analisa unsur hara fosfor (p) pada daun...

44
Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008. USU Repository © 2009 ANALISA UNSUR HARA FOSFOR (P) PADA DAUN KELAPA SAWIT SECARA SPEKTROFOTOMETRI DI PUSAT PENELITIAN KELAPA SAWIT (PPKS) MEDAN KARYA ILMIAH Oleh : DEPARTEMEN KIMIA PROGRAM STUDI KIMIA ANALIS FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2008 MAYA MASTURA SYAHFITRI 052401039

Upload: buikiet

Post on 05-Feb-2018

230 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISA UNSUR HARA FOSFOR (P) PADA DAUN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13906/1/09E00398.pdf · membimbing penulis dalam penulisan laporan PKL dan karya ilmiah ini

Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008. USU Repository © 2009

ANALISA UNSUR HARA FOSFOR (P) PADA DAUN KELAPA SAWIT SECARA SPEKTROFOTOMETRI DI PUSAT

PENELITIAN KELAPA SAWIT (PPKS) MEDAN

KARYA ILMIAH

Oleh :

DEPARTEMEN KIMIA PROGRAM STUDI KIMIA ANALIS

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2008

MAYA MASTURA SYAHFITRI

052401039

Page 2: ANALISA UNSUR HARA FOSFOR (P) PADA DAUN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13906/1/09E00398.pdf · membimbing penulis dalam penulisan laporan PKL dan karya ilmiah ini

Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008. USU Repository © 2009

ANALISA UNSUR HARA FOSFOR (P) PADA DAUN KELAPA

SAWIT SECARA SPEKTROFOTOMETRI DI PUSAT PENELITIAN KELAPA SAWIT (PPKS) MEDAN

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya

DEPARTEMEN KIMIA PROGRAM STUDI KIMIA ANALIS

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2008

MAYA MASTURA SYAHFITRI

052401039

Page 3: ANALISA UNSUR HARA FOSFOR (P) PADA DAUN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13906/1/09E00398.pdf · membimbing penulis dalam penulisan laporan PKL dan karya ilmiah ini

Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008. USU Repository © 2009

PERSETUJUAN

Judul : ANALISA UNSUR HARA FOSFOR (P) DALAM DAUN KELAPA SAWIT SECARA SPEKTROFOTOMETRI DI PUSAT PENELITIAN KELAPA SAWIT (PPKS) MEDAN

Kategori : TUGAS AKHIR Nama : MAYA MASTURA SYAHFITRI NIM : 052401039 Program Studi : DIPLOMA-III Departemen : KIMIA Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Disetujui di : Medan, Juni 2008

Diketahui/Disetujui Oleh : Departemen Kimia FMIPA USU Ketua Dosen Pembimbing DR.Rumondang Bulan MS. Drs. Firman Sebayang MS. NIP. 131 459 466 NIP. 131 459 468

i

Page 4: ANALISA UNSUR HARA FOSFOR (P) PADA DAUN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13906/1/09E00398.pdf · membimbing penulis dalam penulisan laporan PKL dan karya ilmiah ini

Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008. USU Repository © 2009

PERNYATAAN

Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri

Di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan

KARYA ILMIAH

Saya megetahui bahwa Karya Ilmiah ini adalah hasil kerja saya sendiri. Kecuali beberapa kutipan dari ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juni 2008

MAYA MASTURA SYAHFITRI 052401039

ii

Page 5: ANALISA UNSUR HARA FOSFOR (P) PADA DAUN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13906/1/09E00398.pdf · membimbing penulis dalam penulisan laporan PKL dan karya ilmiah ini

Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008. USU Repository © 2009

PENGHARGAAN Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang mencurahkan rahmat, berkah dan hidayahNya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan perkuliahan dan penulisan karya ilmiah ini yang merupakan salah satu syarat guna menyelesaikan Studi Program Diploma 3 pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Semoga niat dan amalan ini dapat dinilai sebagai ibadah. Shalawat dan salam penulis panjatkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW yang syafaatnya kita harapkan di kemudian hari. Karya ilmiah ini ditulis berdaarkan pengamatan penulis selama melaksankan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, dengan judul “ ANALISA UNSUR HARA FOSFOR (P) PADA DAUN KELAPA SAWIT SECARA SPEKTROFOTOMETRI.” Selesainya Karya Ilmiah ini juga tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya :

1. Orang tua tercinta Ibunda MA. Nurmala dan Ayahanda Syahrul yang telah memberikan do’a restunya yang tiada terhingga, dan telah banyak memberikan pengorbanan moril maupun materil serta kesabaran yang tulus, serta adinda Putri Ayu Rizki, Fara Diba Izati, Nurfitriyani, dan Alfi Syahrin yang telah memberikan dukungan kepada penulis.

2. T. Fhazrisya Rizqi yang telah memberikan do’a yang tulus, dukungan moril, kesabaran, dan semangat pantang menyerah kepada penulis.

3. Ibu Rumondang Bulan MS, selaku Ketua Departemen Kimia FMIPA USU. 4. Bapak Drs. Firman Sebayang MS, selaku dosen pembimbing yang telah

banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan kepada penulis. 5. Bapak Drs. Eka Nuryanto,MSi, yang telah meluangkan waktu dan

membimbing penulis dalam penulisan laporan PKL dan karya ilmiah ini. 6. Bapak Baharuddin AR,B.Sc, selaku penanggung jawab laboratorium tanah

dan daun, serta serta seluruh karyawan PPKS Medan khususnya laboratorium tanah dan daun terima kasih atas dukungan dan bantuannya kepaa penulis.

7. Rekan-rekan mahasiswa/I Kimia Analis D-3 angkatan 2005 sekaligus sahabat-sahabat yang lain yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan dalam materi dan penyajian. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak yang dapat menjadi bahan masukan bagi penulis. Semoga penulisan karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Medan, Mei 2008

Penulis

iii

Page 6: ANALISA UNSUR HARA FOSFOR (P) PADA DAUN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13906/1/09E00398.pdf · membimbing penulis dalam penulisan laporan PKL dan karya ilmiah ini

Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008. USU Repository © 2009

ANALISA UNSUR HARA FOSFOR (P) PADA DAUN KELAPA SAWIT SECARA SPEKTROFOTOMETRI DI PUSAT PENELITIAN KELAPA

SAWIT (PPKS) MEDAN

ABSTRAK Telah dilakukan analisa unsur hara fosfor (P) pada daun kelapa sawit di Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan. Penentuan kadar fosfor (P) dalam daun kelapa sawit dilakukan dengan metode Spektrofotometri UV-Visible. Hasil analisa menunjukkan bahwa kadar fosfor yang diperoleh adalah 0,139% - 0,150% dalam daun kelapa sawit. Dari hasil ini menunjukkan bahwa kadar fosfor dalam daun kelapa sawit masih kurang, belum mencukupi standar yang telah ditentukan yaitu antara 0,16%-0,19%.

iv

Page 7: ANALISA UNSUR HARA FOSFOR (P) PADA DAUN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13906/1/09E00398.pdf · membimbing penulis dalam penulisan laporan PKL dan karya ilmiah ini

Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008. USU Repository © 2009

ANALYSIS ELEMENT OF HARA PHOSPHORUS (P) AT PALM LEAF BY SPEKTROFOTOMETRI IN INDONESIAN OIL PALM

RESEARCH INSTITUTE (PPKS) MEDAN

ABSTRACT Have been conducted by analysis element of hara phosphorus (P) at palm leaf in Indonesian Oil Palm Research Institute at Medan. Determination of phosphorus rate (P) in palm leaf conducted with method of Spektrofotometri UV-Visible. Result of analysis indicate that phosphorus rate the obtained is 0,139% - 0,150% in palm leaf. Of this result indicate that phosphorus rate in palm leaf still less, answer the demand of standard which have been determined by that is between 0,16%-0,19%.

v

Page 8: ANALISA UNSUR HARA FOSFOR (P) PADA DAUN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13906/1/09E00398.pdf · membimbing penulis dalam penulisan laporan PKL dan karya ilmiah ini

Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008. USU Repository © 2009

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN i PERNYATAAN ii PENGHARGAAN iii ABSTRAK iv ABTRACT v DAFTAR ISI vi DAFTAR TABEL viii BAB I PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang 1 1.2. Permasalahan 3 1.3. Tujuan 3 1.4. Manfaat 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 2.1. Sejarah Kelapa Sawit 4 2.2. Tanaman Kelapa Sawit 5 2.3. Daun Kelapa Sawit 6 2.3.1. Penentuan Contoh Daun Kelapa Sawit 8 2.3.2. Susunan Letak Daun Kelapa Sawit 8 2.4. Pengambilan Contoh Anak Daun Kelapa Sawit 9 2.4.1. Syarat Dalam Pengambilan Contoh Daun Kelapa Sawit 9 2.4.2. Unsur Hara Pada Tanaman Kelapa sawit 10 2.4.3. Fosfor 10 2.5. Manfaat Fosfor Pada Tanaman 11 2.6. Gejala Kekurangan Unsur Hara Fosfor Pada Tanaman 12 2.7. Spektrofotometri 13 2.7.1. Teori Spektrofotometri 13 2.7.2. Prinsip Kerja Alat spektrofotometri 16 2.7.3. Permasalahan Spektrofotometri 17 BAB III METODOOGI PERCOBAAN 18 3.1. Alat 18 3.2. Bahan 19 3.3. Persiapan Contoh Daun Kering 20 3.3.1. Membersihkan Contoh Daun Kelapa Sawit 20 3.3.2. Mengeringkan Dan Menggiling Contoh Daun Kelapa Sawit 20 3.4. Prosedur Penetapan Fosfor Daun Kelapa Sawit 21 3.5. Prosedur Penetapan Fosfor (P) Daun Kelapa Sawit secara Spektrofotometri UV-Visible 21

vi

Page 9: ANALISA UNSUR HARA FOSFOR (P) PADA DAUN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13906/1/09E00398.pdf · membimbing penulis dalam penulisan laporan PKL dan karya ilmiah ini

Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008. USU Repository © 2009

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 23 4.1. Hasil 23 4.2. Perhitungan 24 4.2.1. Penentuan Persamaan Garis Regresi 24 4.2.2. Mencari Konsentrasi Sampel 25 4.2.3. Menghitung Kadar Fosfor Daun Kelapa Sawit 25 4.3. Pembahasan 26 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 28 5.1. Kesimpulan 28 5.2. Saran 28 DAFTAR PUSTAKA 29 LAMPIRAN

vii

Page 10: ANALISA UNSUR HARA FOSFOR (P) PADA DAUN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13906/1/09E00398.pdf · membimbing penulis dalam penulisan laporan PKL dan karya ilmiah ini

Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008. USU Repository © 2009

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Data Absorbansi Larutan P Standar 23 Tabel 2. Absorbansi P-Grafik Berat Contoh 23 Tabel 3. Penentuan Persamaan Garis Regresi 24

viii

Page 11: ANALISA UNSUR HARA FOSFOR (P) PADA DAUN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13906/1/09E00398.pdf · membimbing penulis dalam penulisan laporan PKL dan karya ilmiah ini

Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008. USU Repository © 2009

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pemberian unsur hara pada tanaman kelapa sawit merupakan usaha kultur

teknis yang penting untuk meningkatkan produksi per satuan luas dengan tujuan

akhir keuntungan ekonomi yang maksimal.

Kebutuhan unsur hara untuk tanaman kelapa sawit biasanya di duga melalui

analisis dari bahan panen dan daun batang sebagai pedoman yang mudah untuk

dapat memberikan indikasi kebutuhan unsur hara buatan tanaman kelapa sawit

adalah dari hasil analisis daun.

Hal ini disebabkan karena daun merupakan bagian yang paling aktif dari

tanaman. Dari hasil analisis daun akan dapat diperoleh petunjuk secara kuantitatif

unsur hara yang diserap oleh tanaman baik yang berasal dari tanah, air hujan, dan

pupuk yang ditambahkan.

Interprestasi hasil analisis daun secara nyata dapat menunjukkan defisiensi

yang terjadi dengan membandingkan angka taraf krisis untuk daun kelapa sawit.

Dari angka hasil analisis daun yang diperoleh dari laboratorium kemudian

dibandingkan dengan angka taraf krisis, maka akan dapat disimpulkan gejala

kekurangan unsur hara tertentu.

Pada tanaman, fosfor diikat atau difiksasi dalam persenyawaan –

persenyawaan yang berhubungan dengan Ca dan Mg, tersedia P didalam tanah sangat

berhubungan erat dengan keadaan pH tanah. Gejala awal defesiensi P pada tanaman

adalah terlihat pada daun paling bawah atau daun dua warna, daun hijau gelap, ukuran

1

Page 12: ANALISA UNSUR HARA FOSFOR (P) PADA DAUN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13906/1/09E00398.pdf · membimbing penulis dalam penulisan laporan PKL dan karya ilmiah ini

Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008. USU Repository © 2009

daun mengecil dan pertumbuhan tanaman menjadi lambat. Gejala lanjutnya adalah

jumlah bunga menurun dan ukuran buah kecil.

Unsur fosfor (P) ditemukan oleh Hannig Brand pada tahun 1966 di Hamburg,

Jerman. Dia menemukan unsur ini dengan menyuling air urine melalui proses

penguapan. Namanya berasal dari bahasa Latin yaitu Phosphoros yang berarti

‘pembawa terang’ karena keunikannya yaitu bercahaya dalam gelap (glow in the

dark).

Secara umum fosfor (P) membentuk padatan putih yang lengket yang memiliki

bau yang tidak enak, tetapi ketika murni menjadi tidak berwarna dan transparan. Non

logam ini tidak larut dalam air, tetapi larut dalam karbon disulfida. Fosfor (P) murni

terbakar secara spontan di udara membentuk P pentoksida.

Fosfor adalah unsur kimia yang memiliki lambang P dengan nomor atom 15.

Fosfor berupa non logam, bervalensi banyak, termasuk golongan nitrogen, banyak

ditemui dalam batuan fosfat anorganik dan dalam semua sel hidup tetapi tidak pernah

ditemui dalam bentuk unsur bebasnya. Fosfor amatlah reaktif, memancarkan pendar

cahaya yang lemah ketika bergabung dengan oksigen, ditemukan dalam berbagai

bentuk, dan merupakan unsur penting dalam makhluk hidup.

http://id /wiki/Fosfor.wikipedia.org

Adapun fungsi unsur fosfor pada tanaman kelapa sawit adalah :

• Penyusun Adenosit Di Phospat (ADP) / Adenosit Tri Phospat (ATP),

memperkuat batang dan merangsang perkembangan akar serta memperbaiki

mutu buah Kekurangan P sulit dikenali, menyebabkan tanaman tumbuh kerdil,

pelepah memendek dan batang meruncing.

2

Page 13: ANALISA UNSUR HARA FOSFOR (P) PADA DAUN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13906/1/09E00398.pdf · membimbing penulis dalam penulisan laporan PKL dan karya ilmiah ini

Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008. USU Repository © 2009

• Indikasi kekurangan P : Daun alang-alang berwarna ungu sulit tumbuh dengan

bintil akar yang sedikit.

• Penyebab defisiensi P : P tanah rendah ( < 15 ppm ), Top Soil tererosi,

kurangnya pupuk P dan kemasaman tanah tinggi.

Upaya : Aplikasi P dipinggir piringan/gawangan, kurangi erosi, tingkatkan

status P tanah, dan perbaiki kemasaman tanah.

http://www.pusri.co.id/indexC0302.php

1.2. Permasalahan

Beberapa jumlah kadar unsur hara fosfor yang dibutuhkan oleh tanaman

kelapa sawit untuk menghindari tanah kekurangan fosfor dapat ditentukan berapa

banyak pupuk fosfor yang harus diberikan pada tanaman sehingga diperoleh

pertumbuhan yang cepat dan hasil buah yang maksimal.

1.3. Tujuan

Adapun tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah :

Untuk mengetahui tingkat kesuburan tanaman kelapa sawit berdasarkan unsur hara

pada daun kelapa sawit secara spektrofotometri.

