tiindak pidana

Post on 22-Jun-2015

341 Views

Category:

Law

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

Hukum PidanaApa yang

anda pikirkan???

Edi Yuhermansyah. SHI, LL.M

1. Istilah terjemahan Strafbaarfeit:a. peristiwa pidana;b. perbuatan pidana;

c. perbuatan yang dapat dihukum; d. tindak pidana.

e. Delik2. Pengertian dan Unsur Tindak Pidana:

a. Pengertian menurut pandangan Monistis;

b. Pengertian menurut Dualistis. Edi Yuhermansyah. SHI, LL.M

TINDAK PIDANA (STRAFBAARFEIT)

1. Menurut pandangan Monistis

Tokoh : Simons, van Hamel, Mezger, Karni, Bauman, Wirjono Pradjodikoro.

Strafbaarfeit adalah :perbuatan, yang diancam pidana, bersifat melawan hukum, dilakukan dengan kesalahan oleh orang yang mampu bertanggung jawab.

Pandangan monistis tidak memisahkan antara perbuatan dan orang yang melakukan perbuatan itu (pertanggungjawaban pidana)

Edi Yuhermansyah. SHI, LL.M

2. Menurut D Simons

a. Unsur Objektif dan Unsur Subjektif dari strafbaarfeit, yaitu:

1) Perbuatan manusia (yang positif atau negatif, atau membiarkan);2) diancam dengan pidana;3) Melawan hukum;’4) dilakukan dengan kesalahan;5) oleh orang yang mampu bertanggung jawab.

b. 1 s/d 3 adalah unsur objektif, 4-5 adalah unsur subjektif.

Edi Yuhermansyah. SHI, LL.M

3. D. Hazewinkel-Suringa

Unsur Tindak Pidana, meliputi:a. Tiap delik terdapat unsur tindak

seseorang;b. Ada yang menyebut akibat;c. Unsur psychis (dolus, culpa);d. Keadaan objektif, keadaan

subjektif;e. Syarat tambahan;f. Unsur sifat melawan hukum

Edi Yuhermansyah. SHI, LL.M

4. Unsur TP menurut RUU KUHPPasal 11 RUU:(1) Tindak pidana adalah perbuatan melakukan

atau tidak melakukan sesuatu yang oleh peraturan per-uu-

an di- nyatakan sebagai perbuatan yang dilarang dan

diancam dengan pidana.

(2) Untuk dinyatakan sebagai tindak pidana selain perbuata

tersebut dilarang dan diancam pidana, harus juga ber-

bersifat melawan hukum atau bertentangan dengan kesadaran hukum masyarakat.

(3) Setiap tp selalu dipandang bersifat melawan hukum, kecuali ada alasan pembenar.

Edi Yuhermansyah. SHI, LL.M

5. Pandangan Dualistis

Tokoh:Vos, Pompe, Moejatno, Pengertian menurut Dualistis: “ Perbuatan, yang memenuhi

rumusan undang-undang pidana, dan bersifat melawan hukum.”

Pandangan dualistis, memisahkan antara perbuatan dan orang yang melakukan perbuatan itu.

Edi Yuhermansyah. SHI, LL.M

6. Pandangan Sudarto

Syarat Pemidanaan

Ada perbuatan:1. Memenuhi rumusan

2. Bersifat melawan hukum

Ada orang yangMelakukan perbuatan

1. Mampu bertanggungJawab

2. Bersifat dolus atau culpa3. Tidak ada alasan

pemaaf

Edi Yuhermansyah. SHI, LL.M

Rumusan Tindak Pidana1. Rumusan tp penting karena sesuai

dengan prinsip kepastian, sehingga masyarakat tahu mana yang dilarang.

2. Peristiwa yang terjadi secara nyata harus masuk dalam rumusan, artinya perbuatan itu mencocoki rumusan delik dalam undang-undang.

3. Agar peristiwa itu masuk dalam rumusan maka perbuatan itu harus mempunyai sifat-sifat atau ciri-ciri dari delik dalam uu.

4. Kalau semua unsur dalam rumusan itu terdapat di dalam uu, maka berarti bahwa perbuatan itu memenuhi atau mencocoki rumusan delik.

