toilet training

Post on 20-Nov-2014

1.747 Views

Category:

Documents

7 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

toilet training

toilet training

 Pahami “peran” orangtua dan anak.

Peran orangtua: memfasilitasi, menstimulus dan menyiapkan sarana untuk toilet training anak. Peran anak: pelaku utama toilet training.

Pemaksaan berarti menyalahi peran.

Sadari bahwa kita bukan orangtua yang gagal meski anak masih mengompol. Lepas “tekanan” ini karena akan memengaruhi reaksi

kita dan anak.

  Melepas tekanan tidak sama dengan cuek dan menyerahkan sepenuhnya pada anak. Tugas kita membantu anak memiliki kontrol

atas tubuhnya secara mandiri.

 Yang membuat toilet training menantang adalah: anak harus mengubah kebiasaan yang selama ini sudah dipahaminya, yaitu

BAK & BAB di popok.

Tahapan toilet traning: - Tidak BAB di celana saat tidur malam

- Tidak BAB di celana saat siang - Tidak BAK di celana saat siang

- Tidak BAK di celana saat tidur malam

Pahami langkah-langkahnya: 1. anak harus mengenali munculnya dorongan untuk BAK  & BAB. 2. memahami/mencerna dorongan itu. 3. memutuskan “membuka” atau “menutup” katup BAK dan BAB-nya pada waktu dan tempat yang tepat  

Kenali tanda kesiapan anak. Gunakan insting orangtua. Mulai saat anak sudah menunjukkan tanda mengenali dorongan

BAB/BAK.

Tahap tersulit adalah tahap 3. Sering anak memilih tempat selain di toilet (misalnya di belakang

kursi) secara konsisten, atau ia terlalu cepat/lambat ke toilet, (duduk tanpa BAB/BAK atau terlanjur BAB/BAK di celana)

Kecepatan anak melalui tiap tahap tergantung pada temperamen anak, namun lebih tergantung pada sikap orangtua.

Toilet training pasti akan diwarnai "kecelakaan" dan "kesalahan". Pastikan kita tidak bereaksi berlebihan seperti marah atau

mempermalukan anak.

Lakukan dengan suasana yang memudahkan dan menyenangkan. Memudahkan >> mencari celana yang mudah dibuka sendiri.

Menyenangkan >> dekorasi stiker kesukaan anak di toilet.

Setelah anak cukup menguasai kemampuan toilet training dasar di saat siang, mulai terapkan konsekuensi alamiah.

Biarkan anak merasakan basah/tidak nyaman saat gagal BAK/BAB di toilet. Minta ia membersihkan diri dan tempatnya sendiri.

Ingat, konsekuensi dilakukan dengan tenang dan rasa sayang, tanpa marah, dan mempermalukan.

Untuk kontrol BAK di malam hari, pastikan rutinitas sebelum tidur berjalan dengan baik. Misalnya BAK sebelum tidur, pola minum,

udara di kamar, dst.

Perhatikan pola BAK anak saat tidur, kalau perlu, bangunkan beberapa saat sebelum jam BAK.

Saat memulai toilet training usahakan untuk tidak bersamaan dengan perubahan situasi lain.

Misal: baru punya adik, pindah rumah, pergantian pengasuh atau lainnya.

Toilet training proses yang panjang dan melelahkan. Pastikan semua orang dewasa di kehidupan anak saling mendukung dan

merayakan kemajuan sekecil apa pun.

Sahabat utama orangtua dalam toilet training: sabar dan humor.

top related