tingkat pengetahuan kader tentang pos … · bersumber daya masyarakat atau / ukbm yang dibentuk...
Post on 19-Jul-2018
217 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POS PELAYANAN
TERPADU LANJUT USIA (POSYANDU LANSIA) DI DESA
KARANGJATI KALIJAMBE SRAGEN
TAHUN 2013
KARYA TULIS ILMIAH
Di ajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun Oleh :
EFI WULAN SARI
NIM. B10.076
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2013
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POS PELAYANAN
TERPADU LANJUT USIA (POSYANDU LANSIA) DI DESA
KARANGJATI KALIJAMBE SRAGEN
TAHUN 2013
Diajukan Oleh :
EFI WULAN SARI
NIM. B10.076
Telah diperiksa dan disetujui
Pada tanggal 11 Juli 2013
Pembimbing
( WIJAYANTI, SST )
NIK. 201284105
iii
HALAMAN PENGESAHAN
TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POS PELAYANAN
TERPADU LANJUT USIA (POSYANDU LANSIA) DI DESA
KARANGJATI KALIJAMBE SRAGEN
TAHUN 2013
KARYA TULIS ILMIAH
Disusun Oleh :
EFI WULAN SARI
NIM. B10.076
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Ujian Akhir Program D III Kebidanan
Pada tanggal
PENGUJI I PENGUJI II
(ERLYN HAPSARI, S.ST) (WIJAYANTI, SST)
NIK. 200683018 NIK. 201284105
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan
Untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan
Mengetahui,
Ka. Prodi D III Kebidanan
(DHENY ROHMATIKA, S.SiT)
NIK. 200582015
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Tingkat Pengetahuan Kader tentang Pos
Pelayanan Terpadu Lanjut Usia (Posyandu Lansia) di Desa Karangjati Kalijambe
Sragen”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas
akhir sebagai salah satu syarat kelulusan D III Kebidanan STIKes Kusuma
Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai
pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta.
2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka. Prodi D III Kebidanan STIKes
Kusuma Husada Surakarta.
3. Ibu Wijayanti, S.ST, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu
untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.
4. Bpk. Hj. Suminto selaku Kepala Desa Karangjati Kalijambe Sragen yang telah
bersedia memberikan ijin pada penulis dalam Penggunaan lahan.
5. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
v
6. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian
selanjutnya.Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, Juli 2013
Penulis
vi
Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Januari 2013
Efi Wulan Sari
B10.076
TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG POS PELAYANAN
TERPADU LANJUT USIA (POSYANDU LANSIA) DI DESA
KARANGJATI KALIJAMBE SRAGEN
TAHUN 2013
Xiii + 40 halaman + 17 lampiran + 6 tabel + 2 gambar
ABSTRAK
Latar Belakang : Pos Pelayanan Terpadu Lanjut Usia (Posyandu Lansia) atau
kelompok usia lanjut adalah merupakan suatu bentuk pelayanan kesehatan
bersumber daya masyarakat atau / UKBM yang dibentuk oleh masyarakat
berdasarkan inisiatif dan kebutuhan itu sendiri khususnya pada penduduk usia
lanjut. Pengetahuan sangat penting dalam memberikan pengaruh terhadap sikap
dan tingkah laku kader terhadap Posyandu. Oleh karena itu, pengetahuan tentang
posyandu sangat diperlukan oleh seorang kader.
Tujuan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan kader tentang posyandu lansia di
Desa Karangjati Kalijambe Sragen Tahun 2013.
Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif
dilaksanakan di Desa Karangjati Kalijambe Sragen pada bulan Januari 2013.
Sampel yang diambil kader posyandu lansia sebanyak 30 responden dengan
teknik sampling jenuh. Alat yang digunakan dalam pengumpulan data ini adalah
kuesioner. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
univariat.
Hasil Penelitian : Tingkat pengetahuan kader tentang Posyandu Lansia di Desa
Karangjati Kalijambe Sragen 3 responden (10%) mempunyai pengetahuan baik,
22 responden (73,3%) mempunyai pengetahuan cukup dan 5 responden (16,7%)
mempunyai pengetahuan kurang.
Kesimpulan : Tingkat pengetahuan kader tentang Posyandu Lansia di Desa
Karangjati Kalijambe Sragen menunjukkan terbanyak pada kategori cukup yaitu
sebanyak 22 responden (73,3%).
Kata Kunci : Pengetahuan, kader, posyandu lansia
Kepustakaan : 16 literatur (Tahun 2007 s/d 2012)
vii
MOTTO
Kesuksesan Adalah Hak saya
(AndrieWongso)
Sesungguhnya setiap kesulitan itu pasti disertai dengan kemudahan
(QS. Al-Insyiroh : 6)
Awali semuanya dengan doa dan senyum
(Penulis)
PERSEMBAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahan
untuk :
1. Orang Tuaku Tercinta Yang senantiasa
mencurahkan kasih sayang dan tiada
hentinya mendoakan dengan tulus setiap
detik waktu serta memberikan dukungan
moril dan spiritual
2. Toga ini ku persembahkan untuk
mengeringkan keringat kalian, menghapus air
mata sedih kalian
3. Keluarga Besarku Terima kasih semangatnya
dan doanya
4. Sahabat-sahabat terkasih kubuni, riiaveria,
vera (memel), ayu (sakau), lemod (rosa) yang
selalu ada dalam suka citaku selama ini.
