teknik penyajian dan pembahasan hasil penelitian.pptx

Post on 18-Jan-2017

273 Views

Category:

Documents

11 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

Teknik Penyajian dan Pembahasan Hasil Penelitian

Andreas LakoGuru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unika

Soegijapranata, Semarang

Disajikan dalam Lokakarya Pelatihan Metodologi Penelitian Kopertis Wilayah VI Jawa Tengah, pada 6-9 Maret 2013

Agenda Paparan

I. ISU-ISU

PENTING

II. PENYAJIAN HASIL PENELITI

AN

III. INTERPR

ETASI HASIL

PENELITIAN

IV.

PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL

PENELITIAN

ISU-ISU PENTING DALAM PENYAJIAN DAN

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

1. Penyajian dan pembahasan hasil penelitian merupakan bagian terpenting dan tak terpisahkan dari suatu Struktur Proyek Penelitian (Bagian IV).

Bagian ini sangat krusial menentukan keberhasilan suatu proyek penelitian karena menyajikan, menginterpretasikan dan membahas hasil penelitian berdasarkan atau merujuk pada rumusan masalah dan tujuan penelitian, pernyataan atau hipotesis, basis teoritis dan model penelitian, serta desain penelitian yang telah diajukan pada bab-bab (bagian) sebelumnya

Hal-hal yang perlu dicermati Sebelum Penyajian dan pembahasan Hasil Penelitian

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Pernyataan, Proposisi atau

Hipotesis Penelitian

Obyek atau Sampel

Penelitian

Model Penelitian dan

Alat Ukur

Kelayakan dan normalitas

data(uji validitas

dan reliabilitas, dan uji asumsi

klasik)Penyajian dan Pembahasan

Hasil

2. Penyajian hasil penelitian dan pembahasannya harus relevan dan mampu menjawab:

Rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah dinyatakan

Proposisi atau hipotesis yang telah dinyatakan (H0 atau Ha)

Relevansi hasil riset dengan basis teoritis dan hasil riset sebelumnya, serta cerita konteks lingkungan risetnya

3. Penyajian dan pembahasan hasil penelitian harus disesuaikan dengan pendekatan riset

yang digunakan

Pendekatan Riset

Riset Kualitatif/naturalis

Studi kasus

Riset sosiologi, antroplogi

atau gabungan beberapa

pendekatan keilmuan

Riset Kuantitatif/Saintifik

Riset Empiris

(Deskriptif dan

preskriptif)

Studi Kasus

PENYAJIAN

HASIL PENELITIAN

Hasil Penelitian yang perlu disajikan (Riset Kuantitatif)

Hasil Pengujian

Asumsi Klasik

Hasil Statistik

DeskriptifHasil

Pengujian Hipotesis

Sesuai Model Empirisnya

Ringkasan Hasil

Penelitian: Hipotesis,

hasil pengujian,

interprestasi dan

pembahasan

Hasil Pengujian Asumsi Klasik

• Memaparkan hasil pengujian asumsi klasik tentang kelayakan variabel, model penelitian dan data penelitian yang digunakan

• Asumsi klasik yang digunakan:Uji Normalitas data Uji Multikolinearitas Uji Heteroskedastisitas Uji Autokorelasi

Keterangan Alat Uji Kriteria Keterangan

Uji Normalitas data uji Kolmogorov-Smirnov

Hasil Sig. Uji Kolmogorov-Smirnov > = 0,05

Data terdistribusi normal

Uji Multikolinearitas Tolerance (T), VIF Jika T > 0,1 dan VIF < 10

Tidak terjadi multikolinearitas

Uji Heteroskedastisitas

uji Glejser Sig. (koefisien variabel regresi) > = 0,05

Tidak terjadi heteroskedasitas

Uji Autokorelasi uji Durbin-Watson/DW

du<DW<4-du Model regresi bebas dari autokorelasi

Kriteria Pengujian Asumsi Klasik

Hasil Statistik Deskriptif

1. Memaparkan gambaran nilai Minimum (Min.) dan maksimum (Max.) dari observasi sampel untuk Variabel Penelitian tertentu yang diuji

2. Memaparkan nilai rata-rata (Mean) dari keseluruhan observasi untuk suatu variabel penelitian tertentu

3. Memaparkan nilai deviasi standar (Std. Dev) dari keseluruhan observasi untuk suatu variabel penelitian tertentu

4. Hasil Statistik Deskriptif perlu disajikan dalam bentuk tabel

Variabel Minimum Maximum Mean Std.

