teknik nuklir dan kebutuhan pangan di nasa depan djali
Post on 16-Oct-2021
8 Views
Preview:
TRANSCRIPT
TEKNIK NUKLIR DAN KEBUTUHAN PANGAN DI NASA DEPAN
Djali Ahiasa*
PENDAHULUAN
Kecemasan akan pertambahan penduduk adalah kecemasan akan
pang an, sandang, dan papan. Usaha manusia menahan diri dalam mengem
bangkan keturunannya didorong oleh kesadaran akan semakin suI itnya
pang an, sandang, dan papan di masa depan. Berbicara mengenai pangan
adalah adalah berbicara mengenai pertanian dan ini berarti kita
membicarakan hajat hidup orang banyak, hajat hidup masyarakat Indo
nesia. Terpenuhinya hajat hidup akan menjamin tercapainya kestabilan
keamanan. Oleh karena itu, sesuai dengan UUD 1945, hal-hal yang
berkaitan dengan hajat hidup ini akan mendapat perhatian khusus dari
Negara dan Pemerintah.
Pangan di masa depan memang patut dicemaskan bila kita tidak
mengambil langkah-Iangkah yang tepat mulai sekarang. Pertambahan
penduduk, meskipun terkendali melalui Program Keluarga Berencana,
tetapi tetap meningkat dengan laju pertumbuhan 1,9 sampai 2% per
tahun. Dengan laju pertumbuhan penduduk yang demikian, kita akan
mempunyai jumlah penduduk 222,7 juta jiwa pada 10 tahun meridatang.
Bila rata-rata luas panen naik per tahun seperti kenaikan rata-rata
luas panen pada Pelita IV, yakni 1,55 persen dan kenaikan hasil per
ha 1,32 persen, maka Indonesia akan mencapai produksi padi sebanyak
57.234 ribu ton dalam masa 10 tahun nanti. Perkiraan kebutuhan padi
pada waktu itu 59.508 juta ton. Berarti produksi kita masih di bawah
kebutuhan.
Berkembangnya kota dengan industrinya memang merupakan tuntutan
yang sesuai dengan harapan kemajuan yang digariskan dalam GBHN.
Sejarah membuktikan bahwa kota selalu tumbuh di daerah yang tanahnya
subur. Pemekaran kota berarti penciutan lahan subur di sekitarnya.
* Badan Tenaga Atom Nasional
1
Kota industri yang berkembang dari kota agraris berarti penyempitan
lahan subur untuk pertanian. Pertanian terpaksa dikembangkan ke
lahan yang kurang subur, lahan kritis, lahan bermasalah. Kenyataan
ini tidak dapat dihindari. Begitu juga di Indonesia, di mana pendu
duk Makin berjubel, dan tetap menetap di kota agraris yang subur,
maka lahan pertanian subur akan terkikis untuk keper luan bangunan
industri maupun papan/perumahan. Di seluruh dunia penduduk bertam
bah, menanti areal/lahan yang subur. Kekurangan pangan semakin men
jadi masalah pada ban yak negara di dunia ini. Negara pengekspor
pangan, terpaksa mengurangi ekspornya karena harus menjamin kebutuh
an dalam negara sendiri.
Dalam usaha mengatasi masalah pangan ini baik di negara berkem
bang maupun negara maju akan terus dilakukan penelitian-pelenelitlan
berbagai aspek yang mengarah ke peningkatan produksi pangan. Di
Indonesia sendiri meskipun sektor industri menjadi tumpuan kemajuan,
namun masalah pangan tetap menjadi perhatian khusus dari pemerintah.
Penelitian akan sangat memperhatikan usaha peningkatan hasil perta
nian di lahan marginal atau lahan bermasalah yang lain. Produksi
pangan berupa daging, baik yang berasal dari ikan air tawar maupun
ikan laut, unggas, dan ruminansia akan terus diupayakan peningkatan
nya.
Jelas di sini pertanian termasuk peternakan dan perikanan
merupakan aspek penelitian yang memerlukan penanganan terus
menerus demi tercapainya peningkatan produksi.
Penelitian pertanian, peternakan, dan perikanan akan tetap
mencakup masalah perbaikan genotipe, masalah nutrisi, dan
lingkungan hidupnya, serta pengendalian hama dan penyakitnya.
APLIKASI TEKNIK NUKLIR
Pertanian - Biolo~i
Aplikasi teknik nuklir untuk semua aspek biologi di atas ter
nyata selama ini mampu berperan positif. Genotipe berbagai komoditas
tanaman pangan dapat diperbaiki. Sebagai contoh varietas yang di
lepas di dunia ini sebagai hasil mutasi buatan dapat dilihat dalam
Tabel 1 berikut ini.
