studio kota selatwangi (pwk bangga)
Post on 31-Jul-2015
42 Views
Preview:
TRANSCRIPT
07/04/2015
1
Latar Belakang
• Di dalam Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kota, merupakan penjabaran dari Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kota ke dalam rencana distribusi pemanfaatan ruang dan bangunan serta bukan bangunan pada kawasan kota yang mempunyai fungsi : 1. mengatur dan menata kegiatan fungsional yang direncanakan
oleh perencanaan ruang diatasnya, 2. mewujudkan ruang yang serasi, seimbang, aman, nyaman dan
produktif. • Rencana Detail Tata Ruang Kota adalah rencana pemanfaatan ruang
bagian wilayah kota secara terperinci yang disusun untuk penyiapan perwujudan ruang dalam rangka pengaturan zonasi, perijinan dan pembangunan kawasan.
• Kota Bima termasuk dalam wilayah administrasi Provinsi Nusa Tenggara Barat yang merupakan salah satu kota hasil pemekaran wilayah Kabupaten Bima pada tahun 2002.
07/04/2015
2
• Dalam kaitannnya dengan pembuatan Rencana Detail Tata Ruang Kota Bima cakupan wilayah yang menjadi lokasi studi yakni meliputi dua kecamatan dengan empat kelurahan antara lain wilayah Kecamatan Asakota (kelurahan Melayu dan kelurahan Jatiwangi) dan wilayah Kecamatan Rasanae Barat (kelurahan Tanjung dan kelurahan Sarae).
• Empat kelurahan ini merupakan wilayah yang termasuk dalam wilayah pesisir barat Kota Bima sehingga perencanaan wilayah ini disesuaikan dengan konsep Water Front City Of Bima yang tercantum dalam RPKPP Kota Bima tahun 2013
1.2 Rumusan Permasalahan
• Bagaimanakah kondisi wilayah Kelurahan Tanjung, Sarae, Melayu, dan Jatiwangi yang akan dijadikan perencanan detail tata ruang kota ?
• Apa sajakah permasalahan yang ada di wilayah Kelurahan Tanjung, Sarae, Melayu, dan Jatiwangi terkait pemanfaatan ruang yang ada di wilayah ini ?
• Apa saja potensi yang terdapat di wilayah Kelurahan Tanjung, Sarae, Melayu, dan Jatiwangi terkait perkembangan perekonomian di wilayah ini ?
• Apakah yang menjadi isu strategis pembangunan di Kelurahan Tanjung, Sarae, Melayu, dan Jatiwangi ?
• Bagaimanakah rencana yang tepat dalam merencanakan wilayah Kelurahan Tanjung, Sarae, Melayu, dan Jatiwangi pada masa yang akan datang ?
• Bagaimanakah pengendalian terhadap pemanfaatan ruang di wilayah Kelurahan Tanjung, Sarae, Melayu, dan Jatiwangi dalam rentang waktu 10 tahun ?
07/04/2015
3
Tujuan
• mengidentifikasi semua aspek pembangunan yang terkait dengan
issu pengembangan dan penataan ruang di wilayah perencanaan, khususnya yang mengedepankan aspek fisik wilayah, bentukan atau morfologi wilayah, serta penetapan zonasi wilayah kedalam suatu rencana yang dapat menjadi acuan untuk menentukan arah pembangunan dan penataan wilayah Kecamatan Asakota dan Rasanae Barat secara lebih terperinci, serta pengendalian dan pemanfaatan ruang yang akan direncanakan sehingga dapat mampu menyeimbangkan pembangunan dan penataan ruang di wilayah ini.
• Penataan fisik dan pembanguan wilayah serta pembagian zonasi-zonasi di setiap kawasan.
• Arahan pengembangan di masing-masing kawasan yang sesuai dengan issu strategis wilayah.
Sasaran
• Mengidentifikasi dan memaparkan gambaran umum semua aspek yang berkaitan dengan penataan ruang wilayah Kecamatan Asakota dan Kecamatan Rasanae Barat (Kelurahan Melayu, Jatiwangi, Tanjung, dan Sarae) baik dari aspek fisik wilayah, bentukan atau morfologi wilayah, serta penetapan zonasi wilayah sebagai dasar dalam melakukan analisa perencanaan;
• Menggali potensi wilayah Kecamatan Asakota dan Kecamatan Rasanae Barat (Kelurahan Melayu, Jatiwangi, Tanjung, dan Sarae) agar dapat direncanakan sesuai dengan kebutuhan perkembangan perekonomian masyarakat dengan meminimalisir akan terjadinya permasalahan dari perencanaan yang akan dilakukan tersebut.
• Menguraikan issu-issu strategis yang menyangkut potensi pembangunan dan penataan wilayah Kecamatan Asakota dan Kecamatan Rasanae Barat (Kelurahan Melayu, Jatiwangi, Tanjung, dan Sarae).
• Merencanakan dan menetapkan kawasan andalan wilayah Kecamatan Asakota dan Kecamatan Rasanae Barat (Kelurahan Melayu, Jatiwangi, Tanjung, dan Sarae) yang akan menjadi prioritas penanganan dalam penataan ruang wilayah.
• Mengatur pembagian zonasi kawasan sesuai dengan potensi yang ada dengan merencanakan kawasan pengendalian di wilayah Kecamatan Asakota dan Kecamatan Rasanae Barat untuk dapat menyesuaikan penggunaan lahan di wilayah tersebut.
• Mengendalikan pemanfaatan ruang yang telah direncanakan di wilayah Kecamatan Asakota dan Kecamatan Rasanae Barat (Kelurahan Melayu, Jatiwangi, Tanjung, dan Sarae) untuk menjamin terjaganya tahapan perencanaan dengan pembangunan yang dilakukan dalam kurun waktu sepuluh tahun yang akan datang.
07/04/2015
4
Ruang Lingkup
Ruang Lingkup Materi
Dalam Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten atau Kota, maka ruang lingkup materi dalam penyusunan laporan RDTR Kecamatan Asakota dan Rasanae Barat (Kelurahan Melayu, Jatiwangi, Tanjung dan Sarae) meliputi:
• Tujuan penataan ruang bagian wilayah perencanaan (BWP)
• Rencana pola ruang;
• Rencana jaringan prasarana;
• Penetapan sub bagian wilayah perencanaan yang diprioritaskan
penanganannya;
• Ketentuan pemanfaatan ruang; dan
• Peraturan zonasi
Ruang Lingkup Lokasi
No. Kelurahan Luas Wilayah
(Km2)
1. Jatiwangi 22,18
2. Melayu 0,76
3. Tanjung 0,79
4. Sarae 0,48
Jumlah 24,21 Sumber : Kecamatan Asakota dan Rasanae Dalam Angka 2013
BAB II Metodologi Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK)
07/04/2015
5
• Tahapan penyusunan RDTR Kecamatan Asakota dan Rasanae Barat SELATWANGI Kota Bima Tahun 2014-2024
A. Tahap Kompilasi Data Komplikasi data dilakukan dengan melakukan survei, baik survei primer maupun survei sekunder. Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai kondisi eksisting sehingga data tersebut dapat dianalisis dan pada akhirnya tersusunlah rencana wilayah studi.
B. Tahap Analisis Fungsi dari tahap analisis yaitu untuk mengidentifikasi kondisi eksisting wilayah studi serta sebagai alat pembanding dengan peraturan dan kebijakan yang diberlakukan di wialayah studi. 1. Analisis Deskriptif = Analisis karakteristik fisik dasar, Analisis guna
lahan, Analisis kependudukan, Analisis karakteristik sarana, dan Identifikasi rawan bencana.
2. Analisis Evaluatif = Analisis kemampuan lahan, Analisis kesesuaian lahan, Analisis kebutuhan sarana, Analisis sistem pergerakan, dan Analisis Blok Peruntukan.
C. Tahap Rencana Hasil dari tahap analisis yang telah dilakukan sebelumnya akan menghasilkan potensi dan masalah wilayah studi yang dapat dijadikan dasar penyusunan rencana. 1. Penetapan fungsi wilayah perencanaan yang dikaitkan dengan wilayah
lain di sekitarnya.
2. Penentuan struktur tata ruang yang dapat mewadahi fungsi-fungsi utama dan pendukung yang akan dikembangkan pada wilayah perencanaan berupa pembagian zonasi-zonasi kawasan sesuai dengan peruntukan wilayah serta fungsi
3. Penentuan jenis dan identitas sarana dan prasarana utama sebagai suatu langkah strategis yang dapat memacu pertumbuhan dan perkembangan kota yang selaras dengan keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki.
07/04/2015
6
Pendekatan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Sesuai ketentuan Pasal 59 Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang, setiap RTRW kabupaten/kota harus menetapkan bagian dari wilayah kabupaten/kota yang perlu disusun RDTR di masing-masing wilayah.
BAB III TINJAUAN KEBIJAKAN
Tinjauan Umum
A. Tinjauan Kebijakan RTRW Propinsi NTB terhadap Wilayah Perencanaan (Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Proponsi NTB, menetapkan bahwa strategi pengembangan struktur ruang berbasis kawasan untuk Pulau Sumbawa yakni dengan pengembangan sistem jaringan infrastruktur terpadu yang mendukung pengembangan masing-masing kawasan dan hubungan antar kawasan di Pulau Sumbawa)
B. Tinjauan Kebijakan RTRW Kota Bima terhadap Wilayah Kecamatan Asakota dan Rasanae Barat (SELATWANGI)
07/04/2015
7
1. Struktur Ruang
2. Rencana Pola Ruang Kawasan Lindung
a. Rencana Kawasan Hutan Lindung
b. Rencana Kawasan Perlindungan Setempat
c. Rencana Kawasan Rawan Bencana Alam
d. Rencana Kawasan Cagar Budaya
e. Rencana Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Fungsi kawasan Lokasi Kegiatan utama Peran dan fungsi
Pusat Pelayanan
Kota
Kecamatan
Rasanae Barat
Sebagian
kecamatan
Asakota
Perdagangan dan jasa
Pariwisata
Pusat Pengembangan perdagangan dan
jasa skala nasional dan regional
Pusat pariwisata skala regional
Simpul transportasi laut skala nasional
dan regional
Daerah tujuan wisata budaya dan bahari
Pengembangan perikann tangkap
Pusat Pelayanan
Lingkungan
Kelurahan Jatiwangi Pusat perdagangan dan jasa local
Pusat pelayanan keehatan skala local
3. Rencana Pola Ruang Kawasan Budidaya
a. Kawasan Peruntukan Hutan Produksi
b. Kawasan Peruntukan Perumahan
c. Kawasan Peruntukan Perdagangan Dan Jasa
d. Kawasan Peruntukan Industri Dan Pergudangan
e. Kawasan Peruntukan Pariwisata
f. Kawasan Peruntukan Ruang Evakuasi Bencana
g. Kawasan Peruntukan Pendidikan
h. Kawasan Peruntukan Kesehatan
i. Kawasan Peruntukan Peribadatan
j. Kawasan Peruntukan Pertahanan dan Keamanan
k. Kawasan Peruntukan Pertanian
l. Kawasan Peruntukan Perikanan
07/04/2015
8
C. Tinjauan Sektoral
Tinjauan Kebijakan Strategi Pembangunan Permukiman dan Inftrastruktur Perkotaan (SPPIP) Zona Kawasan Kota Bima, meliputi wilayah studi :
1. Zona Tepian Pantai
2. Perdagangan & Jasa
3. Permukiman
4. Cagar Budaya
5. Pendidikan
BAB IV
GAMBARAN UMUM
4.1 Kondisi Fisik Lahan
4.1.1 Kondisi Geografis
A.Batas Administrasi
Wilayah studi kecamatan Asakota dan kecamatan Rasanae Barat yang
selanjutnya disebut dengan “Selatwangi” merupakan bagian dari wilayah
administrasi Kota Bima yang merupakan salah satu kota yang ada di Propinsi Nusa
Tenggara Barat. Secara geografis kedua kecamatan ini memiliki kesamaan posisi
yakni terletak dekat dengan daerah pesisir barat Kota Bima. Adapun batas – batas
wilayah studi Selat Wangi ialah sebagai berikut :
•Sebelah Utara : Kecamatan Ambalawi Kabupaten Bima
•Sebelah Timur : Kecamatan Mpunda dan Kecamatan Raba
• Sebelah Selatan : Kecamatan Palibelo Kabupaten Bima
•Sebelah Barat : Teluk Bima
07/04/2015
9
Luas Wilayah Selat Wangi yakni 24,21 km2 yang terbagi dalam 4 kelurahan
yaitu kelurahan Sarae, kelurahan Melayu, kelurahan Tanjung dan kelurahan
Jatiwangi dengan rincian sebagai berikut :
Tabel
Pembagian Wilayah Administratif Selat Wangi
Sumber : Kecamatan Asakota dan Rasanae Barat Dalam Angka tahun 2013
No
.
