universitas sumatera utara fakultas ekonomi medan
Post on 16-Jan-2017
228 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA DAN INFLASI
TERHADAP PENGHIMPUNAN DANA PIHAK KETIGA DI PT. BRI
PERSERO Tbk CABANG BALIGE
SKRIPSI
Diajukan Oleh :
ISABELLA HUTASOIT
050501077
EKONOMI PEMBANGUNAN
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi
Medan
2009
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
ABSTRACT
The purpose of this research is to analyze the effect of rate of interest and
inflation rate to third party fund at BRI Branch Balige. The data in this research are
collected from the BRI (Bank Rakyat Indonesia) and BPS (Badan Pusat Statistik)
with use the annual time series data in the period January 2006 until December 2007.
The model analysis is linier regression with employs the OLS (Ordinary Least
Squere) method.
In the equation model, the third party fund is the dependent variable but
interest of rate and inflation are independent variable. The quantitative analysis show
that third party fund significantly to influenced by rate of interest and inflation. The
estimation result shows t-test of interest rate equal to 8.420348 and t-test of inflation
equal to 82.268297. The overall test shows that the third variable in a confidence
interval 99% (α = 1%).
The result of this study shows that rate of interest and inflation have positive
effect (not significant) on the third party fund at PT.BRI Persero Tbk Cabang Balige.
Keyword : Rate of interest, Inflation, and Third party fund.
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa pengaruh dari tingkat
suku bunga dan inflasi terhadap jumlah dana pihak ketiga di PT. BRI Persero Tbk
Cabang Balige. Data yang digunakan dalam penelitian ini dikumpulkan dari BRI
(Bank Rakyat Indonesia) dan BPS (Badan Pusat Statistik) dengan menggunakan
urutan waktu periode Januari 2006 sampai dengan Desember 2007. Model analisis
data adalah regresi linier berganda dengan menggunakan metode OLS (Ordinary
Least Squere).
Dalam persamaan model, jumlah dana pihak ketiga adalah sebagai variabel
terikat sedangkan tingkat suku bunga dan inflasi adalah sebagai variabel bebas.
Analisis perhitungan menunjukkan bahwa jumlah dana pihak ketiga secara signifikan
dipengaruhi oleh tingkat suku bunga dan inflasi. Hasil estimasi menunjukkan bahwa
t-stat dari tingkat suku bunga sebesar 8.420348 dan t-stat dari inflasi sebesar
2.268297. Hasil tes keseluruhan menunjukkan bahwa ketiga variabel ini berada pada
tingkat kepercayaan 99% (α = 1%).
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat suku bunga dan inflasi
berpengaruh positif (tidak signifikan) terhadap jumlah jumlah dana pihak ketiga di
PT. BRI Persero Tbk Cabang Balige.
Kata Kunci : Tingkat suku bunga, Inflasi, dan Jumlah dana pihak ketiga.
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa
karena atas berkat rahmat dan karuniaNya-lah penulis dapat menyelesaikan
perkuliahan dan juga penulisan skripsi ini.
Penulisan skripsi ini merupakan kewajiban bagi para mahasiswa Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara guna memenuhi syarat dalam memperoleh gelar
sarjana. Untuk memenuhi kewajiban tersebut maka penulis menyusun skripsi yang
berjudul “ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA DAN INFLASI
TERHADAP PENGHIMPUNAN DANA PIHAK KETIGA DI PT. BRI
PERSERO Tbk CABANG BALIGE”.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari para
pembaca demi penulisan yang lebih sempurna di masa yang akan datang.
Hal yang paling indah dalam kesempatan ini adalah bahwa penulis tidak lupa
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, baik dalam dukungan doa, moril
maupun materil, yaitu kepada :
1. Bapak Drs. John Tafbu Ritonga, MEc, selaku dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, MEc, selaku ketua jurusan Departemen
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
3. Bapak Drs. Aman Tarigan, SU, selaku dosen pembimbing yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk memberikan masukan dan bimbingan dari awal
pengerjaan sampai dengan selesainya skripsi ini.
4. Bapak Drs. Rahmat Sumanjaya. Msi dan Bapak Paidi Hidayat, selaku dosen
pembanding yang telah banyak memberikan petunjuk yang berguna bagi
penyelesaian skripsi ini.
5. Seluruh Staf Pengajar dan Staf Pegawai di Fakultas Ekonomi terutama
Departemen Ekonomi Pembanguan yang telah mengajar dan membimbing
penulis selama masa perkuliahan.
6. Teristimewa kepada orang tua tercinta Bapak R.P. Hutasoit dan Mama R.
Sianipar dan juga seluruh keluarga yang selalu memberikan dukungan kepada
penulis dan tidak pernah lelah memberikan semangat kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
7. Kepala Bank BRI Balige dan seluruh Staf Pegawai di Bank BRI Balige yang
telah membantu saya dalam menulis skripsi ini.
8. Buat sahabat-sahabat “KASIH” (Lisna, Resy, Yuyun, Sinta dan Enni) yang
banyak membantu penulis setiap saat. Semoga persahabatan kita tetap indah
dan selalu penuh kasih.
9. Buat teman-teman seperjuangan EPO5 yang namanya tidak dapat penulis
sebutkan satu per satu, terima kasih buat kebersamaan kita selama ini. Tetap
Semangat ya! EP SALUTE!!!.
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
10. Buat teman-teman di Wisma TaraBunga (Kardo “dkk”, B'Fery, B'Tono,
Franklin, Riven, Riko, Charles) yang selalu memberi dukungan dan
keceriaan.
11. Buat Teman SMU aku “DISKET” (Eta, Ika, Deby), thanx buat
persahabatannya.
Akhir kata, semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan berkat dan
damai sejahteraNya bagi kita semua dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca.
Medan, 08 Maret 2009
Penulis
(Isabella. R. Hutasoit)
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
DAFTAR ISI
ABSTRACT ................................................................................................ i ABSTRAK ................................................................................................... ii KATA PENGANTAR ................................................................................. iii DAFTAR ISI ............................................................................................... v DAFTAR TABEL ....................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR ................................................................................... ix BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1 1.2 Perumusan Masalah ..................................................................... 5 1.3 Hipotesis...................................................................................... 5 1.4 Tujuan Penelitian ......................................................................... 6 1.5 Manfaat Penelitian ....................................................................... 6 BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Bank 2.1.1 Pengertian Bank ................................................................. 7 2.1.2 Fungsi dan Usaha Bank Umum .......................................... 7 2.2 Sumber-sumber Dana Bank 2.2.1 Tabungan ........................................................................... 9 2.2.2 Deposito............................................................................. 12 2.2.3 Giro ................................................................................... 16 2.3 Suku Bunga 2.3.1 Pengertian Suku Bunga ...................................................... 16 2.3.2 Teori Tingkat Suku Bunga ................................................. 18 2.3.3 Perubahan Penawaran Uang dan Suku Bunga ..................... 23 2.3.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Suku Bunga ................. 24 2.4 Inflasi 2.4.1 Pengertian Inflasi ............................................................... 27 2.4.2 Jenis-jenis Inflasi ............................................................... 27 2.4.3 Penyebab Timbulnya Inflasi dan Dampaknya ..................... 30 2.4.4 Model Teori Inflasi ............................................................ 32 2.4.5 Kebijakan Dalam Menanggulangi Inflasi............................ 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian ......................................................................... 39
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
3.2 Ruang Lingkup ............................................................................ 39 3.3 Jenis dan Sumber Data ................................................................. 40 3.4 Metode dan Teknik Pengumpulan Data ........................................ 40 3.5 Pengolahan Data .......................................................................... 40 3.6 Model Analisis Data .................................................................... 40 3.7 Test of Goodness of Fit 3.7.1 Koefisian Determinasi (R-Squere) ...................................... 42 3.7.2 Uji t-statistik ...................................................................... 42 3.7.3 Uji F-statistik ..................................................................... 44 3.8 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik 3.8.1 Multikolinearitas ................................................................ 46 3.8.2 Autokorelasi....................................................................... 47 3.9 Defenisi Operasional 49 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskriptif Daerah Penelitian 4.1.1 Gambran Umum Wilayah Balige ....................................... 50 4.1.2 Sejarah Singkat Perusahaan ................................................ 52 4.1.3 Visi dan Misi PT. BRI Balige ............................................. 54 4.1.4 Jati Diri PT. BRI Balige ..................................................... 55 4.1.5 Struktur Organisasi PT. BRI Balige .................................... 56 4.1.6 Produk dan Jasa BRI .......................................................... 63 4.1.7 Perkembangan Teknologi ................................................... 65 4.1.8 Operational BRI Balige ...................................................... 67 4.2 Perkembangan Variabel-variabel ................................................. 68 4.3 Analisis dan Pembahasan ............................................................. 74 4.3.1 Analisis dan Pengumpulan Data ................................................ 75 4.3.2 Interpretasi Model .............................................................. 76 4.3.3 Test of Goodness of Fit ...................................................... 76 4.3.4 Uji Penyimpangan Klasik ................................................... 80 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ................................................................................. 83 5.2 Saran ........................................................................................... 84 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN Surat Permohonan Riset Surat Keterangan Riset
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL
1. Tabel 4.1 Luas wilayah dan rasio terhadap luas kecamatan
Desa/Kelurahan Tahun 2007
2. Tabel 4.2 Jumlah dana pihak ketiga di PT. BRI Cabang Balige Januari
2005 - Desember 2007
3. Tabel 4.3 Jumlah tingkat suku bunga simpanan di BRI Balige Januari
2005 – Desember 2007
4. Tabel 4.4 Tingkat inflasi Sumatera Utara Januari 2005 – Desember 2007
5. Tabel 4.5 Hasil Regresi
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 2.1 Tingkat bunga menurut Klasik
2. Gambar 2.2 Tingkat bunga menurut Keynes
3. Gambar 3.1 Kurva Uji t-Statistik
4. Gambar 3.2 Kurva Uji F-Statistik
5. Gambar 3.3 Kurva Durbin-Watson
6. Gambar 4.1 Uji F-statistik
7. Gambar 4.2 Uji t-statistik terhadap Tingkat Suku Bunga
8. Gambar 4.3 Uji t-statistik terhadap Inflasi
9. Gambar 4.4 Kurva Uji Durbin-Watson
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan prosesnya yang berkelanjutan
merupakan kondisi utama bagi kelangsungan pembangunan ekonomi, yang dengan
sendirinya akan membawa suatu perubahan mendasar dalam struktur ekonomi. Di
dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN), dinyatakan secara explisit bahwa
pembangunan ekonomi merupakan salah satu bagian penting daripada pembangunan
nasional secara keseluruhan dangan tujuan akhir untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Lembaga-lembaga perekonomian bahu membahu menggerakkan semua
potensi ekonomi agar berdaya dan berhasil guna secara optimal. Lembaga keuangan
khususnya lembaga perbankan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam
menggerakkan pola perekonomian suatu negara.
Bank sebagai mitra usaha bagi masyarakat karena peranannya yang dapat
membantu memenuhi kebutuhan keuangan masyarakat. Bank juga merupakan tempat
yang dapat digunakan untuk melakukan berbagai transaksi yang berhubungan dengan
keuangan seperti, tempat menyimpan uang,melakukan pengiriman uang, melakukan
pembayaran, melakukan investasi.
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
Secara sederhana bank dapat diartikan sebagai badan usaha yang kegiatan
usahanya menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit serta
memberikan jasa-jasa bank lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak (Suyatno,2001).
Oleh karena itu bank memegang peranan penting dalam pembangunan. Peranan
perbankan mempunyai pengruh yang sangat besar bagi perekonomian suatu negara.
Hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai kegiatan keuangan selalu
membutuhkan jasa bank. Oleh karena itu kemajuan suatu bank disuatu negara dapat
pula dijadikan sebagai ukuran bagi kemajuan negara tersebut. Semakin maju suatu
negara, maka semakin besar pula peranan perbankan dalam mengendalikan
perekonomian negara tersebut (Kasmir,2002).
Sebagai badan usaha bank tentunya mempunyai strategi dalam rangka
memobilisasi dana dari masyarakat seperti pengembangan dan pemasaran produk-
poduk baru yang dapat memenuhi kebutuhan nasabah dan dunia perbankan juga
menunjukkan peningkatan yang lebih nyata dalam mendukung keberhasilan garis-
garis kebijakan usaha suatu perusahaan maupun dalam kehidupan ekonomi
masyarakat secara umum. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya penggunaan
fasilitas secara langsung maupun tidak langsung yang terdapat pada bidang
perbankan baik fasilitas teknologi perbankan dalam pelaksanaan transaksi
perdagangan maupun pemanfaatan produk-produk perbankan.
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
Sebagai institusi yang amat penting peranannya dalam masyarakat, bank
adalah suatu lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-
jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang, sehingga dengan demikian
erat kaitannya antara bank dengan uang tersebut. Maka bank disebut juga sebagai
lembaga yang berniaga uang. Bank menerima simpanan uang masyarakat dalam
bentuk tabungan, giro, dan deposito. Kemudian uang tersebut dikembalikan lagi pada
masyarakat dalam bentuk kredit. Seperti kita ketahui bahwa penghimpunan dana dari
masyarakat merupakan sumber dana yang terbesar yang paling diandalkan bank, yang
dikenal sebagai Dana Pihak Ketiga yang terdiri dari tige jenis yaitu : tabungan, giro,
dan deposito. Sumber-sumber dana bank dalam bentuk simpanan tersebut berasal dari
pihak ketiga bukan bank termasuk antara lain dana milik pemerintah pusat ,
pemerintah daerah, masyarakat maupun dari nasabah instansi. Ketiga jenis dana ini
dihimpun oleh bank melalui berbagai macam produk yang ditawarkan kepada
masyarakat luas yang menaruh kepercayaan terhadap bank yang bersangkutan untuk
menghimpun dana dan memutarkan uangnya untuk kemudian ditarik kembali pada
saat jatuh tempo dengan imbalan bunga dari bank.
Dana pihak ketiga bagi bank merupakan sumber dana yang cukup besar,
khususnya untuk penyaluran kredit. Ini juga merupakan mobilisasi dana yang
diperlukan untuk pembangunan, disamping juga sebagai salah satu pengaturan –
pengaturan jumlah uang beredar. Dalam halnya dana pihak ketiga dimana banyak
faktor – faktor penentu yang bisa mempengaruhi bank diantaranya tingkat inflasi,
tingkat suku bunga, keamanan, pelayanan, marketing, dan manajemen. Salah satu
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
daya tarik seseorang untuk menabung di bank adalah suku bunga yang ditawarkan.
Naik turunnya suku bunga biasanya ditentukan oleh berbagai faktor ekonomi salah
satunya adalah inflasi. Inflasi adalah suatu keadaan yang menunjukkan adanya
kenaikan tingkat harga barang dan jasa secara umum yang terjadi secara terus
menerus. Tingkat inflasi yang tinggi akan mengakibatkan kenaikan biaya hidup
masyarakat. Kenaikan biaya hidup masyarakat ini tentunya akan mengurangi
pendapata reelnya, karena pendapatan mereka telah diserap oleh kenaikan harga.
