tulisan ilmiah populer
Post on 02-Jan-2016
159 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Bahasa
Indonesia ini dengan judul “Tulisan Ilmiah Populer”.
Dalam makalah ini kami akan membahas tentang Tulisan Ilmiah Populer yang
meliputi ciri,bentuk , bahasa serta kiat dan praktik penulisan Tulisan Ilmiah Populer.
Dalam penyusunan makalah ini kami banyak memperoleh bantuan serta bimbingan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada
Bapak Muh. Fatoni Rohman selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia dan juga kepada
teman – teman yang sudah memberikan konstribusinya dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan.
Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga
dengan terselesaikannya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Malang, April 2012
Penyusun
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ......................................................................................................... 1
Daftar Isi .................................................................................................................. 2
Bab I Pendahuluan ………………………………………………………………... 3
Latar Belakang ......................................................................................................... 3
1.1. Rumusan
Masalah .................................................................................. 3
1.2. Tujuan
.................................................................................................... 3
Bab II Pembahasan .................................................................................................. 4
2.1. Ciri
Tulisan Ilmiah Populer ................................................................... 6
2.2. Bentuk
Tulisan Ilmiah Populer ............................................................. 6
2.3. Kebahasa
an Tulisan Imiah Populer ...................................................... 7
2.4. Kiat dan
Praktek Penulisan Tulisan Ilmiah Populer …………………. 7
Bab III Penutup ....................................................................................................... 17
3.1. Kesimpulan .......................................................................................... 17
3.2. Saran .................................................................................................... 17
Bab IV Daftar Pustaka ............................................................................................ 18
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sebagai masyarakat kita pasti sangat membutuhkan tulisan ilmiah populer, seperti
berita, artikel dan lain- lain. Sebagai sumber informasi dan media untuk dapat mengikuti
perkembangan zaman. Berita tersebut sudah menjadi salah satu kebutuhan pokok setiap
manusia dalam kehidupan sehari – hari.
Tetapi walaupun berita,artikel sudah menjadi kebutuhan pokok manusia, seringkali
ketika ditanya apa sebenarnya yang dimaksud dengan berita itu, kita tidak mengerti dan
tidak tahu cara mendefenisikan. Kita juga kadang tidak bisa membedakan apa itu berita,
artikel, feature, opini, tajuk rencana, dll, yang termasuk tulisan ilmiah populer.
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1. Bagaimana ciri – cirri tulisan ilmiah populer
1.2.2. Bagaimana bentuk tulisan ilmiah populer
1.2.3. Bagaimana penggunaan bahasa dalam tulisan ilmiah populer
1.2.4. Bagaimana kiat dan praktik penulisan tulisan ilmiah populer
1.3. Tujuan
1.3.1. Untuk menjelaskan apa saja ciri – ciri tulisan ilmiah populer
1.3.2. Untuk mengetahui bentuk – bentuk tulisan ilmiah populer
1.3.3. Untuk menjelaskan kebahasaan tulisan ilmiah populer
1..3.4. Untuk menjelaskan kiat dan praktek penulisan tulisan ilmiah populer
3
BAB II
PEMBAHASAN
Menulis pada hakikatnya adalah upaya mengekspresikan apa yang dilihat, dialami,
dirasakan, dan dipikirkan ke dalam bahasa tulisan. Sebagai sebuah proses transfer ilmu dan
informasi, semakin hari aktivitas menulis semakin banyak ditekuni. Saat ini kumpulan karya
tulis dapat dinikmati dengan mudah, mulai dari koran, majalah, buku-buku fiksi, hingga
internet yang secara cuma-cuma menyajikan informasi dan ilmu. Perkembangan dunia tulis-
menulis semakin pesat, yang diindikasikan dengan maraknya karya tulis yang semakin
beragam.
Secara garis besar pada hakikatnya karya tulis terbagi menjadi dua jenis, yaitu fiksi
dan non-fiksi. Fiksi adalah karya tulis berupa cerita rekaan, tidak berdasarkan kenyataan
(khayalan), contohnya novel. Sedangkan non fiksi adalah karya tulis yang berdasarkan fakta
dan kenyataan. Satu di antara jenis tulisan non-fiksi yang banyak ditemukan adalah karya
tulis ilmiah populer.
Untuk memahami jenis tulisan ilmiah populer secara lebih jelas, terlebih dahulu
dilakukan pengkajian terhadap pengertian kata: tulisan, ilmiah, dan populer itu sendiri.