Kecamatan Kelurahan Luas Wilayah
(km2)
I. Kecamatan Rasanae
Barat
Kel. Tanjung
Kel. Sarae
0,79
0,48
Jumlah 1,27
II. Kecamatan Asakota Kel. Melayu
Kel. Jatiwangi
0,76
22,18
Jumlah 22,94
Jumlah Total 24,12
Dari beberapa wilayah
keluarahan yang teradpat di wilayah
Selatwangi mencakup beberapa
lingkungan yang terbagi dalam 4
lingkungan di kelurahan Tanjung dan
Melayu, 5 lingkungan di keluarah
Sarae dan 7 lingkungan di wilayah
kelurahan Jatiwangi. Adapun untuk
mengetahui lebih jelas mengenai
nama-nama lingkunga yang terdapat
di wilayah Selatwangi tersebut akan
diuaraikan pada tabel di samping:
No Kelurahan Nama Lingkungan
1. Jatiwangi - Lingkungan Tambana
- Lingkungan Kedo
- Lingkungan Tolotangga
- Lingkungan Gindi
- Lingkungan Tato
- Lingkungan Pelita
- Lingkungan Songgela
2. Melayu - Lingkungan Lewijambu
- Lingkungan Melayu
- Lingkungan Bugis
- Lingkungan Benteng
3. Sarae - Lingkungan Gilipanda
- Lingkungan Lewisape
- Lingkungan Sarae
- Lingkungan Pande
- Lingkungan Tolobali
4. Tanjung - Lingkungan Pelabuhan
- Lingkungan Sumbawa Barat
- Lingkungan Pali
- Lingkungan Sumbawa
Tabel
Pembagian Lingkungan di Wilayah Selatwangi di Rinci
Per Kelurahan
Sumber : Profil Masing-masing kelurahan tahun 2013
07/04/2015
10
Peta Perkelurahan di Kacamatan
Asakota dan Rasanae Barat
Peta : Pembagian Administrasi Kelurahan Melayu Peta : Pembagian Administrasi Kelurahan Jatiwangi
07/04/2015
11
Peta : Pembagian Administrasi Kelurahan Sarae Peta : Pembagian Administrasi Kelurahan Tanjung
• Klimatologi
Secara umum kondisi klmatologi wilayah Selatwangi beriklim tropis sesuai iklim yang terdapat di wilayah Kota Bima dengan curah hujan rata-rata pada tahun 2011 sebesar 74,7 mm/th, di mana curah hujan tertinggi terjadi pada bulan April yaitu 235,8 mm dan terendah pada bulan Juni dan Agustus yaitu 0,0 mm. Jumlah hari hujan selama tahun 2011 tercatat 153 hari dengan jumlah hari hujan terbanyak pada bulan Januari yaitu 28 hari dan terendah pada bulan Juni dan Agustus dimana tidak terdapat hari hujan.
Tabel Keadaan Curah Hujan, Hari Hujan dan Penyinaran
Matahari Dirinci Per bulan di Wilayah Bima Tahun 2012
Curah Hujan
(mm)
Hari Hujan (hh) Penyinaran Matahari
(%)
179,4 28,0 34,0
126,2 17,0 58,0
150,1 25,0 60,0
235,8 21,0 49,0
34,9 9,0 89,0
0,0 0,0 74,0
0,5 3,0 72,0
0,0 0,0 98,0
1,6 2,0 96,0
5,6 5,0 90,0
35,4 20,0 71,0
126,9 23,0 50,0
74,7 12,8 70,1
07/04/2015
12
Morfologi
Tabel Luas Tanah Menurut Tinggi Rata-rata dari Permukaan Laut
Tinggi Rata-rata
dari Permukaan
Laut
Luas Tanah
(ha)
Persentase Terhadap
Luas Kota Bima (%)
0 – 25 770,00 3,54
25 - 50 3.968,00 18,26
> 50 16.989,00 78,19
Jumlah 21.727,00 100,00
Sumber : Badan Pertanahan Nasional Kota Bima, 2011
Tabel Ketinggian Wilayah Selatwangi dari Permukaan Laut
No. Kecamatan Kelurahan
Tinggi dari
Permukaan
laut (Meter)
1 Asakota Melayu 2
Jatiwangi 5
2 Rasanae
Barat
Tanjung 1
Sarae 4
Peta : Morfologi wilayah Selatwangi
1. Ketinggian wilayah
2. Kelerengan
Kondisi kelerengan lahan di wilayah Selatawangi, dan wilayah Kota Bima secara umum hampir sama dan didominasi oleh lahan dengan kemiringan sangat curam atau lahan dengan kelerengan lebih dari 40 %, yaitu seluas 7.307 ha, kemudian lahan bergelombang seluas 5.275 ha, lahan dengan kemiringan curam seluas 5.162 ha, dan lahan dengan kondisi relatif datar dengan luas 3.983 ha.
Peta : Kemiringan lahan wilayah Selatwangi
07/04/2015
13
3. Geomorfologi
Secara fisiografi wilayah Kota Bima dan
sekitarnya termasuk dalam Busur
Gunungapi Nusa Tenggara yang
merupakan bagian dari Busur Sunda
sebelah Timur dan Busur Banda sebelah
Barat. Busur tersebut terbentang mulai
dari Pulau Jawa ke Nusa Tenggara yang
selanjutnya melengkung mengitari
Samudra Indonesia (Sembiring, dkk,
1993). Wilayah Bima dan sekitarnya
secara geomorfologi berdasarkan
morfometri dan morfogenesa, dapat
dibedakan menjadi 4 satuan
geomorfologi, yaitu:
1. Satuan geomorfologi dataran fluvial.
2. Satuan Geomorfologi Dataran
Endapan Pantai
3. Satuan geomorfologi bergelombang
lemah denudasional.
4. Satuan geomorfologi bergelombang
lemah–kuat vulkanik.
Peta : Geomorfologi wilayah Selatwangi
4. Hidrologi
Secara umum kebutuhan akan
air di wilayah Selatwangi di
tunjang dengan keberadaan
air sumur dan sungai yang
mengaliri wilayah ini.
Sebagaian lagi memanfaatkan
air tadah hujan yang
dipergunakan sebagai irigasi
untuk pertanian. Sedangkan
saat musim kemarau
masyarakat belum terlalu
sulit untuk menjangkau
kebutuhan air karena
sebagian besar telah
menggunakan air dari PDAM
Bima.
Tabel
Jumlah Penduduk Berdasarkan Pengguna Sumber Air
di wilayah Selatwangi tahun 2012
No. Kelurahan
Sumber Air
Jumlah
PAM Sumur Pompa
Tangan
1. Tanjung 769 27 3 799
2. Sarae 577 131 37 745
3. Melayu 244 15 39
4. Jatiwangi 253 72 32
Jumlah 1.346 158 40 1.544
Sumber : Kecamatan Asakota dan Rasanae Barat dalam Angka tahun 2012
07/04/2015
14
Adapun untuk aliran sungai secara khusus diwilayah Selatwangi ditunjang dengan
keberadaan sungai maupun drainase yang melewati wilayah ini yang berhulu di sungai
Jatiwangi dan sungai Romo dan berhilir Kendo, Ntobo dan Lampe. Aliran sungai ini
cukup baik, seperti pengamatan yang telah dilakukan dilapangan kondisi sungai masih
terjaga. Seperti yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar :Kondisi Hilir Sungai Wilayah Selatwangi
Gambar :Kondisi Hulu Sungai Wilayah Selatwangi
Kondisi Fisik Binaan Wilayah Studi Sosial
1. Kependudukan
Jumlah penduduk wilayah
Selatwangi dalam kurun waktu
tiga tahun terakhir memiliki
perbedaan, dimana pada wilayah
Selatwangi jumlah penduduk
terbanyak sampai dengan tahun
2013 yakni wilayah kelurahan
Jatiwangi dengan jumlah
penduduk mencapai 9.289 jiwa.
Sementara itu, kelurahan dengan
jumlah penduduk terendah yakni
wilayah kelurahan Tanjung
dengan jumlah penduduk
sebanyak 6.264 jiwa. Untuk lebih
rinci jumlah penduduk pada
wilayah Selatwangi dapat dilihat
pada tabel di samping :
Tabel
Perkembangan Jumlah Penduduk Wilayah “SELATWANGI”
No. Kelurahan Tahun Rata-
rata
2009 2010 2011 2012 2013
1 Jatiwangi 6.502 6.625 9.052 9.143 9.289 0,016
2 Sarae 5.142 5240 6.289 6.353 6.454 0,016
3 Melayu 5.005 5.099 6.135 6.197 6.295 0,016
4 Tanjung 6.271 6.389 6.105 6.166 6.264 0,016
Jumlah 22.920 23.353 27.581 27.859 28.302 0,064
Sumber : Kecamatan Dalam Angka tahun 2009-2013
07/04/2015
15
Tabel
Perkembangan Pertambahan Penduduk wilayah “SELATWANGI” tahun 2013
No Kelurahan Penduduk
awal tahun
Perkembangan Penduduk
akhir
tahun
Rata-rata
perubahan Lahir Mati
1 Jatiwangi 9.289 148 30 9,407 1,01
2 Melayu 6.295 133 50 6.398 1,01
3 Tanjung 6.264 23 38 6.249 0,99
4 Sarae 6.454 155 10 6.599 1,02
Sumber : Kecamatan Dalam Angka tahun 2013
Dari perkembangan jumlah penduduk di wilayah Selatwangi tersebut dapat diketahui
bahwa terjadinya penurunan jumlah penduduk dari awal tahun ke akhir tahun. Dengan jumlah
perubahan rata-rata 0,99 sampai dengan 1,02 yang berkisar antara 15 jiwa sampai 120 jiwa penduduk.
Tabel
Perekembangan Kepadatan Penduduk Wilayah “SELATWANGI” dari Tahun 2011-
2013
No Keluraha
n
Kepadatan (jiwa/km2) Rata-rata
(jiwa/km2) 2009 2010 2011 2012 2013
1 Jatiwangi 293 299 408 412 419 366
2 Melayu 6586 7709 8027 8154 8283 7752
3 Tanjung 7938 8087 7728 7805 7929 7897
4 Sarae 10713 10917 13102 13235 13446 12282
Sumber : Kecamatan Dalam Angka tahun 2013
Fasilitas
Di wilayah Selatwangi terdapat beberapa
fasilitas yang telah tersedia dalam rangka
pemenuhan pelayanan bagi masyarakat di
wilayah tersebut berupa fasilitas
pendidikan, perkantoran, peribadatan,
perdagangan serta fasilitas kesehatan.
