teknik penyampaian pesan dakwah dalam film sang...
Post on 27-Apr-2019
277 Views
Preview:
TRANSCRIPT
TEKNIK PENYAMPAIAN PESAN DAKWAH
DALAM FILM SANG PENCERAH
KARYA HANUNG BRAMANTYO
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan
Mencapai Derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI)
Arifiyah Tsalatsati AM 071211034
FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011
ii
NOTA PEMBIMBING
Lamp : 5 (lima) eksemplar
Hal : Persetujuan Naskah Skripsi
Kepada Yth. Bapak Dekan Fakultas Dakwah
IAIN Walisongo Semarang
Di Semarang
Assalamu’alaikum. Wr. Wb.
Setelah membaca, mengadakan koreksi dan perbaikan sebagaimana
mestinya, maka kami menyatakan bahwa skripsi saudara :
Nama : Arifiyah Tsalatsati AM
NIM : 071211034
Jurusan : Dakwah / KPI
Judul Skripsi :TEKNIK PENYAMPAIAN PESAN DAKWAH DALAM
FILM SANG PENCERAH KARYA HANUNG
BRAMANTYO
Dengan ini telah kami setujui dan mohon agar segera diujikan. Demikian
atas perhatiannya diucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.
Semarang, 2 Desember 2011
Pembimbing,
Bidang Substansi Materi Bidang Metodologi & Tata Tulis
H.M. Alfandi, M.Ag Nur Cahyo Hendro Wibowo, M.Kom
NIP. 19710830 199703 1 003 NIP. 1973 1222 2006 04 1001
iii
PENGESAHAN
SKRIPSI
TEKNIK PENYAMPAIAN PESAN DAKWAH DALAM FILM
SANG PENCERAH KARYA HANUNG BRAMANTYO
Disusun oleh
ARIFIYAH TSALATSATI AM
0 7 1 2 1 1 0 3 4
telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
pada tanggal 14 Desember 2011
Dan dinyatakan telah lulus memenuhi syarat
Susunan Dewan Penguji
Ketua Dewan Penguji/
Pembantu Dekan III Penguji I
Drs. H. Ahmad Anas, M.Ag Dra. Hj. Amelia Rahmi, M.Pd
NIP. 19660513 199303 1 002 NIP. NIP.19660209 199303 2 003
Sekretaris Dewan Penguji/
Pembimbing Penguji II
H. M. Alfandi, M.Ag Drs. H. Fakhrurrozi, M.Ag
NIP. 19710830 199703 1 003 NIP. 19690501 199403 1 001
Pembimbing I Pembimbing II
H.M. Alfandi, M.Ag Nur Cahyo Hendro W, M.Kom
NIP. 19710830 199703 1 003 NIP. 1973 1222 2006 04 1001
iv
PERNYATAAN
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa
skripsi ini adalah murni hasil karya saya sendiri dan di dalamnya tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
perguruan tinggi di lembaga pendidikan lainnya. Skripsi ini juga tidak berisi
pikiran-pikiran orang lain kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang
dijadikan bahan rujukan.
Semarang, 2 Desember 2011
Tanda Tangan
Arifiyah Tsalatsati AM
NIM: 0 7 1 2 1 1 0 3 4
v
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillahirabbil„alamin, segala puji syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, inayah, serta hidayahNya
sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tetap terlimpahkan kepangkuan
beliau Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabat-sahabatnya serta
orang-orang mukmin yang senantiasa mengikutinya.
Dengan penuh kesadaran dan kerendahan hati, penulis sampaikan bahwa
keberhasilan dalam penyusunan skripsi dengan judul “Teknik Penyampaian Pesan
Dakwah Dalam Film Sang Pencerah Karya Hanung Bramantyo” tidak terlepas
dari bantuan, semangat, dan dorongan baik material maupun spiritual dari
berbagai pihak. Skripsi ini tidak mungkin selesai tanpa adanya dukungan dan
bantuan oleh semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh
karena itu, dengan segala kerendahan dan ketulusasn hati penulis sampaikan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :
1. Prof. Dr. Muhibbin, M.Ag Selaku Rektor IAIN Walisongo Seamarang.
2. Dr. M. Sulthon, M.Ag selaku Dekan Fakultas Dakwah IAIN Walisongo.
3. H.M.Alfandi, M.Ag dan Ahmad Faqih, S.Ag, M.Si selaku Ketua Jurusan dan
Sekretaris Jurusan KPI.
4. H. M. Alfandi, M.Ag dan Nur Cahyo Hendro Wibowo, M.Kom selaku dosen
pembimbing I dan pembimbing II yang telah mencurahkan waktu, tenaga,
dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam
penyusunan skripsi ini.
5. H. M. Alfandi, M.Ag selaku wali studi yang selalu memberi semangat dan
bersedia meluangkan waktu dan tenaganya, memberikan bimbingan dan
pengarahan dengan sabar dan telaten selama masa perkuliyahan dan dalam
penulisan skripsi ini.
vi
6. Dra. Hj. Amelia Rahmi, M.Pd dan Drs. H. Fakhrurrozi, M.Ag selaku dewan
penguji munaqosah yang telah berkenan menguji skripsi penulis serta
memberikan banyak masukan untuk kesempurnaan skripsi penulis.
7. Keluarga besar Civitas Akademika Fakultas Dakwah IAIN Walisongo
Semarang, khususnya para Dosen Pengajar yang telah membekali ilmu
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
8. Ayahanda H. Abubakar Sidik, AS dan Ibunda Hj. Mudaah Shohari tercinta,
inilah perjuangan, cinta, kasih sayang, dan ketulusan kalian yang tak akan
pernah terhenti, yang telah berjuang membesarkan dan mendidik penulis
untuk mengantar putrimu menjadi manusia yang lebih berarti.
9. Kakak kandung dan Kakak Iparku (Mustika Awaludin AM, Ahmad Itsna
Fitrawan AM, Eki Safroti, Farida Noviani) yang telah memberikan semangat,
motivasi dan dukungan bagi penulis.
10. Keponakan-keponakanku yang penulis sayangi (M. Zaidan Amanullah, M.
Zulfan Firdaus, Itsnada Nisaa Uthoyibathi dan M. Khilmi Habibi Itsnada)
senyuman dan kelucuan kalian memberikan semangat bagi penulis.
11. Kakak sekaligus sahabatku M.Mansur Syariffudin yang selalu membantu,
memberikan suport, dukungan dan semangat sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
12. Kawan-kawan KPI 2007 Senasib seperjuangan atas kebersamaan, semangat
dan canda tawa yang kalian berikan pada penulis.
13. Kawan-kawan KKN 2011 Desa Plososari Kecamatan Patean Kabupaten
Kendal yang telah ajarkan arti tanggungjawab dan hidup bermasyarakat bagi
penulis.
14. Keluarga besar HMI Badan Koordinasi (Badko) DIY - Jawa Tengah , HMI
Cabang Semarang, HMI Komisariat Dakwah IAIN Walisongo Semarang
yang telah membimbing dan berjuang bersama penulis untuk mengarungi
samudra ilmu dan memberikan pengalaman yang sangat luar biasa bagi
penulis.
vii
15. Keluarga besar KOHATI HMI Badan Kordinasi (Badko) DIY- Jawa
Tengah, KOHATI HMI Cabang Semarang, KOHATI HMI Komisariat
Dakwah IAIN Walisongo Semarang yang memberikan semangat dan
berjuang bersama penulis mewujudkan pribadi yang berguna untuk
masyarakat khususnya para kaum perempuan.
16. Keluarga besar kost H. Abdul Basith beserta teman-teman kost ( Vyki,
Arifah, Tegar, Wuri, Olif, Inayah, Eva, Anis, Tuti, Minati, Diah, Nike, Ida,
Fatimah, Dina, Farida, Ida Brebes, Irni, Ulya dan Naning) yang selalu
memberikan dukungan dan semangat bagi penulis.
17. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu.
Kepada mereka semua penulis tidak bisa memberikan balasan apapun
hanya untaian ucapan “sukron katsiron” dan permohonan maaf, semoga kebaikan
serta amal shaleh mereka diterima dan mendapatkan balasan dari Allah.SWT.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak
kekurangan dan kesalahan, maka penulis sangat mengharapkan saran dan kritik
yang konstruktif demi perbaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi
semua pihak. Amin.
Semarang, 2 Desember 2011
Penulis,
Arifiyah Tsalatsati AM
0 7 1 2 1 1 0 3 4
viii
PERSEMBAHAN
Ketika segenggam doa dipanjatkan
Dengan setetes airmata
Dengan sebutir kepasrahan di hati
Maka datanglah secercah cahaya
Cahaya Allah yang menjadi jalan
Bahwa doa akan terkabul dalam bentuk apapun..,
Alhamdulillahirobbil ‘alamien setelah melalui proses perjuangan
yang cukup melelahkan, akhirnya menghasilkan sebuah karya yang
memberikan kepuasan di dalam hati penulis. Dengan ketulusan hati dan
alunan doa kupersembahkan karya ini untuk orang-orang yang telah
memberikan arti dalam perjalanan hidupku :
Kedua orang tuaku Ayahanda H. Abubakar Sidik AS, BA dan
Ibunda Hj. Muda’ah tercinta, yang selalu membimbing dan
mendoakanku disetiap sujudmu, restu dan ridhomu adalah
semangatku dalam mengarungi samudra kehidupan yang penuh
dengan segala rintangan serta yang selalu memberikan
pencerahan jiwa, motivasi, dan dukungannya. Terimakasih yang
tak terhingga atas pengorbanan dan kasih sayang yang engkau
berikan padaku, semoga karya ini menjadi pengganti rasa
bhaktiku sebagai putrimu.
ix
Kakak Kandungku dan Kakak Iparku (Mustika Awaludin AM,
Ahmad Itsna Fitrawan AM, Eki Safroti, Farida Noviani) yang
sangat penulis sayangi, yang senantiasa memberikan doa,
motivasi, semangat dan dukungannya selama ini, semoga
kebahagiaan da kesuksesan selalu menyertai kalian.
Keponakan-keponakanku (M. Zaidan Amanullah, M. Zulfan
Firdaus, Itsnada Nisaa Uthoyibathi, M.Khilmi Habibi Itsnada)
yang penulis sayangi, senyuman dan kelucuan kalian menjadikan
semangat bagi penulis. Semoga kalian tumbuh menjadi anak yang
soleh dan solekha.
Pujaan Hatiku, jeritan doa semangatmu berikan arti tersendiri
dalam langkahku. Kau yang selalu bangunkan langkah disaat ku
rapuh, kau yang selalu dengarkan resahku, kau yang selalu
tebarkan kesabaran, kau yang menjadi penyejuk disaat ku layu,
kau yang menjadi sandaran disaat letihku, dan kau yang tiada
pernah henti menaburkan motivasi agar ku senantiasa melangkah,
berjuang dan selalu berjuang.
x
MOTTO
“Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari
kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir,
pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya
kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal
di dalamnya.” (Q.S. Al Baqoroh : 257)
xi
ABSTRAKSI
Arifiyah Tsalatsati AM (071211034) “Teknik Penyampaian Pesan
Dakwah Dalam Film Sang Pencerah Karya Hanung Bramantyo” Skripsi,
Program Strata 1 (S.1), Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, IAIN
Walisongo Semarang. Menjaga warisan budaya merupakan bentuk kecintaan terhadap bangsa.
Namun, jika budaya itu sudah melenceng dari nilai-nilai agama dan dapat
merusak aqidah, itu harus mendapat perhatian yang serius. Dahulu hingga
sekarang, warisan budaya berupa praktik kegiatan ritual, yang menjurus kepada
kemusyrikan hingga saat ini masih terjadi di masyarakat. Rendahnya pengetahuan
agama, ditambah alasan warisan budaya menjadikan praktik kemusyrikan
mengakar kuat dan sulit untuk dihilangkan. Dan ini yang menjadikan peradaban
bangsa dianggap rendah. Dibutuhkan pemahaman dengan pendekatan sejarah
untuk memberikan informasi kepada masyarakat agar perbuatan itu dapat
ditinggalkan.
Film mempunyai sumbangsih besar dalam pembentukann peradaban
masyarakat karena dapat memberikan pengaruh besar pada jiwa manusia.
Kekuatan mempengaruhi (effect of power) film merupakan kelebihan sekaligus
kekurangan yang tidak bisa ditolak. Film difungsikan sebagai penyebaran nilai-
nilai (transmission of values) karena masyarakat dapat dipengaruhi oleh apa yang
mereka lihat dari film tersebut. Dalam konteks ini, perilaku masyarakat yang
menyimpang dari nilai-nilai Islam perlu mendapatkan pencerahan. Maka,
dibutuhkan film yang memiliki nilai dan pesan dakwah yang mencerahkan, yang
dapat mengajak dan memberikan tuntunan kepada masyarakat untuk berbuat baik.
Film yang mengandung nilai sejarahlah yang dapat memberikan wawasan
serta pencerahan atas kondisi yang terjadi di masyarakat. Dan film itu adalah film
Sang Pencerah. Film ini bercerita tentang kisah perjuangan K.H Ahmad Dahlan
yang berjuang untuk meluruskan akidah masyarakat Kauman yang melakukan
praktik-praktik kemusyrikan. Selain itu, diusianya yang masih cukup muda,
Ahmad Dahlan dengan ilmu Falaq yang dimilikinya, yang merasa gelisah melihat
adanya praktik shalat yang melenceng, yang tidak mengarah lurus ke Ka‟bah
menggerakkan hatinya untuk melakukan tindakan dengan mengubah arah kiblat
Masjid Kauman. Namun, justru tindakan tersebut memicu kemarahan Kyai
Penghulu Kamaludiningrat yang merupakan kyai penjaga tradisi. Akibatnya,
surau milik Ahmad Dahlan kemudian dirobohkan karena dituding menyebarkan
aliran sesat. Ahmad Dahlan yang memiliki semangat perubahan tidak lantas
berhenti melakukan tindakan-tindakan yang bernilai sosial. Ia membuka sekolah
dengan menggunakan kursi seperti di sekolah modern Belanda. Akan tetapi,
tindakan ini membuatnya dituding sebagai Kyai Kafir. Selain itu, tuduhan Kyai
Kejawen juga dilemparkan kepadanya karena Ahmad Dahlan dekat dengan
cendikiawan Jawa pada organisasi Budi Utomo. Semua penolakan dan tuduhan
tersebut tidak membuat Ahmad Dahlan mundur. Didampingi istrinya Siti Walidah
dan dukungan lima orang murid setianya yang bernama Fahrudin, Sudja, Sangidu,
Hisyam dan Dirjo, Ahmad Dahlan membentuk organisasi Muhammadiyah untuk
memperkuat dan memperluas area dakwahnya. Berdasarkan latar belakang di atas,
xii
maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: Apa pesan dakwah dalam
film Sang Pencerah dan Bagaimana teknik penyampaian pesan dakwah dalam
film Sang Pencerah. Penelitian film Sang Pencerah bertujuan untuk mengetahui isi pesan
dakwah dan teknik penyampaian pesan dakwah. Dalam melakukan pemaknaan
sebuah film, diperlukan metodologi penelitian yang sesuai agar nantinya dapat
mengungkap makna yang tersembunyi dibalik tanda-tanda yang ada dalam film.
Penulis menggunakan metodologi kualitatif dengan spesifikasi penelitian
deskriptif fokus pada analisis semiotik. Penelitian ini menggunakan pendekatan
semiotik Roland Barthes dengan melakukan pendekatan signifikasi dua tahap,
yaitu tahap denotatif dan konotatif. Adapun unit analisis penelitian ini adalah
gambar dan suara: kata yang diucapkan (ditambah dengan suara-suara lain yang
serentak mengiringi gambar). Scene yang penulis teliti adalah scene yang
mengandung unsur teknik penyampaian pesan dalam film Sang Pencerah.
Berdasarkan data yang telah diteliti, hasil penelitian menunjukan bahwa
pesan dakwah dalam film Sang Pencerah diklasifikasikan menjadi 3 yaitu Akidah,
Syariah, dan Akhlak. Pesan Akidah dalam film ini hanya dalam bidang keimanan
kepada Allah. Pesan Syariah mencakup pesan ibadah, pesan sosial dan pesan
pendidikan. Dan pesan Akhlak mencakup bidang akhlak terhadap keluarga dan
akhlak terhadap sesama. Teknik penyampaian pesan dalam film ditinjau dari 2
aspek yaitu pertama, Audio meliputi dialog , musik, dan sound effect. Kedua,
Visual meliputi adegan dan lokasi.
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
NOTA PEMBIMBING .............................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN .................................................................... iv
KATA PENGANTAR ................................................................................ v
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. viii
HALAMAN MOTTO ................................................................................ x
ABSTRAKSI ............................................................................................... xi
DAFTAR ISI ............................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang………………………………………. 1
1.2. Perumusan Masalah………………………………….. 6
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian…………………….... 6
1.4. Tinjauan Pustaka…………………………………….. 7
1.5. Metodologi Penelitian……………………………..… 8
1.6. Sistematika Penulisan…………………………….….. 15
BAB II KAJIAN TENTANG DAKWAH DAN FILM
2.1. Kajian Tentang Dakwah.............…………………….. 17
2.1.1. Pengertian dakwah............................................. 17
2.1.2. Dasar Hukum Dakwah....................................... 19
2.1.3. Unsur-unsur Dakwah......................................... 22
2.2. Kajian Tentang Film…………………......................... 33
2.2.1. Pengertian Film……………………………...... 33
2.2.2. Sejarah Film..............………………………..... 34
2.2.3 Jenis-Jenis Film................................................... 38
2.2.4 Unsur-usur Film.................................................. 39
2.2.5 Film Sebagai Media Dakwah............................ 48
xiv
2.2.6 Teknik Penyampaian Pesan Dalam Film............ 49
BAB III DESKRIPSI FILM SANG PENCERAH
3.1.Profil Film Sang Pencerah................………………. 53
3.2.Sinopsis Film Sang Pencerah .......……………......... 58
3.3.Pesan Dakwah dalam Film Sang Pencerah......…….. 59
3.3.1 Pesan Akidah.................................................... 60
3.3.2 Pesan Syariah.................................................... 61
3.3.3 Pesan Akhlak.................................................... 67
BAB IV ANALISIS PESAN DAKWAH DAN TEKNIK
PENYAMPAIANNYA DALAM FILM SANG PENCERAH
4.1.Analisis Pesan Dakwah Dalam Film Sang Pencerah... 71
4.1.1 Pesan Dakwah Berkaitan Dengan Akidah....... 71
4.1.2 Pesan Dakwah Berkaitan Dengan Syariah...... 76
4.1.3 Pesan Dakwah Berkaitan Dengan Akhlak...... 107
4.2.Analisis Teknik Penyampaian Pesan Dakwah Dalam
Film Sang Pencerah...................................................... 120
4.2.1 Teknik Penyampaian Pesan Dakwah Berkaitan
Dengan Akidah................................................ 120
4.2.2 Teknik Penyampaian Pesan Dakwah Berkaitan
Dengan Syariah................................................. 123
4.2.3 Teknik Penyampaian Pesan Dakwah Berkaitan
Dengan Akhlak................................................ 138
BAB V PENUTUP
5.1.Kesimpulan...................................................…….…... 144
5.2.Saran...............................................................….......... 146
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dakwah merupakan usaha manusia beriman untuk mempengaruhi dan
mengajak manusia agar mengikuti (menjalankan) ajaran agama Islam dalam
semua segi kehidupan. Menurut Amrullah Ahmad (1985 : 3), untuk mencapai
tujuan tersebut iman manusia perlu diaktualisasikan dan dimanifestasikan dalam
suatu sistem kegiatan yang dilaksanakan secara teratur pada dataran kenyataan
individual dan sosio-kultural dengan menggunakan cara-cara tertentu.
Sejalan dengan itu, dakwah pada saat ini telah memasuki era globalisasi.
Kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal.
Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekedar definisi kerja
(working definition), sehingga tergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada
yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, proses sejarah, proses alamiah
yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama
lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan eksistensi dengan
menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi, dan budaya masyarakat. Secara
umum, ada beberapa ciri fenomena globalisasi, diantaranya :
1. Perubahan dalam konsep ruang dan waktu. Perkembangan barang-barang
seperti telepon genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan bahwa
komunikasi global terjadi demikian cepatnya, sementara melalui pergerakan
2
massa semacam turis memungkinkan kita merasakan banyak hal dari budaya
yang berbeda.
2. Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling
bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional,
peningkatan pengaruh perusahaan multinasional, dan dominasi organisasi
semacam World Trade Organization (WTO).
3. Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa (terutama
televisi, film, musik, dan transmisi berita dan olah raga internasional). saat
ini, kita dapat mengkonsumsi dan mengalami gagasan dan pengalaman baru
mengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragam budaya, misalnya dalam
bidang fashion, literatur, dan makanan.
Di era globalisasi yang terus berkembang sampai saat ini, proses
penyampaian dakwah sangat perlu menggunakan alat penunjang berupa media,
yang mempermudah sampainya pesan dakwah kepada sasaran dakwah. Media ini
merupakan salah satu unsur penting dalam proses dakwah. Adapun bentuk media
tersebut berupa media cetak atau pun elektronik, dan dapat juga dalam bentuk
seni budaya baik berupa lisan, tulisan ataupun perbuatan. Segala sesuatu yang
mempermudah sampainya pesan dakwah kepada sasaran dakwah dapat
digolongkan sebagai media dakwah.
Salah satu media dakwah yang hingga kini dan masa yang akan datang
masih perlu dikembangkan adalah media elektronik. Dari berbagai bentuk media
elektronik inilah dapat dihasilkan radio, TV, film, dan lain sebagainya. Melalui
media ini, pesan dakwah dapat disiarkan langsung atau melalui rekaman kaset
3
video, visual atau audio visual. Agar tujuan tersebut dapat tercapai secara efektif
dan efesien, maka pelaksana dakwah harus mengorganisasikan segala komponen
tersebut, antara lain adalah unsur medianya (Asmuni Syukir, 1983 : 176).
Salah satu media elektronik yang sampai saat ini banyak diminati
masyarakat dan menunjang untuk keberhasilan dalam proses dakwah adalah film.
Film sebagai media komunikasi penyampai pesan, memiliki fungsi untuk
kepentingan dakwah. Sebagai media dakwah, film mempunyai keunggulan
dibandingkan dengan media massa lainnya (Enjang As dalam Kusnawan, 2004 :
95). Kelebihan film sebagai media dakwah dapat dilihat dari sifatnya, yaitu
berupa audio visual. Ali Aziz (2004 :152) menilai, film memiliki beberapa
keunikan, diantaranya:
1. Secara Psikologis, penyuguhan film secara hidup dan tampak, yang dapat
berlanjut dengan animation (kegembiraan) memiliki kecenderungan
mempengaruhi, sebagai keunggulan daya efektifnya terhadap penonton.
2. Media film yang menyuguhkan pesan hidup, dapat mengurangi keraguan apa
yang disuguhkan, lebih mudah di ingat dan mengurangi kelupaan.
Melihat beberapa keunikan film di atas, hal ini mempertegas bahwa film
dapat menjadi media dakwah yang sangat efektif. Hal ini senada dengan ajaran
Allah SWT, bahwa mengkomunikasikan pesan hendaknya dilakukan secara
qaulan syadidan, yaitu pesan yang disampaikan benar, menyentuh, dan membekas
dalam hati (Enjang As dalam Kusnawan, 2004 : 95).
Kekuatan dan kemampuan film mampu menjangkau banyak segmen sosial
dan membawa pengaruh yang besar terhadap perubahan sikap dan pergeseran
4
nilai. Pengaruh film sangat besar sekali terhadap jiwa manusia. Penonton tidak
hanya terpengaruh sewaktu atau selama menonton film, tetapi berpengaruh secara
terus menerus dalam waktu yang cukup lama. Pengaruh tersebut bisa
menimbulkan perubahan bagi penonton film (Astrid S Susanto, 1982 : 60).
Perkembangan media film dengan berbagai efek yang dimunculkan, itu
semua merupakan perkembangan arus globalisasi yang terus berjalan, dan pada
akhirnya telah mampu menciptakan kehidupan masyarakat modern. Adapun ciri-
ciri masyarakat modern, diantaranya memiliki keterbukaan terhadap pengalaman
dan ide baru, berorientasi ke masa sekarang dan masa depan, mempunyai
kesanggupan merencanakan, percaya bahwa manusia bisa mengendalikan alam
dan bukan sebaliknya. Hal ini terlihat dari teknologi-teknologi tinggi karya
manusia modern yang pada umumnya memiliki sistem kontrol untuk menegaskan
kekuasaan manusia. Adanya dikotomi manusia modern dan manusia tradisional,
sebagai lawan dari manusia modern, juga berdampak dari gaya hidup kedua
kelompok tersebut.
Berangkat dari hal di atas, untuk menghadapi arus globalisasi, tentunya
dakwah harus mengalami akselerasi guna mendapatkan efektifitas dakwah yang
diharapkan. Dakwah konvensional yang masih dilakukan sampai saat ini, lambat
laun dirasa kurang efektif, mengingat perkembangan arus globalisasi yang terus
menerus berkembang.
Melihat fenomena tersebut, penulis menilai perlu adanya film yang
menginspirasi perlunya melakukan akselerasi (percepatan) untuk menyelesaikan
problematika dakwah yang terjadi di masyarakat. Untuk itu, penulis mengangkat
5
film Sang Pencerah, sebuah film garapan Hanung Bramantyo yang terinspirasi
dari sejarah dakwah KH. Ahmad Dahlan.
Film Sang Pencerah bercerita tentang Ahmad Dahlan, seorang tokoh
ulama yang pada masa itu berusaha melakukan perubahan. Digambarkan dalam
film, Ahmad Dahlan adalah anak seorang ulama yang bernama Kyai H. Abu
Bakar bin Kyai Haji Sulaiman. Ahmad Dahlan pada waktu mudanya bernama
Muhammad Darwis. Sepulang dari Mekah, Darwis muda yang diperankan Ihsan
Taroreh mengubah namanya menjadi Ahmad Dahlan. Seorang pemuda usia 21
tahun yang gelisah atas pelaksanaan syariat Islam yang melenceng ke arah bid’ah
atau sesat.
Melalui Langgar atau suraunya, Ahmad Dahlan yang diperankan oleh
Lukman Sardi mengawali pergerakan dengan mengubah arah kiblat yang salah di
Masjid Besar Kauman yang mengakibatkan kemarahan seorang kyai penjaga
tradisi, Kyai Penghulu Kamaludiningrat diperankan oleh Slamet Rahardjo,
sehingga surau Ahmad Dahlan dirobohkan karena dianggap mengajarkan aliran
sesat. Ahmad Dahlan juga di tuduh sebagai kyai kafir hanya karena membuka
sekolah yang menempatkan muridnya duduk di kursi seperti sekolah modern
Belanda.
Hal itu tidak membuat pemuda Kauman itu surut. Dengan ditemani istri
tercinta dan lima muridnya yang setia, Ahmad Dahlan membentuk organisasi
sejalan perkembangan zaman. Organisasi tersebut diberi nama Muhammadiyah.
Adapun lima murid Ahmad yang setia diantaranya : Sudja yang diperankan oleh
Giring Nidji, Sangidu diperankan oleh Ricky Perdana, Fahrudin diperankan oleh
6
Mario Irwinsyah, Hisyam diperankan oleh Dennis Adishwara dan Dirjo
diperankan oleh Abdurrahman Arif.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk mengkaji
hal tersebut dalam bentuk penelitian skripsi dengan judul : “TEKNIK
PENYAMPAIAN PESAN DAKWAH DALAM FILM SANG PENCERAH
KARYA HANUNG BRAMANTYO”.
1.2. Perumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang penelitian di atas, maka penulis
merumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah :
1. Apa pesan dakwah dalam film ”Sang Pencerah” ?
2. Bagaimana teknik penyampaian pesan dakwah dalam film ”Sang Pencerah”?
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui isi pesan dakwah dan
teknik penyampaian pesan dakwah dalam film “Sang Pencerah”.
1.3.2. Manfaat Penelitian
a. Memberi tambahan wacana dan pengetahuan tentang teknik
penyampaian pesan dakwah dalam film “Sang Pencerah”.
b. Menumbuhkan dan memberi pemahaman bahwa film merupakan
salah satu media dakwah yang efektif.
c. Menambah khasanah keilmuan di bidang komunikasi khususnya ilmu
komunikasi Islam dan dakwah.
7
1.4. Tinjauan Pustaka
Pertama, Penelitian Ahmad Munif (2004) dengan judul : Muatan Dakwah
Dalam Film ”Children of Heaven”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
muatan dakwah dalam film Children of Heaven. Untuk meneliti penulis
menggunakan penafsiran prospective dan kategorisasi sebagai teknik analisis data,
sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan semiotik. Berdasarkan
hasil penelitian dapat diketahui bahwa film Children of Heaven mempunyai
muatan dakwah di dalamnya. Muatan dakwah yang paling utama dalam film ini
adalah ajaran untuk percaya kepada Allah dan menempati janji yang
dikategorikan dalam 3 bidang yaitu aqidah, syariah, dan akhlak.
Kedua, Penelitian Muhammad Amin (2007) dengan judul ”Pendekatan
Dakwah Dalam Film Kafir”. Dalam penelitiannya Muhammad Amin
menitikberatkan pada pendekatan dakwah yang digunakan dalam film kafir
dengan menggunakan pendekatan semiotik. Berdasarkan data yang telah diteliti
kesimpulannya bahwa film kafir disajikan dengan pendekatan dakwah berdasar
pola penyampaian pesan keagamaan yang ditunjukan dalam pendekatan tanwir,
pendekatan tabsyir, dan pendekatan tandzir. Dan pendekatan dakwah yang banyak
termuat dalam film kafir adalah pendekatan tandzir.
Ketiga, Penelitian Silvia Riskha Febriar (2010) dengan judul ”Pesan
Dakwah Dalam Film Perempuan Berkalung Sorban (Analisis Pesan Tentang
Kesetaraan Gender dalam Prespektif Islam)”. Dalam penelitian Silvia Riskha
Febriar bertujuan untuk mengetahui Pesan dakwah dalam Film Perempuan
berkalung Sorban mengenai kesetaraan gender. Pendekatan yang dipakai dalam
8
penelitian ini adalah semiotik. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui
kesimpulannya bahwa pesan yang terkandung dalam film perempuan berkalung
sorban adalah yang berhubungan dengan syariah dalam bidang muamalah yang
disajikan dalam dua bentuk yaitu bidang domestik dan bidang publik.
Dari beberapa kajian penelitian di atas, maka dapat dilihat relavansinya
dengan penelitian ini, sebab pada dasarnya peneliti sama-sama meneliti tentang
pesan dakwah. Akan tetapi, dalam penelitian ini dikhususkan mengkaji tentang
Teknik Penyampaian Pesan Dakwah dalam film Sang Pencerah.
1.5. Metodologi Penelitian
1.5.1. Jenis Pendekatan dan Spesifikasi Penelitian
Jenis Penelitian ini adalah kualitatif yakni penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang diamati (Meleong Lexy, 2004: 3). Dengan
kata lain penelitian kualitatif adalah penelitian yang mengkaji data secara
mendalam tentang semua kompleksitas yang ada dalam konteks penelitian
tanpa melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya (Danim
Sudarwan, 2002 : 153).
Jenis pendekatan yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan
semiotik. Semiotik adalah ilmu tentang tanda-tanda. Semiotik dapat
didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari sederetan luas obyek-obyek,
peristiwa-peristiwa, seluruh kebudayaan sebagai tanda. Tanda
didefinisikan sebagai sesuatu yang atas dasar konvensial sosial yang
terbangun sebelumnya, dapat dianggap mewakili sesuatu yang lain ( Alex
9
Sobur, 2004 : 96). Semiotik dapat digunakan untuk meneliti bermacam-
macam teks seperti berita, film, iklan, fashion, fiksi, puisi, dan drama
(Alex Sobur, 2004: 123).
Film merupakan bidang kajian yang sangat relevan bagi analisis
semiotik. Film pada umumnya dibangun dengan banyak tanda. Tanda –
tanda itu termasuk berbagai sistem tanda yang bekerja sama dengan baik
untuk mencapai efek yang diharapkan (Alex Sobur, 2004 : 128).
Rangkaian gambar dalam film menciptakan imaji dan sistem penandaan.
Kedinamisan gambar pada film menarik daya tarik langsung yang sangat
besar, yang sulit ditafsirkan. Semiotika pada penelitian yang terfokus
untuk meneliti teknik penyampaian pesan dakwah dalam film Sang
Pencerah ini akan dianalisis dengan teori semiotiknya Roland Barthes.
Teori Barthes ini cocok oleh peneliti dengan menggunakan interprestasi
yang tepat dengan menggambarkan secara sistematis, faktual, dan akurat.
Spesifikasi yang digunakan peneliti adalah penelitian deskriptif
karena data yang dikumpulkan berupa kata-kata bukan angka-angka dan
disertai analisis untuk menggambarkan bagaimana isi penggambaran
pesan dakwah terutama teknik penyampaian pesan dakwah dalam film
Sang Pencerah.
1.5.2. Definisi Konseptual
Dalam penelitian ini diperlukan konsep yang jelas bagi unsur-unsur
masalah yang diteliti. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi perbedaan
pengertian antara penulis dan pembaca, sehingga terjadi persamaan
10
presepsi dalam penelitian ini, maka dibutuhkan definisi konseptual. Oleh
sebab itu perlu adanya batasan-batasan definisi dari judul Teknik
Penyampaian Dakwah dalam Film “Sang Pencerah”.
Strategi merupakan langkah-langkah operasional dalam menuju
terlaksananya suatu kegiatan yang merupakan taktik untuk mencapai
tujuan dari kegiatan itu, dalam pengertian berhasil dengan baik dalam
mencapai sasaran yang dikehendaki. Strategi dalam menyampaikan pesan
agama dapat dilakukan dengan melaksanakan kegiatan dakwah melalui
pola dakwah yang tepat dan sesuai dengan sasaran dakwahnya. Pola
dakwah yang dapat dijadikan strategi dalam kegiatan dakwah meliputi
strategi dakwah bil lisan dan strategi dakwah bil hal (M. Bachri Ghazali,
1997 : 22).
Metode adalah suatu cara yang ditentukan secara jelas untuk
mencapai dan menyelesaikan suatu tujuan, rencana sistem, tata pikir
manusia (M.Munir dan Wahyu Illahi,2006 : 32). Didalam melaksanakan
suatu kegiata dakwah diperlukan metode penyampaian yang tepat agar
tujuan dakwah tercapai. Metode dalam kegiatan dakwah ialah suatu cara
yang dipakai juru dakawah untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah (M.
Bachri Ghazali, 1997 : 24). Metode-metode dakwah yang efektif
diantaranya metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi, metode
sisipan, metode propaganda, metode keteladanan, metode home visit, dan
metode drama.
11
Teknik merupakan operasionalisasi metode kegiatan yang
dilakukan dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Di dalam
kegiatan dakwah terdapat teknik dakwah yang diperlukan sesuai dengan
metode yang digunakan dalam melaksanakan kegiatan dakwah, maka
dapat diteatapkan bagaimana teknik pelaksanaannya. Jadi teknik
merupakan tindak lanjut operasionalisasi kegiatan dakwah yang
diperlukan guna tercapainya kegiatan dakwah. (M.Bahri Ghazali, 1997 :
26).
Pesan adalah berita atau informasi yang disampaikan komunikator
kepada komunikan. Dalam penelitian ini pesan yang dimaksud adalah
pesan atau materi dakwah yang terkandung dalam film “Sang Pencerah”.
Meteri Dakwah ialah masalah isi pesan atau materi yang dasampaikan da’i
kepada mad’u yang berisi tentang ajaran-ajaran Islam ( Ali Aziz, 2004 :
94).
Film Sang pencerah adalah Film yang berlatarbelakang sejarah
diakhir abad ke- 19 menceritakan sepak terjang Muhammad Darwis yang
dikenal sebagai K.H.Ahmad Dahlan Sang Pendiri Muhammadiyah. Film
ini berdurasi 112 menit yang ditulis dan disutradarai oleh Hanung
Bramantyo.
Definisi konseptual dari teknik penyampaian pesan dakwah dalam
film “Sang Pencerah” yang penulis maksud berupa Audio Visual. Audio
meliputi dialog, musik, dan sound effect. Dan visual meliputi adegan dan
lokasi.
12
1.5.3. Sumber dan Jenis Data
1. Data Primer
Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari subyek
penelitian menggunakan alat pengukuran atau pengukuran data
langsung pada obyek sebagai informasi yang akan dicari (Saefudin
Azwar, 2005: 91). Sumber data primer yang dimaksud di sini adalah
sumber data yang digali langsung dari film yang dijadikan obyek
penelitian, yaitu Film “Sang Pencerah”.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui pihak lain, tidak
langsung diperoleh dari subyek penelitian (Saefudin Azwar, 2005 :
91). Sedangkan sumber data sekunder yang dimaksud disini adalah
sumber data yang bukan berasal dari film ”Sang Pencerah” yang
berarti berupa tulisan yang membahas masalah yang berkaitan dengan
masalah yang dibahas dalam penelitian ini.
1.5.4. Teknik Pengumpulan data
Sumber data dalam penelitian ini adalah film, yang berarti data
yang didokumentasikan. Maka teknik yang perlu dijalankan adalah dengan
teknik dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel
yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,
notulen rapat, agenda dan cara sebagainya (Wardi Bachtiar, 1997 : 77).
13
Teknik dokumentasi disebut juga teknik pencatatan data atau
pengumpulan dokumen. Teknik dokumentasi ini dilakukan dengan
mencari data utama berupa film “Sang Pencerah” dan bahan-bahan lain
yang berkaitan dengan judul penelitian.
1.5.5. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan proses mengatur urutan data,
mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan santunan uraian
dasar (Iqbal Hasan, 2002 : 97).
Beberapa permasalahan yang dikemukakan pada rumusan masalah
akan dipecahkan dengan menggunakan analisis semiotik dari teori Roland
Barthes. Roland Barthes membuat sebuah model sistematis dalam
menganalisis makna dari tanda-tanda melalui analisis semiotik ini. Kita
tidak hanya mengetahui bagaimana isi pesan yang hendak disampaikan,
melainkan juga bagaimana pesan dibuat, simbol-simbol apa yang
digunakan untuk mewakili pesan-pesan melalui film yang disusun pada
saat disampaikan kepada khalayak.
Barthes memfokuskan pada gagasan tentang signifikasi dua tahap,
yaitu denotasi dan konotasi. Denotasi adalah hubungan eksplisit antara
tanda dengan referensi atau realitas dalam pertandaan, atau definisi
obyektif kata tersebut, sedangkan konotasi adalah makna subyektif atau
emosionalnya (Alex Sobur, 2004 : 263). Hal ini menggambarkan interaksi
yang terjadi ketika tanda bertemu dengan perasaan atau emosi dari
pembicaraan serta nilai-nilai kebudayaan. Istilah ini yang digunakan
14
Barthes untuk menunjuk signifikasi tahap kedua. Pada tatanan tahap kedua
(konotasi) berhubungan dengan isi, tanda bekerja melalui mitos (myth).
