tugas ilmu pertanian umum iklim indonesia
Post on 26-Nov-2015
41 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
TUGASILMU PERTANIAN UMUM IKLIMSemester 1
Nama : Tri RamadhonaNomor Induk : 20130212047
Fakultas KehutananProdi Kehutanan
Institut Pertanian (INTAN) YogyakartaJl. Magelang Km. 5.6 Yogyakata 55284
Assalamu’alaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh
A. IklimIklim merupakan gabungan berbagai kondisi cuaca sehari-hari atau merupakan rata-rata cuaca
Anasir iklim atau Anasir CuacaUntuk mencari harga rata-rata tergantung kebutuhan dan keadaanPerlu diketahui bahwa untuk mengetahui penyimpangan iklim harus berdasarkan pada harga normal suatu harga rerata selama 30 tahun.Hampir tidak terbatas jumlah iklim di permukaan bumi ini yang memerlukan penggolongan dalam satu kelas/ tipe. Semua klasifikasi iklim buatan manusia sehingga masing-masing ada kebaikan dan keburukan.
Tujuan:Berusaha untuk menyederhanakan jumlah iklim lokal tidak terbatas menjadi golongan yang jumlahnya relatif sedikit yang mempunyai sifat-sifat penting yang bersamaan.
B. Iklim di IndonesiaDi Indonesia terdapat 3 jenis iklim yang mempengaruhi iklim di Indonesia, yaitu :
1.Iklim Muson (Iklim Musim)Terjadi karena pengaruh angin musim yang bertiup berganti arah tiap-tiap setengah tahun sekali. Di Indonesia terdiri dari :
a. Angin Musim Barat Daya adalah angin yang bertiup antara bulan
Oktober sampai April sifatnya basah. Pada bulan-
bulan tersebut, Indonesia mengalami musim
penghujan.
b. Angin Musim Timus Laut adalah angin yang bertiup antara bulan
April sampai Oktober sifatnya kering. Pada
bulan-bulan tersebut, Indonesia mengalami musim
kemarau.
2. Iklim Tropis/Tropika (Iklim Panas)Terjadi karena wilayah Indonesia berada di sekitar garis Khatulistiwa otomatis akan mengalami iklim tropis yang bersifat panas dan hanya memiliki 2 musim :
a. Musim kemarau
b. Musim hujan
3. Iklim Lautkarena wilayah Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak wilayah laut yang mengakibatkan pengupan air laut menjadi udara yang lembab dan curah hujan yang tinggi. Iklim ini bersifat lembab dan banyak mendatangkan hujan.
C. Hubungan Iklim dan Lingkungan
1.Iklim dan pertanian
2.Iklim dan Hama-Penyakit Tumbuhan
3.Iklim dan sumber daya air
4.Iklim Agihan vegetasi dan jenis tanah
5.Iklim dan ternak
D. Penggolangan iklim
1) Klasifikasi dengan dasar temperatura. Klasifikasi yang dibuat pada jaman
Yunani. Daerah Tropika - sedang dan kutub
b. Klasifikasi Klages (1942)2) Klasifikasi Koppen3) Klasifikasi Thornthwaite4) Klasifikasi di Indonesia
a. Klasifikasi Mohrb. Klasifikasi Schmidt dan Fergusonc. Klasifikasi Oldeman
Beberapa Sistem Klasifikasi Iklim yang pernah dan masih dipakai di Indonesia
a. Klasifikasi Pada Jaman Yunani : 3 daerah
1. Klasifikasi Berdasar Temperatur
• Daerah tropikaTidak ada musim dingin, temperatur
terus menerus tinggi.• Daerah sedang (U-S)
Di sini ada musim yang berbeda tegas, satu musim panas/ hangat, lainnya sejuk/ dingin.• Daerah kutup
Tidak ada musim panas, temperatur rendah.
b. Klasifikasi Klages (1942) : 5 daerah
• Daerah tropika Rata-rata T>20C
• Daerah subtropika 4 – 11 bulan T>20C
• Daerah sedang 4 – 12 bulan T 10 -20C
• Daerah dingin 1 – 4 bulan T 10 - 20C dan yang lain <10C
• Daerah kutub T rata-rata -1C dgn tanpa bulan yang T >10C
2. Klasifikasi KoppenWladimir Koppen (1846-1940) seorang biologis Jerman1900 klasifikasi I berdasarkan vegetasi1918 revisi dengan memasukkan temperatur, hujan dan tanda khusus musiman.
