survei geologi dan geokimia daerah panas bumi pulau pantar
Post on 01-Feb-2017
265 Views
Preview:
TRANSCRIPT
SURVEI GEOLOGI DAN GEOKIMIA DAERAH PANAS BUMI PULAU PANTAR
KABUPATEN ALOR, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
Mochamad Nur Hadi dan Dedi Kusnadi
Kelompok Penyelidikan Panas Bumi, Pusat Sumber Daya Geologi
SARI
Daerah panas bumi Pantar terletak pada tatanan tektonik busur vulkanik Banda Bagian
Dalam yang didominasi oleh batuan vulkanik produk Gunung Sirung yang masih aktif (tipe A).
Lokasi tepatnya berada di Pulau Pantar, Kabupaten Alor. Penyelidikan panas bumi ini
didasarkan oleh munculnya manifestasi panas bumi berupa tanah panas, air panas, fumarol,
dan solfatara yang umumnya mengindikasikan telah terbentuknya sistem hidrotermal yang
menjanjikan.
Penyelidikan ini dilakukan dengan metode geologi melalui pendekatan pemetaan
vulkanostratigrafi dengan analisa batuan maupun batuan ubahannya, dan metode geokimia
dilakukan untuk mengenali karakteristik kimia manifestasi yang muncul di permukaan serta
pengukuran temperatur, dan kandungan udara tanah di lokasi penelitian.
Gunungapi Sirung merupakan komplek gunungapi yang membentuk kaldera dengan
diameter mencapai 3 km dan produk letusannya yang eksplosif tersebar sebagai piroklastik
ke bagian utara. Struktur geologi yang mengontrol aktifitas magmatik berarah baratdaya
timurlaut yang juga mengontrol munculnya tanah panas yang cukup luas di sekitar Airmama
hingga Bukit Beang. Kontrol struktur sesar Puriali dan Airmama membentuk zona permeabel
dalam sistem panas bumi Pantar. Terdapat tiga lokasi mata air panas dan empat lokasi tanah
panas yang berada di lereng Sirung, sedangkan di puncak terbentuk fumarol dan solfatara di
sekitar danau kawah Sirung yang sangat asam. Temperatur air panas mencapai 99 °C di
Kawah Sirung dan > 90°C di sekitar tanah panas.
Hasil penggabungan data lapangan dan analisis laboratorium menunjukan nilai
geotermometer hingga mencapai 192 °C dengan areal prospek mencapai 12 km2. Perkiraan
potensi pada kelas sumber daya hipotetis sekitar 45 MWe.
PENDAHULUAN
Indonesia timur terkenal akan
keindahan potensi alam dan wisatanya,
namun mengalami ketertinggalan dalam
potensi pengembangan sumber daya
alamnya. Kebutuhan akan tenaga listrik
yang semakin meningkat menjadi
keinginan bagi pemerintah untuk
melakukan survei kebumian yang berkaitan
langsung untuk mempersiapkan kebutuhan
energi listrik. Jalur vulkanik yang berada di
sekitaran sunda kecil menjadikan harapan
akan potensi sumber daya panas bumi,
karena hubungannya yang erat antara
vulkanisme dan panas bumi. Salah satu
daerah yang menjadi tujuan penelitian ini
adalah Pulau Pantar yang berada di ujung
timur jajaran pulau Flores hingga Alor
(Gambar 1). Pulau pantar dikenal dengan
kehadiran gunungapi aktif Sirung yang
hingga saat ini masih dalam pengawasan
Badan Geologi, aktifitas terakhir berupa
letusan freatik pada tahun 2004. Survei ini
merupakan kelanjutan dari penelitian
panas bumi terdahulu yang menyatakan
ada manifestasi panas bumi dalam bentuk
air panas dan tanah panas dengan
temperatur mencapai 98°C.
Metode yang dilakukan dalam
penelitian ini meliputi geologi dan geokimia.
Metode geologi meliputi pemetaan
vulkano-stratigrafi, struktur, dan analisa
laboratorium untuk batuan ubahan yang
tersebar di sekitar tanah panas maupun di
kawah Sirung. Metode geokimia dilakukan
dengan pengambilan sampel air, tanah,
dan gas yang terdapat di sekitar
manifestasi serta dilakukan pengukuran
temperatur tanah dan analisis kimia
fluidanya.
