visi misi mambangmit
Post on 18-Feb-2016
224 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
VISI, MISI DAN PROGRAMBAKAL CALON KEPALA DAERAH / WAKIL KEPALA DAERAH
PROVINSI RIAU
I. PENDAHULUAN
Sistem ketatanegaraan Indonesia adalah Negara Kesatuan, yang tidak
menganut paham sentralisme, melainkan membagi wilayah Negara Indonesia atas
daerah-daerah Provinsi, dan selanjutnya daerah-daerah Provinsi tersebut dibagi
atas daerah-daerah Kabupaten dan Kota menurut asas desentralisasi.
Tujuan penyelenggaraan Pemerintahan, yaitu mengupayakan terwujudnya keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, atau dengan kata lain “Mewujudkan
Kesejahteraan Rakyat Yang Berkeadilan”. Pada prinsipnya, esensi
penyelenggaraan Pemerintahan dalan sistim Negara Kesatuan Republik Indonesia
sebagaimana tertuang dalam jiwa dan semangat Undang-Undang Dasar 1945
mengandung landasan filosofis dan strategis sebagai berikut:
a. Prinsip penyelenggaraan Pemerintahan yang berdasarkan desentralisasi, tidak
boleh menyimpang dari wawasan kebangsaan yang menimbulkan tuntutan-
tuntutan yang memperlemah posisi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
b. Pemerintah Daerah yang dibentuk dengan Undang-Undang berdasarkan asas
desentralisasi, pada hakekatnya merupakan sub-sistem dari Pemerintahan
Nasional, dan karenanya ia tergantung dan berada di bawah (Sub Ordinatted)
Pemerintah Nasional.
c. Prinsip penyelengaraan otonomi yang luas, nyata dan bertanggung jawab, yang
kewengangannya telah diberikan kepada daerah, pada hakekatnya adalah
memberi kesempatan kepada daerah untuk mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa dan aspirasi masyarakat
dalam sistim Negara Kesatuan Republik Indonesia.
d. Penyelenggaraan Pemerintah Daerah pada hakekatnya tidak terlepas dari
prinsip-prinsip manajemen modern, dimana fungsi-fungsi manajemen harus
berjalan secara simultan, berkelanjutan, efektif dan efisien serta akuntabel
(Publish Accountable).
e. Agar konsistensi penyelenggaraan Pemerintahan antara Pemerintah dan
Pemerintah Daerah bagi pembangunan bangsa dan kesejahteraan masyarakat
dapat diwujudkan dengan berdaya guna dan berhasil guna, maka pembinaan,
1
pengawasan, koordinasi dan fasilitasi atas terselenggarannya pemerintahan
daerah dan pemerintahan umum, mutlak diperlukan, karena secara implisit
merupakan bagian integral yang tidak terpisahkan dari sistim penyelengaraan
pemerintahan Negara.
Untuk melaksanakan penyelenggaraan Pemerintahan Yang baik, Provinsi
Riau harus memiliki komitmen yang tinggi pada demokrasi, demokrasi yang perlu
untuk dikembangkan adalah Demokrasi Indonesia, yaitu Demokrasi yang
berlandaskan pada prinsip dan nilai Pancasila yang menjunjung tinggi demokrasi
dan kebebasan yang memperkokoh dan memperkukuh persatuan dan kesatuan
Bangsa Indonesia.
Secara umum Provinsi Riau memiliki keragaman etnik dalam tatanan sosial
pluralistik, yang mengamanatkan bahwa Riau memiliki nilai-nilai luhur sebagai jati
diri yang harus secara terus menerus dipertahankan dan ditumbuhkembangkan.
Kebesaran nilai-nilai kemelayuan terlihat dari berbagai bentuk karya budaya dan
seni serta peninggalan-peninggalan bersejarah yang terus dipelihara. Disisi lain
eksistensi budaya bukan melayu, dapat hidup dan berinteraksi positif di Bumi
Lancang Kuning ini. Kondisi ini mencerminkan adanya suatu kekuatan besar yang
mampu mengikat dan dapat dijadikan modal bagi perwujudan Riau sebagai Pusat
Budaya Melayu. Dalam konteks ini, kekuatan yang besar tersebut adalah wawasan
Kebangsaan yang merupakan suatu cara pandang yang mengatasi paham
golongan dan kelompok baik atas dasar suku, etnis, agama, bahasa, maupun aliran
atas dasar kebudayaan. Melalui kekuatan ini, maka semua potensi yang dimiliki
oleh Riau mendapat kesempatan yang sama untuk berkembang secara optimal,
sehingga kelompok minoritas sekalipun akan merasa seperti berada di rumah
sendiri. Potensi-potensi yang dimiliki tersebut kemudian harus dapat diakumulasi
dan menjadi kekuatan yang besar dan dapat dimakfaatkan sebesar-besarnya bagi
pembangunan melalui pendekatan yang berorientasi kepada program (Program
oriented).