Mitos adalah kebutuhan manusia dan sebagai bentuk simbol dalam
komunikasi. Mitos adalah cerita yang digunakan suatu kebudayaan untuk
menjelaskan atau memahami beberapa aspek dari realitas atau alam (Alex
Sobur, 2004 : 128).
Adapun cara kerja atau langkah-langkah model Semiotik Roland
Barthes dalam mengenalisis makna dapat dipetakan sebagai berikut :
1. Signifier
(Penanda)
2. Signified
(Petanda)
1. Denotatif Sign (Tanda Denotatif)
4. CONNOTATIF SIGNIFIER
(PENANDA KONOTATIF)
5.CONNOTATIF SIGNIFIED
(PETANDA KONOTATIF)
6. CONNOTATIF SIGN (TANDA KONOTATIF)
Dari peta Barthes tersebut terlihat bahwa tanda denotatif (3) terdiri
atas penanda (1) dan petanda (2). Akan tetapi, pada saat bersamaan, tanda
denotatif adalah juga penanda konotatif (4) (Alex Sobur, 2004 : 69). Dari
penanda denotatif akan memunculkan petanda konotatif yang kemudian
akan melandasi munculnya tanda konotatif.
Unit analisis dalam penelitian ini adalah pesan serta teknik
penyampaian pesan dakwah dalam film Sang Pencerah. Langkah-langkah
analisis yang akan dilakukan penulis dalam penelitian ini adalah
15
mendiskripsikan data yang terkumpul dari transkip film Sang Pencerah
sesuai dengan teori semiotik Roland Barthes. Kemudian, data yang berupa
tanda verbal dan non verbal dibaca secara kualitatif deskriptif. Tanda yang
digunakan dalam film kemudian akan diinterprestasikan sesuai dengan
konteks film sehingga makna film tersebut akan dapat dipahami baik pada
tataran denotatif maupun konotatif. Tanda dan kode dalam film tersebut
akan membangun makna pesan film secara utuh, yang terdapat pada
tataran denotasi maupun konotasi. Tataran denotasi dan konotasi ini
meliputi latar (setting), Pemilihan karakter (casting), dan teks (caption).
1.6. Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini terbagi dalam tiga bagian, sebagai berikut :
Bagian awal terdiri dari berisi halaman sampul depan halaman judul,
persetujuan pembimbing, halaman pernyataan, abstraksi, kata pengantar, dan
daftar isi.
Bagian utama dalam skripsi ini penulis membagi dalam lima bab.
Bab pertama, berisi pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah,
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi
penelitian (meliputi : jenis penelitian, pendekatan dan spesifikasi penelitian,
definisi konseptual, sumber dan jenis data, teknik pengumpulan data, teknik
analisis data), dan sistematika penulisan skripsi. Bab kedua, berisi landasan teori
yang memuat tentang Dakwah (Pengertian dakwah, dasar hukum dakwah, dan
Unsur-unsur dakwah), Film (Pengertian Film, Sejarah Film, Jenis-jenis Film,
Unsur-unsur Film, Film sebagai Media Dakwah dan Teknik Penyampaian Pesan
16
Dakwah dalam Film). Bab ketiga, berisi tentang Deskripsi Film Sang Pencerah
yang meliputi Profil Film Sang Pencerah, Sinopsis Film Sang Pencerah, dan
Pesan Dakwah dalam Film Sang Pencerah. Bab Keempat, berisi tentang Analisis
Pesan Dakwah dan Teknik Penyampaiannya dalam Film Sang Pencerah. Bab
lima, penutup yang berisi kesimpulan dan saran-saran.
Bagian akhir skripsi ini berisi daftar pustaka, lampiran-lampiran, dan
daftar riwayat hidup.
17
BAB II
KAJIAN TENTANG DAKWAH DAN FILM
2.1. Kajian Tentang Dakwah
2.1.1. Pengertian Dakwah
Secara etimologis, dakwah berasal dari bahasa Arab, yaitu da‟a,
yad‟u, da‟wan, du‟a yang diartikan sebagai mengajak, menyeru,
memanggil, seruan, permohonan, dan permintaan. Istilah ini sering diberi
arti yang sama dengan istilah-istilah tabligh, amar ma‟ruf dan nahi
mungkar, mau‟idzoh hasanah, tabsyir, indzar, tarbiyah, ta‟lim, dan
khotbah.
Pada tataran praktek dakwah harus mengandung dan melibatkan
tiga unsur yaitu penyampai pesan, informasi yang disampaikan, dan
penerima pesan. Istilah dakwah mengandung makna sebagai aktivitas
menyampaikan ajaran Islam, menyuruh berbuat baik, dan mencegah
perbuatan mungkar, serta memberi kabar gembira dan peringatan bagi
manusia (M.Munir dan Wahyu Illahi, 2006 : 17).
Secara terminologi meski tertulis dalam Al Qur’an, pengertian
dakwah tidak ditunjuk secara eksplisit oleh Nabi Muhammad. Oleh karena
itu, umat Islam mempunyai kebebasan merujuk perilaku tertentu yang
intinya adalah mengajak kepada kebaikan dan melaksanakan ajaran Islam
sebagai kegiatan dakwah. Berkaitan dengan itu, maka muncullah beberapa
definisi dakwah (M. Sulthon, 2003 : 8), diantaranya :
18
1. Amrullah Ahmad (1983 : 17) memberikan definisi bahwa dakwah
adalah mengadakan dan memberikan arah perubahan, merubah stuktur
masyarakat dan budaya kedzaliman ke arah keadilan, kebodohan ke
arah kemajuan (kecerdasan), kemiskinan kearah kemakmuran,
keterbelakangan ke arah kemajuan yang semuanya dalam rangka
meningkatkan derajat manusia dan masyarakat kearah puncak
kemanusiaan.
2. Hamzah Ya’qub dalam M. Masyhur Amin (1980 : 26) pengertian
dakwah dalam Islam adalah mengajak umat manusia dengan hikmah
dan kebijaksanaan untuk mengikuti petunjuk Allah dan RasulNya.
3. Abdul Munir Mulkhan sebagaimana dikutip Supena (2007: 105)
mengartikan dakwah sebagai usaha mengubah situasi kepada hal yang
lebih baik dan sempurna, baik terhadap individu ataupun masyarakat.
4. Syeh Ali Mahfudh mengatakan dakwah adalah mendorong manusia
untuk berbuat kebajikan dan mengikuti petunjuk (agama) menyeru
mereka pada kebaikan dan mencegah mereka dari perbuatan mungkar
agar memperoleh kebahagiaan dunia dan akherat (Ali Aziz, 2004 :4)
5. Toha Yahya Umar mengatakan bahwa dakwah adalah mengajak
manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang besar sesuai dengan
perintah Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di dunia
dan akherat.(Ali Aziz, 2004 : 5)
19
6. Aminudin Sanwar (1986 : 34) memberikan definisi dakwah adalah
suatu usaha manusia agar selalu berpegang teguh pada ajaran Allah
guna memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan akherat.
7. Asmuni Syukir (1983: 20) memberikan definisi bahwa dakwah adalah
suatu usah mempertahankan, melestarikan, dan menyempurnakan umat
manusia agar mereka tetap beriman kepada manusia agar tetap
beriman kepada Allah dengan menjalankan syariatNya sehingga
mereka menjadi manusia yang hidup bahagia di dunia maupun akherat.
Dari beberapa definisi dakwah tersebut, dalam penilitian ini
definisi yang digunakan adalah menurut Amrullah Ahmad yaitu
mengadakan dan memberikan arah perubahan, merubah stuktur
masyarakat dan budaya kedzaliman ke arah keadilan, kebodohan ke
arah kemajuan (kecerdasan), kemiskinan kearah kemakmuran,
keterbelakangan ke arah kemajuan yang semuanya dalam rangka
meningkatkan derajat manusia dan masyarakat kearah puncak
kemanusiaan.
2.1.2 Dasar Hukum Dakwah
Dakwah merupakan aktivitas yang sangat penting dalam ajaran
Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap muslim. Kewajiban dakwah ini
tercermin dalam konsep amar ma’ruf nahi munkar, yakni perintah untuk
mengajak kebaikan dan menjauhkan dari perilaku kejahatan. Dasar pijakan
hukum dakwah adalah Alqur’an dan Hadits.
20
1. Dasar Kewajiban Dakwah dalam Alqur’an
a. Surat An Nahl ayat 125
Artinya :
” Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa
yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui
orang-orang yang mendapat petunjuk”.
Ayat diatas memerintahkan kaum muslimin untuk berdakwah
sekaligus memberi tuntunan bagaimana cara-cara pelaksanaannya
yakni dengan cara yang baik yang sesuai dengan petunjuk agama. (Ali
Aziz,2004: 38).
b. Surat Al Imron ayat 104
Artinya :
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma`ruf dan mencegah dari
yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung”.
21
c. Surat Al Imron ayat 110
Artinya :
”Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
menyuruh kepada yang ma`ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan
beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu
lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan
kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.”
Pada ayat diatas ditegaskan bahwa umat Muhammad (umat
Islam) adalah umat yang terbaik dibandingkan dengan umat-umat
sebelumnya. Pada ayat tersebut juga dengan tegas dikatakan bahwa
orang-orang yang melaksanakan amar ma’ruf nahi mungkar akan
selalu mendapatkan keridhaan Allah karena berarti mereka telah
menyampaikan ajaran Islam kepada manusia dan meluruskan
perbuatan yang tidak benar kepada akidah dan akhalq Islamiah. (Ali
Aziz, 2004 : 39)
2. Dasar Kewajiban Dakwah dalam Hadits
a. Hadits riwayat Imam Muslim
“Dari Abi Sa‟id Al Khudhariyi ra. Berkata : Aku telah mendengar
Rasulullah bersabda: Barang siapa diantara kamu melihat
kemungkaran, maka hendaklah dia mencegah dengan tangannya
(dengan kekuatan atau kekerasan), jika ia tidak sanggup dengan
demikian (sebab tidak memiliki kekuatan dan kekerasan)maka dengan
lidahnya, dan jika (dengan lidahnya )tidak sanggup maka cegahlah
22
dengan hatinya, dan dengan yang demikian itu adalah selemah-
lemahnya iman”. (Imam Nawawi, 1999 : 212)
Selemah-lemahnya keadaan seseorang, setidak-tidaknya ia masih tetap
berkewajiban menolak kemungkaran dengan hatinya, kalau ia masih
dianggap Allah sebagai orang yang masih memiliki iman. Penolakan
kemungkaran dengan hati tempat bertahan yang minimal, benteng
penghabisan tempat berdiri (M.Natsir, 1981 : 113).
b. Hadits riwayat Imam Tirmidzi
“Dari Khudzaifah ra. dari Nabi bersabda : Demi dzat yang menguasai
diriku, haruslah kamu mengajak kepada kebaikaan dan haruslah kamu
mencegah perbuatan yang mungkar, atau Allah akan menurunkan
siksaNya dimana Allah tidak akan mengabulkan permohonanmu”
(Imam Nawawi, 1999 : 2018).
2.1.3 Unsur-unsur Dakwah
Unsur-unsur dakwah adalah komponen - komponen yang terdapat
dalam setiap kegiatan dakwah, diantaranya :
a. Subyek dakwah ( Da’i)
Da’i adalah orang yang melakukan dakwah baik lisan maupun
tulisan ataupun perbuatan dan baik secara indvidu, kelompok, atau
berbentuk organisasi atau lembaga (Ali Aziz, 2004 : 75). Dalam
menyampaikan pesan dakwah, seorang da’i harus memiliki bakat
pengetahuan keagamaan yang baik serta memiliki sifat-sifat
kepimimpinan. Selain itu da’i juga dituntut memahami situasi sosial
yang sedang berlangsung. Ia harus memahami transformasi sosial baik
secara kultural maupun keagamaan (Ilyas Supena,2007 : 110).
23
Da’i merupakan kunci yang menentukan keberhasilan dan
kegagalan dakwah. Seorang da’i harus mempunyai persiapan-
persiapan yang matang baik dari segi keilmuan ataupun budi pekerti.
Sebab kondisi masyarakat muslim di Indonesia pada umumnya masih
bersifat paternalistik, yakni masih sangat tergantung pada sosok
seorang figur atau tokoh. Demikian juga dalam konteks dakwah,
masyarakat memiliki kecenderungan yang sangat kuat untuk mengikuti
ajakan seorang da’i tertentu tanpa mempertimbangkan pesan-pesan
yang disampaikan.
Oleh karena itu, visi seorang da’i, karakter, keluhuran akhlak,
keluasan, kedalaman ilmu, dan sikap positif lainnya sangat
menentukan keberhasilan da’i dalam menjalankan tugas dakwah.
Sementara itu, menurut Ali Aziz (2004 : 81) untuk mewujudkan
seorang da’i yang profesional yang mampu memecahkan kondisi
mad’unya sesuai dengan perkembangan dan dinamika yang dihadapi
oleh mad’u ada beberapa kriteria. Adapun sifat-sifat penting yang
harus dimiliki oleh seorang da’i secara umum yaitu :
a. Mendalami Al qur’an dan Sunah serta sejarah kehidupan
Rosulullah serta Khalafaur Rasyidin.
b. Memahami keadaan masyarakat yang akan dihadapi.
c. Berani dalam mengungkapkan kebenaran kapanpun dan
dimanapun.
24
d. Ikhlas dalam melaksanakan tugas dakwah tanpa tergiur oleh
nikmat materi yang hanya bersifat sementara.
e. Satu kata dengan perbuatan.
f. Terjauh dari hal-hal yang menjatuhkan harga diri.
Tentu saja sifat-sifat ideal tersebut hanya dimiliki oleh
seorang Nabi dan Rosul. Akan tetapi, sifat-sifat tersebut
seharusnya diusahakan secara maksimal untuk dimiliki oleh juru
dakwah atau da’i, tidak lain agar risalah yang disampaikan
berbekas dan berpengaruh dalam kehidupan sosial (Ali Aziz, 2004
: 87)
b. Obyek Dakwah (Mad’u)
Mad’u adalah manusia yang menjadi sasaran dakwah yang
senantiasa berubah karena perubahan aspek sosial kultural. Perubahan
ini mengharuskan da’i untuk selalu memahami dan memperhatikan
obyek dakwah (Ilyas Supena, 2007 : 111).
Mad’u terdiri dari berbagai macam golongan manusia. Oleh
karena itu, menggolongkan mad’u sama dengan menggolongkan
manusia itu sendiri dari aspek profesi,ekonomi, dan seterusnya(Munir
dan Wahyu Illahi, 2006 : 23). Dengan realitas seperti itu, stratifikasi
sasaran perlu dibuat dan disusun supaya kegiatan dakwah dapat
berlangsung secara efesien, efektif, dan sesuai dengan kebutuhan.
25
3. Materi dakwah (Maddah)
Materi dakwah adalah isi pesan atau materi yang disampaikan
da’i kepada mad’u .Dalam hal ini yang menjadi materi dakwah adalah
ajaran Islam itu sendiri.
Menurut Ali Aziz (2004 : 109 - 129) materi dakwah secara
global dapat diklasifikasikan menjadi tiga masalah pokok,yaitu :
a. Masalah keimanan (akidah)
Masalah pokok yang menjadi materi dakwah adalah akidah
islamiyah. Aspek akidah inilah yang akan membentuk moral
(akhlak) manusia. Selain tentang tauhid, materi tentang akidah
Islamiyah terkait dengan ajaran tentang adanya malaikat, kitab
suci, para Rosul, hari akhir, dan takdir baik dan buruk. Dengan
demikian ajaran pokok dalam akidah mencakup rukun iman.
b. Masalah Syari’ah
Syari’ah berperan sebagai peraturan-peraturan lahir yang
bersumber dari wahyu mengenai tingkah laku manusia. Syariat
Islam sangatlah luas dan fleksibel. Akan tetapi, tidak berarti Islam
lalu menerima setiap pembaruan yang ada tanpa ada filter
sebaliknya.
Syari’ah dibagi menjadi dua bidang, yaitu ibadah dan
muamalah. Ibadah adalah cara manusia berhubungan dengan
Tuhan. Dalam hal ini yang berkaitan dengan ibadah adalah adanya
rukun Islam. Sedangkan muamalah adalah ketetapan Allah yang
26
langsung berhubungan dengan kehidupan sosial manusia seperti
warisan, hukum, keluarga, jual beli, pendidikan, kesehatan, dan
lain-lain.
c. Masalah Akhlak
Ajaran tentang nilai etis dalam islam disebut akhlak. Materi
akhlak dalam Islam adalah mengenai sifat dan kriteria perbuatan
manusia serta berbagai kewajiban yang harus dipenuhi. Karena
semua manusia harus mempertanggungjawabkan setiap
perbuatannya. Maka Islam mengajarkan kriteria perbuatan dan
kewajiban yang mendatangkan kebahagiaan bukan siksaan. Akhlak
mencakup pada beberapa aspek diantaranya :
1) Akhlak kepada Allah, akhlak ini bertolak pada pengakuan dan
kesadaran bahwa tiada Tuhan selain Allah
2) Akhlak terhadap diri sendiri
3) Akhlak terhadap sesama
4) Akhlak terhadap lingkungan, lingkungan di sini adalah segala
sesuatu yang berada disekitar manusia, baik binatang,
tumbuhan, maupun benda-benda yang bernyawa.
4. Media dakwah (Wasilah)
Media dakwah adalah alat yang digunakan untuk
menyampaikan materi dakwah kepada mad’u. Media dakwah
merupakan salah satu unsur penting yang harus diperhatikan dalam
27
aktivitas dakwah. Media itu sendiri memiliki relativitas yang sangat
bergantung dengan situasi dan kondisi yang dihadapi.
Hamzah Ya’qub membagi media dakwah menjadi lima
macam, yaitu :
a. Lisan adalah media dakwah yang paling sederhana yang
menggunakan lidah dan suara, dakwah dengan media ini dapat
berbentuk pidato, ceramah, kuliah, bimbingan, penyuluhan, dan
sebagainya.
b. Tulisan adalah media dakwah melalui tulisan, buku, majalah, surat
kabar, surat-menyurat (korespondensi), spanduk, dan sebagainya.
c. Lukisan adalah media dakwah melalui gambar, karikatur, dan
sebagainya.
d. Audiovisual adalah media dakwah yang dapat merangsang indra
pendengaran, penglihatan, atau dua-duanya seperti televisi, slide,
film, internet, dan sebagainya.
e. Akhlak yaitu media dakwah melalui perbuatan-perbuatan nyata
yang mencerminkan ajaran Islam yang secara langsung dapat
dilihat dan di dengarkan oleh mad’u.
5. Metode dakwah (Thariqoh)
Metode dakwah adalah jalan atau cara yang dipakai juru
dakwah untuk menyampaikan ajaran materi dakwah Islam untuk
mencapai tujuan tertentu atas dasar hikmah dan kasih sayang. Seperti
firman Allah SWT dalam surat An-Nahl ayat 125 :
28
Artinya:
” Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa
yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui
orang-orang yang mendapat petunjuk”.
Dari ayat ini metode dakwah ada tiga yaitu : Hikmah,
Mauidzatul Hasanah, dan Mujadalah Billati Hiya Ahsan. Semua
metode yang ada adalah cabang dari tiga metode ini. Secara garis besar
tiga pokok metode (thariqoh) dakwah, yaitu :
a. Hikmah, yaitu berdakwah dengan memperhatikan situasi dan
kondisi sasaran dakwah dengan menitikberatkan pada kemampuan
mereka, sehingga di dalam menjalankan ajaran-ajaran Islam
selanjutnya mereka tidak lagi merasa terpaksa atau keberatan.
b. Mauidzatul Hasanah, yaitu berdakwah dengan memberikan
nasihat-nasihat atau menyampaikan ajaran-ajaran Islam dengan
rasa kasih sayang, sehingga nasihat dan ajaran Islam yang
disampaikan itu dapat menyentuh hati mereka.
c. Mujadallah Billati Hiya Ahsan, yaitu berdakwah dengan cara
bertukar pikiran dan membantah dengan cara yang sebaik-baiknya
dengan tidak memberikan tekanan-tekanan yang memberatkan
29
pada komunitas yang menjadi sasaran dakwah (M.Munir dan
Wahyu Illahi, 2006: 34).
Metode dakwah artinya cara-cara yang dipergunakan oleh
seorang da’i untuk menyampaikan materi dakwah yaitu al-Islam atau
serentetan kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu (Wardi
Bachtiar,1997 :34)
Macam-macam metode dakwah sebagai berikut :
a. Metode Ceramah
Metode ceramah ialah metode yang dilakukan untuk
menyampaikan keterangan, petunjuk, pengertian, penjelasan,
tentang sesuatu masalah dihadapan orang banyak.
b. Metode tanya jawab
Metode yang dilakukan dengan mengadakan tanya jawab untuk
mengetahui sampai sejauh mana ingatan atau pikiran seseorang
dalam memahami atau menguasai sesuatu materi dakwah.
Disamping itu untuk merangsang perhatian bagi penerima dakwah,
dan sebagai ulangan atau selingan dalam pembicaraan.
c. Metode diskusi
Metode diskusi ialah metode dalam arti mempelajari atau
menyampaikan bahan dengan jalan mendiskusikan sehingga
menimbulkan pengertian serta perubahan kepada masing-masing
pihak sebagai penerima dakwah.
30
d. Metode Sisipan (Infiltrasi)
Metode ini menyampaikan dimana inti agama atau jiwa keagamaan
disusupkan atau disisipkan ketika memberi keterangan, penjelasan,
pelajaran, kuliyah, ceramah, pidato, dan lain-lain. Maksudnya
bersama dengan materi lain (bersifat umum) dengan tidak terasa
kita masukkan inti sari / jiwa keagamaan kepada hadirin.
e. Metode Propaganda (Diayah)
Propaganda berasal dari yunani “propagare” artinya menyebarkan
atau meluaskan. Dakwah dengan menggunakan metode
propaganda berarti suatu upaya menyiarkan Islam dengan cara
mempengaruhi dan membujuk massa, persuasive dan bukan
bersifat otoriter (Dzikron Abdullah, 1989 : 91)
f. Metode keteladanan (demonstration)
Metode keteladanan ini dikenal dengan istilah demonstration
method yaitu sesuatu yang diberikan dengan cara memperhatikan
sikap gerak-gerik, kelakuan perbuatan dengan karapan orang dapat
menerima, melihat, memperhatikan, dan mencontohnya. Dakwah
dengan metode keteladanan berarti suatu cara penyajian dakwah
dengan jalan memberikan keteladanan secara langsung, sehingga
mad’u akan tertarik untuk mengikuti apa yang akan di dakwahkan
(Dzikron Abdullah, 1989 : 107).
31
g. Metode Home Visit (Silaturahmi)
Dakwah dengan menggunakan metode ini dilakukan dengan cara
kunjungan kepada sesuatu obyek tertentu dalam rangka
menyampaikan isi dakwah kepada mad’u. Termasuk berkunjung
kerumah-rumah, menengok orang sakit, menjenguk orang yang
terkena musibah, ta’ziyah, dan sebagainya (Dzikron Abdullah,
1989 : 133).
h. Metode Drama (Role Playing Method)
Dakwah dengan metode ini menggunakan suatu cara penyajian
materi dakwah dengan menunjukan dan mempertontonkan kepada
mad’u agar dakwah tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Hal
berbeda dengan metode infiltrasi karena bersifat umum, sedangkan
drama lebih spesifik (Dzikron Abdullah, 1989 : 124).
Menurut penulis dari berbagai metode dakwah diatas,
dakwah melalui film khususnya pada film Sang pencerah secara
umum menggunakan metode drama. Sedangkan secara khusus jika
diklasifikasikan semua metode dakwah dapat masuk dalam film
Sang Pencerah. Salah satu contohnya dalam film Sang Pencerah
ialah ketika K.H.Ahmad Dahlan khutbah jum’at di masjid besar
menggunakan metode ceramah dan sebagainya.
6. Efek dakwah (Atsar)
Dalam setiap aktivitas dakwah akan menimbulkan reaksi.
Demikian jika dakwah telah dilakukan oleh seorang da’i dengan materi
32
dakwah, wasilah, thariqoh tertentu maka akan timbul respons dan efek
pada mad’u (Ali Aziz,2004 : 138). Sehingga efek dakwah menjadi
ukuran berhasil tidaknya sebuah proses dakwah. Evaluasi dan koreksi
terhadap efek dakwah harus dilakukan secara menyeluruh. Sebab,
dalam upaya mencapai tujuan efek dakwah harus diperhatikan.
Dalam upaya mencapai tujuan dakwah maka kegiatan dakwah
selalu diarahkan untuk mempengaruhi tiga aspek perubahan diri
obyeknya, yakni perubahan pada aspek pengetahuan (Knowlodge),
aspek sikapnya (attitude), dan aspek perilakunya (behavioral).
Berkenaan dengan ketiga hal tersebut, Jalalludin Rahmat dalam Ali
Aziz (2004: 139) menyatakan :
a. Efek Kognitif terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui,
dipahami, atau dipresepsi khalayak. Efek ini berkaitan dengan
transmisi pengetahuan, ketrampilan, kepercayaan, atau informasi.
b. Efek afektif timbul bila ada perubahan pada apa yang dirasakan,
disenangi, atau dibenci khalayak, yang meliputi segala yang
berhubungan dengan emosi, sikap, serta nilai.
c. Efek Behavioral merujuk pada perilaku nyata yang dapat diamati,
yang meliputi pola-pola tindakan, kegiatan, atau kebiasaan
berperilaku.
33
2.2 Kajian Tentang Film
2.2.1 Pengertian Film
Film merupakan rangkaian gambar yang diproyeksikan dengan
kecepatan 24 bingkai perdetik sehingga gambar tampak hidup. Setiap
gambar dari rangkaian tersebut dengan mudah dapat kita kenal dengan
mata telanjang (Sutrisno, 1993 : 1). Film bergerak dengan cepat dan
bergantian sehingga memberikan visual yang kontinyu. Kemampuan film
melukiskan gambar hidup dan suara memberinya daya tarik tersendiri.
Media film pada umumnya digunakan untuk tujuan-tujuan hiburan,
dokumentasi dan pendidikan. Ia dapat menyajikan informasi, memaparkan
proses, menjelaskan konsep-konsep yang rumit, mengajarkan ketrampilan,
menyingkat atau memperpanjang waktu dan mempengaruhi sikap (Azhar
Arsyad, 2003 : 48). Sedangkan yang dimaksud dengan film dalam
penelitian ini adalah yang diproduksi secara khusus untuk dipertunjukkan
di gedung-gedung bioskop. Film jenis ini juga disebut dengan film
teatrikal (threatical film) (Aep Kusnawan, Et,al : 98-99). Isi dari film akan
berkembang kalau syarat akan pengertian atau simbol-simbol, dan
berasosiasikan suatu pengertian serta mempunyai konteks dengan
lingkungan yang menerimanya. Film yang banyak mempergunakan
simbol, tanda, ikon akan menantang penerimanya untuk semakin berusaha
mencerna makna dan hakekat dari film itu.
34
2.2.2 Sejarah Film
Hubungan masyarakat dengan film memiliki sejarah yang cukup
panjang. Seorang ahli komunikasi Oey Hong Lee, menyatakan bahwa film
sebagai alat komunikasi massa yang muncul kedua di dunia setelah surat
kabar, memulai masa pertumbuhannya pada abad ke-19. Pada awal
perkembagannya, film tidak seperti surat kabar yang mengalami unsur-
unsur teknik, politik, ekonomi, sosial, dan demografi yang merintangi
kemajuan surat kabar pada masa pertumbuhannya pada abad ke-18 dan
permulaan abad ke-19. Oey Hong Lee menambahkan bahwa film
mencapai puncaknya di antara Perang Dunia I dan Perang Dunia II, namun
merosot tajam setelah tahun 1945, seiring munculya medium televisi (Alex
Sobur, 2003 : 126).
Para teoritikus film menyatakan, film yang dikenal dewasa ini
merupakan perkembangan lanjut dari fotografi yang ditemukan oleh
Joseph Nicephore Niepce dari Prancis. Pada tahun 1826 Ia berhasil
membuat campuran logam dengan perak untuk menciptakan gambar pada
sebuah lempengan timah yang tebal yang telah disinari beberapa jam
(Marselli Sumarno, 1996 : 2). Penyempurnaan-penyempurnaan fotografi
terus berlanjut yang kemudian mendorong rintisan penciptaan film alias
gambar hidup. Dua nama penting dalam rintisan penciptaan film, Thomas
Alva Edison dan George Eastmen (1847-1931). Ilmuan Amerika Srikat
yang terkenal dengan penemuan lampu listrik dan fonograf (phonograph)
atau piringan hitam. Pada tahun 1887 Ia merancang alat untuk merekam
35
dan memproduksi gambar yang dinamakan Kinetoskop (kinetoskcope).
Alat itu mirip dengan fungsi fonograf untuk suara.
Meskipun Edison menciptakan sebuah mekanisme, tetapi ia belum
menemukan bahan dasar untuk membuat gambar. Masalah ini terpecahkan
berkat bantuan George Eastmen yang menawarkan gulungan pita seluloid,
memiliki plastik tembus pandang yang cukup ulet sekaligus mudah
digulung. Lumire bersaudara (Auguste dan Louis Lumiere) dari Perancis
mulai memikirkan kemungkinan untuk membuat film-film mereka sendiri
dengan alat kinetoskop. Bahkan mereka juga merancang perkembangan
kinetoskop menjadi piranti yang mengkombinasikan kamera, alat
memproses film dan proyektor menjadi satu. Piranti ini disebut
sinematograf (cinematographe), yang dipatenkan Maret 1985.
Sinematograf digunakan untuk merekam adegan-adegan singkat,
seperti para pekerja yang pulang dari pabrik, kereta api memasuki stasiun,
dan anak-anak kecil yang bermain di pantai. Pada 28 desember 1895, di
sebuah ruang bawah tanah, di sebuah kafe di Paris, Perancis, Lumiere
bersaudara “memproyeksikan” hasil karya mereka di depan public yang
telah membeli karcis masuk. Bioskop pertama telah lahir. Penayangan-
penayangan rutin yang kemudian dilakukan Lumiere bersaudara itu
menjadi dasar bagi bisnis film yang sangat menguntungkan. Setelah film
ditemukan pada akhir abad ke-19, film mengalami perkembangan seiring
dengan perkembangan teknologi yang mendukung. Mula-mula hanya
dikenal film Hitam-Putih dan tanpa suara. Pada akhir tahun 1920-an mulai
36
dikenal film bersuara, dan menyusul film warna pada tahun 1930-an.
Dalam hal ini, ketika film ditemukan ia tidak langsung dianggap sebagai
karya seni. Mula-mula film hanya dianggap sebagai tiruan mekanis dari
kenyataan. Atau paling-paling sebagai sarana untuk memproduksi karya-
karya seni yang telah ada sebelumnya seperti Teater.
Pengakuan film sebagai karya seni terjadi melalui pencapaian-
pencapaian dalam perjalanan sejarah film. Mula-mula dikenal pembuat-
pembuat film awal, seperti Georges Melies dari Perancis; Edwin S.Porter
(Juru kamera Thomas Alva Edison) dan DW Griffith dari AS, serta RW
Paul dan GW Smith dari Inggris. Menyusul dalam kurun waktu berlainan,
lahirlah gerakan-gerakan film seni secara Internasional, seperti di Jerman,
Perancis, Rusia, Swedia, dan Italia. Pengakuan film sebagai karya seni,
selanjutnya diperkuat dengan lahirnya seniman-seniman film dari berbagai
Negara, seperti Akira kurosawa dari Jepang, Satyajit Ray dari India,
Federico Fellini dari Italia, John Ford dari Amerika Serikat, Ingmar
Bergman dari Swedia, dan Usman Ismail dari Indonesia (Marselli
Sumarno,1996:3).
Ketika pada tahun 1903 kepada publik Amerika Serikat
diperkenalkan sebuah film karya Edwin S. Porter yang berjudul ”The
Great Train Robbery”, para pengunjung bioskop dibuat terperanjat.
Mereka bukan saja seolah-olah melihat kenyataan, tetapi seakan-akan
tersangkut dalam kejadian yang digambarkan pada layar bioskop itu. Film
yang hanya berlangsung selama 11 menit ini benar-benar sukses. Film
37
”The Great Train Robbery” bersama nama pembuatnya, yaitu Edwin S.
Porter terkenal kemana-mana dan tercatat dalam sejarah film (Onong
Uchyana Effendy, 1981: 186). Namun, film ini bukan yang pertama sebab
setahun sebelumnya pada tahun 1902, Edwin S. Porter juga telah membuat
film yang berjudul ”The Life of an American Fireman”, dan Ferdinand
Zecca di Perancis padatahun 1901 membuat film yang berjudul ”The Story
of Crime” . Tetapi film ”The Great Train Robbery” lebih terkenal dan
dianggap film cerita yang pertama.
Pada tahun 1913 seorang sutradara Amerika, David Wark Griffith,
telah membuat film yang berjudul ”Birth of Nation” dan pada tahun 1916
film ”Intolerance” , yang keduanya berlangsung masing-masing selama
kurang lebih tiga jam. Ia oleh sementara orang dianggap sebagai penemu
”grammar” dari pembuatan film. Dari kedua filmnya itu tampak hal-hal
yang baru dalam editing dan gerakan-gerakan kamera yang bersifat
dramatis, meskipun harus diakui bahwa di antaranya ada yang merupakan
penyempurnaan dari apa yang telah diperkenalkan oleh Porter dalam
filmnya ”The Great Train Robbery” .
Film tersebut adalah film bisu, akan tetapi cukup mempesona dan
berpengaruh kepada jiwa penonton. Orang-orang yang berkecimpung
dalam perfilman menyadari bahwa film bisu belum merupakan tujuannya.
Pada tahun 1927 di Broadway Amerika Serikat munculah film bicara yang
pertama meskipun dalam keadaan belum sempurna sebagaimana dicita-
citakan.
38
Menurut sejarah perfileman di Indonesia, film pertama di negeri ini
berjudul ”Lely Van Java” yang diproduksi di Bandung pada tahun 1926
oleh seorang yang bernama David. Film ini disusun oleh Eulis Atjih
produksi Kruenger Corporation pada tahun 1927/1928. Sampai pada tahun
1930 film yang disajikan masih merupakan film bisu, dan yang
mengusahakanya adalah orang-orang Belanda dan Cina (Onong Uchyana
Effendy, 2000 : 201).
2.2.3 Jenis-jenis Film
Film-film yang telah beredar memiliki beberapa jenis. Jenis
tersebut dapat diklasifikasikan diantaranya :
1. Drama adalah suatu kejadian atau peristiwa hidup yang hebat,
mengandung konflik pergolakan, clash atau benturan antara dua orang
atau lebih. Sifat drma terdiri dari romance, tragedy, dan, komedi.
2. Realisme adalah film yang mengandung relevansi dengan kehidupan
keseharian.
3. Film Sejarah melukiskan kehidupan tokoh tersohor dan peristiwanya.
4. Film Perang menggambarkan peperangan atau situasi didalamnya atau
setelahnya.
5. Film Futuristik menggambarkan masa depan secara khayali.
6. Film Anak mengupas kehidupan anak-anak.
7. Cartoon cerita bergambar yang mulanya lahir di media cetak. Yang
diolah sebagai cerita bergambar, bukan saja sebagai story board
39
melainkan gambar yang sanggup bergerak dengan teknik animation
atau single stroke operation.
8. Adventure film pertarungan, tergolong film klasik.
9. Crime Story pada umumnya mengandung sifat-sifat heroik.
10. Film Seks menampilkan erotisme.
11. Film Misteri / Horor mengupas terjadinya fenomena supranatural yang
menimbulkan rasa wonder, heran, takjub, dan takut (Aep Kusnawan, et
al., 2004 : 101).
2.2.4 Unsur-unsur Film
1. Sutradara
Sutradara merupakan pionir pembuatan film tentang bagaimana
yang harus tampak oleh penonton. Tanggung jawabnya meliputi
aspek-aspek kreatif, baik interpretatif maupun teknis dari sebuah
produksi film. Selain mengatur di depan kamera dan mengarahkan
akting serta dialog, sutradara juga mengontrol posisi kamera beserta
gerak kamera, suara dan pencahayaan. Di samping hal-hal lain yang
menyumbangkan kepada hasil akhir sebuah film.
2. Skenario
Skenario adalah naskah yang disusun dalam bentuk literer
sebagai landasan bagi penggarapan suatu produksi. Dalam dunia
perfileman, skenario dinamakan juga “shooting script” lengkap dengan
dialog-dialog dan istilah teknis sebagai instruksi kepada para kerabat
kerja seperti juru kamera, juru suara, juru cahaya, dan lain-lain (Onong
40
Uchyana Effendi, 1989 : 321). Skenario film disebut juga screen play
atau script yang diibaratkan seperti cetak biru (blue print) insinyur atau
kerangka bagi tubuh manusia.
3. Penata Fotografi
Penata fotografi atau juru kamera adalah tangan kanan
sutradara dalam kerja lapangan. Ia bekerja sama dengan sutradara
untuk menentukan jenis-jenis shoot, termasuk menentukan jenis-jenis
lensa. Selain itu, ia juga menentukan diafragma kamera dan mengatur
lampu-lampu untuk mendapatkan efek cahaya pencahayaan yang
diinginkan. Sebagai tangan kanan sutradara, juru kamera melakukan
tugas pembingkaian. Dalam pelaksanaan tugasnya, ia akan membuat
komposisi-komposisi dari subyek yang hendak direkam.
4. Penata Artistik
Tata artistik berarti penyusunan segala sesuatu yang melatar
belakangi cerita film, yakni mengangkat pemikiran tentang setting.
Yang dimaksud setting adalah tempat-tempat waktu berlangsungnya
cerita film. Oleh karena itu, sumbangan yang dapat diberikan seorang
penata artistik kepada sebuah produksi film sangat penting.
5. Penata Suara
Sebagai media audio-visual, pengembangan film sama sekali
tidak boleh hanya memikirkan aspek visual, sebab suara juga
merupakan aspek kenyataan hidup. Itulah sebabnya pengembangan
teknologi perekaman suara untuk film tidak bisa diabaikan.
41
Tata suara dikerjakan di studio suara. Tenaga ahlinya disebut
penata suara yang dalam tugasnya dibantu tenaga-tenaga pendamping,
seperti perekam suara di lapangan maupun di studio. Perpaduan unsur-
unsur suara ini nantinya akan menjadi jalur suara yang letaknya
bersebelahan dengan jalur gambar dalam hasil akhir film yang siap
diputar di bioskop.
6. Penata Musik
Sejak dahulu, musik dipandang penting untuk mendampingi
film. Dalam era film bisu, sudah ada usaha-usaha untuk
mempertunjukan film dengan iringan musik hidup. Para pemusik
bersiap di dekat layar dan akan memainkan alat musik pada adegan-
adegan tertentu.
Perfilman Indonesia memiliki penata musik jempolan, yaitu
Idris Sardi. Ia berulangkali meraih piala citra untuk tata musik terbaik.
Kewajiban seorang penata musik adalah untuk menata paduan bunyi
(yang bukan efek suara) yang mampu menambah nilai dramatik
seluruh cerita film.