HASIL PENYELIDIKAN
GEOLOGI
Morfologi daerah Pulau pantar
termasuk kedalam elevasi tinggi atau high
terrain volcano dengan ketinggian
mencapai 1000 mdpl. Satuan morfologi
dibagi menjadi Satuan Geomorfologi
Perbukitan Vulkanik Puncak Gn. Sirung
Curam, Satuan Geomorfologi Perbukitan
Vulkanik Tubuh Gn. Sirung Curam, Satuan
Geomorfologi Perbukitan Vulkanik Kaki Gn.
Sirung Curam, Satuan Geomorfologi
Perbukitan Vulkanik Tubuh Gn. Beang
Curam, Satuan Geomorfologi Perbukitan
Vulkanik Tua Curam, Satuan Geomorfologi
Perbukitan Vulkanik Tua Bergelombang,
dan Satuan Geomorfologi Perbukitan
Sedimen Bergelombang (Gambar 2). Areal
puncak Gunung Sirung tidak digunakan
sebagai tempat pemukiman karena
statusnya berbahaya.
Stratigrafi batuan dibagi menjadi
delapan produk erupsi vulkanik dan satu
batuan sedimen. Batuan tertua terbentuk
pada Tersier akhir berupa vulkanik
Kongmaewas dan Kalondama yang
menempati pesisir pantai utara dan timur di
iringi oleh pengendapan batuan sedimen
dengan jenis batugaping terumbu di bagian
tengah. Struktur geologi memisahkan
kedua produk vulkanik tua tersebut dengan
arah hampir utara selatan. Pruduk vulkanik
selanjutnya adalah pembentuka pra
kaldera Sirung yang di isi oleh produk
vulkanik Boyali, dan Mauta di bagian
selatan, sedangkan produk Sirung tua
menempati bagian tengah ke timur hingga
pantai Beang. Proses erupsi besar berupa
eksplosif dengan diselingi piroklastik dan
lava basal terbentuk di bagian tengah
antara puncak Sirung Tua dan Boyali.
Erupsi besar menghasilkan produk
piroklastik Sirung Tua dan material yang
keluar menjadikan kekosongan massa di
bagian tengah hingga amblas dan
terbentuk kaldera Sirung. Aktifitas vulkanik
muncul di sampingdinding kaldera yang
amblas membentuk tubuh lava Sirung dan
di luar kaldera membentuk Bukit beang.
Produk termuda dari komplek Sirung
adalah lava Sirung muda yang berada di
bagian tengah kawah Sirung. (Gambar 3)
Struktur geologi yang berkembang di
daerah penyelidikan didominasi oleh arah
tegasan utara - selatan sebagai sesar
utama yang dalam. Pola tersebut
berhubungan dengan arah tektonik
regional yang berkembang di daerah
Pantar – Alor. Dalam perjalanan
vulkanisme di daerah Pantar dapat dikenali
beberapa pola struktur vulkanik seperti
kaldera vulkanik Sirung yang terbentuk di
sekitar puncak Gunung Sirung yang
membentuk linear dengan diameter
mencapai 2 km, diduga terbentuk akibat
erupsi besar yang ekpslosif dari letusan
Komplek Gunung Sirung sehingga terjadi
kekosongan massa dan ambruk
membentuk kaldera dan kawah.
Manifestasi yang muncul
merupakan efek dari zona permeable
akibat sesar normal dan sesar - sesar
vulkanik serta kegiatan tektonik yang masih
aktif hingga saat ini.
Pembagian pola struktur di areal
penelitian dikelompokan menjadi sesar
vulkanik, sesar dengan arah utara –
selatan, sesar dengan arah barat daya –
timur laut, sesar dengan arah baratlaut –
tenggara.
Perhitungan kehilangan panas
Untuk daerah panas bumi Pantar, nilai
kehilangan panas dibagi menjadi
perhitungan untuk air panas, tanah panas
dan fumarol / steam vent. (Tabel 1)
Hasil perhitungan kehilangan panas
pada air panas dan tanah panas
menunjukkan total kehilangan panas di
daerah ini diperkirakan lebih dari 2,5 Mwth.
