tata tertib praktikum terintegrasi iii · 2017. 3. 6. · terlambat melakukan daftar ulang membuat...
Post on 11-Feb-2021
5 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
TATA TERTIB PRAKTIKUM TERINTEGRASI III
1. Praktikum a. Praktikan wajib hadir 15 menit sebelum kegiatan praktikum dimulai.
b. Praktikan wajib memakai kemeja berkerah dan celana panjang (praktikan putri
dapat menggunakan rok) dan bersepatu.
c. Praktikan dilarang mengikuti kegiatan praktikum saat terdapat perkuliahan.
d. Selama kegiatan praktikum berlangsung, praktikan dilarang keras makan, minum
dan merokok.
e. Praktikan dilarang meninggalkan ruangan praktikum tanpa seizin asisten yang
bertugas selama kegiatan praktikum berlangsung.
f. Praktikan dilarang menggunakan telepon seluler selama kegiatan praktikum
berlangsung.
g. Tiap praktikan mempunyai kewajiban menjaga fasilitas yang terdapat dan
digunakan di ruangan praktikum, jika terjadi kerusakan alat maupun fasilitas akan
menjadi tanggung jawab praktikan.
h. Praktikan wajib menghubungi asisten maksimal 1 (satu) hari sebelum pelaksanaan praktikum dengan menggunakan surat izin resmi kepada Kepala
Studio Manajemen Industri atau Koordinator Asisten Studio Manajemen Industri
dan berkewajiban mengganti kegiatan praktikum pada waktu lain dengan
persetujuan asisten. Jika tidak, maka praktikan akan dianggap gugur keikutsertaannya dalam Modul yang diikuti.
i. Praktikan yang menempuh KKN-P wajib menyerahkan surat keterangan dari
perusahaan yang bersangkutan dan surat izin KKN-P kepada Kepala Studio
Manajemen Industri melalui Koordinator Asisten Studio Manajemen Industri.
j. Praktikan wajib membawa kartu asistensi dan modul ketika kegiatan praktikum
berlangsung.
k. Praktikan wajib mengikuti serangkaian kegiatan praktikum (Tes Pra, Praktikum,
Tes Pasca, dan Presentasi).
l. Praktikan wajib sudah mempelajari modul ketika kegiatan praktikum dilakukan.
m. Peraturan yang belum disebutkan diatas akan ditentukan kemudian.
-
2. Asistensi a. Pada saat asistensi, seluruh anggota kelompok wajib hadir. Jika tidak, maka yang
bersangkutan wajib memberikan surat izin resmi ke asisten yang bersangkutan.
b. Waktu dan tempat asistensi dikoordinasikan maksimal 1 (satu) hari sebelum
kegiatan asistensi dilakukan.
c. Praktikan wajib memakai kemeja berkerah dan celana panjang (praktikan putri
dapat menggunakan rok) dan bersepatu.
d. Praktikan wajib membawa kartu asistensi dan modul ketika kegiatan asistensi
berlangsung.
e. Praktikan wajib sudah mempelajari modul ketika kegiatan asistensi dilakukan.
f. Praktikan dilarang menggunakan telepon seluler selama kegiatan asistensi
berlangsung.
g. Praktikan wajib mengerjakan semua tugas yang diberikan tepat waktu.
h. Asistensi ke dosen baru dapat dilaksanakan ketika sudah mendapat ACC dari
asisten modul yang bersangkutan.
i. Peraturan yang belum disebutkan diatas akan ditentukan kemudian.
3. Presentasi a. Praktikan wajib hadir 15 menit sebelum kegiatan presentasi dimulai.
b. Pada saat presentasi, seluruh anggota kelompok wajib hadir. Jika tidak, maka
yang bersangkutan wajib memberikan surat izin resmi ke Kepala Studio
Manajemen Industri melalui Koordinator Asisten Studio Manajemen Industri.
c. Praktikan wajib memakai kemeja berkerah dan celana panjang (praktikan putri
dapat menggunakan rok) dan bersepatu.
d. Praktikan wajib sudah mempelajari modul dan laporan ketika kegiatan asistensi
dilakukan.
e. Praktikan wajib membawa kartu asistensi dan laporan ketika kegiatan
presentasi berlangsung.
f. Praktikan dilarang menggunakan telepon seluler selama kegiatan presentasi
berlangsung.
g. Peraturan yang belum disebutkan diatas akan ditentukan kemudian.
-
SANKSI PRAKTIKUM TERINTEGRASI III
No. Kategori Pelanggaran Sanksi RINGAN Terlambat lebih dari 10 menit saat Tidak boleh mengikuti praktikum pada
1. kegiatan praktikum. shift tersebut dan wajib mengganti jadwal.
2. Terlambat lebih dari 10 menit saat Pemotongan nilai presentasi sebesar kegiatan presentasi. 5%. Terlambat lebih dari 10 menit saat Batal asistensi pada hari tersebut.
3. kegiatan asistensi tanpa keterangan yang dapat dipertanggungjawabkan.
4. Tidak membawa kartu asistensi saat Tidak diizinkan mengikuti kegiatan kegiatan praktikum / presentasi praktikum / presentasi.
5. Tidak membawa kartu asistensi saat Batal asistensi pada hari tersebut. Asistensi Menggunakan pakaian tidak sesuai Tidak diizinkan mengikuti kegiatan PT
6. peraturan saat kegiatan PT 3 3 pada saat tersebut. berlangsung.
7. Tidak mematuhi tata tertib Pemotongan nilai modul praktikum. Apabila Melakukan 3 kali PRINT E-BOOK
8. pelanggaran ringan akan dihitung sebagai PELANGGARAN SEDANG SEDANG
1. Terlambat melakukan daftar ulang Membuat poster. PT 3 Tidak melakukan daftar ulang PT 3 Review 1 (satu) jurnal nasional dan
2. membuat poster dari jurnal tersebut dengan batas jurnal 3 (tiga) tahun terakhir.
3. Terlambat saat kegiatan introduction Membuat poster PT 3.
Terlambat lebih dari 15 menit saat Tidak boleh mengikuti praktikum pada 4. kegiatan praktikum. shift tersebut dan wajib mengganti
jadwal dan potong nilai 5% modul.
5. Terlambat lebih dari 15 menit saat Pemotongan nilai presentasi sebesar kegiatan presentasi. 10%. Tidak mengikuti asistensi tanpa Pemotongan nilai modul sebesar 10%.