1.4. Manfaat

Analisa ini digunakan untuk mengetahui apakah daun kelapa sawit kekurangan

unsur hara dan mempersiapkan beberapa banyak unsur hara yang dibutuhkan daun

kelapa sawit dengan pemberian pupuk pada tanaman kelapa sawit.

3

Page 14: ANALISA UNSUR HARA FOSFOR (P) PADA DAUN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13906/1/09E00398.pdf · membimbing penulis dalam penulisan laporan PKL dan karya ilmiah ini

Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008. USU Repository © 2009

Page 15: ANALISA UNSUR HARA FOSFOR (P) PADA DAUN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13906/1/09E00398.pdf · membimbing penulis dalam penulisan laporan PKL dan karya ilmiah ini

Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008. USU Repository © 2009

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sejarah Perkebunan Kelapa Sawit

Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) berasal dari Nigeria, Afrika

Barat. Didatangkan ke Indonesia oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1848.

Beberapa bijinya ditanam di Kebun Raya Bogor, sementara sisa benihnya ditanam di

tepi-tepi jalan sebagai tanaman hias di Deli, Sumatera Utara pada tahun 1870-an. Pada

saat yang bersamaan meningkatlah permintaan minyak nabati akibat Revolusi Industri

pertengahan abad ke-19. Dari sini kemudian muncul ide membuat perkebunan kelapa

sawit berdasarkan tumbuhan seleksi dari Bogor dan Deli, maka dikenallah jenis sawit

"Deli Dura".

Pada tahun 1911, kelapa sawit mulai diusahakan dan dibudidayakan secara

komersial dengan perintisnya di Hindia Belanda adalah Adrien Hallet, seorang Belgia,

yang lalu diikuti oleh K. Schadt. Perkebunan kelapa sawit pertama berlokasi di Pantai

Timur Sumatera (Deli) dan Aceh. Luas areal perkebunan mencapai 5.123 ha. Pusat

pemuliaan dan penangkaran kemudian didirikan di Marihat (terkenal sebagai

AVROS), Sumatera Utara dan di Rantau Panjang, Kuala Selangor, Malaya pada 1911-

1912. Di Malaya, perkebunan pertama dibuka pada tahun 1917 di Ladang Tenmaran,

Kuala Selangor menggunakan benih dura Deli dari Rantau Panjang. Di Afrika Barat

sendiri penanaman kelapa sawit besar-besaran baru dimulai tahun 1911.

Hingga menjelang pendudukan Jepang, Hindia Belanda merupakan pemasok

utama minyak sawit dunia. Semenjak pendudukan Jepang, produksi merosot hingga

tinggal seperlima dari angka tahun 1940.

4

Page 16: ANALISA UNSUR HARA FOSFOR (P) PADA DAUN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13906/1/09E00398.pdf · membimbing penulis dalam penulisan laporan PKL dan karya ilmiah ini

Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008. USU Repository © 2009

Usaha peningkatan pada masa Republik dilakukan dengan program Bumil

(buruh-militer) yang tidak berhasil meningkatkan hasil, dan pemasok utama kemudian

diambil alih Malaya (Malaysia).

Baru semenjak era Orde Baru perluasan areal penanaman digalakkan,

dipadukan dengan sistem PIR Perkebunan (Pirindu Perkebunan PTPN III). Perluasan

areal perkebunan kelapa sawit terus berlanjut akibat meningkatnya harga minyak bumi

sehingga peran minyak nabati meningkat sebagai energi alternatif.

Beberapa pohon kelapa sawit yang ditanam di Kebun Botani Bogor hingga

sekarang masih hidup, dengan ketinggian sekitar 12m, dan merupakan kelapa sawit

tertua di Asia Tenggara yang berasal dari Afrika. (Darmosarkoro,W.2003)

2.2. Tanaman Kelapa Sawit

Kelapa sawit pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh pemerintah

kolonial Belanda pada tahun 1848. Ketika itu ada empat batang bibit kelapa sawit

yang dibawa dari Mauritius dan Amsterdam dan di tanam di Kebun Raya Bogor.

Tanaman kelapa sawit mulai diusahakan dan dibudidayakan secara komersial pada

tahun 1911. Perintis usaha perkebunan kelapa sawit di Indonesia adalah Adrien Hallet,

seorang Belgia yang telah belajar banyak tentang kelapa sawit di Afrika. Budi daya

yang dilakukannya diikuti oleh K. Schadt yang menandai lahirnya perkebunan kelapa

sawit di Indonesia. Sejak saat itu perkebunan kelapa sawit di Indonesia mulai

berkembang.

Perkebunan kelapa sawit pertama berlokasi di pantai timur Sumatera (Deli)

dan Aceh.luas areal perkebunannya mencapai 5.123 ha. Indonesia mulai mengekspor

5

Page 17: ANALISA UNSUR HARA FOSFOR (P) PADA DAUN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13906/1/09E00398.pdf · membimbing penulis dalam penulisan laporan PKL dan karya ilmiah ini

Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008. USU Repository © 2009

minyak sawit pada tahun 1919 sebesar 576 ton ke negara-negara Eropa, kemudian

tahun 1923 mulai mengekspor minyak inti sawit sebesar 850 ton.

Pada masa pendudukan Belanda, perkebunan kelapa sawit mengalami

perkembangan yang cukup pesat. Indonesia menggeser dominasi ekspor negara Afrika

pada waktu itu. Namun, kemajuan pesat yang dialami Indonesia tidak diikuti dengan

peningkatan perekonomian nasional. Hasil perolehan ekspor minyak sawit hanya

meningkatkan perkonomian Negara asing termasuk Belanda. (Tim Penulis PS.2007)

2.3. Daun Kelapa Sawit

Daun kelapa sawit mirip kelapa yaitu membentuk susunan daun majemuk,

bersirip genap dan bertulang sejajar. Daun-daun membentuk satu pelepah yang

panjangnya mencapai lebih dari 7,5 – 9 meter. Jumlah anak daun disetiap pelepah

berkisar antara 250 – 400 helai. Daun muda yang masih kuncup berwarna kuning

pucat. Pada tanah yang subur, daun cepat membuka sehingga makin efektif

melakukan fungsinya sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis dan sebagai alat

respirasi. Semakin lama proses fotosintesis berlangsung, semakin banyak bahan

makanan yang dibentuk sehingga produksi akan meningkat tergantung iklim setempat.

Di Sumatera Utara, misalnya produksi daun mencapai 20 – 24 helai/tahun. Umur daun

mulai terbentuk sampai tua sekitar 6 – 7 tahun. Daun kelapa sawit yang sehat dan

segar berwarna hijau tua.

Jumlah pelepah, panjang pelepah, dan jumlah anak daun tergantung pada umur

tanaman. Tanaman yang berumur tua, jumlah pelepah dan anak daun lebih banyak.

Begitu pula pelepahnya akan lebih panjang dibandingkan dengan tanaman yang masih

muda. Berat kering satu pelepah dapat mencapai 4,5 kg. Pada tanaman dewasa

6

Page 18: ANALISA UNSUR HARA FOSFOR (P) PADA DAUN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13906/1/09E00398.pdf · membimbing penulis dalam penulisan laporan PKL dan karya ilmiah ini

Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008. USU Repository © 2009

ditemukan sekitar 40 – 50 pelepah. Saat tanaman berumur sekitar 10 – 13 tahun dapat

ditemukan daun yang luas permukaannya mencapai 10 – 15 m2. Luas permukaan daun

akan berinteraksi dengan tingkat produktifitas tanaman. Semakin luas permukaan atau

semakin banyak jumlah daun maka produksi akan meningkat karena proses

fotosintesis akan berjalan dengan baik. Proses fotosintesis akan optimal jika luas

permukaan daun mencapai 11 m2. (Tim Penulis PS. 2007)

Seperti tanaman palma lainnya, daunnya merupakan majemuk. Daun berwarna

hijau tua dan pelepah berwarna sedikit lebih muda. Penampilannya sangat mirip

dengan tanaman salak, hanya saja dengan duri yang tidak terlalu keras dan tajam.

bentuk daunnya termasuk majemuk menyirip, tersusun rozet pada ujung batang.

