analisa situasi pengguna iud di puskesmas ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/skripsi.pdfanalisa...

119
ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh : DEPI SURIANA SIREGAR NPM : 111510587 PRGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK TAHUN 2017

Upload: others

Post on 06-Dec-2020

26 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS

SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017

SKRIPSI

Oleh :

DEPI SURIANA SIREGAR

NPM : 111510587

PRGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

TAHUN 2017

Page 2: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

ii

ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS

SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Sebagian Persyaratan Menjadi

Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)

Oleh :

DEPI SURIANA SIREGAR

NPM : 111510587

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

TAHUN 2017

Page 3: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

iii

Page 4: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

iv

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)

Peminatan Kesehatan Lingkungan

Oleh :

DEPI SURIANA SIREGAR

NPM. 111510587

Pontianak, JANUARI 2018

Mengetahui,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Linda Suwarni SKM, M.kes Otik Widyastutik SKM, MA NIDN. 1125058301 NIDN. 11002108001

Page 5: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

v

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Proposal Skripsi dengan judul :

ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB.

KUBU RAYA TAHUN 2017

Yang dibuat untuk melengkapi sebagian persyaratan program studi Kesehatan

Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Jenjang Pendidikan Strata 1 bukan

merupakan tiruan atau duplikasi dari Skripsi yang sudah dipublikasikan dan atau

pernah dipakai untuk mendapatkan gelar kesarjanaan di lingkungan Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pontianak maupun di Perguruan Tinggi

atau Instansi manapun, kecuali bagian yang sumber informasinya dicantumkan

sebagaimana mestinya.

Pontianak, JANUARI,2018

DEPI SURIANA SIREGAR

NPM. 111510587

Page 6: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

vi

BIODATA

BIODATA PENULIS

Nama : Depi Suriana Siregar

Tempat, Tanggal Lahir : Pontianak, 06 Desember 1990

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Kristen Protestan

Nama Orang Tua :

Bapak : S. Siregar

Ibu : R. Aritonang

Alamat : Jalan Adisucipto BTN Teluk Mulus blok E.35

Kecamatan Sui Raya kabupaten KubuRaya

JENJANG PENDIDIKAN

SD : Santa Monika Kabupaten Kubu Raya (1996-2002)

SMP : Santa Monika Kabupaten Kubu Raya (2002-2005)

SMA : SPK Depkes Pontianak (2005 - 2008)

DIPLOMA : Akademi Kebidanan Panca Bhakti

S-1 (SKM) : Fakultas Ilmu Kesehatan Peminatan Kesehatan

Reproduksi Universitas Muhammadiyah Pontianak

PENGALAMAN KERJA

a. Klinik bersalin Windiyati (2011 -2015)

b. Rumah Sakit Kartika Husada T-II Kabupaten Kubu Raya (2017 - sekarang)

Page 7: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,

yang mana atas berkat dan karunia-Nya lah peneliti dapat menyelesaikan Proposal

Skripsi yang berjudul “ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI

PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017”

dengan baik dan tepat pada waktunya.

Proposal ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan

pendidikan S-1 Universitas Muhammadiyah Pontianak.

Dalam kesempatan ini juga peneliti juga ingin mengucapkan terimakasih kepada

Ibu Drs. Linda Suwarni SKM, M.kes selaku pembimbing utama yang dengan

penuh kesabaran hati telah bersedia meluangkan banyak waktu dalam

memberikan bimbingan dan pengarahan mulai dari penyusunan Skripsi hingga

selesai, serta kepada Ibu Otik Widyastutik SKM, MA selaku pembimbing II yang

telah memberikan saran-saran berkaitan dengan tekhnis operasional di lapangan

hingga Skripsi ini selesai.

Penyusunan Proposal ini tidak terlepas dari bimbingan berbagai pihak

lainnya, oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Helman Fachri, SE, MM selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Pontianak.

2. Ibu DR Linda Suwarni SKM, M.Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pontianak.

3. Seluruh staf dan dosen Fakultas Ilmu Kesehatan yang telah membantu

kelancaran penyelesaian pendidikan di Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Pontianak.

4. Keluarga,teman yang telah memberikan dukungan dan do’a dengan tulus

untuk keberhasilan peneliti dalam membuat Skripsi.

5. Sahabat-sahabat yang telah membantu peneliti dalam pembuatan Skripsi

ini serta teman-teman seangkatan yang tidak bisa penulis sebutkan satu

persatu.

Page 8: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ………………………………………………………... i

SURAT PERNYATAAN.................................................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN..………………………………………………… iii

HALAMAN PERSETUJUAN.…………………………………….………… iv

BIODATA ..................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ……………………………………………….....….. vi

ABSTRAK………………………………………………………………….... viii

ABSTRACT…………………………………………………......…………...... ix

DAFTAR ISI………………………………………………………………..... x

DAFTAR TABEL……………………………………………………………. xii

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………….... xiii

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang …………………………………………..... 1

I.2 Rumusan Masalah ……………………………………........ 5

I.3 Tujuan Penelitian ………………………………………..... 6

I.4 Manfaat Penelitan ……………………………………….... 7

I.5 Keaslian Penelitian.............................................................. 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Program Keluarga Berencana ( KB )…........................... 10

II.2 Alat Kontrasepsi Dalam Rahim ( AKDR / IUD )........... 11

II.3 Faktor-Faktor yang dapat mempengaruhi dengan

penggunaan kontrasepsi IUD ……………………............

16

II.4 Kerangka Teori.................................................................... 29

Page 9: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL

III.1 Kerangka Konsep.………………………………………... 30

III.2 Variabel Penelitian.………………………………………. 30

III.3 Defenisi Oprasional………………………………………. 31

BAB IV METODE PENELITIAN

IV.1 Desain Penelitian ……...…………………………………. 33

IV.2 Waktu dan Tempat Penelitian ………..…………………. 33

IV.3 Populasi dan Sampel……..……………………………… 33

IV.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data..……………... 34

IV.5 Teknik Pengolahan dan Penyajian Data…………………. 35

IV.6 Teknik Analisis Data …………………………………….. 35

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

V.1 Hasil.................................................................................... 37

V.2 Pembahasan......................................................................... 46

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

VI.1 Kesimpulan......................................................................... 61

VI.2 Saran.................................................................................... 62

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….. 63

LAMPIRAN

Page 10: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

ABSTRAK

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

SKRIPSI, JANUARI 2018

DEPI SURIANA SIREGAR

ANALISIS SITUASI PENGGUNAAN IUD DI PUSKESMAS SUNGAI

DURIAN

Xv + 65 Halaman + 9 Tabel + 3 Gambar + 8 Lampiran

Peningkatan pemakaian suntik KB diiringi oleh turunnya peserta IUD, pil dan

implan. Pada umumnya, setiap pasangan yang menggunakan kontrasepsi dilandasi

keinginan yang jelas, apakah untuk mengatur jarak kelahiran atau membatasi

kelahiran. Berdasarkan studi pendahuluan terhadap 10 wanita pasangan usia subur

di Puskesmas Sungai Durian Kabupaten Kubu Raya, bahwa terdapat 80% tidak

ingin menggunakan KB IUD karena takut efek samping dirasakan, suami yang

tidak mengingikan menggunakan IUD. Tujuan umum dari penelitian ini adalah

untuk mengetahui analisis situasi penggunaan IUD di Puskesmas Sungai Durian.

Jenis penelitian ini adalah deskrtipdtif dengan pendekatan cross sectional. Besar

sample penelitian sebanyak 32 sampel. Masing-masing variabel yang diteliti diuji

dengan menggunakan uji univariat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa gambaran berumur antara 20-35 tahun

sebanyak 24 responden (75,0%), paritas 2-3 anak (56,3%), ada efek samping

(62,5%), tidak ada riwayat KB sebelumnya (75,0%), tidak memiliki dukungan

suami (62,5%), peran petugas mendukung (100,0%), pengambilan keputusan

adalah saran dari suami dan teman, tidak mau gemuk dan tidak perlu berkunjung

ke pelayanan kesehatan setiap bulannya sebesar 2 (6,3%).

Saran Diharapkan bagi ibu lebih memahami kontrasepsi IUD baik

bahan IUD, efek samping jangka pendek maupun jangka panjang, dengan cara

mengikuti konseling KB secara mendalam, aktif mengikuti penyuluhan dalam

menggunakan kontrasepsi, sehingga pengetahuan mengenai KB lebih meningkat

Kata Kunci : Penggunaa IUD di Puskesmas

Pustaka : 19 (2003-2016)

Page 11: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Keluarga Berencana (KB) merupakan tindakan yang membantu individu

atau pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif tertentu,

menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mengatur interval di antara

kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan suami istri dan

menentukan jumlah anak dalam keluarga (WHO, 2009)

Program KB tidak hanya bertujuan untuk mengendalikan laju

pertumbuhan penduduk, melainkan juga untuk memenuhi permintaan

masyarakat akan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi (KR) yang

berkualitas, menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian

bayi (AKB) serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi untuk

membentuk keluarga kecil berkualitas (Yuhedi dan Kurniawati, 2013).

Indonesia mempunyai kebijakan untuk mengendalikan pertumbuhan

penduduk diantaranya melalui program KB, akan tetapi beberapa tahun

terakhir program yang dilakukan melalui KB stagnan.Alat Kontrasepsi

Dalam Rahim (AKDR) atau Intra Uterine Devices (IUD) merupakan

pilihan kontrasepsi yang efektif, aman, dan nyaman bagi sebagian wanita.

IUD merupakan metode kontrasepsi reversibelyang paling sering digunakan

di seluruh dunia dengan pemakaian mencapai sekitar 100 juta wanita,

sebagian besar berada di Cina. Generasi terbaru AKDR memiliki efektivitas

Page 12: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

2

lebih dari 99% dalam mencegah kehamilan pada pemakaian satu tahun

atau lebih (Glasier dan Gebbie, 2012).

Berdasarkan survey penduduk tahun 2010 tingkat laju pertumbuhan

penduduk Indonesia sebesar 1,49% dan angka kelahiran total atau Total

Fertility Rate (TFR) sebesar 2,6 per wanita subur. Angka tersebut masih jauh

dari target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)

tahun 2009-2014 yaitu tercapainya laju pertumbuhan penduduk (LPP) sebesar

1,1% dan tingkat fertilitas 2,1%per kelahiran (BKKBN, 2012).

Berdasarkan Analisis Data Kependudukan dan KB Hasil Susenas 2015

bahwa sebagian besar PUS peserta KB di Indonesia masih mengandalkan

kontrasepsi suntikan (59,57%) dan pil (20,71%) dari total pengguna KB.

Sedangkan persentase pengguna Metode Kontrasepsi Jangka

Panjang (MKJP) terbesar adalah pengguna IUD (7,30%) dan Susuk KB

(6,21%). Pemakaian alat kontrasepsi di Provinsi Kalimantan Barat didominasi

oleh suntikan (64,68%), disusul pil (27,19%). Penggunaan MKJP di

Kalimantan Barat adalah sebesar 7,06% terdiri dari IUD (3,06%),

susuk/implant (2,21%), MOW (1,49%), dan MOP (0,3%). Pengguna kondom

sebanyak 0,52%; kondom wanita 0,04%; pantang berkala 0,31%; dan metode

lainnya 0,21%. Penggunaan IUD di Puskesmas Sungai Durian Kabupaten

Kubu Raya tahun 2016 terdapat 56 orang sedangkan pada tahun 2017 sampai

dengan bulan september 32 orang.

Peningkatan pemakaian suntik KB diiringi oleh turunnya peserta IUD,

pil dan implan. Pada umumnya, setiap pasangan yang menggunakan

Page 13: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

3

kontrasepsi dilandasi keinginan yang jelas, apakah untuk mengatur jarak

kelahiran atau membatasi kelahiran. Kejelasan maksud tersebut terkait

dengan tersedianya teknologi kontrasepsi sesuai dengan keamanan medis

serta kemungkinan kembalinya fase kesuburan, efektivitas, dan efisiensi

metode kontrasepsi. Perbaikan dalam penyampaian pelayanankontrasepsi dan

penyediaan akses yang mudah dapat meningkatkan proporsi pemakaian

kontrasepsi (BKKBN, 2004).

Penggunaan metode kontrasepsi IUD dapat menjamin sekurangnya tiga

tahun jarak kelahiran. Pengaturan jarak kehamilan lebih dari dua tahun

dapat membantu wanita memiliki anak yang sehat dan meningkatkan peluang

mereka untuk terus hidup sebesar 50%. Wanita di bawah usia 20 tahun dan

lebih dari 40 tahun lebih berkemungkinan untuk memiliki bayi yang mati

dalam usia satu tahun (infant) daripada wanita pada usia reproduksi sehat

(Sujudi, 2005)

Turunnya jumlah peserta KB IUD dari tahun ke tahun dapat

disebabkan karena beberapa faktor seperti : 1) ketidaktahuan peserta

tentang kelebihan KB IUD. Dimana pengetahuan terhadap alat

kontarsepsi merupakan pertimbangan dalam menentukan metode

kontrasepsi yang digunakan. 2) Kualitas pelayanan KB, dilihat dari segi

ketersediaan alat kontrasepsi, efek samping, ketersediaan tenaga yang

terlatih dan kemampuan medis teknis petugas pelayanan kesehatan. 3)

Biaya pelayanan IUD yang mahal. 4) Adanya hambatan dukungan dari suami

dalam pemakaian alat kontrasepsi IUD. 5) Adanya niat yang timbul dari

Page 14: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

4

adanya sikap yang didasarkan pada kepercayaan, adanya riwayat penyakit

norma-norma di masyarakat dan norma pokok yang ada dalam

lingkungan. Salah satu norma yang dianut masyarakat adalah pemasangan

IUD yang dilakukan di aurat (vagina) sehingga menimbulkan perasaan malu /

enggan untuk menggunakan IUD.

Penggunaan metode kontrasepsi IUD dapat menjamin sekurangnya tiga

tahun jarak kelahiran. Pengaturan jarak kehamilan lebih dari dua tahun

dapat membantu wanita memiliki anak yang sehat dan meningkatkan peluang

mereka untuk terus hidup sebesar 50%. Wanita di bawah usia 20 tahun dan

lebih dari 40 tahun lebih berkemungkinan untuk memiliki bayi yang mati

dalam usia satu tahun (infant) daripada wanita pada usia reproduksi sehat

(Sujudi, 2005).

Efek samping penggunaan kontrasepsi IUD di antaranya dismenore,

meningkatnya aliran darah menstruasi, bercak darah diantara periode

menstruasi, infeksi uterus, atau perforasi dan kehamilan ektopik. Tanda-tanda

bahaya yang harus diwaspadai meliputi periode menstruasi terlambat atau

tidak ada, nyeri abdomen berat, demam dan menggigil, daerah vagina bau,

terdapat bercak-bercak, perdarahan atau periode menstruasi berat.

Pengeluaran spontan terjadi pada 2%-10% pemakaian dalam tahun pertama

(Stright, 2004).

Penelitian yang dilakukan Aryanti (2014) menunjukaan bahwa hanya

varibel dukungan suami yang memiliki hubungan bermakna secara statistik

terhadap penggunaan kontrasepsi IUD (OR = 0,023, p = 0,000) di

Page 15: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

5

Kecamatan Aikmel Kabupaten Lombok Timur (Aryanti, 2014). Menurut

Endah (2013) menyatakan bahwa penghentian penggunaan IUD cenderung

terjadi pada akseptor yang berusia muda, memiliki jumlah anak <2,

berpendidikan rendah, tidak bekerja, dan tidak mendiskusikan KB dengan

suami (Endah, 2013).

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilaksanakan di wilayah kerja

Puskesmas Sungai Durian terhadap 10 wanita pasangan usia subur di

Puskesmas Sungai Durian Kabupaten Kubu Raya, bahwa terdapat 80% tidak

ingin menggunakan KB IUD karena takut efek samping dirasakan, suami

yang tidak mengingikan menggunakan IUD dan merasakan kenyamanan

dengan KB yang digunakan sebelumnya.

Berdasarkan hasil di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “gambaran faktor riwayat penyakit, efek samping, riwayat

KB yang mempengaruhi aseptor KB memilih mnggunakaniud di Puskesmas

Sungai Durian

I.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan

diteliti, adalah: ” Bagaimana analisis situasi penggunaan IUD di Puskesmas

Sungai Durian.”.

Page 16: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

6

I.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui analisis

situasi penggunaan IUD di Puskesmas Sungai Durian.

1.3.2 Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui gambaran usia pengguna IUD di Puskesmas

Sungai Durian.

2. Untuk mengetahui gambaran paritas pengguna IUD di Puskesmas

Sungai Durian.

3. Untuk mengetahui gambaran efek samping pengguna IUD di

Puskesmas Sungai Durian.

4. Untuk mengetahui gambaran riwayat KB sebelumnya pengguna

IUD di Puskesmas Sungai Durian.

5. Untuk mengetahui gambaran dukungan suami pengguna IUD di

Puskesmas Sungai Durian.

6. Untuk mengetahui gambaran peran petugas pengguna IUD di

Puskesmas Sungai Durian.

7. Untuk mengetahui gambaran pengambilan keputusan pengguna

IUD di Puskesmas Sungai Durian.

Page 17: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

7

I.4 Manfaat Penelitian

I.4.1 Manfaat bagi PUS

Diharapkan dapat memberikan informasi dan meningkatkan

pengetahuan tentang pentingnya menggunakan KB

I.4.2 Institusi Pendidikan

Sebagai informasi atau masukan bagi akademik dalam kegiatan

perkuliahan maupun penunjang bagi penelitian selanjutnya.

I.4.3 Manfaat bagi institusi terkait

Sebagai bahan masukkan bagi pemerintah mengenai pentingnya

melakukan menggunakan KB terutama menggunakan IUD, sehingga

pemerintah dapat melakukan penyuluhan-penyuluhan kepada keluarga

di Indonesia agar dapat menggunakan KB dengan baik.

I.4.3 Manfaat bagi peneliti selanjutnya.

Peneliti dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat di bangku kuliah ke

dalam bentuk penelitian dan sebagai bahan tambahan ilmu pengetahuan

di luar dan mengembangkan ilmu yang ada.

Page 18: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

8

I.5 Keaslian Penelitian

Tabel di bawah ini penjelasan tentang keaslian penelitian :

Tabel I.1

Keaslian Penelitian

N

o

Nama Judul Metode dan

variabel

Hasil Penelitian Perbedaan

1 Ratih Dwi

Arini (2015)

Hubungan Antara

Dukungan Suami

Dan Pengetahuan

Ibu Dengan

Pemilihan Alat

Kontrasepsi Intra

Uterine Device (Iud) Di

Puskesmas

Polokarto

Kabupaten

Sukoharjo

Penelitian ini

merupakan

penelitian

kuantitatif

dengan desain

penelitian Case

Control. Variabel

yang digunakan

yaitu

pengetahuan dan

dukungan suami

Berdasarkan hasil

dengan uji Chi-

square menunjukkan

bahwa ada hubungan antara

pengetahuan ibu dan

sukungan suami

dengan pemilihan

kontrasepsi IUD

Penelitian ini

menggunakan kuantitatif

dengan desain penelitian

Case Control sedangkan

peneli hanya

menggunakan deskriftif

atau gambaran

penggunakan KB IUD.

2 Aniswatin

Sa’adah

(2013)

Hubungan

Dukungan Suami

Dengan Pemilihan

Metode

Kontrasepsi

IUD Di Bidan

Praktik Mandiri

Kecamatan

Gunungpati Kota

Semaran

penelitian

korelasional

dengan

menggunakan

pendekatan Cross

Sectional

Ada hubungan

bermakna antara

dukungan suami

dengan pemilihan

alat kontrasepsi

IUD di BPM Neni

Rumuni, S.SiT

Kecamatan

Gunugnpati Kota

Semarang didapat p

value <

0,0).