1. Fasilitas Pendidikan
Fasilitas pendidikan yang ada di
wilayah Selatwangi sudah dapat
memenuhi kebutuhan pelayanan
pendidikan baik pendidikan dasar
sampai dengan pendidikan tingkat
menengah dan lanjutan tingkat atas.
Kondisi fasilitas pendidikan yang ada
di wilayah ini dapat dikatakan cukup
baik dilihat dari keadaan bangunan
yang masih digunakan oleh pengguna
fasilitas pendidikan tersebut. Adapun
rincian fasilitas pendidikan yang
terdapat di kelurahan Tanjung dapat
dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel
Jumlah Fasilitas Pendidikan Selatwangi
No Kelurahan
Tingkat Pendidikan (unit)
Nama Sekolah TK/PAUD SD/MI SMP/MTs SMA/SMK
1. Jatiwangi 2 5 2 3
SDN 46 dan 58 Bima,
SDN 01 dan 03 Jatiwangi,
SMP 7, SMA 5, SPMA,
SMK PGRI, MI, MTs,
STIH, STAI
Muhammadiyah
2. Melayu 2 4 - -
TK IT, TK Nurul
Hidayah, SDN 28, SDN
43, SDN 01 dan SD IT
3. Tanjung 1 2 1 1
PAUD Rociloa, SDN 29,
SDN 41, SMPN 13 dan
SMKN 01
4. Sarae 4 3 1 3
UNIV. STIE, TK Negeri
Pembina, TK Darul
Hikmah,TK Bina Baru,
TK Yaa Bunaya, MIN
Bima, SDN 56, SDN 17,
MTsN 3, SMA Sinar Jaya,
MAN 1, MAN 2.
Jumlah 9 14 4 7 34
Sumber : Hasil Pengamatan dan Kecamatan Rasanae Barat, Asakota Dalam
Angka Tahun 2013
07/04/2015
16
Dari data tersebut dapat diketahui jumlah fasilitas pendidikan di wilayah
Selatwangi berjumlah 34 unit fasilitas pendidikan yang terdiri dari berbagai
tingkatan pendidikan dari SD/MI sampai SMA. Untuk lebih jelas mengetahui
kondisi fasilitas pendidikan yang terdapat di wilayah Selatwangi dapat dilihat
pada gambar dibawah ini :
Gambar Fasilitas Pendidikan Selatwangi
2. Fasilitas Peribadatan
Secara umum kondisi
fasilitas peribadatan yang ada
masih baik, hal ini dapat
dilihat dengan masih
berfungsinya fasilitas-
fasilitas peribadatan yang ada
di wilayah Selatwangi ini.
Untuk dapat mengetahui
banyaknya penggunaan
fasilitas peribadatan di
wilayah Selatwangi dapat
dilihat dengan banyaknya
penduduk sesuai dengan
jenis agama, seperti tabel
berikut :
Tabel
Jumlah Penduduk di Wilayah Selatwangi Berdasarkan Jenis Agama tahun 2012
No. Agama Laki-laki (jiwa) Perempuan (jiwa) Jumlah
Tanjung
1 Islam 2814 2815 5629
2 Kristen/Katolik 201 222 423
3 Budha - - -
4 Hindu 7 4 11
Jumlah 3022 3041 6063
Melayu
1 Islam 2.984 3.103 6.087
2 Kristen/katolik 26 16 42
3 Budha - - -
4 Hindu - - -
Jumlah 3.010 3.119 6.129
Sarae
1 Islam 3.098 3.196 6294
2 Kristen/katolik 54 36 90
3 Budha - - -
4 Hindu 2 2 4
Jumlah
Jatiwangi
1 Islam 2.245 2.819 5073
2 Kristen 20 24 44
3 Budha 1 3 4
4 Hindu - - -
Jumlah
Sumber : Profil Masing-masing Kelurahan tahun 2012
07/04/2015
17
Gambar Kondisi Fasilitas Peribadatan di
Wilayah Selatwangi
Tabel
Sebaran Fasilitas Peribadatan
di Wilayah Selatwangi tahun 2012 No. Kelurahan Nama Tempat Ibadah
1. Tanjung Masjid Babussalam
Masjid Al Mujahiddin
Masjid Al Jihad
Musholla Al Ikhlas
Musholla Baitul Hamid
Musholla Baiturrahman
Musholla Baitul Maqdis
Musholla Al Mustakmir
Musholla Baburrahman
Musholla Al Ikhlas Pelabuhan
Gereja Pantekosta
Gereja Kemah Injil
2 Sarae Masjid Al Falah
Masjid Al Mujahidin
Masjid Al Iman
Masjid Mujahiddin
Musholla Al Hikmah
Musholla Nurul Iman
Musholla Al Abror
Musholla Nurul Huda
Musholla Al Ansyor
3. Melayu Masjid Nurul Iman
Masjid Nurul Yasin
Masjid Uswatun Hasanah
Masjid Al Munawarah
Masjid Salahudin
Masjid Al Ikhlas
Masjid Al Ihsan
4. Jatiwangi Masjid Al Badariah
Masjid Al Istiqomah
Masjid Rukhul Husaini
Masjid Al Aqsa
Musholla Nurul Yaqin
Musholla Al Fath
Musholla Al Azhar
Musholla Haqqul Yaqin
Utilitas
1..Jaringan Listrik
Ketersediaan jaringan listrik di wilayah
Selatwangi saat ini sudah cukup
memadai, pengamatan dilapangan bahwa
keseluruhan wilayah Selatwangi telah
dialiri saluran listrik.
didukung dengan beropreasinya PLTA
yang terdapat diwilayah Jatiwangi dalam
menambah penyediaan aliran listrik untuk
wilayah Selatwangi secara keseluruhan.
Namun, masih terdapat wilayah yang
belum dialiri jaringan listrik yakni di
wilayah kelurahan Jatiwangi tepatnya di
lingkungan Songgela yang wilayahnya
terletak tepat dipesisir pantai. Hal ini
menjadi ironi karena wilayah Jatiwangi
yang termasuk dalam pengembangan
PLTA tersebut masih belum mendapatkan
aliran listrik secara memadai. Gambar : Jaringan Listrik Wilayah Selatwangi
07/04/2015
18
2. Jaringan Drainase
Secara umum, terdapat
tiga jenis aliran drainase
yang melintasi wilayah
Selatwangi, yakni aliran
drainase primer,
sekunder dan tersier
Gambar : Jaringan Listrik Wilayah Selatwangi
3. Jaringan persampahan
Kondisi persampahan pada wilayah
Selatwangi saat ini masih belum
memadai, hal ini dikarenakan tempat
penampungan sampah di setiap rumah
di wilayah ini belum terlihat atau
belum cukup memadai. Masyarakat
umumnya menyediakan sendiri tempat
sampah di depan rumah, namun
sebagiannya membuang ke sungai
maupun dengan di bakar. Selain itu,
hanya tersedia satu unit motor sampah
yang digunakan sebagai alat
pengangkutan sampah di wilayah ini
membuat makin rendahnya keinginan
masyarakat untuk menampung sampah
sehingga langsung membuang di
tempat yang tidak semestinya (sungai
dan drainase).
Gambar : Sarana dan Kondisi Persampahan Wilayah
Selatwangi
07/04/2015
19
Ekonomi
• Wilayah Selatwangi secara administratif merupakan wilayah yang memiliki penunjang ekonomi terbesar di wilayah Kota Bima dengan terdapatnya dermaga dan pelabuhan angkutan barang di wilayah ini. Hal ini pula ditunjang dengan masuknya wilayah ini dalam kawasan perdagangan dan jasa kota Bima yang terdapat di wilayah Tanjung yakni dengan adanya pasar Tanjung sebagai pusat kegiatan ekonomi masyarakat Selatwanngi secara khusus dan kota Bima secara luas. Adapun untuk lebih jelas mengetahui fasilitas perekonomian diwilayah Selatwangi dapat dilihat seperti gambar disamping ini :
Gambar : Prasarana Perkonomian Selatwangi
• Beberapa sektor pertanian dan perkebunan yang banyak dihasilkan oleh masyarakat di wilayah Selatwangi diantaranya padi dan jagung serta tanaman palawija lain seperti ubi kayu, kacang kedelai, kacang tanah dan kacang hijau. Dengan luas mencapai lahan pertanian mecapai 139,95 Ha dan hasil produksi pertanian mencapai 1.4456,95 ton di tahun 2012, maka lahan pertanian ini sangat potensial untuk dikembangkan untuk mendukung perekonomian wilayah Selatwangi.
• Adapun untuk melihat jumlah petani dan hasil pertanian di wilayah Selatwangi dapat dilihat pada tabel di samping ini :
Tabel
Jumlah Penduduk yang bekerja di Sektor Pertanian
di Wilayah Selatwangi Sampai dengan Tahun 2012
No. Petani Jumlah (jiwa)
Tanjung
1 Pemilik 51
2 Penggarap -
3 Buruh Tani 18
Sarae
1 Pemilik 220
2 Penggarap -
3 Buruh Tani 15
Melayu
1 Pemilik 86
2 Penggarap 71
3 Buruh Tani 420
Jatiwangi
1 Pemilik 275
2 Penggarap 137
3 Buruh Tani 420
Jumlah 1.713
Sumber : Kecamatan Asakota dan Rasanae Barat
dalam Angka tahun 2013
07/04/2015
20
Tabel
Jumlah Hasil Produksi Pertanian di Wilayah Selatwangi tahun 2012
Sumber : Kecamatan Asakota dan Rasanae Barat dalam Angka tahun 2013
• Beberapa sektor pertanian dan perkebunan yang banyak dihasilkan oleh masyarakat di wilayah Selatwangi diantaranya padi dan jagung serta tanaman palawija lain seperti ubi kayu, kacang kedelai, kacang tanah dan kacang hijau. Dengan luas mencapai lahan pertanian mecapai 139,95 Ha dan hasil produksi pertanian mencapai 1.4456,95 ton di tahun 2012, maka lahan pertanian ini sangat potensial untuk dikembangkan untuk mendukung perekonomian wilayah Selatwangi.
• Adapun untuk melihat jumlah petani dan hasil pertanian di wilayah Selatwangi dapat dilihat pada tabel di samping :
No Kelurahan
Jenis Produksi (ton)
Jumla
h (ton) Padi Jangun
g
Kacan
g
tanah
Kacan
g hijau
Kacan
g
kedelai
Ubi
kay
u
1. Melayu - - - - - - 0
2. Jatiwangi 909,1 146,25 8,68 3,30 210 101,
5
1.4456,
95
3. Tanjung - - - - - - 0
4. Sarae - - - - - - 0
Jumlah 909,1 146,25 8,68 3,30 210 101,
5
1.4456,
95
• Dari data tersebut dapat diketahui bahwa dari aspek pertanian dan perkebunan, ekonomi masyarakat Selatwangi lebih didominasi di wilayah Jatiwangi. Hal tersebut pula sesuai dengan pengamatan langsung penggunaan lahan di wilayah Selatwangi yakni penggunanaan lahan pertanian paling luas di wilayah ini mencapai 228,5 Ha dengan hasil produksi mencapai 1.4456,95 ton untuk tahun 2012. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada peta penggunaan lahan.