Provinsi Riau merupakan daerah yang memiliki sumber kekayaan alam yang
amat beragam dan dengan jumlah yang amat melimpah. Sumber kekayaan alam ini
merupakan salah satu potensi yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung
pembangunan ekonomi Provinsi Riau. Selain itu masih ada keunggulan-keunggulan
komparatif (comparative advantage) lain yang dimiliki oleh Provinsi Riau, seperti
2
letak yang strategis yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung proses
pembangunan Provinsi Riau. Semestinya keunggulan-keunggulan komparatif
tersebut dapat ditransformasikan menjadi keunggulan daya saing (competitive
advantage) bagi Provinsi Riau. Sehingga Provinsi Riau dapat bersaing dengan
provinsi-provinsi di Indonesia (dalam negeri) serta ditingkat regional (Malaysia,
Thailand) dan negara-negara lain dalam rangka mencapai pembangunan ekonomi
dan sosial yang berkelanjutan (sustainable social-economic development) yang
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Provinsi Riau.
II. POTENSI PROVINSI RIAU
Potensi Riau disamping letak yang strategis juga memiliki potensi sumber
daya alam yang dapat dikembangkan untuk dapat mendukung pembangunan sosial
ekonomi yang berkelanjutan, potensi-potensi terbesar yaitu :
a) Potensi PertanianPotensi yang dimiliki Provinsi Riau di sektor pertanian terdiri atas : potensi pertanian tanaman pangan, potensi perkebunan, perikanan, peternakan, kehutanan dan potensi kelautan.
b) Potensi Energi
Sektor energi merupakan suatu sektor baru yang dapat dikembangkan di Provinsi Riau. Pengembangan sektor ini didasarkan pada banyak dan beragamnya sumber energi yang dapat dimanfaatkan di Provinsi Riau seperti air, batubara dan gas yang dapat dijadikan sumber energi untuk pembangkit tenaga listrik. Sehingga sektor ini dapat mengolah sumber-sumber energi tersebut dan memproduksi energi.
c) Potensi Industri Pengolahan
Potensi Industri Pengolahan di Provinsi Riau dikarenakan ketersediaan input produksi yang dihasilkan dari sektor primer antara lain : Pengolahan CPO maupun Pulp & Paper serta pengolahan hasil perkebunan, perikanan dan pertambangan lainnya.
d) Potensi Pariwisata
Dimilikinya potensi keindahan alam dan warisan budaya serta sejarah yang ada dan tersebar di Kabupaten / Kota di Provinsi Riau.
III. PERKEMBANGAN DAN HASIL-HASIL YANG TELAH DICAPAI
3
Program-program dan kegiatan jangka pendek dan menengah selama kurun
waktu 2004 samapai dengan 2007 yang telah dicapai adalah sebagai berikut :
III.1 Pertumbuhan PendudukTAHUN 2004 2005 2006 2007
INDIKATOR RIAU NATIONAL RIAU NATIONAL RIAU NATIONAL RIAU NATIONAL
PERTUMBUHAN
JUMLAH PENDUDUK 3.79% 1.50% 3.81% 1.5% 4.01% 1.55% 5.23% 1.55%
III.2 Pertumbuhan EkonomiTAHUN 2004 2005 2006 2007
INDIKATOR RIAU NATIONAL RIAU NATIONAL RIAU NATIONAL RIAU NATIONAL
PERTUMBUHAN
EKONOMI 9.01% 5.13% 8.54% 5.50% 8.66% 5.60% 8.20% 6.30%
III.3 Perkembangan Nilai Investasi
NO INVESTASI 2004 2005 2006 2007
1. PMDN Rp. 86,1 Milyar Rp. 10.230,8 Milyar Rp. 2.500,9 Milyar Rp. 3.095,3 Milyar2. PMA US $ 512, 8 Juta US $ 795,8 Juta US $ 585,0 Juta US $ 724,0 Juta
