analisa keruntuhan uni soviet

18
UNIVERSITAS INDONESIA ANALISA FAKTOR-FAKTOR KERUNTUHAN UNI SOVIET PADA TAHUN 1991 Diajukan untuk Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Sejarah Dunia Disusun oleh: Dani Prabowo (0706296995) PROGRAM STUDI RUSIA FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA DEPOK, 2010

Upload: dani-prabowo

Post on 19-Jun-2015

4.313 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisa Keruntuhan Uni Soviet

UNIVERSITAS INDONESIA

ANALISA FAKTOR-FAKTOR KERUNTUHAN UNI SOVIET PADA TAHUN 1991

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester

Mata Kuliah Sejarah Dunia

Disusun oleh:

Dani Prabowo (0706296995)

PROGRAM STUDI RUSIA

FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA

DEPOK, 2010

Page 2: Analisa Keruntuhan Uni Soviet

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Imperium Uni Soviet merupakan imperium kuat yang memiliki luas wilayah terbentang

dari bagian timur Eropa dan bagian utara Asia yang meliputi 0,42 dari luas kedua benua itu.

Imperium Uni Soviet menempati 1/22 dari seluruh luas dunia dan sekitar 1/6 dari seluruh

daratannya.1 Luas wilayah tersebut menjadikan Uni Soviet sebagai Negara adidaya yang besar

yang mampu menandingi kekuatan Negara adidaya Amerika Serikat pada masa itu. Melalui

kebijakan komunisme internasionalnya (komintern), Uni Soviet berusaha mempengaruhi setiap

Negara yang ada di dunia ini agar mengikuti jejaknya menerapkan sistem komunisme leninisme

di negaranya. Usaha Uni Soviet dalam mempengaruhi Negara asing memberikan dampak yang

sangat besar. Cina dan beberapa Negara di Afrika menerapkan sistem komunisme gaya Uni

Soviet. Gema komunisme membahana selama 70 tahun sejak tahun 1922 hingga 1991. Selama

kurun waktu itulah kebijakan komunisme juga memberikan dampak negative kepad rakyatnya

sendiri.

Selain sebagai Negara dengan luas wilayah terbesar, Uni Soviet juga merupakan Negara

multietnis. Tidak kurang dari 15 etnis yang bergabung dengan Uni Soviet. Keberagaman etnis

yang dimiliki Uni Soviet tidak terlepas dari peran kekaisaran Rusia pada jaman dahulu. Aneksasi

serta intervensi2 yang dilakukan oleh kekaisaran Rusia terhadap wilayah-wilayah di Asia Tengah

dan wilayah Asia dan Eropa Timur lainnya yang menyebabkan Uni Soviet menjadi Negara yang

sangat luas. Keberagaman etnis menyebabkan Uni Soviet juga menjadi Negara dengan

keberagaman bahasa. Akan tetapi pada umumnya mereka menggunakan satu bahasa resmi yang

sama, yaitu bahasa Rusia.

Sistem komunisme yang dianut Uni Soviet merupakan boomerang bagi negaranya. Di

satu sisi impian komunisme mengenai persamaan hak dan juga pemerataan yang menjadi

1 Fahrurodji. A. Rusia Baru Menuju Demokrasi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, hlm. 103.

2 Zon, Fadli. Gerakan Etnonasionalis Bubarnya Imperium Uni Soviet. Jakarta: Pustaka Sinar harapan, hlm. 61.

Page 3: Analisa Keruntuhan Uni Soviet

semangat rakyatnya dalam meruntuhkan kekuatan dinasti Romanov. Keberhasilan rakyat Uni

Soviet yang pada masa itu masih menggunakan sistem keakaisaran mampu menggulingkan

pemerintahan Tsar Nikolai II pada tahun 1917. Pergerakkan kaum Bolshevick di bawah

pimpinan Vladimir Iliyich Lenin mampu menggulingkan sistem keakaisaran Tsar Romanov.

Namun disisi lain dalam implementasi kebijakannya, sistem komunis yang digunakan dinilai

terlalu membebani rakyat Uni Soviet. Impian mengenai persamaan hak dan juga pemerataan

pendapatan merupakan momok bagi masyarakata Uni Soviet. Ketidakmampuan masyarakat Uni

Soviet dalam menahan setiap kebijakan yang diterapkan pemerintah pusat menjadi faktor

penentu yang menjadi resistensi terhadap paham komunis di dalam masyarakat Uni Soviet.

Dalam makalah ini, penulis ingin menjelaskan mengenai permasalahan-permasalahan

yang menyebabkan runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991. Hal tersebut menarik untuk

dibicarakan karena sebagai Negara dengan sistem politik yang kuat yang mampu memonitor

masyarakatnya secara kuat, pemerintahannya dapat jatuh bahkan oleh sesuatu yang tidak dapat

diprediksi sebelumnya.

I.2. Rumusan Masalah

Dalam makalah ini penulis ingin menitikberatkan pada pembahasan mengenai sejarah

runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991. Adapun yang ingin dibahas yaitu:

“Faktor-faktor apa sajakah yang melatarbelakangi runtuhnya Uni Soviet pada tahun

1991?”

I.3. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menjelaskan faktor-faktor apa

saja yang dapat melatarbelakangi runtuhnya Uni Soviet.

