karyatulisilmiah.comkaryatulisilmiah.com/wp-content/uploads/2016/06/bab-i.docx · web viewcephalgia...
Post on 11-Apr-2018
231 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
Nyeri kepala adalah masalah umum, dengan prevalensi hampir 90%, dan
merupakan alasan paling sering datang ke dokter umum maupun neurologis.1
Nyeri kepala merupakan gejala dari berbagai macam penyakit yang sering di
jumpai dalam praktek sehari-hari, karna berbagai macam penyebab mulai yang ringan
sampai dengan tumor otak yang dianggap sebagai suatu penyakit yang berat.2
Secara garis besar, nyeri kepala dibedakan atas 2 yaitu primer dan sekunder.
Nyeri kepla primer antara lain, migren, nyeri kepala tipe tegang, nyeri kepla kluster dan
nyeri kepala trigeminal dan nyeri kepala primer lainnya.2
Nyeri kepala merupakan penyakit yang memerlukan penanganan yang
komprehensif, oleh karena itu penderita nyeri kepala herus menjadi mitra dokter dalam
proses pengobatannya.1
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Cephalgia
2.1.1 Definisi
Cephalgia adalah suatu rasa nyeri atau rasa yang tidak enak pada daerah
kepala termasuk meliputi daerah wajah dan tengkuk leher.1
2.1.2 Klasifikasi2
Secara garis besar cephagia dibedakan atas :
1. Primer
a. Migren
b. Nyeri kepala tipe tegang
c. Nyeri kepala klaster ada nyeri kepala trigeminal
d. Nyeri kepala primer yang lain
2. Sekunder
a. Nyeri kepala yang beraitan dengan trauma kepala
b. Nyeri kepala yang berkaitan dengan kelainan vaskuler kranial dan servikal
c. Nyeri kepala yang berkaitan dengan kelainan non vaskuler intracranial
d. Nyeri kepala yang berkaitan dengan kelainan substansi atau withdrawalnya.
e. Nyeri kepala yang berkatan dengan infeksi
f. Nyeri kepala yang berkaitan dengan kelainan homeostatis
g. Nyeri kepala atau nyeri vaskuler ang berkaitan dengan kelainan cranium,
leher, mata, telinga, hidung, sinus, gigi, mulut, atau struktur facial atau cranial
lainnya
h. Nyeri kepala yang berkaitan dengan kelainan psikiatrik
2
2.2 Migren
Migren adalah nyeri kepala primer berulang dengan manifestasi serangan
selama 4-72 jam. Karekteristik nyeri kepala unilateral, berdenyut, intensitas
sedang atau berat, bertambah berat dengan aktivitas fisik rutin dan diikuti
dengan nausea atau fotofobia dan fonofobia.2
2.2.1 Klasifikasi Migren :1
1.1Migren tanpa aura
1.2Migren dengan aura
1.2.1 Nyeri kepala migren dengan aura tipikal
1.2.2 Nyeri kepala non-migren dengan aura tipikal
1.2.3 Aura tipikal tanpa nyeri kepala
1.2.4 Familial hemiplegik migren
1.2.5 Sporadik hemilegik migren
1.2.6 Migren tipe basiler
1.3Sindrom periodic pada anak yang pada umumnya menjadi precursor migren
1.3.1 Cyclical vomiting
1.3.2 migren abdominal
1.3.3 Benign paroksismal vertigo pada anak
1.4migren retinal
1.5 Komlikasi migren
1.5.1 migren kronis
1.5.2 status migrenosus
1.5.3 Aura persisten tanpa infrak
1.5.4 Migrenous infrak
1.5.5 Migraine-triggered seizures
1.6Probable migren
1.6.1 probable migren tanpa aura
1.6.2 probable migren dengan aura
1.6.3 probable migren kronis
3
2.2.2 Epidemiologi2
Prevalensi didapatkan 18,2% pada wanita dan 6,5% pada laki-laki, dengan
peningkatan umur antara 8-40 tahun, kemudian menurun pada kedua golongan
tersebut. Pada wanita ditemukan bahwa migren berkaitan dengan mestruasi dan
relative menurun pada saat hamil. Migren meningkat pada orang kulit puti disbanding
dengan kulit hitam.
2.2.3 Migren tanpa aura (Istilah lainnya antara lain Common migraine,
Hemicraniasimplex)
Kriteria Diagnosis2
A. Sekurang-kurangnya terjadi 5 serangan yang memenuhi kriteria B-D
B. Serangan nyeri kepala berlangsung selama 4-72 jam (tidak diobati atau tidak
berhasil diobati).
C. Nyeri kepala mempunyai sedikitnya dua diantara karekteristik berikut :
1. Lokasi unilateral
2. Kualitas berdenyut
3. Intensitas nyeri sedang atau berat
4. Keadaan diperberat oleh aktivitas fisik atau diluar kebiasaan aktivitas fisik
rutin (seperti berjalan atau naik tangga)
4
D. Selama nyeri kepala disertai salah satu di bawah ini :
1. Nausea dan/atau muntah
2. Fotofobia dan fonofobia
E. Tidak berkaitan dengan penyakit lain
2.2.4 Migren dengan aura (Istilah sebelumnya : Classic migraine, ophthalmic,
hemiparaesthetic, hemiplegic atau aphasic migraine, migraine accompagnee,
complicated migraine)
Kriteria diagnosa :
A. Sekurang-kurangnya terjadi 2 serangan yang memenuhi kriteria B-D
B. Adanya aura paling sedikit satu dibawah ini tetapi tidak dijumpai kelemahan
motoric
1. Gangguan visual yang reversible seperti: positif (cahaya yng berkedip-kedip,
bintik-bintik, atau garis-garis) dan negative (hilangnya penglihatan)
2. Gangguan sensoris yang reversible termasuk positif (ditusuk peniti) dan atau
negative (hilang rasa/kebas)
3. Gangguan bicara disfasia yang reversible sempurna
C. Paling sedikit dua dibawah ini :
1. Gejala visual homonym dan/atau gejala sensoris unilateral
2. Paling tidak timbul satu macam aura secara gradual ≥ menit dan/atau jenis
aura yang lainnya ≥ 5 menit
3. Masing-masing gejala berlangsung ≥ 5 dan ≤ 60 menit
D. Nyeri kepala memenuhi kriteria B-D 1.1 migren tanpa aura dimulai bersamaan
dengan aura atau sesudah aura selama 60 menit.
