amphib i

15
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Amphibi merupakan kelompok hewan dengan fase daur hidup yang berlangsung di air dan di darat. Amphibi merupakan kelompok vertebrata yang pertama keluar dari kehidupan dalam air. Amphibi mempunyai kulit yang selalu basah dan berkelenjar, berjari 4-5 atau lebih sadikit, tidak bersirip. Mata mempunyai kelopak yang dapat digerakkan, mata juga mempunyai selaput yang menutupi mata pada saat berada dalam air (disebut membran miktans). Daerah mulut terdapat gigi dan lidah yang dapat dijulurkan. Pada saat masih kecil (berudu) bernapas dengan insang. Setelah dewasa bernapas dengan menggunakan paru-paru dan kulit. Suhu tubuh berubah- ubah sesuai dengan keadaan lingkungan (poikioterm). Amphibia umumnya merupakan makhluk semi akuatik, yang hidup di darat pada daerah yang terdapat air tawar yang tenang dan dangkal. Tetapi ada juga amphibia yang hidup di pohon sejak lahir sampai mati, dan ada juga yang hidup di air sepanjang hidupnya. Amphibia banyak ditemukan di areal sawah, daerah sekitar sungai, rawa, kolam, bahkan di lingkungan perumahan pun bisa ditemukan. Amphibi merupakan makhluk hidup yang sudah memiliki struktur yang sempurna. Berbeda halnya

Upload: nurul-hidayah-r

Post on 07-Jul-2016

216 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

amphibi

TRANSCRIPT

Page 1: Amphib i

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Amphibi merupakan kelompok hewan dengan fase daur hidup yang

berlangsung di air dan di darat. Amphibi merupakan kelompok vertebrata yang

pertama keluar dari kehidupan dalam air. Amphibi mempunyai kulit yang selalu

basah dan berkelenjar, berjari 4-5 atau lebih sadikit, tidak bersirip. Mata

mempunyai kelopak yang dapat digerakkan, mata juga mempunyai selaput yang

menutupi mata pada saat berada dalam air (disebut membran miktans).

Daerah mulut terdapat gigi dan lidah yang dapat dijulurkan. Pada saat

masih kecil (berudu) bernapas dengan insang. Setelah dewasa bernapas dengan

menggunakan paru-paru dan kulit. Suhu tubuh berubah-ubah sesuai dengan

keadaan lingkungan (poikioterm).

Amphibia umumnya merupakan makhluk semi akuatik, yang hidup di

darat pada daerah yang terdapat air tawar yang tenang dan dangkal. Tetapi ada

juga amphibia yang hidup di pohon sejak lahir sampai mati, dan ada juga yang

hidup di air sepanjang hidupnya. Amphibia banyak ditemukan di areal sawah,

daerah sekitar sungai, rawa, kolam, bahkan di lingkungan perumahan pun bisa

ditemukan.

Amphibi merupakan makhluk hidup yang sudah memiliki struktur yang

sempurna. Berbeda halnya dengan hewan invertebrata. Dikarenakan amphibi

telah memiliki segala sistem organ di dlam tubuhnya. Seperti sistem respirasi,

sistem reproduksi, sistem ekskresi, sistem peredaran darah, dan lain-lain. Di

samping itu, amphibi merupakan hewan yang habitatnya sangat mudah untuk

kita temui dalam kehidupan seharian kita, Amphibi umumnya merupakan makhluk

semi akuatik, yang hidup di darat pada daerah yang terdapat air tawar yang tenang dan

dangkal. Tetapi ada juga amphibi yang hidup di pohon sejak lahir sampai mati, dan ada

juga yang hidup di air sepanjang hidupnya. Amphibi banyak ditemukan di areal sawah,

daerah sekitar sungai, rawa, kolam, bahkan dilingkungan perumahan pun bisa

ditemukan.

Maka dari itu sangatlah penting dalam melakukan kegiatan praktikum

yang berkaitan dengan filum Amphibi. Dengan melakukan praktikum ini

mahasiswa bisa mengenal berbagai macam spesies dan pada kelompok mana

Page 2: Amphib i

spesies tersebut dikelompokkan. Jika tidak ada kegiatan praktikum mahasiswa

akan terlalu pasif dalam pembelajaran.