Koppen membagi 5 golongan besar yang diberi simbol huruf: A – E
A Iklim hujan tropika
B Iklim kering
C Sedang
D Dingin
E Kutub
Sehingga secara garis besar dasar klas Koppen - Rata - rata curah hujan (bulanan/ tahunan) - Temperatur (bulanan/ tahunan)- Vegetasi asli dilihat sebagai kenampakan terbaik dari keadaan iklim yang sesungguhnya
Koppen menilai bahwa daya guna hujan terhadap perkembangan dan pertumbuhan tanaman tidak hanya tergantung pada jumlah curah hujan tetapi juga intensitas penguapan, baik dari tanah maupun tanaman.
Oleh karena ini Koppen berusaha menunjukkan intensitas penguapan dan daya guna hujan adalah dengan menggabungkan temperatur dan hujan.Musim hujan sama, jatuh pada musim panas adalah kurang berguna dibanding jatuh pada musim dingin.
Walaupun metode untuk mengukur daya guna hujan kurang memuaskan.
Lanjut ...
Kriteria Klasifikasi Iklim Koppen
A. IKLIM HUJAN TROPIKATemperatur bulan terdingin > 18 C (64.4F)
f Bulan terkering > 60 mm
m Bulan terkering < 60 mm, tetapi > 98,5 - r/ 25
Jumlah hujan pada bulan basah dapat mengimbangi kekurangan hujan pada bulan kering, masih terdapat hutan cukup lebat.
w Bulan terkering < 98.5 r/25
Jumlah bulan basah tidak dapat mengimbangi kekurangan hujan pada bulan kering. Vegetasi yang ada padang rumput dengan pohon jarang.
mm
mm2500200015001000500
60
40
20
AmAw
w
m* *
*
*
DIAGRAM KOPPEN UNTUK TIPE A
CH TAHUNAN
C H
BULANAN
Af
B. IKLIM KERING
r < 0.44 (t – 19.5)
CH Merata sepanjang tahun
r < 0.44 (t – 7) CH Mengumpul pada ms. Panas 70%
r < 0.44 (t – 32) CH Mengumpul pada ms. Dingin 70%
Dibagi 2 :
• BS ½ Batas Atas – Batas Atas• Bw < ½ Batas Atas Ket. Sama
Stepa
Padang Pasir
- Bs
- Bw
0.44 (t -…..)
0.22 (t -…..)
0
C. IKLIM SEDANGTemperatur bulan terdingin > - 30C dan < 180CTemperatur bulan terpanas > 100C
S Pada musim panas kering (jumlah CH bulan terkering pada musim panas < 1/3 jumlah hujan terbasah pada musim dingin
W Pada musim dingin kering dan musim panas lembab (jumlah hujan terkering pada musim dingin <1/10 jumlah hujan terbasah pada musim panas)
f Selalu lembab sepanjang tahun , tidak dijumpai keadaan s dan w. CH > 30a.T rerata bulan terpanas ≥ 220Cb.T rerata untuk 4 bulan ≥ 100C & T bulan terpanas < 220Cc.T rerata 1 – 3 bulan ≥ 100C & T bulan terpanas < 220C
Csa : daerah pedalaman
Csb : daerah pantai (marine)
Cwa : subtropika musiman
Cwb : tropika lahan tinggi
Cfa : subtropika lembab
Cfb : Iklim marine
Cfc : Iklim marine
D. IKLIM DINGINRata-rata temperatur bulan terpanas > 100C dan terdingin kurang dari – 30C
w Sama C
f Sama C
a Sama C
b Sama C
c Sama C
d Rata-rata temperatur bulan terdingin < 2.8 dan dipakai diluar a,b,& c
dfa Kontinental lembab (iklim dingin dengan periode kering)
dfb Kontinental lembab
dfc Sub artika
dfd Sub artika
dwa Iklim kontinental lembab (iklim dingin dengan musim dingin kering)
dwb Iklim kontinental lembab
dwc Sub artika
dwd Sub artika
E. IKLIM KUTUBRata-rata temperatur bulan terpanas < 100C
T Rata-rata temperatur bulan terpanas 0 – 100C
F Rata-rata temperatur bulan terpanas ≤ 00C
ET Iklim tundra (lumut)
EF Iklim es – salju abadi
H Temperatur seperti E, tetapi disebabkan tinggi tempat > 5000 feet
Thornthwaite :Menganggap bahwa kebutuhan air tanaman
tidak hanya tergantung pada besarnya Curah Hujan tetapi juga tergantung evaporasi.