7. Pemeran
Pemeran atau aktor yaitu orang yang memerankan suatu tokoh
dalam sebuah cerita film. Pemeran membawakan tingkah laku seperti
yang telah ada dalam skenario.
42
8. Penyunting
Penyuting disebut juga editor yaitu orang yang bertugas menyusun
hasil shoting sehingga membentuk rangkaian cerita sesuai konsep yang
diberikan oleh sutradara.
9. Editor
Editor bertugas menyusun hasil syuting hingga membentuk
rangkaian cerita. Ia bekerja di bawah pengawasan sutradara tanpa
mematikan kreatifitas, sebab kerja editor berdasarkan konsepsi.
Editor akan menyusun segala materi di meja editing menjadi
pemotongan kasar (rought cut) dan pemotongan halus (tine cut). Hasil
pemotongan halus disempurnakan lagi dan akhirnya ditransfer bersama
suara dengan efek-efek transisi optik untuk menunjukan waktu
maupun adegan.
Dilihat dari segi teknis, unsur-unsur film terdiri dari :
1. Audio (Dialog dan Sound Effect)
a. Dialog
Dialog berisi kata-kata. Dialog dapat digunakan untuk menjelaskan
perihal tokoh atau peran, menggerakkan plot maju dan membuka
fakta.
b. Sound Effect
Adalah bunyi-bunyian yang digunakan untuk melatarbelakangi
adegan yang berfungsi sebagai penunjang sebuah gambar untuk
membentuk nilai daramatik dan estetika sebuah adegan.
43
2. Visual (Angle, Lighting, Pengambilan Gambar dan Setting)
a. Angle
Angle kamera dibedakan menurut karakteristik dari gambar yang
dihasilkan ada 3 yaitu:
1. Straight Angle, yaitu sudut pengambilan gambar yang normal,
biasanya ketingglan kamera setinggi dada dan sering digunakan
pada acara yang gambarnya tetap. Mengesankan situasi yang
normal, bila pengambilan straight angle secara zoom in
menggambarkan ekspresi wajah obyek atau pemain dalam
memainkan karakternya, sedangkan pengambilan straight
angle secara zoom out menggambarkan secara menyeluruh
ekspresi gerak tubuh dari obyek atau pemain.
2. Low Angle, yaitu sudut pengambilan gambar dari tempat yang
letaknya lebih rendah dari obyek. Hal ini membuat seseorang
nampak kelihatan mempunyai kekuatan yang menonjol dan
akan kelihatan kekuasaannya.
3. High Angle, yaitu sudut pengambilan gambar dari tempat yang
lebih tinggi dari obyek. Hal ini akan memberikan kepada
penonton sesuatu kekuatan atau rasa superioritas.
b. Pencahayaan / Lighting
Pencahayaan adalah tata lampu dalam film. Ada dua macam
pencahayaan yang dipakai dalam produksi yaitu natural light
(matahari) dan artifical light (buatan), misalnya lampu.
44
Jenis pencahayaan antara lain:
1. Pencahayaan Front Lighting / Cahaya Depan.
Cahaya merata dan tampak natural / alami.
2. Side Lighting / Cahaya Samping
Subyek lebih terlihat dimensi. Biasanya banyak dipakai untuk
menonjolkan suatu benda karakter seseorang.
3. Back lighting / Cahaya Belakang
Menghasilkan bayangan dan dimensi.
4. Mix Lighting / Cahaya Campuran
Merupakan gabungan dari tiga pencahayaan sebelumnya. Efek
yang dihasilkan lebih merata dan meliputi setting yang
mengelilingi obyek.
c. Teknik Pengambilan Gambar
Pengambilan atau perlakuan kamera juga merupakan salah satu hal
yang penting dalam proses penciptaan visualisasi simbolik yang
terdapat dalam film. Proses tersebut akan dapat mempengaruhi
hasil gambar yang diinginkan, apakah ingin menampilkan karakter
tokoh, ekspresi wajah dan setting yang ada dalam sebuah film.
Penciptaan visualisasi simbolik dalam Film Sang Pencerah
menggunakan beberapa teknik pengambilan gambar yang membuat
film ini menarik diantaranya:
45
1. Full Shot (seluruh tubuh)
Subyek utama berinteraksi dengan subyek lain, interaksi
tersebut menimbulkan aktivitas sosial tertentu. Misalnya Full
Shot “Rumah Tokoh A”, atau Full Shot “Kamar Tokoh A”.
2. Long Shot (karakter lingkup dan jarak)
Audience diajak oleh sang kameramen untuk melihat
keseluruhan obyek dan sekitarnya. Mengenal subyek dan
aktivitasnya berdasarkan lingkup setting yang mengelilinginya.
3. Medium Shot (bagian pinggang ke atas)
Audience diajak untuk sekedar mengenal obyek dengan
menggambarkan sedikit suasana dari arah tujuan kameramen.
4. Clause up (hanya bagian wajah)
Gambar memiliki efek yang kuat sehingga menimbulkan
perasaan emosional karena audience hanya melihat hanya ada
satu titik interest. Pembaca dituntut untuk memahami kondisi
subyek.
5. Pan up / Frog eye (kamera diarahkan ke atas)
Film dengan teknik ini menunjukkan kesan bahwa obyek lemah
dan kecil.
6. Pan down / Bird eye (kamera diarahkan ke bawah)
Teknik ini menunjukkan kesan obyek sangat agung, berkuasa,
kokoh, dan berwibawa. Namun bisa juga menimbulkan kesan
bahwa subyek dieksploitasi karena hal tertentu.
46
7. Zoom in / Out Focallength
Audience diarahkan dan dipusatkan pada obyek utama. Unsur
lain di sekeliling subyek berfungsi sebagai pelengkap makna.
8. Dissolve
Adalah transisi shot di mana sebuah gambar ditimpa atau
ditindih oleh gambar berikutnya.
9. Established
Adalah ukuran shot yang lebih lebar dari full shot. Established
shot dimaksudkan untuk mendapatkan / mencapai suasana
ruang yang lebih luas. Misalnya established shot kota Jakarta
dengan gedung-gedung pencakar langit dan jalan-jalan yang
macet di sana-sini.
10. In Frame
Adalah obyek gambar yang masuk ke dalam komposisi frame.
11. OUT / Out Frame
Adalah Obyek gambar yang keluar dari komposisi frame.
12. INT
Adalah Interior, artinya pengambilan gambar/suara di dalam
ruangan.
13. EXT
Adalah Exterior, artinya pengambilan gambar / suara di luar.
ruangan.
47
14. Intercut
Adalah di dalam adegan atau scene, muncul satu atau dua shot
adegan/scene lain tetapi adegan saling berhubungan.
15. OS
Adalah Off Sound, artinya hanya terdengar suaranya saja.
Kalau ada adegan dialog, orang tidak lipsynch.
16. Parralel Cutting
Adalah teknik editorial / penyuntingan, di mana dua
adegan/shot yang berbeda dibikin paralel untuk mendapatkan
efek tertentu. Contoh; seorang tokoh berlari ingin
menyelamatkan si gadis. Sementara si gadis yang hendak
ditolong sedang disiksa oleh pejabat.
17. POV
Adalah Point Of View atau sudut pandangan mata seseorang
diwakili oleh kamera. Misalnya, seseorang sedang limbung
atau mabuk, maka pandangan si tokoh pemabuk itu diwakili
kamera yang limbung pula.
18. Slowmotion
Adalah gerakan lambat di dalam adegan. Secara teknis
sinematografi, untuk mendapatkan gerak yang normal, maka
satu detik terdiri 24 frame. Kalau gerak slow motion, 1 detik
bisa lebih dari 24 frame.
(Aditya Gumay & Adenin Adlan, 2009 : xxii ).
48
d. Setting
Setting adalah tempat atau lokasi untuk pengambilan sebuah visual
dalam film.
2.2.5 Film sebagai Media Dakwah
Dakwah dan film adalah dua hal yang berkaitan. Upaya
penyebaran pesan-pesan keagamaan (dakwah) tersebut mampu
menawarkan satu alternatif dalam membangun dinamika masa depan umat
dengan menempuh cara dan strategi yang bijak.pesan-pesan keagamaan
akan dikonsumsi oleh masyarakat dengan jumlah banyak, maka dalam
prosesnya memerlukan media dan salah satunya adalah film.
Film sebagai salah satu media komunikasi massa yang memiliki
kapasitas untuk memuat pesan yang sama secara serempak dan
mempunyai sasaran yang beragam dari agama, etnis, status, umur, dan
tempat tinggal dapat memainkan peranan sebagai saluran penarik untuk
menyampaikan pesan-pesan tertentu dan untuk manusia, termasuk pesan-
pesan keagamaan yang ladzimnya disebut dakwah. Dengan melihat film
kita dapat memperoleh informasi dan gambaran tentang realitas tertentu,
realitas yang sudah diseleksi (Asep S. Muhtadi dan Sri Handayani, 2000 :
94-95). Dalam penyampaian pesan keagamaan, film mengekspresikannya
dalam berbagai macam cara dan strategi, sehingga tujuan dakwah dapat
tercapai dengan baik.
Salah satu kelebihan film sebagai media dakwah adalah da’i dalam
menyampaikan pesan dakwahnya dapat di perankan sebagai seorang tokoh
49
pemain dalam produksi film, tanpa harus ceramah dan berkhotbah seperti
halnya pada majlis taklim. Sehingga secara tidak langsung para penonton
tidak sedang merasa diceramahi atau diguruhi.
Dengan media film pesan dakwah dapat menjangkau berbagai
kalangan. Pesan-pesan da’i sebagai pemain dalam dialog-dialog adegan
film dapat mengalir secara lugas, sehingga penonton (mad’u) dapat
menerima pesan yang disampaikan pada masyarakat karena pesan verbal
diimbangi dengan pesan visual memiliki efek yang sangat kuat terhadap
pendapat, sikap, dan perilaku mad’u. Hal ini terjadi karena dalam film
selain pikiran, perasaan, pemirsa pun dilibatkan.
Dalam sebuah film tedapat kekuatan dramatik dan hubungan logis
bagian cerita yang tersaji dalam alur cerita. Kekuatan pesan yang dibangun
akan diterima mad’u secara penghayatan, sedangkan hubungan logis
diterima mad’u secara pengetahuan.
Namun, film sebagai media dakwah juga mempunyai kelemahan
yaitu penonton film cukup bersikap pasif. Hal ini dikarenakan film
merupakan sajian yang siap dinikmati.
2.2.6 Teknik Penyampaian Pesan Dakwah dalam Film
Teknik merupakan operasionalisasi metode kegiatan yang
dilakukan dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Di dalam
kegiatan dakwah terdapat teknik dakwah yang diperlukan sesuai dengan
metode yang digunakan.
50
Penerapan teknik berhubungan dengan adanya alat atau media
dakwah yang merupakan salah satu aspek dakwah yang diperlukan dalam
pelaksanaan dakwah. Alat atau media dakwah adalah seluruh media
komunikasi yang digunakan dalam melakukan hubungan dengan orang
lain, maka dalam kegiatan dakwah terdapat kegiatan dakwah yang
bermedia maupun tidak bermedia.
Pemahaman diatas, dapat dikemukakan bahwa teknik dakwah
adalah operasionalisasi dakwah dengan bermedia atau non media. Yang
perlu diperhatikan adalah metode apa yang digunakan dalam
melaksanakan kegiatan dakwah, maka dapat ditetapkan bagaimana teknik
pelaksanaannya. Jadi, teknik merupakan tindak lanjut operasionalisasi
kegiatan dakwah yang diperlukan guna tercapainya tujuan dakwah
(M.Bahri Ghazali, 1997 : 26)
Teknik penyampaian pesan dakwah dalam film “Sang Pencerah”
akan ditinjau dari dua aspek yaitu dengan melihat audio dan visualnya.
Ditinjau dari segi audionya, penelitian ini akan dikaji dengan melihat
beberapa aspek diantaranya :
1) Percakapan (Dialog)
Percakapan (Dialog) menentukan apa yang diucapkan atau dikatakan
karakter yang akan bergabung dan membentuk. Dialog dalam sebuah
skenario film tidak boleh ditinggalkan karena dalam dialog
mempunyai elemen yang penting dalam suatu skenario film
diantaranya :
51
a) Dialog menampakan karakter dan memperkaya plot
b) Dialog menciptakan konflik
c) Dialog menghubungkan fakta-fakta
d) Dialog menyamarkan kejadian-kejadian yang akan datang
e) Dialog menghubungkan adegan-adegan dan gambar-gambar
sekaligus (Fred Suban, 2009 : 142).
2) Musik
Elemen musik yang dimaksud untuk mempertegas sebuah adegan agar
lebih kuat maknanya. Musik sendiri dibagi dua yaitu :
a) Ilustrasi Musik ( music ilustration)
Ilustrasi Musik ( music ilustration) adalah suara, baik dihasilkan
melalui instrumen musik atau bukan yang disertakan dalam suatu
adegan guna memperkuat suasana.
b) Themesong
Themesong adalah lagu yang dimaksudkan sebagai bagian dari
identitas sebuah film, bisa merupakan lagu yang ditulis khusus
untuk film tersebut ataupun lagu yang telah populer sebelumnya
(biasanya dipilih sendiri oleh sutradara atau produser).
3) Sound Effect (Effect Suara)
Sound Effect (Efek Suara) adalah suara yang ditimbulkan oleh semua
aksi dan reaksi dalam film. Efek suara perlu untuk memanjakan telinga
penonton, maka penata suara yang baik akan memasukan semua bunyi
52
yang masuk akal dengan cerita dan menghilangkan semua yang tidak
perlu ( Heru Effendy, 2002 : 95-96).
Sedangkan Ditinjau dari segi visualnya, penelitian ini akan dikaji
dengan melihat beberapa aspek diantaranya :
1) Adegan (Scene)
Adegan (Scene) adalah suatu Unit yang menggerakmajukan sebuah
cerita. Teknik dari sebuah adegan adalah tempat dan waktunya dilihat
dari dalam ruangan ( interior) atau dari luar ruangan (exterior) (Fred
Suban, 2009 : 146).
2) Lokasi (tempat)
Latar (tempat) menentukan gambar yang akan dibuat. Penulis skenario
yang baik menggunakan lokasi yang menarik dan unik dimana dapat
menciptakan visual yang paling bagus karena tahu peraturan sebuah
film atau sinetron adalah pemirsa yang lebih suka melihat dari pada
mendengar (Fred Suban, 2009 : 137).
53
BAB III
DESKRIPSI FILM SANG PENCERAH
3.1 Profil Film Sang Pencerah
Film Sang Pencerah merupakan film karya Hanung Bramantyo yang
berangkat dari kisah sejarah perjuangan salah satu tokoh besar K.H.Ahmad
Dahlan sebagai pendiri Muhammadiyah. Kisah ini diadopsi dan dikembangkan
oleh Hanung Bramantyo menjadi skenario film yang selanjutnya diproduksi
menjadi film yang berjudul “Sang Pencerah”.
Film Sang Pencerah berdurasi 112 menit dan menghabiskan biaya 12
Miliyar ini ditulis dan disutradarai oleh Hanung Bramantyo. Film ini diproduseri
oleh Raam Punjabi di bawah naungan PT Multivision Plus (MVP) dan mendapat
dukungan penuh dari PP Muhammadiyah. Pemain film ini diantaranya: Lukman
Sardi, Ihsan Taroreh, Slamet Rahardjo, Zazkia Adya Mecca, Yati Surachman,
Pangki Suwito, Ikranegara, Sujewo Tejo, Ricky Perdana, Mario Irwansyah, Denis
Adhiswara, Abdurrahman Afif, serta penampilan perdana dari Giring Nidji.
Syuting perdana Film Sang Pencerah dimulai tanggal 21 Mei 2010
sekaligus menandai rangkaian proses produksi film yang menjadi kado istemewa
Milad ke-100 warga Muhammadiyah di seluruh Indonesia.
Berbicara masalah proses pembuatan film serta sukses atau tidaknya
dalam proses produksinya, tentu saja tidak akan pernah lepas dari peran tim
kreatif yang terlibat. Berikut beberapa tim kreatif yang terlibat di dalam proses
produksi film, diantaranya :
54
Sutradara : Hanung Bramantyo
Produser : Raam Punjabi
Produser Eksekutif :1. Gobind Punjabi
2. Hanung Bramantyo
3. Wicky V.Olindo
Pimpinan Kreatif : Raakhe Punjabi
Produser Supervisi :1. Hartawan Triguna
2. Husrafli Syarif
3. Adrian Utama
Penanggungjawab Riset dan Bahasa :1. Sugeng Wahyudi
2. dr. Budi Setiawan
3. Tafaul (Arab)
4. Katinka Van Heuren (Belanda)
Cerita dan Skenario : Hanung Bramantyo
Penata Fotografi : Faozan Rizal
Penata Artistik : Allan Sebastian
Penyunting Gambar : Wawan I WibowoTalita
Produser Lini :1. Talita Amalia
2. Fajar Nugros
Koordiantor Casting : Zazkia Adya Mecca
Penata Musik : Tya Subiakto
Penata Suara :1. Satrio Budiono
2. Trisno
55
Penata Busana : Retno Ratih Damayanti
Penata Rias : Jerry Oktavianus
Pemeran :
- Ikhsan Taroreh : Muhammad Darwis
- Lukman Sardi : Ahmad Dahlan
- Slamet Rahardjo Jarot : Kyai Penghulu Kamaludiningrat
- Zazkia Adya Mecca : Nyai Walidah
- Marsha Natika : Nyai Walidah Muda
- Ikra Negara : Kyai Abubakar
- Yati Soerachman : Nyai Abubakar
- Sujiwo Tejo : Kyai Muhammad Fadlil
- Dewi Irawan : Nyai Muhammad Fadlil
- Agus Kuncoro Adi : Kyai Lurah Nur
- Idrus Madani : Kyai Muhsen
- Pangky Suwito : Dr. Wahidin Sudirohusodo
- Sitok Srengenge : Sultan Hamengkubowono VII
- Qautsar : Ahmad Daniel
- Rifat Sungkar : Ahmad Jazuli
- Jourast Jorgi : M. Sangidu Kecil
- Joshua Suherman : Hisyam Kecil
- Abdurahman Afif : Dirjo
- Mario Irwansyah : M. Fakhrudin
- Giring Nidji : M. Sudja
56
- Dennis Adheswara : Hisyam
- Ricky Perdana : M. Sangidu
- Edo Borne : Raden Dwi Josowoyo
- M. Mirza : Dirjo Kecil
- Rosa Rosadi : Kyai M. Shaleh
- Bambang Paningron : Kyai M. Arum
- Tyas Hardayanti : Nyai Shaleh
- Retno Yunitowati : Nyai Arum
- Elisabeth Cristin : Nyai Lurah Nur
- Guteng : Raden Budiarjo
- Sri Kuncoro : Imam Masjid Magelang
- Liek Suyanto : Kyai Ulama Magelang
- Masroom Bara : Kyai Abdullah Siraj Pakaulaman
- Bondan Nusantara : Kyai Faqih
- Fajar Suharno : Hoofd Robestur Danurejan
- Rio Bule : Hoofd Inspectur Kweekscool
- Roger Toli : Residen Belanda
- Rosyid : Syeh Ahmad Ketib
- Almira Nabila : Yohana 14 tahun
- M.Sofyan : Siraj 11 tahun
- Sugeng Wahyudi : R. Ngabehi Ngabehi Sasrosugondo
- Indra Kebutz : Mas Joyo Sumarto
- Dyah Arum : Istri Kyai Penghulu
57
- Nurul Jamilah : Ginah
- Dirjo Wiyono : H.Hasyim Ismail (Ayah Sudja)
- Yuk Ningsih : Ibu Hisyam
- Elyandra W : Saudara Hisyam 1
- Ratih : Saudara Hisyam 2
- Bambang : Suami Kejawen
- Yayuk Kesawamurti : Istri Kejawen
- Ganesh Tribayu : Lelaki Muda Konsultasi
- Farah : Zaenab
- Ucok Lubis : Kyai Humam
- Yuda Kuriawan : Humam Muda
- Marco : Murid Kweekschool
- Elang : Dahlan 10 tahun
- Bintang : Dahlan 3 tahun
- Amara : Johana 9 tahun
- Dobleh : Merbot Masjid 1
- Eko Budi : Merbot Masjid 2
- Bagus Yoga : Merbot Masjid 3
- Babam : Merbot Masjid 4
- Very : Merbot Masjid 5
- Kuku : Merbot Masjid 6
- Ade Wijaya : Merbot Masjid 7
- Sugeng : Merbot Masjid 8
58
- Noryadi : Merbot Masjid 9
- Penu : Merbot Masjid 10
- Sutomi : Anak Pangeran
- Ema Kismi : Murid Kweekschool Kentut
- Timotlus Hanung : Teman Sudja 1
- Bagus Surya : Teman Sudja 2
- Andi Hidayat : Teman Dirjo 1
- Husni Wardana : Teman Dirjo 2
- Aris Setiadi : Teman Dirjo 3
3.2 Sinopsis Film Sang Pencerah
Sang Pencerah merupakan film yang mengangkat kisah dari tokoh besar
K.H.Ahmad Dahlan yang hidup di tahun 1800-an. Sang Pencerah menceritakan
seorang pemuda berusia 21 tahun bernama Darwis (Ihsan Taroreh). Pemuda itu
gelisah dengan lingkungannya yang melaksanakan syariat Islam yang melenceng
ke arah sesat. Untuk mendalami ajaran agama Islam, Darwis pun pergi ke
Mekkah.
Sepulangnya dari Mekkah, Darwis merubah namanya menjadi Ahmad
Dahlan (Lukman Sardi). Ia mendirikan sebuah langgar atau surau dan mengawali
pergerakannya dengan mengubah arah kiblat yang salah di Masjid Besar Kauman.
Tindakannya itu serta merta mengundang kemarahan seorang kyai penjaga tradisi,
Kyai Penghulu Kamaludiningrat (Slamet Rahardjo) yang mengakibatkan surau
Ahmad Dahlan dirobohkan karena dianggap mengajarkan aliran sesat. Cobaan
59
Ahmad Dahlan dalam pergerakannya meluruskan syariat Islam pun tidak hanya
sampai di situ. Dirinya juga dituduh sebagai kyai kejawen hanya karena dekat
dengan lingkungan cendekiawan Jawa di Budi Utomo, bahkan dirinya disebut
kafir.
Namun semangat Ahmad Dahlan tidak pernah surut. Bersama isteri
tercinta, Siti Walidah (Zaskia Adya Mecca) dan lima murid-murid setianya :
Sudja (Giring Nidji), Sangidu (Ricky Perdana), Fahrudin (Mario Irwinsyah),
Hisyam (Dennis Adishwara) dan Dirjo (Abdurrahman Arif), Ahmad Dahlan terus
berjuang. Sampai pada akhirnya ia membentuk organisasi Muhammadiyah
dengan tujuan mendidik umat Islam agar berpikiran maju sesuai dengan
perkembangan zaman (http://cinetaris.blogspot.com/sinopsis-film-sang-
pencerah.html. Jum’at, 24-09-2010).
3.3 Pesan Dakwah dalam Film Sang Pencerah
Dalam pembuatan film, pasti mengandung pesan-pesan yang ingin
disampaikan kepada penontonnya. Pesan-pesan tersebut biasanya
menggambarkan situasi dan kondisi kehidupan. Hal ini terkait dengan film
sebagai miniatur sebuah adegan dalam kehidupan yang nyata. Oleh karena itu, di
dalam skripsi ini penulis akan memaparkan pesan-pesan dakwah dalam film
“Sang Pencerah” dengan mengambil beberapa contoh adegan secara singkat dan
sederhana, yang dikategorikan dalam 3 aspek yaitu Aqidah, Syari’ah dan Akhlak.
60
3.3.1 Pesan Akidah
Pesan Akidah yang terkandung dalam film “Sang Pencerah”
targambar secara eksplisit pada beberapa scene, esensi dari materi pesan
akidah adalah rukun iman yaitu :
1. Akidah Keimanan kepada Allah
Pada scene 22 menggambarkan Kyai H. Ahmad Dahlan memberikan
ceramah dalam khutbah jum’atnya.
Kyai Dahlan berkata pada para jamaahnya :” Al Islaamu huwa
Addiin, Islam adalah agama Rahmatan lil „aalamiin. Rahmatan lil
„aalamiin merahmati siapapun yang bernanung dibawahnya baik orang
Islam maupun bukan Islam. Merahmati artinya mengayomi,
melindungi, membuat damai, tidak mengekang, tidak membuat takut,
tidak membuat rumit dengan upacara-upacara dan sesaji. Dalam hadits
Qudsi, Allah berkata: ”Bahwa sesungguhnya Aku (Tuhan) begitu
dekat dengan makhlukku, maka berdoalah padaKu dengan sungguh-
sungguh dan mohon ampun, maka niscaya Aku akan mengabulkan”.
Jadi, dalam berdoa itu hanya sabar dan ikhlas bukan kepada kyai,
khatib, imam, apalagi sesaji tetapi langsung pada Allah.”
Pada scene 24 menggambarkan seoarang guru menjelaskan pada
murid-muridnya mengenai agama.
Pada saat pengajian di langgar kidul, murid-murid menanyakan pada
Kyai Dahlan mau mengaji apa? Kemudian Kyai Dahlan memberikan
kebebasan pada murid-muridnya mereka ingin mengaji tentang apa?
Karena jika tema yang menentukan gurunya maka yang pinter adalah
gurunya. Pengajian dimulai dari bertanya dan salah satu murid
bernama Jazuli bertanya: “Agama itu apa kyai?” kemudian Kyai
Dahlan memainkan sebuah biola dengan suara yang menggetarkan hati
dan enak untuk dinikmati. Kyai Dahlan berkata: “apa yang kalian
rasakan?”. Daniel: “Keindahan”. Sangidu: “Kaya mimpi” Jazuli:
“Sepertinya semua permasalahan itu rasanya hilang ki..,”. Kyai
Dahlan:” Itulah agama, orang yang beragama adalah orang yang
merasakan keindahan, tentram, damai, cerah, karena hakekat agama itu
seperti musik, mengayomi, menyelimuti.” Kyai Dahlan menyuruh
salah satu muridnya Hisyam untuk memainkan biola, akan tetapi suara
biola yang dimainkan oleh muridnya itu tidak enak didengar hingga
murid-murid yang lain tertawa. Kyai Dahlan pun berkata : “Itulah
61
agama, kalau kita tidak mempelajarinya dengan benar itu akan
membuat resah lingkungan kita. Dan jadi bahan tertawaan.”
3.3.2 Pesan Syariah
Pesan Syariah yang terkandung dalam film “Sang Pencerah”
targambar secara eksplisit pada beberapa scene, esensi dari pesan syariah
dalam film ini terkait pada bidang ibadah, pendidikan, dan sosial
diantaranya:
1. Pesan Ibadah
Pada scene 27 menggambarkan Kyai Dahlan menemukan kejanggalan
dalam arah kiblat sholat di salah satu masjid ketika Kyai Dahlan ke
kota untuk membeli kain.
Suara bedug shalat dhuhur, Kyai Dahlan bergegas berwudhu kemudian
masuk masjid untuk menunaikan shalat, akan tetapi Kyai Dahlan
menemukan kejanggalan pada arah kiblat shalat sehingga membuka
peta yang dibawanya dan mengukur dengan kompas, yang kemudian
setelah menunaikan shalat duhur Kyai Dahlan menjelajah ke berbagai
masjid.
Pada scene 33 menggambarkan pertemuan para ulama dan kyai
mengenai kejanggalan Kyai Dahlan pada arah kiblat sholat yang salah.
Dalam pertemuan di Masjid Besa,r Kyai Siraj berkata : Kiblat itu
bukan soal arah,kiblat itu soal Qolbu.“Walillaahi walmasyriiqi
walmaghriibi Fainnamal tumuu Fassamaa wajruh” .Gusti Allah itu
sing kagungan lor, kidul, wetan lan kulon. Gusti Allah jumeneng tidak
berdasar arah tapi ada dalam Qolbu umat.
Kang Mas :“Saya setuju kyai, ini hanya soal keyakinan dimas. Allah
itu menyatu manunggal dengan umatnya. Dimanapun manusia
mengahadap disitu ada Allah.” Kyai Dahlan: “Jika demikian apa
gunanya masjidil haram?” Kyai Penghulu : “Kalau kiblat masjid besar
itu salah, lalu apa yang membuat kita yakin bahwa kiblat sampean itu
benar?” Kyai Dahlan memanggil 2 muridnya Jazuli dan Danil untuk
memasang peta dan berkata: “Pangapunten Kyai,berdasarkan ilmu
falak pulau jawa dan mekkah tidak lurus kebarat. Jadi tidak ada alasan
62
kita mengarahkan kiblat kita ke arah barat. Karena kalau kita
mengarah ke barat berarti kita mengarah ke Afrika. Lagi pula kita tidak
perlu membongkar masjid. Kita hanya merubah arah shalat kita ke
arah 23 derajad dari posisi semula. Ketika Allah memerintahkan
Rosulullah SAW memindahkan kiblat dari Al Aqso ke Alharam beliau
berputar 180 derajad.”Kyai Lurah Nur: “Apa dimas yakin gambar itu
benar?” Kyai Dahlan: “Kebenaran itu hanya milik Allah kangmas.
Manusia hanya sebatas berikhtiar”. Kyai Siraj: Sek....sek... mengko
ndisik..., kelihatannya gambar itu bikinan orang kafir. “Saya pernah
melihatnya di Kantor gaverment. Kalau kita mengarahkan kiblat
berdasarkan gambar itu berarti kita kafir. Ngati-ngati yo lek..., dengan
kaum kafir dan munafik. Mereka menggunakan berbagai macam cara
untuk mempengaruhi keimanan kita”.
Pada scene 34 menggambarkan suasana shalat subuh berjamaah
setelah adanya pertemuan para Kyai di masjid besar mengenai arah
kiblat yang salah.
Shalat subuh berjamaah para kyai dan masyarakat Kauman di Masjid
Besar, namun Kyai Dahlan merubah posisi shalatnya sendiri dan
diikuti oleh para murid-muridnya.
Pada scene 50 menggambarkan ketidaksepakatan arah kiblat dalam
pertemuan para kyai sehingga terjadinya kesalahpahaman.
Penghulu mengutus seseorang menemui Kyai Dahlan untuk menutup
langgarnya karena dianggap membawa ajaran sesat mengenai arah
kiblat sholat, namun Kyai Dahlan menolaknya. Akhirnya kyai
penghulu mengumpulkan para jamaah masjid gede dan warga
berbondong-bondong menuju langgar kidul dan terjadilah bentrokan
antara murid-murid Kyai Dahlan dengan warga, sehingga
dirobohkanlah Langgar kidul Kyai Dahlan secara paksa.
Pada scene 101 menggambarkan Kyai Dahlan membantu memberikan
solusi orang tua yang mau menikahkan anak perempuannya.
Bapak si gadis ingin menikahkan anaknya, tapi ia bingung tidak punya
uang untuk selametan. Kyai Dahlan memberikan solusi: “Slametan itu
tidak wajib, yang wajib itu harus ada wali, saksi dan mahar. Setelah itu
dikabarkan ke tetangga biar tidak ada fitnah.InsyaAllah syah.., asal
tidak ada paksaan.” Kyai Dahlan pun bersedia menjadi saksi dan
63
memberikan saran pada si gadis dan ibunya memakai krudung agar
terhindar dari fitnah.
Pada scene 102 menggambarkan seorang laki-laki berkonsultasi
dengan Kyai Dahlan mengenai Tahlil dan Yasiin.
Seorang laki-laki menanyakan pada Kyai Dahlan kalau ibunya bersih
keras mau mengadakan yasinan 40 hari bapaknya dan tidak punya
uang untuk beli kue apem dan nasi kuning apa doanya bisa diterima?
Kyai Dahlan menjawab: “Mendoakan almarhum itu tidak perlu rame-
rame membaca yasin dan tahlil, apalagi sampai membuat apem dan
nasi kuning tapi cukup doa yang khusyuk Insya Allah diterima.”
Pada scene 106 menggambarkan pertemuan para kyai di masjid besar
mengenai pemikiran Kyai Dahlan tentang Yasin dan Tahlil.
Dalam pertemuan para kyai, Kyai Dahlan dianggap menyederhanakan
dan menggampangkan ajaran Islam dengan melarang adanya Tahlil
dan Yassin, namun Kyai Dahlan berkata: “Saya tidak melarang kang
mas, tiap surat dalam al-Qur’an ada fadilahnya masing-masing. Tapi
tidak untuk diputuskan. Kalau kita hanya membaca yasin terus
menerus ditambah sekaligus dengan upacara-upacara, saya khawatir
akan mengecilkan makna surat-surat yang lain. Rasulullah
menganjurkan manusia untuk berdzikir agar selalu mengingat
asmanya. Tapi apakah Rasulullah mewajibkan kita untuk melakukan
bersama-sama? Apalagi bersuara keras sampai mengganggu tetangga?
Kamu pelankan atau keraskan suaramu sesungguhnya Allah
mengetahui segala isi hati manusia. Agama itu bukan rangkaian
aturan-aturan yang dipermudah atau dipersulit kangmas. Agama itu
sebuah proses, seperti udara pagi yang kita hirup perlahan-lahan
ketubuh kita, menyegarkan hati dan pikiran kita. Bayangkan yang kita
hirup itu angin puting beliung, tubuh kita tidak hanya hancur tapi
terhempas tak berdaya, terbawa arus tak tentu arah. Apakah kita rela
melihat umat kita berserakan dan lari menjauh dari agama hanya kita
salah memberikan pengertian?”
2. Pesan Pendidikan
Pada scene ke 80 menggambarkan Kyai Dahlan mengajarkan pada
murid-murid di sekolah goverment mengenai rasa bersyukur dan
64
terimakasih atas nikmat yang Allah berikan dengan memuji dan
mengucap alhamdulillaah hirrobbil „aalamiin.
Di dalam kelas sekolah goverment, Hoofd Robestur Danurejan salah
satu guru di sekolah memberikan pengarahan kepada murid-murid
bahwa ada guru yang akan mengajarkan agama Islam dan Hoofd
Robestur Danurejan memberikan kesempatan satu kali kepada Kyai
Dahlan untuk mengajar agama Islam. Kyai Dahlan mengucapkan
salam: “Assalamu a‟laikum Wr.Wb” berkali-kali, namun tidak ada
jawaban dari murid-murid. Justru ada salah satu murid yang kentut dan
murid-murid yang lain tertawa. Kyai Dahlan memberi kesempatan
pada murid-murid lain dengan berkata: “Ada yang mau kentut lagi?
Saya izinkan. Kamu? Atau kamu? Bersyukurlah orang yang bisa
kentut kaerna kalau tidak bisa kentut, maka perut kita akan membuncit
seperti menir hoft inspektur.(Murid-murid tertawa bersama).
Sebaiknya sehabis kentut, kita mengucapkan Alkhamdulillahirabbil
alamien. Press dege (Tuhan)yang telah menciptakan saluran
pembuangan di tubuh kita. Bayangkan kala Tuhan tidak menciptakan
saluran pembuangan di tubuh kita, mau dikemanakan angin di perut
kita? Diisi angin terus menerus tanpa adanya lubang, diisi terus
syuuuutttt...... syuuuuuuuutttt.........duaaaarrrr.......... Buuuuuughh.......
semua isi perut kita keluar darah, usus, hati, jantung, otak bercerai
berai muncrat karena kita tidak mempunyai saluran pembuangan
kotoran sisa makanan. Tapi...tapi Tuhan sayang sama manusia. Dia
ciptakan saluran pembuangan agar kita bisa makan sekenyang kita,
minum sepuas kita, maka dari itu kita harus berterimakasih kepada
Tuhan dengan mengucap:
Murid-murid :” Alkhamdulillah”.
Pada scene 97 dan 98 menggambarkan Kyai Dahlan mengajari murid-
murid disekolah Goverment mengenai tata cara berwudhu dan shalat.
Murid-murid disekolah Goverment memperhatikan Kyai Dahlan
menjelaskan mengenai tata cara berwudhu yang benar di halaman
sekolah. Kyai Dahlan : “Tangan, hidung, harus kena semuanya. Intinya
badan kita pada saat mau bertemu dengan Allah harus bersih.” Dan
setelah mengajarkan murid-murid berwudhu, Kyai Dahlan juga
menjelaskan dan mengajarkan shalat diruang kelas sambil memberi
contoh “Pada saat kita sujud, kita meletakan kepala kita benar-benar
rata dengan tanah. Ini kepala, ini tanah, rata dengan tanah. Kita
merendahkan diri kita serendah-rendahnya dihadapan Allah, agar kita
selalu ingat bahwa kita ciptaannya.”
65
Pada scene 100 menggambarkan Kyai Dahlan mengajarkan pada anak-
anak di Madrasah Ibtidaiyah Diniyah mengenai pendidikan Bahasa
Inggris.
Setelah mendapatkan anak-anak dipinggir jalanan untuk dijadikan
murid-murid di Madrasah Ibtidaiyah Diniyah yang dirintisnya, Kyai
Dahlan mengajarkan pendidikan bahasa Inggris yang diikuti juga oleh
murid-murid Kyai Dahlan yang lainnya.
Pada scene 110 menggambarkan Kyai Dahlan mengajarkan pendidikan
agama pada murid-murid goverment.
Kyai Dahlan mengajarkan : “Ketika kita dimusuhi, maka? ”
Murid-murid :”Tidak boleh membalas memusuhi.”
Kyai Dahlan : “Bagus, dan ketika kita dikritik, maka?”
Murid-murid :”Tidak boleh membalas mengkritik.”
Kyai Dahlan: “Lalu pada saat kita dicaci maki, maka?”
Murid-murid :”Tidak boleh membalas mencaci maki.”
Pada scene 113 menggambarkan seorang guru yaitu Kyai Dahlan
mengajarkan ngaji pada anak-anak yang kurang mampu dan murid-
murid sekolah goverment di rumahnya.
Dengan rasa kasih sayang yang tulus, sabar, dan penuh kebahagiaan,
Kyai Dahlan meluangkan waktunya setiap sore hari untuk
mengajarkan ngaji pada anak-anak yang kurang mampu dan murid-
murid sekolah goverment, sedangkan istrinya, Walidah, sambil
membagikan makanan pada orang-orang yang membutuhkan di depan
teras rumahnya.
3. Pesan Sosial
Pada scene 72 menggambarkan perkumpulan Kyai Dahlan dan Budi
Utomo tentang adanya perkumpulan untuk kepentingan umat, dan
menegaskan Budi utomo bukan perkumpulan politik melainkan untuk
pendidikan dan kesehatan.
66
Dalam rapat perkumpulan Budi Utomo yang diikuti oleh para anggota
Budi Utomo dan Kyai Dahlan, Dr.Wahidin selaku ketua Budi utomo
mengatakan:” tanpa perkumpulan tidak mungkin adanya perubahan
dan menegaskan bahwa santri atau bukan itu tidak penting,yang
penting kita punya cita-cita banyak, berani, jiwa terpelajar masih muda
tapi mereka lebih memilih menjadi budak bangsa eropa. Bangga bisa
berbahasa Belanda, menjadikan dirinya tuan besar bagi rakyatnya
dengan cara menghisap tapi di depan orang belanda sujud bahkan dia
menyembah seolah mereka itu dewa. Mari kyai, kita bergabung. Budi
Utomo bukan perkumpulan politik, Budi Utomo hanya untuk
pendidikan dan kesehatan. ”Kyai Dahlan menjawab: ”Itu yang
terpenting kang mas, umat membutuhkan perhatian kita.”
