tb hiv final
Post on 08-Jul-2015
107 Views
Preview:
TRANSCRIPT
5/10/2018 Tb Hiv Final - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tb-hiv-final 1/17
BAB I
KASUS
SESI I
Pada jam 11 malam, anda sebagai dokter umum yang praktek di klinik 24 jam Mitrra Sehat di
Sunter didatangi pasien laki-laki Tn.E 37 tahun yang diantar teman laki-lakinya,dengan keluhan
batuk berdahak sejak 2bulan yang lalu. Ia sudah berobat ke berbagai dokter umum maupun
spesialis tetapi batuknya belum sembuh juga(hanya berkurang sewaktu minum obat saja), bahkan
makin parah dalam minggu terakhir ini. Dahaknya semakin kuning-kotor dan semakin banyak
walau agak susah dibatukkan keluar. Bahkan 1 jam yang lalu ketika sedang karaoke dengan
teman laki-lakinya yang mengantarnya ke klinik, batuknya agak keras, keluar dahak bercampur
darah.kira-kira 2 sendok.
Sesak belum begitu terasa, tetapi dirasakan napasnya mulai agak pendek. Napasnya tidak
pernah bunyi mengi,dan nyeri disangkal.
Pasien jarang makan di rumah. Ia lebih sering makan di restoran- restoran terkenal
bersama teman-temanya. Tetapi tidak seperti dulu,beberapa bulan yang belakangan ini nasfu
makannya agak kurang, dan hampir setiap hari mencret sehingga berat badannya merosot tajam.3
bulan yang lalu,berat badannya masih 62kg,sekarang sudah 56kg. tak pernah panas tinggi, tetapihampir tiap hari terasa hangat- hangat seperti masuk angin. Walau tidur dengan AC
semalaman.tetapi menjelang pagi hari sering terbangun kerana keringatan sehingga kadang-
kadang perlu tukar baju tidur.
Pekerjaan Tn. E sebagai piñata rambut sekaligus pengusaha Salon Kecantikan, belum
berkeluarga, tinggal bersama ayah ibu dan 2 adik perempuannya si sebuah ruko tempat usahanya
di daerah Sunter. Merokok paling banyak 3 batang sehari. Diantara keluarganya tidak ada yang
sakit paru dan tidak ada yang merokok.
1
5/10/2018 Tb Hiv Final - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tb-hiv-final 2/17
SESI II
Pada Pemeriksaan Fisik didapatkan:
K.U : agak kurus, pucat, tampak lemah.
Berat Badan : 56kg
Suhu : 35,4°C
T D : 120/80mmHg
Denyut Nadi : 80x/menit
Rongga Mulut : banyak sariawan, bahkan lidah cenderung putih.
Leher : tampak jelas beberapa benjolan yang saat diraba melekat erat pada dasar dan
sedikit nyeri tekan.
Paru :
-Inspeksi : tak tampak kelainan berarti
-Palpasi : fremitus di paru bawah cenderung menguat (dekstra>sinistra)
-Perkusi : redup dike-2 paru bawah (dekstra>sinistra)
-Auskultasi : suara napas cenderung bronkial dikedua paru bawah (dekstra>sinistra)
dengan ronki basah sedang (dekstra>sinistra)
Abdomen : hepar/lien dalam batas normal, ascites(-), nyeri tekan(-), teraba pembesaran
kelenjar-kelenjar inguinal dekstra/sinistra dan sedikit nyeri tekan.
Ekstremitas : tidak ada kelainan
2
5/10/2018 Tb Hiv Final - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tb-hiv-final 3/17
3
5/10/2018 Tb Hiv Final - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tb-hiv-final 4/17
BAB II
DISKUSI KASUS
1. Pembahasan masalah pada pasien:
- Batuk kronik mungkin adanya kegagalan terapi
- Batuk berdahak kuning kotor menandakan mungkin ada infeksi sekunder
- Dahak susah keluarkan sputum jenis mukoid
- Dahak berdarah hemoptoe
- Dispnoe masalah pulmonal (bukan disebabkan jantung)
- Berat badan turunMasalah gastrointestinal
- Subfebril merupakan tanda khas TB
- Keringat malam merupakan tanda khas TB
2. Perkiraan diagnosis (hipotesis) pada kasus ini:
TB - Demam subfebril
- Keringat malam
- Berat badan turun
- Nafsu makan turun
HIV - Penurunan berat badan drastic
Bronkiektasis - Dahak kuning kotor
- Sesak nafas
CA Paru - Berat badan turun
4
5/10/2018 Tb Hiv Final - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tb-hiv-final 5/17
3. Patogenesis:
Droplet yang mengandung bakteri basil TB di inhalasi oleh pasien
menempel di mukosa bronkus
basil TB berkembang biak dan membangkitkan reaksi peradangan.