6. keterangan yang dapat dipertanggungjawabkan.
7. Mengumpulkan tugas setelah Membuat poster dengan tema yang deadline yang telah di tentukan. ditentukan.
8. Mengumpulkan laporan setelah Pemotongan nilai modul sebesar 10 % deadline yang telah ditentukan
-
9. Menghilangkan kartu asistensi
Review 1 (satu) jurnal Internasional dan membuat poster dari jurnal tersebut dengan batas jurnal 3 (tiga) tahun terakhir
10. Apabila melakukan 3 kali pelanggaran sedang akan dihitung sebagai PELANGGARAN BERAT
GUGUR PRAKTIKUM TERINTEGRASI 3
BERAT 1. Tidak mengikuti introduction
tanpa keterangan Review 1 (satu) ebook dan membuat memprint ebook tersebut
2. Tidak mengikuti praktikum tanpa keterangan GUGUR MODUL
3. Tidak mengikuti kegiatan presentasi tanpa keterangan
GUGUR PRESENTASI
4. Menduplikasi laporan kelompok lain atau laporan Tugas Besar PPIC dan TLF terdahulu
GUGUR PRAKTIKUM TERINTEGRASI 3
5. Melakukan tindakan tercela dan kebohongan selama Praktikum Terintegrasi 3 berlangsung
GUGUR PRAKTIKUM TERINTEGRASI 3
-
0
-
1
MODUL I PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI I
A. Tujuan Praktikum Tujuan dari praktikum perencanaan dan pengendalian produksi I adalah :
a. Memahami pola data dari permintaan konsumen.
b. Mampu menerapkan ilmu dalam melakukan peramalan suatu produk yang
berasal dari data historis permintaan konsumen.
c. Mampu membuat perencanaan agregat dan disagregat dari produk.
d. Mampu membuat perencanaan dan pengendalian produksi
e. Mampu menggunakan standar-standar yang berlaku dalam profesi teknik
industri
f. Mampu menggunakan perangkat lunak optimisasi
g. Mampu membuat laporan hasil perancangan dan perbaikan sistem
terintegrasi sesuai ketentuan dokumenatsi dan penulisan buku
B. Daftar Rujukan Tersine, Richard J. Principle of Inventory and Material Management. North
Holland. 1998. (Chapter 1-2)
Fogarty, Donald W., Blackstone, J. H., & Hoffman, T. R. Production and Inventory
Management. South-Western Publishing. 1991. (Chapter 1, 3, 7)
Smith, Spencer B. Computer-Based Production and Inventory Control. Prentice-
Hall International. 1989.
Nasution A.H. & Prasetyawan, Yudha. Perencanaan dan Pengendalian Produksi,
Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2008
C. Software yang Digunakan a. Ms. Excel
b. Minitab 16
c. Ms. Word
-
2
D. Prosedur Praktikum PT Aman Sejahtera adalah sebuah perusahaan yang bergerak sebagai produsen
kacamata. Perusahaan ini mempunyai 2 produk unggulan yaitu kacamata bening dan
kacamata hitam. Perusahaan ingin mengetahui perencanaan agregat dan disagregat
untuk produk yang dibuat untuk 6 periode kedepan. Proporsi permintaan untuk
masing-masing produk yaitu 60% Kacamata Bening dan 40 % Kacamata Hitam dari
total permintaan Kacamata. Berikut ini adalah data historis dari permintaan
pelanggan terhadap kedua produk tersebut dalam satuan unit.
Tabel 1 Data Historis Permintaan Produk PT. Aman Sejahtera
Periode Kacamata (unit) Periode Kacamata
(unit) 1. 678 19. 872 2. 712 20. 890 3. 710 21. 899 4. 730 22. 901 5. 745 23. 928 6. 768 24. 930 7.. 760 25. 918 8 777 26. 920 9. 780 27. 935
10. 796 28. 944 11. 801 29. 959 12. 816 30. 960 13. 820 31. 955 14. 815 32. 968 15. 850 33. 976 16. 865 34. 982 17. 866 35. 988 18. 870 36. 991
Produk jadi dari kacamata dibuat dari komponen-komponen penyusun. Berikut
merupakan penjelasan kebutuhan komponen tiap produk:
Tabel 2 Komponen Penyusun Produk Produk Frame Lensa Bening Lensa Hitam
Kaca Mata Bening 1 1 Kaca Mata Hitam 1 1
Produk / Frame Baut Gagang Penopang lensa Kaca Mata Bening 2 2 1 Kaca Mata Hitam 2 2 1
-
3
Proses produksi di perusahaan ini menggunakan mesin yang digunakan untuk
merakit produknya. Masing-masing jenis mesin memiliki kemampuan mesin yang
berbeda-beda. Rangkuman waktu proses pada tiap mesin adalah sebagai berikut:
Tabel 3 Waktu Proses Produk / Mesin Assembly
Frame Assembly
Lensa Kaca Mata Bening 10 menit 5 menit Kaca Mata Hitam 10 menit 8 menit
Mesin masih bersifat semi-otomatis, sehingga tetap membutuhkan pekerja.
Berikut ini adalah informasi-informasi biaya.
Tabel 4 Biaya-biaya Biaya Harga
Upah Reguler Rp 7.500,00 / jam Upah Lembur Rp 12.000,00 / jam
Biaya Simpan / Produk Rp 65.000 / bulan
Menentukan Pola Data Setelah mengetahui data historis dari permintaan
pelanggan selama 3 tahun terakhir, langkah selanjutnya
adalah melihat pola data dari masing-masing produk untuk
mengetahui metode peramalan yang sesuai untuk masing-
masing produk. Berikut ini adalah langkah-langkah untuk
mengetahui pola permintaan dari kedua produk dengan
menggunakan Microsoft Excel dan Minitab 16.
1. Buka software Microsoft Excel
2. Masukkan data historis permintaan pelanggan
untuk kedua produk kacamata.
3. Untuk melihat pola data untuk produk kacamata ,
block cell C2:C38, kemudian Klik Insert – Insert Line Chart
– Line with Markers.
-
4
Gambar 1 Pola data kacamata dengan Ms. Excel
5. Setelah muncul chart, maka langkah selanjutnya adalah menganalisisnya. Untuk
pola data kacamata terlihat pola data dari produk tersebut adalah trend. Oleh
karena itu maka peramalan yang sesuai untuk produk kacamata adalah metode
Trend Analysis dan Double Exponential Smoothing.