Penelitian meneliti

tentang dukungan suami

terhadap penggunaan

IUD Post Plasenta

sedangkan penelitian ini

meneliti tentang variabel,

usia, paritas, pekerjaan,

penghasilan, riwayat

penyakit, efek samping,

riwayat kb sebelumnya,

dukungan suami, peran

petugas dan pengambilan

keputusan penggunaan

IUD

3 Nana

Aldriana

(2013)

Faktor-Faktor

Yang

Berhubungan

Dengan

Penggunaan Alat

Kontrasepsi Dalam

Rahim (AKDR) Di

Wilayah Kerja

Puskesmas

Kabun Kabupaten

Rokan Hulu Tahun

2013

studi kasus

kontro dengan

menggunakan

pendekatan Cross

Sectional

terdapat hubungan

sebab

akibat antara

dukungan suami,

jumlah anak hidup,

pengetahuan dan

sikap tenaga

kesehatan dengan

penggunaan AKDR,

Penelitian meneliti

tentang dukungan suami,

jumlah anak hidup,

pengetahuan dan sikap

sedangkan penelitian ini

meneliti tentang variabel,

usia, paritas, pekerjaan,

penghasilan, riwayat

penyakit, efek samping,

riwayat kb sebelumnya,

dukungan suami, peran

petugas dan pengambilan

keputusan penggunaan

IUD

Page 19: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Program Keluarga Berencana ( KB )

Keluarga Berencana menurut WHO (World Health Organisation)

adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami isteri untuk

(Anggraeni & Martini, 2011) :

a. Mendapatkan objektif - objektif tertentu.

b. Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan.

c. Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan.

d. Mengatur interval di antara kelahiran.

e. Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami

isteri.

f. Menentukan jumlah anak dalam keluarga.

Sasaran utama dari pelayanan KB adalah Pasangan Usia Subur (PUS).

Pelayanan KB diberikan di berbagai unit pelayanan baik oleh pemerintah

maupun swasta dari tingkat desa hingga tingkat kota dengan kompetensi yang

sangat bervariasi. Pemberi layanan KB antara lain adalah Rumah Sakit,

Puskesmas, dokter praktek swasta, bidan praktek swasta dan bidan desa.

Jenis alat/obat kontrasepsi antara lain kondom, pil KB, suntik KB, IUD,

implant, vasektomi, dan tubektomi. Untuk jenis pelayanan KB jenis kondom

dapat diperoleh langsung dari apotek atau toko obat, pos layanan KB dan

kader desa. Kontrasepsi suntik KB sering dilakukan oleh bidan dan dokter

10

Page 20: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

10

sedangkan kontrasepsi jenis, IUD, implant dan vasektomi /tubektomi harus

dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih dan berkompeten.

Kebijakan Keluarga Berencana (KB) bertujuan untuk mengendalikan

pertumbuhan penduduk melalui usaha penurunan tingkat kelahiran.

Kebijakan KB ini bersama-sama dengan usaha-usaha pembangunan yang lain

selanjutnya akan meningkatkan kesejahteraan keluarga. Upaya menurunkan

tingkat kelahiran dilakukan dengan mengajak pasangan usia subur (PUS)

untuk berkeluarga berencana. Sementara itu penduduk yang belum memasuki

usia subur (Pra-PUS) diberikan pemahaman dan pengertian mengenai

keluarga berencana. Untuk menunjang dan mempercepat pencapaian tujuan

pembangunan KB telah ditetapkan beberapa kebijakan, yaitu perluasan

jangkauan, pembinaan terhadap peserta KB agar secara terus menerus

memakai alat kontrasepsi, pelembagaan dan pembudayaan NKKBS serta

peningkatan keterpaduan pelaksanaan keluarga berencana. Selanjutnya untuk

mendukung pelaksanaan kebijakan tersebut terus dimantapkan usaha-usaha

operasional dalam bentuk upaya pemerataan pelayanan KB, peningkatan

kualitas baik tenaga, maupun sarana pelayanan KB, penggalangan

kemandirian, peningkatan peran serta generasi muda, dan pemantapan

pelaksanaan program di lapangan.

Page 21: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

11

II.2 . Alat Kontrasepsi Dalam Rahim ( AKDR / IUD )

II.2.1. Pengertian IUD ( Intra Uterine Device )

Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR / IUD ) merupakan alat

kontrasepsi yang dipasang dalam rahim yang relatif lebih efektif bila

dibandingkan dengan metode pil, suntik dan kondom. Efektifitas

metode IUD antara lain ditunjukkan dengan angka kelangsungan

pemakaian yang tertinggi bila dibandingkan dengan metode tersebut

diatas (Abdul, 2006).

Alat kontrasepsi dalam rahim terbuat dari plastik elastik,

dililit tembaga atau campuran tembaga dengan perak. Lilitan logam

menyebabkan reaksi anti fertilitas dengan waktu penggunaan dapat

mencapai 2-10 tahun, dengan metode kerja mencegah masuknya

sprematozoa/sel mani ke dalam saluran tuba. Pemasangan dan

pencabutan alat kontrasepsi ini harus dilakukan oleh tenaga medis

(dokter atau bidan terlatih), dapat dipakai oleh semua perempuan

usia reproduksi namun tidak boleh dipakai oleh perempuan yang

terpapar infeksi menular seksual (Saifuddin, 2006).

II.2.2. Jenis IUD

Jenis IUD yang dipakai di Indonesia antara lain adalah (Saifuddin,

2006) :

a. Copper-T

IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen dimana pada

bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan

Page 22: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

12

tembaga halus ini mempunyai efek anti fertilitas (anti

pembuahan) yang cukup baik.

b. Copper-7

IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan

pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang

vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga luas

permukaan 200 mm2, fungsinya sama dengan lilitan tembaga

halus pada IUD Copper-T.

c. Multi load

IUD ini terbuat dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri

dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjang dari ujung

atas ke ujung bawah 3,6 cm. Batang diberi gulungan kawat

tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm

2 untuk

menambah efektifitas.

Ada tiga jenis ukuran multi load yaitu standar, small, dan mini.

d. Lippes loop

IUD ini terbuat dari polyethelene, berbentuk huruf spiral atau

huruf S bersambung. Untuk memudahkan kontrol, dipasang

benang pada ekornya. Lippes loop terdiri dari 4 jenis yang

berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A

berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5 mm (benang hitam),

tipe C berukuran 30 mm (benang kuning) dan tipe D berukuran

30 mm dan tebal (benang putih). Lippes loop mempunyai angka

Page 23: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

13

kegagalan yang rendah. Keuntungan dari pemakaian IUD jenis ini

adalah bila terjadi perforasi, jarang menyebabkan luka atau

penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastik.

II.2.3. Cara Kerja IUD

Cara kerja dari IUD antara lain yaitu :

a) Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii.

b) Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai cavum uteri.

c) Mencegah sperma dan ovum bertemu dengan membuat sperma

d) sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan

mengurangi

e) sperma untuk fertilisasi.

f) Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus.

II.2.4. Keuntungan dan Kelemahan IUD

Adapun keuntungan dari penggunaan alat kontrasepsi IUD yakni

(Nisa, 2011):

a) Sangat efektif. 0,6 - 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1

tahun pertama (1 kegagalan dalam 125 - 170 kehamilan).

b) IUD dapat efektif segera setelah pemasangan.

c) Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan

tidak perlu diganti).

d) Tidak mempengaruhi hubungan seksual.

e) Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat.

Page 24: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

14

f) Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut

untuk hamil.

g) Tidak ada efek samping hormonal dengan CuT-380A.

h) Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI

i) Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau abortus (apabila

tidak terjadi infeksi).

j) Dapat digunakan sampai menapouse (1 tahun atau lebih setelah

haid terakhir).

k) Tidak ada interaksi dengan obat-obat.

Sedangkan kelemahan dari penggunaan IUD yaitu :

a) Efek samping yang umum terjadi, seperti : perubahan siklus

haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang

setelah 3 bulan), haid lebih lama dan banyak, perdarahan antar

mensturasi, saat haid lebih sakit.

b) Komplikasi lain: merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari

setelah pemasangan, perdarahan berat pada waktu haid atau

diantaranya yang memungkinkan penyebab anemia, perforasi

dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangan benar).

c) Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS.

d) Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau yang

sering berganti pasangan.

e) Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan

IMS memakai IUD, PRP dapat memicu infertilitas.

Page 25: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

15

f) Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelviks diperlukan

dalam pemasangan IUD.

g) Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah

pemasangan IUD. Biasanya menghilang dalam 1 - 2 hari

h) Pencabutan IUD hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan

(dokter atau bidan) yang terlatih.

i) Mungkin IUD keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi

apabila IUD dipasang segera setelah melahirkan)

j) Perempuan harus memeriksa posisi benang IUD dari waktu ke

waktu.

II.2.5. Waktu Penggunaan IUD

Penggunaan IUD sebaiknya dilakukan pada saat (Saifuddin, 2010):

a. Setiap waktu dalam siklus haid, yang dapat dipastikan klien

tidak hamil.

b. Hari pertama sampai ke-7 siklus haid.

c. Segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama atau setelah 4

minggu pascapersalinan; setelah 6 bulan apabila menggunakan

metode amenorea laktasi (MAL).

d. Setelah terjadinya keguguran (segera atau dalam waktu 7 hari)

apabila tidak ada gejala infeksi.

e. Selama 1 sampai 5 hari setelah sanggama yang tidak dilindungi.

Page 26: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

16

II.2.6. Waktu Kontrol IUD

Kelemahan dari penggunaan IUD adalah perlunya kontrol kembali

untuk memeriksa posisi benang IUD dari waktu ke waktu. Waktu

kontrol IUD yang harus diperhatikan adalah (Afandi dkk, 2011) :

a. 1 minggu setelah pemasangan

b. 1 bulan pasca pemasangan

c. 3 bulan kemudian

d. setiap 6 bulan berikutnya

e. bila terlambat haid 1 minggu

f. perdarahan banyak atau keluhan istimewa lainnya

II.3 Faktor-Faktor yang dapat mempengaruhi dengan penggunaan

kontrasepsi IUD

Faktor keputusan konsumen untuk menggunakan alat kontrasepsi IUD

tidak terlepas dari faktor perilaku yang dimiliki oleh masing-masing individu.

Adapun faktor-faktor yang merupakan penyebab perilaku dapat dijelaskan

dengan teori Green yang dibedakan dalam tiga jenis yaitu (Notoatmodjo,

2010):

1. Faktor pemudah (predisposing factors)

Faktor pemudah mencakup pendidikan, pengetahuan, sikap, kepercayaan,

keyakinan, nilai-nilai dan persepsi berkenaan dengan motivasi seseorang

atau kelompok untuk bertindak.

Page 27: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

17

2. Faktor pendukung (enabling factor)

Faktor pendukung yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau

tidaknya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan.

3. Faktor pendorong (reinforsing factor)

Faktor pendorong yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas

kesehatan, adanya dukungan keluarga.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa perilaku seseorang atau masyarakat

tentang kesehatan ditentukan oleh umur, pendidikan, pengetahuan, dan sikap

masyarakat yang bersangkutan. Disamping itu, adanya dukungan yang kuat

dari keluarga terhadap kesehatan juga akan mendukung dan memperkuat

perilaku.

Menurut Mubarak (2011), terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi

penggunaan kontrasepsi IUD adalah; pengetahuan, biaya, pendidikan,

dukungan suami dan dukungan petugas kesehatan. Dalam penelitian ini,

penulis hanya membahas variabel yang diteliti yaitu:

II.3.1. Usia

wanita di 30 tahun keatas juga biasanya banyak memilih

menggunakan IUD. Sebagian besar WUS yang menggunakan IUD

pada usia lebih dari 30 tahun mereka memiliki kekhawatiran untuk

mengalami kehamilan karena akan memiliki risiko tinggi (Fajrin,

2014). Oleh sebab itu, wanita muda cenderung menggunakan cara

KB suntik dan pil, sementara wanita yang lebih tua cenderung

Page 28: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

18

memilih kontrasepsi IUD (Sumini, 2009). Penelitian menunjukkan

bahwa terdapat hubungan antara umur dengan keluhan kesehatan

pada penguna kontrasepsi. Suatu penelitian yang dilakukan Igwegbe

dan Ugboaja (2010) di Nigeria mengemukakan bahwa ada hubungan

yang signifikan antara umur dengan keluhan kesehatan, yakni

masalah haid tidak teratur pada pengguna kontrasepsi suntik

progestin (p=0,000). Tingkat estradiol yang rendah dapat

mengakibatkan perubahan pola perdarahan yang tidak teratur

(spotting)menjadi amenore atau oligomenore (Pamuji, 2008)

II.3.2. Paritas

Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup atau jumlah anak yang

dimiliki oleh seorang wanita. Faktor paritas memiliki pengaruh

terhadap persalinan dikarenakan Ibu hamil memiliki risiko lebih tinggi

untuk mengalami gangguan selama masa kehamilannya terlebih pada

ibu yang pertama kali mengalami masa kehamilan. Jarak kehamilan

yang < 24 bulan akan lebih besar berisiko terjadi preeklampsia berat

dibandingkan dengan jarak kehamilan > 24 bulan. (Langelo dkk,

2012).

Pada nulipara frekuensi pre eklampsia lebih tinggi bila

dibandingkan dengan multipara, terutama nulipara muda. Pengaruh

paritas sangat besar karena hampir 20% nulipara menderita hipertensi

sebelum, selama bersalin, atau masa nifas dari pada multipara

kemungkinan karena terpapar villi khorialis untuk pertama kalinya.

Page 29: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

19

Pada ibu-ibu primi muda sering terjadi penyakit-penyakit pada

kehamilan dan persalinan, sehingga meningkatkan resiko terjadinya

hambatan pertumbuhan janin dalam kandungan (Cuningham, 2002).

Berdasarkan jumlahnya, maka paritas seorang wanita dapat

dibedakan menjadi:

a. Nullipara Adalah wanita yang belum pernah melahirkan sama

sekali

b. Primipara Adalah wanita yang telah pernah melahirkan sebanyak

satu kali

c. Multipara Adalah wanita yang telah melahirkan sebanyak dua

hingga empat kali

d. Grandemultipara dalah wanita yang telah melahirkan sebanyak

lima kali atau lebih

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Handayani (2012) yang

melakukan penelitian pada ibudi Desa Rambigundam Kabupaten

Jember dimana sebagian besar responden terbanyak yaitu ibu dengan

usia dewasa muda sebanyak 86%

II.3.3 Dukungan Suami

Dukungan keluarga didefinisikan oleh Gottlieb (dalam

Suparyanto, 2012) yaitu informasi verbal, sasaran, bantuan yang

nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh orang-orang yang akrab

dengan subjek yang berupa kehadiran dan hal yang dapat

memberikan keuntungan emosional atau pengaruh pada tingkah laku

Page 30: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

20

penerimaannya. Dukungan keluarga adalah keberatan, kesedihan,

kepedulian dari orang-orang yang dapat diandalkan, menghargai dan

menyayangi kita. Dukungan suami berperan penting dalam

pemasangan IUD untuk mencegah kehamilan

Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga

mempunyai tugas dibidang kesehatan yang perlu dipahami dan

dilakukan. Friedman (dalam Suparyanto, 2012) membagi 5 tugas

keluarga dalam bidang kesehatan yang harus dilakukan, yaitu:

1. Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya

Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara

tidak langsung menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga,

maka apabila menyadari adanya perubahan perlu segera dicatat

kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi dan seberapa besar

perubahannya.

2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi

keluarga.

Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari

pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan

pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai

kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga

maka segera melakukan tindakan yang tepat agar masalah

kesehatan dapat dikurangi atau bahkan teratasi. Jika keluarga

Page 31: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

21

mempunyai keterbatasan seyoganya meminta bantuan orang lain

dilingkungan sekitar keluarga.

3. Memberikan keperawatan anggotanya yang sakit atau yang tidak

dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya terlalu

muda. Perawatan ini dapat dilakukan dirumah apabila keluarga

memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan

pertama atau kepelayanan kesehatan untuk memperoleh tindakan

lanjutan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi.

4. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan

kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.

5. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan

lembaga kesehatan (pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada).

Keberhasilan dalam peroses menyusu juga ditentukan oleh

peran ayah atau anggota keluarga yang lain. Peran keluarga adalah

menciptakan situasi yang memungkinkan pemberian IMD berjalan

dengan lancar. Sebelum kehamilan, bahkan saat istri sedang hamil,

calon ayah dapat membaca literatur yang berkaitan tentang

kehamilan, perawatan, pengasuhan bayi serta tentang pemberian ASI

(Maritalia, 2012).

Pada akhirnya dukungan sang suami dalam bentuk dukungan

emosional dan bantuan praktis merupakan dukungan paling berarti

bagi ibu. Ibu akan merasa bahwa bukan dirinya saja yang

Page 32: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

22

bertanggung jawab dalam proses menyusu, melainkan seluruh

keluarganya.

Bersaearkan penelitian yang dilakaukan oleh Nurcahyanti

(2013) bahwa didapatkan hasil p-value 0,033 < α = 0,05 disimpulkan

bahwa ada hubungan yang signifikan antara dukungan suami dalam

pemilihan metode kontrasepsi jangka panjang pada ibu akseptor KB

berusia lebih dari 35 tahun di Desa Sidomukti Kecamatan

Bandungan kabupaten Semarang.

II.3.4 Dukungan Petugas Kesehatan

Aktivitas bidan untuk memberi informasi penting dan

nasehat tentang KB yang tepat. Bidan dapat memberi saran kepada

seorang wanita tentang pilihan-pilihan kontrasepsi atau dapat pula

seorang bidan dilibatkan dalam memfasilitasi penggunaan metode

kontrasepsi tertentu. Beberapa contoh peran bidan dalam keluarga

berencana yang dapat dilakukan pada ibu postpartum adalah

memberikan saran kepada ibu tentang metode KB yang paling cocok

untuk ibu (mempertimbangkan semua faktor fisik, social dan

budaya); memastikan bahwa wanita mudah mencapai fasilitas KB,

dan menginformasikan kepada wanita tentang waktu yang optimal

untuk menggunakan metode kontrasepsi yang dipilih (Henderson &

Jones, 2005).

Salah satu langkah dalam memberikan informasi kepada

masyarakat yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan ialah dengan

Page 33: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

23

cara memberikan penyuluhan kepada masyarakat secara intensif,

terutama yang ditujukan kepada masyarakat yang datang keklinik

dan masyarakat di lingkungan klinik (Sulistyawati, 2011).

Menurut Saifuddin et al (2010), Kenyataan yang ada di

lapangan adalah tidak semua sarana kesehatan dapat dijangkau oleh

klien. Oleh karena itu untuk memberikan informasi kepada klien

tentang Keluarga Berencana dapat dilakukan pada dua jenis tempat

pelayanan, yaitu :

a. Non klinik (di lapangan)

Dilaksanakan oleh para petugas dilapangan yaitu PPLKB,

PLKB, PKB, PPKBD, Sub PPKBD, dan kader yang sudah

mendapatkan pelatihan konseling yang sesuai standar. Tugas

utama dipusatkan pada pemberian informasi KB, baik dalam

kelompok kecil maupun secara perorangan. Adapun informasi

yang diberikan mencakup :

a) Pengertian manfaat perencanaan keluarga

b) Proses terjadinya kehamilan/reproduksi sehat.

c) Informasi berbagai kontrasepsi yang benar dan lengkap (cara

kerja, manfaat, kemungkinan efek samping, komplikasi,

kegagalan, kontra indikasi, tempat kontrasepsi bisa diperoleh,

rujukan, serta biaya).