5. Terima kasih ku buat mas rizka yang
memberi semangat dan dukungan dengan
penuh cinta kasih
viii
CURICULUM VITAE
BIODATA
Nama : Efi Wulan Sari
Tempat/Tanggal Lahir : Sragen, 17 Januari 1993
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat Rumah : Soko RT 14 RW 1 Tegalombo, Kalijambe,
Sragen
PENDIDIKAN
1. SD Negeri Tegalombo 2 Lulus Tahun 2004
2. SMP Negeri 1 Kalijambe Lulus Tahun 2007
3. SMA Muh 2 Gemolong Lulus Tahun 2010
4. Prodi D3 Kebidanan STIKes Kusuma Husada Angkatan Tahun 2010
Surakarta
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
ABSTRAK ...................................................................................................... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. vii
CURICULUM VITAE ................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Perumusan Masalah .................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 3
D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 4
E. Keaslian Penelitian ..................................................................... 5
F. Sistematika Penelitian ................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 7
A. Landasan Teori ........................................................................... 7
B. Kerangka Teori ........................................................................... 19
x
C. Kerangka Konsep ........................................................................ 20
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 21
A. Jenis dan Rancangan Penelitian .................................................. 21
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 21
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel .................. 22
D. Instrumen Penelitian ................................................................... 22
E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 26
F. Variabel Penelitian ...................................................................... 27
G. Definisi Operasional ................................................................... 27
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ....................................... 28
I. Etika Penelitian ........................................................................... 31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 32
A. Gambaran Umum dan Lokasi Penelitian .................................... 32
B. Hasil Penelitian ........................................................................... 32
C. Pembahasan ................................................................................ 36
D. Keterbatasan ............................................................................... 37
BAB V PENUTUP ......................................................................................... 38
A. Kesimpulan ................................................................................. 38
B. Saran .......................................................................................... 38
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN- LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 : Kisi-kisi Kuesioner ........................................................................ 24
Tabel 3.2 : Definisi Operasional ...................................................................... 29
Tabel 4.1 : Distribusi Frekuensi Umur Responden .......................................... 34
Tabel 4.2 : Distribusi Frekuensi Pendidikan Responden ................................. 35
Tabel 4.3 : Mean dan Standar Deviasi ............................................................. 35
Tabel 4.4 : Distribusi Frekuensi Pengetahuan Kader tentang Posyandu
Lansia ............................................................................................ 36
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Kerangka Teori .......................................................................... 20
Gambar 2.2 : Kerangka Konsep ....................................................................... 21
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penyusunan KTI
Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Pengambilan Data Awal
Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Pengambilan Data Awal
Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 5. Surat Balasan Permohonan Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 6. Surat Ijin Penggunaan Lahan Penelitian
Lampiran 7. Surat Balasan Penggunaan Lahan Penelitian
Lampiran 8. Surat Permohonan Responden
Lampiran 9. Informed Consent
Lampiran 10. Kuesioner Penelitian
Lampiran 11. Kunci Jawaban Kuesioner
Lampiran 12. Data Tabulasi Uji Coba Kuesioner
Lampiran 13. Hasil Uji Validitas
Lampiran 14. Hasil Uji Reliabilitas
Lampiran 15. Hasil Data Tingkat Pengetahuan Kader tentang Posyandu
Lansia
Lampiran 16. Perhitungan Manual
Lampiran 17. Lembar Konsultasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan merupakan salah satu
faktor yang sangat menentukan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena
itu kesehatan perlu dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya. Untuk
mewujudkan hal tersebut pemerintah telah mencanangkan visi Indonesia
sehat 2010 yaitu gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang
penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, mampu
menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil, merata, serta memiliki
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya (Depkes RI, 2008).
Negara Indonesia adalah negara yang memiliki jumlah penduduk
terpadat ke 4 di dunia. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa
pada tahun 2000, 7,5% atau 15 juta jiwa adalah penduduk lansia. Berdasarkan
proyeksi Biro Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2005-2010 jumlah penduduk
lanjut usia akan sama dengan jumlah balita, yaitu 8,5% dari jumlah penduduk
atau sekitar 19 juta jiwa. Secara umum tingkat kesehatan masyarakat
Indonesia terkait erat dengan meningkatnya Usia Harapan Hidup (UHH).
Pada tahun 2004, UHH penduduk Indonesia adalah 66,2 tahun, kemudian
menjadi 69 tahun pada tahun 2007 (Depkes RI, 2008).
2
Pos Pelayanan Terpadu Lanjut Usia (Posyandu Lansia) atau kelompok
usia lanjut adalah merupakan suatu bentuk pelayanan kesehatan bersumber
daya masyarakat atau /UKBM yang dibentuk oleh masyarakat berdasarkan
inisiatif dan kebutuhan itu sendiri khususnya pada penduduk usia lanjut.
Pengertian usia lanjut adalah mereka yang telah berusia 60 tahun keatas
(Syakira, 2009).
Menurut Effendi dalam buku Kusnani (2011) kegiatan posyandu
merupakan kegiatan nyata yang melibatkan partisipasi masyarakat dalam
upaya pelayanan kesehatan dari masyarakat, yang dilaksanakan oleh kader-
kader kesehatan yang telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan dari
puskesmas mengenai pelayanan kesehatan dasar. Keaktifan kader dalam
kegiatan posyandu akan meningkatkan ketrampilan karena dengan selalu hdir
dalam kegiatan, kader akan mendapat tambahan ketrampilan dari pembinaan
petugas maupun dengan belajar dengan teman sekerjanya. Pengetahuan
sangat penting dalam memberikan pengaruh terhadap sikap dan tingkah laku
kader terhadap pelayanan posyandu. Oleh karena itu, pengetahuan tentang
posyandu sangat diperlukan (Sofyawati, 2011).
Berdasarkan studi pendahuluan terdapat 30 kader di Desa Karangjati.
Dari wawancara awal yang dilakukan peneliti terhadap 10 kader didapatkan
hasil 4 orang kader mengetahui tentang posyandu lansia, sedangkan 6 orang
kader kurang mengetahui tentang posyandu lansia. Berdasarkan data tersebut
peneliti tertarik untuk mengambil judul “Tingkat Pengetahuan Kader Tentang
3
Pos Pelayanan Terpadu Lanjut Usia (Poyandu Lansia) di Desa Karangjati
Kalijambe Sragen Tahun 2013”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis merumuskan
permasalahan sebagai berikut: “Bagaimana Tingkat Pengetahuan Kader
Tentang Pos Pelayanan Terpadu Lanjut Usia (Posyandu Lansia) di Desa
Karangjati Kalijambe Sragen Tahun 2013 ?”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan kader tentang posyandu
lansia di Desa Karangjati Kalijambe Sragen Tahun 2013.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan kader tentang posyandu lansia
di Desa Karangjati Kalijambe Sragen Tahun 2013 dengan kategori
baik.
b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan kader tentang posyandu lansia
di Desa Karangjati Kalijambe Sragen Tahun 2013 dengan kategori
cukup.
4
c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan kader tentang posyandu lansia
di Desa Karangjati Kalijambe Sragen Tahun 2013 dengan kategori
kurang.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Dapat memperluas atau memperkaya wawasan bagi dunia ilmu
pengetahuan di bidang kesehatan khususnya tentang posyandu lansia.