Berikut ini adalah langkah-langkah yang digunakan untuk melihat pola data dari
produk kacamata dengan menggunakan software Minitab 16.
1. Buka software Minitab 16.
2. Masukkan data historis permintaan pelanggan untuk produk kacamata pada
worksheet C1.
3. Ganti nama Kacamata pada cell dibawah C1.
4. Klik Stat – Time series – Time series Plots – Simple – Ok.
5. Klik C1 kacamata – Select – Ok.
0
200
400
600
800
1000
1200
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35
Kacamata
-
5
Gambar 2 Langkah-langkah melihat pola data dengan menggunakan Minitab 16
Gambar 3 Pola data kacamata dengan Minitab 16
Untuk mengetahui metode peramalan yang sesuai yang digunakan untuk masing-
masing produk, dilakukan uji Autokorelasi. Analisis autokorelasi merupakan analisis
-
6
yang dilakukan untuk melihat hubungan antara masing-masing data pada setiap
periode. Suatu data dinyatakan memiliki pola trend apabila pada periode awal kondisi
lag jauh berbeda dari nol namun pada periode akhir kondisi lag mendekati nol.
Sedangkan suatu data dinyatakan memiliki pola seasonal apabila terdapat satu atau
lebih lag yang melebihi garis putus-putus dan terdapat pola data yang berulang pada
interval waktu tertentu. Berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukan untuk
melakukan uji autokorelasi. Menggunakan software Minitab 16.
1. Klik Stat – Time series – Autocorrelation Function.
2. Pilih C1 kacamata – Select – OK.
Gambar 4 Langkah-langkah uji autokorelasi dengan menggunakan Minitab 16
Gambar 5 Hasil uji autokorelasi kacamata dengan menggunakan Minitab 16
3. Untuk hasil uji korelasi kacamata terlihat bahwa lag pada periode awal berbeda
jauh dari nol dan pada akhir periode kondisi lag mendekati nol maka dapat
disimpulkan untuk kacamata mempunyai pola data mengandung trend. Metode
-
7
peramalan yang sesuai untuk pola data trend adalah Trend Analysis dan Double
Exponential Smoothing.
Peramalan Peramalan adalah memperkirakan jumlah sesuatu pada waktu yang akan datang
berdasarkan data pada masa lampau. Peramalan dilakukan untuk menguragi
ketidakpastian terhadap sesuatu yang akan terjadi dimasa yang akan datang.
Berdasarkan hasil dari analisis time series dan uji autokorelasi dari produk
perusahaan, dimana kacamata mempunyai pola data mengandung trend dan
kacamata hitam mempunyai pola data mengandung seasonal, maka peramalan untuk
kedua produk menggunakan software Minitab 16 adalah sebagai berikut.
1. Buka software Minitab 16
2. Masukkan data historis permintaan pelanggan untuk produk kacamata pada
worksheet C1.
3. Ganti nama Kacamata pada cell dibawah C1.
4. Untuk pengujian dengan metode Trend Analysis, Klik Stat – Time series – Trend
Analysis – masukkan C1 Kacamata pada variable – Pilih Linear pada Model type –
Centang Generate forecast – Isi angka 6 pada Number of forecast – OK.
5. Untuk pengujian dengan metode Double Exponential Smoothing, Klik Stat – Time
series – Double Exp Smoothing – masukkan C1 Kacamata pada Variable – pilih
Optional ARIMA – Centang Generate forecasts – Isi angka 6 pada Number of
Forecast – OK.
Gambar 6 Langkah-langkah peramalan Trend analysis dengan Minitab 16
-
8
Gambar 7 Langkah-langkah peramalan Double Exp Smoothing dengan Minitab 16
Gambar 8 Hasil peramalan Kacamata dengan Minitab 16
Tabel 3 Hasil Forecast Kacamata
Trend Analysis Plot Double Exponential Smoothing Periode Hasil Forecast Periode Hasil Forecast
1 1021 1 999 2 1030 2 1005 3 1038 3 1010 4 1047 4 1016 5 1055 5 1022 6 1064 6 1028
Error Peramalan Metode peramalan pasti akan menghasilkan kesalahan. Jika tingkat kesalahan
yang dihasilkan semakin kecil, maka hasil peramalan akan semakin mendekati tepat.
Alat ukur yang digunakan untuk menghitung kesalahan prediksi antara lain Mean
Squared Error (MSE), Mean Absolute Percentage Error (MAPE) dan Mean Absolute
Deviation (MAD). Dalam Minitab 16, MSE disebut juga dengan MSD. Berikut ini adalah
hasil dari error peramalan untuk produk kacamata.
-
9
Tabel 4 Hasil Error Peramalan Kacamata Error
Peramalan Linear Trend
Model Double Exponential
Smoothing MAPE 1,269 0,9064 MAD 10,745 7,5486 MSD 180,985 94,086
Dari tabel 7 dapat dilihat hasil error peramalan yang muncul dari pengolahan
data peramalan dengan metode Linear Trend Model dan Double Exponential
Smoothing. Dari kedua metode tersebut, terlihat bahwa dari ketiga error peramalan
yaitu MAPE, MAD, dan MSD yang mempunyai hasil paling kecil adalah metode
peramalan Double Exponential Smoothing. Oleh karena itu, dipilih metode Double
Exponential Smoothing untuk produk kacamata pengolahan data lebih lanjut.
Agregat Perencanaan agregat bertujuan memberikan keputusan yang optimum
berdasarkan sumberdaya yang dimiliki perusahaan dalam memenuhi permintaan
akan produk yang dihasilkan. Dalam perencanaan agregat terdapat tiga strategi yaitu
chase strategy, level strategy dan mixed strategy. Berikut ini adalah langkah-langkah
dalam melakukan agregat mixed strategy.