Edi Yuhermansyah. SHI, LL.M

sambungan

5. Ada 3 macam perumusan norma dalam uu:a. menyebutkan satu persatu unsur

perbuatan; b. hanya menyebut kualifikasi dari delik. c. penggabungan a dan b.

6. Cara penempatan norma dan sanksi: a. penempatan norma dan sanksi sekaligus b. penempatan terpisah; c. sanksi dicantumkan lebih dulu,

normanya kemudian.Edi Yuhermansyah. SHI, LL.M

Jenis –jenis tindak pidana

1. Kejahatan – Pelanggaran (KUHP);2. Delik formil – delik materiel;3. Delik commissiones, delik omissiones;4. Delik dolus, delik culpa;5. Delik tunggal, delik berganda;6. Delik aduan, delik bukan aduan:7. Delik sederhana, delik ada pemberatannya;8. Delik ekonomi

Edi Yuhermansyah. SHI, LL.M

Jenis Delik (1)

Kejahatan(misdrijf)

dlm. MvT : sebelum ada UU sudah dianggap tidak baik (recht-delicten)

Hazewinkel-Suringa : tidak ada perbedaan kualitatif, hanya perbedaan kuantitatif

a) Percobaan : dipidanab) Membantu : dipidanac) Daluwarsa : lebih panjangd) Delik aduan : adae) Aturan ttg Gabungan berbeda

KUHP : Buku II

Pelanggaran(overtreding)

dlm MvT : baru dianggap tidak baik setelah ada UU (wet delicten)

Perbedaan dg kejahatan: a) Percobaan : tidak dipidanab) Membantu : tidak dipidanac) Daluwarsa : lebih pendekd) Delik aduan : tidak adae) Aturan ttg Gabungan berbeda

KUHP : Buku III

Edi Yuhermansyah. SHI, LL.M

Jenis Delik (2)

D. Materiil : Yang dirumuskan akibatnya --> Ps 338, Ps 187, dll

D. Komisi : melanggar larangan dg perbuatan aktif

D. Dolus : delik dilakukan dg sengaja, mis. Ps 338, Ps 351

D. Formil : yang dirumuskan bentuk perbuatannya --> Ps 362, Ps 263, dll

D. Omisi : melakukan delik dg perbuatan pasifa) D. Omisi murni : melanggar perintah dg tidak berbuat, mis. Ps 164, Ps 224 KUHPb) D. Omisi tak murni : melanggar larangan dg tidak berbuat, mis Ps 194 KUHP

D. Culpa : Delik dilakukan dg kealpaan, mis. Ps 359, Ps 360

Edi Yuhermansyah. SHI, LL.M

Jenis Delik (3)

D. Biasa : penuntutannya tidak memerlukan pengaduan, mis. Ps 340, Ps 285

D. Aduan : penuntutannya memerlukan pengaduan, mis. Ps 310, Ps 284

Edi Yuhermansyah. SHI, LL.M

Tindak Pidana (5)

SubyekManusia (natuurlijk personen)

a) syarat merumuskan : “Barangsiapa ….”

b) hukuman : mati, penjara, kurungan, dll (Ps 10 KUHP)

c) Hukum Pidana disandarkan pada kesalahan orang

KorporasiUU TPEUU Pemberantasan

T.P. KorupsiDraft RUU KUHPadanya kebutuhan

untuk memidana korporasi

Korporasi ?Badan hukum ?

Edi Yuhermansyah. SHI, LL.M

Tindak Pidana (6)Cara Merumuskan Tindak Pidana

Edi Yuhermansyah. SHI, LL.M

disebutkan unsur-unsurnya, tidak disebut kualifikasinya --> mis. Ps 106, Ps 167, Ps 209

Disebutkan unsur-unsurnya & disebut kualifikasinya --> mis, Ps 362 KUHP

disebutkan kualifikasinya tanpa disebut unsur-unsurnya --> mis. Ps 184, Ps 297, Ps 351

Tindak Pidana (6)

Unsur-unsur (van Bemmelen)

Di dalam perumusan (bagian) dimuat dalam surat dakwaan semua syarat yg dimuat dalam

rumusan delik merup-akan bagian-bagian, sebanyak itu pula, yg apabila dipenuhi membuat tingkah laku menjadi tindakan yg melawan hukum