Peta Penggunaan Lahan wilayah Selatwangi
07/04/2015
21
Pemerintahan
Di wilayah Selatwangi terdapat
berbagai jenis fasilitas pemerintahan berupa perkantoran dan lembaga non pemrintahan yang masih aktif difungsikan dan dipergunakan untuk melayani kebutuhan masyarakat yang ada di wilayah tersebut. Kondisi fasilitas pemerintaha tersebut dapat dikatakan cukup memadai, namun terdapat beberapa bangunan fasilitas milik pemerintah yang perlu direnofasi dikarenakan kondisi bangunan yang sudah tua. Beberapa fasilitas perkantoran tersebut antara lain dapat dilihat pada tabel :
Tabel
Jumlah Fasilitas Perkantoran Yang Ada Di Kelurahan Tanjung
No
Jenis
Kepemilikan
Fasilitas
Jumlah
(unit) Nama Perkantoran
1. Pemerintah 9
Kantor Lurah Tanjung
Pos Polisi Air
Stasiun Radio Pantai
Badan Karantina Pertanian
Kelas I
Kesyahbandaraan dan
Otoritas Pelabuhan Kelas IV
Kantor BEA dan Cukai
Kantor Kesehatan
Pelabuhan
Sektor Pelabuhan
Pos Retribusi Pelabuhan
2. Swasta 2
Kantor LBH
PBM (Perusahaan Bongkar
Muat)
Sumber : Hasil Pengamatan Lapangan
Transportasi • Jalan
Terdapat beberapa kelas jalan yang
terdapat di wilayah Selatwangi
seperti kelas jalan primer, sekunder,
kolektor yang melintasi kelurahan
dan lingkungan yang terdapat
diwilayah Selatwnagi. Jalan primer
yang melintasi wilayah Selatwangi
yakni jalan Sultan Hasanudin yang
melintasi jalur bagian barat Kota
bima yang menghubungkan antar
kabupaten dan kota Bima serta jalan
Martadinata yang merupakan jalur
masuk pelabuhan Bima. Kedua jalan
primer ini termasuk ke dalam kelas
jalan Nasional dengan fungsi
menghubungkan antar wilayah di
kabupaten dan kota Bima.
Gambar : Kondisi Jalan Martadinata dan Sultan Kaharudin.
07/04/2015
22
• kondisi jalan lingkungan yang
terdapat di seluruh kelurahan yang
ada di wilayah Selatwangi sebagian
besar sudah baik dengan ditandai
dengan telah diaspalnya jalan
lingkungan serta sebagian lagi telah
diperkeras dengan perkerasan beton
dan paping yang telah cukup baik.
Keteraturan antara kondisi jalan yang
ada dengan permukiman dirasa sudah
cukup baik sehingga seluruh
lingkungan yang terdapat di wilayah
Selatwangi terlihat rapi. untuk lebih
jelasnya dapat dilihat seperti gambar
disamping :
Gambar Kondisi jalan-jalan Lingkungan di wilayah Selatwangi
• Moda Perangkutan
Moda perangkutan maupun transportasi di wilayah Selatwangi terbagi menjadi beberapa jenis kendaraan, yaitu kendaraan truck, mini bus, pick up, dan sepeda motor. Keberadaan sarana transportasi ini untuk meningkatkan mobilitas manusia dan barang guna menudukung kegiatan perekonomian masyarakat dan perekonomian masyarakat Selatwangi. Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah sarana transportasi yang ada di Kelurahan Serae di samping :
Tabel
Jenis Sarana Transportasi Darat Wilyah Selatwangi
No Kelurahan
Jenis Sarana Transportasi
Jumlah
(unit) Truc
k
Min
i
bus
Pick
up Bemo
Seped
a
Motor
Benhu
r/
cidom
o
1. Melayu 23 2 25 5 298 20 373
2. Jatiwangi 5 5 15 1 405 166 597
3. Serae 10 - 22 6 90 11 139
4. Tanjung 31 - 17 - 322 32 402
Jumlah 69 7 79 12 1.115 229 1.511
Sumber : Kecamatan dalam Angka tahun 2013
07/04/2015
23
BAB V
ANALISA PERENCANAAN
Analisa Pola Ruang
Pola ruang terdiri dari : 1. kawasan lindung kawasan lindung merupakan kawasan wilayah
yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan
2. kawasan Budidaya kawasan budidaya wilayah yang ditetapkan
dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya buatan.
07/04/2015
24
Kawasan Lindung • Hutan lindung di Kota Bima
seluas kurang lebih 844 Ha.
• Sedangkan untuk kawasan lindung wilayah Selatwangi ….. Ha dengan fungsi sebagai salah satu kawasan yang melindungi kawasan bawahannya untuk menjaga keberlangsungan ekosistem hutan yang ada di wilayah perencanaan.
Kawasan Budidaya
Kawasan permukiman Selatwangi seluas ….. Ha dengan kecenderungan pola permukiman yang dibangun secara individu, permukiman yang sembarangan dan tidak teratur,
Biasanya permukiman jenis ini berada di perkampungan dan lokasinya berada di pusat kota dan di sekitar bantaran sungai.
07/04/2015
25
Analisa Kelayakan Lahan
Morfologi
No. Sampel
Jarak
Kontur
Jarak
Dipeta
(cm) Skala
1: 22000
Jarak
sesungguhnya
(m)
Hasil
Perhitungan
% Kelerengan
1 0.2 44 28.4
2 1 220 5.7
3 0.7 154 8.1
4 1.5 330 3.8
5 1.3 286 4.4
6 1.8 396 3.2
7 4.6 1012 1.2
8 0.5 110 11.4
Kelerengan Wilayah Selatwangi
Sumber : Hasil analisa
KELERENGAN
07/04/2015
26
Geomorfologi
Satuan geomorfologi untuk wilayah Kota Bima, yang terdapat pada bagian barat Kota Bima yakni satuan geomorfologi dataran endapan pantai, meliputi daerah Tanjung, Melayu dan sekitarnya. Satuan geomorfologi dataran endapan pantai ini memiliki nilai beda tinggi rata-rata 2 meter dan kemiringan lereng rata – rata sebesar 2%. Litologi penyusun dari satuan geomorfologi ini adalah pasir.
Sedangkan untuk wilayah perbukitan/ pegunungan yang terdapat diwilayah Jatiwangi memiliki satuan geomorfologi dataran fluvial ini memiliki nilai beda tinggi rata – rata 3 meter dan kemiringan lereng rata – rata sebesar 15-25%. Litologi penyusun dari satuan geomorfologi ini adalah pasir dan lempung.
Kestabilan pondasi
• Klasifikasi kestabilan pondasi (tanjug, Sarae dan Melayu : Daya dukung dan kestabilan pondasi sedang (15-24,9%)
• Jatiwangi: Daya dukung dan kestabilan pondasi rendah ( 0-15 %)
07/04/2015
27
Hidrologi Adapun pembagian penggunaannya
adalah sebagai berikut :
1. Kecamatan Asa kota :
• Kelurahan Jatiwangi terdapat 32 sumur gali, 71 sumur pompa, 245 Pompa Dop dan pompa Tangan serta 253 PAM.
• Kelurahan Melayu teradapat 15 sumur gali, 39 sumur pompa, 645 Pompa Dop dan pompa Tangan serta 224 PAM.
2. Kecamatan Rasanae Barat
• Kelurahan Tanjung terdapat 3 sumur gali, tidak terdapat sumur pompa, 30 pompa listrik dan pompa tangan serta 769 PAM.
• Kelurahan Serae terdapat 26 sumur gali, 63 sumur pompa, 168 pompa listrik dan pompa tangan serta 577 PAM.
Daya Dukung Tanah
Morfologi
Lereng
Geologi
Penggunaan
Lahan
Hidrologi
dan
Klimatologi
SKL Erosi
Nilai
Gunung/Pegunungan
dan bukit/Perbukitan
>40% Andesit dan
tuf
Kebun, hutan,
hutan belukar
- Erosi
sangat
tinggi
1
Gunung/Pegunungan
dan bukit/Perbukitan
25-
39,9%
Lempung Kebun, hutan,
hutan belukar
- Erosi cukup
tinggi
2
Bukit/ Perbukitan 15-
24,9%
batu
gamping
dan pasir
Semua - Erosi
sedang
3
Datar 2-14,9% bresi pava
dan breksi
gampingan
Semua 141.75 mm
/tahun
Tidak ada
erosi
4
Datar 0-1,9% bresi pava
dan breksi
gampingan
Semua 141.75 mm
/tahun
5
Klasifikasi dan Nilai SKL Erosi
Sumber : Hasil analisis
DAYA DUKUNG TANAH
07/04/2015
28
Analisa Struktur Ruang
Aspek Penduduk Aspek Aksesbilitas Aspek Fasilitas
N
o.
Kelurahan
Jumlah
Penduduk
Nilai
Indeks
1 Jatiwangi 9.289 100
2 Tanjung 6.264 67,43
3 Sarae 6.454 46,85
4 Melayu 6.295 31,75
N
o.
Kelurahan
Jarak Ke
Ibukota
Kab (km)
Nilai
Indeks
1 Jatiwangi 1,6 6
2 Tanjung 0,2 50
3 Sarae 0,1 100
4 Melayu 0,7 14
N
o.
Kelurahan
Jumlah
Fasilitas
Nilai
Indeks
1 Jatiwangi 441 100
2 Tanjung 291 65.99
3 Sarae 291 43.54
4 Melayu 175 17.28
Penentuan Hierarki
No.
Kelurahan Indeks
Perhitungan
Komulatif
Hirarki Kondisi Perkembangan
1 Jatiwangi 100 I BERKEMBANG PESAT
2 Tanjung 89 III AGAK BERKEMBANG
3 Sarae 92 II BERKEMBANG
4 Melayu 31 IV TERTINGGAL
Penetapan Hieraki No
. Hirarki
Lingkup
Wilayah
Wilayah
Lingkungan
Lingkup
Pelayanan
Aspek
Kelengkapan Fasilitas Jaringan
Aksesiblitas
1. Pusat
Pelayanan
Wilayah
Hierarki I
Jatiwangi
Gindi Skala Kota
- Perkantoran pemerintah seperti
BATALION INFATERI 742 SATYA
WIRA YUDHA KOMPI SENAPAN
A, Dinas Sosial, dan Balai
Penyuluhan Pertanian
- Pelayanan perdagangan
- Kawasan Perumahn
- Fasilitas pelayanan kesehatan
(PUSTU, POLINDES, rumah Sakit
dan Puskesmas setingkat RSU)
Kecenderungan Pergerakan
penduduk menuju ke kawasan ini
sangat tinggi.
Dilalui jalan
penghubung Kota
Bima dan
kabupaten Bima.
2. Sub Pusat
Pelayan I
Wilayah
Hierarki II Sarae
Sebagian
Skala Kota
dan skala
Lokal
- Terdapat fasilitas perkantoran dan
pendidikan
- Kawasan permukiman,.
Kecenderungan perkembangan
perkotaan pada kawasan ini sangat
tinggi.
Dilalui oleh jalan
Nasional, Provinsi,
dan jalan Kota yang
langsung
menghubungkan
dengan pusat
kegiatan yang
berada di wilayah
perencanaan
3.
Sub Pusat
Pelayanan
III
Wilayah
Hierarki III
Sumbawa
Timur
Tanjung
Sebagian
Skala Kota
dan skala
Lokal
- Terdapat pelayanan pendukung
kawasan Pendidikan,
- Pemusatan permukiman penduduk.
- Perdagangan dan jasa skala lokal dan
regional
- Pusat Pergudangan.
