upaya meningkatkan hasil belajar matematika … · upaya meningkatkan hasil belajar matematika...
Post on 08-Mar-2019
233 Views
Preview:
TRANSCRIPT
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN
MENGGUNAKAN MEDIA KONKRET PADA SDN-3 LANGKAI
PALANGKARAYA TAHUN PELAJARAN 2014/2015
SKRIPSI
OLEH
HERLINA 10.23.12300
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PGSD 2015
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN
MENGGUNAKAN MEDIA KONKRET PADA SDN-3 LANGKAI
PALANGKARAYA TAHUN PELAJARAN 2014/2015
SKRIPSI
Ditulis Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
OLEH
HERLINA 10.23.12300
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PGSD 2015
i
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini
Nama Mahasiswa : HERLINA
Nomor Pokok Mahasiswa :10.23.12300
Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Lembaga Asal : Universitas Muhammadiyah Palangka Raya
Menyatakan bahwa skripsi ini merupakan hasil karya tulis saya sendiri dan
tidak pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di perguruan tinggi,
dari sepanjang pengetahuan saya. Skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan dari orang lain, kecuali secara tertulis diacu
dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Palangka Raya, November 2014 Pembuat pernyataan
HERLINA
NPM: 10.23.12300
ii
ABSTRAK
HERLINA. 2014. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Dengan Menggunakan Media Konkret Pada SDN-3 Langkai Palangkaraya Tahun Pelajaran 2014/2015. Skripsi. Palangka Raya : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Palangka Raya. Pembimbing (I) Drs. H. Bulkani, M.Pd (II) A’am Rifaldi Khunaifi, M.Pd.
Kata kunci :Hasil belajar, Media sedotan, Matematika
Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mendeskripsikan peningkatan aktivitas peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan media sedotan. (2) Mengetahui peningkatan hasil belajar matematika pada peserta didik kelas II-A SDN-3 Langkai Palangkaraya setelah menggunakan media konkret sedotan.
Metode yang digunakan oleh peneliti adalah menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK) yang berusaha memecahkan atau menjawab permasalahan yang dihadapi pada situasi sekarang. Untuk teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan tes. Sedangkan dalam penelitian ini menggunakan analisis data persentase klasikal dan N-Gain.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) aktivitas peserta didik setelah menggunakan media sedotan mengalami peningkatan pada siklus I diperoleh jumlah skor 45,5 dan siklus II jumlah skor 60 dengan kategori baik, (2) ada peningkatan hasil belajar matematika melalui penggunaan media konkret sedotan yang menunjukkan dari hasil awal 28,57%, pada siklus I 64,28% dan siklus II 100%.
iii
ABSTRACT HERLINA. 2014. The Effort of Increasing Mathematics Learning Result by Using Concrete Media on the SDN-3 of Langkai of Palangkaraya the Academic Year 2014/2015. Thesis. Palangkaraya : Teaching and Education Faculty University of Muhammadiyah Palangkaraya. Supervisors (I) Drs. H. Bulkani, M.Pd (II) A’am Rifaldi Khunaifi, M.Pd. Key words : Learning result, Straw media, Mathematics This research aims at (1) describing the rising of student activity in the teaching learning activity by using straw media. (2) knowing the rising of mathematics learning result on the student of class II-A of SDN-3 of Langkai of Palangkaraya after using straw concrete media. The researcher method is using plan of class action research (CAR) that tries solving or answering the problem that is faced on the right now. To the technique of data collection is used observation and test. Whereas in this research uses classical percentage data analysis and N-Gain. The research result showed that: (1) the student activity after using straw media had been rising on the cycle I it was got score total 45,5 and cycle II score total 60 by good category, (2) there was rising of mathematics learning result through using straw concrete media that showed from beginning result 28,57%, on the cycle I 64,28% and cycle II 100%.
iv
LEMBAR PERSETUJUAN
Skripsi oleh Herlina ini
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji
Palangkaraya,.........
Pembimbing I
Drs. Bulkani, M.Pd
Palangkaraya, ..........
Pembimbing II
A’am Rifaldi Khunaifi, M.Pd
v
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN
Skripsi oleh HERLINA ini Telah dipertahankan didepan dewan penguji Pada tanggal 19 Desember 2014 Dewan penguji
Drs. H. Supardi, M.Pd : Ketua
Drs. H. Bulkani, M.Pd : Sekretaris
A’am Rifaldi Khunaifi, M.Pd : Anggota
Drs. Fazakkir Noor, M.Pd : Anggota
Ady Ferdian Noor, M.Pd : Anggota
Mengetahui, Mengesahkan, Ketua program studi PGSD Dekan FKIP Diplan, M.Pd Drs. M. Fatchurahman, M.Pd., M.Psi NIK. 05 000 016 NIP. 19660805 199412 1 001
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
PEMOTIVASI HIDUPKU
Skripsi ini kupersembahkan sebagai tanda
bakti dan terimaksihku yang sangat tulus
untuk kedua orang tua ku yang selalu
memberikan ku do’a, kasih sayang,
dukungan, motivasi dan nasehat dan
sanggup bekerja keras demi kuliah ku yang
membuat ku merasa tegar dan kuat hingga
aku bisa meraih keberhasilan dan
kesuksesan sampai tahap ini
Seluruh keluarga Ku yang tercinta pemberi
inspirasi dan pemotivasi Ku selama ini
Untuk Alm.kakek ku tercinta yang sangat
ingin melihat ku menjadi seorang Sarjana
Teman -teman dan sahabat Ku Fitria yang
juga memberi motivasi agar terselesainya
skripsi ini
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Peneliti panjatkan kehadirat ALLAH SWT atau Tuhan
Yang Maha Esa rahmat dan karunia-Nya, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
dengan baik. Skripsi ini mengungkapkan Upaya Meningkatkan Hasil Belajar
Matematika Dengan Menggunakan Media Konkret Pada SDN-3 Langkai
Palangka raya Tahun Pelajaran 2014 / 2015, Provinsi Kalimantan Tengah.
Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih
sedalam-dalamnya kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan berupa
arahan dan dorongan selama peneliti studi. Oleh karena itu peneliti
menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada yang terhormat
1. Rektor Universitas Muhammadiyah Palangkaraya dan Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan berserta staf, atas segala kebijaksanaan,
perhatian dan dorongan sehingga peneliti selesai studi
2. Drs. Bulkani, M.Pd dan A’am Rifaldi Khunaifi, M.Pd selaku dosen
pembimbing, yang telah banyak membantu mengarahkan, membimbing dan
memberikan dorongan sampai skripsi ini terwujud
3. Kepala Dinas Pendidikan Kota Palangkaraya Dan kepala Sekolah SDN-3
Langkai Palangkaraya yang telah membantu kelancaran selama penelitian
4. Teman-teman mahasiswa Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Palangkaraya dan berbagai pihak yang tidak
dapat disebutkan satu per satu, yang telah memberikan dukungan moril
sehingga peneliti selesai studi
Semoga amal kebaikan dari pihak tersebut dapat mendapat pahala yang
berlipat ganda dari ALLAH SWT, dan semoga skripsi ilmiah ini bermanfaat bagi
siapa yang membacanya. Amin
Palangkaraya 2014
HERLINA
viii
DAFTAR ISI
SURAT PERNYATAAN .......................................................................................... i
ABSTRAK ................................................................................................................ ii
ABSTRACT ............................................................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................. iv
HALAMAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN .......................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................... vi
KATA PENGANTAR ............................................................................................... vii
DAFTAR ISI.............................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................................... 5
C. Batasan Masalah ............................................................................................ 5
D. Rumusan Masalah .......................................................................................... 6
E. Alternatif Pemecahan Masalah ...................................................................... 6
F. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 7
G. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 7
BAB II KAJIAN TEORI .......................................................................................... 9
A. Analisis Teoretis ............................................................................................ 9
1. Hasil Belajar ............................................................................................ 9
a. Pengertian Belajar ............................................................................. 9
b. Pengertian Hasil Belajar ................................................................... 10
c. Pengertian Matematika ..................................................................... 11
2. Media Pembelajaran ................................................................................ 12
a. Pengertian Media Pembelajaran ....................................................... 12
b. Fungsi Media Pembelajaran .............................................................. 13
c. Manfaat Media Pembelajaran ........................................................... 14
3. Media Konkret ......................................................................................... 16
a. Pengertian Media Konkret ................................................................ 16
b. Manfaat Media Konkret .................................................................... 17
c. Kelebihan dan Kelemahan Media Konkret ....................................... 18
d. Peran Media Konkret Sedotan Terhadap Hasil Belajar Matematika 19
e. Langkah-langkah pembelajaran menggunakan media konkret ......... 20
f. Pengertian Penjumlahan Tanpa Teknik Menyimpan ........................ 22
B. Penelitian Yang Relevan ................................................................................ 22
C. Kerangka Berfikir .......................................................................................... 24
D. Hipotesis Penelitian ....................................................................................... 27
ix
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................... 28
A. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................................ 28
1. Waktu Penelitian .................................................................................... 28
2. Tempat Penelitian ................................................................................... 28
B. Jenis Penelitian .............................................................................................. 28
C. Kehadiran dan Peran Peneliti ......................................................................... 30
D. Subjek penelitian ............................................................................................ 30
E. Rancangan Penelitian ..................................................................................... 31
F. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen ..................................................... 36
1. Teknik Pengumpulan data ....................................................................... 36
2. Instrumen Pengumpulan data .................................................................. 38
G. Teknik Analisis Data...................................................................................... 42
H. Indikator Keberhasilan Penelitian .................................................................. 43
I. Jadwal Penelitian ........................................................................................... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................................... 45
A. Deskripsi Data.. .............................................................................................. 45
1. Deskripsi data awal.. .............................................................................. 45
2. Deskripsi data siklus I.. .......................................................................... 47
3. Deskripsi data siklus II.. ......................................................................... 57
B. Pengujian Hipotesis Tindakan ....................................................................... 67
C. Pembahasan Hasil Penelitian ......................................................................... 68
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ......................................................... 74
A. Simpulan... ..................................................................................................... 74
B. Rekomendasi.. ................................................................................................ 75
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Subjek Penelitian.. ................................................................. 31
Tabel 2. Kisi-kisi lembar observasi aktivitas guru... ............................. 38
Tabel 3. Kisi-kisi Observasi terhadap peserta didik... ........................... 39
Tabel 4. Kisi Soal post tes Matematika.. .............................................. 40
Tabel 5. Nilai N-Gain Ternormalisasi dan klasifikasi ........................... 43
Tabel 6. Rincian perencanaan pelaksanaan tindakan ............................ 44
Tabel 7. Data tes pra tindakan sebelum penelitian tindakan kelas ......... 45
Tabel 8. Kisi-kisi lembar observasi aktivitas guru dalam siklus I.......... 48
Tabel 9. Kisi-kisi observasi terhadap aktivitas peserta didik dalam
siklus I ................................................................................... 50
Tabel 10 Data hasil observasi terhadap aktivitas peserta didik secara
individu pada siklus I ............................................................. 51
Tabel 11 Data hasil post test siklus I ..................................................... 52
Tabel 12 Kisi-kisi lembar observasi aktivitas guru dalam siklus II ........ 54
Tabel 13 Kisi-kisi lembar observasi aktivitas peserta didik dalam
siklus II .................................................................................. 58
Tabel 14 Kisi-kisi observasi hasil aktivitas peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran secara individu siklus II .................................... 60
Tabel 15 Data hasil post test siklus II .................................................... 61
Tabel 16 Presentase hasil observasi aktivitas peserta didik .................... 63
Tabel 17 Peningkatan hasil belajar peserta didik ................................... 64
Gambar 1. Kerangka berfikir ................................................................... 26
Grafik 1. Aktivitas belajar peserta didik dengan menggunakan media
konkret sedotan ..................................................................... 69
Grafik 2 Hasil belajar peserta didik selama pembelajaran
menggunakan media konkret sedotan ..................................... 71
Grafik 3 N-Gain ketuntasan hasil belajar setiap siklus .......................... 72
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pendidikan bagi umat manusia merupakan suatu kebutuhan yang
amat penting. Tingkat pendidikan suatu bangsa akan menunjukkan tingkat
kemajuan bangsa tersebut. Kegiatan belajar mengajar merupakan sesuatu
yang kompleks karena banyak hal yang perlu mendapatkan perhatian dari
seorang guru. Mengajar bukan hanya sekedar menyampaikan suatu materi
terhadap peserta didik atau hanya sekedar bertatap muka dengan peserta
didik dan memberikan suatu materi pelajaran yang akan diajarkan sesuai
dengan jam pelajaran dan hingga selesai, tetapi bagaimana cara
menyampaikan materi pembelajaran tersebut agar lebih menarik perhatian
peserta didik agar mereka aktif dan bersemangat dalam mengikuti kegiatan
belajar. Hal ini juga merupakan suatu yang perlu diperhatikan oleh
seorang guru.
