tinjauan ekonomi makro - bpkh … · tingkat inflasi tahunan di as turun menjadi 0,30% pada bulan...
Post on 06-Nov-2020
1 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
TINJAUANEKONOMI MAKRO
April 2020
Ikhtisar Ekonomi Makro Indonesia
Disclaimer: Sudut pandang dan / atau hasil analisis dalam penelitian ini merupakan ikhtisar dari kondisi yang umum. Hasil analisis dari penelitian ini tidak dapat dijadikan semata-mata sebagai dasar dalam pengambilan keputusan dan tidak mewajibkan untuk menggunakan penelitian ini sebagai dasar untuk pengambilan keputusan.
TINJAUAN EKONOMI MAKRO
EXECUTIVE SUMMARY❑ IMF: sejumlah ekonomi memperkirakan bahwa produk domestik bruto global akan tumbuh -3,00% pada tahun ini di sisi lain Bank
Indonesia (BI) masih meyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di kisaran 2,30% persen pada tahun ini.
❑ Harga emas kembali menguat dengan harga tertinggi di bulan April di level USD1.768,90 per troy ounce pada 14 April 2020 lalu
bergerak melemah hingga ditutup di level 1.694,20 pada 30 April 2020.
❑ Harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) pernah melemah hingga minus USD37,63 per barel pada 20 April 2020 dan
kini berada di kisaran USD18-USD20 per barel merupakan level yang menyerupai kondisi pada saat terjadi krisis global pada tahun 2008.
Harga minyak secara point-to-point melemah -8,01% hingga ditutup di level USD18,84 per barel.
❑ Tingkat inflasi tahunan di AS turun menjadi 0,30% pada bulan April 2020 dari 1,50% pada bulan Maret dan di bawah ekspektasi pasar
0,40%.
❑ Tingkat pengangguran AS melonjak tajam menjadi 14,70% pada April 2020, tertinggi dalam sejarah adapun ekspektasi pasar tingkat
pengangguran berada di level 16,00%.
❑ Pada bulan April 2020, bursa saham global cenderung menguat didorong oleh harapan akan segera memudarnya pengaruh negatif dari
wabah virus COVID-19 dengan ditemukannya metode dan obat yang dapat menolong pasien COVID-19 untuk sembuh.
❑ Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 13-14 April 2020 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate
(BI7DRR) sebesar 4,50%, suku bunga Deposit Facility sebesar 3,75%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 5,25%.
❑ Inflasi Bulan April 2020 tercatat sebesar 0,08% (m-t-m) atau 2,67% (y-o-y).
❑ Rupiah mengalami apresiasi terhadap USD sebesar 8,80% hingga akhirnya ditutup di level Rp14.875 per USD pada 30 April 2020.
❑ Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir April 2020 sebesar USD127,88 miliar, naik dibandingkan dengan posisi akhir Maret 2020
yang sebesar USD120,97 miliar.
❑ Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat sebesar 3,91% yaitu naik ke level 4.716,40 pada akhir April 2020.
❑ Indicative yield Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) di bulan April 2020 cenderung turun.
Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH)Tinjauan Ekonomi Makro – April 2020
1. IKHTISAR EKONOMI GLOBAL
Sumber: investing.com, diolah
A. Ekonomi Global diperkirakan terkontraksi pada tahun ini karena pandemi COVID-19
Dengan adanya proyeksi dari IMF bahwa pertumbuhan
ekonomi global akan terkontraksi sebesar -3,00% pada tahun ini,
harga komoditas khususnya komoditas minyak menjadi melemah.
Komoditas minyak yang merupakan cerminan nilai output global
bahkan melemah hingga berada di kondisi yang hampir sama dengan
krisis global tahun 2008. Di sisi lain, dengan adanya proyeksi tersebut
komoditas emas yang dianggap sebagai komoditas safe heaven justru
bergerak menguat, menjadi salah satu pilihan instrumen hedging di
kondisi krisis saat ini.
Harga komoditas emas menguat dengan harga tertinggi di
bulan April di level USD1.768,90 per troy ounce pada 14 April 2020
lalu bergerak melemah hingga ditutup di level 1.694,20 pada 30 April
2020. Secara secara point-to-point, pergerakan harga emas di bulan
April menguat 6,11%.