A. Tujuan

Mengamati ciri, struktur dan peranan organisme yang tergolong kedalam

filum Amphibi.

B. Manfaat

Mahasiswa mampu mengetahui ciri, struktur dan peranan organisme yang

tergolong kedalam filum Amphibi.

Page 3: Amphib i

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Amfibi adalah hewan yang secara taksonomi dikelompokkan dalam kelas

Amphibia. Secara singkat amfibi atau amfibia bisa diberikan pengertian sebagai

hewan bertulang belakang (vertebrata), berdarah dingin (poikiloterm), dan ‘berkaki

empat’ (tetrapoda) yang hidup di dua alam, yaitu di air dan daratan. Kata Amphibia

sendiri berasal bahasa Yunani yaitu “amphi” yang berarti rangkap dan “bios” yang

berarti kehidupan. Umumnya seekor amfibi bertelur dan menempatkan telurnya di

dalam air atau di tempat yang memiliki tingkat kelembapan yang tinggi. Setelah

menetas dan menjadi larva (berudu) amfibi hidup di air atau tempat basah dan

bernafas dengan menggunakan insang. Setelah beberapa waktu, berudu mengalami

metamorfosis (berubah bentuk)  menjadi hewan dewasa yang hidup di daratan

(tempat lebih kering) dan bernafas menggunakan paru-paru. Amfibi (amphibia)

terbagi menjadi tiga ordo yaitu anura (kodok dan katak), caudata (salamander), dan

gymnophiona (Sakira, 2014).

Menurut Andi Mu’nisa (2015), ciri umum amphibi :

1. Kulitnya berlendir

2. Alat pernapasan dengan insang (fase pra dewasa), paru-paru dibantu kulit (fase

dewasa)

3. Memiliki dua pasang kaki untuk berjalan atau berenang

4. Terdapat 2 lubang hidung yang berhubungan dengan rongga mulut. Pada lubang

hidung terdapat klep

5. Matanya mempunyai kelopak yang dapat digerakkan

6. Lembar gendang pendengaran terdapat di sebelah luar

7. Mulut bergigi dan berlidah

8. Rangka tubuh sebagian besar disusun oleh tulang keras

9. Fertilisasi secara eksternal dan internal.

Ordo Anura, dikenal juga sebagai kodok atau katak. Ordo ini terdiri atas

sekitar 55 famili dengan jumlah spesies mencapai 6.455 di seluruh dunia. Indonesia

memiliki 351 spesies kodok dan katak yang telah teridentifikasi. Contoh amfibi

dari ordo Anura yang hidup di Indonesia antara lain Katak Pelangi (Ansonia

latidisca), Katak Bertaring (Limnocetes sp.), Katak Darah (Leptophryne cruentata),

Page 4: Amphib i

Bangkong Sungai (Phrynoidis aspera), Kongkang Jeram (Huia masonii), Kodok

Pohon Kaki Putik (Philautus pallidipes), Kodok Sawah (Fejervarya cancrivora),

Bancet Hijau (Occidozyga lima), Precil Jawa (Microhyla achatina), dan Kodok

Pohon Jawa (Rhacophorus javanus). Ordo Caudata, dikenal juga sebagai

salamander. Ordo ini terdiri atas 10 famili dengan total spesies mencapai 671 jenis.

Ordo ini tidak terdapat di Indonesia. Contoh hewan amfibi dari ordo Caudata antara

lain Salamander Raksasa Cina (Andrias davidianus) yang hidup di China,

Salamander punggung merah (Plethodon cinereus) di Amerika Utara, dan Asiatic

Salamanders (Hynobius kimurae). Ordo Gymnophiona, dikenal juga sebagai

Sesilia. Ordo ini erdiri atas 10 famili dengan total spesies mencapai 200 jenis.