Penggunaan media pembelajaran khususnya media konkret sangat
menarik bagi peserta didik terutama saat proses pembelajaran berlangsung
sehingga menarik perhatian peserta didik dan dapat menumbuhkan
keaktifan belajar peserta didik. Peserta didik merasa pelajaran matematika
sangat sulit dan membosankan untuk mereka pahami karena proses
pembelajaran cenderung monoton terutama tidak menggunakan media
1
2
khususnya media konkret seperti media sedotan dalam materi penjumlahan
dua tanpa menyimpan.
Secara sederhana perlu kita ketahui pengertian belajar adalah
proses perubahan tingkah laku seseorang. Definisi sederhana ini
menunjukkan bahwa proses belajar mengajar bukan hanya menghafal
fakta-fakta tetapi jauh lebih dari itu. Sebagian besar kebanyakan guru
hanya memberikan penjelasan terhadap peserta didik tetapi tidak
mengetahui peserta didik tersebut memahami apa yang dijelaskan,
sementara peserta didik hanya diam mendengarkan dengan fasif
penjelasan yang di berikan oleh guru. LL. Pasaribu,( Proposal Osin
2013:1) menjelaskan: “Anak didik adalah manusia yang membutuhkan
bantuan agar kemungkinan (potensi) yang terdapat didalam dirinya
berkembang dengan baik.” Potensi dapat diartikan dengan motivasi, minat,
kemauan, keinginan dari peserta didik dan sebagainya. Apabila potensi
tersebut dikembangkan dengan secara baik dapat membuat peserta didik
akan lebih bisa memahami, mengerti, terampil dan memiliki sikap yamg
baik. Apabila suasana belajar yang tidak menyenangkan bagi peserta didik
dengan cara guru mengajar yang monoton, kebanyakan peserta didik tidak
memperhatikan apa yang diajarkan oleh guru, kebanyakan mereka hanya
asik dengan urusan mereka masing-masing
3
Saat peneliti melakukan observasi dikelas pada SDN-3 Langkai
Palangka Raya di ketahui masih ada peserta didik yang memperoleh nilai
yang di bawah rata-rata standar ketuntasan dari sekolah. Dari seluruh
peserta didik pada SDN-3 Langkai Palangka Raya yang berjumlah 28
orang peserta didik dari 29% atau sebanyak (8 orang peserta didik) yang
memperoleh nilai di atas standar. Sedangkan 71%atau sebanyak (20 orang
peserta didik memperoleh nilai dibawah standar ketuntasan (KKM).
Adapun ketuntasan standar ketuntasan yang di tentukan sekolah untuk
mata pelajaran Matematika yaitu 60.
Matematika sering dikeluhkan oleh peserta didik sebagai mata
pelajaran yang sangat sulit untuk mereka pelajari dan membingungkan
bagi mereka. Kebanyakan peserta didik kalau pada saat pembelajaran
matematika merasa takut dan merasa terpaksa mengikuti pelajari karena
pada dasarnya mereka menganggap pelajaran matematika sangat sulit dan
membosankan.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar peserta
didik diantaranya kebanyakan guru hanya menggunakan metode ceramah
pada saat pembelajaran berlangsung sehingga peserta didik kurang ada
keaktifan tinggi dalam mengikuti pembelajaran khususnya dalam mata
pelajaran matematika. Sehingga pada saat pembelajaran Matematika
peserta didik kurang memperhatikan penjelasan guru dan asik dengan
urusan mereka masing-masing.
4
Kurangnya kesadaran guru dalam menggunakan media
pembejalaran khususnya media konkret khususnya media sedotan pada
mata pelajaran Matematika dalam Materi penjumlahan dua bilangan tanpa
menyimpan pada SDN-3 Langkai Palangka Raya untuk meningkatkan
hasil belajar peserta didik.
Maka dari itu perlu adanya sebuah media pembalajaran yang
digunakan dalam proses pembelajaran khususnya media konkret dalam
materi penjumlahan dua bilangan tanpa menyimpan dengan menggunakan
media konkret untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. Karena
proses pembelajaran yang kurang efektif akan mempengaruhi belajar
peserta didik yang tidak baik dalam pembelajaran. Bila kegiatan belajar
yang tidak menyenangkan peserta didik akan menjadi malas mengikuti
pembelajaran, tidak konsentrasi, sulit memahami pelajaran dan mereka
menganggap mata pelajaran Matematika sangat sulit.
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa media konkret sangat
membantu dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan hasil
belajar peserta didik. Media konkret dapat membantu guru untuk
memperjelas materi yang diajarkan terhadap peserta didik dan
meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam penjumlahan dua bilangan
tanpa menyimpan.
5
Berdasarkan fenomena tersebut yang telah terjadi pada SDN-3
Langkai Palangka Raya maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Mametika Dengan
Menggunakan Media Konkret Pada SDN-3 Langkai Palangka Raya ”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang di kemukakan maka
dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:
1. Guru masih kurang menggunakan media dalam proses pembelajaran
khususnya media konkret untuk menunjang pembelajaran.
2. Peserta didik merasa pelajaran matematika sangatlah sulit dan merasa
takut dalam pembelajaran matematika
3. Peserta didik kurang memperhatikan materi yang di ajarkan oleh guru
4. Kurangnya keaktifan peserta didik pada saat pembelajaran matematika
C. Batasan masalah
Untuk menghindari luasnya masalah yang dikaji maka peneliti
memberikan batasan masalah :
1. Penggunaan media konkret untuk meningkatkan hasil belajar
matematika peserta didik pada SDN-3 Langkai Palangka Raya
2. Materi yang dibahas yaitu penjumlahan dua bilangan tanpa
menyimpan dengan menggunakan media konkret yaitu media
sedotan.
6
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah yang telah
dikemukakan diatas maka dapat dirumuskan masalah yaitu:
1. Bagaimana aktivitas belajar peserta didik pada saat pembelajaran
penjumlahan dua bilangan tanpa menyimpan dengan menggunakan
media konkret berupa media sedotan ?
2. Apakah ada peningkatan hasil belajar peserta didik pada penjumlahan
dua bilangan tanpa menyimpan dengan menggunakan media konkret
berupa media sedotan pada SDN-3 Langkai Palangka Raya tahun
ajaran 2014/2015.
E. Alternatif pemecahan masalah
1. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan maka alternatif
pemecahan masalah ini yaitu dengan menggunakan media konkret
khususnya media sedotan dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta
didik dalam pembelajaran Matematika dalam materi penjumlahan dua
tanpa menyimpan.
2. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukan maka alternatif
pemecahan masalah ini yaitu dengan menggunakan media konkret
khususnya media sedotan dapat meningkatkan hasil belajar peserta
didik lebih baik lagi dari sebelumnya.
7
F. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui:
1. Untuk aktivitas belajar peserta didik pada saat pembelajaran
penjumlahan dua bilangan tanpa menyimpan dengan menggunakan
media konkret khususnya media sedotan lebih aktif.
2. Untuk peningkatan hasil belajar peserta didik pada penjumlahan dua
bilangan tanpa menyimpan dengan menggunakan media konkret
khususnya media sedotan pada SDN-3 Langkai Palangka Raya tahun
pelajaran 2014/2015.
G. Manfaat penelitian
1. Manfaat teoretis
a. Dapat di gunakan sebagai ilmu pengetahuan khususnya dibidang
pengetahuan pendidikan dan upaya meningkatakan penguasaan
peserta didik dalam penjumlahan dua bilangan tanpa menyimpan
dengan menggunakan media konkret khususnya media sedota
2. Manfaat Praktis
a. Bagi kepala sekolah, sebagai bahan pertimbangan supaya
mengambil kebijakan terhadap peserta didik agar dalam
menyampaikan pembelajaran dapat menggunakan media yang
sesuai materi yang diajarkan.
b. Bagi guru, dengan menggunakan media yang sederhana seperti
media gambar dapat diharapkan penguasaan peserta didik terhadap
8
penjumlahan dua bilangan tanpa menyimpan bisa meningkat lebih
baik.
c. Bagi peneliti, penggunaan media yang sederhana khususnya media
gambar dalam pembelajaran secara efektif dapat mempermudah
peserta didik memahami pelajaran dan dapat meningkatkan hasil
belajar mereka
9
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Analisis Teoretis
1. Hasil belajar
a. Pengertian belajar
Menurut Aunurrahman (2010:33) menyatakan bahwa:
Tidak ada ruang dan waktu dimana manusia dapat melepaskan dirinya dari kegiatan belajar, dan itu berarti pula bahwa belajar tidak pernah dibatasi usia, tempat maupun waktu, karena perubahan yang menuntut terjadinya aktivitas belajar itu juga tidak pernah berhenti.
Menurut Gagne (Dimyati dkk,2010:10) menyatakan bahwa
“belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Hasil belajar berupa
kabpabilitas. Setelah belajar orang memiliki keterampilan,
pengetahuan, sikap, dan nilai”
Selanjutnya menurut Sunaryo (Kokom,2013:2) menyatakan
bahwa “belajar merupakan suatu kegiatan dimana seseorang
membuat atau menghasilkan suatu perubahan tingkah laku yang
ada pada dirinya dalam pengetahuan, sikap, dan keterampilan”.
Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan
bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan
menggunakan pikiran dan tindakan oleh seseorang dan tidak bisa
terlepas dari diri manusia sejak lahir untuk belajar.
9
10
b. Pengertian hasil belajar
Ada banyak pendapat mengemukakan tentang pengertian
hasil belajar.
Menurut Djamarah (2010:105) menyatakan bahwa :“Suatu
proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil, setiap guru
memiliki pandangan masing-masing sejalan dengan filsafatnya”.
Menurut Hamalik (2011:33) menyatakan bahwa :
Hasil belajar dalam kelas harus dapat dilaksanakan kedalam situasi diluar sekolah. Dengan kata lain, murid dapat mentransfer hasil belajar itu ke dalam situasi-situasi yang sesungguhnya didalam masyarakat”.
Sedangkan menurut Sudjana (2010:3) menyatakan bahwa:
Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku seperti telah dijelaskan dimuka. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup kornitif, afektif, dan psikomotoris”.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas maka dapat
disimpulkan mengenai hasil belajar yaitu memberikan interpretensi
yang berbeda tentang prestasi belajar sesuai dari sudut pandang
mereka melihatnya. Namun secara umum mereka sepakat bahwa
hasil belajar adalah “hasil” dari suatu kegiatan.
11
c. Pengertian Matematika
Matematika menurut Leave’s, ( Andika 2013:35) adalah
“Matematika adalah bahasa khusus yang menggunakan angka-
angka dan simbol-simbol untuk mempelajari hubungan antara
kuantitas”.
Menurut Nasution, (Andika 2013:35) bahwa pelajaran
Matematika berasal dari bahasa Yunani “ Matheir” atau
“Mathenein” artinya “mempelajari”, namun diduga kata itu ada
hubungannya dengan kata sanserkerta “Medha” atau “Widya” yang
artinya “kepandaian” atau “Intelegensi”.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa
Matematika merupakan mata pelajaran yang bersifat abstrak,
sehingga dituntut kemauan guru untuk dapat mengupayakan
metode yang tepat sesuai dengan tingkat perkembangan mental
peserta didik. Maka dari itu diperlukan media yang tepat agar
membantu peserta didik untuk mencapai kompetensi dasar dan
indikator pembelajaran.
12
2. Media Pembelajaran
a. Pengertian media pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara
harfiah berarti: tengah, perantara, atau pengantar. Dalam bahasa
arab media adalah perantara ... atau pengantar pesan dari pengirim
kepada penerima pesan. Garden dan Ely(1971) Rodthatul Jennah
(2009 : 1) mengatakan bahwa “ media apabila dipahami secara
garis besar adalah manusia materi, atau kejadian yang
membangun”.
Menurut Arsyad (2011 :3/4) menyatakan bahwa :
Dengan istilah mediator media menunjukkan fungsi atau perannya, yang mengatur hubungan yang efektif antara 2 pihak utama dalam proses belajar –siswa dan isi pelajaran. Disamping itu , mediator dapat pula mencerminkan pengertian bahwa setiap sistem pembelajaran yang melakukan peran mediasi, mulai dari guru sampai kepada peralatan paling canggih, dapat disebut media. Ringkasnya, media adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pembelajaran.
Sedangkan menurut Djamarah (2010:136) menyatakan
bahwa :
Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghardirkan media sebagai perantara.
13
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat di tarik
kesimpulan bahwa pengertian media merupakan sesuatu yang
bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran,
perasaan, dan kemauan audien (peserta didik) sehingga dapat
mendorong terjadinya proses belajar mengajar pada dirinya.