E. Tidak berkaitan dengan penyakit lain
5
2.2.5 Penatalaksaan pengobatan migren
Sasaran pengobatan tergantung pada lama dan intensitas nyeri,
gejala penyerta, derajat disabilitas serta respon awal dari pengobatan dan
mungkin pula ditemukan penyakit lain seperti epilepsi, anxietas, stroke,
infrak miokard. Oleh karena itu, harus berhati-hati memberikan obat. Bila
ada gejala mual muntah, obat diberikan rektal, nasal, subkutan, atau
intravena.2
Tatalaksana pengobatan migren dapat dibagi 3 :
a. Langkah umum
b. Terapi abortif
c. Terapi profilaksis
Langkah umum
Perlu menghindari pencetus nyeri seperti perubahan pola tidur, makanan, stress, dan
rutinitas sehari-hari, cahaya terang, kelap kelip, perubahan cuaca, berada ditempat
yang tinggi seperti gunung atau dipesawat.2
Terapi abortif
1. Abortif non spesifik : pada serangan ringan sampai sedang atau serangan berat
atau berespon baik terhadap obat yang sama dapat dipakai OTCs (Over The
Counters), NSAIDs (oral).2
6
Contoh :
Paracetamol 500-1000 mg/6-8 jam
Aspirin 500-1000 mg/4-6 jam, dosis maksimal 4 g/hari
Ibuprofen 400-800 mg/6 jam, dosis maksimal 2,4 /hari
Naproxen sodium 275-550 mg/2-6jam/hari, dosis maksimal 1,5 g/hari
Diklofenak potassium (powder) 50-100 mg/hari dosis tunggal
Metoclopramide 10 mg i.v. atau oral 20-30 menit sebelum atau
bersamaan dengan pemberian analgetik, NSAID atau ergotamine
derivative menghilangkan nyeri disertai mual muntah dan memperbaiki
motilitas gastrik, mempertinggi absorpsi obat dalam usus dan efektif
dikombinasikan dengan dihidroergotamin i.v.
Ketorolac 60 mg i.m/15 menit. Dosis maksimal 120 mg/hari. Tidak lebih
dari 5 hari
Butorphanol spray (1 mg) sediaan nostril, dapat diulang 1 jamlagi.
Maksimal 4 spray/hari. Penggunaan terbatas 2x/minggu
Prochlorperazine 25 mg oral atau suppose. Dosis maksimal 3 dosis per 24
jam
Steroid merupakan “drug of choice” untuk status migrenosus seperti
deksametason, metilpregnisolon.2
2. Abortif spesifik : bila tidak ada respons terhadap analgetik/NSAIDs, dipakai obat
spesifik seperti : triptans (naratripants, rizatriptan, sumatriptan, zolmotriptan,
Dihidroergotamin(DHE), obat golongan ergotamin).2
2.3 Tension type headache
Tension Type Headache adalah rasa nyeri dalam, seperti tertekanberat atau
terikat erat, umumnya bilateral yang pada awalnya timbul secara episodik dan
terikat dengan stres namun kemudian nyaris setiap hari muncul dalam bentuk
kronis, tanpa ada kaitan patologis yang jelas.2
7
2.3.1 Klasifikasi1,2
Menurut IHS :
TTH episodik yang infrequent
o TTH episodik yang infrequent yang berhubungan dengan
peningkatan tekanan perikranial
o TTH episodik yang infrequent yang tidak berhubungan
peningkatan tekanan perikranial
TTH episodik yang frequent
o TTH episodik yang frequent yang berhubungan dengan
peningkatan tekanan perikranial
o TTH episodik yang frequent yang tidak berhubungan dengan
peningkatan tekanan perikranial
TTH kronik
o TTH kronik yang berhubungan dengan peningkatan tekanan
perikranial
o TTH kronik yang tidak berhubungan dengan peningkatan
tekanan perikranial
8
Probable TTH
o Probable TTH episodik yang infrequent
o Probable TTH episodik yang frequent
o Probable TTH kronik
2.3.2 Diagosa
TTH yang infrequent :
Paling tidak terdapat 10 episode serangan dengan rata-rata < 1 hari / bulan ( <12
hari/tahun) dan memenuhi kriteria di bawah
Nyeri kepala berlangsung 30 menit sampai 7 hari
Paling tidak terdapat 2 gejala khas :
o Lokasi bilateral
o Menekan/mengikat (tidak berdenyut)
o Intensitas ringan atau sedang
o Tidak diperberat oleh aktivitas rutin seperti berjalan atau naik tangga
Tidak didapatkan :
o Mual dan muntah (bisa anorexia)
o Lebih dari satu keluhan: photofobia atau fonofobia
Tidak berkaitan dengan kelainan yang lain2
9
TTH yang frequent :
Paling tidak terdapat 10 episode serangan dalam 1-15 hari/bulan selama paling
tidak 3 bulan (12-180 hari/tahun) dan memnuhi kriteria di bawah
Nyeri kepala berlangsung 30 menit sampai 7 hari
Paling tidak terdapat 2 gejala khas :
o Lokasi bilateral
o Menekan/mengikat (tidak berdenyut)
o Intensitas ringan atau sedang
o Tidak diperberat oleh aktivitas rutin seperti berjalan atau naik tangga
Tidak didapatkan :
o Mual dan muntah (bisa anorexia)
o Lebih dari satu keluhan: photofobia atau fonofobia
Tidak berkaitan dengan kelainan yang lain2
TTH kronik :
Paling tidak terdapat 10 episode serangan dengan rata-rata < 1 hari / bulan ( <12
hari/tahun) dan memenuhi kriteria di bawah
Nyeri kepala berlangsung 30 menit sampai 7 hari
Paling tidak terdapat 2 gejala khas :
o Lokasi bilateral
o Menekan/mengikat (tidak berdenyut)
o Intensitas ringan atau sedang
o Tidak diperberat oleh aktivitas rutin seperti berjalan atau naik tangga
Tidak didapatkan :
o Mual dan muntah (bisa anorexia)
o Lebih dari satu keluhan: photofobia atau fonofobia
Tidak berkaitan dengan kelainan yang lain
TTH yang frequent :
10
Paling tidak terdapat 10 episode serangan dalam lebih dari 15 hari/bulan selama
lebih dari 3 bulan (>180 hari/tahun) dan memnuhi kriteria di bawah
Nyeri kepala berlangsung beberapa jam atau terus menerus
Paling tidak terdapat 2 gejala khas :
o Lokasi bilateral
o Menekan/mengikat (tidak berdenyut)
o Intensitas ringan atau sedang
o Tidak diperberat oleh aktivitas rutin seperti berjalan atau naik tangga
Tidak didapatkan :
o Mual dan muntah (bisa anorexia)
o Lebih dari satu keluhan: photofobia atau fonofobia
Tidak berkaitan dengan kelainan yang lain2
Terapi farmakologis TTH :2
Pada serangan akut diak boleh lebih dari 2 hari/minggu
o Analgetik : aspirin 1000 mg/hari, acetaminophen 1000 mg/hari, NSAID.
