analisa kerjasama impor daging sapi indonesia dari australia tahun 2012

34
“Analisa Kerjasama Impor Daging Sapi Indonesia dari Australia Tahun 2012” PROPOSAL SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Hubungan Internasional Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dengan Minat Utama Global Political Economy Oleh: DINDA DWI BUDI LESTARI 115120401111013 PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Upload: dinda-cahbudy

Post on 18-Feb-2016

181 views

Category:

Documents


32 download

DESCRIPTION

the time

TRANSCRIPT

Page 1: Analisa Kerjasama Impor Daging Sapi Indonesia Dari Australia Tahun 2012

“Analisa Kerjasama Impor Daging Sapi Indonesia dari Australia Tahun 2012”

PROPOSAL SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Hubungan

Internasional Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dengan Minat Utama Global

Political Economy

Oleh:

DINDA DWI BUDI LESTARI

115120401111013

PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2011

Page 2: Analisa Kerjasama Impor Daging Sapi Indonesia Dari Australia Tahun 2012

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya kebutuhan akan protein hewani di Indonesia cukup besar, hal ini

dikarenakan sekian banyak jumlah penduduk yang bertempat tinggal di Indonesia. Selain itu

protein hewani seperti daging, telur, dan susu merupakan makanan komoditas pangan yang

memiliki nilai protein yang tinggi dibanding dengan makanan yang lainnya. Oleh karena itu

adanya pertumbuhan ekonomi penduduk serta peningkatan populasi penduduk dan perbaikan

taraf hidup masyarakat Indonesia akan mendorong peningkatan kebutuhan pangan, dan

konsumsi menu makanan rumah tangga juga semakin hari semakin mengalami perubahan

untuk mengkonsumsi protein hewani . Maka dari itu adanya pertumbuhan ekonomi penduduk

Indonesia nyatanya berpengaruh terhadap permintaan daging nasional1.

Selama 12 tahun terakhir, produksi daging sapi di Indonesia cenderung mengalami

kenaikan sebesar 37 persen, yakni dari 339.941 ton menjaddi 465.823 ton2. Sedangkan rata-

rata kenaikan produksinya per tahun sebesar 3,6 persen dengan kenaikan tertinggi terjadi

pada tahun 2004, yakni sebesar 21,06 persen dengan total produksi sebesar 447.573 ton3.

Untuk tahun 2011 produksi daging sapi mencapai 490.000 ton, pada 2012 turun menjadi

420.000 ton dan pada 2013 produksinya kembali meningkat 2% yakni sebesar 430.000 ton4.

1 Tribun Network. Kebutuhan Daging Sapi 2015 Mencapai 640.000 Ton. http://www.tribunnews.com/bisnis/2014/10/28/kebutuhan-daging-sapi-2015-mencapai-640000-ton diakses pada 30 Juni 2015.2Daging Sapi. Analisis ketersediaan dan kebutuhan daging sapi (part II). 2012. http://analisisdagingsapi.com/2012/11/analisis-haga-daging-sapi-part-2.html diakses pada 04-Juli 20153 ibid4 Detik Finance. Mentan Suswono: Daging Sapi Mengalami Defisit Sepanjang 2013.(2013). http://finance.detik.com/read/2013/12/30/124140/2453929/4/mentan-suswono-daging-sapi-mengalami-defisit-sepanjang-2013 diakses pada 04 Juli 2014.

Page 3: Analisa Kerjasama Impor Daging Sapi Indonesia Dari Australia Tahun 2012

Kemudian menurut Menteri Pertanian Suswono, pertumbuhan produksi daging sapi di tahun

2014 sebesar 23 persen, tahun ini produksi daging sapi sebesar 430.000 ton, dan tahun depan

produksinya ditargetkan 530.000 ton5.

Maka dari itu dengan adanya peningkatan rata-rata konsumsi tersebut memerlukan

tambahan pasokan sapi yang sangat besar. Namun sayangnya potensi pasar yang besar

tersebut ternyata belum dapat diimbangi dengan kemampuan pasokan dari dalam negeri.

Maka dari itu dengan adanya kondisi seperti ini pemerintah Indonesia menempuhnya dengan

melakukan kerjasama dengan Australia untuk mengimpor daging sapi dari negara tetangga

tersebut.Kerjasama tersebut dilakukan dalam rangka mempertahankan penyediaan daging

sapi yang dari tahun ketahun mengalami peningkatan diakibatkan kurangnya pasokan daging

nasional.Dalam upaya mempertahankan persediaan daging sapi di Indonesia, pemerintah

Indonesia melakukan hubungan kerjasama Impor daging sapi dengan Australia.

Hubungan kerjasama impor daging sapi yang dilakukan oleh Indonesia dengan Australia

ini sebenarnya sudah berlangsung sejak lama yaitu sejak tahun 1990, dan semenjak tahun

1995 Indonesia menjadi negara tujuan ekspor yang paling penting bagi Australia6.Menurut

data dari Badan Karantina Pertanian (Baratan), Kementrian Pertanian bahwa 3 tahun terakhir

ini menunjukkan bahwa terjadi kenaikan impor sapi ke Indonesia yaitu pada tahun 2012

sebanyak 283.000 ekor, 2013 naik menjadi 409.137 ekor sapi, dan 2014 merupakan puncak

tertinggi dari tahun-tahun sebelumnya yaitu sebanyak 697.550 ekor sapi7. dari data tersebut

dapat diartikan bahwa Indonesia semakin tergantung dengan sapi Impor dari Australia.