Page 4: Analisa Keruntuhan Uni Soviet

I.4. Kerangka Teori

Untuk membahas mengenai masalah ini, penulis menggunakan teori liberalisme. Menurut

Rawl, liberalisme bukanlah sebuah doktrin yang komprehensiv, di dalamnya terdapat

keseluruhan teori tentang nilai, teori etnik, epistemologi, kontroversi metafisik atas seseorang

atau lingkungan. Gaus menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang besar antara liberalisme

dalam politik dan secara komprehensiv. Teori liberal datang dari suatu rangkaian yang besar,

dari ledakan teori filosofi, sampai kepada teori mengenai nilai dan potensi, teori mengenai hak

(tapi bukan kebaikan), keseluruhan hal tersebut dipakai untuk melihat doktrin politik. Di dalam

segi Wall berusaha mendeskripsikan mengenai liberalisme, yaitu liberalisme tidak hanya sekedar

mengenai teori mengenai politik. Terdapat teori mengenai substantiv, perfeksionis dan teori

tentang moral di dalamnya. Dalam pandangannya, hal yang benar untuk dilakukan meningkatkan

pembangunan atau kesempurnaan, dan hanya rezim yang melindungi kebebasan ekstensif bagi

setiap orang yang dapat menyelesaikannya.

I.5 Metode Penulisan

Metode penulisan yang penulis gunakan dalam menganalisis makalah ini ialah metode

analisis deskriptif. Metode analisis deskriptif merupakan bentuk tulisan yang berusaha

memberikan perincian-perincian dari objek yang sedang penulis bahas.3

3 Saad, MS. 1967. Catatan Kecil Penelitian Kesusasteraan. Jakarta: PT Gunung Agung. Hlm 18

Page 5: Analisa Keruntuhan Uni Soviet

BAB II

SEJARAH PERKEMBANGAN UNI SOVIET

II.1. Terbentuknya Uni Soviet

Tsar Nikolai II menjadi kaisar Rusia menggantikan posisi ayahnya, Aleksandr III, setelah

dia meninggal pada tahun 1894. Di bawah kekuasaanya, Rusia mengalami banyak permasalahan.

Permasalahan tersebut sebenarnya merupakan warisan dari ayahnya ketika masih menjabat.

Nikolai II menjabat sebagai kaisar ketika dia masih berusia 26 tahun. Usia tersebut dianggap

masih terlalu muda untuk memimpin suatu Negara. Akan tetapi dia tidak dapat menolaknya,

karena posisi dia adalah pewaris tahta kerajaan. Banyak yang menganggap bahwa gaya

kepemimpinannya lemah. Di samping itu, adanya pengaruh besar permaisurinya, Aleksandra,

yang berusaha mempengaruhi Nikolai dalam setiap pengambilan kebijakan dianggap sebagai

faktor jatuhnya Nikolai.

Tidak ada yang pernah akan menyangka bahwa Nikolai II akan menjadi tsar dinasti

Romanov yang terakhir. Selama masa kepemimpinannya, Rusia pada sedang menghadapi

pertempuran besar dengan Jepang. Perang tersebut dilakukan untuk mencari pengaruh di

kawasan Asia.4 Perang antara Rusia dengan Jepang tersebut dipicu oleh sikap agrsif Rusia di

Timur Jauh.5 Di samping itu, Rusia juga tengah berperang melawan ottoman Turki. Perang

Krimea ini melibatkan banyak Negara yang dan dianggap sebagai perang yang lahir akibat

kesalahpahaman.6 Perang tersebut membawa dampak besar bagi Rusia. Rusia mengalami banyak

kerugian dalam perang tersebut. Selain ancaman dari luar juga terdapat ancaman dari dalam yaitu

berasal dari kaum Bolshevick.

Munculnya kaum pergerakkan intelektual menjadi ancaman tersendiri bagi kekaisaran

Rusia. Kaum intelektual tersebut merupakan orang-orang yang belajar dari barat. Mereka

menerapkan paham komunisme Karl Marx dalam membangun kekuatan untuk menggulingkan

tsar. Mereka menyebut diri mereka sebagai kaum Bolshevick. Kaum Bolshevick berasal dari

4 Fahrurodji, Ibid.

5 Zon, Ibid. hlm. 74.

6 Ibid. hlm. 71.

Page 6: Analisa Keruntuhan Uni Soviet

kelas buruh yang berada di bawah kepemimpinan Vladimir Iliyich Lenin. Lenin merupakan

seorang yang revolusioner yang mampu membawa masyarakat Rusia pada saat itu untuk

melakukan perlawan terhadap absolutism tsar Rusia. Dia memiliki kekuatan untuk

mempengaruhi pikiran para buruh agar dapat membantunya untuk melakukan pergerakan

revolusioner.