Page 34: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

24

b. Di klinik

Dilaksanakan oleh petugas medis dan paramedis terlatih di klinik

yaitu dokter, bidan, perawat serta bidan desa. Pelayanan

konseling yang dilakukan dalam rangka memberikan informasi

tentang Keluarga Berencana diupayakan agar diberikan secara

perorangan di ruangan khusus. Pemberian informasi di klinik

dilakukan untuk melengkapi dan sebagai pemantapan informasi

yang diberikan di lapangan, mencakup hal-hal berikut :

a) Memberikan informasi KB yang lebih rinci sesuai dengan

kebutuhan klien.

b) Memastikan bahwa kontrasepsi pilihan klien telah sesuai

dengan kondisi kesehatan klien.

c) Membantu klien memilih kontrasepsi lain seandainya yang

dipilih ternyata tidak sesuai dengan kondisi kesehatannya.

d) Merujuk klien seandainya kontrasepsi yang dipilih tidak

tersedia di klinik atau jika klien membutuhkan bantuan medis

dari ahli seandainya dalam pemeriksaan ditemui masalah

kesehatan lain.

Berdasarkan penelitian yang dilakuan oleh ranaswati (2014)

bahwa ada perbedaaan dukungan petugas kesehatan antara

pemakaian alat kontrasepsi IUD dan Pil dengan nilai p=0,000.

Page 35: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

25

II.3.5 Efek samping IUD

Efek samping yang sering dijumpai pada pemakaian kontrasepsi

IUD umumnya tidak berbahaya, sedangkan efek yang serius jarang

terjadi. Leveno (2009) dan Darmani (2003) mengungkapkan

berbagai efek samping yang terjadi pada penggunaan kontrasepsi

IUD, efek samping tersebut ialah:

1. Perforasi uterus

Efek samping paling awal adalah efek yang berkaitan dengan

pemasangan. Efek samping tersebut antara lain adalah

perforasi uterus yang dapat terjadi secara klinis nyata atau

tersamar sewaktu memasang sonde atau memasukkan

kontrasepsi IUD. Frekuensi komplikasi ini bergantung pada

keterampilan pemasang dan tindakan pencegahan. Perforasi

dapat partial dimana sebagian kontrasepsi IUD masih berada

didalam uterus atau komplit dimana seluruh bagian kontrasepsi

IUD masuk kedalam cavum abdomen.

2. Kram dan perdarahan uterus

Kram dan perdarahan uterus kemungkinan besar timbul segera

setelah pemasangan dan menetap dalam waktu yang berbeda-

beda. Pada keadaan ini kontrasepsi IUD tidak perlu dilepaskan

kecuali bila perdarahan terus berlangsung sampai lebih dari 8-10

minggu. Kram dapat dikurangi dengan pemberian obat anti

inflamasi nonsteroid sekitar 1 jam sebelum pemasangan.

Page 36: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

26

3. Menoragia

Pengeluaran darah selama haid biasanya meningkat dua kali

lipat pada pemakaian Copper T 380A dan dapat sedemikian

banyak sehingga menyebabkan anemia defisiensi besi.

4. Infeksi

Infeksi panggul, aborsi septik, dan abses tubo-ovarium

dapat terjadi pada pemakian kontrasepsi IUD. Jika dicurigai

terjadi infeksi, alat harus dikeluarkan dan wanita yang

bersangkutan diterapi dengan antibiotik. Karena adanya risiko

sterilisasi akibat infeksi panggul yang parah, pemakaian

kontrasepsi IUD tidak dianjurkan bagi wanita berusia kurang

dari 25 tahun atau paritas rendah. Setelah pemasangan kontrasepsi

IUD, terjadi peningkatan kecil risiko infeksi panggul hingga 20

hari pertama. Risiko utama infeksi adalah disebabkan oleh

pemasangan dan tidak meningkat seiring dengan pemakaian

jangka panjang.

5. Kehamilan dengan AKDR dalam uterus

Kehamilan biasanya terjadi pada tahun pertama insersi.

Pada keadaan ini mungkin terjadi ekspulsi atau perforasi.

Kehamilan yang terjadi bersamaan dengan adanya kontrasepsi

IUD, dapat menyebabkan abortus spontan atau kehamilan

ektopik. Jika diketahui terdapat kehamilan dengan benang terlihat

keluar dari serviks, AKDR harus dikeluarkan. Tindakan ini akan

Page 37: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

27

membantu mengurangi komplikasi selanjutnya, seperti abortus

pada kehamilan tahap lanjut, sepsis, dan persalinan prematur.

6. Kehamilan ektopik

Karena kontrasepsi IUD tidak dapat diandalkan untuk

mencegah kehamilan diluar uterus, maka wanita yang memang

berisiko tinggi mengalami kehamilan ektopik seperti mereka

yang mempunyai riwayat kehamilan ektopik atau pembedahan

tuba sebaiknya tidak menggunakan kontrasepsi IUD.

7. Nyeri perut bawah

Nyeri perut bawah dan kejang dapat terjadi pada saat insersi

kontrasepsi IUD atau beberapa hari sesudahnya. Biasanya nyeri

hanya terjadi pada bulan pertama setelah pemasangan dan

selanjutnya akan menghilang.

8. Keputihan

Pada pemakaian kontrasepsi IUD sering dijumpai adanya

keputihan vagina. Keputihan yang berlebihan mungkin

disebabkan oleh reaksi organ genital terhadap benda asing yang

biasanya terjadi dalam beberapa bulan petama setelah insersi.

9. Dismenore (nyeri saat haid)

Dismenore didefinisikan sebagai menstruasi yang terasa nyeri.

Rasa nyeri sering digambarkan sebagai nyeri kram pada

abdomen bagian bawah yang terjadi selama haid (William, 2004).

Tidak semua wanita yang menggunakan kontrasepsi IUD akan

Page 38: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

28

menderita nyeri haid, biasanya terjadi pada wanita yang

sebelumnya memang sering mengalami disminorea.

10. Dispareunia (nyeri saat koitus)

Dispareunia adalah timbulnya nyeri selama atau setelah koitus.

Dispareunia dapat fisiologis atau psikologis. Wanita jarang

merasakannya, seringkali pihak suami mengeluh sakit karena

benang yang panjang atau cara pemotongan benang yang runcing.

11. Ekspulsi

Ekspulsi adalah lepas atau keluarnya kontrasepsi IUD dari

dalam rahim. Setelah insersi kontrasepsi IUD dapat terjadi

kontraksi uterus yang dapat mendorong keluarnya kontrasepsi

IUD sehingga terjadi ekspulsi. Ekspulsi sering dijumpai pada

masa tiga bulan pertama setelah insersi, setelah satu tahun

angka ekspulsi akan berkurang.

Efektivitas penggunaan kontrasepsi IUD sangat

tinggi untuk mencegah kehamilan dalam jangka waktu lama

yaitu sebesar 98% -100%. Efektivitas dari penggunaan metode

kontrasepsi IUD dinyatakan dalam angka kontinuitas yaitu berapa

lama kontrasepsi IUD tetap berada di dalam uterus tanpa ekspulsi

spontan, terjadinya kehamilan, dan pengangkatan atau pengeluaran

karena alasan-alasan medis atau pribadi. Efektivitas dari

bermacam-macam kontrasepsi IUD tergantung pada kontrasepsi

IUD yaitu ukuran, bentuk, mengandung Cu atau progesteron,

Page 39: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

29

serta bergantung dari akseptornya yaitu umur, paritas, dan

frekuensi senggama (Hartanto, 2004).

II.8 Kerangka Teori

Gambar II.1 Kerangka Teori

Sumber :Modifikasi Teori Nisa (2011), Saifuddin (2010)

Faktor mempengaruhi

1. Usia,

2. Paritas,

3. Efek samping,

4. Riwayat KB sebelumnya

5. Dukungan suami

6. Dukungan petugas kesehatan

7. Pengambilan keputusan

Keuntungan

a) Sangat efektif. 0,6 - 0,8 kehamilan/100

perempuan dalam 1 tahun pertama

b) IUD dapat efektif segera setelah pemasangan.

c) Metode jangka panjang

d) Tidak mempengaruhi hubungan seksual.

e) Sangat efektif karena tidak perlu lagi

mengingat-ingat.

f) Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak

perlu takut untuk hamil.

g) Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau

abortus (apabila tidak terjadi infeksi).Dapat

digunakan sampai menapouse (1 tahun atau

lebih setelah haid terakhir).

Kelemahan

a) Efek samping yang umum terjadi,

b) Komplikasi lain

c) Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS.

d) Tidak baik digunakan pada perempuan dengan

IMS atau yang sering berganti pasangan.

e) Penyakit radang panggul terjadi

Waktu penggunaan

a. Setiap waktu dalam siklus haid, yang dapat

dipastikan klien tidak hamil.

b. Hari pertama sampai ke-7 siklus haid.

c. Segera setelah melahirkan,

d. Setelah terjadinya keguguran

e. sanggama yang tidak dilindungi.

penggunaan

kontrasepsi

IUD

Page 40: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

30

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL

III.1 Kerangka Konsep

Variabel Bebas Variabel Terikat

Gambar III.1 Kerangka Konsep

III.2 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini yaitu usia, paritas, riwayat penyakit,

efek samping, riwayat kb sebelumnya, dukungan suami, peran petugas dan

pengambilan keputusan penggunaan IUD

Paritas

penggunaan kontrasepsi

IUD pada semua

peserta KB

Dukungan Suami

Peran Petugas

kesehatan

Usia

Efek samping

Riwayat KB

sebelumnya

Pengambilan

Keputusan IUD

Page 41: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

31

III.3 Definisi Operasional

Tabel III.1

Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala

1.

Usia Responden yang

memiliki usia terhitung

mulai saat dilahirkan

sampai penelitian/

pengolahan data

Wawancara Kuesioner 1. Berisiko, jika

usia <20 atau

>35 tahun

2. Tidak

berisiko, jika

usia = 20-35

tahun

Ordinal

2.

Paritas Banyaknya kelahiran

hidup atau jumlah anak

yang dimiliki oleh

responden

Wawancara Kuesioner 1. Primipara

(wanita yang

telah pernah

melahirkan

sebanyak satu

kali)

2. Multipara

(wanita yang

telah

melahirkan

sebanyak dua

hingga empat

kali)

3. Grandemultipara

(wanita yang

telah melahirkan

sebanyak lima

kali atau lebih)

Ordinal

3

Efek

samping

Adanya efek samping

yang dirasakan

responden saat

menggunakan KB IUD

Wawancara Kuesioner 1. Ada 2. Tidak

Nominal

4

Riwayat

KB

Pernah menggunakan

KB lain sebelum

menggunakan KB IUD

Wawancara Kuesioner 1. Ada 2. Tidak

Nominal

5 Dukungan

Suami

Upaya suami yang

mempunyai kemampuan

memutuskan untuk

menentukan tindakan

meliputi dukungan,

menyarankan,

Wawancara Kuesioner 1) Mendukung (jika

> 2,62)

2) Tidak

mendukung (jika

< 2,62)

Ordinal

Page 42: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

32

mengantarkan, biaya,

dan mengingatkan untuk

pemasangan kontrasepsi

IUD

Peran

petugas

kesehatan

Upaya petugas dalam

melayani responden

dalam penggunaan

kontrasepsi IUD meliputi

tempat pelayanan,

mendapatkan informasi,

memberikan pelayanan,

cara pakai, keuntungan

dan kerugian, efek

samping.

Wawancara Kuesioner 1. Kurang Mendukung

jika salah satu

menjawab tidak

2. Mendukung jika

semua jawaban

ya

Ordinal

Page 43: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

33

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

IV.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam rancanga deskritif

observasional dengan pendekatan Cross Sectional yaitu suatu penelitian

yang mempelajari hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat,

dimana dilakukan observasi atau pengukuran variabel sekali dan sekaligus

pada waktu yang sama (Riyanto, 2011).

IV.2 Waktu dan tempat Penelitian

Waktu penelitian mulai pada bulan November 2017, dengan tempat

di wilayah Kerja Puskesmas Puskesmas Sungai Durian

IV.3 Populasi dan Sampel

IV.3.1 Populasi

Penelitian ini dilakukan pada semua peserta KB yang ada di

Puskesmas Sungai Durian tahun 2017 berjumlah sebanyak 64 orang.

IV.3.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah total populasi sampling,

karena sampel penelitian jumlahnya dibawah 100 maka diambil semua

dan apabila lebih dari 100 maka ditentukan menurut persentase dari

jumlah populasi (Arikunto, 2010). Karena populasi dari penelitian ini

33

Page 44: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

34

kurang dari 100 maka seluruh populasi atau semua peserta KB yang

ada di Puskesmas Sungai Durian tahun 2017 berjumlah. Sedangkan

penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

total population dimana semua populasi dijadikan sebagai sampel,

sehingga jumlah sampelnya adalah semua peserta KB yang ada di

Puskesmas Sungai Durian tahun 2017 berjumlah 32 orang.

1. Inklusi

a. Ibu peserta KB.

b. Ibu yang tinggal di wilayah Kerja Puskesmas Sungai Durian

c. Ibu setuju untuk melakukan wawancara

2. Eksklusi

a. Ibu yang tinggal di luar wilayah kerja Puskesmas Sungai Durian

b. Ibu bukan pesarta KB

c. Tidak bisa berkomunikasi dengan baik

IV.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data terdiri dari :

1.Data Primer

Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan komunikasi

langsung kepada responden tentang riwayat penyakit, efek samping dan

riwayat KB dan penggunaan IUD dengan mengunakan alat bantu

kuesioner.

Page 45: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

35

2. Data Sekunder

Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

yang diperoleh di wilayah kerja Puskesmas Sungai Durian dan data

sekunder dalam penelitian ini menggunakan data peserta KB.

IV.5 Teknik Pengolahan Data dan Penyajian

IV.5.1 Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data dapat dilakukan sebagai berikut:

1. Editing yaitu: memeriksa kelengkapan data, kesinambungan

data, keseragaman data secara keseluruhan dari variabel-

variabel penelitian

2. Coding yaitu: menklasifikasikan data-data dari variabel

3. Scoring yaitu: memberikan skor terhadap item-item pertanyaan

dari variabel

4. Entry yaitu memasukan data jawaban yang benar yang telah di

skor kedalam program komputer untuk dilakukan

pengelompokan data dengan menggunakan program statistik.

5. Tabulating yaitu: mengelompokkan data variabel kedalam sutu

tabel untuk memudahkan analisis.

Page 46: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

36

IV.5.2 Penyajian data

Untuk memudahkan membaca data, penulis menyajikan

data dalam bentuk tekstual dan tabular, yakni mendiskripsikan

hasil analisa data berdasarkan hasil uji statistik.

IV.6 Teknik Analisa Data.

Setelah dilakukan pengolahan data untuk tahap selanjutnya adalah

analisa data, yakni Analisa univariat yaitu analisis yang menggambarkan

suatu data yang akan dibuat baik sendiri maupun secara kelompok

(Riyanto, 2011).

Page 47: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

37

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

V.1 Hasil Penelitian

V.1.1 Gambaran Umum Lokasi

Puskesmas Sungai Durian merupakan satu dari tiga puskesmas

di wilayah Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya yang

terletak pada koordinat 109º - 22,31 BT dan 0º -21 LS dengan

ketinggian 0 – 1 meter dpl. Luas wilayah Puskesmas Sungai Durian

sekitar 315.587 Km² dengan tingkat kepadatan Penduduk sebesar

0,30/km2. Jumlah penduduk pada tahun 2012 adalah sebesar 95,931

jiwa terdiri dari 14.505 kk dengan rata-rata 6,6 jiwa/kk.

Adapun batas-batas wilayah Kerja Puskesmas Sungai Durian

adalah:

1. Sebelah Timur : berbatasan dengan Desa Sungai Asam

2. Sebelah Barat : berbatasan dengan Desa Sungai Raya

3. Sebelah Utara : berbatasan dengan Kecamatan Sungai

Ambawang

4. Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kecamatan Rasau Jaya

Wilayah kerja Puskesmas mencakup delapan desa binaan, yaitu

Desa Limbung, Arang Limbung, Teluk Kapuas, Kuala Dua, Tebang

Kacang, Sungai Ambangah ditambah dua desa pemekaran pada

tahun 2006 yaitu Desa Mekar Sari dan Desa Madu Sari. Delapan

Page 48: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

38

desa tersebut terdiri atas 29 dusun 64 RW dan 367 RT ditambah

satu daerah relokasi di desa Tebang Kacang .

Jumlah penduduk diwilayah kerja Puskesmas Sui Durian

dari hasil pendataan keluarga pada tahun 2016 sebesar 95.931 jiwa

dengan 14.505 KK Jumlah rumah 19.932 unit, kepadatan hunian

sekitar 3.09. Jumlah penduduk sasaran menurut proyeksi pada tahun

2012 terdiri dari ibu hamil 2.207 orang, ibu bersalin 2.106 orang,

bayi 2.005 orang, Balita 9.234 orang, anak usia 6 – 59 bulan 80,512

orang .

V.1.3 Karakteristik Responden

1. Pekerjaan

Tabel V.3

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan Responden

di Puskesmas Sungai Durian

Pekerjaan Jumlah %

Bekerja 8 25,0

Tidak Bekerja (IRT) 24 75,0

Total 32 100,0

Sumber : Data Primer, Tahun 2017

Berdasarkan tabel di atas proporsi responden berdasarkan

kelompok pekerjaan di Puskesmas Sungai Durian terbanyak adalah

tidak bekerja atau ibu rumah tangga (IRT) adalah 24 responden

(75,0%).

Page 49: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

39

V.1.3 Analisis Univariat

1. Gambaran usia pengguna IUD di Puskesmas Sungai Durian.

Tabel V.1

Distribusi Rata-rata Umur Responden

di Puskesmas Sungai Durian

Berdasarkan hasil tabel data numerik diketahui distribusi

nilai mean yaitu 29,2, median 31,5, standar deviasi (SD) yaitu 6,1

dengan skor terendah 18 dan tertinggi 39.

Tabel V.2

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Responden

di Puskesmas Sungai Durian

Umur Jumlah %

< 20 tahun 2 6,3

20-35 tahun 24 75,0

> 35 tahun 6 18,7

Total 32 100,0

Sumber: Data Primer Tahun 2017

Berdasarkan tabel di atas proporsi responden berdasarkan

kelompok umur terbanyak di Puskesmas Sungai Durian adalah

berumur antara 20-35 tahun sebanyak 24 responden (75,0%).

Variabel Mean Median SD Min Max

Umur 29,9 31,5 6,1 18 39

Page 50: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

40

2. Gambaran paritas pengguna IUD di Puskesmas Sungai Durian

Tabel V.8

Distribusi Frekuensi Dukungan Petugas Kesehatan Responden

di Puskesmas Sungai Durian

Paritas Jumlah (%)

Anak 1 12 37,5

Anak 2-3 18 56,3

Anak > 3 2 6,3

Total 32 100,0 Sumber : Data Primer 2017

Berdasarkan tabel di atas proporsi responden berdasarkan

dukungan petugas keseahatan di Puskesmas Sungai Durian

terbanyak adalah memiliki anak 2-3 sebesar 18 (56,3%).

3. Gambaran efek samping pengguna IUD di Puskesmas Sungai

Durian.

Berdasarkan uji normalitas data penelitian yang terkumpul

diperoleh skor total efek samping responden berdistribusi normal

sehingga pengkategoriannya menggunakan nilai mean (7,75).

Efek samping dikategorikan manjadi 2 yaitu ada jika skor ≥ 7,75

dan tidak ada jika skor < 7,75. Berikut ini distribusi frekuensi

efek samping penggunaan IUD:

Tabel V.8

Distribusi Frekuensi Efek samping penggunaan IUD Responden

di Puskesmas Sungai Durian

Efek samping penggunaan IUD Jumlah (%)

Ada 20 62,5

Tidak Ada 12 37,5

Total 32 100,0 Sumber : Data Primer 2017

Page 51: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

41

Berdasarkan tabel di atas proporsi responden berdasarkan

efek samping penggunaan IUD di Puskesmas Sungai Durian

terbanyak adalah ada sebesar 20 (62,5%).