2. Bagi Peneliti
Sebagai pengalaman langsung dalam melaksanakan penelitian dan
sebagai data dasar untuk melakukan penelitian lebih lanjut.
3. Bagi Institusi
a. Bagi Pendidikan
Hasil penelitian ini menambah bahan bacaan, referensi,
masukan bagi mahasiswa lain untuk melakukan penelitian
selanjutnya dan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan
kesehatan terutama tentang kader dan posyandu lansia.
b. Bagi Desa Karangjati
Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan kader tentang
posyandu lansia.
5
E. Keaslian Penelitian
1. Ika Ayuning Tyas (2010) dengan judul “Pengetahuan Kader Tentang
Posyandu di Purwosari Surakarta tahun 2010”. Jenis penelitian adalah
deskriptif. Populasi penelitian ini adalah kader posyandu di Purwosari
Surakarta pada bulan Juni tahun 2010 sejumlah 30 responden dengan
menggunakan tehnik accidental sampling. Alat pengukuran data
menggunakan format kuesioner. Hasil penelitian yaitu pengetahuan kader
tentang posyandu dengan 6 responden (20%) mempunyai pengetahuan
baik, 20 responden (66,7%) mempunyai pengetahuan cukup dan 4
responden (13,3%) mempunyai pengetahun kurang.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang sebelumnya terletak
pada judul penelitian, lokasi penelitian, waktu penelitian dan jumlah
responden sedangkan persamaanya terletak pada jenis penelitian, teknik
penelitian dan hasil penelitian.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penelitian ini terdiri dari :
BAB I. PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisikan tentang latar belakang, perumusan, tujuan
penelitian, keaslian penelitian dan sistematika penulisan.
6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini menjelaskan teori tentang pengetahuan, kader,
Posyandu Lansia, kerangka teori dan kerangka konsep penelitian
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini terdiri dari jenis dan rancangan penelitian, lokasi
dan waktu penelitian, populasi dan sampel, tehnik pengambilan
sampel, instrumen penelitian, tehnik pengumpulan data, variabel
penelitian, definisi operasional, metode pengambilan data, analisa
data, etika penelitian.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini menjelaskan tentang gambaran umum tempat
penelitian hasil penelitian yang mencakup, pembahasan dan
keterbatasan.
BAB V PENUTUP
Dalam bab berisi tentang kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Pengetahuan
a. Pengertian
Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan adalah hasil dari
kata tahu yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap
suatu obyek tertentu. Objek dalam pengetahuan adalah benda atau hal
yang diselidiki oleh pengetahuan itu. Penginderaan terjadi melalui
panca indera manusia, yakni indera peraba, perasa, penglihatan,
pendengaran dan penciuman. Pengetahuan seseorang tentang suatu
objek mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif.
Kedua aspek inilah yang akan menentukan sikap seseorang terhadap
obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari obyek yang diketahui
maka menimbulkan sikap makin positif terhadap aspek tersebut.
b. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan dibagi enam
tingkatan, yaitu:
1) Tahu (Know)
Tahu adalah tingkat pengetahuan yang paling rendah. Tahu
diartikan sebagai mengingat kembali sesuatu yang spesifik dari
seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
8
Untuk mengukur tingkat kognitif ini digunakan kata kerja
menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan dan sebagainya.
2) Memahami (Comprehention)
Memahami adalah kemampuan untuk menjelaskan dan
menginterpretasikan secara benar tentang obyek yang diketahuinya.
Pada tingkatan ini, individu yang bersangkutan harus dapat
menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan
dan sebagainya terhadap materi atau substansi yang dipelajari.
3) Aplikasi (Application)
Aplikasi adalah kemampuan menggunakan materi yang dipelajari
berupa hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya pada
kondisi nyata.
4) Analisis (analysis)
Analisis adalah kemampuan menjabarkan materi atau suatu objek
ke dalam komponen-komponen dalam struktur organisasi tersebut,
yang terkait satu sama lain.
5) Sintesis (Synthesis)
Sintesis atau formulasi menunjukkan kepada kemampuan untuk
meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian ke dalam suatu
bentuk keseluruhan yang baru.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi adalah kemampuan melakukan justifikasi atau penilaian
terhadap suatu objek atau materi. Evaluasi ini dilandaskan pada
9
kriteria yang telah ada atau kriteria yang disusun yang
bersangkutan.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Wawan (2010) faktor yang mempengaruhi pengetahuan
yaitu :
1) Faktor Internal
a) Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang
terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita
tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi
kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan.
b) Pekerjaan
Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama
untuk menunjang dan kehidupan keluarga.
c) Umur
Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan
seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja.
2) Faktor Eksternal
a) Faktor lingkungan
Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar
manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi
perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.
10
b) Sosial budaya
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat
mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.
d. Cara memperoleh pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010) dalam memperoleh pengetahuan
dibagi dalam 2 kelompok :
1) Cara Tradisional
Cara ini dipakai orang untuk memperoleh kebenaran
pengetahuan, sebelum ditemukan metode ilmiah atau metode
penemuan secara sistematik dan logis. Cara- cara penemuan
pengetahuan pada periode ini antara lain, meliputi :
a) Cara Coba Salah (Trial and Eror)
Cara ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam
memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak
berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Pengalaman yang
diperoleh melalui penggunaan metode ini banyak membantu
perkembangan berfikir dan kebudayaan manusia kearah yang
lebih sempurna.
b) Cara Kekuasaan atau Otoritas
Pengetahuan diperoleh berdasarkan pada otoritas atau
kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemuka
agama, maupun ahli ilmu pengetahuan. Para pemegang
otoritas, baik pemimpin pemerintah, tokoh agama maupun ahli
11
ilmu pengetahuan pada prinsipnya mempunyai mekanisme
yang sama didalam penemuan pengetahuan.
c) Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya
memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan
mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam
memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu.
d) Melalui Jalan Pikiran
Kebenaran pengetahuan dapat diporeh manusia dengan
menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun
deduksi yang merupakan cara melahirkan pemikiran secara
tidak langsung melalui pernyataan-pernyatan yang
dikemukakan dan dicari hubunganya sehingga dapat dibuat
suatu kesimpulan.
2) Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan dewasa ini
lebih sistematis, logis dan murah. Cara ini disebut metode
penelitian ilmiah atau lebih populer (research methodology).