Nilai tersebut menunjukkan nilai yang
cukup tinggi dan diharapkan potensi
pembangkitan untuk tenaga listriknya pun
berbanding lurus dengan data kehilangan
panasnya
Manifestasi
Air panas Kawah Sirung, air kawah
berdiamater 500 x 500 M, terletak di
Puncak G. Sirung, akses untuk pencapaian
ke lokasi air kawah dengan jalan kaki
sekitar 3 jam dari kampung terakhir melalui
kampung Alikaitalang Temperatur air
kawah 99,89 oC pada temperatur udara
31,50 oC, debit > 2 liter/detik, sangat asam
pH 0,01, dan daya hantar listrik sangat
tinggi 16400 µS/cm. Di sekitarnya terdapat
sublimasi belerang, batuan ubahan, air
kawahnya berwarna hijau pekat, berbau
H2S sangat kuat, dan berasa kesat.
Air panas Beang Mata air panas
berlokasi di pinggir laut, pada lava basal,
teluk Alitaki, sebelah tenggara daerah
penyelidikan, Desa Aramaba, Temperatur
air panas 81,05 oC pada temperatur udara
32,48 oC, debit 2 liter/detik, pH 6,03 dan
daya hantar listrik 16500 µS/cm. Mata air
panas muncul pada batuan lava basal,
yang disekitarnya terdapat sinter silika, air
panas mengalir ke laut, setiap air laut
pasang akan menutupi pemunculan Air
panasnya, air panas jernih, tidak berbau
H2S, dan berasa sangat asin.
Air panas Air Mama Mata air panas
berlokasi di lembah aliran batuan lava,
Desa Aramaba, Temperatur air panas
58,78 oC pada temperatur udara 31,50 oC,
debit 1 liter/detik, pH 7,17 dan daya hantar
listrik 881 µS/cm, tidak terdapat sinter silika
atau pun karbonat, air panas mengalir ke
sungai digunakan masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan MCK, air panas
jernih, tidak berbau H2S, dan tidak berasa.
Air panas Tubbe Mata air panas
berlokasi di pinggir laut, pada batuan
piroklastik, sebelah utara pada daerah
penyelidikan, Desa Air Panas, Temperatur
air panas 37,23 oC pada temperatur udara
30,99- 33,15 oC, debit 2 liter/detik, pH 6,86
dan daya hantar listrik 930 µS/cm. tidak
terdapat sinter silika ataupun karbonat, air
panas mengalir ke laut, bila air laut pasang
akan menutupi pemunculan Air panasnya,
air panas jernih, tidak berbau H2S, dan
berasa asin.
Alterasi Batuan tersebar di bagian
tubuh Gunung Sirung, umumnya di bagian
puncak sekitar kawah, namun di bagian
lereng timur laut muncul pula alterasi di
sekitar tanah panas, kenampakan fisik
berupa batuan dan soil berwarna putih,
merah, ungu hingga kehijauan, lunak dan
menempel pada batuan induk seperti aliran
piroklastik dan lava. Hasil analisis dengan
mengunakan infra red analyzer
menunjukkan jenis mineral ubahan seperti
illite, halloysite, Na_Alunite, Kaolinite,
Montmorilonite, Gypsum, Paragonite,
Dickite, Nantronite, dan Gybsite
Tanah Panas /steaming ground
banyak di jumpai di lereng bagian timur dari
Gunung Sirung, beberapa lokasi
ditemukannya tanah panas diantaranya di
daerah Airmama dengan luas mencapai
±4000 m2, Puriali (±7000 m2), Kualarau
(±6000 m2) dan puncak Beang (±8000 m2).
(Tabel 2)
GEOKIMIA
Kimia Air
Pulau Pantar sebelah selatan
terdapat fumarol, batuan terubah, dan
kawah panas asam G. Sirung pada elevasi
tinggi (472 mdpl) sebagai sumber utama
magma yang sangat kaya dengan gas-gas
vulkanik,
indikasi gunung api aktif G. Sirung.
Diindikasikan temperatur tinggi (>100 oC),
pH asam (0,01), daya hantar listrik tinggi
(16400 µmhos/cm), menyebabkan
tingginya konsentrasi senyawa kimia
diantaranya: Silika, B, Al, Fe, Ca, Mg, As, F,
Cl, dan Sulfat, dengan keterdapatan gas-
gas vulkanik membentuk H2SO4, HCl, dan
HF yang melarutkan batuan sekitarnya
(leaching country rock). Sedangkan
manifestasi panas bumi di sebelah timur
laut dari lokasi G. Sirung, berupa tanah
panas Bukit Beang, Puriali, Kuaralau, dan
tanah panas Airmama bertemperatur
masih tinggi (100oC), serta air panas Beang
pada pinggir laut bertemperatur 81oC (zona
upflow), dengan kehadiran sinter silika
pada air panas, daya hantar listrik tinggi
(16500 µmhos/cm), serta konsentrasi tinggi
dari Silika, Na, Cl, dan Sulfat, sebagai
indikasi pengaruh deep water dan
pengaruh air laut. Air panas Airmama
(dekat lokasi tanah panas Airmama dan
Kuaralau), bertemperatur 58 oC, pH netral,
serta air panas Tubbe, yang berlokasi di
sebelah baratlaut, bertemperatur 37-39oC,
pada pinggir laut (sebagai zona outflow),
berkonsentrasi silika cukup tinggi (129-159
mg/l), serta sulfat (59-176 mg/l), sebagai
indikasi daerah vulkanik.