2
Dewasa ini semakin banyak digunakan teknik mutasi sel untuk
~erbaikan genotipe suatu komoditas tanaman. Hal ini sejalan dengan
kamajuan teknik kultur jaringan, rekayasa genetik per sel. Meskipun
Tabel 1. Jumlah varietas yang dilepas dari hasil
pemuliaan mutasi
Komoditas Jumlah yang dilepas
1. Bawang merah 2
2.Kacang tanah 12
3. Oat
13
4."Pigeon pea" 5
5."Chick pea" 6
6. Kedelai
22
7."Barley" 77
8. Tomat
5
9.
Padi 152
10.
"Ben" 1111.
"Pea" 11
12. Sorghum
4
13."Bread wheat" 80
14.
"Durum wheat" 1615.
Kacang hijau 6
16."Cowpea" 7
17. Jagung
18
18. Tebu
3
19. Kentang
2
20. Tanaman buah-buahan
27
Sumber : MICKE,A., DONINI, B., and MALUSZYUKI,"Induced mutations for crop improve
ment - a review", Trop. Agro. (Trini
dat) 64 4 October 1987.
rekayasa genetik melalui bioteknologi sudah mulai terdengar\menyaJl
kan harapan untuk perbaikan genotipe secara terarah langsung ke
tujuan, namun diduga masih diperlukan waktu yang cukup panjang untuk
dapat menghasilkan genotipe yang dapat langsung digunakan petani.
Mutasi per sel mungkin merupakan pilihan lagi bagi pakar pemuliaan
untuk menciptakan genotipe yang unggul di masa depan yang dekat ini
baik secara langsung ataupun tidak, yakni sebagai tetua untuk meng-
3
hasilkan komoditas hibrida.
Aplikasi teknik nuklir di masa datang diharapkan dapat membantu
memecahkan masalah yang menjadi penghambat peningkatan produksi
tanaman pangan di lahan bermasalah. Penggunaan isotop sebagai
pelacak suatu proses akan lebih dapat dikembangkan dengan berfungsi
nya Reaktor Serba Guna di Serpong. Selama ini teknik perunut dengan
isotop telah mampu memberikan informasi tentang cara pemupukan yang
tepat bagi tanamanteh, informasi penting bagi efisiensi pemupukan,
pergiliran tanaman, dan pengikatan nitrogen.
Dalam pengendalian hama, penggunaan isotop perunut diharapkan
akan mampu melacak asal atau sumber perkembangan suatu hama tanaman,
sehingga memudahkan pola pengendaliannya. Penggunaan serangga mandul
atau yang menyebabkan kemandulan pada keturunannya sebagai akibat
perlakuan iradiasi yang dikembangkan dewasa ini masih sangat
selektif penggunaannya.
Meskipun tanaman pangan merupakan kebutuhan pokok dan selalu
merupakan tantangan untuk peningkatan produksinya, tetapi di masa
datang ini, komoditas tanaman industri akan semakin berkembang meng
ingat peranannya yang sangat diharapkan sebagai pemasok devisa dari
nonminyak. Perbaikan genotipe melalui mutasi buatan per tingkat Bel
merupakan harapan untuk terobosan dalam mempercepat proses pencipta
an varietas baru yang unggul. Dalam peningkatan produksi di luar
perbaikan sifat (genotipe), maka pengelolaan lingkungan Beperti
pemupukan, jarak tanam, dan pengendalian hama penyakit perlu penata
an yang tepat. Di sini peranan isotop sebagai perunut akan sangat
berguna. Hal ini telah terbukti di masa lalu seperti telah dising
gung di atas, yaitu dari hasil pelacakan penyebaran perakaran yang
aktif pada tanaman teh, maka dapat diterapkan cara pemupukan teh
yang tepat sehingga dapat meningkatkan hasil dan sekaligus menghemat
pupuk. Pusat Penelitian Perkebunan Gambung bekerja sama dengan BATAN
telah berhasil mengembangkan cara pemupukan di atas.
Peternakan - Biolo~i
Aplikasi isotop dan radiasi juga telah dikembangkan dalam pene
litian bidang peternakan. Kemanfaatan berbagai komponen penyusun
pakan dapat dihitung melalui teknik perunut isotop secara in vitro.