Komoditas minyak mentah melemah sehubungan dengan
kondisi ekonomi global yang kian terpuruk akibat wabah Covid-19
membuat permintaan terhadap jenis komoditas ini juga rendah.
Harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) pernah
melemah hingga minus USD37,63 per barel pada 20 April 2020 dan
kini berada di kisaran USD18- USD20 per barel merupakan level yang
menyerupai kondisi pada saat terjadi krisis global pada tahun 2008.
Harga minyak secara point-to-point melemah -8,01% hingga ditutup di
level USD18,84 per barel
B. Harga Emas dan Minyak
TINJAUAN EKONOMI MAKRO
Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH)Tinjauan Ekonomi Makro – April 2020
1
IMF memperingatkan bahwa kontraksi dan pemulihan ekonomi
dunia akan mengarah ke skenario terburuk dari yang diperkirakan jika
virus Corona bertahan lama atau kembali mencuat. Laporan World
Economic Outlook yang disampaikan untuk pertama kalinya sejak
penyebaran virus corona pertama kali diketahui dan melumpuhkan
sejumlah ekonomi memperkirakan bahwa produk domestik bruto global
akan terkontraksi -3,00% pada tahun ini.
Prediksi tersebut berbanding terbalik dengan proyeksi ekspansi
sebesar 3,00% yang disampaikan pada Januari 2020 dan kemungkinan
besar mengarah pada kemerosotan terbesar dalam hampir satu abad
terakhir.
Lembaga tersebut juga memperingatkan bahwa meskipun ada
antisipasi pertumbuhan sebesar 5,80% untuk tahun depan, merupakan
rebound terkuat sejak 1980, namun masih ada risiko yang dapat memicu
pertumbuhan tertekan. Risiko tersebut diantaranya sangat tergantung
pada berapa lama pandemi berlangsung yang akan berpengaruh
terhadap aktivitas serta tekanan di pasar keuangan dan komoditas.
Sumber: IMF
Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) masih meyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di kisaran 2,30% persen pada tahun
ini. Hal tersebut kontras dengan proyeksi Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/ IMF) yang memperkirakan ekonomi
Indonesia hanya tumbuh 0,50% pada tahun ini. Estimasi pertumbuhan ekonomi 2,30% pada tahun ini berasal dari pertimbangan
penerapan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Indonesia yang diprediksi dapat memperpendek pola V shape dan
mempercepat pemulihan
1,591.40
1,693.90
1,752.80 1,768.90
1,698.80 1,687.80
1,745.40
1,694.20
1,450.00
1,500.00
1,550.00
1,600.00
1,650.00
1,700.00
1,750.00
1,800.00
1-Apr-20 6-Apr-20 11-Apr-20 16-Apr-20 21-Apr-20 26-Apr-20
Harga Emas (COMEX)
20.31
28.34 26.08
22.76 22.41 18.27
(37.63)
10.01
16.94 12.78
18.84
(50.00)
(40.00)
(30.00)
(20.00)
(10.00)
-
10.00
20.00
30.00
40.00
1-Apr-20 15-Apr-20 29-Apr-20
Crude Oil WTI
2019 2020 2021
Dunia 2.90 -3.00 5.80
Amerika Serikat 2.30 -5.90 4.70
Jerman 0.60 -7.00 5.20
Perancis 1.30 -7.20 4.50
Italia 0.30 -9.10 4.80
Spanyol 2.00 -8.00 4.30
Jepang 0.70 -5.20 3.00
Inggris 1.40 -6.50 4.00
China 6.10 1.20 9.20
India 4.20 1.90 7.40
Kerajaan Arab Saudi 0.30 -2.30 2.90
Indonesia 5.00 0.50 8.20
TINJAUAN EKONOMI MAKRO
C. Indikator Ekonomi AS
Sumber: tradingeconomics
C.1. Tingkat Inflasi AS
C. 2. Tingkat Pengangguran AS
Sumber: tradingeconomics
D. Pergerakan indeks saham global
Sumber: bloomberg
Sumber: bloomberg
Pada bulan April 2020, bursa saham global cenderung
menguat didorong oleh harapan akan segera memudarnya
pengaruh negatif dari wabah virus COVID-19 dengan ditemukannya
metode dan obat yang dapat menolong pasien COVID-19 untuk
sembuh. Berbagai penelitian atas estimasi waktu berakhirnya
wabah COVID-19 memperkirakan wabah ini akan berakhir pada
bulan Desember 2020. Walaupun demikian kini ekonomi global
masih dibayang-bayangi oleh dampak perang dagang AS-China jilid
2 (dua).