Melalui hal tersebut dapat ditemukan makna yang utuh tentang jenis tulisan ini. Berikut
adalah pemaparan dari ketiga elemen tersebut:
1) Tulisan
Menurut Dr. Slamet Suseno, tulisan adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan sebuah
karya tulis yang disusun berdasarkan tulisan, karangan, dan pernyataan gagasan orang lain.
seseorang yang menyusun kembali hal-hal yang sudah dikemukakan orang lain disebut
penulis, bukan pengarang. Sebab ia memang hanya mengkompilasikan (meringkas dan
menggabungkan menjadi satu) berbagai bahan informasi sedemikian rupa sehingga tercipta
sebuah tulisan baru yang lebih utuh.
2) Ilmiah
4
Ilmiah berarti bersifat ilmu atau memenuhi syarat (kaidah) ilmu pengetahuan. Karya ilmiah
adalah suatu karya yang memuat dan mengkaji suatu masalah tertentu dengan menggunakan
kaidah-kaidah keilmuan. Artinya, karya ilmiah menggunakan metode ilmiah dalam
membahas permasalahan, menyajikan kajiannya dengan bahasa baku dan tata tulis ilmiah,
serta menggunakan prinsip-prinsip keilmuan yang lain seperti objektif, logis, empiris
(berdasarkan fakta), sistematis, lugas, jelas, dan konsisten.
Pada mulanya karya tulis ilmiah adalah tulisan yang didasarkan atas penelitian ilmiah.
Namun belakangan ini mulai berkembang suatu paradigma baru bahwa suatu karya tulis
ilmiah tidak harus didasarkan atas penelitaian ilmiah saja, melainkan juga suatu kajian
terhadap suatu masalah yang dianalisis oleh ahlinya secara professional. Contoh dari karya
tulis ilmiah seperti definisi di atas adalah makalah (paper), artikel ilmiah, skripsi, tesis,
disertasi, dan lain-lain. Defenisi ilmiah ini sendiri akan mengalami reduksi (pengurangan)
makna bila digandengkan dengan kata populer.
3) Populer
Dalam Kamus Bahasa Indonesia disebutkan bahwa Populer berarti dikenal dan disukai orang
banyak (umum). Bisa juga berarti sesuai dengan kebutuhan masyarakat pada umumnya, atau
mudah dipahami orang banyak. Istilah populer merujuk kepada penggunaan bahasa yang
relatif lebih santai, padat, serta mudah dicerna oleh pembacanya yang begitu beragam, dan
tampilan atau layout yang disajikan semenarik mungkin agar masyarakat tertarik untuk
membacanya.
Dari pemaparan di atas dapat disimpulankan, pengertian karya tulis ilmiah populer
adalah karya tulis yang berpegang kepada standar ilmiah, tetapi ditampilkan dengan bahasa
umum yang mudah dipahami oleh masyarakat awam dan layout yang menarik sehingga
masyarakat lebih tertarik untuk membacanya. Karya tulis ilmiah populer lebih banyak
diciptakan dengan jalan menyadur, mengutip, dan meramu informasi dari berbagai tulisan
orang lain, daripada menulis murni gagasan, pendapat, dan pernyataan sendiri. Artinya, karya
tulis ilmiah populer lebih cocok disebut sebagi tulisan daripada karangan.
Perbedaan Antara Tulisan Ilmiah Populer dengan Tulisan Ilmiah Murni
Dapat disimpulkan bahwa beda antara ilmiah populer dengan ilmiah murni (skripsi, tesis, desertasi, dll) sesungguhnya terletak pada bahasa penyampaian yang digunakan. Karya tulis ilmiah murni ditampilkan dalam bahasa baku dan sangat terikat dengan kaidah bahasa Indonesia resmi. Sementara ilmiah populer ditampilkan dengan bahasa yang lebih luwes, serta dapat dipahami masyarakat umum.
5
Dari segi topik bahasan, tulisan ilmiah populer cenderung membahas permasalahan yang berkaitan dengan masyarakat di sekitarnya Berbeda dengan karya tulis ilmiah murni yang lebih sering berkutat dalam bidang ilmiah yang jauh dari jangkauan masyarakat awam.
2.1. Ciri Tulisan Ilmiah Populer
Adapun ciri – ciri tulisan ilmiah populer yaitu:
2.1.1. Menyajikan fakta yang objektif dan subjektif
2.1.2. Penyajiannya menggunakan bahasa yang cermat, logis, dan mudah dipahami
masyarakat umum.
