tugas isbd
Post on 23-Oct-2015
45 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
TUGAS ISBD Hakikat Manusia Sebagai Makhluk Individu, Sosial dan Religius
OLEH :
1. AULIA RAHMAN A. (D100102001)2. ALFIA MAGFIRONA (D100102004)3. NUNING TRISNAWATI (D100102005)4. RASYID LATIF A. (D100102007)
CIVIL ENGINEERING DEPARTEMENT
ENGINEERING FACULTY
MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF SURAKARTA
2012
KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan nikmat dan karunianya sehingga makalah ini dapat selesai dengan
lancar. Makalah ini merupakan hasil telaah pustaka dan diskusi mengenai hakikat
manusia sebagai makhluk individu, sosial dan religius.
Penulis menyadari karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu kami menerima segala kritik dan saran yang bersifat membangun.
Akhirnya penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk semua pihak.
Surakarta, Mei 2012
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
I.2 Rumusan Masalah
I.3 Tujuan Penulisan
I.4 Sistematika Penulisan
BAB II LANDASAN TEORI
II.1 Pengertian Manusia
II.2 Hakikat Manusia
II.3 Peran Manusia
BAB III PEMBAHASAN
III.1 Manusia Sebagai Makhluk Individu
III.2 Manusia Sebagai Makhluk Sosial
III.3 Manusia Sebagai Makhluk Religius
BAB IV PENUTUP
IV.1 Kesimpulan
IV.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna diantara makhluk
ciptaan Tuhan yang lainnya karena manusia dikaruniai oleh akal pikiran dan nafsu.
Di dalam tubuh manusia terdapat Ruh dan jiwa fungsinya untuk menggerakan
jasmani. Jika manusia tidak mempunyai Ruh dan jiwa maka jasmani atau anggota
tubuh yang dimiliki oleh manusia tidak akan bisa bergerak. Manusia bukanlah
makhluk yang abadi, sama seperti semua yang ada didunia ini tidak ada yang
abadi. Didunia ini hanya ada manusia yang berjenis kelamin pria dan wanita,
seharusnya manusia mensyukuri apa yang telah dikaruniakan Tuhan kepada
dirinya karena pada zaman sekarang banyak pria atau wanita yang operasi
kelamin, perbuatan itu sangat dibenci oleh Tuhan. Setiap manusia memiliki
perbedaan satu sama lain dari segi fisik dan sifat. Walaupun ada sejumlah manusia
yang kembar siam, tetapi ada suatu bagian dari tubuh mereka yang tidak sama dan
pasti sifat merekapun tidak sama. Intinya di dunia ini tidak ada satupun manusia
yang sama persis. Manusia juga makhluk sosial, artinya manusia membutuhkan
sesamanya untuk menjalani hidupnya. Tidak ada manusia yang sanggup hidup
sendiri di dunia ini. Manusia adalah mahluk yang luar biasa kompleks. Kita
merupakan paduan antara mahluk material dan mahluk spiritual. Dinamika
manusia tidak tinggal diam karena manusia sebagai dinamika selalu
mengaktivisasikan dirinya.
I.2 Rumusan Masalah
1. Apakah manusia itu ?
2. Darimana manusia berasal?
3. Hendak kemanakah manusia?
4. Untuk apa manusia berada di dunia ini?
I.3 Tujuan Penulisan
Menjelaskan tentang manusia khususnya yang menyangkut hakikat
manusia itu sendiri yaitu manusia sebagai makhluk individu, sosial dan religius.
I.4 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.2 Rumusan Masalah I.3 Tujuan Penulisan I.4 Sistematika Penulisan BAB II LANDASAN TEORI
II.1 Pengertian ManusiaII.2 Hakikat ManusiaII.3 Peran Manusia
BAB III PEMBAHASAN III.1 Manusia Sebagai Makhluk Individu III.2 Manusia Sebagai Makhluk Sosial III.3 Manusia Sebagai Makhluk Religius BAB IV PENUTUP IV.1 Kesimpulan IV.2 Saran
BAB II LANDASAN TEORI
II.1 Pengertian Manusia
Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda dari segi biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin yang berarti "manusia yang tahu"), sebuah spesies primata dari golongan mamaliayang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalamagama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakatmajemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.