Indeks Dow Jones Industrial Average menguat -11,08% yaitu
dari sebelumnya 21.917,16 pada akhir Maret 2020 menjadi
24.345,72 pada akhir April 2020. Indeks S&P500 bergerak menguat
12,68% dari sebelumnya 2.584,59 pada akhir Maret 2020 menjadi
2.912,43 pada akhir April 2020. Indeks Nasdaq menguat 15,19%
dari sebelumnya 7.813,50 pada akhir Maret 2020 menjadi 9.000,51
pada akhir April 2020. Indeks Hang Seng di bursa saham Hong Kong
menguat 4,41% dari sebelumnya 23.603,48 pada akhir Maret 2020
menjadi 24.643,59 pada akhir April 2020. Bursa saham Jepang
dengan indeks Nikkei menguat 6,75% yaitu dari sebelumnya
18.917,01 pada akhir Maret 2020 menjadi 20.193,69 pada akhir
April 2020.
2
Tingkat inflasi tahunan di AS turun menjadi 0,30% pada bulan
April 2020 dari 1,50% pada bulan Maret dan di bawah ekspektasi pasar
0,40%. Tingkat inflasi ini merupakan yang terendah sejak bulan
Oktober 2015, karena penurunan harga bensin 32%. Pada bulan April,
harga minyak berubah negatif untuk pertama kalinya dalam sejarah di
tengah kekhawatiran penyimpanan dan kelebihan pasokan. Juga,
kebijakan lockdown wabah COVID-19 menyebabkan penurunan 5,70%
pada biaya pakaian dan penurunan 5,50% pada biaya jasa transportasi.
Di sisi lain, biaya makanan meningkat 3,50% merupakan level
tertinggi sejak Februari 2012. Secara bulanan, harga konsumen turun
0,80%, merupakan penurunan terbesar sejak Desember 2008 yang
disebabkan antara lain oleh penurunan harga bensin sebesar 20,60%
meskipun indeks untuk pakaian, asuransi kendaraan bermotor, ongkos
penerbangan, dan penginapan semuanya turun tajam. Inflasi inti juga
turun menjadi 1,40% atau merupakan tingkat terendah sejak April
2011.
Tingkat pengangguran AS melonjak tajam menjadi 14,70%
pada April 2020, tertinggi dalam sejarah adapun ekspektasi pasar
tingkat pengangguran berada di level 16,00%. Krisis Covid-19
membuat jutaan orang kehilangan pekerjaan. Jumlah orang yang
menganggur naik dari 15,90 juta menjadi 23,10 juta, sementara
jumlah orang yang dipekerjakan turun 22,40 juta menjadi 133,40
juta. Tingkat partisipasi angkatan kerja menurun 2,5 poin persentase
dalam sebulan menjadi 60,20% atau merupakan tingkat terendah
sejak Januari 1973.
Catatan: Sebelumnya tingkat Pengangguran di Amerika Serikat
mencapai rekor tertinggi di angka 10,80% pada bulan November
1982 dan rekor terendah 2,50% pada bulan Mei 1953.
Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH)Tinjauan Ekonomi Makro – April 2020
31-Mar-20 30-Apr-20 Change Change(%)
S&P 500 2,584.59 2,912.43 327.84 12.68%
Nasdaq 100 7,813.50 9,000.51 1,187.01 15.19%
Dow 30 21,917.16 24,345.72 2,428.56 11.08%
FTSE100 5,671.96 5,901.21 229.25 4.04%
DAX 9,935.84 10,861.64 925.80 9.32%
Hang Seng 23,603.48 24,643.59 1,040.11 4.41%
Nikkei 225 18,917.01 20,193.69 1,276.68 6.75%
21,413.44
21,052.53
22,679.99
23,719.3723,504.35
24,242.4923,650.44
23,515.26
24,133.78
24,345.72
20,000
20,500
21,000
21,500
22,000
22,500
23,000
23,500
24,000
24,500
25,000
Dow Jones Industrial Average
3.60%3.60%3.70%
3.70%
3.70%3.50%3.60%3.50%3.50%3.60%3.50%4.40%
14.70%
0.00%
2.00%
4.00%
6.00%
8.00%
10.00%
12.00%
14.00%
16.00%
US Jobless Rate
2.00%1.80%
1.60%1.80%1.70%
1.70%1.80%
2.10% 2.30%2.50%
2.30%
1.50%
0.30%
0.00%
0.50%
1.00%
1.50%
2.00%
2.50%
3.00%
CPI Inflation
TINJAUAN EKONOMI MAKRO
2. EKONOMI MAKRO INDONESIA: BANK INDONESIA PERTAHANKAN SUKU BUNGABI 7-DAY REVERSE REPO RATE DI LEVEL 4,50%
A. Suku Bunga
Sumber: Bank Indonesia, update: 30 April 2020
Sumber: Badan Pusat Statistik
3
B. Inflasi Bulan Maret Tercatat Sebesar 0,08% (m-t-m) atau 2,67% (y-o-y)
Pada April 2020 terjadi inflasi sebesar 0,08% (m-t-
m) atau sebesar 2,67% (y-o-y). Inflasi terjadi karena
adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya
sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu
kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar
0,09%; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,04%;
kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar
rumah tangga sebesar 0,09%; kelompok perlengkapan,
peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar
0,09%; kelompok kesehatan sebesar 0,23%; kelompok
rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,03%; kelompok
penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar
0,18%; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya
sebesar 1,20%. Kelompok pengeluaran yang mengalami
deflasi yaitu kelompok transportasi sebesar 0,42% dan
kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan
sebesar 0,34%. Sementara kelompok pengeluaran yang
tidak mengalami perubahan yaitu kelompok pendidikan.
Komponen inti pada April 2020 mengalami inflasi
sebesar 0,17%. Sedangkan tingkat inflasi komponen inti
tahun ke tahun adalah sebesar 2,85%.
Bank Indonesia menargetkan tingkat inflasi di
tahun 2020 berada di kisaran 3±1%.
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 13-14
April 2020 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse
Repo Rate (BI7DRR) sebesar 4,50%, suku bunga Deposit Facility
sebesar 3,75%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 5,25%.
Keputusan ini mempertimbangkan perlunya menjaga stabilitas
eksternal di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang
saat ini masih relatif tinggi, meskipun Bank Indonesia tetap
melihat adanya ruang penurunan suku bunga dengan rendahnya
tekanan inflasi dan perlunya mendorong pertumbuhan ekonomi.
Untuk stabilisasi dan penguatan nilai tukar Rupiah, Bank
Indonesia meningkatkan intensitas kebijakan triple intervention
baik melalui spot, Domestic Non-deliverable Forward (DNDF),
maupun pembelian SBN dari pasar sekunder.
Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH)Tinjauan Ekonomi Makro – April 2020
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agt Sept Oct Nov Des
2018 3.25%3.18%3.40%3.41%3.23%3.12%3.18%3.20%2.88%3.16%3.23%3.13%
2019 2.82%2.57%2.48%2.83%3.32%3.28%3.32%3.49%3.39%3.13%3.00%2.72%
2020 2.68%2.98%2.96%2.67%
2.48%
2.83%
3.32%3.28%
3.32%
3.49%
3.39%
3.13%
3.00%
2.72% 2.68%
2.98% 2.96%
2.67%
2.00%
2.20%
2.40%
2.60%
2.80%
3.00%
3.20%
3.40%
3.60%
Inflasi Indonesia (year on year)
5.25
6.00 6.13
6.24 6.38
6.50
4.75
5.50 5.55 5.58
5.66
5.89 5.94 6.00
4.50
5.25 5.28 5.30 5.33
5.68 5.69 5.75
4.00
4.75 4.76 4.76 4.77
5.04 5.07 5.10
3.75
4.50 4.51 4.52 4.54 4.56 4.57 4.66
3.50
4.00
4.50
5.00
5.50
6.00
6.50
Overnight 1 Minggu 2 Minggu 1 Bulan 3 Bulan 6 Bulan 9 Bulan 12 Bulan
Term Structure Bank Indonesia
Term Structure BI24 Juni 2019
Term Structure BI23 Agustus 2019
Term Structure BI23 September 2019
Term Structure27 Feb 2020
Term Structure13 Mei 2020
Selanjutnya untuk mendukung upaya pemulihan ekonomi nasional dari dampak COVID-19, Bank Indonesia melakukan pelonggaran
moneter melalui instrumen kuantitas (quantitative easing) sebagai berikut: a) Ekspansi operasi moneter melalui penyediaan term-repo
kepada bank-bank dan korporasi dengan transaksi underlying SUN/SBSN dengan tenor sampai dengan 1 (satu) tahun; b) Menurunkan Giro
Wajib Minimum (GWM) Rupiah masing-masing sebesar 200bps untuk Bank Umum Konvensional dan 50bps untuk Bank Umum
Syariah/Unit Usaha Syariah, mulai berlaku 1 Mei 2020 ;c) Tidak memberlakukan kewajiban tambahan Giro untuk pemenuhan Rasio
Intermediasi Makroprudensial (RIM) baik terhadap Bank Umum Konvensional maupun Bank Umum Syariah/Unit Usaha Syariah untuk
periode 1 (satu) tahun, mulai berlaku 1 Mei 2020. Untuk memperkuat manajemen likuiditas perbankan dan sehubungan dengan
penurunan GWM Rupiah tersebut, Bank Indonesia menaikkan Rasio Penyangga Likuiditas Makroprudensial (PLM) sebesar 200 bps untuk
Bank Umum Konvensional dan sebesar 50 bps untuk Bank Umum Syariah/Unit Usaha Syariah, mulai berlaku 1 Mei 2020. Kenaikan PLM
tersebut wajib dipenuhi melalui pembelian SUN/SBSN yang akan diterbitkan oleh Pemerintah di pasar perdana.
TINJAUAN EKONOMI MAKRO
C. Mata uang USD bergerak melemah terhadap mayoritas mata uang dunia
4
Sumber: investing.com, disesuaikan dengan USD sebagai reference currencySumber: investing.com
D. Neraca Perdagangan Indonesia
Sumber: Badan Pusat Statistik (dalam juta USD)
Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH)Tinjauan Ekonomi Makro – April 2020
Mayoritas mata uang Asia dan dunia mengalami menguat terhadap mata uang Dollar AS sehubungan memudarnya risiko wabah COVID-19
karena penemuan obat dan metode pengobatan yang semakin efektif mengobati penyakit tersebut. Dengan jumlah penderita yang masih banyak
dan sejumlah negara melakukan lockdown, pelaku pasar masih cenderung untuk hati-hati dan tidak gegabah untuk tidak masuk ke aset-aset
berisiko tinggi di negara-negara emerging market. Kendati demikian, capital inflow mulai tampak di minggu-minggu terakhir bulan April
menandakan risk appetite tersebut akan membaik. Sejumlah bank Sentral negara di dunia mengeluarkan kebijakan dan program stimulus yang
diharapkan mampu untuk mestabilkan nilai tukar negaranya. Bank Indonesia secara konsisten juga mengeluarkan kebijakan triple intervention,
salah satunya pada Rupiah dengan menggunakan cadangan devisa. Cadangan devisa Indonesia di bulan April tercatat sebesar USD127,9 miliar
atau terjadi kenaikan sebesar USD6,93 miliar. Bank Indonesia juga menyebutkan bahwa Rupiah akan stabil di level Rp15.000 per USD pada akhir
tahun. (Siaran Pers: 9 April 2020).
Pada bulan April 2020, mata uang Dolar AS (USD) melemah terhadap mayoritas mata uang dunia, termasuk Rupiah yang mengalami apresiasi
terhadap USD sebesar 8,80%. Mata uang Rupiah ditutup di level Rp14.875 per USD pada 30 April 2020 dari sebelumnya Rp16.310 pada 31 Maret
2020. Secara rerata mata uang Rupiah masih mengalami depresiasi dari sebelumnya di Rp15.179,12 pada bulan Maret menjadi Rp15.710,60 pada
bulan April.