III.4 Kondisi Penduduk Miskin Tahun 2004 s/d 2007 di Provinsi Riau
No Referensi WaktuPenduduk Miskin
(Jiwa)Persentase
Penduduk Miskin(%)
1 2004 658.600 14.67
2 2005 600.400 12.51
3 2006 s/d Maret 2007 574.500 11.20
III.5 Kondisi Sarana dan Prasarana Pelayanan Kesehatan
4
Sarana & Prasarana Kesehatan dari APBD Provinsi Riau
-
5.000
10.000
15.000
Kab/Kota
Dal
am J
utaa
n
200520062007
2005 1.562 2.212 300 2.832 300 3.000 3.000 1.350 4.877 3.928 2.758
2006 750 - - - 10.000 - - - 2.000 - -
2007 1.500 853 - - - - - - 4.657 900 -
Pku Kampar Rohul Rohil Dumai Bengkalis Siak Inhu Inhil Pelalawan Kuansing
III.6 Alokasi dana APBD Riau untuk pengembangan Puskesmas Gratis
Pelayanan Pengobatan Gratis di Puskesmas
Kabupaten/Kota Tahun2006 2007 2008
Pekanbaru 0 0 Rp. 1,680,555,000Kampar Rp. 911,155,500 Rp. 1,214,880,000 Rp. 1,265,355,000Rokan Hulu Rp. 583,024,500 Rp. 971,730,000 Rp. 779,475,000Pelalawan Rp. 377,959,500 Rp. 503,955,000 Rp. 572,295,000Kuansing Rp. 417,109,500 Rp. 695,190,000 Rp. 718,935,000Siak Rp. 489,793,500 Rp. 653,070,000 Rp. 628,155,000Rokan Hilir Rp. 754,420,500 Rp. 1,005,885,000 Rp. 1,029,690,000Bengkalis Rp. 1,090,152,000 Rp. 1,214,820,000 Rp. 1,455,990,000Indragiri Hulu Rp. 507,708,000 Rp. 676,950,000 Rp. 676,920,000Indragiri Hilir Rp. 1,068,511,500 Rp. 1,424,685,000 Rp. 1,481,445,000Dumai 0 0 0
III.7 Product Domestic Regional Bruto
No. PDRB PERKAPITA RIAU (Juta Rupiah)
2003 2004 2005 2006
1 2 3 4 5 6
1 Atas Dasar Harga Berlaku tanpa Migas 11.7 14.3 17.3 19.9
2 Atas Dasar Harga Konstan tanpa Migas 6.4 6.8 7.3 7.6
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Riau
III.8 Angka Pengangguran di Riau Tahun 2005 s/d 2007
ANGKA PENGANGGURAN DI RIAU
5
NOTAHUN 2004 NOVEMBER 2005 FEBRUARI 2006 MARET 2007
JumlahPengangguran %
JumlahPengangguran %
JumlahPengangguran %
JumlahPengangguran %
1. 364.594 15,25% 355,570 13,91 211,160 11,46 196,310 10,39
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Riau
III.9 Alokasi Dana Pendidikan APBD dan APBN Tahun 2004 s/d 2007
No. TAHUN APBD APBN
1 2 3 4
1 2004 361,672,060,996 195,199,866,000
2 2005 380,478,465,536 136,580,679,000
3 2006 400,100,192,341 411,887,038,000
4 2007 728,100,000,000 411,733,858,000
Sumber Data : Dinas Pendidikan Provinsi Riau
III.10 Pekembangan Tenaga Kerja, Angkatan Kerja, Kesempatan Kerja Provinsi Riau Tahun 2006 s/d 2007
No. Uraian Tahun2004 2005 2006 2007
1. Tenaga Kerja 3.843.397 4.074.287 3.267.512 3.413.0532. Angkatan Kerja 2.390.560 2.556.891 1.953.799 2.008.8133. Kesempatan Kerja 2.025.966 2.201.323 1.684.164 1.707.305
III.11 Jumlah Sekolah,Guru,Murid Di Setiap Jenjang Pendidikan di Provinsi Riau Tahun 2007
NO JENJANGPENDIDIKAN SEKOLAH GURU MURID
1 2 3 4 5
1 TK/RA 1,120 568 35,993
2 SD/MI/PLB 3,409 21,225 731,048
3 SMP/MTs 992 7,477 236,354
4 SMA/MA/SMK 459 5.192 127,160
Sumber Data : Dinas Pendidikan Provinsi Riau
III.12 APK (Angka Partisipasi Kasar), APM (Angka Partisipasi Murni )Dan APS (Angka Partisipasi Sekolah)Provinsi Riau Tahun 2005 – 2008
NO JENJANG / 2005 2006 2007 2008*
6