Menyikapi kenaikan tingkat produksi serta impor daging dari Australia, Indonesia

sebenarnya telah melakukan rencana strategis melalui kebijakan pembangunan peternakan 5 Harian Kompas.(2015).2014, Indonesia Kekurangan 40.000 Ton Daging Sapi. http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/12/30/1338243/2014.Indonesia.Kekurangan.40.000.Ton.Daging.Sapi diakses pada 30 Juni 2015.6 Sapi bagus. (2015). Sulitnya melepas imporsapi dari Australia. http://sapibagus.com/2015/02/28/sulitnya-melepas-impor-sapi-dari-australia/ diakses pada 01 Juli 20157 ibid

Page 4: Analisa Kerjasama Impor Daging Sapi Indonesia Dari Australia Tahun 2012

nasional menuju swasembada daging. Tujuan dari adanya kebijakan konsepsi swasembada

daging ini yaitu untuk meningkatkan atau terpenuhinya konsumsi daging sapi masyarakat

yang berasal dari sumber daya lokal sebesar 90%, dan untuk 10% disisakan untuk impor baik

sapi bakalan maupun daging8. Konsep yang dilakukan ini bukan merupakan kebijakan

penerapan “kuota” namun dengan maksud meningkatkan produksi dalam negeri. Produksi

tersebut juga di iringi dengan kebijakan lain yang bersifat teknis maupun ekonomi yang

mencakup langkah operasional peningkatan populasi dan produksi serta penjajakan kenaikan

tarif bea masuk dan langkah penerapan SPS (Sanitary Phyto Sanitary)9. Namun langkah yang

diambil oleh pemerintah Indonesia dalam upaya mewujudkan swasembada daging tersebut

sudah tiga kali gagal yaitu tahun 2000-2005, kemudian 2007-2010 dan terakhir 2010-201410.

Akibatnya sampai saat ini posisi Indonesia sebagai negara pengimpor terbesar sapi

Australia masih belum tergoyahkan. Mengapa demikian tak lain karena alasan ekonomilah

yang membuat Indonesia lebih memilih Australia sebagai negara pengimpor daging sapi yang

utama. Pusat keberadaan sapi di Australia salah satunya yaitu di kota Darwin, sangat dekat

dengan NTT. Maka dari itu sapi-sapi tersebut dapat dikapalkan ke pulau Jawa atau Lampung

hanya butuh waktu beberapa hari saja11.

Berbicara mengenai hubungan bilateral Indonesia dengan Australia, hubungan antar

kedua negara ini memiliki sejarah yang cukup panjang sejak kemerdekaan Indonesia12.

Namun dalam perkembangannya, hubungan bilateral kedua negara ini mengalami pasang

surut13. Hal ini terjadi karena terdapat berbagai perbedaan diantara kedua negara yang

8 Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. (2011). Rencana Strategis dan Kebijakan Pembangunan Peternakan Nasional Menuju Swasembada Daging. http://ditjennak.pertanian.go.id/berita-256-rencana-strategis-dan-kebijakan-pembangunan-peternakan-nasional-menuju-swasembada-daging.html diakses pada 04 Juli 20159 ibid10 ibid11 ibid12 Profil Negara Australia. http://www.kemlu.go.id/pages/IFPDisplay.aspx?Name=BilateralCooperation&IDP=56&P=Bilateral&l=id diakses pada 01 Juli 201513 ibid

Page 5: Analisa Kerjasama Impor Daging Sapi Indonesia Dari Australia Tahun 2012

berkaitan dengan kondisi politik, sosial budaya, serta ekonomi. Hubungan diplomatik antara

Indonesia dengan Australia sering kali mengalami pasang surut terkait beberapa masalah,

seperti kasus penyadapan yang dilakukan oleh Australia pada tahun 201314. Dalam kasus

penyadapan yang dilakukan oleh Australia ini merupakan bentuk penyusupan asing terhadap

Indonesia yang nantinya akan mengancam keberadaan dan keamanan Indonesia15. Bahkan

sebelumnya, di tahun yang sama kedua negara ini juga sedang mengalami ketegangan akibat

pengambilan kebijakan pemerintah Australia dibawah PM Tony Abbot dalam menangani

meningkatnya pencari suaka ke Australia dengan menghalau setiap kapal pencari suaka (stop

the boats) sehingga mereka menuju perairan Indonesia16. Kebijakan pemerintah Australia

dibawah pemerintah Tony Abbot ini telah memicu ketegangan dengan Indonesia. Ketegangan

kedua negara yang dipicu oleh kasus penyadapantelepon sejumlah pejabat indonesia pada

akhirnya menyulitkan kedua negara untuk dapat duduk bersama membahas persoalan pencari

suaka17.

Menyikapi masalah tersebut Indonesia tidak tinggal diam. Pasca terungkapnya kasus

penyadapan yang dilakukan oleh Australia pada tahun 2013 ini pemerintah Indonesia segera

mengambil tindakan yang dapat melindungi keberadan serta keamanan negara yaitu

menghentikan sementara beberapa kerjasama bilateral dengan Australia. adapun beberapa

kerjasama yang diberhentikan semetara oleh Indonesia yaitu kerjasama pertukaran informasi,

pertukaran intelijen, kerjasama bidang militer. Selain itu Presiden SBY juga telah menarik

duta besarnya dan menyatakan “menurunkan” tingkat hubungan dengan Canberra serta

menangguhkan kerjasama mengenai penyelundupan manusia18.

