welcome to brawijaya knowledge garden - bkgrepository.ub.ac.id/10715/4/bab iii.pdf · author...
Post on 28-Sep-2020
5 Views
Preview:
TRANSCRIPT
27
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan
deskriptif. Jenis penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara
holistis dengan cara mendeskripsikannya dalam bentuk kata-kata pada suatu
konteks khusus yang alamiah (Moeloeng, 2007:6). Penelitian kualitatif dilakukan
oleh peneliti dalam memahami suatu realitas tertentu dan fenomena yang terjadi
(Jonker, dkk, 2011:71). Penelitian ini melihat implementasi SISKEUDES
berdasarkan paparan BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Timur, implementasi
SISKEUDES berdasarkan paparan aparat desa, serta Peneliti memberikan evaluasi
terhadap implementasi SISKEUDES di Provinsi Jawa Timur. Oleh sebab itu,
penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif.
Penelitian kualitatif ini merupakan jenis field research (penelitian lapangan).
Peneliti mengamati dan berpartisipasi secara langsung dalam penelitian skala kecil
untuk memperoleh pemahaman mendalam terhadap subjek penelitian. Menurut
Robert Emerson yang dikutip oleh Neuman (2006) penelitian lapangan merupakan
studi tentang orang yang bertindak secara alamiah dalam kehidupan sehari-hari.
Peneliti berusaha memahami bagaimana peran BPKP dalam mengembangkan
SISKEUDES serta bagaimana respon Aparat Desa terhadap adanya SISKEUDES.
Cara yang dilakukan peneliti untuk dapat memahami peran BPKP serta respon
Aparat Desa adalah dengan melakukan tatap muka atau interaksi sosial secara
28
langsung sehingga diperoleh informasi secara lengkap.
Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif. Pendekatan
deskriptif merupakan studi untuk mendesain dan mengumpulkan data yang
mendeskripsikan karakteristik objek, peristiwa, atau sesuatu (Sekaran, 2016:43).
Tujuan penelitian deskriptif ini memperoleh data yang mendeskripsikan topik yang
diminati (Sekaran, 2016:43). Penelitian ini cukup tepat menggunakan pendekatan
deskriptif berdasarkan tujuannya untuk melihat implementasi SISKEUDES
berdasarkan paparan BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Timur, implementasi
SISKEUDES berdasarkan paparan aparat desa, serta menggambarkan pandangan
peneliti terhadap implementasi SISKEUDES di Provinsi Jawa Timur. Penelitian
deskriptif pada tujuan penelitian ini mampu menjawab permasalahan secara
mendalam karena temuan-temuan dalam penelitian deskriptif lebih luas dan lebih
terperinci daripada penelitian eksploratoris (Gulo, 2010:19).
3.2 Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan jenis data kualitatif. Jenis data kualitatif bersumber
dari data primer.
3.2.1 Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Data
kualitatif merupakan data yang sifatnya hanya menggolongkan saja dan berbentuk
pernyataan atau kata-kata (Yaumi & Damopolii, 2014:99). Pada umumnya, data
kualitatif berbentuk kata-kata, gambar, atau rekaman dimana data tersebut
dikonstruksi dari percakapan atau dalam bentuk naratif berupa kata-kata (Yaumi &
Damopolii, 2014:99). Kriteria data kualitatif dalam penelitian adalah data yang
pasti, yaitu data yang sebenarnya terjadi sebagaimana adanya, bukanlah data yang
29
sekedar terlihat atau terucap namun harus mengandung makna di balik yang terlihat
dan terucap tersebut (Sugiarto, 2015:9) . Data kualitatif dalam penelitian ini berupa
kata-kata yang didapatkan melalui hasil transkrip wawancara dan pengisian
kuisioner terbuka oleh informan.