2. Kader
a. Pengertian
Kader adalah anggota masyarakat yang dipilih dari dan oleh
masyarakat setempat yang disetujui oleh Lembaga Pemberdayaan
Masyarakat Desa (LPMD). Dalam melaksanakan kegiatannya dan
12
bertanggung jawab pada masyarakat melalui LPMD, jadi kader adalah
bentuk ketenagaan yang dimiliki oleh masyarakat dan bukan aparat
sektor, yang mau dan mampu bekerja secara sukarela (Depkes, 2007)
b. Kriteria Kader
Menurut Wiku (2007) kriteria kader adalah sebagai berikut :
1) Diutamakan berasal dari anggota masyarakat setempat.
2) Dapat membaca dan menulis huruf latin.
3) Mempunyai jiwa pelopor, pembaharuan dan penggerak
masyarakat.
4) Bersedia bekerja secara sukarela, memiliki kemampuan dan
waktu luang.
c. Tugas Kader
Menurut Depkes (2007) tugas kader Posyandu lansia adalah
sebagai berikut :
1) Tugas kader secara langsung
Tugas kader secara langsung adalah tugas yang dilakukan pada
saat kegiatan posyandu berlangsung, antara lain :
a) Menyiapkan pelaksanaan kegiatan di Posyandu.
b) Menyampaikan pemberitahuan kepada lansia tentang jadwal
kegiatan hari buka Posyandu
c) Menyiapkan sarana kegiatan (buku registrasi, lembar balik
menuju keluarga sehat mengatur pembagian tenaga
pelaksana)
13
d) Melaksanakan kegiatan di Posyandu yaitu melakukan
pendaftaran peserta, mengukur tensi, mencatat dalam buku
register dan memasukkan dalam KMS, menilai hasil
penimbangan, melakukan penyuluhan sesuai hasil
penimbangan.
2) Tugas kader secara tidak langsung
Tugas kader secara tidak langsung adalah tugas yang dilakukan di
luar kegiatan Posyandu lansia, antara lain :
a) Melakukan pendekatan kepada tokoh masyarakat dan tokoh
agama untuk bersedia membantu dalam kegiatan posyandu,
khususnya di bidang penyuluhan.
b) Mengajak masyarakat untuk meningkatkan gizi keluarga.
c) Melakukan penyuluhan pada acara – acara lain seperti arisan
dan pengajian.
d. Pembinaan Kader
Menurut Sichese (2012), pembinaan kader pembinaan
kader meliputi :
1) Sosialisasi tentang pentingnya posyandu lansia
2) Penjelasan tentang tugas 5 meja yang ada di posyandu lansia
3) Penjelasan tentang cara membaca dan mengisi KMS
4) Penjelasan tentang cara mengukur tekanan darah dan nadi
5) Penyuluhan tentang pentingnya posyandu lansia pada kader yang
akan dibentuk.
14
6) Membentuk kader posyandu lansia dengan cara musyawarah.
3. Pos Pelayanan Terpadu Lanjut Usia (Posyandu Lansia)
a. Pengertian
Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk
masyarakat usia lanjut di suatu wilayah tertentu yang sudah
disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana mereka bisa
mendapatkan pelayanan kesehatan. Posyandu lansia merupakan
pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan
kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannya melalui program
Puskesmas dengan melibatkan peran serta para lansia, keluarga, tokoh
masyarakat dan organisasi sosial dalam penyelenggaraannya
(Samara, 2011).
b. Tujuan Posyandu Lansia
Menurut Samara (2011) tujuan pembentukan posyandu lansia
secara garis besar antara lain :
1) Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di
masyarakat, sehingga terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai
dengan kebutuhan lansia.
2) Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat
dan swasta dalam pelayanan kesehatan disamping meningkatkan
komunikasi antara masyarakat usia lanjut.
c. Sasaran Posyandu Lansia
Menurut Samara (2011) sasaran posyandu lansia terdiri dari :
15
1) Sasaran Langsung
Sasaran langsung adalah sasaran yang hanya di tujukan kepada
kelompok usia lanjut, antara lain :
a) Kelompok prausia lanjut (45-59 tahun)
b) Kelompok usia lanjut (60 tahun ke atas)
c) Kelompok usia lanjut dengan resiko tinggi (70 tahun ke atas)
2) Sasaran tidak Langsung
Sasaran tidak langsung adalah sasaran yang ditujukan kepada
seluruh bagian yang mendukung kegiatan posyandu lansia, antara
lain :
a) Keluarga dimana usia lanjut berada
b) Organisasi sosial yang bergerak dalam pembinaan usia lanjut
c) Masyarakat luas
d. Mekanisme Pelayanan Posyandu Lansia
Menurut Samara (2011), mekanisme pelayanan Posyandu Lansia
dibagi menjadi :
1) Pelayanan Posyandu Lansia dengan sistem 5 meja.
a) Meja 1
Pencatatan / registrasi data demografi dan data kesehatan
lansia, yaitu :
(1) Lansia menuju meja 1 untuk dilakukan pendaftaran /
registrasi
16
(2) Registrasi dilakukan oleh kader bagian dari registrasi
antara lain:
(a) Nomor urut
(b) Nomor register
(c) Nama lansia
(d) Jenis kelamin lansia
(e) Umur lansia
(f) Alamat lansia
(3) Lansia diberikan kartu status kesehatan yang sudah berisi
identitas lansia
(4) Lansia menuju meja 2 untuk dilakukan pemeriksaan
b) Meja 2
Pemeriksaan status kesehatan dan indeks masa tubuh lansia,
yaitu :
(1) Lansia dengan membawa kartu status kesehatan menuju
meja 2 untuk dilakukan pemeriksaan oleh kader.
Pemeriksaan yang dilakukan meliputi:
(a) Pengukuran tinggi badan dan penimbangan berat
badan, sekaligus ditentukan Indeks Masa Tubuh
(IMT) lansia
(b) Pemeriksaan tekanan darah, denyut nadi dan suhu
(c) Pemeriksaan fisik yang lain, misalnya gigi, mulut,
paru, jantung, dan lain-lain.
17
(d) Anamnesa keluhan kesehatan lansia
(2) Semua hasil pemeriksaan ditulis ke dalam kartu status
kesehatan lansia di sertai tanda tangan pemeriksa
(3) Lansia menuju meja 3 untuk dilakukan pengisian Kartu
Menuju Sehat (KMS) lansia.
c) Meja 3
Pengisian KMS, yaitu :
(1) Lansia menuju meja 3 untuk dilakukan pengisian KMS
lansia.