Deviation

CAR

LABA

D1

D2

D3

LD

AKB

-0.11

-9.96

0.00

0.00

0.00

-6.61

-18.69

0.04

16.45

1.00

1.00

1.00

4.81

19.64

-0.0117

-0.0155

0.4508

0.3990

0.4974

0.1384

-0.5602

0.02499 (1)

2.55238 (2)

0.49887

0.49096

0.50129

1.13409

4.21069

Contoh-1Statistik Deskriptif (N=204)

CAR = θ0 + θ1LABAit + θ2D1 + θ3D2 + θ4D3 + θ5LD + θ6AKB + ε

Penjelasan Contoh-1

(1) Nilai minimum dan maksimum dari CAR (cummulative abnormal returns) saham dari 204 perusahaan adalah -0,01 dan 0,04 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar -0,0017 dan deviasi standar sebesar 0,025

(2) Nilai minimum dan maksimum LABA dari 204 perusahaan adalah -9,96 dan 16,45 dengan nilai mean sebesar -0,0155 dan deviasi standar sebesar 0,025

VARIABEL N Minimum Maximum Mean Std. DeviationRit Awal 103 -.00461 .00520 .0003640 .00180191

Pertumbuhan 110 -.00589 .00933 .0000648 .00221764Dewasa 103 -.00262 .00475 .0006263 .00152907Penurunan 111 -.00717 .00629 .0001110 .00216474Panel 418 -.00477 .00933 .0002894 .00178753

VARIABEL N Minimum Maximum Mean Std. DeviationLBK Awal 103 -28.66510 20.73006 -.2376396 5.42028556

Pertumbuhan 110 -20.89820 22.18247 -.2406712 3.67065215Dewasa 103 -6.08580 25.96246 .6303278 3.56528628Penurunan 111 -10.73881 13.60861 .2903919 2.21730639Panel 418 -28.66511 25.96246 .0981805 3.87496828

VARIABEL N Minimum Maximum Mean Std. DeviationAKBK Awal 103 -.99919 18.57740 .7023266 2.56326013

Pertumbuhan 110 -.90317 6.45805 .2608206 1.21174603Dewasa 103 -.86345 13.23961 .3207632 1.43774979Penurunan 111 -.94448 5.28524 .1754010 .89428502Panel 418 -.99919 18.57740 .3585744 1.65388737

VARIABEL N Minimum Maximum Mean Std. DeviationNBEK Awal 103 -.73928 10.04360 .2730167 1.26993950

Pertumbuhan 110 -11.05910 15.25182 .2248108 2.00995909Dewasa 103 -4.33221 8.37381 .4525049 1.41583161Penurunan 111 -1.07045 3.68676 .1658746 .58082526Panel 418 -11.05907 15.25182 .2756863 1.42226512

Contoh 2Statistik Deskriptif

Penyajian Hasil Pengujian Hipotesis

1. Hasil pengujian hipotesis disajikan dalam Tabel, grafik atau diagram alir

2. Menyajikan hasil pengujian terhadap kelayakan model penelitian (Nilai F-test, Sig.F, R2, Adj.R2).

Keterangan:Sig.F = Signifikansi model. Suatu model regresi dikatakan layak digunakan sebagai

model penelitian apabila nilai Sig.F-nya signifikan pada level 0,01, 0,05 atau 0,1.

R2, Adj.R2 = menunjukkan seberapa besar kekuatan daya penjelas (explanatory power) dari variabel-variabel independen atau variabel bebas terhadap variabel dependen. Semakin bebar nilai R2, Adj.R2 maka semakin baik model tersebut.

3. Menyajikan hasil pengujian regresi untuk masing-masing variabel mencakup:

Keterangan terkait simbol dari model penelitian untuk masing-masing variabel penelitian (konstanta dan simbol variabel)

Nilai koefisien (arah/sign) untuk masing-masing variabel.

Nilai koefisien yang positif menunjukkan variabel independen (VI) berpengaruh positif terhadap variabel dependen (VD).

Sebaliknya, apabila koefisien bernilai negatif maka VI berpengaruh negatif terhadap VD

Nilai t menunjukkan besaran nilai t-test statistikal dari suatu VI (magnitude).