3.2.2 Sumber Data
Penelitian ini menggunakan sumber data primer. Sumber data primer
merupakan data yang diperoleh oleh peneliti dari sumber pertama untuk tujuan
khusus (Sekaran, 2016:38). Peneliti mengambil data primer untuk mendapatkan
informasi yang bernilai dan berkaitan secara langsung pada permasalahan
penelitian yang diangkat (Greener, 2008:21). Dalam hal ini sumber data primer
penelitian ini adalah hasil wawancara dengan informan dari Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP) maupun Kepala Desa di Provinsi Jawa Timur
yang dapat memberikan informasi berkaitan dengan implementasi SISKEUDES di
Provinsi Jawa Timur.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan
dengan satu cara, yaitu:
3.3.1 Wawancara
Peneliti melakukan wawancara terhadap beberapa pihak untuk mendapatkan
informasi yang mendalam mengenai topik yang akan dibahas. Wawancara
merupakan metode yang tepat untuk memahami pemahaman informan mengenai
pendapat mereka atas sebuah isu atau situasi (Daymon, 2008:261). Informan
wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah anggota Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP) maupun Kepala Desa di Provinsi Jawa Timur
30
yang dapat memberikan informasi berkaitan dengan implementasi SISKEUDES di
Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi Jawa Timur ini dilatarbelakangi oleh
banyaknya desa sehingga berpotensi terhadap risiko pengelolaan keuangan desa
serta tingginya risiko dalam implementasi SISKEUDES. Informan dipilih
berdasarkan tingkat pemahamannya pada topik penelitian ini yang berkaitan
dengan implementasi SISKEUDES di Provinsi Jawa Timur. Informan dari BPKP
dipilih berdasarkan kewenangan yang dimiliki. Perkembangan implementasi
SISKEUDES dipantau oleh bagian Akuntabilitas Pemerintah Daerah (APD)
sehingga informan dari APD sangat tepat untuk digunakan dalam penelitian ini.
Selanjutnya, pengguna dari SISKEUDES adalah Aparat Desa, sehingga pemilihan
Aparat Desa sebagai informan juga sesuai dengan tujuan penelitian ini. Berikut
kualifikasi informan dalam penelitian ini:
Tabel 3.1
Kualifikasi Informan Penelitian
Nama Subjek Penelitian Jabatan
Ahmad Akib BPKP Jawa Timur Koordinator Pengawas II Bidang
Akuntabilitas Pemerintah Daerah (APD)
Watono BPKP Jawa Timur Anggota Pengawas Bidang Akuntabilitas
Pemerintah Daerah (APD)
Yunaedi BPKP Jawa Timur Kepala Bagian Tata Usaha
Sokib Aparat Desa Kepala Desa di Kabupaten Blitar
Suharmaji Aparat Desa Kepala Desa di Kabupaten Kediri
Fariz Aparat Desa Kepala Desa di Kabupaten Tulungagung
Sumber: Diolah Peneliti
Selama proses wawancara, bentuk wawancara yang dilaksanakan adalah
wawancara semi terstruktur. Wawancara semi terstruktur didasarkan pada suatu
sistem atau daftar pertanyaan yang telah ditetapkan sebelumnya, tetapi peneliti tetap
dapat menyediakan ruang bagi variasi jawaban yang akan disampaikan oleh
informan. Wawancara semi terstruktur memberikan tingkat fleksibilitas jawaban
31
bagi informan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami suatu fenomena,
sehingga diperlukan pemahaman serta kesadaran yang mendalam dari informan.
Wawancara semi terstruktur sangat tepat digunakan karena adanya kemungkinan
timbulnya pertanyaan baru berdasarkan jawaban peneliti namun masih tetap sesuai
dengan tema penelitian. Wawancara dilakukan dengan satu metode, yaitu bertatap
muka langsung. Metode wawancara dengan bertatap muka langsung dipilih karena
aksesbilitas informan dapat dijangkau oleh peneliti. Berikut ini merupakan daftar
pertanyaan yang menjadi pedoman peneliti dalam melakukan wawancara kepada
informan pertama yaitu BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Timur.
Tabel 3.2
Pedoman Wawancara untuk BPKP
Permasalahan Pengelolaan Keuangan Desa
1. Menurut pandangan Bapak, sebelum SISKEUDES dikembangkan, masalah
pengelolaan keuangan apa saja yang terjadi di Jawa Timur? Mengingat
menurut pandangan saya, SISKEUDES ini ada sebagai alat bantu untuk
pengelolaan keuangan desa?
Kebijakan atau Aturan Implementasi SISKEUDES
2. Untuk Provinsi Jawa Timur, apakah sudah ada keseragaman aturan dari
Gubernur tentang Implementasi SISKEUDES? (Untuk mengetahui apakah
implementasi SISKEUDES merupakan suatu kewajiban atau pilihan)
3. Menurut sepengetahuan Bapak, adakah dampak bagi Kabupaten yang tidak
mengimplementasikan SISKEUDES?