UMUR1 2 3 4 5 61 APK
SD/MI 107.90 104.52 109.87 115.87SMP/MTs 84.93 99.71 99.71 105.71SMA/MA/SMK 61.61 78.76 65.15 71.15
2 APMSD/MI 94.19 97.14 97.69 103.69SMP/MTs 67.19 95.78 93.70 99.70SMA/MA/SMK 47.25 72.77 75.42 81.42
3 APS 7 – 12 TH 97.03 98.27 98.37 104.3713 – 15 TH 87.57 88.16 90.28 96.2816 – 18 TH 60.42 63.13 64.75 70.75
III.13 Alokasi Dana Pendidikan APBD dan APBN Tahun 2004 – 2008NO TAHUN APBD APBN1 2 3 41 2004 361,672,060,996 195,199,866,0002 2005 380,478,465,536 136,580,679,0003 2006 400,100,192,341 411,887,038,0004 2007 512,035,205,280 407,733,858,0005 2008 525,056,694,603 529.759.435.000
Sumber Data : Dinas Pendidikan Provinsi Riau
II.14 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Riau tahun 2004 – 2006
NO INDIKATOR 2004 2005 20061. Melek huruf 96.40% 97.80% 97.80%2. Rata-rata lama sekolah 8.2 th 8.4 th 8.4 th3. Usia harapan hidup 69.8 th 70.7 th 70.8 th4. Pengawasan perkapita riil 616.600
jiwa/thn623.200 jiwa/thn
625.000 jiwa/thn
IV. MASALAH-MASALAH POKOK YANG DIHADAPI
Pelaksanaan pengentasan kemiskinan, pemberantasan kebodohan dan
pembangunan infrastruktur (K2I) tetap merupakan isu dan masalah pokok dan
menjadi progrgam prioritas utama. Namun demikian, beberapa isu baru muncul
kepermukaan dan perlu mendapat penanganan yang baik perlu pula mendapat
perhatian khusus. Beberapa isu dan permasalahan pokok yang harus diatasi
antara lain :
1) Tingginya Angka Kemiskinan
7
Angka Kemiskinan masyarakat Riau pada Tahun 2007 adalah sebesar
11,20 %, sedangkan pertumbuhan penduduk pada tahun 2007 relatif lebih
tinggi, yaitu sebesar 5,23%, Masalah kemiskinan juga tercermin dari tingkat
pengangguran terbuka, yaitu sebesar 9,79%. (Sumber : BPS Provinsi Riau).
Tingginya angka kemiskinan tersebut disebabkan oleh masih adanya
kesenjangan hasil-hasil pembangunan antar wilayah Kabupaten/Kota, antar
perkotaan dan perdesaan, dan antar kelompok masyarakat, disamping
penyelenggaraan otonomi daerah yang masih perlu ditingkatkan
implementasinya dengan baik dan benar sehingga dapat meningkatkan
kesejahteraan rakyat secara lebih merata.
2) Rendahnya Kualitas Sumber Daya ManusiaKeberhasilan serta percepatan pembangunan daerah selain didukung
oleh tersedianya sumber daya alam juga sangat ditentukan oleh tersedianya
sumber daya manusia yang handal. Oleh karena itu pembangunan sumber daya
manusia adalah merupakan upaya untuk menjadikan sumber daya manusia
tidak hanya sebagai objek pembangunan tetapi sekaligus sebagai subjek
pembangunan yang mampu mengelola potensi sumber daya alam yang
tersedia.
Kondisi yang dihadapi dalam pembangunan sumber daya manusia
antara lain disebabkan belum meratanya akses pendidikan, masih rendahnya
tingkat ekonomi membawa konsekuensi kesulitan dalam menyekolahkan anak
ke jenjang yang lebih tinggi. Masih rendahnya motivasi anak untuk bersekolah di
daerah marginal. Demikian juga masih rendahnya kualitas tenaga kerja, kualitas
sekolah serta tingkat kesehatan. Selain dari masalah tersebut, kekurangan guru
juga merupakan suatu permasalahan yang perlu ditangani dengan cermat.