Pergerakan kaum Bolshevick telah memberikan pengaruh yang sangat besar terutama

dalam perubahan sistem kekaisaran Rusia. Secara garis umum terdapat tiga faktor penting yang

menyebabkan runtuhnya dinasti Romanov. Pertama, peristiwa minggu berdarah yang

menewaskan ribuan buruh ketika mereka melakukan demonstrasi damai di St. Peterburg. Ketika

mereka melaksanakan aksi tersebut, tentara tsar menembaki mereka secara brutal. Kedua,

pemogokan umum pada bulan Oktober 1905, ketika sekitar 3 juta pekerja mogok kerja menuntut

diberlakukannya hak-hak demokrasi dan kebebasan serta pemberlakuan 8 jam kerja per hari

kerja. Dampak dari pemogokan tersebut adalah terciptanya Manifesto 17 Oktober. Ketiga,

pemberontakan bersenjata pada bulan Desember 1905. Nikolai II melepaskan tahtanya setelah

adanya pemberontakan yang dilakukan oleh kaum Bolshevick pada 1917. Pemberontakan yang

dinamakan revolusi Oktober 1917 ini merupakan puncak penggalangan kekuatan, terutama kaum

Bolshevick, melawan kekuata tsarisme Rusia yang pada saat itu sedang dalam kondisi perang

dunia I. Pemicu dari pergerakkan tersebut adalah karena keikutsertaan Rusia dalam perang dunia

I dan adanya perang saudara di dalam wilayah Rusia. Setelah itu, keluarga Nikolai II termasuk

dirinya sendiri dibunuh oleh kaum Bolshevick setelah diculik terlebih dahulu sebelumnya.

Kematian dan kemunduran Nikolai II menjadi awal kemunduran Rusia. Kematian Nikolai II

membawa Lenin menuju jalur kepemimpinan baru.

Paska revolusi, Lenin mulai menjalankan empat program utamanya, yaitu: mengakhiri

perang dengan negosiasi damai, redistribusi wilayah, menguasai seluruh pabrik oleh para buruh

dan pembentukan pemerintah Soviet.7 Lenin juga menghapus keberadaan partai-partai seperti

Demokrat Konstitusional, Sosialis Revolusioner dan Menshevick yang diduga melakukan

kegiatan kontra revolusioner. Pada tahun 1918 terjadi pemberontakan antara kaum Menshevick

dan kaum Bolshevick, yang berakibat pada kekalahan kaum Menshevick. Perang saudara

7 Ibid. hlm. 79.

Page 7: Analisa Keruntuhan Uni Soviet

tersebut akhirnya berakhir dengan pembentukan Uni Republik Soviet Sosialis (URSS) atau Uni

Soviet pada 30 Desember 1922.

II.2. Etnonasionalisme

Uni Soviet merupakan Negara multietnis yang memiliki total 15 negara bagian. Masing-

masing Negara bagian merupakan manifestasi dari masing-masing etnis mayoritas yang

menduduki suatu wilayah, seperti yang terlihat pada tabel berikut:

KOMPOSISI ETNIS DI UNI SOVIET

KELOMPOK ETNONASIONAL TERBESAR

(Dalam Ribuan)

Etnonasional Sensus 1926

147.028

% Sensus 1979

262.085

% Sensus 1989

286.717

%

Rusia 77.791 52.9 137.397 52.4 145.743 50.8

Ukraina 31.195 21.2 42.347 16.2 44.186 15.5

Uzbekistan 3.989 2.7 12.456 4.8 16.698 5.8

Beylorusia 4.739 3.2 9.463 3.6 10.368 3.5

Kazakhstan 3.989 2.7 6.556 2.5 8.136 2.8

Tatar 3.331 2.3 6.317 2.4 6.649 2.3

Azerbaijan 1.713 1.2 5.477 2.1 6.770 2.4

Armenia 1.568 1.1 4.151 1.6 4.623 1.6

Georgia 1.821 1.2 3.571 1.4 3.981 1.4

Moldovia 279 0.2 2.958 1.1 3.352 1.2

Tajikistan 981 0.7 2.898 1.1 4.215 1.5

Lithuania 41 0.0 2.851 1.1 3.067 1.1

Turkmenia 764 0.5 2.008 0.8 2.729 1.0

Jerman 1.239 0.8 1.936 0.7 2.039 0.7

Kirghizia 763 0.5 1.906 0.7 2.529 0.9

Yahudi 2.672 1.8 1.811 0.7 1.449 0.5

Chuvaishi 1.117 0.8 1.751 0.7 1.842 0.6

Latvia 151 0.1 1.439 0.5 1.459 0.5

Bashkir 714 0.5 1.371 0.5 1.449 0.5

Mordvinia 1.340 0.9 1.192 0.5 1.154 0.4

Polandia 782 0.5 1.151 0.4 1.126 0.4

Estonia 155 0.1 1.020 0.4 1.027

Sumber: Paul E. Lyndoph. Geography of the USSR. 5th

Ed. Winscosin: Misty Valley Publishing. 1990.8

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa etnis-etnis di Rusia tersebar di seluruh wilayah

yang menjadi wilayah Negara bagian Uni Soviet, sesuai dengan konstitusi baru Uni Soviet yang

8 Opcit, hlm. 89.

Page 8: Analisa Keruntuhan Uni Soviet

dikeluarkan pada 6 Juli 1923. Etnis Rusia merupakan etnis terbesar yang menjadi etnis paling

berpengaruh bagi keberadaan etnis lainnya. Selain sebagai etnis terbesar, Rusia SSR juga

merupakan Negara pusat yang mengatur berjalannya pemerintahan di seluruh wilayah Uni

Soviet. Di bawah kekuasaan Kremlin, setiap Negara bagian memiliki kewajiban untuk

memberikan infrormasi yang diperlukan oleh Kremlin. Hal ini bertujuan agar Kremlin dapat

mengontrol jalannya pemerintahan setiap Negara satelitnya.