Dengan semakin kecilnya sisa pendapatan setelah dikurangi maka pihak bank akan
menaikkan tingkat suku bunga bank. Jika suku bunga yang diberikan bank kepada
nasabah tinggi, berarti suku bunga yang diberikan para peminjam juga tinggi.
Peminjam yang juga merupakan produsen, tentunya akan terbebani oleh suku bunga
yang tinggi tersebut. Maka untuk menanggulangi permasalahan tersebut, produsen
akan meningkatkan harga produknya. Dengan meningkatnya harga – harga barang
dan jasa maka pengeluaran rumah tangga atau pribadi juga akan mengalami
peningkatan. Bila seseorang memiliki pendapatan yang tetap, dapat diduga bahwa
jumlah uang yang ditabung rumah tangga justru akan mengalami penurunan atau
bahkan rumah tangga akan menarik tabungannya untuk memenuhi kebutuhan pribadi
tersebut.
Melihat betapa pentingnya tingkat suku bunga bagi bank dalam menghimpun
dana dari masyarakat khususnya dana pihak ketiga dan juga karena adanya pengaruh
inflasi terhadap penghimpunan dana pihak ketiga, maka penulis dalam penelitian ini
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
ingin mencoba menganalisis pengaruh tingkat suku bunga dan inflasi yang
mempengaruhi penghimpunan dana pihak ketiga.
Berdasarkan pada permasalahan di atas maka penulis tertarik untuk memilih
judul ”Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga dan Inflasi Terhadap
Penghimpunan Dana Pihak Ketiga pada PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk Cabang Balige ”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka permasalahan yang
akan dikaji dan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Bagaimanakah pengaruh tingkat suku bunga terhadap penghimpuana
dana pihak ketiga di PT. BRI (Persero) Tbk Cabang Balige?
b. Bagaimanakah pengaruh inflasi terhadap penghimpunan dana pihak
ketiga di PT. BRI (Persero) Tbk Cabang Balige?
1.3 Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari hasil pembahasan terhadap
permasalahan yang menjadi objek penelitian. Dimana kebenarannya masih harus
diuji. Dari permasalahan di atas maka penulis memberikan hipotesa sebagai berikut :
a. Tingkat suku bunga memberikan pengaruh positif terhadap jumlah
dana pihak ketiga di PT. BRI (Persero) Tbk Cabang Balige, ceteris
paribus.
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
b. Tingkat inflasi memberikan pengaruh positif terhadap jumlah dana
pihak ketiga di PT. BRI (Persero) Tbk Cabang Balige, ceteris paribus.
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh tingkat suku bunga
terhadap penghimpuana dana pihak ketiga di PT. BRI (Persero)
Tbk Cabang Balige.
b. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh inflasi terhadap
penghimpunan dana pihak ketiga di PT. BRI (Persero) Tbk Cabang
Balige.
Adapun manfaat yang penulis harapkan dari penelitian ini adalah :
a. Sebagai bahan studi dan tambahan ilmu pengetahuan bagi
mahasiswa Fakultas Ekonomi terutama Departemen Ekonomi
Pembangunan yang ingin melakukan penelitian selanjutnya.
b. Sebagai tambahan wawasan ilmiah dan ilmu pengetahuan penulis
dalam disiplin ilmu yang penulis tekuni.
c. Sebagai masukan atau bahan kajian bagi kalangan akademis dan
peneliti yang tertarik membahas topik yang sama.
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
BAB II
URAIAN TEORITIS
2.1 BANK
2.1.1 Pengertian Bank
Bank dalam menjalankan usahanya menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkannya kembali dalam berbagai alternatif investasi. Sehubungan dengan
penghimpunan dana ini, bank sering pula disebut sebagai lembaga kepercayaan.
Sejalan dengan karakteristik usahanya tersebut, maka bank merupakan suatu sekmen
usaha yang kegiatannya banyak diatur oleh pemerintah.
Bank adalah suatu badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam
bentuk kredit dan atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatakan taraf hidup orang
banyak.
2.1.2 Fungsi dan Usaha Bank Umum
Fungsi pokok bank umum adalah sebagai berikut:
a. Menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang lebih efisien dalam
kegiatan ekonomi
b. Menciptakan uang
c. Menghimpun dana dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
d. Menawarakn jasa-jasa keuangan lainnya
Usaha bank
Kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh bank menurut Undang-undang No.
10 tahun 1998 tentang perbankan adalah sebagai berikut:
a. Menghimpun dana dari masyarakat
b. Memberikan kredit
c. Menerbitkan surat pengakuan hutang
d. Membeli, menjual, atau menjamin resiko sendiri maupun untuk kepentingan
dan atas perintah nasabahnya
e. Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk
kepentingan nasabah
f. Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana
kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi
maupun dengan wesel unjuk cek atau sarana lainnya
g. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan
perhitungan dengan ataun antara pihak ketiga
h. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga
i. Membeli melalui pelelangan agunan baik semua maupun sebagian dalam hal
debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada bank, dengan ketentuan
agunan yang dibeli tersebut wajib dicairkan secepatnya
j. Menyediakan pembiayaan dengan prinsip bagi hasil
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
k. Melakukan kegiatan lain misalnya kegiatan dalam valuta asing melakukan
penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain dibanding keuangan seperti
sewa guna usaha, modal ventura, asuransi, dan melakukan penyertaan modal
sementara untuk mengatasi akibat kegagalan kredit
l. Kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak bertentangan
dengan Undang-undang.
2.2 SUMBER - SUMBER DANA BANK
Dana - dana bank yang digunakan sebagai modal operasional, bersumner dari:
a. Dana dari modal sendiri (sering juga disebut dana pihak pertama yaitu dana
dari modal itu sendiri yang berasal dari para pemegang saham).
b. Dana pinjaman dari pihak luar (sering disebut dengan dana pihak kedua).
c. Dana dari masyarakat (sering disebut dengan dana pihak ketiga).
Dari ketiga sumber dana bank tersebut, yang merupakan sumber utama dana bank
yang berasal dari masyarakat terdiri dari tiga jenis, yaitu:
2.2.1 Tabungan
2.2.1.1 Pengertian Tabungan
Pengertian tabungan menurut Undang-undang Perbankan No. 10 tahun 1998
“Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut
syarat–syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet
giro, dan atau alat pembayaran lainnya yang dipersamakan dengan itu.”
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
2.2.1.2 Jenis – jenis Tabungan
Pada dewasa ini terdapat empat jenis tabungan, yaitu:
a. Tabungan Pembangunan Nasional (Tabanas)
Tabanas adalah bentuk-bentuk tabungan yang tidak terikat oleh jangka waktu
dengan syarat penyetoran dan pengambilan, untuk pertama kalinya diatur pada tahun
1971.
Tabanas tersebut terdiri dari:
1. Tabanas umum, yaitu tabanas yang berlaku bagi perorangan
dilaksanakan secara sendiri–sendiri oleh penabung yang bersangkutan.
Kegunaan tabanas:
a. Membantu program pemerintah dalam rangka pembangunan
b. Membiasakan masyrakat untuk menyisihkan atau menghimpun
sebagian dananya untuk keperluan masa depan.
c. Dapat digunakan untuk jaminan atas kredit
Jasa yang diberikan bank:
a. Simpanan s/d Rp 1.000.000 diberikan jasa 15% atau 1,25%
b. Diatas Rp 1.000.000 diberikan jasa 12% atau 1%
Syarat-syarat Tabanas:
a. Menyetor uang tunai (minimum Rp 250), cek atau bilyet giro
b. Dalam satu bulan dapat diambil hanya 2 kali
c. Penabung hanya dapat memiliki satu buku tabungan.
1. Tabungan Pemuda, Pelajar, dan Pramuka (Tapelpram)
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
Yaitu tabanas khusus yang dilaksanakan secara kolektif melalui
organisasi pemuda, sekolah dan satuan pramuka.
2. Tabanas Pegawai
Yaitu tabanas khusus para pegawai dari semua golongan kepangkatan
di lingkungan, departemen, lembaga, instansi pemerintah dan
perusahaan pemerintah maupun swasta yang pelaksanaannya
dilakukan secara kolektif.
b. Tabungan Ongkos Naik Haji (ONH)
Tabungan ongkos naik haji (ONH), yaitu setoran ongkos naik haji atas nama
calon jemaah haji untuk setiap musim haji yang bersangkutan. Besarnya ongkos naik
haji untuk setiap tahun atau musim haji ditetapkan untuk pertama kalinya Keputusan
Presiden tahun 1969.
c. Tabungan lainnya
Tabungan lainnya yaitu tabungan selain tabanas dan taska, misalnya tabungan
yang diterima oleh bank dari pegawai bank sendiri yang bukan dalam bentuk tabanas
dan taska, dan tabungan yang diterima oleh bank yang bukan penyelenggara tabanas
dan taska.
2.2.2 Deposito
2.2.2.1 Pengertian Deposito
Menurut Undang-undang No. 14 tahun 1967 tentang Pokok-pokok Perbankan
Indonesia “Deposito adalah simpanan pihak ketiga kepada bank yang penarikannya
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
hanya dapat dilakukan dengan jangka waktu tertentu menurut perjanjian antara pihak
ketiga dengan bank yang bersangkutan.”
Menurut Undang-undang No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan Indonesia
“Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu
tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank.”
2.2.2.2 Jenis – jenis Deposito
1) Deposito Berjangka (Time Deposit)
Deposito berjangka adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat
dilakukan pada waktu tertentu sesuai tanggal yang duiperjanjikan antara deposan dan
bank. Deposito berjangka merupakan deposito yang diterbitkan dengan jenis jangka
waktu tertentu. Jangka waktu deposito berjangka biasanya bervariasi mulai dari 1
bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan s/d 24 bulan. Deposito berjangka diterbitkan atas
nama baik perorangan maupun lembaga. Artinya di dalam bilyet deposito tercantum
nama seseorang atau lembaga sipemilik deposito berjangka. Penarikan bunga
deposito berjangka dapat dilakukan secara tunai maupun pemindahbukuan dan setiap
bunga deposito dikenakan pajak dari jumlah bunga yang diterimanya.
Untuk menarik minat masyarakat, pihak bank dapat memberikan berbagai
insentif seperti hadiah atau ransangan. Insentif biasanya diberikan untuk jumlah
nominal yang besar baik berupa bunga khusus maupun insentif seperti hadiah atau
cendera mata lainnya. Insentif juga dapat diberikan kepada nasabah yang loyal
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
terhadap bank tersebut. Artinya deposito berjangka dengan nominal besar dan terus
dipertahankan untuk jangka waktu yang relatif lama.
2) Deposito Automatic Roll Over
Deposito automatic roll over adalah suatu bentuk lain dari deposito berjangka
dimana simpanan masyarakat (dalam bentuk deposito) yang telah jatuh tempo sesuai
dengan jangka waktu yang diperjanjikan, namun pihak deposan belum mengambilnya
maka secara otomatis terhadap simpanan tadi dilakukan perpanjangan waktu tanpa
menunggu persetujuan dari deposan.
3) Sertifikat Deposito
Sertifikat deposito merupakan hasil pengembangan dari deposito berjangka.
Sertifikat deposito adalah deposito berjangka yang bukti simpanannya dapat
diperjualbelikan. Agar simpanan ini dapat diperjualbelikan dengan mudah maka
penarikan pada saat jatuh tempo dapat dilakukan atas unjuk, sehingga siapapun yang
memegang bukti simpanan tersebut dapat menguangkannya pada saat jatuh tempo.
Hal lain yang menjadi ciri dari sertifikat deposito adalah dalam hal pembayaran
bunganya. Apabila deposito berjangka bunga dibayarkan setelah dana mengendap,
maka bunga sertifikat deposito ini dibayarkan dimuka yaitu pada saat nasabah
menempatkan dananya dalam bentuk deposito.
4) Deposit on Call
Deposit on call adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan
dengan pemberitahuan lebih dahulu dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan
kesepakatan antara pihak bank dengan nasabah. Deposit on call biasanya digunakan
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
oleh nasabah yang tidak setiap saat perlu menarik dananya dan keperluan penarikan
dana itu dapat diprediksi oleh nasabah dalam jangka waktu tertentu.
2.2.2.3 Fungsi dan Manfaat Deposito
Fungsi deposito dapat dibagi dalam dua bagian yaitu:
1. Fungsi Intern
Maksudnya fungsi deposito ini sangat strategis dalam membantu kegiatan
operasional bank khususnya ruang lingkup bank itu sendiri. Jenis simpanan ini
merupakan salah satu sumber utama modal bank yang praktis penggunaannya karena
mempunyai limit waktu. Deposito ini bagi suatu bank berfungsi untuk memenuhi
kebutuhan modal suatu bank, dan disamping itu juga membantu menjaga posisi
likuiditas bank. Kebutuhan akan modal kerja suatu bank harus selalu dipenuhi setiap
saat sehubungan dengan salah satu fungsi utamanya yakni sebagai lembaga yang
menyalurkan dana dari masyarakat dalam bentuk kredit atau sebagai lembaga
pemberi kredit.
2. Fungsi Ekstern
Fungsi ekstern ini dikaitkan dengan fungsi yang ada diluar perusahaan bank
yakni sebagai lembaga yang bergerak dalam bidang jasa yang memeperlancar arus
pembayaran uang. Dalam upaya mencapai tujuan pembangunan nasional diharapkan
lembaga perbankan dapat berperan dalam mendukung peningkatan pertumbuhan
ekonomi dan stabilitas nasional kearah peningkatan perkembangan erekonomian
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
nasional maupun internasional yang senantiasa bergerak cepat disertai tantangan yang
semakin luas, untuk itu bank harus mampu menghadapi persaingan yang sehat dan
efisien. Depositi ini merupakan sarana penghimpunan dana dalam jumlah yang besar,
dengan demikian pemerintah sangat mengharapkan inisiatif dari masyarakat untuk
menanamkan dana yang lebih ini melalui deposito demi meununjang pembangunan
yang senantiasa membutuhkan dana yang relatif besar.
Manfaat deposito adalah sebagai berikut
Setiap bank tentunya menginginkan memperoleh simpanan masyarakat dalam
jumlah yang besar, dengan banyaknya simpanan masyarakat di bank, maka bank akan
dapat memenuhi kebutuhan dari nasabah yang dapat memberikan lebih banyak
pinjaman kepada mereka yang membutuhkan.