Masalah pengangguran juga merupakan permasalahan yang perlu
mendapat perhatian serius. Hal ini tentunya berkaitan erat dengan peningkatan
kualitas sumberdaya manusia yang dapat dilakukan melalui pendidikan dan
pelatihan formal maupun non formal yang mampu memberikan peningkatan
pengetahuan dan keahlian (skill) serta keterampilan. Sesuai dengan data BPS
Pusat, bahwa pengangguran terbuka di Riau pada tahun 2007 adalah 9,73%,
hal ini hampir sama dengan tingkat pengangguran nasional.
8
Masalah pengangguran ini ada juga hubungannya dengan banyaknya
migrasi penduduk ke Provinsi Riau setiap tahunnya
3) Keterbatasan InfrastrukturPembangunan Infrastruktur yang dilaksanakan selama ini, belum mampu
sepenuhnya membuka keterisolasian wilayah, terutama wilayah-wilayah yang
merupakan kantong-kantong kemiskinan serta wilayah yang memiliki potensi
sumber daya alam yang belum diolah. Dengan kata lain, aksesibilitas dalam
rangka perkuatan ekonomi daerah belum dapat dilaksanakan secara optimal.
Kondisi ini belum lagi ditinjau dari segi kerusakan jalan yang sangat tinggi akibat
beban (tonase) kendaraan yang melebihi batas maksimal (overloading),
disamping jumlah kenderaan yang semakin meningkat.
Disamping Bidang Infrastruktur Transportasi Darat, juga yang tidak kalah
pentingnya adalah pembangunan Bidang Transportasi Laut, dimana sebagian
besar wilayah Provinsi Riau terletak di pesisir pantai dan pulau-pulau. Oleh
karena itu, penyediaan transportasi laut menjadi prioritas utama dalam
pembangunan ke depan. Selain bidang transportasi darat dan laut, masalah
transportasi Udara, juga harus mendapat perhatian khusus, karena bidang ini
dalam tahun-tahun belakangan ini memperlihatkan gambaran yang peranannya
yang semakin meningkat.
Begitu juga bidang Telekomunikasi, Bidang Energi, Bidang Sarana dan
Prasarana Air Bersih, Bidang Pariwisata dan Bidang Agribisnis yang
kesemuanya masih perlu terus untuk ditingkatkan.
Selain dari 3 (tiga) permasalahan pokok yang dihadapi, Provinsi Riau
juga dihadapkan kepada beberapa tantangan dalam upaya mensejahterakan
masyarakat, tantangan tersebut antara lain:
a. Masalah Lingkungan HidupMasalah lingkungan hidup sudah merupakan isu strategis global,
serta mendapat perhatian dunia secara serius. Pencemaran yang sering
menjadi perbincangan hangat antara lain meliputi pencemaran udara, air,
limbah padat/sampah, bahan berbahaya beracun (B3) dan kerusakan hutan
dengan permasalahan utama kebakaran lahan, hutan dan perkebunan serta
kematian gajah dan hewan hutan lainnya. Hal terakhir ini, menjadi
9
kekhawatiran tersendiri tidak saja di tingkat daerah tetapi juga di tingkat
pusat. Berbagai reaksi keras secara regional, nasional dan global terus
bermunculan dan menjadikan posisi Indonesia di percaturan dunia menjadi
menurun dan berdampak luas terhadap kegiatan ekonomi, perdagangan dan
investasi.
Pencemaran udara bersumber dari sumber tetap (industri),
transportasi serta kebakaran hutan telah menjadi masalah nasional dan
regional yang sangat hangat dibicarakan. Riau, menjadi daerah yang cukup
rawan sebagai sumber dari pencemaran dimana pada tahun 2007 tahun
yang lalu Provinsi Riau mengalami kebakaran hutan dan lahan mencapai
seluas 1.932,41 hektar dengan jumlah hotspot 2.277 titik.
Begitu juga dengan halnya pencemaran air, hingga saat ini disinyalir,
masih terdapat beberapa industri berskala besar, menengah dan kecil yang
berpotensi menghasilkan limbah (B3) yang sangat membahayakan
kesehatan masyarakat.
b. Penegakan Hukum, dan Hak Azasi Manusia (HAM)Perkembangan proses supremasi hukum dan pemerintahan yang baik
dan bersih di Provinsi Riau masih harus terus ditingkatkan. Disana-sini
masih ada terdapat praktek-praktek kehidupan yang diskriminatif,
ketimpangan gender, kekerasan dan pelecehan terhadap kaum perempuan,
perdagangan anak dan eksploitasi tenaga buruh serta TKI illegal dan
lainnya.