Pada scene 112 menggambarkan salah satu murid Kyai Dahlan
mengajak masyarakat untuk bersedekah yang ditujukan kepada fakir
miskin dan orang-orang yang membutuhkan.
Fakhrudin dan Hisyam berkeliling ke rumah-rumah warga untuk
mengajak bersedekah dengan membawa gerobak yang isinya barang-
barang sedekah yang akan dibagikan pada fakir miskin. Dan tanggapan
warga juga baik seakan berharap apa yang mereka berikan dapat
bermanfaat bagi orang-orang yang membutuhkan.
Pada scene 133 dan 134 menggambarkan pertemuan Kyai Dahlan
dengan murid-murid setianya dalam rangka mendirikan perkumpulan
Muhammadiyah sebagai aktivitas sosial.
Kyai Dahlan memantapkan untuk mendirikan perkumpulan
berdasarkan Q.S.Ali- Imran ayat 104 yang mempunyai makna “Dan
adakanlah diantara kamu sekelompok orang yang menyeru kepada
kebaikan dan meninggalkan kemungakaran. Salah satu murid Dahlan
yang bernama Sudja bertanya: “Nyuwun sewu kyai, untuk apa toh kita
mendirikan perkumpulan? Apakah langgar kita tidak cukup?” Kyai
Dahlan menjawab: “Langgar itu untuk ibadah dan perkumpulan untuk
aktivitas sosial”. Kyai Dahlan berharap dengan melalui pendirian
perkumpulan Muhammadiyah dapat memberikan inspirasi dan manfaat
bagi masyarakat khususnya umat Islam. Kyai Dahlan mengatakan:
Hari ini kita sama-sama belajar untuk menjadi yang terbaik di mata
Allah. Tidak hanya untuk diri sendiri tapi untuk kepentingan orang
banyak. Hidup ini singkat dan hanya satu kali, manfaatkan tidak hanya
67
untuk kepentingan sendiri. Allah beserta orang-orang yang peduli.
Insya Allah ini akan diridhoi.
Sekalipun surat resmi pendirian perkumpulan belum turun, tetapi hari
ini aku tetapkan sebagai hari lahir Muhammadiyah. ”Ya Allah,
tunjukan jalan yang lurus yaitu Jalan yang kau telah beri tempat bukan
jalan yang Kau telah beri sesat”. Amien.
3.3.3 Pesan Akhlak
Pesan akhlak yang terkandung dalam film “Sang Pencerah”
targambar secara eksplisit pada beberapa scene, eseensi materi pesan
akhlak dalam film ini terkait pada akhlak terhadap keluarga dan akhlak
terhadap sesama diantaranya:
1. Akhlak terhadap keluarga
Pada scene 55 menggambarkan kasih sayang dan perhatian seorang
kakak kepada adiknya yang tertimpa musibah sebagai bentuk
kepedulian terhadap keluarga.
Mengetahui langgarnya dirobohkan oleh masyarakat Kauman karena
dianggap mengajarkan ajaran yang sesat mengenai arah kiblat sholat
yang mengakibatkan jamaah masjid besar menurun dan membuat
kemarahan Kyai penghulu, Kyai Dahlan mengajak istri dan anak-
anaknya untuk meninggalkan Kauman. Keeseokan harinya, kang mas
dan mba’yu dari Kyai Dahlan kerumahnya dan melihat keadaan
langgar hancur dan rumah sepi, yang kemudian mencari dan mencoba
menyusul Kyai Dahlan ke stasiun tugu Yogyakarta. Akhirnya kang
mas dan mbakyu bertemu di stasiun tersebut dan mengajak Dahlan
pulang kembali ke rumahnya karena keluarga masih membutuhkannya,
namun Dahlan merasa bahwa dirinya sudah tidak dibutuhkan kembali
di Kauman. Kang mas berkata: ”Sapa sing ngomong? Sapa?
Keluargamu masih sangat menghargaimu. Murid-muridmu juga.
Jangan ngawur kamu. Wis langgarmu bisa di bangun lagi, aku sing
bangun. Yo.., “
mba’yu pun berkata :”Demi Allah Dahlan, mba’yu minta sama kamu
muleh.., “Seorang pemimpin yang baik dimata Allah tidak akan pernah
meninggalkan keluarganya apalagi umatnya”. Dan akhirnya Dahlan
luluh dan mau kembali ke Kauman.
68
Pada scene 84 menggambarkan perbincangan Kyai Dahlan dan istrinya
mengenai memandang hidup yang sederhana.
Perbincangan Kyai Dahlan dan istrinya Walidah diruang tamu, Kyai
Dahlan berkata: “Mungkin aku terlalu sederhana memandang hidup
ini, sehingga orang tidak terima”.
Walidah: “Hidup berjalan seperti apa yang kita pikirkan kang mas,
bukan sebaliknya”.
Kyai Dahlan: “Mungkin sebaiknya aku berlaku sebaliknya neng.”
Walidah :” Pangapunten dalem kang mas, ada banyak pemuda di
Kauman mereka semua putra kyai, Islam bahkan kaya. Begitu juga
keluarga kita terpandang sebagai keluarga Islam yang taat. Tapi
M.Darwis tidak seperti pemuda kebanyakan. Darwis dapat melihat dan
mendengar apa yang dilihat dan didengar oleh banyak pemuda. Saya
tidak menjalankan istikharoh seperti yang dianjurkan oleh bapak, tapi
saya berhajat dan bermunajah pada Allah karena tidak ada
kebimbangan sedikitpun dihati saya untuk memilih calon suami”
Kyai Dahlan: “Aku sendiri tidak tahu, apakah yang ku lakukan itu
benar?”
Walidah : “Kalau kita tahu, kita tidak akan belajar.
“(Hai orang-orang yang beriman jika kamu menolong agama Allah
Niscaya Dia akan menolong kamu dan meneguhkan kedudukanmu).”
2. Akhlak terhadap sesama
Pada scene 2 dan 3 menggambarkan kepedulian M. Darwis yang
dikenal dengan Kyai Dahlan terhadap orang-orang yang tidak mampu
dengan membagikan makanan.
Saat Darwis berumur 15 tahun, Dia melihat sepasang suami istri
berdoa menghadap ke pohon dengan menyembah dan memberikan
sesajen yang diletakan di bawah pohon berupa makanan, akan tetapi
Darwis menganggap bahwa yang dilakukan oleh sepasang suami istri
itu syirik sehingga menurut M.Darwis dari pada makanan yang
dijadikan sesajen mubadzir akhirnya dia mengambilnya dan
membagikan makanan pada fakir miskin di jalanan.
69
Pada scene 45 dan 109 menggambarkan seorang guru yang
mengajarkan pada murid-muridnya tentang pentingnya menyantuni
anak yatim dan fakir miskin berdasarkan Q.S. Al- Maun.
Pengajian menjelang berbuka puasa di Langgar Kidul, Kyai Dahlan
mengatakan: “Mari kita buka pengajian sebelum buka puasa ini
dengan membaca surat Al-Maun. Surat Al-Maun adalah surat yang
membahas pentingnya menyantuni anak yatim dan orang miskin”.
Danil bertanya: “Pangapunten kyai, sudah 4x kita pengajian selalu
membahas surat Al-Maun. Padahal Alqur’an ini ada 114 surat kyai.”
Kyai Dahlan menjawab: “Sudah berapa banyak anak yatim dan orang-
orang miskin yang kamu santuni, Danil? Hayo sudah berapa? Buat apa
kita mengaji banyak-banyak surat tapi hanya untuk di hafal?”.
Beberapa selang waktu kemudian, Kyai Dahlan dan murid-muridnya
membawa makanan untuk dibagikan pada anak-anak yatim dan fakir
miskin di jalanan.
Pada scene ke 71 menggambarkan adanya kegiatan sosial yaitu
pengobatan gratis untuk orang-orang yang kurang mampu.
Di halaman rumah, Dr. Wahidin mengadakan kegiatan sosial berupa
pengobatan gratis untuk orang-orang yang kurang mampu dan yang
membutuhkan dengan penuh kesabaran dan kasihsayang pada sesama.
Pada scene 93, 94, dan 95 menggambarkan rasa kepedulian yang tinggi
Kyai Dahlan terhadap fakir miskin dan anak-anak terlantar.
Di alun-alun, Kyai Dahlan dan murid-murid setianya mencari anak-
anak terlantar dan kurang mampu untuk dipelihara dan akan diberi
pendidikan melalui sekolah yang dirintisnya yaitu Madrsah Ibtidaiyah
Diniyah. Setelah mendapatkan anak-anak sebagai calon murid-
muridnya itu, Kyai Dahlan memandikan anak-anak di sungai dengan
suka ria dan diberinya pakaian yang layak, diberinya makanan
kemudian memberikan pengajaran pendidikan yang baik dengan rasa
kasih sayang yang tulus dan penuh kesabaran.
Pada scene 108 menggambarkan seorang murid yang meminta maaf
kepada gurunya karena telah su’udhon (berpikiran buruk pada
gurunya).
70
Salah satu murid Kyai Dahlan yang bernama Sudja menemui Kyai
Dahlan untuk meminta maaf karena telah su’dhon kepada beliau. Kyai
Dahlan pun menanggapi dengan santai karena yang terpenting pikiran
muridnya itu sudah terbuka dan tahu yang sebenarnya terjadi. Murid-
murid lain menyambut Kyai Dahlan dihalaman langgar kidul dan
Fakhrudin berkata: “Kanjeng Nabi Muhammad telah bersabda “bahwa
sesungguhnya Islam hadir dalam keadaan terasing dan akan kembali
dalam keadaan terasing juga. Maka beruntunglah orang-orang yang
terasing itu, karena sesungguhnya merekalah yang merapikan sesuatu
yang salah”. Saya akan selalu di depan melindungimu kyai.
Pada scene 116 menggambarkan pertemuan Kyai Dahlan dengan
murid-muridnya mengenai pendirian perkumpulan, yang syaratnya
adalah semua anggota pendiri perkumpulan harus terlebih dahulu
masuk dan menjadi anggota Budi Utomo.
Hisyam, salah satu murid Kyai Dahlan bertanya: “seandainya kita
masuk jadi anggota Budi Utomo, apa iya kita harus masuk kejawen
nantinya?”. Kyai Dahlan menjawab: “Kita itu boleh punya prinsip asal
jangan fanatik, karena fanatik itu ciri orang yang bodoh. Sebagai orang
Islam kita harus tunjukan kalau kita bisa bekerja sama pada siapapun,
asalkan: Lakum dii nukum waliyadiin. Untukmu agamamu, dan
untukku agamaku.”
71
BAB IV
ANALISIS PESAN DAKWAH DAN TEKNIK PENYAMPAIANNYA
DALAM FILM SANG PENCERAH
Sebelum menganalisis pesan dakwah dan teknik penyampaian pesan
dakwah dalam film Sang Pencerah, penulis akan memaparkan definisi dakwah.
Dakwah adalah usaha yang dilakukan secara sadar dengan tujuan terbentuknya
suatu individu atau masyarakat yang taat dan mengamalkan ajaran Islam.
Pada bab ini, penulis akan mendekripsikan hasil scene (adegan) film Sang
Pencerah berupa teknik penyapaian pesan. Adapun teknik penyampaian pesan ini
berupa dialog, akting, visualisasi, tempat dan waktu, serta karakter pemeran setiap
scene yang disimbolkan dalam film sang pencerah. Teknik penyampaian pesan
dakwah dalam film Sang Pencerah akan dianalisis menggunakan pendekatan
semiotik Roland Barthes. Analisis ini akan menggunakan teknik analisis
prespektif, dalam menafsirkan makna denotasi dan konotasi dengan
mengklasifikasi menjadi tiga kategori, yaitu aqidah, Syariah, dan akhlak.
4.1 Analisis Pesan Dakwah Dalam Film Sang Pencerah
4.1.1 Pesan Dakwah Berkaitan Dengan Akidah
1. Pesan Akidah Keimanan Kepada Allah
a. Pada scene 22 menggambarkan Kyai H.Ahmad Dahlan memberikan
ceramah dalam khutbah jum’atnya mengenai akidah keimanan pada
Allah.
72
a) Tahap Denotatif
Kyai Dahlan melalui mimbar ceramah khutbah jum’atnya
menjelaskan bahwa Islam merupakan agama rahmatan lil „aalamiin
karena Islam mengayomi, melindungi, membuat damai, tidak
mengekang, tidak membuat takut, dan tidak membuat rumit dengan
upacara-upacara sesaji. Dalam hal ini Kyai Dahlan menegaskan bahwa
berdoa itu dengan sabar dan ikhlas, yang ditujukan langsung kepada
Allah SWT. Ahmad Dahlan menjelaskan, hal itu berdasarkan hadits
Qudsi yang berbunyi: ”Bahwa sesungguhnya Aku (Tuhan) begitu
dekat dengan makhlukku, maka berdoalah padaKu dengan sungguh-
sungguh dan mohon ampun, maka niscaya Aku akan
mengabulkannya.”
73
b) Tahap Konotatif
Berkaitan dengan statment yang disampaikan Ahmad Dahlan
tentang Islam sebagai agama rahmatan lil „aalamiin, dimaknai secara
konotatif, bahwa agama Islam diciptakan oleh Allah dengan segala
kesempurnaannya mampu menjawab permasalahan-permasalahan
yang dialami umat Islam. Hal ini sesuai diperkuat berdasarkan firman
Allah dalam Q.S. Al Anbiyaa’ ayat 107 yang berbunyi :
Artinya : “Dan tidaklah kami utus engkau (Muhammad), melainkan
sebagai rahmat bagi seluruh alam”.
Dalam Tafsir Al-Azhar, ayat ini dimaknai sebagai sistem ajaran
yang dibawa oleh Nabi Muhammad. SAW merupakan sistem yang
membawa bahagia bagi seluruh manusia dan memimpinnya kepada
kesempurnaan yang telah dijangkakan baginya dalam hidup ini.
Risalah Muhammad datang kepada kemanusiaan setelah
Alqur’an sampai ke zaman kedewasaan akal. Alqur’an datang sebagai
sebuah kitab yang selalu terbuka untuk segala turunan demi turunan,
generasi demi generasi. Alqur’an mengandung pokok-pokok ajaran
manusia yang tidak berubah-rubah, bersedia menerima keperluan
hidup yang selalu baru yang diketahui oleh pencipta manusia sendiri.
Kitab yang dibawa Muhammad ini telah meletakan dasar yang
tetap bagi hidup kemanusiaan yang selalu berubah. Diberi kesempatan
74
bagi manusia mempergunakan ijtihad menyesuaikan pertumbuhan dan
perkembangan dengan hukum yang tetap itu, atau mengembalikan
yang cabang kepada yang pokok dengan tidak usah ada pembenturan.
Kedatangan Muhammad membawa syariat yang berisi rahmat itu ialah
sebab syariat itu tidak membeku, hukum tumbuh karena melihat illat
(sebab), ada illat ada hukum.
Rahmatnya yang lebih penting adalah dengan adanya
kemerdekaan berfikir. Sehingga akal tidak takut akan maju. Diakui
pula bahwa hasil pemikiran pula tidaklah selalu tepat, asal niat sejak
dari permulaan berfikir tetap benar yaitu mendekati kebenaran.
Apabila hasil pemikiran itu benar, dapatlah dua pahala yakni pahala
berfikir dan pahala mendapat kebenaran. Tetapi kalau hasilnya tidak
tepat, pahala satu tetap ada yaitu pahala kepayahan berfikir atau
kepayahan mengadakan penyelidikan.
Risalah yang dibawa Muhammad selain dari membawa rahmat
untuk kaumnya, mengeluarkan mereka dari lingkungan sempit hidup
berkabilah menjadi suatu bangsa besar yang berperadaban, diapun
rahmat bagi seluruh alam. Pokok ajaran Islam itu bahwa martabat
manusia adalah kemuliaan yang hendak dicari hanya satu yaitu
kemuliaan disisi Allah karena iman dan amal sholeh. (Hamka, 2000 :
122-123).
75
b. Pada scene 24 menggambarkan seorang guru sedang menjelaskan
pada murid-muridnya mengenai agama.
a) Tahap Denotatif
Adegan ini dimaknai secara denotatif tentang adanya kesabaran
yang dilakukan seorang guru kepada murid-muridnya dalam proses
belajar mengajar atau yang biasa disebut dengan istilah ngaji. Dalam
proses itu, Kyai Dahlan sebagai guru menerapkan pengajaran secara
demokratis, yaitu dengan memberikan kebebasan pada murid-
muridnya untuk menentukan tema pengajian yang ingin dibahas, yang
dimulai dari bertanya. Dalam cerita ini, salah satu muridnya bertanya
mengenai apa itu agama? Kemudian, melalui lantunan musik biola
yang dimainkan oleh Kyai Dahlan dengan suara yang menggetarkan
hati dan enak dinikmati, Kyai Dahlan menjelaskan bahwa orang yang
beragama adalah orang yang merasakan keindahan, ketentraman,
damai, karena hakekat agama itu seperti musik yang mengayomi dan
76
menyelimuti. Tapi, jika agama tidak dipelajari dengan benar, maka
akan membuat resah lingkungan kita, bahkan jadi bahan tertawaan.
b) Tahap Konotatif
Pada scene ini, ucapan yang disampaikan KH. Ahmad Dahlan,
dimaknai secara konotatif sebagai peringatan. Agama dalam hal ini
Islam, akan terasa indah jika menjalaninya dengan menggunakan ilmu.
Kenikmatannya akan terasa seperti bahasa kiasan yang ditunjukkan
Ahmad Dahlan dalam memainkan biola. Biola terasa nikmat untuk
didengar apabila bisa memainkannya. Biola dapat dimainkan dengan
baik manakala tahu ilmunya. Tapi akan terasa tidak nikmat manakala
dimainkan oleh orang yang tidak mengetahui ilmunya. Sama seperti
agama, dapat menjadi bumerang apabila orang-orang yang tidak
memiliki ilmu, ia berusaha memahami agama dengan cara-cara yang ia
sukai, tanpa berlandaskan ilmu. Adanya gesekan pada masyarakat,
terjadi karena ketidaktahuan tentang ilmu agama. Justru orang yang tau
akan ilmunya, ia akan berperilaku lebih dewasa dan lebih bisa
menghormati perbedaan yang ada.
4.1.2 Pesan Dakwah Berkaitan Dengan Syari’ah
1. Pesan Ibadah
a. Pada scene 27 menggambarkan Kyai Dahlan menemukan
kejanggalan dalam arah kiblat shalat di salah satu masjid ketika Kyai
Dahlan ke kota untuk membeli kain.
77
a) Tahap Denotatif
Digambarkan ketika Kyai Dahlan sedang melakukan tawar
menawar harga dengan pedagang kain, suara bedug adzan shalat
duhur yang berbunyi, yang membuat Kyai Dahlan bergegas
berwudhu dan masuk ke dalam masjid untuk menunaikan shalat.
Ketika di dalam masjid, Kyai Dahlan menemukan beberapa
kejanggalan pada arah kiblatnya. Kemudian ia membuka peta yang
dibawanya dan mengukur dengan kompas, yang kemudian setelah
menunaikan shalat duhur, Kyai Dahlan menjelajah ke berbagai
masjid. Adegan ini dimaknai secara denotatif bahwa Ahmad
Dahlan berusaha kritis dan tanggap terhadap lingkungan dan
kondisi arah shaf pada masjid, yang melenceng beberapa derajat.
b) Tahap Konotatif
Dimaknai secara konotatif, bahwa sikap kritis yang
dilakukan oleh Ahmad Dahlan dalam menyikapi berbagai
persoalan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat patut menjadi
perhatian. Keyakinan dalam diri setiap muslim tentang shalat
78
menghadap kiblat memang menjadi keharusan. Ketidaktepatan
dalam memposisikan diri pada arah kiblat seringkali dianggap hal
yang biasa, karena yang terpenting niatnya adalah menghadap
kiblat. Namun, alangkah lebih yakin dan memantapkan hati
seseorang dalam beribadah, apabila diiringi dengan ilmu
pengetahuan. Penulis menilai, ilmu agama harus berjalan
beriringan dengan ilmu pengetahuan agar lebih sempurna ibadah
seseorang. Apalagi berbagai kajian fiqih harus selalu berkembang
agar Islam dapat selalu menjadi solusi atas problem yang terjadi
dalam kehidupan masyarakat.
b. Pada scene 33 menggambarkan pertemuan Ahmad Dahlan dengan
para ulama dan kyai untuk bermusyawarah mengenai arah shaf di
Masjid Besar yang melenceng dari arah kiblat.
79
a) Tahap Denotatif
Adegan ini menggambarkan pertemuan Kyai Dahlan dengam
kyai dan para ulama setempat. Pada forum pertemuan tersebut, Kyai
Dahlan menyampaikan bahwa shaf di masjid Besar Pekaulaman dan
masjid-masjid yang lain tidak lurus pada arah kiblat dan telah
melenceng jauh. Menggunakan media peta yang dipasang pada papan
dan kompas sesuai ilmu falak yang ia kuasai, Ahmad Dahlan berusaha
memberikan penjelasan dihadapan para kyai.
Ahmad Dahlan berpendapat, tidak ada alasan untuk
mengarahkan kiblat ke barat karena jika mengarah ke barat berarti
mengarah ke Afrika. Kyai Dahlan berkata: ”Kita tidak perlu
menbongkar masjid, tetapi hanya merubah sedikit arah kiblat ke 23
derajat dari arah semula”. Akan tetapi, dalam pertemuan ini, Kyai Siraj
Pakaulaman tidak sepakat dan mempengaruhi kyai serta jamaah
lainnya sehingga terjadinya kesalahpahaman dan menganggap
penjelasan dari Kyai Dahlan melalui gambar peta orang kafir.
Dari adegan ini, dimaknai secara denotatif bahwa telah terjadi
kesalahan dalam ketepatan menghadap arah mata kiblat, yang
hubungannya sangat vital dengan ibadah shalat masyarakat tersebut,
karena berhubungan dengan syarat sahnya sholat.
b) Tahap Konotatif
Digambarkan secara konotatif, bahwa Ahmad Dahlan
berijtihad dengan ilmu falak yang dimilikinya, berusaha memberikan
80
informasi akan kebenaran yang ia yakini tentang ketidaktepatan arah
shaf pada masjid Besar dan beberapa masjid di wilayah tersebut.
Ahmad Dahlan melihat hal ini sangat vital dan perlu diluruskan,
karena berhubungan dengan kemantapan hati dalam beribadah. Salah
satu syarat sahnya shalat adalah menghadap kiblat dan hal ini sangat
berhubungan dengan kemantapan hati seseorang dalam beribadah.
c. Pada scene 34 menggambarkan suasana shalat subuh berjamaah
setelah adanya pertemuan para Kyai di Masjid Besar mengenai arah
kiblat yang salah.
a) Tahap Denotatif
Digambarkan Kyai Dahlan beserta murid-muridnya merubah
posisi shaf shalatnya. Ini merupakan salah satu bentuk ijtihad Ahmad
Dahlan atas ilmu pengetahuan yang dimilikinya.
81
b) Tahap Konotatif
Penggunaan peta dan kompas yang dilakukan Ahmad Dahlan
sehingga ia berani merubah posisi shaf sholatnya merupakan bentuk
ijtihad. Terlepas dari perbedaan pendapat, dimaknai secara konotatif,
bahwa apa yang dicontohkan oleh Ahmad Dahlan membutuhkan
keberanian dan mental yang kuat. Sampai saat ini, penggunaan
teknologi yang sudah berkembang, yang difungsikan untuk
menetapkan suatu hukum atau berijtihad pun masih menjadi polemik
bagi sebagian kalangan. Secara objektif, penulis menilai adanya
perbedaan tersebut harus disikapi secara arif dan bijaksana agar tidak
menimbulkan polemik di belakang.
d. Pada scene 50 menggambarkan sikap ketidakdewasaan, sebagai
akibat dari hasil musyawarah, tentang pembahasan yang tidak
menemukan titik kesepakatan dalam penentuan arah kiblat karena
berbeda keyakinan dalam memahaminya, yang berujung pada
tindakan anarkis dengan merobohkan Langgar Kidul.
82
a) Tahap Denotatif
Adegan ini dimaknai denotatif menggambarkan Jamaah masjid
Besar menurun dan pindah shalat di langgar kidul Kyai Dahlan.
Penghulu mengutus seseorang menemui Kyai Dahlan untuk menutup
langgarnya karena dianggap membawa ajaran sesat mengenai arah
kiblat sholat. Namun, Kyai Dahlan menolak untuk menutup
langgarnya. Kyai penghulu pun tidak mau tinggal diam sehingga
mengumpulkan para jamaah masjid besar dan warga Kauman yang
berbondong-bondong menuju Langgar Kidul, yang berujung pada
dirobohkannya Langgar Kidul Ahmad Dahlan.
b) Tahap Konotatif
Adegan ini dimaknai secara konotatif, bahwa terjadi perbedaan
ideologi dalam memandang sebuah permasalahan. Seringkali,
perbedaan ideologi jika tidak disikapi dengan dewasa, akan membawa
dampak negatif yang besar. Bentrok fisikpun bisa saja terjadi karena
tidak bisa mengontrol amarah. Adanya ideologi muncul dari akidah
atau bentuk-bentuk keyakinan yang diyakini sebagai kebenaran. Dan
hal ini sulit untuk dipertemukan. Melihat permasalahan ini, penulis
memandang perlu adanya sikap bijaksana dari pembawa informasi
ataupun penerima informasi agar tidak terjadi kesalahpahaman yang
menyebabkan pertikaian. Sebuah catatan dari penulis, dalam
memahami agama harus selalu dilandasi sikap dewasa dan saling
83
toleran, sehingga persatuan umat Islam akan selalu terjaga dan tidak
mudah terpecah belah.
e. Pada scene 101 menggambarkan Kyai Dahlan membantu
memberikan solusi kepada orang tua yang mau menikahkan anak
perempuannya.
a) Tahap Denotatif
Bapak seorang gadis ingin menikahkan anaknya, tapi ia dan
istrinya bingung tidak mempunyai uang untuk selametan. Kyai
Dahlan memberikan solusi kalau selametan itu tidak wajib, yang
wajib itu harus ada wali, saksi dan mahar. Setelah itu dikabarkan ke
tetangga agar tidak ada fitnah. InsyaAllah pernikahannya syah, asal
tidak ada paksaan pada si gadis. Kyai Dahlan pun bersedia menjadi
saksi dan memberikan saran pada si gadis dan ibunya memakai
krudung agar terhindar dari fitnah. Dimaknai secara denotatif,
84
Ahmad Dahlan memberikan pemahaman kepada tetangganya yang
akan menikahkan anak perempuannya.
b) Tahap Konotatif
Adegan ini dimaknai secara konotatif bahwa masyarakat pada
saat itu banyak mengalami kesalahpahaman dan ketidaktahuan
terhadap ajaran agama. Selametan yang sudah menjadi tradisi dan
budaya dianggap hal yang sakral yang berangkat dari ajaran agama.
f. Pada scene 102 menggambarkan seorang laki-laki berkonsultasi
dengan Kyai Dahlan mengenai ada atau tidaknya kewajiban
melaksanakan tahlil yang diiringi menyediakan sesajian ketika ada
kerabat yang meninggal.
a) Tahap Denotatif
Seorang laki-laki berkonsultasi pada Kyai Dahlan kalau
ibunya bersikeras untuk mengadakan yasinan 40 hari bapaknya yang
sudah meninggal dunia. Sementara laki-laki tersebut tidak
85
mempunyai uang untuk membeli apem dan nasi kuning pada acara
yasinan itu. Ia bingung tanpa acara yasinan dengan membeli apem
dan nasi kuning doanya bisa diterima ataukah tidak. Kyai Dahlan
menjelaskan bahwa mendoakan almarhum tidak perlu rame-rame
membaca yasin dan tahlil, tapi cukup dengan doa yang khusyuk.
Insya Allah doanya diterima oleh Allah SWT.
Hal ini dimaknai secara denotatif bahwa telah terjadi salah
pemahaman dalam memahami ajaran agama. Tahlil dipahami
sebagian masyarakat sebagai sebuah ajaran agama yang dihukumi
wajib ketika ada keluarga yang meninggal. Pada adegan tersebut
juga digambarkan ketidaktahuan masyarakat tentang perihal doa.
Digambarkan masyarakat memahami diterima atau tidaknya doa
tergantung dari ada atau tidaknya makanan yang dihidangkan pada
tahlil.
b) Tahap Konotatif
Pada adegan ini, dimaknai secara konotatif bahwa telah
terjadi kesalahpahaman pada masyarakat dalam memaknai mana
yang termasuk pesan agama, dan mana yang termasuk budaya.
Adanya tahlilan yang disertai dengan suguhan makanan merupakan
transformasi nilai yang pada saat sebelum Islam masuk, agama hindu
telah lama masuk sebelum Islam datang ke Indonesia dan kebiasaan-
kebiasaanya telah melekat menjadi sebuah budaya. Islam yang pada
86
saat itu datang, mencoba merubahnya dengan menyusup ke dalam
tradisi-tradisi mereka dan mengajarkan tentang ajaran-ajaran Islam.
Pada kenyataannya, hal inilah yang menyebabkan terjadinya
perbedaan pendapat. Adanya perbedaan pendapat dipengaruhi cara
pandang dan menilainya.
Peneliti berusaha obyektif memandang dalam hal ini. Mereka
yang berpandangan tekstualis akan berpendapat bahwa bentuk-bentuk
aktivitas ibadah yang tidak ada dalam tuntunan Nabi merupakan
bid‟ah. Sementara ulama yang melihat konteks sejarah, mereka akan
menilai sebagai ibadah, karena pada kenyataannya bacaan-bacaan di
dalamnya adalah pujian-pujian kepada Allah dan Rasul, serta
mendoakan kepada yang telah meninggal agar diampuni segala
dosanya merupakan ibadah karena bernilai positif. Hal itu juga
dilakukan untuk menjaga warisan budaya, karena historis keberhasilan
dakwah Islam pada waktu itu salah satunya terdapat pada aktivitas
tahlilan.
Berkaitan dengan sosok Ahmad Dahlan dalam film Sang
Pencerah, apa yang telah dilakukan patut ditiru. Keberaniaannya
menegakkan syariat Islam menjadi poin penting bagi umat Islam.
Namun, penulis juga mengkritik cara dakwah yang dilakukan Ahmad
Dahlan dengan wataknya yang keras itu dapat menimbulkan benturan
dan perpecahan umat Islam. Kebenaran yang mutlak hanyalah Allah,
87
dan kebenaran-kebenaran yang ada pada manusia adalah kebenaran
subyektif.
g. Pada scene 106 menggambarkan pertemuan kyai Dahlan dengan para
kyai di Masjid Besar, yang membahas mengenai pemikiran Kyai
Dahlan tentang Yasin dan Tahlil.
a) Tahap Denotatif
Pada scene ini, digambarkan Kyai Dahlan dianggap
menyederhanakan dan menggampangkan ajaran Islam dan melarang
adanya tahlil dan yasin. Pada adegan ini, terjadi salah persepsi
terhadap apa yang disampaikan Ahmad Dahlan. Dimaknai secara
denotatif, bahwa pada dasarnya Kyai Dahlan tidak melarang
aktivitas tahlil dan yasin. Namun, ada sedikit kekhawatiran dalam
dirinya, jika dengan membaca yasin secara terus menerus ditambah
dengan adanya upacara-upacara sesaji, akan mengecilkan surat-
88
surat yang lain, karena tiap surat dalam al-Qur’an mempunyai
fadilahnya masing-masing. Kyai Dahlan pada adegan tersebut juga
menambahkan, bahwa Rasulullah menganjurkan manusia untuk
berdzikir supaya selalu mengingat asmaNya, tetapi tidak
mewajibkan untuk melakukan secara bersama-sama.
b) Tahap Konotatif
Adegan pada scene ini dimaknai secara konotatif bahwa
telah terjadi pemahaman yang berbeda antara para kyai dan
masyarakat dengan pola pemikiran Ahmad Dahlan. Dalam konteks
ini, penulis melihat ada perbedaan penafsiran pada Q.S.Al Mulk
ayat 13 yang artinya: “Kamu pelankan atau keraskan suaramu,
sesungguhnya Allah mengetahui segala isi hati manusia”.
Pada adegan ini juga ada kekhawatiran dalam diri Ahmad
Dahlan tentang kedudukan surat-surat dalam al-Qur’an. Dengan
adanya pembacaan surat yasin secara terus menerus, ditakutkan
akan memperkecil kedudukan surat yang lain., sedangkan Allah
memberikan kedudukan yang sama pada tiap surat. Perbedaan cara
pandang yang berujung pada keyakinan sulit untuk dipertemukan.
Melihat secara rasoinal, terlepas dari adanya perbedaan
pendapat yang terjadi pada film tersebut, penulis menilai, apa yang
dilakukan oleh Ahmad Dahlan adalah hal yang baru dan berbeda
dari keumuman pada waktu itu. Jadi sangat wajar ketika
mendapatkan pertentangan dari masyarakat. Jika dikontekskan pada
89
zaman sekarang, ada kemungkinan hal itu akan terjadi juga
manakala ada penafsiran yang baru, yang berbeda dari keumuman
yang biasa dilakukan oleh masyarakat. Menurut penulis, perbedaan
yang terjadi dalam kehidupan masyarakat akan terasa indah jika
disikapi dengan bijaksana. Justru perbedaan yang ada dijadikan
bahan introspeksi diri untuk mengembangkan wawasan
keintelektualan.
2. Pesan Pendidikan
a. Pada scene 80 menggambarkan Kyai Dahlan mengajarkan pada
murid-murid di sekolah goverment mengenai rasa bersyukur dan
terimakasih atas nikmat yang Allah berikan dengan memuji dan
mengucap alkhamdulillahi robbil alamien.
a) Tahap Denotatif
Hoofd Robestur Danurejan salah satu guru di sekolah,
memberikan pengarahan kepada murid-murid bahwa ada guru
90
yang akan mengajarkan agama Islam yaitu Ahmad Dahlan. Hoofd
Robestur Danurejan memberikan kesempatan satu kali kepada
Kyai Dahlan untuk mengajar agama Islam. Digambarkan, Kyai
Dahlan mengucapkan salam berkali-kali, namun tidak ada jawaban
dari murid-murid di sekolah goverment. Justru ada salah satu
murid yang kentut dan murid-murid yang lain tertawa. Kyai
Dahlan memberi kesempatan dan mengizinkan pada murid-murid
lain jika ada yang mau kentut lagi, kemudian Kyai Dahlan
memberikan penjelasan pada murid-murid untuk bersyukur pada
Allah karena masih diberi kenikmatan bisa kentut karena kalau
tidak bisa kentut, maka perut kita akan membuncit seperti menir
hoft inspektur. (Murid-murid tertawa bersama). Dan sebaiknya
sehabis kentut, kita mengucapkan Alhamdulillaahirabbil
„aalamiin.
Dimaknai secara denotatif bahwa Ahmad Dahlan
memperluas dakwahnya melalui jalur pendidikan formal. Dalam
forum kelas, Ahmad Dahlan mengajarkan tentang makna syukur
dalam kehidupan.
b) Tahap Konotatif
Dimaknai secara konotatif, Ahmad Dahlan memberikan
pengajaran kepada siswa tentang agama Islam. Pertemuan pertama
Ahmad Dahlan dalam kelas yaitu memberikan pengajaran tentang
makna syukur dalam kehidupan. Sebagai umat Islam, sudah
91
seyogyanya harus selalu bersyukur atas nikmat yang Allah berikan,
sesuai firman Allah Q.S Ibrahim ayat 7:
Artinya :
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu mema`lumkan:
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah
(nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka
sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".
Dalam bersyukur hendaklah terus berusaha guna mengatasi
kesulitan. Jangan mengomel atas persediaan yang serba kurang,
jangan mengeluh kalau belum tercapai apa yang dicita. Syukuri
yang ada, maka pastilah akan ditambah Tuhan. Tetapi kalau hanya
mengeluh ini kurang, itu belum beres, yang itu belum tercapai
seakan-akan pertolongan Tuhan tidak juga segera datang, maka itu
namanya kufur, artinya melupakan nikmat, tidak mengenal
terimakasih. Orang yang demikian akan mendapat siksaan yang
amat sangat pedih dan ngeri. Diantaranya ialah jiwanya yang
meremuk karena ditimpa penyakit selalu tidak puas.
Dalam hadits: “ Sesungguhnya seorang hamba Allah akan
dijauhkan Tuhan daripadanya rezeki karena dosa yang
diperbuatnya”. Artinya meskipun dia kelihatan kaya dengan harta
yang tidak halal, namun jiwanya akan senantiasa kosong, selalu
92
merasa miskin dan kekurangan karena padanya tidak ada yang
terimakasih.
Dan tersebut pula dalam sebuah hadits yang dirawikan oleh
Imam Ahmad dari Anas bin Malik bahwa pernah datang kepada
Nabi SAW seorang peminta-minta lalu diberi oleh nabi sebutir
kurma. Rupanya pemberiannya itu tidak diterimanya dengan
senang hati. Lalu datang pula seorang lagi, lalu diberi nabi
sebanyak itu pula. Maka diterimalah kurma pemberiannya itu
walau hanya sebutir. Seraya berkata: “Sebutir kurma dari Nabi
SAW sendiri, Subhanaallah! (tanda syukur) melihat demikian cara
penerimaan orang itu, bersabdalah Rosulullah SAW kepada jariyah
beliau: ”Kau pergi kepada Ummi Salmah (Istri Rosulullah SAW )
supaya dia berikan kepada orang ini 40 dirham”. Nabi SAW
mendidik ummatnya untuk berterimakasih (Hamka, 1983 : 123-
124).
b. Pada scene 97 dan 98 menggambarkan Kyai Dahlan memberikan
pelajaran tentang tata cara berwudhu dan shalat di sekolah
Goverment.
93
a) Tahap Denotatif
Dengan penuh kesabaran dan semangat Kyai Dahlan
sebagai seorang guru di sekolah asing Goverment, beliau
mengajarkan kepada murid-muridnya tentang tata cara berwudhu
dan shalat yang benar. Kyai Dahlan menginginkan murid-muridnya
mengetahui pada saat menghadap dan bertemu dengan Allah harus
dalam keadaan bersuci dan merendahkan diri dihadapan Allah,
supaya kita selalu mengingat bahwa kita adalah ciptaan Allah
SWT.
b) Tahap Konotatif
Adegan ini dimaknai secara konotatif bahwa wudhu
merupakan tuntunan yang diajarkan oleh Rasulullah ketika umat
Islam hendak melaksanakan ibadah, terutama ibadah sholat.
Aktivitas wudhu memiliki kandungan nilai tentang menjaga
kesehatan yang dimulai dari membersihkan anggota tubuh, karena
sumber penyakit bersarang pada benda atau hal-hal yang bersifat
kotor.
c. Pada scene 100 menggambarkan Kyai Dahlan mengajarkan pada
anak-anak di Madrasah Ibtidaiyah Diniyah mengenai pendidikan
Bahasa Inggris.