1. Buka aplikasi Ms. Excel pada Windows.
2. Membuat tabel keterangan seperti dibawah ini.
a. Total waktu (menit) = Demand Kacamata x Waktu Kacamata Terbesar
= C8*C$4
-
10
b. Total waktu (jam) = total waktu (menit) / 60
=D8/60
c. Biaya Simpan = biaya simpan per unit/bulan : (waktu proses (menit) / 60)
= J5/(C4/60)
3. Buatlah tabel pengerjaan seperti dibawah ini
4. Pada Linear Programming, untuk kolom jam regular, jam lembur, dan jumlah
tenaga kerja dikosongkan. Kedua kolom tersebut akan dijadikan decision variable
a. Total jam reguler tersedia (jam) = Jumlah tenaga kerja x 20 hari x 8 jam
= $J$10*8*20
b. Total jam lembur tersedia (jam) = Jumlah tenaga kerja x 20 hari x 2 jam
= $J$10*8*20
c. Jam kerja yang dibutuhkan (jam) = E8
d. Inventory (jam)
= Jam Reguler + Jam Lembur – Jam Kerja yang Dibutuhkan (jam)
= F16+G16-E16
e. Inventory kumulatif (jam) = I16+H17
f. Biaya inventory
=Inventory kumulatif (jam) x biaya simpan per jam per periode
= I16*$K$5
g. Biaya Tenaga Kerja Reguler
= Jam Reguler x biaya tenaga kerja regular
= F16*$J$8
h. Biaya Tenaga Kerja Lembur
= Jam Lembur x biaya tenaga kerja lembur
= G16*$K$8
i. Total Biaya
-
11
= Total Biaya Simpan + Total Biaya Tenaga Kerja Reguler + Total Biaya
Tenaga Kerja Lembur
= SUM(J22:L22)
5. SOLVER
a. Buka solver di menu Data
b. Masukkan Total Biaya pada set target cell
c. Pilih Min pada Equal to d. Masukkan cell jam regular, jam lembur, dan jumlah tenaga kerja pada by
changing cells
e. Klik Add, masukkan cell jam regular dan jam lembur pada Cell Reference,
ganti dengan tanda “”, masukkan 0 pada Constraint
g. Klik Add, masukkan cell jumlah tenaga kerja pada Cell Reference, ganti
dengan tanda “=”, masukkan 0 pada Constraint
h. Centang Make Unconstrained Variables Non-negative
i. Pilih Simplex LP pada Select a solving method
j. Klik Solve
-
12
Tabel 9 Solver Parameter Agregat Solver Parameter
Set Target Cell $M$22 Equal to min
By Changing cell $J$10,$F$16:$G$21
Subject to the constrains $F$16:$G$21=0 $J$10=interger
Hasil Solver
Disagregasi Proses disagregasi adalah proses merubah hasil rencana produksi agregat
menjadi jumlah yang harus diproduksi untuk setiap produk atau item. Proses
disagregat dibutuhkan sebelum membuat Master Production Schedule (MPS). Berikut
ini adalah langkah-langkah dalam melakukan disagregasi untuk satu periode dengan
menggunakan Linear Programming.
1. Buka aplikasi Ms. Excel pada Windows.
2. Membuat tabel keterangan seperti di bawah ini
-
13
a. Total Produksi per periode = Produksi Kacamata
= F11
b. Waktu pembuatan Kacamata bening = Jumlah waktu proses menit / 60 menit
=J19/60
c. Waktu pembuatan Kacamata hitam = Jumlah waktu proses menit / 60 menit
=J20/60
3. Membuat tabel untuk solver
Buat tabel seperti di atas. Kosongkan baris K. Bening dan K. Hitam (B19:E20).
a. Total K. Bening per periode = Jumlah tiap minggu kacamata bening
= SUM(B19:E19)
b. Total K. Hitam per periode = Jumlah tiap minggu kacamata hitam
= SUM(B20:E20)
c. Total Kacamata periode n = K. Bening periode n + K. Hitam periode n
= SUM(B19:B20)
d. Waktu Kacamata Bening
= Jumlah kacamata bening periode n x waktu proses K. Bening (menit)
=B19*$K$19
e. Waktu Kacamata Hitam
= Jumlah kacamata hitam periode n x waktu proses K. Hitam (menit)
=B20*$K$20
f. Total Waktu Kacamata = Waktu K. Bening + Waktu K. Hitam
= SUM(B22:B23)
4. Solver
a. Buka solver di menu Data
b. Masukkan Total Kacamata pada set target cell
-
14
c. Pilih Value of pada Equal to, isikan dengan Total Kacamata pada kolom
Produksi
d. Masukkan cell K. Bening dan K. Hitam pada by changing cells
e. Klik Add, masukkan cells B19 sampai E20 pada Cell Reference, ganti dengan
tanda “=”, masukkan integer pada Constraint
f. Klik Add, masukkan cells B24 sampai E24 pada Cell Reference, ganti dengan
tanda “
-
15
6. Hasil keseluruhan solver
Tabel 11 Hasil Keseluruhan Disagregasi dengan Solver
Period Minggu Kacamata Bening Kacamata
Hitam Period Minggu Kacamata
Bening Kacamata
Hitam
1
1 320 0
4
13 320 0 2 279 0 14 290 0 3 0 0 15 0 0 4 0 400 16 0 406
2
5 320 0
5
17 320 0 6 283 0 18 294 0 7 0 0 19 0 0 8 0 402 20 0 408
3
9 320 0
6
21 320 0 10 286 0 22 297 0 11 0 0 23 0 0 12 0 404 24 0 411
-
16
-
17
MODUL II PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI II
E. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum perencanaan dan pengendalian produksi I adalah:
h. Memahami proses dalam pembuatan Master Production Schedulling i. Memahami proses dalam pembuatan Material Requirement Planning.
j. Mampu membuat perencanaan dan pengendalian produksi
k. Mampu menggunakan standar-standar yang berlaku dalam profesi teknik
industri
l. Mampu menggunakan perangkat lunak optimisasi
m. Mampu membuat laporan hasil perancangan dan perbaikan sistem
terintegrasi sesuai ketentuan dokumenatsi dan penulisan buku
F. Daftar Rujukan Tersine, Richard J. Principle of Inventory and Material Management. North
Holland. 1998. (Chapter 3, 4, 8)
Fogarty, Donald W., Blackstone, J. H., & Hoffman, T. R. Production and Inventory
Management. South-Western Publishing. 1991. (Chapter 4, 10, 11)
Smith, Spemcer B. Computer-Based Production and Inventory Control. Prentice-
Hall International. 1989.