Pemberian analgetik dalam jangka waktu lama dapat menimbulkaniritasi
gastrointestinal, penyakit ginjal dan hepar, gangguan fungsi platelet
o Cafein (analgetik adjuvan) 65 mg
o Kombinasi 325 aspirin, acetaminophen + 40 mg caffein
2.4 Trigeminal neuralgia
Trigeminal nuralgia adalah nyeri unilateral bagian muka yang mempunyai
karakteristik seperti tersengat listrik terbatas pada satu atau lebih divisi saraf
trigeminus. Nyeri ini dapat dibangkitkan dengan trivial stimulus saat berkumur,
bercukur, merokok, berbicara dan sakit gigi tetapi juga terjadi secara spontan.2
2.4.1 Gambaran klinis
1. Kebanyakan unilateral, 3% bilateral
11
2. Serangan paroksimal di daerah muka atau frontal dengan nyeri beberapa
detik tidak lebih dari 2 menit
3. Nyeri paling tidak 4 karakteristik di bawah ini:
a. Distribusi pada satu atau lebih cabang saraf trigeminus
b. Mendadak, tajam, stabbing, intense atau seperti terbakar
c. Intensitas nyeri berat (severe)
d. Faktor presipitasi berasal dari area trigger atau dari aktivitas sehari-
hari seperti makan, berbicara, sikat gigi atau cuci muka
e. Di antara masa paroksimal penderita asimptomatik
4. Tidak ada kelainan neurologi
5. Serangan adalah sterotip pada individu penderita
6. Untuk mengeksklusi kasus nyeri wajah lain dilakukan dengan anamnesa,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan tertentu bila diperlukan2
2.4.2 Penatalaksanaan
1. Carbamazepin adalah paling efektif yang merupakan lini pertama
pengobatan TN yang memberikan respons hampir 75%. Dosis yang
direkomendasikan adalah 50-100 mg kemudian ditingkatkan pelansampai
dosis 600-1200. Apabila keluhan nyeri menghilang dalam 6-8 minggu
dosis di tappering secara gradual.2
2. Oxcarbazepine adalah alternatif lain yang mempunyai efek samping lebih
rendah dari Carbamazepin. Dosis dimulai dari 300 mg dan dinaikkan
300mg setiap hari.2
3. Phenytoin adalah lini kedua sebagai pilihan menghilangkan nyeri pada
hampir 25% penderita TG. Dosis yang digunakan biasanya 300-500
mg/hari
4. Gabapentin sangat berguna untuk pengobatan penderita TG pada 87%
awal terapi dan 57% pasien yang sebelumnya mendapatkan
Carbamazepin. Dosis yang direkomendasikan adalah 600-2000 mg/hari
5. Pregabalin obat terbaru yang juga efektif dapat digunakan. Dosis yag=ng
direkomendasikan adalah 150-600 mg/hari.2
12
2.5 Cluster headache
Cluster headache, atau yang dikenal dengan Histamine headache, adalah suatu
gangguan neurovascular primer, dimana patofisiologi dan etiologinya belum
dipahami sepenuhnya. CH melibatkan beberapa headache, biasanya beberapa
episode selama beberapa minggu.2
2.5.1 Gambaran klinis
Berdasarkan International Headache Society (IHS). CH mempunyai beberapa
karakteristik :
o Pasien mengalami serangan dari berat sampai sangat berat, nyeri
unilateral(orbital, supraorbital, atau nyeri temporal) selama 15-180 menit
dan terjadi 1 – 8 x per hari.
o Serangan biasanya berhubungan 1 atau lebih dari berikut ; conjunctival
injection, lacrimation, nasal congestion, rhinorrhea, forehead and facial
sweating, miosis, ptosis, atau eyelid edema.2
2.5.2 Klasifikasi
CH diklasifikasikan menjadi 2 :
13
o Episodic CH, dimana fase cluster selama 7 hari dalam 1 tahun dimana
fase bebas cluster lebih dari 1 bulan.
o Chronic CH, fase cluster muncul lebih dari 1 setiap tahun dan tanpa
remisi atau fase bebas cluster kurang dari 1 bulan.
2.5.3 Terapi
Terapi CH dibagi menjadi 2 :
o Abortive (oksigen, triptans, ergot alkaloids, dan anestesi)
o Prefentif (calcium channel blockers, mood stabilizers, and
anticonvulsants)
Dimana agen abortif bertujuan untuk menghentikan atau mengurangi
serangan dari CH, sedangkan agen prefentif bertujuan untuk mengurangi
frekuensi dan intensitas dari serangan.2
Oksigen (8L/menit selama 10 menit atau 100% dengan mask) dapat
menurunkan bahkan membatalkan serangan dari sakit kepala jika
digunakan sebelumnya. Mekanismenya tidak diketahui.2
14
2.6 Vertigo
Vertigo berasal dari bahasa latin “ vertere” yaitu memutar. Vertigo ialah
adanya sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh sepertirotasi (memutar)
tanpa sensasi perputaran yang sebenarnya, dapat sekelilingnya terasa berputar
atau badan yang berputar.3,4,5
Klasifikasi Vertigo : 2
1. Vertigo fisiologis
Keadaan vertigo yang di timbulkan oleh stimulasi dari sekitar penderita,
dimana system vestibulum, mata, dan somatosensoris berfungsi baik.