Dasar :• Vegetasi• Evaporasi
• Hujan, dan• Temperatur
Thornthwaite 1899 – 1963
1931 memperkenalkan klasifikasi yang pertama khusus dipakai di Amerika Utara
1933 memakai sistem tersebut untuk seluruh dunia
3. Klasifikasi Iklim Thornthwaite
Menggunakan istilah dayaguna presipitasi =
P – E rasio Perbandingan antara P dan E, yang menunjukkan daya guna hujan bagi kehidupan tanaman.
P Presipitasi bulanan rerata (inci)
E Penguapan dari permukaan air bebas rerata bulanan (inci)
P – E ratio selama 12 bulan disebut P – E indekPerhitungan :P – E ratio = 10 P/E
12P – E indek = Σ (10 P/E) n
n = 1Tetapi karena kesulitan data evaporasi maka untuk mengatasi diadakan hubungan antara temperatur (T), Penguapan (E) dan Presipitasi (P) sehingga akhirnya diperoleh P – E rasio tanpa data evaporasi.
P – E rasio : 115 ( P ) 10/9
T-10
12P – E indek : Σ 115 ( P ) 10/9 n
n=1 T-10
Ket.P : Presipitasi rerata bulanan dalam inciT : Temperatur rerata bulanan dalam 0F
Simbol Gol Lembab Ciri Vegetasi PE Indek
A Basah Hutan Hujan ≥ 128
B Lembab Hutan 64 – 127
C Agak Lembab Padang Rumput 32 – 63
D Agak Kering Steppa 16 – 31
E Kering Gurun Pasir < 16
T – E indek = Jumlah 12 bulan dari T – E rasio
T – E rasio = ( T – 32 ) efisiensi temperatus rasio 4
12T – indek = Σ ( T – 32 ) n
n=1 4
Atas dasar T – E indek dibedakan : 6 Golongan temperatur
TIPE IKLIM T – E INDEK
A1 – Tropika ≥ 128
B1 – Mesotermal 64 -127
C1 – Mikrotermal 32 - 63
D1 – Taiga 16 - 31
E1 - Tundra 1 - 15
F1 - Frost 0
Pembagian selanjutnya adalah berdasar agihan presipitasi bulanan sbb:
r Hujan merata seluruh musim
s Hujan kurang di musim panas
w Hujan kurang di musim dingin
d Hujan kurang di seluruh musim
Berdasarkan kombinasi simbol P – E indek T –E indek dan agihan hujan musiman yang dijumpai tercatat ada 32 tipe iklim:
AA1r BA1r CA1r DA1w EA1d D1 E1 F1
AB1r BA1w CA1w DA1d EB1d
AC1r BB1r CA1d DB1w EC1d
BB1w CB1r DB1s
BB1s CB1w DB1d
BC1r CB1s DC1d
BC1s CB1d
CC1r
CC1s
CC1d
3 7 10 6 3 1 1 1 Σ 32
4. Klasifikasi Iklim Indonesiaa. Mohr (1933)
Menurut Mohr, Koppen kurang berlaku di Indonesia terutama tentang hujan.