Berikut ini adalah pengertian dan definisi manusia menurut beberapa ahli:
NICOLAUS D. & A. SUDIARJAManusia adalah bhineka, tetapi tunggal. Bhineka karena ia adalah jasmani dan rohani akan tetapi tunggal karena jasmani dan rohani merupakan satu barang.
ABINENO J. IManusia adalah "tubuh yang berjiwa" dan bukan "jiwa abadi yang berada atau yang terbungkus dalam tubuh yang fana."
UPANISADSManusia adalah kombinasi dari unsur-unsur roh (atman), jiwa, pikiran, dan prana atau badan fisik.
SOKRATESManusia adalah mahluk hidup berkaki dua yang tidak berbulu dengan kuku datar dan lebar.
KEES BERTENSManusia adalah suatu mahluk yang terdiri dari 2 unsur yang kesatuannya tidak dinyatakan.
I WAYAN WATRAManusia adalah mahluk yang dinamis dengan trias dinamikanya, yaitu cipta, rasa dan karsa.
OMAR MOHAMMAD AL-TOUMY AL-SYAIBANYManusia adalah mahluk yang paling mulia, manusia adalah mahluk yang berfikir, dan manusia adalah mahluk yang memiliki 3 dimensi (badan, akal, dan ruh), manusia dalam pertumbuhannya dipengaruhi faktor keturunan dan lingkungan.
ERBE SENTANUManusia adalah mahluk sebaik-baiknya ciptaan-Nya. Bahkan bisa dibilang manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna dibandingkan dengan mahluk yang lain.
PAULA J. C & JANET W. Kmanusia adalah mahluk terbuka, bebas memilih makna dalam situasi, mengemban tanggung jawab atas keputusan yang hidup secara kontinu serta turut menyusun pola berhubungan dan unggul multidimensi dengan berbagai kemungkinan.
II.2 Hakikat Manusia
Hakekat manusia adalah sebagai berikut :
1. Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
2. Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial.
3. yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
4. Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai (tuntas) selama hidupnya.
5. Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati
6. Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan dengan potensi yang tak terbatas
7. Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan jahat.
8. Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.
II.3 Peran Manusia
Disadari atau tidak kita termasuk dalam 7 kategori manusia yang berperan dalam kehidupan ini, dan tanpa kita sadari atau tidak kita juga telah memilih sebagai peran kita dalam kehidupan ini;
1. Creator
merupakan tipe manusia yang menemukan gagasan dan menciptakan
impian. Dengan hasrat yang tinggi menginspirasi orang lain. Creator
juga terlibat dalam proses pengerjaan untuk mewujudkan impian dan
gagasan tersebut. Contoh tipe manusia creator Thomas Edison dan
Walt Disney.
2. Improver
Tipe manusia ini adalah penangkap gagasan dan spirit dari para
creator, sang improver mempelajari kelemahan dari gagasan-gagasan
tersebut kemudian memperbaikinya sehingga memberikan manfaat
yang lebih besar. Contoh tipe manusia improver Jack Welch (mantan
CEO General Electric).
3. Mediator
Tipe manusia Mediator adalah orang yang mengkomunikasikan dan
menyampaikan gagasan-gagasan tersebut khususnya kepada pihak-
pihak yang tidak terjangkau oleh para creator dan imrpover, mediator
juga mencurahkan komitmen mereka untuk mewujudkan gagasan
tersebut. Pandit Jahwaral Nehru adalah contoh seorang Mediator.