Basil T difagositosis oleh makrofag
Limfosit T mengenali bakteri TB untuk pertama kalinya Limfosit T yang tersensitisasi
Mengeluarkan limfokin: MAF, MIF, CF untuk membunuh basil TB
Limfokin: SRF yang akan menyebabkan hipersensitivitas tipe lambat
Reaksi tuberculin
Makrofag menimbulkan kerusakan jaringan dalam bentuk nekrosis (perkejuan)
disusul dengan pencairan.
Penyebaran limfogen
Kombinasi tuberkel dalam paru & lymphadenitis regional (kompleks primer)
Sembuh/menyebar/sembuh dengan garis fibrotik
5
5/10/2018 Tb Hiv Final - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tb-hiv-final 6/17
4.Pemeriksaan fisik yang diharapkan dari pasien:
- Tanda vital
- Keadaan Umum: (pucat,kurus, membungkuk, lemah)
- Kepala: kunjugtiva anemis, sclera ikterik
- Hidung: penafasan cuping hidung
- Mulut: candidiasis, chilitis angularis
- Leher: Kelenjar Getah Bening membesar
- Thorax:
o Inspeksi: shoulder retraksi
o Palpasi: vocal fremitus meningkat
o Perkusi: redup = jaringan infiltrate (normal=sonor)
o Auskultasi: suara nafas ronki basah
5. Pemeriksaan penunjang yang ingin diperiksa pada pasien:
- Kultur sputum: BTA 3 kali
- Tes tuberkulin (intra kutan)
- Lab darah: (Hb,LED, hitung jenis leukosit)
- Tes HIV
6. Diagnosis kerja:
TB-HIV
7. Diagnosis banding yang paling mungkin:
- Pneumonia : karena adanya Infiltrat (disingkirkan karena harusnya disertai demam tinggi ,
menggigil)
6
5/10/2018 Tb Hiv Final - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tb-hiv-final 7/17
- Bronkitis Kronis : karena adanya demam dan batuk berdahak (disingkirkan karena tidak ada
wheezing dan ronki halus-sedang)
- Ca paru : karena adanya batuk darah, berat badan menurun dan biasanya pada perokok
8. Interpretasi foto thorax:
- Tidak ada tercantum identitas pasien dan label kanan atau kiri.
- Kualitas foto thoraks kurang bagus, kontras terlalu berlebihan
- Adanya perbesaran hilus (adanya corakan bronkovaskuler)
- Jantung dalam batas normal
- Adanya bercak infiltrat
- Di Apex : radioluscent
- Di basal : produksi mukus kental Bronkiektasis
- Diagnosis banding dari foto thoraks : Bronkopneumonia
9. Anjuran pemeriksaan untuk memastikan diagnosis:
- Tes HIV
- Kultur bakteri
- PCR
10. Penatalaksanaan diagnosis:
- DOTS ( Directly Observation Treatment Short course ):
- Pada Kategori:
I. Kasus baru, BTA + &/ Rontgen lensi luas &/ ekstra pulmonal berat
OAT Awal : 2RHZE
7
5/10/2018 Tb Hiv Final - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tb-hiv-final 8/17
Lanjut : 4R3H3, 4RH & 6HE
II. Kasus relaps, BTA +,gagal (putus obat)
OAT Awal : 2HRZES + 1 RHZE
Lanjut : 5R3H3E3, 5RHE
III. Kasus baru, BTA -, &/Rontgen lesi minimal &/ ekstra pulmonal ringan
OAT Awal : 2HRZ
Lanjut : 4R3H3, 4HR & 6HE
Dalam kasus ini dipilih kategori 1 karena dilihat dari hasil foto thorax dan gejala berat yang
terdapat pada pasien.
11. Komplikasi yang dapat terjadi:
Ekstrapulmonal Pulmonal
Anemia Abses paru
TB Larynx TB milier
Cor pulmonale
Perkontinuitatum ( pd otak, ginjal, tulang, kulit)
Otak meningoencepalitis
Ususileitis
12. Prognosis:
- Ad vitam : malam
- Ad fungsionam : malam
- Ad sanationam : malam
8
5/10/2018 Tb Hiv Final - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tb-hiv-final 9/17
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis. Kuman batang aerobik dan tahan asam ini merupakan organisme patogen yang
berukuran lebih kecil dari sel darah merah.(3)
Bakteri ini pertama kali ditemukan oleh Robert Koch pada tanggal 24 Maret 1882, sehingga
untuk mengenang jasanya bakteri tersebut diberi nama baksil Koch. Bahkan, penyakit TBC pada
paru-paru kadang disebut sebagai Koch Pulmonum (KP).
