siinbol.yang tak...

Post on 27-Apr-2019

218 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

~~CD@ ~ihun Jaba.'~O~o Senin • Selasa o Rabu C Kamis o Jumat o Sabtu o Minggu

1 2 3 (!) 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 1617 18 19 20 21 22 23 :24 25 26 27 28 29 30 31OJan OPeb OMar OApr OMei OJun OJul OAgs OSep eOkt ONov ODes

SiInbol.yang TakTerkornunikasik

podiumDiah Fatma SjoraidaPenulis Dosen FIKOM Unpad, PesertaProgram Doktor IImu PemerintahanPascasariana FISIP Unpad

komunikasi yang tersumbat,antara pimpinan pemerin-tahan dengan rakyatnya.Aksi perusakan itu boleh

jadi merupakan akumulasidari proses komunikasi yangselama ini tersumbat, sebabsetiap komunikasi yangtersurnbat niscaya akan adaletupan, gesekan, ataubahkan "pertempuran"konfrontatif. Ini tidak sajamembahayakan rodapemerintahan, tetapi jugatidak menguntungkan bagistabilitas keamanan disebuah kawasan. Problem-nya adalah mengapakomunikasi bisa tersurnbat?Pertama, dalam kasus di

Purwakarta, baleh jadi karenaadanya perbedaan persepsiantara pihak yang menggagasberdirinya patung wayangdengan kelompok tertentu dimasyarakat. Perbedaan ituseharusnya sudah diantisipasisejak awal, dan karenanyasejak awal seharusnya adasosialisasiyang matang,ikhwal gagasan menghadir-kan patung-patung wayangtersebut di berbagai sudutKota Purwakarta. Apa maknadi balik itu sernua, sertadarimana pendanaannya?Kedua, problem komuni-

KASUS perusakan beberapapatung wayang diKabupaten Purwakartamenyisakan pertanyaan ataupaling kurang kepenasaranpenulis. Nilai yang disim-bolkan melalui "ujud"wayang, oleh sebagianwarga Purwakarta, temyatatidak dapat dicema secara\ tepat. Entah karena simbolnilai-nilai itu yang terlalu"luhung" sehingga kurangdapat mengena di sebagianbesar benak masyarakatPurwakarta, atau karena adasentimen tertentu terhadapkepemimpinan orang nomorsatu di Purwakarta. Yangjelas perilaku merusakbarang publik di ruangpublik, sama sekali tidak adauntungnya. Bahkan terkesansebagai tindakan anarkhisdan barbar.

Komunikasi tersumbatDemikian penting komuni-

kasi antarberbagai pihakdalam ritme pemerintahansehingga tidak menutupkemungkinan segala keluh-kesah dapat dicarikan jalankeluamya secara santun danberadab. Tetapi dalam kasustersebut sepertinya adasinyalemen bahwa hal itumenunjukkan adanya~~~----------------------------~--~--~----.--~~

kasi seringkali karenaadanya ketidakmengertianatau ketidakpahaman dipihak kornunikan, sehinggasemestinya antara komuni-kator dengan komunikantingkat "mengertinya"setara. Dengan kesetaraanpaling tidak, akan terbentukkesepahaman makna.Apalagi yang dibangunadalah patung-patungwayang yang sarat denganmakna simbolisme.Ketiga, komunikasi

biasanya tersurnbat apabilaada pihak yang kadungskeptis atau apatis, atau adarasa sentimen. [ika sudahdemikian, selalu saja apayang disampaikan olehkomunikator akan menda-pat apresiasi yang negatifdari komunikan. Dalamklonteks kasus di purwakar-ta, makna simbolik patungwayang dimaknai secaraberbeda antara bupatidengan sebagian warganya.Yang satu menganggap

Kliping Humas Unpad 2011 ,-

sekadar mengangkat simboltokoh seni pewayangan,sementara sebagian wargamenganggap berhala yangtak pantas dihadirkan diberbagai sudut kota. [adimakna pesan tidak "match",antara pemberi pesan danpenerima pesan.

Muatan kepentinganDalam setiap komunikasi

selalu ada kepentingan yanghendak disampaikan, tetapidalam kasus Purwakarta,apa sebetulnya kepentinganmendirikan patung wayangtersebut? Dan, apa pulakepentingan pihak yangmerusak patung wayangtersebut? Di zona apa keduakepentingan itu berada?

Kepentingan itu biasanyabermukim di zona politik,hanya biasanya, seringkalipara pihak justru mengatas-namakan kepentingan lain,misalkan mengatasnamakankepentingan masyarakat;entah masyarakat yangmana? Atau mengatasnama-kan sekte agama tertentu?Mengapa? Sebab tidaksemua kaum beragama(bahkan yang seagama)yang merusak patungtersebut. Apa artinya semua

itu?[elas, dari kasus tersebut,

sangat kuat indikasi senti-men politik. Dan, dalamsetiap sentimen makakomunikasi jenis apapunselalu tersandera olehtudingan-tudingan yangtidak rasional, senantiasatersandera oleh gejolakemosional, yang biasanyabertujuan menjatuhkanlawan politik yang berbedakepentingan.

Sebenamya, peristiwa itutidak perlu terjadi apabilasebelumnya telah terjadikomunikasi yang berjalansecara dua arah (two waycommunication ).

Namun demikian, adapelajaran berharga yangdapat kita petik, bahwaselama ini kita terlalu "doyan"dengan kebebasan tetapikurang "suka" denganketertiban. Padahal, kebebas-an dan ketertiban adalah duasyarat bagi tumbuhnyademokrasi. Jika demokrasihanya dibangun olehkebebasan maka selalu yanghadir adalah anarkisme.Semoga kejadian serupa tidakberulang di tempat lainnya dibumi Indonesia. ***

top related