Amfibi anggota ordo Gymnophiona yang hidup di Indonesia (pulau Sumatera,

Jawa, dan Kalimantan) adalah dari genus Ichthyophis sp. Beberapa jenis yang

hidup di Indonesia antara lain : Indonesia Caecilian (Ichthyophis bernisi), Billiton

Island Caecilian (I. billitonensis), Elongated Caecilian (I. elongatus), Javan

Caecilian (I. hypocyaneus), Java Caecilian (I. javanicus), Black Caecilian (I.

monochrous), Kapahiang Caecilian (I. paucidentulus), Yellow-banded Caecilian (I.

paucisulcus), dan Sumatra Caecilian (I. sumatranus) (Sakira, 2014).

Fertilisasi berlangsung secara eksternal pada sebagian besar amfibia. Jantan

memegang erat-erat betina dan menumpuhkan spermanya di atas telur-telur yang

sedang dikeluarkan oleh betina. Amfibia biasanya bertelur di dalam air atau

dilingkungan darat yang lembap. Telur tidak memiliki cangkang dan

cepatmengering di dalam udara kering. Beberapa spesies amfibia bertelur dalam

jumlah yang sangat banyak dan mortalitas telurnya sangat tinggi. Sebaliknya,

spesies-spesies yang bertelur dalam jumlah yag relatif sedikit membawa telur-

telurnya di punggung (Campbell, 2008).

Kebanyakan amfibi hidup di air tawar, bukan air garam. Habitat mereka

dapat mencakup wilayah yang dekat dengan mata air, sungai, parit, danau, rawa

dan kolam. Mereka dapat ditemukan di daerah lembab di hutan, padang rumput dan

rawa-rawa. Amfibi dapat ditemukan hampir di mana saja ada sumber air tawar.

Meskipun tidak ada amfibi air asin sejati, beberapa dapat hidup di air payau

(sedikit asin). Beberapa spesies tidak membutuhkan air sama sekali, dan beberapa

spesies juga telah beradaptasi untuk hidup di lingkungan kering. Kebanyakan

amfibi masih membutuhkan air untuk bertelur. Tahap telur, telur Amfibi dibuahi

Page 5: Amphib i

dalam sejumlah cara. Fertilisasi eksternal, yang digunakan oleh sebagian besar

katak dan kodok, melibatkan jantan yang mencengkeram betina di punggungnya,

hampir seolah-olah ia memeras telur keluar dari dirinya. Pelepasan sperma jantan

pada telur betina yang mereka diletakkan. Metode lain yang digunakan oleh

salamander, dimana menyimpan paket sperma jantan ke tanah. Betina kemudian

menarik ke dalam kloaka nya, pembukaan tunggal untuk sistem organ internalnya.

Oleh karena itu, pembuahan terjadi secara internal. Sebaliknya, caecilian dan katak

berekor menggunakan fertilisasi internal, seperti reptil, burung, dan mamalia.

Menyimpan sperma jantan langsung ke kloaka betina. Tahap larva, ketika telur

menetas, organisme adalah berkaki, tinggal di air, dan bernafas dengan insang,

menyerupai nenek moyang evolusi mereka (Ani,2015).

Page 6: Amphib i

BAB IIIMETODOLOGI

A. Waktu dan tempat

Hari/tanggal : Selasa/ 22 Deseber 2015

Pukul : 09.00 - 11.00 WITA

Tempat : Laboratorium Biologi lantai 3 sebelah barat

B. Alat dan bahan

1. Alat

a. Alat bedah

b. Petridies

c. Cutter

2. Bahan

a. Kodok (Bufo sp.)

C. Prosedur kerja

1. Organisme yang termasuk kedalam filum Amphibia

2. Diberikan keterangan habitat tempat ditemukan yaitu pada saat mengambil

3. Organism tersebut dikumpulkan, kemudian dikelompokkan

4. Hasil pengamatan digambar dan diberikan keterangan pada bagian-bagian

tubuhnya.