Mengutip dari Hammer dari buku Etnicheskie Protessy V Sovremennom Mire9, secara

garis besar Hammer mengatakan bahwa terdapat lima kelompok etnonasional yang menjadi

fondasi bagi Uni Soviet10

, yaitu: pertama, kelompok etnonasional slavia timur yang terdiri dari

Rusia, Ukraina dan Byelorusia. Kelompok etnonasional ini merupakan kelompok etnonasional

terbesar di Uni Soviet. Kedua, kelompok etnonasional barat yang terdiri dari Latvia, Estonia

Lithuania dan Moldavia. Ketiga, kelompok etnonasional Kristen kaukasia yang terdiri dari

banyak kelompok etnonasional kecil. Kelompok etnonasional besar yang termasuk dalam

kelompok ini adalah Georgia, Azerbaijan dan Armenia. Keempat, kelompok etnonasional islam

yang hanya terdiri dari satu etnis yaitu Tatar. Yang terakhir adalah kelompok etnonasional

nonteritorial yang terdiri dari etnis Jerman, Polandia dan Yahudi. Kelompok etnonasionalis ini

menduduki wilayah-wilayah kelompok etnonasionalis besar, seperti Rusia.

II.3. Uni Soviet 1922-1985

Setelah kematian Nikolai II, terjadi transisi pemerintahan secara besar-besaran, dari mulai

masa pemerintahan Lenin hingga masa pemerintahan Gorbachev. Lenin memerintah Uni Soviet

sejak kematian Nikolai II. Di bawah kepemimpinannya, Uni Soviet mengukuhkan diri sebagai

Negara komunis, dimana komunis menjadi kekuatan bagi berlangsungnya kehidupan bernegara.

Di masa kepemimpinannya, Uni Soviet pada masa itu sedang menghadapi Perang Dunia I. Akan

tetapi semangatnya untuk membangun Uni Soviet yang lebih baik tidak berhenti. Pada tanggal

21 Februari 1920, dia meluncurkan rencana GOELRO (Gosudarstvennaya Kommisiya po

Elektrifikasi Rossii) atau Komisi Negara untuk Ketenaga Listrikan Rusia, hal ini dilakukan untuk

9 Bromlei, Yurii., Gurvich, I., dan Kozlov, V., (1987). “Etnicheskie Protessy V SSSR”, Etnicheskie Protessy V

Sovremennom Mire. Moskwa: Nauka. 10

Opcit, Hammer, hlm. 55-57.

Page 9: Analisa Keruntuhan Uni Soviet

meningkatkan produksi serta membantu meningkatkan perekonomian Rusia. Lenin juga sangat

terkenal dengan sistem NEP-nya. Selain itu dia juga mendirikan sistem perawatan kesehatan

bebas, sistem pendidikan gratis dan memberikan hak yang sama bagi para wanita di bidang

politik. Untuk menangkal adanya pemberontakan dari kelompok kontra revolusioner, dia

mendirikan Cheka yang merupakan cikal bakal terbentuknya KGB nantinya. Tugas Cheka adalah

untuk melenyapkan setiap orang atau kelompok yang dianggap kontra terhadap revolusi. Di

samping itu, dia juga membredel keberadaan surat kabar dan media yang dianggap mengganggu

jalannya pemerintaha. Dapat dikatakan bahwa, Lenin sangat memonopoli keberadaan media.

Setelah kematian Lenin, posisi kepala pemerintahan dipegang oleh Stalin. Stalin

menggantikan sistem NEP milik Lenin dengan rencana lima tahun dan meluncurkan periode

industrialisasi yang cepat serta menanamkan sisitem perekonomian kolektif. Stalin dikenal

sebagai seorang pemimpin yang kejam. Dia mendirikan kamp konsentrasi GULAG sebagai

tempat bagi para pembangkang kebijakan pemerintah dan juga sebagai tempat bagi orang-orang

yang membahayakan kedudukannya. Dia juga mengeluarkan kebijakan deportasi kepada para

etnis-etnis minoritas untuk menempati wilayah di kawasan Asia Tengah dan Siberia. Kebijakan

ini dilakukan antara tahun 1936 hingga 1952, dengan jumlah kurang lebih 3 juta orang11

yang

terkena kebijakan deportasi ini. Di masa deportasi inilah, banyak korban yang berjatuhan akibat

kekurangan makanan dan kekurangan gizi. Selain itu juga di masa pemerintahannya, dia

melakukan pembunuhan masal kepada warga Soviet dari kalangan buruh, petani, ibu rumah

tangga, pensiunan, tntara, ballerina, musisi dan pendeta. Setidaknya 700.000 orang meninggal

akibat insiden tersebut.12

Pemimpin Uni Soviet berikutnya adalah Kruschev. Sistem kepemimpinan yang dilakukan

oleh Stalin, menginspirasi Kruschev untuk melakukan koreksi terhadap pemerintahan gaya Stalin

(Destalinisasi). Kruschev juga menghentikan sistem komando administrasi-birokrasi yang pada

masa Stalin terbentuk kultus terhadap Stalin. Dia juga menghentikan penyelidikan atas kasus

dokter13

dan mengeluarkan tahanan politik GULAG. Selain itu dia juga mengeluarkan kebijakan

11

Ibid. Fahrurodji, hlm. 148. 12

McLoughlin, Barry. McDermott, Kevin. (2002). Stalin's Terror: High Politics and Mass Repression in the Soviet

Union. Palgrave Macmillan.