- Terdapatnya Pelabuhan Skala
regional dan Nasional
Keberadaan Kawasan Pelabuhan dan
perdagangan jasa Skala Regional
membuat kawasan ini cenderung
berkembang pesat.
Dilalui Jalan
Provinsi dan jalan
Kota dengan fungsi
Primer dan
skunder.
4.
Sub Pusat
Pelayanan
III
Wilayah
Hierarki IV
Melayu
Benteng
Skala
lingkungan
- Terdapat pertumbuhan permukiman
yang pesat
- pusat pengembangan budidaya
perikanan.
Keberadaan Kawasan padat
penduduk mengakibatkan kawasan
ini sulit berkembang.
Dilalui jalan kota
07/04/2015
29
Arah pergerakan penduduk menyebar dimulai dari kawasan perdagangan dan jasa/pelabuhan, selanjutnya berkembang ke :
Analisa Arah
Perkembangan Kawasan
Kawasan pesisir (water front city)
Kawasan pinggir kota (Jatiwangi).
Analisis Fungsi Ruang
Kelurahan Melayu difungsikan sebagai kawasan pengembangan dan pengelolaan hasil perikanan dan kelautan
Kelurahan Jatiwangi ditetapkan sebagai Pusat Pelayanan Lingkungan dengan kegiatan utama pusat perdagangan dan jasa lokal serta pusat pelayanan kesehatan skala lokal
07/04/2015
30
Analisis Fungsi Ruang
Fungsi kawasan di kelurahan Tanjung diperuntukkan sebagai pengembangan kawasan perdagangan dan jasa yang dimaksudkan untuk melayani kebutuhan barang dan jasa dalam skala regional dan lokal
Kelurahan ini mempunyai fungsi kawasan sebagai pusat perkantoran, pemukiman, pendidikan dan perdagangan dan jasa
Analisa Peruntukkan Blok
Pembagian Blok Kawasan
No. Blok Kawasan Fungsi Peruntukan Lokasi (Sub BWP) Arahan Pengembangan
1. BWP
Kelurahan
Tanjung
Kawasan perdagangan,
jasa dan industry
Lingkungan
Pelabuhan
Lingkungan
Sumbawa Timur
Lingkungan
Sumbawa Barat
Pusat perdagangan skala regional dan
nasional
Pelabuhan penyebrangan antar pulau dan
provinsi
Pusat industri pengolahan ikan
Pusat pergudangan dan muat barang
2. BWP
Kelurahan
Sarae
Kawasan pemerintahan
dan pendidikan
Lingkungan
Tolobali
Lingkungan Lewi
Sape
Lingkungan Sarae
Pengembangan fasilitas pemerintahan
Peningkatan sarana dan prasarana
pendidikan
3. BWP
Kelurahan
Melayu
Kawasan budidaya
perikanan dan hasil
kelautan
Lingkungan Pali
Lingkungan
Benteng
Lingkungan
Melayu
Pengembangan budidaya ikan tangkap
Pengembangan budidaya ikan air tawar
Penyediaan sarana pendukung budidaya
ikan
Peningkatan kualitas lingkungan
4. BWP
Kelurahan
Jatiwangi
Kawasan
pengembangan
permukiman
Lingkungan Gindi
Lingkungan Tato
Lingkungan
Tambana
Pengembangan dan peningkatan
aksesbilitas lingkungan
Penyediaan sarana prasarana (ekonomi dan
kesehatan)
Peningkatan kualitas guna lahan wilayah
Sumber : Hasil Analisis
07/04/2015
31
BLOK KAWASAN
• Pembagian BWP diatas merupakan hasil analisis yang ditentukan berdasarkan potensi di masing-masing wilayah. Kemudian untuk pembagian lokasi sub BWP didasarkan pada keterkaitan antara potensi dengan fungsi lahan yang ada di wilayah tersebut.
BAB VI
KONSEP PENGEMBANGAN
07/04/2015
32
KONSEP PENGEMBANGAN “Konsep pengembangan wilayah Selatwangi akan diarakan pada
pengembangan kawasan sebagai Kota persinggahan dengan memperhatikan arahan kawasan sebagai waterfront city”
Arahan muatan rencana kota Selatwangi yang akan dilakukan setelah diberikannya konsep pengembangan, yaitu : 1) Arahan struktur dan pola pemanfaatan ruang; 2) Arahan pengelolaan kawasan lindung dan kawasan budidaya; 3) Arahan pengelolaan dan pengembangan kawasan permukiman,
perdangan, jasa dan kawasan lainnya; 4) Arahan pengembangan Sistem prasarana wilayah yang meliputi
prasarana transportasi, telekomunikasi, energi, dan pengelolaan lingkungan;
5) Arahan pengembangan kawasan yang diprioritaskan; 6) Arahan kebijakan tata guna lahan, tata guna air, dan tata guna
sumber daya alam lainnya.
A. Pengembangan Aspek Kependudukan
1. Pengendalian pertumbuhan penduduk (melalui pembatasan kelahiran/KB dan migrasi)
2. Pemerataan penyebaran penduduk
3. Peta arahan perkembangan penduduk
07/04/2015
33
B. Pemanfaatan Sumberdaya Alam dan Lingkungan
1. Sumberdaya Tanah (dataran dengan struktur tanah lempung, tuf dan pasir)
2. Sumberdaya Air (Dilingkupi oleh beberapa sungai besar atau primer)
3. Sumberdaya hutan (memiliki kemampuan melindungi kawasan bawahannya)
4. Sumberdaya alam lainnya (perikanan dan pesisir pantai)
5. Peta sumberdaya alam
C. Pengembangan Pemanfaatan Ruang
1. kawasan perkotaan dibentuk 1 (satu) pusat inti kota yaitu perkotaan Jatiwangi, dimana kemudian dibagi menjadi 3 (tiga) BWP yakni lingkungan Gindi, lingkungan Tato, lingkungan Tambana.
2. Secara umum perkotaan Selatwangi memiliki cadangan lahan yang cukup luas bila diperhitungkan di dalamnya kawasan perkebunan produktif maupun non produktif serta lahan pertanian
3. Peta Blok kawasan
07/04/2015
34
D. Sistem Sarana dan Prasarana
1. Fasilitas pendidikan
Pendidikan SD / sekolah dasar akan di ditambahkan jumlah dan lokasi penempatan berada di tengah permukiman tanpa harus menyeberang jalan, serta mencakup jumlah penduduk minimal 1.600 jiwa)
Pendidikan SMP (sekolah menengah pertama) tidak harus berada di pusat lingkungan/permukiman dapat di gabung dengan lapangan olah raga dan mencakup jumlah penduduk minimal 4.800 jiwa
Pendidikan SMA (sekolah menengah pertama) dapat di gabung dengan fasilitas lapangan olah raga atau berada di dekatnya dan mencakup jumlah penduduk minimal 4.800 jiwa
2. Fasilitas kesehatan
• Posyandu Akan berada di tengah – tengah lingkungan permukiman atau berada di setiap rumah ketua RT/RW dengan radius maksimal 200 m, serta jumlah penduduk minimal 1.000 jiwa.
• Puskesmas akan berada dipusat lingkungan dekat pelayanan pemerintahan dapat bersatu dengan fasilitas kesehatan lainnya dengan mencakup radius maksimal 1.000 m dari tempat hunian, serta jumlah penduduk minimal 30.000 jiwa.
• Praktek Dokter akan berada di tengah – tengah permukiman atau dapat bergabung dengan fasilitas kesehatan lainnya dengan radius maksimal 400 m dari hunian, serta jumlah penduduk minimal 5.000 jiwa
• Apotik akan berada di tengah hunian permukiman dengan radius maksimum 1.000 m dari hunian terjauh, seta jumlah penduduk minimal 10.000 jiwa.
3. Fasilitas peribatan di arahkan berada di tengah permukiman penduduk dan pinggir jalan kolektor agar dapat mempermudah umat beragama dalam menjalankan kegiatan keagamaan, dengan radius maksimal 1.000 m dari hunian permukiman
07/04/2015
35
4. Fasilitas ruang terbuka, makam, taman, dan tempat olah raga
• Fasilitas ruang terbuka dapat bersatu dengan tempat bermain serta dapat melayani maksimal radius 1000 m dari hunian dan dapat melayani maksimal 200 jiwa
• Fasilitas makam akan berada diluar lingkungan permukiman dan tetap berada di tempat yang sudah di tentukan
• Fasilitas olah raga akan berada di luar atau di tengah permukiman penduduk dengan maksimal dapat melayanin 1.000 jiwa
5. Listrik Pengembangan jaringan listrik adalah melalui pengembangan dan perluasan jaringan pada bagian-bagian desa yang masih belum terlayani serta peningkatan kapasitasnya.
6. Telepon Pengembangan utilitas telepon diarahkan pada jalan-jalan utama yang masih belum dilalui jaringan. Dengan adanya kemajuan teknologi dibidang komunikasi maka jaringan telepon tidak lagi menjadi penghambat dalam melakukan komunikasi jarak jauh.
7. Air bersih dengan memanfaatkan sumber-sumber mata air yang ada di desa-desa dengan pendistribusian menggunakan system tendon.
8. Air limbah dengan menggunakan saluran pematusan dan penempatan MCK umum pada blok permukiman yang membutuhkan.
9. Drainase pengembangannya dimasa datang akan di rencanakan drainse primer, drainase sekunder dan tersier.
10. Penanganan sampah dengan 2 (dua) jenis pengumpulan antara lain pengumpulan sampah komunal yang dilakukan pada sepanjang jalan protokol, dan berasal dari kegiatan perdagangan, pasar, fasilitas umum dan sampah jalan (sampah non domestik) untuk diangkut ke TPS dan TPA, pengumpulan sampah yang kedua adalah pengumpulan sampah individual sedangkan pengumpulan sampah dari rumah ke rumah menuju TPS/Transfer Depo ditangani sendiri oleh organisasi masyarakat setempat (RT/RW) dengan alat angkut jarak pendek yang dibantu oleh pasukan kebersihan.
07/04/2015
36
11. Sistem Transportasi sistem transportasi darat pada moda angkutan dalam kota dengan trayek-trayek angkutan yang dioptimalkan, seperti :
Bemo A : melewati koridor jalan Raba-Sape (Ir. Soetami- Soekarno Hatta)
Bemo B : melewati koridor jalan Raba-Sape (Jalan Ir. Soetami-Jalan ST Kaharudin)
Bemo C : Raba-Sape (jalan Ir. Soetami-Jalan Kedondong- jalan Soedirman)
Bemo D : Raba-Wera (jalan ST Kaharudin-Martadinata-jalan Bima Tawali)
Sistem transportasi laut diarahkan pengembangannya dengan mengoptimalkan kegiatan pelayaran antar kota lebih sering, tidak hanya melayani bongkar muat barang namun juga lebih ke perangkutan untuk penumpang antar pulau
E. Pengembangan Ekonomi (kebijakan yang diakomodasikan selanjutnya di dalam rencana spesial)
1. Pengembangan di sektor perdangan dan jasa dengan peningkatan fasilitas perbelanjaan berupa pasar permanen dan kios dan pusat perbelanjaan terutama pada koridor jalan utama di pusat kota
2. Pengembangan kegiatan tersier berupa jasa pelayanan dalam berbagai bentuk yang dapat menunjang sektor primer (perkebunan dan pertanian tanaman pangan) dan sektor sekunder (industri kecil, agrowisata dan sebagainya).