94
a) Tahap Denotatif
Dengan penuh semangat, perjuangan yang tinggi, dan ingin
adanya suatu perubahan, maka Kyai Dahlan mencari anak-anak di
pinggir jalan untuk beliau jadikan sebagai murid-murid Madrasah
Ibtidaiyah yang dirintisnya dan beliau mengajarkan pendidikan
Bahasa Inggris kepada mereka yang diikuti juga oleh murid-murid
setianya. Dimaknai secara denotatif bahwa Ahmad Dahlan berupaya
melakukan perubahan di lingkungannya dengan mengumpulkan
anak-anak yang berada di jalan, kemudian beliau buatkan sekolah
dan beliau ajari mereka agar menjadi anak-anak yang
berpengetahuan dan tidak bodoh.
b) Tahap Konotatif
Adegan ini dimaknai secara konotatif, bahwa Ahmad Dahlan
berupaya melakukan perubahan peradaban, yaitu dengan cara
95
memberikan pengajaran kepada anak-anak, agar kelak menjadi
generasi yang lebih baik. Upaya nyata yang dilakukan Ahmad
Dahlan dalam adegan ini merupakan tindakan revolusi yang pada
saat itu merupakan gagasan yang sangat brilian, sehingga membuat
peradaban yang lebih maju seperti sekarang ini.
d. Pada scene 110 menggambarkan Kyai Dahlan mengajarkan
pendidikan agama pada murid-murid Goverment.
a) Tahap Denotatif
Dengan nada yang lantang dan penuh semangat yang tinggi,
Kyai Dahlan memberikan pengajaran agama pada murid-murid
goverment dengan menggunakan metode tanya jawab. Beliau
menjelaskan mengenai perilaku kehidupan sehari-hari, dengan
memberikan penjelasan ketika ada seseorang yang dimusuhi, maka
tidak boleh membalas memusuhi, ketika dikritik orang lain, maka
96
tidak boleh membalas mengkritik, dan ketika kita dicaci maki, maka
tidak boleh membalas mencaci maki.
b) Tahap Konotatif
Adegan ini dimaknai secara konotatif bahwa Ahmad Dahlan
mengarahkan murid-muridnya untuk berperilaku baik dalam
kehidupan sehari-hari. Tentang hal-hal yang disampaikan Ahmad
Dahlan, hal ini sesuai dengan firman Allah SWT pada Q.S. Al
Hujurat ayat 11 yang berbunyi :
Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-
olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok)
lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula
wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh
jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari
wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu
sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-
gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan)
yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat,
maka mereka itulah orang-orang yang zalim.”
Ayat ini memberikan peringatan dan nasehat sopan santun dalam
pergaulan hidup kepada kaum yang beriman. Mengolok-olok,
97
mengejek, menghina, dan merendahkan merupakan sikap dan
tindakan tidak terpuji. “ Boleh jadi mereka yang diolok-olok itu
lebih baik dari mereka yang mengolok-olokkan”. Inilah peringatan
yang halus dan tepat dari Tuhan. Mengolok-olokkan, mengejek,
menghina, tidaklah layak dilakukan, jika orang merasa dirinya
orang yang beriman. Sebab orang beriman akan selalu melihat
kekurangan yang ada pada dirinya. Maka, dengan dia akan tahu
kekurangan yang ada pada dirinya, ia tidak akan mengolok-olok
orang lain. Hanya orang yang tidak beriman saja yang lebih banyak
melihat kekurangan orang lain dan tidak ingat akan kekurangan
yang ada pada dirinya sendiri. “Dan jangan pula wanita”-wanita
mengolok-olokan kepada wanita yang lain karena boleh jadi (Yang
diperolok-olokan itu) lebih baik dari mereka (yang mengolok-
olokan).” Daripada larangan ini nampaklah dengan jelas
bahwasannya orang-orang yang kerjanya hanya mencari kesalahan
dan kekhilafan orang lain, niscaya lupa akan kesalahan dan
kealpaan yang ada pada dirinya sendiri. Nabi Muhammad sendiri
bersabda: “Kesombongan itu ialah menolak kebenaran dan
memandang rendah manusia”(HR Bukhari).
Memperolok-olokan, mengejek dan memandang rendah
orang lain adalah karena merasa bahwa diri sendiri lebih serba
lengkap, serba tinggi dan serba cukup, padahal awaklah yang serba
kekurangan. Segala manusia pun haruslah mengerti bahwa dalam
98
dirinya sendiri terdapat segala macam kekurangan, kealpaan, dan
kesalahan (Hamka,1982 : 201-203).
e. Pada scene 113 menggambarkan Kyai Dahlan sedang mengajarkan
ngaji pada anak-anak yang kurang mampu dan murid-murid sekolah
goverment di rumahnya.
a) Tahap Denotatif
Dimaknai secara denotatif, Ahmad Dahlan memberikan rasa
kasih sayang yang tulus, sabar, dan penuh kebahagiaan terhadap
anak-anak. Hal itu digambarkan dalam adegan Kyai Dahlan yang
meluangkan waktunya setiap sore hari untuk mengajarkan ngaji
pada anak-anak yang kurang mampu dan murid-murid sekolah
goverment, sedangkan istrinya Walidah sambil membagikan
makanan di depan teras rumahnya pada orang-orang yang
membutuhkan.
99
b) Tahap Konotatif
Dimaknai secara konotatif, bahwa kepedulian Ahmad
Dahlan terhadap pendidikan anak-anak merupakan cerminan
kepribadian Ahmad Dahlan yang mulia. Ia juga tidak lupa untuk
memberikan sedekah kepada masyarakat miskin yang tidak mampu.
Melihat sifat yang mulia yang terdapat dalam dirinya, tentu hal ini
harus ditiru diikuti oleh generasi penerus sampai saat ini, karena
pada realitasnya masih banyak anak-anak kecil yang berada di
jalanan dan fakir miskin, yang membutuhkan uluran bantuan.
3. Pesan Sosial
a. Pada scene 72 menggambarkan perkumpulan Kyai Dahlan dan Budi
Utomo berfungsi untuk kepentingan umat dan menegaskan bahwa
Budi utomo bukan perkumpulan politik, melainkan untuk pendidikan
dan kesehatan.
100
a) Tahap Denotatif
Kyai Dahlan bergabung dalam Perkumpulan Budi Utomo
yang diikuti oleh anggota Budi Utomo. Dr. Wahidin Sudiro
Husodo sebagai pimpinan gerakan Budi Utomo menyatakan; tanpa
perkumpulan tidak mungkin adanya perubahan. Adegan ini
dimaknai secara denotatif bahwa organisasi dimaknai sebagai
bentuk usaha untuk melakukan perubahan. Budi Utomo merupakan
organisasi yang bergerak dibidang kesehatan dan sosial dan hal ini
merupakan salah satu bentuk syariah muamalat.
b) Tahap Konotatif
Secara konotatif, adegan ini dimaknai sebagai bentuk
revolusi peradaban pada waktu itu, dengan munculnya organisasi
Budi Utomo sebagai pelopor organisasi. Penulis menilai, konsep
dibentuknya organisasi merupakan formulasi gagasan yang sangat
tepat untuk mengarahkan pada perbaikan secara berkelompok.
Penulis menilai, kebanyakan masyarakat menilai bentuk ibadah
syariah hanya terpaku pada bentuk-bentuk ibadah yang bersifat
vertikal antara manusia dengan Tuhannya. Padahal dalam syariat
Islam dianjurkan juga kepada setiap muslim untuk bermuamalat
secara horisontal dengan sesama manusia yang lain.
b. Pada scene 112 menggambarkan salah satu murid Kyai Dahlan
mengajak masyarakat untuk bersedekah yang ditujukan kepada fakir
miskin dan orang-orang yang membutuhkan.
101
a) Tahap Denotatif
Adegan ini dimaknai denotatif menggambarkan Fakhrudin
dan Hisyam berkeliling ke rumah-rumah warga untuk mengajak
bersedekah dengan membawa gerobak yang isinya barang-barang
sedekah yang akan dibagikan pada fakir miskin. Tanggapan warga
pun baik dan berharap apa yang mereka berikan dapat bermanfaat
bagi orang-orang yang membutuhkan.
b) Tahap Konotatif
Dimaknai secara konotatif, aktivitas Fakhrudin dan Hisyam
merupakan bentuk ibadah yang sebenarnya mampu menyentuh akar
persoalan pada masa itu, bahkan hingga saat ini. Kebutuhan fakir
miskin adalah memenuhi kebutuhan pokoknya, maka sangat tepat
jika memberikan bantuan berupa sembako. Dengan adanya bantuan
tersebut, maka akan dapat menyentuh psikologi mereka, sehingga
102
dakwah yang disampaikan Ahmad Dahlan dapat diterima dengan
baik. Dalam kehidupan kontemporer sekarang ini, cara dakwah yang
dilakukan Ahmad Dahlan masih relevan jika diterapkan sampai saat
ini. Realitasnya, sampai saat ini masih banyak masyarakat terutama
muslim yang berkehidupan di bawah garis kemiskinan.
Sementara, bagi seseorang yang memebelanjakan hartanya di
jalan Allah, orang-orang yang beramal shaleh dijanjikan Allah
dengan surga. Berbahagialah orang-orang dermawan yang
memelihara hak-hak orang miskin, anak-anak yatim, dan orang-
orang fakir. Beruntunglah orang-orang yang menginfakkan hartanya
dengan ikhlas karena Allah. Dan merugilah orang-orang yang bakhil,
kikir, dan pelit yang menahan hartanya dari orang-orang yang
berhak ia berikan. Allah berfirman dalam Q.S. Al-Lail ayat 5-11
yang berbunyi:
Artinya :
“Maka barangsiapa orang yang memberikan (hartanya di jalan
Allah) dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik
(surga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang
mudah.Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya
cukup, serta mendustakan pahala yang terbaik, maka kelak Kami
akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar. Dan hartanya tidak
bermanfaat baginya apabila ia telah binasa”.
103
Tujuan hidup seorang mukmin adalah akherat. Karena itu, ia
berusaha dengan sungguh-sungguh untuk melaksanakan amal-amal
shalih agar ia dimasukkan ke dalam surga. Bagi seorang mukmin
hidup sepenuhnya adalah untuk beribadah kepada Allah dan mencari
harta (mata pencaharian) dalam rangka ibadah kepadaNya, untuk
menunaikan kewajiban dan memenuhi kebutuhan anak, istri,
orangtua, dan orang-orang yang menjadi tanggungannya. Orang yang
tujuannya akherat akan dimudahkan urusannya oleh Allah dan
diberikan kekayaan hati. Rasulullah bersabda: “Barangsiapa tujuan
hidupnya adalah dunia, maka Allah akan mencerai-beraikan
urusannya, menjadikan kefakiran dikedua pelupuk matanya, dan ia
mendapat dunia menurut apa yang ditetapkan baginya. Dan barang
siapa yang niat (tujuan) hidupnya adalah akherat, Allah akan
mengumpulkan urusannya, menjadikan kekayaan dihatinya, dan dunia
akan mendatanginya dalam keadaan hina. ”
Tidak diragukan, jika manusia tidak menjadikan dunia sebagai
tujuannya yang terbesar, maka Allah akan memberikannya taufiq dan
menolongnya serta memberikan kekayaan di hatinya. Diantara amal
shalih yang besar ganjarannya dan mulia di sisi Allah adalah sedekah.
Sedekah memiliki rahasia yang mengagumkan dalam menolak
bencana. Dengan sedekah, Allah akan menolak berbagai macam
bencana. Untuk itu bersedakahlah, baik sedekah yang wajib berupa
zakat maupun sedekah yang sunnah. Sebab, kita mengetahui bahwa
104
harta yang kita miliki pada hakekatnya adalah milik Allah, Allahlah
yang memberikan seluruh nikmat dan harta kepada makhlukNya. Dan
harta merupakan amanah dari Allah yang kita harus cari dengan jalan
yang halal dan kita sedekahkan atau kita habiskan untuk kepentingan
Islam dan kaum muslimin.
Orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaknya
berlomba-lomba bersedekah karena sedekah merupakan bukti
keimanan, menghapuskan dosa, memudahkan jalan menuju surga, dan
menghindarkan seseorang dari api neraka. Seorang mukmin harus
meyakini bahwa apa yang kita miliki pasti habis dan apa yang disisi
Allah pasti kekal. Allah berfirman :
Artinya :
“Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah
adalah kekal. Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan
kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari
apa yang telah mereka kerjakan.” (Q.S. An-Nahl :96)
Sedekah dalam Islam memiliki kedudukan yang tinggi dan agung.
Sedekah memiliki kedudukan yang penting dalam menyebarkan
dakwah Islam. Sedekah memiliki nilai tinggi dalam kehidupan sosial
kemasyarakatan. Apabila seseorang setiap hari bersedekah kepada
orang-orang yang susah, orang yang kelaparan, fakir miskin, dan
orang-orang yang mengalami kesulitan, dan memenuhi kebutuhan
105
mereka sambil mendakwahkan mereka kejalan yang benar dan
dilakukan ikhlas semata-mata karena Allah dan mengharap ganjaran
dari Allah semata, maka insyaAllah akan membantu tersebarnya
dakwah Islam dan juga dapat meningkatkan kesejahteraan sosial
masyarakat.
Harta benda yang kita miliki pada hakekatnya milik Allah,
yang harus kita gunakan menurut apa yang dibenarkan Allah dan
RosulNya, diantara yang diperintahkan adalah kita wajib
mengeluarkan zakat dan kita diperintahkan dan dianjurkan oleh Allah
untuk bersedekah dan infak baik dalam keadaan senang maupun
susah.
Kita wajib berjihad dengan harta kita dengan membantu
dakwah Ahlus Sunnah , menyebarkan dakwah Islam, membantu para
da’i dan ustadz, sekolah-sekolah islam dan pondok-pondok pesantren
agar dakwah berkembang. Seseorang harus berinfak dan bersedekah
agar dakwah bisa tegak dimuka bumi.
Ingatlah bahwa harta yang kita sedekahkan dan infakkan tidak
akan berkurang, bahkan tetap Allah akan tambah dan suburkan.
Rosulullah SAW bersabda: “Sedekah tidak mengurangi harta. Allah
tidak menambah kepada seorang hamba karena sifat maafnya, kecuali
kemuliaan. Dan tidaklah seseorang merendahkan diri (tawadhu)
karena Allah melainkan Allah akan mengangkat derajadnya”.
106
Dan yang wajib diperhatikan lagi bahwa kita bersedekah dan
berinfak serta mengerjakan ibadah wajib ikhlas karena Allah. Tujuan
bersedekah itu bukan karena pamer, riya, kaya, naik jabatan dan
sebagainya melainkan mengharapkan balasan di akherat agar masuk
surga. (Yazid bin Abdul Qodir Jawas, 2009 : 2-15).
c. Pada scene 133 dan 134 menggambarkan pertemuan Kyai Dahlan
dan murid-murid setianya dalam rangka mendirikan perkumpulan
Muhammadiyah sebagai aktivitas sosial.
a) Tahap Denotatif
Kyai Dahlan memantapkan diri untuk mendirikan
perkumpulan berdasarkan Q.S. Ali Imran ayat 104, yang mempunyai
makna “Dan adakanlah diantara kamu sekelompok orang yang
menyeru kepada kebaikan dan meninggalkan kemungkaran.
Pendirian perkumpulan ini merupakan salah satu bentuk
media dakwah dalam melaksanakan aktivitas sosial. Kyai Dahlan
berharap, melalui pendirian perkumpulan Muhammadiyah, ia dapat
107
memberikan inspirasi dan manfaat bagi masyarakat khususnya umat
Islam.
b) Tahap Konotatif
Dimaknai secara konotatif, bahwa Ahmad Dahlan
menghimpun kekuatan dakwah berupa organisasi Muhammadiyah.
Ia menyadari, dakwah yang dilakukannya sangat berat. Diperlukan
kekuatan masa untuk memperbesar dakwahnya yaitu melalui
organisasi.
Dengan adanya ummat yang berdakwah, maka agama
menjadi hidup, tidak seolah-olah mati. Bidang untuk menyampaikan
dakwah terbagi dua, yaitu umum dan khusus. Dalam bidang umum,
pertama bersifat mengajak orang lain supaya turut memahami hikmat
ajaran Islam. Dan kadang-kadang bersifat menangkis serangan atau
tuduhan yang tidak-tidak terhadap agama. Dalam bidang khusus
ialah dakwah dalam kalangan keluarga sendiri menimbulkan suasana
agama dikalangan keluarga, mendidik agar patuh akan perintah
Allah, berlomba berbuat baik.
4.1.3 Pesan Dakwah Berkaitan Dengan Akhlak
1. Pesan Akhlak Terhadap Keluarga
a. Pada scene 55 menggambarkan kasih sayang dan perhatian seorang
kakak kepada adiknya yang tertimpa musibah sebagai bentuk
kepedulian terhadap keluarga.
108
a) Tahap Denotatif
Mengetahui langgar Ahmad Dahlan dirobohkan oleh
masyarakat Kauman karena dianggap mengajarkan ajaran yang
sesat mengenai arah kiblat shalat, maka kakak Ahmad Dahlan
memberikan motivasi kepada adiknya untuk selalu bersemangat
dan tidak putus asa dalam berdakwah. Akibat peristiwa itu, Kyai
Dahlan mengajak istri dan anak-anaknya untuk meninggalkan
Kauman. Namun, kedua kakaknya melarang dan mengajak Ahmad
Dahlan pulang. Dalam pertemuan itu, Dahlan merasa bahwa
dirinya sudah tidak dibutuhkan kembali di Kauman, padahal pada
kenyataannya keluarga dan murid-muridnya masih membutuhkan
dan menghargainya. Mba’yu berkata: ”Demi Allah Dahlan,
mba’yu minta sama kamu muleh.., “Seorang pemimpin yang baik
109
dimata Allah tidak akan pernah meninggalkan keluarganya apalagi
umatnya”. Dengan bujukan Kang Mas dan Mba’yu, akhirnya
Dahlan luluh dan mau kembali ke Kauman.
Dimaknai secara denotatif bahwa Ahmad Dahlan
mengalami kekecewaan dan putus asa akibat dari ulah masyarakat
yang merobohkan langgar tempat Ahmad Dahlan melakukan
aktivitas ibadah dan berdakwah.
b) Tahap Konotatif
Dimaknai secara konotatif, apa yang dilakukan masyarakat
kepada Ahmad Dahlan jelas tidak patut. Masyarakat pada saat itu
tidak dapat menghargai perbedaan dalam keberagamaan karena
pikirannya yang masih kolot. Selain itu, dimaknai secara konotatif,
Ahmad Dahlan sempat mengalami putus asa. Rasulullah pun
pernah mengalami hal demikian. Namun, hal demikian harus
dijauhkan bagi seorang yang ingin berdakwah di jalan Allah.
Kedua kakaknya disimbolkan sebagai makna bahwa manusia
adalah makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain.
Sehebat apapun manusia, ia tetap membutuhkan orang lain dalam
menjalankan aktivitas hidupnya.
b. Pada scene 84 menggambarkan perbincangan Kyai Dahlan dan
istrinya yang bernama Walidah mengenai cara pandang hidup yang
sederhana.
110
a) Tahap Denotatif
Digambarkan Kyai Dahlan merasa, dirinya memandang
hidup terlalu sederhana, sehingga orang-orang disekelilingnya
marah. Beliau pun tidak tahu apa yang dilakukannya benar atau
salah. Walidah menanggapi bahwa hidup ini berjalan seperti apa
yang kita pikirkan dan ia melihat suaminya itu mempunyai
kelebihan tersendiri yang tidak dimiliki oleh orang lain yaitu Kyai
Dahlan dapat melihat dan mendengar seperti apa yang dilihat dan
di dengar oleh orang lain. Walidah berkata: Kalau kita tahu, kita
tidak akan belajar.
111
(Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong agama
Allah, niscaya Dia akan kamu dan meneguhkan kedudukannmu).
b) Tahap Konotatif
Dimaknai secara konotatif bahwa Ahmad Dahlan
melakukan kontemplasi (perenungan) terhadap dirinya sendiri. Ia
mengalami kebimbangan dalam hatinya. Upayanya dalam
berdakwah, dengan niat yang ikhlas dan semata-mata untuk
beribadah kepada Allah, namun justru ia mendapatkan perlakuan
yang tidak menyenangkan dari orang lain. Hal ini mengandung
makna bahwa jika berniat ibadah kepada Allah, harus dilandasi niat
yang ikhlas agar ketika harapan yang diinginkan tidak tercapai
tidak mengalami putus asa.
2. Pesan Akhlak Terhadap Sesama
a. Pada scene 2 dan 3 menggambarkan kepedulian M. Darwis yang
dikenal dengan Kyai Dahlan terhadap orang-orang yang tidak mampu
dengan membagikan makanan.
112
a) Tahap Denotatif
Darwis berumur 15 tahun melihat sepasang suami istri berdoa
menghadap ke pohon dengan menyembah dan memberikan sesajen
berupa makanan yang diletakan di bawah pohon. Tetapi, Darwis
menganggap bahwa yang dilakukan sepasang suami istri itu salah dan
termasuk perbuatan syirik, sehingga menurut M. Darwis dari pada
makanan yang dijadikan sesajen mubadzir akhirnya dia mengambilnya
dan membagikan makanan tersebut pada fakir miskin di jalanan.
b) Tahap Konotatif
Adegan pada scene ini dimaknai secara konotatif bahwa pada
saat itu masih banyak masyarakat yang melakukan perbuatan syirik
dengan mempersembahkan sesajen pada tumbuh-tumbbuhan yang
dianggap kramat. Sementara, dalam situasi yang sama, masih banyak
masyarakat miskin yang kelaparan yang membutuhkan bantuan
makanan. Perbuatan syirik merupakan perbuatan menyekutuan Allah
dan akan dimasukkan kekal di dalam api neraka. Hal ini pula yang
mendorong semangat Ahmad Dahlan untuk merubah kebiasaan-
kebiasaan masyarakat tempat ia tinggal. Hal ini jika digeneralisasikan
pada saat ini, sebenarnya masih banyak masyarakat hidup berfoya-
foya, sementara masih banyak umat Islam yang berada dalam garis
kemiskinan.
113
b. Pada scene 45 dan 109 menggambarkan seorang guru yang
mengajarkan pada murid-muridnya pentingnya menyantuni anak yatim
dan fakir miskin berdasarkan Q.S. Al-Ma’un.
a) Tahap Denotatif
Menjelang berbuka puasa di Langgar Kidul, Kyai Dahlan
mengisi pengajian dengan membahas Q.S. Al-Ma’un mengenai
pentingnya menyantuni anak yatim dan orang miskin. Salah satu
114
muridnya bertanya pada Ahmad Dahlan. Dalam al-Qur’an ada 114
surat, tetapi yang dibahas selalu surat Al-Ma’un. Kyai Dahlan
menegaskan, buat apa mengaji banyak-banyak tapi hanya untuk
dihafal. Beliau menginginkan apa yang diajarkan harus dipraktekkan.
Selang beberapa waktu kemudian, Kyai Dahlan mengajak murid-
muridnya membawa makanan untuk dibagikan pada anak-anak yatim
dan fakir miskin yang ada di jalanan. Dimaknai secara denotatif
bahwa Ahmad Dahlan memberikan pengajaran kepada murid-
muridnya tentang perihal yang diperintahkan Allah di dalam al-
Qur’an untuk diaplikasikan (dilaksanakan) dalam kehidupan.
b) Tahap Konotatif
Dimaknai secara konotatif bahwa Ahmad Dahlan memberikan
tauladan bagi muridnya. Ia mengajarkan dan mengamalkan apa yang
diperintahkan oleh Allah yang terkandung di dalam al-Qur’an. Penulis
menilai, apa yang dilakukan oleh Ahmad Dahlan patut dijadikan
tauladan. Banyak orang dapat berkata baik atau mengajak dalam
kebaikan, namun sulit untuk menerapkan perkataannya dalam
perbuatan. Harus diakui, banyak ulama sekarang ini yang pandai
berceramah, mengajak dalam kebaikan, namun apa yang mereka
sampaikan belum dilaksanakan dalam kehidupannya.
c. Pada scene 71 menggambarkan adanya kegiatan sosial yang
diselenggarakan oleh Budi Utomo yaitu pengobatan gratis untuk
orang-orang yang kurang mampu.
115
a) Tahap Denotatif
Dengan penuh kepedulian, kesabaran dan kasih sayang
terhadap sesama. Dr. Wahidin melalui nama perkumpulannya yaitu
Budi Utomo yang dibantu oleh beberapa anggota mengadakan
kegiatan sosial berupa pengobatan gratis untuk orang-orang yang
kurang mampu dan yang membutuhkan. Dimaknai secara denotatif
bahwa aktivitas Dr. Wahidin merupakan bentuk kegiatan sosial dan
kepedulian terhadap orang lain.
b) Tahap Konotatif
Dimaknai secara konotatif bahwa aktivitas kepedulian
sosial terhadap masyarakat miskin dari dahulu sampai saat ini
sangat dibutuhkan. Kesehatan merupakan hal yang paling vital
dalam menjalani hidup. Maka, bentuk perhatian pada kesehatan
harus selalu mendapatkan perhatian yang serius, agar kesejahteraan
masyarakat tetap terjaga dengan baik.
116
d. Pada scene 93, 94, dan 95 menggambarkan rasa kepedulian yang tinggi
Kyai Dahlan terhadap fakir miskin dan anak-anak terlantar.
117
a) Tahap Denotatif
Kyai Dahlan dan murid-murid setianya mencari anak-anak
terlantar dan kurang mampu untuk dipelihara dan akan diberi
pendidikan melalui sekolah yang dirintisnya yaitu Madrsah Ibtidaiyah
Diniyah. Setelah mendapatkan anak-anak sebagai calon murid-
muridnya itu, Kyai Dahlan memandikan anak-anak di sungai dengan
suka ria dan diberinya pakaian yang layak, diberinya makanan
kemudian memberikan pengajaran pendidikan yang baik dengan
kepedulian, rasa kasih sayang yang tulus dan penuh kesabaran.
b) Tahap Konotatif
Seharusnya berdasarkan UUD 1945 pasal 34 ayat 1: “Fakir
miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara”. Akan tetapi,
realitasnya sampai saat ini, masih banyak fakir miskin dan anak
terlantar yang belum mendapatkan sentuhan perhatian dari
pemerintah, baik berupa kesejahteraan hidupnya ataupun bentuk
bimbingan moral agar mengalami perbaikan dalam kehidupannya.
e. Pada scene 108 menggambarkan seorang murid yang meminta maaf
pada gurunya karena telah berburuk sangka kepada gurunya.
118
a) Tahap Denotatif
Digambarkan pada scene ini, Sudja menemui Kyai Dahlan di
Langgar Kidul untuk meminta maaf karena ia merasa telah menyakiti
dan berburuk sangka kepada Kyai Dahlan. Kyai Dahlan menilai,
pemikiran muridnya itu sudah terbuka dan tau yang sebenarnya
terjadi. Murid-murid yang mendengar nasehat Ahmad Dahlan
merasa bangga, dan kemudian menyambut Kyai Dahlan di halaman
depan Langgar Kidul dengan penuh kegembiraan. Fakhhrudin, salah
satu muridnya membacakan hadits: “Sesungguhnya Islam hadir
dalam keadaan terasing dan akan kembali dalam keadaan terasing
juga. maka beruntunglah orang yang terasing itu, karena
sesungguhnya merekalah yang merapikan yang salah”. Dari adegan
itu dimaknai secara denotatif tentang nasehat dan tindakan bijak
seorang dapat membangun kejujuran pada diri orang lain. Berkaitan
dengan makna hadits di atas, secara realitas jika mengalami posisi
terasingkan atau terpojok, justru usaha untuk melakukan sesuatu
lebih besar.
b) Tahap Konotatif
Pada adegan ini, dimaknai secara konotatif bahwa perilaku
yang baik akan menjadi cermin bagi orang lain untuk berbuat baik.
Dalam kehidupan bermasyarakat, penilaian baik atau buruk
tergantung pada perilaku sehari-hari. Berkaitan dengan kejujuran,
sikap jujur merupakan perbuatan yang mulia. Berkaca pada sejarah
119
keberhasilan Rasul dalam menyebarkan Islam, dimulai dari sikap
jujur yang dimilikinya.
f. Pada scene 116 menggambarkan pertemuan Kyai Dahlan beserta
murid-murid setianya mengenai pendirian perkumpulan
Muhammadiyah yang syaratnya semua anggota pendirian
perkumpulan harus terlebih dahulu masuk dan menjadi anggota Budi
utomo.
a) Tahap Denotatif
Setelah syarat pendirian perkumpulan harus masuk dan
menjadi anggota Budi Utomo terlebih dahulu, Hisyam menanyakan
kepada Kyai Dahlan ketika masuk Budi Utomo apakah harus
mengikuti aliran kejawen yang dianut oleh Budi Utomo? Kyai
Dahlan menanggapi bahwa setiap orang boleh mempunyai prinsip
atau pandangan idiologi, tetapi jangan fanatik, dan berhak untuk
menjalin kerja sama dengan siapapun.
120
Pada adegan tersebut, dimaknai secara denotatif bahwa Kyai
Dahlan memberikan kebebasan kepada semua muridnya untuk
menganut sebuah ideologi selama tidak keluar dari pakem yang
telah ditentukan dalam Islam dan melarang bersikap fanatik.
b) Tahap Konotatif
Dimaknai secara konotatif, cara pandang Ahmad Dahlan
memberikan kebebasan pada muridnya merupakan sikap bijaksana
seorang pemimpin. Dalam kehidupan beragama, setiap manusia
memiliki cara pandang yang berbeda-beda dalam memahami pesan-
pesan agama. Sikap bijaksana dalam menghormati perbedaan harus
muncul dalam diri manusia terutama setiap muslim, agar kerukunan
dalam beragama ataupun bermasyarakat selalu terjaga dengan baik.
Namun, penulis memberikan beberapa catatan penting dan batasan
tentang sikap toleransi yang harus dipegang. Selama bentuk
ideologinya tidak bertentangan dengan akidah, apalagi sudah
menjurus kepada syirik, itu tidak dapat diterima dan harus
mendapatkan perhatian khusus.
4.2 Analisis Teknik Penyampaian Pesan Dakwah Dalam Film Sang
Pencerah
4.2.1 Teknik Penyampaian Pesan Dakwah Berkaitan Dengan Akidah
1. Teknik Penyampaian Pesan Akidah Keimanan Kepada Allah
a. Pada scene 22 teknik penyampaian pesan yang digunakan dengan
cara :
121
a) Dialog
Dialog pada scene 22 ini menggunakan metode dakwah
ceramah. Melalui mimbar pada saat shalat jum’at, di saat
seluruh muslim berkumpul untuk menunaikan ibadah shalat
jum’at, Ahmad Dahlan memanfaatkan kesempatan tersebut
untuk menyampaikan gagasan pikirannya tentang ajaran syariat
Islam dan memberikan pencerahan kepada kaum muuslim agar
meninggalkan perbuatan-perbuaan yang dilarang Islam.
Mimbar, sebagai simbol dakwah ceramah memperkuat tradisi
Islam tradisionalis hingga sekarang. Dan dakwah mimbar ini
pun dulu yang digunakan Rasulullah untuk mengajarkan
ajaran-ajaran Islam.
b) Lokasi (tempat)
Lokasi pada adegan ini di dalam Masjid Agung Besar
Yogyakarta. Sebuah tantangan besar dan dibutuhkan
keberanian yang luar biasa dari Ahmad Dahlan, sehingga ia
berani menyampaikan gagasan baru tentang ajaran Islam yang
selama ini bertolak belakang dari kebanyakan masyarakat yang
melaksanakan shalat di Masjid Kauman.
c) Sound Effect
Sound effect pada adegan ini menggunakan suara gong. Suara
gong disandingkan dengan pengambilan gambar saat
masyarakat Masjid Kauman mendengarkan khutbah Ahmad
122
Dahlan, yang memperkuat karakter masyarakat adalah kejawen
dan termasuk masyarakat tradisionalis yang sangat
menghormati warisan leluhur dan memiliki pemikiran yang
kuat dan sulit untuk dipengaruhi. Suara gong memperkuat
gambaran ketaatan kepada raja, di mana kondisi masyarakat
masjid Kauman pada saat itu sangat menghormati Kyai
Penghulu Kamaludiningrat dan bawahannya bagai seorang raja.
b. Pada scene 24 teknik penyampaian pesan yang digunakan dengan
cara :
a) Dialog
Dialog pada adegan ini menggunakan metode tanya jawab. Ini
dilihat dari adanya aktivitas bertanya dan menjawab yang
dilakukan Ahmad Dahlan dengan murid-muridnya dalam
membahas persoalan agama. Sementara, adegan Ahmad
Dahlan yang menyuruh muridnya bertanya ketika ingin
memulai belajar agama, hal ini merupakan pendekatan filsafat.
Yang menjadi ciri khusus pemikiran bisa dikatakan pemikiran
filsafat jika ada unsur berpikir yang bermula dari keraguan.
Dan keraguan yang menimbulkan pertanyaan itulah pemikiran
Filsafat. Jadi, pada adegan tersebut, Ahmad Dahlan
menggunakan pendekatan filsafat untuk mengajarkan kepada
muridnya tentang cara berfikir yang benar.
123
b) Ilustrasi Musik
Ilustrasi musik pada adegan ini menggunakan suara lagu biola
yang dimainkan oleh Kyai Dahlan dan lagu jawa. Biola
dijadikan instrument dakwah oleh Ahmad Dahlan untuk
menguatkan pesan dakwah yang disampaikannya. Dengan
suara indah biola yang dimainkan Ahmad Dahlan, ia mencoba
mendeskripsikan gambaran keindahan agama, jika agama
dipahami dengan benar.
c) Lokasi
Lokasi pada adegan ini di dalam langgar kidul Kyai Dahlan
dengan duduk lesehan. Lokasi tersebut menggambarkan
kondisi peradaban masyarakat pada saat ini. Dan kondisi itu
memperkuat karakter teknik penyampaian pesan pada adegan
yang diperankan Ahmad Dahlan dengan muridnya.
4.2.2 Teknik Penyampaian Pesan Dakwah Berkaitan Dengan Syari’ah
1. Teknik Penyampaian Pesan Ibadah
a. Pada scene 27 teknik penyampaian pesan yang digunakan dengan
cara :
a) Sound Effect
Sound effect pada adegan ini menggunakan suara bedug adzan
dan suara pintu terbuka. Suara bedug adzan menggambarkan
telah masuk waktu shalat. Sebelum mengenal mik, speaker, dan
elektronik yang lain, untuk mengumpulkan masyarakat agar
124
menunaikan shalat yaitu dengan membunyikan Bedug sebagai
tanda telah masuk waktu shalat. Sementara, sound effect pintu
terbuka sebagai penguat adegan Ahmad Dahlan yang sedang
membuka pintu mushala, yang akan melaksanakan ibadah
shalat.
b) Ilustrasi Musik
Ilustrasi musik pada adegan ini menggunakan lagu yang
menegangkan. Hal ini menguatkan suasana hati Ahmad Dahlan
yang melihat ada kekeliruan arah kiblat.
b. Pada scene 33 teknik penyampaian pesan yang digunakan dengan
cara :
a) Dialog
Dialog pada adegan ini mengunakan metode tanya jawab.
Ahmad Dahlan memberikan penjelasan kepada ulama Kauman
bahwa arah kiblat yang selama ini dilakukan di masjid Kauman
dan di langgar-langgar wilayah Kauman telah melenceng lurus
mengarah ke arah Afrika. Dan pada adegan inilah terjadi tanya
jawab antara Ahmad Dahlan dengan para ulama.
b) Sound Effect
Sound effect pada adegan ini memggunakan bunyi suara bedug
dengan pukulan cepat. Sound effect ini memperkuat keadaan
hasil musyawarah yang tidak mendapatkan titik temu setelah
125
sesepuh ulama mengatakan kalau peta yang digunakan Ahmad
Dahlan adalah peta orang kafir.
c) Lokasi
Lokasi adegan ini di dalam masjid besar Yogyakarta. Seperti
yang diketahui dalam sejarah, Yogyakarta merupakan salah
satu wilayah yang sangat kuat tradisi kesultanannya, dan posisi
sultan sangat dihormati. Wilayah ini juga sangat kental budaya
kejawen, sehingga sangat mendukung dalam penguatan film
Sang Pencerah.
c. Pada scene 34 teknik penyampaian pesan yang digunakan dengan
cara :
a) Sound Effect
Sound Effect pada adegan ini mengunakan suara seruling untuk
menggambarkan keadaan keasrian alam dan keadaan yang
masih tradisional, sehingga berpengaruh pula pada pola pikir
tradisional. Dan masyarakat tradisional lebih suka menjaga
tradisinya daripada menerima sesuatu yang baru, seperti yang
telah digambarkan Ahmad Dahlan pada adegan shalat
berjamaah.
b) Lokasi
Lokasi adegan ini berada di dalam masjid besar Yogyakarta.
Apa yang telah disampaikan Ahmad Dahlan tidak ada
pengaruhnya pada ulama setempat untuk menggeser arah
126
kiblat. Sementara Ahmad Dahlan juga kukuh untuk menggeser
arah mata kiblat yang menurutnya tidak sesuai dengan ilmu
falak yang dipahaminya.
d. Pada scene 50 teknik penyampaian pesan yang digunakan dengan
cara :
a) Dialog
Dialog pada adegan ini menggunakan tanya jawab, tetapi tidak
ada titik temu yang akhirnya berujung pada konflik.
Kegeraman masyarakat yang memuncak serta semakin
terjepitnya posisi penghulu masjid Kauman menyebabkan ia
mengutus masyarakat untuk merobohkan langgar tempat
Ahmad Dahlan melakukan ibadah, dengan tujuan agar masjid
Kauman rame kembali.
b) Sound Effect
Sound effect pada adegan ini menggunakan suara drum dan
suara rumah dirobohkan. Suara drum mennguatkan konflik
yang sedang terjadi, sementara suara rumah dirobohkan
menguatkan adegan langgar milik Ahmad Dahlan yang
dirobohkan dan dibakar oleh masyarakat Kauman.
c) Themesong
Themesong pada adegan ini menggunakan lagu jawa. Ini
menunjukkan bahwa itu terjadi di Jawa, tepatnya Yogyakarta
yang sangat kental tradisi jawa.
127
e. Pada scene 101 teknik penyampaian pesan yang digunakan dengan
cara :
a) Dialog
Dialog pada adegan ini menggunakan metode tanya jawab.
Seorang laki-laki paruh baya yang ingin menikahkan anak
putrinya mengalami permasalahan ekonomi, tapi tidak
memiliki biaya untuk slametan. Lalu ia menanyakan kepada
Ahmad Dahlan dan meminta solusi dari permasalahannya itu.