Pelepah sawit meliputi helai daun, setiap satunya mengandungi lamina dan

midrib, racis tengah, petiol dan kelopak pelepah. Helai daun berukuran 55 cm hingga

65 cm dan menguncup dengan lebar 2.5 cm hingga 4 cm.

Ada dua jenis bentuk kedudukan helai daun dalam Elaeis oleifera. Setiap

pelepah mempunyai lebih kurang 100 pasang helai daun.

Bilangan pelepah yang dihasilkan meningkat sehingga 30 hingga 40 ketika

berumur tiga hingga empat tahun dan kemudiannya menurun sehingga 18 hingga 25

pelepah.

Stomata atau rongga terbuka untuk menerima cahaya dalam proses fotosintesis

wujud pada permukaan helai daun. Pelepah matang berukuran hingga 7.5 cm dengan

petiol lebih kurang satu perempat daripada panjang pelepah serta mempunyai duri.

Pelepah sawit tersusun dalam bentuk pusaran yang mana setiap satu pusaran bagi

setiap lapan pelepah.

http://toiusd.multiply.com/journal/item/79/Elaeis_guineensis_Kelapa_Sawit

7

Page 19: ANALISA UNSUR HARA FOSFOR (P) PADA DAUN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13906/1/09E00398.pdf · membimbing penulis dalam penulisan laporan PKL dan karya ilmiah ini

Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008. USU Repository © 2009

2.3.1. Penentuan Contoh Daun Kelapa Sawit

Daun yang diambil untuk contoh harus dapat menggambarkan keadaan hara

tanaman, yang menurut hasil penelitian ternyata daun ke 17 adalah yang paling sesuai,

jika keadaan tanaman menghasilkan daun ke 17 rusak maka dapat diganti dengan daun

ke-9 untuk seluruh pohon contoh pada KCD (Kesatuan Contoh Daun) tersebut. Pada

tanaman muda, daun ke 17 kadang-kadang tidak dalam keadaan baik, maka dapat

diambil daun ke 9, dan kalau tanamannya masih sangat muda yang berumur 2-3 tahun,

maka dapat diambil daun ke 3. Analisa daun pada TBM (Tandan Buah Masak) tidak

dilakukan, kecuali untuk keperluan khusus seperti untuk percobaan atau adanya

sebab-sebab tertentu.

2.3.2. Susunan Letak Daun Kelapa sawit

Daun ke 9 maupun 17 ditentukan dengan memperhatikan susunan letak daun

dapat ditentukan dengan pedoman sebagai berikut :

• Daun ke 1 adalah daun termuda yang helai daunnya telah mekar seluruhnya

dan jarak antara helai daun yang lain sudah jelas tampak pada pangkal

pelepah.

• Daun ke 3 letaknya 274 derajat dari daun pertama. Derajat sudut ini dihitung

dari daun pertama ke arah kiri pada tanaman yang mempunyai pusingan spiral

ke kanan (righ handed palm) dan dihitung ke arah kanan pada tanaman yang

mempunyai pusingan spiral ke kiri (left handed palm).

• Daun ke 9 letaknya dibawah daun ke 1 agak ke sebelah kiri pada pusingan

kanan dan agak ke sebelah kanan pada pusingan spiral kiri.

• Daun ke 17 letaknya dibawah daun ke 9 agak kesebelah kiri pada pusingan

spiral kanan dan agak ke sebelah kanan pada pusingan spiral kiri.

8

Page 20: ANALISA UNSUR HARA FOSFOR (P) PADA DAUN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13906/1/09E00398.pdf · membimbing penulis dalam penulisan laporan PKL dan karya ilmiah ini

Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008. USU Repository © 2009

2.4. Pengambilan Contoh Anak Daun Kelapa Sawit

Anak daun diambil setelah daun contoh diturunkan dari pohon. Dari daun

contoh tersebut diambil sebanyak 8 atau 12 helai anak daun (4 atau 6 helai dari

sebelah kiri dan 4 atau 6 helai dari sebelah kanan). Anak daun diambil dari bagian

tengah daun. Helai anak daun tersebut diambil dengan menggunakan sabit (agrek)

yang tajam. Pengambilan contoh daun bertujuan terutama untuk memperoleh data

tentang kandungan unsur hara dalam daun melalui analisis laboratorium.Dengan

demikian kandungan hara daun digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam

menyusun rekomendasi pemupukan tanaman kelapa sawit pada masa berikutnya

(Suhardjo,H. 1996)

2.4.1. Syarat Dalam Pengambilan Contoh Daun Kelapa Sawit

• Dilakukan minimal 2 bulan setelah pemupukan terakhir.

• Tidak dilakukan pada musim kemarau panjang.

• Tidak dilakukan pada bulan dengan curah hujan lebih dari 400 mm.

• Untuk dapat membandingkan hasil analisa daun hendaknya pengambilan

contoh daun dilakukan pada bulan yang sama setiap tahunnya.

• Untuk TBM pengambilan contoh daun dilakukan hanya jika diperlukan dan

pengambilan contoh daun mulai dapat dilakukan pada 6 – 12 bulan sesudah

penanaman.

• Pengambilan contoh daun dapat dilakukan oleh tim yang terdapat di setiap

afdeling atau divisi yang sebelumnya dilatih oleh embaga yang terkait.

9

Page 21: ANALISA UNSUR HARA FOSFOR (P) PADA DAUN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13906/1/09E00398.pdf · membimbing penulis dalam penulisan laporan PKL dan karya ilmiah ini

Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008. USU Repository © 2009

• Satu tim untuk pengambilan contoh daun terdiri dari 2 orang, 1 orang untuk

mengambil daun dengan egrek dan 1 orang lagi untuk mengumpulkan

contoh daun yang sudah diambil dari atas pohon.

• Pembuatan peta KCD yang baik akan sangat membantu kelancaran

pengambilan contoh daun.

(Warta PPKS, 2007)

2.4.2. Unsur Hara Pada Tannaman Kelapa Sawit

Menurut penelitian, setiap tanaman memerlukan paling sedikit 16 unsur (ada

yang menyebutnya zat) agar pertumbuhannya normal. Dari kr 16 unsur tersebut, tiga

unsur yaitu Karbon, Hidrogen, dan Oksigen diperoleh dari udara, sedangkan dari 13

unsur lagi disediakan oleh tanah. Jadi tanah sebagai dapur bagi tanaman setidaknya

harus tersedia 13 jenis menu agar pertumbuhannya normal. Ke-13 unsur tersebut

adalah Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Sulfur

atau Belerang (S), Klor (Cl), Ferum (fe), Mangan (Mn), Kuprum atau tembaga (Cu),

Zinc atau Seng (Zn), Boron (B), dan Molibdenum (Mo). Akan tetapi terkadang tanah

pun tidak mengandung unsur – unsur tersebut secara lengkap, hal ini biasa terjadi

karena dari dulu memang sudah tidak lengkap, atau bisa pula terjadi karena sudah

habis tersedot.

2.4.3. Fosfor

Fosfor dijumpai dalam tanah dan tanaman, dalam bentuk organik dan

anorganik, yang berperan dalam proses pelepasan dan penyimpanan energi dalam

metabolisme seluler. Dalam bahan organik tanah, hanya sedikit P dijumpai namun

memegang peranan penting. (Alexander, 1084), jumlah P total dalam suatu tanah yang

10

Page 22: ANALISA UNSUR HARA FOSFOR (P) PADA DAUN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13906/1/09E00398.pdf · membimbing penulis dalam penulisan laporan PKL dan karya ilmiah ini

Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008. USU Repository © 2009

dapat ditanami lebih kurang 0,1% dan hanya sebagian kecil tersedia untuk tanaman.

(Wardana, 1999)

Fosfor (P) termasuk unsur hara makro esensial yang sangat penting untuk

pertumbuhan tanaman, namun kandungannya didalam tanah lebih rendah disbanding

nitrogen (N), kalium (K), dan kalsium (Ca).