a. Mabuk gerakan
b. Mabuk ruang angkasa
c. Vertigo ketinggian
d. Vertigo visual
e. Vertigo somatosensorik
f. Vertigo auditori
g. Vertigo alternobarik
2. Vertigo patologik
a. Vestibulum
b. Eight nerve (nervus VIII)
15
c. Reticulum dari batang otak
d. Tabes dorsalis
e. Imagination
f. Generalis illness
g. Optalmic disease
2.6.1 Jenis Vertigo
1. Benign Paroxysmal Positioning Vertigo
Bppv adalah salah satu jenis vertigo vestibuler perifer yang paling sering
dijumpai dalam praktik sehari-hari, ditandai dengan serangan rasa
berputar yang hebat, namun sekejap saja, dapat disertai mual/muntah
yang bertambah berat pada perubahan posisi kepala relative terhadap
gravitasi, akibat adanya otolit yang mempunyai massa dikanalis
semisirkularis posterior, sehingga mengganggu pergerakan harmonis
ketiga kanalis semisirkularis.2
Gambaran klinis
Vertigo berupa rasa berputar, timbul mendadak pada perubahan posisi
kepala, serangan berlangsung singkat, biasanya kurang dari 30 detik,
bisa disertai mual/muntah, dan dapat kambuh lagi.
Diagnosis
a. Anamnesa berupa rasa berputar, timbul mendadak pada perubahan posisi
kepala, serangan berlangsung singkat, kurang dari 30 detik, bisa disertai
mual/muntah dan dapat kambuh lagi.2
b. Pemeriksaan fisik:
Idiopati : tidak ditemukan kelainan
Simptomatik : bisa ditemukan kelainan neurologis fokal atau
sistemik.
Tes Dix Hallpike : vertigo memberat dan muncul nistagmus.
Cara Tes Dix Hallpike :
Penderita duduk di ujung tempat tidur dengan menoleh ke
kanan 45 °
16
Dengan cepat berbaring dengan kepala
hiperekstensi/tergantung diujung tempat tidur, pertahankan
15 detik
Perhatikan adanya nigtagmus dan vertigo
Kemudian dengan cepat dudukan kembali
Ulangi dengan posisi kepala menoleh ke posisi yang
berlawanan.
Ulangi prosedur ini 2-3 kali untuk melihat adanya fatique.
Interprestasi : normal : tidak muncul nistagmus dan vertigo.
Abnormal : timbul nistagmus dan vertigo.
Nistagmus pada BPPV mempunyai cirri-ciri : adanya fase
laten kurang lebih 30 detik, adanya fatique, adanya
posisional, arah vertical, fase cepat keatas.
Patofisiologi
Hipotesis Kupulolitiasis
Adanya debris yang berisi litium karbonat berasal dari fragmen otokonia yang
terlepas dari macula utrikulus dan sakulus yang berdegenerasi, menempel
pada permukaan kupula kanalis semisirkularis posterior yang letaknya
langsung dibawah macula utikulus. Debris ini mempunyai massa, sehingga
perubabahan posisi kepala akan mengganggu perubahan posisi kanalis
semisirkularis sehingga terjadi vertigo. Pada tes dix hallpike apabila terjadi
perubahan posisi kepala dari duduk keberbaring dengan kepala tergantung
maka kupula bergerak utrikulofugal dan gerakan ini menyebabkan vertigo dan
nistagmus. Pergeseran masa otokonia ini memerlukan waktu, hal ini
menyebabkan adanya masa laten sebelum timbul nistagmus dan vertigo.2
Gerakan posisi kepala yang berulang akan menyebabkan otokonia
terlepas dan masuk kedalam endolymp, hal ini menyebabkan timbulnya fatique,
yaitu berkurang atau menghilangnya nistagmus/vertigo di samping adanya
vertical dengan arah komponen cepat ke atas.2
17
Hipotesa Kanalitiasis
Otokonia tidak melekat pada kupula melainkan mengambang pada
endolymph kanalis semisirkularis posterior. Pada perubahan posisi kepaqla
otokonia tersebut akan bergerak ke posisi paling bawah, endoliph akan
bergerak menjauhi ampula dan merangsang nervus ampularis. Apabila pada
gerakan perubahan posisi kepala tertentu otokonia kembali masuk ke
tempatnya semula yaitu vestibulum maka nistagmus/vertigo akan menghilang.2
Tata Laksana
Medikamentosa sering tidak diperlukan oleh karena vertigo berlangsung
singkat. Penyuluhan kepada pasien, tentang BPPV yang tidak membahayakan,
prognosis baik, dapat hilang spontan, namun sewaktu-waktu dapat kambuh
lagi.
Maneuver Eppley, Seamont dan Brandt Daroff, berguna untuk
mengembalikan otokonia kembali ke vestibulum.2
2. Penyakit Meniere( Endolymphatic Hydrops)
Prosper Meniere, pada tahun 1861 menemukan sindroma berupa vertigo
episodic, gangguan pendengaran, tinnitus dan rasa penuh dan tertekan di
dalam telinga. Pada Tahun 1938 Hallpike dan Cairns melaporkan tentang
gambaran histopatologinya, berupa dilatasi system endolymph disertai
degenerasi elemen-elemen sensorik kohlea dan vestibuler.2
Gejala
1. Vertigo episodic
2. Pendengaran menurun, fluktuatif, progresif, frequensi rendah
3. Tinnitus
4. Rasa penuh dan tertekan di telinga.
Diagnosis
Anamnesa dan pemeriksaan fisik
18
Pemeriksaan fisik:
Vertigo berat berkeringat
Tekanan darah, nadi, dan respirasi meningkat
Nistagmus
Romberg test : jatuh ke sisi sakit
Rinne konduksi udara lebih baik dari konduksi tulang
MRI/CT
Audiometry, transtympanic elektrokohleografi
Elektronistagmografi
Etiologi
Penyebab belum jelas. Beberapaq factor dapat menyebabkan penyakit ini:
-Gangguan local cairan dan elektrolit, menyebabkan volume endolimph
bertambah.2
-Gangguan duktus atau sakus endolimfatik sehingga mengganggu absobsi
endolymph
-Berkurangnya pneumatisasi dari mastoid dan hiplopasi akuaduktus
vestibuler.
