transformasi pendidikan di ibukota -...

Post on 17-Jul-2019

222 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

PEMERINTAH PROVINSIDAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

Transformasi Pendidikan di Ibukota

Anies R. BaswedanGubernur DKI Jakarta

Menciptakan Lingkungan Belajar yang Menyenangkan;Membangun Pendidikan Abad 21.

09.01.2019

Pendidikan Abad 21

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

Tantangan ke depan – Revolusi industri

Mekanisasi,tenaga air,tenaga uap

Produksi massal,lini perakitan,tenaga listrik

Komputerdan otomasi

Sistemcyber-physical

1 2 3 4

Perubahan-perubahan ke depan

1984 - 1.000 gawai1992 – 1.000.000 gawai2008 – 1.000.000.000 gawai2018 – 30.000.000.000 gawai

Jumlah gawai yang terhubung ke Internet:

Jumlah data berlipat ganda setiap dua tahun.

Satu minggu edisi koran New York Times memiliki informasi lebih banyakdaripada informasi yang didapat oleh seseorang yang hidup di abadke-18 selama seluruh umur hidupnya.

Perubahan-perubahan ke depan

Ada 5,9 miliar pencarian di Google setiap harinya.Jumlah ini 200x lebih banyak daripada jumlah di tahun 2000.

Situs pencarian terbesar kedua adalah YouTube.67% dari generasi milenial mengatakan bahwa mereka bisa menemukanvideo YouTube tentang apapun yang ingin mereka pelajari.

Di tahun 1900, separuh umur hidup informasi ilmu teknik adalah 35 tahun[artinya dalam 35 tahun, separuh ilmu teknik sudah ketinggal dan lagi relevan].Di tahun 1960 menjadi 10 tahun, dan kini menjadi hanya 4 tahun[artinya bagi seorang anak yang masuk kuliah ilmu teknik, separuh ilmu yangia dapat di tahun pertama kuliah sudah tidak lagi relevan ketika ia lulus].

Perubahan-perubahan ke depan

Banyak dari pekerjaan yang paling dicari dan diminati hari inibahkan belum ada 15 tahun lalu.[Misal: social media manager, drone operator, app developer, data scientist, dll]

Sebuah riset memperkirakan 65% dari anak sekolah sekarangnantinya akan memiliki pekerjaan yang saat ini belum ada.

Kita sekarang sedang menyiapkan anak-anak sekolah untuk:- jenis-jenis pekerjaan yang saat ini belum ada- menggunakan teknologi yang saat ini belum ditemukan- memecahkan masalah-masalah yang saat ini belum kita sadari

Situasi dunia pendidikan saat ini

ABAD

19ABAD

20ABAD

21Kelasnya Gurunya Siswanya

Keterampilan yang dibutuhkan pada abad 21

Kualitas KarakterBagaimana siswa beradaptasipada lingkungan yang dinamis.

1. Nilai Pancasila2. Ketaqwaan3. Integritas4. Rasa ingin tahu5. Inisiatif6. Kegigihan7. Kemampuan adaptasi8. Kepemimpinan9. Kesadaran sosial

dan budaya

1Literasi DasarBagaimana siswa menerapkanketerampilan dasar sehari-hari.

10. Literasi baca tulis11. Literasi berhitung12. Literasi sains13. Literasi teknologi

informasi dan komunikasi14. Literasi finansial15. Literasi budaya dan

kewarganegaraan

2KompetensiBagaimana siswa memecahkanmasalah kompleks.

16. Berpikir kritis17. Kreativitas18. Komunikasi19. Kolaborasi

3

* diadaptasi dari laporan World Economic Forum

Keterampilan 4C

CREATIVITY

CRITICAL THINKING

COMMUNICATION

COLLABORATION

4C

§ iman dan taqwa§ integritas§ kejujuran§ empati§ welas asih§ keberanian§ loyalitas§ dll...

MORAL

§ kerja keras§ kegigihan§ rasa ingin tahu§ disiplin diri§ tanggung jawab§ tepat waktu§ kepemimpinan§ dll…

KINERJA

Dua jenis karakter

Diajarkan

Dibiasakan

Dilatih konsisten

Menjadi kebiasaan

Menjadi karakter

Menjadi budaya

Diajarkan tentang cara hidup bersih dan bahaya hidup kotor.