G. Software yang Digunakan d. Ms. Excel
H. Prosedur Praktikum PT Aman Sejahtera adalah sebuah perusahaan yang bergerak sebagai produsen
kacamata. Perusahaan ini mempunyai 2 produk unggulan yaitu kacamata bening dan
kacamata hitam. Selain kedua produk tersebut, perusahaan mempunyai produk yang
dijual sendiri yaitu lensa bening. Perusahaan ingin membuat MPS dan MRP dari
produk tersebut selama 6 periode kedepan. Berikut ini adalah data perencanaan
kapasitas produksi dari ketiga produk tersebut.
-
18
Tabel 1 Data Perencanaan Kapasitas Produk PT. Aman Sejahtera
Periode Kacamata Bening Kacamata
Hitam Periode Kacamata
Bening Kacamata
Hitam 1 239 217 13 254 194 2 238 217 14 254 195 3 239 217 15 254 195 4 283 288 16 254 195 5 251 207 17 255 182 6 251 207 18 255 181 7 251 207 19 256 181 8 252 268 20 256 181 9 252 206 21 257 169
10 252 206 22 257 169 11 252 206 23 257 170 12 254 222 24 257 170
Tabel 2 Permintaan Independent Kacamata Bening dan Kacamata Hitam
Produk barang jadi dari kacamata dibuat dari komponen-komponen penyusun.
Berikut merupakan penjelasan kebutuhan komponen tiap produk:
Kaca Mata Bening
Frame Lensa Bening
Baut Gagang Penopang Lensa
Lv 0
Lv 1
Lv 2
Kaca Mata Hitam
Frame Lensa Hitam
Baut Gagang Penopang Lensa
Lv 0
Lv 1
Lv 2
Gambar 1 Bill of Material Produk
-
19
Untuk memesan komponen dari masing-masing produk dari perusahaan, biaya
yang dikenakan dalam sekali pemesanan adalah Rp 1.000.000,00 untuk produk lensa
dan Rp 100.000,00 untuk produk lainnya. Berikut ini adalah informasi-informasi
terkait lead time, biaya per komponen serta biaya simpan masing-masing komponen.
Tabel 2 Informasi Biaya Komponen Lead Time Biaya Pembelian Biaya Simpan
Kacamata Bening 1 minggu - Rp 5.000,00 Kacamata Hitam 1 minggu - Rp 5.000,00 Frame 1 minggu - Rp 35.000,00 Lensa Hitam 3 minggu Rp 120.000,00 Rp 12.000,00 Lensa Bening 2 minggu Rp 100.000,00 Rp 10.000,00 Baut 2 minggu Rp 500,00 Rp 50,00 Gagang 1 minggu Rp 50.000,00 Rp 5.000,00 Temple 2 minggu Rp 300.000,00 Rp 30.000,00
Membuat Master Production Schedulling
Pembuatan MPS (Master Production Schedulling) adalah bertujuan untuk
mengetahui jumlah produk yang diproduksi tiap peiode dan perencanaan pengadaan
tiap produk. Berikut ini adalah langkah-langkah dalam melakukan MPS yang akan
direncanakan beberapa periode.
1. Buka aplikasi Ms. Excel pada Windows
2. Membuat tabel keterangan seperti dibawah ini
Gambar 1 Tabel MPS (1)
Gambar 2 Tabel MPS (2)
a. Mengisikan forecast per periode yang dihasilkan dari perhitungan
disagregasi pada baris forecast.
-
20
b. Menentukan PTF dan DTF yaitu DTF 2 minggu dan PTF sisa minggu nya.
c. DTF diisi pada baris MPS
= Forecast
=D5
d. PTF diisi pada baris Planned Order = Forecast
=F5
3. Lakukan langkah-langkah yang sama untuk pembuatan MPS kacamata hitam.
4. Hasil dari kacamata bening dan hitam
Gambar 3 Tabel MPS kacamata bening (1)
Gambar 4 Tabel MPS kacamata bening (2)
Gambar 5 Tabel MPS kacamata hitam (1)
-
21
Gambar 6 Tabel MPS kacamata hitam (2)
Membuat Material Requirement Planning
Pembuatan MRP (Material Requirement Planning) adalah bertujuan untuk
mengetahui jumlah bahan baku dari setiap produk yang akan diproduksi tiap periode
dan perencanaan pengadaan tiap bahan baku dengan mempertimbangkan biaya-
biaya. Berikut ini adalah langkah-langkah dalam pembuatan MRP.
1. Untuk MRP level 0 pada item kacamata bening dan kacamata hitam dan MRP
level 1 pada item frame. (sesuai dengan BOM Tree) adalah menggunakan Metode
Lot for Lot. Berikut merupakan langkah-langkah MRP pada item kacamata bening.
a. Buka aplikasi Ms. Excel pada Windows
b. Membuat tabel MRP untuk level 0 yang disesuaikan dengan BOM Tree
produk menggunakan Metode Lot for Lot.
Gambar 7 Tabel MRP lot for lot
c. Membuat tabel biaya sebagai berikut
Gambar 8 Tabel biaya MRP
-
22
d. Mengisi Gross Requirement yang dihasilkan dari nilai MPS sebelumnya
e. Kemudian mengisikan baris net requirement sesuai dengan nilai gross
requirement dengan mempertimbangkan nilai POH (Poject on Hand).
=D7
f. Mengisikan nilai PORec sesuai dengan nilai net requirement.
=D10
g. Mengisikan nilai PORel sesuai dengan nilai net requirement dengan
mempertimbangkan lead time dari produk.
=D10
h. Lakukan langkah-langkah yang sama untuk pembuatan MRP level 0 kacamata
hitam dan MRP level 1 pada item frame.
i. Berikut hasil dari MRP kacamata bening dan frame
Gambar 9 Tabel MRP Lot for Lot kacamata bening
Gambar 10 Tabel MRP Lot for Lot item frame (1)
Gambar 11 Tabel MRP Lot for Lot item frame (2)
-
23
2. Untuk MRP level 1 pada item lensa bening dan lensa hitam, menggunakan
Metode LUC. Berikut merupakan langkah-langkah pembuatan MRP pada item
lensa bening.
a. Buka aplikasi Ms. Excel pada Windows
b. Langkah pertama adalah membuat tabel MRP untuk metode LUC sebagai
berikut
Gambar 12 Tabel MRP LUC lensa bening(1)
Gambar 13 Tabel MRP LUC lensa bening(2)
c. Mengisi Gross Requirement yang dihasilkan dari nilai MPS sebelumnya sesuai
dengan kebutuhan BOM Tree
=D2*2
d. Membuat tabel periode kombinasi LUC untuk melakukan trial error
e. Melakukan perhitungan trial periode kombinasi. Misal pada periode
kombinasi 1 dan 2. Maka pada kolom Trial Lot Size mengisikan jumlah gross
requirement dari kedua periode yang dikombinasikan.