Pada diagram segi tiga Cl -SO4-
HCO3 (Gambar 5) , sampel air panas
kawah Sirung pada puncak Gunung Sirung
(temperatur mendidih 100 oC, pH asam
0,01), bertipe sulfat-klorida (indikasi air
vulkanik), sedangkan pada elevasi lebih
rendah terdapat air panas Beang yang
muncul dipinggir laut, rasa asin, sinter
silika, dan bertipe air klorida (indikasi deep
water tercampur air laut), sedangkan air
panas Mama, Air panas Tubbe, bertipe air
bikarbonat (indikasi tercampur air
permukaan lebih dominan).
Pada diagram segi tiga Na-K-Mg,
semua air panas terletak pada zona
immature water (indikasi tercampur air
permukaan lebih dominan), kecuali air
panas Beang yang mendekati partial
equilibrium, sebagai indikasi adanya faktor
deep water, selain faktor air laut yang harus
dipertimbangkan.
Pada diagram segi tiga Cl, Li, B,
posisi mata air panas, pada zona pojok
klorida yang menunjukkan keterdapatan
pemunculan mata air panas, terletak di
lingkungan vulkanik, namun dipengaruhi
oleh pencampuran dengan air laut .
Isotop 18O dan 2H sampel air panas,
pada plotting grafik δD terhadap δ18O,
menggunakan garis Meteoric Water Line
(MWL) persamaan δD = 8δ18O +14. Air
dingin Sirung, air dingin Mauta, air panas
Tubbe dan air panas Airmama
(bertemperatur rendah), posisinya
mendekati MWL, menunjukkan bahwa air
tersebut didominasi air meteorik.
Sementara posisi air panas Beang lebih
menjauhi ke sebelah kanan dari MWL,
indikasi bahwa pembentukan mata air
panas berhubungan dengan terjadinya
interaksi antara fluida panas pada sistem
panas bumi yang mungkin ada dengan
batuan yang dilaluinya menyebabkan
terjadinya pengkayaan 18O, terjadi karena
reaksi substitusi oksigen 18 dari batuan
dengan oksigen 16 dari fluida panas pada
saat terjadi interaksi fluida panas dengan
batuan sebelum muncul ke permukaan,
yang berarti kemungkinan air panas
Beang, berasal langsung dari kedalaman
(deep water), walaupun pengaruh air laut
harus dipertimbangkan, dengan daya
hantar listrik, dan senyawa kimia tertentu
yang tinggi. Posisi Air panas Kawah Sirung
terletak lebih menjauhi lagi dari MWL, dan
lebih tinggi nilai oksigen 18 dan
deuteriumnya dari pada posisi air laut
(SMOW), juga dari posisi magma
(magmatic), lebih memperkuat lagi
keberadaan sistem air vulkanik dan proses
evaporasi pada kawah gunung Sirung. Jika
ditarik garis lurus dari posisi air dingin, air
panas Tubbe, dan air panas Airmama
terhadap air panas Beang dan air panas
kawah sirung akan membentuk garis lurus
dengan kemiringan sekitar 60o.
Hasil penghitungan
geothermometer Na/K, SiO2, dan gas di P.
Pantar (Tabel 3) sangat dipengaruhi oleh
air vulkanik dan air laut. Rasa air yang asin
menyebabkan tidak akan dapat
digunakannya geothermometer Na/K.
Berdasarkan geothermometer H2-Ar,
(Giggenbach, dan Gogguel 1989),
menghasilkan temperatur tinggi (284 oC),
namun tidak dapat digunakan, karena
sampel gas dari fumarol kawah G. Api Aktif
G. Sirung, sedangkan berdasarkan
geothermometer Silika, diperoleh
temperatur 195 oC, sehingga perkiraan
temperatur yang berhubungan dengan
reservoir panas bumi di daerah
penyelidikan P. Pantar sekitar 192 oC.