14 VOA Berita/Indonesia. Kasus Penyadapan Telepon Hambat Penyelesaian Masalah Pencari Suaka RI-Australia. http://www.voaindonesia.com/content/kasus-penyadapan-telepon-hambat-penyelesaian-masalah-pencari-suaka-ri-australia/1855411.html diakses pada 01 Juli 2015.15 ibid16 ibid17 ibid18 ibid

Page 6: Analisa Kerjasama Impor Daging Sapi Indonesia Dari Australia Tahun 2012

Memburuknya hubungan antar kedua negara ini tidak menyurutkan niat kedua negara

untuk memutuskan hubungan perdagangan khususnya impor daging sapi ke Asutralia. Kedua

negara tersebut lebih memilik untuk tetap bekerja sama di bidang ekonomi khususnya

dibidang ekspor impor daging, sehingga hal tersebut menurut penulis perlu untuk diteliti

mengingat memburuknya hubungan antara kedua negara akan berdampak pada

memburuknya kerjasama dibidang lain seperti ekonomi, politik, sosial budaya,dll. Namun

apabila ditelusuri lebih lanjut, mungkin dapat terkuak faktor-faktor yang mempengaruhi

Indonesia tetap bergantung dengan Australia dalam impor daging sapi. Sehingga hasil dari

penelitian ini nantinya dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian berikutnya.

1.2. Rumusan Masalah

Dari pembahasan yang telah penulis uraikan melalui latar belakang diatas, maka dalam

rumusan masalah ini penulis akan berusaha untuk menjawab pertanyaan : Mengapa Indonesia

bergantung terhadap Australia dalam impor daging sapi?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan penulis diatas, maka tujuan yang ingin

dicapai dalam penelitian ini adalah “Untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi

Indonesia tetap bergantung terhadap Australia dalam impor daging sapi”.

1.4. Manfaat Penelitian

Penulis berharap dari penelitian ini dapat memberikan kontribusi, baik dari segi akademis

maupun segi praktik, antara lain :

1. Segi Akademis

a. Sebagai bahan kajian dan membangun pemikiran dalam pengembangan ilmi

Hubungan Internasional, terkhusus bidang pertahanan nasional.

Page 7: Analisa Kerjasama Impor Daging Sapi Indonesia Dari Australia Tahun 2012

b. Memberi sumbangan informasi bagi peneliti berikutnya yang berminat melakukan

penelitian yang sama, dan

c. Sebagai bekal wawasan dan pengetahuan peneliti dalam mengembangkan

kemampuan berpikir dalam belajar menganalisis permasalahan yang ada.

2. Segi Praktik

a. Sebagai penyumbang gambaran dan informasi serta memungkinkan sebagai

masukan bagi pemerintah Indonesia terkait topik yang dibahas.

BAB II

KERANGKA PEMIKIRAN

2.1. Studi Terdahulu

Page 8: Analisa Kerjasama Impor Daging Sapi Indonesia Dari Australia Tahun 2012

Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua studi terdahulu. Yang pertama yaitu

penulis menggunakan Jurnal yang ditulis oleh Atiqah, Drs Tri Joko Waluyo, M.Si dengan

judul “Kerjasama Perdagangan Rumput Laut Indonesia Dengan Jepang tahun 2008-2012”.

Lalu yang kedua penulis menggunakan Thesis yang ditulis oleh Nkemjika E. Kalu yang

berasal dariUniversity of Nebraska-Lincoln dengan judul Understanding Africa ’s China

Policy: A Test of Dependency Theory and a Study of African Motivations in Increasing

Engagement with China.

Pada Studi terdahulu yang pertama yang di tulis oleh Atiqah, Drs Tri Joko Waluyo,

M.Si dengan judul “Kerjasama Perdagangan Rumput Laut Indonesia Dengan Jepang tahun

2008-2012”, dalam penelitiannya mereka menekankan pembahasannya mengenai hubungan

kerjasama perdagangan yang dilakukan oleh Indonesia dan Jepang yang nantinya akan

menguntungkan kedua negara dalam hal ekspor impor dan investasi19. Hubungan kerjasama

antar negara sudah merupakan hubungan yang wajar guna meningkatkan perekonomian suatu

negara. Dalam hal ini Indonesia dan Jepang telah lama menjalin kerjasama dan hubungan

diplomatik yaitu sejak 1958, hal ini terlihat dengan adanya penandatanganan perjanjian

perdamaian antara negara Indonesia dan Jepang yang tentunya memberikan keuntungan bagi

kedua negara20. Bekerjasama dengan Australia merupakan suatu langkah yang diambil oleh

Indonesia untuk mendapatkan investor dalam pembangunan perekonomiannya yaitu dengan

melakukan kerjasama perdagangan dengan salah satu negara pengimpor laut sekaligus negara

yang perkembangan tekhnologinya sangat maju21. Jepang merupakan salah satu negara

industri di dunia yang mampu bersaing dengan negara industri lainnya seperti Eropa Barat

dan Amerika Serikat. Kebutuhan akan rumput laut tidak selalu terpenuhi meskipun Jepang

19 Atiqah, Drs Tri Joko Waluyo, M. Si : Kerjasama perdagangan rumput laut Indonesia dengan Jepang tahun 2008-2012.20 ibid21 ibid

Page 9: Analisa Kerjasama Impor Daging Sapi Indonesia Dari Australia Tahun 2012

merupakan negara kepulauan, maka dari itu Jepang masih membutuhkan impor rumput laut

dari negara lain yaitu Indonesia.

Maka dalam hal ini Jepang dimanfaatkan oleh Indonesia sebagai negara produsen

untuk melakukan kerjasama. Kerjasama yang dilakukan oleh Indonesia dan Jepang dalam

perdagangan rumput laut ini yaitu untuk meningkatkan ODA (Official Development

Assistance) Jepang di Indonesia, FDI (Foreign Direct Investment) Jepang di Indonesia.

