titrasi pengendapan - ebook.repo.mercubuana...
Post on 07-Feb-2018
380 Views
Preview:
TRANSCRIPT
TITRASI
PENGENDAPAN
Reaksi pengendapan yangg cepat
mencapai kesetimbangan pada setiap
penambahan titran
Tidak ada pengotor yang mengganggu
Diperlukan indikator untuk melihat titik
akhir titrasi
Titrasi Pengendapan
Titrasi yang hasil reaksi titrasinya
merupakan endapan atau garam yang
sukar larut
Prinsip Titrasi::
Beberapa reaksi pengendapan
berlangsung lambat dan mengalami
keadaan lewat jenuh
Titrasi pengendapan tidak menunggu
sampai pengendapan berlangsung
sempurna (berbeda dengan gravimetri)
Hasil kali kelarutan (Ksp) harus cukup
kecil, sehingga pengendapan bersifat
kuantitatif dalam batas kesalahan
eksperimen.
Tidak boleh terjadi reaksi samping dan
kopresipitasi
1. Temperatur
Kelarutan bertambah dengan
naiknya temperatur
Kadang endapan yang baik
terbentuk pada larutan panas,
tetapi sebaiknya tidak dilakukan
penyaringan terhadap larutan
panas, karena pengendapan
dipengaruhi oleh faktor temperatur
Faktor yang mempengaruhi
kelarutan
2. Sifat pelarut
Garam-garam anroganik lebih larut dalam air
Berkurangnya kelarutan dalam pelarut
organik dapat digunakan sebagai dasar
pemisahan dua zat
3. Pengaruh ion sejenis
Kelarutan endapan dalam air berkurang, jika
larutan tsb mengandung salah satu dari ion-
ion penyusun endapan
Baik kation atau anion yang ditambahkan ,
mengurangi konsentrasi ion penyusun
endapan, sehingga endapan garam
bertambah
Contoh:
Endapan Fe(OH)3 dengan penambahan
NH4OH pada larutan FeCl3
Jika ditambahkan NH4Cl, maka akan
mendorong kesetimbangan sehingga
lebih banyak Fe yang ,mengendap
dengan NH4OH
Hal ini untuk menyempurnakan
pengendapan
Pada analisis kuantitatif, ion sejenis
digunakan untuk mencuci larutan
selama penyaringan
4. Pengaruh io-ion lain
Beberapa endapan bertambah
kelarutannya, jika dalam larutan
terdapat garam-garam yang berbeda
dengan endapan
Hal ni disebut: efek garam netral atau
efek aktivitas
Semakin kecil koefisien aktivitas dari
dua buah ion, semakain besar hasil kali
konsentrasi molar ion-ion yang
dihasilkan
6. Pengaruh pH
Kelarutan garam dari asam lemah
tergantung pada pH larutan
Misal:
oksalat
o Ion H+ bergabung dengan ion C2O43-
membentuk H2C2O4, sehingga kelarutan
garamnya meningkat
Pemisahan logam sulfida
o Logam-logam sulfida yang kurang larut
(logam Gol II) diendapkan dengan H2S
pada 0,10 M HCl
o Logam sulfida yang kelurutannya lebih
besar (logam Gol III) diendapkan dengan
menaikkan pH
7. Pengaruh hidrolisis
Jika garam dari asam lemah dilarutkan
dalam air, akan menghasilkan
perubahan konsentrasi H+.
Kation dari spesies garam mengalami
hidrolisis, sehingga meningkatkan
kelarutannya
8. Pengaruh kompleks
Kelarutan garam yang sedikit larut
merupakan fungsi konsentrasi zat lain yang
membentuk kompleks dengan kation garam
tsb
Misal:
Pengaruh NH3 pada endapan AgCl
o Beberapa endapan membentuk kompleks
yang larut dengan ion pengendap itu
sendiri.