Dialog ini juga menggunakan metode home visit, karena
Ahmad Dahlan mendatangi masyarakat yang sedang memiliki
masalah.
b) Ilustrasi Musik
Ilustrasi Musik adegan ini menggunakan lagu lir-ilir. Tembang
jawa ini mengandung pesan agama yang isi di dalam lirik lagu
tersebut salah satunya adalah bercerita tentang kemanten anyar
yang berarti pasangan pengantin baru, sesuai dengan dialog
yang sedang dilakukan antara Ahmad Dahlan dengan laki-laki
paruh baya tersebut.
c) Lokasi
Lokasi adegan ini diteras rumah warga, ketika Ahmad Dahlan
mengunjungi warga yang memiliki permasalahan. Posisi duduk
Lesehan yang digambarkan di lokasi dialog merupakan
kebiasaan yang terjadi dalam kehidupan kyai.
128
f. Pada scene 102 teknik penyampaian pesan yang digunakan dengan
cara :
a) Dialog
Dialog pada adegan ini menggunakan metode tanya jawab dan
metode home visit (silaturahmi). Seorang laki-laki yang
memiliki permasalahan tentang menyediakan jajanan untuk
acara tahlil mengunjungi Ahmad Dahlan yang pada saat itu
sedang duduk di area masjid. Ahmad Dahlan memberikan
jawaban atas pertanyaan yang diajukan serta memberikan
penjelasan tentang tradisi tahlil.
b) Ilustrasi Musik
Ilustrasi Musik adegan ini menggunakan lagu Lir-ilir. Lagu ini
termasuk lagu jawa yang syarat makna kandungan pesan
agama.
c) Lokasi
Lokasi adegan ini di luar masjid. Lokasi tanya jawab ini
ditempatkan di masjid sebagai pendukung adanya perintah nabi
untuk memakmurkan masjid, yaitu dengan diisi kajian-kajian
keagamaan.
129
g. Pada scene 106 teknik penyampaian pesan yang digunakan dengan
cara :
a) Dialog
Dialog pada adegan ini menggunakan metode tanya jawab.
Pada dialog ini menciptakan konflik, karena Ahmad Dahlan
mengajarkan hal yang baru di luar kebiasaan masyarakat.
b) Sound Effect
Sound effect yang digunakan pada adegan ini berupa suara
bedug dan suara-suara menegangkan. Penggunaan sound effect
untuk memperkuat kondisi tegang yang terjadi pada dialog
tersebut.
c) Ilustrasi Musik
Ilustrasi musik adegan ini menggunakan lagu jawa. Musik ini
mewakili penguatan karakter lokasi adegan yang berada di
wilayah masjid Kauman yang sangat hormat dan patuh pada
kyai penghulu.
d) Lokasi
Lokasi adegan ini di dalam masjid besar Yogyakarta. Lokasi ini
digunakan untuk menguatkan dialog yang dihadiri kyai
penghulu dan masyarakat. Masjid besar merupakan tempat kyai
penghulu melakukan aktifitas dakwahnya.
130
2. Teknik Penyampaian Pesan Pendidikan
a. Pada scene 80 teknik penyampaian pesan yang digunakan dengan
cara :
a) Dialog
Dialog pada adegan ini menggunakan metode tanya jawab dan
metode infiltrasi. Dialog digunakan saat proses belajar
mengajar, sementara metode infiltrasi digunakan Ahmad
Dahlan untuk meenyusupkan materi-meteri atau paham
keislaman melalui materi-materi yang disampaikan dalam
proses belajar mengajar.
b) Sound Effect
Sound Effect pada adegan ini menggunakan suara orang jalan
dan suara kentut. Jenis sound effect tersebut digunakan untuk
melengapi adegan adanya murid yang kentut dan Ahmad
Dahlan yanng berjalan. Jika dalam syuting pengambilan
gambar, sutradara akan mengalami kesulitan jika harus
mengambil suara kentut asli atau suara kaki Ahmad Dahlan
yang sedang berjalan. Maka jenis sound effect ini sangat
mendukung penggambaran keadaan dalam adegan film
tersebut.
c) Ilustrasi Musik
Ilustrasi musik adegan ini menggunakan lagu Muhammadiyah.
Hal itu untuk menunjukkan kepada penonton bahwa Ahmad
131
Dahlan sebagai pelopor pendiri organisasi Muhammadiyah
menguatkan dakwah organisasi itu melalui jalur pendidikan.
d) Lokasi
Lokasi adegan ini di dalam kelas sekolah goverment. Lokasi
tersebut sengaja didesain untuk memberikan informasi kepada
masyarakat bahwa dahulu aktivitas sekolah yang saat ini
dinikmati masyarakat merupakan peninggalan Belanda. Dan
hanya golongan tertentu saja yang dapat menikmati belajar.
Maka, dengan menunjukkan lokasi dan adegan ini, dapat
memberikan gambaran kepada penonton bahwa kontribusi
Ahmad Dahlan sangat besar untuk pembangunan peradaban ini.
Dan pendidikan merupakan pembangunan peradaban yang
nyata.
b. Pada scene 97 dan 98 teknik penyampaian pesan yang digunakan
dengan cara :
a) Dialog
Dialog pada adegan ini menggunakan metode ceramah dengan
menjelaskan tata cara berwudhu dan shalat dan metode
keteladanan dengan memberikan contoh pada murid-murid.
Ahmad Dahlan memberikan contoh langsung kepada murid-
muridnya, sehingga membuat kedekatan jarak antara guru dan
murid. Dan ini penting untuk keberhasilan dalam mendidik,
132
karena dengan cara ini seorang murid merasa diperhatikan dan
sang guru pun mengetahui kondisi psikologi muridnya.
b) Sound Effect
Sound effect pada scene 97 yang digunakan adalah suara air
mengalir sebagai penguat adegan murid-murid yang sedang
mengambil air wudhu.
c) Ilustrasi musik
Ilustrasi musik adegan ini lagu lir-ilir. Tembang jawa ini
mengandung pesan agama, yang menggambarkan kondisi
zaman dahulu.
c. Pada scene 100 sebagaimana yang dideskripsikan diatas teknik
penyampaian pesan yang digunakan dengan cara :
a) Dialog
Dialog pada adegan ini menggunakan metode tanya jawab.
Aktifitas belajar mengajar yang digambarkan pada scene ini
tergambar terjadi dialog antara Ahmad Dahlan dengan murid-
muridnya dalam kegiatan belajar mengajar.
b) Sound Effect
Sound effect adegan ini menggunakan suara alat musik icik-
icik. Sound effect ini mewakili kondisi murid-murid yang
masih kecil.
133
c) Ilustrasi Musik
Ilustrasi musik adegan ini menggunakan lagu Lir-ilir, sebagai
perwakilan dan penggambaran keadaan di jawa.
d) Lokasi
Lokasi adegan ini di dalam sekolah yang dirintis oleh Kyai
Dahlan. Lokasi yang dipenuhi dengan bangku merupakan ciri
khas sekolah Belanda. Masyarakat jawa mengenal kursi yang
digunakan dalam proses belajar mengajar karena warisan
belanda.
d. Pada scene 110 teknik penyampaian pesan yang digunakan dengan
cara:
a) Dialog
Dialog pada adegan ini menggunakan metode tanya jawab.
Aktifitas belajar mengajar yang digambarkan pada scene ini
tergambar terjadi dialog antara Ahmad Dahlan dengan murid-
muridnya dalam kegiatan belajar mengajar. Terlihat pada
gambar, semua murid mengarahkan pandangannya ke arah
Ahmad Dahlan sebagai bentuk respon dari dialog yang
dilakukan.
b) Ilustrasi Musik
Ilustrasi musik adegan ini menggunakan lagu Muhammadiyah.
Hal itu untuk menunjukkan kepada penonton bahwa Ahmad
134
Dahlan sebagai pelopor pendiri organisasi Muhammadiyah
menguatkan dakwah organisasi itu melalui jalur pendidikan.
c) Themesong
Themesong pada adegan ini menggunakan lagu
Muhammadiyah untuk menunjukkan eksistensi
Muhammadiyah yang berangkat dari dunia pendidikan.
d) Lokasi
Lokasi adegan ini di dalam kelas sekolah Goverment. Jika
diperhatikan, untuk dapat mengajar di sekolah Goverment,
hanya orang-orang tertentu dan bermental kuat. Maka
keberanian Ahmad Dahlan sehingga dapat mengajar di sekolah
tersebut patut mengharapkan apresiasi tinggi.
e. Pada scene 113 teknik penyampaian pesan yang digunakan dengan
cara :
a) Dialog
Dialog pada adegan ini menggunakan metode tanya jawab dan
metode keteladanan. Metode tanya jawab ditunjukkan pada
gambar dalam aktivitas Ahmad Dahlan memberikan pelajaran
pada anak-anak. Sementara, metode keteladanan digunakan
Ahmad Dahlan ketika memberikan santunan dan perhatian
kepada anak-anak.
135
b) Themesong
Themesong pada adegan ini menggunakan lagu
Muhammadiyah. Hal ini untuk menggambarkan pada penonton
bahwa salah satu program yang menjadi ciri khas organisasi
Muhammadiyah adalah panti asuhan. Adegan pada gambar
menjadi gambaran sekaligus informasi kepada penonton bahwa
awal adanya panti asuhan berangkat dari gagasan Ahmad
Dahlan yang ditunjukkan pada gambar.
c) Lokasi
Lokasi adegan ini di luar halaman rumah Kyai Dahlan. Ada
sebuah pesan adegan memberikan kasih sayang dan perhatian
kepada anak kecil. Tujuannya adalah untuk memberi
keteladanan kepada masyarakat agar mengikuti apa yang
dilakukan Ahmad Dahlan.
3. Teknik Penyampaian Pesan Sosial
a. Pada scene 72 teknik penyampaian pesan yang digunakan dengan
cara :
a) Dialog
Dialog adegan ini menggunakan metode diskusi, karena pada
perkumpulan tersebut mendiskusikan sesuatu dan terjadi
dialog.
136
b) Ilustrasi musik
Ilustrasi musik adegan ini menggunakan lagu jawa. Lagu itu
untuk menunjukkan bahwa perkumpulan organisasi Budi
Utomo yang terlihat pada gambar berdiri di atas budaya-budaya
kejawen.
c) Lokasi
Lokasi adegan ini di dalam markas atau sekretariat Budi
Utomo. Lokasi sederhana ditunjukkan sebagai pemberi
informasi kepada masyarakat bahwa induk organisasi yang
melahiran organisasi-organisasi di negeri ini lahir pada sebuah
rumah yang sederhana, dengan di gagas oleh beberapa orang
konseptor.
b. Pada scene 112 teknik penyampaian pesan yang digunakan dengan
cara :
a) Dialog
Dialog adegan ini menggunakan metode tanya jawab dan
metode home visit (silaturahmi). Pada adegan ini menggunakan
metode home visit dengan mengunjungi dari rumah ke rumah
dan memberikan zakat. Ketika proses pembagian zakat, terjadi
proses tanya jawab.
b) Lokasi
Lokasi adegan pembagian sedekah ini berada di depan rumah
warga yang dilakukan dari rumah ke rumah.
137
c. Pada scene 133 dan 134 teknik penyampaian pesan yang
digunakan dengan cara :
a) Dialog
Dialog pada scene 133 dan 134 menggunakan metode tanya
jawab dan metode diskusi, karena hal ini dilakukan pada forum
diskusi.
b) Themesong
Themesong pada scene 133 dan 134 menggunakan lagu
Muhammadiyah. Untuk menguatkan film Sang Pencerah
menggambarkan sejarah Muhammadiyah.
c) Ilustrasi Musik
Ilustrasi musik pada scene 133 dan 134 menggunakan lagu
Muhammadiyah. Untuk menunjukkan bahwa yang dilakukan
Ahmad Dahlan merupakan proses dakwahnya sebagai pendiri
Muhammadiyah.
d) Sound Effect
Sound effect pada scene 134 menggunakan suara sluring. Sound
effect ini digunakan sebagai gambaran suasana pedesaan.
e) Lokasi
Lokasi pada scene 133 di dalam langgar kidul Kyai Dahlan
sedangkan lokasi pada scene 134 di pendopo kauman
Yogyakarta.
138
4.2.3 Teknik Penyampaian Pesan Dakwah Berkaitan Dengan Akhlak
1. Teknik Penyampaian Pesan Akhlak Terhadap Keluarga
a. Pada scene 55 teknik penyampaian pesan yang digunakan dengan
cara :
a) Dialog
Dialog pada adegan ini menggunakan metode tanya jawab.
Ahmad Dahlan yang mengalami tekanan batin yang sangat kuat
akibat langgar tempat ibadah dan tempat mengajarnya
dirobohkan oleh warga atas perintah dari Kyai Penghulu.
Melihat Ahmad Dahlan yang sudah putus harapan dan tidak
ingin meneruskan dakwahnya, kakaknya mendatangi dan
memberikan motivasi dengan cara berdialog dan membujuk
Ahmad Dahlan untuk mengurungkan niatnya meninggalkan
kampung halaman dan murid-murid setianya.
b) Sound Effect
Sound Effect pada adegan ini menggunakan suara kereta dan
bayi menangis. Sound effect jenis ini digunakan untuk
memperkuat suasana di dalam kereta tua dan suara bising di
dalam kereta.
c) Lokasi
Lokasi pada adegan ini di dalam kereta, sesuai yang
ditunjukkan di dalam gambar.
139
b. Pada scene 84 teknik penyampaian pesan yang digunakan dengan
cara :
a) Dialog
Dialog pada adegan ini menggunakan metode tanya jawab.
b) Sound Effect
Sound effect pada adegan ini menggunakan suara bedug,
sebagai penguat keadaan suasana hati Ahmad Dahlan.
c) Lokasi
Lokasi pada adegan ini di dalam rumah kyai Dahlan.
2. Teknik Penyampaian Pesan Akhlak Terhadap Sesama
a. Pada scene 2 dan 3 teknik penyampaian pesan yang digunakan
dengan cara :
a) Dialog
Dialog pada scene 2 menggunakan bahasa jawa, karena lokasi
adegan ini berada di Yogyakarta yang sangat kental dengan
bahasa jawa.
b) Themesong
Themesong pada scene 2 dan 3 menggunakan bahasa jawa.
c) Ilustrasi Musik
Ilustrasi musik pada scene 2 menggunakan bahasa jawa, yang
mana lagu jawa kental akan suasana mistis.
140
d) Lokasi
Lokasi pada scene 2 di depan pohon, sedangkan pada scene 3
di pinggir jalan. Lokasi itu ditujukan untuk menunjukkan
kepada penonton bahwa pada masa Ahmad Dahlan, masyarakat
banyak melakukan perbuatan syirik dengan memberikan
sesajen pada pohon kramat dan meminta sesuatu pada
penunggu pohon kramat itu.
b. Pada scene 45 dan 109 teknik penyampaian pesan yang digunakan
dengan cara :
a) Dialog
Dialog pada scene 45 menggunakan metode tanya jawab
karena dalam proses belajar mengajar, sementara pada scene
109 menggunakan metode keteladanan, dimana murid-murid
Ahmad Dahlan memberikan makanan kepada pengemis dan
gelandangan yang tidur di pinggir jalan.
b) Themesong
Themesong pada scene 109 menggunakan lagu
Muhammadiyah. Lagu ini untuk memperkuat karakter film
bahwa adegan sosial itu termasuk gerakan nyata organisasi
Muhammadiyah.
c) Lokasi
Lokasi pada scene 45 di dalam Langgar Kidul, sedangkan pada
scene 109 di pinggir jalanan.
141
c. Pada scene 71 teknik penyampaian pesan yang digunakan dengan
cara :
a) Sound Effect
Sound effect adegan ini menggunakan suara bunyi gerusan obat
dan gamelan, untuk memperjelas aktivitas yang dilakukan
sesuai yang terlihat pada gambar.
b) Lokasi
Lokasi adegan ini di depan markas Budi Utomo.
d. Pada scene 93,94, dan 95 teknik penyampaian pesan yang
digunakan dengan cara :
a) Dialog
Dialog pada scene 93 menggunakan metode tanya jawab,
sedangkan pada scene 95 menggunakan metode keteladanan.
b) Themesong
Themesong pada scene 93,94, dan 95 menggunakan lagu Lir –
ilir.
c) Sound Effect
Sound effect yang digunakan pada scene 93 suara gergaji untuk
memperkuat dan memperjelas aktivitas pembangunan kembali
langgar Ahmad Dahlan yang telah dirusak. Sedangkan pada
scene 94 suara air sungai mengalir sebagai penguat adegan
Ahmad Dahlan memandikan anak-anak kecil. Karena jarak
pengambilan gambar yang jauh, maka dibutuhkan sound effect
142
suara gemericik air untuk mendukung aktivitas yang dilakukan
Ahmad Dahlan.
e. Pada scene 108 teknik penyampaian pesan yang digunakan dengan
cara :
a) Dialog
Dialog pada adegan ini menggunakan metode tanya jawab.
Murid-murid Ahmad Dahlan yang meminta maaf diikuti
jawaban dan penjelasn Ahmad Dahlan, hal ini termasuk metode
dialog.
b) Sound Effect
Sound Effect yang digunakan pada adegan ini berupa suara
orang jalan kaki dan suara bedug.
c) Ilustrasi Musik
Ilustrasi musik yang digunakan pada adegan ini menggunaka
lagu Muhammadiyah.
d) Lokasi
Lokasi adegan ini di halaman teras langgar kidul Kyai Dahlan.
f. Pada scene 116 teknik penyampaian pesan yang digunakan dengan
cara:
a) Dialog
Dialog pada adegan ini menggunakan metode diskusi. Murid-
murid Ahmad Dahlan yang tertarik mengikuti organisasi Budi
Utomo menanyakan kepada Ahmad Dahlan tentang harus atau
143
tidaknya mengikuti aliran kejawen yang dianut oleh Budi
Utomo.
b) Sound Effect
Sound Effect yang digunakan pada adegan ini berupa suara
meja yang diketok, untuk mendukung situasi forum organisasi
tersebut.
c) Ilustrasi Musik
Ilustrasi musik yang digunakan lagu Muhammadiyah.
d) Lokasi
Lokasi pada adegan ini di dalam langgar kidul Kyai Dahlan.
144
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari pengamatan yang dilakukan pada film Sang Pencerah yang
menggunakan analisa Semiotik Roland Barthes dengan fokus penelitian
pada rangkaian scene (adegan) berupa teknik penyampaian pesan. Adapun
teknik penyampaian pesan dalam film berupa gambar, dialog, akting,
visualisasi, tempat dan waktu, serta karakter pemeran setiap scene yang
disimbolkan dalam film Sang Pencerah. Dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Pesan dakwah dalam film Sang Pencerah diklasifikasikan menjadi tiga
kategori yaitu Akidah, Syariah, dan Akhlak.
a. Pesan akidah yang ada dalam film Sang Pencerah hanya mencakup
keimanan kepada Allah. Dalam film ini K.H. Ahmad Dahlan
mempunyai keberanian merubah kebiasaan masyarakat kauman
terutama dalam hal syirik dan berusaha mengembalikan kemurnian
Islam dari pengaruh-pengaruh yang salah dengan berdasarkan pada
Alqur’an dan Hadits.
b. Pesan syariah yang berhubungan dengan syariah meliputi pesan
ibadah, pendidikan, dan sosial.
1) Pesan Ibadah merupakan cara manusia berhubungan dengan
Tuhan. Dalam hal ini yang berkaitan dengan ibadah adalah
145
adanya rukun Islam diantaranya sholat. Dalam film ini
K.H.Ahmad Dahlan menemukan kejanggalan praktek sholat
yang melenceng dan tidak mengarah lurus ke kiblat. Sehingga
menggerakan hatinya dan berusaha melakukan tindakan dengan
mengubah arah kiblat sholat karena menghadap kiblat salah
satu dari syarat sah sholat.
2) Pesan pendidikan dalam film ini bahwa K.H. Ahmad Dahlan
berusaha membentuk manusia yang baik budi, alim dalam
agama, luas pandangannya, paham masalah ilmu keduniaan,
dan berjuang untuk kemajuan masyarakat. Di samping itu
melalui organisasi Muhammadiyah, beliau mendirikan berbagai
macam sekolah dari Taman kanak-kanak sampai perguruan
tinggi.
3) Pesan sosial dalam film ini K.H.Ahmad Dahlan dengan
kepeduliannya terhadap masyarakat yang sangat tinggi, beliau
mempunyai gagasan untuk mendirikan panti asuhan, rumah
sakit, yang dikelola melalui lembaga-lembaga bukan
perorangan.
c. Pesan akhlak meliputi akhlak kepada keluarga dan akhlak kepada
sesama. Dalam film ini K.H. Ahmad Dahlan mempunyai
kepedulian yang sangat besar baik terhadap keluarganya maupun
masyarakat sehingga akhlak dan budi pekertinya yang baik dapat
menjadi teladan bagi kita.
146
2. Teknik penyampaian pesan dakwah dalam film Sang Pencerah berupa
audiovisual yaitu :
a. Dialog berisi kata-kata. Dialog dapat digunakan untuk menjelaskan
perihal tokoh atau peran, menggerakan plot maju dan membuka
fakta.
b. Musik
1) Ilustrasi Musik (music ilustration) adalah suara, baik dihasilkan
melalui instrumen musik atau bukan yang disertakan dalam
suatu adegan untuk memperkuat suasana.
2) Themesong adalah lagu yang ditulis khusus untuk film tersebut
ataupun lagu yang telah populer sebelumnya.
c. Sound Effect (Effect Suara) adalah suara yang ditimbulkan oleh
semua aksi dan reaksi dalam film.
d. Adegan (scene) adalah suatu unit yang menggerakmajukan cerita.
e. Lokasi (tempat) menentukan gambar yang akan dibuat.
Dalam film Sang Pencerah digambarkan berupa adegan-
adegan dan dialog-dialog yang mengandung unsur-unsur sejarah
perjuangan K.H.Ahmad Dahlan untuk melakukan pembaharuan
khususnya masyarakat Kauman Yogyakarta dalam cara berpikir dan
beramal menurut tuntunan agama Islam yang berdasarkan pada
Aqur’an dan Hadits. Latar belakang atau setting yang digunakan khas
adat masyarakat Jawa yang kental dengan budaya kejawen, yang
masih mempunyai sistem kepercayaan animisme. Karakter yang
147
ditampilkan oleh tokoh utama dalam film ini sangat kuat yang
menunjukan karakter sebagai seorang tokoh ulama K.H.Ahmad
Dahlan dengan pembaharuannya ingin mencerahkan warga Kauman
Yogyakarta yang dianggap telah mensekutukan Allah. Konflik yang
terjadi dalam film ini ditampilkan ketika K.H.Ahmad Dahlan
berusaha meluruskan akidah masyarakat kauman yang melakukan
praktek-praktek kemusyrikan berupa sesajen, menemukan
kejanggalan praktek sholat yang melenceng, yang tidak mengarah
lurus ke arah kiblat menggerakan hatinya untuk mengubah arah kiblat
di Masjid Kauman sehingga mengakibatkan kemarahan kyai penghulu
yang merupakan kyai tradisi dan merobohkan langgar milik Kyai
Dahlan karena dianggap menyebarkan aliran sesat.
5.2 Saran-saran
Berdasarkan hasil analisis yang telah peneliti dapatkan dari film
Sang Pencerah, ada beberapa catatan penting dari peneliti untuk dijadikan
renungan bagi tim produksi film Sang Pencerah ataupun tim produksi film
yang lain, peneliti selanjutnya maupun khalayak umum, yaitu :
1. Film Sang Pencerah berusaha menyampaikan pesan kepada penonton
tentang kisah perjuangan K.H. Ahmad Dahlan yang berisi semangat
anak muda, patriotisme anak muda dalam merepresentasikan
pemikiran-pemikirannya. Hal ini dapat menjadi inspirasi bagi
148
penonton untuk dapat memberikan pencerahan bagi bangsa dan dapat
meniru keteladanan sikap K.H. Ahmad Dahlan.
2. Melalui film Sang Pencerah diharapkan masyarakat dapat diajak
menelusuri kisah humanis untuk lebih mengenal sosok yang begitu
lekat dengan sikap toleransi beragama dan dengan melihat film ini
sosok K.H. Ahmad Dahlan bisa ikut membawa perubahan bagi umat
Islam secara keseluruhan.
3. Bagi insan film, hendaknya mengutamakan pesan dakwah dan ide
cerita dalam membuat karya film. Bagi penikmat film supaya lebih
teliti dalam memahami makna film yang ditayangkan sehingga dapat
memahami sisi positif dari film tersebut.
4. Bagi para akademisi yang memiliki kerangka berfikir yang kritis
seyogyanya memberikan perangkat analisis yang baru dalam hal
memahami makna atau pesan media massa, khususnya film.
5. Peneliti berharap nantinya ada penelitian tentang masalah yang serupa
sebagai pembanding agar objektivitas karya ini dapat
dipertanggungjawabkan.
6. Pada dasarnya meneliti film dengan menggunakan semiotik akan
menarik dan menghasilkan data yang baik jika dikaji secara tepat. Baik
tidaknya hasil penelitian sangat tergantung pada bagaimana cara
pandang peneliti melihat film itu yang tentu saja harus diperkuat
dengan referensi dari buku sebagai landasan ilmiah.
149
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Dzikron. Metodologi Dakwah. Semarang : Fakultas Dakwah IAIN
Walisongo Semarang, 1989.
Achmad,Amrullah (Ed). Dakwah Islam dan Perubahan Sosial. Yogyakarta:
Prima Duta,1983.
Amin, Masyhur, H,M. Dakwah Islam dan Pesan Moral. Yogyakarta : Al
Amin Press, 1997.
Astrid S Susanto. Komunikasi Massa. Bandung : Bina Cipta, 1982.
Asura, Enang Rokajat. Panduan Praktis Menulis Skenario dari Iklan Sampai
Sinetron. Yogyakarta : Andi, 2005.
Azhar, Arsyad. Media Pembelajaran. Jakarta : PT Grafindo Persada, 2003.
Aziz, Moch. Ali. Ilmu Dakwah. Jakarta: Prenada Media, 2004.
Azwar, Saefudin. Metodologi Penilitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2005.
Bachtiar, Wardi. Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah. Jakarta : Logos
Wacana Ilmu, 1997.
Bachri, M.Ghazali. Dakwah Komunikatif Membangun Kerangka Dasar Ilmu
Komunikasi Dakwah. Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1997.
Danim Sudarwan. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung : Pustaka Setia,
2002.
Effendy, Heru. Mari Membuat Film:Panduan Menjadi Produser. Jakarta:
Yayasan Kofenden, 2002.
Effendi, Onong Uchyana, Prof., Dr., M.A. Hubungan Masyarakat suatu studi
Komunikologis. Bandung : PT RemajaRosdakarya, 1999.
Hamka, Prof., Dr. Tafsir Al Azhar Juz 17. Jakarta : Pustaka Panji Mas, 2000.
Hamka, Prof., Dr. Tafsir Al Azhar Juz 26. Jakarta : Pustaka Panji Mas, 1982.
Hamka, Prof., Dr. Tafsir Al Azhar Juz 13 .Jakarta : Pustaka Panji Mas, 1983.
Kusnawan, Asep. Komunikasi Penyiaran Islam. Bandung : Benang Merah
Press, 2004.
Kusnawan, Asep, et all. Komunikasi dan Penyiaran Islam : Mengembangkan
Tabigh Melalui Mimbar, Media Cetak, Radio, Film, dan Media
Digital. Bandung: Benang merah Press, 2004.
M. Natsir. Fiqhud Dakwah. Semarang : YKPI – Ramadhani, 1981.
M.Munir dan Wahyu Illahi. Menejemen Dakwah. Jakarta : Rahmat Semesta,
2006.
Moleong Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung Remaja :
Rosdakarya, 2004.
Muhtadi, Asep S dan Sri Handayani. Dakwah Kontemporer: Pola Alternatif
Dakwah Melalui TV. Bandung : Pusdai Press,2000.
Nawawi, Imam. Terjemah Riyadhus Sholihin Jilid I. Jakarta : Pustaka Amani,
1999.
Sanwar, Aminudin. Pengantar Study Ilmu Dakwah. Semarang : Fakultas
Dakwah IAIN Walisongo , 1986.
Sobur, Alex. Analisis teks Media. Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004.
Sobur, Alex. Semiotika Komunikasi. Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004.
Suban, Fred. Skenario Sinetron. Jakarta : PT Gramedia, 2006.
Sulthon, Muhammad. Desain Ilmu Dakwah (Kajian Ontologi, Aksiologi, dan
Epistomologi). Semarang : Pustaka Pelajar, 2003.
Sumarno, Marselli. Dasar Apresiasi Film. Jakarta : Grasindo, 1996.
Supena, Ilyas. Filsafat Ilmu Dakwah : Prespektif Filsafat Ilmu Sosial.
Semarang : Absor, 2007.
Sutrisno, P.C.S. Pedoman Praktisi Penulisan Skenario Televisi dan Video.
Jakarta : PT Grasindo, 1993.
Syukir, Asmuni. Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam. Surabaya: Al
Ikhlas.1983.
Yazid bin Abdul Qodir Jawas. Sedekah sebagai Bukti Keimanan dan
Penghapus Dosa. Bogor : Pustaka At-taqwa, 2009.
http://celebrity.okezone.com/red/film-sang-pencerah-dirilis-usai-lebaran.
Senin,17-05-2010
http://cinetaris.blogspot.com/review-sang-pencerah.html Jum’at, 24-09-2010
http://cinetaris.blogspot.com/sinopsis-film-sang-pencerah.html. Jum’at, 24-09
2010
TRANSKRIP FILM
SANG PENCERAH
Oleh :
Arifiyah Tsalatsati AM
1
TRANSKRIP FILM SANG PENCERAH
Pada tahun 1968 Kauman merupakan kampung Islam terbesar di
Jogjakarta dengan masjid besar sebagai pusat kegiatan agama
dipimpin oleh seorang penghulu bergelar Kamaludiningrat.
Saat itu Islam terpengaruh ajaran Syekh Siti Jenar yang
meletakan Raja sebagai perwujudan Tuhan, masyarakat
meyakini titi raja adalah sabda Tuhan. Syariat Islam
bergeser pada arah tahayul dan mistik. Sementara itu
kemiskinan dan kebodohan merajalela akibat politik tanam
paksa pemerintahan Belanda. Agama tidak bisa mengatasi
keadaan terlalu sibuk dengan tahayul yang bertentangan
dengan Alqur’an dan sunah Rosul Muhammad SAW.
CUT T0
1. INT.DALAM RUMAH DAHLAN – MALAM
AYAH DARWIS
Alhamdulillah... telah lahir anak. Putra Maulana Malik
Ibrahim. Aku beri nama kamu... Mohammad darwis.(Kauman,
Jogjakarta, 1 Agustus 1868).
(Suara ngaji bersama Q.S.Alfatekhah)
2. EXT.DEPAN POHON – PAGI
SAAT M.DARWIS BERUMUR 15 TAHUN, DIA MELIHAT SEPASANG
SUAMI ISTRI BERDOA DENGAN MEMBERIKAN SESAJEN DAN DARWIS
MENGAMBIL SESAJEN TERSEBUT.
SIMBOK
Ngamate kakang pinawah ki iku sertaaken papa kanjeng
Samakang kawah kadiahi Sendiko dawuh
(Berdoa dan menundukan kepala kemudian pergi)
2
SIMBOK
Loh..loh pakne..pak ne.. sesajen kita ko’hilang pakne?
Pasti ada yang mencuriini.
PAKNE
Lah iku wau jenenge sesajen kita di tompo mbo’ne.
SIMBOK
Matur nuwun mbah..matur nuwun..matur nuwun..
(Sambil menghadap ke pohon dan menundukan kepala)
3. EXT.TERAS DEPAN RUMAH DARWIS - SIANG
M.DARWIS MEMBAGIKAN MAKANAN YANG AWALNYA SESAJEN UNTUK
SESEMBAHAN KEMUDIAN DARWIS MENGAMBILNYA DAN DIBAGIKAN
PADA FAKIR MISKIN DI JALANAN.
KYAI ABUBAKAR
Semuanya itu ada tempatnya sesuai aturan,gitu loh..
DARWIS
Tapi bukan aturan menurut Alqur’an dan Sunah Rosul pak..,
KYAI ABUBAKAR
Huzzzzz.....Ngawur kamu!! Menghayati Alqur’an dan Sunnah
itu dengan hati bukan dengan akal tok. Wah bisa kedigler
kamu!kadang orang itu terpleset bukan karena dia bodoh
tapi karena dikuasai akalnya saja.
4. INT.DALAM MASJID BESAR YOGYAKARTA - SIANG
TEMAN DARWIS
Wis, matur kasembah..,
DARWIS
Hemmmmm...
PENGHULU
Babahmudin hari ini? Loh.., ko ditanya diam saja, jawab!
3
DARWIS
Barmawi Kyai.
PENGHULU
Ehmmm, kowe anakke khatib Aminah Abubakar yo??
DARWIS
Nggeh..,
PENGHULU
Terusna..,
5. EXT.DI TEPI SUNGAI –SIANG
SUARA ANAK-ANAK YANG MANDI DI SUNGAI DENGAN CANDA DAN
TAWA PENUH KEBAHAGIAAN.
ORANG LAKI-LAKI
Heehh.., kowe ko ora adus gede?
DARWIS
Lah nggo opo?
ORANG LAKI-LAKI
ora syah puasamu.
DARWIS
Sopo sing ngomong??
NYAI FADLIL DAN WALIDAH BERJALAN MENYAPA DARWIS
NYAI FADLIL
Wis...Wis.., rene o.. kamu nanti hari pertama puasa
mampir kerumah yo??
DARWIS
InsyaAllah bude.
4
NYAI FADLIL DAN WALIDAH PERGI
ORANG LAKI-LAKI
Loh katanya ora adus-adusan?
DARWIS
ini buat yang lain.
ORANG LAKI-LAKI
Wuah cah gemblung.
6. EXT.DEPAN RUMAH WALIDAH – SORE
WALIDAH 14 TAHUN YANG MELAMUN DI JENDELA SAMBIL MELIPAT
KAIN
IBU-IBU
Heh..ndoro,ko malah nglamun? Jadi kapan meh dilamar
ndoro?
WALIDAH
Loh ko tanya aku? Yo tanya sama mas Darwis lah..,kalau
aku sih malam ini juga ayo..,
IBU-IBU
Wah kalau aku selak kesuwen ndoro, selak dadi watu.
WALIDAH
Wah kamu..,
7. INT.RUANG TAMU RUMAH WALIDAH
Ibu REWANG
Wah nduk, ana apa toh?
5
WALIDAH
Syuuuuutttt...,
KYAI FADLIL
Ora gampang ngubah keadaan, ini soal keyakinan apalagi di
dukung oleh kekuasaan.
NYAI FADLIL
Eh..,Wis saiki umurmu pira?
DARWIS
15 tahun bude.
KYAI FADLIL
Denger ya Wis, sekalipun jabatanmu itu sebagai penghulu,
belum tentu kamu punya kekuasaan untuk berbuat apa
saja.kau bisa dimusuhi, diasingkan, malah bisa dipecat
sultan seperti pakdemu ini.
WALIDAH MELIHAT DARWIS DARI JENDELA DAN TERSENYUM
IBU REWANG
Heh ndoro, itu apa ndoro?
WALIDAH
Syuuuuuttttt.....sana.....
NYAI FADLIL
Wis, kamu jangan pulang dulu yah, buka puasa disini! Kamu
wis janji sama bude.
DARWIS
Nggeh bude.
DARWIS
Saya ingin pergi haji pakde, saya ingin belajar di Mekkah
KYAI FADLIL
Aku sudah dengar itu dari si Nur, tapi untuk apa sih
belajar tahu-tahu keadaan sudah susah seperti ini.
NYAI FADLIL MINTA TOLONG KEPADA WALIDAH UNTUK MEMBANTU
MEMPERSIAPKAN BUKA PUASA
6
DARWIS
Saya ingin mendalami Islam pakde.
KYAI FADLIL
Huahahahahahaha(tertawa)mendalami Islam? Berapa banyak
kyai-kyai di Kauman itu yang pergi ke Mekkah? Sekali, dua
kali, tiga kali, tapi tetap goblog soal agama goblog!!
Kalau kamu pulang dari Mekkah tapi tidak membawa
perubahan apa-apa, malah kamu semakin tunduk sama jabatan
rasa sedalem itu, apa bedanya sama kyai-kyai majnun di
Kauman ini? Apa?
8. INT.RUANG TAMU RUMAH DARWIS – MALAM
M.SHALEH (KAKAK IPAR)
Mekkah itu pusatnya ilmu Islam. Banyak pelajar-pelajar
yang ke Turki, Syiria pada ngumpul disana. Kamu harus
bisa memanfaatkan sebaik-baiknya.
DARWIS
Nggeh kang mas.
KYAI ABUBAKAR
Hehh.., bahasa arabbe piye?
M.SHALEH(KAKAK IPAR)
Nah piye?
DARWIS
Laan uhsilakuma abadan asykurukuma ala kulisyai, Arjullah
ayusyahil Qudwati fi lailin min ilnafi.
KYAI ABUBAKAR
Cukup...cukup. bapak sudah siapkan semua.Bapak sudah
kirim surat ke teman-teman di Mekkah dan Jeddah. Nah ini
balasannya mereka siap membantu. Perjalanan haji itu
berat, kamu harus sabar dan tabah.
7
9. EXT.HALAMAN RUMAH DARWIS – PAGI
SUARA TERBANGAN SHALAWAT YANG PENUH HARU MELIHAT
PEMBERANGKATAN M.DARWIS KE MEKKAH DENGAN BERPAMITAN PADA
KEDUA ORANGTUANYA,SANAK SAUDARA, DAN WALIDAH.WALIDAH
KEMUDIAN MEMBERIKAN SAPU TANGAN PADA DARWIS.
10. EXT.STASIUN LEMPOYONGAN – PAGI
SUARA SEORANG ADZAN MENYAMBUT PEMBERANGKATAN M.DARWIS
KE MEKKAH YANG DIANTAR KEDUA ORANGTUANYA SAMPAI
STASIUN
11. INT.DALAM KERETA - PAGI
M.DARWIS DUDUK DI DALAM KERETA SAMBIL MEMEGANG SAPU
TANGAN PEMBERIAN WALIDAH DAN TERSENYUM.
DARWIS
Laabaik Allahumma Laabaik
(Aku memenuhi panggilanMu Ya Allah 2x)
12. EXT.MEKKAH – SIANG
DARWIS
Jiwaku akan ku serahkan YaAllah, tapi kepada siapa?
Untuk siapa?
13. INT.RUANG BELAJAR DI MEKKAH – SIANG
SUARA CERAMAH ORANG ARAB
14. INT.KAMAR MEKKAH – MALAM
M.DARWIS SHOLAT KEMUDIAN DALAM HATINYA DIA BERTANYA-
TANYA
DARWIS
Aina Allah? (dimana Allah)3x
8
ORANG ARAB
disegala yang ada di langit dan bumi,disegala yang ada
di air, di tanah, angin,udara,tumbuhan, manusia. Allah
meliputi segalanya.
15. INT.RUANG BELAJAR MEKKAH – MALAM
DARWIS
Subhanallah 3x
ORANG ARAB
Namamu kini Ahmad Dahlan
16. EXT.STASIUN – SORE
Sound Effect : Suara hujan deras dan kereta
SELAMA 5 TAHUN DARWIS BELAJAR DI MEKKAH DAN MENDALAMI
ISLAM, AKHIRNYA DARWIS PULANG DIJEMPUT AYAH DAN IBUNYA
DI STASIUN.