Dari sini lalu dikembangkan penyusunan pakan suplemen pada ternak
4
ruminansia, dan berhasil ditemukan susunan pakan suplemen yang
kemudian dikenal sebagai urea molase blok. Penyempurnaan masih di
perlukan untuk mencapai sasaran pakan murah, mudah disediakan di
setiap lokasi, namun mampu meningkatkan produksi daging dan susu
ruminansia baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Pemuliaan
hewan dengan mutasi buatan masih dirasa kurang etis. Oleh karena
itu, dengan melalui perbaikan pakan diharapkan akan dicapai siklus
perkembangbiakan yang lebih cepat sehingga mampu melipatkan produsi
ternak kita, di samping juga meningkatkan kesuburan ternak. Ternak
ruminansia yang subur akan mampu melahirkan lebih dari satu ekor
setiap kali beranak.
Penggunaan iradiasi dalam peternakan ternyata mampu untuk
membuat vaksin suatu penyakit hewan. Cara ini terbukti dapat
menghasilkan radiovaksin koksidiosis yang secara resmi beredar
dengan nama vaksin Koksivet radiasi produksi bersama BAT AN
Pusat Veterinaria Farma Surabaya.
Di masa depan yang dekat, terobosan teknologi semacam ini masih
sangat mungkin dikembangkan. Radiovaksin baru masih mungkin dibuat
dan dengan kemajuan bioteknologi, penciptaannya sangat mungkin akan
dapat dipercepat.
Apa yang dikemukakan di atas, yakni tentang sumbangan teknik
nuklir dalam menghadapi masalah pangan di masa depan, hanyalah
merupakan sebagian kecil fenomena yang dapat dilakukan nanti. Masih
banyak lagi kemugkinan yang dapat dibantu penyelesaiannya dengan
teknik nuklir. Kemajuan teknologi dan kondisi kebutuhan di masa
depan akan menentukan kesesuaiannya dengan aplikasi teknik nuklir
itu nanti.
BIOLOGI
Penemuan biologi modern seperti rekayasa genetika, biologi
molekuler, dan bioteknologi, serta kultur jaringan merupakan suatu
bukti nyata bahwa ilmu bio.logi berkembang sangat cepat dan perlu
mendapat perhatian yang lebih besar. Biologi modern ini perlu di
dampingi dengan teknik nuklir guna pencapaian tujuan yang lebih
akurat dan lebih cepat. Untuk bidang pertanian dan peternakan,
bahkan juga dalam bidang lain seperti industri dan kesehetan/kedok-
5
teran, biologi modern itu akan lebih banyak berperan di waktu-waktu
mendatang.
Kemajuan biologi yang sudah diterapkan sangat impresif. Misal
nya pencangkokan gen dari mikroorganisme Bacillus thuringiensis ke
sel tanaman dilaporkan bahwa dapat memberikan harapan besar tahan
terhadap gangguan hama serangga. Dengan cara pencangkokan ini akan
menimbulkan suatu zat anti-serangga di dalam tanaman tersebut.
Sehingga pemakaian pestisida sudah dapat ditiadakan dalam pengen
dalian hama serangga tersebut.
Demikian pula halnya dengan pencangkokan sifat vaksin penyebab
penyakit tertentu ke dalam tubuh hewan ternak. Bilamana gen semacam
itu sudah dimiliki oleh tubuh ternak, maka ternak dan turunannya
akan dapat bertahan terhadap serangan penyakit tersebut.
Khusus untuk tanaman padi sebagai makanan pokok rakyat ki ta,
di tinj au dari segi kuantitas sudah terpenuhi, artinya negara kita
sudah berswasembada beras, akan tetapi mutunya beras belum memenuhi
persyaratan yang cukup ditinjau dari nilai gizi yang dikandungnya.
Peningkatan mutu masih dianggap perlu diperhatikan misalnya pe
ningkatan mutu protein, yaitu kadar lysin dan triptophane, ketahanan
terhadap serangga dan penyaki t, penyesuaian terhadap lahan ber
masalah, dan lain sebagainya. Kiranya hal yang sarna juga dihadapi
oleh tanaman jeruk dan tanaman industri ki ta yang lainnya, seperti
cengkeh, lada, dan kopi. Upaya untuk menjadikan tanaman padi dapat
mengikat N dari atmosfir suatu hal yang mungkin dapat dicapai dengan
teknologi biologi modern ini.
Demikian beberapa contoh yang dapat dikemukakan pada kesempatan
ini mudah-mudahan mendapat perhatian para ilmuwan untuk mengembang
kannya lebih lanjut.