Dibiasakan membersihkan yang kotor dan membuang sampah pada tempatnya.

Diarahkan bila tidak dikerjakan, ditegur jika dilanggar.

Menjadi kebiasaan [tanpa disadari] membersihkan dan membuang sampah pada tempatnya.

Suka akan kebersihan dan merasa tidak nyaman melihat sampah tidak pada tempatnya.

Masyarakat yang berbudaya hidup bersih.

Alur pembudayaan budi pekerti

Contoh: hidup bersih

Permendikbud No. 23 Tahun 2015

Akhlaq

Aqidah

Syariah

Pendidikan Islam di Indonesia seringkalisangat kuat dalam aqidah dan syariah, namun terlewat dan tak kuat dalam penumbuhan akhlaq.

Sering terlewat

Konteks pendidikan dalam Islam

Prinsip Pendidikan

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

Pendidikan sebagai alatmencerdaskan kehidupan bangsa...

Foto: kabarindonesia.com

Peningkatan akses, mutu dan relevansi.

Foto: Leonitem Photowork 2010 – leonitem.blogspot.com

Setiap anak memiliki tahap perkembangan berbeda

Foto: Leonitem Photowork 2010 – leonitem.blogspot.com

Lingkungan pendidikan sebagai taman...Tantangan yang menyenangkan dan bermakna. Suaka yang aman dan menyehatkan.

Foto: SMKN 1 Pesisir Barat

Kepala sekolah sebagai penentu...Profesionalitas dan kompetensi. Menjadi penentu arah di sekolah. Inovasi praktik baik.

Foto: Antara

Guru sebagai penuntun...Profesionalitas dan kompetensi. Orangtua kedua di sekolah.

Foto: ayahbundaazzam.wordpress.com

Orangtua, pendidik pertama dan utamaPenguatan dan pelibatan orangtua. Pengumpulan rujukan dan praktek baik.

Pendidikan sebagai gerakan...Pelibatan publik. Pertukaran praktek baik. Sekolah sebagai simpul gerakan.

foto: anakbersinar.com

Prinsip Sekolah Menyenangkan

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

Foto: ayahbundaazzam.wordpress.com

Semua ikut terlibatGuru, siswa, ortu belajar bersama, saling mendukung dan menjadi teladan bagi komunitasnya.

Foto: Antara

Pembelajaran yang relevan dengan kehidupanSekolah menjadi representasi kehidupan dan tempat mengaplikasikan ilmuuntuk memenuhi kebutuhan masyarakatnya.

Foto: indobackpackers.com

Pembelajaran dengan ragam pilihan tantanganMasing-masing individu diberikan pilihan dan tantangan pada tingkatan yang sesuai.

foto: anakbersinar.com

Pembelajaran yang bermaknaPembelajaran yang berguna untuk jangka panjang,dengan mengalami pemecahan masalah secara langsung.

Sekolah Menyenangkan

foto: 9 Summers 10 Autumns

Guru, siswa, ortu belajar bersama, saling mendukung dan menjadi teladan bagi komunitasnya.

Semua ikut terlibat

Sekolah menjadi representasi kehidupan dan tempat mengaplikasikan kebutuhan masyarakat.

Pembelajaran yang relevan dengan kehidupan

Masing-masing individu diberikan pilihan dan tantangan pada tingkatan yang sesuai.

Pembelajaran dengan ragam pilihan tantangan

Pembelajaran yang berguna untuk jangka panjang, dengan melakukan pemecahan masalah secara langsung.

Pembelajaran yang bermakna

Sekolah dengan iklim pembelajaran menyenangkan

Pakar pendidikan Ian Gilbert dalam bukunya Independent Thinking menuliskan daftar 25 pertanyaan yang dapat digunakan oleh pengelola sekolah dalam meningkatkan iklim pembelajaran yang menyenangkan. Pertanyaan-pertanyaan itu adalah:

1. Apakah para siswa menikmati belajar di sekolah itu?2. Apakah para guru menikmati mendidik di sekolah itu?3. Apakah para siswa merasa tertantang dengan kegiatan-kegiatan di

sekolah itu?4. Apakah para siswa juga mengembangkan kompetensi, tidak hanya

mendapat nilai tinggi belaka?5. Apakah para siswa juga mempelajari keterampilan dan tidak hanya

fakta-fakta pengetahuan?6. Apakah nilai-nilai moral juga menjadi fokus dan diteladankan oleh

setiap anggota komunitas sekolah?7. Apakah terdapat cukup atmosfer inklusif di mana semua siswa dihargai

berdasar jati diri mereka dan apa yang mereka bisa?