Penegakan peraturan daerah juga masih perlu ditingkatkan dalam
upaya melaksanakan azas-azas pemerintahan daerah dan pelayan kepada
masyarakat.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka dalam pelaksanaan otonomi
daerah dan sudah merupakan komitmen pemerintah untuk mewujudkan
supremasi hukum (Law Enforcement) dan penegakan hak asasi manusia
(Human Right). Usaha ini akan meningkatkan kewibawaan pemerintah
dimata masyarakat disamping akan mempercepat terwujudnya
Penyelenggaraan Pemerintahan yang baik (Good Governance) dan
pemerintahan yang bersih (Clean Government) serta bertanggung jawab,
sebagaimana yang diharapkan.
10
V. VISI DAN MISI
1. Visi
Untuk mewujudkan pembangunan Provinsi Riau yang lebih terarah,
terencana, menyeluruh, terpadu, terintegrasi maka dirumuskan visi
Pembangunan Provinsi Riau Jangka Menengah tahun 2008-2013, yaitu:
“ Terwujudnya Provinsi Riau Yang Madani”
Provinsi Riau yang Madani merupakan masyarakat yang berperadaban,
budaya melayu sebagai payung negeri, agamis, harmonis, sejahtera, dan
dinamis dalam naungan Tata Kepemerintahan yang Baik (Good Governance)
dan Pemerintahan Yang Bersih (Clean Government).
Masyarakat Riau yang madani merupakan perwujudan dari semangat yang
terkandung dalam Peraturan Daerah Nomor 36 Tahun 2001 tentang Visi
Provinsi Riau Yaitu :
“Terwujudnya Provinsi Riau sebagai pusat perekonomiandan kebudayaan melayu dalam lingkungan masyarakat yang agamis, sejahtera lahir dan batin di Asia Tenggara Tahun 2020”
2. Misi
Sebagai upaya untuk merealisasikan Visi Pembangunan Provinsi Riau
melalui tahapan pencapaian target yang lebih fokus dan terarah, maka
ditetapkan Misi Pembangunan Provinsi Riau sebagai berikut:
1. Mewujudkan masyarakat Riau madani adalah mempercepat penegakan
supremasi hukum, hak asasi manusia, dan kehidupan masyarakat yang
berbudaya serta demokratis.
2. Mewujudkan masyarakat Riau yang harmonis adalah menciptakan
lingkungan serasi antar lapisan masyarakat melalui wawasan kebangsaan
dengan memberikan kesempatan yang sama bagi setiap lapisan
masyarakat, etnis, agama, bahasa secara optimal.
3. Mewujudkan masyarakat Riau yang sejahtera dan mandiri adalah
meningkatkan kualitas sumberdaya manusia Riau melalui pendidikan,
pelayanan, kesehatan, pembinaan etika, moral, dan budaya serta
11
meningkatkan kehidupan sosial ekonomi melalui pemberdayaan masyarakat
dalam rangka pengentasan kemiskinan.
4. Mewujudkan perekonomian yang berkelanjutan dan bersaing adalah
meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan daerah berbasis pada
potensi sumberdaya daerah melalui pengembangan sektor ekonomi
unggulan dan ekonomi kerakyatan.
5. Mewujudkan kehidupan masyarakat yang berakhlak adalah meningkatkan
pemahaman dan pengamalan nilai-nilai moral dan agama dalam kehidupan
masyarakat untuk mewujudkan kualitas keimanan dan ketakwaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa dalam kehidupan bermasyarakat yang bertoleran,
rukun dan damai.
6. Mewujudkan kebudayaan melayu sebagai payung kebudayaan adalah
mebina dan memberdayakan budaya melayu sebagai alat pemersatu tanpa
menghilangkan jati diri dalam rangka mewujudkan masyarakat Riau yang
maju, mandiri dan mampu bersaing dalam lingkungan yang agamis.
7. Meningkatkan kemampuan dan kompetensi Pemerintah Daerah adalah
membangun dan memperkuat tata kelola pemerintahan dan pembentukan
aparatur yang berkemampuan tinggi, profesional, bersih dan berwibawa.