Persaingan yang tajam menuntut setiap bank dapat mencari dan memperoleh
cara yang khusus serta menarik simpanan masyarakat ini. Dana deposito ini
disamping bermanfaat dalam pembiayaan aktifitas bank, juga berguna untuk
memenuhi kebutuhan dana pembangunan yang ditujukan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
2.2.3 Giro
2.2.3.1 Pengertian Giro
Giro adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya dapat
dilakukan setiap saat dengan mempergunakan cek, surat perintah pembayaran lainnya
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
atau dengan cara pemindahbukuan. Dalam pelaksanaan tata usaha giro dilakukan
melalui suatu rekening yang disebut rekening koran. Rekening ini digunakan juga
untuk menatausahakan kredit yang diberikan melalui rekening koran. Perkembangan
rekening giro pada bank tidak hanya melalui berdasarkan kepentingan bank semata
tetapi juga kepentingan masyarakat modern karena giro adalah uang giral yang juga
dipergunakan sebagai alat pembayaran yaitu melalui penggunaan cek.
Bagi pengusaha (kecil, menengah, ataupun besar, dan kaum menengah
keatas), mempunyai rekening giro pada bank sudah merupakan kebutuhan mutlak
demi kelancaran berbagai urusan bisnis dan urusan pembayaran. Salah satu segi yang
amat penting dalam peningkatan jumlah pemegang giro adalah kepercayaan
masyarakat terhadap bank tersebut dan pelayanan (service) yang menyenangkan
nasabah.
2.3 SUKU BUNGA
2.3.1 Pengertian Suku Bunga
Suku bunga adalah harga dari penggunaan uang atau bias juga dipandang
sebagai sewa atas penggunaan uang untuk jangka waktu tertentu. Atau harga dari
meminjam uang untuk menggunakan daya belinya dan biasanya dinyatakan dalam
persen (%).
Bunga bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank yang
berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual
produknya. Bunga juga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar kepada
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
nasabah (yang memiliki simpanan) dengan yang harus dibayar oleh nasabah kepada
bank (nasabah yang memperoleh pinjaman).
(Kasmir, 2002: 121)
Dalam kegiatan perbankan sehari-hari ada dua macam bunga yang diberikan
kepada nasabahnya, yaitu:
1. Bunga Simpanan yaitu bunga yang diberikan sebagai ransangan atau balas
jasa bagi nasabah yang menyimpan uangnya di bank. Bunga simpanan
merupakan harga yang harus dibayar bank kepada nasabahnya. Contoh: jasa.
2. Bunga Pinjaman yaitu bunga yang diberikan kepada para peminjam atau
harga yang harus dibayar oleh nasabah pinjaman kepada bank. Contoh: bunga
kredit.
Kedua macam bunga ini merupakan komponen utama faktor biaya dan
pendapatan bagi bank. Bunga simpanan merupakan biaya dana yang harus
dikeluarkan kepada nasabah sedangkan bunga pinjaman merupakan pendapatan yang
diterima nasabah. Baik bunga simpanan maupun bunga bunga pinjaman masing-
masing saling mempengaruhi satu sama lainnya. Sebagai contoh seandainya bunga
pinjaman tinggi, maka secara otomatis bunga pinjaman juga berpengaruh naik dan
demikian sebaliknya.
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
2.3.2 Teori Tingkat Suku Bunga
2.3.2.1 Teori Klasik
Teori bunga aliran klasik dinamakan “The Pure Theory of Interest”. Menurut
teori ini, tinggi rendahnya tingkat bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran
akan modal. Jadi modal telah dianggap sebagai harga dari kesempatan penggunaan
modal. Sama seperti harga barang-barang dan jasa , tinggi rendahnya ditentukan oleh
permintaan dan penawaran, demikian pula tinggi rendahnya bunga modal ditentukan
oleh permintaan dan penawaran modal.
Menurut teori klasik, tabungan merupakan fungsi dari tingkat bunga pada
perekonomian akan mempengaruhi tabungan (saving) yang terjadi. Berarti keinginan
masyarakat untuk menabung sangat tergantung pada tingkat bunga. Makin tinggi
tingkat bunga, semakin besar keinginan masyarakat untuk menabung atau masyarakat
akan terdorong untuk mengorbankan pengeluaran guna menambah besarnya
tabungan. Jadi tingkat suku bunga menurut klasik adalah balas jasa yang diterima
seseorang karena menabung atau hadiah yang diterima seseorang karena menunda
konsumsinya.
Investasi merupakan fungsi tingkat suku bunga. Semakin tinggi tingkat bunga,
semakin kecil keinginan masyarakat untuk mengadakan investasi. Karena keuntungan
yang diharapkan dari investasi tersebut akan lebih dari tingkat bunga (biaya
penggunaan pinjaman tersebut). Bilamana terjadi kondisi tingkat bunga dalam
keseimbangan, artinya tidak ada dorongan untuk menabung akan sama dengan
dorongan pengusaha untuk melakukan investasi.
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
Tingkat keseimbangan bunga berada pada io dimana pada tingkat bunga ini
tingkat tabungan yang terjadi sama dengan tingkat investasi. Bilaman tingkat bunga
bergerak naik (berpindah dari io ke i1), maka jumlah investasi (keinginan investor
guna melakukan investasi) berkurang. Kondisi yang terjadi pada tingkat bunga i1
dananya (mereka akan bersaing menawarkan sehingga tingkat bunga pada i1) akan
bergerak turun atau kembali pada tingkat bunga io.
Interest
Saving
i1
i0
i2 i1
i2 i0
0 S2 S0 S1
Gambar 2.1
Tingkat Bunga Menurut Klasik
Apabila tingkat bunga io bergerak turun pada tingkat bunga i2, para investor
(pengusaha) akan bersaing guna memperoleh dana (tabungan) yang jumlahnya kecil
dibandingkan keinginan untuk investasi. Tingkat bunga keseimbangan terjadi di pasar
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
sama dengan interaksi antara penawaran dengan permintaan suatu barang. Sejalan
dengan proses terjadinya harga pasar suatu barang, maka tingkat bungapun ditentukan
antara keseimbangan penawaran tabungan dan permintaan tabungan. Jadi tingkat
bungalah sebagai penggerak antara keseimbangan tabungan dan investasi.
Pendapat klasik tentang tingkat bunga ini didasarkan pada Hukum Say
(pendapat Baptis Say) bahwa penawaran akan menciptakan permintaannya sendiri.
Dengan berttitik tolak dari Hukum Say ini maka setiap tabungan akan otomatis sama
dengan investasi. Tingkat bunga yang mengalami penurunan dan kenaikan atau
bergerak naik turun dari titik keseimbangan, maka pergerakan naik turunnya tingkat
bunga hanya bersifat sementara. Bilamana telah tejadi tarik menarik penawaran dan
permintaan atau bekerjanya mekanisme harga (aeperti pada pasar barang) tingkat
bunga keseimbangan akan tercipta kembali.
2.3.2.2 Teori Keynes
Teori ini dikemukakan oleh Keynes dan dinamakan “Liqudity Preference
Theory of Interest”. Menurut Keynes tingkat bunga ditentukan oleh preference dan
suplly of money. Liquidity preference adalah keinginan memegang atau menahan
uang didasarkan tiga alasan yaitu motif transaksi, berjaga-jaga dan motif spekulasi.
Ahli-ahli ekonomi sesudah klasik pada umumnya memberikan sokongan pada
pandangan Keynes yang berkeyakinan bahwa tingakat bunga merupakan balas jasa
yang diterima seseorang karena orang tersebut mengorbankan liquidity preferencenya
(permintaan uang).
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
Permintaan uang mempunyai hubungan yang negative dengan tingkat bunga.
Hubungan yang negative antara permintaan uang dengan tingkat bunga ini dapat
diterangkan Keynes, dia mengatakan bahwa masyarakat mempunyai pendapat tentang
adanya tingkat bunga nominal (natural rate). Bilamana tingkat bunga turun dari
tingkat bunga nominal dalam masyarakat ada suatu keyakinan memegang obligasi
(surat berharga) pada saat suku bunga naik (harga obligasi mengalami penurunan)
pemegang obligasi tersebut akan menderita kerugian (capital loss). Guna
menghindari kerugian ini, tindakan yang dilakukan adalah menjual obligasi denga
sendirinya akan mendapatkan uang kas, dan uang kas ini yang akan dipegang pada
saat suku bunga naik. Hubungan inilah yang disebut motif spekulasi permintaan uang
karena masyarakat akan melakukan spekulasi tentang obligasi dimasa yang akan
datang.
Tanggapan Keynes yang kedua adalah berhubungan dengan ongkos (harga)
memegang uang kas, karena makin tinggi tingkat bunga makin besar ongkos
memegang uang kas. Hal ini akan menyebabkan keinginan memegang uang kas juga
akan makin menurun. Bila tingkat bunga turun berarti ongkos memegang uang
rendah, sehingga permintaan uang kas naik. Permintaan ini akan menentukan tingkat
bunga. Tingkat bunga keseimbangan pada io terjadi bila jumlah kas yang ditawarkan
(uang beredar) sama dengan yang diminta. Bila terjadi peningkatan suku bunga (di
atas io) masyarakat akan menginginkan uang kas lebih sedikit dengan membeli
obligasi (tingkat bunga turun) sampai kembali pada tingkat keseimbangan.
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
Bilamana tingkat bunga yang terjadi berada dibawah keseimbangan (io)
masyarakat akan menginginkan uang kas lebih besar. Ini perlu agar menjual obligasi
yang dipegang. Tindakan untuk menjual inilah yang mendesak harganya turun dan
tingkat bunga akan bergerak naik.
Tingkat bunga Jumlah uang
io
liquidity preference
0 M3 Permintaan uang
Gambar 2.2 Tingkat Bunga Menurut Keynes
2.3.3 Perubahan Penawaran Uang dan Suku Bunga
Menurut Teori Ferri Fabozzi dalam bukunya yang berjudul “Pasar dan
Lembaga Keuangan” pada tahun 1999, perubahan penawaran uang memiliki tiga efek
yang berbeda atas suku bunga yaitu;
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
1. Efek Likuiditas
Efek ini merupakan reaksi awal suku bunga terhadap perubahan
penawaran uang. Jika penurunan uang meningkat, reaksi awalnya
adalah turunnya suku bunga. Alasan bagi penurunan tersebut adalah
bahwa kenaikan penawaran uang mewakili pergerakan kurva
panawaran.
2. Efek Pendapatan
Perubahan-perubahan dalam penawaran uang jelas mempengaruhi
perekonomian. Secara umum peningkatan uang beredar menyebabkan
ekspansi ekonomi, yaitu lebih banyak pinjaman yang tersedia, maka
akan lebih banyak individu yang dipekerjakan dan bekerja lebih lama,
serta lebih banyak barang dan jasa yang dibeli oleh kensumen dan
produsen. Jadi perubahan uang beredar bias menyebabkan pendapatan
berubah.
3. Efek Ekspektasi Harga
Efek ekspektasi harga biasanya terjadi jika pertumbuhan uang beredar
terjadi pada saat output tinggi. Karena tingkat harga mempengaruhi
fungsi permintaanuang, efek ekspektasi harganya adalah peningkatan
suku bunga. Kenaikan tersebut. Karena permintaan terhadap saldo
uang bergerak keatas. Efek positif ini menggerakkan suku bunga
dalam arah yang sama dengan efek pendapatan, dan berlawanan arah
dengan efek likuiditas.
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
2.3.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Suku Bunga
Agar keuntungan yang diperoleh bank dapat maksimal, maka pihak manajemen
bank harus pandai dalam menetukan besar kecilnya komponen suku bunga. Hal ini
disebabkan apabila salah dalam menentukan besar kecilnya komponen suku bunga
maka akan dapat merugikan bank itu sendiri. Faktor-faktor yang mempengaruhi
penentuan suku bungs yaitu:
1. Kebutuhan Dana
Faktor kebutuhan dana dikhususkan untuk dana simpanan yaitu,
seberapa besar kebutuhan dana yang diinginkan. Apabila bank
kekurangan dana, sementara permohonan pinjaman meningkat, maka
yang dilakukan oleh bank agar dan tersebut cepat terpenuhi adalah
dengan meningkatakan suku bunga simpanan. Namun peningkatan
suku bunga simpanan juga akan meningkatkan suku bunga pinjaman.
Sebaliknya apabila dana yang ada dalam simpanan di bank banyak,
sementara permohonan pinjaman sedikit maka bung simpanan akan
turun.
2. Target Laba yang Diinginkan
Faktor ini dikhususkan untuk bunga pinjaman. Hal ini disebabkan
target laba merupakan salah satu komponen dalam menentukan besar
kecilnya suku bunga pinjaman. Jika laba yang diinginkan besar maka
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
bunga pinjaman juga besar dan demikian sebaliknya. Namun untuk
menghadapi pesaing target laba dapat diturunkan seminimal mungkin.
3. Kualitas Jaminan
Kualitas jaminan juga diperuntukkan untuk bunga. Semakin likuid
jaminan (mudah dicairkan) yang diberikan, maka semakin rendah
bunga kredit yang dibebankan dan demikian sebaliknya.
4. Kebijaksanaan Pemerintah
Dalam menentukan bunga simpanan maupun bunga pinjaman, bank
tidak boleh mlebihi batasan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.
Artinya ada batasan maksimal dan ada batasan minimal.untuk suku
bunga yang diizinkan. Tujuannya adalah agar bank dapat bersing
sacara sehat.
5. Jangka Waktu
Baik untuk bunga simpanan maupun bunga pinjaman, faktor jangka
waktu sangat menentukan. Semakin panjang jangka waktu pinjaman,
maka semakin tinggi bunganya. Hal ini disebabkan besarnya
kemungkinan resiko macet dimasa mendatang. Demikian pula
sebaliknya jika pinjaman berjangka waktu pendek, maka bunganya
relatif rendah. Akan tetapi untuk bunga simpanan berlaku sebaliknya,
semakin panjang jangka waktu maka bunga simpanan semakin rendah
dan sebaliknya.
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
6. Reputasi Perusahaan
Reputasi perusahaan juga sangat menentukan suku bunga terutama
untuk bunga pinjaman. Bonafiditas suatu perusahaan yang akan
memperoleh kredit sangat menentukan tungkata suku bunga yang akan
dibebankan nantinya, karena biasanya perusahaan yang bonafid
kemungkinan resiko kredit macet dimasa mendatang relatif kecil dan
demikian sebaliknya perusahaan yang kurang bonafid factor resiko
kredit macet cukup besar.
7. Produk yang Kompetitif
Produk yang kompetitif sangat menentukan besar kecilnya pinjaman.
Kompetitif maksudnya adalah produk yang dibiayai sangat laku di
pasaran. Untuk produk yang kompetitif, bunga kredit yang diberikan
relatif rendah jika dibandingkan dengan produk yang kurang
kompetitif. Hal ini disebabkan produk yang kompetitif tingkat
perputaran produknya tinggi sehingga pembayarannya diharapkan
lancar.
8. Hubungan Baik
Biasanya bunga pinjaman dikaitkan dengan factor kepercayaan kepada
seseorang atau lembaga. Dalam prakteknya, bank menggolongkan
nasabahnya antara nasabah uatam (primer) dan nasabah biasa
(sekunder).