o Mula-miula kelarutan berkurang (akibat
ion sejenis), kemudian bertambah akibat
adanya reaksi kompleksasi
Contoh: Jika 50 ml NaCl 0,10 M dititrasi dengan
0,1 M AgNO3, hitung konsentrasi ion klorida
selama titrasi pada :
a. Awal titrasi
b. Setelah penambahan 10 ml larutan AgNO3
c. Setelah penambahan 49,9 ml larutan AgNO3
d. Pada titik ekivalen
e. Setelah penambahan 60 ml larutan AgNO3
Diketahui Ksp AgCl = 1 x 10-10
Kurva Titrasi Pengendapan
Awal titrasi
Setelah penambahan 10 ml larutan AgNO3
[Cl-] = 0,10 M pCl = 1,00
[Cl-] = 4,00 mmol / (50,0 +10,0) ml = 0,067 M
pCl = 1,17
Ag + Cl- AgCl (p)
Awal 1,00 mmol 5,00 mmol
Perubahan -1,0 mmol -1,0 mmol
Kesetimbangan - 4,0 mmol
Pada titik ekivalen
Setelah penambahan 49,9 ml larutan AgNO3
Ag + Cl- AgCl (p)
Awal 4,99 mmol 5,00 mmol
Perubahan -4,99 mmol -4,99 mmol
Kesetimbangan - 0,01 mmol
[Cl-] = 0,01 mmol / (50,0 + 49,9) ml = 1,0 x 10-4 M
pCl = 4,00
Ag + Cl- AgCl (p)
Awal 5,00 mmol 5,00 mmol
Perubahan -5,00 mmol -5,00 mmol
Kesetimbangan - -
[Ag+]=[Cl-]
[Ag+][Cl-] = Ksp = 1,0 x 10-10 M
[Cl-] =1,0 x 10-5 M
pCl = 5,00
Setelah penambahan 60,0 ml larutan AgNO3
Ag + Cl- AgCl (p)
Awal 6,00 mmol 5,00 mmol
Perubahan -5,0 mmol -5,0 mmol
Kesetimbangan 1,0 mmol -
[Ag+] = 1,00 mmol / (50,0 + 60,0) ml = 9,1x 10-3 M
pAg = 2,04
pCl = 10,00 – 2,04 = 7,96
Titrasi dengan kekeruhan tanpa indikator
Jika larutan yang mengandung Ag
ditambahkan NaCl, maka mula-mula terbentuk
suspensi yang kemudian terkoagulasi
Penambahan NaCl diteruskan sampai titik
akhir tercapai, yaitu dengan tidak terbentuknya
endapan AgCl pada cairan supernatan; tetapi
sedikit NaCl harus ditambahkan untuk
menyempurnakan titik akhir, yaitu keadaan:
[Ag+] = [Cl-] = √1,6 x 10-10 = 1,2 x 10-5 M
Penentuan Ag sebagai AgCl dapat dilakukan
dengan pengukuran pembauran sinar
(turbidimetri)
Metode Volhard
Contoh: Titrasi Ag dengan NH4SCN dengan
garam Fe(III) sebagai indikator
Selama titrasi terbentuk Ag(SCN)
Titik akhir: bila NH4SCN yang berlebih
bereaksi dengan Fe(III) membentuk warna
merah gelap (FeSCN)2+
Jumlah tiosianat yang menghasilkan warna
harus sangat kecil
Larutan harus dikocok dengan baik agar Ag
yang teradsorpsi pada endapan dapat
didesorpsi
Metode Volhard
Untuk menentukan ion klorida, suasana
harus asam
(pada suasana basa, Fe3+ akan terhidrolisis
AgNO3 berlebih yang ditambahkan ke larutan
klorida tentunya tidak bereaksi
Larutan Ag+ tsb kemudian dititrasi balik
dengan Fe(III) sebagai indikator
Cara ini menghasilkan kesalahan, karena
AgSCN kurang larut dibandingkan AgCl,
sehingga:
AgCl + SCN- AgSCN + Cl-
Akibatnya lebih NH4SCN diperlukan
kandungan Cl seakan-akan lebih rendah
Metode Volhard
Kesalahan ini dapat dikurangi dengan:
Mengeluarkan endapan AgCl sebelum titrasi
balik berlangsung atau menambahkan sedikit
nitrobensen, sehingga melindungi AgCl dari
reaksi dengan tiosianat (tetapi nitrobensen
akan memperlambat reaksi)
Metode Mohr
Untuk menentukan kadar halida dalam larutan
