652007 3.003 270 1152008 3.493 313 1962009 4.554 390 2912010 7.902 507 4192011 11.788 669 5512012 15.999 764 806

Page 6: analisis

2013 16.945 853 6512014 16.895 865 675

Sumber : Laporan Tahunan Bank Syariah Mandiri

C. Hasil Analisis Regresi Berganda

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

jumlah karyawan 13778.93 7057.663 14

jumlah jaringan kantor 1105.36 401.777 14

jumlah laba bersih 287.07 279.304 14

Variables Entered/Removed

Model

Variables

Entered

Variables

Removed Method

1 jumlah laba

bersih, jumlah

jaringan kantora

. Enter

a. All requested variables entered.

Correlations

jumlah karyawan

jumlah jaringan

kantor

jumlah laba

bersih

Pearson Correlation jumlah karyawan 1.000 .762 .797

jumlah jaringan kantor .762 1.000 .660

jumlah laba bersih .797 .660 1.000

Sig. (1-tailed) jumlah karyawan . .001 .000

jumlah jaringan kantor .001 . .005

jumlah laba bersih .000 .005 .

N jumlah karyawan 14 14 14

jumlah jaringan kantor 14 14 14

jumlah laba bersih 14 14 14

Page 7: analisis

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Change Statistics

Durbin-Watson

R Square

Change F Change df1 df2 Sig. F Change

1 .857a .735 .686 3952.541 .735 15.224 2 11 .001 2.551

a. Predictors: (Constant), jumlah laba bersih, jumlah jaringan kantor

b. Dependent Variable: jumlah karyawan

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 4.757E8 2 2.378E8 15.224 .001a

Residual 1.718E8 11 1.562E7

Total 6.475E8 13

a. Predictors: (Constant), jumlah laba bersih, jumlah jaringan kantor

b. Dependent Variable: jumlah karyawan

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig. Correlations Collinearity Statistics

Page 8: analisis

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Change Statistics

Durbin-Watson

R Square

Change F Change df1 df2 Sig. F Change

1 .857a .735 .686 3952.541 .735 15.224 2 11 .001 2.551

a. Predictors: (Constant), jumlah laba bersih, jumlah jaringan kantor

B Std. Error Beta Zero-order Partial Part Tolerance VIF

1 (Constant) 1879.585 3395.831 .553 .591

jumlah jaringan kantor 7.341 3.631 .418 2.022 .068 .762 .521 .314 .565 1.771

jumlah laba bersih 13.184 5.223 .522 2.524 .028 .797 .606 .392 .565 1.771

a. Dependent Variable: jumlah karyawan

Coefficient Correlationsa

Model

jumlah laba

bersih

jumlah jaringan

kantor

1 Correlations jumlah laba bersih 1.000 -.660

jumlah jaringan kantor -.660 1.000

Covariances jumlah laba bersih 27.283 -12.515

jumlah jaringan kantor -12.515 13.185

Page 9: analisis

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Change Statistics

Durbin-Watson

R Square

Change F Change df1 df2 Sig. F Change

1 .857a .735 .686 3952.541 .735 15.224 2 11 .001 2.551

a. Predictors: (Constant), jumlah laba bersih, jumlah jaringan kantor

a. Dependent Variable: jumlah karyawan

Collinearity Diagnosticsa

Model

Dimensi

on Eigenvalue Condition Index

Variance Proportions

(Constant)

jumlah jaringan

kantor

jumlah laba

bersih

1 1 2.677 1.000 .01 .01 .03

2 .285 3.064 .11 .01 .59

3 .038 8.414 .88 .98 .38

a. Dependent Variable: jumlah karyawan

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 4665.80 22717.27 13778.93 6049.090 14

Residual -11391.077 3409.128 .000 3635.809 14

Std. Predicted Value -1.507 1.478 .000 1.000 14

Std. Residual -2.882 .863 .000 .920 14

a. Dependent Variable: jumlah karyawan

Page 10: analisis
Page 11: analisis

D. Pembahasan

1. Persamaan Regresi

Berdasarkan tabel Coefficientsa diperoleh koefisien regresi untuk variabel jumlah

jaringan kantor sebesar 7,341, variabel laba bersih sebesar 13,184, dan konstanta sebesar

1879,585. Dari hasil analisis tersebut sehingga diperoleh persamaan regresi berganda yaitu:

Y = 1.879,585 + 7,341x1 + 13,184x2

Persamaan regresi tersebut mempunyai makna sebagai berikut:

1. Konstanta = 1.879,585

Jika variabel jaringan kantor dan tingkat laba bersih sebesar 0, maka jumlah karyawan

akan menjadi 1879,585.

2. Koefisien X1 = 7,341

Jika variabel jumlah jaringan kantor mengalami peningkatan sebesar satu poin, sedangkan

variabel tingkat laba bersih dianggap konstan, maka akan menyebabkan kenaikan jumlah

karyawan sebesar 7,341.

3. Koefisien X2 = 13,184

Jika variabel tingkat laba bersih mengalami peningkatan sebesar satu poin, sedangkan variabel jaringan kantor dianggap konstan, maka akan menyebabkan kenaikan jumlah karyawan sebesar 13,184.

2. Ketentuan Keefektifan Jumlah Pegawai

Proses penentuan jumlah pegawai dapat dilakukan dengan cara analisis rasio. Metode

analisis rasio adalah cara untuk mengestimasi kebutuhan jumlah tenaga kerja berdasar rasio

antara faktor tertentu dengan jumlah karyawan yang dibutuhkan. Dengan mematok rasio

tertentu, maka kita akan bisa mengestimasi berapa kebutuhan tenaga kerja yang ideal.

Dengan menggunakan metode rasio analisis, dapat diketahui keefektifan jumlah pegawai

pada Bank Syariah Mandiri sebagai berikut :

Rasio = 1 : 40.000.000

Laba Bersih = 675.000.000.000

Keefektifan = 675.000.000.000 = 16.875

40.000.000

Berdasarkan tingkat laba, diketahui bahwa terjadi kelebihan jumlah pegawai di mana

jumlah idealnya sebanyak 16.875 pegawai, sedangkan jumlah pegawai yang ada sebesar

16.895 pegawai sehingga jumlah pegawai pada tahun 2014 dinyatakan tidak efektif

karena terjadi kelebihan jumlah pegawai sebanyak 20 pegawai.