9. Persaingan
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
Dalam kondisi tidak stabil dan bank kekurangan dana sementara maka
tingkat persaingan dalam memperebutkan dana simpanan cukup ketat,
maka bank harus bersaing ketat dengan bank lainnya.
2.4. INFLASI
2.4.1 Pengertian Inflasi
Inflasi adalah suatu proses kenaikan tingkat harga yang terjadi terus menerus
dan pada arah yang tetap menaik yang disebapkan oleh kelebihan permintaan diatas
kapasitas penawaran.
2.4.2 Jenis-jenis Inflasi
2.4.2.1 Berdasarkan Penyebabnya
1. Demand Pull Inflation
Inflasi ini timbul karena adanya permintaan keseluruhan yang tinggi disatu
pihak, di pihak lain kondisi produksi telah mencapai kesempatan kerja penuh ( full
employment ). Jika kondisi produksi telah berada pada kesempatan kerja penuh, maka
kenaikan permintaan tidak lagi mendorong kenaikan output ( produksi ), tetapi hanya
mendorong kenaikan harga-harga yang biasa akibatnya sesuai dengan hukum
permintaan, bila permintaan banyak sementara penawaran tetap maka harga akan
naik. Dan bila ini berlangsung terus menerus akan mengakibatkan inflasi yang
berkepanjangan. Oleh karenanya untuk membatasi itu diperlukan adanya pembukaan
kapasitas produksi baru dengan penambahan tenaga kerja yang baru.
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
2. Cosh Push Inflation
Cosh Push Inflation adalah yang terjadi akibat pergeseran kurva penawaran
agrebat. Pada kondisi Cosh Push Inflation, penawaran lebih rendah jika dibandingkan
dengan tingkat permintaan. Ini terjadi karena kenaikan harga faktor produksi
sehingga produsen terpaksa mengurangi produksinya sampai pada jumlah tertentu.
Penawaran total terus menurun karena semakin mahalnya biaya produksi. Apabila
keadaan tersebut berlangsung cukup lama maka terjadilah inflasi. Karena biaya
produksi yang menimbulkan cosh push inflation didorong oleh beberpa faktor sebagai
berikut :
a. Adanya tuntutan kenaikan upah dari para pekerja yang biasanya dikordinir
oleh organisasi serikat buruh.
b. Adanya industri yang monopolis, yang memberi kekuatan kepada pengusaha
untuk menguasai pasar dan selanjutnya menaikkan harga lebih tinggi.
c. Kenaikan harga bahan baku industri.
2.4.2.2 Berdasarkan Asal Terjadinya
1. Domestic Inflation (Inflasi Domestik)
Inflasi domestik adalah inflasi yang berasal dari dalam negeri (domestik).
Kenaikan harga disebapkan karena adanya kejutan dari dalam negeri, baik karena
perilaku masyarakat maupun perilaku pemerintah dalam mengeluarkan kebijakan-
kebijakan. Kenaikan harga terjadi secara absolut, akibatnya terjadilah inflasi atau
semakin meningkatnya angka inflasi.
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
2. Imported Inflation (Inflasi Luar Negeri)
Imported Inflation adalah inflasi yang terjadi di dalam negeri karena adanya
pengaruh harga dari luar negeri, terutama barang-barang impor atau bahan baku
industri yang masih belum dapat diproduksi di dalam negeri.
2.4.2.3 Berdasarkan Intensitasnya
1. Creeping Inflation
Creeping Inflation adalah Inflasi yang terjadi dengan laju pertumbuhan
berlangsung lambat.
2. Hyper Inflation
Infalasi ini sangat berat yang timbul akibat adanya kenaikan harga-harga yang
umum yang berlangsung sangat cepat. Inflasi jenis ini dapat merusak struktur
perekonomian negara.
2.4.2.4 Berdasarkan Sudut Bobotnya
1. Inflasi Ringan
Yaitu inflasi yabng ditandai dengan kenaikan harga berjalan secara lambat
dengan persentase yang kecil serta dalam jangka waktu yang relatif lama.
2. Inflasi Sedang
Yaitu inflasi yang ditandai dengan kenaikan harga yang lebih cepat dan perlu
diwaspadai dampaknya bagi perekonomian.
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
3. Inflasi Berat
Yaitu inflasi yang ditandai dengan kenaikan harga yang cukup besar dan
kadang-kadang berjalan dalam waktu yang relatif pendek.
4. Inflasi Sangat Berat
Yaitu inflasi dengan laju pertumbuhan melampaui 100% per tahun.
2.4.3 Penyebab Timbulnya Inflasi dan Dampaknya
Adapun yang menjadi penyebab timbulnya inflasi antara lain :
1. Pemerintah telah berambisi untuk menguasai sumber-sumber ekonomi dalam
jumlah besar yang seharusnya diserahkan pada pihak swasta.
2. Adanya efek phisikologi di kalangan masyarakat, seperti isu devaluasi yang
menyebapkan permintaan masyarakat terhadap produk barang melonjak
drastis
3. Berbagai golongan dan pelaku ekonomi berusaha memperoleh tambahan
pendapatan yang lebih besar dengan cara menaikkan tingkat produktivitas
mereka.
4. Adanya kebijakan pemerintah, baik yang bersifat ekonomi maupun non
ekonomi yang dapat memicu kenaikan harga.
5. Pengaruh alam yang dapat menurunkan produksi dan menaikkan harga,
seperti kemarau panjang yang mengakibatkan kegagalan permintaan.
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
6. Pengaruh inflasi dari luar negeri, seperti meningkatnya harga barang-barang
impor dan komponem atau bahan-bahan baru yang belum sanggup diproduksi
di dalam negeri.
Dampak inflasi sangat luas dan beraneka ragam serta menurunkan tingkat
kesejahteraan hidup masyarakat. Laju tingkat pertumbuhan inflasi yang tinggi akan
merusak struktur ekonomi dan akan melemahkan kinerja perekonomian suatu negara.
Dampak inflasi tidak hanya dibidang ekonomi, tetapi juga dapat mempengaruhi sosial
politik suatu negara.
Dampak inflasi antara lain :
1. Equity Effect
Equity Effect adalah dampak inflasi terhadap pendapatan. Dampak inflasi
terhadap pendapatan bersifat tidak merata, ada yang mengalami kerugian terutama
mereka yang berpenghasilan tetap dan ada pula yang mengalami keuntungan dengan
adanya inflasi. Mereka yang berpenghasilan tetap akan mengalami penurunan nilai
riil dari penghasilannya, sehingga daya belinya menjadi lemah. Sebaliknya dengan
terjadinya inflasi, kelompok- kelompok yang mendapatkan keuntungan adalah
mereka yang memperoleh kenaikan atau peningkatan pendapatan dengan dengan
tingkat persentase yang lebih besar daripada tingkat inflasi. Selain itu inflasi akan
mengakibatkan terjadinya perubahan pada distribusi pendapatan dan kekayaan
masyarakat. Inflasi seolah-olah berfungsi sebagai pajak bagi seseorang dan
merupakan subsidi bagi orang yang berpenghasilan rendah. Namun jika keadaan
tersebut tidak segera diatasi, dalam jangka panjang akan semakin memperlebar
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
kesenjangan antara kelompok yang berpenghasilan tinggi dan kelompok yang
berpenghasilan menengah kebawah, antara kelompok kaya dan miskin dan antara
kelompok konglomerat dan kelompok pengusaha menengah kebawah yang semakin
lama akan merusak tatanan perekonomian dan melumpuhkan sektor ekonomi.
2. Efficiency Effect
Inflasi juga dapat mengubah pola alokasi faktor-faktor produksi. Harga-harga
faktor produksi semakin meningkat. Perubahan tersebut dapat terjadi melalui
kenaikan permintaan akan berbagai macam barang yang selanjutnya akan mendorong
perubahan dalam produksi beberapa barang tertentu. Dengan adanya inflasi,
permintaan barang-barang tertentu akan mendorong peningkatan produksi terhadap
barang-barang tersebut. Kenaikan produksi yang demikian akan mengubah pola
alokasi faktor produksi barang-barang tersebut akan menjadi lebih efisien.
2.4.4 Model Teori Inflasi
2.4.4.1 Teori Kuantitas
Teori ini merupakan teori yang paling tua dan merupakan teori yang
mendekati inflasi dari segi permintaan. Teori ini kemudian dikembangkan lebih lanjut
oleh sekelompok ekonom dari Chicago University, yang juga dikenal sebagai
kelompok monetaris.
Menurut toeri kuantitas ada dua faktor yang berperan dalam terjadinya inflasi,
yaitu :
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
1. Jumlah Uang Beredar
Inflasi hanya akan terjadi kalau ada pertambahan uang yang beredar baik uang
kartal maupun uang giral. Bila jumlah uang tidak ditambah, inflasi akan berhenti
dengan sendirinya.
2. Psikolog (harapan masyarakat mengenai kenaikan harga-harga pada masa yang
akan datang). Hal ini dapat mempercepat laju inflasi.
2.4.4.2 Teori Keynes
Teori inflasi menurut pendakatan ini mengatakan bahwa inflasi terjadi karena
sesuatu kelompok masyarakat ingin hidup diluar batas kemampuan ekonominya,
sehingga proses inflasi merupakan proses tarik menarik antar golongan masyarakat
untuk memperoleh bagian dana masyarakat yang lebih besar daripada yang mampu
disediakan oleh masyarakat sendiri. Kalau hal ini selalu terjadi maka kan timbul
kesenjangan inflasi/inflationary gap. Tekanan dari golongan ini akan mengakibatkan
kenaikan biaya. Inflationary Gap ini dapat ditimbulkan oleh pemerintah yang
menjalankan defisit dalam anggaran belanjanya yang dibiayai untuk mencetak uang
baru. Selain itu dapat ditimbulkan oleh pengusaha swasta yang ingin melakukan
investasi baru dan memperoleh pembiayaan dari kredit bank dan serikat buruh yang
berusaha untuk memperoleh kenaikan gaji yang lebih produktifits buruh.
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
2.4.4.3 Teori Strukturalis
Teori ini merupakan teori inflasi yang didasarkan pada pengalaman di negara-
negara Amerika latin dan mengaitkan timbulnya inflasi. Dan karenanya sering pula
disebut toeri inflasi jangka panjang.
Inflasi ini timbul disebapkan oleh adanya kelemahan dan hambatan struktural
dalam struktur ekonomi. Hambatan-hambatan struktural tersebut bisa berupa tidak
elastisnya penawaran bahan makanan yang disebapkan oleh cukup besarnya peran
faktor musim atau cuaca, disamping masih tradisionalnya proses produksi bahan
makanan serta rendahnya produktivitas petani. Keadaan ini juga dipengaruhi oleh
adanya urbanisasi yang cepat, yang disatu pihak menyebapkan tenaga penghasil
bahan makanan berkurang, dilain pihak dengan meningkatnya pendapatan juga akan
mendorong kenaikan daripada permintaan akan bahan makanan, padahal penawaran
tidak mencukupi.
2.4.5 Kebijakan Dalam Menanggulangi Inflasi
Inflasi yang terus menerus bisa mengakibatkan kondisi perekonomian
semakin hancur. Kebijakan pemerintah dalam menanggulangi inflasi tersebut adalah:
2.4.5.1 Kebijakan Moneter
Yaitu langkah-langkah pemerintah yang dilaksanakan oleh Bank Sentral/Bank
Indonesia untuk mempengaruhi (merubah) penawaran uang dalam perekonomian atau
merubah tingkat bunga untuk mempengaruhi pengeluaran. Adapun langkah-langkah
yang diambil dalam kebijakan moneter adalah :
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
1. Tight Money Policy (Kebijakan Uang Ketat)
Tight Money Policy adalah kebijakan untuk mengurangi jumlah uang beredar.
Kebijakan ini merupakan suatu kebijakan dari Bank untuk menjual surat-surat
berharga ini ditujukan kepada bank-bank, maka hal ini selain berakibat berkurangnya
uang dari tangan masyarakat, tetapi berkurangnya uang di tangan badan-badan kredit
juga. Berkurangnya jumlah uang ditangan masyarakat menyebapkan permintaan
terhadap barang berkurang dan barang-barang di pasar hanya dapat dijual seluruhnya
apabila harga diturunkan dan dengan telah terealisasinya hal ini, tekanan inflasipun
dapat dikurangi.
2. Menaikkan Suku Bunga SBI (Sertifikat Bank Indonesia)
Keinginan dari orang-orang atau badan-badan usaha untuk mengadakan
pinjaman kepada badan-badan kredit berhubungan erat dengan keuntungan yang
diharapkan dri investasi yang akan dijalankannya dan besarnya bunga yang harus
dibayar dari modal yang dipinjam. Bilamana bunga pinjaman semakin besar, maka
ada kecenderungantertahannya aktiva yang besar yang pembiayaannya didasarkan
atas peminjaman dari badan kredit. Dengan demikian jelaslah bahwa kenaikan tinkat
bunga dari bank akan mengurangi keinginan badan-badan kredit untuk mengadakan
peminjaman untuk memenuhi permintaan pinjaman masyarakat, yang berarti
besarnya kredit dari badan kredit berkurang, yang berarti pula mengurangi tekanan
inflasi.
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
3. Menurunkan Nilai Tukar Mata Uang
Dengan melakukan intervensi terhadap mata uang asing, maka nilai tukar
akan dapat diatur, sehingga akan mempermudah biaya impor barang-barang material
(input).
2.4.5.2 Kebijakan Fiskal
Yaitu langkah-langkah pemerintah membuat perubahan dalam bidang
perpajakan dan pengeluaran pemerintah dengan maksud untuk mempengaruhi
pengeluaran dalam perekonomian. Dalam menaggulangi inlasi pemerintah dapat
melakukan kebijakan fiskal antara lain:
1. Menaikkan Pajak
Dengan menaikkan pajak maka pemerintah akan dapat mengurangi jumlah
uang beredar. Karena dengan menaikkan pajak berarti penghasilan seseorang akan
berkurang, karena sebagian dari penghasilannya itu dalam bentuk pajak telah
diberikan kepada pemerintah. Apabila penghasilan seseoang berkurang maka tenaga
pebelanjaan juga berkurang, dan apabila pembeli berkurang, maka harga barang-
barang tidak mungkin naik lagi, melainkan akan turun seimbang dengan jumlah uang
yang ada di masyarakat.
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
2. Menurunkan Pengeluaran Pemerintah
Pengeluaran pemerintah harus diperkecil sedikit demi sedikit, walaupun
begitu sulit. Salah satu usaha dalam melakukan penurunan pengeluaran pemerintah
yakni dengan menetralisisr kenaikan pengeluaran swasta sehingga pengeluaran dalam
perekonomian dapat dikendalikan. Selain itu dengan menaikkan pajak dan
mengadakan pinjaman pemerintah juga diharapkan dapat memperkecil pengeluaran
pemerintah.