Penggunaan media secara kreatif akan memungkinkan audien
(peserta didik) untuk belajar lebih baik dan dapat meningkatkan
performan mereka sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
b. Fungsi Media pembelajaran
Menurut Jennah (2009 : 17) menyatakan bahwa :
Fungsi utama media pembelajaran adalah untuk tujuan intruksional, dimana informasi terdapat dalam media harus melibatkan siswa baik dalam bentuk mental maupun dalam bentuk aktifitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi.
Selanjutnya Jennah (2009 :18) menyatakan bahwa:
Penggunaan media pembelajaran pada kegiatan pembelajaran akan sangat membantu kefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan isi pelajaran, di samping membangkitkan motivasi dan minat belajar, media pembelajaran juga dapat membantu belajar meningkatkan pemahaman menyajikan data dengan menarik dan terpercaya memudahkan menafsirkan data,dan memadatkan informasi.
14
Sedangkan menurut Arsyad (2011 :21) menyatakan bahwa :
Media berfungsi untuk tujuan instruksi dimana informasi yang terdapat dalam media itu harus melibat siswa baik dalam benak atau mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata sihingga pembelajaran dapat terjadi
Berdasarkan pendapat diatas maka fungsi media
pembelajaran adalah media yang dapat membantu seseorang guru
menjelaskan materi yang akan disampaikan atau pun yang akan
diajarkannya terhadap peserta didik dan dapat meningkatkan
aktivitas dan meningkatkan hasil belajar peserta didik.
c. Manfaat Media Pembelajaran
Menurut Hamalik (Arsyad 2011:15 ) menyatakan bahwa :
Bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Selanjutnya menurut Sudjana & Rivai (1992:2) (Jennah
2009 : 25) menyatakan bahwa manfaat media pengajaran dalam
proses belajar pelajaran/peserta didik yaitu:
1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian pelajar sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.
2. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh pelajar dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran.
15
3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata berkomunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh pembelajar, sehingga pelajar tidak bosan dan pembelajar tidak kehabisan.
4. Pelajar dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendngarkan uraian pembelajar, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.
Sedangkan menurut Arsyad (2011:21/23) menyatakan
bahwa manfaat media pembelajaran sebagai berikut .
1. Penyampaian pelajaran menjadi lebih baik. Setiap pelajar yang melihat atau mendengar penyajian melalui media menerima pesan yang sama. Meskipun para guru menafsirkan isi pelajaran dengan cara yang berbeda-beda, dengan menggunkan media ragam hasil tafsiran itu dapat dikurangi sehingga informasi yang sama dapat disampaikan kepada siswa sebagai landasan untuk pengkajian, latihan, dan aplikasi lebih lanjut .
2. Pembelajaran bisa lebih menarik. Media dapat diasosiasikan sebagai penarik perhatian dan membuat siswa tetap terjaga dan memperhatikan. Kejelasan dan keruntutan pesan, daya tarik image yang berubah-rubah, penggunaan efek khusus yang dapat menimbulkan keingintahuan menyebabkan siswa tertawa dan berfikir, yang semuanya menunjukkan bahwa media memiliki aspek motivasi dan meningkatkan minat.
3. Pembelajaran media lebih interaktif dengan diterapkannya teori belajar dan prinsip-prinsip psikologis yang diterima dalam hal partisipasi siswa, umpan balik, dan penguatan.
4. Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat karena kebanyakan media hanya memerlukan waktu singkat untuk mengantarkan pesan-pesan dan isi pelajaran dalam jumlah yang cukup banyak dan kemungkinannya dapat diserap oleh siswa.
16
Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran sangat membantu untuk menunjang proses pembelajaran
agar lebih membuat seluruh peserta didik ikut aktif dalam proses
pembelajaran. Dan juga dalam pembelajaran akan lebih jelas sehingga
peserta didik menguasai yang diajarkan oleh seorang guru.
3. Media Konkret
a. Pengertian media konkret
Menurut Munadi ( Yanti 2013)menyatakan bahwa :
Media konkret adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif di mana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif. Menurut Jufry ( 2011 :18 Mei 2014 ) menyatakan bahwa :
Benda nyata (real thing) merupakan alat bantu yang paling mudah penggunaannya, karena kita tidak perli membuat persiapan selain langsung menggunakannya. Yang dimaksud dengan benda nyata sebagai media adalah penyimpanan informasi yang berupa benda atau subjek yang sebenarnnya atau asli dan tidak mengalami perubahan yang berarti. Sedangkan menurut Jennah ( 2009 : 80 ) menyatakan bahwa :
Benda-benda nyata dapat memegang peran penting dalam upaya memperbaiki proses pembelajaran. Menggunakan benda-benda nyata atau makhluk hidup dalam pembelajaran seringkali paling baik, dalam menampilkan benda – benda nyata tentang ukuran, suara, gerak-gerik, permukaan, bobot badan, bau serta manfaatnya Berdasarkan pendapat diatas maka dapat diambil kesimpulan
bahwa media konkret adalah suatu media yang dapat digunakan dalam
17
suatu pembelajaran yang nyata terhadap peserta didik dan bisa juga
menarik perhatian peserta didik untuk aktif dalam mengikuti
pembelajaran.
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, konkret berarti nyata
atau dapat dibuktikan. Dalam pengertiannya media benda konkret
sama dengan benda asli, yaitu benda nyata yang bisa dibuktikan. Jadi
media konkret adalah media pembelajaran yang berasal dari benda-
benda nyata yang banyak dikenal peserta didik dan mudah didapatkan
yang dapat menjadi perantara menyampaikan pesan pembelajaran dari
guru peserta didik.
b. Manfaat Media Konkret
Penggunaan media konkret dalam proses pembelajaran
membawa dampak yang sangat luas terhadap pola pembelajaran
tingkat sekolah dasar. Manfaat media konkret sebagai berikut :
1) Memudahkan peserta didik membangun struktur kognitif
dalam membentuk konsep.
2) Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran
agar sesuai dengan program yang sudah ditetapkan.
3) Mengefektifitaskan proses pembelajaran
4) Meningkatkan interaksi antara guru dengan peserta didik.
5) Menarik perhatian dan melatih keterampilan peserta didik
dalam menggunakan media sehingga dapat meningkatkan
hasil belajar.
18
6) Memberikan pengalaman nyata dan mudah diingat oleh
peserta didik.
c. Kelebihan dan Kelemahan Media Konkret
1) Kelebihan media konkret sebagai berikut :
a) Memiliki objektifitas yang tinggi
b) Mudah berinteraksi dengan peserta didik melalui segenap
panca indra.
c) Memudahkan peserta didik dalam pemahaman konsep
setiap materi pembelajaran.
d) Dapat dimanipulasi sesuai dengan kebutuhan, situasi dan
kondisi.
2) Kelemahan media konkret sebagai berikut :
a) Sangat merepotkan guru dalam proses persiapan
pembelajaran.
b) Kadangkala ada media konkret yang sangat menarik
perhatian peserta didik sehingga dapat memunculkan
potensi kegaduhan peserta didik di kelas akan meningkat.
Sehingga banyak waktu tersita bukan untuk tujuan yang ada
kaitannya dengan materi.
Sudah jelas kita ketahui bahwa media konkret sangat
berpengaruh dalam proses belajar mengajar. Sebab dalam bidang studi
matematika untuk semua tingkat sekolah dianggap sebagai mata
pelajaran yang sulit untuk dipahami oleh peserta didik. Maka dari itu
19
perlu adanya kesadaran seorang guru untuk melakukan pemikiran
untuk mencari cara yang baik dalam pembelajaran tersebut. Agar dapat
meningkatkan keaktifitasan peserta didik dalam pembelajaran
matematika.
d. Peran media konkret sedotan terhadap hasil belajar Matematika
Menurut Marvin (2010 :18 Mei 2014“ Sedotan adalah
sebuah tabung yang dimaksudkan untuk mentrasfer minuman dari
wadah kemulut peminum, dengan penerapan kekuatan mengisap”.
Adapun sedotan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sedotan biasa (sedotan yang berbentuk lurus dan panjang).
Dalam Sunandar ( 2012 :18 Mei 2014) Kelebihan dan kekurangan
media konkret sedotan yaitu sebagai berikut:
a. Kelebihan
1. Membantu guru untuk menyampaikan materi pembelajaran
dengan lebih menarik
2. Membantu guru untuk bisa menyampaikan suatu konsep
pembelajaran yang abstrak menjadi sebuah situasi yang
nyata
3. Memantapkan pengetahuan siswa dalam memahami nilai
tempat suatu bilangan
4. Membantu siswa untuk menyelesaikan masalah operasi
hitung dengan cara yang sistematis
20
b. Kelemahan :
1. Kelemahan media sedotan yaitu tidak bisa digunakan dalam
pembelajaran operasi hitung yang melibatkan bilangan
negatif maupun desimal
e. Langkah-langkah Pembelajaran Menggunakan media konkret
sedotan
1. Langkah-langkah pembelajaran pada menggunakan media
konkret.
a. Mempersiapkan media konkret sedotan dengan warna
yaitu merah dan kuning
b. Memotong sedotan yang kcil menggunakan gunting
menjadi 3 bagian yang sama panjang.
c. Sedotan yang sudah dipotong kemudian dikumpulkan
sebanyak 10 potongan yang berwarna merah diikat
dengan isulasi menjadi satu ikatan untuk dijadikan
puluhan dan yang berwarna kuning tidak perli diikat
karna akan dijadikan satuan
d. Guru harus mempersiapkan 280 ikat sedotan warna
merah dijadikan puluhan dan 280 warna kunimg yang
dijadikan satuan. Dimana nanti setiap ikatan akan
dibagikan kepada peserta didik.
e. Guru membagikan sedotan kepada peserta didik
21
f. Guru menetapkan aturan dalam penggunaan media
konkret sedotan yaitu:
1. Sedotan yang berwarna merah ditempatkan sebagai
nilai puluhan
2. Sedotan yang berwarna kuning ditempatkan
sebagai nilai tempat satuan
g. Guru menjelaskan materi tentang penjumlahan serta
memperagakan cara penggunaan media pembelajaran
sedotan
h. Membagikan soal tes kepada peserta didik.
i. Guru mengamati peserta didik dalam proses pembelajaran
menggunakan media konkret sedotan
Berdasarkan pendapat diatas tentang langkah-langkah
penggunaan media konkret sedotan maka dapat disimpulkan bahwa
perlu adanya persiapan yang matang sebelum melakukan
pembelajaran dengan menggunakan media sedotan agar lebih bisa
menarik perhatian peserta didik.
22
f. Pengertian penjumlahan tanpa teknik menyimpan.
Heruman (2008:7) menyatakan bahwa :
Penjumlahan tanpa teknik menyimpan bukanlah termasuk topik yang sulit diajarkan di Sekolah Dasar. Akan tetapi, dalam mengajarkan topik tersebut guru harus menggunakan media pembelajaran yang benar, agar siswa dapat membangun dan menemukan sendiri teknik penyelesaiannya”.
Selanjutnya menurut Heruman (2008 :7) menyatakan bahwa :
“Penanaman konsep dilakukan melalui alat peraga yang
sederhana, tetapi tepat pada sasaran sehingga konsep tersebut
akan lebih cepat dipahami dan dimengerti oleh siswa”
Berdasarkan pendapat di atas makaperlu adanya suatu media
dalam proses pembelajaran penjumlahan tanpa menyinmpan agar
peserta didik dapat ikut aktif dalam proses pembelajaran tersebut.
B. Penelitian yang relevan
Menurut Anggreana (2014 :84) menyatakan dalam kesimpulan
skripsinya :
1. Aktivitas dari peserta didik yang menggunakan media konkret terlihat
mengalami perkembangan yang lebih baik, dimana pada siklus I rata-
rata aktivitas dari peserta didik 3,5 dengan kategori baik. Dan pada
siklus II rata-rata aktivitas dari peserta didik 4 dengan kategori sangat
baik.
2. Ada peningkatan hasil belajar peserta didik setalh menggunkan media
benda konkret dimana sebelum menggunakan media konkret hasil
23
belajar peserta didik dari 21 orang peserta didik hanya 8 orang yang
tuntas dengan persentase 38,09%. Setelah dilakukan pembelajaran
dengan menggunakan media konkret terlihat hasil belajar peserta didik
pada siklus I nilai rata-rata 65 dan ketuntasan 61,91%. Siklus II hasil
belajar peserta didik rata-rata 79 dan ketuntasan klasikal 90,47% yang
berarti yuntas secara klasikal.
Dengan demikian penerapan media konkret dalam pembelajaran
matematika, khususnya pada materi uang atau memecahkan masalah
yang berkaitan dengan uang dapat meningkatkan hasil belajar peserta
didik kelas III di SDN 6 Langkai Palangka Raya .