(2) Lansia menuju meja ke 4 untuk dilakukan penyuluhan
dan pemberian makanan tambahan sambil tetap
membawa kartu status kesehatan dan KMS lansia.
d) Meja 4
Penyuluhan dan Pemberian Makanan Tambahan Lansia,
yaitu:
(1) Lansia menuju meja 4 untuk dilakukan penyuluhan dan
pemberian makanan tambahan oleh kader.
(2) Penyuluhan atau Health Education yang dilakukan
secara individual sesuai dengan permasalahan lansia
secara umum, khusus dan merujuk pada ringkat
kemandirian lansia.
(3) Lansia menuju meja 5 untuk diberikan pelayanan
kesehatan yaitu pengobatan.
18
e) Meja 5
Pelayanan Kesehatan (Pengobatan) Lansia
(1) Lansia menuju meja 5 untuk diberikan pengobatan
dengan menunjukkan kartu status kesehatannya kepada
dokter / petugas.
(2) Dokter / petugas memberikan obat sesuai dengan
keluhan lansia.
(3) Kartu status kesehatan lansia disimpan oleh petugas
sebagai data simpanan, sedangkan Kartu Menuju Sehat
(KMS) dibawa oleh Lansia.
2) Posyandu Lansia dengan sistem 3 meja
a) Meja I
Kegiatan yang dilakukan oleh kader adalah :
(1) Pendaftaran lansia.
(2) Pengukuran tinggi badan
(3) Penimbangan berat badan.
b) Meja II
(1) Melakukan pencatatan berat badan, tinggi badan, indeks
massa tubuh (IMT).
(2) Pelayanan kesehatan seperti pengobatan sederhana dan
rujukan kasus juga dilakukan di meja II ini.
c) Meja III
(1) Melakukan kegiatan penyuluhan atau konseling.
(2) Pemberian makanan tambahan bagi lansia.
19
B . Kerangka Teori
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Sumber : Notoatmodjo (2010)
Tingkat Pengetahuan
Kader
Faktor yang mempengaruhi
pengetahuan :
1. Faktor Internal
a. Pendidikan
b. Pekerjaan
c. Umur
2. Faktor Eksternal
a. Faktor Lingkungan
b. Faktor Sosial Budaya
Posyandu Lansia meliputi :
1. Pengertian Posyandu
Lansia
2. Tujuan Posyandu Lansia
3. Sasaran Posyandu
Lansia
4. Kader
5. Mekanisme pelayanan
Posyandu Lansia :
a. Sistem 5 Meja
b. Sistem 3 Meja
20
C. Kerangka Konsep
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
Keterangan :
= Diteliti
= Tidak Diteliti
Pengetahuan Kader
Tentang Posyandu
Lansia
Baik
Cukup
Kurang
Faktor yang mempengaruhi
pengetahuan :
1. Faktor Internal
a. Pendidikan
b. Pekerjaan
c. Umur
2. Faktor Eksternal
a. Faktor Lingkungan
b. Faktor Sosial
Budaya
21
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Deskriptif yaitu suatu metode penelitian
yang diarahkan untuk mendeskripsikan atau menguraikan suatu keadaan
didalam suatu komunitas atau masyarakat (Notoatmodjo, 2010). Kuantitatif
adalah data yang berbentuk angka, atau data kualitatif yang di angkakan
(scoring) (Sugiyono, 2010).
Deskriptif kuantitatif adalah penelitian yang di dalamnya tidak ada
analisis hubungan variabel, tidak ada variabel bebas dan terikat yang umum
yang membutuhkan jawaban dimana, kapan, berapa banyak siap dan analisis
statistik yang di gunakan adalah deskriptif (Hidayat, 2007). Penelitian ini
menggambarkan pengetahuan kader tentang posyandu lansia di Desa
Karangjati Kalijambe Sragen tahun 2013.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat atau lokasi yang digunakan untuk
pengambilan kasus atau observasi (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini
dilaksanakan di Desa Karangjati Kalijambe Sragen
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah waktu atau saat yang digunakan untuk
pelaksanaan penelitian atau observasi (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini
dilakukan pada tanggal 26 Januari 2013.
22
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek yang diteliti (Notoatmojo, 2010).
Populasi yang telah diteliti adalah seluruh kader di Desa Karangjati
Kalijambe, Sragen dengan jumlah 30 kader.
2. Sampel
Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh
populasi (Notoatmojo, 2010). Sampel yang digunakan adalah seluruh
kader di Desa Karangjati Kalijambe Sragen dengan jumlah 30 responden.
3. Tehnik Pengambilan Sampel
Dalam penelitian ini pengambilan sampel di lakukan dengan sampling
jenuh hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil kurang dari
30 orang atau peneliti yang membuat generalisasi dengan kesalahan yang
sangat kecil. Sampling jenuh yaitu tehnik penentuan sampel bila semua
anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2007).
D. Instrumen Penelitian
Alat atau instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan kuesioner. Kuesioner adalah sejumlah
pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari
responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang diketahui
(Arikunto, 2010).
Untuk mengetahui pengetahuan kader tentang posyandu, kuesioner
yang digunakan adalah kuesioner tertutup dimana sudah terdapat jawabannya,
sehingga responden tinggal memilih. Untuk pernyataan positif (favorable)
23
jawaban benar mendapat nilai 1 dan jawaban salah mendapat nilai 0
sedangkan pernyataan negatif (unfavourable) jawaban benar mendapat nilai 0
dan jawaban yang salah mendapatkan nilai 1. Pengisian kuesioner tersebut
dengan memberi tanda (√) pada jawaban yang dianggap benar
(Arikunto, 2010). Kisi-kisi tingkat pengetahuan kader tentang posyandu
lansia dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 3.1. Kisi-kisi Kuesioner
Tingkat Pengetahuan Kader Tentang Posyandu Lansia
Variabel Indikator No. Pernyataan Jumlah
Favourable Unfavourable
Tingkat
Pengetahuan
Kader
tentang Pos
Pelayanan
Terpadu
Lanjut Usia.
1. Pengertian
Kader.
2. Kriteria
kader.
3. Tugas
kader.
4. Pembinaan
kader.