Anomali CO2 dan Hg menunjukkan
daerah dengan nilai tinggi di sekitar Bukit
Beang dan Kualarau.
PEMBAHASAN
Sistem Panas Bumi
Terbentuknya sistem panas bumi di
daerah Pantar dapat dikenali dari
kehadiran manifestasi yang muncul di
permukaan seperti air panas, tanah panas,
solfatara, fumarole, dan batuan alterasi.
Daerah Pantar dapat dimasukan dalam
sistem panas bumi pada lingkungan
vulkanik high terrain dengan elevasi
tertinggi ±1000 mdpl. (Gambar 11).
Sistem yang terbentuk pada daerah
seperti ini umumnya memiliki potensi
panas bumi yang cukup besar,
dikarenakan sumber panas berasal dari
aktifitas vulkanik yang masih aktif,
sehingga panas yang tertransfer masih
terjaga, kemudian suplai fluida cukup besar
dikarenakan kontribusi dari siklus hidrologi
yang umumnya berada pada daerah curah
hujan yang tinggi, ketersediaan air di
permukaan yang meresap melalui zona
permeable ke dalam sistem aquifer dalam
dan bercampur dengan fluida dari reservoir
menjaga kebutuhan fluida yang
dipanaskan.
Daerah vulkanik umumnya
berasosiasi dengan batuan vulkanik yang
dikenal memiliki kekar berlembar mapupun
kekar meniang. Kekar ini umumnya belum
terisi oleh mineral sekunder yang bersifat
menyekat. Batuan vulkanik tua yang
terdapat di daerah Pantar diduga
berasosiasi dengan terbentuknya
permeabilitas tinggi sebagai wadah atau
reservoir pada sistem ini. Batuan alterasi
yang terdapat di sekitar munculnya tanah
panas di sekitar Airmama, Kualarau, Puriali
dan Bukit Beang, tersebar cukup luas, dan
diduga berfungsi untuk menyekat
keluarnya fluida ke permukaan, walaupun
bocoran airpanas dan uap panas bisa naik
kepermukaan melalui rekahan dan sesar
yang memotong zona impermeable
tersebut.
Zona upflow berkaitan dengan
munculnya manifestasi seperti fumarol
atau tanah panas atau air panas dengan
tipe sulfat dan klorida. Berdasarkan data
lapangan diduga zona upflow berada di
bagian puncak ke arah Bukit Beang
kemudian ke timur laut hingga sekitar Air
Mama, sedangkan zona outflownya berada
di lereng utara ke arah air panas Tube yang
bertipe bikarbonat dan air panas Beang
yang muncul di bagian timur dari Puncak
Sirung.
Daerah Prospek
Sebaran area prospek panas bumi
berdasarkan hasil penelitian metode
geologi dan geokimia terdapat di sisi timur
laut Gunung Sirung, sekitar munculnya
tanah panas Airmama, Puriali, Kualarau
hingga Bukit Beang. Area prospek ini
didukung oleh hasil kompilasi geologi
struktur, anomali geokimia CO2 dan Hg.
Dari hasil kompilasi metode tersebut
didapat luas area prospek panas bumi ini
sekitar 12 km2 untuk kelas sumber daya
hipotetis. (Gambar 12).
Estimasi Potensi Energi
Daerah panas bumi pantar
mempunyai luas wilayah prospek sekitar
12 km2 (sumberdaya hipotetis). Temperatur
reservoir diduga sebesar 192°C, sehingga
temperatur cut-off sebesar 150°C. Dengan
menggunakan metode penghitungan
volumetrik, melalui beberapa asumsi yaitu
tebal reservoir = 1 km, recovery factor =
25%, faktor konversi = 10%, dan lifetime =
30 tahun, maka potensi sumber daya
hipotetis sebesar 45 MWe. (Tabel 4)
DAFTAR PUSTAKA
Fournier, R.O., (1981), Application of Water Geochemistry Geothermal Exploration and
Reservoir Engineering, “Geothermal System : Principles and Case Histories”. John
Willey & Sons, New York.
Giggenbach, W.F., (1988), Geothermal Solute Equilibria Deviation of Na – K - Mg – Ca Geo
Indicators, Geochemica Acta 52, 2749 – 2765.
http://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Sirung (Februari, 2015)
Kooten , V., and Gerald, K., 1987, Geothermal Exploration Using Surface Mercury
Geochemistry, Journal of volcanology and Geothermal Research , 31, 269-280.