Cara Penyebaran Bakteri TBC(2)
9
5/10/2018 Tb Hiv Final - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tb-hiv-final 10/17
Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan basil TB yang dilepaskan
pada saat penderita TBC batuk, dan pada anak-anak sumber infeksi umumnya berasal dari
penderita TBC dewasa. Bakteri ini bila sering masuk dan terkumpul di dalam paru-paru akan
berkembang biak menjadi banyak (terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah),
dan dapat menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening. Oleh sebab itulahinfeksi TBC dapat menginfeksi hampir seluruh organ tubuh seperti: paru-paru, otak, ginjal,
saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah bening, dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh
yang paling sering terkena yaitu paru-paru.
Pada sebagian orang dengan sistem imun yang baik, bentuk ini akan tetap dormant sepanjang
hidupnya. Sedangkan pada orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang kurang, bakteri ini
akan mengalami perkembangbiakan sehingga tuberkel bertambah banyak. Tuberkel yang banyak
ini membentuk sebuah ruang di dalam paru-paru. Ruang inilah yang nantinya menjadi sumber
produksi sputum (dahak). Seseorang yang telah memproduksi sputum dapat diperkirakan sedang
mengalami pertumbuhan tuberkel berlebih dan positif terinfeksi TBC.
Meningkatnya penularan infeksi yang telah dilaporkan saat ini, banyak dihubungkan dengan
beberapa keadaan, antara lain memburuknya kondisi sosial ekonomi, belum optimalnya fasilitas
10
5/10/2018 Tb Hiv Final - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tb-hiv-final 11/17
pelayanan kesehatan masyarakat, meningkatnya jumlah penduduk yang tidak mempunyai tempat
tinggal dan adanya epidemi dari infeksi HIV. Disamping itu daya tahan tubuh yang
lemah/menurun, virulensi dan jumlah kuman merupakan faktor yang memegang peranan penting
dalam terjadinya infeksi TBC.
Gejala Penyakit TBC(2)
Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus yang timbul sesuai
dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak terlalu khas terutama pada kasus baru,
sehingga cukup sulit untuk menegakkan diagnosa secara klinik.
Gejala sistemik/umum
• Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari
disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat
hilang timbul.
• Penurunan nafsu makan dan berat badan.
• Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).
• Perasaan tidak enak (malaise), lemah.
Gejala khusus
• Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus
(saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang
membesar, akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah yang disertai sesak.
• Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluhan
sakit dada.
• Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu saat
dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar
cairan nanah.
• Pada anak-anak dapat mengenai otak disebut sebagai meningitis (radang selaput otak),
gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang.
11
5/10/2018 Tb Hiv Final - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tb-hiv-final 12/17
Penegakan Diagnosis(2)
Apabila dicurigai seseorang tertular penyakit TBC, maka beberapa hal yang perlu dilakukan
untuk menegakkan diagnosis adalah:
o Anamnesa baik terhadap pasien maupun keluarganya.
o Pemeriksaan fisik.
o Pemeriksaan laboratorium (darah, dahak, cairan otak).
o Pemeriksaan patologi anatomi (PA).
o Rontgen dada (thorax photo).
o Uji tuberkulin.
Uji Tuberkulin dan Klasifikasi TBC(2)
Pada anak, uji tuberkulin merupakan pemeriksaan paling bermanfaat untuk menunjukkan
sedang/pernah terinfeksi Mycobacterium tuberculosa dan sering digunakan dalam "Screening
TBC". Efektifitas dalam menemukan infeksi TBC dengan uji tuberkulin adalah lebih dari 90%.
Ada beberapa cara melakukan uji tuberkulin, namun sampai sekarang cara Mantoux lebih sering
digunakan. Lokasi penyuntikan uji Mantoux umumnya pada ½ bagian atas lengan bawah kiri
bagian depan, disuntikkan intrakutan. Penilaian uji tuberkulin dilakukan 48–72 jam setelah
penyuntikan dan diukur diameter dari indurasi yang terjadi.
1. Pembengkakan (Indurasi) : 0–4mm,uji mantoux negatif.Arti klinis : tidak ada infeksiMycobacterium
tuberculosa.
2. Pembengkakan (Indurasi) : 3–9mm,uji mantoux meragukan.
Hal ini bisa karena kesalahan teknik, reaksi
silang denganMycobacterium atipik atau
12
5/10/2018 Tb Hiv Final - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tb-hiv-final 13/17
setelah vaksinasi BCG.