13

Rossi, Jaggues. (1991). Spravochnik po Gulagy c 1 & 2. Moskva: Prosvet, hlm. 422.

Page 10: Analisa Keruntuhan Uni Soviet

penghapusan GULAG. Banyak keberhasilan yang terjadi di masa Kruschev, antara lain

pengiriman astronot pertama ke luar angkasa, keterbukaan hubungan diplomasi dengan Negara-

negara di Eropa dan Asia, serta dimulainya perundingan antara Uni Soviet dan Amerika,

meskipun tidak membuahkan hasil yang baik.

Kruschev mundur dari kursi kepemimpinan pada tahun 1964. Setelah itu, Uni Soviet

menyalami stagnasi dan hal ini merupakan awal dari kehancurannya. Kruschev digantikan oleh

Leonid Breznev, dengan perdana menteri Kosygin. Kosygin mencoba suatu sistem kebijakan

ekonomi dengan tujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, terutama ekonomi

pedesaan. Akan tetapi kebijakannya tersebut berdampak sebaliknya. Pada awalnya, kebijakan

ekonomi tersebut mampu meningkatkan pertumbuhan sebesar 3% antara tahun 1960-1970, akan

tetapi setelah itu terjadi kemunduran yang cukup signifikan. Terjadi urbanisasi besar-besaran dari

desa ke kota. Sedangkan Breznev membuat kebijakan Dekruschevisasi14

yang merupakan sebuah

kebijkan yang kontra Kruschev. Dia berusaha untuk menguatkan sistem birokrasi pemerintahan.

Dia juga menjadi puncak pimpinan Dewan Tertinggi Uni Soviet menggantikan Voroshilov.

Breznhev memimpin Uni Soviet dengan kebijakan-kebijakan dia yang konservativ. Sifat curiga

dan hati-hatinya sangat berdampak buruk bagi kelanjutan perkembangan Uni Soviet nantinya.

Di awal tahun 1980-an, perekonomian Uni Soviet benar-benara mengalami kemnduran

yang sangat signifikan. NEP Uni Soviet menurun dan Uni Soviet mulai kalah dari para

pesaingnya yaitu Negara-negara Eropa dan Amerika. Setelah kemunduran Breznhev, puncak

tertinggi Uni Soviet sempat digantikan sebanyak dua kali, yaitu oleh Yuri Andropov (1982-

1984) dan Konstantin Chernenko (1984-1985). Waktu yang singkat yang dipegang oleh kedua

orang tersebut tidak dapat membawa Uni Soviet keluar dari stagnasi ekonomi, meskipun mereka

memiliki rencara untuk pembangunan ekonomi yang sangat baik.

14

Ibid, Fahrurodji, hlm. 169

Page 11: Analisa Keruntuhan Uni Soviet

BAB III

ANALISIS

Stagnasi perekonomian yang dialami Uni Soviet merupakan pekerjaan rumah yang berat

bagi pemimpin Uni Soviet selanjutnya. Sistem pemerintahan gaya komunis tidak mampu

mengeluarkan Uni Soviet dari kemunduran yang sangat jauh meninggalkan lawan-lawannya

seperti Amerika dan Negara-negara Eropa lainnya. Perang Dingin selama 34 tahun yang dialami

Uni Soviet tidak mampu membawa Negara ini untuk keluar dari stagnasi perekonomian.

Meskipun terjadi percepata alih teknologi secara fundamental, hal ini tidak diikuti dengan

percepatan ekonomi. Ketika di masa kepemimpinan Mikhail Sergeyevich Gorbachev, Uni Soviet

tidak mampu untuk berkembang. Hal inilah yang menyebabkan runtuhnya rezim komunisme.

Keruntuhan ini dipicu oleh beberpa faktor yaitu:

III.1. Kegagalan Leninisme dan Dampak Perang Dingin

Perang Dingin yang dimulai pada tahun 1946, telah memberikan dampak yang besar bagi

kedua kubu yang mengalami konflik. Blok Barat di bawah kepemimpinan Amerika Serikat telah

berhasil menanamkan pengaruh liberalisme dan sistem ekonomi kapitalisme pasar ke wilayah-

wilayah Afrika dan Asia. Blok Timur yang berada di bawah garis komando Uni Soviet pun tak

mau kalah dalam menanamkan pengaruh di kawasan Afrika dan Asia. Perang Dingin yang

sebenarnya merupakan perang semu antara keduabelah pihak yang lebih mengarah kepada

perang pengaruh dan antar terknologi. Dalam perang ini tidak ada persentuhan yang berarti,

sehingga hanya terkesan memunculkan ketegangan diantara keduabelah pihak.