8. Mewujudkan keamanan dan kenyamanan masyarakat adal;ah membangun
kondisi yang kondusif bagi kehidupan dan kegiatan perekonomian, sosial,
politik, dan kebudayaan bagi seluruh masyarakat Provinsi Riau.
VI. STRATEGI DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN
Untuk mewujudkan misi dan mencapai visi yang telah dirumuskan,
diperlukan strategi dan arah kebijakan serta prioritas pembangunan Provinsi Riau
sebagai berikut:
1. Strategi Pembangunan
Adapun strategi dan kebijakan pembangunan Provinsi Riau yang akan
dilaksanakan adalah sebagai berikut :
a). Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
1). Mewujudkan supremasi hukum secara konsisten dengan
meningkatkan partisipasi masyarakat.
12
2). Mewujudkan sebuah kehidupan masyarakat dalam payung budaya
melayu yang agamis dengan ikatan yang kuat, cerdas, dan sehat
melalui penyadaran perlunya harmonisasi, sal;ing menghormati, dan
toleransi.
3). Menciptakan toleransi, kerjasama, dan saling pengertian antar
multikultur sehingga menjadi sinergi yang serasi untuk mendukung
pembangunan.
4). Menjamin keamanan dan tumbuhnya partisipasi dan tanggungjawab
masyarakat yang tinggi terhadap keamanan dan ketertiban sehingga
rasa aman dan nyaman bagi masyarakat dalam menjalankan
kegiatan ekonomi, sosial, politik, dan kebudayaan.
b). Bidang Pendidikan
1) Menyediakan prasarana dan peningkatan mutu pelayanan
pendidikan dasar, menengah, kejuruan, dan pendidikan tinggi yang
dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat Riau.
2) Meningkatkan koordinasi, intgrasi dan sinkronisasi program
pembangunan pendidikan secara efketif dan efisien antara
pemerintah daerah, Pemerintah Kabupaten / Kota dan swasta.
3) Meningkatkan pembinaan dan pengelolaan pendidikan pada daerah
terpencil, terisolir dan marginal.
4) Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia ditunjukkan oleh
peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
c). Bidang Kesehatan
1) Menyediakan sarana dan prasarana serta pelayanan kesehatan
yang memadai yang dapat dijangkau seluruh lapisan masyarakat
sampai ke wilayah perdesaan.
2) Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia melalui kesehatan
lingkungan masyarakat.
13
d). Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
1) Meningkatkan produktivitas masyarakat melalui peningkatan
keterampilan dan manajemen mutu guna peningkatan nilai tambah
(Value added) bagi pertumbuhan ekonomi kerakyatan.
2) Menciptakan akses yang tinggi bagi publik yang tepat dan cepat bagi
seluruh masyarakat.
e). Bidang Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
1) Menciptakan usaha ekonomi berbasis masyarakat berskala
menengah dan kecil untuk menampung peningkatan jumlah
penduduk usia kerja.
2) Menumbuhkan usaha ekonomi rakyat berskala menengah dan kecil
di sektor primer, sekunder, dan tersier yang saling terkait dalam
proses penambahan nilai, terutama di kawasan perdesaan.
f). Bidang Ketenagakerjaan
1) Melakukan pendidikan dan pelatihan calon tenaga kerja dan tenaga
kerja sehingga dapat meningkatkan nilai tambah.
2) Menciptakan pergeseran lapangan kerja dari sektor pertanian
menuju industri dan jasa berbasis pertanian dan sumberdaya alam
lainnya sehingga memperluas lapangan kerja.
g). Bidang Komunikasi dan Informasi
1) Menyediakan infrastruktur sosial, politik, budaya dan ekonomi yang
dapat dijangkau oleh seluruh masyarakat Riau melalui dukungan
sarana elektronik dan hasil kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
2) Mewujudkan Sistem Informasi dan tekhnologi yang mudah diakses
oleh masyarakat kearah pelaksanaan E-Goverment
h). Bidang Penanaman Modal
1) Menciptakan laju pertumbuhan ekonomi daerah secara
berkesinambungan melalui promosi dan investasi.
14
2) Membangun Kawasan Ekonomi Khusus atau Free Trade Zona (FTZ)
sebagai lokomotif pembangunan ekonomi daerah dan nasional untuk
dapat lebih meningkatkan pertumbuhan ekonomi
i). Bidang Pekerjaan Umum
1) Menyediakan infrastruktur ekonomi dengan tingkat pelayanan yang
berkualitas di bidang transportasi, komunikasi, informasi, produksi,
dan pemasaran.