3. Mengurangi Biaya Ekonomi Yang Tinggi
Dengan melakukan deregulasi-deredulasi dalam perizinan serta kemudahan
dalam pendistribusian barang dapat mengakibatkan harga barang menjadi turun atau
palin tidak tetap, sehingga perekonomian tidak berada dalam keadaan inflasi.
2.4.5.3 Kebijakan Non Moneter
1. Menaikkan Hasil Produksi
Cara ini cukup efektif karena inflasi pada dasarnya terjadi karena kenaikan jumlah
barang yang dihasilkan tidak seimbang dengan jumlah uang yang beredar di
masyarakat. Melalui kegiatan ini diupayakan dengan mengerjakan factor-faktor
produksi pada kapasitas penuh, dan memberi prioritas/subsidi kepada factor produksi
yang sangat sensitive terhadap inflasi artinya memberi bantuan kepada usaha-usaha
untuk memproduksikan barang yang persediaannya terbatas dan sangat dibutukan
oleh masyarakat banyak.
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
2. Kebijaksanaan Gaji/Upah
Kenaikan gaji/upah dapat dilakukan hanya apabila produktivitas umum bertambah.
Jadi sejalan dengan naiknya hasil produksi para pekerja, upah boleh dinaikkan
sebanding dengan peningkatan produktivitas tersebut. Dengan menstabilisasikan gaji
maka inflasi dapat dikurangi.
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam
pengumpulan data atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan dan
menguji hipotesa penelitian. Dalam mengumpulkan data yang diperlukan dalam
penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan cara sebagai berikut:
3.1 Lokasi penelitian
Penelitian ini dilakukan pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
Cabang Balige yang terletak di jalan Sisingamangaraja No. 188 Balige Kabupaten
Toba Samosir.
3.2 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisa pengaruh tingkat suku bunga
dan inflasi terhadap penghimpunan dana pihak ketiga di PT. BRI (Persero) Tbk
Cabang Balige.
3.3 Jenis Dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu
data yang sudah ada obyek penelitiannya yang dapat diperoleh dari hasil kepustakaan,
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
buku literatur serta sumber lain yang berhubungan dengan penelitian, dalam bentuk
time series yang bersifat kuantitatif yaitu berupa data bulanan dalam bentuk angka
dalam ukuran waktu 24 bulan dari Januari 2006 sampai dengan Desember 2007 yang
diperoleh dari Bank Rakyat Indonsia Cabang Balige.
3.4 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menggunakan metode pengumpulan
data yang diperoleh dari instansi yang terkait yang diperoleh dari publikasi resmi
yang berhubungan dengan penelitian. Data yang dipergunakan adalah dengan
melakukan pencatatan langsung yang diperoleh dari laporan BRI Cabang Balige
dengan kurun waktu 24 bulan.
3.5 Pengolahan Data
Penulis melakukan pengolahan data dengan metode statistika mengunakan
program E-views 4.1 dalam penulisan skripsi ini.
3.6 Model Analisis Data
Model analisis yang digunakan dalam menganalisis data adalah model
Ekonometrika. Dalam menganalisis data yang diperoleh untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat maka digunakan
model ekonometrik dengan meregresikan variabel-variabel yang ada dengan
menggunakan metode kuadrat terkecil biasa (Ordinary Least Squere). Data yang
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
digunakan dianalisis secara kwantitatif dengan menggunakan analisis statistika yaitu
persamaan regresi linear berganda.
Model persamaannya adalah sebagai berikut:
Y = f (X1,X2)………………………….(1)
Kemudian fungsi tersebut dispesipikasikan kedalam bentuk model persamaan
regresi linier sebagai berikut:
Y = ⍺ µββ +++ 2211 XX ………………………(2)
Dimana:
Y = Jumlah dana pihak ke tiga dalam bentuk tabungan Giro dan
Deposito (Milyar Rupiah)
X1 = Tingkat suku bunga (%)
X2 = Inflasi (%)
⍺ = Intercept/ Konstanta
21 , ββ = Koefisien regresi
µ = Term of Error ( Kesalahan pengganggu)
Bentuk hipotesis di atas secara matematis dapat dinyatakan sebagai beikut:
,01
>∂∂XY Artinya jika X1 tersebut meningkat maka Y (jumlah dana pihak
ketiga) akan mengalami peningkatan, ceteris paribus.
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
,02
<∂∂XY Artinya jika X2 (inflasi) meningkat maka Y (jumlah dana pihak
ketiga) akan mengalami peningkatan, ceteris paribus.
3.7 Test Goodness of Fit (Uji kesesuaian)
3.7.1 Koefisien Determinasi (R- Squere)
Koefisien determinasi dilakukan untuk melihat seberapa besar kemampuan
variabel independen secara bersama-sama memberi penjelasan terhadap variabel-
variabel dependen. Nilai R2 berkisar antara 0 sampai 1 (0≤R2≤1).
3.7.2 Uji t-statistik
Uji t-statistik merupakan suatu pengujian secara parsial yang bertujuan untuk
mengetahui apakah masing-masing koefisien regresi signifikan atau tidak terhadap
variable dependen dengan menganggap variabel lainnya konstan. Dalam uji ini
digunakan hipotesis sebagai berikut:
Ho : bi = b
Ha : bi ≠ b
Dimana bi adalah koefisien variabel independen ke-i nilai para meter
hipotesis, biasanya b dianggap = 0. Artinya tidak ada pengaruh variabel X terhadap
Y. Bila nilai t-hitung > t-tabel maka pada tingkat kepercayaan tertentu Ho ditolak. Hal
ini berarti bahwa variabel independen yang diuji berpengaruh secara nyata
(signifikan) terhadap variabel depenen. Nilai t-hitung diperoleh dengan rumus:
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
t-hitung = ( )Sbi
bbi −
Dimana :
bi = Koefisien variabel independen ke-i
b = Nilai hipotesis nol
Sbi = Simpangan baku dari variabel independen ke-i
Kriteria pengambilan keputusan
H0: 0=β H0 diterima (t*<t-tabel) artinya variabel independen secara
parsial tidak berpengaruh nyata terhadap pariabel dependen.
Ha: 0≠β Ha diterima (t*>t-tabel) artinya variabel independen secara
parsial berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
3.7.3 Uji F-statistik
Uji f-statistik ini adalah pengujian yang bertujuan untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh koefisien regresi secara bersama-sama terhadap variable dependen.
Untuk pengujian ini digunakan hipotesa sebagai berikut :
Ho : b1 ≠ b2 ………………………. bk = 0 ( tidak ada pengaruh )
Ha : b2 = 0 ……………………………... i = 1 (ada pengaruh)
Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai F-statistik dengan
F-tabel . Jika F-hitung>F-tabel maka H0 ditolak, yang berarti variabel independen
secara bersama-sama mempengaruhi variabel dpenden, Nilai F-hitung dapat diperoleh
dengan rumus :
F-hitung = ( )( ) ( )knR
kR−−
−/1
1/2
2
Dimana:
R2 = Koefisien determinasi
k = Jumlah Variabel independen
n = Jumlah sampel
Kriteria pengambilan keputusan :
H0 : 021 == ββ H0 diterima (F*<F-tabel) artinya variabel independen
secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap
variabel dependen
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
Ha : 021 ≠≠ ββ H0 diterima (F*>F-tabel) artinya variabel independen
secara parsial berpengaruh nyata terhadap variabel
dependen.
3.8 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik
3.8.1 Multikolinearity
Multikolinearity adalah alat untuk mengetahui suatu kondisi apakah terdapat
korelasi variabel indepenen diantara satu sama lainnya.Untuk mengetahui ada
tidaknya multikolinearity dapat dilihat dari nilai R2 , F-hitung,t-hitung , dan standart
error .
Adanya multikolinearity ditandai dengan :
• Standart error tidak terhingga
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
• Tidak ada satupun t-statistik yang signifikan pada =α 1 %. ⍺ = 5 %, ⍺ =10 %
• Terjadi perubahan tanda atau tidak sesuai dengan teori
• R2 sangat tinggi.
3.8.2 Autokorelasi (Serial Correlation)
Serial correlation didefenisikan sebagai korelasi antara anggota serangkaian
observasi yang diurutkan menurut waktu dan ruang. Model regresi linear klasik
mengasumsikan autokorelasi tidak terdapat didalamnya distribusi atau gangguan µi
dilambangkan dengan :
( ) jiE ji ≠= 0: µµ
Ada beberapa cara untuk menguji keberadaan autokorrelasi, yaitu:
1. Dengan menggunakan atau memplot grafik
2. Dengan D-W Test (Uji Durbin-Watson ) Uji D-W ini dirumuskan sebagai
berikut:
D-W = ( )∑
∑ −−
teee t2
211
Dengan Hipotesis sebagai berikut :
H0 : ,0=ρ Artinya tidak ada autokorelasi
Ha : ,0≠ρ Artinya ada autokorelasi
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
Dengan jumlah sampel tertentu dan jumlah variabel independen tertentu
diperoleh nilai kritis dl dan du dalam tabel distribusi Durbin-Watson untuk berbagai
nilai ⍺. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:
Gambar 3.3 Kurva Durbin Watson
Keterangan:
H0 : Tidak ada korelasi
DW<dl : Tolak H0 (ada korelasi positif)
DW>4-dl : Tolak H0 (ada kolerasi negatif)
Du<DW<4-du : Tolak H0 (tidak ada kolerasi)
dl≤DW<4-du : Tidak bisa disimpulkan (inconclusive)
(4-du)≤DW≤ (4-dl) : Tidak bisa disimpulkan (inconclusive)
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
3.9 Defenisi Operasional
1. Dana pihak ketiga adalah sumber dana yang terbesar yang paling diandalkan
bank yang terdiri dari tabungan, giro, dan deposito.
2. Bunga adalah balas jasa yang diberikan kepada nasabah yang membeli atau
menjual produknya. Bunga bagi bank juga dapat diartikan sebagai harga yang
harus dibayar kepada nasabah (yang memiliki simpanan) dan harga yang
harus dibayar oleh nasabah kepada bank (nasabah yang memperoleh
pinjaman). Tingkat suku bunga dinyatakan dalam bentuk persentase.
3. Inflasi adalah suatu keadaan yang menunjukkan adanya kenaikan tingkat
harga barang dan jasa secara umum yang terjadi secara terus menerus dan
berlangsung dalam waktu yang relatif lama. Tingkat inflasi dinyatakan dalam
bentuk persentase.
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskriptif Daerah Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Wilayah Balige
Kecamatan Balige terletak pada ketinggian 905 – 1000 m dari pemukaan laut
sehingga suhu udara cukup lembab tidak heran jika curah hujan di kecamatan ini
cukup tinggi berkisar antara 143-337 mm yang terjadi pada bulan Januari, April,
Agustus, Oktober, dan Desember. Balige berbatasan dengan
Sebelah Utara : Danau Toba
Sebelah Selatan : Tapanuli Utara
Sebelah Barat : Kec. Pakpahan
Sebelah Timur : Laguboti
Luas wilayah mencapai 91,05 km2 dan tersebar di 33 desa. Ketersediaan lahan
di kecamatan Balige ada seluas 9.105 Ha dan dimanfaatkan untuk lahan sawah
sebanyak 2.924 Ha dan sisanya merupakan lahan kering, lokasi bangunan/perumahan
dan lainnya.
Kecamatan Balige beribukota Napitupulu Bagasan yang terdiri dari 33 desa,
dimana 2 desa masih merupakan desa swadaya, 27 desa swakarya dan 4 desa sudah
berhasil swasembada. 4 desa yang telah berhasil swasembada antara lain desa
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
Sangkar Nihuta, Pardede Onan, Napitupulu Bagasan,dan Desa Balige III. Desa
dikecamatan ini dibagi atas 93 dusun dan 31 lingkungan.
Tabel 4.1 Luas Wilayah dan Rasio terhadap luas kecamatan
Desa / Kelurahan 2007
No Desa / Kelurahan Luas Wilayah (km2) 1 Aek Bolon Julu 5,33 2 Aek Bolon Jae 3,16 3 Siboruon 5,39 4 Hutagaol 10,32 5 Bonan Dolok II 3,75 6 Hutanamora 13,67 7 Hutadame 3,68 8 Bonan Dolok I 3,80 9 Bonan Dolok III 3,39
10 Sibuntuon 2,66 11 Lumban Gorat 0,81 12 Sianipar Sihail-hail 2,85 13 Silalahi Pagar Batu 6,14 14 Hinalang Bagasan 2,04 15 Sangkar Nihuta 0,93 16 Pardede Onan 0,72 17 Napitupulu Bagasan 0,48 18 Balige III 0,69 19 Balige II 0,61 20 Paindoan 1,03 21 Parsuratan 0,64 22 Huta Bulu 1,15 23 Saribu Raja Janji Maria 0,85 24 Baruara 3,29 25 Matio 2,38 26 Lumban Pea 3,39 27 Lumban Gaol 1,88
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
28 Sibola Hotang 1,44 29 Lumban Bulbul 0,71 30 Balige I 0,45 31 Lumban Dolok 0,63 32 Longat 1,05 33 Lumban Silintong 1,74 Jumlah 91,05
(Sumber: BPS Medan) 4.1.2 Sejarah Singkat Perusahaan
Bank Rakyat Indonesia adalah salah satu bank tertua di Indonesia yang
merupakan milik negara dan mempunyai sejarah yang cukup panjang. Pada tanggal
16 Desember 1895 Raden Wiriaatmadja dan kawan-kawan mendirikan “De
Poerwokerto Hu-en Spaarbank der Indlandsche Hoofden (Bank Priyayi Purwokerto)”.
Kemudian tahun 1896 seorang Asisten Residen Poerwokerto mendirikan “De
Poerwoketose Hulp Spaaren Lanbouwcredietbank” sebagai kelanjutan dari “De
Poerwokerto Hu-en Spaarbank der Indlandsche Hoofden”, (Suyatno,2001).
Pada zaman tersebut dunia perbankan sudah bersaing satu sama lain untuk
mencari nasabah. Selain dari Bank Priyayi Powerwokerto juga terdapat De Javasche
Bank yang beroperasi sebagai bank komersil. Pada tahun 1898 didirikan
Volksbanken atau yang lebih dikenal dengan Bank Rakyat yang didirikan atas
bantuan Hindia Belanda, ketika Bank Rakyat mengalami kesulitan, pemerintah
Hindia Belanda turut campur dalam menanganinya yaitu dengan dididrikannya Dienst
der Volkscredietewesen (Dinas Perkreditan Rakyat).
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
Untuk mengendalikan dan mengembangkan usaha perbankan, pada tahun
1912 pemerintah Hindia Belanda mendirikan Centrale Kas dibawah naungan
Departemen Dalam Negeri yang berfungsi sebagai Bank Sentral bagi Dients der
Volkscredietewesen. Pendirian Centrale Kas ini tidak juga membawa perubahan pada
usaha perbankan, hal ini karena terjadi resesi dunia pada tahun 1929 sampai 1932 dan
akibatnya Volkscredietewesen tidak dapat berjalan dengan baik. Akhirnya Centrale
Kas dibubarkan. Bersamaan dengan itu didirikanlah Algemene Volkscrediet Bank
pada tahun 1934.
