tata kelola lingkungan
Post on 12-Dec-2015
22 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
KELOLA LINGKUNGANKELOLA LINGKUNGAN
OlehOleh : AKHMAD: AKHMAD
PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI (PHPL)(PHPL)
• Serangkaian strategi dan pelaksanaan kegiatan untuk memproduksi hasil hutan (kayu dan non kayu) yang menjamin keberlanjutan fungsi produksi, ekologi dan sosial
SERTIFIKASI PHPL• Pemberian informasi mengenai produk hutan yang telah memenuhi
standar PHPL. Tujuannya agar konsumen dapat mengambil keputusan bila akan membeli produk tsb, dan untuk membedakan produk atau
• Instrumen ekonomi yang berbasiskan pasar yang bertujuan untuk meningkatkan kepedulian dan menyediakan insentif baik bagi produser maupun konsumen menuju penggunaan produk yangbertanggungjawab (memenuhi standar PHPL)
KELOLA LINGKUNGAN DALAM PERSPEKTIF PHPL
• SUBSTANSI KELOLA LINGKUNGAN• Parameter dalam kelola lingkungan (obyek-obyek yang akan
dikelola)• Dasar hukum
• SKEMA PENGELOLAAN HUTAN (HPH/TI)• Struktur kegiatan dalam pengelolaan hutan di Indonesia
• KRITERIA DAN INDIKATOR PHPL UNTUK ASPEK EKOLOGI• Log Frame C&I kelestarian fungsi ekologi/lingkungan diturunkan
• SKEMA INTERNAL PREPATORY• Kebutuhan UM untuk mengetahui progres aplikasi PHPL
I. PARAMETER KELOLA LINGKUNGAN
• JENIS-JENIS KAWASAN LINDUNG/KONSERVASI
• Daerah Sempadan (S. Sungai, S. Danau/Waduk, S. Mata Air dan S.Pantai)
• Dasar Hukum Penetapan :• KepMenhut No. 353/Kpts-II/1986 tentang Penetapan Radius/ Jarak
Larangan Penebangan Pohon dari Mata Air, Tepi Jurang Waduk/Danau, Sungai dan Anak Sungai
• KepMenhut No. 837/Kpts-II/1990, tentang Larangan Penebangan Pohon di 100 Meter Kiri Kanan Sungai dan 200 Meter dari radius Mata Air
• Kawasan yang Berdasarkan Peraturan Tertentu yang Harus Dilindungi(Hutan Mangrove, K. Bergambut (kedalaman > 3 m), K. Sekitar Mata Air, K. berketinggian > 2000 m dpl dan Kawasan Berlereng Sangat Curam (kelerengan > 40%)
• Dasar Hukum Penetapan :• Undang-undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 1990
• Kawasan/Zona Penyangga (Kawasan Pelestarian Alam(KPA)/Hutan Lindung dan Kawasan Konservasi Lainnya)
• Dasar Penetapan :• Surat Edaran Direktur Jenderal Pengusahaan Hutan No. 839/IV-
RPH/1990, tentang Daerah Penyangga Antara Areal HPH dan Areal Konservasi.
• Kawasan Peruntukan• Kawasan Pelestarian Plasma Nutfah (KPPN). Keputusan Menteri
Kehutanan Republik Indonesia No. 375/Kpts-II/98 tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Kawasan Pelestarian Plasma Nutfah di Hutan Produksi. Tujuan : Pelestarian jenis-jenis asli yang ada di areal UM.
• Kawasan Pelestarian Satwaliar (KPSL). Dasar pembentukannya adalah untuk pelestarian jenis-jenis satwaliar terutama jenis-jenis dilindungi/langka/endemik dengan pendekatan habitat yang tidak terganggu bahkan dilindungi.
• JENIS-JENIS VEGETASI/SATWALIAR DILINDUNGI
– Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 7 Tahun1999, tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa.
– Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia No. 54/Kpts/Um/2/1972, tentang Pohon-pohon Dilindungi di Dalam Kawasan Hutan yang Dilindungi.
– Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia No. 261/Kpts-IV/1990, tentang Penambahan Lampiran Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia No. 54/Kpts/Um/2/1972, tentang Pohon-pohon Dilindungi di Dalam Kawasan Hutan yang Dilindungi.
– Lampiran-2 IUCN yang diterbitkan tahun 1994.
• PENANGANAN DAMPAK KELOLA PRODUKSI
• Dampak Thd. Jenis-jenis Dilindungi (tumbuhan dan satwaliar)Pemanenan (langsung thdp. Jenis dan tidak langsung pada kerusakan habitat)PWH (fragmentasi secara mikro)
• Dampak Thd. Komponen Fisik-Kimia (Erosi, KualitasAir, Fluktuasi Debit dan Sedimentasi).