Kerjasama yang dilakiukan Jepang dengan Indonesia ini sebagai salah satu pendapatan

nasional, serta meningkatkan akses pasar bagi produk ekspor Indonesia di pasar Jepang,

proses alih tekhnologi Jepang di Indonesia serta kerjasama ini dapat menyamankan

kedudukan Indonesia dengan negara ASEAN lainnya22.

Dari studi terdahulu pertama tersebut penulis menemukan kesamaan kasus dari

penelitian tersebut.penelitian tersebut membahas tentang hubungan kerjasama perdagangan

yang dilakukan oleh Indonesia dan Jepang yang nantinya akan menguntungkan kedua negara

dalam hal ekspor impor dan investasi. Pembahasan tersebut hampir sama dengan tujuan

pembahasan penulis, bahwa penulis bertujuan untuk membahas tentang hubungan kerjasama

suatu negara dengan negara lain yang mana di dalam kerjasama tersebut terdapat keuntungan

yang sama-sama didapat oleh masing-masing negara hingga pada akhirnya menimbulkan

ketergantungan diantara keduanya.

Berdasarkan studi terdahulu yang pertama yang telah penulis cantumkan diatas, posisi

penulis terhadap studi terdahulu tersebut adalah sebagai referensi kasus bagi penulis.

Mengapa demikian karena penelitian penulis dengan Atiqah, Drs Tri Joko Waluyo, M.Si

memiliki kesamaan fokus dan masalah yaitu membahas tentang bagaimana suatunegara

melakukan hubungan kerjasama dengan negara lain sehingga dari hubungan yang terjalin

tersebut menimbulkan keuntungan yang sama-sama dirasakan oleh kedua negara yang

22 ibid

Page 10: Analisa Kerjasama Impor Daging Sapi Indonesia Dari Australia Tahun 2012

melakukan hubungan kerjasama. Sedangkan perbedaannya yaitu penulis dalam penelitiannya

lebih fokus terhadap apa yang menyebabkan suatu negara memiliki ketergantungan dalam

bekerjasama dengan negara lain sehingga kerjasama perdagangan masih tetap terlaksana

dengan baik meskipun disisi lain hubungan kedua negara yang bersangkutan sedang

mengalami suatu masalah, dan hal tersebut tidak mempengaruhi kerjasama ekonomi yang

sedang berjalan.

Maka dari itu, dengan adanya perbedaan tersebut penulis bermaksud untuk meneliti

lebih jauh dari penelitian yang sudah dibuat oleh Atiqah, Drs Tri Joko Waluyo, M.Si. penulis

akan mencoba menelusuri lebih lanjut tentang faktor-faktor yang menyebabkan suatu negara

tetap melakukan hubungan kerjasama perdagangan dengan negara lain yaitu antara Indonesia

dengan Australia dalam bidang impor daging sapi.

Studi terdahulu yang kedua yang penulis gunakan adalah Thesis yang ditulis oleh oleh

Nkemjika E. Kalu yang berasal dari University of Nebraska-Lincoln dengan judul

Understanding Africa ’s China Policy: A Test of Dependency Theory and a Study of African

Motivations in Increasing Engagement with China. Dalam tesisnya tersebut Kalu berusaha

untuk memahami motivasi Afrika,khususnya Nigeria yang memilik untuk terlibat dengan

Cina. Tujuan dari dilakukannya penelitian ini tidak hanya untuk perluasan informasi dan

pengetahuan, namun juga untuk mempelajari ilmu pengetahuan politik serta mengetahui

bagaimana cara suatu negara dan pemerintahannya dalam berinteraksi dengan negara lain.

Negara-negara Afrika melakukan kerjasama dengan Cina baik dalam bidang politik,

sosial, dan ekonomi. Kerjasama yangdilakukan oleh Afrika dan Cina lebih terikat sejak

dibentuknya Forum for China-Africa Cooperation (FOCAC) yang didalamnya berisikan

kerjasama Afrika dengan China. Dalam melakukan hubungan kerjasama dengan Cina, pada

dekade sebelum dibentuknya FOCAC dan 10 tahun berikutnya masih belum menunjukkan

Page 11: Analisa Kerjasama Impor Daging Sapi Indonesia Dari Australia Tahun 2012

kerugian dalam hal pembangunan ekonomi yang didapat oleh Afrika dalam melakukan

peningkatan kerjasamanya dengan China. Lalu dengan dibentuknya FOCAC, Afrika sebagai

mitra kerjasama Cina melaporkan tingkat pertumbuhan GDP dan PDB yang secara signifikan

naik lebih tinggi23. Selain itu negara-negara Afrika dan Cina mengalami arus perdagangan

yang seimbang. Sudah jelas bahwa dengan terjalinnya hubungan kerjasama dengan Cina ini

memberikan manfaat yang positif bagi negara-negara Afrika.

Selain itu sebuah studi kasus Nigeria pada tahun 2011 mengungkapkan bahwa Nigeria

bersedia mengalami defisit perdagangan dengan Cina selama beberapa tahun tidak lain hanya

untuk mewujudkan tujuan kepentingannya yang lain. Investasi Cina dalam pembangunann

infrastruktur Nigeria dan Afrika dianggap signifikan dan relaevan untuk pembangunan

ekonomi dan sosial. Hal ini terbukti dengan naiknya perekonomian Afrika serta

mengurangnya tingkat kemiskinan di negara tersebut. Selain itu dengan masuknya barang-

barang Cina yang terjangkau telah meningkatkan daya beli dari Negeria dan meningkatkan

keuntungan tersendiri bagi pengecer Nigeria.