Mahon K., Ellis, A.J., (1977), Chemistry and Geothermal system, Academic Press, Inc.
Orlando.
Nicholson, K., 1993, Geothermal Fluids Chemistry&Exploration Technique, Springer Verlag,
In. Berlin.
Noya, Y, dan Kusumadinata (1991): Peta Geologi Regional Lembar Pantar dan Wetar, Pusat
Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung, 1991;
Poorter,R. P.E., dkk. (1989) Geochemistry of Hotsprings and Fumarolic Gases from The
Banda Arch., Netherlands Journal of Sea Research, 24 (2/3): 323-331.
Roni, T., dkk. (266), Pemetaan Geologi Gunung api Sirung, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara
Timur, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Bandung.
Ruska, H., (1990), Berita Berkala Vulkanologi, Direktorat Vulkanologi, Edisi Khusus, Gunung
Sirung, No. 156.
Santoso, M.S., (1976) Inventarisasi Kenampakan gejala panas bumi di Pulau Pantar dan
Pulau Alor, Nusa Tenggara Timur, Direktorat vulkanologi, Bandung.
Tim Inventarisasi, (2001), Penyelidikan Pendahuluan Geologi dan Geokimia Potensi Panas
Bumi, di Pulau Pantar, Direktorat Inventarisasi Sumber daya Mineral Bandung.
Gambar 1. Lokasi Daerah Survey
Gambar 2. Peta Morfologi Pantar
Gambar 3. Peta Geologi Daerah Pantar
Gambar 4. Struktur Geologi
Gambar 5. Diagram Segitiga Cl -SO4-HCO3
Gambar 6. DiagraM Segitiga Na-K-Mg
Gambar 7. Diagram Segitiga Cl-Li-B
Gambar 8. Diagram Isotop
Gambar 9. Anomali Hg
Gambar 10. Anomali CO2
Gambar 11. Model Tentatif Pulau Pantar
Gambar 12. Peta Kompilasi Geologi dan Geokimia Daerah Panas Bumi Pantar
±5 km2
Tabel 1. Perhitungan Kehilangan Panas
Tabel 2. Pengukuran Tanah Panas
Tabel 3. Perhitungan Geotermometar
Jenis
Geotermometer
AP. KAWAH
SIRUNG AP. BEANG
AP.
AIRMAMA
AP.
TUBBE 1 AP. TUBBE 2
APS APB APAM APT1 APT2
T SiO2(cc) 195 195 165 152 153
T SiO2(ac) 180 180 156 145 146
T NaK (F) 448 161 318 287 277
T NaK (G) 438 179 325 297 287
T.man T. ud debit
(oC) (
oC) (L/det)
AP. KAWAH SIRUNG 99.89 31.5 3 0.003 418.60 132.00 958.43 2.87529 824.0581
AP. BEANG 81.05 32.48 2 0.002 339.4 136.1 971.12 1.94224 394.8574
AP. AIRMAMA 58.78 31.5 1 0.001 246.1 132 983.8 0.9838 112.2516
AP. TUBBE 1 37.23 30.99 2 0.002 156 129.9 993.21 1.98642 51.84556
AP. TUBBE 2 39.89 33.15 5 0.005 167.1 138.9 992.23 4.96115 139.9044
1522.917
Mass fl.rt
(kg/det)
Heat loss
(kWth)Nama/Lokasi Debit (m
3/det) Hft (kJ/kg)
Hft0
(kJ/kg)
Densitas
(kg/m3)
T.man T. ud debit
(oC) (
oC) (L/det)
Tanahpanas Airmama 83.4 33.92 40x100 4000 1.26 49.48 249379.2 249.3792Tanahpanas Kuaralau 91.4 34.49 60x100 6000 1.26 56.91 430239.6 430.2396Tanahpanas Puriali 99.6 33.5 70x100 7000 1.26 66.1 583002 583.002Tanahpanas Beang 93.4 33.56 80x100 8000 1.26 59.84 603187.2 603.1872
1865808 1865.808
Nama/Lokasi Luas (m2) W/mC oC/m
Heat loss
(Wth)
Heat loss
(kWth)
No Kode x y Elevasi Temperatur (°C) No Kode x y Elevasi Temperatur (°C)