2.1.3. Tidak menimbulkan kebingungan pada pembacanya, menghindari istilah asing
yang belum sepenuhnya diketahui masyarakat.
2.1.4. Menarik , informatif dan bermanfaat bagi masyarakan umum.
2.1.5 Biasanya membahas tentang hal – hal yang ada kaitannya dalam kehidupan
sehari – hari.
2.1.6. Biasanya dimuat di media massa( koran, majalah, tabloid)
2.2. Bentuk – Bentuk Karya Ilmiah Populer
Bentuk – bentuk karya ilmiah populer antara lain:
2.2.1 Tajuk Rencana
Merupakan opini yang berisi pendapat suatu media sebagai institusi penerbitan
terhadap persoalan aktual, fenomenal, atau kontroversial yang berkembang di
masyarakat. Opini yang ditulis pihak redaksi diasumsikan mewakili redaksi
sekaligus mencerminkan pendapat media yang bersangkutan.
2.2.2. Berita
Merupakan penyampaian informasi, penulisan ikhtisar dari suatu kejadian
yang diperuntukkan publikasi.
2.2.3. Opini
6
Tulisan opini di media massa lazimnya adalah tulisan ilmiah populer. Karena
para kolumnis media massa rata – rata adalah para pakar dan pengamat yang
melakukan pengkajian mendalam terhadap masalah yang dibahasnya.
7
2.2.4. Feature
Merupakan tulisan kreatif, kadang subyektif, terutama pembaca untuk
menghibur dan memberi informasi kepada pembaca tentang suatu kejadian,
keadaan atau berbagai aspek kehidupan.
2.2.5. Pojok
Tujuan penulisan pojok, untuk “menyentil” atau “mengusili” suatu peristiwa
yang dimuat di dalam Koran. Pojok ditulis secara singkat, lugas, dan jenaka.
2.2.6. Artikel
Tulisan lepas tentang berbagai hal yang aktual, merupakan opini pribadi
penulis. Bahan tulisan berasal dari referensi, isinya merupakan pandangan,
penilaian dan solusi penulis. Penulisnya bisa dari dalam (wartawan koran/
majalah tersebut) atau orang luar.
2.3. Kebahasaan dalam Tulisan Ilmiah Populer
Penggunaan bahasa dalam tulisan ilmiah populer :
2.3.1. Gaya bahasa yang digunakan adalah gaya bahasa yang ringan , tidak terlalu
teknis, tidak terlalu terikat oleh bahasa formal.
2.3.2. Menggunakan bahasa yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari – hari,
sehingga masyarakat dengan mudah mengetahui pesan apa yang disampaikan.
2.3.3. Penggunaan bahasa yang disampaikan dapat diterima oleh akal.
2.3.4. Penyampaian informasi secara ringkas, padat, tepat, informatif.
2.4. Kiat dan Praktik Penulisan
2.4.1. Kiat
Gunakan kosakata dan istilah yang lazim dipakai oleh kebanyakan orang.
Masalah yang dibahas dalam tulisan upayakan yang sedang menjadi
pembicaraan hangat banyak orang
Gaya bahasa yang digunakan mudah dipahami dan disesuaikan dengan
sasaran pembacanya. Pastikan tulisan mudah dibaca dan dipahami oleh
pembaca.
Hindari istilah asing yang belum secara keseluruhan orang tahu.
8
Berikut daftar beberapa contoh kata ilmiah dan populer.
Kata Ilmiah Kata Populeranalogi kiasan
anarki kekacauan
bibliografi daftar pustaka
biodata biografi singkat
definisi batasan
diskriminasi Perbedaan perlakuan
eksentrik aneh
final akhir
formasi susunan
Hindari jargon,singkatan dan akronim. Jargon adalah istilah atau kosakata
yang hanya dipakai dan dipahami lingkungan tertentu.
