swamedikasi 2015
Post on 31-Jan-2016
362 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
SWAMEDIKASISri Adi Sumiwi
Pengertian Swamedikasi atau Pengobatan Sendiri
Tindakan untuk mengatasi masalah kesehatan dengan menggunakan obat-obatan yang dapat
dikonsumsi tanpa pengawasan dari dokter.
Obat-obatan yang digunakan untuk swamedikasi disebut obat tanpa resep / obat bebas / obat OTC (over the counter).
Obat-obat bebas tersebut dapat diperoleh di toko obat, apotik, supermarket hingga di warung-
warung dekat rumah.
Obat-obat yang hanya dapat diperoleh dengan resep dokter disebut dengan obat resep.
Menurut situs.WSMI (World Self-Medication Industry),
swamedikasi yang bertanggung jawab (responsible self-medication) biasa
digunakan untuk penggunaan obat bebas yang tepat oleh pasien atau konsumen, dengan bantuan tenaga kesehatan bila
diperlukan
Perawatan sendiri (self care).
Perawatan sendiri ini lebih bersifat pencegahan terjadinya penyakit atau menjaga supaya penyakitnya tidak bertambah parah dengan perubahan pola hidup, menjaga pola makan, menjaga kebersihan dll
Peningkatan kesadaran untuk self care ataupun (swamedikasi) diakibatkan oleh beberapa faktor berikut ini :
Faktor Sosial ekonomi.
Gaya hidup
Kemudahan memperoleh produk obat
Faktor kesehatan lingkungan.
Ketersediaan produk baru
Hal Yang Harus Diperhatikan Saat Melakukan Swamedikasi
Pada swamedikasi, pasien memegang tanggung jawab utama terhadap obat
yang digunakan
sebaiknya baca label dan brosur obat dengan seksama & teliti.
perhatian khusus diberikan bagi penggunaan obat untuk kelompok tertentu, seperti anak-anak, lanjut usia, pasien dengan gangguan fungsi hati atau
ginjal, wanita hamil & menyusui.
:Jika pasien memilih untuk melakukan pengobatan sendiri, maka ia harus dapat
mengenali gejala yang dirasakan
menentukan apakah kondisi mereka sesuai untuk pengobatan sendiri atau tidak
memilih produk obat yang sesuai dengan kondisinya
mengetahui ada atau tidaknya riwayat alergi terhadap obat yang digunakan
mengikuti instruksi yang tertera pada label obat yang dikonsumsi
Bila gejala tidak membaik atau tidak sembuh dalam waktu tiga
hari, segera kunjungi dokter untuk mendapat penanganan
yang lebih baik
Bila muncul gejala sesak napas, kulit kemerahan, gatal, bengkak
di bagian tertentu, mual, dan muntah, kemungkinan telah
terjadi gejala efek samping obat atau reaksi alergi terhadap obat
yang diminum.
Segera hentikan pengobatan dan kunjungi dokter untuk
mendapatkan penanganan medis
Kriteria Obat yang Boleh Dipilih untuk Swamedikasi
permenkes No.919/MENKES/PER/X/1993
Tidak dikontraindikasikan pada wanita hamil, anak di bawah 2 tahun dan orang tua di atas 65 tahun.
Tidak memberikan risiko pada kelanjutan penyakit
Tidak memerlukan cara atau alat khusus yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan
Diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi di Indonesia
Rasio khasiat keamanan yang dapat dipertanggungjawabkan
Jenis obat yang boleh digunakan
• Obat Bebas• Obat Bebas TerbatasOTC
• Obat keras daftar OWA• Diserahkan oleh apoteker dengan
informasi lengkapOWA
• Vitamin• Mineral (kalsium dll)suplemen
FAKTOR MENINGKATNYA SWAMEDIKASI
Perkembangan teknologi farmasi yg inovatif Jenis/merek obat yang beredar >> Telah diketahui/dikenal masyarakat luasBerubahnya peraturan tentang obat/farmasi Kesadaran masyarakat akan pentingnya arti sehatPengaruh informasi / iklan Kemudahan mendapatkan obat Mahalnya biaya kesehatan
• Penangan penyakit lebih dini
• Biaya lebih terjangkau
Dampak positif
• Salah penggunaan obat
• Penggunaan yang tidak rasional
Dampak negatif
peranan apoteker dalam swamedikasi
KOMUNIKATOR PENYEDIA OBAT
PENGAJAR &
PENGAWAS
REKAN SEJAWAT
PROMOTOR KESEHATAN
Peran apoteker sebagai komunikator Menginisiasi dialog pasien dengan dokter
Bertanya ke pasien sebelum menyarankan pemberian obat
Skrining kondisi atau penyakit tertentu tanpa melampaui kewenangan dokter
Menyediakan informasi yang objektif tentang obat
Dapat menggunakan dan mengartikan sumber informasi lain untuk memenuhi kebutuhan pasien
Membantu swamedikasi pasien dan menyarankan ke dokter bila diperlukan
Menjamin kerahasiaan kondisi pasien
Bertanya kepada pasien sebelum pemberian obat
1) Metode pertama disingkat sebagai WHAM:
W : Who is the patient and what are the symptoms (siapakah klien dan apa gejalanya) H : How long have the symptoms (berapa lama timbulnya gejala) A : Action taken (Tindakan yang sudah dilakukan) M : Medication being taken (obat yang sudah digunakan)
2) Metode kedua dikembangkan oleh Derek Balon, seorang farmasis di london yaitu ASMETHODA : Age / appearance (Usia klien)S : Self or someone else (dirinya sendiri atau orang lain yang sakit)M : Medication (regularly taken on preskription or OTC) (Pengobatan yang sudah digunakan baik dengan resep maupun dengan non resep)E : Extra medicine (Usaha lain untuk mengatasi gejala sakit)T : Time persisting (lama gejala)H : History (Riwayat klien)O : Other symptoms (gejala lain)D : Danger symptom (Gejala yang berbahaya).
