uveitis pada anak

Post on 11-Feb-2015

104 Views

Category:

Documents

9 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

uveitis

TRANSCRIPT

UVEITIS PADA ANAK

• M.Faisal Akbar •Annisa Noer Dewi •Giritama I.

Pendahuluan• Uveitis → Peradangan traktus uvealis• Di dunia, rata-rata insiden penyakit ini sekitar 12

dari 100.000 jiwa.• Biasanya terjadi pada dewasa muda dan usia

pertengahan (20-50 tahun). • Uveitis jarang terjadi pada anak dibawah umur 16

tahun, hanya sekitar 5% sampai 8% dari jumlah total.

• Setengah dari jumlah anak yang menderita uveitis umumnya uveitis posterior dan panuveitis.

KlasifikasiWaktu

• akut, subakut, kronisTipe sel

• ganulomatosa, non gronulomatosaFrekuensi

• berulang, terisolasiAktivitas

• aktif, inaktifLokasi

• anterior, intermediet, posterior

Klasifikasi uveitis lebih di fokuskan berdasarkan struktur anatominya• Segmen traktus uvealis :

– Anterior : iritis,siklitis, iridosikliti.s– Intermediet: siklitis kronis, pars planitis, dan

uveitis perifer. – Posterior: retinitis, retinokoroiditis, korioretinitis,

dan koroiditis • Apabila inflamasi melibatkan seluruh segmen, maka

disebut panuveitis.

PENYEBAB UVEITIS ANTERIOR PADA ANAKAnterior

Juvenile rheumatiod arthritisJuvenile spondyloarthropathiesFuchs heterochoromic iriocyclitisSarcoidosisHeretic IridocyolitisSyphilisAcute intersitial nephritis

IntermediatePars planitisPeripheral uveitisChronic cyclitis

PosteriorToxoplasmaToxocariasisSarcoidosisSyphilis

Epidemiologi

Uveitis jarang terjadi pada anak (usia kurang dari 16 tahun).

Hasil penelitian mengenai angka kejadian uveitis sebagian besar menyatakan bahwa insidensi uveitis pada anak terjadi sekitar 8%.

UVEITIS ANTERIOR

Gejala

• Mata merah,• Sensitif terhadap cahaya,• Penglhatan menurun, dan • Nyeri.

Gejala ini merupakan gejala -klasik uveitis anterior.

Tanda

•Tanda-tanda uveitis pada dewasa juga terdapat pada anak.

•Pemeriksaan fisik luar dapat menunjukan ciliary flush.

•Apabila terjadi peningkatan intraokular, pada kornea dapat timbul keratic presipitat dan edema kornea

•Flare atau sel-sel dapat ditemukan pada COA.

•Pupil akan mengecil pada fase inflamasi aktif dan bisa menempel pada lensa bila terjadi sinekia posterior

Tanda (lanj)• Pada episode kronis bisa terjadi

katarak yang pada awalnya timbul di area subkapsular posterior (katarak komplikata).

• Sel darah putih ditemukan pada vitreus.

• Tekanan intraokular menurun karena penurunan produksi aqueuos humor

• Hipopion dapat ditemukan pada uveitis dengan penyakit berat yang belum diketahui penyebabnya seperti Behcet’s syndrome.

• Hipema dapat timbul pada uveitis anak-anak dan seringnya berhubungan dengan HSV, HZV, dan gonococcus.

PenyebabPenyebab Insidensi

Juvenile Rhematoid arthritis 46

Fuchs Heterochromic iridocyclitis 9

Sarkoid 9

Sifilis 4

Ankylosing Spondylitis 3

Tuberkulosis 4

Trauma 3

Kolitis Ulseratif 1

Reiter Syndrome 1

Optalmika simpatetik 2

Keratouveitis

Herpes SimplexHerpes Zoster

82

Undetermined 138

Total 230

Penyebab (lanj)

• Salah satu cara penting untuk mengetahui penyebab uveitis adalah anamnesis lengkap mengenai riwayat penyakit:– riwayat infeksi virus (chickenpox, mumps,

measles), – nyeri sendi, dan– trauma

PENYAKIT SISTEMIK DAN UVEITIS ANTERIOR

Juvenile Rheumatoid Arthritis • JRA adalah penyebab utama uveitis pada anak dan berkontribusi sekitar

5,5% - 76,7% dari seluruh kasus uveitis pada anak. • JRA didiagnosis pada anak usia dibawah 16 tahun dengan artritis selama

minimal 3 bulan. • Penyebab lain diantaranya trauma, sickle cell disease, tumor tulang,

demam rematik, atau vaskulitis.