Spesifikasi dan konkret tulisan ilmiah populer menyajikan sesuatu yang
nyata dan spesifik, bukan pernyataan yang abstrak dan kabur
9
2.4.2. Praktik Penulisan
2.4.2.1. Tajuk Rencana
TAJUK RENCANA| Jumat, 14 Januari 2011 | 03:03 WIB
Pembangunan Gedung DPRTak ada yang salah kecuali tidak etis dengan dilanjutkannya rencana pembangunan
gedung baru DPR. Sempat tertunda, akhirnya semua fraksi setuju. Namun, selain tidak
etis, keputusan itu ironis dan absurd. Gedung dibangun di tengah jeritan kemiskinan
rakyat, di tengah dambaan rakyat terbebas dari merosotnya kinerja tiga lembaga
demokratis, termasuk rendahnya balutan dugaan korupsi di lembaga DPR. Melanjutkan
rencana pembangunan gedung baru 36 lantai ibarat menutup empati dan simpati dengan
kondisi rakyat, menafikan kritik perilaku tak terpuji, seperti pelesiran dengan nama
studi banding, malas menghadiri sidang, rendahnya produk legislasi, atau keukeuh-nya
memperjuangkan peningkatan fasilitas pribadi.
Pernyataan bahwa sudah dianggarkan, perlu kelengkapan sarana dan keamanan
kerja dalam ranah kondisi saat ini menegaskan asumsi absurd dan ironi kinerja DPR.
Mereka bergeming atas biaya Rp 1,6 triliun itu senilai jaminan kesehatan masyarakat
bagi 22 juta penduduk miskin. Satu anggota beserta staf ahli menempati ruang kerja
seluas 120 meter persegi dianggap sudah seharusnya.
Keberatan bukannya belum pernah disampaikan. Departemen Teknis Kementerian
Pekerjaan Umum bahkan menyatakan hasil pemeriksaan visual dan detail atas gedung
lama, Nusantara I, belum mengkhawatirkan. Sikap yang berkembang ialah, menjadi
wakil rakyat tak lebih dari profesi dalam arti memperoleh bayaran. Lebih parah lagi
lantas dihidupi sikap dan semangat ”segera balik modal” setelah kantong dan tenaga
terkuras mengejar jabatan wakil rakyat. Berpolitik sebagai pengorbanan dan panggilan
hanya dalam rumusan ideal-utopis.
Gambaran umum suramnya kinerja DPR tidak mengecualikan masih banyaknya
anggota DPR yang peduli akan keluhuran berpolitik. Namun, justru karena itu yang
muncul ke permukaan adalah kinerja kurang terpuji. Wajah institusi wakil rakyat
terlihat buram. Kesan itu, antara lain, dipertegas dalam persetujuan rencana
pembangunan gedung baru. Semangat menyatu dengan jeritan rakyat pun ditinggalkan.
Dalam konteks ini yang kita rasakan lebih mendesak adalah ”ruwatan” penghuninya,
bukan bangunan gedung fisik.
10
Meruwat berarti memulihkan kembali seperti keadaan semula. Meruwat lembaga
perwakilan rakyat berarti mengembalikan semangat dasar dan misi pokok kedudukan
wakil rakyat, memaknai kembali kesucian/keluhuran berpolitik. Konkretnya, tempatkan
rakyat sebagai pusat sensitivitas yang diwujudkan dengan perhatian dan hati, satukan
dengan jeritan rakyat. Niscaya, dengan kembalinya semangat dan hati prorakyat, ada
kebesaran hati membatalkan rencana pembangunan gedung itu; justru ketika hari-hari
belakangan ini rakyat butuh topangan atas lemahnya kepemimpinan dan buruknya
kinerja kabinet.
Kita percaya wakil rakyat masih punya hati dengan kembali pada yang mereka
wakili! Batalkan rencana pembangunan gedung baru!
2.4.2.2. Berita
BANDUNG, KOMPAS – Evakuasi korban tanah longsor di Perkebunan Teh
Dewata, Desa Tenjolaya, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung, Jawa Barat,
terhambat medan berat berupa jalan menanjak berliku-liku dan berbatu. Pukul 16.00,
Rabu (24/2), evakuasi terpaksa dihentikan karena khawatir longsor susulan akan terjadi
setelah hujan deras kembali mengguyur kawasan perkebunan tersebut. Hingga pukul
20.00, jumlah korban yang ditemukan dari timbunan longsor 19 orang dari 43 nama
yang dilaporkan hilang oleh keluarganya. Sebelum diserahkan kepada keluarga, korban
yang ditemukan dibawa ke masjid setempat yang berjarak sekitar 500 meter dari lokasi
longsor.
Hujan pada Rabu sore menyebabkan lumpur longsoran tebing menjadi liat dan
membahayakan petugas evakuasi. Hujan deras juga mengganggu penglihatan petugas
evakuasi yang menjalankan mesin pengeruk (backhoe). Lalu lintas kendaraan yang
padat menuju lokasi longsor juga menjadi penghambat masuknya alat-alat berat ataupun
logistik. Kondisi semakin ruwet ketika pengamanan jalan sepanjang 15 kilometer
menuju lokasi bencana tersebut diperketat menjelang kunjungan Wakil Presiden
Boediono.