Fosfor sebagian besar berasal dari pelapukan batuan mineral alami, sisanya

berasal dari pelapukan bahan organik. Sebagian besar fosfor yang mudah larut diambil

oleh mikroorganisme tanah untuk pertumbuhan. Fosfor ini akhirnya diubah menjadi

humus. (Novizan, 2005)

Sumber unsur Fosfor pada tanaman berasal dari DiAmmonium Phosphat

(DAP) granule yang mempunyai kelarutan yang tinggi. Ada penambahan Rock

Phosphat yang dibentuk menjadi granular dan biasa disebut Filler.

http://www.anak-soleh

2.5. Manfaat Fosfor Pada Tanaman

Fosfor merupakan unsur untuk pertumbuhan di dalam tanaman, berfungsi

untuk pembentukkan protein, lemak, biji-bijian. Kadar hara P pada daun yang di

analisis tidak menunjukkan adanya perbedaan antara tanaman yang mengalami

patah daun. Namun tanaman yang tidak mengalami patah daun juga tidak

menunjukkan adanya pola yang jelas. Kadar P berkisar dari 0,14 sampai 0,25%,

adapun manfaatnya sebagai berikut :

• Memacu pertumbuhan akar dan pembentukan sistem perakaran yang baik

sehingga tanaman dapat mengambil unsur hara lebih banyak dan pertumbuhan

tanaman menjadi sehat serta kuat.

11

Page 23: ANALISA UNSUR HARA FOSFOR (P) PADA DAUN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13906/1/09E00398.pdf · membimbing penulis dalam penulisan laporan PKL dan karya ilmiah ini

Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008. USU Repository © 2009

• Menggiatkan pertumbuhan jaringan tanaman yang membentuk titik tumbuh

tanaman.

• Memacu pembentukan bunga dan masaknya buah/biji, sehingga mempercepat

masa panen.

• Memperbesar persentase terbentuknya bunga menjadi buah dan biji.

• Menambah daya tahan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit.

2.6. Gejala Kekurangan Unsur Hara Fosfor Pada Tanaman

Fosfor diikat atau difiksasi dalam persenyawaan-persenyawaan yang

berhubungan dengan Ca, dan Mg, tersedia P di dalam tanah sangat berhubungan

erat dengan keadaan pH tanah.

Gejala kekurangan unsur hara fosfor pada daun kelapa sawit adalah :

- Gejala awal : terlihat pada daun paling bawah atau daun dua wama,

daun hijau gelap. Ukuran daun mengecil dan pertumbuhan

tanaman menjadi lambat.

- Gejala lanjut : jumlah bunga menurun, ukuran buah kecil.

• Tanaman akan tumbuh kerdil.

• Pada tanaman muda, daun akan berwarna hijau tua keunguan.

• Kadang-kadang tampak pula warna hijau kekuning-kuningan karena kekurangan

Fosfor cenderung menghambat penyerapan unsur hara Nitrogen.

• Warna kekuningan ini akan lebih dulu dijumpai pada daun tua karena sifat fosfor

yang mobil dalam tanah, sehingga dalam keadaan kekurangan, unsur hara fosfor

dengan cepat ditranslokasikan ke bagian tanaman yang lebih muda.

• Pada tanaman buah-buahan pucuk daun akan berwarna browns atau ungu.

12

Page 24: ANALISA UNSUR HARA FOSFOR (P) PADA DAUN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13906/1/09E00398.pdf · membimbing penulis dalam penulisan laporan PKL dan karya ilmiah ini

Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008. USU Repository © 2009

• Pembentukan bunga/buah/biji terhambat sehingga panen terlambat. Selain itu

persentase bunga yang menjadi buah menurun karena penyerbukan yang tidak

sempurna.

http://www.petrokimia-gresik.com/sp_36.asp

2.7. Spektrofotometri

Spektrofotometri adalah suatu metode analisa yang berdasarkan pada

pengukuran besaran serapan sinar monokromatik tertentu pada panjang gelombang

tertentu dengan menggunakan detektor fotosel. Spektrofotometer digunakan untuk

mengukur energi secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau

dimisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang.

2.7.1. Teori Spektrofotometri

Bila cahaya (monokromatik maupun campuran) jatuh pada suatu medium

homogen, sebagian dari sinar masuk akan dipantulkan, sebagian akan diserap dalam

medium itu, dan sisanya diteruskan. Kedua hukum yang terpisah yang mengatur

absorpsi biasanya dikenal sebagai Hukum Lambert Beer.

1. Hukum Lambert menyatakan bahwa proporsi berkas cahaya datang yang diserap

oleh suatu bahan/medium tidak bergantung pada intensitas berkas cahaya yang

datang. Hukum Lambert ini tentunya hanya berlaku jika di dalam bahan/medium

tersebut tidak ada reaksi kimia ataupun proses fisis yang dapat dipicu atau diimbas

oleh berkas cahaya datang tersebut. Dalam hal demikian, intensitas cahaya yang

keluar setelah melewati bahan/medium tersebut dapat dituliskan dalam bentuk

sederhana sbb.:

I = T x I0,

13

Page 25: ANALISA UNSUR HARA FOSFOR (P) PADA DAUN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13906/1/09E00398.pdf · membimbing penulis dalam penulisan laporan PKL dan karya ilmiah ini

Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008. USU Repository © 2009

Dimana :

I = intensitas berkas cahaya keluar

I0 = intensitas berkas cahaya masuk/datang, dan

T = transmitansi.

Jika transmisi dinyatakan dalam prosentase, maka %T = (I/Io) x 100 (dalam satuan%)

2. Hukum Beer menyatakan bahwa absorbansi cahaya berbanding lurus dengan

dengan konsentrasi dan ketebalan bahan/medium. Yakni :

A = ε c l

Dimana :

ε = molar absorbsitivitas untuk panjang gelombang tertentu, atau disebut

juga sebagai koefisien ekstinsif (dalam l mol-1 cm-1)),

c = konsentrasi molar (mol l-1),

l = panjang/ketebalan dari bahan/medium yang dilintasi oleh cahaya (cm)

Kombinasi dari kedua hukum tersebut (Hukum Beer-Lambert) dapat dituliskan

sebagai berikut:

%T = (I/I0) x 100 = exp(− ε c l)

atau

A = log (I0/I) = ε c l.

http://sentrabd.com/main/info/Insight/Spectrophotometer.htm

Berdasarkan hukum Beer-Lambert, absorbansi sebanding dengan konsentrasi,

dan diharapkan akan mendapatkan garis lurus. Hal ini berlaku pada larutan encer, dan

kurang cocok pada larutan pekat, sehingga akan mendapatkan suatu kurva.

14

Page 26: ANALISA UNSUR HARA FOSFOR (P) PADA DAUN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13906/1/09E00398.pdf · membimbing penulis dalam penulisan laporan PKL dan karya ilmiah ini

Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008. USU Repository © 2009

Untuk grafik yang paling baik, kurva kalibrasinya akan tampak seperti gambar

berikut:

Jika hukum Beer-Lambert bekerja sempurna, garis tersebut akan melewati titik

nol, tetapi tidak dapat menjamin hal ini untuk hasil yang sama dengan konsentrasi

yang lain. http://www.chem-is-try.org/?sect=belajar&ext=analisis04-06

Suatu spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum tampak yang kontinyu,

monokromator, sel pengabsorpsi untuk larutan sampel atau blangko maupun

pembanding

1. Sumber : Sumber yang biasa digunakan pada spektroskopi absorpsi adalah lampu

wolfram yang arusnya tergantung pada tegangan lampu.

2. Monokromator : Digunakan untuk memperoleh sumber sinar yang

monokromatis, alatnya berupa prisma atau grating. Untuk mengarahkan sinar

monokromatis yang diinginkan dari hasil penguraian dapat digunakan celah. Jika

posisinya tetap, maka prisma atau gratingnya yang dirotasikan untuk

mendapatkan panjang gelombang yang diinginkan.