Perang Dingin faktor penentu kemajuan teknologi Uni Soviet. Di masa itu, Uni soviet

menjadi Negara pertama yang mampu menerbangkan manusia ke luar angkasa. Melalui Sputnik,

Uni Soviet sangat mendapat pandangan positif di dunia internasional. Bahkan Sputnik pun

menjadi semangat dan panggilan bagi kejayaan bangsa Rusia.15

Namun, di tahun-tahun

berikutnya, Perang Dingin juga memiliki dampak yang buruk bagi kelanjutan perekonomian Uni

15

Ucebnik Ruskogo Yazika, hlm. 196.

Page 12: Analisa Keruntuhan Uni Soviet

Soviet. Sistem kebijakan Marksisme-Leninisme merupakan momok yang nantinya akan memicu

stagnasi perekonomian Uni Soviet. Perang Dingin tidak memiliki arti kepada penutupan

hubungan diplomatic terhadap musuh. Hubungan perdagangan antara Uni Soviet dengan

Amerika Serikat masih terbentuk, meskipun dalam taraf yang terbatas. Akan tetapi berbagai

macam ketidaksiapan mereka termasuk inefisiensi kerja sistem perekonomian dan lemahnya

infrastruktur semakin mendorong mereka masuk ke dalam kesulitan dan penyesuaian-

penyesuaian yang dilakukan oleh pemerintah tidak memiliki makna yang berarti.16

Di sinilah

awal dari kegagaln Marksisme-Leninisme yang diterapkan oleh Uni Soviet. Kebijakan gaya

Lenin tidak mampu membawa Uni Soviet untuk menyesuaikan kondisi jaman yang terjadi.

III.2. Kebijakan Glasnost dan Perestroika

Krisis ekonomi dan politik yang dihadapi oleh Uni Soviet semakin menigkat di awal

tahun 1980-an. Krisis tersebut membuat semakin meningkatnya tingkat kriminalitas dan koriupsi

di Uni Soviet. Untuk itu diperlukan kebijakan-kebijakan baru yang mampu membawa Uni Soviet

kea rah yang lebih baik. Setelah kematian Chernenko pada tahun1985, Uni Soviet dipimpin oleh

Mikhail Gorbachev. Di bawah kekuasaanya, dia ingin mengembalikan kejayaan Uni Soviet

seperti pada saat masa kepemimpinan Lenin. Dia berusaha membangun Uni Soviet melalui

kebijakannya yaitu Glasnost dan Perestroika.

Perestroika sebenarnya merupakan sebuah restrukturisasi untuk mengantisipasi proses

stagnasi dan kelumpuhan total, dengan menciptakan mekanisme percepatan yang efektif

bertumpu pada kinerja dan karya nyata masyarakat, pada perkembangan demokrasi dan

perluasan.17

Dengan kata lain, perestroika merupakan reformasi dalam segala bidang yang

dilakukan oleh pemerintahan Uni Soviet. Reformasi ini mencakupi bidang ekonomi, politik,

birokrasi, budaya, dan sistem nilai yang terdapat di masyarakat. Diharapkan dengan adanya

kebijakan tersebut, Uni Soviet dapat menata ulang sistem yang berlaku di negaranya dengan

tujuan memperkuat sistem sosialisme.

16

Ivanhoe, Novan. Pengaruh Disintegrasi Uni Soviet dan Perubahan Sistemik Eropa Timur Terhadap Perubahan

Strategi NATO. hlm. 46. 17

Ibid. Fahrurodji. hlm. 173.

Page 13: Analisa Keruntuhan Uni Soviet

Implementasi kebijakan perestroika ini terlihat pada hasil Sidang Pleno Komite Sentral

pada tahun 1987 yang memutuskan diadakannya Reformasi Ekonomi Secara Radikal guna

memperbaiki kondisi kerja, tingkat hidup masyarakat dan peningkatan hasil produksi.18

Perubahan tersebut membawa dampak yang sangat besar bagi perekonomian Uni Soviet.

Dikembalikannya hak memiliki tanah yang sebelumnya dikuasai oleh pemerintah serta

terciptanya sistem ekonomi pasar merupakan efek dari kebijakan ini. Sistem ekonomi pasar

memberikan dampak yang buruk bagi masyarakat Uni Soviet. Dikembalikannya perusahaan

milik pribadi yang awalnya dikuasai oleh pemerintah, tidak mampu memberikan angin positif

kepada masyarakat. Meningkatnya jumlah perusahaan swasta yang memproduksi kebutuhan

hajat hidup orang banyak merupakan ancaman nyata bagi rakyat Uni Soviet. Masyarakat yang

pada saat itu belum siap menerima ledakan perubahan ekonomi tidak sanggup menghadapinya.

Perusahaan swasta sendiri tidak ingin ikut campur mengenai kesulitan masyarakat. Sistem

market pasar yang ditawarkan perusahaan swasta pada umumnya sangat bergantung pada pasar.

Pihak perusahaan melihat bahwa di satu sisi masyarakat membutuhkan barangnya akan tetapi di

sisi lain masyarakat tidak memiliki cukup uang untuk memenuhi kebutuhannya. Di sinilah awal

terjadinya kontra antara masyarakat dan perusahaan. Dampak dari kebijakan tersebut adalah

penurunan tingkat kehidupan masyarakat. Hal ini memicu terjadinya pemogokan, aksi

demonstrasi dan juga meningkatnya tindak krimanilitas di Uni Soviet.