. Informasi Obat dalam Swamedikasi
Nama obat dan kekuatannyaIndikasi dan aturan pakai Cara menggunakanBerapa lama obat harus digunakan.Apa yang harus dilakukan jika terlupa minum atau menggunakan obatMekanisme kerja obatEfek pada gaya hidupCara penyimpanan obatKemungkinan terjadinya efek samping yang akan dialami Interaksi antar obat dan makan, Informasi tambahan lainya
Peran apoteker sebagai penyedia obat
Harus dapat menjamin, bahwa obat-obatan yang disediakannya berasal dari sumber
resmi yang dapat dipercaya serta mempunyai kualitas yang baik
Harus menyediakan penyimpanan yang tepat untuk obat-obatan yang
ada.
Peran apoteker sebagai seorang pengajar & pengawas.
Berpartisipasi dalam kegiatan peningkatan kemampuan diri yang
berkelanjutan
Kepada staf non-apoteker lain, perlu untuk diawasi & diberikan pelatihan yang sesuai. Apoteker juga sebaiknya membuat
Pedoman untuk tenaga kesehatan lainnya yang terlibat dalam hal penanganan obat.
Peran apoteker sebagai rekan sejawat
Memiliki kerjasama yang baik dengan berbagai kalangan
Tenaga kesehatan lainnya Sejawat seprofesi
Industri Farmasi Pemerintah
Pasien &masyarakat
Peran Apoteker Sebagai promotor kesehatan
1
• Berpartisipasi dalam skrining masalah kesehatan untuk dapat mengidentifikasi adanya masalah kesehatan.
2
• Berpartisipasi dalam hal promosi masalah kesehatan, sehingga dapat meningkatkan kesadaran mengenai masalah kesehatan ataupun pencegahan penyakit.
3
• Menyediakan saran kepada individu untuk membantu mereka membuat pilihan yang tepat.
04/22/2023
SKAI1. Praktik pofesionalisame, legal, dan etis2. Optimalisasi penggunaan obat3. Dispensing sediaan farmasi dan alat kesehatan4. Formulasi dan pembuatan sediaan farmasi5. Komunikasi dan kolaborasi6. Upaya preventif dan promotif kesehatan
masyarakat7. Pengelolaan sedian farmasi dan alat kesehatan8. Kepemimpinan dan manajemen diri9. Peningkatan kompetensi profesi
04/22/2023
Nama Station vs Kategori Kompetensi yang dinilai
No Kategori Kompetensi (Care Process)Asal dari
Kompetensi Nomor
Minimal
STATION (Dimensi Obat)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Asesmen 2,3,5 4 X X X X X
2Menetapkan dan memberikan solusi
kebutuhan terapi obat pasien 2,3,5 4 X X X X X X X
3Compounding (kalkulasi,
penimbangan, peracikan, etiket, apograph)
2,3,4 3 X X X X X
4Edukasi, informasi obat dan
konseling2,5,6 4 X X X X X X X X
5 Monitoring dan evaluasi 2 3 X X X
6Pengelolaan sediaan farmasi dan
alat kesehatan7,8 3 X X X
7 Perilaku profesional 1 6 X X X X X X X X X X X X
Station 1 : Pelayanan SwamedikasiStation 2 : Pasien dengan kondisi Fisiologis KhususStation 3 : Pasien dengan Kondisi Patologis KhususStation 4 : Obat dengan Formulasi KhususStation 5 : Obat dengan Indeks Terapi Sempit & Obat Bersifat Inducer/Inhibitor EnzimStation 6 : Resep Racikan
Station 7 : Resep PolifarmasiStation 8 : Obat dengan Alat Bantu dan Teknik KhususStation 9 : Obat –obatan Program PemerintahStation 10 : Obat KhususStation 11 : Obat AntinfeksiStation 12 : Obat dan Alkes yang Rusak dan Kadaluarsa
Kasus Farmakoterapi
04/22/2023
2015/3/16
NO
NAMA STASION RUANG LINGKUP
1 Obat pada pelayanan swamedikasi
untuk penyakit nyeri dan demam, premenstruasi syndrome, saluran nafas (salesma, batuk, asma), saluran cerna (dispepsia, konstipasi, diare, mual-muntah), conjuctivitis, penyakit kulit (dermatitis, acne, dan infeksi jamur).
2 Obat pada pasien dengan kondisi fisiologis khusus
pada pasien pediatri (anak), ibu hamil, ibu menyusui, dan pasien geriatri (usia lanjut)
3 Obat pada pasien dengan kondisi patologis khusus
digunakan pada pasien dengan gangguan organ utamanya gangguan ginjal dan gangguan hati (hepar)
4 Obat dengan formulasi khusus
obat yang diformulasikan dengan tujuan khusus meliputi sustained release, enteric coated, chewable tablet, fast tablet, dispersible tablet dan dry syrup.
04/22/2023
• Obat pada pelayanan swamedikasi
untuk penyakit nyeri dan demam, premenstruasi syndrome, saluran nafas (salesma, batuk, asma), saluran cerna (dispepsia, konstipasi, diare, mual-muntah), conjuctivitis, penyakit kulit (dermatitis, acne, dan infeksi jamur).
Terimakasih
top related