Konsentrasi

Abs

orba

nsi

15

Page 27: ANALISA UNSUR HARA FOSFOR (P) PADA DAUN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13906/1/09E00398.pdf · membimbing penulis dalam penulisan laporan PKL dan karya ilmiah ini

Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008. USU Repository © 2009

3. Sel absorpsi : Pada pengukuran di daerah tampak kuvet kaca atu kuvet corex

dapat digunakan, tapi untuk pengukuran pada daerah UV menggunakan sel

kuarsa karena gelas tidak tembus cahaya pada dearah ini.

4. Detektor : Peranan detektor penerima adalah memberikan respon terhadap

cahaya pada berbagai panjang gelombang.

Cara Kerja Spektrofotometer sangat singkat yaitu dengan menempatkan

larutan pembanding, misalnya blangko dalam sel pertama sedangkan larutan yang

akan dianalisis pada sel kedua. Kemudian dipilih fotosel yang cocok 200 nm – 650 nm

(650 nm – 1100 nm) agar daerah panjang gelombang yang diperlukan dapat terliputi.

Dengan ruang fotosel dalam keadaan tertutup “nol” galvanometer dengan

menggunakan tombol dark-current. Pilih yang diinginkan buka fotosel dan lewatkan

berkas cahaya pada blanko dan nol galvanometer didapat dengan memutar tombol

sensitivitas. Dengan menggunakan tombol transmitansi, kemudisn atur besarnya pada

100%. Lewatkan berkas cahaya pada larutan sampel yang akan dianalisis. Skala

absorbansi menunjukkan absorbansi larutan sampel. (Khopkar.SM.2003)

2.7.2. Prinsip Kerja Alat Spektrofotometri

Sinar polikromatis yang dipancarkan oleh sumber cahaya melewati prisma

akan dipancarkannya menuju filter sehingga diteruskan sinar monokromatis tertentu

sesuai dengan panjang gelombang yang telah diatur. Sinar tersebut diserap oleh

sampel yang terdapat dalam kuvet dan besar serapannya ditangkap oleh detektor

fotosel lalu diubah menjadi energi listrik dan diperkuat oleh amplifier sehingga dapat

dibaca pada indikator.

16

Page 28: ANALISA UNSUR HARA FOSFOR (P) PADA DAUN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13906/1/09E00398.pdf · membimbing penulis dalam penulisan laporan PKL dan karya ilmiah ini

Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008. USU Repository © 2009

2.7.3. Permasalahan Spektrofotometri

Pada metode spektrofotometri terdapat permasalahan ataupun gangguan

seperti sidik jari, kotoran padat yang telah kering yang menempel pada dinding sel

yang dapat mengganggu penembusan sinar, juga gelembung udara dan lemak. Sel

kadang – kadang harus dibersihkan dengan asam yang pekat (teknis), misalnya HCl

atau detergen (sabun), kemudian dibilas dengan air suling dan tempat pemegang sel

juga harus bersih. (Alaerts,G.1987)

Biasanya permasalahan analisis dengan metode Spektrofotometri adalah

kesalahan pengukuran detektor yang disebabkan oleh, antara lain :

• Adanya radiasi sesatan (stray radiation) yang ditimbulkan oleh peralatan

didalam spektrofotometer itu sendiri dan ditimbulkan oleh faktor – faktor dari

lingkungan seperti debu dan sebagainya.

• Adanya pergeseran panjang gelombang pergukuran (panjang gelombang

maksimum) yang disebabkan oleh gerakan mekanis untuk mengatur panjang

gelombang. (M.Mulja, 1995)

17

Page 29: ANALISA UNSUR HARA FOSFOR (P) PADA DAUN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13906/1/09E00398.pdf · membimbing penulis dalam penulisan laporan PKL dan karya ilmiah ini

Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008. USU Repository © 2009

BAB III

BAHAN DAN METODE

3.1. Alat

1. Spektrofotometer UV_Visible Perkin Elmer

2. Botol reaksi 30 ml

3. Rak tabung reaksi

4. Tabung reaksi 20 ml Pyrex

5. Labu ukur 1000 ml Pyrex

6. Labu ukur 500 ml Pyrex

7. Labu ukur 100 ml Pyrex

8. Labu ukur 50 ml Pyrex

9. Pipet volume 50 ml Pyrex

10. Pipet volume 20 ml Pyrex

11. Timbangan Mettler Toledo

12. Oven pengering Gallenhamp

13. Kuvet 10 ml

14. Eksikator

15. Kertas saring Whatman No.40

16. Botol aquadest

17. Botol plastik bertutup

18. Corong plastik

19. Penangas listrik khusus untuk tabung reaksi ukuran 20ml Techne

20. Mesin giling listrik daun dengan kehalusan 1mm. Bra Bender

18

Page 30: ANALISA UNSUR HARA FOSFOR (P) PADA DAUN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13906/1/09E00398.pdf · membimbing penulis dalam penulisan laporan PKL dan karya ilmiah ini

Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008. USU Repository © 2009

3.2. Bahan

1. Larutan asam sulfat (H2SO4) 5 N

Dipipet 69,44 ml asam sulfat pekat, kemudian dimasukkan perlahan-lahan

melalui dinding kedalam labu ukur 500 ml yang telah berisi air destilasi

setengahnya. Dipenuhkan hingga tanda batas.

2. Larutan ammonium molibdat (NH4) 6Mo7 O24 4%

Ditimbang 40 gram ammonium molibdat, dilarutkan ke dalam labu ukur 1 liter

dengan air destilasi dan dipenuhkan hingga tanda garis. Simpan dalam botol

berwarna gelap.

3. Larutan asam askorbat (C6H8O6) 0,1 N

Ditimbang 0,889 gram C6H8O6 kemudian dilarutkan dengan air destilasi

hingga 50 ml didalam labu ukur.

4. Larutan kalium antimoniltartrat (KsbOC4H4O6) 0,007 N

Ditimbang 0,247 gram KsbOC4H4O6 kemudian dilarutkan dengan air destilasi

hingga 100 ml didalam labu ukur.

5. Larutan campuran

Dicampurkan 50 ml H2SO45N, 15 ml (NH4)6Mo7O24 4% 30 ml C6H8O6 0,1 N

dan 5 ml KsbOC4H4O6.

6. Larutan standard P 100 ppm

Ditimbang 0,2195 gram KH2PO4 yang telah dikeringkan didalam oven pada

suhu 1050 C kemudian dimasukan ke dalam labu ukur 500 ml dan dilarutkan

dengan larutan H2SO4 0,36 N sampai tanda garis.

19

Page 31: ANALISA UNSUR HARA FOSFOR (P) PADA DAUN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13906/1/09E00398.pdf · membimbing penulis dalam penulisan laporan PKL dan karya ilmiah ini

Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008. USU Repository © 2009

7. Larutan standart 0-1-2-4-6 ppm/ml

Dipipet 0-1-2-4-6 ml larutan standart 100 ppm, kemudian dimasukkan

kedalam labu ukur 100 ml dan penuhkan dengan H2SO4 0,36 N sampai tanda

garis.

8. Daun Kelapa Sawit

9. Air Destilasi

3.3. Persiapan Contoh Daun Kering

3.3.1. Membersihkan Daun Kering

Contoh yang diterima di laboratorium terlebih dahulu dicatat dan diberi nomor

laboratorium secara beraturan. Contoh segera dibersihkan dengan kapas yang telah

dibasahi dengan air destilasi. Bagian tulang daun kelapa sawit yang kasar dibuang

dengan gunting. Pada ujung pangkal dan bagian pinggir daun terutama yang agak

lebar digunting dan dibuang.

Kemudian, contoh daun dimasukkan kedalam kantongan-kantongan ukuran

15 x 30 cm disertai nomor-nomor contoh laboratorium.

3.3.2. Mengeringkan dan Menggiling

Contoh daun yang sudah bersih dalam kantongan kemudian dikeringkan di

dalam oven pengering pada suhu 600 – 700 C terus menerus hingga contoh daun

menjadi kering dengan indikasi terasa rapuh bila diremas dengan tangan.

Contoh daun kering digiling dengan mesin penggiling. Contoh daun yang telah

halus dimasukkan dalam botol plastik bertutup disertai label nomor contoh, kemudian

daun siap untuk ditimbang dan dianalisa.