3. Pembengkakan (Indurasi) : ≥ 10mm,uji mantoux positif.
Arti klinis : sedang atau pernah
terinfeksi Mycobacterium tuberculosa.
Pemeriksaan radiologis dapat memperkuat diagnosis, karena lebih 95% infeksi primer terjadi di
paru-paru maka secara rutin foto thorax harus dilakukan. Ditemukannya kuman Mycobacterium
tuberculosa dari kultur merupakan diagnostik TBC yang positif, namun tidak mudah untuk
menemukannya.
Klasifikasi TBC (menurut The American Thoracic Society, 1981)
Klasifikasi 0 Tidak pernah terinfeksi, tidak ada kontak, tidak menderita TBC
Klasifikasi I Tidak pernah terinfeksi,ada riwayat kontak,tidak menderita TBC
Klasifikasi II Terinfeksi TBC / test tuberkulin ( + ), tetapi tidak menderita TBC (gejala TBC
tidak ada, radiologi tidak mendukung dan bakteriologi negatif).
Klasifikasi III Sedang menderita TBC
Klasifikasi IV Pernah TBC, tapi saat ini tidak ada penyakit aktif
Klasifikasi V Dicurigai TBC
Pengobatan TBC(2)
Obat yang digunakan untuk TBC digolongkan atas dua kelompok yaitu :
o Obat Primer : INH (isoniazid), Rifampisin, Etambutol, Streptomisin, Pirazinamid.
Memperlihatkan efektifitas yang tinggi dengan toksisitas yang masih dapat ditolerir,
sebagian besar penderita dapat disembuhkan dengan obat-obat ini.
o Obat Sekunder : Exionamid, Paraaminosalisilat, Sikloserin, Amikasin, Kapreomisin dan
Kanamisin.
13
5/10/2018 Tb Hiv Final - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tb-hiv-final 14/17
Dosis obat antituberkulosis (OAT)
Obat Dosis harian
(mg/kgbb/hari)
Dosis 2x/minggu
(mg/kgbb/hari)
Dosis 3x/minggu
(mg/kgbb/hari)
INH 5-15 (maks 300 mg) 15-40 (maks. 900 mg) 15-40 (maks. 900 mg)
Rifampisin 10-20 (maks. 600 mg) 10-20 (maks. 600 mg) 15-20 (maks. 600 mg)
Pirazinamid 15-40 (maks. 2 g) 50-70 (maks. 4 g) 15-30 (maks. 3 g)
Etambutol 15-25 (maks. 2,5 g) 50 (maks. 2,5 g) 15-25 (maks. 2,5 g)
Streptomisin 15-40 (maks. 1 g) 25-40 (maks. 1,5 g) 25-40 (maks. 1,5 g)
Pengobatan TBC pada orang dewasa (2)
• Kategori 1 : 2HRZE/4H3R3
Selama 2 bulan minum obat INH, rifampisin, pirazinamid, dan etambutol setiap hari
(tahap intensif), dan 4 bulan selanjutnya minum obat INH dan rifampisin tiga kali dalam
seminggu (tahap lanjutan).
Diberikan kepada:
o Penderita baru TBC paru BTA positif.
o Penderita TBC ekstra paru (TBC di luar paru-paru) berat.
• Kategori 2 : HRZE/5H3R3E3
Diberikan kepada:
o Penderita kambuh.
o Penderita gagal terapi.
o Penderita dengan pengobatan setelah lalai minum obat.
• Kategori 3 : 2HRZ/4H3R3
Diberikan kepada:
o Penderita BTA (+) dan rontgen paru mendukung aktif.
14
5/10/2018 Tb Hiv Final - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tb-hiv-final 15/17
Efek samping OAT(2)
Mual, muntah, anoreksia, letih, malaise, lemah, gangguan saluran pencernaan lain, neuritis
perifer, neuritis optikus, reaksi hipersensitivitas, demam, ruam, ikterus, diskrasia darah, psikosis,
kejang, sakit kepala, mengantuk, pusing, mulut kering, gangguan BAK, kekurangan vitamin B6,
penyakit pellara, hiperglikemia, asidosis metabolik, ginekomastia, gejala reumatik, gejala mirip
Systemic Lupus Erythematosus.
Resistensi OAT(2)
Resistensi masih merupakan persoalan dan tantangan. Pengobatan TBC dilakukan dengan
beberapa kombinasi obat karena penggunaan obat tunggal akan cepat dan mudah terjadi
resistensi. Disamping itu, resistensi terjadi akibat kurangnya kepatuhan pasien dalam meminumobat. Waktu terapi yang cukup lama yaitu antara 6–9 bulan sehingga pasien banyak yang tidak
patuh minum obatselama menjalani terapi.