5. Pengertian
posyandu
Lansia
6. Tujuan
posyandu
Lansia
7. Sasaran
posyandu
Lansia
8. Mekanisme
pelayanan
posyandu
lansia
1, 2,3*
5,6,8
10,11,12*
13,14
17, 18, 20
21*,22
25,28
30,31*,34
35
4
7
9
15,16
19
23,24
26,27
29,32,33*
4
4
4
4
4
4
4
7
Jumlah 35
24
Untuk mengetahui kuesioner dalam penelitian ini berkualitas, terlebih
dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan karakteristik sejenis di
luar lokasi penelitian (Notoatmodjo, 2010). Uji validitas dan reliabilitas
dilakukan pada kader posyandu lansia sebanyak 30 kader di Desa Gandurejo
Gemolong karena karakteristik wilayah, umur dan pendidikannya sama
dengan Desa Karangjati Kalijambe Sragen.
1. Uji Validitas
Menurut Notoatmodjo (2010), validitas adalah suatu indeks yang
menunjukan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang di ukur.
Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus Product Moment.
Instrumen dikatakan valid jika nilai r hitung > r tabel. Menurut
Riwidikdo (2009) rumus product moment adalah :
rxy =
Keterangan:
N : Jumlah responden
rxy : Koefisien korelasi product moment
X : Skor pertanyaan
Y : Skor total
XY : Skor pertanyaan dikalikan skor total
Untuk mengetahui apakah korelasi tiap-tiap pernyataan tersebut
signifikan, maka harus dilihat pada tabel nilai product moment. Untuk
25
jumlah kader posyandu lansia 30 orang dengan tingkat kepercayaan 95%
maka tarif signifikannya adalah 0,361 dengan taraf kesalahan 5%.
Penghitungan uji validitas menggunakan sistem komputerisasi
menggunakan SPSS (Statistical Product and Service Solution) for
windows Release 17,0.
Uji validitas dilaksanakan di Posyandu Desa Gandurejo
Gemolong dengan menyebar kuesioner sebanyak 35 butir pernyataan
kepada 30 kader. Dari 35 pernyataan yang telah dilakukan uji validitas
didapatkan hanya 30 butir pernyataan yang dinyatakan valid sehingga
untuk pernyataan nomor 3,12,21,31 dan 33 tidak valid sehingga untuk 5
pernyataan tersebut tidak digunakan.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu
alat pengukur dapat dipercaya (Notoatmodjo, 2010). Cara mengetahui
bahwa kuesioner tersebut dapat dipercaya sebagai alat pengumpulan data,
maka dilakukan uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha Chronbach
dengan bantuan program komputer SPSS for Windows. Rumus Alpha
Chronbach adalah sebagai berikut :
ïþ
ïýü
ïî
ïíì-
-=
åå
2
2
11 t
i
is
s
k
kr
Keterangan :
ri = Koefisien reliabilitas yang dicari
k = Jumlah butir pernyataan
26
2
is = Variabel butir-butir pernyataan
2
ts = Variabel skor total test
Berdasarkan rumus tersebut akan diketahui tingkat reliabilitas
instrumen yang digunakan dikatakan reliabel jika nilai Cronbach's Alpha
lebih dari 0,7. Uji reliabilitas dalam penelitian ini diolah secara
komputerisasi menggunakan SPSS For Windows Release 17,0 dengan
taraf kesalahan 5% (Riwidikdo, 2009). Dari 30 butir pernyataan
dinyatakan reliabel ini didapatkan hasil riil sebesar 0,900 > 0,7 sehingga
instrumen penelitian ini dikatakan reliabel dan dapat dipergunakan
sebagai alat pengumpulan data.
E. Tehnik Pengumpulan Data
Menurut Arikunto (2006), data adalah hasil pencatatan peneliti, baik
yang berupa fakta maupun angka. Menurut Riwidikdo (2009), Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder yaitu .
1. Data Primer
Data primer adalah data yang secara langsung diambil dari subjek/objek
oleh peneliti. Dalam penelitian ini data primer di dapatkan dari hasil
jawaban kuesioner tentang posyandu lansia yang diisi oleh kader di Desa
Karangjati Kalijambe Sragen.
27
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari hasil pendokumentasian.
Data sekunder di dapatkan dari data Desa Karangjati Kalijambe Sragen
tentang jumlah kader.
F. Variabel Penelitian
Menurut Notoatmodjo (2010), variabel adalah sesuatu yang digunakan
sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan satuan penelitian
tentang suatu konsep pengertian tertentu. Variabel dalam penelitian ini adalah
variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan kader tentang posyandu lansia.
G. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang
dimaksud atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan
(Notoatmodjo, 2010)
28
Tabel 3.2
Definisi Operasional
Variabel Definisi
Operasional
Alat Ukur Skala Kategori
Tingkat
pengetahuan
kader tentang
posyandu
lansia
Hasil dari tahu
yang terjadi
setelah kader
melakukan
penginderaan
terhadap
kegiatan
posyandu lansia
Kuesioner
Ordinal a. Baik
(x)>mean +
1SD
b. Cukup
Mean - 1 SD £
x £ mean + 1SD
c. Kurang
(x) < mean - 1
SD
(Riwidikdo,2010)
Sumber : Data Primer, Januari 2013
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data
1. Pengolahan Data
Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya
adalah pengolahan data. Menurut Arikunto (2010), proses pengolahan data
yaitu :
a. Editing
Pengolahan data dimulai dari editing data dengan peneliti
mengoreksi setiap kuesioner untuk memastikan pertanyaan telah
terjawab seluruhnya.
b. Coding
Pemberian tanda kode bagi tiap-tiap data yang termasuk dalam
kategori yang sama.
29
c. Scoring
Setelah mengetahui total skor dari jawaban responden dari
kuesioner tentang pengetahuan, peneliti melakukan scoring. Data
pengetahuan tersebut dilakukan scoring dengan cara jawaban yang
benar diberi skor 1 dan jawaban salah diberi skor 0.
d. Tabulating
Setelah data masuk ke dalam master tabel, peneliti menghitung
dan menjumlahkan data dengan bantuan komputer.