KYAI ABUBAKAR
Wis..Darwis..,
DARWIS
Bapak, kulo Darwis pak.
KYAI ABUBAKAR
Darwis?
DARWIS
Nggeh pak.
KYAI ABUBAKAR
Huahahahaha(tertawa dan memeluK Darwis)pulang dari
Mekkah orang biasanya bawa kitab, kamu malah bawa
senapan.
9
DARWIS
Ini biola pak,dapat dari kapal bersama teman-teman
dari bugis.
KYAI ABUBAKAR
Oh... gitu toh?
DARWIS
Nggeh.
17. INT.RUANG TAMU RUMAH DAHLAN – SIANG
KYAI ABUBAKAR
Ya, jadi sekarang namamu Ahmad Dahlan?
DAHLAN
Nggeh pak, kalau bapak mengizinkan saya akan memakai
nama itu.
KYAI ABUBAKAR
Huahahahah(tertawa) InsyaAllah lek,InsyaAllah
KYAI LURAH NUR
Majalah (Al Manar)ini bukannya dilarang dimas?
DAHLAN
Punten kang mas, majalah ini diterbitkan oleh muhammad
Abduh dan Jamaludin Al Afghani seoarang pembaharu
Islam dari Mesir.pemikirannya mengubah kecemburuan
tasawuf sempit menjadi pemikiran Islam secara mentah
dan membawa Islam sejalan dengan perkembangan zaman.
Jadi saya pikir tidak ada yang berbahaya kang mas.
SITI WALIDAH MELIHAT M. DARWIS DARI KEJAUHAN
10
KYAI LURAH NUR
Ya, tapi mereka tinggal di Paris ketika menerbitkan
majalah itu, pemikiran itu sudah terpengaruh oleh kaum
modernis dan juga kaum yahudi.
KYAI ABUBAKAR
Yang penting semua pembaharuan itu untuk perbaikan
umat, ya kan?
DAHLAN
InsyaAllah
TASYAKURAN KEPULANGAN DARWIS DARI MEKKAH BERSAMA PARA
KERABAT TERDEKATNYA.
NYAI ABUBAKAR
Sekarang kamu dah pinter, dah jadi haji yang mabrur.
Kapan menikah lek? Iya yoh?
KYAI ABUBAKAR
Huahahaha (tertawa)mumpung semuanya lagi ngumpul, iya
kan?
KYAI LURAH NUR
Dimas selama kamu di tanah suci, adikku wanita itu
selalu baca surat-surat kamu yang ditujukan ke aku dan
dia selalu berpikir dan membayangkan kalau surat-surat
itu ditujukan untuknya.
18. INT.RUMAH WALIDAH – MALAM
IJAB QOBUL PERNIKAHAN KYAI DAHLAN DENGAN SITI WALIDAH
19. EXT.DI TENGAH JALAN – SIANG
KYAI DAHLAN DAN WALIDAH MENUNGGANGI KUDA DAN DAHLAN
SAMBIL MEMEGANG PERUT WALIDAH YANG SEDANG MENGANDUNG
BUAH HATI MEREKA. “Harta yang paling bergarga bagi
laki-laki adalah istri yang solekha”
11
20. INT.DALAM MASJID – SORE
KYAI ABUBAKAR
Tugasku sudah selesai, mulai sekarang kamu yang
melanjutkan amanah keluarga untuk bersyiar di
agama.aku titipkan langgar ini untuk kamu, gunakan
sebaik-baiknya.
Abubakar wafat bulan sya’ban 1869
21. INT.MASJID BESAR KRATON YOGYAKARTA – PAGI
KYAI PENGHULU
Kangti mengucap Bismillahirrahmanirrahim dalu munika
K.H.Ahmad Dahlan bin H.Abubakar katetapaken dados
khatib masjid besar ageng kraton Yogyakarta.
SULTAN HAMENGKUBOWONO VII
Yo tak pangestoni.
22. INT.MASJID BESAR KRATON YOGYAKARTA – SIANG
KYAI DAHLAN
Al Islamu huwa Addin, Islam adalah agama Rokhmatanlil
alamien. Rakhmatan lil alamien mengrahmati siapapun
yang bernanung dibawahnya baik orang Islam maupun
bukan Islam. Merahmati artinya mengayomi, melindungi,
membuat damai, tidak mengekang, membuat takut, membuat
rumit dengan upacara-upacara dan sesaji. Dalam hadits
Qudsi Allah berfirman :”Bahwa sesungguhnya Aku (Tuhan)
begitu dekat dengan makhlukku, maka berdoalah padaKu
dengan sungguh-sungguh dan mahon ampun maka niscaya
Aku akan mengabulkan”. Jadi dalam berdoa itu hanya
sabar dan ikhlas bukan kyai, khatib, imam, apalagi
sesaji tapi langsung pada Allah.
KYAI PENGHULU
Saya kira adik ipar sampean itu butuh nasehat.
12
KYAI LURAH NUR
Sejak kepulangannya dari tanah suci, pemikirannya
terpengaruh oleh Muhammad Abduh dan Jamaludin Al
Afghani.
KYAI PENGHULU
Saya tidak menolak dengan ijtihad, tapi hati-hati.
Sesuatu yang baru itu belum tentu benar buat kita.
23. EXT.HALAMAN LANGGAR KIDUL – SORE
DANIL
Ada musik belanda di langgar.
JAZULI
Belum pernah kualat orang ini.
PEMUDA LAIN
Wis tak balik yo..,
JAZULI
Sek...sek... kowe arep endi?
PEMUDA LAIN
Aku arep pengajian neng tempat liyane.
JAZULI
Wis rene ae..,
PEMUDA LAIN
Balik yuk..,
JAZULI
Alah piye toh?
HISYAM
Wis jajal mlebu ae..,
13
JAZULI
Ayo masuk ae..,
HISYAM
Kowe sik nil..,
24. INT.DALAM LANGGAR KIDUL – SORE
JAZULI
Kulonuwun..,
KYAI DAHLAN
Silahkan masuk !
DANIL
Sugeng sonten kyai..,
JAZULI
Assalamu a’laikum
KYAI DAHLAN
Walaikumussalam Wr.Wb, duduk-duduk!! Kebetulan ada
M.Sangidu disini.
DANIL
Oh ya pengajiane sampun?
KYAI DAHLAN
saya menunggu kalian.
JAZULI
Kira-kira Kita mau ngaji apa kyai?
KYAI DAHLAN
Kalian maunya ngaji apa?
14
DANIL
Biasanya pengajian itu pembahasannya dari guru
ngajinya kyai?
KYAI DAHLAN
Nanti yang pinter guru ngajinya. Muridnya hanya
mengikuti gurunya. Pengajian disini kalian yang
menentukan, dimulai dari bertanya.ayo siapa yang mau
bertanya?
JAZULI
Agama itu apa kyai?
K.H.A. DAHLAN MEMAINKAN BIOLA
KYAI DAHLAN
Apa yang kalian rasakan?
DANIL
Keindahan.
SANGIDU
Kaya mimpi.
JAZULI
Sepertinya semua permasalahan itu rasanya hilang Ki..,
(Sambil membangunkan Hisyam yang tertidur karena musik
biola) Hay..,
HISYAM
Nyuwun sewu Ki..,
KYAI DAHLAN
Itulah agama. Orang beragama adalah orang yang
merasakan keindahan, tentram, damai,cerah. Karena
hakekat agama itu seperti musik, mengayomi,
menylimuti. Ayo coba pegang!!
15
HISYAM
mboten kyai, ngga bisa.
KYAI DAHLAN
Ayo sebisanya.
HISYAM MENCOBA MEMAINKAN BIOLA DAN TEMAN-TEMAN LAINNYA
TERTAWA
KYAI DAHLAN
Yang mantap. Ayo.....teruskan....yang mantap....
cukup.....cukup..... bagaimana rasanya?
HISYAM
Kacau kyai yah? (tertawa)
KYAI DAHLAN
Itulah agama, kalau kita tidak mempelajarinya dengan
benar itu akan membuat resah lingkungan kita dan jadi
bahan tertawaan.
25. EXT.TENGAH JALAN – SIANG
KYAI DAHLAN MENUNGGANGI KUDA MENUJU TEMPAT PENJUALAN
KAIN.
26. EXT.DEPAN MASJID – SIANG
KYAI DAHLAN
Ini ada berapa meter?
PENJUAL
Ajeng mendet pinten meter?
KYAI DAHLAN
Kalau harganya pas saya mau beli banyak(Terdengarlah
suara bedug adzan)saya mau shalat dulu nanti saya
balik lagi.
16
PENJUAL
Nggeh.... monggoh....monggoh....
27. INT.DALAM MASJID – SIANG
SUARA BEDUG ADZAN SHALAT DUHUR, KYAI DAHLAN BERGEGAS
BERWUDHU KEMUDIAN MASUK MASJID UNTUK SHALAT. NAMUN
KYAI DAHLAN MENEMUKAN KEJANGGALAN PADA ARAH SHALAT
SEHINGGA MEMBUKA PETA DAN MENGUKURNYA DENGAN KOMPAS
KEMUDIAN KYAI DAHLAN MENJELAJAH DI BERBAGAI MASJID.
28. INT.DALAM KERETA – SIANG
KYAI DAHLAN DUDUK DI DALAM KERETA MENUJU MASJID KOTA
SEMARANG.
29. EXT.MASJID SEMARANG – SIANG
KYAI DAHLAN
Inikan kearah timur laut kyai?
KYAI SEMARANG
Iya timur laut.
KYAI DAHLAN
kenapa masjidnya diarahkan ke timur laut?
KYAI SEMARANG
karena ini disesuaikan dengan jalan ini karena biar
dilihat itu enak dimata, dipandang denmas, biar
sesuai.
30. INT.LANGGAR DUWUR PENDOPO – SORE
KANG MAS 2
Salah kiblat? Maksude piye mas?
KYAI DAHLAN
Semua masjid mengarah kebarat termasuk masjid besar
bahkan ada yang mengarah ke timur laut Kang mas. Ini
tidak benar, kecuali masjid pandonoman sinopati dikota
17
gede. Saya juga sudah berdiskusi dengan si jampe-jampe
di bukit tinggi. Dan ini juga jadi masalah mereka kang
mas. Kita harus betulkan.
KANG MAS 1
Ora gampang dimas, ora gampang ngrubah kiblat masjid
gede. Kyai penghulu pasti ora setuju.
KYAI DAHLAN
Pangapunten Kang mas, sebelum kita berbicara dengan
kyai penghulu, kita bicara dulu dengan kang mas Lurah
Nur. Beliau kan kepala jamaah masjid besar.
KANG MAS 2
Ahhh....aku ora yakin...ora yakin.
31. INT.RUANG TAMU RUMAH KYAI LURAH NUR – SIANG
KYAI LURAH NUR
Masjid besar itu sudah berdiri lebih dari setengah
abad. Menyalahkan kiblat masjid besar itu sama juga
menyalahkan kasodaren sebagai khalifah tua
pangotogomo, ngerti kowe?
KYAI DAHLAN
Khalifah itu juga manusia kang mas, tidak luput dari
salah. Khalifah Usman bin Affan saja pernah melakukan
kesalahan sampai menimbulkan perang saudara.
KYAI LURAH NUR
Pendapatmu itu harus dibuktikan, mana anakku sini!!!
(sambil menggendong anaknya)
32. EXT.TERAS DEPAN RUMAH KYAI PENGHULU – SIANG
KYAI PENGHULU
Mendapatkan surat ini, yang diundang siapa saja ini?
18
KEPONAKAN PENGHULU
Banyak pakde.
KYAI PENGHULU
Loh, banyak itu siapa?
KEPONAKAN PENGHULU
Ada Kyai lurah, kyai M.Faqih, Kyai Abdul Hamid
lempuyongan, ada juga kyai Abdullah Siraj dari
pakualaman.
KYAI PENGHULU
Kyai Abdullah Siraj dari pakualaman juga diundang?
KEPONAKAN PENGHULU
Nggeh pakde.
33. INT.LANGGAR DUWUR – MALAM
PERTEMUAN DENGAN PARA KYAI MEMBAHAS MENGENAI ARAH
KIBLAT.
KYAI SIRAJ
Kiblat itu bukan soal arah,kiblat itu soal Qolbu.
“Walillahi walmasyriqi walmaghribi fainnamaltumuu
Fassamaa wajruh”.Gusti Allah itu sing kagungan lor,
kidul, wetan lan kulon. Gusti Allah jumeneng tidak
berdasar arah tapi ada dalam Qolbu umat.
KANG MAS 1
Saya setuju kyai, ini hanya soal keyakinan dimas.
Allah itu menyatu manunggal dengan umatnya. Dimanapun
manusia mengahadap disitu ada Allah.
KYAI DAHLAN
Jika demikian apa gunanya masjidil haram?
19
KYAI PENGHULU
Kalau kiblat masjid besar itu salah, lalu apa yang
membuat kita yakin bahwa kiblat sampean itu benar?
KYAI DAHLAN
Sekedap kyai, Jazuli!!
JAZULI DAN DANIL
Nyuwwun sewu kyai.., (Sambil memasang peta)
KYAI DAHLAN
Pangapunten Kyai,berdasarkan ilmu falak pulau jawa dan
mekkah tidak lurus kebarat. Jadi tidak ada alasan kita
mengarahkan kiblat kita ke arah barat. Karena kalau
kita mengarah ke barat berarti kita mengarah ke
Afrika. Lagi pula kita tidak perlu membongkar masjid.
Kita hanya merubah arah shalat kita ke arah 23 derajad
dari posisi semula. Ketika Allah memerintahkan
Rosulullah SAW memindahkan kiblat dari Al Aqso ke
Alharam beliau berputar 180 derajad.
KYAI LURAH NUR
Apa dimas yakin gambar itu benar?
KYAI DAHLAN
Kebenaran itu hanya milik Allah kangmas. Manusia hanya
sebatas berikhtiar.
KYAI SIRAJ
Sek....sek... mengko ndisik..., kelihatannya gambar
Itu bikinan orang kafir. Saya pernah melihatnya di
Kantor goverment. Kalau kita mengarahkan kiblat
berdasarkan gambar itu berarti kita kafir.
PESERTA RAPAT
Astaghfirullahal adzim..,
20
KYAI SIRAJ
Ngati-ngati yo lek..., dengan kaum kafir dan munafik.
Mereka menggunakan berbagai macam cara untuk
mempengaruhi keimanan kita.
34. INT.MASJID BESAR – PAGI
SHALAT SUBUH BERJAMAAH PARA KYAI DAN MASYARAKAT
KAUMAN, NAMUN KYAI DAHLAN MERUBAH POSISI SHALATNYA
SENDIRI DAN DI IKUTI OLEH PARA MURID-MURIDNYA.
35. EXT.DI TENGAH JALAN – PAGI
KANG MAS 2
Dimas Dahlan itu sudah melenceng, harus diluruskan,
Nanti lama-lama keluarga kita melenceng semua.
KYAI LURAH NUR
Panjenengan yang pantas untuk diluruskan.
KANG MAS 2
Loh..,
36. INT.MASJID BESAR – MALAM
KEPONAKAN KYAI PENGHULU BESERTA TEMAN-TEMANNYA TENGAH
MALAM MERUBAH POSISI KIBLAT DI MASJUD BESAR KAUMAN
SECARA DIAM-DIAM.
37. INT.MASJID BESAR – PAGI
KYAI PENGHULU
Siapa yang berani lancang seperti ini? Astaghfirullah
hal adzim..., siapa?
38. INT.HALAMAN LANGGAR KIDUL – PAGI
SANGIDU
Bisa geger loh iki..,
21
Kemudian datang 3 orang mencari kyai Dahlan
BAPAK ?
Ndi kyai Dahlan?
39. INT.MASJID BESAR – PAGI
KYAI PENGHULU
Ini pelanggaran kyai..,
KYAI DAHLAN
Siapa yang berbuat?saya tidak akan menghukum kalian,
Kalau kalian yang memang berbuat.
KYAI PENGHULU
Ada 4 orang pemuda yang melakukan semua ini.
KYAI DAHLAN
Ada 4 kyai?
KYAI PENGHULU
Ya, papat!!!
KYAI DAHLAN
Pangapunten kyai, banyak sekali anak muda di Kauman
ini, sebagian besar merebah masjid besar juga anak
anak muda.
KYAI PENGHULU
Ora mungkin, ora mungkin mereka berani melakukan
Lancang seperti ini. Ora mungkin!!
KYAI DAHLAN
Kalau memang yang melakukan itu murid-murid saya, saya
sendiri yang akan bertindak.
22
KEPONAKAN PENGHULU
Saya yang melakukan Pakde.
KYAI PENGHULU
Kowe?
40. INT.RUANG TAMU RUMAH KYAI PENGHULU – SIANG
KYAI PENGHULU
Bocah ngrusal, ngerti apa kowe soal agama?
KEPONAKAN PENGHULU
Menurut saya kyai Dahlan itu benar Pakde.
KYAI PENGHULU
Dahlan iku sapa? Heh... kanjeng nabi? Gusti Allah?
Dahlan iku manungsa, iso ae salah. Heh....pakdemu iki
penghulu, dadi diangkat langsung karo nsing nduwur.
Ora gampang...ora gampang dadi penghulu. Jadi yang
kamu lakukan itu menurunkan derajat kedudukanku dan
meremehkan pengetahuan agamaku, paham??
KEPONAKAN PENGHULU
Nggeh pakde.
41. EXT.TENGAH JALAN – MALAM
SUASANA BULAN RAMADHAN MASYARAKAT BERBONDONG-BONDONG
SHALAT TARAWIH DENGAN MEMBAWA OBOR.
MASYARAKAT 1
Sek...sek... mau kemana?
MASYARAKAT 2
Mau shalat tarawih neng langgar kidul.
23
MASYARAKAT 1
ora neng masjid gede?
MASYARAKAT 2
Mboten.
42. INT.LANGGAR KIDUL – MALAM
SHALAT TARAWIH BERJAMAAH DI LANGGAR KIDUL
43. EXT.TERAS DEPAN RUMAH KYAI PENGHULU – SIANG
KYAI PENGHULU
Jamaah masjid gede menurun, pindah ke langgar kidul.
Sebagai kepala jamaah pripun niki ki lurah?
KANG MAS 2
Lagi pula saya lihat sof langgar kidul miring, ora
mengikuti masjid gede. Ini pembangkangan dimas.
KYAI PENGHULU
Bereske!
KANG MAS 2
Nitip jamaah masjid gede yo..,(sambil menepuk pundak
Kyai lurah)
44. EXT.TERAS DEPAN RUMAH KYAI DAHLAN – SIANG
KYAI LURAH NUR
Suami kamu itu sudah terlalu melenceng jauh. Kalau
Kamu diam saja, kamu ikut dosa.
24
WALIDAH
saya percaya mas Dahlan punya alasan atas
perbuatannya. Dia orangnya sangat hati-hati.
KYAI LURAH NUR
kalau suamimu hati-hati pasti tidak akan melawan kyai
penghulu lah..,
WALIDAH
sebenarnya siapa yang mas Nur maksud melawan? Suami
saya, kyai penghulu atau mas Nur sendiri?? Saya tidak
tahu siapa yang benar. Saya hanya perempuan, kewajiban
saya mengikuti suami saja. Itu yang benar menurut
saya.
45. INT.LANGGAR KIDUL – SORE
KYAI DAHLAN
Mari kita buka pengajian sebelum buka puasa ini dengan
membaca surat Al-Maun. Surat Al-Maun adalah surat yang
membahas pentingnya menyantuni anak yatim dan orang
miskin.
DANIL
Pangapunten kyai, sudah 4x kita pengajian selalu
Membahas surat Al-Maun. Padahal Alqur’an ini ada 114
surat kyai.
KYAI DAHLAN
Sudah berapa banyak anak yatim dan orang-orang miskin
Yang kamu santuni, Danil? Hayo sudah berapa? Buat apa
25
Kita mengaji banyak-banyak surat tapi hanya untuk di
hafal? Ayo baca..., ayo mari-mari bentar lagi berbuka.
46. EXT.TERAS RUMAH DAHLAN – SORE
ORANG 1
Assalamu’alaikum
KYAI DAHLAN
Walaikumussalam Wr.Wb.
ORANG 1
Saya mendapat amanat untuk menyerahkan surat inu dari
Kyai penghulu, kyai.., (Ahmad Dahlan menerima surat
dan membukanya)
KYAI DAHLAN
Saya tidak akan menutup langgar saya, sampaikan maaf
Saya pada kyai penghulu.
47. EXT.HALAMAN RUMAH KYAI DAHLAN – MALAM
KYAI DAHLAN
Aku pamit dulu nyai.
WALIDAH
Ya..,
3 orang utusan Kyai Penghulu mendatangi Kyai Dahlan
dirumahnya.
ORANG 1
Assalamu a’laikum
KYAI DAHLAN
Walaikumussalam Wr.Wb
26
ORANG 1
Pangapunten kyai, ni amanah dari penghulu.
KYAI DAHLAN
Jawaban saya tetap sama, sampaikan pada beliau.
ORANG 1
Kyai, kalau kyai tidak menutup langgar ini, kyai
Penghulu yang akan menutup dengan paksa.
KYAI DAHLAN
Berarti selama ini saya di lingkungan yang salah.
48. EXT.MASJID BESAR – MALAM
KYAI PENGHULU
Para sederek sedoyo, kita harus melindungi kewibawaan
masjid besar, ngertos?
WARGA BERBONDONG-BONDONG MEMBAWA OBOR DENGAN MENYEBUT
ALLAHU AKBAR.... ALLAHU AKBAR MENUJU LANGGAR KIDUL
UNTUK MENGHANCURKAN LANGGAR KIDUL KYAI DAHLAN
49. INT.LANGGAR KIDUL – MALAM
WARGA
Mana kyai kafir?
JAZULI
Ngopo iki? Ga ada kyai kafir, kalian semua yang kafir.
WARGA
Cah cilik..,
27
50. EXT.HALAMAN LANGGAR KIDUL – MALAM
BENTROKAN ANTARA MURID KYAI DAHLAN DAN WARGA TERJADI,
LANGGAR KIDUL PUN HANCUR. WALIDAH DAN MURID-MURID
DAHLAN MENANGIS.
51. INT.RUMAH WALIDAH – MALAM
Sound effect : Lagu Jawa
KYAI DAHLAN MENDATANGI KYAI FADLIL BERPELUKAN DENGAN
PENUH HARU.
KYAI FADLIL
Kangge warga kyong ngatoni gusti Allah tur dahing
Kuasa kanatun.........dst. dateng saka putra
turtutantran bin putra lan gagap sakali tangga
sabundana (Sambil menepuk pundak Dahlan).
52. EXT.HALAMAN RUMAH DAHLAN – MALAM
DERASNYA SUARA HUJAN KYAI DAHLAN PULANG DARI RUMAH
KYAI FADLIL DENGAN RASA SEDIH MELIHAT KONDISI
LANGGARNYA SUDAH HANCUR. WALIDAH ISTRINYA KELUAR
MENYAMBUT KEDATANGAN KYAI DAHLAN DENGAN MEMBAWAKAN
PAYUNG.
53. EXT.HALAMAN RUMAH DAHLAN – PAGI
KANG MAS
Assalamu’alaikum,
Lan...Dahlan...Dimas...(sambil mengetuk pintu)
MBAK YU
Wallah iki apa menungsa sing nglakoni kaya ngene iki?
Ala yaAllah... masyaAllah... kang mas iki ana apa tah
iki?
28
KANG MAS
kowe yakin adikmu oara pamit?
MBAK YU
mboten.
KANG MAS
Hemmmm.... (dengan rasa cemas)
MBAK YU
Kang mas, bade kemana? Wallah...,
54. EXT.STASIUN TUGU YOGYAKARTA – PAGI
KANG MAS
Dimas....Dahlan arep ngendi kowe? Ayo muleh...ayo
muleh.... Dahlan ngrongoke aku toh? Ayo muleh..
MBAK YU
Ngrongokna kang masmu toh Dahlan,ayo muleh!
55. INT.DALAM KERETA DI STASIUN TUGU – PAGI
WALIDAH
Mba.., (menyapa sambil berpelukan)
KANG MAS
Dimas ayo muleh..,
KYAI DAHLAN
Jangan paksa saya kang mas.
KANG MAS
Dahlan, kwluarga masih membutuhkan kamu, ayo..,
KYAI DAHLAN
Sudah tidak ada tempat buat saya di Kauman.
29
KANG MAS
Sapa sing ngomong? Sapa? Keluargamu masih sangat
menghargaimu. Murid-muridmu juga. Jangan ngawur kamu.
Wis langgarmu bisa di bangun lagi, aku sing bangun.
Yo..,
MBAK YU
Demi Allah Dahlan, mba’yu minta sama kamu muleh..,
“Seorang pemimpin yang baik dimata Allah tidak akan
pernah meninggalkan keluarganya apalagi umatnya”
56. INT.RUANG TAMU RUMAH DAHLAN – SIANG
KANG MAS
Bangun lagi langgarmu, ora usah dipikir
(sambil memberikan uang).
WALIDAH
ini uang tabunganku.
KYAI DAHLAN
(Dahlan sedih dan menangis)
57. EXT.TERAS RUMAH Dr.Wahidin – SIANG
Dr.WAHIDIN SUDIROHUSODO
Lebih dari satu abad semenjak kapal portugis merapat
diselat sunda, tanah Jawa mulai sejarahnya menjadi
bangsa yang tertindas. Politik pemerintah belanda
menciptakan jurang pemisah antara pribumi dan belanda.
Ironisnya kaum priyayi melanggengkan itu semua sebagai
sistem sosial. Kita menjadi budak di negeri kita
sendiri. Jika kita tidak memulai, negeri ini akan
hancur. Sudah saatnya kita berubah.
58. EXT.HALAMAN LANGGAR KIDUL – SIANG
AKHIRNYA LANGGAR KIDUL USAI DI BANGUN
30
59. INT.LANGGAR KIDUL – MALAM
KYAI DAHLAN
Seperti yang dikatakan oleh syekh M.Abduh “Al islamu
alal mahjubuun bil muslimin”. Agama Islam tertutup
bagi orang Islam itu sendiri. Islam semakin jauh dari
orang islam itu sendiri karena dipahami secara
dangkal.
60. EXT. TENGAH JALAN – PAGI
WARGA
Santri kafir!
JAZULI
kowe sing kafir!
WARGA
Kowe..,(sambil bertengkar)
61. INT. MASJID BESAR – SIANG
KYAI DAHLAN
Saya menyatakan mundur dari jabatan khatib amin masjid
besar.
62. INT.KRATON YOGYAKARTA – SIANG
SULTAN HAMENGKUBOWONO VII
Aku wis krungu sekabehane.
KYAI DAHLAN
Ketatepan munika dalem pilih kagem njagi ingkang
mboten sae(keputusan itu saya pilih untuk menjaga
keadaan yang baik).
31
SULTAN HAMENGKUBOWONO VII
Awit jaman poliktik etis neng negeri landa, lahir uko
pikiran-pikiran pembaharuan neng tanah jawa. Jaman wis
geseh saka perang gaman dadi perang pikiran. Merga
kuwi pikiran-pikiranmu esih banget di butuhake.
KYAI DAHLAN
Pangapunten dalem sinoman. Nangitan dalem mboten di
betahaken wonten Kauman.
SULTAN HAMENGKUBOWONO VII
Kauman kowe ora seuplek. Ora mungkin cukup nggo
nampung pikiran-pikiranmu panego sing apik. Munggoho
kaji, kraton sing mbiayai. Sinaoni meneh ilmu agama
namin srawung para sarjana saka Mesir, Syiria, lan
Madinah. Lunganiro maring Mekkah iku seora-orane bakal
gawe lerem ing Kauman.
63. INT.KAMAR RUMAH DAHLAN – MALAM
WALIDAH MEMBANTU DAHLAN BERKEMAS-KEMAS BERANGKAT HAJI
64. INT.KERETA – PAGI
PEMBERANGKATAN HAJI DAHLAN
65. INT.MARKAS BUDI UTOMO – MALAM
DALAM PERTEMUAN BUDI UTOMO Dr.WAHIDIN SUDIRO HUSODO
MEMIMPIN RAPAT.
Dr.WAHIDIN
Saudara-saudara kita hahrus berfikir cerdas kalau
bangsa kita bersatu dan kita sama-sama melundah,
belanda pasti akan tenggelam.
PESERTA RAPAT
Setuju..,(tepuk tangan)
32
66. EXT.STASIUN – SIANG
K.H.A. DAHLAN PULANG HAJI
KYAI DAHLAN
Nyai..,
JAZULI
InsyaAllah tahun depan saya pergi haji sama kakak saya
kyai.
KYAI DAHLAN
InsyaAllah, amien.
JAZULI
Doakan yah,kyai..,
67. EXT.TERAS DEPAN RUMAH DAHLAN – SIANG
KYAI DAHLAN
Jadi sekarang namamu Fakhrudin?
FAKHRUDIN
Nggeh kyai, Danil mengganti namanya menjadi M.Sudja
SUDJA
Seperti pak kyai toh setelah pulang haji kita
mendapatkan sertifikat nama baru.
YOHANA (ANAK PEREMPUAN DAHLAN)
(MENYUGUHKAN MAKANAN)
KYAI DAHLAN
Maturnuwun yah nduk..,
YOHANA (ANAK PEREMPUAN DAHLAN)
Nggeh pak (setelah menyuguhkan makanan)
33
KYAI DAHLAN
Du, kalau kamu pulang haji, kamu mau ganti nama juga?
SANGIDU
InsyaAllah tidak kyai, saya akan tetap menggunakan
nama pemberian ibu saya M.Sangidu.
KYAI DAHLAN
Bagus...bagus...Oh ya kalian ada yang tahu soal
perkumpulan Budi Utomo?
SUDJA
Hanya sekilas pak kyai, perkumpulan Budi Utomo itu
adalah perkumpulan terpelajar dari keluarga priayi.
Itu kalau tidak salah.
FAKHRUDIN
Wonten punapa toh kyai?apa kyai ingin bergabung dengan
perkumpulan itu? Seperti kyai bergabung dengan jamiat
khoir dan syariat Islam?
KYAI DAHLAN
Aku belum tahu, Jazuli.
SUDJA
Weh..., Fakhrudin kyai.
KYAI DAHLAN
Fakhrudin, kamu bisa tolong aku cari tahu tentang
perkumpulan itu?
FAKHRUDIN
Nggeh kyai.
KYAI DAHLAN
Hehhhh....diminum....yuk...diminum...diminum...
34
68. EXT.HALAMAN DEPAN LANGGAR DUWUR – SIANG
KYAI DAHLAN TURUN DARI KUDA YANG DINAIKINYA.
KYAI DAHLAN
Maturnuwun pak.
FAKHRUDIN
(sambil lari menemui Kyai Dahlan)Nyuwunsewu kyai, saya
sudah dapat informasi tentang Budi Utomo ketuanya
adalah Dr. Wahidin Sudirohusodo dan kebeWahidin
Sudirohusodo dan kebetulan di Kauman ada kerabat yang
dekat dengan beliau namanya Mas Djoyo Sumarto.
KYAI DAHLAN
Ya...ya...bisa tolong saya, sampaikan surat saya pada
beliau?
FAKHRUDIN
InsyaAllah kyai,
KYAI DAHLAN
Bantu aku dulu Din..,
FAKHRUDIN
Oh nggeh..,
69. INT.KAMAR RUMAH DAHLAN – MALAM
KYAI DAHLAN
Ana apa iki? Ana apa?
SIRAJ (ANAK LAKI-LAKI)
Pak, dongengkan kancil nyolong timun pak?
YOHANA (ANAK PEREMPUAN)
Iya..iya.. pak, jangan ngaji terus.
35
KYAI DAHLAN
Ngko malah ngajari nyolong, nah gimana kalau bapak
cerita tentang Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail saja?
Gimana? Mau?
(Walidah melihat Dahlan dan Anaknya dengan tersenyum)
ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DAHLAN
Mau...mau....sini...,
KYAI DAHLAN
Bapak akan cerita tentang Nabi Ibrahim,Nabi Ibrahim
adalah Nabi yang...(tiba-tiba ada tamu, Walidah
membukakan pintu)
70. EXT.DEPAN RUMAH DAHLAN – MALAM
DJOYO
Sugeng ndalu Nyai.
WALIDAH
Sugeng ndalu..,
DJOYO
Saya hendak bertemu dengan kyai Dahlan.
KYAI DAHLAN
Tunggu sebentar.
DJOYO
Sugeng ndalu kyai.
KYAI DAHLAN
Sugeng ndalu.
DJOYO
Saya Djoyo Sumarto kerabat dari Dr.Wahidin
Sudirohusodo.
36
KYAI DAHLAN
SubhanaAllah...,
71. EXT.HALAMAN RUMAH DR.WAHIDIN – SIANG
KEGIATAN SOSIAL PENGOBATAN GRATIS DI RUMAH Dr. WAHIDIN
SUDIRO HUSODO UNTUK ORANG-ORANG YANG KURANG MAMPU.
72. INT.KETANDAN YOGYAKARTA – MALAM
Dr. WAHIDIN
Tanpa perkumpulan kita tidak mungkin melakukan
perubahan kyai.
KYAI DAHLAN
Saya mengerti kang mas, sayangnya saya lahir dari
bukan golongan terpelajar. Saya h anya seorang
santri.
Dr. WAHIDIN
Santri atau bukan itu tidak penting kyai,yang penting
kita punya cita-cita banyak, brani, jiwa terpelajar
masih muda tapi mereka lebih memilih menjadi budak
bangsa eropa. Bangga bisa berbahasa belanda,
menjadikan dirinya tuan besar bagi rakyatnya dengan
cara menghisap tapi di depan orang belanda sujud
bahkan dia menyembah seolah mereka itu dewa. Mari
kyai, kita bergabung. Budi Utomo bukan perkumpulan
politik,Budi Utomo hanya untuk pendidikan dan
kesehatan.
KYAI DAHLAN
Itu yang terpenting kang mas, umat membutuhkan
perhatian kita.
37
73. EXT.TERAS DEPAN RUMAH Dr. WAHIDIN – PAGI
SUARA LAGU LIR-ILIR YANG DIMAINKAN KYAI DAHLAN DENGAN
MUSIK BIOLANYA PADA ANAK-ANAK YANG SEDANG BELAJAR.
74. INT.KAMAR RUMAH DAHLAN – PAGI
SOUND EFFECT : LAGU LIR –ILIR
KYAI DAHLAN
Piye, bapak?
ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN
Bapak kaya sinyo londo yo?
75. EXT.TENGAH JALAN – PAGI
KYAI DAHLAN
Assalamu a’laikum Wr.Wb Kang mas?
KANG MAS 2
Walaikumussalam Wr.Wb
KYAI DAHLAN
Mari kang mas..,
KANG MAS 2
Adikmu itu benar-benar keblinger, mbo dikandani!
KANG MAS 1
Rumangsane sampean kyai sapa? Kang mase toh?
76. EXT.TERAS HALAMAN RUMAH DAHLAN – SIANG
SOUND EFFECT : LAGU LIR-ILIR
KYAI DAHLAN MEMAINKAN BIOLA, WALIDAH MELIPAT PAKAIAN
DENGAN TERSENYUM DAN ANAK-ANAK MENARI DENGAN BERSUKA
RIA BERSAMA.
38
77. INT.MARKAS BUDI UTOMO – MALAM
KYAI DAHLAN
Satu hal yang penting bukan siapa kita, tapi bagaimana
kita untuk umat.
Dr.WAHIDIN
Selamat kyai.
78. EXT.HALAMAN SEKOLAH GOVERMENT SIANG
HOOFD ROBESTUR DANUREJAN
Rata-rata mereka putra keluarga kraton kyai.
KYAI DAHLAN
Berarti mereka juga Islam?
HOOFD ROBESTUR DANUREJAN
Iya, tapi kebanyakan mereka Islam karena mengikuti
leluhurnya. Malah ada diantara mereka pindah agama
karena kepentingan politik, karena urusan dagang atau
karena urusan perkawinan.
KYAI DAHLAN
Kalau boleh, saya ingin mengajar agama Islam di
sekolah goverment seperti sekolah ini. Bawa saya
kedewan pengajar, saya akan sampaikan materi pelajaran
agama Islam.
HOOFD ROBESTUR DANUREJAN
Bukan saya tidak setuju kyai, susah meyakinkan dewan
pelajar yang rata-rata bukan Islam. Mereka masih
beranggapan bahwa Islam itu agama mistik tidak sejalan
dengan pemikiran modern.
39
KYAI DAHLAN
Beri saya kesempatan sehari mengajar, saya akan
buktikan kalau anggapan mereka tentang Islam itu
salah.
79. EXT.HALAMAN LANGGAR KIDUL – SORE
KYAI DAHLAN
Tidak ada yang ngaji Dja?
SUDJA
Santri-santri tidak mau lagi ngaji disini kyai, mereka
dilarang keluarganya mengaji disini lagi.
KYAI DAHLAN
Oh.. ya sudah.
SUDJA
Kenapa kyai bergabung dengan kelompok kejawen itu?
Mereka selalu menjelek-jelekan Islam kyai. Mereka
menganggap Islam itu agama terbelakang. Bahkan mereka
lebih bangga berdansa-dansa dengan orang Belanda,
nyanyi-nyanyi, sambil minum alkohol pak kyai.
KYAI DAHLAN
Aku sedang belajar lagi Ja.., aku sedang belajar cara
mengatur sebuah perkumpulan, cara membuat sekolah,
cara mengajar, itu semua untuk mewujudkan cita-citaku
mendidik umat Islam.
SUDJA
Kenapa harus sama orang kafir belajarnya kyai?
KYAI DAHLAN
Kalau kamu mau belajar, kamu harus berprasangka baik.
40
80. INT.KELAS SEKOLAH GOVERMENT –PAGI
SOUND EFFECT: BUNYI LONCENG
HOOFD ROBESTUR DANUREJAN
Gooden morden giverent (selamat pagi)
MURID-MURID
Gooden Morden Sir.
HOOFD ROBESTUR DANUREJAN
Seperti yang sudah saya sampaikan sebelumnya bahwa
disekolah ini akan ada pelajaran agama Islam, maka
dari itu saya akan perkenalkan guru yang akan
mengajarnya.
MURID-MURID
Katanya kyai itu bau, kakinya lebar-lebar, tidak pakai
sepatu?
HOOFD ROBESTUR DANUREJAN
Silahkan kyai..,
MURID-MURID
Mana? Pakai sepatu, wangi!
HOOFD ROBESTUR DANUREJAN
Kesempatan kyai hanya 1x
KYAI DAHLAN
InsyaAllah.., Bismillahirahmanirrahim
Assalamu a’laikum Wr.Wb..,Assalamu a’laikum Wr
Wb..,(Salah satu murid ada yang kentut dan murid yang
lain tertawa)
HOOFD ROBESTUR DANUREJAN
Bahasa belanda (Jaga sopan santun kalian anak-anak!)
41
HOOFD INSPECTUR KWEEKSCHOOL
Bahasa belanda (Biarkan saja!)
KYAI DAHLAN
Noverment (tidak apa-apa. Ada yang mau kentut lagi?