Selain di bidang ekonomi, restrukturisasi juga terjadi di bidang media. Media yang pada

masa antara tahun 1930 hingga tahun 1980 dikuasai oleh pemerintah, keberadaanya

dikembalikan oleh pemilik awalnya. Hal ini secara otomatis membuat pemerintah tidak memiliki

hak untuk mengatur penerbitan suatu berita. Media memiliki peranan yang penting bagi

kehancuran Uni Soviet nantinya. Melalui media, masyarakat dibukakan pandangannya mengenai

sistem pemerintahan komunis pada masa dahulu, kebaikan dan keburukan sistem sosialis dan

liberalism, serta masyarakat diberikan informasi terkini seputar masalah yang dihadapi oleh

pemerintah. Melalui media pulalah masyarakat mampu menjadi juri dalam menilai setiap

kebijakan yang diambil pemerintah. Pada akhirnya melalui media pula, masyarakat mengetahui

kebobrokan pemerintah mereka selama ini dan menimbulkan penolakan serta perlawanan

terhadap setiap kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah.

18

Ibid. hlm. 179.

Page 14: Analisa Keruntuhan Uni Soviet

Kebijakan pemerintah berikutnya adalah Glasnost. Dalam masyarakat Uni Soviet,

Glasnost diartikan sebagai era keterbukaan. Kebijakan tersebut membawa angin postif bagi hak

partisipasi masyarakat dalam menyampaikan aspirasinya kepada pemerintah. Bagi Gorbachev,

masyarakat perlu tahu apa saja kebijakan yang telah diambil oleh pemerintah, sehingga pada

akhirnya diharapkan terdapat hubungan timbal balik antara pemerintah dan masyarkat. Di

samping itu dengan adanya Glasnost, terjadi perubahan sistem ekonomi Uni Soviet. Uni Soviet

yang kita ketahui sebagi Negara tirai besi mulai membuka negaranya untuk memberikan

kesempatan kepada produk asing untuk masuk ke dalam Uni Soviet. Amerika Serikat melihat hal

ini sebagai peluang untuk mempromosikan produknya ke wilayah Uni Soviet. Dengan membawa

sistem ekonomi kapitalisme, Amerika berusaha memberikan pengaruh kepada sistem

perekonomian Uni Soviet. Amerika dengan berhasil masuk ke dalam pasar Uni Soviet, karena

segmen pasar produk mereka adalah untuk kalangan muda. Kalangan muda yang baru saja

mengenal produk-produk barat yang selama ini dianggap tabu di jaman komunis, mulai

menikmati kemewahan produk barat. Jika dibandingkan dengan produk-produk hasil ciptaan

dalam negeri pun, produk dalam negeri memiliki kualitas yang sama dengan produk barat.

Bahkan produk dalam negeri mampu lebih unggul dalam urusan harga daripada produk barat.

Namun bagi kalangan muda, mereka tidak memandang mutu sebagai tolak ukur keunggulan,

melainkan prestise yang melekat pada produk tersebut yang mereka banggakan. Maka dalam hal

ini lah hegemoni dan kapitalisme ala barat dimulai.

III.3. Separatisme dan Pemisahan Diri Anggota-Anggota Uni

Uni Soviet merupakan Negara multietnis yang berdasarkan sensus penduduk tahun 1989

memiliki jumlah penduduk sebesar 286.717.000 juta jiwa.19

Etnis mayoritas yang mendiami Uni

Soviet adalah etnis Rusia. Wilayah Uni Soviet terdiri dari 15 negara bagian. Hal ini memberikan

dampak ganda, di satu sisi jumlah penduduk yang besar memberikan kekuatan tersendiri ketika

Negara dalam kondisi perang, namun di sisi lain Negara dengan multietnis sangat rawan dengan

disintegrasi nasional. Semangat etnisitas yang terkadang dibawa dalam segala bidang mampu

menimbulkan perpecahan mendasar antar masing-masing etnis. Banyaknya kebijakan

19

Opcit, Zon. hlm. 89.

Page 15: Analisa Keruntuhan Uni Soviet

pemerintah yang terkadang hanya menguntungkan etnis-etnis tertentu dinilai bagi sebagian etnis

sebagai sebuah tindakan diskriminatif terhadap etnis minoritas.

Tema besar yang diangkat dari kebijkan Glasnost dan Perestroika sebenarnya adalah

demokrasi. Demokrasi ini disalahartikan oleh sebagian kelompok etnis untuk menyuarakan

pendapat, agar mereka dapat keluar dari genggaman Uni Soviet. Keberhasilan Glasnost dan

Perestroika dapat dikatakan sebagai keberhasilan demokrasi dalam menentukan pilihan akan

kemana nantinya kelangsungan hidup masing-masing etnis. Kekhawatiran yang menyeluruh

akibat adanya kedua kebijakan tersebut membawa dampak negatif bagi kehidupan bertetangga

antar etnis. Adanya dominasi etnis tertentu dalam menentukan kebijakansangat membawa

pengaruh yang buruk, sehingga hal ini menimbulkan banyak perlawanan. Secara hukum,

konstitusi Uni Soviet memiliki kelemahan yang sangat vital. Dalam konstitusi Uni Soviet 1977

terdapat pasal yang mampu mendukung legalitas adanya perlawanan untuk memisahkan diri dari

Uni Soviet. Pasal 72 yang mendukung legalitas separatismee tersebut berbunyi “Setiap Republik

Uni berhak secara bebas keluar dari USSR”.20

Jika kita mengacu pada isi konstitusi tersebut,

maka tidak heran jika tindakan separatismee dan anti pemerintah marak di Uni Soviet pada masa

kepemimpinan Gorbachev.