Tabel V.9

Distribusi Frekuensi Efek samping penggunaan IUD per item

di Puskesmas Sungai Durian

N

o

Efek samping Ya Tidak

f % f %

1 Merasakan Kram dan perdarahan

uterus saat menggunakan KB IUD 27 84,4 5 15,6

2 Pengeluaran darah selama haid

meningkat dua kali lipat (lebih

banyak)

21 65,6 11 34,4

3 Pernah mengalami infeksi selama

menggunakan IUD 32 100,0 0 0

4 Kehamilan pernah terjadi

bersamaan dengan adanya

kontrasepsi IUD

32 100,0 0 0

5 Nyeri dan kejang perut bawah 29 90,6 3 9,4

6 Pada pemakaian kontrasepsi IUD

sering dijumpai adanya keputihan

vagina

31 96,9 1 3,1

7 Menstruasi yang terasa nyeri 8 25,0 24 75,0

8 Timbulnya nyeri selama atau

setelah koitus (hubungan seksual)

32 100,0 0 0

9 Kontrasepsi IUD pernah lepasatau

keluar dari dalam rahim 31 96,9 1 3,1

10 Penah mengalami pendarahan

(ngeflek) di luar siklus menstrubasi 27 84,4 5 15,6

Berdasarkan hasil proporsi analisis efek samping per item

bahwa sebagian besar pernah mengalami infeksi selama

menggunakan IUD, Kehamilan pernah terjadi bersamaan dengan

adanya kontrasepsi IUD dan Timbulnya nyeri selama atau

setelah koitus (hubungan seksual) sebesar 100,0%.

Page 52: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

42

4. Gambaran riwayat KB sebelumnya pengguna IUD di Puskesmas

Sungai Durian.

Tabel V.8

Distribusi Frekuensi riwayat KB Responden

di Puskesmas Sungai Durian

Riwayat Jumlah (%)

Ya 8 25,0

Tidak 24 75,0

Total 32 100,0 Sumber : Data Primer 2017

Berdasarkan tabel di atas proporsi responden berdasarkan

riwayat KB di Puskesmas Sungai Durian terbanyak adalah tidak

ada riwayat pemekaian KB sebelumnya sebesar 24 (75,0%).

5. Gambaran dukungan suami pengguna IUD di Puskesmas Sungai

Durian.

Berdasarkan uji normalitas data penelitian yang terkumpul

diperoleh skor total dukungan suami responden berdistribusi tidak

normal sehingga pengkategoriannya menggunakan nilai median

(2,62). Dukungan petugas kesehatan dikategorikan manjadi 2

yaitu mendukung jika skor ≥ 2,62 dan tidak mendukung jika skor

< 2,62. Berikut ini distribusi frekuensi dukungan petugas

kesehatan:

Page 53: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

43

Tabel V.8

Distribusi Frekuensi Dukungan Suami Responden

di Puskesmas Sungai Durian

Dukungan Suami Jumlah (%)

Tidak mendukung 20 62,5

mendukung 12 37,5

Total 32 100,0 Sumber : Data Primer 2017

Berdasarkan tabel di atas proporsi responden berdasarkan

dukungan suami di Puskesmas Sungai Durian terbanyak adalah

tidak mendukung sebesar 20 (62,5%).

Tabel V.9

Distribusi Frekuensi Dukungan Suami penggunaan IUD per item

di Puskesmas Sungai Durian

N

o

Dukungan Suami Mendukung Tidak

mendukung

f % f %

1 Suami ibu memberikan persetujuan

kepada ibu untuk menggunakan

kontrasepsi IUD

31 96,9 1 3,1

2 Kontrasepsi IUD yang ibu gunakan

disarankan oleh suami ibu 12 37,5 20 62,5

3 Pada saat pemasangan kontrasepsi

IUD, suami ibu ikut mengantar ke

tempat pelayanan

12 37,5 20 62,5

4 Suami ibu peduli mengingatkan

untuk melakukan pemasangan

ulang konrtaasepsi IUD

13 40,6 19 59,4

5 Suami pernah mengeluh

ketidaknyamanan dalam hubungan

seksual setelah ibu menggunakan

IUD

16 50,0 16 50,0

Berdasarkan hasil proporsi analisis dukungan suami per

item bahwa sebagian besar Suami memberikan persetujuan kepada

ibu untuk menggunakan kontrasepsi IUD sebesar 96,9%,

Kontrasepsi IUD yang ibu gunakan tidak disarankan oleh suami

Page 54: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

44

ibu dan Pada saat pemasangan kontrasepsi IUD, suami ibu ikut

mengantar ke tempat pelayanan sebesar 62,5%.

6. Gambaran pengambilan keputusan pengguna IUD di Puskesmas

Sungai Durian.

Tabel V.8

Distribusi Frekuensi Pengambil keputusan penggunaan IUD

di Puskesmas Sungai Durian

Pengambil keputusan penggunaan IUD Jumlah (%)

Aman dan efektif 4 12,5

Saran dari suami, teman dan bidan 10 31,3

Ingin mencoba 4 12,5

Tidak mau minum obat dan suntik setiap

bulan 11 34,3

Tidak mau berat badan naik 2 6,3

Untuk menjaga jarak 1 3,1

Total 32 100,0

Berdasarkan tabel di atas proporsi responden berdasarkan

pengambil keputusan penggunaan IUD di Puskesmas Sungai

Durian sebagian besar melakukan karena tidak mau minum obat

setiap hari dan suntik setiap bulan sebesar 11 (34,3%).

7. Gambaran peran petugas pengguna IUD di Puskesmas Sungai

Durian.

Tabel V.8

Distribusi Frekuensi Dukungan Petugas Kesehatan Responden

di Puskesmas Sungai Durian

Dukungan petugas kesehatan Jumlah (%)

Tidak mendukung 0 0

mendukung 32 100,0

Total 32 100,0 Sumber : Data Primer 2017

Page 55: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

45

Berdasarkan tabel di atas proporsi responden berdasarkan

dukungan petugas keseahatan di Puskesmas Sungai Durian

semuanya mendukung sebesar 32 (100,0%).

Tabel V.9

Distribusi Frekuensi Dukungan petugas kesehatan penggunaan

IUD per item di Puskesmas Sungai Durian

N

o

Dukungan petugas kesehatan Mendukung Tidak

mendukung

f % f %

1 Ibu mendapatkan informasi dengan

lengkap dan jelas tentang metode-

metode kontrasepsi dari pemberi

pelayanan KB IUD

32 100,0 0 0

2 Petugas mampu memberi pelayanan KB

IUD yang sesuai dengan pilihan ibu 32 100,0 0 0

3 Penjelasan petugas tentang cara pakai

alat KB IUD pilihan ibu mudah

dipahami 32 100,0 0 0

4 Petugas memberikan informasi dengan

jelas keuntungan dan kerugian jenis KB

IUD pilihan ibu 32 100,0 0 0

5 Petugas memberikan informasi tentang

efek samping jenis KB IUD pilihan ibu

dengan jelas 32 100,0 0 0

6 Petugas memberikan pelayanan KB

IUD dengan cepat dan tepat 32 100,0 0 0

7 Petugas memberitahukan kapan dan

dimana ibu dapat memperoleh

persediaan KB IUD pilihan ibu 32 100,0 0 0

8 Petugas menjelaskan apa yang harus

dilakukan ibu jika mendapat masalah

dalam pemakaian alat KB IUD yang

dipilih

32 100,0 0 0

9 Petugas memberikan waktu konsultasi

KB IUD yang cukup pada ibu 32 100,0 0 0

10 Petugas memotivasi dan menyakinkan

ibu menggunakan Kontrasepsi IUD 32 100,0 0 0

Berdasarkan hasil proporsi analisis dukungan petugas

kesehatan per item bahwa semua petugas kesehatan mendukung

responden dalam pemakaian kontrasepsi IUD (100,0%).

Page 56: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

46

V.2 Pembahasan

1. Untuk mengetahui gambaran usia pengguna IUD di Puskesmas Sungai

Durian.

Berdasarkan hasil penelirian bahwa proporsi responden

berdasarkan kelompok umur terbanyak di Puskesmas Sungai Durian

adalah berumur antara 20-35 tahun sebanyak 24 responden (75,0%).

Hasil penelitian ini sama dengan Handayani (2012) yang

melakukan penelitian pada ibu di Desa Rambigundam Kabupaten Jember

dimana sebagian besar responden terbanyak yaitu ibu dengan usia dewasa

muda sebanyak 86%.

Rendahnya pemilihan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

dipengaruhi oleh umur responden. Umur responden berpengaruh pada

pemilihan alat kontrasepsi, umur antara 35 tahun lebih merupakan fase

mengakhiri kehamilan yaitu fase tidak ingin hamil lagi diperlukan jika

wanita sudah tidak ingin anak lagi.

Menurut Saifuddin (2010), berdasarkan perencanaan keluarga,

dapat ditentukan fase-fase penggunaan alat kontrasepsi yang ideal. Umur

kurang dari 20 tahun merupakan fase menunda kehamilan, diperlukan

pada wanita yang menikah dengan umur masih muda, umur antara 20

tahun sampai 35 tahun adalah fase menjarangkan kehamilan dengan cara

mengatur jarak kehamilan yang baik yaitu antara 2 sampai 4 tahun, dan

umur antara 35 tahun lebih merupakan fase mengakhiri kehamilan yaitu

Page 57: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

47

fase tidak ingin hamil lagi diperlukan jika wanita sudah tidak ingin anak

lagi.

Sejalan dengan pendapat Kusumaningrum (2009), umur dalam

hubungannya dengan pemakaian kontrasepsi berperan sebagai faktor

intrinsik. Umur berhubungan dengan struktur organ, fungsi faaliah,

komposisi biokimiawi termasuk sistem hormonal seorang wanita.

Perbedaan fungsi faaliah, komposisi biokimiawi, dan sistem hormonal

pada suatu periode umur menyebabkan perbedaan pada kontrasepsi yang

dibutuhkan.

Selain karena faktor umur cukup juga dipengaruhi oleh faktor

jumlah anak. Jumlah anak akan berkaitan dengan tingkat kesejahteraan

suatu keluarga. Sesuai dengan pendapat Juliaan (2010), jumlah anak

berkaitan erat dengan program KB karena salah satu misi dari program KB

adalah terciptanya keluarga dengan jumlah anak yang ideal yakni dua anak

dalam satu keluarga, laki-laki maupun perempuan sama saja. Para wanita

umumnya lebih menyadari bahwa jenis kelamin anak tidak penting

sehingga bila jumlah anak sudah dianggap ideal maka para wanita

cenderung untuk mengikuti program KB.

Menurut Sugiarti Dkk (2012), jumlah anak mulai diperhatikan

setiap keluarga karena berkaitan dengan tingkat kesejahteraan , semakin

banyak anak semakin banyak pula tanggungan kepala keluarga dalam

mencukupi kebutuhan materil selain itu juga untuk menjaga kesehatan

Page 58: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

48

sistem reproduki karena semakin sering melahirkan semakin rentan

terhadap kesehatan ibu.

Adanya kesenjangan antara teori dengan penelitian yang

diperoleh, perempuan yang berusia 20-35 tahun merupakan periode

usia yang paling baik untuk melahirkan. Dengan jumlah anak 2

orang dan jarak antara kehamilan 2-4 tahun, maka dianjurkan untuk

memakai AKDR sebagai pilihan utama. Penelitian ini tidak sejalan

dengan penelitian Maryatun menyatakan ada kecendrungan wanita diatas

35 tahun menggunakan AKDR, sedangkan hasil penelitian diperoleh

mayoritas responden adalah wanita yang berusia 20 -35 tahun

sebanyak 57 orang.

Hal ini dikarenakan usia perkawinan wanita mempunyai pengaruh

bagi perkembangan jumlah penduduk, karena berpengaruh terhadap

fertilitas. Semakin rendah usia kawin pertama semakin besar resiko yang

dihadapi selama masa kehamilan atau melahirkan, baik keselamatan ibu

dan anak. Kondisi ini disebabkan belum matangnya rahim wanita muda

untuk proses berkembangnya janin atau belum siapnya mental menghadapi

proses kehamilan. Umumnya wanita yang menikah pada usia muda

mempunyai waktu yang lebih panjang beresiko untuk hamil. Oleh karena

itu pada masyarakat yang kebanyakan wanitanya melakukan perkawinan

pertama pada umur muda, angka kelahirannya juga lebih tinggi

dibandingkan dengan masyarakat yang wanitanya melakukan perkawinan

pertama kali pada usia lebih tua. Sebaliknya semakin tinggi usia

Page 59: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

49

perkawinan yang melampaui batas yang dianjurkan juga sangat beresiko

pada masa kehamilan di bawah umur (dibawah umur 17 tahun) untuk

wanita.

Penggunaan alat atau cara KB merupakan salah satu upaya untuk

menekan jumlah kelahiran. Proporsi wanita kawin amat penting dalam

mempelajari pola fertilitas, secara teori makin muda umur kawin seorang

wanita maka semakin panjang masa reproduksi, dengan demikian jumlah

anak yang dilahirkan diharapkan makin banyak pula. Dalam hal

pembangunan berstatus kesehatan dan kualitas hidup, semakin banyak

wanita kawin pada umur muda dapat berimplikasi pada buruknya status

kesehatan ibu dan anak. Dampak banyaknya perkawinan dan kehamilan

wanita usia muda terlihat pada tingginya angka kematian ibu karena

melahirkan dan angka kematian bayi.

2. Untuk mengetahuai gambaran paritas pengguna IUD di Puskesmas Sungai

Durian.

Berdasarkan hasil penelitian bahwa proporsi responden

berdasarkan dukungan petugas keseahatan di Puskesmas Sungai Durian

terbanyak adalah memiliki 2-3 anak sebesar 18 (56,3%) dan yang

memeiliki anak 1 yang menggunaka IUD sebesar 37,5%.

Hal ini terjadi karena jumlah anak berkaitan erat dengan program

KB karena salah satu misi dari program KB adalah terciptanya keluarga

dengan jumlah anak yang ideal yakni dua anak dalam satu keluarga, laki-

Page 60: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

50

laki maupun perempuan sama saja. Para wanita umumnya lebih menyadari

bahwa jenis kelamin anak tidak penting sehingga bila jumlah anak sudah

dianggap ideal maka para wanita cenderung untuk mengikuti program KB.

Menurut Sugiarti Dkk (2012), jumlah anak mulai diperhatikan

setiap keluarga karena berkaitan dengan tingkat kesejahteraan , semakin

banyak anak semakin banyak pula tanggungan kepala keluarga dalam

mencukupi kebutuhan materil selain itu juga untuk menjaga kesehatan

sistem reproduki karena semakin sering melahirkan semakin rentan

terhadap kesehatan ibu.

Penelitian ini sejalan yang dilakukan oleh Ramadini (2014) bahwa

ada hubungan antara paritas Ibu dengan pemilihan alat kontrasepsi jangka

panjang di Desa Ngares Kidul kecamatan Gedeg Kabupaten Mojokerto.

Pilihan kontrasepsi yang disesuaikan dengan kebutuhan pada

dasarnya merupakan pilihan akseptor secara sukarela yang didasarkan

pada pertimbangan rasionaldari sudut teknis penggunaan, kondisi medis

dan kondisi sosial ekonomis masing-masing akseptor. Misalnya,

penggunaan kontrasepsi yang ditujukan untuk menjarangkan

kelahirananak dalam beberapa bulan, maka bukan metode implant,

IUD atau sterilisasi tetapi pil yangdianggap rasional. Alasannya karena

metode tersebut bersifat jangka panjang dan kembalinya kesuburan

relatif lama dibanding dengan pil. Menurut asumsi peneliti karena

penggunaan IUD dalam jangka waktu yang panjang (5-10 tahun),

membuat akseptor tidak tertarik untuk menggunakan IUD Dikarenakan

Page 61: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

51

mereka menginnginkan kehamilan dan suatu bukti mayoritas responden

adalah multipara. Sehingga menyebabkan penggunaan KB IUD di

daerah ini tergolong sangat rendah.

Menurut BKKBN (2006) menyatakan bahwa paritas adalah

banyaknya kelahiran hidup yang dipunyai seorang wanita. Klasifikasi

didalam paritas ada 3 yaitu primipara, multipara dan grandemulti.

Multipara adalah seorang wanita yangtelah melahirkan seorang anak lebih

dari satu kali. (Prawirohardjo, 2009).

Berdasarkan teori, umumnya semakin banyak jumlah anak, maka

seorang wanita akan lebih cenderung menggunakan KB untuk membatasi

jumlah anak (Mantra, 2006). Namun tidak menutup kemungkinan pula

pada wanita yang memiliki jumlah anak di bawah 2 turut menggunakan

KB, dengan harapan dapat menunda kelahiran. Seperti yang terjadi pada

penelitian ini, di mana pada wanita yang memiliki anak ≤ 2 orang lebih

banyak yang menggunakan KB dibandingkan pada wanita yang

memiliki anak lebih dari 2 orang. Sementara pada pada kelompok yang

sudah memiliki anak lebih dari dua dan belum menggunakan KB, alasan

mereka tidak menggunakan KB ada beragam, mayoritas menjawab masih

ingin punya anak, ingin punya anak laki-laki dan dilarang suami.

Hal ini menunjukkan bahwa 2 orang anak saja masih dianggap

kurang oleh responden. Ini terutama terjadi karena masyarakat tempat

penelitian umumnya bekerja di sektor pertanian dan perkebunan yang

memerlukan tenaga banyak untuk mendapatkan hasil yang baik. Sehingga

Page 62: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

52

jumlah anak yang semakin banyak dirasa akan semakin baik karena dapat

membantu untuk mencari nafkah.

Ibu yang paritasa 1 dan 2 memilih menggunakan alat kontasepi

IUD untuk mengatur jarak anak, dan menunda kehamilan karena IUD

merupakan alat kontasepsi yang memiliki angka kegagalan yang paling

rendah dibandingkan dengan alat kontrasepsi yang lain, sedangkan ibu

yang meliliki paritas ≥3 sedikit yang menggunakan IUD karena ibu merasa

lebih berpengalaman dalam menggunakan alat kontasepsi yang sesuai

dengan dirinya.

Pada pasangan dengan jumlah anak hidup masih sedikit terdapat

kecenderungan untuk menggunakan alat kontrasepsi dengan efektifitas

rendah, sedangkanpada pasangan dengan jumlah anak hidup banyak

terdapat kecenderungan menggunakan metode kontrasepsi dengan

efektifitas tinggi. Maka dari itu diharapkan kepada petugas kesehatan

untuk lebih sering mengadakan konseling atau penyuluhan tentang

pentingnya pemakaian metode kontrasepsi jangka panjang pada ibu yang

memiliki anak lebih dari dua.

3. Untuk mengetahuai gambaran efek samping pengguna IUD di Puskesmas

Sungai Durian.

Berdasarkan hasil penelitian bahwa proporsi responden

berdasarkan efek samping penggunaan IUD di Puskesmas Sungai Durian

terbanyak adalah ada sebesar 20 (62,5%).

Page 63: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

53

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nofadina (2017)

Sebagian besar mengalami efek samping hipermenore, yaitu sejumlah 52

orang (67,5%), sebagian besar tidak mengalami efek samping dismenore,

yaitu sejumlah 61 orang (79,2%). Sedangkan yang mengalami efek

samping dismenore sejumlah 16 orang (20,8%), sebagian tidak

mengalami efek samping gangguan hubungan seksual, yaitu sejumlah 73

orang (94,8%), sebagian besar mengalami efek samping keputihan, yaitu

sejumlah 46 orang (59,7%). Akseptor KB AKDR semuanya tidak

mengalami efek samping ekspulsi, yaitu sejumlah 77 orang (100,0%)

Alat kontrasepsi IUD juga dapat menyebabkan efek samping

antara lain gangguan menstruasi, benang IUD hilang (ekspulsi), keluar

cairan berlebih dari vagina (keputihan). Efek samping kontrasepsi

merupakan masalah bagi seorang akseptor yang memakainya, karena

merupakan beban kejiwaan yang harus ditanggungnya, yang berakhir pada

adanya kekhawatiran dan kecemasan yang berlebih, sehingga seorang

akseptor akan mengalami kejadian drop out atau putus pakai (Nurul,

2013).