=SUM(F33:G33)
f. Mengisikan kolom biaya pesan sesuai dengan yang diketahui. Mengisikan
kolom biaya simpan dengan mengalikan gross requirement dengan biaya
simpan.
=G33*C41
-
24
g. Mengisikan kolom cummulative cost dengan menambahkan nilai dari kolom
biaya pesan dan kolom biaya simpan.
=SUM(D46:E46)
h. Mengisikan kolom cost per unit dengan membagi nilai pada kolom
cummulative cost dengan nilai pada kolom trial lot size.
=F46/C46
i. Lakukan kombinasi periode hingga nilai cost per unit yang dihitung lebih
besar dari periode kombinasi sebelumnya.
j. Kemudian masukkan nilai yang terdapat pada kolom trial lot size ke dalam
tabel MRP pada baris PORec berdasarkan nilai cost per unit terendah.
Gambar 14 Tabel trial error LUC
k. Masukkan nilai net requirement sesuai dengan gross requirement. Apabila
nilai POH (Project On Hand) kurang dari nilai gross requirement maka
dilakukan periode kombinasi dengan trial error. Namun apabila nilai POH
masih mencukupi untuk memenuhi gross requirement maka nilai net
requirement sama dengan selisih dari gross requirement periode selanjutnya
dengan POH.
=IF(F33-E35
-
25
l. Isikan baris POH dengan selisih dari PORec dengan gross requirement
ditambah dengan POH periode selanjutnya.
=E35+F37-F33
m. Isikan PORel sesuai dengan PORec dengan mempertimbangkan lead time.
n. Menghitung total biaya simpan dengan mengalikan jumlah POH dengan biaya
simpan yang diketahui.
=C41*(SUM(F35:AC35))
o. Menghitung total biaya pesan dengan mengalikan jumlah PORec dengan
biaya pesan yang diketahui
=COUNTIF(D38:AC38,">0")*C40
p. Menghitung total biaya dengan menjumlahkan total biaya simpan dan total
biaya pesan.
=AD35+AD38
q. Lakukan langkah-langkah yang sama untuk pembuatan MRP level 1 pada
item lensa hitam.
r. Hasil dari MRP Level 1 lensa bening dan lensa hitam
Gambar 15 Tabel MRP LUC lensa bening (1)
Gambar 16 Tabel MRP LUC lensa bening (2)
Gambar 17 Tabel MRP LUC lensa hitam (1)
-
26
Gambar 18 Tabel MRP LUC lensa hitam (2)
s. Biaya yang dikeluarkan untuk pemesanan dan penyimpanan
Gambar 19 Biaya yang dihasilkan MRP LUC
Tabel 3 Total Biaya Lensa Bening dan Lensa Hitam
Lensa Bening Lensa Hitam Total Biaya Simpan Total Biaya Simpan
Rp32,550,000 Rp44,140,000 Total Biaya Pesan Total Biaya Pesan
Rp90,000,000 Rp60,000,000 Total Biaya Total Biaya
Rp122,550,000 Rp104,140,000
3. Untuk MRP level 2 pada item baut menggunakan Metode EOQ. Dengan langkah
sebagai berikut.
a. Buka aplikasi Ms. Excel pada Windows
b. Membuat tabel MRP seperti berikut
Gambar 20 Tabel MRP EOQ item baut (1)
-
27
Gambar 21 Tabel MRP EOQ item baut(2)
c. Mengisikan nilai gross requirement sesuai dengan kebutuhan pada BOM Tree
=Hasil Disagregasi*4
d. Menghitung nilai EOQ dengan rumus sebagai berikut
√
contoh perhitungan:
√
=ROUNDUP(SQRT(2*F3*F4/I4),)
e. Mengisi nilai pada baris POH dengan menambahkan nilai POH periode sebelumnya dengan PORec kemudian dikurangi dengan nilai Gross
Requirement.
=G9+H11-H7
f. Apabila nilai POH (Project On Hand) kurang dari nilai gross requirement maka
masukkan nilai sebesar EOQ. Namun apabila nilai POH masih mencukupi
untuk memenuhi gross requirement maka nilai net requirement sama dengan
selisih dari gross requirement periode selanjutnya dengan POH.
=IF(H7-G9
-
28
Gambar 22 Tabel hasil MRP EOQ item baut (1)
Gambar 23 Tabel hasil MRP EOQ item baut (2)
a. Total Biaya Simpan
=Total POH x Biaya Simpan
=I4*(SUM(E9:AF9))
b. Total Biaya Pesan
=Total berapa kali pemesanan pada PORel x Biaya Pesan
=COUNTIF(E12:AF12,">0")*F4
c. Total Biaya
=Total biaya simpan x total biaya pesan
=AG9+AG12
4. Untuk MRP level 2 pada item gagang menggunakan Metode POQ. Dengan langkah
sebagai berikut.
a. Buka aplikasi Ms. Excel pada Windows
b. Membuat tabel MRP seperti berikut
Gambar 24 Tabel MRP POQ item gagang (1)
-
29
Gambar 25 Tabel MRP POQ item gagang (2)
c. Mengisikan nilai gross requirement sesuai dengan kebutuhan pada BOM Tree
=Hasil Disagregasi*2
d. Menghitung nilai POQ dengan rumus sebagai berikut
√
contoh perhitungan:
√
=ROUNDUP(SQRT(2*F17/(I17*F16)),0)
e. Memasukkan nilai PORec selama dua periode
=H20+I20
f. Mengisi nilai pada baris POH dengan menambahkan nilai POH periode sebelumnya dengan PORec kemudian dikurangi dengan nilai Gross
Requirement.
=G22+H24-H20
g. Apabila nilai POH (Project On Hand) kurang dari nilai gross requirement maka
melakukan pemesanan lagi untuk dua periode selanjutnya. Namun apabila
nilai POH masih mencukupi untuk memenuhi gross requirement maka nilai
net requirement sama dengan selisih dari gross requirement periode
selanjutnya dengan POH.