20

Page 32: ANALISA UNSUR HARA FOSFOR (P) PADA DAUN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13906/1/09E00398.pdf · membimbing penulis dalam penulisan laporan PKL dan karya ilmiah ini

Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008. USU Repository © 2009

3.4. Prosedur Destruksi Basah (H2SO4 + H2O2) Daun Kelapa Sawit

1. Ditimbang 0.1 gram contoh kering mutlak 1050 C, lalu dimasukkan ke dalam

tabung reaksi 20 ml (apabila contoh yang ditimbang adalah contoh kering

udara, maka dilakukan juga penimbangan untuk penetapan kadar air).

2. Ditambahkan 1 ml H2SO4 pekat dan 0,5 ml H2O2 30%, digoyang perlahan-

lahan. Larutan contoh didestruksi menggunakan penangas listrik khusus untuk

tabung reaksi, suhu dinaikkan perlahan-lahan sampai dengan ± 1800 C. contoh

akan menjadi hitam dan agak berbuih. Bila larutan contoh sudah tidak berbuih

lagi, tabung diangkat dan didinginkan.

3. Setelah dingin kemudian ditambah 0,5 ml H2O2 30% dan didestruksi kembali.

Penambahan H2O2 30% diulangi sampai larutan contoh menjadi bening dan

destruksi disempurnakan pada suhu 2800 C selama ± 15 menit. Tabung reaksi

diangkat dan didinginkan.

4. Larutan diencerkan dengan H2O ke dalam labu ukur 100 ml, kemudian

disaring dengan menggunakan kertas saring Whatman No. 40 kedalam botol

plastik 100 ml.

5. Filtrat dipergunakan untuk penetapan N, P, K, Ca dan Mg.

6. Dilakukan juga destruksi blanko.

3.5. Prosedur Penetapan Fosfor (P) Daun Kelapa Sawit secara Spektrofotometri

UV-Visible

1. Di pipet 1 ml filtrat (hasil destruksi dalam H2SO4 (p) dan H2O2 30% ), juga

untuk blanko dan larutan standart (0-1-2-4-6-ppm P) kedalam botol gelas.

2. Ditambahkan 5 ml air destilasi

21

Page 33: ANALISA UNSUR HARA FOSFOR (P) PADA DAUN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13906/1/09E00398.pdf · membimbing penulis dalam penulisan laporan PKL dan karya ilmiah ini

Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008. USU Repository © 2009

3. Ditambahkan 1 ml larutan campuran (50 ml H2SO4 5N, 15 ml larutan

Ammonium Molibdat 4%, 30 ml larutan asam askorbat 0,1 N, 5 ml Kalium

Antimoniltatrat) ini dibuat untuk 100 ml larutan campuran.

4. Dikocok homogen, tunggu 15 menit, kemudian akan timbul warna. Kemudian

Absorbannya di ukur dengan menggunakan alat Spektrofotometer UV-Visible

pada panjang gelombang 700 nm. Warna akan stabil selama 5 jam.

22

Page 34: ANALISA UNSUR HARA FOSFOR (P) PADA DAUN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13906/1/09E00398.pdf · membimbing penulis dalam penulisan laporan PKL dan karya ilmiah ini

Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008. USU Repository © 2009

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil dan Analisa Data

Hasil analisa Fosfor (P) Daun Kelapa Sawit terdapat pada tabel berikut :

Tabel 1. Data Absorbansi Larutan P Standar

Lar.

StandarKH2PO4

(ppm)

Absorbansi (A)

0

1

2

4

6

0,000

0,086

0,172

0,345

0,518

Tabel 2. Absorbansi P-Grafik Berat Contoh

No Lab

Berat kering Contoh daun

1050C Absorbansi

Konsentrasi Sampel (ppm)

P (%)

11007

11008

11009

11010

11011

0,106

0,106

0,102

0,105

0,102

0,128

0,137

0,122

0,119

0,124

1,49

1,59

1,42

1,38

1,44

0,140

0,150

0,139

0,132

0,141

23

Page 35: ANALISA UNSUR HARA FOSFOR (P) PADA DAUN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13906/1/09E00398.pdf · membimbing penulis dalam penulisan laporan PKL dan karya ilmiah ini

Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008. USU Repository © 2009

Perhitungan

4.2.1. Penentuan Persamaan Garis Regresi

Tabel 3. Penentuan Persamaan Garis Regresi

No Xi (C) Yi (A) (Xi- X ) (Xi- X )2 (Yi- Y ) (Yi- Y )2 (Xi- X )(Yi- Y )

1. 0,0000 0,0000 -2,6000 6,7600 -0,2242 0,0520 0,5829

2. 1,0000 0,0860 -1,6000 2,5600 -0,1382 0,0190 0,2211

3. 2,0000 0,1720 -0,6000 0,3600 -0,0522 0,0027 0,0313

4. 4,0000 0,3450 1,4000 1,5600 0,1208 0,0145 0,1691

5. 6,0000 0,5180 3,4000 1,5600 0,2938 0,0863 0,9989

∑ 13,0000 1,1210 0,0000 23,2000 0,0000 0,1727 2,0033

Dimana harga X rata-rata = 6000,250000,13

==∑

=nXiX

Dimana harga Y rata-rata = 2242,05

1210,1==

∑=

nYiY

Persamaan garis regresi untuk kurva kalibrasi dapat diturunkan dari persamaan

garis :

Y = ax + b, dimana

a = Slope

b = Intercept

Selanjutnya harga (a) = slope ditentukan dengan menggunakan metode Least

Square sebagai berikut :

2)()()(

XXiYYiXXia

−∑−−∑

=

Dengan mensubstitusikan harga-harga yang tercantum pada tabel sebelumnya

kepada persamaan ini, akan diperoleh :

24

Page 36: ANALISA UNSUR HARA FOSFOR (P) PADA DAUN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13906/1/09E00398.pdf · membimbing penulis dalam penulisan laporan PKL dan karya ilmiah ini

Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008. USU Repository © 2009

a = 2000,230033,2 = 0,0863

Maka harga b dapat diperoleh melalui :

XaYbataubXaY −=+=

)6000,2()0863,0(2242,0 −=b

= -0,0001

Maka persamaan garis regres yang diperoleh adalah :

Y = 0,0863X + (-0,0001)

4.2.2. Mencari konsentrasi sampel

untuk No. Lab 11007

ppm49,10863,01281,0

0863,0)0001,0(128,0

)0001,0(0863,0128,0

=

=

−−=

−+=+=

x

x

x

XbXaY

Dilakukan dengan cara yang sama untuk no. Lab 11008, 11009, 11010, 11011.

4.2.3. Menghitung Kadar Fosfor (P) Daun Kelapa Sawit

P% = 1000

10001000

11

100

1050 xContohBerat

xxxiKonsentras

CContohBeratnPengenceraxiKonsentras

=

= C105contohBerat

0,01xK0

onsentrasi

= 106,0

01,049,1 x

= 0,140%

25

Page 37: ANALISA UNSUR HARA FOSFOR (P) PADA DAUN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13906/1/09E00398.pdf · membimbing penulis dalam penulisan laporan PKL dan karya ilmiah ini

Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008. USU Repository © 2009

Dilakukan dengan cara yang sama untuk no. Lab 11005, 11009, 11010, 11011.

4.3. Pembahasan

Pemberian unsur hara pada tanaman kelapa sawit merupakan usaha kultur

teknis yang penting untuk meningkatkan produksi persatuan luas dengan tujuan akhir

keuntungan ekonomi yang maksimal. Kebutuhan unsur hara untuk tanaman kelapa

sawit melalui hasil analisis dari bahan panen dan daun sebagai pedoman yang

memudahkan untuk dapat memberikan indikasi kebutuhan unsur hara buatan tanaman

kelapa sawit. Hal ini disebabkan karena daun merupakan bagian yang paling aktif dari

tanaman.