8. Apakah isu-isu penting seperti bullying dan berbagai aspek sosial danemosional lain dalam kehidupan sekolah didiskusikan secara terbukadan positif?

9. Apakah kemampuan untuk berpikir sendiri didorong dandikembangkan bagi seluruh siswa?

10.Apakah sekolah memiliki unsur kesenangan dan keriangan?11.Apakah aspek-aspek seperti rasa ingin tahu, kekaguman, keberanian,

kegigihan dan ketahanan didorong dan disambut secara aktif?12.Apakah para guru terbuka terhadap ide-ide baru dan tertarik melakukan

berbagai kegiatan bersama – bukan terhadap – para siswa?13.Apakah sekolah mengikuti perkembangan terbaru dalam dunia

pendidikan dan pembelajaran?14.Apakah sekolah mengikuti perkembangan terbaru dalam dunia

teknologi pendidikan?15.Apakah harapan yang tinggi juga disematkan kepada para guru dan

pengelola sekolah, seperti juga disematkan kepada para siswa?16.Apakah kepala sekolah “terlihat” dan mudah diajak berinteraksi?

Sekolah dengan iklim pembelajaran menyenangkan

17.Apakah para siswa disadarkan bahwa mengeluarkan yang terbaik daridiri sendiri tidak harus berarti menjadi lebih baik dari orang lain?

18.Apakah sekolah terbuka terhadap hal-hal di luar dugaan (yang positif)?19.Apakah para siswa diajak berpikir tentang, berinteraksi dengan, dan

berusaha berkontribusi pada kehidupan di luar dinding sekolah? 20.Apakah sekolah sadar bahwa pembelajaran adalah sesuatu yang bisa

dilakukan siswa kapan pun, di mana pun, dan hanya sebagian di antaranya saja yang perlu dilakukan di dalam dinding sekolah?

21.Apakah komunitas sekolah terbentang sampai keluar dinding sekolah(melibatkan masyarakat)?

22.Apakah proses belajar mengajar di dalam sekolah memasukkanberbagai variasi kemungkinan dan kesempatan pembelajaran?

23.Apakah para siswa diberi kesempatan untuk bertanggung jawabterhadap sesuatu dan untuk mengambil keputusan yang berdampakpenting?

24.Apakah hasil pembelajaran yang didapatkan cukup sebagai bekal siswauntuk melangkah ke fase hidupnya berikutnya?

25.Apakah resepsionis, guru, petugas kebersihan, dan seluruh staf sekolahtersenyum kepada orangtua dan pengunjung sekolah?

Sekolah dengan iklim pembelajaran menyenangkan

Wacana Prestasi Akademik Vs.Wacana Perkembangan Manusia

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

Prestasi Akademik Vs. Perkembangan Manusia

memandang tujuan pendidikan semata-mata untuk mendukung, mendorong dan memfasilitasi kemampuan siswa meraih nilai tinggi dan nilai tes standard dalam pelajaran sekolah, terutama pelajaran-pelajaran yang termasuk bagian inti kurikulum.

Wacana prestasi akademik

mengungkapkan atau melejitkan potensi yang terdapat dalam diri anak-anak dan juga mengurai, membuka atau membebaskan anak-anak dari keterkungkungan, kerumitan atau rintangan.

Wacana perkembangan manusia

Wacana prestasi akademik

§ Muatan akademik adalah hal terpenting untuk dipelajari.

§ Penilaian prestasi dilakukan melalui angka dantes standard.

§ Cenderung menggunakan kurikulum akademik yang ketat, seragam dan wajib bagi semua siswa.