SKEMA PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSISKEMA PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI• MANAJEMEN KAWASAN
Strategi pengelolaan kawasan hutan yang bertujuanagar kawasan aman jangka panjang, terdiri atas kegiatan : Pemantapan Kawasan, Penataan Kawasan dan Pengamanan Kawasan.
• MANAJEMEN HUTANRangkaian kegiatan pengelolaan hutan produksi yangbertujuan untuk mengatur pemanfaatan hasil hutan secara berkelanjutan dan mencegah/mengendalikan dampak-dampak negatif melalui kegiatan : Kelola Produksi, Kelola Lingkungan dan Kelola Sosial.
• MANAJEMEN KELEMBAGAANRangkaian kegiatan manajemen yang memungkinkan peningkatan organisasi pengusahaan melalui :Penataan Organisasi, Sumberdaya Manusia dan Keuangan.
PRINSIP KELESTARIAN FUNGSI EKOLOGI• STABILITAS EKOSISTEM
Ukuran keseimbangan dinamis dari struktur ekosistem.Kriteria ini dapat dicapai jika :Fungsi hutan sbg sistem penyangga kehidupan dapat dipertahankanFungsi hutan sbg pusat keanekaragaman hayati dapat dipertahankan
• SINTASAN JENIS ENDEMIK, LANGKA/DILINDUNGIUkuran kemampuan bertahan hidup (survival) suatu jenis endemik, langka/dilindungi pada suatu kondisi tertentu.Kriteria ini dapat dicapai jika :Habitat spesies tersebut tetap tersedia dalam kondisiyang mendukung kebutuhan hidupnyaTidak terdapat aktivitas yang dapat mengurangi populasinya, seperti perburuan, penangkapan, perusakanhabitat dan/atau bentuk-bentuk eksploitasi lainnya.
LOGICAL FRMEWORK KELESTARIAN FUNGSI EKOLOGI
IndikatorIndikatorKeuanganc
IndikatorIndikatorSumberdaya ManusiaB
IndikatorIndikatorPenataan OrganisasiA
Manajemen Kelembagaan3
IndikatorIndikatorKelola SosialC
IndikatorIndikatorKelola LingkunganB
IndikatorIndikatorKelola ProduksiA
Manajemen Hutan2
IndikatorIndikatorPengamanan KawasanC
IndikatorIndikatorPenataan KawasanB
IndikatorIndikatorPemantapan KawasanA
Manajemen Kawasan1
Sintasan JenisStabilitas Ekosistem
Kelestarian Ekologi/LingkunganDimensi Manajemen
(Strategi Pencapaian)No
INDIKATOR KELESTARIAN FUNGSI EKOLOGI
Pemantapan Kawasan >< Stabilitas EkosistemE1.1. Proporsi luas kawasan dilindungi yg berfungsi baik
thd total kawasan yg seharusnya dilindungi serta telah dikukuhkan dan/atau keberadaannya diakui oleh pihak-pihak terkait (I3.4)
Pemantapan Kawasan >< Sintasan Jenis E L/DE2.1. Proporsi luas kawasan dilindungi yang ditetapkan
berdasarkan pertimbangan spesies L/E/D atau ekosistem unik (kawasan khusus) yg dikukuhkan dan/atau keberadaannya diakui oleh pihak-pihak terkait(I5.8)
Penataan Kawasan>< Stabilitas EkosistemE1.2. Proporsi luas kawasan dilindungi yg tertata baik thd total
kawasan yg seharusnya dilindungi serta telah ditata batas di lapangan (I6.1 – I6.4)
Penataan Kawasan >< Sintasan Jenis E L/DE2.2. Proporsi luas kawasan dilindungi yang tertata baik diperuntukan
secara khusus bagi kepentingan spesies langka E/L/D atau ekosistem unik dan sudah ditata batas di lapangan (I5.1 –I5.3)
Pengamanan Kawasan>< Stabilitas EkosistemE1.3. Intensitas gangguan thd kawasan dilindungi termasuk dari
bahaya kebakaranE1.4. Kondisi Keanekaragaman spesies flora dan fauna didlm kawasan
dilindungi pd berbagai formasi/ tipe hutan dlam UM
Pengamanan Kawasan >< Sintasan Jenis E L/DE2.3. Intensitas gangguan thd spesies langka endemik/dilindungi di
dalam kawasan khususE2.4. Kondisi spesies langka endemik/dilindungi di dalam kawasan
khusus (I5.4)
Kelola Produksi>< Stabilitas EkosistemE1.5. Intensitas kerusakan struktur hutan dan komposisi spesies
tumbuhan.E1.6. Intensitas dampak kelola produksi thd. TanahE1.7. Intensitas dampak kelola produksi thd. Air (I5.8)
Kelola Produksi>< Sintasan Jenis E L/DE2.5. Intensitas dampak kegiatan kelola produksi thd. Tumbuhan D/L/EE2.6. Intensitas dampak kegiatan kelola produksi thd. Satwaliar D/L/E
(I6.6)
Kelola Lingkungan >< Stabilitas EkosistemE1.8. Efektifitas pengelolaan thd. kerusakan struktur hutan dan
komposisi spesies tumbuhan.E1.9. Efektifitas pengelolaan thd. dampak kelola lingkungan thd. TanahE1.10. Efektifitas pengelolaan thd. dampak kelola lingkungan thd.