3. Mengembangkan kegiatan primer dan sekunder dengan mapan dan spesifik.
4. Menyediakan utilitas dan fasilitas untuk mendukung kegiatan ekonomi yang dikembangkan.
5. Membentuk kawasan ekonomi yang terintegrasi dengan fasilitas pendukungnya dan sistem transportasi penunjang.
6. Pengembangan kegiatan sekunder yang menguntungkan kedua sisi, yaitu sisi penyedia dengan mengambil keuntungan dari kegiatannya dan sisi pengguna melalui tersedianya kebutuhan.
07/04/2015
37
BAB VII
TUJUAN UMUM PENATAAN RUANG “SELATWANGI”
TUJUAN UMUM PENATAAN RUANG “SELATWANGI”
TERDAPAT BEBERAPA ASPEK TUJUAN YAKNI : 1. Lingkungan • Konversi lahan pertanian • Penggunaan lahan pada kawasan sempadan sungai • Kawasan pesisir pantai yang kumuh • Rawan genangan / banjir • Pemukiman belum tertata • Persampahan • Sistem drainase yang tersumbat
2. Ekonomi • Pemusatan kegiatan ekonomi skala regional • Kegiatan pergudangan dan indutri
3. Pengembangan kota secara umum; • Kawasan budidaya perikanan • Kawasan hunian pinggiran kota dan pelayanan umum lainnya seperti pelayanan umum kesehatan,
pelayanan administrasi pemerintahan dan pelayanan sosial lainnya. • Kawasan tepian pantai untuk kegiatan kepariwisataan
4. Transportasi • Mengoptimalkan sistem angkutan dengan trayek A, B, C dan D yang melewati antar wilayah. • Kemacetan dan pergerakan kendaraan yang terkonsentrasi di beberapa titik kawasan
07/04/2015
38
BAB VIII
RENCANA DETAIL TATA RUANG PERKOTAAN ‘’SELATWANGI’’
RENCANA DETAIL TATA RUANG PERKOTAAN ‘’SELATWANGI’’
Rencana Pola Ruang
•Rencana Kawasan Resapan Air
•Rencana Kawasan Sempadan Pantai
•Kawasan Cagar Budaya
•Rencana Kawasan Hutan Lindung
07/04/2015
39
Rencana Kawasan Budidaya
•Rencana Kawasan Pemukiman
peruntukkan kawasan permukiman akan diarahkan pada sub BWP D blok D-1, D-2 dan D-3
•Rencana Perdagangan dan Jasa
•sub BWP A, pada blok A-1 dan A-2
•sub BWP B, pada blok B-5, dan B-6
•Untuk mendukung kegiatan pengembangan pariwisata di BWP Selatwangi maka, akan ditambahakan rencana peruntukkan perdagangan dan jasa skala lokal pada sub BWP D, pada blok D-4
• Rencana Kawasan Perkantoran
•sub BWP D, pada blok D-1, D-2 dan D-7
•sub BWP B, pada blok B-6
•Rencana Kawasan Industri dan Pergudangan
Peruntukkan kawasan industri dan pergudangan yakni pada sub BWP A di
blok A-1.
Kawasan ini akan diteruskan pengembangannya sebagai peruntukkan
tersebut mengingat lokasi yang cukup strategis dengan jalan utama wilayah
Selatwangi.
•Rencana Kawasan Pariwisata
•sub BWP D, pada blok D-4, D-5 dan D-7
•sub BWP B, pada blok B-1
•Rencana Kawasan Pendidikan
•sub BWP B, blok B-1 B-2, dan B-3
•sub BWP A, blok A-1 dan A-4
•sub BWP C, blok C-2 dan C-5
•sub BWP D, blok D-1, D-2, D-3, D-4 dan D-8
07/04/2015
40
•Kawasan Peribadatan
•Kawasan Pertanian
•Kawasan Perikanan
•Kawasan Pertahanan keamanan
Rencana pada peruntukkan kawasan ini disesuaikan dengan kebutuhan pada masing-
masing sub BWP dengan ketentuan standarisasi sesuai proyeksi
Rencana pada peruntukkan kawasan pertanian di sesuaikan dengan kecendrungan tingkat
kemampuan lahan untuk dilakukannya pengembangan dan pengelolaan hasil pertanian
Kawasan peruntukan zona perikanan berupa tangkap dan air payau ditetapkan pada sub
BWP C meliputi blok C-1 dan C-2 serta pada sub BWP A pada blok A-1. Pengembangan
yang dapat dilakukan yakni dengan mengoptimalkan kegiatan masyarakat dalam
pengelolaan hasil perikanan dengan lebih baik.
Kelurahan Jatiwangi sebagai pusat pelayanan hierarki 1 ditetapkan sebagai zona kawasan
pertahanan dan keamaan induk untuk wilayah perencanaan Selatwangi di Sub BWP D
pada blok D-1
• Rencana Jaringan Prasarana
No SUB BWP Blok Nama Jalan Kondisi eksisting Rencana
1. Sub BWP D blok D-4 Jalan Kedo Tolongga Jalan banyak lubang dan
dimensi yang kurang lebar
Perbaikan dengan meningkatkan
kualitas jalan dan pemeliharaan yang
konsisten setiap 10 tahun
blok D-3 Jalan Kompi
Karantina
Jalan telah mengalami
kerusakan dari gerusan dan
genangan air
Perbaikan dan peelbaran dimensi
jalan.
blok D-1
dan D-8
Jalan Bima Tawali Badan jalan memiliki dimensi
kurang lebar untuk kelas jalan
primer antar kabupaten
Peningkatan kualitas dengan
pelebaran dimensi jalan
2. Sub BWP A Blok A-1 Jalan Martadinata Spesifikasi jalan yang menuju
kea rah pelabuhan masih
memiliki dimensi yang sempit
Peningkatan kualitas dengan
pelebaran dimensi jalan
Sub Blok
A-3 dan A-
4
Jalan Kompleks
Istana
Jalan yang mengalami
kerusakan akibat genangan dan
peremajaan yang kurang
Peningkatan kualitas jalan dengan
perbaikan secara berkala 5 tahun
sekali
3. Sub BWP C Blok C-1
dan C-3
Jalan Kepiting
sampai jalan lumba-
lumba
Badan jalan rusak dengan
adanya lubang dan tidak
trotoar
Perbaikan dan peremajaan secara
berkala
1. Rencana Jaringan jalan
Sumber : rencana
07/04/2015
41
2. Rencana Pedestrian
No Nama Jalan Rencana Pedestarian Way
1 St Kaharudin Perlu adanya penertiban PKL agar para pejalan kaki dapat lebih nyaman berjalan di pedestrian way ini. Parkir yang terdapat di pedestrian way pada area pertokoan juga perlu diarahkan agar tidak menempati jalur pejalan kaki. Pada trotoar pedestrian way ini dapat ditambah dengan pohon sebagai peneduh. Selain itu juga perlu pemeliharaan pedestrian way setiap periode 5 tahun sekali.
2 Jalan Gajah Mada Perlu adanya penertiban PKL dengan diarahkan agar berjualan di dalam area Pasar. Selain itu juga perlu pemeliharaan pedestrian way setiap periode 5 tahun sekali.
3 Jalan Martadinata Pada trotoar pedestrian way dapat ditambah dengan pohon sebagai peneduh. Selain itu juga perlu pemeliharaan pedestrian way setiap periode 5 tahun sekali.
Sumber: Hasil Rencana
•Penetapan Kawasan Prioritas
Penetapan Sub-BWP yang diprioritaskan penanganannya ditetapkan
berdasarkan:
1. Tujuan penataan BWP;
2. Nilai penting Sub-BWP yang akan ditetapkan;
3. Kondisi ekonomi, sosial-budaya, dan lingkungan Sub-BWP yang akan
ditetapkan;
4. Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup Sub-BWP; dan
5. Ketentuan peraturan perundang-undangan terkait.
Penetapan Sub-BWP yang diprioritaskan penanganannya ditetapkan dengan kriteria:
1. Merupakan faktor kunci yang mendukung perwujudan rencana pola ruang dan rencana
jaringan prasarana, serta pelaksanaan peraturan zonasi di BWP;
2. Mendukung tercapainya agenda pembangunan dan pengembangan kawasan;
3. Merupakan Sub-BWP yang memiliki nilai penting dari sudut kepentingan ekonomi,
sosial-budaya, pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi, fungsi dan daya
dukung lingkungan hidup, dan/atau memiliki nilai penting lainnya yang sesuai dengan
kepentingan pembangunan BWP; dan/atau
Merupakan Sub-BWP yang dinilai perlu dikembangkan, diperbaiki, dilestarikan, dan/atau
direvitalisasi agar dapat mencapai standar tertentu berdasarkan pertimbangan ekonomi, sosial-
budaya, dan/atau lingkungan
07/04/2015
42
•Lokasi Sub BWP
Penetuan kawasan prioritas tersebut dilakukan dengan perimbangan akan berpengaruh terhadap
beberapa aspek pengembangan BWP Selatwangi secara keseluruhan dalam hal
1. Ekonomi
a. Pengembangan pariwisata merupakan salah satu kegiatan yang dapat mempercepat peningkatan
secara ekonomi. Untuk itu pengembangan pada ke tiga blok tersebut dirasa akan mampu untuk
memberikan pemasukan terhadap daerah.
b. Penanganan yang dilakukan akan mempengaruhi pola pengembangan ekonomi wilayah dari lokal
menjadi regional seiring dengan diperbaikinya pelabuhan laut sebagai pintu masuk utama ke
kawasan BWP.
2. Fisik
a. Dengan penanganan kawasan pesisir pantai barat tersebut sebagai upaya untuk memanfaatkan
potensi fisik wilayah yang memiliki pesisir pantai yang indah di dukung dengan perbukitan yang
hijau.
b. Meningkatkan perkembangan ke kawasan lainnya berupa penyediaan kelengkapan fasilitas dan
sarana ke kawasan pariwisata.
c. Perlunya penanganan yang tanggap karena adanya kawasan rawan bencana tanah longsong yang
akan menjadi hambatan pengembangan kepariwisataan.
d.. Dengan dilakukannya perbaikan terhadap infrastruktur yang ada akan mempermudah
keberlangsungan kegiatan perekonomian dan pariwisata yang ada di wilayah Selatwangi.
3. Sosial
Menjadikan masyarakat yang lebih tanggap terhadap kegiatan yang bertumpu pada potensi sehingga
mampu secara mandiri bersaing dengan wilayah lain.
BAB IX PERATURAN ZONASI DAN PENGENDALIAN
07/04/2015
43
Materi Peraturan Zonasi
1. Materi Wajib
a. Matriks Zonasi
Matriks zonasi mengacu pada matriks ITBX dengan kriteria wilayah yang telah sesuai penggunaannya sehingga memiliki zin (I), kriteria wilayah bersyarat terbatas (T), pemenfaatan bersyarat tertentu (B) dan kegiatan serta penggunaan ruang pada wilayah yang tidak diizinkan (X).
Pembagian matriks ITBX terbagi menjadi 5 zona penting, yakni zona permukiman, zona perkantoran, zona pelayanan umum, zona perdagangan dan jasa, dan zona peruntukkan lainnya.