6
DISKUSI
A. SYAMSUDIN
Aplikasi teknik nuklir telah menghasilkan vaksin koksidiosis livin~
attranted coccidiosis vacsine. Vaksin hidup lebih unggul daripada
vaksin mati. Biasanya vaksin mati diproses Adjuvan isasi, sedang
vaksin hidup diproses dengan teknik bioteknologi. Bagaimana kemung
kinan aplikasi teknik nuklir terhadap vaksin lain bakteri, virus,
protozoa, dan Metazoa (cacing) ? Pertimbangan ekonomi biaya produksi
dengan aplikasi teknik nuklir bagaimana ?
C. HENDRATNO
Efek radiasi dalam mengembangkan radiovaksin adalah melemahkan sum
ber penyaki t, misalnya radiasi melemahkan protozoa dengan harapan
bahwa protozoa yang dilemahkan dapat menimbulkan imunitas bila dii
nokulasi dalam hewan. Akibat induk semangnya kebal.
Proses radiasi ini berarti dapat secara tidak langsung digunakan
untuk meningkatkan kekebalan, tetapi agak suli t bila radiasi diha
rapkan untuk mengurangi virulansi bakteri/virus, karena sel tunggal
memerlukan dosis tinggi. Akan lebih mudah bila radiasi digunakan
untuk menurunkan virulansi makhluk bersel majemuk, secara singkat
pengembangan radiovaksin lebih berprospek pada protozoa/Metazoa.
Pertimbangan ekonomis, tergantung daripada ketersediaan obat-obatan
di negara yang menggunakan radiovaksin. Bila radiovaksin adalah
satu-satunya ya murah kalau tidak, perlu diadakan pengkajian secara
ekonomis.
ANWARHAN
1. Hingga saat ini, proporsi penelitian tradisional (non-isotup)
barangkali masih lebih besar bila dibandingkan dengan penelitian
dengan isotop. Di masa mendatang, bagaimana peranan penelitian
dengan isotop dalam pengembangan pertanian pada umumnya, khusus
nya pangan.
2. Naskah kerja sama penelitian BATAN dan Badan Litbang telah ada,
tetapi pelaksanaannya masih dirasakan kurang efektif. Bagaimana
cara untuk lebih menggalakkan kerja sama di dalam operasionalnya.
7
NAZIR ABDULLAH
1. Memang demikian ha1nya, pada waktu ini peneli tian non-radioisotop
jauh lebih banyak di bidang pertanian. Ha.l ini dapat dimengerti,
karena kenda1a utama ia1ah tersedianya dana peneli tian untuk
teknik nuklir ini di instansi pene1itian pertanian umumnya sangat
terbatas atau tidak ada sarna sekali. Karena dana untuk peneli tian
non-radioisotop saja mungkin be1um mernadai. Kenda1a kedua ialah
teknik isotop rnerner1ukanpera1atan khusus untuk pencacahan sampe1
tanaman. Dan kenda1a berikutnya masih ada rasa takut (psiko1ogis)
akan bahaya radiasi terhadap pemakainya.
Untuk yang pertarna dan kedua dapat berhubungan dengan BATAN da1am
ha1 mempero1eh isotop tertentu untuk pene1itian secara gratis.
Untuk pencacahan bisa saja minta bantuan BATAN yang rnernpunyai
a1atnya. Untuk yang ketiga dapat rnengikuti pe1atihan regu1er di
BATAN rnengenai Proteksi Radiasi dan Pelatihan Introduksi Teknik
Nuk1ir. Si1akan menghubungi Pusat Pendidikan dan Latihan - BATAN:
Di waktu yang akan datang, saya percaya bahwa rninat pernakai kian
bertambah banyak, karena teknik isotop itu komplementer dengan
teknik konvensional yang ada. Di sarnping itu, kebutuhan peneliti
an yang 1ebih mendasar dan lebih akurat mungkin satu-satunya
teknik yang dapat digunakan, yaitu teknik nuklir.
2. Piagam Kerja Sarna antara Badan Litbang Pertanian dan BATAN sudah
sejak lama ada, akan tetapi sejak beberapa tahun teakhir ini
nasibnya tidak menentu. Dikatakan sudah mati, nyatanya ada, kalau
dikatakan ada tidak ada kegiatannya. Saya kira kerja sarna ini
memer1ukan motor dari kedua belah pihak. Saya harapkan Anda dapat
membantu untuk rnendorong atau rnengarnbil inisiatif untuk mengge
rakkan kerja sama yang sudah ada ini. BATAN setiap saat bersedia
untuk membicarakannya 1agi.