Mohr mencoba presipitasi dan evaporasi sebagai indikasi khusus daerah tropika.
Berdasarkan penelitian tanah, Mohr membedakan 3 tingkat kebasahan untuk berbagai bulan dalam satu tahun.
Bulan Basah CH ≥ 100 mm CH > Ev
Bulan Lembab CH 60 ≤ CH ≤ 100 mm CH = Ev
Bulan Kering CH < 60 mm CH < Ev
Golongan Daerah Jumlah BKering
I Basah 0
II Agak Basah 1 - 2
III Agak Kering 3 – 4
IV Kering 5 – 6
V Sangat Kering 6
Mohr membagi 5 golongan iklim yaitu
Untuk mencari bulan basah dan kering Mohr menggunakan rerata curah hujan masing-masing bulan selama beberapa tahun.
Jan – Bb, Feb – Bb, Maret – Bb, Agust – BK.
Data curah hujan diperoleh dari tahun 1921 – 1940 dengan menghilangkan data yang kurang dari 10 tahun.
BK – CH < 60mm
BL – CH 60 – 100mm
BB – CH > 100mm
Sebagai dasar penggolongan iklim 2 orang ini menggunakan suatu rasio Q = ∑ Rerata BKering
∑ Rerata BBasah
Dasar sama seperti Mohr yaitu : BB dan BK, hanya cara mencarinya yang berbeda, dengan menghitung BB dan BK untuk masing-masing tahun.
b. Schmidt & Ferguson (1951)
a = berisi antara 0 - 8
1211109876543210 A1
B2
C 3
D4
E5
F6
7
8 G9
H
10
11
12 Lbk
sk
k
ak
s
ab
b
sb
Schmidt & Ferguson, membagi iklim di Indonesia : 8 tipe (A – H)
A 0 ≤ Q < 0.143
Sangat basah
B 0.143 ≤ Q < 0.333
Basah
C 0.333 ≤ Q < 0.60 Agak basah
D 0.60 ≤ Q < 1.00 Sedang
E 1.0 ≤ Q < 1.67 Agak kering
F 1.67 ≤ Q < 3.00 Kering
G 3.00 ≤ Q < 7.00 Sangat kering
H 7.00 ≤ Q Luar biasa kering
Ket.
Makin kecil Q makin basah
Garis batas tipe iklim pada Q = 1.5 a
12 – 1.5 a
a : Nilai dari 1 - 7
c. Klasifikasi Oldeman• Oldeman, L.R. An Agroclimatic Map of Java 1975
• Oldeman, L.R. An Agroklimatic Map of Sulawesi 1977
• Oldeman, L.R. An Agroklimatic Map of Sumatera 1979
• Expert LP 3 = Lembaga Pusat Penelitian Pertanian, Bogor 1980
Faktor utama di bidang pertanian daerah tropika adalah ketersediaan lengas untuk evapotranspirasi dari tanaman, curah hujan adalah faktor iklim dengan prioritas tinggi.
Dari perhitungan Oldeman diperoleh hasil
• Padi Sawah memerlukan : 213 mm/bln
• Tanaman lahan kering memerlukan : 120 mm/bln
Contoh : C2 (Lihat skema Iklim Oldeman)
Berarti :
Masa pertumbuhan 9 – 10 bulan
Periode Basah 5 – 6 bulan
Periode kering 2 – 3 bln
Bulan CH (mm/bln)
Bulan Basah ≥ 200
Bulan Lembab 100 - 200
Bulan kering ≤ 100
Skema Oldeman sbb : 12
D4E4
C4
B3
A2
A1
C3D3E3
B2C2
D2E2
B1C1D1E1
0
12
3
4
5
11
7
6
8
12
9
10
0
1
2
3
45
11
7
6
8
9
10
0 1 2 3 4 5 1176 8 129 10
Terimakasih
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh
top related