air(I6.5 – I6.7)
Kelola Lingkungan >< Sintasan Jenis E L/DE2.7. Pengamanan tumbuhan D/L/E dan habitatnyaE2.6. Pengamanan satwaliar D/L/E dan habitatnya (I5.3, 5.6 dan 5.7)
Kelola Sosial >< Stabilitas EkosistemE1.11. Efektifitas penyuluhan mengenai pentingnya
pelestarian ekosistem htn sbg sistem penyangga kehidupan, dampak aktivitas lewah panen thd ek. Htn dan pentingnya pelestarian spesies D/L/E
Kelola Sosial >< Sintasan Jenis E L/DTidak ada indikator (indikator2 input)
VERIFIKASI-SKALA INTENSITAS
•Baik Sekali•Baik•Cukup•Jelek•Jelek Sekali
Hasil pengamatan/pengukuran di lapangan
•DokumenAmdal•HasilPemantauan Lingkungan•Hasil penelitian dan laporan lain yang relevan
•Struktur dan komposisi spesies tumbuhan di VF•Struktur dan komposisi spesies tumbuhan di LOA•Jumlah spesies tumbuhanyang dimanfaatkan di VF•Jumlah spesies tumbuhanyang dimanfaatkan di LOA•Jumlah spesies eksotik yangdigunakan dlm rehabilitas areal terbuka•Tingkat kesamaan komunitasantara VF dan LOA
E1.5Intensitas kerusakan struktur hutan dan komposisi spesies tumbuhan
1
PrimerSekunder
Skala Intensitas Indikator
Sumber Data/InformasiVerifierIndikatorNo.
SKALA INTENSITAS INDIKATOR
Baik Sekali : IS antara LOA dgn VF > 50% dan jml spesies tumb dimanfaatkan yg ditemukan didlm LOA > atau sama dengan yg ditemukan di VF
Baik :IS antara LOA dgn VF > 50% dan jml spesies tumb dimanfaatkan yg ditemukan didlm LOA >80% yg ditemukan di VF
Cukup :IS antara LOA dgn VF > 50% dan jml spesies tumb dimanfaatkan yg ditemukan didlm LOA < 80% yg ditemukan di VFatau IS antara LOA dgn VF 25 - 50% dan jml spesies tumb dimanfaatkan yg ditemukan didlm LOA >80% yg ditemukan di VF
Jelek : IS antara LOA dgn VF < 25% dan jml spesies tumb dimanfaatkan yg ditemukan didlm LOA >80% yg ditemukan di VFatau IS antara LOA dgn VF 25 - 50% dan jml spesies tumb dimanfaatkan yg ditemukan didlm LOA < 80% yg ditemukan di VF
Jelek Sekali : IS antara LOA dgn VF < 25% dan jml spesies tumb dimanfaatkan yg ditemukan didlm LOA < 80% yg ditemukan di VF
INTERNAL ASSESSMENT1. Pembentukan Tima. Ketua Tim (1 orang)b. Bidang Produksi (2 orang)c. Bidang Ekologi (2 orang)d. Bidang Sosial (2 orang)2. Penentuan Tipologi UMa. Tipologi Ekologib. Tipologi Sosialc. Tipologi Produksi3. Penetapan Nilai Baku/Standara. Kondisi nilai baku tiap indikatorb. Kondisi masing-masing verifier4. Melakukan Verifikasi Lapangana. Penyusunan rencana kerja lapanganb. Pemilihan verifier/parameterc. Pengecekan verifier/parameter di lapangan
5. Penetapan Nilai Aktuala. Nilai aktual setiap indikator (membandingkan dgn skala
intensitas)b. Kondisi aktual verifier/parameter
6. Penilaian Kelulusan Setiap Indikatora. Suatu indikator dapat dikatakan lulus jika Nilai Aktual lebih
dari atau = Nilai Bakub. Melakukan simulasi dengan AHP
7. Penyusunan Rekomendasia. List indikator yang belum lulus/lulus minimalb. Improvement terhadap indikator yang belum lulusc. Meningkatkan kualitas indikator yang lulus minimal
top related