Di lokasi longsor, lumpur setebal 3 meter mengubur 21 rumah warga di RW 18.
Longsoran menimbulkan bekas menyerupai cekungan yang dalam seluas hampir 5
hektar. Sepanjang mata memandang, yang tampak hanya timbunan lumpur. Beberapa
atap rumah warga yang tertimbun masih kelihatan. Lokasi longsor yang terletak di kaki
Gunung Tilu itu juga tak terjangkau frekuensi radio ataupun telepon seluler. Tak heran,
saat longsor terjadi, Selasa pagi, informasi mengenai peristiwa tersebut disampaikan
11
warga kepada aparat Kecamatan Pasirjambu beberapa jam kemudian, dengan
menempuh jarak sejauh 32 kilometer.
Wakil Gubernur Dede Yusuf saat meninjau lokasi longsor, mendampingi Wapres
Boediono, mengatakan, karena berbagai kendala, evakuasi yang dilakukan belum
optimal. Hingga Rabu sore, baru satu backhoe yang beroperasi di lokasi longsor. Empat
lainnya terhambat kedatangannya karena akses jalan masuk yang sempit dan sukar
dilintasi. Sementara itu, 200 jiwa yang selamat dari longsor itu diungsikan ke
Perkebunan Negara Kanaan, Desa Tenjolaya, sekitar 3 kilometer dari lokasi longsor.
Menurut Dede Yusuf, evakuasi tetap berlanjut hingga tujuh hari ke depan, dengan
mengerahkan 1.200-an personel.
Tingkatkan kewaspadaan
Wapres Boediono kepada pers di lokasi bencana mengingatkan agar Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Satuan Koordinasi Pelaksana (Satkorlak)
Daerah, aparat keamanan, dan penduduk meningkatkan kewaspadaan karena curah
hujan sampai Maret 2010 masih tinggi sehingga musibah bisa sewaktu-waktu terjadi
kembali. Menurut Wapres, jika kondisinya tidak memungkinkan, penduduk Perkebunan
Teh Dewata di Desa Tenjolaya dapat direlokasi. Transmigrasi merupakan salah satu
opsi yang bisa ditempuh.
Boediono yang datang bersama Gubernur Jabar Ahmad Heryawan didampingi
empat menteri, yaitu Menko Kesra Agung Laksono, Menteri Sosial Salim Segaf Al-
Jufrie, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, dan Menteri Kesehatan Endang
Rahayu Sedyaningsih, serta Kepala BNPB Syamsul Maarif. Namun, sesaat setelah
Wapres tiba di lokasi, hujan deras tiba-tiba turun sehingga Wapres kemudian masuk ke
masjid untuk bertemu dengan para keluarga korban, lalu meninggalkan lokasi. ”Dari
laporan Badan Meteorologi, curah hujan yang tinggi masih akan terjadi sampai Maret
mendatang. Berarti, masih satu bulan lagi kerawanan itu masih akan terjadi. Jadi, yang
perlu diingatkan adalah peningkatan kewaspadaan satu bulan ke depan,” kata Boediono.
Wapres juga meminta agar Pemerintah Provinsi Jabar menginventarisasi kawasan
yang dianggap rawan longsor selama musim hujan sehingga bencana longsor tidak akan
terulang kembali. Boediono atas nama pemerintah kemudian memberi bantuan dana
melalui Pemerintah Kabupaten Bandung berupa uang Rp 200 juta, 25 unit tenda, 500
lembar selimut, dan 100 paket masing-masing berisi peralatan dapur, sandang, dan
tikar.
12
Di Jakarta, Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU) Hermanto Dardak menduga
longsoran di Ciwidey, Jabar, akibat tak dipatuhinya tata ruang. Seharusnya, pemerintah
daerah mampu mengawasi pelanggaran-pelanggaran tata ruang sejak dini. ”Tim dari
Kementerian Pekerjaan Umum hari ini sedang meneliti kondisi di Ciwidey. Tapi, saya
menduga bencana itu akibat pelanggaran tata ruang. Bencana di Indonesia umumnya
diawali pelanggaran-pelanggaran itu,” kata Hermanto.