-Gangguan regulasi otonom system endolymph
-Gangguan vaskularisasi telinga dalam, terutama stria vaskularis
-Alergi local telinga dalam, menyebabkan edema dan gangguan control
otonom.
-Adanya bukti penumpukan komplek imun dalam cairan endolimf,
memperkuat dugaan bahwa penyakit meniere merupakan gangguan
systema imun.
-Manifestasi local labirin akibat penyakit sistemik seperti; gangguan tyroid
dan metabolism glucose.
19
-Genetic 7.7% familial, mutasi gen COCH
-Virus : ditemukan IgE spesifik virus herpes simplek tipe I,II; Epstein Barr,
Citomegalo.
-Trauma kapitis
-Psikologis: kepribadian psikosomatik dan neurosis.
Gambaran Histopatologi
Terjadinya peningkatan volume cairan endolymp, dapat
menyebabkan rupture membrane Reissner dan bercampurnya cairan
endolim dan perilim, sehingga terjadi gangguan keseimbangan kalium dan
natrium.2
Diagnosis
1. Riwayat gejala klinis berupa vertigo episodic, gangguan pendengaran
berfluktuasi, tinnitus, dan rasa penuh dan tertekan di dalam telinga.
2. Audiogram tuli saraf
3. Test gliserin untuk membuktikan adanya hidrops
4. Tes kalori: terganggu pada telinga yang sakit
5. BERA
6. Elektrokohleografi
7. MRI/CT
8. Laboratorium2
Tatalaksana
Terapi Farmakologi:
- Antivertigo
- Deuritik : HCT 50mg/ hari
- Steroid : prednisolon 80 mg/hari selama 7 hari kemudian diturunkan
bertahap
- KCL
20
- Hindari Triger : kopi, rokok, alcohol, tingginkarbohidrat, kolesterol, dan
trigliserid.
Terapi Adaptasi
Terapi Bedah :
- Endolimfatic-subarachnoid shunt
- Labirinektomi
- Vestibular neurectomy2
3. Neuritis vestibularis
Jika otak secara mendadak tidak mendapat masukan afferent dari
salah satu labirin maka dapat timbul gambaran klinis yang khas berupa
vertigo berat, mual, muntah, cenderung jatuh ke sisi telinga yang
mengalami deaffensasi, sulit berdiri dan berjalan, nistagmus horizontal
kesisi yang sehat. Hal semacam ini dapat dijumpai jika terdapat
gangguan pada apparatus vestiber, nervus vestibularis, nucleus
vestibularis di batang otak dan traktusnya ke atas sehingga informasi
yang ditangkap oleh reseptor tidak sampai ke kortek pusat
keseimbangan.2
Epidemiologi
Merupakan penyakit terbanyak ketiga dari vertigo perifer
Insiden : 3,5/100.000
Laki-laki= perempuan
Usia terbanyak 31-40 tahun.
Gejala
Vertigo horizontal atau rotatoar, durasi beberapa hari sampai beberapa
minggu
Memberat dengan perubahan posisi kepala 65% terjadi saat tidur
Oscilopsia
Gait disturbance : cenderung jatuh ke sisi sakit.
21
Postural imbalance : cenderung jatuh ke sisi yang sakit
Nausea, vomiting
Tidak ada pendengaran menurun
Pemeriksaan Klinis2
Khas pada penyakit ini adalah adanya hipofungsi vestibuler unilateral. Hal
ini dapat diperiksa dengan cara :
1. Halmagyi-Curthoys head-impulse tests untuk mengevaluasi VOR
(vestibular ocular reflex).
2. Tes kalori : telinga sakit tidak responsive terhadap irigasi air hangat
3. Evaluasi nistagmus spontan
4. Tes Romberg : jatuh ke sisi sakit
Etiologi
Herpes simplex virus tipe 1, dengan kenyataan
Pola endemic
Studi pos mortem : degenerasi inflamatif
Peningkatan protein pada liquor serebrospinalis
Ditemukannya HSV-1DNA dan RNA di ganglion vestibularis
Tata Laksana
Kausal
Methyl prednisolon 32 mg/hari selama 10 hari kemudian
diturunkan bertahap
Hydrocortisone 500mg iv, diturunkan 100mg tiap 2 hari
Valacyclovir 3 kali 1000 mg selama 7 hari (kontroversi)
Simptomatis: obat anti vertigo (short course)
Rehabilitasi vestibuler : Cawthorn-Cooksey exercise
Latihan adaptasi : mengulang gerakan yang menyebabkan vertigo
bertambah.2
2.7 Sejarah Terapi Oksigen Hiperbarik
22
Sejak tahun 1662 dokter Henshaw (inggris) menciptakan Domocilium,
suatu prptotipe dari Ruang Udara Bertekanan Tinggi (RUBT), untuk meneliti
kegunaan tekanan tinggi pada penyembuhan penyakit-penyakit klinis, yang
kemudian ternyata gagal karena tidak ditemukannya dasar ilmiah yang tepat.