Sedangkan menurut Yanti (2013 :80/81) menyatakan dalam kesimpulan
skripsinya:
Hasil belajar peserta didik setelah menggunakan media konkret
berupa sedotan menunjukkan peningkatan dengan rata-rata hasil belajar
48,17 sedangkan persentase peserta didik yang memperoleh nilai lebih dari
atau sama dengan 60 yaitu 93,10%. Siklus sebelumnya perolehan rata-rata
hasil belajar yaitu 48,18% sedangkan persentase peserta didik yang
memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 60 yaitu 25,92% dengan
terdapat peningkatan nilai rata-rata sebesar 36,09% dan terdapatpersentase
peningkatan ketuntasan klasikal sebesar 67,81%.
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat
peningkatan hasil belajar matematika peserta didik kelas IIB setelah
pembelajaran menggunakan media konkret sedotan. Dari nilai rata-rata
24
hasil belajar peserta didik pada data awal dengan siklus I terdapat
peningkatan nilai rata-rata sebesar 18,57 dan peningkatan persentase hasil
belajarnya sebesar 36,14%. Dari nilai hasil belajar matematika peserta
didik pada siklus I dengan siklus II terdapat peningkatan sebesar 17,42 dan
peningkatan persentase hasil belajar peserta didik dan peningkatan
persentase hasil belajar peserta didik yaitu 31,04 %. Secara keseluruhan
peningkatan nilai rata-rata hasil belajar matematika peserta didik kelas IIB
yaitu 27,28 dan peningkat persentase hasil belajar peserta didik yaitu
51,66%.
Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
bahwa dengan menggunakan media konkret dapar meningkatkan aktivitas
atau pun peningkatan hasil belajar peserta didik yang lebih baik karena
media konkret yang nyata akan mempermudah seorang pendidik untuk
lebih berkreatifitas lagi dalam suatu pembelajaran atau pun dalam
membuat media yang akan digunakan dalam proses pembalajaran dan
disesuaikan dengan materi yang sudah ditentukan.
C. Kerangka Berfikir
Penggunaan media konkret merupakan salah satu penunjang
keberhasilan dalam menyampaikan materi pembelajaran, sebab dengan
adanya media konkret mampu merespon peserta didik dalam memahami
konsep-konsep materi yang akan disampaikan. Dalam hal ini media
konkret salah satu media yang mudah diterapkan oleh tenaga pendidik
sebab media konkret ini tidak akan terlalu sulit untuk menyampaikan
25
materi khususnya pada mata pelajaran matematika pada pokok bahasan
penjumlahan dua bilangan tanpa menyimpan. Media konkret yang
sederhana mampu untuk dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta
didik.
Pada penggunaan media konkret ini tenaga pendidik hanya
memerlukan beberapa ide untuk membuat media konkret ini sesuai dengan
materi yang diajarkan khususnya pada penjumlahan dua bilangan tanpa
menyimpan sehingga dapat mempermudah peserta didik memahami
tentang penjumlahan dua bilangan tanpa menyimpan
26
Dalam pembelajaran Matematika guru belum menggunakan media dalam pembelajaran penjumlahan dua bilangan tanpa menyimpan:
a. Kurangnya keaktifan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran matematika.
b. Guru masih banyak menggunakan metode ceramah.
c. Peserta didik merasa jenuh dan bosan dalam pembelajaran matematika
d. Hasil belajar Matematika peserta didik masih rendah
Bagaimana aktivitas
peserta didik pada
saat proses
pembelajaran
Dalam pembelajaran Matematika guru
menggunakan media konkret berupa
media sedotan:
Dalam pembelajaran Matematika dengan materi penjumlahan dua bilangan tanpa menyimpan: a. Aktivitas peserta didik cukup aktif
dalam proses pembelajaran b. Ada peningkatan pada hasil belajar
peserta didik terhadap penjumlahan dua bilangan tanpa menyimpan
Tindakan
Kondisi
Awal
Kondisi
Akhir
Gambar 1. Kerangka Berpikir
27
D. Hipotesis tindakan
Menurut Iskandar (Muspiqon 2012:46) menyatakan bahwa :
“hipotesis merupakan pernyataan yang masih harus diuji kebenarannya
secara empirik”. Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat dirumuskan
hipotesis tindakan ini yaitu :
1. Aktivitas belajar peserta didik pada saat pembelajaran penjumlahan
dua bilangan tanpa menyimpan dengan cara menggunakan media
konkret berupa media sedotan cukup aktif.
2. Ada peningkatan hasil belajar matematika dengan menggunakan media
konkret sedotan pada peserta didik SDN-3 Langkai Palangka Raya
Tahun Pelajaran 2014/2015.
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai
dengan bulan November tahun pelajaran 2014/2015.
2. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini dilakukan di SDN 3 Langkai Palangka
Raya yang terletak di jalan Temanggung Raya
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian tindakan kelas (PTK) yang bertujuan untuk melakukan
perbaikan-perbaikan terhadap sistem, isi, dan kompetensi atau situasi
pembelajaran dengan menguji cobakan suatu ide ke dalam praktik dan
situasi nyata dalam proses belajar mengajar di kelas dengan harapan
kegiatan tersebut dapat meningkatkan hasil proses belajar mengajar.
Menurut Arikunto (2012 :2/3) menyatakan bahwa :
1. Penelitian- menunjukkan pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
2. Tindakan- menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja
dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.
28
29
3. Kelas- dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lam dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula .
Sedangkan menurut Kunandar (2010 :41) menyatakan bahwa: “
Penelitian tindakan kelas PTK (Clasroom Action Research) memiliki
peranan yang sangat penting dan strategis untuk meningkatkan mutu
pembelajaran belajar apabila diimpementasikan dengan baik dan benar”.
Jenis penelitian ini melalui siklus, dimana masing-masing siklus
terdiri dari 4 tahapan, yaitu :
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan tindakan
3. Observasi
4. Refleksi
Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan penelitian
tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan untuk meningkatkan hasil
belajar peserta didik agar menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya.
30
C. Kehadiran dan Peran Peneliti
Pada penelitian ini kehadiran dan peran peneliti adalah sebagai
orang yang menyadari adanya permasalahan dalam proses belajar
mengajar di kelas. Pada penelitian ini peneliti melakukan kolaboratif
dengan pihak lain. Dimana peneliti akan berkolaborasi dengan guru selaku
pihak lain yang dijadikan sabagai mitra oleh peneliti. Adapun peran guru
sebagai pengamat. Hal ini diperlukan untuk mendukung objektivitas dari
hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan.
D. Subjek penelitian
Subjek penelitian yang peneliti ambil dalam proposal ini adalah
peserta didik yang berjumlah 30 orang
Tabel 1 Subjek Penelitian
No Kelas Sampel Penelitian
Jumlah Laki-laki Perempuan
1 IIa 17 11 28
2 IIb 19 10 29
36 21 57
Sumber : Data guru kelas II dan tata usaha SDN-3 Langkai Palangka Raya
Tetapi yang akan dilakukan penelitian disini terdapat pada kelas IIa
SDN-3 Langkai Palangka Raya .
31
E. Rancangan penelitian
Adapun rancangan dalam penelitian ini terdiri dari empat
komponen yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan
refleksi. Keempat komponen tersebut dipandang sebagai siklus
Adapun langkah-langkah siklus tindakan penelitiaan sebagai berikut :
32
Sumber : Buku Pedoman Skripsi UMP tahun 2013
Perencanaan
SIKLUS I Pelaksanaan
Tindakan
Refleksi
Observasi
Perencanaan
Pelaksanaan
Tindakan
SIKLUS II Refleksi
Observasi
Berhasil Belum Berhasil
Berhenti Siklus n
33
1. Siklus I
a. Perencanaan tindakan
Perencanaan yang dilakukan oleh peneliti sebelum
melaksanakan proses pembelajaran adalah sebagi berikut:
1. Merancang perencanaan dengan melihat pada pokok/sub pokok
bahasan yang sedang berlangsung dikelas IIauntuk bidang studi
matematika
2. Menyusun Rencana Pelaksanaan pembelajran.
3. Merencanakan pembuatan media konkret disesuaikan dengan
materi yang diajarkan
4. Sementara kegiatan pembelajaran berlangsung, dilakukan
pengamatan dengan menggunakan lembar pengamatan, dalam
kegiatan ini dilibatkan guru matematika dari kelas lain, pada akhir
pembelajaran dilakukan test, soal disesuaikan materi bahasan.
b. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan yang dilakukan oleh peneliti selama proses
pembelajaran pada siklus I adalah sebagai berikut:
Hari pertama
1. Memberikan salam pembuka dengan penuh perhatian kepada
peserta didik.
2. Mengkondisikan peserta didik agar situasi belajar menjadi
kondusif.
34
3. mengecek kehadiran peserta didik
4. Bertanya tentang hal-hal yang mengenai penjumlahan
5. Guru menunjukkan media sedotan
6. Guru bertanya tentang seputar media sedotan
7. Guru melibatkan secara aktif peserta didik dalam setiap
kegiatan pembelajaran menggunakan media sedotan
8. Guru menjelaskan tentang penjumlahan dua bilangan tanpa
menyimpan
9. Guru menjelaskan cara penggunaan media sedotan pada peserta
didik
10. Guru mempersilahkan beberapa peserta didik untuk
mempraktekkan penjumlahan dua bilangan tanpa menyimpan
dengan menggunakan media sedotan
11. Guru memberikan lembar kerja peserta didik
12. Guru memberikan kat-kata pujian kepada peserta didik atas
keaktifan dan kesungguhan dalam mengerjakan soal
13. Guru mengingatkan peserta didik untuk mempelajari materi
selanjutnya
14. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam
c. Observasi
Kegiatan ini bertujuan untuk mengamati peserta didik
mengikuti kegiatan pembelajaran penjumlahan dua bilangan tanpa
menyimpan mata pelajaran matematika. Observasi dilakukan untuk
35
mengamati kegiatan belajar peserta didik yang terdiri dari aspek
karakteristik minat, perhatian, konsentrasi, dan ketekunan. Sehingga
peneliti dapat mengetahui perkembangan yang terjadi pada peserta
didik selama proses pembelajaran berlangsung.
d. Refleksi
Refleksi dimaksud sebagai upaya untuk mengkaji apa yang
telah atau belum terjadi, apa yang dihasilkan, kenapa hal itu terjadi,
dan langkah apa yang perlu dilakukan selanjutnya. Hasil refleksi
digunakan untuk menetapkan langkah selanjutnya dalam upaya
menghasilkan perbaikan pada siklus II. Pada tahap ini dilakukan
analisis data yang telah diperoleh. Hasil analisis data yang ada
digunakan untuk melakukan evaluasi terhadap proses dan hasil yang
ingin dicapai.
2. Siklus II
Siklus II akan dilaksanakan jika hasil dari siklus I masih terdapat
kelemahan dalam pembelajaran matematika yang melalui media konkret
dan menekankan pada segi mana kelemahan siklus I sehingga
pembelajaran dapat mencapai indikator yang telah ditetapkan. Apabila
hasil dari siklus II belum maksimal atau belum mencapai standar yang
ditetapkan, maka akan dilanjutkan siklus yang berikutnya
36
F. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen
1. Teknik pengumpulan data
Dalam pelaksanaan pengumpulan data Penelitian ini peneliti
menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
a. Observasi
Menurut Zainal (2012:153) menyakan bahwa :
Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu.
Selanjutnya menurut Purwanto (2010:149) menyatakan bahwa
:“Observasi ialah metode atau cara-cara menganalisis dan
mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku
dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara
langsung”.
Sedangkan menurut Sudjana (2012:84) menyatakan bahwa:
Observasi atau pengamatan sebagai alat penilaian banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu atau pun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan.
37
Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan
bahwa observasi adalah suatu pengamatan yang dilakukan oleh
orang untuk mengetahui kondisi dan situasi yang telah terjadi
disuatu tempat yang tertentu. Karena dengan menggunakan
observasi seseorang akan mendapatkan data-data yang
diperlukannya untuk melakukan penelitian.
b. Tes
Menurut Anastasi, (Sudijono, 2012: 66) menyatakan bahwa :
Tes adalah alat pengukur yang mempunyai standar yang obyektif sehingga dapat digunakan secara meluas, serta dapat betul-betul digunakan untuk mengukur dan membandingkan keadaan psikis atau tingkah laku individu.
Menurut Goodenough, (Sudijono:66/67) menyatakan “Tes
adalah suatu tugas atau serangkaian tugas yang diberikan kepada
individu atau sekelompok individu, dengan maksud untuk
membandingkan kecakapan mereka, satu dengan yang lain”.
Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa
tes adalah untuk menguji kemampuan seseorang dengan memberikan
tugas atau pun tanya jawab terhadap peserta didik.
38
2. Instrumen pengumpulan data
Instrumen merupakan alat bantu yang digunakan oleh peneliti
dalam proses pengumpulan data. Instrument yang digunakan dalam
penelitian ini adalah tes tertulis.
a. Lembar Observasi
Observasi digunakan untuk mengamati aktivitas guru dan
peserta didik dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas.
Adapun kisi-kisi lembar observasi sebagai berikut:
Tabel 2 Kisi – kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru
Pengamatan Skor
1 2 3 4 A. Persiapan
1. Skenario pembelajaran/ perencanaan pembelajaran
2. Penyiapan alat/media pembelajaran
3. Penampilan penyaji
B. Penyajian
PENDAHULUAN
1. Pemeriksaan kehadiran peserta didik
2. Pengungkapan tujuan
3. Pemberian motivasi pembelajaran yang menarik berkaitan dengan tujuan pembelajaran
4. Penjelasan alur pelaksanaan pembelajaran
KEGIATAN POKOK
5. Penjelasan tentang penjumlahan dua bialang tanpa menyimpan.
6. Penggunaan alat/media pembelajaran
7. Menyuruh peserta didik bertanya
8. Pemberian bimbingan kepada peserta didik
39
Lanjutan Tabel 2 Kisi – kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru
PENUTUP
9. Penggunaan sistem penilaian
10. Pemberian tindak lanjut
Keterangan : A = 4,0 Sangat Baik B =3,0 -3,9 Baik C =2,0 - 2,9 Cukup baik D =1,0 – 1,9 Kurang baik
Tabel 3 Kisi –kisi Observasi Terhadap Aktivitas Peserta Didik
Ciri perilaku Peserta Didik dalam Melaksanakan Kegiatan Belajar
Skor 1 2 3 4
1. Mendengarkan / memperhatikan penjelasan guru 2. Bertanya kepada pendidik atau peserta didik yang
lain
3. Mengajukan pendapat atau komentar kepada pendidik atau kepada peserta didik yang lain
4. Diskusi dengan bertanya kepada guru 5. Mengerjakan tugas yang diberikan oleh
pendidikan
6. Memanfaatkan sumber belajar yang ada 7. Menilai dan memperbaiki pekerjaannya 8. Membuat simpulan sendiri tentang pembelajaran
yang diterimanya.
9. Dapat menjawab pertanyaan pendidik dengan tepat saat berlngsung KBM
10. Memberikan contoh dengan benar 11. Dapat memecahkan masalah dengan tepat 12. bekerja dengan menggunakan alat perlengkapan
tulis lengkap
13. Dapat bekerja sama dan berhubungan dengan peserta didik lain
14. Menyenangkan dalam KBM 15. Dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh
pendidik pada akhir pembelajaran
40
Keterangan : A = 4,0 Sangat baik B =3,0 – 3,9 Baik C =2,0 -2,9 Cukup baik D =1,0 -1,9 Kurang baik
b. Tes
Teknik tes dilakukan untuk mengukur tingkat penguasaan
dan kemampuan peserta didik secara individual dalam cakupan dan
ilmu pengetahuan yang telah diberikan oleh guru. Tes ini diberikan
sebelum ada tindakan dan pada saat tindakan pembelajaran siklus I
dan II selesai. Adapun tes yang diberikan sebelum penelitian
tindakan kelas untuk mengetahui sejauh mana pemahaman peserta
didik tentang materi penjumlahan dua bilangan tanpa menyimpan.
Sedangkan tes yang diberikan pada saat pembelajaran siklus I.
Untuk mengetahui sejauh mana pemahaman peserta didik tentang
materi dengan menggunakan media konkret majalah dinding pada
siklus I. Adapun kisi-kisi tes sebagai berikut:
Tabel 4
Kisi-kisi soal tes matematika
N0
Standar
komptensi
Kompetensi
dasar
Indikator Nomor Soal
Jumlah Soal
Melakukan
penjumlahan dan
pengurangan
bilangan sampai
500
Menjumlahkan
dua bilangan
tanpa menyimpan
Melakukan
penjumlahan dua
bilangan tanpa
menyimpan
1,2,3,4,5,6,7,8,9, 10
10
Buku Gemar Matematika kelas II untuk SD / MI kelas II, penerbit Aneka Ilmu
41
c. Uji validitas isi
Menurut Sukardi (2009 :123) menyatakan bahwa :
Validitas isi ialah derajat dimana sebuah tes mengukur cakupan substansi yang ingin diukur. Validitas isi juga mempunyai peran yang sangat penting untuk tes pencapaian atau achievement.Validitas pada umumnya ditentukan melalui pertimbangan menunjukkan secara pasti.
Selanjutnya menurut Sukardi (2009 :123) menyatakan
bahwa “Para ahli , pertama diminta untuk mengamati secara cermat
semua sistem dalam tes yang hendak divaliditasi. Kemudian
mereka diminta untuk mengoreksi semua item-item yang telah
dibuat”
Adapun para ahli dalam melakukan uji validitas isi ini
peneliti menunjuk 2 orang dosensebagai validator untuk melakukan
uji validator isi tes.
Menurut Sukardi (2009:122) menyatakan bahwa: “Validitas
suatu instrumen penelitian, tidak lain adalah derajat yang
menunjukan dimana suatu tes mengukur apa yang hendak diukur”.
Hal tersebut sependapat dengan Sugiyono (2008:267) menyatakan
bahwa “Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang
terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan
oleh peneliti”.
42
Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa
validitas isi adalah suata yang digunakan untuk mengukur sesuatu
yang hendak diuji suatu ketepatannya maka diperlukan suatu uji
coba validitas terlebih dahulu.
G. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini adalah untuk menjawab rumusan
masalah yang ada. Adapun data analisisnya yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan data Kualitatif dan Kuantitatif.
Yaitu untuk mengetahui ada tidak peningkatan hasil belajar peserta didik
SDN-3 Langkai Palangka raya. Adapun Rumus yang digunakan (Aulia
Ade Putri, 2013:34/35).
a. Menghitung Presentase Ketuntasan Belajar Beserta didik secara
Klasikal, di mana indikator ketuntasan belajar yang ditentukan
yakni 60 dengan rumus:
TB =����
�x100%
Keterangan:
Σ� ≥ 60 = Jumlah peserta didik yang mendapat nilai lebih besar
dari atau sama dengan 60.
N = Banyak peserta didik
100% = Bilangan tetap
TB = Ketuntasan Belajar
43
b. Menghitung peningkatan hasil belajar peserta didik dengan rumus:
GainN������������–�����������
����� ����� �� ������������
Tabel 5 Nilai N – Gain Ternormalisasi dan Klasifikasi
N – Gain Ternormalisasi Klasifikasi GainN 70,0 Tinggi
70,030,0 GainN Sedang
30,0GainN Rendah
H. Indikator keberhasilan penelitian
Untuk melihat tingkat keberhasilan dari penelitian ini dengan indikator
keberhasilan penelitian sebagai berikut:
1. Aktivitas belajar setiap peserta didik secara individual dapat mencapai
skor yaitu 45
2. Tingkat ketercapaian ketuntasan aktivitas belajar peserta didik secara
klasikalnya 85% mendapatkanskor diatas 45
3. Hasil belajar Matematika peserta didik mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yaitu 60
4. Tingkat ketercapaian ketuntasan hasil belajar peserta didk secara
klasikalnya 85% mendapatkan skor diatas 60
44
I. Jadwal penelitian
Adapun jadwal penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan
bulan Desember 2014 dengan pelaksanaan sebagai berikut:
Tabel 6 Rincian Perencanaan Pelaksanaan Penelitian
Kegiatan Juli Agustus September Oktober November Desember 1 2 3 4 1 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
A. Tahap Persiapan
1 Penyusunan Proposal
x x x
2 Seminar Proposal
x
3 Revisi Proposal
x x
B. Pelaksanaan Penelitian
1 Pembimbingan
x x x
2 Melakukan Penelitian Lapangan
x x
3 Menganalisis Data
x x x
C. Pelaporan Hasil Penelitian
1 Penyusunan Skripsi
x x
2 Ujian Skripsi x 3 Revisi Skripsi x x
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Data Awal
Berdasarkan tes uji kompetensi Matematika pada pokok bahasan
penjumlahan dua bilangan tanpa menyimpan yang dilaksanakanpada hari
senin 22 September 2014, dimana dilakukan tes pra tindakan yang
bertujuan untuk mengetahui penguasaan peserta didik dalam materi
penjumlahan dua bilangan tanpa menyimpan yang dijadikan topik
pembahasan sebelum penelitian tindakan kelas dilaksanakan. Dimana
didalam proses pembelajarannya dilaksanakan secara konvensional dan
belum menggunakan media sedotan. Ternyata hasilnya kurang
memuaskan, padahal guru sudah berupaya semaksimal mungkin
menjelaskan materi tersebut kepada peserta didik.
Tabel 7 Data Tes Pra Tindakan Sebelum Penelitian Tindakan Kelas
No Kode Peserta Didik Nilai KKM Kategori
1 KI 20 60 TT 2 SI 60 60 T 3 AL 50 60 TT 4 AR 60 60 T 5 ABS 40 60 TT 6 DAP 50 60 TT 7 F 40 60 TT 8 FS 50 60 TT 9 GSA 30 60 TT 10 GF 30 60 TT 11 IM 60 60 T 12 IR 40 60 TT 13 JAF 40 60 TT
45
46
Lanjutan Tabel 7 Data Tes Pra Tindakan Sebelum Penelitian Tindakan Kelas
14 MA 60 60 T 15 M.AR 40 60 TT 16 NU 40 60 TT 17 PS 50 60 TT 18 RK 60 60 T 19 RD 60 60 T 20 R 40 60 TT 21 SB 30 60 TT 22 WA 45 60 TT 23 WIS 40 60 TT 24 YP 60 60 T 25 AH 30 60 TT 26 KS 60 60 T 27 RF 40 60 TT 28 VZZ 30 60 TT Jumlah 1230 Sangat Kurang
Tercapai Rata –rata 43,92 Ketuntasan 28,57%
Presentase ketuntasan belajar peserta didik secara klasikal
TB =����
��100%
= �
���100%
= 28,57 % (sangat kurang tercapai)
Berdasarkan hasil tabel pra tindakan dapat terlihat bahwa hasil
belajar peserta didik kelas IIa SDN-3 Langkai Palangka Raya dengan
ketuntasan secara klasikal sebesar 28,57 % termasuk dalam kriteria
sangat kurang tercapai. Jadi, dapat diketahui tingkat ketercapaian
keberhasilan pembelajaran belum memenuhi syarat ketuntasan belajar
secara klasikal yaitu 85%.
47
2. Deskripsi Data Siklus I
a. Perencanaan Siklus I
Pada tahap perencanaan ini peneliti menyusun rencana
pembelajaran siklus I meliputi standar kompetensi, kompetensi dasar,
indikator dan tujuan pembelajaran serta menyiapkan tes (pre-test dan
post-test) untuk pemebelajaran siklus I dalam pembelajaran
penjumlahan dua bilangan tanpa menyimpan dengan menggunakan
media konkret sedotan. Lembar pengamatan aktivitas peserta guru dan
peserta didik pada saat pembelajaran yang digunakan untuk menilai
aktivitas belajar dalam pemebalajaran Matematika.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini guru harus menjelaskan rencana kegiatan
melaksanakan pembelajaran yang telah dibuat berdasarkan rencana
pembelajaran. Pada tahap ini pelaksanaan tindakan pembelajaran
siklus I adalah sebagai berikut :
48
Tabel 8 Perencanaan Pelaksanaan Tindakan
Tahapan Aktivitas guru Aktivitas peserta didik Waktu
Kegiatan Awal
1. Mengucapkan Salam 2. Mengkondisikan Kelas 3. Meminta peserta didik
untuk berdo’a 4. Mengecek kehadiran
peserta didik 5. Guru bertanya tentang
hal-hal yang mengenai penjumlahan
1. Menjawab salam 2. Kelas terkondisi 3. Peserta didik berdo’a
bersama 4. Peserta didik
menjawab saat di cek kehadirannya
5. Peserta didik menjwab hal-hal yang mengenai penjumlahan
10 menit
Kegiatan Inti
1. Guru menunjukkan media sedotan
2. Guru bertanya tentang seputar media sedotan
3. Guru melibatkan secara aktif peserta didik dalam setiap kegiatan pembelajaran menggunakan media sedotan
4. Guru menjelaskan tentang penjumlahan dua bilangan tanpa menyimpan
5. Guru menjelaskan cara penggunaan media sedotan pada peserta didik
6. Guru mempersilahkan beberapa peserta didik untuk mempraktekkan penjumlahan dua bilangan tanpa menyimpan dengan menggunakan media sedotan
7. Guru memberikan lembar kerja peserta didik
1. Peserta didik memperhatikan tentang media sedotan
2. Peserta didik menjawab apa saja seputar media sedotan
3. Peserta didik ikut aktif dalam setiap pembelajaran dengan menggunakan media sedotan
4. Peserta didik menerima penjelasan dari guru tentang penjumlahan dua bilangan tanpa menyimpan
5. Peserta didik menerima penjelasan tentang cara penggunaan media sedeotan
6. Peserta didik beberapa maju kedepan untuk memepraktekkan penjumlahan dua bilangantanpa menyimpan dengan menggunakan media sedotan