§ Berorientasi hanya pada masa depan.§ Bersifat selalu membandingkan.§ Umumnya terjadi di lingkungan hierarkis / feodal,

yakni individual dengan kekuatan politik yang lebih besar menerapkan program, prosedur dan kebijakan pada individu yang lebih lemah.

§ Intinya adalah peringkat, nilai ujian, dan padaakhirnya, uang.

Menggunakan asumsi:

Wacana prestasi akademik

§ Menimbulkan bidang-bidang yang terabaikan di kurikulum, yang sebenarnya merupakan bagian dari pendidikan utuh yang diperlukan siswa guna meraih keberhasilan dan pemenuhan hidup.

§ Mendorong pengajaran hanya demi persiapan menghadapi ujian.

§ Mendorong siswa mencontek dan menjiplak.

§ Mendorong manipulasi hasil ujian olehguru dan pegawai administrasi.

§ Memindahkan kendali kurikulum dari pendidik di ruang kelas ke organisasi yang membuat standard dan ujian.

Berdampak negatif:§ Mengakibatkan tingkat stres yang

berbahaya di kalangan pendidik dan siswa.§ Meningkatkan kemungkinan siswa tinggal

kelas dari tahun ke tahun dan putussekolah sebelum lulus.

§ Tidak memperhatikan perbedaan latarbelakang budaya individu, gaya belajar,kecepatan belajar serta faktor-faktor penting lainnya yang ada dalam kehidupan anak sesungguhnya.

§ Membuat makin menjamurnya praktik-praktik tak layak di sekolah.

Wacana perkembangan manusia

§ Menjadi manusia seutuhnya adalah bagian terpenting dari proses belajar.

§ Mengevaluasi pertumbuhan seutuhnya adalah sebuahproses penuh makna, berkelanjutan dan kualitatif.

§ Lebih menyukai kurikulum yang fleksibel, dibuat untukindividu dan yang memberi siswa pilihan bermakna.

§ Tertarik pada masa lalu, masa kini dan masa depansetiap siswa.

§ Bersifat ipsatif [membandingkan kinerja siswa masa kini dengan kinerjanya sendiri sebelumnya], bukan normatif [membandingkan kinerja siswa masa kini dengan hasil tes standard kelompok siswa sebelumnya].

§ Pendidik di kelas diberi otonomi berkreasi.§ Intinya adalah kedewasaan dan kebahagiaan.

Menggunakan asumsi:

Wacana perkembangan manusia

§ Membuat siswa terlibat dalam kegiatan belajar yang akan membuat mereka lebih siap turun ke dunia nyata.

§ Membuat siswa bersinar di bidang kekuatannya masing-masing.

§ Mengurangi kebutuhan mengelompokkansiswa sebagai anak lambat belajar, punyagangguan hiperaktif, tak mampumemusatkan perhatian, tak berprestasiakademik, atau stigma dan label negatiflainnya.

§ Membuat siswa dapat mengembangkan kompetensi dan mutu, yang pada akhirnya akan membantu dalam membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik.

Berdampak positif:

§ Membantu memperbaiki banyak masalah sosial yang mencemari remaja dalam budaya masa kini yang terkotak-kotak.

§ Membantu siswa lebih menjadi dirinyasendiri.

§ Mengurangi masalah disiplin di sekolah.§ Mendorong inovasi dan keragaman

program dan kegiatan belajar.§ Mendorong kegiatan-kegiatan yang sesuai

dengan tahap perkembangan dan tidakmendukung kegiatan-kegiatan yang tidaksesuai dengan tahap perkembangan siswa.

Ki Hadjar Dewantara

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

Pendidikan, menurut pengertian umum,adalah tuntunan di dalam hidupdan tumbuhnya anak-anak.

Adapun maksud dari pendidikan yaitu:menuntun segala kekuatan kodratyang ada pada anak-anak ituagar mereka sebagai manusiadan sebagai anggota masyarakatdapatlah mencapai keselamatandan kebahagian yang setinggi-tingginya.

Keluarga, 1936

“Tujuan pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara

Pendidikan Finlandia dan Ki Hadjar Dewantara

Pendidikan Finlandia:Standardisasi adalah musuh kreativitas. Pendidikan Finlandia menghindari fokus pada standardisasi serta mendorong fleksibilitas dan keragaman pendidikan.