Efek samping kontrasepsi IUD diantaranya adalah gangguan

menstruasi seperti: 1) Gejala perubahan siklus haid umumnya pada tiga

bulan pertama dan akan berkurang setelah tiga bulan, haid lebih lama dan

banyak, timbulnya flek/spooting antar menstruasi, dan saat haid lebih sakit

(Saifuddin, 2010).Volume darah haid bertambah rata-rata 20-50% dari

sebelum menggunakan IUD. 2) Penyebabinsersi IUD menyebabkan

Page 64: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

54

meningginya konsentrasi plasminogen activators dalam endometrium,

dan enzim ini mengakibatkan bertambahnya aktifitas fibrinolitik serta

menghalangi pembekuan darah, akibatnya timbul perdarahan yang

lebih banyak (Yetti dan Martini, 2012). 3) pastikan adanya infeksi

pelvicdan kehamilan ektopik. Apabila tidak ada kelainan patologis,

perdarahan berkelanjutan dan perdarahan hebat disertai stolsel,

lakukan konseling dan pemantauan. Beri ibu profen (800 mg, tiga

kalisehari selama satuminggu) untuk mengurangi perdarahan dan

berikan tablet besi (satu tablet setiap hari) untuk mencegah anemia

(Handayani, 2010)

Anjurkan pasien untuk mencabut IUD jika terjadi anemia yang

parah (Hb<9 g) dan bantu pasien memilih metode kontrasepsi yang lain.

Efek samping lainnya yaitu berupa keputihan (lechorea). Keputihan yaitu

adanya pengeluaran cairan dari vagina (keputihan) yang dapat timbul

dari berbagai keadaan, yaitu secara fisiologis dan secara patologis.

Secara fisiologis, keputihan berwarna jernih, tidak berbau dan

tidak menimbulkan gatal. Secara patologis, gejalanya yaitu meningkatnya

jumlah cairan vagina dari biasanya hingga terus menerus muncul dan

mengganggu, berbau amis, apek, busuk, berwarna kehijauan/ merah

bercampur darah/ kuning. Penyebab dari keputihan ini karena reaksi

endometrium dengan adanya IUD didalam rahim sebagai benda asing

(Handayani, 2010).

Page 65: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

55

Selain itu ekspulsi juga merupakan efek samping dari

pemasangan IUD. Ekspulsi adalah keluarnya IUD dengan sendirinya.

Insidens tertinggi dari ekspulsi adalah dalam tiga bulan pertama setelah

insersi, dan paling sering terjadi selama menstruasi, terutama periode

pertama menstruasi setelah insersi (Yetti dan Martini, 2012).

Gejala dispareuni merupakan efek samping lainnya dari

pemasangan IUD. Dispareuni adalah nyeri waktu melakukan hubungan

seksual atau jika suaminya mengalami perasaan kurang enak saat

melakukan senggama. Penyebab dispareuni bisa disebabkan karena

benang yang terlalu panjang atau cara pemotongan benang yang tidak

tepat. Untuk memastikan penyebabnya, dianjurkan pemeriksaan dalam

dengan speculum, bila benangnya terlihat terlalu panjang, potong

benang dan buatlah agar ujung benang tumpul (Prawirohardjo, 2010).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Suratun (2009) yang

menyatakan bahwa efek samping utama dari implant adalah perubahan

pola haid yang terjadi pada kira-kira 60% akseptor. Namun berbeda

dengan Rika Maryati (2013) yang menyatakan bahwa gangguan utama

kontrasepsi implant adalah keputihan.

Maka dari itu diharapkan masyarakat dapat meningkatkan

pengetahuan tentang KB melalui berbagai macam media informasi,

khususnya tentang efek smping KB hormonal, agar pengetahuan

responden pemakaian KB hormonal dapat berkembang, sehingga

pengetahuan responden tentang efek samping pemakaian KB hormonal

Page 66: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

56

yang kurang dapat meningkat menjadi baik, dengan demikiankualitas

kesehatan dapat meningkat pula, sehingga responden menjadi lebih tahu

tindakan yang harus dilakukan bila menemui masalah kesehatan,

khususnya tentang efek samping pemakaian KB hormonal dan tidak

mengalami kecemasan yang berlebihan saat mengalami efek samping

tersebut.

4. Untuk mengetahuai gambaran dukungan suami pengguna IUD di

Puskesmas Sungai Durian.

Berdasarkan hasil penelitian bahwa proporsi responden

berdasarkan dukungan suami di Puskesmas Sungai Durian terbanyak

adalah tidak mendukung sebesar 20 (62,5%).

Penelitian ini sejalan yang dilakukan oleh Sa’adah (2013) bahwa

ada hubungan bermakna antara dukungan suami dengan pemilihan alat

kontrasepsi IUD di BPM Neni Rumuni, S.SiT Kecamatan Gunugnpati

Kota Semarang (p value <0,000). Demikian juga penelitian yang

dilakukan oleh Sulastri (2014) bahwa Hasil penelitian responden yang

mendapat dukungan sedikit lebih tinggi dari yang tidak memberi

dukungan sebesar 50,6% dan sebagian besar responden memiliki minat

rendah 76,4%. Hasil uji statistik dengan uji Chi–Square didapatkan nilai

p sebesar (0,006)<α(0.05). Berdasarkan hasil uji statistik bahwa ada

hubungan bermakna antara dukungan suami dengan minat ibu dalam

pemakaian kontrasepsi IUD di Bergas .

Page 67: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

57

Responden yang tidak mendapatkan dukungan suami cenderung

mempunyai minat yang rendah dalam pemakaian kontrasepsi IUD.

Penggunaan kontrasepsi merupakan kebutuhan antara suami dan istri,

sehingga dalam menentukan jenis kontrasepsi yang akan digunakan

seorang suami mempunyai hak untuk ikut menentukan. Suami harus

dapat memberikan berbagai informasi tentang alat kontrasepsi kepada

istri, mempunyai pengetahuan yang cukup baik tentang alat kontrasepsi,

bersedia membantu istri dalam memilih alat kontrasepsi dan mampu

memberikan saran yang baik, bersedia mengantar dan mendampingi istri

dalam konsultasi, bersedia memberikan biaya untuk pemasangan

kontrasepsi yang akan digunakan, dan bersedia untuk mencarikan

pertolongan apabila istri mengalami masalah atau komplikasi dalam

pemakaian kontrasepsi.

Hal tersebut merupakan dukungan yang dapat diberikan suami

kepada istri. Masalah kontrasepsi bukanlah tanggung jawab istri semata,

tetapi merupakan tanggung jawab suami juga. Apabila seorang istri

menginginkan untuk menggunakan IUD sebagai alat kontrasepsi yang

akan digunakan, maka seorang suami harus bisa memberikan tanggapan

yang positif dan mampu memberikan dukungan. Apabila suami tidak

memberikan dukungan maka seorang istri tidak akan menggunakan

kontrasepsi yang menjadi pilihannya yaitu IUD. Dukungan seorang

suami merupakan bentuk motivasi yang diberikan kepada istri. Jika

Page 68: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

58

suami memberikan motivasi maka sorang istri secara tidak langsung akan

merasa bahagia.

Menurut Suryono (2008), dukungan suami dalam ber-KB dapat

ditunjukkan dengan membantu memilih kontrasepsi yang sesuai dengan

keinginan dan kondisi istrinya, menggunakan kontrasepsi dengan benar,

mencari pertolongan jika terjadi efek samping maupun komplikasi

sesudah pemasangan IUD, mengantar istri ke tempat pelayanan

kesehatan untuk kontrol ulang, membantu mencari alternatif lain jika

IUD terbukti tidak memuaskan dan bersedia menggantikan istri jika

kondisi istri tidak memungkinkan untuk menggunakan kontrasepsi.

Dukungan suami merupakan sifat interaksi yang berlangsung

dalam berbagai hubungan sosial individu, yaitu istri.Sudah menjadi

tradisi kalau segala sesuatu harus dengan persetujuan suami atau yang

berkuasa di rumah. Hal ini sangat mempengaruhi seorang ibu untuk

menjadi seorang akseptor. Keluarga sangat berperan penting dalam

pemilihan alat kontrasepsi, karena jika ada salah satu keluarga yang tidak

setuju, ibu akan mempertimbangkan ulang pilihannya misalnya ibu

memilih IUD dan sebagian besar ibu akan ikut dengan keputusan suami,

atau anggota.

Maka dari itu diharapkan agar suami mendukung istri untuk

melakukan kontrasepsi IUD karena Dukungan suami sangatlah

berdampak positif bagi keluarga, lebih-lebih terhadap pasangannya,

karena adanya dukungan suami terutama dalam pemilihan IUD, nantinya

Page 69: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

59

istri akan merasa lebih mantap dalam memilih dan selama pemakaiannya

istri tidak akan khawatir karena suami sudah mendukung.

5. Untuk mengetahuai gambaran peran petugas pengguna IUD di Puskesmas

Sungai Durian.

Berdasarkan hasil penelitian bahwa proporsi responden

berdasarkan dukungan petugas keseahatan di Puskesmas Sungai Durian

semuanya mendukung sebesar 32 (100,0%).

Penelitian ini sejalan yang dilakukan oleh Aldriana (2013) bahwa

ada hubungan petugas kesehatan dengan penggunaan AKDR di Wilayah

kerja Puskesmas Kabun Kabupaten Rokan Hulu (p value 0,001).

Pelayanan KB yang berkualitas berdampak pada kepuasan pada

klien yang dilayani dan terpenuhinya aturan penyelenggaraan Pelayanan

KB sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan yang telah ditetapkan.

Kompetensi tenaga yang memberikan pelayanan KB merupakan faktor

yang sangat mempengaruhi kualitas Pelayanan KB selain faktor-faktor lain

seperti prasaran dan sarana penunjang, alat, dan obat kontrasepsi,

ketersediaan pedoman pelayanan dan upaya untuk menjaga mutu. Ditinjau

dari sudut standar pelayanan, Pelayanan KB yang berkualitas adalah bila

tingkat komplikasi, ketidakberlangsungan dan kegagalan rendah atau

berada dalam batas toleransi (kemenkes R.I., 2013).

Sebagian petugas kesehatan kurang melakukan konseling dan

pemberi an informasi yang menyebabkan kurangnya pengetahuan klien

Page 70: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

60

dalam memilih jenis KB. Namun masyarakat mentolerir pelayanan KB

meskipun pelayanan KB belum seluruhnya memenuhi syarat pelayanan

berkualitas.Informasi yang baik dari petugas membantu klien dalam

memilih dan menentukan metode kontrasepsi yang di pakai. Informasi

yang baik akan memberikan kepuasan klien yang berdampak pada

penggunaan kontrasepsi yang lebih lama sehingga membantu

keberhasilan KB.

Tenaga kesehatan mempunyai peran sebagai konselor. Seorang

konselor melakukan konseling kepada wanita pasangan usia subur agar

perilaku wanita usia subur dapat berubah yaitu wanita pasangan usia

subur mengetahui tentang KB dan menggunakan alat kontrasepsi.

Maka dari itu di harapkan petugas kesehatan untuk memberikan

penyuluhan kesehatan tentang pentingnya menggunakan kontrasepsi dan

memberikan dukungan kepada ibu-ibu untuk menggunakan IUD,

menyakinkan IUD untuk penggunaan jangka panjang yang paling efektif

dibandingkan dengan kontrasepsi lain.

V.3 Keterbatasan Penelitian

Dalam proses penelitian tentunya tidak terlepas dari keterbatasan

yang dapat mengganggu hasil penelitian yaitu dalam penetian ini tidak

mengukur pengetahuan dan sikap penggunaan IUD, sehingga tidak bisa

digeneralisasikan penggunaan IUD pada semua WUS.

Page 71: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

61

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

VI.1 Kesimpulan

1. Sebagian besar gambaran usia pengguna IUD di Puskesmas Sungai

Durian adalah berumur antara 20-35 tahun sebanyak 24 responden

(75,0%).

2. Sebagian besar gambaran paritas pengguna IUD di Puskesmas Sungai

Durian adalah 2-3 anak (56,3%).

3. Sebagian besar gambaran efek samping pengguna IUD di Puskesmas

Sungai Durian adalah ada (62,5%).

4. Sebagian besar gambaran riwayat KB sebelumnya pengguna IUD di

Puskesmas Sungai Durian adalah tidak ada (75,0%).

5. Sebagian besar gambaran dukungan suami pengguna IUD di Puskesmas

Sungai Durian adalah tidak mendukung (62,5%).

6. Sebagian besar gambaran peran petugas pengguna IUD di Puskesmas

Sungai Durian adalah mendukung (100,0%).

7. Sebagian besar gambaran pengambilan keputusan pengguna IUD di

Puskesmas Sungai Durian adalah saran dari suami dan teman, tidak

mau gemuk dan tidak perlu berkunjung ke pelayanan kesehatan setiap

bulannya sebesar 2 (6,3%).

.

Page 72: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

62

VI.2 Saran

VI.2.1 Bagi masyarakat

Diharapkan bagi ibu lebih memahami kontrasepsi IUD baik

bahan IUD, efek samping jangka pendek (setelah pemasangan) maupun

jangka panjang, dan komplikasi setelah pemasangan dengan cara

mengikuti konseling KB secara mendalam, aktif mengikuti

penyuluhan sebelum mengambil keputusan dalam menggunakan

kontrasepsi, sehingga pengetahuan mengenai KB lebih meningkat

VI.2.3 Bagi Suami

Para suami untuk ikut memberikan dukungan pada istrinya dalam

pemakaian alat kontrasepsi dengan cara ikut melakukan konsultasi

pada saat memutuskan untuk memakai salah satu kontrasepsi dan apabila

ada sesuatu yang menjadi keluhan atau pertanyaan dikonsultasikan dengan

petugas kesehatan sehingga istri merasa mantap menggunakan salah satu

alat kontrasep.

VI.2.4 Bagi Puskesmas

Lebih mensosialisasikan pemberian informasi mengenai kontrasepsi yang

aman pada masyarakat yang berkaitan dengan penggunaan metode

kontrasepsi jangka panjang terutama IUD agar metode yang dipilih

rasional, efektif, efisien dan sesuai dengan perencanaan keluarga dan

tujuan penggunaan alat kontrasepsi

Page 73: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

63

VI.2.4 Bagi Peneliti Selanjutnya

Dapat menjadi sumber referensi bagi peneliti lain yang berhubungan

dengan pemilihan kontrasepsi non hormonal IUD terutama pada

wanita yang masih dalam masa subur. Peneliti lain dapat

melanjutkan penelitian dengan meneliti faktor ekonomi, sosial budaya,

agama, pemberian informasi dan faktor-faktor lain yang berhubungan

dengan pemilihan kontrasepsi IUD. Serta meningkatkan kualitas penelitian

dengan menggunakan metode lain (misalnya menggunakan metode

studi kohort) yang lebih baik dengan memperhatikan variabel penggangu

dan analisis yang lebih spesifik

Page 74: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

64

DAFTAR PUSTAKA

Aryanti, 2014. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan

Kontrasepsi Pada Wanita Kawin Usia Dini Di Kecamatan Aikmel

Kabupaten Lombok Timur. Tesis. Program Pascasarjana

Universitas Udayana Denpasar

Anggorodi, R. 2009. Dukun bayi dalam persalinan oleh masyarakat indonesia.

Makara. Kesehatan. Vol 13. No 1 : 9-10

Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). 2005. Keluarga

Berencana dan Kesehatan Reproduksi: Kebijakan, Program dan Kegiatan

Tahun 2005-2009, Jakarta. 2005.

Budiarto, Eko. 2002. Biostatistik Untuk Kedokteran Dan Kesehatan Masyarakat.

EGC. Jakarta

Budiman, 2012. Penelitian Kesehatan. Refika Aditama, Bandung.

Depkes RI, 2006 Buku Pedoman Pengenalan Tanda Bahaya Pada Kehamilan,

Persalinan dan Nifas, Depkes RI, Jakarta

__________2008, Pedoman Kemitraan Bidan dan Dukun, Jakarta

__________, 2010, Riset Kesehatan Dasar, Jakarta: Depkes RI

Depdiknas ,2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa , PT Gramedia

Pustaka Utama,Jakarta.

Depkes, 2001. Materi Ajar Safe Motherhood. WHO-Depkes-FKMUI. Jakarta

Erfandi. 2009. Pengetahuan dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi. http://for

betterhealth.wordpress.com

Fitriani, Sinta. 2011. Promosi Kesehatan. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Henderson, C. & Jones, K. 2005. Buku Ajar Konsep Kebidanan. EGC. Jakarta

Page 75: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

65

Heriyati. 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Ibu Tentang

Penggunaan Iud Post Plasenta Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Zainoel

Abidin Tahun 2013.

Jumiarni., Sri, M., & Nurlina, S. (1995). Asuhan keperawatan perinatal. Jakarta:

EGC.

Krisliana, Aprilia, 2007 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Penolong

Persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Warunggunung Kabupaten Lebak

Provinsi Banten, Tesis FKM-UI, Depok

Mubarak, Wahit I. (2011). Promosi Kesehatan untuk Kebidanan. Salemba

Medika. Jakarta

Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Rineka

Cipta. Jakarta.

___________________. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.

__________________.2010. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Rineka

Cipta. Jakarta.

Riyanto, Agus, 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan, Nuha Medika,

Yogyakarta

Saifuddin, 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Edisi 2. PT Bina

Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.

Sarwono, 2004. Sosiologi Kesehatan, Beberapa Konsep Beserta Aplikasinya.

Gadjah mada Universitas Press. Yogyakarta.

Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Kuantitatif dan R & D. Alfabeta. Bandung.

Sulistyawati, Ari. 2011. Pelayanan Keluarga Berencana. Salemba Medika.

Jakarta

Wikjhosastro, 2007, Ilmu Kebidanan, Bina Pustaka, Jakarta

Page 76: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

66

Lampiran 1

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

(Informed Consent)

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Alamat :

Usia :

Setelah mendapatkan penjelasan yang diberikan oleh peneliti, saya

bersedia/tidak bersedia* untuk ikut berpartisipasi sebagai responden peneliti yang

berjudul “Analisis Situasi Penggunaan IUD Di Puskesmas Sungai Durian”.

Saya mengerti bahwa peneliti tidak akan memberikan akibat negatif

terhadap saya, bahkan peneliti akan memberikan masukan bagi saya dan dapat

digunakan sebagai sarana untuk memotivasi saya. Dengan demikian saya

menyatakan ikut berperan serta dalam penelitian ini.

Pontianak, 2017

Responden,

( )

* Pilih/coret salah satu

Page 77: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

67

KUESIONER

ANALISIS SITUASI PENGGUNAAN IUD

DI PUSKESMAS SUNGAI DURIAN

A. Identitas Responden

IDENTITAS RESPONDEN

Nama :

Umur :

Penghasilan :

Pekerjaan :

Pendidikan responden : a. SD

b. SMP

c. SMA

d. PT

Pekerjaan responden : a. Tidak Bekerja

b. PNS

c. TNI/Polri

d. BUMN

e. Swasta

Riwayat penggunaan IUD dalam Keluarga

Apakah ada keluarga anda yang menggunakan kontrasepsi IUD

a. Ada Tidak

Page 78: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

68

A. Paritas

1. Saat ini anda hamil anak yang ke berapa?

a. Anak Pertama

b. Anak Kedua

c. Anak Ketiga

d. Anak > 3

2. Jumlah anak yang masih ada hingga saat ini atau masih

hidup......................