Ketercapaian Implementasi SISKEUDES di Jawa Timur
4. Untuk Provinsi Jawa Timur, kapan SISKEUDES mulai disosialisasikan?
5. Berdasarkan data yang dimiliki oleh BPKP, berapa capaian implementasi
SISKEUDES hingga 31 Desember 2017?
6. Ukuran apa yang digunakan BPKP dalam menentukan capaian
implementasi tersebut?
Model Implementasi SISKEUDES
7. Seperti yang saya lihat, Jawa Timur telah memiliki infrastruktur yang baik,
apakah hal ini berpengaruh terhadap model implementasi SISKEUDES?
Kendala Implementasi SISKEUDES
8. Menurut pandangan Anda, apa kendala terbesar dalam implementasi
SISKEUDES di Provinsi Jawa Timur?
32
9. Apa yang dilakukan oleh BPKP untuk mengatasi kendala tersebut?
Kendala dan Efektivitas Bimbingan Teknis (Bimtek)
10. Seperti yang saya tau, BPKP memiliki suatu tanggung jawab untuk
mengadakan Bimtek, apakah dalam menjalankan tugas ini BPKP memiliki
suatu kendala yang berarti?
11. Menurut pandangan Anda, bagaimana efektivitas Bimtek dalam
meningkatkan kompetensi SDM, baik dari segi Kabupaten maupun Desa?
Perubahan Positif Pengelolaan Keuangan Desa Menggunakan SISKEUDES
12. Menurut pandangan Anda, adakah perubahan positif atas pengelolaan
keuangan desa setelah menggunakan SISKEUDES?
Langkah Percepetan Implementasi SISKEUDES
13. Apakah BPKP memiliki treatment khusus sebagai langkah percepatan
implementasi SISKEUDES di masa depan?
14. Apakah BPKP memiliki rencana lain dalam hal implementasi sistem
khususnya di Jawa Timur?
Peran Tambahan BPKP Berkaitan dengan Pengelolaan Keuangan Desa
15. Apakah BPKP memiliki peran lain berkaitan dengan pengelolaan keuangan
desa yang akan mempengaruhi implementasi SISKEUDES?
Sumber: Diolah Penulis
Peneliti juga menyusun pedoman wawancara untuk Aparat Desa Timur sebagai
berikut.
Tabel 3.3
Pedoman Wawancara untuk Aparat Desa
PEMAHAMAN DESA TERHADAP FUNGSI SISKEUDES
1. Menurut pandangan anda, apakah anda (sebagai kepala desa) beserta aparat
desa yang lain sudah mengetahui fungsi SISKEUDES?
PEMANFAATAN SISKEUDES
2. SISKEUDES merupakan aplikasi yang didalamnya terdapat fungsi
pengelolaan keuangan, mulai dari perencanaan dan penatausahaan. Apakah
dalam hal ini desa telah memanfaatkan aplikasi SISKEUDES secara
optimal?
3. Apabila belum, bagaimana progress implementasi SISKEUDES di
Kabupaten (secara umum) dan di desa ini (secara khusus)?
4. Apakah desa memiliki rencana tersendiri berkaitan dengan implementasi
SISKEUDES nantinya?
OPERATOR SISKEUDES
33
5. Lalu untuk masalah pengoperasian SISKEUDES, siapa yang menjadi
Operatornya? Apakah aparat desa sendiri atau merekrut operator dari pihak
lain?
EFEKTIVITAS BIMTEK
6. Apakah dengan Bimbingan Teknis (Bimtek) yang diberikan oleh BPKP
sudah cukup membuat aparat desa memahami penggunaan SISKEUDES
secara keseluruhan?
7. Berapa kali BPKP memberikan Bimtek untuk desa?
KESULITAN IMPLEMENTASI SISKEUDES
8. Apakah saat proses pemanfaatan SISKEUDES maupun saat persiapan, desa
pernah mengalami kesulitan dalam implementasi SISKEUDES ini?
9. Di antara beberapa kesulitan yang telah anda sebutkan, apakah kesulitan
tersebut susah untuk diatasi?
MANFAAT YANG DIRASAKAN OLEH DESA SETELAH ADANYA
APLIKASI SISKEUDES
10. Apakah desa merasakan manfaat yang signifikan dari adanya SISKEUDES
ini?