4. Enabler
Seorang enabler tidak terlihat perannya secara langsung, namun tanpa
enabler para creator belum tentu dapat mencapai hasil tersebut, para
enabler memberi kematangan dan kemampuan bagi para creator
menemukan gagasan dan impian mereka, dengan kesabaran dan
kecerdasan yang tinggi enabler menemukan cara yang paling tepat
untuk membimbing para creator. Aristoteles dan Anna Sullivan adalah
contoh manusia Enabler.
5. Evaluator
Tipe manusia evaluator adalah tipe manusia yang memberikan
penilain dan kritik terhadap apa yang dihasilkan. Evaluator
memberikan keseimbangan bagi para creator yang tengah melaju
dengan gagasan-gagasan mereka.
6. Claimer
Orang-orang yang mengakui nilai yang sesungguhnya dihasilkan atau
yang dimiliki orang lain. Tidak peduli spirit dan perjuangan yang telah
dilalui oleh para creator, para claimer mengklaim bahwa semua nilai
itu milik mereka. Para plagiat dan pihak-pihak yang menggugat nilai
tanpa dasar yang kuat bisa dikelompokkan sebagai claimer. Khususnya
bila mereka melakukan klaim tersebut tanpa melalui perjuangan yang
sesungguhnya.
7. Destructor
Tipe manusia destructor adalah melakukan penghancuran secara brutal
terhadap nilai-nilai yang telah terbangun dengan baik. Tujuannya
bukan melakukan perbaikan, tetapi semata-mata untuk menutupi
ketidak mampuannya dalam mencapai nilai yang setara atau
keinginannya untuk menghambat orang lain dalam mencapai nilai-
nilai mereka. Para Invider dan Penghianat yang culas sebagai contoh
seorang destructor.
Thomas Edison Walt Disney Anna Sullivan
BAB III PEMBAHASAN
III.1 Manusia Sebagai Makhluk Individu
Individu berasal dari kata in dan devided. Dalam Bahasa Inggris in salah satunya mengandung pengertian tidak, sedangkan devided artinya terbagi. Jadi individu artinya tidak terbagi, atau satu kesatuan. Dalam bahasa latin individu berasal dari kata individium yang berarti yang tak terbagi, jadi merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan tak terbatas.
Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia individu manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya. Jika unsur tersebut sudah tidak menyatu lagi maka seseorang tidak disebut sebagai individu. Dalam diri individi ada unsur jasmani dan rohaninya, atau ada unsur fisik dan psikisnya, atau ada unsur raga dan jiwanya.
Setiap manusia memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri, tidak ada manusia yang persis sama. Dari sekian banyak manusia, ternyata masing-masing memiliki keunikan tersendiri. Seorang individu adalah perpaduan antara
I’m individuals
faktor fenotip dan genotip. Faktor genotip adalah faktor yang dibawa individu sejak lahir, ia merupakan faktor keturunan, dibawa individu sejak lahir. Kalau seseorang individu memiliki ciri fisik atau karakter sifat yang dibawa sejak lahir, ia juga memiliki ciri fisik dan karakter atau sifat yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan (faktor fenotip). Faktor lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam pembentukan karakteristik yang khas dari seseorang. Istilah lingkungan merujuk pada lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Ligkungan fisik seperti kondisi alam sekitarnya. Lingkungan sosial, merujuk pada lingkungan di mana eorang individu melakukan interaksi sosial. Kita melakukan interaksi sosial dengan anggota keluarga, dengan teman, dan kelompok sosial yang lebih besar.
Karakteristik yang khas dari seeorang dapat kita sebut dengan kepribadian. Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda-beda yang dipengaruhi oleh faktor bawaan genotip)dan faktor lingkungan (fenotip) yang saling berinteraksi terus-menerus.