B. Efek samping

No Pernyataan Ya Tidak

1. Merasakan Kram dan perdarahan uterus saat

menggunakan KB IUD

2. Pengeluaran darah selama haid meningkat dua

kali lipat (lebih banyak)

3. Pernah mengalami infeksi selama menggunakan

IUD

4. Kehamilan pernah terjadi bersamaan dengan

adanya kontrasepsi IUD

5. Nyeri dan kejang perut bawah

6 Pada pemakaian kontrasepsi IUD sering dijumpai

adanya keputihan vagina

7 Menstruasi yang terasa nyeri

8 Timbulnya nyeri selama atau setelah koitus

(hubungan seksual)

9 Kontrasepsi IUD pernah lepasatau keluar dari

dalam rahim

10 Penah mengalami pendarahan (ngeflek) di luar

siklus menstrubasi

Page 79: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

69

C. Riwayat kb sebelumnya

1. KB apa yg pernah anda gunakan sebelumnya...............

2. Jika bukan IUD, alasan mengganti kontrasepsi.............

3. Apakah anda pernah melepas IUD sebelum masa kontrasepsi IUD

tersebut habis?

a. Ya b. tidak

4. Kalau jawaban ya, apa alasannya.....................................

B. Dukungan Suami

No Pernyataan Ya Tidak

1. Suami ibu memberikan persetujuan kepada ibu

untuk menggunakan kontrasepsi IUD

2. Kontrasepsi IUD yang ibu gunakan disarankan oleh

suami ibu

3. Pada saat pemasangan kontrasepsi IUD, suami ibu

ikut mengantar ke tempat pelayanan

4. Suami ibu tidak pernah mengingatkan untuk

melakukan pemasangan ulang kontrasepsi IUD

E. Dukungan Petugas Kesehatan

No Pernyataan Ya Tidak

1. Ibu mendapatkan informasi dengan lengkap dan jelas tentang

metode-metode kontrasepsi dari pemberi pelayanan KB IUD

2. Petugas mampu memberi pelayanan KB IUD yang

sesuai dengan pilihan ibu

3. Penjelasan petugas tentang cara pakai alat KB IUD

pilihan ibu mudah dipahami

4. Petugas memberikan informasi dengan jelas

keuntungan dan kerugian jenis KB IUD pilihan ibu

Page 80: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

70

F. Penggunaan IUD

1. Jelaskan alasan yang mendorong anda menggunakan kontrasepsi IUD?

alasan.............................................................................................

5. Petugas memberikan informasi tentang efek

samping jenis KB IUD pilihan ibu dengan jelas

6. Petugas memberikan pelayanan KB IUD dengan cepat dan

tepat

7. Petugas memberitahukan kapan dan dimana ibu dapat

memperoleh persediaan KB IUD pilihan ibu

8. Petugas menjelaskan apa yang harus dilakukan ibu jika

mendapat masalah dalam pemakaian alat KB IUD yang dipilih

9. Petugas memberikan waktu konsultasi KB IUD yang cukup

pada ibu

10 Petugas memotivasi dan menyakinkan ibu menggunakan

Kontrasepsi IUD

Page 81: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

71

ANALISIS DATA

Explore

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Efek samping 32 100,0% 0 0,0% 32 100,0%

Descriptives

Statistic Std. Error

Efek samping Mean 7,7500 ,21061

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 7,3205

Upper Bound 8,1795

5% Trimmed Mean 7,7917

Median 8,0000

Variance 1,419

Std. Deviation 1,19137

Minimum 4,00

Maximum 10,00

Range 6,00

Interquartile Range 1,00

Skewness -,336 ,414

Kurtosis 2,767 ,809

Page 82: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

72

Explore

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Dukungan Suami 32 100,0% 0 0,0% 32 100,0%

Descriptives

Statistic Std. Error

Dukungan Suami Mean 2,6250 ,19955

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 2,2180

Upper Bound 3,0320

5% Trimmed Mean 2,6389

Median 2,0000

Variance 1,274

Std. Deviation 1,12880

Minimum 1,00

Maximum 4,00

Range 3,00

Interquartile Range 2,00

Skewness ,242 ,414

Kurtosis -1,548 ,809

Page 83: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

73

Explore

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Umur 32 100,0% 0 0,0% 32 100,0%

Descriptives

Statistic Std. Error

Umur Mean 29,9375 1,09336

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 27,7076

Upper Bound 32,1674

5% Trimmed Mean 30,0972

Median 31,5000

Variance 38,254

Std. Deviation 6,18498

Minimum 18,00

Maximum 39,00

Range 21,00

Interquartile Range 9,50

Skewness -,460 ,414

Kurtosis -,827 ,809

Page 84: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

74

Umur

Frequencies

Umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 18,00 1 3,1 3,1 3,1

19,00 1 3,1 3,1 6,3

20,00 3 9,4 9,4 15,6

24,00 2 6,3 6,3 21,9

25,00 1 3,1 3,1 25,0

26,00 1 3,1 3,1 28,1

27,00 1 3,1 3,1 31,3

28,00 3 9,4 9,4 40,6

30,00 2 6,3 6,3 46,9

31,00 1 3,1 3,1 50,0

32,00 3 9,4 9,4 59,4

33,00 2 6,3 6,3 65,6

34,00 3 9,4 9,4 75,0

35,00 2 6,3 6,3 81,3

36,00 1 3,1 3,1 84,4

37,00 1 3,1 3,1 87,5

38,00 3 9,4 9,4 96,9

39,00 1 3,1 3,1 100,0

Total 32 100,0 100,0

Page 85: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

75

Frequencies

Frequency Table

Paritas

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Anak 1 12 37,5 37,5 37,5

anak 2-3 18 56,3 56,3 93,8

Anak lebih dari 3 2 6,3 6,3 100,0

Total 32 100,0 100,0

Jumlah Anak

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1,00 12 37,5 37,5 37,5

2,00 9 28,1 28,1 65,6

3,00 9 28,1 28,1 93,8

4,00 1 3,1 3,1 96,9

5,00 1 3,1 3,1 100,0

Total 32 100,0 100,0

Efek samping

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Ada 12 37,5 37,5 37,5

Ada 20 62,5 62,5 100,0

Total 32 100,0 100,0

Page 86: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

76

Riwayat

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ada 8 25,0 25,0 25,0

Tidak Ada 24 75,0 75,0 100,0

Total 32 100,0 100,0

Dukungan Suami

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak mendukung 20 62,5 62,5 62,5

Mendukung 12 37,5 37,5 100,0

Total 32 100,0 100,0

Dukungan Petugas Kesehatan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Mendukung 32 100,0 100,0 100,0

Page 87: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

77

Penggunaan IUD

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Aman dan efektif 1 3,1 3,1 3,1

aman dan praktis 1 3,1 3,1 6,3

Aman hampir untuk semua ibu 1 3,1 3,1 9,4

Anjuran dari teman 1 3,1 3,1 12,5

Bosan pakai pil dan suntik 1 3,1 3,1 15,6

dari keluarga pernah menggunakan

IUD 1 3,1 3,1 18,8

dukungan dari petugas kesehatan 1 3,1 3,1 21,9

Ingin berhenti punya anak 1 3,1 3,1 25,0

Ingin mencoba saja 1 3,1 3,1 28,1

Ingin menjaga dan mengatur jarak

kehamilan 1 3,1 3,1 31,3

ingin saja 1 3,1 3,1 34,4

Kerana bertahan lama 1 3,1 3,1 37,5

lebih aman 1 3,1 3,1 40,6

malas mau suntik setiap bulan 1 3,1 3,1 43,8

malas minum pil dan suntik setiap

bulan 1 3,1 3,1 46,9

Pernah menggunakan IUD sebelumnya 1 3,1 3,1 50,0

Saran dari bidan 1 3,1 3,1 53,1

Saran dari suami 2 6,3 6,3 59,4

Saran dari suami dan teman 2 6,3 6,3 65,6

saran dari teman 1 3,1 3,1 68,8

Suami Mendukung 1 3,1 3,1 71,9

Takut Jarum suntik 1 3,1 3,1 75,0

Takut Lupa Minum Pil 1 3,1 3,1 78,1

tidak ingin berat badan naik 1 3,1 3,1 81,3

tidak mau gemuk 2 6,3 6,3 87,5

Tidak mau ribet 1 3,1 3,1 90,6

Tidak perlu berkunjung ke fakes setiap

bulan 2 6,3 6,3 96,9

Untuk menjaga jarak 1 3,1 3,1 100,0

Total 32 100,0 100,0

Page 88: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

78

Efek samping

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Ada 5 15,6 15,6 15,6

Ada 27 84,4 84,4 100,0

Total 32 100,0 100,0

Efek samping

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Ada 11 34,4 34,4 34,4

Ada 21 65,6 65,6 100,0

Total 32 100,0 100,0

Efek samping

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ada 32 100,0 100,0 100,0

Efek samping

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ada 32 100,0 100,0 100,0

Efek samping

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Ada 3 9,4 9,4 9,4

Ada 29 90,6 90,6 100,0

Total 32 100,0 100,0

Page 89: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

79

Efek samping

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Ada 1 3,1 3,1 3,1

Ada 31 96,9 96,9 100,0

Total 32 100,0 100,0

Efek samping

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Ada 24 75,0 75,0 75,0

Ada 8 25,0 25,0 100,0

Total 32 100,0 100,0

Efek samping

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ada 32 100,0 100,0 100,0

Efek samping

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Ada 1 3,1 3,1 3,1

Ada 31 96,9 96,9 100,0

Total 32 100,0 100,0

Efek samping

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Ada 27 84,4 84,4 84,4

Ada 5 15,6 15,6 100,0

Total 32 100,0 100,0

Page 90: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

80

Dukungan Suami

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak 1 3,1 3,1 3,1

Ya 31 96,9 96,9 100,0

Total 32 100,0 100,0

Dukungan Suami

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak 20 62,5 62,5 62,5

Ya 12 37,5 37,5 100,0

Total 32 100,0 100,0

Dukungan Suami

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak 20 62,5 62,5 62,5

Ya 12 37,5 37,5 100,0

Total 32 100,0 100,0

Dukungan Suami

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak 19 59,4 59,4 59,4

Ya 13 40,6 40,6 100,0

Total 32 100,0 100,0

Dukungan Suami

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak 16 50,0 50,0 50,0

Ya 16 50,0 50,0 100,0

Total 32 100,0 100,0

Page 91: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

81

Dukungan Petugas Kesehatan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ya 32 100,0 100,0 100,0

Dukungan Petugas Kesehatan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ya 32 100,0 100,0 100,0

Dukungan Petugas Kesehatan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ya 32 100,0 100,0 100,0

Dukungan Petugas Kesehatan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ya 32 100,0 100,0 100,0

Dukungan Petugas Kesehatan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ya 32 100,0 100,0 100,0

Dukungan Petugas Kesehatan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ya 32 100,0 100,0 100,0

Page 92: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

82

Dukungan Petugas Kesehatan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ya 32 100,0 100,0 100,0

Dukungan Petugas Kesehatan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ya 32 100,0 100,0 100,0

Dukungan Petugas Kesehatan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ya 32 100,0 100,0 100,0

Dukungan Petugas Kesehatan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ya 32 100,0 100,0 100,0

Page 93: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

83

DOKUMENTASI

Page 94: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

84

Page 95: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

85

Page 96: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

ANALISIS DATA

Explore

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Efek samping 32 100,0% 0 0,0% 32 100,0%

Descriptives

Statistic Std. Error

Efek samping Mean 7,7500 ,21061

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 7,3205

Upper Bound 8,1795

5% Trimmed Mean 7,7917

Median 8,0000

Variance 1,419

Std. Deviation 1,19137

Minimum 4,00

Maximum 10,00

Range 6,00

Interquartile Range 1,00

Skewness -,336 ,414

Kurtosis 2,767 ,809

Page 97: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

Explore

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Dukungan Suami 32 100,0% 0 0,0% 32 100,0%

Descriptives

Statistic Std. Error

Dukungan Suami Mean 2,6250 ,19955

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 2,2180

Upper Bound 3,0320

5% Trimmed Mean 2,6389

Median 2,0000

Variance 1,274

Std. Deviation 1,12880

Minimum 1,00

Maximum 4,00

Range 3,00

Interquartile Range 2,00

Skewness ,242 ,414

Kurtosis -1,548 ,809

Page 98: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

Explore

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Umur 32 100,0% 0 0,0% 32 100,0%

Descriptives

Statistic Std. Error

Umur Mean 29,9375 1,09336

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 27,7076

Upper Bound 32,1674

5% Trimmed Mean 30,0972

Median 31,5000

Variance 38,254

Std. Deviation 6,18498

Minimum 18,00

Maximum 39,00

Range 21,00

Interquartile Range 9,50

Skewness -,460 ,414

Kurtosis -,827 ,809

Page 99: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

Umur

Frequencies

Umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 18,00 1 3,1 3,1 3,1

19,00 1 3,1 3,1 6,3

20,00 3 9,4 9,4 15,6

24,00 2 6,3 6,3 21,9

25,00 1 3,1 3,1 25,0

26,00 1 3,1 3,1 28,1

27,00 1 3,1 3,1 31,3

28,00 3 9,4 9,4 40,6

30,00 2 6,3 6,3 46,9

31,00 1 3,1 3,1 50,0

32,00 3 9,4 9,4 59,4

33,00 2 6,3 6,3 65,6

34,00 3 9,4 9,4 75,0

35,00 2 6,3 6,3 81,3

36,00 1 3,1 3,1 84,4

37,00 1 3,1 3,1 87,5

38,00 3 9,4 9,4 96,9

39,00 1 3,1 3,1 100,0

Total 32 100,0 100,0

Page 100: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

Frequencies

Frequency Table

Paritas

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Anak 1 12 37,5 37,5 37,5

anak 2-3 18 56,3 56,3 93,8

Anak lebih dari 3 2 6,3 6,3 100,0

Total 32 100,0 100,0

Jumlah Anak

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1,00 12 37,5 37,5 37,5

2,00 9 28,1 28,1 65,6

3,00 9 28,1 28,1 93,8

4,00 1 3,1 3,1 96,9

5,00 1 3,1 3,1 100,0

Total 32 100,0 100,0

Efek samping

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Ada 12 37,5 37,5 37,5

Ada 20 62,5 62,5 100,0

Total 32 100,0 100,0

Page 101: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

Riwayat

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ada 8 25,0 25,0 25,0

Tidak Ada 24 75,0 75,0 100,0

Total 32 100,0 100,0

Dukungan Suami

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak mendukung 20 62,5 62,5 62,5

Mendukung 12 37,5 37,5 100,0

Total 32 100,0 100,0

Dukungan Petugas Kesehatan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Mendukung 32 100,0 100,0 100,0

Page 102: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

Penggunaan IUD

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Aman dan efektif 1 3,1 3,1 3,1

aman dan praktis 1 3,1 3,1 6,3

Aman hampir untuk semua ibu 1 3,1 3,1 9,4

Anjuran dari teman 1 3,1 3,1 12,5

Bosan pakai pil dan suntik 1 3,1 3,1 15,6

dari keluarga pernah menggunakan

IUD 1 3,1 3,1 18,8

dukungan dari petugas kesehatan 1 3,1 3,1 21,9

Ingin berhenti punya anak 1 3,1 3,1 25,0

Ingin mencoba saja 1 3,1 3,1 28,1

Ingin menjaga dan mengatur jarak

kehamilan 1 3,1 3,1 31,3

ingin saja 1 3,1 3,1 34,4

Kerana bertahan lama 1 3,1 3,1 37,5

lebih aman 1 3,1 3,1 40,6

malas mau suntik setiap bulan 1 3,1 3,1 43,8

malas minum pil dan suntik setiap

bulan 1 3,1 3,1 46,9

Pernah menggunakan IUD sebelumnya 1 3,1 3,1 50,0

Saran dari bidan 1 3,1 3,1 53,1

Saran dari suami 2 6,3 6,3 59,4

Saran dari suami dan teman 2 6,3 6,3 65,6

saran dari teman 1 3,1 3,1 68,8

Suami Mendukung 1 3,1 3,1 71,9

Takut Jarum suntik 1 3,1 3,1 75,0

Takut Lupa Minum Pil 1 3,1 3,1 78,1

tidak ingin berat badan naik 1 3,1 3,1 81,3

tidak mau gemuk 2 6,3 6,3 87,5

Tidak mau ribet 1 3,1 3,1 90,6

Tidak perlu berkunjung ke fakes setiap

bulan 2 6,3 6,3 96,9

Untuk menjaga jarak 1 3,1 3,1 100,0

Total 32 100,0 100,0

Page 103: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

Efek samping

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Ada 5 15,6 15,6 15,6

Ada 27 84,4 84,4 100,0

Total 32 100,0 100,0

Efek samping

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Ada 11 34,4 34,4 34,4

Ada 21 65,6 65,6 100,0

Total 32 100,0 100,0

Efek samping

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ada 32 100,0 100,0 100,0

Efek samping

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ada 32 100,0 100,0 100,0

Efek samping

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Ada 3 9,4 9,4 9,4

Ada 29 90,6 90,6 100,0

Total 32 100,0 100,0

Page 104: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

Efek samping

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Ada 1 3,1 3,1 3,1

Ada 31 96,9 96,9 100,0

Total 32 100,0 100,0

Efek samping

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Ada 24 75,0 75,0 75,0

Ada 8 25,0 25,0 100,0

Total 32 100,0 100,0

Efek samping

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ada 32 100,0 100,0 100,0

Efek samping

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Ada 1 3,1 3,1 3,1

Ada 31 96,9 96,9 100,0

Total 32 100,0 100,0

Efek samping

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Ada 27 84,4 84,4 84,4

Ada 5 15,6 15,6 100,0

Total 32 100,0 100,0

Page 105: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

Dukungan Suami

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak 1 3,1 3,1 3,1

Ya 31 96,9 96,9 100,0

Total 32 100,0 100,0

Dukungan Suami

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak 20 62,5 62,5 62,5

Ya 12 37,5 37,5 100,0

Total 32 100,0 100,0

Dukungan Suami

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak 20 62,5 62,5 62,5

Ya 12 37,5 37,5 100,0

Total 32 100,0 100,0

Dukungan Suami

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak 19 59,4 59,4 59,4

Ya 13 40,6 40,6 100,0

Total 32 100,0 100,0

Dukungan Suami

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak 16 50,0 50,0 50,0

Ya 16 50,0 50,0 100,0

Total 32 100,0 100,0

Page 106: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

Dukungan Petugas Kesehatan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ya 32 100,0 100,0 100,0

Dukungan Petugas Kesehatan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ya 32 100,0 100,0 100,0

Dukungan Petugas Kesehatan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ya 32 100,0 100,0 100,0

Dukungan Petugas Kesehatan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ya 32 100,0 100,0 100,0

Dukungan Petugas Kesehatan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ya 32 100,0 100,0 100,0

Dukungan Petugas Kesehatan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ya 32 100,0 100,0 100,0

Page 107: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

Dukungan Petugas Kesehatan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ya 32 100,0 100,0 100,0

Dukungan Petugas Kesehatan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ya 32 100,0 100,0 100,0

Dukungan Petugas Kesehatan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ya 32 100,0 100,0 100,0

Dukungan Petugas Kesehatan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ya 32 100,0 100,0 100,0

Page 108: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

Paritas Riwayat

Nama Umur Pendidikan Pekerjaan 1Jumlah

Anak 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total Kategori 1 2 3 4 5 Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total Kategori

1 Sudeh 28 SMP Ibu Rumah Tangga 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 7 1 1 1 1 1 0 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 ingin saja

2 Jamila 33 SMP Ibu Rumah Tangga 2 2 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 7 0 1 1 1 1 0 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 tidak mau gemuk