Dengan adanya isu tersebut Kalu mencoba untuk menganalisis masalah dengan

mengadopsi Teori Ketergantungan, karena Kalu menganggap bahwa Afrika telah melakukan

hubungan kerjasama dengan Cina serta tunduk terhadap tuntutan dominan dan ekploitasi

Cina tidak lain karena Afrika memiliki motif tersendiri di dalamnya. Selain itu peneliti juga

menemukan bahwa keterlibatan Nigeri dalam bekerjasama dengan Cina ini memiliki

kepentingan lain didalamnya. Dalam tesisnya ini Kalu juga menyoroti kebutuhan Nigeria

dalam upaya berkoordinasi dengan Cina untuk memaksimalkan peluang-peluang yang

tersedia dari keterlibatannya dengan Cina.

23 Nkemjika Eke Kalu, Ph.D. University of Nebraska. 2012. Linkoln. Understanding Africa’s China Policy: A Test of Dependency Theory and a Study of African Motivations in Increasing Engagement with China.

Page 12: Analisa Kerjasama Impor Daging Sapi Indonesia Dari Australia Tahun 2012

Berdasarkan studi terdahulu kedua tersebut penulis menemukan kesamaan yaitu

dalam penggunaan teori. Dalam tesisnya tersebut Kalu menggunakan teori ketergantungan.

Sedangkan perbedaannya yaitu terdapat pada kasus yang diteliti. Melalui tulisannya Kalu

berusaha untuk memahami motivasi Afrika,khususnya Nigeria yang memilik untuk terlibat

dengan Cina. Tujuan dari dilakukannya penelitian ini tidak hanya untuk perluasan informasi

dan pengetahuan, namun juga untuk mempelajari ilmu pengetahuan politik serta mengetahui

bagaimana cara suatu negara dan pemerintahannya dalam berinteraksi dengan negara lain.

Sedangkan penulis dalam penelitiannya lebih fokus terhadap apa yang menyebabkan suatu

negara memiliki ketergantungan dalam bekerjasama dengan negara lain sehingga kerjasama

perdagangan masih tetap terlaksana dengan baik meskipun disisi lain hubungan kedua negara

yang bersangkutan sedang mengalami suatu masalah, dan hal tersebut tidak mempengaruhi

kerjasama ekonomi yang sedang berjalan. Dalam pandangan tersebut, Indonesia mengalami

devisit perdagangan disetiap tahunnya, namun Indonesia masih tetap bersedia

mengimpordaging sapi dari Australia. Untuk menganalisis fenomena ini, penulis

menggunakan teori dependensi untuk mengetahui ketergantungan yang terjadi di Indonesia

yang menyebabkan Indonesia masih tetap mau mempertahankan kerjasama perdagangan

terutama bidang impor daging sapi dengan Australia.

2.2. Kajian Teoritis

2.2.1. Teori Dependensi

Page 13: Analisa Kerjasama Impor Daging Sapi Indonesia Dari Australia Tahun 2012

Sejak tahun 1970 gap antara negara maju dan negara berkembang telah menjadi fokus

utama bagi penelitian para ilmuan sosial didalam artikel yang berjudul Global Crisis and

Transformer (1983), menurut Andre Gunder Frank padatahun 1980 telah terjadi

restrukturisasi dalam sistem ekonomi dunia terhadap krisis global. Salah satu bentuk dari

restrukturisasi tersebut yaitu dengan dilakukannya relokasi industri dari negara maju ke

negara dunia ketiga. Korporasi besar memiliki ketertarikan untuk memindahkan industrinya

ke negara dunia ketiga karena di negara dunia ketiga tersebut tidak hanya menyediakan buruh

yang murah namun juga pemerintah yang memberikan kelonggaran pajak.

Restrukturisasi tersebut telah mengakibatkan negara dunia ketiga yang merupakan

negara miskin dan terbelakang akibat adanya akses yang terbatas terhadap modal, sumber

daya, tekhnologi, dan pengetahuan telah dimanfaatkan negara maju untuk memenuhi

kebutuhannya. Karena kemiskinan yang terjadi di negaranya, negara dunia pada akhirnya

selalu mengharapkan bantuan dari negara maju. Namun dari adanya pola hubungan ini, justru

mengakibatkan ketergantungan dari negara dunia ketiga terhadap supply dari negara maju.

Maka dari itu, dari sinilah terbentuk suatu teori yang dinamakan teori dependensi

(Dependency Theory)24.

Beberapa para ahli telah merumuskan teori dependensi, diantaranya yaitu Theotonio

Dos Santos, Raul Prebisch, James A. Corporaso, dan lainnya. Namun dalam tulisan ini

penulis menggunakan teori dependensi yang dikemukakan oleh Yusif A. Sayigh dalam

bukunya yang berjudul Elusive Development : From Dependence to Self-Reliance in Arab

Region. Dalam bukunya, Sayigh mengacu pada pernyataan Prebish mengenai adanya struktur

dalam ekonomi dunia dan pola hubungan antar kelompok negara. Menurut Prebish struktur

adalah salah satu unit pengaturan dalam politik internasional yang berupa kelompok kecil

negara maju yang disebut sebagai center atau core dan kelompok negara terbelakang yang 24 Andre Gunder Frank. 1983. Global Crisis and Transformation (online). http://onlinelibrary.wiley.com/dol/10.1111/j.1467-7660.1983.tb00156.x/pdf. Diakses pada 05 Juli 2015.

Page 14: Analisa Kerjasama Impor Daging Sapi Indonesia Dari Australia Tahun 2012

disebut sebagai negara periphery. Adanya struktur tersebut merupakan produk dari

perkembangan kapitalis dunia dan ditunjang oleh adanya kolonialisme yang dilakukan oleh

negara maju terhadap negara dunia ketiga25.