=IF(H20-G22
-
30
Gambar 26 Tabel hasil MRP POQ item gagang (1)
Gambar 27 Tabel hasil MRP POQ item gagang (1)
a. Total Biaya Simpan
=Total POH x Biaya Simpan
=I17*(SUM(E22:AF22))
b. Total Biaya Pesan
=Total berapa kali pemesanan pada PORel x Biaya Pesan
=COUNTIF(E25:AF25,">0")*F17
c. Total Biaya
=Total biaya simpan x total biaya pesan
=AG22+AG25
5. Untuk MRP level 2 pada item penopang lensa menggunakan Metode FOQ. Dengan
langkah sebagai berikut.
a. Buka aplikasi Ms. Excel pada Windows
b. Membuat tabel MRP seperti berikut
Gambar 28 Tabel MRP FOQ item penopang lensa (1)
-
31
Gambar 29 Tabel MRP FOQ item penopang lensa (2)
d. Mengisikan nilai gross requirement sesuai dengan kebutuhan pada BOM Tree
=Hasil Disagregasi*4
e. Memasukkan nilai lot size sebagai nilai yang menjadi jumlah pemesanan
=3000
f. Memasukkan nilai lot size ke dalam baris PORel sesuai lead time
=H37
g. Mengisi nilai pada baris POH dengan menambahkan nilai POH periode
sebelumnya dengan PORec kemudian dikurangi dengan nilai Gross
Requirement.
=G35+H37-H33
h. Apabila nilai POH (Project On Hand) kurang dari nilai gross requirement maka
dilakukan pemesana sesuai lot size yang ditentukan. Namun apabila nilai POH
masih mencukupi untuk memenuhi gross requirement maka nilai net
requirement sama dengan selisih dari gross requirement periode selanjutnya
dengan POH.
=IF(H33-G35
-
32
Gambar 31 Tabel hasil MRP FOQ item penopang lensa (2)
a. Total Biaya Simpan
=Total POH x Biaya Simpan
=I30*(SUM(E35:AF35))
b. Total Biaya Pesan
=Total berapa kali pemesanan pada PORel x Biaya Pesan
=COUNTIF(E38:AF38,">0")*F30
c. Total Biaya
=Total biaya simpan x total biaya pesan
=AG35+AG38
Independent Inventory
Perhitungan Independent Inventory bertujuan untuk mengetahui perencanaan
pengadaan bahan baku yang independent. Beberapa informasi yang diperlukan yaitu
hasil peramalan untuk periode selanjutnya, biaya simpan, dan biaya pesan.
Tabel 4 Permintaan Kacamata Bening dan Kacamata Hitam
Berikut ini adalah langkah-langkah dalam perhitungan Independent Inventory.
1. Buka aplikasi Ms. Excel dalam Windows
2. Menghitung total permintaan untuk masing-masing produk
3. Menghitung nilai EOQ sesuai dengan persamaan berikut.
√
contoh perhitungan pada kacamata bening:
-
33
√ = 201,32 202 unit
4. Menghitung frekuensi pemesanan dengan menggunakan persamaan berikut
contoh perhitungan pada kacamata bening:
5. Menghitung Reorder Point dengan menggunakan persamaan berikut
contoh perhitungan pada kacamata bening:
unit
6. Menghitung total biaya inventory dengan persamaan berikut
contoh perhitungan pada kacamata bening:
-
34
-
35
MODUL III PERENCANAAN TATA LETAK FASILITAS
I. Tujuan Praktikum Tujuan dari praktikum perancangan tata letak fasilitas adalah :
n. Mampu merancang tata letak fasilitas untuk produksi maupun non produksi
untuk suatu produk dengan ukuran kapasitas yang telah ditentukan
o. Memahami aspek lingkungan fisik yang dipengaruhi oleh rancangan sistem
integrasi
p. Mampu menggunakan perangkat lunak optimisasi
q. Mampu membuat laporan hasil perancangan dan perbaikan sistem terintegrasi
sesuai ketentuan dokumenatsi dan penulisan buku
J. Daftar Rujukan Heragu, Sunderesh S. Facilities Design, 2nd ed. USA: iUniverse. 2006. (Chapter 3-5,
dan Chapter 9-10) Tompkins, J. A. Facilities Planning, Fourth Edition, New York: John Willey and
Sons, Inc. 2010. (Chapter 1, Chapter 3, dan Chapter 5-7) Wignjosoebroto, Sritomo. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan, Edisi Ketiga,
Surabaya: Penerbit Guna Widya. 2000. (Chapter 3, Chapter 5, Chapter 6-9)
K. Software yang Digunakan Alat yang digunakan dalam praktikum tata letak fasilitas adalah:
e. Ms. Excel f. Blocplan
g. DOSbox 0.74
L. Prosedur Praktikum PT. Menarik Banget memiliki lantai produksi yang terdiri dari beberapa
workstation dengan rincian kebutuhan fasilitas dan luas area yang ditunjukkan pada
Tabel 1.