Ki Hadjar Dewantara:

§ Anak-anak tumbuh berdasarkan kekuatan kodratinya yang unik. Tak mungkin pendidik “mengubah padi menjadi jagung”, atau sebaliknya.

§ Pendidikan nasional tidak selayaknya menyatukan hal-hal yang tidak perlu atau tidak bisa disatukan. Perbedaan bakat dan keadaan hidup anak dan masyarakat yang satu dengan yang lain harus menjadi perhatian dan diakomodasi.

Pendidikan Finlandia dan Ki Hadjar Dewantara

Pendidikan Finlandia:Fokus pada usaha membangkitkan motivasi instrinsik (hasrat) siswa untuk belajar. Tidak berfokus pada motivasi ekstrinsik seperti ancaman ujian.

Ki Hadjar Dewantara:

§ Kelemahan para pemuda dalam belajar adalah karena adanya tuntutan besar pada ujian yang harus dijalani. Hal ini dapat menyebabkan suasana belajar menjadi kurang tenteram dan kondusif.

§ Pemuda kita sukar dapat belajar dengan tenteram, karena dikejar-kejar oleh ujian yang sangat keras dalam tuntutan-tuntutannya.

§ Patokan nilai dan ranking tinggi menjadi tujuan belajar yang telah bergeser dan cenderung mengekang siswa. Prestasi tidak lagi dilihat sebagai hal yang dibutuhkan melainkan hanya sebatas status.

Pendidikan Finlandia dan Ki Hadjar Dewantara

Pendidikan Finlandia:Anak-anak harus bermain. Bermain menjadi bagian penting dalam sistem pendidikan Finlandia.

Ki Hadjar Dewantara:

§ Penting agar anak difasilitasi bermain, karena memang demikianlah tuntutan jiwa mereka untuk menuju arah kemajuan hidup jasmani maupun rohani.

Hidup tumbuhnya anak-anak terletak di luar kecakapan dan kehendak kita sebagai pendidik.

Anak-anak, sebagai makhluk, sebagai manusia,hidup dan tumbuh menurut kodratnya sendiri.

Kita kaum pendidik hanya dapat menuntuntumbuhnya atau hidupnya kekuatan kodratiyang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya [bukan dasarnya] hidup dan tumbuhnya.

Keluarga, 1936

“Tugas pendidik menurut Ki Hadjar Dewantara

Kerangka Strategis

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

Foto: Leonitem Photowork 2010 – leonitem.blogspot.com

Terbentuknya insan dan ekosistem pendidikan yang berkarakterdan dilandasi semangat gotong royong

Penguatan Pelaku PendidikanStrategi 1

§ Menguatkan siswa, guru, kepala sekolah, orangtua dan pemimpin institusi pendidikan dalam ekosistem pendidikan.

§ Fokus kebijakan diarahkan pada penguatan perilaku yang mandiri dan berkepribadian.

foto: 9 Summers 10 Autumns

Peningkatan Mutu dan AksesStrategi 2

§ Meningkatkan mutu pendidikan sesuai lingkup Standar Nasional Pendidikan untuk mengoptimalkan capaian Wajib Belajar 12 tahun.

§ Meningkatkan ketersediaan, keterjangkauan dan ketuntasan layanan pendidikan, khususnya bagi masyarakat marjinal.

§ Fokus kebijakan didasarkan pada percepatan peningkatan mutu dan akses untuk menghadapi persaingan global dengan pemahaman akan keragaman, penguatan praktik baik dan inovasi.

foto

: exp

at.o

r.id

-AN

ZAfo

to: p

usak

a.or

.id

Pengembangan efektivitas birokrasi melaluiperbaikan tata kelola dan pelibatan publik

Strategi 3

§ Melibatkan publik dalam seluruh aspek pengelolaan kebijakan dengan berbasis data, riset dan bukti lapangan.

§ Membantu penguatan kapasitas tata kelola pada birokrasi pendidikan.

§ Fokus kebijakan dimulai dari mewujudkan birokrasi Dinas Pendidikan yang menjadi teladan dalam tata kelola yang bersih, efektif dan efisien serta melibatkan publik.

foto

: Sav

e St

reet

Chi

ld S

urab

aya

TERIMA KASIH

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

top related