Dengan adanya struktur yang terbentuk dari adanya hubungan negara core dan

periphery ini telah memunculkan dominasi negara core terhadap negara periphery hingga

berakhir dengan ketergantungan terhadap negara core26. Ini semua terjadi karena adanya

kebutuhan periphery terhadap supply dari negara core, baik berupa barang ataupun jasa27.

Ketergantungan dalam kasus ini pada umumnya terjadi karena negara core menerapkan

mekanisme baru luntuk mengukuhkan dominasi ekonominya, salah satunya yaitu dengan

memanfaatkan organisasi internasional atau regional untuk menciptakan ketergantungan

keuangan dan teknologi di negara periphery28.

Adapun bentuk dari dominasi ekonomi yaitu dengan adanya dominasi yang dilakukan

oleh negara core terhadap negara periphery dalam perdagangan laur negeri, investasi asing,

bantuan luar negeri, dan hutang luar negeri. Dominasi yang dilakukan tersebut ditunjukkan

dengan adanya jumlah rata-rata impor yang lebih besar dari jumlah rata-rata ekspor.

Dominasi terhadap investasi asing yang masuk ke negara periphery ditunjukkan dengan

masuknya investasi asing baik berupa modal maupun Multinational Corporation (MNCs)

yang berasal dari negar core. Dominasi dalam bantuan luar negeri ditunjukkan dengan

bantuan luar negeri yang diberikan oleh negara core yang telah mendominasi bnatuan

terhadap negara periphery, sehingga sebagian besar bantuan yang diterima oleh negara

periphery tidak lain berasal dari supply negara core. Sedangkan dominasi terhadap hutang

25 R. Prebisch. 1962. The Economic Development of Latin and its Pricipal Problem dalam Vincent Ferraro (ed). Dependency Theory: An Introduction (online). Http://www.mtholyoke.edu/acad/intre/depend.htm. Diakses pada 05 Juli 201526 ibid27 ibid28 Yusif A. Sayigh. 1991. Elusive Development: From Dependence to Self Reliance in Arab Region. London: Routledge

Page 15: Analisa Kerjasama Impor Daging Sapi Indonesia Dari Australia Tahun 2012

luar negeri ditunjukkan dengan hutang yang diberikan oleh negara core merupakan hutang

terbesar yang diberikan dari pada negara lain yang telah diberikan kepada negara periphery29.

Untuk menjaga kelangsungandominasi ekonominya, negara core berusaha untuk

menciptakan ketergantungan poilitik di negara periphery30. Ketergantungan politik diciptakan

dengan adanya penguasaan dan peran negara core yang besar terhadap reformasi politik di

negara periphery. Negara core yang memiliki kekuasaan yang besar menciptakan ruang yang

besar bagi pemimpin partai maupun kaum intelektual di negara periphery untuk melakukan

reformasi moral dan ideologi sejalan dengan kepentingan negara core31. Adapun tujuan dari

adanya dominasi politik yang dilakukan oleh negar core adalah untuk menciptakan

kesepahaman sehingga dapat mendukungberjalannya politik negara core di negara periphery.

Penjelasan diatas merupakan faktor politik yang merupakan faktor eksternal sehingga

menciptakan ketergantungan. Menurut Sayigh, dengan adanya pandangan dari negara

periphery bahwa penting untuk melakukan hubungan dengan negara core ini juga dapat

menimbulkan ketergantungan yang terjadi dari sisi politik internal32. Suatu sistem

ketergantungan yang dicipatakan oleh negara core telah mengakibatkan negara periphery

tetap mengalami ketergantungan. Sistem ini diperkuat dengan didirikannya suatu lembaga

yang ditugaskan untuk melayani periphery secara tersirat. Lembaga tersebut juga

menanamkan nilai-nilai yang dianut secara bersama bahwa akan tercipatanya suatu

kemakmuran apabila terus melakukan hubungan dengan negara core. Maka dari itu dengan

adanya penanaman nilai-nilai tersebut nantinya akan mempengaruhi kelompok kepentingan

dan kelas sosial yang ada di negara periphery sehingga dengan tetap menjalin hubungan

dengan negara core nantinya muncul harapan merekauntuk mendapatkan keuntungan dari

29 Vincent A. Mahler. Dependency Approachess to International Political Aconomi : A Cross National Study (online). https://www.books.google.co.id/books?isbn=023104836X. Diakses pada 05 Juli 2015.30 Yusif A. Sayigh. Ibid.31 J. Hoffman. 1984. The Gramscian. Chailenge, Coercion and Consent in Marxist Political Theory, Oxford: Blackwell32Yusif A. Sayigh. Ibid.

Page 16: Analisa Kerjasama Impor Daging Sapi Indonesia Dari Australia Tahun 2012

adanya hubungan tersebut. Namun kenyataannya, lembaga tersebut justru menjadi alat bagi

core untuk mencapai kepentingannya di negara periphery33.

Selain ekonomi dan politik, ketergantungan juga terjadi dalam penguasaan tekhnologi

dan kebudayaan. Adapunm bentuk dari ketergantungan tekhnologi yaitu digambarkan dalam

situasi dimana sumber utama tekhnologi suatu negara berasal dari luar negeri. Suatu negara

bisa dikatakan memiliki ketergantungan yang tinggi dalam bidang tekhnologi apabila negara

tersebut mengimpor barang-barang tekhnologi dari negara lain. Dalam kasus negara industri

baru, ketergantungan tekhnologi adalah suatu fenomena yang mutlak terjadi. Ketergantungan

tersebut dapat dilihat paling besar dalam penggunaan perangkat keras industri, selain itu juga

terdapat ketergantungan tekhnologi dalam sistem manajemen kewarganegaraan serta input

pembiayaan negara34.