Cukup akurat dan dapat digunakan pada
konsentrasi klorida yang rendah
Endapan indikator berwarna harus lebih larut
dibanding endapan utama yang terbentuk
selama titrasi
Tetapi tidak boleh terlalu banyak larut, karena
akan diperlukan lebih banyak pereaksi dari yang
seharusnya
Pereaksi organik yang digunakan sbg indikator:
Na-rhodizonat dan garam Na-hidroksiquinon
Indikator tsb biasa digunakan pada titrasi sulfat
dengan BaCl2 titik akhir: endapan garam Ba
berwana merah
Metode Mohr
Titrasi halida dengan AgNO3 dilakukan
dengan indikator Na2CrO4
Titrasi ini menghasilkan endapan berwarna
Titik akhir titrasi: ion Ag berlebih diendapkan
sebagai Ag2CrO4 yang berwarna merah bata
Larutan harus bersifat netral atau sedikit
basa, sebab:
o jika terlalu basa Ag akan diendapkan
sebagai Ag(OH) 2
o Jika terlalu asam , titik akhir titrasi tidak
terlihat, sebab konsentrasi CrO42-
berkurang akibat terjadinya reaksi:
H + + CrO4 2- HCr2O7
2-
Ag + + Cl- AgCl(p)
Ag + + CrO42- Ag2CrO4 (p) merah
Kelarutan Ag2CrO4 > Kelarutan AgCl
(8,4 x 10-5 M) (1,35 x 10-5 M)
Jika larutan Ag+ ditambahkan kedalam larutan
Cl - yang mengandung sedikit CrO4 2-
, maka
AgCl akan mengendap lebih dulu, sementara itu
Ag2CrO4 belum terbentuk, dan [Ag+] naik hingga
hasil kali kelarutan melampaui Ksp Ag2CrO4 (2,0
x10-12)sehingga terbentuk endapan merah
Pada titik ekivalen: pAg = pCl = 5,00
[Ag+][CrO42-] = 2,00 x 10-12
[CrO42-] = 2,00 x 10-12 / (1,0 x 10-5 )2 = 0,02 M
Konsenttrasi tersebut terlalu tinggi karena warna
kuning CrO42- akan mengganggu pengamatan
terbentuknya endapan Ag2CrO4 (merah)
Dalam praktek biasanya digunakan 0,005 s/d
0,01M agar kesalahan titrasi diperkecil, dan
masih bisa diperkecil dengan titrasi balanko
indikator atau dengan membakukan AgNO3
terhadap suatu garam klorida yang murni (titrasi
dilakukan dalam kondisi sama dengan titrasi
sampel)
Jenis-jenis indikator lainnya
Seng dengan K3Fe(CN)6
o Titran: K3Fe(CN) 6
o Indikator: difenil amin
o Reaksi: 2 [Fe(CN) 6]
3- + 3 Zn2+ + 2 K+ K2Zn3 [Fe(CN) 6] 2
[Fe(CN) 6]
3- + e- [Fe(CN) 6]4-
o Jika [Fe(CN)6]4- = [Fe(CN)6]
3- maka
indikator menjadi tidak berwarna
o Jika konsentrasi ferosianida berlebih,
indikator teroksidsasi membentuk warna
biru
Ca dapat dititrasi seperti Zn
Contoh: Berat sampel yang mengandung BaCl2
adalah 0,5 gram. 50 ml 0,21 N AgNO3
ditambahkan, sehingga terbentuk
endapan AgCl. AgNO3 yang berlebih
dititrasi dengan 0,28N KSCN dan titik
akhir titrasi tercapai pada 25,5 ml.
Berapa persen BaCl2 pada sampel?
AgNO3 yang ditambahkan = 0,21 x 50 = 10,50
meq
KSCN yang diperlukan = 0,28 x 25,5 = 7,14
meq
Jadi total yang diperlukan untuk pengendapan
= (10,50 – 7,14) = 3,36 meq
Jawab:
Diketahui:
Berat sampel: 0,5 gram.
AgNO3 0,21 N yg ditambahkan: 50 ml
KSCN 0,28N untuk titrasi kelebihan AgNO3 : 25,5 ml.
Jumlah BaCl2 =
= 69,88 %
5,0
100)10002(
36,3 2
BaCl
5,0
100104,036,3
5,0
1002000
)9,703,137(36,3
top related