-
36
Tabel 1 Fasilitas-Fasilitas Lantai Produksi PT. Menarik Banget
WS Kebutuhan Fasilitas Jumlah Dimensi
(m) Kebutuhan luas
(m2) Total luas WS (m2)
WS Upper
Belakang
Cutting Dies Machine
1 0,9 x 0,82 x 1,4 0.73
3,99 Ruang Gerak
Operator 1 1,732 x 1,732 3
Keranjang Plastik 1
0,61 x 0,43 x 0,25 0,26
WS Upper depan
dan Penjahitan
Sewing Machine
1
0,67 x 0,33 x 0,68 0.22
5,48
Ruang Gerak Operator
1 5
5
Keranjang Plastik 1
0,61 x 0,43 x 0,25 0.26
WS Assembly
Healasting And
Toelasting Machine
1 1,2 x 0,8 x 1,42 0,96
8,28
Press Machine 1 0,2 x 0,3 x 0,5 0,06
Ruang Gerak Operator 2 7 7
Keranjang Plastik 1
0,61 x 0,43 x 0,25 0.26
WS Packaging
Meja Kerja 1 1,20 x 0,75x 0,75 0,9
5,79 Kursi 1 1,05 x 0,6 x 0,65 0,63
Ruang gerak 1 4 4 Keranjang
Plastik 1 0,61 x 0,43 x
0,25 0.26
Quality Control
Meja Kerja 1 1,20 x 0,75x 0,75 0,9
6,53 Kursi 1 1,05 x 0,6 x 0,65 0,63
Ruang gerak 1 4 4 Temporary
Storage 1 1x1 1
Maintenance
Lemari 2 2 x 1 x 2 4
9,53 Ruang gerak 1 4 4 Meja Kerja 1 1,20 x 0,75x 0,75 0,9 Kursi 1 1,05 x 0,6 x 0,65 0,63
TOTAL 39.6
-
37
Berikut ini merupakan Activity Relationship Chartdari aliran proses produksi running
shoes pada PT. Menarik Banget
Maintenance
Quality Control
WS Packaging
WS Assembly
WS Upper depan dan penjahitan
WS Upper Belakang
6
5
4
3
2
1A1 U
UO2 O
2
E1 O
1 I2 O
2
A1,2 O
2 UI1,2 UU
Tabel 1.2 Alasan Kedekatan No Alasan 1 Keterkaitan Produksi 2 Keterkaitan Aktivitas
Gambar 1.1 ARC Bagian Produksi PT. Menarik Banget
Berikut ini merupakan Activity Relationship Diagram dari aliran proses produksi
running shoes pada PT. Menarik Banget.
1
23
6 5
4
Gambar 1.2 ARD Bagian Produksi PT. Menarik Banget
Perencanaan Layout PT. Menarik Banget
Setelah mengetahui luas area masing-masing bagian-baian yang ada pada PT.
Menarik Banget dan derajat hubungan kedekatan (ARC) antar bagian-bagian tersebut
perencanaan tata letak fasilitas bisa dilakukan. Perencanaan tata letak fasilitas
menggunakan bantuan softwareBlocplan untuk memudahkan dalam menciptakan
alternatif-alternatif layout yang sesuai dengan kebutuhan PT. Menarik Banget .
Langkah-langkah penggunaan softwareBlocplan adalah sebagai berikut:
6. SoftwareBlocplan hanya bisa dibuka menggunakan bantuan aplikasi DOSbox.
Maka buka aplikasi DOSbox seperti pada gambar 21.5.
-
38
Gambar 1.3 Jendela Awal DOS box
7. Setelah itu, Input directory dimana folder softwareBlocplan ditempatkan pada
Hard Disk. Ketik “mount c c:\Blocplan” (tekan enter). Input “c:\” untuk
mengganti Directory Z menjadi C: ( C: merupakan tempat dimana Blocplan
berada). Input directory untuk melihat daftar folder pada Directory C:. Pada C:\>
Input “BPLAN90.EXE”lalu tekan enter.
Gambar 1.4 Jendela Awal DOS box
8. Tekan enter pada jendela awal Blocplan.
Gambar 1.5 Jendela Awal DOS box
9. Pilihan input data Disk (D) merupakan file yang sudah disimpan sebelumnya di
harddrive komputer, sedangkan Keyboard (K) merupakan file baru yang akan di-
-
39
input. Pilihlah (K). Masukkan jumlah departemen di dalam kantor, maksimum 18
buah karena ada 6 bagian yang ada pada PT. Menarik Banget sesuai dengan ARC
yang telah dibuat, maka dimasukkan 6.
Gambar 1.6 Input Jumlah Departemen
10. Masukkan nama-nama departemen beserta luas areanya sampai dengan bagian
ke-6. Kemudian konfirmasi data luas area masing-masing bagian.
11. Masukkan hubungan kedekatan antar departemen yang didapatkan berdasarkan
ARC lalu tekan enter untuk menginput relasi ke departemen selanjutnya.
Gambar 1.7 Input Derajat Hubungan Kedekatan.
12. Masukkan nilai Vektor, gunakan angka default Blocplan saja.
13. Rekapitulasi skor tiap departemen yang dihitung berdasarkan nilai vektor.
14. Pada menu utama pilih opsi 3 Single Story Layout seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 21.8.
-
40
Gambar 1.8 Tampilan Menu Utama.
15. Setelah memilih Menu Single Story, pilih opsi nomor 4 Automatic Search seperti
pada Gambar 21.9.
Gambar 1.9 Tampilan Single Story Layout Menu
16. Pilih jumlah layout yang ingin dihasilkan, Masukkan lima untuk lima alternatif
layout yang ingin dimunculkan.
17. Setelah dilakukan komputasi pada lima layout, akan ditampilkan nilai adjacency
score dari tiap layout yang dihasilkan. Pilih nilai adjacency yang paling mendekati
1. Untuk gambar nilai adjacency score masing-masing alternatif layout dapat
ditunjukkan pada Gambar 21.10.
-
41
Gambar 1.10Nilai Adjacency Score Masing-Masing Alternatif Layout
Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa alternatif layout2 saja yang nilai
Adjacency Score paling mendekati 1.
18. Gambar lima alternatif layout hasil komputasi dapat ditunjukkan pada Gambar
21.11, 22.12, 22.12, 22.13, 22.14
Gambar 1.11 Gambar Alternatif Layout 1
Gambar 1.12 Gambar Alternatif Layout 2
-
42
Gambar 1.13 Gambar Alternatif Layout 3
Gambar 1.14 Gambar Alternatif Layout 4
Gambar 1.15 Gambar Alternatif Layout 5
Dari hasil komputasi dengan nilai nilai Adjacency Scoreyang paling mendekati
nilai 1 yaitu sebesar 0,97 makapertimbangan alternatif layout2 menjadi acuan PT.
Menarik Banget untuk menentukan tata letak fasilitasnya. Akan tetapi bentuk tata
-
43
letak pada alternatif layout 2 belum bisa langsung diterapkan untuk membuat tata
letak fasilitas UKM karena ukuran dan bentuk dari bagian-bagian yang masih belum
terlalu jelas hanya saja pertimbangan alternatif ini membantu pihak PT. Menarik
Banget untuk menentukan letak dari fasilitas yang dimiliki PT. Menarik Banget.
Sehingga dengan pertimbangan alternatif layout yang telah dihasilkan dengan
bantuan softwareBlocplandan disesuaikan dengan bentuk simetris suatu bangunan
maka diperoleh perencanaan tata letak fasilitas dari PT. Menarik Banget.
-
44
top related