Setelah Jepang masuk pada tahun 1942 Algemene Volkscrediet Bank diganti
namanya menjadi Syoomin Ginko (Bank Rakyat) dan pada tanggal 22 Maret 1946
melalui Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 1946 Bank Rakyat tidak mau bekerja
sama dengan Belanda. Setelah perjanjian Royem Royen Bank Rakyat diaktifkan
kembali. Pada tanggal 21 April 1951 Bank Rakyat ditetapkan menjadi Bank
menengah (Ibid).
Pada bulan Agustus 1965 semua bank milik pemerintah dilebur menjadi satu
dan diberi nama Bank Negara Indonesia, dimana Bank Rakyat Indonesia masuk
kedalam Bank Negara Indonesia Unit II. Pada tahun 1982 Dewan Direksi membentuk
tim tentang sejarah Bank Rakyat Indonesia dan menetapkan melalui Surat Keputusan
Direksi BRI NOKED: 67/DIR/12/1982 tentabg berdirinya Bank Rakyat Indonesia
dan menetapkan bahwa pada tanggal 16 Desember 1985 sebagai hari lahirnya Bank
Rakyat Indonesia.
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
Bank Rakyat Indonesia berkembang menjadi bank devisa sejak tahun 1957 dan
berubah status menjadi perseroan sejak tanggal 1 Juli 1992 dengan nama PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero). Sejak tahun 2003 Bank BRI telah melakukan penawaran
dan penjualan sahamnya kepada masyarakat dan telah berubah statusnya menjadi PT.
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
4.1.3 Visi dan Misi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
a. Visi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan
nasabah (customer is a king).
b. Misi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
1. Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan
pelayanan kepada usaha mikro, kecil dan menengah untuk menunjang
perkembangan ekonomi masyarakat.
2. Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang
tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang profersional
dengan semangat kerja BRI yaitu integritas, profesionalisme, kepuasan
nasabah. Keteladanan dan penghargaan terhadap SDM.
3. Melaksanakan praktek Good Corporate Governance secara
berkesinambungan.
4. Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak-pihak
yang berkepentingan.
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
4.1.4 Jati diri PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
a. Semboyan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
“Swadharma Bhakti Nagara” artinya berbakti kepada negara sesuai dengan
kewajiban yang dipikul. Bank BRI memiliki tanggung jawab terhadap
kepercayaan masyarakat.
b. Motto PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
“Terpercaya, kokoh dan bersahabat” artinya menjadi yang terpercaya
ditengah-tengah riak gelombang dan kemajuan zaman. Bank BRI senantiasa
fitrah perjuangannya yang diwariskan sejak masa revolusi.
c. Dua Pilar Budaya Kerja PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
1. Bank BRI adalah Bank Umum Milik Negara berstatus Perusahaan
Perseroan (Persero).
2. Bank BRI berorientasi kepada pasar dan perkembangan masyarakat.
4.1.5 Struktur Organisasi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
Struktur organisasi BRI cabang Balige adalah berbentuk garis, dimana setiap
bawahan bertanggung jawab langsung kepada seorang atasan saja. Tiap-tiap bagian
terpisah antara satu dengan yang lainnya berdasarkan fungsi dan tugasnya.
Susunan dan struktur organisasi ini adalah tingkatan dari berbagai bagian agar
dapat menghindari timbulnya protaksi dalam lembaga-lembaga tersebut. Struktur
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
organisasi tersebut merupakan tujuan dari badan usaha untuk membantu berhasilnya
organisasi tersebut dalam mencapai tujuannya.
Adapun mengenai tugas dari masing-masing bagian dalam struktur organisasi
dijelaskan antara lain:
1. Pimpinan Cabang
a. Memimpin kantor cabang sesuai tugas pokoknya yand diterima dan
ditetapkan serta membina kantor dalam meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat
b. Mewakili dan menandatangani untuk masing-masing dan atas nama bank
guna menyelenggarakan urusan kantor cabang dengan melakukan
tindakan sebagaiman dimaksud dalam surat direksi
c. Mengambil keputusan dalam batas wewenangnya serta menentukan dan
mengatur operasional kantor cabang sesuai dengan kebijaksanaan
pelaksanaan kantor wilayah
d. Memelihara hubungan kerja yang baik dengan nama sub unit organisasi
bank dan instansi lainnya sesuai dengan tugas pokok cabang dalam batas-
batas wewenang yang dimilikinya
e. Melaksanakan internal kontrol terhadap seluruh kegiatan operasional
pada kantor cabang BRI unit
Selain tugas tersebut diatas, pimpinan cabang mempunyai tugas sebagai
berikut:
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
• Menyusun program usaha bank sesuai dengan kebijaksanaan kanwil/direksi
• Melaksanakan usaha bank pada umumnya dengan memberikan kredit,
menerima dana, menarik dana, memberikan jasa-jasa bank kepada pemerintah
dan masyarakat sesuai dengan yang ditetapkan.
• Menyelenggarakan pengurusan kas
• Membina dan memelihara personil agar dapat digunakan semaksimal
mungkin
2. Marketing and Lending Officer
a. Menjalankan, merencanakan, mengorganisir, dan mengawasi aktivitas bisnis
kantor cabang (kredit, pengerahan dana, dan produk jasa bank lainnya)
b. Membina, mengarahkan, dan mengkoordinir pelaksanaan kerja setiap
anggota
c. Membina secara aktif dan proporsional serta hubungan social dengan
nasabah dan instansi lainnya
d. Mencari dan menetapkan pasar sasaran dan batas resiko untuk kantor cabang
dengan petunjuk teknis perbankan
3. Operational Manager
a. Menerima nasabah dalam menyampaikan pelksanaan pelayanan yang tidak
dapat diselesaikan oleh operasional officer
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
b. Memberikan perubahan dalam meningkatkan kepuasan pada nasabah dalam
bidang pelayanan perbankan
c. Memberikan persetujuan dalam hal pemberian pelayanan tambahan kas di
kantor cabang
d. Melaksanakan pengawasan di bidang pelayanan administaratif kredit,
pembukuan dan pelayanan intern
e. Membina, mengkoordinir pekerjaandi bidang operasional agar dapat berjalan
dengan lancer
4. Senior Account Officer
a. Memberi pengarahan kepada nasabah tentang bagaimana membuat rencana
dan anggaran kerja
b. Mengadakan pemeriksaan untuk pembinaan/pengawasan terhadap nasabah
c. Setiap bulan mengadakan evaluasi terhadap realisasi anggaran dan
menyampaikan kepada Pimpinan Cabang
d. Memberikan pelayanan kepada nasabah atau calon nasabah yang hendaka
mengajukan kredit
e. Melaksanakan pemberian kredit, analisa warkat-warkat keuangan dan tata
keuangan lainnya
f. Mengadakan hubungan baik dengan pihak ketiga baik pemerintah maupun
swasta dalam hubungan pengumpulan dan penyerahan dana
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
5. Tenaga Teknis Administartif Usaha Lain
a. Membimbing petugas KUD dalam menyajikan berkas permohonnan kredit
usaha tani
b. Membimbing petugas KUD dan menatausahakan kredit usaha tani
6. Kredit Administrasi Officer
a. Menjamin jalannya kebijaksanaan prosedur perkreditan dan prosedur baru
b. Menjamin bahwa kantor cabang telah mengetahui kebijaksanaan prosedur
kredit baru
c. Menjamin pemilihan dan kebijaksanaan serta prosedur kredit
d. Menjamin laporan yang cermat dan portofolio kantor cabang
7. Unit Desa Officer
Yaitu memberi perhitungan dan pembinaan kerja BRI Unit Desa dalam
mengembangkan kegiatan sesuai dengan kebijaksanaan kredit.
8. Accounting Officer
a. Mengelola dan meng koordinir seluruh kegiatan dan proses akuntansi di
kantor cabang untuk menjamin kelancaran operasional sehari-hari,
keakuratan dan ketepatan waktu pembukuan serta laporan
b. Menjamin bahwa setiap transaksi telah dibikukan masing-masing sebesar
buku pada waktunya
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
c. Memantau bahwa laporan-laporan yang harus dibuat setelh benar-benar
dikirim pada waktu dan alamatnya
d. Menjamin tingkat keamanan dan kekuatan sistem catatan akuntasi kantor
cabang
e. Menjamin bahwa setiap transaksi telah di-review proses akhir jadi
9. Operation Officer
a. Menyelenggarakan pelayanan nasabah dalam melakukan penyetoran,
pengambilan, dan pembukaan rekening
b. Menyelenggarakan pembukuan atas transaksi yang telah terjadi berdasarkan
bukti-bukti pembukuan serta menyusun laporan
c. Memeriksa bukti-bukti pembukuan atas transaksi yang telah terjadi dengan
rekening masing-masing
10. Unit Bisnis Manager
a. Melaksanakan dan memonitor perkembangan bisnis di masing-masing unit
b. Melakukan/melaksanakan pengawasan terhadap kegiatan bisnis dan
operational di BRI Unit
c. Memberikan pertimbangan kepada pimpinan cabang terhadap kondisi usaha
di BRI Unit
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
11. Seksi-Seksi
a. Seksi Pengawasan/Pemberian Kredit
Dalam seksi ini terdiri dari petugas administrasi kredit dan sebagai
pengawasan dari semua lalu lintas kerdit yang bertanggung jawab kepada
Kredit Officer dalam pelaksanaan administrasi kredit.
b. Seksi Kebijaksanaan dan Prosedur Kredit
Seksi ini dikepalai oleh seorang Kepala Seksi untuk fungsi pemeliharaan dan
perbaikan terhadap prosedur serta pelaksanaannya.
c. Seksi Portofolio
Seksi ini terdiri dari petugas administrasi yang bertugas untuk memelihara dan
pelayanan informasi kredit dan jasa yang ada kaitannya dengan pelaksanaan
penghapusan pinjaman.
d. Seksi Keuangan
Seksi ini dikepalai oleh seorang yang bertugas untuk pemeliharaan dan
perbaikan terhadap prosedur kredit dan pelaksanaannya.
e. Seksi Pelayanan dan Jasa Bank
Seksi ini bertugas untuk melaksanakan pelayanan jasa simpanan dan jasa
pengiriman uang serta pelayanan Tabanas.
f. Seksi Pelayanan Kredit
Seksi ini merealisir kredit dan rekening koran serta bunga pinjaman.
g. Seksi Unit Desa
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
Seksi ini terdiri dari petugas administrasi dan sebagai pengawas dari semua
unit desa yang dibawahi oleh kantor cabang yang bertanggung jawab pada
Unit Desa Officer.
h. Seksi Rumah Tangga
Seksi ini dikepalai seksi yang bertanggung jawab langsung pada Operatio
Manager.
i. Sekretaris
Menata usahakan surat-surat keluar dan masuk, begitu juga pengarsipan surat
serta dokumen yang sewaktu-waktu dapat disediakan segera.
j. Personalia
Personalia bertugas mengadminstrasikan segala sesuatu yang berhubungan
dengan kepegawaian seperti:
• Membuat daftar, catatan atau jumlah pegawai
• Mengurus bidang kepegawaian, seperti cuti pegawai, cuti hamil, yang
berhubungan dengan kepegawaian serta membuat teguran via pimpinan
terhadap pegawai
• Mengadministrasikan isi laporan-laporan di atas kanwil dalam bahan
pertimbangan untuk mengambil tindakan selanjutnya
k. Logistik
Bertugas mengadministrasikan segala sesuatu yang berhubungan dengan
aktiva tetap seperti mesin-mesin kendaraan bermotor. Semua barang-barang
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
investasi di bawah pengawasan domestik serta bertanggung jawab di dalam
pemeliharaan maupun perbaikan dan juga melaporkan kepada direksi atas hal-
hal yang dianggap perlu.
l. Supir/PramubaktiPenjaga Malam
• Supir bertugas mengemudi dan memelihara mabil yang dibawahinya dan
menjalankan mobil sesuai dengan perintah pimpinan
• Pramubakti bertugas sesuai dengan tugasnya yang terdiri dari kebersihan
lingkungan dan memelihara rumah dinas
• Satpam bertugas untuk keamanan kantor
4.1.6 Produk Dan Jasa BRI
Produk yang ditawarkan BRI yaitu:
1. Simpedes
Simpedes merupakan simpanan masyarakat dalam bentuk tabungan yang
dilayani oleh BRI unit, yang penyetorannya dapat dilakukan setiap saat dan frekuensi
serta jumlah pengambilan yang tidak dibatasi selama saldo mencukupi.
2. Simaskot
Simaskot adalah simpanan masyarakat perkotaan dimana pelaksanaan
simaskot yang tergolong dalam kelompok tabungan yang pengambilannya dapat
dilakukan setiap saat selama saldonya mencukupi.
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
3. Britama
Britama merupakan salah satu jenis tabungan yang hanya tersedia dikantor
cabang pembantu baik yang sudah on-line maupun yang belum. Britama merupakan
produk unggulan BRI dimana pengambilan dapat dilakukan pada BRI diseluruh
Indonesia yang melayani Britama.
4. Deposito BRI
Deposito yang ditawarkan oleh BRI yang merupakan simpanan berjangka
yang dikeluarkan oleh BRI yang penarikannya hanya dapat dilakukan apabila sudah
jatuh tempo sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak.
5. Giro BRI
Giro BRI adalah simpanan pihak ketiga kepada Bank yang penarikannya
dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, surat perintah pembayaran
lainnya atau dengan cara pemindahbukuan.
Jasa yang ditawarkan oleh BRI, yaitu:
1. Penerimaan Uang / Transfer
Transfer adalah kegiatan untuk melayani permintaan pengiriman uang yang
dilakukan melalui bank, atas permintaan nasabah untuk mengirimkan
sejumlah uang ketempat lain baik pada bank sama ataupun pada bank lainnya.
2. Inkaso
Inkaso merupakan permintaan nasabah kepada BRI (Bank Penarik) untuk
menagihkan pembayaran warkat yang dimilikinya kepada Bank Lain (Bank
Tertarik) yang berdomisili diluar wilayah kliringnya.
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
3. Kliring
Secara Teknis operasional, pelaksanaan kliring tetap dilakukan di kantor
Cabang BRI.
4. Money Changer
Dalam hal ini BRI Cabang Balige hanya melayani tranksaksi Money Changer
yang meliputi jual beli Uang Kertas Asing (KUA) dan pembelian atau
pengambilan traveller’s cheque (TC).