Hermanto mengatakan, letak lokasi bencana yang berada di pelosok sebenarnya
sudah menyiratkan adanya disinsentif terhadap kawasan itu sehingga pemerintah tak
membangun jalan ke sana. Di lokasi kejadian, Presiden Direktur Perkebunan Chakra,
Rachmat Badrudin, menyatakan, kalau kondisi tanah perkebunan itu berdasarkan hasil
penelitian tidak aman bagi permukiman karyawan, pihaknya akan merelokasi usahanya
dan kalau perlu menutup kawasan perkebunan.
”Kami menilai longsor terjadi bukan karena rusaknya hutan lindung, tetapi adanya
retakan tanah akibat gempa bumi yang terisi air hujan akibat curah hujan yang tinggi
sehingga menggoyahkan tanah kawasan hutan lindung,” kata Rachmat. Hal senada
dikemukakan Wagub Jabar Dede Yusuf. ”Longsor ini murni bencana alam. Tidak ada
pelanggaran tata ruang dalam kejadian ini. Tegakan pohon di hutan lindung tidak
diganggu oleh aktivitas perkebunan,” tuturnya. Perkebunan Dewata yang dikelola PT
Chakra mulai beroperasi tahun 1956 dan saat ini memiliki 801 pekerja. ”Longsor terjadi
karena ada retakan di bagian tebing gunung akibat gempa bumi 2 September 2009,”
ujar Dede. (HAR/ELD/REK/RYO/ADH/CHE/GRE)
2.4.2.3. Opini
Contoh opini:Monday, 14 March 2011 23:12
Menghindari Jurang Krisis(Kompas Yogyakarta, 17 Oktober 2008)Oleh: Randi Kurniawan
Dengan karakteristik small open economy, Indonesia tidak bisa lepas dari pengaruh
percaturan ekonomi global. Kasus Subprime Mortgage yang mengantarkan ekonomi AS
ke jurang resesi, juga ikut menggoyang stabilitas ekonomi nasional khususnya di sektor
keuangan. Lantas, bagaimana agar Indonesia tidak ikut terperosok ke jurang tersebut?
Krisis 1997 memberi banyak pelajaran pada bangsa ini mengenai cara menghadapi
gejolak ekonomi. Krisis ini bukan muncul di Indonesia, tapi di Thailand. Rembetan dari
Thailand menuju ke sejumlah negara Asia lainnya, termasuk Indonesia telah
13
memberikan efek yang berbeda di masing-masing negara. Boleh dibilang, perekonomian
Indonesia mendapat efek negatif paling besar di antara negara-negara lainnya. Sebab,
jantung ekonomi nasional yakni perbankan mengalami kebangkrutan, sehingga berimbas
pula pada sektor riil. Akibatnya, negara-negara lain sudah pulih dari krisis, Indonesia
masih terkapar dan tertatih-tatih menuju kebangkitan ekonomi.
Model yang sama ditemui saat ini. Krisis lembaga finansial ini terjadi di Amerika
Serikat ditandai dengan bangkrutnya sejumlah bank investasi. Masalahnya, krisis
finansial di AS akan berimbas pula pada sektor finansial di Indonesia, terutama pasar
saham dan valuta asing. Hal ini tidak dapat dimungkiri karena integrasi pasar keuangan
dunia disertai dengan liberalisasi pasar finansial memuluskan hal tersebut terjadi. Pun,
karena orang asing merupakan penguasa modal dominan di bursa saham. Mereka sangat
sensitif dengan gejolak ekonomi di AS sehingga terdorong melakukan aksi jual. Adapun
pelarian kapital ke luar akan meningkatkan permintaan dolar terhadap rupiah, sehingga
rupiah terdepresiasi terhadap dolar AS.
Nah, agar bangsa ini tidak ikut terperosok ke jurang krisis, hal pertama yang harus
dilakukan adalah menyelamatkan sektor finansial kita. Agar krisis 1997 tidak terulang
kembali, pemerintah harus menjaga sistem perbankan agar tetap berjalan sebagaimana
mestinya. Kepercayaan nasabah harus dijaga, salah satunya dengan memberikan
jaminan simpanan yang lebih tinggi. Langkah ini sudah dilakukan pemerintah, yakni
menaikkan level simpanan yang dijamin sampai Rp 2 miliar dari sebelumnya hanya Rp
100 juta. Dengan jaminan ini, nasabah akan tetap percaya pada bank, sebagai tempat
mereka menitipkan uang.