11. Menurut pandangan anda, apakah SISKEUDES ini mampu meningkatkan
akuntabilitas dan tranparansi sesuai dengan Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014 Tentang Desa?
SARAN ATAU MASUKAN DARI DESA
12. Berdasarkan progress implementasi SISKEUDES hingga saat ini apakah
desa memiliki masukan atau saran terkait dengan implementasi ke
depannya?
Sumber: Diolah Penulis
Seperti yang peneliti sampaikan di atas, bentuk wawancara yang akan dilaksanakan
adalah semi-terstruktur sehingga informan dibebaskan untuk dapat mengeksplor
jawabannya selama tidak keluar dari substansi pertanyaan yang peneliti ajukan.
3.4 Teknik Analisis Data
Penelitian ini merujuk pada teknik analisis data yang digunakan oleh Miles &
Huberman (1992:16). Teknik analisis tersebut memiliki beberapa langkah dimulai
dengan (1) tahap reduksi data yang merupakan bentuk analisis untuk mengarahkan
dan mengorganisasi data hingga data yang tidak sesuai dengan konteks dapat
dihapuskan, (2) tahap penyajian/analisis data melalui penyajian sekumpulan data
34
yang telah tersusun sehingga memberi kemungkinan untuk selanjutnya dapat ditarik
kesimpulan dan pengambilan tindakan, dan (3) tahap penarikan kesimpulan dan
verifikasi. Analisis data kualitatif merupakan upaya terus menerus di mana tahapan-
tahapan tersebut hanya merupakan gambaran keberhasilan secara berurutan (Miles
& Huberman, 1992:20). Analisis data penelitian menurut Miles & Huberman
diilustrasikan sebagai berikut:
Gambar 3.1
Teknik Analisis Data
Sumber: Miles & Huberman (1992)
Seperti yang terlihat di gambar, peneliti menggunakan teknis analisis data
berdasarkan diagram alir. Analisis diagram alir artinya analisis data yang dilakukan
secara urut dan bertahap mulai dari reduksi data hingga penarikan kesimpulan.
Tahapan penelitian diawali dengan tahap reduksi data. Setelah peneliti memperolah
hasil wawancara dari BPKP dan Aparat desa, selanjutnya peneliti menuliskan
kembali hasil wawancara dalam bentuk transkrip wawancara. Peneliti melakukan
reduksi hasil penelitian untuk memperoleh data-data yang relevan. Reduksi data
diperoleh dari hasil wawancara yang telah dipilah dan disesuaikan dengan topik
35
penelitian. Peneliti hanya mengambil hasil wawancara yang relevan dari transkrip
tersebut untuk selanjutnya dianalisis. Hasil wawancara yang relevan diartikan
sebagai informasi yang dibutuhkan penelitian sesuai dengan topik penelitian
berkaitan dengan implementasi SISKEUDES menurut BPKP Provinsi Jawa Timur
dan menurut Aparat Desa.
Tahap kedua adalah penyajian data yang merupakan bagian dari analisis data.
Tahapan ini merupakan tahap lanjutan dari reduksi data. Setelah hasil wawancara
yang relevan terkumpul, maka peneliti akan menganalisis hasil wawancara tersebut.
Hasil wawancara kemudian dibandingkan dengan kriteria-kriteria yang peneliti
telah bangun berdasarkan penelitian terdahulu maupun tujuan BPKP dalam
merancang SISKEUDES. Kriteria tersebut berhubungan dengan kompetensi SDM,
kesiapan aparat desa untuk transisi dari sistem manual ke aplikasi, serta berkaitan
dengan efisiensi dan efektivitas penggunaan SISKEUDES dalam pengelolaan
keuangan desa.
Tahap terakhir pada penelitian ini adalah proses penarikan kesimpulan. Peneliti
membuat sebuah kesimpulan berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap hasil
wawancara (melalui transkrip wawancara) setelah dibandingkan dengan kriteria
yang telah ditentukan. Kesimpulan yang dirumuskan berkaitan dengan
implementasi SISKEUDES yang telah berjalan di Provinsi Jawa Timur. Peneliti
juga membuat kesimpulan tentang value-added terkait dengan adanya sistem-
sistem yang dikembangkan oleh BPKP dalam rangka pengelolaan keuangan desa.
top related