Permasalahan yang mendasar bagi timbulnya tindakan separatisme ini sebenarnya adalah

rasa tidak puas terhadap pemerintah atas kegagalan dalam menangani problematika

perekonomian yang dialami Uni Soviet. Munculnya partai-partai politik di Negara-negara Uni,

terjadi demonstrasi besar di Alma-ata dan adanya konflik bersenjata di Azerbaijan telah

membawa dampak kemunduran bagi Uni Soviet. Akibat hal tersebut, Gorbachev mengeluarkan

mandate mengundurkan diri dan digantikan oleh wakilnya Gennady Yanaev dan meminta untuk

segera dibentuk Komite Negara untuk Keadaan Darurat (GKCP). Hal ini menimbulkan reaksi

politik dari pimpinan-pimpinan masing-masing Negara Uni yang kontra atas keputusan tersebut,

terutama dari Boris Yeltsin. Boris Yeltsin yang menilai bahwa Gorbachev telah gagal dalam

memimpin Uni Soviet. Selama bulan Agustus 1991, terjadi banyak gejolak di ibukota Uni Soviet

yang banyak menimbulkan korban. Sentiment anti Gorbachev pun bermunculan. Pada tanggal 8

Desember 1991, terjadi pertemuan rahasia tiga Negara Uni tanpa mengundang Gorbachev, yaitu:

Boris Yeltsin (RSFSR), Leonid Kravchuk (Ukraina SSR), dan S. Shushkevich (Belarus SSR)

20

Opcit, Ivanhoe. hlm. 54.

Page 16: Analisa Keruntuhan Uni Soviet

yang mengumumkan berakhirnya Uni Soviet dan dibentuknya SNG (Sodruzhestvo Nezavisimikh

Gosudartstvo) atau lebih dikenal sebagai CIS (Commonwealth of Independence States). Pada

tanggal 24 Desember 1991, secara resmi Gorbachev mengundurkan diri dari kursi kepresidenan

Uni Soviet dan merupakan tanda berakhirnya perjalanan panjang sejarah Uni Soviet.

Page 17: Analisa Keruntuhan Uni Soviet

BAB IV

KESIMPULAN

Berdasarkan penjelasan dan juga analisis yang telah saya lakukan, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa keruntuhan Uni Soviet berasal dari tiga faktor utama, yaitu: kegagalan

leninisme dan dampak perang dingin, kegagalan kebijakan Glasnost dan Perestroika, serta yang

terakhir adalah separatisme dan pemisahan diri Negara-negara Uni. Masing-masing faktor

tersebut memiliki korelasi yang saling terkait satu sama lain, sehingga mampu menjadi sebuah

kesimpulan yang tepat dalam menjawab pertanyaan masalah seperti yang tertulis pada Bab I.

Page 18: Analisa Keruntuhan Uni Soviet

DAFTAR PUSTAKA

Bromlei, Yurii., Gurvich, I., dan Kozlov, V., (1987). “Etnicheskie Protessy V SSSR”,

Etnicheskie Protessy V Sovremennom Mire. Moskwa: Nauka.

Ministerstvom Viyssego i Srednego Spets‟ial‟nogo Obrazovaniya SSSR. (1976). Ucebnik

Russkogo Yazika 2. Moskwa

Fahrurodji. A. (2005). Rusia Baru Menuju Demokrasi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Gaus, Gerald F. (2004). „The Diversity of Comprehensive Liberalisms ‟ in The Handbook

of Political Theory, Gerald F. Gaus and Chandran Kukathas, eds. London: Sage.

Hammer, P. Darell. (1990). The USSR: The Politics of Oligarchy. Boulder, Colorado:

Westview Press

Ivanhoe, Novan. (1999). Pengaruh Disintegrasi Uni Soviet dan Perubahan Sistemik

Eropa Timur Terhadap Perubahan Strategi NATO. Jakarta: Universitas Indonesia

Lyndolp, E. Paul. (1990). Geography of the USSR. 5th

Ed. Elkhart Lake. Wiscosin: Misty

Valley Publishing.

McLoughlin, Barry. McDermott, Kevin. (2002). Stalin's Terror: High Politics and Mass

Repression in the Soviet Union. Palgrave Macmillan.

Rawls, John. (1996). Political Liberalism. New York: Columbia University Press.

Rossi, Jaggues. (1991). Spravochnik po Gulagy c 1 & 2. Moskwa: Prosvet.

Saad, MS. 1967. Catatan Kecil Penelitian Kesusasteraan. Jakarta: PT Gunung Agung.

Zon, Fadli. (2002). Gerakan Etnonasionalis Bubarnya Imperium Uni Soviet. Jakarta:

Pustaka Sinar Harapan.