Hanya saja, ironis bila pemerintah menaikkan suku bunga BI yang hingga kini
mencapai level 9,5 persen. Alasan pemerintah, dalam hal ini BI, adalah untuk menekan
inflasi 2009 agar sesuai targetnya. Namun, sektor riil lah yang menjadi korban terhadap
naiknya suku bunga acuan tersebut. Selain itu, gejolak ekonomi global juga berimbas
pada ekspor dan impor yang bisa menurunkan pertumbuhan.
Di sisi ekspor, semestinya terjadi kenaikan pendapatan karena harga produk
domestik relatif lebih rendah di luar negeri. Akan tetapi, di masa krisis, permintaan luar
negeri terhadap produk domestik pun ikut berkurang, sehingga volume ekspor turun.
Langkah yang harus dilakukan adalah melakukan diversifikasi negara tujuan ekspor.
Selama ini, negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, Australia, dan
sejumlah negara Eropa Barat menjadi tujuan ekspor utama. Ke depan, pemerintah perlu
14
memperluas diversifikasi tujuan ekspor terutama ke negara-negara Timur Tengah, yang
saat ini kelebihan likuiditas.
Dampak lebih parah lagi dilihat di sisi impor, sebab harga yang dibayarkan terhadap
produk impor relatif lebih tinggi dibanding sebelumnya. Akibatnya, produk impor
khususnya yang digunakan untuk bahan baku industri menjadi lebih mahal, sehingga
harga-harga barang ikut naik. Sehingga, ketergantungan pada produk impor juga harus
dikurangi sedikit demi karena hal tersebut akan mengurangi cadangan devisa nasional.
Oleh karenanya, langkah antisipasi di sektor finansial terutama perbankan
merupakan langkah pertama yang harus dilakukan. Sedangkan di sektor riil, pemerintah
perlu menjaga surplus neraca perdagangan, dengan meningkatkan volume ekspor dan
mengurangi ketergantungan pada produk impor. Sejumlah strategi inilah yang bisa
menghindarkan Indonesia dari jurang krisis.
2.4.2.4. Feature
Pesona Wisata Danau Singkarak
Sumatera Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terkenal dengan pariwisata
alamnya yang sangat menawan. Danau, Lembah, dan air terjun membentang di sepanjang
negeri . Jika berniat berkunjung ke provinsi ini, tidak ada salahnya menengok kawasan wisata
alam di negeri kerajaan Pagaruyung ini. Salah satu kawasan wisata yang cocok untuk di
kunjungi apalagi bagi yang hobi kuliner juga sambil menikmati keindahan alam adalah
Danau Singkarak, yang terletak di Kecamatan X Koto Diateh, Kabupaten Solok Sumatera
Barat. Danau ini merupakan danau terluas ke dua di Sumatera setelah danau toba, dan
merupakan danau yang terkenal sebagai penghasil ikan kecil yang gurih, renyah dan enak
serta memiliki rasa yang khas, masyarakat Singkarak biasanya menyebutnya dengan ikan
“bilih”. Banyak para wisatawan yang penasaran dengan rasa ikan ini dan sengaja berkunjung
ke kawasan wisata Danau Singkarak.
Selain daya tarik kuliner, kawasan wisata danau singkarak juga dikenal karena air
danaunya yang biru, fasilitas wisatanya juga cukup memadai. Di kawasan wisata Danau
singkarak ini memiliki berbagai arena bermain bagi anak-anak. Selain itu juga disediakan
fasilitas penangkapan ikan bagi anda yang ingin menangkap sendiri ikan “bilih” dari danau
ini, juga tersedia sampan bagi yang ingin menikmati panorama danau singkarak dengan lebih
dekat dengan harga yang sangat murah jika dibandingkan dengan tempat lain.
15
Ada pula kawasan pasar yang menyediakan berbagai oleh-oleh khas provinsi
Sumatera Barat. Pasar ini disebut pasar ombilin, disebut pasar ombilin karena
berdekatan dengan PLTA ombilin yang merupakan pemasok listrik utama kawasan kota
dan kabupaten Solok. Di pasar ini dijual pula oleh-oleh khas Danau Singkarak yaitu
ikan bilih yang sudah dikemas dan dapat di bawa dalam perjalanan jauh dengan
pelayanan yang sangat ramah dari para pedagang yang sebagian besar penduduk asli
daerah pinggir Danau Singkarak. Bagi yang ingin membeli ikan bilih yang masih segar,
juga dijual disini dan harganya lebih murah karena berasal dari nelayannya langsung.