Juvenile Spondyloarthropathies• Spondyloarthropathies dibagi menjadi juvenile

ankylosing spondylitis, juvenile psoriatic arthritis, juvenile bowel-associated arthritis, dan juvenile Reiter’s syndrome.

• Anak laki-laki lebih banyak terkena penyakit ini, onset rata-rata terjadi pada usia 8 dan 10 tahun.

Fuch Heterochromic Iridocyclitis• Pemeriksaan iris dengan menggunakan natural

lighting conditions, adanya lattice-like keratic presipitat, dan reaksi inflamasi ringan COA terjadi pada kasus ini.

• Katarak dan glaukoma sudut terbuka merupakan komplikasi utama. Terapi dengan kortikosteroid topikal biasanya tidak efektif.

Sarcoidosis• Childhood Sarcoid Arthritis (CSA) adalah bentuk tersering

pada sarcoidosis yang terjadi pada anak dibawah usia 5 tahun. • CSA ditandai dengan adanya trias gejala, yakni artritis, skin

rash, dan uveitis. CSA umumnya terjadi pada anak usia 8-15 tahun. Pada pemeriksaan fisik, terdapat limfadenopati, kerusakan paru-paru, hepatosplenomegali, dan penyakit pada mata.

• Penanganan uveitis anterior meliputi pemberian kortikosteroid topikal dan siklopegik. Pada kasus yang berat diperlukan juga injeksi steroid periokular atau sistemik.

Herpetic Iridosiclitis• Iridosiklitis pada anak-anak dapat terjadi karena adanya

infeksi seperti HSV atau HZV. Herpes Simplex Virus• Uveitis berhubungan denfgan HSV sekitar 2 – 3,4% dari

seluruh kasus uveitis pada anak. • Uveitis dapat berlangsung secara akut maupun kronis, dan

biasanya terkait dengan keratitis. Pada kasus HSV uveitis dapat ditemukan gangguan kornea.

• Bayi baru lahir dengan infeksi HSV berat, dapat menderita uveitis posterior.

• Kortikosteriod topikal dapat diberikan sebagai penatalaksanaan uveitis. Jika terdapat gangguan epitel kornea, perlu juga diberikan antivirus topikal.

Herpes Zoster Virus• Infeksi Herpes Zoster dapat menyebabkan uveitis (sebanyak

0,8% kasus). • Tanda yang dapat ditemukan diantaranya: uveitis,

konjungtivitis, dendritic keratitis, keratik presipitat, peningkatan tekanan intraokular, hipopion atau hipema.

• Penatalaksaan yang dapat diberikan yaitu, kortikosteroid topikal dan siklopegik.

• Berbeda dengan infeksi HSV, antivirus topikal tidak diperlukan.

Sifilis• Penyakit ini dapat terjadi secara kongenital atau didapat. • Gejala-gejalanya meliputi: penurunan tajam pengelihatan,

fotofobia dan nyeri.• Resistensi terhadap kortikosteroid merupakan tanda

kemungkinan terjadinya sifilis.• Tes PTA-ABS digunakan untuk mengkonfirmasi adanya infeksi

sifilis. • Penisilin digunakan untuk penatalaksanaan semua tipe dan

stadium sifilis. • Pasien yang alergi dengan penisilin dapat diterapi dengan

doxycyclin atau tetrasiklin.

Lens-Induced Uveitis• Robeknya kapsul lensa menyebabkan material lensa masuk

kedalam rongga mata • Uveitis sering kali terkait dengan glaucoma. • Reaksi fakotoksik biasanya terjadi pada keadaan katarak

hipermatur.• Material dari lensa berperan sebagai bahan kimia iritan, yang

kemungkinan berperan langsung terhadap iris dan badan silier.

• Kerusakan pada kapsula lensa dapat terjadi pada satu mata sebagai akibar dari tindakan pembedahan ataupun trauma.