Salah satu bentuk dari ketergantungan kebudayaan dapat dilihat dari adanya

penguasaan negara core terhadap media komunikasi. Negara core yang menguasai Trans

National Corporation (TNC) terus berkembang dan mendominasi perekonomian global.

Tidak hanya itu, karya-karya lain yang menunjukkan dominasi negara core menggunakan

imperialisme budaya dapat terlihat dalam Hollywood di pasar film Eropa. Pengaruh Ekspor

televisi negara core sangatlah besar terhadap kehidupan di negara periphery, contohnya yaitu

adanya komik Disney yang telah berkontribusi dalam mempromosikan nilai-nilai kiapitalis

serta adanya industri perikanan yang telah memainkian peran untuk mempengaruhi

ideologis35.

33Yusif A. Sayigh. Ibid.34 Anonim. Technological Dependence: Nature and Consequences (online). http://archive.unu.edu/unupress/unupbooks/uu04te0o.htm. Diakses pada 07 Juli 201535 Thussu, D. K. 2006. Approaches to Theorizing International Communication dalam International Communication- Continuity and Change (2nd Ed) Great Britain: Hodder Education

Page 17: Analisa Kerjasama Impor Daging Sapi Indonesia Dari Australia Tahun 2012

Dari berbagai uraian yang telah dijelaskan diatas, variabel dan indikator teori

dependensi Yusif A. Sayigh yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa tabel

berikut:

Teori

Dependensi

Variabel Indikator

Jika negara core

mempunyai

power yang

besar, maka

negara periphery

menjadi refleksi

dari power

tersebut

Ekonomi Menggunakan organisasi

regional/internasional untuk:

Perdagangan luar negeri

Investasi asing

Bantuan luar negeri

Hutang luar negeri

Jumlah impor lebih

besar daripada ekspor

Modal dan MNCs

Bantuan negara core

mendominasi

Hutang dari negara

core sangat

diperlukan bagi

negara periphery

Politik Penguasaan dan peran

negara core yang besar

terhadap reformasi

terhadap negara periphery

Negara periphery

menganggap penting

untuk melakukan

hubungan dengan negara

core

Menciptakan ruang di

negara periphery

untuk melakukan

reformasi moral dan

ideologi sejalan

dengan kepentingan

negara core.

Negara periphery

tergabung dalam

organisasi yang

didirikan oleh negara

core

Teknologi Penguasaan tekhnologi

negara core terhadap

periphery sehingga negara

periphery selalu

Penggunaan

tekhnologi dari negara

core didalam

perangkat industri dari

Page 18: Analisa Kerjasama Impor Daging Sapi Indonesia Dari Australia Tahun 2012

mengimpor tekhonologi

dari negara core.

sistem manajemen

negara periphery

Kebudayaan Negara core

mengembangkan dan

mengendalikan sistem

komunikasi baru berbasis

elektronik secara global.

Adanya imperialis

budaya negara core

terhadap negara

periphery

2.3. Operasionalisasi Konsep

2.3.1. Definisi Konseptual

2.3.1.1. Negara Core

Negara Core merupakan negara maju, negara kaya, negara dominant,

metropolitan atau negara dunia pertama adalah negara atau wilayah yang memiliki

karakter positif dari adanya dampak globalisasi, seperti terhubungnya dalam jaringan

transnasional, pembangunan yang modern, tingkat upah yang tinggi, memiliki akses

yang mudah terhadap fasilitas pendidikan, kesehatan, makanan dan air bersih, selalu

mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, tingkat kemakmuran ekonomi yang terus

naik serta memiliki kwmajuan industri yang selalu tumbuh. Negara yang termasuh

dalam kategori peringkat 20 besar dalam The United Nations Development Index

adalah merupakan negara dalam kategori negara core, seperti Amerika Serikat,

Kanada, Australia, Jepang, dan sebagainya36.

2.3.1.2. Negara Periphery

Negara periphery merupakan negara miskin, negara terbelakang, satelit,

negara dependent atau negara dunia ketiga adalah negara dengan karakteristik standar

hidup rendah, mengalami kemiskinan yang parah, memiliki akses yang sulit untuk

menjangkau fasilitas kesehatan dan air bersih, tingkat pertumbuhan penduduk yang

36 Colin Steif. 2008. Core and Periphery: The Countries of the World Can be Divided into a Core and a Periphery (online). http://geography.about.com/od/politicalgeography/a/coreperiphery.htm. Diakses pada 08 Juli 2015.

Page 19: Analisa Kerjasama Impor Daging Sapi Indonesia Dari Australia Tahun 2012

tinggi, tingkat pendidikan yangrendah, banyak pengangguran, banyak terdapat

pemukiman kumuh, masyarakat banyak yang bekerja di sektor informal, serta industri

yang berada dalam negara tersebutb sebagian besar merupakan industri bahan baku

bagi negara core. Negara yang termasuk dalam kategori periphery adalah negara rest

seperti Asia (kecuali Cina, Jepang, India, dan Korea Selatan), Afrika dan Amerika

Selatan37.