Matriks Zona Permukiman
No Zona/Kegiatan
Zona Hutan
Lindung
Zona
Perlindun
gan
terhadap
kawasan
bawahan
nya
Zona
perlindun
gan
setempat
Zona
ruang
tebuka
hijau
Zona
Suaka
alam dan
cagar
budaya
Zona
rawan
bencana
Zona
lindung
lainnya
Zona perumhan
Zona
perdagangan
dan jasa
Zona
Perkantoran
Zona
industri
Zona Pelayanan
umum
Zona
peruntukkan
lainnya
zona
khusus
LH PB PS RTH SC RB LL R-1 R-2 R-3 R-4 K-1 K-2 K-3 KT-1 KT-2 I SPU-1 SPU-2 SPU-3 PL-1 PL-2 KH
1 Rumah tunggal X X X X X X I B I I I X X I I X I I I I T X X
2 rumah kost X X X X X X X I I I I X T T X X X I T I X X X
3 rumah deret X X X X X X X I I T T X X I X X X I T I X X X
4 townhouse X X X X X X X X X B T B X X X X X T I I X X X
5 rumah sederhana
X X X X X X X I I I I T B I X X X I I I X X X
6 rumah sedang X X X X X X X I I I I B T I X X X I I I X X X
7 rumah mewah X X X X X X X X X T I I B X X X X I I I X X X
8 guesthouse X X X X X X X X X B B B B X X X X B T I X X X
9 rumah dinas X X X X X X B X X B T X B X I B X I I I X X X
10 rumah adat X X X X X X I X X X X X X X X X X T T I X X X
11 rumah susun
sedang X X X X X X X I I X X X T I X X X T T I X X X
12 rumah susun
rendah X X X X X X X I I X X B T I X X X T T I X X X
13 rumah susun
tinggi X X X X X X X I I X X X X B I X X B T I X X X
14 asrama X X X X X X X X X X T X T B B X X X T I X X X
15 panti asuhan X X X X X X X X X B T X B I X X X X T I X X X
16 panti jompo X X X X X X X X X B T X B I X X X X T I X X X
Sumber : hasil rencana
07/04/2015
44
Matriks Zona Perkantoran
No Zona/Kegiatan
Zona
Hutan
Lindung
Zona
Perlindung
an
terhadap
kawasan
bawahann
ya
Zona
perlindung
an
setempat
Zona
ruang
tebuka
hijau
Zona
Suaka
alam
dan
cagar
budaya
Zona
rawan
bencana
Zona
lindung
lainnya
Zona perumhan
Zona
perdagangan
dan jasa
Zona
Perkantoran
Zona
industri
Zona Pelayanan
umum
Zona
peruntukkan
lainnya
zona
khusus
LH PB PS RTH SC RB LL R-1 R-2 R-3 R-4 K-1 K-2 K-3 KT-1 KT-2 I SPU-1 SPU-2 SPU-3 PL-1 PL-2 KH
1
Kantor
pemerintahan
pusat
X X X X X X X X X X X X X X I I X X X I X X X
2
Kantor
pemerintahan
propinsi
X X X X X X X X X X X X X X I I X X X I X X X
3 kantor
pemerintahan kota X X X X X X X X X X X X X X I I X T T I X X X
4 kantor kecamatan X X X X X X X X X B T X B X I I X I I I X X X
5 kantor kelurahan X X X X X X X X X I I X B T I I X I I I X X X
6 mabes polri X X X X X X X X X X X X X X I I X X X I X X I
7 polda X X X X X X X X X X X X X X I I X X T I X X I
8 polrestabes X X X X X X X X X X X X X X I I X X T I X X I
9 polsek X X X X X X B X X B T X X X I I X X T I X X I
10 kantor swasta X X X X X X I X X I I I B X I I B X T I X X X
Sumber : hasil rencana
Matriks Zona Pelayanan Umum
No Zona/Kegiatan
Zona
Hutan
Lindung
Zona
Perlindun
gan
terhadap
kawasan
bawahan
nya
Zona
perlindun
gan
setempat
Zona
ruang
tebuka
hijau
Zona
Suaka
alam
dan
cagar
budaya
Zona
rawan
bencana
Zona
lindung
lainnya
Zona perumhan
Zona
perdagangan
dan jasa
Zona
Perkantoran
Zona
industri
Zona Pelayanan
umum
Zona
peruntukkan
lainnya
zona
khusus
LH PB PS RTH SC RB LL R-1 R-2 R-3 R-4 K-1 K-2 K-3 KT-1 KT-2 I SPU-1 SPU-2 SPU-3 PL-1 PL-2 KH
1 TK X X X X X X X I I I I X X X I I X I I I X X X
2 SD X X X X X X X I I I I X X T I I X I I I X X X
3 SMP/MTs X X X X X X X X X I I X B T I T X I I I X X X
4 SMA/SMK X X X X X X X X X X I X B T I T X I I I X X X
5 Perguruan tinggi X X X X X X X X X X X B T I T T X I I I X X X
6 rumah sakit tipe A X X X X X X X X X X X B B X B I X X I I X X X
7 rumah sakit tipe B X X X X X X X X X X T B T X B B X X I I X X X
8 rumah sakit tipe C X X X X X X X X X B B B B X T B X X I I X X X
9 rumah sakit
bersalin X X X X X X X X X X B X B X T B X X I I X X X
10 rumah sakit gawat
darurat X X X X X X X X X X X X T X T B X X I I X X X
11 laboratorium
kesehatan X X X X X X X X X X B T B X X B X X I I X X X
12 puskesmas X X X X X X X X X B I B T T I B X X I I X X X
13 puskesmas
pembantu X X X X X X X I I T I X B T B B X T I I X X X
14 pusyandu X X X X X X X I I I I X T I X X X X I I X X X
15 Praktik dokter X X X X X X X X X I T X T B B T X X I I X X X
16 Poliklinik X X X X X X X I T T T T T X X B X X I I X X X
17 Bidan X X X X X X X I I I I X X B B B X X I I X X X
18 lapangan olahraga X X X X X X X B T I I X X B X X X I X I B X X
19 gelanggang
olahraga X X X X X X X X X X B X T B T X X T X I X X X
20 masjid X X X X X X X I I I I X X X X X X I X I X X X
21 gereja X X X X X X X I I I I X X X X X X I X I X X X
22 pura X X X X X X X I I I I X X X X X X I X I X X X
23 vihara X X X X X X X I I I I X X X X X X I X I X X X
24 gedung pertemuan
lingkungan X X X X X X X X B T I X B B B X X X X I X X X
25 gedung pertemuan
kota X X X X X X X X X X B X B B B B X X X I X X X
26 gedung serba guna X X X X X X X X X X B X B B T B X X X I X X X
27 balai pertemuan X X X X X X X X X X B X T B B B X X X I X X X
28 pusat informasi
lingkungan X X X X X X X X X B T X X X I T X X X I X X X
29 LSM/Ormas X X X X X X X X X T B X X B B T X X X I X X X
30 terminal tipe A X X X X X X X X X X X I I I B X X X X I X X X
31 terminal tipe B X X X X X X X X X X X B I I B X X X T I X X X
32 pelabuhan X X X X X X X X X X X B T I B X X X X I X X X
33 bandara X X X X X X X X X X X X B B B X X X X I X X X
Sumber : hasil rencana
07/04/2015
45
Matriks Zona Perdagangan dan jasa
No Zona/Kegiatan
Zona
Hutan
Lindung
Zona
Perlindungan
terhadap
kawasan
bawahannya
Zona
perlindung
an
setempat
Zona
ruang
tebuka
hijau
Zona
Suaka
alam
dan
cagar
budaya
Zona
rawan
bencana
Zona
lindung
lainnya
Zona perumahan
Zona
perdagangan
dan jasa
Zona
Perkantoran
Zona
industri
Zona Pelayanan
umum
Zona
peruntukkan
lainnya
zona
khusus
LH PB PS RTH SC RB LL R-1 R-2 R-3 R-4 K-1 K-2 K-3 KT-1 KT-2 I SPU-
1
SPU-
2
SPU-
3 PL-1 PL-2 KH
1 Warung X X X X X X I I I I I B B I X X X I T I X X X
2 Toko X X X X X X X T B I I I I I X X X I T I X X X
3 Ruko X X X X X X X T B T T I I I X X T B T I X X X
4 Mall X X X X X X X X X X X I I B X B X X X I X X X
5 Plaza X X X X X X X X X X X I I B X B X X X I X X X
6 Pusat Grosir X X X X X X X X X X X I I T X X X X X I X X X
7 Minimarket X X X X X X X X T T B I I B X X X X X I X X X
8 Pasar
Tradisional X X X X X X X X X I I B I X X X X X X I X X X
9 Pasar
Lingkungan X X X X X X X B X I I X T I X X X X X I X X X
10 Peralatan
rumah tangga X X X X X X X X X T T I I T X X X X X I X X X
11 alat dan bahan
farmasi X X X X X X X X X X X I I X X X X X X I X X X
12 pakaian dan
aksesoris X X X X X X X X X T T I I T X X X X X I X X X
13
jasa travel dan
pengiriman
barang
X X X X X X X X X X X I I B X X X X X I X X X
14 taman hiburan X X X X X X X X X X T X B B X X X X X I X X X
15 klub malam
dan bar X X X X X X X X X X X T B B X X X X X I X X X
16 teater/bioskop X X X X X X X X X X X I I B X X X X X I X X X
17 restoran X X X X X X X X X X B I T X X X X X X I X X X
18 penginapan
dan losmen X X X X X X X X X X X I T X X X X X X I X X X
19 salon X X X X X X X X X B T T B X X X X X X I X X X
20 laundry X X X X X X X X X X T B B I X X X X X I X X X
21 perbankan X X X X X X X X X X T I T X B I X X X I X X X
22 SPBU X X X X X X X X X X B I T X X X X X X I X X X
Sumber : hasil rencana
Matriks Zona Peruntukkan Lainnya
No Zona/Kegiatan
Zona
Hutan
Lindung
Zona
Perlindungan
terhadap
kawasan
bawahannya
Zona
perlindu
ngan
setempat
Zona
ruang
tebuka
hijau
Zona
Suaka
alam dan
cagar
budaya
Zona
rawan
bencana
Zona
lindung
lainnya
Zona perumhan Zona perdagangan
dan jasa
Zona
Perkantoran
Zona
industri Zona Pelayanan umum
Zona
peruntukkan
lainnya
zona
khusus
LH PB PS RTH SC RB LL R-1 R-2 R-3 R-4 K-1 K-2 K-3 KT-1 KT-2 I SPU-1 SPU-2 SPU-3 PL-1 PL-2 KH
1 Pertanian lahan
basah X X X B T X I X X B T X X X X X X X X X I X X
2 pertanian lahan
kering I T B T X X I X X X X X X X X X X X X X I X X
3 holtikultura X X X B B X T X X B B X X X X X X X X X I X X
4 tambak X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X I X X
5 tempat
pelelangan ikan
X X X X X X X X X X B X X I X X B X X X I X X
6 perkebunan
tanaman keras X B T B X T I X X X X X X X X X X X X X I X X
7 lapangan
penggemabalaan
X X X X X X T X X X X X X X X X X X X X X X X
8 perkebunan
agrobisnis X X B T X X X X X X X X X X X X X X X X I X T
9 kandang hewan
X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X I X X
10 pemerah susu
X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X
11 tambang minyak
dan gas bumi
X X X X X X X X X X X X X X X X B X X X X X X
12 tambang panas
bumi X X X X X X X X X X X X X X X X B X X X X X X
13 pengambilan air
tanah X X X X X X B X X X X X X X X X X X X X B X X
14 wisata alam X B T T I X B X X X X X X X X X X X B B T X X
15 wisata buatan X X X B X X X X X X X X X X X X X X B B X X X
16 wisata budaya X X X X I X I X X X X X X X X X X X B B X X X
Sumber : hasil rencana
07/04/2015
46
Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan adalah ketentuan yang berisi kegiatan dan penggunaan lahan yang diperbolehkan, kegiatan dan penggunaan lahan yang bersyarat secara terbatas, kegiatan dan penggunaan lahan yang bersyarat tertentu, dan kegiatan dan penggunaan lahan yang tidak diperbolehkan pada suatu zona.