Isoniazid masih merupakan obat yang sangat penting untuk mengobati semua tipe TBC. Efek
sampingnya dapat menimbulkan anemia sehingga dianjurkan juga untuk mengkonsumsi vitamin
penambah darah seperti piridoksin (vitamin B6).
Obat TBC di minum berdasarkan resep dokter dan harus sesuai dengan dosisnya. Penghentian penggunaan obat TBC harus dilakukan atas seizin dokter.
DOTS ( Directly Observed Treatment Short-course) (2)
Pertama kali diperkenalkan pada tahun 1996 dan telah diimplementasikan secara meluas dalam
sistem pelayanan kesehatan masyarakat. Sampai dengan tahun 2001, 98% dari populasi
penduduk dapat mengakses pelayanan DOTS di puskesmas. Strategi ini diartikan sebagai
"pengawasan langsung menelan obat jangka pendek oleh pengawas pengobatan" setiap hari.
Indonesia adalah negara yang sedang memperluas strategi DOTS dengan cepat,
karenanya baseline drug susceptibility data (DST) akan menjadi alat pemantau dan indikator
program yang amat penting. Berdasarkan data dari beberapa wilayah, identifikasi dan
pengobatan TBC melalui Rumah Sakit mencapai 20-50% dari kasus BTA positif, dan lebih
banyak lagi untuk kasus BTA negatif. Jika tidak bekerja sama dengan Puskesmas, maka banyak
15
5/10/2018 Tb Hiv Final - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tb-hiv-final 16/17
pasien yang didiagnosis oleh RS memiliki risiko tinggi dalam kegagalan pengobatan, dan
mungkin menimbulkan kekebalan obat.
Akibat kurang baiknya penanganan pengobatan penderita TBC dan lemahnya implementasi
strategi DOTS. Penderita yang mengidap BTA yang resisten terhadap OAT akan menyebarkan
infeksi TBC dengan kuman yang bersifat MDR(Multi-drugs Resistant ). Untuk kasus MDR-
TB dibutuhkan obat lain selain obat standard pengobatan TBC yaitu obat fluorokuinolon seperti
siprofloksasin, ofloxacin, levofloxacin (hanya sangat disayangkan bahwa obat ini tidak
dianjurkan pada anak dalam masa pertumbuhan).
TB/HIV(1)
HIV menurunkan sistem imun tubuh. Pasien dengan HIV-positif dan terinfeksi dengan TB, lebih besar untuk menderita TB 5-7 kali lipat daripada pasien yang terinfeksi dengan TB tanpa HIV.
Negara-negara di Asia Tenggara mulai mendeteksi peningkatan angka pasien menderita TB-
HIV. Kasus ini akan memerlukan implementasi penuh dari DOTS. Ini meliputi pencegahan
infeksi HIV, pencegahan progresivitas infeksi TB dormant menjadi dan penatalaksanaan
HIV/AIDS dan pengobatan antiretroviral jangka panjang. TB adalah penyakit opportunistik
paling banyak di Asia diantara pasien penderita HIV/AIDS.
TB/HIV biasa disertai keadaan umum yang jelek (kurus), hangat, diare, candidiasis oral danluka-luka kecil pada kulit. Pada foto Rontgen paru akan ditemukan KP Primer dan sputum
TB/HIV sering sekali BTA(-).
16
5/10/2018 Tb Hiv Final - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tb-hiv-final 17/17
DAFTAR PUSTAKA
1. Tuberkulosis – TB/HIV Searo WHO accessed at
http://www.searo.who.int/EN/Section10/Section2097/Section2129.htm on 21 April 2010.
2. TBC accessed at http://www.medicastore.com/tbc/ on 21 April 2010.
3.Tuberkulosis paru BAB 43 hal 852-853 PATOFISIOLOGI Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Sylvia A.Price Lorraine M.Wilson Penerbit Buku Kedokteran EGC 2006 Jakarta
4. H Danusantoso Buku Saku Ilmu Penyakit Paru hal 93 Penerbit Hipokrates Jakarta 2000
5. PENGANTAR STUDI PENDAHULUAN UNTUK SURVEILANS KO-INFEKSI TB-HIV
DI INDONESIA accessed at http://www.tb-
hiv.net/protocol_development/pelatihan_files/materi_pelatihan/Materi_Pelatihan_real_data_colle
ction/TBHIV_Prev_Surv_Handout.pdf on 21 April 2010.
17
top related