2.3.2. Definisi Operasional

dengan adanya kedua konsep dalam definisi konseptual diatas, maka penulis dapat

melakukan operasional ke dalam suatu konsep yang berkaitan dengan penelitian ini. Dalam

penelitian ini terdapat konsep ketergantungan, yaitu ketergantungan Indonesia terhadap

Australia. Ketergantungan merupakan suatu hubungan yang terjadi antar negara atau

sekelompok negara dengan negara core sebagai pengendali dari hubungan yang terjalin dan

negara periphery sebagai refleksi dari hubungan tersebut. Adanya hubungan dari kedua

kelompok negara tersebut bersifat uniqual exchange, yaitu ketika negara core memilih

berhubungan dengan negara periphery hanya dengan tujuan memanfaatkan negara periphery

sesuai dengan kepentingan negaranya disisi lain negara periphery tidak dapat melepaskan diri

dari hubungan yang telah dijalin dengan negara core karena negara core tidak hanya

menguasai ekonomi negara periphery namun juga menguasai politiknya sehingga

mengakibatkan ketergantungan pada negara periphery terhadap negara core38.

Ketergantungan impor sapi yang terjadi di Indonesia terhadap Australia dimulai sejak adanya

upaya pengembangbiakkan sapi yang dilakukan sejak awal dekade 1950-an39. Awalnya ketika

Presiden Sukarno menggarap tahapan pembangunan bernama Rencana Kesejahteraan

37 Colin Steif. ibid38Yusif A. Sayigh. Ibid.39Historia. Sejarah sapi di Indonesia. http://historia.id/sains-teknologi/sejarah-sapi-di-indonesia. Diakses pada 08 Juli 2015

Page 20: Analisa Kerjasama Impor Daging Sapi Indonesia Dari Australia Tahun 2012

Istimewa. Dan pada saat itu ahli ternak asal Denmark Prof. B. Seit tengah memperkenalkan

metode inseminasi buatan kepada dokter hewan di Indonesia. Dalam program inseminasi ini

para dokter hewan dilatih seit lantas berpencar diberbagai daerah di Jawa dan Bali untuk

mendirikan stasiun inseminasi buatan. Namun program Rencana Kerjasama Istimewa

tersebut tidak berjalan sesuai harapan dan hanya berlaku selama dua tahun saja. Sedangkan

program inseminasi ini tak intensif sehingga tidak cukup memberikan kepercayaan kepada

masyarakat. Namun demikian program inseminasi yang didirikan telah berjasa untuk

membantu mengembangbiakkan sapi, meskipun sebatas sapi penghasil susu.

Makadari itu pemerintah orde baru menganggap bahwa program inseminasi buatan

merupakan langkah strategis untuk mendongkrak perkembangbiakkan sapi peternak rakyat.

Keberhasilan pada sektor ekspor telah memicu pemerintah untuk menyediakan lebih banyak

sapi yang siap dipasok ke luar negeri. Dan tidak bisa dipungkiri bahwa program inseminasi

buatan ini telah mendongkrak perkembangbiakkan sapi dalam negeri sejak 196040. Sejak saat

itu usaha mengimpor sapi unggulan kembali dilakukan oleh presiden Soeharto dengan

mendatangkan sapi-sapi unggul dari luar negeri terutama dari Australia. tujuan dari

dilakukannya impor tersebut tidak lain hendak dikawinkan dengan sapi-sapi lokal Indonesia

sehingga nantinya akan didapatkan bibit berjenis sapi unggul.

Tahun 1978 merupakan tahun terakhir Indonesia mengekspor sapi potong. Dwngan jumlah

hanya 400 ekor41. Maka sejak saat itu peternakan rakyat lebih banyak memasok kebutuhan

daging dalam negeri saja, bahkan keran impor daging dari Australia mulai terbuka. Tercatat

mulai 1990 Indonesia melakukan impor sapi bakalan sejumlah 8/061 ekor, lalu dua belas

tahun kemudian angka ini melonjak darstis hingga 429.615 ekor42. Dan pada periode 1997-

2001 pemerintah pernah mengurangi impor sapi bakalan karena terseret krisis ekonomi. Dan

40ibid41ibid42ibid

Page 21: Analisa Kerjasama Impor Daging Sapi Indonesia Dari Australia Tahun 2012

hasilnya sapi-sapi lokal terkuras oleh pemerintah sehingga dalam waktu yang tidak lama,

populasi sapi menurun drastis. Dan seperti tidak punya pilihan lain, bahwa padatahun 2002

Indonesia kembali mengimpor sapi bakalan guna memenuhi kebutuhan konsumsi daging

sapi43. Indonesia sangat bergantung dengan impor daging asal Australia.

Australia menjadi negara core yang memiliki pengaruh di Indonesia karena Australia

merupakan negara sumber impor utama. Indonesia bisa saja mencari sumber baru untuk

pengimpor daging sapi, namun tidak semua sapi dari negara pengimpor sapi seperti Selandia

Baru, India dan Brasil terbebebas dari penyakit mulut dan kuku (PMK). Dan di Indonesia

sudah diberlakukan aturan sesuai Undang-Undang Nomor 18 tahun 2009 tentang peternakan

dan kesehatan yang menggugat aturan hanya membolehkan impor sapi berdasarkan based

zone. Akibatnya tidak ada celah lain yang bisa dilakukan oleh Indonesia selain mengimpor

daging dari Australia.

2.4. Hipotesis

Indonesia mengalami ketergantungan terhadap perdagangan khususnya impor daging dengan

Australia disebabkan adanya penguasaan Australia di Indonesia berupa penguasaan ekonomi

yang meliputi perdagangan luar negeri, oinvestasi, bantuan dan hutang, kerjasama dalam

bidang pembangunan di Indonesia serta bantuan atas sarana dan prasarana pendidikan. Dan

tidak hanya itu, didirikannya lembaga Australia di Indonesia gsebagai fasilitas hubungan

Australia dengan Indonesia.

43ibid

Page 22: Analisa Kerjasama Impor Daging Sapi Indonesia Dari Australia Tahun 2012