3 Siti Maisaroh 26 SMP Ibu Rumah Tangga 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 7 1 1 1 1 1 0 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 lebih aman

4 Elyana 18 SMP Ibu Rumah Tangga 2 3 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 8 1 1 0 0 0 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 aman dan praktis

5 Fatmawati 25 SMP Ibu Rumah Tangga 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 8 1 1 0 0 0 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Untuk menjaga jarak

6 Fitriani 20 SMP Ibu Rumah Tangga 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 7 1 1 1 1 1 0 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Saran dari suami dan teman

7 Fatimah 36 SMP Dagang 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 8 1 1 0 0 0 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 tidak mau gemuk

8 Wasirah 35 SMP Dagang 2 3 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 8 1 1 0 0 0 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Ingin berhenti punya anak

9 Siti Mawadah 19 SMP Ibu Rumah Tangga 2 3 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 8 1 1 0 0 0 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Tidak perlu berkunjung ke fakes setiap bulan

10 Sudih 28 SMP Ibu Rumah Tangga 3 4 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 8 1 1 0 0 0 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Saran dari suami

11 Halimah 39 SMA Ibu Rumah Tangga 2 2 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 7 1 1 1 1 1 0 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Ingin mencoba saja

12 Ernawati 32 SMP Ibu Rumah Tangga 2 2 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 8 1 1 0 0 0 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Suami Mendukung

13 Supiatun 33 SMP Ibu Rumah Tangga 3 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 1 1 1 0 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Pernah menggunakan IUD sebelumnya

14 Kholilah 24 SMP Ibu Rumah Tangga 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 1 1 1 0 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 malas mau suntik setiap bulan

15 MIsnawati 34 SMP Ibu Rumah Tangga 2 2 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 8 1 1 0 0 0 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Kerana bertahan lama

16 Ratina 35 SMP Ibu Rumah Tangga 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 1 1 1 0 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Saran dari suami dan teman

17 Sagina 30 SMP Ibu Rumah Tangga 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 malas minum pil dan suntik setiap bulan

18 Erta 38 SMP Ibu Rumah Tangga 2 2 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 8 0 1 0 0 0 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 tidak ingin berat badan naik

19 Marla 31 SMP Ibu Rumah Tangga 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 7 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 dari keluarga pernah menggunakan IUD

20 Sima 32 SMP Ibu Rumah Tangga 2 2 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 7 1 1 1 1 1 0 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Aman hampir untuk semua ibu

21 Mis 34 SMP Ibu Rumah Tangga 2 3 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 8 1 1 0 0 0 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Takut Lupa Minum Pil

22 Linawati 34 SMP Ibu Rumah Tangga 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 8 0 1 1 1 1 0 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Tidak perlu berkunjung ke fakes setiap bulan

23 Ita 32 SMP Ibu Rumah Tangga 2 2 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 7 1 1 1 1 1 0 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Tidak mau ribet

24 Wiwik 38 SMP Ibu Rumah Tangga 2 2 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 8 1 1 0 0 0 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Saran dari bidan

25 Wilda 20 SMP Ibu Rumah Tangga 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 4 0 1 0 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Aman dan efektif

26 Mastiah 30 SMP Pedagang 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 8 1 1 0 0 0 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Ingin menjaga dan mengatur jarak kehamilan

27 Yani 20 SMP Petani 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 8 0 1 0 0 0 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Bosan pakai pil dan suntik

28 Dewi 24 SMP Dagang 2 3 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 6 0 1 0 0 1 0 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Takut Jarum suntik

29 Sutiyeh 28 SD Petani 2 3 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 8 1 1 0 0 0 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Anjuran dari teman

30 Maimunah 38 SD Petani 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 7 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 dukungan dari petugas kesehatan

31 Suni 37 SD Ibu Rumah Tangga 2 3 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 7 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 saran dari teman

32 Hamsatin 27 SD Petani 2 3 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 8 1 1 0 0 0 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Saran dari suami

Penggunaan IUDNoIdentitas Responden Efek Samping Dukungan Suami Dukungan Petugas Kesehatan

Page 109: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

1

ANALISIS SITUASI PENGGUNAAN IUD

DI PUSKESMAS SUNGAI DURIAN

NASKAH PUBLIKASI

Oleh :

DEPI SURIANA SIREGAR

NIM. 111510587

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

2017

Page 110: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

2

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.K.M)

Peminatan Kesehatan Reproduksi

Oleh :

DEPI SURIANA SIREGAR

NIM. 111510587

Pontianak, Januari 2018

Mengetahui,

Pembimbing I

Dr. Linda Suwarni, SKM., M.Kes.

NIDN. 1125058301

Pembimbing II

Otik Widyastutik, SKM, MA

NIDN. 1102108001

Page 111: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

3

JKMK JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT KHATULISTIWA

http://openjurnal.unmuhpnk.ac.id/index.php?journal=jkmk&page=index

ANALISIS SITUASI PENGGUNAAN IUD DI PUSKESMAS SUNGAI

DURIAN

Depi Suriana Siregar *1, Linda Suwarni*2, Otik Widyastutik*

3

1*Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Prodi Kesehatan Masyarakat

Universitas Muhammadiyah Pontianak

Jl. Jenderal Ahmad Yani No.111 : Pontianak

2*Dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat: Universitas Muhammadiyah Pontianak

Jl. Jenderal Ahmad Yani No.111 : Pontianak

3*Dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat: Universitas Muhammadiyah Pontianak

Jl. Jenderal Ahmad Yani No.111 : Pontianak

Info Artikel

Sejarah artikel :

Diterima

Disetujui

Di publikasi

Keywords:

Penggunaa IUD di

Puskesmas

Abstrak

Peningkatan pemakaian suntik KB diiringi oleh turunnya peserta

IUD, pil dan implan. Pada umumnya, setiap pasangan yang

menggunakan kontrasepsi dilandasi keinginan yang jelas, apakah

untuk mengatur jarak kelahiran atau membatasi kelahiran. Berdasarkan studi pendahuluan terhadap 10 wanita pasangan usia

subur di Puskesmas Sungai Durian Kabupaten Kubu Raya, bahwa

terdapat 80% tidak ingin menggunakan KB IUD karena takut efek

samping dirasakan, suami yang tidak mengingikan menggunakan

IUD. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

analisis situasi penggunaan IUD di Puskesmas Sungai Durian.

Jenis penelitian ini adalah deskrtipdtif dengan pendekatan cross

sectional. Besar sample penelitian sebanyak 32 sampel. Masing-

masing variabel yang diteliti diuji dengan menggunakan uji

univariat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa gambaran berumur antara 20-

35 tahun sebanyak 24 responden (75,0%), paritas 2-3 anak (56,3%),

ada efek samping (62,5%), tidak ada riwayat KB sebelumnya

(75,0%), tidak memiliki dukungan suami (62,5%), peran petugas

mendukung (100,0%), pengambilan keputusan adalah saran dari

suami dan teman, tidak mau gemuk dan tidak perlu berkunjung ke

pelayanan kesehatan setiap bulannya sebesar 2 (6,3%).

Saran Diharapkan bagi ibu lebih memahami kontrasepsi IUD baik

bahan IUD, efek samping jangka pendek maupun jangka panjang,

dengan cara mengikuti konseling KB secara mendalam, aktif

mengikuti penyuluhan dalam menggunakan kontrasepsi, sehingga

pengetahuan mengenai KB lebih meningkat

Instructions For Writing And Send Jurnal Articles Health Research Starts Publishing 2017

@ 2017, Unmuh Pontianak

Page 112: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

JKMK JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT KHATULISTIWA

http://openjurnal.unmuhpnk.ac.id/index.php?journal=jkmk&page=index

ANALYSIS OF SITUATION OF USE OF IUD IN PUSKESMAS

SUNGAI DURIAN

Depi Suriana Siregar *1, Linda Suwarni*2, Otik Widyastutik*

3

1*Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Prodi Kesehatan Masyarakat

Universitas Muhammadiyah Pontianak

Jl. Jenderal Ahmad Yani No.111 : Pontianak

2*Dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat: Universitas Muhammadiyah Pontianak

Jl. Jenderal Ahmad Yani No.111 : Pontianak

3*Dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat: Universitas Muhammadiyah Pontianak

Jl. Jenderal Ahmad Yani No.111 : Pontianak

Info Artikel

Sejarah artikel :

Diterima

Disetujui

Di publikasi

Keywords:

Use Of Iud In

Puskesmas

Abstract

Increased usage of injecting KB accompanied by the decrease of

IUD participants, pills and implants. In general, every couple using

contraception is based on a clear desire, whether to adjust the birth

spacing or to limit births. Based on a preliminary study of 10 fertile

couples at Puskesmas Sungai Durian of Kubu Raya Regency, 80%

did not want to use IUD for fear of perceived side effects,

unqualified husbands using IUDs. The general objective of this

research is to know the situation analysis of IUD usage at

Puskesmas Sungai Durian.

The type of this research is deskrtipdtif with cross sectional

approach. The sample size was 32 samples. Each of the variables

studied was tested using a univariate test.

The results showed that the picture between the ages of 20-35 years

was 24 respondents (75.0%), parity 2-3 children (56.3%), side

effects (62.5%), no previous family history (75 , 0%), no husband

support (62,5%), supporting officer role (100,0%), decision making

is suggestion from husband and friend, do not want to fat and do not

need to visit health service every month equal to 2 ( 6.3%).

Suggestion It is expected that the mother will better understand the

contraception of IUD better

IUD materials, short-term and long-term side effects, by following

in-depth family planning counseling, are active in counseling in

using contraception, so knowledge on family planning is increasing.

Instructions For Writing And Send Jurnal Articles Health Research Starts Publishing 2017

@ 2017, Unmuh Pontianak

Page 113: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

PENDAHULUAN

Tujuan Pembangunan kesehatan adalah

Keluarga Berencana (KB) merupakan tindakan yang

membantu individu atau pasangan suami istri untuk

mendapatkan objektif tertentu, menghindari kelahiran

yang tidak diinginkan, mengatur interval di antara

kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam

hubungan suami istri dan menentukan jumlah anak

dalam keluarga (WHO, 2009)

Program KB tidak hanya bertujuan untuk

mengendalikan laju pertumbuhan penduduk,

melainkan juga untuk memenuhi permintaan

masyarakat akan pelayanan KB dan kesehatan

reproduksi (KR) yang berkualitas, menurunkan

angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi

(AKB) serta penanggulangan masalah kesehatan

reproduksi untuk membentuk keluarga kecil

berkualitas (Yuhedi dan Kurniawati, 2013).

Indonesia mempunyai kebijakan untuk

mengendalikan pertumbuhan penduduk diantaranya

melalui program KB, akan tetapi beberapa tahun

terakhir program yang dilakukan melalui KB

stagnan.Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

atau Intra Uterine Devices (IUD) merupakan pilihan

kontrasepsi yang efektif, aman, dan nyaman bagi

sebagian wanita. IUD merupakan metode kontrasepsi

reversibelyang paling sering digunakan di seluruh

dunia dengan pemakaian mencapai sekitar 100 juta

wanita, sebagian besar berada di Cina. Generasi terbaru

AKDR memiliki efektivitas lebih dari 99% dalam

mencegah kehamilan pada pemakaian satu tahun atau

lebih (Glasier dan Gebbie, 2012).

Berdasarkan survey penduduk tahun 2010

tingkat laju pertumbuhan penduduk Indonesia sebesar

1,49% dan angka kelahiran total atau Total Fertility

Rate (TFR) sebesar 2,6 per wanita subur. Angka

tersebut masih jauh dari target Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2009-

2014 yaitu tercapainya laju pertumbuhan penduduk

(LPP) sebesar 1,1% dan tingkat fertilitas 2,1%per

kelahiran (BKKBN, 2012).

Berdasarkan Analisis Data Kependudukan dan

KB Hasil Susenas 2015 bahwa sebagian besar PUS

peserta KB di Indonesia masih mengandalkan

kontrasepsi suntikan (59,57%) dan pil (20,71%) dari

total pengguna KB. Sedangkan persentase pengguna

Metode Kontrasepsi Jangka

Panjang (MKJP) terbesar adalah pengguna IUD

(7,30%) dan Susuk KB (6,21%). Pemakaian alat

kontrasepsi di Provinsi Kalimantan Barat didominasi

oleh suntikan (64,68%), disusul pil (27,19%).

Penggunaan MKJP di Kalimantan Barat adalah sebesar

7,06% terdiri dari IUD (3,06%), susuk/implant (2,21%),

MOW (1,49%), dan MOP (0,3%). Pengguna kondom

sebanyak 0,52%; kondom wanita 0,04%; pantang

berkala 0,31%; dan metode lainnya 0,21%. Penggunaan

IUD di Puskesmas Sungai Durian Kabupaten Kubu

Raya tahun 2016 terdapat 56 orang sedangkan pada

tahun 2017 sampai dengan bulan september 32 orang.

Peningkatan pemakaian suntik KB diiringi oleh

turunnya peserta IUD, pil dan implan. Pada umumnya,

setiap pasangan yang menggunakan kontrasepsi

dilandasi keinginan yang jelas, apakah untuk mengatur

jarak kelahiran atau membatasi kelahiran. Kejelasan

maksud tersebut terkait dengan tersedianya teknologi

kontrasepsi sesuai dengan keamanan medis serta

kemungkinan kembalinya fase kesuburan, efektivitas,

dan efisiensi metode kontrasepsi. Perbaikan dalam

penyampaian pelayanankontrasepsi dan penyediaan

akses yang mudah dapat meningkatkan proporsi

pemakaiankontrasepsi (BKKBN, 2004).

Penggunaan metode kontrasepsi IUD dapat

menjamin sekurangnya tiga tahun jarak kelahiran.

Pengaturan jarak kehamilan lebih dari dua tahundapat

membantu wanita memiliki anak yang sehat dan

meningkatkan peluang mereka untuk terus hidup

sebesar 50%. Wanita di bawah usia 20 tahun dan lebih

dari 40 tahun lebih berkemungkinan untuk memiliki

bayi yang mati dalam usia satu tahun (infant) daripada

wanita pada usia reproduksi sehat (Sujudi, 2005)

Turunnya jumlah peserta KB IUD dari

tahun ke tahun dapat disebabkan karena beberapa

faktor seperti : 1) ketidaktahuan peserta tentang

kelebihan KB IUD. Dimana pengetahuan

terhadap alat kontarsepsi merupakan pertimbangan

dalam menentukan metode kontrasepsi yang

digunakan. 2) Kualitas pelayanan KB, dilihat dari segi

ketersediaan alat kontrasepsi, efek samping,

ketersediaan tenaga yang terlatih dan kemampuan

medis teknis petugas pelayanan kesehatan. 3) Biaya

pelayanan IUD yang mahal. 4) Adanya hambatan

dukungan dari suami dalam pemakaian alat kontrasepsi

IUD. 5) Adanya niat yang timbul dari adanya sikap

yang didasarkan pada kepercayaan, adanya riwayat

penyakit norma-norma di masyarakat dan norma

pokok yang ada dalam lingkungan. Salah satu

norma yang dianut masyarakat adalah pemasangan IUD

yang dilakukan di aurat (vagina) sehingga menimbulkan

perasaan malu / enggan untuk menggunakan IUD.

Penggunaan metode kontrasepsi IUD dapat

menjamin sekurangnya tiga tahun jarak kelahiran.

Pengaturan jarak kehamilan lebih dari dua tahun

dapat membantu wanita memiliki anak yang

sehat dan meningkatkan peluang mereka untuk terus

hidup sebesar 50%. Wanita di bawah usia 20 tahun dan

lebih dari 40 tahun lebih berkemungkinan

untuk memiliki bayi yang mati dalam usia satu tahun

Page 114: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

(infant) daripada wanita pada usia reproduksi sehat

(Sujudi, 2005).

Efek samping penggunaan kontrasepsi IUD di

antaranya dismenore, meningkatnya aliran darah

menstruasi, bercak darah diantara periode menstruasi,

infeksi uterus, atau perforasi dan kehamilan ektopik.

Tanda-tanda bahaya yang harus diwaspadai meliputi

periode menstruasi terlambat atau tidak ada, nyeri

abdomen berat, demam dan menggigil, daerah vagina

bau, terdapat bercak-bercak, perdarahan atau periode

menstruasi berat. Pengeluaran spontan terjadi pada 2%-

10% pemakaian dalam tahun pertama (Stright, 2004).

Penelitian yang dilakukan Aryanti (2014)

menunjukaan bahwa hanya varibel dukungan suami

yang memiliki hubungan bermakna secara statistik

terhadap penggunaan kontrasepsi IUD (OR = 0,023, p

= 0,000) di Kecamatan Aikmel Kabupaten Lombok

Timur (Aryanti, 2014). Menurut Endah (2013)

menyatakan bahwa penghentian penggunaan IUD

cenderung terjadi pada akseptor yang berusia muda,

memiliki jumlah anak <2, berpendidikan rendah, tidak

bekerja, dan tidak mendiskusikan KB dengan suami

(Endah, 2013).

Berdasarkan studi pendahuluan yang

dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Sungai Durian

terhadap 10 wanita pasangan usia subur di Puskesmas

Sungai Durian Kabupaten Kubu Raya, bahwa terdapat

80% tidak ingin menggunakan KB IUD karena takut

efek samping dirasakan, suami yang tidak mengingikan

menggunakan IUD dan merasakan kenyamanan dengan

KB yang digunakan sebelumnya.

Berdasarkan hasil di atas maka peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian tentang “gambaran faktor

riwayat penyakit, efek samping, riwayat KB yang

mempengaruhi aseptor KB memilih mnggunakaniud di

Puskesmas Sungai Durian

Metode

Penelitian ini bersifat deskritif observasional

dengan pendekatan Cross Sectional. Penelitian ini

bertujuan untuk mendapat gambaran secara jelas

mengenai objek yang diteliti Sampel penelitian adalah 32 sampel emua peserta KB yang ada di Puskesmas

Sungai Durian.

Hasil

Gambaran Umum

Puskesmas Sungai Durian merupakan satu dari tiga

puskesmas di wilayah Kecamatan Sungai Raya

Kabupaten Kubu Raya yang terletak pada koordinat

109º - 22,31 BT dan 0º -21 LS dengan ketinggian 0 – 1

meter dpl. Luas wilayah Puskesmas Sungai Durian

sekitar 315.587 Km² dengan tingkat kepadatan

Penduduk sebesar 0,30/km2. Jumlah penduduk pada

tahun 2012 adalah sebesar 95,931 jiwa terdiri dari

14.505 kk dengan rata-rata 6,6 jiwa/kk.

Tabel 1 Karakteristik Responden

Variabel Jumlah %

Pekerjaan Jumlah %

Bekerja 8 25,0

Tidak Bekerja (IRT) 24 75,0

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Analisa Univaraiat

Variabel Jumlah %

Umur

< 20 tahun 2 6,3

20-35 tahun 24 75,0

> 35 tahun 6 18,7

Paritas

Anak 1 12 37,5

Anak 2-3 18 56,3

Anak > 3 2 6,3

Efek samping penggunaan IUD

Ada 20 62,5

Tidak Ada 12 37,5

Riwayat

Ya 8 25,0

Tidak 24 75,0

Dukungan Suami

Tidak mendukung 20 62,5

mendukung 12 37,5

Pengambil keputusan penggunaan IUD

Aman dan efektif 4 12,5

Saran dari suami, teman

dan bidan 10 31,3

Ingin mencoba 4 12,5

Tidak mau minum obat

dan suntik setiap bulan 11 34,3

Tidak mau berat badan

naik 2 6,3

Untuk menjaga jarak 1 3,1

Dukungan petugas kesehatan

Tidak mendukung 0 0

mendukung 32 100,0

Page 115: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

Pembahasan

1. Untuk mengetahui gambaran usia pengguna IUD

di Puskesmas Sungai Durian.