2. Analisa Data
Dalam penelitian ini menggunakan analisis univariat yaitu
menganalisa terhadap tiap variabel dari tiap variabel dari hasil tiap
penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap
variabel (Notoatmodjo, 2010). Hasil untuk mengetahui tingkat
pengetahuan kader tentang posyandu lansia maka keterangannya sebagai
berikut :
a. Pengetahuan baik, bila (x) > mean + 1 SD
b. Pengetahuan cukup, bila mean – 1 SD £ x £ mean + 1 SD
c. Pengetahuan kurang, bila (x) < mean - 1 SD
Sebelum menentukan tingkat pengetahuan kader terlebih dahulu
peneliti menghitung nilai mean dan simpangan baku. Menurut Riwikdikdo
(2010), rumus untuk menghitung nilai mean dan simpangan baku yaitu :
30
a. Mean
X = n
Σ 11 i
n
x=
Keterangan :
X : Mean
n : Jumlah responden
xi : Nilai responden
b. Simpangan baku
SD =
( )
1
2
2
-
S-S
n
n
xi
xi
Keterangan :
SD : Simpangan baku
xi : Nilai responden
n : Jumlah responden.
Setelah didapatkan hasil mean dan standart deviasi tiap responden
kemudian hasil tersebut dimasukkan dalam skala pengetahuan yang sudah
tercantum di atas.
Menurut Riwidikdo (2010), sedangkan rumus untuk prosentase
yaitu:
31
Skor prosentase = %100respondenJumlah
npengetahuangkat menurut tiKader ´
S
I. Etika Penelitian
Menurut Hidayat (2007) dalam melaksanakan penelitian ini peneliti
memperhatikan etika, yaitu;
1. Informed consent (Persetujuan)
Lembar persetujuan merupakan lembar persetujuan untuk menjadi
reponden yang diberikan sebelumnya. Jika responden setuju maka
responden harus menandatanganinya, jika tidak bersedia peneliti tidak
akan memaksa.
2. Anonymity (Tanpa Nama)
Pada penelitian ini peneliti tidak akan membuka identitas responden
secara bebas dengan tujuan untuk kepentingan kerahasiaan, nama baik,
hukum, dan psikologi responden. Baik secara langsung maupun tidak
langsung. Dalam pengumpulan data peneliti hanya menggunakan kode
pada lembar observasi.
3. Confidentiality (Kepercayaan)
Semua informasi yang telah terkumpul dijamin kerahasiannya oleh
peneliti hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil
penelitian. Hal ini dilakukan agar responden merasa nyaman. Percaya
dan memberikan informasi yang sebenarnya.
4. Sukarela
Dalam penelitian responden secara sukarela mau dijadikan objek
penelitian tanpa ada paksaan.
32
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian
Desa Karangjati Sragen dengan luas tanah sekitar 8.625 hektar dengan
jumlah penduduk 2688 jiwa. Desa Karangjati Sragen terdiri dari 3 dusun
yaitu dusun Jatisari, Karangrejo dan Karangjati, dengan jumlah RT sebanyak
18 RT. Batas desa Karangjati bagian barat berbatasan dengan desa Saren,
sebelah timur berbatasan dengan desa Tegalombo, sebelah utara dengan desa
Godekan dan sebelah selatan dengan desa Kurambat. Desa Karangjati hanya
terdapat satu posyandu lansia. Posyandu lanjut usia adalah posyandu
gabungan dari 3 dusun sehingga pelaksanaannya dilakukan di balai desa
Karangjati setiap sebulan sekali minggu ketiga. Jumlah kader posyandu lansia
sebanyak 30 kader.
B. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden
Pada penelitian ini karakteristik responden kader posyandu lansia didesa
Karangjati yang meliputi umur dan pendidikan. Karakteristik responden
diuraikan sebagai berikut yaitu
a. Umur
Berdasarkan umur responden dibagi menjadi 3 kategori yaitu : umur
20-30 tahun, umur 30-35 tahun umur > 35 tahun. Berikut ini tabel
33
distribusi responden berdasarkan umur di posyandu lansia di desa
Karangjati Kalijambe Sragen
Tabel 4.1 Distribui Frekuensi Responden Berdasarkan Umur di Posyandu
Lansia di Desa Karangjati Kalijambe Sragen
No Umur Frekuensi Prosentase (%)
1. 20 – 30 8 27
2. 30 – 35 15 50
3. > 35 7 23
Total 30 100
Sumber : Data Primer, Januari 2013
Berdasarkan tabel 4.1 dari 30 responden yang berumur 20-30 tahun
sebanyak 8 responden (27%), responden yang berumur 30-35 tahun
sebanyak 15 responden (50%) dan yang berumur >35 tahun sebanyak 7
responden (23%). Sehingga mayoritas responden berumur 30-35 tahun
sebanyak 15 responden (50%).
b. Pendidikan
Pendidikan responden dibagi menjadi 3 kategori, yaitu SMP, SMA,
Perguruan Tinggi (PT). Berikut tabel distribusi frekuensi responden
berdasarkan pendidikan sebagai berikut :
34
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan pendidikan di
Posyandu Lansia Karangjati Kalijambe Sragen
No Pendidikan Jumlah Prosentase (%)
1. SMP 7 23
2. SMA 18 60
3. Perguruan Tinggi 5 17
Total 30 100
Sumber : Data Primer, Januari 2013
Berdasarkan tabel 4.2 sebagian besar responden berpendidikan SMP
sebanyak 7 responden (23%), berpendidikan SMA sebanyak 18 responden
(60%), dan sebanyak 5 responden berpendidikan Perguruan Tinggi sebanyak
5 responden (17%). Sehingga mayoritas tingkat pendidikan responden adalah
SMA sebanyak 18 responden (60%).
2. Analisis Data
Setelah dilakukan analisis data terhadap tingkat pengetahuan kader
tentang posyandu lanjut usia di Desa Karangjati Sragen,tahun 2013
didapatkan mean 21,4 dan standar deviasi 6,9.