90 menit
Lanjutan Tabel 8
49
Perencanaan Pelaksanaan Tindakan
7. Peserta didik menrima soal yang diberikan dan langsung mengerjakannya
Kegiatan Penutup
1. Guru memberikan kata-kata pujian kepada peserta didik atas keaktivfan dan kesungguhan dalam mengerjakan soal
2. Guru mengingatkan peserta didik untuk mempelajari materi selanjutnya
3. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam
1. Peserta didik mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru
2. Peserta didik mendengarkan pesan untuk mempelajari materi selanjutnya.
3. Menjawab
5 Menit
c. Pengamatan
Pengamatan ini untuk melihat hasil aktvitas guru dan peserta
didik. Adapun hasil penelitian dalam siklus I ini terhadap dua
pengamat yaitu guru dan mahasiswa yang dicatat dalam lembar
pengamatan aktivitas guru dan peserta didik pada saat pembelajaran
matematika dalam materi penjumlahan dua bilangan tanpa menyimpan
dengan lembar pengamatan yang dibuat. Adapun hasil pengamatan
pada siklus I dapat dilihat dan diperoleh sebagai berikut :
50
1) Data Situasi Belajar Mengajar
Tabel 9 Kisi – kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru dalam siklus I
No Aktivitas Guru P - 1 P – 2 R Kategori 1 Skenarrio
pembelajaran / perencanaan
2 3 2,5 Cukup
2 Penyiapan Alat / media pembelajaran
3 3 3 Baik
3 Penampilan penyaji 3 3 3 Baik
4 Pemeriksaan kehadiran peserta didk
2 3 2,5 Cukup
5 Pengungkapan tujuan 2 3 2,5 Cukup
6 Pemberian motivasi pembelajaran yang menarik berkaitan dengan tujuan pembelajaran
3 3 3 Baik
7 Penjelasan alur pelaksanaan pembelajaran
3 3 3 Baik
8 Penjelasan tentang penjumlahan dua bilangan tanpa menyimpan
3 3 3 Baik
9 Penggunaan alat /media pembelajaran
3 3 3 Baik
10 Menyuruh peserta didik bertanya
2 3 2,5 Cukup
11 Pemberian bimbingan kepada peserta didik
3 3 3 Baik
12 Pengggunaan sistem penilaian
3 3 3 Baik
13 Pemberian tindak lanjut
3 3 3 Baik
Jumlah 35 39 37
Rata 2,69 3 2,84
Cukup
51
Keterangan A = 4,0 = Sangat baik B = 3,0 – 3,9 = Baik C = 2,0 – 2,9 = Cukup baik D = 1,0 -1,9 = Kurang baik
Berdasarkan tabel diatas maka rata-rata aktivitas guru dapat
diketahui dengan nilai 2,84dapat dikategori dengan cukup.
Tabel 10 Kisi – Kisi Observasi Terhadap Aktivitas Peserta Didik Dalam
Siklus I
No Aktivitas yang diamati P – 1
P - 2 R Kategori
1 Mendengarkan / memperhatikan penjelasan guru
3 3 3 Baik
2 Bertanya kepada pendidik atau peserta didik yang lain
3 3 3 Baik
3 Mengajukan pendapat atau komentar kepada pendidik atau kepada peserta didik yang lain
3 3 3 Baik
4 Diskusi dengan bertanya kepada guru
3 3 3 Baik
5 Mengerjakan tugas yang diberikan oleh pendidik
3 3 3 Baik
6 Memanfaatkan sumber belajar yang
3 4 3,5 Baik
7 Menilai dan memperbaiki pekerjaannya
3 3 3 Baik
8 Membuat sendiri tentang pembelajaran yang diterimanya
3 3 3 Baik
9 Dapat menjawab pertanyaan pendidik dengan tepat saat berlangsung KBM
3 3 3 Baik
10 Memberikan contoh dengan benar
3 3 3 Baik
11 Dapat memecahkan masalah dengan tepat
3 3 3 Baik
52
Lanjutan Tabel 10 Kisi – Kisi Observasi Terhadap Aktivitas Peserta Didik Dalam
Siklus I
12 Bekerja dengan menggunakan alat perlengkapan tulis lengkap
3 3 3 Baik
13 Dapat bekerja sama dan berhubungan dengan peserta didik lain
3 3 3 Baik
14 Menyenangkan dalam KBM 3 3 3 Baik
15 Dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh pendidik pada akhir pembelajaran
3 3 3 Baik
Jumlah 45 46 45,5 Rata-rata 3 3,06 3,03 Baik
Keterangan : A = 4,0 = Sangat baik B = 3,0 – 3,9 = Baik C = 2,0 – 2,9 = Cukup Baik D = 1,0 – 1,9 = Kurang Baik
Berdasarkan tabel 9 di atas, aktivitas peserta didik
diketahui dengan nilai rata-rata 3,03 dengan kategori baik.
Tabel 11 Data Hasil Observasi Terhadap Aktivitas peserta didik secara
Individu pada Siklus I
No Nama Peserta Didik
P – 1 P -2 R Kategori
1 KI 30 30 30 TT 2 SI 35 35 35 TT 3 AL 36 36 45 T 4 AR 30 30 30 TT 5 ABS 45 45 45 T 6 DAP 45 45 45 T 7 F 35 35 35 TT 8 FS 30 30 30 TT 9 GSA 45 45 45 T 10 GF 30 30 30 TT 11 IM 45 45 45 T 12 IR 45 45 45 T 13 JAF 45 45 45 T
53
Lanjutan Tabel 11 Data Hasil Observasi Terhadap Aktivitas peserta didik secara
Individu pada Siklus I 14 MA 45 45 45 T 15 M.AR 30 30 30 TT 16 NU 45 45 45 T 17 PS 45 45 45 T 18 RK 45 45 45 T 19 RD 30 30 30 TT 20 R 30 30 30 TT 21 SB 45 45 45 T 22 WA 30 30 30 TT 23 WIS 45 45 45 T 24 YP 30 30 30 TT 25 AH 45 45 45 T 26 KS 30 30 30 TT 27 RF 45 45 45 T 28 ZVV 45 45 45 T
Jumlah 1075 Kurang Tercapai
TB = �����
���100%
= ��
���100%
= 57, 14 % ( kurang tercapai )
Berdasarkan hasil aktivitas peserta didik persentase 57,14
%. Dengan demikian aspek aktivitas peserta dapat dikategorikan
cukup baik namun belum mencapai ketuntasan secara klasikal
yaitu 85 %
2) Data Hasil Belajar Siklus I
Data hasil belajar diperoleh dari tes yang dilakukan setelah
selesai pelaksanaan kegiatan penelitian tindakan kelas siklus I.
Soal yang diberikan sama dengan soal pada saat melakukan pra
54
tindakan yang berjumlah sepuluh butir soal. Data tersebut disajikan
dalam tabel 11.
Tabel 12
Data Hasil Post test Siklus I
No Kode peserta didik
Nilai Awal tes
Keterangan Nilai Siklus I
Keterangan
T TT
1 KI 20 Meningkat 30 50 2 SI 60 Meningkat 30 90 3 AL 40 Meningkat 10 50 4 AR 60 Meningkat 20 80 5 ABS 40 Meningkat 40 80 6 DAP 50 Meningkat 40 90 7 F 40 Meningkat 30 70 8 FS 50 Tidak
Meningkat 50
9 GSA 30 Meningkat 20 50 10 GF 30 Meningkat 30 60 11 IM 60 Tidak
Meningkat 60
12 IR 40 Meningkat 20 60 13 JAF 40 Meningkat 30 70 14 MA 60 Meningkat 20 80 15 M.AR 40 Meningkat 20 60 16 NU 40 Meningkat 10 50 17 PS 40 Meningkat 10 50 18 RK 60 Tidak
Meningkat 60
19 RD 60 Tidak Meningkat
60
20 R 40 Meningkat 10 50 21 SB 30 Meningkat 20 50 22 WA 40 Meningkat 20 60 23 WIS 40 Meningkat 30 60 24 YP 60 Tidak
Meningkat 60
25 AH 30 Meningkat 10 40 26 KS 60 Meningkat 10 70 27 RF 40 Meningkat 10 50 28 VZZ 30 Meningkat 30 60 Jumlah 1230 Sangat
Kurang Tercapai
1730 Kurang Tercapai Rata – rata 43,92 61,57
Ketuntasan 28,57% 64,28 %
55
TB = �����
���100%
= ��
���100%
= 64,28 % ( kurang tercapai )
N-Gain Siklus I = a Tindakan mum - SkorSkor Maksi
a Tindakan Skor I -Skor Silus
Pr
Pr
= 17,45100
17,455,63
= 83,54
33,18
= 0,34 (Sedang)
3) Indikator Keberhasilan Aktivitas Peserta Didik
Aktivitas peserta didik dalam pembelajaran secara klasikal
memperoleh skor 57,14% dengan kriteria sedang. Berdasarkan
dengan ketuntasan aktivitas belajar peserta didik yang sudah
ditentukan yaitu ≥ 45 dan secara klasikal mencapai skor 85%
maka aktivitas peserta didik perlu ditingkatkan lagi.
4) Indikator ketuntasan hasil belajar
Berdasarkan tabel hasil post test siklus I terlihat hasil
belajar peserta didik kelas IIa SDN-3 Langkai Palangka Raya
dengan ketuntasan secara klasikal 64,28% termasuk dalam kriteria
kurang tercapai. Sehingga hasil post test siklus I belum memenuhi
syarat ketuntasan belajar secara klasikal dan sebagian besar peserta
56
didik belum mencapai ketuntasan belajar yang ditetapkan untuk
mata pelajaran matematika yaitu 60.
5) Data Refleksi Siklus I
Data refleksi akan dilakukan setelah semua kegiatan
pembelajaran siklus I telah selesai. Pada siklus I peneliti dalam
proses pembelajaran menggunakan media sedotan untuk
meningkatkan hasil belajar matematika.
Berdasarkan hasil dari diskusi yang dilakukan peneliti 2
orang observer, kekurangan peneliti pada siklus I yaitu :
a) Masih kurang maksimal dalam mengkondisikan kelas pada saat
pembelajaran.
b) Masih ada peserta didik yang ribut pada saat pembelajaran
berlangsung sehingga peneliti dalam meenyampaikan materi
tentang penjumlahan dua bilangan tanpa menyimpan masih
kurang tercapai.
Berdasarkan hasil refleksi terhadap pembelajaran perlu
adanya perbaikan yang dilakukan dari segi proses maupan
untukhasil belajar peserta didik masih menunjukkan bahwa
tindakan siklus I belum menunjukkan keberhasilan yang maksimal
sehingga peneliti harus melanjutkan pada siklus II untuk melihat
sejauh mana keberhasilan yang dicapai dalam meningkatkan
matematika peserta didik dengan menggunakan media sedotan.
Semua kekurangan dalam siklus I akan diperbaiki kembali pada
57
siklus II dan peneliti akan melanjutkan ke siklus II.Harus lebih
maksimal lagi untuk mengkondisikan peserta didik dalam
pembelajaran.
3. Deskripsi Data Siklus II
a. Perencanaan Siklus II
Pada hasil refleksi siklus I masih ada kekurang dalam
penelitiannya yaitu :
1) Masih kurang maksimal dalam mengkondisikan kelas pada saat
pembelajaran
2) Masih ada peserta didik yang ribut pada saat pembelajaran
berlangsung sehingga peneliti dalam menyampaikan materi tentang
penjumlahan dua bilangan tanpa menyimpa masih kurang tercapai.
Jadi didalam perencanaan pada siklus II inipeneliti harus
lebih maksimal lagi mengkontrol peserta didik agar tidak ribut dan
suasana kelas lebih dapat kondusif pada saat pembelajaran
berlangsung.Pada perencanaan siklus II ini peneliti menyusun
rencana pembelajaran yang sama seperti siklus I yang juga
meliputi standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator dan
tujuan pembelajaran serta menyiapkan post test. Lembar
pengamatan aktivitas peserta guru dan peserta didik pada saat
pembelajaran yang digunakan untuk menilai aktivitas belajar
dalam pemebalajaran Matematika.