Dari hasil analisa daun kelapa sawit secara spektrofotometri di laboratorium

diperoleh hasil posfor untuk no. laboratorium 11007 - 11011 adalah antara 0,140% -

0,141% dibandingkan dengan nilai tarif krisis antara 0,16 – 0,19%, maka akan dapat

disimpulkan unsur hara dalam daun kelapa sawit masih kurang. Hasil yang diperoleh

untuk memudahkan para petani untuk mengetahui beberapa kebutuhan unsur hara

buatan yaitu berupa pemupukan sesuai dosis yang dibutuhkan karena pemupukan

merupakan menambah ketersediaan unsur hara didalam tanah.

Pada analisis unsur hara fosfor pada daun kelapa sawit ini diperoleh fosfor

yang cukup. Unsur hara didalam tanah terbagi dalam unsur makro dan unsur mikro,

mengenai peranan utama fosfor bagi tanaman adalah :

• Memacu pertumbuhan akar dan pembentukan sistem perakaran yang baik

sehingga tanaman dapat mengambil unsur hara lebih banyak dan pertumbuhan

tanaman menjadi sehat serta kuat.

• Menggiatkan pertumbuhan jaringan tanaman yang membentuk titik tumbuh

tanaman.

26

Page 38: ANALISA UNSUR HARA FOSFOR (P) PADA DAUN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13906/1/09E00398.pdf · membimbing penulis dalam penulisan laporan PKL dan karya ilmiah ini

Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008. USU Repository © 2009

• Memacu pembentukan bunga dan masaknya buah/biji, sehingga mempercepat

masa panen.

• Memperbesar persentase terbentuknya bunga menjadi buah dan biji.

• Menambah daya tahan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit

.

27

Page 39: ANALISA UNSUR HARA FOSFOR (P) PADA DAUN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13906/1/09E00398.pdf · membimbing penulis dalam penulisan laporan PKL dan karya ilmiah ini

Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008. USU Repository © 2009

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Dari hasil analisa daun diperoeh bahwa :

Tingkat kesuburan tanaman kelapa sawit berdasarkan unsur hara yang yang

terdapat pada daun secara spektrofotometri cukup, hal ini disebabkan juga oleh

faktor cuaca dengan panas dan curah hujan yang cukup.

4.2. Saran

1. Agar mahasiswa/i selanjutnya dapat menganalisis unsur hara Fosfor (P)

dengan menggunakan metode yang lain.

2. Diharapkan dalam menganalisa kadar unsur hara Fosfor (P) pada daun kelapa

sawit dilakukan secara teliti agar diperoleh hasil yang baik supaya tidak keliru

dalam menentukan dosis pemupukan daun kelapa sawit.

28

Page 40: ANALISA UNSUR HARA FOSFOR (P) PADA DAUN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13906/1/09E00398.pdf · membimbing penulis dalam penulisan laporan PKL dan karya ilmiah ini

Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008. USU Repository © 2009

DAFTAR PUSTAKA

Alaerts,G. 1987. Metoda Penelitian Air. Penerbit Usaha Nasional. Surabaya.

Darmosarkoro,W. 2003. Lahan dan Pemupukan Kelapa Sawit. Pusat Penelitian

Kelapa Sawit. Edisi I. Medan.

Fessenden & Fessenden.1982. Kimia Organik. Edisi Ketiga. Jilid 2. Erlangga. Jakarta.

http://www.pusri.co.id/indexC0302.php

http://www.anak-soleh

http://toiusd.multiply.com/journal/item/79/Elaeis_guineensis_Kelapa_Sawit

http://www.petrokimia-gresik.com/sp_36.asp

http://id /wiki/Fosfor.wikipedia.org http://sentrabd.com/main/info/Insight/Spectrophotometer.htm http://www.chem-is-try.org/?sect=belajar&ext=analisis04_06 Khopkar,SM. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI Press. Jakarta.

Mulja,M. 1995. Analisis Instrumental. Bandung.

Novizan. 2005. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Jakarta : Agrro Media Pustaka.

Suhardjo,H. 1996. Bidang Tanaman Vadecium Kelapa Sawit. PT. Perkebunana

Nusantara IV (persero). Pematang Siantar.

Tim Penulis.PS. 2007. Kelapa Sawit Usaha Budi Daya Pemanfaatan Hasil dan Aspek

Pemasaran. Penebar Swadaya. Jakarta.

Wardana,N. 1999. Penetapan Metode Analisis dan Batas Kritis P- tersedia Tanah Pada

Inseptisol Tongging, Skripsi Jurusan Ilmu Tanah. USU. Medan.

29

Page 41: ANALISA UNSUR HARA FOSFOR (P) PADA DAUN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13906/1/09E00398.pdf · membimbing penulis dalam penulisan laporan PKL dan karya ilmiah ini

Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008. USU Repository © 2009

Page 42: ANALISA UNSUR HARA FOSFOR (P) PADA DAUN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13906/1/09E00398.pdf · membimbing penulis dalam penulisan laporan PKL dan karya ilmiah ini

Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008. USU Repository © 2009

Tabel. Data Hasil Pengukuran Absorbansi Larutan Standart Unsur Fosfor (P)

Konsentrasi Larutan Standart

KH2PO4 (ppm)

Absorbansi

(A)

0 0,000 1 0,086 2 0,172 4 0,345 6 0,518

Kurva 1. Absorbansi – Vs – Konsentrasi Larutan Standar Fosfor (P) Y = 0,0863X + (-0,0001) a = 0,0863 b = -0,0001

0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0 1 2 3 4 5 6 7

1; 0,086

2; 0,172

0; 0

4; 0,345

6; 0,518

Konsentrasi (ppm)

Grafik Kurva Standart

Abs

orba

nsi

Page 43: ANALISA UNSUR HARA FOSFOR (P) PADA DAUN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13906/1/09E00398.pdf · membimbing penulis dalam penulisan laporan PKL dan karya ilmiah ini

Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008. USU Repository © 2009

KADAR HARA DAUN KELAPA SAWIT YANG MENUNJUKKAN

DEFISIENSI, OPTIMUM DAN TINGGI

TANAMAN SAWIT MUDA ( < 6 TAHUN ) DAUN KE 17

Hara Defisiensi Optimum Tinggi

N (%) < 2,50 2,6 – 2,9 > 3,1

P (%) < 0,15 0,16 – 0,19 > 0,25

K (%) < 1,00 1,1 – 1,3 > 1,8

Mg (%) < 0,20 0,3 – 0,45 > 0,7

Ca (%) < 0,30 0,5 – 0,7 > 0,7

S (%) < 0,20 0,25 – 0,40 > 0,6

Cl (%) < 0,25 0,5 – 0,7 > 1,0

B ( µg g-1 ) < 8 15 – 25 > 40

Cu ( µg g-1 ) < 3 5 – 8 > 15

Zn ( µg g-1 ) < 10 12 - 18 > 80

TANAMAN SAWIT DEWASA ( > 6 TAHUN ) DAUN KE 17

Hara Defisiensi Optimum Tinggi

N (%) < 2,30 2,4 – 2,8 > 3,0

P (%) < 0,14 0,15 – 0,18 > 0,25

K (%) < 0,75 0,9 – 1,2 > 1,6

Mg (%) < 0,20 0,25 – 0,40 > 0,7

Ca (%) < 0,25 0,5 – 0,75 > 1,0

S (%) < 0,20 0,25 – 0,35 > 0,6

Cl (%) < 0,25 0,5 – 0,7 > 1,0

B ( µg g-1 ) < 8 15 – 25 > 40

Cu ( µg g-1 ) < 3 5 – 8 > 15

Zn ( µg g-1 ) < 10 12 - 18 > 80

Page 44: ANALISA UNSUR HARA FOSFOR (P) PADA DAUN …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13906/1/09E00398.pdf · membimbing penulis dalam penulisan laporan PKL dan karya ilmiah ini

Maya Mastura Syahfitri : Analisa Unsur Hara Fosfor (P) Pada Daun Kelapa Sawit Secara Spektrofotometri Di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, 2008. USU Repository © 2009

Sumber : Von Uexkull,H.R and Fairhurst,T.H.(1991) IPI Bulletin 12. The Oil Palm,

Fertilizing for High yield and quality,IPI,Bern.