Tabel 4.3. Mean dan Standar Deviasi
Variable Mean Standar Deviasi
Tingkat Pengetahuan Kader Tentang Pos
Pelayanan Terpadu Lanjut Usia (posyandu
lansia) Di Desa Karangjati Kalijambe
SragenTahun 2013
21,4 6,9
Sumber Data Primer, Januari 2013
35
Berikut ini perhiungan kategori pengetahuan responden :
a. Baik, bila nilai yang diperoleh : (x) > mean + 1 SD
: (x) > 21,4 + 1.6,9
: (x) > 28,3
Jadi pengetahuan baik jika nilai responden >28,3
b. Cukup, bila nilai yang diperoleh : mean – 1 SD £ x £ mean + 1 SD
: 21,4.1-6,9 £ x £ 21,4.1 + 6,9
: 14,5 £ x £ 28,3
Jadi pengetahuan cukup jika nilai responden 14,5 £ x £ 28,3
c. Kurang, bila nilai yang diperoleh : (x) < mean - 1 SD
: (x) < 21,4 – 1.6,9
: (x) < 14,5
Jadi pengetahuan kurang jika nilai responden < 14,5
Dibawah ini tabel distribusi tingkat pengetahuan kader tentang pos
pelayanan terpadu lanjut usia di desa Karangjati Kalijambe Sragen tahun
2013.
Tabel 4.4
Pengetahuan Kader tentang Posyandu Lansia
No Pengetahuan Frekuensi Prosentase (%)
1. Baik 3 10
2. Cukup 22 73,3
3. Kurang 5 16,7
Jumlah 30 100
Sumber : Data primer bulan Januari 2013
36
Dari tabel 4.4 diatas menunjukan tingkat pengetahuan kader
tentang posyandu lanjut usia di Desa Karangjati Sragen dengan 3
responden (10%) mempunyai pengetahuan baik, 22 responden ( 73,3%)
mempunyai pengetahuan cukup dan 5 responden (16,7%) mempunyai
pengetahuan kurang. Jadi tingkat pengetahuan kader tentang posyandu
lansia yang paling banyak pada kategori cukup.
C. Pembahasan
Penelitian ini mengenai tingkat pengetahuan kader tentang posyandu
lanjut usia di Desa Karangjati Sragen ini, dilakukan terhadap 30 responden.
Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini menunjukan tingkat pengetahuan
kader tentang posyandu lanjut usia di Desa Karangjati Sragen sejumlah 3
responden (10%) mempunyai pengetahuan baik, 22 responden (73,3%)
mempunyai pengetahuan cukup dan 5 responden (16,7%) mempunyai
pengetahuan kurang.
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa usia responden yang
terbanyak adalah 30-35 tahun yaitu sebanyak 15 responden (50%) dan
diketahui pendidikan responden yang terbanyak adalah pada tingkat
pendidikan SMA yaitu sebanyak 18 responden (60%). Hal ini menunjukan
umur dapat dikaitkan dengan pengalaman semakin tua umur maka semakin
banyak pegalaman yang didapat dan semakin banyak informasi yang
diperoleh (Notoatmodjo, 2007). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Ika Ayuning Tyas (2010) dengan judul “Pengetahuan
Kader Tentang Posyandu di Purwosari Surakarta tahun 2010”. Hasil
penelitian ini menunjukkan pada kategori baik yaitu 6 responden (20%), pada
37
kategori cukup yaitu 20 responden (66,7%) dan pada kategori kurang yaitu 4
responden (13,3%).
Dari hasil penelitian menunjukan bahwa responden berpengetahuan
baik belum memahami tentang posyandu lanjut usia karena kader posyandu
lanjut usia tidak sebanyak kader posyandu balita, informasi yang di dapat dari
tenaga kesehatan juga terbatas sehingga perlu penambahan informasi baik
dari media cetak maupun pengarahan dari tenaga kesehatan. Sedangkan
responden dengan kategori cukup secara umum sudah memahami tentang
posyandu lanjut usia meliputi pengertian, tujuan sasaran posyandu lanjut usia
dan mekanisme posyandu lanjut usia. Responden dengan kategori kurang
menunjukan bahwa kader dengan pengetahuan kurang memahami posyandu
lanjut usia. Dari pembahasan diatas kemungkinan tingkat pengetahuan kader
tentang posyandu lansia di Desa Karangjati dipengaruhi oleh umur,
pendidikan dan kurangnya informasi.
D. Keterbatasan
1. Kendala penelitian
Saat mengisi kuesioner responden masih berdiskusi dengan
responden lain sehingga banyak jawaban sama dan bukan hasil dari
pribadi.
2. Keterbatasan penelitian
a. Variabel penelitian ini merupakan variabel tunggal, sehingga hasil
penelitian terbatas pada pengetahuan. Penelitian ini akan berbeda hasil
jika menggunakan lebih dari 1 variabel penelitian.
b. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup sehingga
responden hanya bisa menjawab “benar” atau “salah” dan jawaban
responden belum bisa untuk mengukur pengetahuan secara mendalam.
38
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian tingkat pengetahuan kader tentang posyandu
lanjut usia di Desa Karangjati Sragen dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Tingkat pengetahuan Kader Tentang Posyandu Lanjut Usia di Desa
Karangjati Sragen tahun 2013 dalam kategori baik sebanyak 3 responden
(10%)
2. Tingkat pengetahuan Kader Tentang Posyandu Lanjut Usia di Desa
Karangjati Sragen tahun 2013 dalam kategori cukup sebanyak 22
responden (73,3%)
3. Tingkat pengetahuan Kader Tentang Posyandu Lanjut Usia di Desa
Karangjati Sragen tahun 2013 dalam kategori kurang sebanyak 5
responden (16,7%).
B. Saran
1. Institusi Pendidikan
Bagi ilmu pengetahuan sebaiknya lebih mempublikasikan atau
menambah referensi di perpustakaan agar dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat umum khususnya tentang posyandu lansia.
39
2. Peneliti selanjutnya
Untuk peneliti selanjutnya sebaiknya menggunakan jenis
penelitian dengan dua variabel serta menggunakan metode dan instrumen
lain sehingga hasil penelitian tentang posyandu lanjut usia lebih baik.
3. Bagi Posyandu Lansia
Sebaiknya posyandu lebih meningkatkan kegiatannya dan mampu
menarik minat masyarakat agar datang ke posyandu lansia
4. Bagi Kader Posyandu Lansia
Untuk lebih meningkatkan kehadiran dalam posyandu, menambah
informasi dan pengetahuan tentang posyandu sehingga dapat
mewujudkan posyandu lanjut usia yang berkualitas dan meningkatkan
minat masyarakat untuk datang ke posyandu.
5. Bagi Diri Sendiri
Untuk dapat menerapkan ilmu yang diperoleh dalam pendidikan
dan menambah wawasan serta pengalaman nyata dalam melaksanakan
penelitian, khususnya tentang tingkat pengetahuan kader tentang
posyandu lansia.
top related