2) Peningkatan penyediaan sarana air bersih bagi kebutuhan
masyarakat.
j). Bidang Kebudayaan
1) Mewujudkan penerapan budaya melayu ditengah masyarakat dalam
segala aspek kehidupan, sehingga menjadi menjadi payung bagi
seluruh komunitas daerah di Riau dalam kegiatan sosial budaya.
2) Mewujudkan nilai-nilai melayu dalam kehidupan masyarakat dan
pemerintahan, sehingga ruh dalam setiap kebijakan pelaksanaan
pembangunan.
k). Bidang Sosial
1) Menciptakan kehidupan masyarakat yang dilandasi oleh nilai-nilai
kesetiakawanan sosial, agama, keimanan, dan ketakwaan.
2) Mewujudkan pemahaman bersama diantara simpul-simpul
pemangku kepentingan tentang bahaya penyakit sosial.
l). Bidang Pertanian
1) Menciptakan komoditi unggulan dari hasil pertanian rakyat,
perkebunan rakyat, peternakan rakyat dan perikanan rakyat.
2) Membangun agroindustri dan agribisnis sebagai hilir kegiatan
pertanian dan perkebunan yang mampu meningkatkan nilai tambah
(value added) produksi daerah.
m). Bidang energi dan Sumber Daya Mineral
1) Menjaga tingkat produksi dan kontribusi sektor pertambangan yang
mantap terhadap perekonomian Nasional dan Provinsi Riau.
2) Meningkatkan ketersedian listrik bagi masyarakat secara lebih
merata.
15
l). Bidang Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan
Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian.
1) Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, baik, dan
berwibawa (good governance and clean goverment) sesuai dengan
fungsi tugas yang berlaku.
2) Membentuk aparatur yang berkemampuan tinggi, profesional, dan
memiliki integritas.
3) Menciptakan supremasi hukum bagi seluruh aparat pemerintahan
secara adil dan terbuka.
4) Membangun kerjasama antara eksekutif, legislatif, dan yudikatif
dalam penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan.
5) Melibatkan masyarakat dalam pengawasan dalam pengawasan
pelaksanaan pembangunan dan tugas-tugas pemerintahan.
2. Program Prioritas Pembangunan
Adapun Program Prioritas Pembangunan Provinsi Riau adalah :
a. Program Pengentasan Kemiskinan.
b. Program Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia.
c. Program Pengembangan Infrastruktur.
d. Program Perluasan Kesempatan Kerja.
e. Program Pemberdayaan Masyarakat Desa.
f. Program Pemgembangan Pertanian.
g. Program Penegakan hukum, Pemberantasan Korupsi dan Reformasi
Birokrasi.
h. Program Peningkatan Investasi & Ekspor, dan UMKM.
i. Program Pengembangan Kebudayaan.
j. Program Pengembangan Kehidupan Beragama.
k. Program Pelestarian Lingkungan & Pembangunan yang Berkelanjutan.
l. Program Peningkatan Kapasitas Pemerintahan Daerah.
Dari Program prioritas diatas program yang paling utama adalah
Pengentasan Kemiskinan, kebodohan dan pembangunan infrastruktur yang disebut
K2I.
16
VII. PENUTUP
Membangun Provinsi Riau bukanlah hal yang sederhana. Perlu
keikutsertaan seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) yang ada di Riau.
Peran para tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, para akademisi, partai
politik, tokoh perempuan, petani, pedagang, pekerja dan lain sebagainya, termasuki
jajaran eksekutif, legislatif dan yudikatif tingkat provinsi maupun kabupaten / kota,
serta dunia usaha adalah sangat penting untuk menentukan keberhasilan dan
kesukseskan visi dan misi yang telah dirumuskan ini.
Oleh karena itu sebagai Kepala Daerah / Wakil Kepala Daerah harus
memahami betul tentang tata pemerintahan yang baik (good governance), kondisi
dan potensi daerah serta kebutuhan masyarakatnya.
Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah harus dapat mempertemukan antara
potensi dengan kebutuhan menjadi suatu kenyataan, hambatan menjadi peluang
menuju Riau yang cemerlang, gemilang dan terbilang dalam tatanan masyarakat
Riau yang madani.
17
top related