Nilai t tersebut biasanya kemudian dibandingkan dengan nilai t-tabel. Apabila t-test > t-tabel, maka pengaruh VI terhadap VD adalah signifikan pada level 0,01, 0,05 atau 0,1. Demikian pula sebaliknya

Nilai Sig. menunjukkan tingkat signifikansi nilai t dari suatu VI terhadap VD.

Suatu VI dikatakan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap VD apabilai nilai Sig.-nya berada pada level 0,01, 0,05, atau 0,1

Variabel B t Sig.

Constant (θ0)-0.014 -3.928 0.000

LABA (θ1)0.154 1.945 0.053 (2)

D1 (θ2)0.067 0.818 0.414 (3)

D2 (θ3)0.175 2.517 0.013

D3 (θ4)-0.080 -1.114 0.267

LD (θ5) -0.161 -2.311 0.022 (4)

AKB (θ6) 0.043 0.626 0.532

F-test 4.509 (1)

Sig. F 0.000

Adj. R2 0.099

CAR = θ0 + θ1LABAit + θ2D1 + θ3D2 + θ4D3 + θ5LD + θ6AKB + ε .….(14)

ContohHa1: Pengaruh kandungan laba (LABA), timeliness publikasi laba (D1), kualitas laba

(D3), laba ditahan (LD) dan arus kas bersih (AKB) terhadap relevansi nilai laba untuk pasar saham

INTERPRETASI dan PEMBAHASAN

HASIL PENELITIAN

Tujuan Interpretasi dan Pembahasan hasil penelitian

1. Menjawab permasalahan dan tujuan penelitian, serta proposisi/hipotesis yang telah diajukan

2. Menginterpretasikan hasil penelitian dari setiap variabel dan mengintegrasikan kesesuaiannya dengan propisisi/hipotesis yang telah diajukan (mendukung atau tidak mendukung hipotesis)

3. Mengaitkan kesesuaian temuan penelitian dengan prediksi teoritis dari suatu teori yang menjadi basis teoritis (temuan riset mendukung atau tidak mendukung suatu teori tertentu)

4. Mengaitkan kesesuaian hasil riset dengan hasil-hasil riset sebelumnya (mendukung atau tidak mendukung hasil riset siapa saja).

5. Mendiskusikan hasil riset yang bertentangan dengan prediksi dari teori-teori empiris/normatif, atau bertentangan dengan hasil-hasil riset sebelumnya.

Perlu dibahas secara mendalam dan logis apa saja kemungkinan faktor-faktor penyebabnya terjadinya hasil yang bertentangan (anomali) tersebut dan bagaimana kemungkinan solusinya.

Apakah ada keterbatasan-keterbatasan dengan dengan variabel, data , model pengujian dan basis teoritis yang digunakan peneliti dalam penelitian sehingga menyebabkan hasil penelitian bertentangan dengan prediksi teori atau hasil-hasil riset sebelumnya?

6. Menjelaskan implikasi lain dari hasil penelitian terhadap basis teoritis dan temuan-temuan sebelumnya, kebijakan yang sudah dilakukan dan praktik yang dijalankan.

7. Bila memang hasil penelitian dinilai akurat dan sangat krusial , peneliti dapat mengajukan modifikasi teori atau model yang sudah ada atau mengajukan teori atau model baru yang relevan yang disertai dengan asumsi-asumsinya dan penalaran logis yang kuat.

Variabel B t Sig.

Constant (θ0)-0.014 -3.928 0.000

LABA (θ1)0.154 1.945 0.053 (2)

D1 (θ2)0.067 0.818 0.414 (3)

D2 (θ3)0.175 2.517 0.013

D3 (θ4)-0.080 -1.114 0.267

LD (θ5) -0.161 -2.311 0.022 (4)

AKB (θ6) 0.043 0.626 0.532

F-test 4.509 (1)

Sig. F 0.000

Adj. R2 0.099

CAR = θ0 + θ1LABAit + θ2D1 + θ3D2 + θ4D3 + θ5LD + θ6AKB + ε .….(14)

Contoh penelitian empirisHa1: Pengaruh kandungan laba (LABA), timeliness publikasi laba (D1), kualitas laba

(D3), laba ditahan (LD) dan arus kas bersih (AKB) terhadap relevansi nilai laba untuk pasar saham

anomali

Penjelasan

(1) Nilai F-test dari model (14) adalah 4,509 dengan nilai Sig-F sebesar 0,000. Dengan demikian, modal (14) dpt digunakan sebagai model empiris utk menguji hipotesis. Nilai Adj.R2 sebesar 0,099 menunjukkan bahwa daya penjelasan dari variabel kandungan laba (LABA), timeliness publikasi laba (D1), kualitas laba (D3), laba ditahan (LD) dan arus kas bersih (AKB) terhadap relevansi nilai laba untuk pasar saham (VD) adalah 9,9%; sementara selebihnya (90,1%) dijelaskan oleh faktor-faktor lain.