5. Organism tersebut diawetkan dan di klasifikasikan.

Page 7: Amphib i

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1. Bufo sp

Gambar Pembanding Gambar Hasil Pegamatan

Sumber : dokumentasi pribadi

Keterangan Klasifikasi

Morfologi

1. Mata2. Tulang paha3. Paha4. Kloaka5. Kaki bagian belakang6. Kaki bagian depan7. Mulut

Anatomi

1. Paru – paru2. Hati3. Lambung4. Kloaka5. Saluran telur6. Empedu7. jantung

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Amphibia

Ordo : Anura

Famili : Bufonidae

Genus : Bufo

Species : Bufo sp

Sumber: www.wikipedia.com

Page 8: Amphib i

A. Pembahasan1. Bufo sp

a. Morfologi

Bagian morfologi katak berupa cepal, trunkus, dan abdomen. Pada

cepal, terdapat organon visualyang berfungsi sebagai panca indera, Bulbus

Oculis sebagai selaput mata dan palpebra. Pada Rana cancarivora terdapat

membran niktitans atau kelopak bagian depan), dan rima oris. Pada bagian

tuncus terdapat dorsum (punggung), toraks(dada), abdomen (perut), aplica

dernalis (lipatan lidah), dan anus (saluran pembuangan). Kemudian pada

ekstrimitas terbagi atas dua, yaitu eksrimitas anterior (alat gerak bagian

depan) yang terdiri dari branchium(lengan atas), ante branchium (lengan

bawah), manus, digiti (jari ), dan ekstrimitas posterior (alat gerak bagian

belakang) yang terdiri dari femur (paha), crus (betis), pes, selaput renang

dan digiti.

a. Anatomi

Di belkang mata kodok terdapat membrane tympani untuk

menerima getaran suara. Pada akhir tubuh terdapat anus yang berfungi

sebagai pintu pelepasan feses. Kodok memiliki organ dalam berupa,

jantung, paru-paru, hati, usus halus, usus besar, dan yang terakhir kantung

empedu.

b. Habitat

Kodok biasanya ditemukan pada tempat yang lembab seperti rawa

ataupun sawah

Page 9: Amphib i

BAB VPENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan

bahwa katak pada bagian dorsal terdiri dari mata (orbita), hidung (nares),

cavum oris, telinga (tympani), kaki depan, dan kaki belakang. Anatomi katak

terdiri atas sistem pencernaan, sistem peredaran darah, sistem pernapasan dan

sistem urogenitalia. Sistem pencernaan katak terdiri dari mulut, esofagus,

lambung, usus halus, usus besar, kloaka, hati, pankreas, dan empedu. Sistem

pernapasan katak meliputi lubang hidung dan paru-paru yang terdiri atas

bronchus, bronchiolus, alveolus, dan pleura. Sistem peredaran darah katak

meliputi jantung yang terdiri atas aorta, atrium kanan dan kiri, ventrikel, serta

perikardium dan pembuluh darah yang terdapat diseluruh bagian tubuh. Sistem

ekskresi katak melibatkan ginjal, ureter, bledder, dan kloaka.

B. Saran

Untuk asisten, sebaiknya lebih memperhatikan praktikan saat melakukan

praktikum guna meminimalisir kesalahan yang dilakukan praktikan. Untuk

praktikan, sebaiknya lebih teliti, sabar dan disiplin dalam melakukan praktikum.

Page 10: Amphib i

DAFTAR PUSTAKA

Ani. 2015. Ciri-ciri umum hewan Amphibi. http://fungsi.web.id/2015/09/ciri-ciri-umum-hewan-amfibi.html. Diakses pada tanggal 28 Desember 2015 pukul 19.00.

Campbell, Neil A. 2008. Biologi Jilid 2. Jakarta: Erlangga.Mu’nisa Andi, dkk. 2015. Penuntun Praktikum Biologi Sistematika Hewan.

Makassar: Universitas Negeri Makassar.

Sakira. 2014. Mengenal Amfibi, Ciri-Ciri, dan Jenis Amfibi Indonesia. http://alamendah.org/2014/10/11/mengenal-amfibi-ciri-ciri-dan jenisamfibi-indonesia/. Diakses pada tanggal 28 Desember 2015 pukul 19.00.

Page 11: Amphib i