1. Tingkah laku yg dilarang2. Bagian subyektif : kesalahan, maksud,

tujuan, niat, rencana, ketakutan3. Bagian obyektif : secara melawan

hukum, kausalitas, bagian2 lain yg menentukan dapat dikenakan pidana (syarat tambahan; keadaan)

4. Bagian yg mempertinggi dapatnya dikenakan pidana

Di luar perumusan (unsur) : syarat dapat dipidana

1. Secara melawan hukum

2. Dapat dipersalahkan

3. Dapat dipertanggungjawabkan

Edi Yuhermansyah. SHI, LL.M

Tindak Pidana (7)

Unsur-unsur (Prof. Moeljatno)a. kelakuan dan akibat ( = perbuatan)b. hal ikhwal atau keadaan yg menyertai

perbuatanc. keadaan tambahan yg memberatkand. unsur melawan hukum yg obyektife. unsur melawan hukum yg subyektif

Edi Yuhermansyah. SHI, LL.M

Tindak pidana (8)

Unsur-unsur

Unsur2 dalam perumusan

A. Unsur Obyektif- perbuatan (aktif/pasif)- akibat- melawan hukum- syarat tambahan- keadaan

B. Unsur Subyektif- kesalahan : (a) sengaja (b) kealpaan - keadaan

Unsur2 di luar perumusan

- secara melawan hukum- dapat dipersalahkan - dapat

dipertanggungjawab kan

Edi Yuhermansyah. SHI, LL.M

Contoh unsur2 dalam rumusan tindak pidana (1) Pasal 362 KUHPbarangsiapamengambilbarang

- yg sebagian/ seluruhnya kepunyaan orang lain

dengan maksud memiliki secara melawan hukum

Pasal 338 KUHPbarangsiapadengan sengajamenghilangkan

nyawa orang lain

Edi Yuhermansyah. SHI, LL.M

Contoh unsur2 dalam rumusan tindak pidana (2)Pasal 285barangsiapadengan kekerasan

atau ancaman kekerasanmemaksaseorang wanita bersetubuh dengan

diadi luar perkawinan

Pasal 259barangsiapakarena kealpaannyamenyebabkan orang

lain mati

Edi Yuhermansyah. SHI, LL.M

Tempus delicti penting diketahui dalam hal2 :Kaitannya dg Ps 1 KUHPKaitannya dg aturan tentang DaluwarsaKaitannya dg ketentuan mengenai pelaku

tindak pidana anak : Ps 45,46,47 KUHP atau UU Pengadilan Anak

Edi Yuhermansyah. SHI, LL.M

Teori2 Tempus Delicti1. Teori Perbuatan fisik (de leer van de

lichamelijke daad)2. Teori bekerjanya alat yg digunakan (de

leer van het instrumen)3. Teori Akibat (de leer van het gevolg)4. Teori waktu yg jamak (de leer van de

meervoudige tijd)

Edi Yuhermansyah. SHI, LL.M

Teori2 Locus Delicti

1. Teori Perbuatan fisik (de leer van de lichamelijke daad)

2. Teori bekerjanya alat yg digunakan (de leer van het instrumen)

3. Teori Akibat (de leer van het gevolg)4. Teori Tempat yg jamak (de leer van de

meervoudige tijd)

Edi Yuhermansyah. SHI, LL.M

Locus delicti penting diketahui dalam hal2 :Hukum pidana mana yang akan diberlakukan

- H. Indonesia atau H. negara lainKompetensi relatif suatu pengadilan

- contoh : PN Jakarta Selatan atau PN Bogor

Edi Yuhermansyah. SHI, LL.M

Teori mana yg dipilih ?

Van Hamel, Simons :Bergantung sifat dan corak perkara konkret yang hendak diselesaikan

Hazewinkel-Suringa, Zevenbergen, Noyon-Langemejer :Mempergunakan 3 teori sec teleologis

Periksa buku Utrecht hal 239

Edi Yuhermansyah. SHI, LL.M

Contoh Kasus

B. Aceh Medan Padang

racun diminum mati

Edi Yuhermansyah. SHI, LL.M

Meervoudige locus delicti

•Hakim diberi kemerdekaan memilih diantara 3 locus delicti ini•Lihat --> Keputusan Hoge Raad 2/1/1923 w.Nr.1108

Edi Yuhermansyah. SHI, LL.M

top related