(2) Kandungan laba (Laba) memiliki nilai koefisien 0,154 dengan besaran nilai t adalah 1,945 dan Sig sebesar 0,053. Hasil tersebut menunjukkan kandungan laba berpengaruh positif terhadap relevansi nilai laba untuk pasar saham dan secara statistik signifikan pada level 10%

(3) Timeliness publikasi laba (D1) memiliki nilai koefisien 0,067 dengan besaran nilai t adalah 0,818 dan nilai Sig sebesar 0,414.

Hasil tersebut menunjukkan timeliness publikasi laba berpengaruh positif terhadap relevansi nilai laba untuk pasar saham, tapi secara statistik tidak signifikan

(4) Laba ditahan (LD) memiliki nilai koefisien -0,161 dengan besaran nilai t adalah -2, 311 dan nilai Sig sebesar 0,022.

Hasil tersebut menunjukkan Laba ditahan berpengaruh negatif terhadap relevansi nilai laba untuk pasar saham, tapi secara statistik signifikan pada level 5%.

Hasil ini anomali atau bertentangan dengan prediksi teori relevansi nilai yang menyatakan bahwa Laba di tahan berpengaruh positif meningkatkan relevansi nilai laba untuk pasar saham

Penyajian Hasil Riset Preskriptif• Riset yang bertujuan memaparkan data-data

hasil penelitian yang telah diolah tanpa melalui pengujian asosiasi, relasi atau kausalitas statistikal atau ekonometrika...

• Data yang disajikan bisa hanya bersifat statistik deskriptif (Min, Max, Mean dan Deviasi Standar)

• Hasil analisis disajikan dalam bentuk visualisasi seperti tabel, grafik, gambar, diagram, bagan alir, dll

• Visualisasi hasil penelitian harus diinterpretasikan dan dibahas sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian, atau proposisi.

Contoh Hasil Riset Preskriptif

1. Judul: Analisis Tren Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah dan Implikasinya

Terhadap Kesejahteraan Rakyat

2. Pertanyaan penelitian:(1). Bagaimana tren kinerja perekonomian Jateng dalam 10 tahun terakhir?(2) Bagaimana tren kinerja pertumbuhan ekonomi Jateng dalam 10 tahun terakhir?(3) Bagaimana kontribusi dari masing-masing sektor perekonomian (usaha)

terhadap kinerja dan pertumbuhan ekonomi Jateng selama 10 tahun terakhir?(4) Bagaimana implikasi kinerja perekonomian terhadap kemiskinan dan

pengangguran?(5) Bagaimana implikasi pertumbuhan ekonomi terhadap kesenjangan ekonomi

antarkelompok masyarakat?

3. Variabel penelitianKinerja perekonomian diproksikan dengan besaran nilai PDRB

setiap tahunTren pertumbuhan ekonomi diproksikan dengan tingkat

pertumbuhan dari nilai PDRB tahun sekarang (t.0) dikurangi nilai PDRB tahun sebelumnya (t-1) dibagi nilai PDRB tahun sebelumnya (t-1)

Kontribusi dari masing-masing sektor usaha dilihat dari nilai PDRB per sektor dan tingkat pertumbuhannya

Kemiskinan diproksikan dengan jumlah penduduk miskin, tingkat keparahan kemiskinan (P1) dan tingkat kedalaman kemiskinan (P2)