• Setelah inflamasi mereda pada mata pertama, berkembang uveitis granulomatosa anterior yang berat pada mata kedua setelah pembedahan maupun trauma.

• PMN dan makrofag dapat ditemukan dalam aquos humor diantara iris dan lensa.

Kawasaki Disease• Uveitis ringan berhubungan dengan penyakit Kawasaki

pada lebih dari 2/3 pasien. • Penyakit ini merupakan suatu penyakit exantematous akut

pada masa kanak-kanak dengan karakteristik :– demam lama, – pucat pada konjungtiva dan membran mukosa, – perubahan pada ekstremitas perifer.

• Sekitar 96% pasien berusia kurang dari 5 tahun, dan penyebab dari penyakit yang mendunia ini tidak diketahui

Acute Tuberlointestitial Nephritis

• Nefritis interstitial akut adalah kelainan renal yang jarang sebagai hasil dari reaksi imun terhadap antibiotik, obat nonsteroid anti inflamasi, atau infeksi.

• Anterior uveitis bilateral yang berhubungan dengan kelainan ini memang didahului, diikuti, atau terjadi bersamaan dengan fase akut dari penyakit.

• Penatalaksanaan melibatkan penggunaan kortikosteroid topikal dan sistemik, yang secara umum memperbaiki inflamasi dengan tepat.

Orbital Pseudotumor• Oribital pseudootor merupakan suatu kondisi idiopatik

dari inflamasi yang berkembang pada segmen mata anterior, posterior atau keduanya dan berhubungan dengan tanda lain dari pembengkakan pada kelopak mata: ptosis, nyeri dan diplopia.

• Pseudotumor orbital harus dipertimbangkan pada pasien anak dengan uveitis persisten atau berulang.

• Tindakan diagnostik seharusnya termasuk USG, CT-scan, atau MRI. Penatalaksanaan yang digunakan yaitu kortikosteroid sistemik.

Evaluasi Diagnostik Uveitis Anterior AnamnesisOcular examination (pemeriksaan mata)Pediatric evaluationComplete blood countSerologis

ANALisozim serumProtein elektroforesis serumTes FTA-ABSHLA TypingELISA, IFA for lyme disease

Skin TestTuberkulinKevin

RadiografiChestSarcoiliac joint

Aqueous tapFluoresen angiografiPungsi lumbal

Penatalaksanaan Uveitis Anterior• Penggunaan kortikosteroid lokal, prednisolon asetat 1%,

merupakan solusi ideal karena mampu menembut epitel kornea yang intak.

• Sebagian besar anak-anak tidak membutuhkan kortikosteroid sistemik dan periocular.

• Penggunaan siklopegik-midriatika juga penting dalam penatalaksanaan uveitis pada anak untuk menghindari timbulnya sinekia.

• Pada fase awal inflamasi, atropine 1% harus digunakan 4 kali sehari. Segera setelah inflamasi reda, berikan heamtropine 5% dua kali sehari untuk mengganti atropine.

Komplikasi Uveitis Anterior

• Band Keatopathy• Glaukoma• Katarak• Phtisis Bulbi

UVEITIS INTERMEDIET

GEJALA

• Uveitis intermediet umumnya asimptomatis sampai adanya gangguan penglihatan

• Gejala lain yang jarang terlihat diantaranya merupakan gejala klasik uveitis anterior :– Peningkatan lakrimasi, – mata merah, dan – nyeri.

• Uveitis intermediet biasanya terjadi pada pasien uveitis anterior yang berlanjut dengan inflamasi kronis.

• Uveitis intermediet lebih banyak terjadi pada anak dibandingkan dewasa karena sulitnya mendeteksi gejala

TANDA

• Tanda yang paling mencolok pada pemeriksaan rutin yaitu adanya sel-sel pada vitreus anterior.

• Sel-sel tersebut beragregasi dan membentuk fibril pada 1/3 anterior vitreous.

• Pada segmen anterior dapat ditemukan flare. • Karakteristik uveitis intermediet pada anak yaitu adanya

katarak subkapsular posterior.

PENYEBAB

• Penyebab uveitis intermediet belum diketahui secara pasti.