Lalu pada tahun 1771 Joseph Priestley (inggris) menemukan oksigen dan tahun
1780 dokter Thomas Beddoes (inggris) menggabungkan keduanya dengan
menyatakan / mendemonstrasikan bahwa pernafasan dengan udara yang kaya
oksigen akan dapat menyembuhkan berbagai penyakit dan meminta tolong
kepada James Watt (inggris) penemu mesin uap untuk merancang suatu RUBT
baginya.6
Sesudah itu RUBT mengalami pasang mengalami pasang surut dalam
dunia kedokteran dan hingga sekarang sudah ada lebih dari 60 macam penyakit
klinis yang pernah dilaporkan berhasil dibantu penyembuhan oleh RUBT
baginya.6
Tahun 1830 di Perancis mulai menggunakan Caisson untuk membuat
terowongan-terowongan bawah air dan sebagai akibatnya mulai pula dikeluhkan
symptom-simptom yang kemudian dikenal sebagai bends disease. Tak lama
kemudian setelah dilaporkan sukses besar tentang pengobatan bends diseases
maka RUBT didirikan di mana-mana.6
Tahun 1834 Junod (Perancis) memasukan pasien-pasienya ke dalam
RUBT bertekanan 4 atmosfir dan merasakan nyaman disana. Junod
menerangkan ini sebagai akibat perbaikan aliran darah ke otak dan alat-alat
dalam.6
Tahun 1870 Pravaz (Perancis) membuat RUBT dengan kapasitas 12
orang dan menuliskan hasil-hasil RUBT dalam bulletin of the academic of
medicine (Paris). Selanjutnya RUBT maju pesat di Eropa Barat. Tahun 1860
dibuat RUBT pertama di benua Amerika, yaitu di Ottawa (Kanada). Tahun 1870
Fontaine membuat RUBT beroda yang dapat ditarik ke mana-mana dan di
dalamnya ia melakukan tindakan-tindakan pembedahan. Ia merupakan orang
pertama yang melakukan operasi dalam RUBT. Tahun 1880 Paul Bert
23
mengemukakan penelitiannya tentang keracunan oksigen yang dikenal dengan
The Paul Bert’s Effect.6
Tahun 1918 J. Cunningham di Kansas City (AS) berhasil menolong pasien
dengan influenza berat (waktu itu berjangkit wabah influenza di AS). Ia begitu
aktif dalam RUBT dan terus membangun RUBT baru. RUBT yang kedua dapat
diisi 72 orang dan yang ketiga berupa suatu rumah skit tingkat lima dari bola besi
yang seluruhnya bertekanan tinggi. Ia juga menggunakan RUBT untuk terapi
penyakit paru-paru menahun, syphilis (era pra penisilin), hipertensi, arthritis,
penyakit jantung, demam rhumatik akut, dan penyakit diabetes militus.6
Tahun 1930 Edgar End (Milwaukee, AS) meneliti problematic
penyelaman. Tahun 1954 dokter-dokter di inggris melaporkan hasil-hasil yang
baik tentang RUBT dengan radiasi untuk pengobatan carcinoma (Churchil-
Davidson). Tahun 1958 Ite Boerema, yang kemudian dikenal sebagai bapak
RUBT, kemampuan plasma darah dalam mengangkut oksigen selama di dalam
RUBT. Tahun berikutnya ia melaporkan sukses besar dalam terapi gas ganggren
dengan RUBT. Sukses ini merangsang kembali minat para dokter di barat untuk
mengguakan dan meneliti RUBT.6
Selanjutnya begitu banyak laporan dikemukakan tentang kegunaan
maupun kerugian yang disebabkan oleh RUBT. Tahun 1963 di AS dibentuk
panitia kerja yang bertugas membuat tulisan tentang RUBT, yaitu Hyperbaric
Oxygenation, Potential and Problem.6
Tahun 1963 diadakan konferensi international tentang RUBT pertama di
Amsterdam, dilanjutkan dengan konferensi-konferensi selanjutnya di Glasgow,
Durham dan lain sebagainya.6
Tahun 1965 Harry Alvis (Bufallo, NY), membuat majalah RUBT setiap 3
bulan. Sekarang di AS sudah terdaapat lebih dari 70 pusat RUBT.6
2.7.1 Perkembangan Di Indonesia
Sejak zaman portugis di Indonesia sudah di mulai penyelaman mutiara oleh
penyelam-penyelam alam. Kemudian pada zaman kemerdekaan sebelum
24
perang dunia ke II, telah dilakukan kegiatan – kegiatan penyelaman, kapal
selam dan lai-lain di Indonesia.6
Dalam upaya bangsa Indonesia untuk mewujudkan tujuan nasional yang
meliputi aspek keamanan dan aspek kesejahteraan, telah dilaksanakan
rangkaian pembangunan nasional yang terencana, bertahap dan terpadu.
Pelaksanaan pembangunan nasional bagi suatu Negara kepulauan yang
terdiri atas 13.677 pulau besar dan kecil, dimana 2/3 wilayahnya adalah laut
mengharuskan pula tersedianya tenaga kerja Matra Laut.6
Teknologi bawah air atau kemampuan kerja di bawah yang merupakan
salah satu teknologi Matra Laut, belum banyak berkembang. Kalau hal ini
dikaitkan dengan penambangan atau pemasangan pipa dan kabel di lepas
pantai di dasar laut dalam, lebih-lebih lagi landas kontinen atau laut ZEE
dengan kedalaman lebih dari 100 meter, maka yang diperlukan adalah
teknologi penyelaman dalam.6
Pengembangan teknologi laut dalam harus dibarengi pengembangan ilmu
ini mencakup bagaimana penyiapan tenaga kerja Matra Laut yang
mengawaki lapangan pekerjaan di laut dan fasilitas yang akan digunakan
untuk bekerja di bawah permukaan air. Selanjutnya harus dikembangkan
fasilitas untuk pengulangan keadaan darurat yang sewaktu-waktu dapat
menimpa tenaga kerja Matra laut tersebut.6
Telah ada kesepakatan antara Depkes RI dengan TNI AL untuk
mengadakan penataran dan pelatihan serta penanggulangan kecelakaan
akibat tenggelam dan penyelaman yang sasaran subyeknya adalah tenaga
medis dan paramedic puskesmas di wilayah pesisir. Kerjasama ini telah
memberikan bekal ketrampilan kepada tenaga medis dan paramedic untuk
menangani korban akibat tenggelam dan penyelaman sedini mungkin secara
cermat dan tepat, dimana untuk pusat rujukan terakhir penderita dengan
kondisi paska kecelakaan penyelaman adalah rumah sakit yang mempunyai
fasilitas RUBT.6
2.8 Pelaksanaan Terapi Oksigen Hiperbarik
25
Pelaksanaan pengobatan dengan oksigen hiperbarik dapat dikerjakan di
dalam kamar tunggal (monoplace chamber) atau kamar ganda (Multiplace
chamber). RUBT kamar ganda dapat dipergunakan untuk lebih dari satu
