tahammul wal ada

Post on 22-Dec-2015

216 Views

Category:

Documents

29 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

tahammul wal ada

TRANSCRIPT

Tahammul wal Ada`

Sama`

• Yakni: Pembacaan oleh guru kepada sang murid.

• Adalah cara yang ditempuh para muhaddisin pada periode pertama,untuk memperoleh hadis dari Nabi, demikian pada periode selanjutnya.

• model ini mulai menyusut sejak paruh kedua Hijriyah.

• Metode ini berbentuk (a) penyampaian secara lisan ---- murid butuh waktu lama karena dalam satu pertemuan hanya dibacakan 3-4 hadis saja (b) Pembacaan kitab – bisa jadi guru membacakan kitabnya sendiri, tapi bisa jadi dari kitab murid. Guru jika tidak jeli maka menjadi tidak dipercaya (c) Tanya jawab (d) Dekte. Shahabat Wasilah ibn Asqa orang yang pertama membuat kelas, hanya saja banyak yang mengkritik– baru pada abad ke-2 H metode ini mulai umum digunakan. Dekte ini ada 2 jenis– dari kitab dan hafalan. Akibat banyaknya peserta maka satu di antara mereka menjadi mustamsil (orang yang mengulang suara guru dengan nyaring), juru tulis, memilih juru tulis

Lafaz Sama`

• Kalimat yang digunakan adalah kalimat yang menunjukkan pendengaran sang murid kepada guru

• Tingkatan paling tinggi secara berurutan adalah: Sami`tu, haddasana (tsana, naa), haddasani, akhbarana (disepati oleh para ulama untuk digunakan pada metode Ardh)

Al-Ardh

• Membaca hadis oleh sang murid di hadapan guru dengan cara menghafal maupun melihat kitab. Bisa jadi murid yang lain membandingkan dengan cacatannya, atau diam mendengarkan lalu menyalin. semacam hak cipta– jadi sebelum dibacakan murid tidak berani menyalin atau mengajarkan kepada orang lain.

• Metode ini banyak digunakan pada awal abad ke 2 H

• Kalimat yang digunakan: qara`tu ala fulaanin, haddasana fulanu qira`atan `alaihi.

• Di kalangan ulama menyepakati kata ahbarana ( ana, arana)

Ijazah

• Mengizinkan seorang murid/ seseorang menyampaikan hadis atau kitab berdasar otoritas ulama yang memberi ijin, tanpa harus dibacakan terlebih dahulu.

• Sampai abad ke-3 model ini sulit bisa ditemui• Lafal yang digunakan: anba`ana, akhbarana

fulanu idznan• Al-Auza`I mengkhususkan dengan lafaz

khabbarna

Munawalah

• Menyerahkan kitab kepada sang murid sekaligus otoritas untuk meriwayatkan

top related