• vaskulitis retina sering menyertai uveitis tuberkulosis terutama di Eropa.

• Evaluasi terhadap sarkoid dan infeksi Toxocara juga perlu dilakukan untuk mengetahui penyebab uveitis intermediet.

KOMPLIKASI

Cystoid macular edema irreversible

Katarak

Neovaskularisasi periferal retina

Retinal detachment

Glaukoma sekunder.

POSTERIOR UVEITIS

PENDAHULULAN

• Uveitis posterior lebih sering menyebabkan penurunan penglihatan dibandingkan dengan uveitis aterior dan intermediet.

• Pada anak-anak, gejala penurunan penglihatan baru dikeluhkan bila sudah terjadi inflamasi berat.

• Toxoplasmosis, Toxocara canis, cytomegalovirus (CMV), dan sarkoidosis adalah penyebab utama uveitis posterior pada anak.

Toxoplasmosis

Toxoplasmosis terjadi sekitar 50% pada anak-anak dengan uveitis posterior.

Infeksi disebabkan oleh Toxoplasma gondii.

Host definitif : kucing

Infeksi terjasi secara insidental ketika manusia menjadi host intermediet setelah menelan bradyzoite dari makanan yang tidak dimasak.

Toxoplasmosis (lanj)

• Toxoplasmosis aktif dapat menimbulkan retinakoroiditis dan vitreitis.

• Inflamasi vitreous berat ditandai dengan penghilatan berkabut.

• Inflamasi dapat terjadi di COA pada kasus berat. • Multiplikasi toxoplasma biasanya terjadi pada lapisan

retina anterior. • Toxoplasmosis merupakan self limiting disease pada

pasien-pasien imunokompeten. • Infeksi umumnya sembuh pada bulan pertama dan

kedua.

Toxocariasis

• Ocular toxocariasis : disebabkan oleh tertelannya tanah yang mengandung telur Toxocara caris. T

• elur toxocara tertelan, menetas di intestin, lalu menyebar secara sistematis ke hepar, paru-paru, otak, kulit, dan mata.

• Manusia adalah host insidental • Infeksi sistemik disebut “visceral larva migras”. • Gejala : batuk, panas, kejang, dan malaise. • Visceral larva migrans merupalan gejala utama pada anak usia

6 bulan hingga 3 tahun.• Anak laki-laki lebih banyak terkena dibandingkan anak

perempuan.

Toxocariasis (lanj)

• Manifestasi klinis pada mata biasanya terjadi unilateral yang terdiri atas satu dari tiga gejala berikut; – endoftalmitis, – posterior pole granuloma, dan – granuloma periferal.

Sarkoidosis

• Penyakit sarkoid pada mata dapat terlihat dengan adanya uveitis posterior dan anterior.

• Sarkoidosis terjadi sekitar 0,8%-3,9% dari seluruh kasus pada anak.

• Pasien menunjukan gejala penurunan penglihatan, fotosensitif, nyeri, bengkak dan proptosis.

• Steroid sistemik dan periokular telah digunakan dalam penatalaksanaan sarcoid-associated posterior uveitis.

Sifilis

• Sifilis terbagi menjadi sifilis kongenital dan didapat• Manifestasi pada segmen posterior meliputi vitreitis,

vaskulitis, korioretinitis, papilitis, atau atrofi sarap optik.

• Sifilis didapat tidak berespon baik terhadap steroid. Terapi yang bisa diberikan yaitu pemberian penicilin intravena selama 10 hari.

PANUVEITIS

• Pada pasien anak, dapat terjadi :– Simpatetik optalmikus :panuveitis granulomatosa bilateral

yang terjadi setelah trauma penetrasi atau pembedahan. – Vogt-Koyanagi-Harada Syndrome : panuveitis bilateral

yang berhubungan dengan menifestasi dermatologis dan neurologis.

– Behcet’s Syndrome : sistemik vaskulitis yang belum diketahui penyebabnya.

– Ocular Lyme Borreliosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh spirocheta Borrelia burgdorferi yang ditularkan oleh Ixodes dammini.

PEMBEDAHAN

PEMBEDAHAN

•Pars plana vitrektomi•Laser dan krioterapi

TERIMAKASIH

top related