Pengangguran diproksikan dengan jumlah pengangguran terbuka Kesenjangan ekonomi antarkelompok masyarakat diproksikan

dengan nilai Indeks Koefisien Gini (IKG) yang diterbitkan BPS

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 20120

100

200

300

400

500

600

151.97 171.88 193.45234.45

281.98318.43

362.95392.99

444.7498.76

556.48

PDRB

4. Penyajian Hasil Penelitian:

Nilai PDRB terus meningkat dari tahun ke tahun

1. Tren kinerja perekonomian ( PDRB Harga Berlaku) Jateng periode 2002-2012 (dalam trilyun Rp)

20022003

20042005

20062007

20082009

20102011

20120

20

40

60

80

100

120

140

160

180

200

2. Tren kinerja Nilai PDRB Harga Berlaku Per Sektor Usaha Jateng Periode 2002-2012 (dlm

triliun Rp)Pertanian

Pertambangan & Penggalian

Industri Pengolahan

Listrik Gas & Air Bersih

Konstruksi

Perdagangan, Hotel & Restoran

Pengangkutan dan Komunikasi

Keuangan, Real estat & Jasa Persh.

Jasa-jasa

PDRB

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 20120.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

35.00

40.00

3. Tren Prosentase (%) Kontribusi Per Sektor Usaha Terhadap PDRB Jateng Periode 2002-2012

Pros

enta

se

2

1

3

4

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 20120

1

2

3

4

5

6

7

4. Tren Tingkat Pertumbuhan Ekonomi (PRDB) Jateng dan Nasional Periode 2002-2012

PDRB Pilgub Krisis

ekonomi

Pilgub

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 20120

2

4

6

8

10

12

14

16

18

5a. Tren Pertumbuhan Sektor Pertanian, Pertambangan & Penggalian dan Industri

Pengolahan Periode 2002-2012

Pert

umbu

han

Ada pola kenaikan yang signifikan 4 tahunan pada sektor Pertanian

Ada pola kenaikan signifikan 3 tahunan

pada Industri Pengolahan

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 20120

2

4

6

8

10

12

14

5b.Tren Pertumbuhan Sektor Liistrik Gas dan Air Bersih, Bangunan, dan PHR Periode 2002-2012

Pert

umbu

han

PHR trennya bertumbuh

dalam 5 tahun terakhir

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

-10

-5

0

5

10

15

20

5c. Tren Pertumbuhan Sektor Pengangkutan, Keuangan, Persewaan dan Jasa Pers dan Jasa-jasa Periode 2002-

2012

Pert

umbu

han

2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 411530

5

10

15

20

25

6a. Implikasi Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Kemiskinan dan Pengangguran

Pertumbuhan ekonomi berimplikasi

positif menurunkan jumlah

kemiskinan dan

pengangguran terbuka dlm 5 tahun

terakhir

6b. Jumlah Penduduk Miskin, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1), dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Jateng 2007-2012

2007 2008 2009 2010 2011 411530

1

2

3

4

5

6

7 6.566.19

5.725.36 5.25

4.86

3.833.39

2.962.49 2.56

2.27

1.08 0.9 0.74 0.60.66000000000

0001 0.53

Penduduk Miskin (dlm juta jiwa) Indek Keparahan Kemiskinan (P1)Indek Kedalaman Kemiskinan (P2)

Pertumbuhan ekonomi berdampak positif menurunakan indeks keparahan dan kedalaman kemisikinan

7. Tren Rasio Gini Jateng dibandingPropinsi lain di Jawa Periode 2008- Juni 2012

Propinsi 2008 2009 2010 2011 Juni-2012

DKI Jakarta

0,33 0,36 0,36 0,44 0,42

Jawa Barat 0,35 0,36 0,36 0,41 0,41

Banten 0,34 0,37 0,42 0,40 0,39

Jawa Tengah

0,31 0,32 0,34 0,38 0,38

DIY 0,36 0,38 0,41 0,40 0,43

Jawa Timur

0,33 0,33 0,34 0,37 0,36

Pembahasan Hasil Penelitian

1. Nilai PDRB Jateng terus meningkat selama 10 tahun terakhir sehingga dapat disimpulkan bahwa tren kinerja perekonomian Jateng terus meningkat

2. Kecuali sektor pertambangan dan penggalian, listrik, gas dan air, dan sektor keuangan dan real estat yang berfluktuasi nilainya, nilai dari enam sektor usaha lainnya terus meningkat dari tahun ke tahun.