5. Penerimaan Setoran Titipan (Payment Point)
1. Penerimaan Setoran Pajak (PBB)
2. Penerimaan Setoran PLN dan Telkom
3. Pelayanan Setoran Surat Izin Mengemudi (SIM)
4.1.7 Perkembangan Teknologi di BRI
Penggunaan mesin pembukuan di BRI dimulai sejak tiga dasawarsa silam
ketika tahun 1976 Kanca BRI menggunakan Hardware Ovliveti dan BCS, sedangkan
untuk konsolidasi data di Kanpus dan Kanwil menggunakan IBMMF untuk aplikasi
neraca. Dalam periode 1985 hingga 1988 operasional Kanca BRI dengan aplikasi
induk OLBS menggunakan perangkat keras Wang dan Philips.
Adapun aplikasi BULOG yang diciptakan sesuai dengan namanya diciptakan
khusus untuk melayani instansi ini, saat itu telah ada dengan menggunakan PC.
Dalam periode itu, aplikasi untuk konsolidasi data di kanpus dan kanwil disamping
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
neraca juga dilengkapi dengan RAK, gaji yang menggunakan PC serta PKK dengan
H/W Philips.
Khusus untuk BRI unit yang dari awalnya mencatat pembukuan secara
manual sejak 1987 mulai menggunakan komputer, yaitu menggunakan Sistem Teller
Unit (STU) yang masih kita kenal hingga saat ini. Sejak saat itu dalam rangka
pelayanan di kanca muncul beragam aplikasi yang lebih baik lagi.
Adapun aplikasi SDM/LOG yang juga menggunakan PC digunakan di kanpus
dan kanwil dalam rangka pengembangan informasi sejak tahun 1994. Automated
Teller Machine (ATM) yang didomestikkan menjadi Anjungan Tunai Mandiri itu,
juga Transaksi Antar Cabang (TAC) dan siskohat adalah aplikasi-aplikasi untuk
operasional kanca yang digunakan sejak tahun 1995.
Bank sebesar BRI tentu harus tampil dengan tidak gagap teknologi. Adanya
Information Technologi (IT) Plan adalah salah satu cerminan akan hal itu. Citra ini
dipertegas ketika pada 1997 Bank BRI menyusun IT-Plan dan setahun kemudian
mengimplementasikannya. Seleksi software pun dilakukan pada tahun 1999 dengan
tidak lanjut pengembangan silverlake Integrated dilanjutkan dengan pengenalan
BRINETS.
Bank Rakyat Indonesia yang masih berstatus PT (Persero) saat ini melayani
nasabahnya dengan tiga jenis sistem operasional yaitu:
1. OLSIB
Sistem operasional ini hanya digunakan untuk Kantor Cabang dan cabang
Pembantu.
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
2. STU
Sistem operasional ini digunakan hanya pada BRI unit.
3. BRINETS
Sedangkan sistem ini secara bertahap akan menggantikan kedua sistem yang
disebut terdahulu. Komposisi penggunaan OLSIB BRINETS dan STU serta
dukungan infastruktur dalam rangka pelayanan nasabah BRI.
4.1.8 Operational BRI Cabang Balige
Aktivitas BRI Cabang Balige akan mengumpulkan dana simpanan bank
dalam bentuk tabungan, deposito, giro, maupun bentuk lainnya. Bank juga
memberikan pinjaman dalam kredit kepada masyarakat.
Sesuai dengan instruksi Presiden No. 28 tahun 1968 gerakan deposito usaha
perbankan yang dilakukan oleh BRI Cabang Balige sebagai berikut:
1. Operational Pasif
Yaitu bank menghimpun dana dalam bentuk simpanan berupa Deposito
Berjangka, Tabanas, Simpedes, Tabungan Pegawai, ONH, Deposito
Berjangka On Call, Deposito Multi Guna, Simaskot.
2. Operational Aktif
Yaitu bank menyalurkan dana yang dihimpun/disimpan berupa kredit
rekening Koran, pinjaman kepada masyarakat.
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
3. Menyediakan jasa dalam negeri untuk kelancaran lalu lintas keuangan daerah,
misalnya kiriman uang wesel inkaso dan jaminan bank serta dasar bank lain
yaitu serta bank koperasi.
4. Menyediakan service/pelayanan pada nasabah baru maupun pada nasabah
yang lama.
4.2 Perkembangan Variabel-variabel
4.2.1 Perkembangan Jumlah Dana Pihak Ketiga
Bank selain berfungsi sebagai pemberi kredit kepada masarakat juga berfungsi
sebagai penerima simpanan dari masyarakat yang sering disebut sebagai dana pihak
ketiga. Dalam menghimpun dana dari masyarakat, pihak bank mempunyai
kemampuan untuk menarik nasabah yaitu dengan cara meningkatkan suku bunga
yang akan menjadikan nasabah mempunyai keinginan yang besar untuk menyimpan
kekayaan dalam bentuk uang dengan tujuan untuk mendapat keuntungan. Jumlah
simpanan masyarakat suatu daerah pada bank merupakan salah satu indikator tingkat
kasejahteraan masyarakat itu sendiri. Sebab semakin banyak uang yang ditabung oleh
masyarakat, maka itu menunjukkan bahwa masyarakat tersebut sudah semakin
sejahtera.
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
Tabel 4.2 Jumlah Dana Pihak Ketiga di PT. BRI Cabang Balige
Periode Januari 2006 - Desember 2007
2006/Bulan Tabungan (Milyar Rp)
Deposito (Milyar Rp)
Giro (Milyar Rp)
Jumlah (Milyar Rp)
Januari 23,718 4,890 17,733 46,341 Februari 22,500 4,514 17,741 44,755 Maret 21,337 5,162 13,245 39,744 April 20,738 5,132 12,293 38,163 Mei 22,227 4,907 12,072 39,206 Juni 19,078 6,144 35,414 60,636 Juli 20,139 5,187 17,732 43,058
Agustus 20,095 5,249 19,861 45,205 September 22,421 5,187 24,871 52,479 Oktober 21,786 5,115 18,253 45,154
November 22,767 5,461 16,189 44,597 Desember 25,218 7,776 24,199 57,193
2007/Bulan Tabungan
(Milyar Rp) Deposito
(Milyar Rp) Giro
(Milyar Rp) Jumlah
(Milyar Rp) Januari 23,619 8,690 27,907 60,216
Februari 22,646 9,346 23,841 55,833 Maret 22,129 9,359 19,957 51,445 April 22,618 9,389 17,932 49,939 Mei 22,131 9,452 24,214 55,797 Juni 23,695 9,155 16,826 49,676 Juli 23,103 9,123 19,249 51,475
Agustus 24,417 9,225 43,612 77,254 September 25,284 8,657 35,096 69,037 Oktober 24,449 7,808 35,217 67,474
November 26,022 6,721 31,146 63,889 Desember 29,935 7,221 87,204 124,36
(Sumber : BRI Cabang Balige)
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
Jumlah dana pihak ketiga di PT. BRI Balige mengalami fluktuasi yang naik turun, hal
ini terlihat dari jumlah dana pihak ketiga pada bulan Januari 2006 sebesar 46,341
Milyar Rupiah turun menjadi 38,163 Milyar Rupiah di bulan April 2006. Kemudian
pada bulan Juni 2006 meningkat banyak yaitu sebesar 60,636 Milyar Rupiah. Namun
kemudian menurun lagi sampai ke bulan Juli 2007 sebesar 51,475 Milyar Rupiah.
Dan setelah itu langsung meningkat tinggi pada bulan Agustus 2007 sebesar 77,254
Milyar Rupiah namun menurun lagi sampai bulan November 2007 sebesar 63,889
Milyar Rupiah dan pada Desember 2007 jumlah dan pihak ketiga meningkat secara
tajam yaitu sebesar 124,36 Milyar Rupiah, hal ini karena tingginya tingkat suku
bunga yang diberikan oleh BRI Balige tersebut.
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah dana pihak ketiga paling rendah adalah
bulan April 2006 sebesar 38,163 Milyar Rupiah, sedangkan yang tertinggi adalah
bulan Desember 2007 sebesar 124,36 Milyar Rupiah.
4.2.2 Perkembangan Tingkat Suku Bunga
Dalam penghimpunan dana pihak ketiga, suku bunga merupakan andil yang
besar. Menurut teori klasik tabungan merupakan fungsi dari tingkat bunga. Dimana
makin tinggi tingkat bunga maka makin tinggi pula keinginan masyarakat untuk
menabung (Nopirin, 2000: 70). Investasi juga merupakan fungsi dari tingkat bunga
dimana makin tinggi tingkat bunga maka keinginan masyarakat untuk berinvestasi
makin kecil. Makin rendah bunga maka akan mendorong para investor untuk
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
berinvestasi karena biaya yang ditanggung semakin kecil dengan harapan profit yang
maksimum.
Tabel 4.3 Jumlah Tingkat Suku Bunga Simpanan BRI Balige
Periode Januari 2006 – Desember 2007 2006/Bulan Tabungan
(Persen) Deposito (Persen)
Giro (Persen)
Rata-rata (Persen)
Januari 4,4 10,2 2,5 5,7 Februari 4 10 2,5 5,5 Maret 4 9 2,5 5 April 4 9 2.5 5 Mei 4,5 9,5 2,5 5,5 Juni 4,5 11 2,5 6 Juli 4,2 10 2,5 5,3
Agustus 4,2 9,8 2,5 5,5 September 4,5 10 2,5 5,7 Oktober 4 9,5 2,5 5,3
November 4 9,7 2,5 5,4 Desember 4,5 10,5 2,5 5,8
2007/Bulan Tabungan
(Persen) Deposito (Persen)
Giro (Persen)
Rata-rata (Persen)
Januari 4,5 11 2,5 6 Februari 4 10,2 2,5 5,7 Maret 4 10 2,5 5,5 April 4 8,2 2,5 4,9 Mei 4,3 10,3 2,5 5,7 Juni 4,3 8 2,5 4,8 Juli 4,3 9,7 2,5 5,5
Agustus 4,5 14 2,5 7 September 4,5 13,5 2,5 6,8 Oktober 4,5 12,7 2,5 6,5
November 5 11,5 2,5 6,3 Desember 6 14 2,5 7,5
(Sumber : BRI Cabang Balige)
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
Dalam kurun waktu 24 bulan (Januari 2005 - Desember 2007) tingkat suku bunga di
BRI Balige mengalami fluktuasi. Artinya terjadi kenaikan dan penurunan yang tajam
disetiap bulannya. Dimana jika dilihat rata-rata suku bunga terendah terjadi bulan
Juni 2007 yaitu sebesar 4,8 persen, hal ini disebabkan karena rendahnya tingkat suku
bunga deposito yaitu sebesar 8 persen. Sedangkan rata-rata suku bunga tertinggi
terjadi pada bulan Desember 2007 yaitu sebesar 7,5 persen, disebabkan karena
tingginya suku bunga deposito yaitu sebesar 14 persen.
Apabila dilihat dari tingkat suku bunga tabungan, maka suku bunga tertinggi terjadi
pada bulan Desember 2007 yaitu sebesar 6 persen, hal ini terjadi karena tingginya
tingkat inflasi yaitu sebesar 1,58. Seadangkan suku bunga giro selalu stabil yaitu
sebesar 2,5 persen.
4.2.3 Perkembangan Inflasi Sumatera Utara
Angka inflasi sebagai salah satu indikator stabilitas ekonomi selalu menjadi
pusat perhatian orang. Inflasi menggambarkan gejolak ekonomi, dan selalu mengikuti
perjalanan sebuah perekonomian negara yang berkembang dan dinamis. Inflasi bisa
muncul jika suatu permintaan lebih tinggi dibandingkan penawaran dan juga karena
faktor lain. Naik turunnya angka ini menggambarkan seberapa besar kemampuan
daya beli masyarkat terhadap barang-barang dipasaran. Dalam penulisan skripsi ini,
penulis menggunakan inflasi Sumatera Utara.
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
Tabel 4.4 Tingkat Inflasi Sumatera Utara
Januari 2006-Desember 2007
Tahun Bulan Tingkat Inflasi (Persen)
2006 Januari 0,12 Februari 0,81 Maret 0,46 April 0,47 Mei 0,63 Juni 0,18 Juli 0,68 Agustus 0,14 September 0,49 Oktober 0,95 November 0,58 Desember 1,92
Tahun Bulan Tingkat Inflasi
(Persen) 2007 Januari 1,13
Februari 0,47 Maret 0,22 April 1,10 Mei 0,30 Juni 0,82 Juli 0,88 Agustus 0,31 September 0,97 Oktober 0,59 November 0,87 Desember 1,58
(Sumber : BPS Sumut)
Bulan Januari 2006, Sumatera Utara mengalami inflasi sebesar 0,12 persen.
Sedangkan Nasional mengalami inflasi sebesar 1,36 persen. Secara Nasional,
kelompok-kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi adalah sebagai berikut:
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
kelompok bahan makanan 4,29 persen, kelompok kesehatan 1,06 persen, kelompok
makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,94 persen, kelompok sandang 0,73
persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,70 persen, dan
kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga 0,20 persen. Sedangkan kelompok
transpor, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami deflasi -0,05 persen.
Bulan Maret 2006, Sumatera Utara mengalami inflasi sebesar 0,46 persen. Sedangkan
Nasional mengalami inflasi sebesar 0,03 persen. Secara Nasional, kelompok-
kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi adalah sebagai berikut: kelompok
makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,58 persen, kelompok kesehatan 0,39
persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,36 persen, kelompok
sandang 0,15 persen, kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,13 persen,
kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,12 persen. Sedangkan kelompok
bahan makanan mengalami deflasi -0,88 persen.
Bulan Desember 2007, Sumatera Utara mengalami inflasi sebesar 1,58 persen.
Komoditas utama penyumbang inflasi bulan Oktober di Sumatera Utara antara lain:
cabe merah, emas perhiasan, roti manis, ikan dencis, ikan kembung/gembung, tarif
angkutan udara, gula pasir, kentang, beras, dan minyak goreng.
Tingkat inflasi di Sumatera Utara pada bulan Januari 2006 sampai bulan Desember
2007 mengalami fluktuasi. Dapat dilihat pada bulan Januari 2006 merupakan tingkat
laju inflasi yang terendah yaitu 0.12 % sedangkan pada Desember 2006 laju inflasi
cukup tinggi yaitu sebesar 1,92 %.
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
4.3 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.3.1 Analisis dan Pengumpulan Data
Dengan melihat hubungan antar variabel bebas (independent variable) yaitu
tingkat suku bunga dan inflasi terhadap variabel terikat dependent variable) yaitu
jumlah dana pihak ketiga, maka digunakan model regresi linear berganda.
Analisa dan pembahasan dimaksudkan untuk mengetahui korelasi variabel
terikat dan variabel bebas. Untuk menguji kebenaran hipotesis yang dibuat, penulis
akan menyajikan dalam bentuk analisa matematik bagaimana jumlah dan pihak ketiga
dipengaruhi oleh tingkat suku bunga dan inflasi. Dan selanjutnya akan dijelaskan
perhitungan serta pengujian terhadap masing-masing koefisien regresi yaitu uji t dan
uji F, dan uji D-W yang diperoleh dengan menggunakan alat bantu komputer. Untuk
menjelaskan hal tersebut berikut disajikan tabel analisa regresi pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen.