Saya izinkan. Kamu? Atau kamu? Bersyukurlah orang yang
bisa kentut kaerna kalau tidak bisa kentut, maka perut
kita akan membuncit seperti menir hoft
inspektur.(Murid-murid tertawa bersama). Sebaiknya
sehabis kentut, kita mengucapkan Alkhamdulillahirabbil
alamien. Press dege (Tuhan)yang telah menciptakan
saluran pembuangan di tubuh kita. Bayangkan kala Tuhan
tidak menciptakan saluran pembuangan di tubuh kita,
mau dikemanakan angin di perut kita? Diisi angin terus
menerus tanpa adanya lubang, diisi terus
syuuuutttt......
syuuuuuuuutttt.........duaaaarrrr..........
Buuuuuughh....... semua isi perut kita keluar darah,
usus, hati, jantung, otak bercerai berai muncrat
karena kita tidak mempunyai saluran pembuangan kotoran
sisa makanan. Tapi...tapi Tuhan sayang sama manusia.
Dia ciptakan saluran pembuangan agar kita bisa makan
sekenyang kita, minum sepuas kita, maka dari itu kita
harus berterimakasih kepada Tuhan dengan mengucap:
MURID-MURID
Alkhamdulillah..,
KYAI DAHLAN
Alkhamdulillahirrabil alamien.
81. EXT.TERAS RUMAH DAHLAN – MALAM
KYAI DAHLAN
Ada apa ini?
MBAK YU
Eling Dahlan, eling sopo kowe? Keluargamu? Bapakmu?
42
KYAI DAHLAN
Apa salah saya?
MBAK YU
Semua orang sudah menganggapmu kafir, masih mungkir
kamu?
(Walidah masuk kedalam rumah dan menangis)
KANG MAS
Dimas, agama itu agni mati. Pakai hati, cerminan dari
sikap kita. Orang-orang melihat kita dari sikap kita
dimas, ngerti ora?
KYAI DAHLAN
Banyak orang di Kauman ini yang jelas-jelas musyrik,
menghianati agama dengan merobohkan langgar saya,
kenapa saya yang dituduh kafir?
KYAI LURAH NUR
Dahlan....,
KYAI DAHLAN
Astaghfirullah haladzim...,
82. EXT.TENGAH JALAN – SIANG
KYAI DAHLAN BERSAMA SANGIDU BERJALAN MENUJU SEKOLAHAN,
DITENGAH JALAN PARA WARGA MENGEJEKNYA DENGAN
MENGATAKAN KYAI KAFIR... KYAI KAFIR... KYAI KAFIR...
83. EXT.DEPAN RUMAH DAHLAN – MALAM
SANGIDU
Kyai, pamit dulu. Sugeng ndalu.
KYAI DAHLAN
Istirahat yah, Du.
43
SANGIDU
Assalamu a’laikum..,
KYAI DAHLAN
Walaikumussalam Wr.Wb.
84. INT.RUANG TAMU RUMAH DAHLAN – MALAM
KYAI DAHLAN
Mungkin aku terlalu sederhana memandang hidup
ini,sehingga orang tidak terima.
WALIDAH
Hidup berjalan seperti apa yang kita pikirkan kang
mas, bukan sebaliknya.
KYAI DAHLAN
Mungkin sebaiknya aku berlaku sebaliknya neng.
WALIDAH
Kalau itu menjadi pilihan kang mas, mungkin aku tidak
akan mengenal suamiku. Pangapunten dalem kang mas, ada
banyak pemuda di Kauman mereka semua putra kyai, Islam
bahkan kaya. Begitu juga keluarga kita terpandang
sebagai keluarga Islam yang taat. Tapi M.Darwis tidak
seperti pemuda kebanyakan. Darwis dapat melihat dan
mendengar apa yang dilihat dan didengar oleh banyak
pemuda. Saya tidak menjalankan istikharoh seperti yang
dianjurkan oleh bapak, tapi saya berhajat dan
bermunajah pada Allah karena tidak ada kebimbangan
sedijitpun dihati saya untuk memilih calon suami
(Sambil menangis).
KYAI DAHLAN
Aku sendiri tidak tahu, apakah yang ku lakukan itu
benar?
44
WALIDAH
Kalau kita tahu, kita tidak akan belajar.
KYAI DAHLAN
Astaghfirullah hal adzim 3x.
WALIDAH
(Hai orang-orang yang beriman jika kamu nenolong agama
Allah Niscaya Dia akan menolong kamu dan meneguhkan
kedudukanmu).
85. EXT.DEPAN RUMAH SUDJA – PAGI
KYAI DAHLAN
Tok..tok..(suara pintu), kulonuwun..,
AYAH SUDJA
Monggoh...monggoh... golei sinten? Anak kulo? Anak
kulo mboten wonten!! (dengan nada keras dan menutup
pintu)
86. EXT. HALAMAN LANGGAR KIDUL – PAGI
SUDJA
Kyai nyuwun sewu, tadi kerumah?
KYAI DAHLAN
Iya..,
SUDJA
Maafkan sikap romo saya.
KYAI DAHLAN
Tidak apa-apa,Ja. Adikmu mana?
45
SUDJA
Fakhrudin? Fakhrudin ke kota gede. Ada perlu apa kyai?
KYAI DAHLAN
Bisa tolong panggilkan Fakhrudin dan yang lainnya?
SUDJA
InsyaAllah pak kyai.
KYAI DAHLAN
Terimakasih ya, Ja.
SUDJA
Nggeh pak kyai.
87. EXT.RUMAH HISYAM – SIANG
IBU HISYAM
Hisyam...hisyam... mau kemana? Arep ngendikowe?
HISYAM
Nganu..,
IBU HISYAM
Arep neng langgar kidul? Arep dadi wong kafir? Yo?
SUDJA
Nyuwun sewu ya bu.., nyuwun sewu (berpamitan pada ibu
Hisyam)
88. INT.RUANG TAMU RUMAH DAHLAN – SIANG
KYAI DAHLAN, WALIDAH,ANAK-ANAKNYA, DAN MURID-MURIDNYA
BERES-BERES MEMBERSIHKAN RUANG TAMU YANG AKAN
DIJADIKANNYA SEBAGAI SEKOLAH MADRASAH IBTIDAIYAH
DINIYAH.
46
WALIDAH
Dimas,masmu arep apa toh? (Sambil menyapu)
DIMAS
mboten ngertos nyai.
HISYAM & DIRJO
Assalamu a’laikum
KYAI DAHLAN
Walaikumussalam Wr.Wb
HISYAM
Maaf kyai, saya telat untung ada Dirjo,dia yang
menyelamatkan saya dari simak saya. Sekarang apa yang
bisa saya bantu kyai?
KYAI DAHLAN
Kamu ikut aku ke pasar Benajo, kita beli sesuatu.
Tunggu disini! Saya ganti baju dulu.aya mau ikut
YOHANA (ANAK PEREMPUAN DAHLAN)
Saya mau ikut pak..,
KYAI DAHLAN
Ya...ya...nanti kamu ikut yah..,
89. EXT.PASAR BENARJO – SIANG
SF:LAGU LIR-ILIR
HISYAM
Ja, ini kan kotak minuman kharam. Apa pak
kyai mau buka warung minuman?
SUDJA
Syuuuutttt....crewet...
47
90. EXT.TENGAH JALAN – SIANG
HISYAM
Wuaduh jika mak tahu bisa tidak makan 3 hari ini
(sambil mendorong gerobag belanjaan dari pasar)
91. EXT.HALAMAN LANGGAR KIDUL –SIANG
SUASANA KERJA BAKTI PEMBUATAN PERALATAN SEKOLAH UNTUK
PENDIRIAN MADRASAH IBTIDAIYAH DINIYAH
HISYAM
Ja...Ja...ini mejanya buat apaan? Kalau mau buka
warung minuman, mejanya kekecilan kan?
SUDJA
Syuuutttt....ora usah crewet!(nada tegas).Tak sumpel
matamu pakai ini!(sambil mengangkat palu)
92. INT.RUMAH DAHLAN – SIANG
FAKHRUDIN
Mau membuat sekolah kyai?
KYAI DAHLAN
Madrasah ibtidaiyah diniyah.
HISYAM
Ko pakai meja dan kursi kyai?
KYAI DAHLAN
Ini madrasah bukan langgar.
SUDJA
Nyuwun sewu kyai, setahu saya madrasah itu sekolah
Islam seperti pesantren, tidak pakai meja dan tidak
pakai kursi.
48
HISYAM
Nah itu nanti malah jadi sekolah kafir
kyai,yo?(pandangan pada Fakhtudin)
KYAI DAHLAN
Sudja, kamu tolong beli kapur di pasar Ngasem.
ANAK LAKI-LAKI DAHLAN
Aku ikut pak.
KYAI DAHLAN
Iyo..yo..yo..,Sangidu, Hisyam, kamu cari anak-anak
yang belum sekolah di Kauman. Dirjo dan Fakhrudin ikut
aku cari murid di alun-alun. Ayo berangkat!!
93. EXT.DITENGAH JALAN – SORE
SF:LAGU LIR-ILIR
SUASANA DI ALUN-ALUN KYAI DAHLAN DAN MURID-MURIDNYA
MENCARI ANAK-ANAK YANG KURANG MAMPU UNTUK SEKOLAH DI
MADRASAH IBTIDAIYAH DINIYAH
94. EXT.DI SUNGAI – SORE
SETELAH MENDAPATKAN ANAK-ANAK CALON MURID-MURIDNYA DI
MADRASAH DINIYAH IBTIDAIYAH DINIYAH, KYAI DAHLAN
BESERTA MURID-MURIDNNYA MEMANDIKAN ANAK-ANAK DISUNGAI
DENGAN RASA BAHAGIA.
KANG MAS 1
Wis edan tenan Dahlan.
KANG MAS 2
Mbo diluruske pikiran adikmu itu!
KANG MAS 1
Wegah, malah melu iso edan aku.
49
95. EXT.TERAS DEPAN RUMAH DAHLAN – SORE
KYAI DAHLAN
Ayo makan.., habis makan kita belajar biar
pintar(Sambil memberikan makanan pada anak-anak yatim
dan anak-anak yang kurang mampu)
96. INT.RUMAH DAHLAN – SORE
KYAI DAHLAN MENGAJARI ANAK-ANAK BELAJAR
HISYAM
lama-lama kepalaku pusing yah?
97. EXT.HALAMAN SEKOLAH GOVERMENT – PAGI
PENGAJARAN DI SEKOLAH GOVERMENT KYAI DAHLAN MENGAJARI
ANAK-ANAK TATA CARA BERWUDHU.
KYAI DAHLAN
Tangan, hidung, harus kena semuanya. Intinya badan
kita pada saat mau bertemu dengan Allah harus bersih.
98. INT.KELAS SEKOLAH GOVERMENT – PAGI
KYAI DAHLAN
Pada saat kita sujud, kita meletakan kepala kita
benar-benar rata dengan tanah. Ini kepala, ini tanah,
rata dengan tanah. Kita merendahkan diri kita
serendah-rendahnya dihadapan Allah, agar kita selalu
ingat bahwa kita ciptaannya.
99. INT.RUANG TAMU RUMAH DAHLAN – MALAM
WALIDAH
Ini simpanan terakhir kita mas.
50
KYAI DAHLAN
makasih yah, nyai. Ini semua buat pendidikan.
100. INT. MADRASAH IBTIDAIYAH DINIYAH – PAGI
KYAI DAHLAN
Boom = pohon.
MURID-MURID
Boom = pohon.
KYAI DAHLAN
Heek = pagar.
MURID-MURID
Heek = pagar.
KYAI DAHLAN
Treim = kereta api. Fakhrudin, Sudja, Dirjo ikuti juga
yah..,
KYAI DAHLAN
Morkee=langgar.
MURID-MURID
Morkee=langgar.
KYAI DAHLAN
Ayo semangat lagi.., lebih semangat lagi..,Keep =
ayam.
MURID-MURID
Keep = ayam.
51
101. EXT.TERAS RUMAH WARGA – SIANG
SUAMI KEJAWEN
Saya mau menikahkan anak saya kyai, tapi saya tidak
punya uang untuk slametan. Saya harus bagaimana kyai?
KYAI DAHLAN
Slametan itu tidak wajib, yang wajib itu harus ada
wali, saksi dan mahar. Setelah itu dikabarkan ke
tetangga biar tidak ada fitnah.
ISTRI KEJAWEN
Itu syah kyai?
KYAI DAHLAN
InsyaAllah syah.., asal tidak ada paksaan.Kamu tidak
dipaksa toh?
ANAK PEREMPUAN
mboten kyai.
KYAI DAHLAN
Saya bersedia menjadi saksi.
ISTRI KEJAWEN
Maturnuwun kyai.
KYAI DAHLAN
Sami-sami. Nannti kalau sudah menikah diusahakan
memakai krudung.
ANAK PEREMPUAN
Nggeh kyai.
52
KYAI DAHLAN
Itu juga untuk melindungi kamu dari fitnah.Ibu juga.
ISTRI KEJAWEN
Nggeh kyai.
102. EXT.TERAS LANGGAR KIDUL –SORE
LAKI-LAKI MUDA (KONSULTASI)
Besok itu kan 40 harinya bapak saya toh? Ibu saya
ngeyel mau mengadakan Yasinan itu loh.., apalagi saya
tidak punya uang untuk beli apem dan nasi kuning.
Terus pripun kyai?
KYAI DAHLAN
Mendoakan almarhum itu tidak perlu rame-rame membaca
yasin dan tahlil, apalagi sampai membuat apem dan nasi
kuning. Cukup doa yang khusyu, InsyaAllah diterima.
LAKI-LAKI MUDA (KONSULTASI)
Saestu pak kyai? Tanpa apem dan nasi kuning? Saestu
loh yo? Ngko malah ngga ditompo ciloko kulo?
KYAI DAHLAN
InsyaAllah..,
LAKI-LAKI MUDA (KONSULTASI)
Lek pancen ditompo, maturnuwun pak kyai.
KYAI DAHLAN
Sami-sami.
LAKI-LAKI MUDA (KONSULTASI)
Kulo tak pamit sepuniko.
53
103. EXT.HALAMAN LANGGAR KIDUL – SORE
KYAI MAGELANG
Kyaimu ndi?
HISYAM
Teng lebet kyai, sebentar yah.., maaf.
104. INT.MADRASAH IBTIDAIYAH DINIYAH – SORE
KYAI MAGELANG
Assalamu a’laikum
KYAI DAHLAN
Walaikumussalam Wr.Wb, ada apa kyai kemari?Tumben?
Dari Magelang? Silahkan duduk! Hisyam, tolong ambilkan
minum.
KYAI MAGELANG
Udah-udah ora usah, saya tidak kesel.Hemmmmm....
sekarang saya baru mengerti apa yang selama ini
diributkan umat tentang sekolahan sampean.
KYAI DAHLAN
Ada apa dengan sekolah saya kyai?
KYAI MAGELANG
Tentunya anda tahu arti dari Madrasah Ibtidaiyah
Diniyah Islam?
KYAI DAHLAN
Nggeh, kyai. Kalau saya tidak tahu saya tidak akan
mendirikannya.
54
KYAI MAGELANG
Kalau anda sudah tahu, mengapa anda memakai peralatan
orang-orang kafir?
KYAI DAHLAN
Yang mana peralatan kafir kyai?
KYAI MAGELANG
Lah...ini...itu....ini...dan ini semuanya dibuat oleh
orang kafir.
KYAI DAHLAN
Pangapunten kyai, bolehkah saya bertanya?
KYAI MAGELANG
Oh.., silahkan!
KYAI DAHLAN
Kyai datang dari Magelang kesini naik apa?Jalan kaki?
KYAI MAGELANG
Huahahahaha....., saya tidak mau menyiksa tubuh saya
dari Magelang ke Jogja dengan jalan kaki.
KYAI DAHLAN
Kalau begitu naik apa kyai?
KYAI MAGELANG
Ya naik kereta, wong saya itu tidak bodoh. Hanya orang
bodoh saja yang mau dari Magelang ke Jogja jalan kaki.
KYAI DAHLAN
Kalau begitu hanya orang bodoh yangmenyebut sekolah
ini sekolah kafir.
55
KYAI MAGELANG
Kenapa?
KYAI DAHLAN
Karena kereta api perlengkapan yang dibuat oleh orang
kafir.
(Murid-murid Kyai Dahlan tertawa, Kyai Magelang merasa
malu).
KYAI MAGELANG
Ayo muleh...muleh...ayo muleh!!!
105. EXT.HALAMAN LANGGAR KIDUL – SORE
KYAI DAHLAN
Hati-hati..,
(tiba-tiba datang seorang utusan kyai penghulu datang
memberikan surat)
UTUSAN KYAI PENGHULU
Assalamu a’laikum.
KYAI DAHLAN
Walaikumussalam Wr.Wb.
UTUSAN KYAI PENGHULU
Maaf kyai, ada surat dari kyai penghulu untuk anda.
KYAI DAHLAN
Sampaikan pada kyai penghulu, InsyaAllah saya akan
datang.
UTUSAN KYAI PENGHULU
Assalamu a’laikum.
56
KYAI DAHLAN
Walaikumussalam Wr.Wb.
SUDJA
Ada apa kyai?
KYAI DAHLAN
Tidak ada apa-apa.
106. INT.MASJID BESAR KAUMAN – MALAM
PERTEMUAN PARA KYAI-KYAI DI MASJID BESAR KAUMAN
MENGENAI PEMIKIRAN K.H.A. DAHLAN
KYAI PENGHULU
Sampean menyederhanakan Islam kyai?
KYAI DAHLAN
Bagaimana yang saya sederhanakan kyai?
KANG MAS 1
Dimas, siliramu melarang orang melakukan yasinan dan
tahlil piye toh?
KYAI DAHLAN
Saya tidak melarang kang mas,tiap surat dalam Alqur’an
ada fadilahnya masing-masing. Tapi tidak untuk
diputuskan. Kalau kita hanya membaca yasin terus
menerus ditambah sekaligus dengan upacara-upacara,
saya khawatir akan mengecilkan makna surat-surat yang
lain.
KANG MAS 2
Lalu tahlil kenapa dimas melarangnya?
57
KYAI DAHLAN
Rosulullah menganjurkan manusia untuk berdzikir agar
selalu mengingat asmanya. Tapi apakah Rosulullah
mewajibkan kita untuk melakukan bersama-sama? Apalagi
bersuara keras sampai mengganggu tetangga?
Kamu pelankan atau keraskan suaramu sesungguhnya
Allah mengetahui segala isi hati manusia.
KYAI LURAH NUR
Kamu tahu dampak dari ajaranmu terhadap umat? Mereka
akan menggampangkan Islam.
KYAI DAHLAN
Agama itu bukan rangkaian aturan-aturan yang
dipermudah atau dipersulit kangmas. Agama itu sebuah
proses, seperti udara pagi yang kita hirup perlahan-
lahan ketubuh kita, menyegarkan hati dan pikiran kita.
Bayangkan yang kita hirup itu angin puting beliung,
tubuh kita tidak hanya hancur tapi terhempas tak
berdaya, terbawa arus tak tentu arah. Apakah kita rela
melihat umat kita berserakan dan lari menjauh dari
agama hanya kita salah memberikan pengertian?
107. INT.LANGGAR KIDUL – PAGI
KYAI DAHLAN SEDANG MEMAINKAN BIOLA, TOBA-TIBA SUDJA
DATANG.
KYAI DAHLAN
Ono opo Ja?
SUDJA
Saya mau minta maaf kyai.
58
KYAI DAHLAN
Soal apa?
SUDJA
Karena selama ini saya telah suudzon sama kyai.
KYAI DAHLAN
Kamu ingat kisah Musa dan Kidzir Ja?
SUDJA
Musa tidak dapat melihat apa yang dilihat gurunya
seperti saya.
KYAI DAHLAN
Lek..., simpan!(sambil menyerahkan biola)
ANAK LAKI-LAKI DAHLAN
Nggeh pak.
KYAI DAHLAN
Wis toh Ja, ora usah dipikir. Yang penting pikiranmu
terbuka.
SUDJA
Maturnuwun pak kyai.
108. EXT.HALAMAN LANGGAR KIDUL – PAGI
Lagu : Ya Allah Ya Robbiku...
Muhammad Junjunganku
Al Islam Agamaku
Muhammadiyah Gerakanku...
59
FAKHRUDIN
Kanjeng Nabi Muhammad telah bersabda “Bahwa
sesungguhnya Islam hadir dalam keadaan terasing dan
akan kembali dalam keadaan terasing juga. Maka
beruntunglah orang-orang yang terasing itu, karena
sesungguhnya merekalah yang merapikan sesuatu yang
salah”. Saya akan selalu di depan melindungimu kyai.
SUDJA
Saya juga kyai.
DIRJO
Saya juga kyai.
HISYAM
Saya juga kyai, walaupun simak saya marah, saya akan
tetap dukung kyai.
MURID LAINNYA
Oh kowe...(sambil gemes pada Hisyam)
109. EXT.DI TENGAH JALAN – SORE
KYAI DAHLAN DAN MURID-MURIDNYA MEMBAWA MAKANAN UNTUK
DIBAGIKAN PADA FAKIR MISKIN DAN ANAK YATIM BERDASARKAN
Q.S. AL-MAUN.
110. INT.KELAS SEKOLAH GOVERMENT – PAGI
KYAI DAHLAN
Ketika kita dimusuhi, maka?
MURID-MURID
Tidak boleh membalas memusuhi.
60
KYAI DAHLAN
Bagus, dan ketika kita dikritik, maka?
MURID-MURID
Tidak boleh membalas mengkritik.
KYAI DAHLAN
Lalu pada saat kita dicaci maki, maka?
MURID-MURID
Tidak boleh membalas mencaci maki.
111. EXT.LUAR KELAS SEKOLAH GOVERMENT – PAGI
SEUSAI PELAJARAN 3 MURID BERLARI MEMANGGIL KYAI DAHLAN
MURID 1
Menir, saya dengar menir punya sekolah dikauman?
KYAI DAHLAN
Iya..,
MURID 1
Boleh saya ikut? Saya ingin belajar Islam lebih dalam.
MURID 2 & 3
Saya juga kyai..,
KYAI DAHLAN
Boleh...boleh..., silahkan datang saya senang sekali.
112. EXT.HALAMAN RUMAH WARGA – SORE
SF: YA ALLAH YA ROBBIKU, ...
61
FAKHRUDIN
Kulo Fakhrudin,niki Hisyam dari murid Kyai Dahlan
Langgar kidul kauman ingin mengajak bapak untuk
bersedekah.
(Warga memberikan Sedekah)
FAKHRUDIN
Maturnuwun pak.
WARGA
Nggeh semoga bermanfaat.
FAKHRUDIN
Maturnuwun nggeh pak.
WARGA
Nggeh monggoh-monggoh.
113. EXT.TERAS DEPAN RUMAH DAHLAN – SORE
KYAI DAHLAN MENGAJARI ANAK-ANAK YANG KURANG MAMPU DAN
MURID-MURID DARI SEKOLAH GOVERMENT.
114. INT.LANGGAR KIDUL – MALAM
KYAI DAHLAN
Saya sudah mantap mau mendirikan perkumpulan sesuai
Dengan Q.S.Ali Imran :104 yang berbunyi:
62
DIRJO
Saya setuju kyai, saya tahu ayat itu bermakna “Dan
adakanlah diantara kamu sekelompok orang yang menyeru
kepada kebaikan dan meninggalkan kemungkaran”.
SUDJA
Nyuwunsewu kyai, untuk apa toh mendirikan perkumpulan?
Apakah langgar kita tidak cukup?
KYAI DAHLAN
Langgar itu untuk ibadah, perkumpulan untuk aktivitas
sosial kita.
FAKHRUDIN
Ya, tapi kita mesti berurusan sama pemerintah Belanda
kyai? Kan kalau perkumpulan pasti butuh residen toh?
KYAI DAHLAN
Iyo..,
SUDJA
Pasti susah itu izinnya pak kyai.
115. INT.MARKAS BUDI UTOMO – PAGI
DJOYO
Jadi dibutuhkan syarat untuk mendirikan perkumpulan
yaitu yang pertama harus ada pengurus tetap. Yang
kedua,nama perkumpulan dan maksud dan tujuan
perkumpulan itu sendiri untuk apa?
63
KYAI DAHLAN
Saya sudah mengumpulkan calon pengurusnya kyai, mereka
murid-murid saya dari langgar dan Queek school.
GURU 1
Murid-murid Queek school tidak mungkin jadi pengurus
kyai, mereka tidak mungkin diizinkan oleh inspektur.
DJOYO
Sebaiknya anda memilih pengurus yang lebih dewasa dan
matang. Saya yakin di Kauman banyak sekali pemuda.
Budi Utomo akan membantu, syaratnya semua pengurus
harus menjadi anggota Budi Utomo.
116. INT.LANGGAR KIDUL – SORE
HISYAM
Nyuwunsewu kyai,Hemmmmm.... seandainya kita masuk jadi
anggota Budi Utomo, apa iya kita harus masuk kejawen
nantinya?
KYAI DAHLAN
Hehehe....(tertawa. Kita itu boleh punya prinsip asal
jangan fanatik, karena fanatik itu ciri orang bodoh.
Sebagai orang Islam kita harus tunjukan kalau kita
Bisa bekerja sama pada siapapun asal :”Lakum dii nukum
waliyadiin”. Agamamu agamamu, agamaku agamaku.
117. INT.LANGGAR KIDUL – MALAM
FAKHRUDIN
Jadi apa nama perkumpulan kita kyai?
64
KYAI DAHLAN
Kemarin Sangidu memberikan usulan Muhammadiyah buat
perkumpulan kita. Saya sudah melakukan shalat
Istikharoh dan saya sepakat dengan nama itu.
FAKHRUDIN
Muhammadiyah apa itu tidak seperti nama perempuan
kyai?
DIRJO
Bukan, Din. Di Kauman kita mengenal Jamaah Nuriyah
yang diambil dari nama pemimpinnya Nur. Jadi Nuriyah
artinya pengikutnya Nur.
SUDJA
Jadi kalau Muhammadiyah berarti pengikut kanjeng Nabi
Muhammad?
KYAI DAHLAN
Gimana setuju?
SUDJA
Adek?
FAKHRUDIN
InsyaAllah aku setuju mas.
HISYAM
Nyuwunsewu kyai, seandainya kami semua menjadi
Pengurus perkumpulan, apa kami akn mendapatkan upah?
65
SUDJA
(sambil memukul meja) jangan macem-macem!(mengarah ke
Hisyam).
KYAI DAHLAN
Saya ini berharap Muhammadiyah bisa menjadi
perkumpulan yang benar-benar untuk masyarakat bukan
untuk kepentingan pribadi.
(2 murid ribut)
KYAI DAHLAN
Wis... wis toh...wis toh... hidup-hidupilah
Muhammadiyah,jangan mencari hidup pada Muhammadiyah.
SEMUA MURID
InsyaAllah kyai.
KYAI DAHLAN
Hendaknya semua anggota Muhammadiyah dapat mencontoh
pribadi Rosulullah SAW.
SEMUA MURID
InsyaAllah kyai.
KYAI DAHLAN
Dapat diberi amanah, menjunjung tinggi persamaan dan
terbuka pada siapapun.
SEMUA MURID
InsyaAllah kyai.
66
118. INT.KRATON YOGYAKARTA – MALAM
SULTAN HAMENGKUBOWONO VII
Aku melu bungah.
KYAI DAHLAN
Matursimbahsinuwun.
SULTAN HAMENGKUBOWONO
Aku mung pesen 2 perkara, kaping siji aja ngasih
perkumpulan Muhammadiyah ngucil ake kewibawaan masjid
gede.kaping loro aku ora pengin Muhammadiyah gawe
congkrah masyarakat bab keyakinan agama.
KYAI DAHLAN
Pangapunten dalem sinuwuh Muhammadiyah munika sanes
agama,mboten wonten maksud Muhammadiyah nyebarake
keyakinan nipun piyambak.
SULTAN HAMENGKUBOWONO VII
Yo, aku ngerti. Nek ngono aku melu dedungo muga-muga
perkumpulanmu itu pancen digunani kanggo umat.
KYAI DAHLAN
Insya Allah matursimbah nuwun sinuwun.
119. INT.RUANG TAMU RUMAH PENGHULU – SIANG
KYAI PENGHULU
(Marah sambil ngruwes surat) Resinden!!
Hemmmm....Dahlan dadi resinden? Masa ngangkat diri
dadi resinden? Iku apa ora geser kedudukanku toh nyai?
67
120. EXT.HALAMAN RUMAH PENGHULU – SIANG
KANG MAS 2
Iki mbalelo (ini pemberontakan). Dahlan mundur dari
Jabatan khatib, menggalang masa di langgar kidul,
bergabung dengan budi utomo, mempengaruhi goverment
dan sultan untuk meraih kedudukan sebagai resinden,
balelo kan?
KANG MAS 1
Memang begitu kyai?
ORANG LAIN?
Kalau sampai Muhammadiyah berdiri di Kauman, akan
menyebarkan paham modern yang dibawa orang kafir dan
itu bertentangan dengan syariat Islam. Nggeh mboten?
KYAI PENGHULU
Jadi apakah saya pantas mengijinkan permohonan untuk
berdirinya perkumpulan Muhammadiyah?
121. INT.RUMAH PENGHULU – SIANG
ISTRI PENGHULU
Panggilkan keponakanku Dirjo, suruh ketemu saya
sekarang!!(adegan dari jendela kejauhan).
122. EXT.HALAMAN RUMAH PENGHULU – SIANG
KYAI PENGHULU
Pripun pendapat sampean, kyai lurah?
68
KYAI LURAH NUR
Saya serahkan semuanya pada njenengan sebagai rat
hukum agama ing dalem.
KYAI PENGHULU
Baiklah, sebagai rat hukum agama ing dalem, saya tidak
mengabulkan permohonan kyai Dahlan untuk mendirikan
Muhammadiyah.
123. EXT.TENGAH JALAN – SORE
SUASANA BENTROKAN KARENA KETIDAKSEPAKATAN PENDIRIAN
MUHAMMADIYAH.
124. EXT.TERAS RUMAH HISYAM – SORE
HISYAM DIUSIR IBUNYA
IBU HISYAM
Kowe iku mbrojol diadzani kyai penghulu, kudune dadi
Bocah sing alim.kok malah dadi kafir kowe lek? Kafir
kowe.
125. EXT.TENGAH JALAN – SORE
DITENGAH JALAN DIHADANG 3 PEMUDA
PEMUDA
Kalau kamu mau jadi orang kafir, jangan mengajak yang
lain. Kafir!!
DIRJO
Munafik! Kowe sing kafir.
KANG MAS 1
69
Woy..... apa iki? Kalau kalian berkelahi berarti salah
Satu dari kalian harus murtad. Kita hanya boleh
berkelahi dengan orang kafir.
PEMUDA
Dia yang kafir, kyai.
KANG MAS
Meneng kowe, kamu juga kafir kalau menghina orang.
Ngerti!!Goblog!!
126. INT.LANGGAR KIDUL – MALAM
DIRJO
Mereka semua krtakutan kyai.
127. EXT.HALAMAN RUMAH DAHLAN – MALAM
KYAI LURAH NUR
Assalamu a’laikum
KYAI DAHLAN
Walaikumussalam Wr.Wb.
KYAI LURAH NUR
Kita ini keluarga, tidak sepatutnya kita membenci
karena mempertahankan pemikiran kita sendiri. Masing-
masing punya tanggung jawab berjihad yang baik dimata
Allah, tapi apakah keutuhan keluarga harus
dikorbankan?
70
KYAI DAHLAN
Tidak ada niat untuk mengorbankan siapaun kang mas.
Saya justru menghormati siapapun yang berbeda pendapat
Dengan saya.
KYAI LURAH NUR
Langgar ini menjadi saksi paling rendah dari perbuatan
manusia menghancurkan, rusak,apapun alasannya.
KYAI DAHLAN
Dimanapun itu manusia bisa merusak tidak hanya di
Langgar ini, apapun itu manusia punya kehendak untuk
menguasai dan tidak mau dipersalahkan.
KYAI LURAH NUR
Kamu tahu yang terbaik dimas. Kamu tahu? Jangan kamu
berfikir kalau saya ini benci kamu. Kamu itu adikku,
keluargaku. Assalamu a’laikum.
KYAI DAHLAN
Walaikumussalam Wr.Wb.
128. INT.LANGGAR KIDUL – PAGI
SUASANA PENGAJIAN DI LANGGAR KIDUL KYAI DAHLAN,SEORANG
AYAH DATANG MENJEMPUT PUTRINYA
AYAH ZAENAB
Zaenab.....hay.... Zaenab....pulang Zaenab.....
Zaenab....nab ayo pulang!
71
129. EXT.HALAMAN LANGGAR KIDUL – PAGI
ZAENAB
Emooh....
AYAH ZAENAB
Ayo pulang!
ZAENAB
Emooh....
AYAH ZAENAB
Aku mau ngajak anakku Zaenab pulang.
ZAENAB
Emooh....
KYAI DAHLAN
Zaenab, kamu dijemput bapakmu!
AYAH ZAENAB
Kamu ngaji ditempat mbah Nur, ayo pulang!
ZAENAB
Emooh....
AYAH ZAENAB
Pulang!!
ZAENAB
Emooh....
AYAH ZAENAB
Kandani bapak ko ngeyel,pulang! Ayo pulang!! Pulang!
72
SUDJA
Pak lek, jangan!
ZAENAB
Emooh....
AYAH ZAENAB
Iki urusanku.
SUDJA
Pak lek, aja kasar-kasar pak lek!
AYAH ZAENAB
Kowe sing meneng. Iki urusanku. Emoh-emoh apa? Pulang!
Kamu dikandani mbo nurut!(sambil menggendong dan
membawa pergi anaknya).
130. INT.KRATON YOGYAKARTA – MALAM
SULTAN HAMENGKUBOWONO VII
Muhammadiyah kuwi ora dudu perkumpulan politik,dadi
ora ana alasan kanggo gusti romo ora ngizin ake.
GUSTI ROMO
Kulo pangertos sinuwun, namun ki mawon perhimpunan
Niku kedaping ndato izin saking hoofd penghulu.
SULTAN HAMENGKUBOWONO VII
Apa? Hoofd penghulu? Dadi hoofd penghulu ora
ngizinake?
GUSTI ROMO
Nggeh..,
73
131. EXT.TERAS HALAMAN RUMAH PENGHULU – PAGI
KYAI PENGHULU
Dahlan itu bekas khatib masjid besar, jika Dahlan itu
menjadi residen maka ia menjadi penguasa Islam
Muhammadiyah. Islam Kauman juga karisedanan
Yogyakarta. Nah lalu bagaimana jika orang tidak
menuruti perintah saya sebagai hoofd penghulu di
masjid besar?
GUSTI ROMO
Mangke rumiyin,Residen? Yang mau jadi residen itu
siapa?
KYAI PENGHULU
Loh siapa lagi? Dahlan ingin jadi residen.
GUSTI ROMO
Huahahaha(tertawa. Dahlan mengajukan diri sebagai
President bukan residen. Presiden tu direktur, kepala,
ngertos mboten njenengan?
KYAI PENGHULU
Astaghfirullah hal adzim..,
74
GUSTI ROMO
Panjenengan iku penghulu agama, penuntun umat.
Semestinya arif dan bijaksana.
132. INT.MASJID BESAR KAUMAN – MALAM
KYAI PENGHULU
Saya tidak tahu harus berbuat apa? Bahkan saya tidak
Tahu apa yang harus dikatakan.
KYAI DAHLAN
Kalu tidak berkenan berkata, tidak perlu dipaksakan.
Saya akan tetap disini menemani panjenengan berdzikir.
KYAI PENGHULU
Kita ini sama-sama muslim, kita ini bersaudara.
KYAI DAHLAN
Benar kyai, bukanlah sesama saudara kita saling
mengingatkan?
KYAI PENGHULU
Kadang manusia lebih memilih kewibawaan dari pada
bertanya,apa sebenarnya kewibawaan itu bagi dirinya?
KYAI DAHLAN
Saya juga orang yang tidak luput dari hal itu.
KYAI PENGHULU
Lalu semua ini untuk apa?
75
KYAI DAHLAN
Buat kita ingat akan semua tugas kita di dunia ini.
Jadi khalifah,pemimpin bagi dirinya sendiri sebelum
Memimpin orang lain.
KYAI PENGHULU
Huahahaha(tertawa. Ketika kita memimpin orang lain,
Kita lupa bertanya pada diri kita. Apakah sudah mampu
Memimpin
diri kita sendiri?
KYAI DAHLAN
Setiap manusia mempunyai hak untuk menjadi benar.
KYAI PENGHULU
Kita lakukan tugas kita masing-masing, melindungi
kewibawaan agama kita. Kebenaran ada ditangan Allah,
manusia seperti kita hanya ikhtiar.
KYAI DAHLAN
Insya Allah kyai, InsyaAllah.
133. INT.LANGGAR KIDUL – MALAM
KYAI DAHLAN
Hari ini kita sama-sama belajar untuk menjadi yang
Terbaik di mata Allah. Tidak hanya untuk diri sendiri
tapi untuk kepentingan orang banyak. Hidup ini singkat
dan hanya satu kali, manfaatkan tidak hanya untuk
76
kepentingan sendiri. Allah beserta orang-orang yang
peduli. InsyaAllah ini akan di ridhoi.
MURI-MURID
Amien.
134. INT. PUNDOPO TABLIGH -PAGI
(Pendopo tabigh, 12 November 1912)
KYAI DAHLAN
Sekalipun surat resmi pendirian perkumpulan belum
turun, tapi hari ini aku tetapkan sebagai hari lahir
Muhammadiyah.”YaAllah tunjukan jalan yang lurus yaitu
Jalan yang kau telah beri tempat bukan jalan yang Kau
telah beri sesat”. Amien.
MURID-MURID
Amien.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Arifiyah Tsalatsati AM
NIM : 071211034
Tempat / Tanggal LahirL : Brebes, 7 Februari 1990
Fakultas/Jurusan : Dakwah / KPI
Agama : Islam
Alamat Asal : Jln. Mawar No. 14 Rt 01 / Rw VI BTN Kaligangsa
Wetan Brebes 52217
Jenjang Pendidikan :
1. SDN 04 Kaligangsa Wetan Brebes, lulus tahun 2001
2. MTs Negeri Model Brebes, lulus tahun 2004
3. MAN 01 Brebes, lulus tahun 2007
4. IAIN Walisongo Semarang Fakultas Dakwah Jurusan Komunikasi dan Penyiaran
Islam, lulus tahun 2012.
Pengalaman Organisasi :
Bendahara Umum MBS (Milenia Broadcasting Station) Fakultas Dakwah
periode 2008-2009.
Ketua Bidang Gender HMI Komisariat Dakwah IAIN Walisongo Semarang
periode 2008-2009.
Ketua Bidang Departemen Administrasi dan Kesekretariatan KOHATI HMI
Cabang Semarang Periode 2008-2009.
Wakil Bendahara HMI Korkom IAIN Walisongo Semarang periode 2009-2010.
Wakil Sekretaris Bidang Eksternal KOHATI HMI Badan Kordinasi DIY – Jawa
Tengah periode 2011-2012.
Semarang, 2 Desember 2011
Arifiyah Tsalatsati AM
top related