3. Sektor Industri pengolahan, PHR dan Pertanian memberi kontribusi terbesar dalam pembentukan PDRB Jateng dari tahun ke tahun, disusul sektor jasa

4. Semua sektor usaha mengalami tren pertumbuhan positif di atas 4% per tahun. Sektor Pertanian terindikasi mengalami siklus tren kenaikan/penurunan dalam 4 tahunan

5. Kecuali pada tahun terjadinya krisis ekonomi, tren kinerja perekonomian dan pertumbuhan ekonomi Jateng cenderung meningkat dalam 10 tahun terakhir

6. Tren kinerja perekonomian dan

pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat berdampak positif menurunkan kemiskinan dan pengangguran terbuka

7. Tren kinerja dan pertumbuhan ekonomi yang cenderung meningkat ternyata meningkatkan kesenjangan ekonomi antarkelompok masyarakat di Jateng.

ASPEK-ASPEK KRUSIAL dan SALAH KAPRAH

DALAM PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

1. Dalam penelitian empiris yang menguji atau menganalisis pengaruh atau dampak dari variabel-variabel tertentu yang secara teoritis diprediksikan berpengaruh positif/negatif terhadap suatu variabel dependen, fokus pembahasannya terutama diarahkan pada nilai koefisien Beta () variabel, setelah itu baru dilihat nilai signifikansinya.

Perumusan hipotesis, pembahasan dan pengambilan kesimpulan menerima/menolak suatu hipotesis mesti didasarkan pada arah dari nilai koefisien (positif atau negatif) yang dihasilkan, setelah itu baru dikaitkan dengan tingkat signifikansinya.

Misalnya:Ha1 Gizi yang terjamin sejak kecil berpengaruh positif terhadap

indeks prestasi siswa.Ha2 : Gizi yang kurang terjamin sejak anak-anak masih kecil

berpengaruh negatif terhadap tingkat prestasi mahasiswa

2. Dalam penelitian empiris yang menguji atau menganalisis pengaruh atau dampak dari variabel-variabel tertentu yang secara regulasi/kebijakan dan praktik diprediksikan berpengaruh positif/negatif secara signifikan terhadap suatu variabel dependen, fokus pembahasannya terutama diarahkan pada nilai koefisien Beta () variabel dan tingkat signifikansinya.

Perumusan hipotesis, pembahasan dan pengambilan kesimpulan menerima/menolak suatu hipotesis mesti didasarkan pada arah dari nilai koefisien (positif atau negatif) dan tingkat signifikansinya.

Misalnya:Ha1 Kenaikan dana bantuan sosial (Bansos) dan penanggulangan

kemiskinan berpengaruh positif secara signifikan menurunkan jumlah penduduk miskin dan tingkat keparahan kemiskinan

3. Dalam menginterpretasikan hasil penelitian dan pembahasannya, yang harus dicermati peneliti adalah arah (sign) dari nilai koefisien variabel (positif/negatif) dan level signifikansinya. Suatu variabel penelitian dikatakan berpengaruh signifikan apabila nilai p-value atau Sig.-nya berada pada level 0,01, 0,05 atau 0,1. Apabila nilai Sig-nya lebih besar dari level itu, maka tidak signifikan.

Salah kaprah:1. Seringkali banyak peneliti tidak membaca besaran nilai koefisien variabel,

tapi langsung melihat nilai Sig dari variabel, sehingga kesimpulkan yang diambil seringkali salah

2. Seringkali banyak peneliti menggunakan tolok ukur tingkat signifikansi dengan = 0,05 atau 5%. Akibatnya, bila tingkat signifikansi variabel di atas 0,05, misalnya, 0,06 maka dikatakan tidak signifikan. Akibatnya, kesimpulan salah. Harus disadari bahwa = 0,05 merupakan level of confidence atau tingkat keyakinan yang moderat terhadap data yang digunakan dalam penelitian, bukan merupakan tolok ukur level signifikansi (Sig.) variabel

4. Apabila hasil pengujian hipotesis ditolak atau tidak didukung secara empiris, maka perlu dicermati secara mendalam apakah terjadi kekeliruan dalam:

Perumusan proposisi atau hipotesis Penggunaan basis teoritis atau grand theory Proses sampling dan normalitas data Penggunaan variabel penelitian yang tidak tepat Penggunaan instrumen penelitian yang tidak

realiabel Penggunaan model penelitian, alat uji serta

tolok ukur pengujian hipotesis yang tidak tepat Ketidaktepatan peneliti dalam membaca dan

menginterpretasikan hasil penelitian

TERIMA KASIH

top related