Tabel 4.5 Hasil Regresi
Y = -76.22001 + 21.85761 X1 + 8.884455 X2 Std.Error = (14.64204) (2.595755) (3.916795)
t- Statistik= (8.420348)*** (2.268297)**
R2 = 0.80 F-statistik = 44.55489
Adjusted R2 = 0.79 Prob.Statistik = 0.000000
DW- stat = 1.444058
Keterangan: ***) Signifikan pada α = 1% **) Signifikan pada α = 5%
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
4.3.2 Interpretasi Model
Berdasarkan hasil regresi diatas dapat dijelaskan pengaruh variabel
independen yaitu tingkat suku bunga dan tingkat inflasi terhadap jumlah dana pihak
ketiga adalah sebagai berikut :
1. Tingkat suku bunga berpengaruh positif terhadap jumlah dana pihak ketiga
pada PT. BRI Cabang Balige. Hal ini ditunjukkan oleh koefisien regresi
tingkat suku bunga yaitu sebesar 21.85761. Artinya setiap kenaikan tingkat
suku bunga 1 persen maka jumlah dana pihak ketiga akan naik sebesar
21.85761 persen, ceteris paribus.
2. Tingkat inflasi berpengaruh positif terhadap jumlah dana pihak ketiga pada
PT. BRI Cabang Balige. Hal ini ditunjukkan oleh koefisien regresi tingkat
inflasi yaitu sebesar 8.884455. Artinya setiap kenaikan tingkat inflasi 1 persen
maka jumlah dana pihak ketiga akan naik sebesar 8.884455 persen, ceteris
paribus.
4.3.3 Test of Goodness of Fit (Uji Kesesuaian)
1. Koefisien Determinasi (R-Square)
Dari tabel regresi diatas dapat diperoleh koefesien Determinasi (R-square)
sebesar 0.80 atau 80%, hal ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan variasi yang
terjadi pada variabel independen (tingkat suku bunga dan inflasi) dapat menjelaskan
variabel dependen (jumlah dana pihak ketiga) PT BRI Cabang Balige sebesar 80%
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
sedangkan sisanya sebanyak 20% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak disertakan
dalam model estimasi.
2. Uji F-Statistik
Uji F ini adalah pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah variabel
independen mampu secara bersama-sama mempengaruhi peningkatan variabel
dependen. Untuk pengujian ini digunakan hipotesa sebagai berikut:
Ho:bi = 0 ........................................................ Tidak signifikan
Ha: bi ≠ 0 ........................................................ Signifikan
Dengan kriteria pengambilan keputusan:
Ho diterima: jika F hitung < F tabel artinya variabel independen secara parsial tidak
berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.
Ha diterima: jika F hitung > F tabel artinya variabel independen secara parsial
berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.
Dari hasil analisis regresi diketahui F-hitung = 44.55489
Dimana, α = 1%
V1 = k = 2
V2 = 24 – 2 – 1 = 21
Maka F- tabel = 6.01
Berdasarkan perhitungan diatas diperoleh bahwa F-hitung > F-tabel (44.55489 >
6.01). Dengan demikian Ha diterima yang artinya bahwa variabel tingkat suku bunga
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
(X1), inflasi (X2) secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap jumlah dana pihak
ketiga di PT. BRI Persero Tbk Cabang Balige pada tingkat kepercayaan sebesar 99%.
Ho diterima
Ha diterima
0 5.78 44.55489
Gambar 4.1 Uji F-Statistik
3. Uji t-statistik (Uji Parsial)
Uji t-statistik dilakukan untuk menguji apakah variabel independen diatas
secara parsial berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.
Hipotesis: Ho:bi = 0 Tidak signifikan
Ha:bi ≠ 0 Signifikan
Kriteria pengambilan keputusan:
Ho:β1 = 0 Ho diterima, artinya variabel independen secara parsial tidak
berpengaruh nyata terhadap variabel dependen (t* < t-tabel).
Ha: β2 ≠ 0 Ha diterima, artinya variabel independen secara parsial berpengaruh
nyata terhadap variabel dependen (t* > t-tabel).
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
1. Variabel Tingkat Suku Bunga
Dari analisis regresi diketahui t-hitung = 8.4
α = 1%, df = n-k-1 = 24-2-1
df = 21
maka t-tabel = 2.831
Dari hasil estimasi diatas dapat diketahui tingkat suku bunga (X1) signifikan
pada α = 1% dengan t-hitung > t-tabel (8.4 > 2.831). Dengan demikian Ha diterima,
artinya variable tingkat suku bunga (X1) berpengaruh nyata terhadap variable
dependen (Y) jumlah dana pihak ketiga di PT. BRI Persero Tbk Cabang Balige pada
tingkat kepercayaan 99%.
Ha diterima
Ho diterima
-2.831 2.831 8.4
Gambar 4.2
Uji t-statistik terhadap tingkat suku bunga
2. Variabel Inflasi (X2)
Dari analisis regresi diketahui t-hitung = 2.26
α = 5%, df = n-k-1 = 22-2-1
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
df = 21
maka t-tabel = 2.080
Dari hasil estimasi diatas dapat diketahui inflasi (X2) signifikan pada α = 5%
dengan t-hitung > t-tabel (2.26 > 2.080). Dengan demikian Ha diterima, artinya
variabel inflasi (X2) berpengaruh nyata terhadap variabel dependen (Y) jumlah dana
pihak ketiga di PT. BRI Persero Tbk Cabang Balige pada tingkat kepercayaan 95%.
Ha diterima Ha diterima
Ho diterima
-2.080 2.080 2.26
Gambar 4.3
Uji t-statistik terhadap inflasi
4.3.4. Uji Penyimpangan Klasik
1. Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah suatu kondisi dimana terdapat hubungan variabel
independen diantara satu dengan lainnya. Dalam penelitian ini tidak terdapat
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
multikolinearitas diantara variabel independen. Hal ini dapat dilihat dari setiap
koefesien masing-masing variabel sesuai dengan hipotesa yang telah ditentukan.
Dari model analisa:
LY = α + β1X1 + β2X2 + µ .................................................... (1)
R2 = 0.80
Maka dilakukan pengujian diantara masing-masing variabel independen. Hal
ini dilakukan untuk melihat apakah ada hubungan antara masing-masing variabel
independen.
Tingkat Suku Bunga (X1) = f (Inflasi (X2))
β1X1= α + β2X2 + µ ..................................................................(2)
Maka didapat R2 = 0.050374 artinya variabel tingkat suku bunga (X1) mampu
memberi penjelasan sebesar 5 persen terhadap variabel inflasi (X2). Dari hasil R2
persamaan (2) ini dapat disimpulkan tidak ada multikolinearitas antara variabel
independen. Karena R2 persamaan (2) lebih kecil dari R2 model analisis persamaan
(1) yaitu (0.050 < 0.80).
2. Autokorelasi (Serial Correlation)
Uji Durbin-Watson (Uji D-W) digunakan untuk mengetahui apakah didalam
model yang digunakan terdapat autokorelasi diantara variabel-variabel yang diamati.
Hipotesa:
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
Autokolerasi(-)
Ho : ρ = 0, artinya tidak ada autokorelasi
Ha : ρ ≠ 0, artinya ada autokorelasi
Dari hasil analisa regresi diketahui DW-hitung = 1.45
K = 2; n = 24; α = 1%
dl = 0.96 ; 4-dl = 4-0.96 = 3.04
du =1.30 ; 4-du = 4-1.30 = 2.7
Ho diterima
(no serial correlation)
0 0.96 1.30 1.45 2 2.7 3.04
Gambar 4.4
Kurva Uji Durbin Watson
Berdasarkan hasil regresi dapat diperoleh bahwa DW-hitung = 1.444058,
berada pada posisi du< dw < 4-du. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak
ada autokorelasi dalam pengujian dengan tingkat kepercayaan 99%.
Autokorelasi (+)
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan analisis regresi terhadap data-data di dalam penelitian atas
permasalahan dan hipotesis yang ditulis dalam skripsi ini, maka penulis dapat
mengambil beberapa kesimpulan yang dapat memperjelas hubungan antar variable
yang penulis sajikan. Adapun kesimpulan tersebut adalah :
1. Variabel tingkat suku bunga berpengaruh positif terhadap jumlah penduduk
miskin di Indonesia. Ini berarti variabel tingkat suku bunga berpengaruh
signifikan terhadap peningkatan jumlah dana pihak ketiga di PT. BRI Persero
Tbk Cabang Balige. Tingkat suku bunga signifikan pada α = 1 % dengan
tingkat kepercayaan 99%.
2. Variabel inflasi berpengaruh positif terhadap jumlah dana pihak ketiga di PT.
BRI Persero Tbk Cabang Balige. Ini berarti variabel inflasi berpengaruh
signifikan terhadap peningkatan jumlah dana pihak ketiga di PT. BRI Persero
Tbk Cabang Balige. Inflasi signifikan pada α = 5% dengan tingkat
kepercayaan 95%.
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
5.2 Saran
Berdasarkan evaluasi analisis dari hasil penelitian serta kesimpulan yang telah
dirumuskan di atas, maka perlu untuk mengajukan saran-saran yang relevan sebagai
usaha untuk memecahkan permasalahan yang ditentukan dalam analisis serta
diharapkan dapat berguna bagi pihak-pihak yang terkait. Adapun saran-saran tersebut
adalah :
1. Pemerintah hendaknya melakukan suatu upaya yang dapat mengatasi
permasalahan ekonomi, khususnya inflasi sehingga masyarakat mempunyai
kemampuan menabung yang tinggi sehingga bank semakin mampu untuk
menyerap dana simpanan dari masyarakat.
2. Pemerintah dan lembaga perbankan hendaknya berusaha untuk berhemat
dalam arti mengurangi konsumsinya, sehingga dapat menyimpan kelebihan
pendapatannya pada bank dalam bentuk simpanan.
3. Pemerintah dan lembaga perbankan hendaknya berusaha untuk menciptakan
tingkat suku bunga yang stabil sehingga masyarakat penabung merasa tertarik
untuk menyimpan dananya di bank, dan pihak pengusaha juga semakin
tertarik untuk melakukan pinjaman/kredit. Sehingga dunia usaha lambat laun
menjadi lebih berkembang.
4. Pemerintah hendaknya selalu berusaha untuk mmbuat keputusan/kebijakan
yang terhadap dunia perbankan, khususnya keputusan tingkat suku bunga.
Karena keputusan yang tidak tepat hanya akan menghancurkan perekonomian
Indonesia dimana sangat banyak terkait terhadap banyak sektor usaha.
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
DAFTAR PUSTAKA
Arief, Sritua, 1993. “Metodologi Penelitian”, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia: Jakarta.
Anwari, Achmad, 1983. “Praktek Perbankan Di Indonesia”, Edisi Dua, Balai Aksara:
Jakarta.
Boediono, 1999, “Ekonomi Moneter”, BPFE-Yogyakarta: Yogyakarta.
Gujarati, Damodar, 1999, “Ekonometrika Dasar, Edisi Keenam”, Jakarta, Erlangga.
Kasmir, 2004, “Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya”, Edisi Keenam, PT. Raja
Grafindo: Jakarta.
Kasmir, 2002, “Manajemen Perbankan”, Edisi Satu, PT. Raja Grafindo: Jakarta.
Mandala, Manurung, 1999, “Uang, Perbankan, dan Ekonomi Moneter”, Fakultas
Ekonomi, Universitas Sumatera Utara: Jakarta.
Nanga, Muana, 2001, “Makro Ekonomi, Teori, Masalah dan Kebijakan”, Edisi
Perdana, PT. Raja Grafindo: Jakarta.
Nopirin, 2000, “Ekonomi Moneter”, BPFE-Yogyakarta: Yogyakarta.
Pratomo, Wahyu Ario dan Paidi Hidayat, 2007, “Pedoman Praktis Penggunaan
Eviews dalam Ekonometrika”, USU Press: Medan.
Sukirno, Sadono, 2004. Pengantar Teori Mikroekonomi Edisi Ketiga, Jakarta : PT.
Raja Grafindo Persada.
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
Siamat, Dahlan, 2004, “Manajemen Lembaga Keuangan”, Edisi Keempat, LPFE, UI:
Jakarta.
Sinungan, Muchdarsyah, Drs, 1992, “Strategi Manajemen Bank”, Rineka Cipta:
Jakarta.
………, Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Balige.
----------, Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Medan” Perkembangan Inflasi Nasional”
www. Google.co.id
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
Lampiran 1
Hasil Regresi Tingkat Suku Bunga (X1) dan Inflasi (X2)
Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (X3)
Dependent Variable: Y Method: Least Squares Date: 15/02/09 Time: 13:28 Sample: 2006M01 2007M12 Included observations: 24
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -76.22001 14.64204 -5.205561 0.0000
X1 21.85716 2.595755 8.420348 0.0000 X2 8.884455 3.916795 2.268297 0.0340
R-squared 0.809281 Mean dependent var 55.53858
Adjusted R-squared 0.791118 S.D. dependent var 17.77953 S.E. of regression 8.125895 Akaike info criterion 7.144457 Sum squared resid 1386.633 Schwarz criterion 7.291714 Log likelihood -82.73349 F-statistic 44.55489 Durbin-Watson stat 1.444058 Prob(F-statistic) 0.000000
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
Lampiran 2 Uji Multikolinearitas
Tingkat Suku Bunga Terhadap Inflasi Dependent Variable: X1 Method: Least Squares Date: 15/02/09 Time: 13:31 Sample: 2006M01 2007M12 Included observations: 24
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 5.510603 0.256856 21.45408 0.0000
X2 0.338664 0.313496 1.080281 0.2917 R-squared 0.050374 Mean dependent var 5.745833
Adjusted R-squared 0.007209 S.D. dependent var 0.669834 S.E. of regression 0.667415 Akaike info criterion 2.108847 Sum squared resid 9.799749 Schwarz criterion 2.207018 Log likelihood -23.30616 F-statistic 1.167006 Durbin-Watson stat 1.017503 Prob(F-statistic) 0.291718
Isabella Hutasoit : Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. Bri Persero Tbk Cabang Balige, 2009. USU Repository © 2009
Lampiran 3
Uji Multikolinearitas Inflasi Terhadap Tingkat Suku Bunga
Dependent Variable: X2 Method: Least Squares Date: 15/02/09 Time: 13:31 Sample: 2006M01 2007M12 Included observations: 24
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -0.160065 0.796271 -0.201018 0.8425
X1 0.148742 0.137689 1.080281 0.2917 R-squared 0.050374 Mean dependent var 0.694583
Adjusted R-squared 0.007209 S.D. dependent var 0.443915 S.E. of regression 0.442312 Akaike info criterion 1.286054 Sum squared resid 4.304083 Schwarz criterion 1.384225 Log likelihood -13.43265 F-statistic 1.167006 Durbin-Watson stat 1.988690 Prob(F-statistic) 0.291718
top related