58
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini guru harus menjelaskan rencana kegiatan
melaksanakan pembelajaran yang telah dibuat berdasarkan rencana
pembelajaran. Pada tahap ini pelaksanaan tindakan perbaikan
pembelajaran siklus I adalah sebagai berikut :
Tabel 13
Perencanaan Pelaksanaan Tindakan
Tahapan Aktivitas guru Aktivitas peserta didik
Waktu
Kegiatan Awal
1. Mengucapkan Salam
2. Mengkondisikan Kelas
3. Meminta peserta didik untuk berdo’a
4. Mengecek kehadiran peserta didik
5. Guru bertanya tentang hal-hal yang mengenai penjumlahan
1. Menjawab salam 2. Kelas terkondisi 3. Peserta didik
berdo’a bersama 4. Peserta didik
menjawab saat di cek kehadirannya
5. Peserta didik menjwab hal-hal yang mengenai penjumlahan
10 menit
Kegiatan Inti
1. Guru menunjukkan media sedotan
2. Guru bertanya tentang seputar media sedotan
3. Guru melibatkan secara aktif peserta didik dalam setiap kegiatan pembelajaran menggunakan media sedotan
4. Guru menjelaskan tentang penjumlahan dua
1. Peserta didik memperhatikan tentang media sedotan
2. Peserta didik menjawab apa saja seputar media sedotan
3. Peserta didik ikut aktif dalam setiap pembelajaran dengan menggunakan media sedotan
4. Peserta didik menerima penjelasan dari guru tentang penjumlahan dua
90 menit
59
Lanjutan Tabel 13 Perencanaan Pelaksanaan Tindakan
5. bilangan tanpa menyimpan
6. Guru menjelaskan cara penggunaan media sedotan pada peserta didik
7. Guru mempersilahkan beberapa peserta didik untuk mempraktekkan penjumlahan dua bilangan tanpa menyimpan dengan menggunakan media sedotan
8. Guru memberikan lembar kerja peserta didik
bilangan tanpa menyimpan
9. Peserta didik menerima penjelasan tentang cara penggunaan media sedeotan
10. Peserta didik beberapa maju kedepan untuk memepraktekkan penjumlahan dua bilangan tanpa menyimpan dengan menggunakan media sedotan
11. Peserta didik menrima soal yang diberikan dan langsung mengerjakannya
Kegiatan Penutup
1. Guru memberikan kata-kata pujian kepada peserta didik atas keaktivfan dan kesungguhan dalam mengerjakan soal
2. Guru mengingatkan peserta didik untuk mempelajari materi selanjutnya
3. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam
1. Peserta didik mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru
2. Peserta didik mendengarkan pesan untuk mempelajari materi selanjutnya.
3. Menjawab
5 Menit
c. Pengamatan
Pengamatan ini untuk melihat hasil aktvitas guru dan peserta
didik. Adapun hasil penelitian dalam siklus II ini terhadap dua
60
pengamat juga yaitu guru dan mahasiswa yang dicatat dalam lembar
pengamatan aktivitas guru dan peserta didik pada saat pembelajaran
matematika dalam materi penjumlahan dua bilangan tanpa menyimpan
dengan lembar pengamatan yang dibuat. Adapun hasil pengamatan
pada siklus II dapat dilihat dan diperoleh sebagai berikut :
1) Data Situasi Pembelajaran
Data situasi belajar mengajar merupakan data tentang
situasi belajar aktivitas peneliti dan peserta didik pada saat
penelitian kelas berlangsung. Data tersebut diperoleh dari hasil
observasi yang diisi oleh observer pada lembar observasi. data
tersebut disajikan dalam tabel yaitu sebagai berikut :
Tabel 14 Kisi – kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru dalam siklus II
No Aktivitas Guru P – 1 P – 2 R Kategori 1 Skenarrio pembelajaran /
perencanaan 4 4 4 Sangat
baik
2 Penyiapan Alat / media pembelajaran
4 4 4 Sangat baik
3 Penampilan penyaji 4 4 4 Sangat baik
4 Pemeriksaan kehadiran peserta didk
4 4 4 Sangat baik
5 Pengungkapan tujuan 4 4 4 Sangat baik
6 Pemberian motivasi pembelajaran yang menarik berkaitan dengan tujuan pembelajaran
4 4 4 Sangat baik
7 Penjelasan alur pelaksanaan pembelajaran
4 4 4 Sangat baik
61
Lanjutan Tabel 14 Kisi – kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru dalam siklus II 8 Penjelasan tentang
penjumlahan dua bilangan tanpa menyimpan
4 4 4 Sangat baik
9 Penggunaan alat /media pembelajaran
4 4 4 Sangat baik
10 Menyuruh peserta didik bertanya
3 4 3,5 Baik
11 Pemberian bimbingan kepada peserta didik
4 4 4 Sangat baik
12 Pengggunaan sistem penilaian
3 4 3,5 Baik
13 Pemberian tindak lanjut 4 4 4 Sangat baik
Jumlah 50 52 51
Rata 3,84 4 3,92 Baik
Keterangan :
A = 4,0 = Sangat baik B = 3,0 – 3,9 = Baik C = 2,0 – 2,9 = Cukup baik D = 1,0 -1,9 = Kurang baik
Berdasarkan tabel diatas, maka aktivitas guru berdasarkan
tabel 12 dapat diketahui dengan nilai rata yaitu 3,92 dapat
dikategori baik.
Tabel 15 Kisi – kisi Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik Dalam
siklus II
No Aktivitas peserta didik P – 1 P -2 R Kategori
1 Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru
4 4 4 Sangat baik
2 Bertanya kepada pendidik atau peserta didik yang lain
4 4 4 Sangat baik
3 Mengajukan pendapat atau komentar kepada pendidik atau kepada peserta didik yang lain
4 4 4 Sangat baik
62
Lanjutan Tabel 15 Kisi – kisi Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik Dalam
siklus II 4 Diskusi dengan bertanya
kepada guru 4 4 4 Sangat
baik
5 Mengerjakan tugas yang diberikan oleh pendidik
4 4 4 Sangat baik
6 Memanfaatkan sumber belajar yang ada
4 4 4 Sangat baik
7 Menilai dan memperbaiki pekerjaannya
4 4 4 Sangat baik
8 Membuat sendiri tentang pembelajaran yang diterimanya
4 4 4 Sangat baik
9 Dapat Menjawab pertanyaan pendidik dengan tepat saat berlangsung KBM
4 4 4 Sangat baik
10 Memberikan contoh dengan benar
4 4 4 Sangat baik
11 Dapat memecahkan masalah dengan tepat
4 4 4 Sangat baik
12 Bekerja dengan menggunakan alat perlengkapan tulis lengkap
4 4 4 Sangat baik
13 Dapat bekerja sama dan berhubungan dengan peserta didik
4 4 4 Sangat baik
14 Menyenangkan dalam KBM 4 4 4 Sangat baik
15 Dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh pendidik pada akhir pembelajaran
4 4 4 Sangat baik
Jumlah 60 60 60
Rata-rata 4 4 4
Sangat baik
Keterangan :
A = 4,0 = Sangat baik B = 3,0 – 3,9 = Baik C = 2,0 – 2,9 = Cukup baik D = 1,0 -1,9 = Kurang baik
63
Berdasarkan tabel diatas, maka aktivitas guru berdasarkan
tabel 13 dapat diketahui dengan nilai rata yaitu 4 dapat dikategori
Sangat Baik.
Tabel 16 Kisi – Kisi Observasi Hasil Aktivitas Peserta Didik Dalam
Kegiatan Pembelajaran secara Individu Siklus II
No Nama Peserta Didik
P – 1 P -2 R Kategori
1 KI 45 45 45 T 2 SI 45 45 45 T 3 AL 40 40 40 T 4 AR 50 50 50 T 5 ABS 50 50 50 T 6 DAP 50 50 50 T 7 F 45 45 45 T 8 FS 45 45 45 T 9 GSA 50 50 50 T 10 GF 50 50 50 T 11 IM 60 60 60 T 12 IR 60 60 60 T 13 JAF 60 60 60 T 14 MA 45 45 45 T 15 M.AR 45 45 45 T 16 NU 50 50 50 T 17 PS 50 50 50 T 18 RK 45 45 45 T 19 RD 50 50 50 T 20 R 45 45 45 T 21 SB 45 45 45 T 22 WA 45 45 45 T 23 WIS 45 45 45 T 24 YP 45 45 45 T 25 AH 50 50 50 T 26 KS 50 50 50 T 27 RF 50 50 50 T 28 ZVV 50 50 50 T Jumlah 1360 Tercapai
64
TB = �����
���100%
= ��
���100%
= 100 % ( Tercapai )
2) Data Hasil Belajar Siklus II
Data hasil belajar diperoleh dari tes yang dilakukan setelah
Tabel 17
Data Hasil Post test Siklus II
No Kode peserta didik
Nilai Siklus I
Keterangan Nilai Siklus II
Keterangan
T TT
1 KI 50 Meningkat 30 80 2 SI 90 Meningkat 10 100 3 AL 50 Meningkat 40 90 4 AR 80 Meningkat 20 100 5 ABS 80 Meningkat 10 90 6 DAP 90 Meningkat 10 100 7 F 70 Meningkat 30 100 8 FS 60 Meningkat 40 100 9 GSA 50 Meningkat 40 90 10 GF 60 Meningkat 30 90 11 IM 60 Meningkat 40 100 12 IR 60 Meningkat 40 80 13 JAF 70 Meningkat 30 100 14 MA 80 Meningkat 20 100 15 M.AR 60 Meningkat 40 100 16 NU 50 Meningkat 50 100 17 PS 50 Meningkat 40 90 18 RK 60 Meningkat 40 100 19 RD 60 Meningkat 40 100 20 R 50 Meningkat 40 90 21 SB 50 Meningkat 40 90 22 WA 60 Meningkat 20 80 23 WIS 60 Meningkat 30 90 24 YP 60 Meningkat 40 100 25 AH 40 Meningkat 60 100 26 KS 70 Meningkat 10 80 27 RF 50 Meningkat 40 90
65
Lanjutan Tabel 17
Data Hasil Post test Siklus II
28 VZZ 60 Meningkat 30 90 Jumlah 1730
Kurang Tercapai
2620 Tercapai Rata – rata 61,57 93,57
Ketuntasan 64,28% 100 %
TB = �����
���100%
= ��
���100%
= 100% ( Tercapai )
N-Gain Siklus I = Siklus Imum - SkorSkor Maksi
r Siklus Is II - SkoSkor Siklu
= 5,63100
5,6342,95
= 5,36
92,36
= 0,87 (Tinggi)
3) Indikator Keberhasilan Aktivitas Belajar
Aktivitas peserta didik dalam pembelajaran secara klasikal
memperoleh skor 100 % dengan kategori sangat baik. Berdasarkan
dengan indikator ketuntasan aktivitas belajar peserta didik yang
sudah ditentukan yaitu ≥ 45 dan secara klasikal mencapai skor
85% maka aktivitas peserta didik dikatakan tuntas.
4) Indikator Ketuntasan Hasil Belajar
Berdasarkan tabel 15 siklus II terlihat dari nilai hasil belajar
Matematika peserta didik kelas IIa SDN-3 Langkai Palangka Raya
66
, tingkat ketercapaian keberhasilan pembelajaran sudah memenuhi
syarat ketuntasan klasikal yakni 100 % peserta didik mencapai
ketuntasan belajar sedangkan peningkatan hasil belajar juga
termasuk dalam kategori tinggi yakni 0,87 sehingga penelitian ini
tidak perlu dilanjutkan ke siklus selanjutnya atau siklus III.
5) Data Refleksi Siklus II
Data refleksi dilakukan setelah kegiatan pembelajaran
siklus II selesai. Saat melakukan refleksi ini, peneliti dan dua orang
pengamat berdiskusi untuk membahas kegiatan belajar yang telah
dilakukan berdasarkan hasil pengamatan. Pada siklus II peneliti
tetap menggunakan media sedotan dalam proses pembelajaran
matematika.Selanjutnya peneliti membagikan soal kepada peserta
didik dan media untuk digunakan dalam menjawab soal post test.
Pada siklus I peneliti meminta beberapa orang peserta didik untuk
maju kedepan untuk mengerjakan soal penjumlahan dua bilangan
tanpa menyimpan.