Kunjungan ke danau ini akan menjadi pengalaman menarik bagi Anda dan juga
membuat Anda ingin datang lagi (ry).
2.4.2.5. Pojok
Pakde : Pemerintah membatasi izin mendirik mini market.
Pakho : Kasihan pedagang kecil tak kebagian pembeli hi…hi…
2.4.2.6. Artikel
Anak Gemuk Cenderung Hadapi Masalah Pergaulan
(ANTARA News) - Anak-anak berusia empat dan lima tahun yang berat badannya
lebih besar dari anak-anak lain di usianya akan lebih keras berjuang dalam membangun
hubungan dengan anak-anak lainnya pada beberapa tahun kemudian, demikian sebuah
studi di Australia seperti dikutip Reuters.
Para peneliti pimpinan Michael Sawyer, profesor pada Universitas Adelaide,
meneliti 3.300 anak berusia empat tahun dan mendapati fakta bahwa anak-anak gendut
akan mengalami kesulitan sosial di usia delapan atau sembilan tahun.
"Kualitas hubuangan berpasangan selama periode masa ini berpotensi menciptakan
dampak (negatif) signifikan terhadap kesehatan mental anak," tulis Sawyer dalam email
kepada Reuters.
Para peneliti mensurvai 3.363 anak Australia, sedangkan wawancara diadakan saat
anak berusia empat atau lima tahun, lalu mereka ditanya lagi lima tahun kemudian.
Yang diukur dari anak-anak ini adalah kesehatan mental dan prilakunya, seperti
masalah emosi, hiperaktivitas, dan kemampuan bersosial.
16
Bobot badan si anak juga diukur setiap mereka bertambah umur.Di umur empat dan
lima tahun, 222 anak laki-laki (13 persen) dan 264 anak perempuan (16 persen)
dikategorikan berat badannya berlebih (overweight), sementara 77 anak laki-laki (4,5
persen) dan 87 anak perempuan (5.2 persen) dinilai obesitas.
Anak-anak yang berat badannya berlebih ini --setidaknya 1,6 poin lebih berat
dibandingkan anak berberat badan normal di usinya, berisiko menghadapi masalah-
masalah sosial seperti diasingkan atau diusili.Pada usia delapan dan sembilan tahun,
anak-anak berberat badan besar inilebih sering dievaluasi prilaku interaksi sosialnya.
Para peneliti menyatakan bahwa stigma terhadap anak gendut membuat si anak sulit
bergaul sehingga mereka menarik diri dari pergaulan karena khawatir diolok-olok.
Anak-anak obesitas malah berisiko dikasari.
17
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Dalam menulis ilmiah popular perlu memperhatikan ciri-ciri, bentuk, kebahasaan, dan
kiat penulisan. Karena poin-poin penting tersebut adalah dasar untuk membuat tulisan ilmiah
populer. Sehingga, pembaca mudah untuk memahami tulisan ilmiah populer.
3.2. Saran
Dengan terselesaikannya makalah ini kami berharap pembaca dapat mengetahui serta
memahami apa yang dimaksud dengan tulisan ilmiah populer.
18
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
http://realadeliafarisa.wordpress.com/2011/10/26/makalah-tulisan-populer/ Tanggal 1 April
2012 jam 13.01
http://irsyad82.multiply.com/journal/item/24?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem
Tanggal 1 April 2012 jam 13.15
http://blog.ub.ac.id/devrimanullang/files/2011/11/MAKALAH-TULISAN-ILMIAH-
POPULER.docx Tanggal 1 April 2012 jam 13.30
http://sg3.attach.mail.ymail.com/id.f1901.mail.yahoo.com diakses Tanggal 1 April 2012 jam
13.47
www.staff.uny.ac.id/system/..../Jenis-Jenis%20 Tulisan %20 Ilmiah .pptx diakses Tanggal 1
April 2012 jam 14.00
http://nasional.kompas.com/read/2011/01/14/03034569/TAJUK.RENCANA diakses
Tanggal 16 April 2012 jam 23.02
http://www.rnborganizer.com/index.php?
option=com_content&view=article&id=65&Itemid=83 diakses Tanggal 16 April 2012 jam
23.27
http://veronikacloset.wordpress.com/2010/03/06/contoh-berita-langsung-straight-news-dan-
berita-kisah-feature/ diakses Tanggal 16 April jam 23.30
19
top related