penderita. Penderita dapat didampingi oleh peraawat atau dokter. Dalam RUBT
kamar ganda ini, penderita menghisap oksigen 100% melalui masker, tenda
kepala atau saluran endotrakheal. RUBT kamar ganda cocok digunakan untuk
penderita yang perlu seseorang pendamping atau bila mana akan dilakukan
tindakan bedah atau tindakan-tindakan pertolongan lainterhadap penderita. Dari
segi biaya memang pemakaian RUBT kamar ganda ini mahal, karena jumlah
personil yang terlibat cukup banyak dan ada resiko terhadap pendamping.6
2.9 Dasar Pengobatan Hiperbarik6
Pengobatan oksigen hiperbarik secara umum didasarkan pada pemikiran-
pemikiran / alasan-alasan sebagai berikut :
1. Pemakaian tekanan akan memperkecil volum gelembung gas dan penggunaan
oksigen hiperbarik juga akan mempercepat resolusi gelembung gas
2. Daerah-daerah atau tempat-tempat yang iskemik atau hipoksik akan menerima
oksigen secara maksimal
3. Di daerah yang iskemik, oksigen hiperbarik mendorong/merangsang
pembentukan pembuluh darah kapiler baru
4. Penekanan pertumbuhan kuman-kuman baik gram positif maupun gram negatif
dengan pemberian OHB
5. Oksigen hiperbarik mendorong pembentukan fibroblas dan meningkatkan efek
fagositosis (bakterisidal) dasi leukosit.6
2.10 Indikasi6
Kelainan atau penyakit yang merupakan indikasi terapi OHB
diklasifikasikan menurut kategorisasi yang dibuat oleh The Committee of
Hyperbaric Oxygenation of the Undersea and Hyperbaric Medical Society yang
telah mengalami revisi pada tahun 1986 dan 1988
26
Adapun penyakit-penyakit yang termasuk kategori yang diterima adalah sebagai berikut:
1. Aktinomikosis2. Emboli udara3. Anemia karena kehilangan banyak darah4. Insufisiendi arteri perifer akut5. Infeksi bakteri6. Keracunan karbonmonoksida7. Crush injury and reimplanted appendages8. Keracunan sianida9. Penyakit dekompresi10.Gas gangren11.Cangkokan (graft) kulit12. Infeksi jaringan lunak oleh kuman aerob dan anaerob13.Osteoradinekrosis14.Radionekrosis jaringan lunak15.Sistitis akibat radiasi16.Ekstrasi gigi pada rahang yang diobati denganradiasi17.Kanidiobolus koronotus18.Mukomikosis19.Osteomielitis20.Ujung amputasi yang tidak sembuh21.Ulkus diabetik22.Ulkus stasis refraktori23.Tromboangitis obliterans24.Luka tidak sembuh akibat hipoperfusi dan trauma lama25. Inhalasi asap26.Luka bakar27.Ulkus yang terkait dengan vaskulitis
2.11 Kontraindikasi
1. Absolut
Kontraindikasi absolut adalah pneumothorak yang belum dirawat, kecuali
bila sebelum pemberian oksigen hiperbarik dapat dikerjakan tindakan bedah
untuk mengatasi pneumotorak tersebut.6
2. Kontraindikasi relative
27
Beberapa keadaan yang membutuhkan pehatian tetapi bukan merupakan
kontraindikasi absolut pemakaian oksigen hiperbarik adalah sebagai berikut
a. Infeksi saluran napas bagian atas
Menyulitkan penderita untuk melaksanakan ekualisasi. Dapat ditolong
dengan menggunakan dekongestan dan miringotomi bilateral
b. Sinusitis kronis
Menyulitkan penderita untuk melaksanakan ekualisasi. Untuk pemakaian
oksigen hiperbarik pada penderita ini dapat diberikan dekongestan dan
miringotomi bilateral
c. Penyakit kejang
d. Emfisema yang disetai retensi CO2
e. Panas tinggi yang tidak terkontrol
f. Riwayat pneumothorax spontan
g. Riwayat operasi dada
h. Riwayat operasi telinga
i. Kerusakan paru asimptomatis yang ditemukan pada penerangan atau
pemotretan dengan sinar X
j. Infeksi virus
k. Spherositosis kongenital
l. Riwayat neuritis optic6
2.12 Pengaruh terapi hiperbarik terhadap cephalgia
1. Migren
Di masa lalu, migrain dianggap disebabkan oleh spasme pembuluh
darah otak. Penelitian yang lebih baru, menunjukkan bahwa terdapat
daerah pada otak dengan batas yang rendah untuk terjadinya migren. -
generator migrain yang kadang-kadang bahkan terkait dengan peristiwa
traumatis. Pengendali migren terdapat pada batang otak, yang
melibatkan sel-sel saraf serotonergik yang dapat mengubah
keseimbangan kimia otak.7
28
Migren dimulai dengan aura dan fenomena seperti aura, adalah
serangkaian peristiwa yang berakhir sebagai nyeri migren. Nyeri ini
merupakan bagian dari respon inflamasi yang terjadi di sekitar daerah
pengendali migrain pada otak.7
Manfaat dari terapi oksigen hiperbarik (HBOT) didapatkan pada
mereka yang memiliki migrain dengan penyebab vaskular (diinduksi baik
oleh ketidakseimbangan kimia atau aliran darah yang abnormal ke area
otak tertentu) atau mereka yang memiliki efek samping atau
kontraindikasi untuk terapi obat standar.7
HBOT telah terbukti mengubah jumlah aliran darah di otak selama
episode migrain. Selain itu, keuntungan HBOT dapat mengubah
beberapa bahan kimia yang menyebabkan migrain (serotonin dan
substansi P). Beberapa studi menunjukkan bahwa HBOT efektif dalam
mengurangi migren pada 80% pasien dalam waktu 40 menit dari
pengobatan.7
Singkatnya, HBOT merupakan terapi alternatif untuk membatalkan
sakit kepala migrain tanpa obat dan efek sampingnya seperti sedasi,
mual.7
Mereka mempertimbangkan HBOT untuk migrain / sakit kepala harus
memiliki evaluasi neurologis penuh untuk memastikan bahwa tidak ada
alasan organik untuk sakit kepala (seperti massa, tumor, kelainan
pembuluh darah, dll).7
Selama tahap pertama dari gejala migren terdapat pengurangan aliran
darah rata-rata 36% ke otak. Gejala spesifik yang dialami sebagai akibat
dari pengurangan ini-seperti lampu berkedip (aura), tergantung pada
daerah mana dari otak dipengaruhi.8
Pengurangan aliran darah menyebabkan jaringan kekurangan
oksigen, sehingga terjadi perubahan kimia otak. Hal ini, pada gilirannya,
menyebabkan pelepasan zat yang sangat melebarkan pembuluh darah.