Menurut Nursid Sumaatmadja (2000), kepribadian adalah keseluruhan perilaku individu yang merupakan hasil interaksi antara potensi-potensi bio-psiko-fiskal (fisik dan psikis) yang terbawa sejak lahir dengan rangkaian situasi lingkungan, yang terungkap pada tindakan dan perbuatan serta reaksi mental psikologisnya, jika mendapat rangsangan dari lingkungan. Dia menyimpulkan bahwa faktor lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam pembentukan karakteristik yang khas dari seeorang.
III.2 Manusia Sebagai Makhluk Sosial
doc: http://ratrismart.blogspot.com
Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, selain itu juga diberikan yang berupa akal pikiran yang
berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain, manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia.
Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya.
Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karrena beberapa alasan, yaitu:
a. Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.
b. Perilaku manusia mengaharapkan suatu penilain dari orang lain.
c. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain
d. Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.
III.3 Manusia Sebagai Makhluk Religius
Manusia diciptakan Tuhan Yang Maha Kuasa di muka bumi ini sebagai makhluk yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk lain. Melalui kesempurnaannya itu manusia bisa berpikir, bertindak, berusaha, dan bisa menentukan mana yang benar dan baik. Di sisi lain, manusia meyakini bahwa dia memiliki keterbatasan dan kekurangan. Mereka yakin ada kekuatan lain, yaitu Tuhan Sang Pencipta Alam Semesta. Oleh sebab itu, sudah menjadi fitrah manusia jika manusia mempercayai adanya Sang Maha Pencipta yang mengatur seluruh sistem kehidupan di muka bumi. Dalam kehidupannya, manusia tidak bisa meninggalkan unsur Ketuhanan. Manusia selalu ingin mencari sesuatu yang sempurna. Dan sesuatu yang sempurna tersebut adalah Tuhan. Hal itu merupakan fitrah manusia yang diciptakan dengan tujuan untuk beribadah kepada Tuhannya.
Oleh karena fitrah manusia yang diciptakan dengan tujuan beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa, untuk beribadah kepada Tuhan pun diperlukan suatu ilmu. Ilmu tersebut diperoleh melalui pendidikan. Dengan pendidikan, manusia dapat mengenal siapa Tuhannya. Dengan pendidikan pula manusia dapat mengerti bagaimana cara beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa. Melalui sebuah pendidikan yang tepat, manusia akan menjadi makhluk yang dapat mengerti bagaimana seharusnya yang dilakukan sebagai seorang makhluk Tuhan. Manusia dapat mengembangkan pola pikirnya untuk dapat mempelajari tanda-tanda kebesaran Tuhan baik yang tersirat ataupu dengan jelas tersurat dalam lingkungan sehari-hari. Maka dari keseluruhan perkembangan itu menjadi lengkap dan utuh dalam setiap sisinya, baik dari sisi individu, sosial, susila, maupun religius. Keutuhan dari setiap sisi tersebut dapat menjadikan manusia menjadi makhluk yang lebih tinggi derajatnya dibandingkan dengan makhluk-makhluk Tuhan yang lain.
BAB IV PENUTUP
IV.1 Kesimpulan
Manusia adalah mahluk yang luar biasa kompleks. Kita merupakan paduan
antara mahluk material dan mahluk spiritual. Dinamika manusia tidak
tinggal diam karena manusia sebagai dinamika selalu mengaktivisasikan
dirinya.
Manusia pada hakekatnya adalah makhluk individu, sosial dan religius.
IV.2 Saran
Mempelajari tentang hakikat manusia tentunya tidak sebatas pada apa yang telah diuraikan pada makalah ini karena pada makalah ini masih banyak kekurangan sehingga perlu kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk membuat makalah ini menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://azenismail.wordpress.com/ 2. http://ratrismart.blogspot.com /3. http://manusiabudaya.blogspot.com/ 4. http://myjojofan.wordpress.com/ 5. http://fadlyatjo.wordpress.com/ 6. http://id.wikipedia.org/ 7. http://imamnugraha.wordpress.com/
top related