Berdasarkan hasil penelirian bahwa

proporsi responden berdasarkan kelompok umur

terbanyak di Puskesmas Sungai Durian adalah

berumur antara 20-35 tahun sebanyak 24

responden (75,0%).

Hasil penelitian ini sama dengan

Handayani (2012) yang melakukan penelitian pada

ibu di Desa Rambigundam Kabupaten Jember

dimana sebagian besar responden terbanyak yaitu

ibu dengan usia dewasa muda sebanyak 86%.

Rendahnya pemilihan Metode

Kontrasepsi Jangka Panjang dipengaruhi oleh

umur responden. Umur responden berpengaruh

pada pemilihan alat kontrasepsi, umur antara 35

tahun lebih merupakan fase mengakhiri kehamilan

yaitu fase tidak ingin hamil lagi diperlukan jika

wanita sudah tidak ingin anak lagi.

Menurut Saifuddin (2010), berdasarkan

perencanaan keluarga, dapat ditentukan fase-fase

penggunaan alat kontrasepsi yang ideal. Umur

kurang dari 20 tahun merupakan fase menunda

kehamilan, diperlukan pada wanita yang menikah

dengan umur masih muda, umur antara 20 tahun

sampai 35 tahun adalah fase menjarangkan

kehamilan dengan cara mengatur jarak kehamilan

yang baik yaitu antara 2 sampai 4 tahun, dan umur

antara 35 tahun lebih merupakan fase mengakhiri

kehamilan yaitu fase tidak ingin hamil lagi

diperlukan jika wanita sudah tidak ingin anak lagi.

Sejalan dengan pendapat Kusumaningrum

(2009), umur dalam hubungannya dengan

pemakaian kontrasepsi berperan sebagai faktor

intrinsik. Umur berhubungan dengan struktur

organ, fungsi faaliah, komposisi biokimiawi

termasuk sistem hormonal seorang wanita.

Perbedaan fungsi faaliah, komposisi biokimiawi,

dan sistem hormonal pada suatu periode umur

menyebabkan perbedaan pada kontrasepsi yang

dibutuhkan.

Hal ini dikarenakan usia perkawinan

wanita mempunyai pengaruh bagi perkembangan

jumlah penduduk, karena berpengaruh terhadap

fertilitas. Semakin rendah usia kawin pertama

semakin besar resiko yang dihadapi selama masa

kehamilan atau melahirkan, baik keselamatan ibu

dan anak. Kondisi ini disebabkan belum

matangnya rahim wanita muda untuk proses

berkembangnya janin atau belum siapnya mental

menghadapi proses kehamilan. Umumnya wanita

yang menikah pada usia muda mempunyai waktu

yang lebih panjang beresiko untuk hamil. Oleh

karena itu pada masyarakat yang kebanyakan

wanitanya melakukan perkawinan pertama pada

umur muda, angka kelahirannya juga lebih tinggi

dibandingkan dengan masyarakat yang wanitanya

melakukan perkawinan pertama kali pada usia

lebih tua. Sebaliknya semakin tinggi usia

perkawinan yang melampaui batas yang

dianjurkan juga sangat beresiko pada masa

kehamilan di bawah umur (dibawah umur 17

tahun) untuk wanita.

Penggunaan alat atau cara KB merupakan

salah satu upaya untuk menekan jumlah kelahiran.

Proporsi wanita kawin amat penting dalam

mempelajari pola fertilitas, secara teori makin

muda umur kawin seorang wanita maka semakin

panjang masa reproduksi, dengan demikian jumlah

anak yang dilahirkan diharapkan makin banyak

pula. Dalam hal pembangunan berstatus kesehatan

dan kualitas hidup, semakin banyak wanita kawin

pada umur muda dapat berimplikasi pada buruknya

status kesehatan ibu dan anak. Dampak banyaknya

perkawinan dan kehamilan wanita usia muda

terlihat pada tingginya angka kematian ibu karena

melahirkan dan angka kematian bayi.

2. Untuk mengetahuai gambaran paritas pengguna

IUD di Puskesmas Sungai Durian.

Berdasarkan hasil penelitian bahwa

proporsi responden berdasarkan dukungan petugas

keseahatan di Puskesmas Sungai Durian terbanyak

adalah memiliki 2-3 anak sebesar 18 (56,3%) dan

yang memeiliki anak 1 yang menggunaka IUD

sebesar 37,5%.

Hal ini terjadi karena jumlah anak berkaitan

erat dengan program KB karena salah satu misi

dari program KB adalah terciptanya keluarga

dengan jumlah anak yang ideal yakni dua anak

dalam satu keluarga, laki-laki maupun perempuan

sama saja. Para wanita umumnya lebih menyadari

bahwa jenis kelamin anak tidak penting sehingga

Page 116: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

bila jumlah anak sudah dianggap ideal maka para

wanita cenderung untuk mengikuti program KB.

Menurut Sugiarti Dkk (2012), jumlah anak

mulai diperhatikan setiap keluarga karena

berkaitan dengan tingkat kesejahteraan , semakin

banyak anak semakin banyak pula tanggungan

kepala keluarga dalam mencukupi kebutuhan

materil selain itu juga untuk menjaga kesehatan

sistem reproduki karena semakin sering

melahirkan semakin rentan terhadap kesehatan ibu.

Penelitian ini sejalan yang dilakukan oleh

Ramadini (2014) bahwa ada hubungan antara

paritas Ibu dengan pemilihan alat kontrasepsi

jangka panjang di Desa Ngares Kidul kecamatan

Gedeg Kabupaten Mojokerto.

Pilihan kontrasepsi yang disesuaikan

dengan kebutuhan pada dasarnya merupakan

pilihan akseptor secara sukarela yang didasarkan

pada pertimbangan rasionaldari sudut teknis

penggunaan, kondisi medis dan kondisi sosial

ekonomis masing-masing akseptor. Misalnya,

penggunaan kontrasepsi yang ditujukan untuk

menjarangkan kelahirananak dalam beberapa

bulan, maka bukan metode implant, IUD atau

sterilisasi tetapi pil yangdianggap rasional.

Alasannya karena metode tersebut bersifat

jangka panjang dan kembalinya kesuburan relatif

lama dibanding dengan pil. Menurut asumsi

peneliti karena penggunaan IUD dalam jangka

waktu yang panjang (5-10 tahun), membuat

akseptor tidak tertarik untuk menggunakan IUD

Dikarenakan mereka menginnginkan kehamilan

dan suatu bukti mayoritas responden adalah

multipara. Sehingga menyebabkan penggunaan

KB IUD di daerah ini tergolong sangat rendah.

Hal ini menunjukkan bahwa 2 orang anak

saja masih dianggap kurang oleh responden. Ini

terutama terjadi karena masyarakat tempat

penelitian umumnya bekerja di sektor pertanian

dan perkebunan yang memerlukan tenaga banyak

untuk mendapatkan hasil yang baik. Sehingga

jumlah anak yang semakin banyak dirasa akan

semakin baik karena dapat membantu untuk

mencari nafkah.

Ibu yang paritasa 1 dan 2 memilih

menggunakan alat kontasepi IUD untuk mengatur

jarak anak, dan menunda kehamilan karena IUD

merupakan alat kontasepsi yang memiliki angka

kegagalan yang paling rendah dibandingkan

dengan alat kontrasepsi yang lain, sedangkan ibu

yang meliliki paritas ≥3 sedikit yang menggunakan

IUD karena ibu merasa lebih berpengalaman

dalam menggunakan alat kontasepsi yang sesuai

dengan dirinya.

Pada pasangan dengan jumlah anak hidup

masih sedikit terdapat kecenderungan untuk

menggunakan alat kontrasepsi dengan efektifitas

rendah, sedangkanpada pasangan dengan jumlah

anak hidup banyak terdapat kecenderungan

menggunakan metode kontrasepsi dengan

efektifitas tinggi. Maka dari itu diharapkan kepada

petugas kesehatan untuk lebih sering mengadakan

konseling atau penyuluhan tentang

pentingnya pemakaian metode kontrasepsi

jangka panjang pada ibu yang memiliki anak lebih

dari dua.

3. Untuk mengetahuai gambaran efek samping

pengguna IUD di Puskesmas Sungai Durian.

Berdasarkan hasil penelitian bahwa

proporsi responden berdasarkan efek samping

penggunaan IUD di Puskesmas Sungai Durian

terbanyak adalah ada sebesar 20 (62,5%).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh

Nofadina (2017) Sebagian besar mengalami efek

samping hipermenore, yaitu sejumlah 52 orang

(67,5%), sebagian besar tidak mengalami efek

samping dismenore, yaitu sejumlah 61 orang

(79,2%). Sedangkan yang mengalami efek

samping dismenore sejumlah 16 orang (20,8%),

sebagian tidak mengalami efek samping gangguan

hubungan seksual, yaitu sejumlah 73 orang

(94,8%), sebagian besar mengalami efek samping

keputihan, yaitu sejumlah 46 orang (59,7%).

Akseptor KB AKDR semuanya tidak mengalami

efek samping ekspulsi, yaitu sejumlah 77 orang

(100,0%)

Alat kontrasepsi IUD juga dapat

menyebabkan efek samping antara lain

gangguan menstruasi, benang IUD hilang

(ekspulsi), keluar cairan berlebih dari vagina

(keputihan). Efek samping kontrasepsi merupakan

masalah bagi seorang akseptor yang memakainya,

karena merupakan beban kejiwaan yang harus

ditanggungnya, yang berakhir pada adanya

kekhawatiran dan kecemasan yang berlebih,

Page 117: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

sehingga seorang akseptor akan mengalami

kejadian drop out atau putus pakai (Nurul, 2013).

Anjurkan pasien untuk mencabut IUD

jika terjadi anemia yang parah (Hb<9 g) dan

bantu pasien memilih metode kontrasepsi yang

lain. Efek samping lainnya yaitu berupa keputihan

(lechorea). Keputihan yaitu adanya pengeluaran

cairan dari vagina (keputihan) yang dapat

timbul dari berbagai keadaan, yaitu secara

fisiologis dan secara patologis.

Maka dari itu diharapkan masyarakat dapat

meningkatkan pengetahuan tentang KB melalui

berbagai macam media informasi, khususnya

tentang efek smping KB hormonal, agar

pengetahuan responden pemakaian KB hormonal

dapat berkembang, sehingga pengetahuan

responden tentang efek samping pemakaian KB

hormonal yang kurang dapat meningkat menjadi

baik, dengan demikiankualitas kesehatan dapat

meningkat pula, sehingga responden menjadi lebih

tahu tindakan yang harus dilakukan bila menemui

masalah kesehatan, khususnya tentang efek

samping pemakaian KB hormonal dan tidak

mengalami kecemasan yang berlebihan saat

mengalami efek samping tersebut.

4. Untuk mengetahuai gambaran dukungan suami

pengguna IUD di Puskesmas Sungai Durian.

Berdasarkan hasil penelitian bahwa proporsi

responden berdasarkan dukungan suami di

Puskesmas Sungai Durian terbanyak adalah tidak

mendukung sebesar 20 (62,5%).

Penelitian ini sejalan yang dilakukan oleh

Sa’adah (2013) bahwa ada hubungan bermakna

antara dukungan suami dengan pemilihan alat

kontrasepsi IUD di BPM Neni Rumuni, S.SiT

Kecamatan Gunugnpati Kota Semarang (p value

<0,000). Demikian juga penelitian yang dilakukan

oleh Sulastri (2014) bahwa Hasil penelitian

responden yang mendapat dukungan sedikit lebih

tinggi dari yang tidak memberi dukungan sebesar

50,6% dan sebagian besar responden memiliki

minat rendah 76,4%. Hasil uji statistik dengan uji

Chi–Square didapatkan nilai p sebesar

(0,006)<α(0.05). Berdasarkan hasil uji statistik

bahwa ada hubungan bermakna antara dukungan

suami dengan minat ibu dalam pemakaian

kontrasepsi IUD di Bergas .

Hal tersebut merupakan dukungan yang dapat

diberikan suami kepada istri. Masalah kontrasepsi

bukanlah tanggung jawab istri semata, tetapi

merupakan tanggung jawab suami juga. Apabila

seorang istri menginginkan untuk menggunakan

IUD sebagai alat kontrasepsi yangakan digunakan,

maka seorang suami harus bisa memberikan

tanggapan yang positif dan mampu memberikan

dukungan. Apabila suami tidak

memberikan dukungan maka seorang istri

tidak akan menggunakan kontrasepsi yang menjadi

pilihannya yaitu IUD. Dukungan seorang suami

merupakan bentuk motivasi yang diberikan kepada

istri. Jika suami memberikan motivasi maka

sorang istri secara tidak langsung akan merasa

bahagia.

Menurut Suryono (2008), dukungan suami

dalam ber-KB dapat ditunjukkan dengan

membantu memilih kontrasepsi yang sesuai

dengan keinginan dan kondisi istrinya,

menggunakan kontrasepsi dengan benar, mencari

pertolongan jika terjadi efek samping maupun

komplikasi sesudah pemasangan IUD, mengantar

istri ke tempat pelayanan kesehatan untuk kontrol

ulang, membantu mencari alternatif lain jika IUD

terbukti tidak memuaskan dan bersedia

menggantikan istri jika kondisi istri tidak

memungkinkan untuk menggunakan kontrasepsi.

Dukungan suami merupakan sifat interaksi

yang berlangsung dalam berbagai hubungan sosial

individu, yaitu istri.Sudah menjadi tradisi kalau

segala sesuatu harus dengan persetujuan suami

atau yang berkuasa di rumah. Hal ini sangat

mempengaruhi seorang ibu untuk menjadi seorang

akseptor. Keluarga sangat berperan penting dalam

pemilihan alat kontrasepsi, karena jika ada salah

satu keluarga yang tidak setuju, ibu akan

mempertimbangkan ulang pilihannya misalnya ibu

memilih IUD dan sebagian besar ibu akan ikut

dengan keputusan suami, atau anggota.

Maka dari itu diharapkan agar suami

mendukung istri untuk melakukan kontrasepsi IUD

karena Dukungan suami sangatlah berdampak

positif bagi keluarga, lebih-lebih terhadap

pasangannya, karena adanya dukungan suami

terutama dalam pemilihan IUD, nantinya istri akan

Page 118: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

merasa lebih mantap dalam memilih dan selama

pemakaiannya istri tidak akan khawatir karena

suami sudah mendukung.

5. Untuk mengetahuai gambaran peran petugas

pengguna IUD di Puskesmas Sungai Durian.

Berdasarkan hasil penelitian bahwa proporsi

responden berdasarkan dukungan petugas

keseahatan di Puskesmas Sungai Durian semuanya

mendukung sebesar 32 (100,0%).

Penelitian ini sejalan yang dilakukan oleh

Aldriana (2013) bahwa ada hubungan petugas

kesehatan dengan penggunaan AKDR di Wilayah

kerja Puskesmas Kabun Kabupaten Rokan Hulu (p

value 0,001).

Sebagian petugas kesehatan kurang

melakukan konseling dan pemberi an informasi

yang menyebabkan kurangnya pengetahuan klien

dalam memilih jenis KB. Namun masyarakat

mentolerir pelayanan KB meskipun pelayanan KB

belum seluruhnya memenuhi syarat pelayanan

berkualitas.Informasi yang baik dari petugas

membantu klien dalam memilih dan menentukan

metode kontrasepsi yang di pakai. Informasi yang

baik akan memberikan kepuasan klien yang

berdampak pada penggunaan kontrasepsi yang

lebih lama sehingga membantu keberhasilan KB.

Tenaga kesehatan mempunyai peran sebagai

konselor. Seorang konselor melakukan konseling

kepada wanita pasangan usia subur agar perilaku

wanita usia subur dapat berubah yaitu wanita

pasangan usia subur mengetahui tentang KB dan

menggunakan alat kontrasepsi.

Maka dari itu di harapkan petugas kesehatan

untuk memberikan penyuluhan kesehatan tentang

pentingnya menggunakan kontrasepsi dan

memberikan dukungan kepada ibu-ibu untuk

menggunakan IUD, menyakinkan IUD untuk

penggunaan jangka panjang yang paling efektif

dibandingkan dengan kontrasepsi lain.

DAFTAR PUSTAKA

Aryanti, 2014. Faktor-Faktor Yang Berhubungan

Dengan Penggunaan Kontrasepsi Pada

Wanita Kawin Usia Dini Di Kecamatan

Aikmel Kabupaten Lombok Timur. Tesis.

Program Pascasarjana

Universitas Udayana Denpasar

Anggorodi, R. 2009. Dukun bayi dalam persalinan

oleh masyarakat indonesia. Makara.

Kesehatan. Vol 13. No 1 : 9-10

Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional

(BKKBN). 2005. Keluarga Berencana dan

Kesehatan Reproduksi: Kebijakan,

Program dan Kegiatan Tahun 2005-2009,

Jakarta. 2005.

Budiarto, Eko. 2002. Biostatistik Untuk

Kedokteran Dan Kesehatan Masyarakat.

EGC. Jakarta

Budiman, 2012. Penelitian Kesehatan. Refika

Aditama, Bandung.

Depkes RI, 2006 Buku Pedoman Pengenalan

Tanda Bahaya Pada Kehamilan,

Persalinan dan Nifas, Depkes RI, Jakarta

__________2008, Pedoman Kemitraan Bidan dan

Dukun, Jakarta

__________, 2010, Riset Kesehatan Dasar,

Jakarta: Depkes RI

Depdiknas ,2008. Kamus Besar Bahasa

Indonesia Pusat Bahasa , PT Gramedia

Pustaka Utama,Jakarta.

Depkes, 2001. Materi Ajar Safe Motherhood.

WHO-Depkes-FKMUI. Jakarta

Page 119: ANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS ...repository.unmuhpnk.ac.id/657/1/SKRIPSI.pdfANALISA SITUASI PENGGUNA IUD DI PUSKESMAS SUIGAI DURIAN KAB. KUBU RAYA TAHUN 2017 SKRIPSI Oleh

Erfandi. 2009. Pengetahuan dan Faktor-faktor

Yang Mempengaruhi. http://for

betterhealth.wordpress.com

Fitriani, Sinta. 2011. Promosi Kesehatan.

Graha Ilmu. Yogyakarta.

Henderson, C. & Jones, K. 2005. Buku Ajar

Konsep Kebidanan. EGC. Jakarta

Heriyati. 2013. Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Pengetahuan

Ibu Tentang Penggunaan Iud Post

Plasenta Di Rumah Sakit Umum

Daerah

Dr. Zainoel Abidin Tahun 2013.

Jumiarni., Sri, M., & Nurlina, S. (1995).

Asuhan keperawatan perinatal. Jakarta:

EGC.

Krisliana, Aprilia, 2007 Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Pemilihan Penolong

Persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas

Warunggunung Kabupaten Lebak Provinsi

Banten, Tesis FKM-UI, Depok

Mubarak, Wahit I. (2011). Promosi Kesehatan

untuk Kebidanan. Salemba Medika.

Jakarta

Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Promosi Kesehatan

Teori dan Aplikasi. Rineka Cipta. Jakarta.

. 2010. Ilmu Perilaku

Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.

.2010. Promosi Kesehatan

Teori dan Aplikasi. Rineka Cipta. Jakarta.

Riyanto, Agus, 2011. Metodologi Penelitian

Kesehatan, Nuha Medika, Yogyakarta

Saifuddin, 2010. Buku Panduan Praktis

Pelayanan Kontrasepsi. Edisi 2. PT

Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Jakarta.

Sarwono, 2004. Sosiologi Kesehatan, Beberapa

Konsep Beserta Aplikasinya. Gadjah mada

Universitas Press. Yogyakarta.

Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Kuantitatif dan

R & D. Alfabeta. Bandung.

Sulistyawati, Ari. 2011. Pelayanan Keluarga

Berencana. Salemba Medika.

Jakarta

Wikjhosastro, 2007, Ilmu Kebidanan, Bina

Pustaka, Jakarta