1 Airmama 1 628169 9066449 190 83.4 1 Kualarau F 1 628748 9065213 128 99.1
2 Airmama 2 628170 9066449 190 67.5 2 Kualarau F 2 628763 9065207 128 99.2
3 Airmama 3 628171 9066452 190 53 3 Kualarau F 3 628755 9065220 127 63.7
4 Airmama 4 628170 9066458 191 37.2 4 Kualarau F 4 628744 9065212 126 98.6
5 Airmama 5 628167 9066442 191 63.9 5 KualarauF 5 628736 9065211 125 86.6
6 Airmama 6 628164 9066439 192 93.3 6 KualarauF 6 628741 9065217 126 100.8
7 Airmama 7 628163 9066434 192 79.1 7 Kualarau 620183 9075521 34 101
8 Airmama 8 628169 9066431 193 43.6
9 Airmama 9 628175 9066429 193 31.7 No Kode x y Elevasi Temperatur (°C)
10 Airmama 10 628188 9066429 194 37.1 1 Puriali Prl 1 626990 9064166 296 96.7
2 Puriali Prl 2 626994 9064167 296 95.8
No Kode x y Elevasi Temperatur (°C) 3 Puriali Prl 3 626991 9064169 297 96.9
1 Beang TP 1 627506 9062524 378 93.5 4 Puriali Prl 4 626991 9064170 297 95.7
2 Beang TP 2 627503 9062521 377 91,4 5 Puriali Prl 5 626995 9064172 297 85.1
3 Beang TP 3 627501 9062534 376 90.1 6 Puriali Prl 6 627010 9064157 294 99.3
4 Beang TP 4 627498 9062548 374 60.4 7 Puriali Prl 7 627014 9064169 296 99.6
5 Beang TP 5 627362 9062514 387 60 8 Puriali Prl 8 627024 9064223 301 99.4
9 Puriali Prl 9 627025 9064251 296 97.1
10 Puriali Prl 10 627066 9064200 295 99.5
11 Puriali Prl 11 627092 9064198 297 75.3
12 Puriali Prl 12 627068 9064170 293 100.7
13 Puriali Prl 13 627073 9064132 285 96.3
14 Puriali Prl 14 627198 9064013 292 41.2
15 Puriali Prl 15 627222 9064014 293 81.2
TANAH PANAS BUKIT BEANG
TANAH PANAS AIRMAMA TANAH PANAS KUALARAU
TANAH PANAS PURIALI
Tabel 4. Estimasi Perhitungan Potensi
PENGHITUNGAN VOLUMETRI (STORED HEAT)SNI 13-6171-1999
Parameter Nilai Ket.
Area (km2) = 12 Energi Initial batuan = 5.184E+15 kJ
Thickness (m) = 1000 Energi initial Uap = 2.226E+12 kJ
Rock Dens. (kg/m3) = 2500 Energi initial Air = 7.707E+14 kJ
Rock Heat Cap. (kJ/(kg.oC)) = 1
Steam density Init. (kg/m3) 6.66 valid 0.01<T< 371 o C Energy Total Initial = 5.957E+15 kJ
Steam Enthalpy Init. (kJ/kg) 2786.3 valid 0.01<T< 359 o C
Water density Init. (kg/m3) 873.84 valid 0.01<T< 370 o C Energi Final batuan = 4.050E+15 kJ
Water Enthalpy Init. (kg/m3) 816.6 valid 5 <T< 372 o C Energi Final Uap = 5.828E+12 kJ
Steam density Final (kg/m3) 2.53 valid 0.01<T< 371 o C Energi Final Air = 2.081E+14 kJ
Steam Enthalpy Final (kg/m3) 2746.4 valid 0.01<T< 359 o C
Water density Final (kg/m3) 916.20 valid 0.01<T< 370 o C Energy Total Final = 4.264E+15 kJ
Water Enthalpy Final (kg/m3) 630.8 valid 5 <T< 372 o C
Rock Porosity (fract, %) = 10.0% Energy Total Max = 1.693E+15 kJ
Temperatur INITIAL (oC) = 192
Temperatur FINAL (oC) = 150 Energy Recoverable = 4.232E+14 kJ
Water Sat. Init. (fract) = 90%
Water Sat. Fina. (fract) = 30%
RF (fract) = 25%
Elect. Eff. (fract) = 10%
Life Time (years) = 30
POTENSI : 45 MWe
BADAN GEOLOGI
PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
top related