Neraca perdagangan Indonesia pada Maret
2020 mengalami surplus sebesar USD744,40 juta.
Apabila dibandingkan dengan bulan Februari
2020, ekspor non-migas Indonesia mengalami
kenaikan sebesar 2,27% yaitu dari sebelumnya
USD13,12 miliar pada Februari 2020 menjadi
USD13,42 miliar pada Maret 2020. Begitupun
degan impor non-Migas mengalami kenaikan
sebesar 19,18% yaitu dari sebelumnya USD9,85
miliar pada Februari 2020 menjadi USD11,74
miliar pada Maret 2020.
Ekspor migas Indonesia mengalami
penurunan sebesar 17,41% yaitu dari sebelumnya
USD0,82 miliar pada Februari 2020 menjadi
USD0,67 miliar pada Maret 2020. Sama halnya
dengan impor migas mengalami penurunan
sebesar 8,12% yaitu dari sebelumnya USD1,75
miliar menjadi USD1,61 miliar.
Komponen Feb-20 Mar-20 Selisih %
Ekspor Non Migas 13,121.50 13,419.60 298.10 2.27%
Ekspor Migas 816.00 673.90 (142.10) -17.41%
Impor Non Migas 9,854.00 11,743.60 1,889.60 19.18%
Impor Migas 1,747.60 1,605.50 (142.10) -8.13%
670.80
-2,285.60
218.50 297.30
-64.30
112.40
-163.90
172.50
-1,329.90
-28.20
-864.20
2,335.90
744.40
(3,000.00)
(2,000.00)
(1,000.00)
-
1,000.00
2,000.00
3,000.00
Neraca Nilai Perdagangan Indonesia
14,37614,251
14,031
14,23214,100 14,113 14,061 14,002
13,714 13,767
15,179
15,711
Rerata USD/IDR
-8.80% -0.89%-0.75%
-0.41%
-0.80%1.29%
-0.85%
5.42%
-5.18%
-0.33%
-0.40%
-0.35%
5.63%
0.67%
-0.43%
-6.11%
-2.84%
0.46%
-10% -8% -6% -4% -2% 0% 2% 4% 6% 8%
USD/IDR
USD/THB
USD/SGD
USD/MYR
USD/VND
USD/MMK
USD/PHP
USD/BRL
USD/RUB
USD/JPY
USD/KRW
USD/INR
USD/TRY
EUR/USD
GBP/USD
AUD/USD
NZD/USD
USD/CHF
Nilai Tukar April 2020
TINJAUAN EKONOMI MAKRO 5
F. Cadangan Devisa
Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir April 2020 sebesar
USD127,88 miliar, naik dibandingkan dengan posisi akhir Maret 2020
yang sebesar USD120,97 miliar. Posisi tersebut setara dengan pembiayaan
7,8 bulan impor atau 7,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri
pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar
3 bulan impor. Kenaikan cadangan devisa pada April 2020 antara lain
dipengaruhi oleh penerbitan global bond pemerintah untuk pembayaran
utang luar negeri pemerintah. Bank Indonesia memandang cadangan
devisa masih memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi
yang tetap baik (sumber: Bank Indonesia). Adapun transaksi berjalan
pada kuartal I/2020 akan lebih rendah dari perkiraan awal, yakni 1,5
persen dari total PDB.Sumber: Bank Indonesia, dalam miliar USD
G. Kinerja Pasar Saham Domestik
Pada periode April 2020, bursa saham domestik mulai recovery.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat sebesar 3,91% yaitu naik ke
level 4.716,40 pada akhir April 2020. Kondisi tersebut juga diikuti oleh
indeks domestik lainnya yaitu indeks LQ45 menguat sebesar 3,26% yaitu
dari level 691,13 pada 31 Maret 2020 ke level 713,64 pada akhir April 2020
dan indeks Syariah JII menguat sebesar 20,60% yaitu dari level 449.85 pada
31 Maret ke level 542,50 pada akhir Maret 2020.
Aliran dana asing sepanjang periode Maret 2020 tercatat net sell
sebesar Rp2,14 triliun. Aliran dana keluar asing terjadi paling banyak pada
minggu ke-2 (20-24 April 2020 yaitu sebesar –Rp2,67 triliun.