Dari hasil diskusi tersebut peneliti mendapatkan saran dari
pengamat yaitu agar dimana dalam penggunaan media sedotan
sebaiknya terus diterapkan dalam proses pembelajaran terutama
pada pelajaran matematika untuk meningkatkan pemahaman
penjumlahan dua bilangan tanpa menyimpan. Karena dengan
adanya penggunaan media sedotan mampu meningkatkan keaktifan
peserta didik secara tdak langsung juga meningkatkan hasil belajar
67
matematika terutama pada materi penjumlahan dua bilangan tanpa
menyimpan dalam proses pembelajaran matematika. Hal ini dapat
dilihat dari hasil tabel – tabel di atas.
B. Pengujian Hipotesis Tindakan
Dalam penelitian tindakan kelas ini ada dua hipotesis tindakan kelas
yang akan diuji kebenarannya yaitu :
1. Aktivitas Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas IIa
Dengan CaraMenggunakan Media Sedotan.
Aktivitas peserta didik pada pembelajaran Matematika dengan cara
menggunakan media konkret sedotan pada SDN- Langkai Palangka Raya
dapat diuji kebenaran datanya. Berdasarkan Indikator ketercapaian
aktivitas setiap peserta didik pada siklus I yang diperoleh oleh peserta
didik dengan persentase 57,14 % kurang tercapai, sedangkan pada siklus II
skor yang diperoleh peserta didik dengan persentase 100% dengan kriteria
sangat baik. Pencapaian ini telah memenuhi syarat ketuntasasn aktivitas
belajar peserta didik berdasarkan indikator ketercapaian baik secara
individu maupun secara klasikal. Hal ini menunjukkan bahwa dengan
penggunaan media konkret sedotan dapat membuat peserta didik lebih
aktif lagi.
2. Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas IIa
Dengan Menggunakan Media Konkret Sedotan.
ada peningkatan hasil belajar peserta didik pada saat pembelajaran
Matematika dengan menggunakan media konkret sedotan pada SDN- 3
68
Langkai Palangka Raya dapat diuji. Berdasarkan indikator ketercapaian
hasil belajar setiap peserta didik dari mulai pra tindakan sampai siklus II
yang diperoleh peserta didik mengalami peningkatan secara signifikan
yaitu pra tindakan dengan rata-rata 43,92 dengan ketuntasan 28,57 %
kriteria sangat kurang tercapai, sedangkan pada siklus I dengan rata-rata
61,78 dengan ketuntasan klasikal 64,28% dengan kriteria cukup tercapai,
sedangkan pada siklus II dengan rata-rata 93,57 dengan ketuntasan 100%
dengan kriteria sangat tercapai. Pencapaian ini memenuhi syarat kriteria
ketuntasan minimal KKM belajar peserta didik berdasarkan indikator
ketercapaian baik secara individu maupun secara klasikal.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Hasil Pengamatan Aktivitas Peserta Didik Pada Saat Penggunaan Media
Konkret Sedotan.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan hasil terhadap
aktivitas peserta didik dalam pembelajaran Matematika dilihat dari lembar
observasi setiap siklus diperoleh sebagai berikut :
Tabel 18
Presentase Hasil Observasi Aktivitas Peserta Didik
No Siklus Jumlah peserta didik yang mencapai ≥ 45
Persentase
1 Siklus I 16 57,14% 2 Siklus II 28 100%
69
Grafik 1 Aktivitas belajar peserta didik dengan menggunakan
media konkret sedotan
Berdasarkan grafik 1 diatas melalui perbaikan pembelajaran
dengan menggunakan media konkret sedotan pada proses pembelajaran
Matematika yang dilakukan oleh peneliti di kelas IIa SDN-3 Langkai
Palangka Raya Tahun Ajaran 2014/2015, menunjukkan ada peningkatan
aktivitas peserta didik pada siklus I dan siklus II.
2. Nilai Hasil Belajar Peserta Didik Setelah Menggunakan Media Konkret
Sedotan
Hasil belajar peserta didik setelah menggunakan media konkret
sedotan mengalami peningkatan pada mata pelajaran matematika dalam
materi penjumlahan dua bilangan tanpa menyimpan. Hal ini dikarenakan
adanya alat bantu yang digunakan peneliti pada saat pembelajaran. Hal ini
dapat dilihat dari tabel berikut :
57.140%
100%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
Siklus 1 Siklus 2
Persentase
Persentase
70
Tabel 19 Peningkatan Hasi Belajar Peserta Didik
No Kode Peserta Didik
Pre test Nilai Siklus I Nilai siklus II
1 KI 20 50 80 2 SI 60 90 100 3 AL 40 50 90 4 AR 60 80 100 5 ABS 40 80 90 6 DAP 50 90 100 7 F 40 70 100 8 FS 50 50 100 9 GSA 30 50 90 10 GF 30 60 90 11 IM 60 60 100 12 IR 40 60 80 13 JAF 40 70 100 14 MA 60 80 100 15 M.AR 40 60 100 16 NU 40 50 100 17 PS 40 50 90 18 RK 60 60 100 19 RD 60 60 100 20 R 40 50 90 21 SB 30 50 90 22 WA 40 60 80 23 WIS 40 70 90 24 YP 60 60 100 25 AH 30 40 100 26 KS 60 70 80 27 RF 40 50 90 28 VZZ 30 60 90 Jumlah Nilai 1230 1730 2620 Rata-rata 43,92 61,78 93,57 Ketuntasan presentase klasikal
28,57% 64,28% 100%
71
Grafik 2 Hasil belajar peserta didik selama pembelajaran menggunakan media
konkret sedotan
Berdasarkan Grafik 2 di atas, maka dapat diketahui bahwa hasil
belajar peserta didik dari pre tes sampai post tes siklus II telah mengalami
peningkatan, pada pre test ketuntasan klasikalnya hanya mencapai 28,57%
dengan kategori sangat kurang tercapai, siklus I persentase ketuntasan
klasikalnya mencapai 64,28% dengan kategori cukup tercapai, siklus II
ketuntasan klasikalnya lebih meningkat hingga 100% dengan kategori
sangat tercapai
N-Gain Siklus I = Siklus Imum - SkorSkor Maksi
r Siklus Is II - SkoSkor Siklu
= 17,45100
17,455,63
= 83,54
33,18
= 0,34 (Sedang)
28.570%
64.280%
100%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
Pre-Test Siklus 1 Siklus 2
Persentase
Persentase
72
N-Gain Siklus I = Siklus Imum - SkorSkor Maksi
r Siklus Is II - SkoSkor Siklu
= 5,63100
5,6342,95
= 5,36
92,31
= 0,87 (Tinggi)
Berikut ini data N-Gain yang diperoleh di setiap siklus dapat dilihat
dari grifik 3.
Grafik 3 N- Gain Ketuntasan hasil belajar setiap siklus
Dari Grafik 3 di atas, dapat diketahui bahwa dengan menggunakan
media konkret sedotan dapat meningkatkan hasil belajar Matematika
peserta didik. Hal ini ditunjukkan dengan N-Gain yang diperoleh
meningkat yakni pada siklus I nilai N-Gain adalah 0,34 dalam kategori
sedang kemudian pada siklus II meningkat menjadi 0,87 dalam kategori
tinggi.
0.34
0.87
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
Siklus 1 Siklus 2
N-Gain
N-Gain
73
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka dapat diketahui
bahwa dengan menggunakan media konkret sedotan dalam pembelajaran
Matematika pokok bahasan penjumlahan dua bilangan tanpa menyimpan
dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik.
74
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut :
1. Aktivitas peserta didik setelah menggunakan media konkret sedotan dalam
setiap siklus cukup aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Terlihat pada
Siklus I skor yang diperoleh peserat didik dengan persentase 57,14%
dengan kategori kurang tercapai, kemudian pada siklus II skor yang
diperoleh oleh peserta didik dengan persentase 100% dengan kriteria
sangat baik.
2. Ada peningkatan hasil belajar peserta didik dalam pelajaran matematika
dengan menggunakan media konkret sedotan. Hal ini dapat dilihat dari
perbedaan nilai rata-rata peserta didik sebelum melaksanakan penelitian
tindakan kelas. Sebelum melaksanakan penelitian tindakan kelas atau
dilihat dari tes pra tindakan nilai rata-rata yang diperoleh adalah 43,92dan
ketuntasan secara klasikal 28,57% dengan kategori sangat kurang tercapai.
Nilai rata-rata pada siklus I adalah 61,78 dan ketuntasan secara klasikal
64,28% dengan kategori cukup tercapai sedangkam N-Gain pada siklus I
adalah 0,34 dalam kategori sedang. Maka siklus I masih dianggap belum
berhasil. Nilai rata pada siklus II adalah 93,57 dan ketuntasan secara
klasikalnya 100% dengan kategori sangat tercapai sedangkan N-Gain pada
siklus II adalah 0,87 dengan kategori tinggi. Dari hasil yang diperoleh
74
75
tersebut ada peningkatan yang sangat signifikan antara hasil pra tindakan
sebelum melakukan penelitian tindakan kelas dengan hasil post tes pada
siklus II
B. Rekomendasi
Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya mata pelajaran
Matematika, ada beberapa rekomendasi yang penulis rasa perlu untuk
diperhatikam dalam mata pelajaran matematika diantaranya yaitu :
1. Bagi kepala sekolah diharapkan agar dapat memberikan motivasi kepada
guru-guru untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik khususnya
dengan menggunakan media konkret sedotan.
2. Bagi guru diharapkan agar dapat lebih kreatif dalam proses pembelajaran
dikelas, salah satunya dengan menggunakan media konkret sedotan pada
pokok bahasan penjumlahan dua bilangan tanpa menyimpan yang dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik.
3. Bagi penelitian selanjutnya hasil penelitian ini diharapkan menjadi acuan
bagi peneliti lain dengan melakukan langkah-langkah yang tepat sehingga
kekurangan yang masih ada dari penelitian ini dapat disempurnakan lagi.
76
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, A, (2011), Media Pembelajaran, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada
Arikunto, S, (2012), Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : PT Bumi Aksara
Arifin, Z., (2012), Evaluasi Pendidikan, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Aunurahman, (2010), Belajar dan Pembelajaran, Bandung : Alfabeta
Dimyati & Mudjiono, (2010), Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : PT. Rineka Cipta
Djamarah, B., (2010), Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : PT. Rineka Cipta
Hamalik, O., (2011), Proses Belajar Mengajar, Jakarta : Bumi Askara
Heruman, (2008), Model Pembelajaran Matematika Disekolah Dasar, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Jennah, R., (2009), Media Pembelajaran, Banjarmasin : Antasari Perss
Jufry, Malyno, (2011), Pengertian Media Konkret http :// Massofa.
Wordpress.com
Kunandar, (2012), Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada
Marvin. (2010), Pengertian Media sedotan
(http :/ id.Wikepedia.Org/wiki/sedotan#Jenis-jenis.
Musfiqon, (2012), Metodologi Penelitian, Jakarta : Prestasi Pustakaraya
Purwanto, N., (2010), Evaluasi Pengajaran, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Purwanto, N., (2008), Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung:PT. Remaja Rosdakarya
Proposal Osin, (2013), Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Terhadap Konsep Pecahan Dengan Menggunakan Alat Peraga Sederhana di Kelas IV SDN 6 Lankai Palangkaraya: UMP
Proposal Aulia Ade Putri,(2013), Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Dengan Menggunakan Alat Peraga Sederhana Pada Kelas IV SDN 14 Palangka Palangka Raya:UMP
Sudjana, N., (2010), Penilaian Hasil Belajar Mengajar, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Sudjana, N., (2012), penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
77
Sunandar, S., (2012) Media Pembelajaran Sedotan Dringking http :// www.M4y- a5a.blogspot.com
Sudijono, A., (2012), Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada
Sugiyono, (2008), Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung : Penerbit Alfabeta
Sukardi, (2009), Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta : PT Bumi Aksara
Skripsi Yanti L, (2013, Upaya meningkatkan Hasil Belajar Peserta Matematika Dengan Menggunakan Media Konkret Pada SD Bina Bangsa 01 PT. Mustika Sembuluh Kabupaten Kotawaringin Timur.
Skripsi Rini Andika, (2013), Perbedaan Hasil Belajar Matematika Peserta Didik Ditinjau Dari Penggunaan Media Konkrit Dengan Media Gambar Kelas III SDN Nanga Bulik-2 Tahun Pelajaran 2012/2013, Palangkaraya : Universitas Muhammadiyah Palangkaraya.
Skripsi Angreana, D, (2013), Penggunaan Media Konkret Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Matematika Pada Peserta Didik Kelas III SDN-6 Langkai Palangka Raya Tahun Ajaran 2012/2013
Trianto, (2010), Pengantar Penelitian Pendidikan Bagi Pengembangan Profesi Pendidikan dan tenaga kependidikan, Jakarta : Prenada media
Tim penyusun, (2013), Buku Pedoman Penulisan Skripsi, Palangkaraya : UMP
top related