Cedera jaringan lokal dan pembengkakan terjadi sebagai hasilnya. Hal ini
menyebabkan rasa sakit migrain menyerang pasien.8
29
Peningkatan oksigen dalam darah meningkatkan kadar oksigen dalam
jaringan otak. Banyak pasien Migrain yang menerima HBOT menemukan
bahwa interval antara serangan migrain meningkat secara signifikan.8
Pemberikan oksigen hiperbarik mengkonstriksi pembuluh darah
bersamaan dengan itu terjadi oksigenasi jaringan. Hal ini dapat
mengurangi pembengkakan sebanyak 50%. Hal Ini membatalkan gejala
migren.9
Kebanyakan dokter tidak dapat menemukan penyebab yang
mendasari untuk migrain, sehingga satu-satunya pengobatan yang
mereka dapat meresepkan adalah nyeri farmasi. Obat sakit memiliki efek
samping, termasuk kelelahan, kecanduan, dan sembelit.10
Studi lain menemukan bahwa terapi oksigen hiperbarik bekerja sangat
baik untuk menghilangkan migrain. Penelitian yang sama juga menguji
HBOT bagi mereka yang menderita sakit kepala cluster, atau sakit kepala
lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa HBOT signifikan dalam
mengakhiri sakit kepala cluster dan migrain.10
2. Trigeminal neuralgia
Trigeminal Neuralgia adalah kondisi mempengaruhi saraf
trigeminal, salah satu saraf terbesar di kepala. Saraf trigeminal
mengirimkan impuls sentuhan, nyeri, tekanan, dan suhu ke otak dari
wajah, rahang, gusi, dahi, dan sekitar mata. Trigeminal neuralgia muncul
mendadak, parah, rasa sakit seperti tersengat listrik, atau menusuk yang
berlangsung selama beberapa detik. Rasa sakit bisa dirasakan pada
wajah dan sekitar bibir, mata, hidung, kulit kepala, dan dahi. Gejala dapat
disebabkan ketika seseorang menyikat gigi, memakai makeup,
menyentuh wajah, atau menelan. Ini mungkin disebabkan oleh cedera,
infeksi dalam struktur wajah, gangguan saraf, atau mungkin terjadi tanpa
alasan yang diketahui. Penyebab paling sering dari trigeminal neuralgia
adalah penekanan pembuluh darah terhadap saraf dekat batang otak.
Seiring waktu, perubahan dalam pembuluh darah otak dapat
30
mengakibatkan pembuluh darah bergesekan dengan akar saraf
trigeminal. Bergesekan yang konstan setiap detak jantung menipiskan
membran pembungkus saraf, mengakibatkan iritasi saraf.11
Terapi oksigen hiperbarik telah digunakan sebagai pengobatan
karena dapat meningkatkan tekanan parsial oksigen darah, mengurangi
edema, meredakan penekanan saraf dan mengurangi respon inflamasi.11
3. Sakit kepala cluster dan sakit kepala kronis lainnya
Manfaat terapi oksigen hiperbarik terhadap sakit kepala cluster dan sakit
kepala kronis lainnya :
Mengurangi rasa sakit dengan vasokonstriksi arteri
Meringankan anoksia dan iskemia ( kekurangan oksigen dan suplai
darah ) dari dinding arteri
Meningkatkan oksigenasi otak dan semua organ tubuh lainnya
Meningkatkan aliran darah dan mikrosirkulasi di otak
Mengurangi agregasi platelet ( kemungkinan pembekuan darah )
Mengurangi pembengkakan otak yang disebabkan oleh respon inflamasi
Mengurangi kemungkinan serangan sakit kepala lebih lanjut
Meningkatkan energi12
31
DAFTAR PUSTAKA
1. Sjahrir, Hasan, Machfoed, Hasan M, Suharjanti, Isti, Basir, Hasmawati, Adnyana,
Oka M. 2013. Konsensus Nasional IV Diagnostik dan Penatalaksanaan Nyeri
Kepala. Surabaya : Pusat penerbitan dan percetakkan unair (AUP).
2. Machfoed, Hasan M, Hamdan, Machin, Abdullloh, Wardah. 2011. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Saraf. Surabaya : Pusat penerbitan dan percetakkan unair (AUP)
3. Wreksoatmojo BR. Vertigo-Aspek Neurologi. [online] 2009 [cited 2009 May 30th].
Available from : URL:http://www.google.com/vertigo/cermin dunia
kedokteran .html
4. Joesoef AA. Vertigo. In : Harsono, editor. Kapita Selekta Neurologi. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press; 2000. p.341 -59
5. Bashiruddin J. Vertigo Posisi Paroksismal Jinak. Dalam : Arsyad E, Iskandar N,
Editor. Telinga, Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Edisi Keenam. Jakarta :
Balai Penerbit FKUI. 2008. Hal. 104-9)
6. Rijadi, R. 2013. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Penyelaman dan Hiperbarik.
Surabaya : Lakesla
7. Anonim. 2015. Terapi Oksigen Hiperbarik diambil dari
http://www.hyperbaricoxygentherapies.com/migraines/ diakses tanggal 25 juli
2015.
8. Anonim. 2015. Migrain diambil dari http://www.bethesdahbot.com/research-
protocols/migraine-headaches/ diakses tanggal 25 juli 2015.
9. Texas HBO. 2015. Hyperbaric Oxygen Therapy for migraine headache. Diambil
dari http://www.txhbo.com/industry-news/hyperbaric-oxygen-therapy-for-
migraine-headaches diakses tanggal 25 juli 2015.
10. Emfnews. 2013. Migraine headache diambil dari http://emfnews.com/hyperbaric-
chamber/migraine-headaches-and-hyperbaric-oxygen-therapy/ diakses tanggal
25 juli 2015.
32
11. Orlando. 2013 Orlando Hyperbarics diambil dari
http://orlandohyperbarics.blogspot.com/2013/04/trigeminal-neuralgia.html
diakses tanggal 25 juli 2015
12. Baro medical hiperbarik oxygen center. 2015. Migraine. Diambil dari
http://baromedical.ca/medical/neurological/migraine/ diakses tanggal 25 juli 2015.
33
top related