Sumber: investing.com, Bursa Efek Indonesia
Sumber: data diolah internal BPKH dari sumber PHEI
Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH)Tinjauan Ekonomi Makro – April 2020
Hingga akhir April 2020 posisi kepemilikan asing pada surat berharga
negara (total SBN dan SBSN) tercatat sebesar Rp924,76 miliar. Pada
periode bulan April ini porsi kepemilikan investor asing berkurang sebesar
Rp120 triliun.
Pada periode April 2020, tenor 5 tahun mengalami penurunan yield
sebesar -15bps ke level 7,37%; tenor 10 tahun mengalami penurunan yield
sebesar -17bps menjadi 8,08%; tenor 15 tahun yield turun sebesar -17bps
menjadi 8,32%, tenor 20 tahun mengalami penurunan yield sebesar -17bps
menjadi 8,44% dan tenor 30 tahun mengalami penurunan yield sebesar -
17bps menjadi 8,56%.
Pasar surat berharga negara (SBN) akan membentuk keseimbangan
baru dengan adanya kebijakan Bank Indonesia yang mengeluarkan
kebijakan triple intervention sehingga pasar SBN dalam negeri menjadi
semarak.
Indicative yield Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) di bulan April
2020 cenderung mengalami kenaikan. Pada lelang SBSN terakhir yang
berlangsung pada 28 April 2020 masih mengalami oversubscribed 2,22 kali
atau senilai Rp44,40 triliun, adapun yang diserap pemerintah di bawah
target indikatifnya yaitu Rp16,62 triliun. Penawaran masuk lelang kali ini
sangat sepi karena kecenderungan pasar yang berada dalam trend bearish
di tengah ancaman resesi akibat wabah Covid-19.
Perlambatan ekonomi akibat wabah virus Corona masih menjadi isu
yang mendorong pergerakan pasar pada bulan Maret 2020. Dampak
langsung dari wabah akan menekan sektor pariwisata, perdagangan dan
investasi (sumber: Bank Indonesia) karena terhambatnya aliran ekspor
maupun impor dari negara-negara mitra dagang Indonesia. Risiko
perbankan juga meningkat sehubungan adanya kemungkinan kenaikan NPL
yang disengaja.
H. Kinerja Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)
31-Mar-20 30-Apr-20 Change Change(%)
IHSG 4,538.93 4,716.40 177.47 3.91%
LQ45 691.13 713.64 22.51 3.26%
JII 449.85 542.50 92.65 20.60%
Indicative Yield SBSN
27-Dec-19 31-Mar-20 30-Apr-20Perubahan
(m-t-m)Perubahan
(y-t-d)
5 6.89 7.52 7.37 (0.15) 0.49
10 7.56 8.25 8.08 (0.17) 0.52
15 7.81 8.49 8.32 (0.17) 0.52
20 7.93 8.61 8.44 (0.17) 0.51
30 8.05 8.73 8.56 (0.17) 0.51
4,414.50
4,466.04
4,778.64
4,626.69
4,625.90
4,634.824,567.56
4,593.55
4,496.064,529.55
4,567.32
3,800
4,300
4,800
5,300
Indek Harga Saham Gabungan
3.50
4.50
5.50
6.50
7.50
8.50
9.50
0.1 5 10 15 20 25 30
SBSN Yield Curve
27-Dec-19 31-Mar-20 30-Apr-20
124.54
124.29
120.35
123.82
125.90 126.44
124.33
126.69126.63
129.18
131.70130.44
120.97
127.88
110.00
115.00
120.00
125.00
130.00
135.00
Cadangan Devisa Indonesia (miliar USD)
TINJAUAN EKONOMI MAKRO 6
3. REFERENSI
❑www.bi.go.id
❑www.tradingeconomics.com
❑www.bloomberg.com
❑www.bps.go.id
❑www.ibpa.co.id
Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH)Tinjauan Ekonomi Makro – April 2020
top related