UKUP SUDRIATNA
Pada makalah Anda pada halarnan 4 tertera penggunaan teknik perunut
dengan isotop dalarn pergiliran tanarnan. Saya rninta informasi hal
tersebut. Kemudian dengan teknik tersebut terutama dalam menentukan
waktu tanam dan datangnya hujan atau kemampuan hidup suatu bakteri
yang diterapkan dalam pola tanam.
8
NAZIR ABDULLAH
Penggunaan teknik perunut dalam pergiliran tanaman dimaksudkan ialah
untuk mengetahu i ef isiensi penggunaan pupuk oleh tanaman tertentu,
begitu pula untuk membedakan jumlah pupuk yang diserap oleh tanaman
dan jumlah pupuk yang berasal dari fiksasi N dari atmosfir. Untuk
pupuk nitrogen dipakai pupuk bertana 15N. Selain itu, dapat pula
dipelajari pengaruh sisa (residual effectj dari pupuk yang diberikan
pada pertanaman pertama terhadap pertanaman berikutnya. Sekaligus
dapat pula dipelajari berapa banyak pula yang tertinggal/tertimbun
di dalam tanah.
Sebegitu jauh, teknik perunut tidak digunakan untuk menentukan waktu
tanam maupun datangnya hujan. Akan tetapi, bi lamana Anda ingin me
ngetahui kelembapan tanah pada saat itu, dapat memakai alat "Neutron
Gauging Probe" yang dapat menentukan kelembapan tanah pada berbagai
kedalaman yang diingini. Hal ini dapat dikai tkan pada waktu manakah
suatu pertanaman membutuhkan pengairan, sehingga penggunaan air
dapat dilakukan secara efisien. Begitu pula teknik perunut tidak
digunakan untuk menentukan kemampuan hidup suatu bakteri.
ZUUDI SRI WIBOWO
Dapatkah BATAN memberikan tambahan dana pelayanan dalam beniuk
isotop yang teratur dancukup kepada pusat-pusat penelitian di luar
BATAN dalam rangka menunjang percepatan peneli tian yang menunjang
khususnya pangan dan devisa nonmigas.
NAZIR ABDULLAH
Untuk keperluan penelitian, BATAN dapat menyediakan radioisotop yang
diperlukan secara gratis. Asal saja permintaan tersebut dapat disam
paikan beberapa minggu sebelumnya, dengan menyebutkan jenis radioi
sotop, bentuk senyawanya, jumlah aktivitasnya, kalau perlu disebut
kan aktivitas spesifiknya (... uCi/ml, uCi/g).
Oleh karena biaya untuk mengoperasikan reaktor cukup mahal, maka
pembuatan radioisotop yang dibutuhkan harus disesuaikan dengan ope
rasinya reaktor. Begitu pula tentu saja radioisotop yang dapat
dibantu oleh BATAN adalah radioisotop yang sudah pernah diproduksi
oleh BATAN.
Pesanan Radioisotop dapat dilakukan langsung kepada Pusat Peneli tian
9
Teknik Nuklir BATAN, Jalan Taman Sari Bandung, dengan tembusan kepa
da Deputi Bidang Penelitian Dasar dan Aplikasi - BATAN, Jalan K.H.
Abdul Rochim, Kuningan Barat, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.
Untuk analisis dapal saja dibantu, asal BATAN dibantu pula dengan
bahan kimia yang diperlukan, karena dana peneli tian di BATAN juga
terbatas jumlahnya.
L. AMALIA SOFYAN
1. Untuk mendirikan Lab. yang menggunakan isotop apakah diperlukan
izin dari BAT AN .
2. Untuk memasukkan bahan isotop apa ada tembusan suratnya ke BATAN
agar ada pengawasan lebih terkoordinasi.
NAZIR ABDULLAH
1. Ya, maksudnya agar lab yang akan didirikan itu sesuai dengan
persyaratan keselamatan kerja. BATAN menyediakan diri memberikan
petunjuk yang seharusnya. Begi tu pula penggunaan lab isotop itu
juga ada izinnya. Dapat dihubungi Biro Pengawasan Tenaga Atom di
Kantor Pusat BATAN, Jalam K.H. Abdul Rochim, Kuningan Barat,
Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.
2. Y~, karena pemasukan isotop dari luar negeri memerlukan izin dari
BATAN. Biasanya importir yang sudah memperoleh izin dari BATAN,
Semuanya itu diperlukan untuk tujuan keselamatan semua pihak.
10
top related