b. Ketentuan Kegiatan dan Penggunaan Lahan
Ketentuan teknis zonasi terdiri atas:
Klasifikasi I = pemanfaatan diperbolehkan/diizinkan
Klasifikasi T = pemanfaatan bersyarat secara terbatas
Klasifikasi B = pemanfaatan bersyarat tertentu
Klasifikasi X = pemanfaatan tidak diizinkan
Zoning Teks sub Zona Permukiman berkepadatan Sangat Tinggi (R-1)
N
o
Sub
BWP Blok Zona Guna Lahan
Fungsi yang
diperbolehkan (I)
Fungsi yang
diizikan
tetapi
terbatas (T)
Fungsi yang
diizinkan
tetpai
bersyarat
(B)
Intensitas
pemanfaatan
Ruang
Ketentuan Tata Masa
bangunan
1 C C-3
dan C-
5
R-1 Permukiman -Rumah sederhana -rumah menengah -rumah deret -rumah susun
sederahana -rumah susun sedang -Pendidikan (TK, SD) -Kesehatan
(puskesmas
pembantu, posyandu) -Peribadatan (masjid,
mushola, vihara,
pura, klenteng) -warung
-rumah sedang -minimarket
-Rumah
tunggal -ruko -toko -lapangan
olahraga
-KDB maks : 80
% -KLB maks 1,8 -KDH min: 20 % -Kepdatan
bangunan atau
unit mainimum
diatas 1000
unit/ha,
dilengkapi
dengan pelayanan
umum yang
memadai
- GSB GSSB : 0-4 GSMB : 1-3 - Ketinggian maksimum 12
m (3 lantai) - jarak bebas antar bangunan
minimum 0 meter - tampilan bangunan:
ketentuan srsitektural
warna bangunan, tekstur
bangunanbebas tetapi harus
menyesuaikan bangunan-
bangunan disekitarnya.
C-2 R-2 Permukiman -Rumah deret, rumah
kost, rumah sederhsns -pendidikan (TK dan
SD) -Kesehatan
(poliklinik, bidan dan
posyandu) -Peribadatan (masjid,
gereja, pura,
kelenteng)
-warung -puskesmas -perkantoran
-Ruko -toko -rumah
tunggal
-KDB maks : 80
% -KLB maks 1,8 -KDH min: 20 % Kepdatan
bangunan atau
unit mainimum
diatas 1000
unit/ha,
dilengkapi
dengan pelayanan
umum yang
memadai
- GSB GSSB : 0-4 GSMB : 1-3 - Ketinggian maksimum 12
m (3 lantai) - jarak bebas antar bangunan
minimum 0 meter tampilan bangunan:
ketentuan srsitektural
warna bangunan, tekstur
bangunanbebas tetapi harus
menyesuaikan bangunan-
bangunan disekitarnya.
Sumber : Hasil Rencana
07/04/2015
47
Zoning Teks sub Zona permukiman berkepadatan Tinggi (R-2)
No Sub
BWP Blok Zona Guna Lahan
Fungsi yang diperbolehkan
(I)
Fungsi yang
diizikan tetapi
terbatas (T)
Fungsi yang
diizinkan tetpai
bersyarat (B)
Intensitas
pemanfaatan Ruang Ketentuan Tata Masa
bangunan
1. C C-1 R-2 Permukiman - rumah deret - rumah kos - rumah susun sederahana -Pendidikan (TK, SD) -Kesehatan (puskesmas dan
posyandu) -Peribadatan (masjid,
mushola, vihara, pura,
klenteng) -warung
-pemrintahan - ruko -minimarket
-Rumah tunggal - lapangan olahraga
-KDB maks : 80 % -KLB maks 1,8 -KDH min: 20 % -Kepdatan bangunan
atau unit mainimum
diatas 1000 unit/ha,
dilengkapi dengan
pelayanan umum yang
memadai
-GSB GSSB : 0-4 GSMB : 1-3 -Ketinggian maksimum 12 m (3
lantai) - jarak bebas antar bangunan
minimum 0 meter - tampilan bangunan: ketentuan
srsitektural warna bangunan,
tekstur bangunanbebas tetapi
harus menyesuaikan bangunan-
bangunan disekitarnya. C-4 R-2 Permukiman -Rumah deret, rumah kost,
rumah sederhsns, rumah
susun tinggi - tama lingkungan -pendidikan (TK dan SD) -Kesehatan (puskesmas
pembantu, dan posyandu) -Peribadatan (masjid,
gereja, pura,
kelenteng,vihara)
-warung -bidan
-Ruko - toko - rumah tunggal - lapangan olahraga
-KDB maks : 80 % -KLB maks 1,8 -KDH min: 20 % Kepdatan bangunan
atau unit mainimum
diatas 1000 unit/ha,
dilengkapi dengan
pelayanan umum yang
memadai
-GSB GSSB : 0-4 GSMB : 1-3 -Ketinggian maksimum 12 m (3
lantai) - jarak bebas antar bangunan
minimum 0 meter tampilan bangunan: ketentuan
srsitektural warna bangunan,
tekstur bangunanbebas tetapi
harus menyesuaikan bangunan-
bangunan disekitarnya. 2. A A-3
dan
A-4
R-2 - rumah sederhana - rumah tunggal - rumah susun sedang -pendidikan (TK dan SD) -Kesehatan (puskesmas
pembantu, bidan dan
posyandu) -Peribadatan (masjid,
gereja, pura,
kelenteng,vihar
-warung - ruko - toko - lapangan olahraga
-minimarket -pasar lingkungan -gedung pertemuan
lingkungan
-KDB maks : 80 % -KLB maks 1,8 -KDH min: 20 % Kepdatan bangunan
atau unit mainimum
diatas 1000 unit/ha,
dilengkapi dengan
pelayanan umum yang
memadai
-GSB GSSB : 0-4 GSMB : 1-3 -Ketinggian maksimum 12 m (3
lantai) - jarak bebas antar bangunan
minimum 0 meter tampilan bangunan: ketentuan
srsitektural warna bangunan,
tekstur bangunanbebas tetapi
harus menyesuaikan bangunan-
bangunan disekitarnya.
Sumber : Hasil Rencana
Zoning Teks Sub Zona Permukiman berkepadatan Sedang (R-3)
N
o Sub
BWP Blok Zona Guna Lahan
Fungsi yang
diperbolehkan (I) Fungsi yang diizikan
tetapi terbatas (T)
Fungsi yang
diizinkan tetpai
bersyarat (B)
Intensitas
pemanfaatan Ruang Ketentuan Tata Masa
bangunan
1. B A-1,
B-3
dan
B-4
R-3 Permukiman - rumah tunggal - rumah kos - rumah sederhana -Peribadatan (masjid,
mushola, vihara, pura,
klenteng) -warung - toko
- rumah deret - rumah mewah -pemerintahan -puskesmans -poliklinik -gedung pertemuan
lingkungan -LSM/Ormas - ruko -minimarket
-guest house - lapangan
olahraga - taman ligkungan
-KDB maks : 80 % -KLB maks 1,6 -KDH min: 20 % -Kepdatan bangunan
atau unit mainimum
diatas 1000 unit/ha,
dilengkapi dengan
pelayanan umum yang
memadai
-GSB GSSB : 0-4 GSMB : 1-3 -Ketinggian maksimum 12 m (3 lantai) - jarak bebas antar bangunan minimum
0 meter - tampilan bangunan: ketentuan
srsitektural warna bangunan, tekstur
bangunanbebas tetapi harus
menyesuaikan bangunan-bangunan
disekitarnya. 2. B B-1
dan
B-2
R-3 Permukiman - rumah tunggal - rumah sederhana -kantor swasta -Pendidikan (TK, SD,
SMP) -Kesehatan (praktek
dokter dan posyandu) -Peribadatan (masjid,
mushola, vihara, pura,
klenteng)
- rumah mewah -pemerintahan -puskesmans -poliklinik -gedung pertemuan
lingkungan -LSM/Ormas
-Rumah dinas -kantor
kecamatan - rumah askit tipe
c -puskesmas -pusat informasi
lingkungan
-KDB maks : 80 % -KLB maks 1,6 -KDH min: 20 % Kepdatan bangunan
atau unit mainimum
diatas 1000 unit/ha,
dilengkapi dengan
pelayanan umum yang
memadai
-GSB GSSB : 0-4 GSMB : 1-3 -Ketinggian maksimum 12 m (3 lantai) - jarak bebas antar bangunan minimum
0 meter tampilan bangunan: ketentuan
srsitektural warna bangunan, tekstur
bangunanbebas tetapi harus
menyesuaikan bangunan-bangunan
disekitarnya. 3. B A-2,
B-5
dan
B-6
R-3 Permukiman - rumah tunggal - rumah deret -kantor kelurahan -polsek - toko -warung -pasar tradisonal -pasar lingkungan -Peribadatan (masjid,
mushola, vihara, pura,
klenteng)
-perdagangan peralatan
rumah tangga -pakaian dan aksesoris
- town house - salon
-KDB maks : 80 % -KLB maks 1,6 -KDH min: 20 % Kepdatan bangunan
atau unit mainimum
diatas 1000 unit/ha,
dilengkapi dengan
pelayanan umum yang
memadai
-GSB GSSB : 0-4 GSMB : 1-3 -Ketinggian maksimum 12 m (3 lantai) - jarak bebas antar bangunan minimum
0 meter tampilan bangunan: ketentuan
srsitektural warna bangunan, tekstur
bangunanbebas tetapi harus
menyesuaikan bangunan-bangunan
disekitarnya.
Sumber : Hasil Rencana
07/04/2015
48
No Sub
BWP Blok Zona Guna Lahan
Fungsi yang
diperbolehkan (I)
Fungsi yang
diizikan tetapi
terbatas (T)
Fungsi yang
diizinkan tetpai
bersyarat (B)
Intensitas
pemanfaatan Ruang Ketentuan Tata Masa bangunan
1. D D-2,
D-3,
D-4
dan
D-6
R-3 Permukiman -rumah tunggal -rumah kos -Peribadatan
(masjid, mushola,
vihara, pura,
klenteng) - lapangan olahraga -warung - toko -pasar tradisional -pasar lingkungan
-rumah deret - town house -rumah dinas -asrama - taman hiburan -perbankan -Pertanian lahan
basah
-guest house - lapangan olahraga -rumah sakit tipe C -balai pertemuan -LM/ormas -minimarket -restoran -SPBU -pertanian
holtikultura
-KDB maks : 80 % -KLB maks 1,6 -KDH min: 20 % -Kepdatan bangunan
atau unit mainimum
diatas 1000 unit/ha,
dilengkapi dengan
pelayanan umum
yang memadai
-GSB GSSB : 0-4 GSMB : 1-3 -Ketinggian maksimum 12 m (3
lantai) - jarak bebas antar bangunan minimum
0 meter - tampilan bangunan: ketentuan
srsitektural warna bangunan, tekstur
bangunanbebas tetapi harus
menyesuaikan bangunan-bangunan
disekitarnya.
2. D D-1
D-7
dan
D-8
R-3 Permukiman -rumah sederhana -rumah sedang -rumah mewah -kantor kelurahan -kantor swasta -Pendidikan (TK,
SD, SMP,
SMA/SMK) -Kesehatan
(Puskesmas,
puskesmas
pembantu,
posyandu, bidan)
-panti asuhan -panti jompo -kantor
kecamatan -polsek -rumah sakit tipe
B -praktik dokter -poliklinik -pusat informasi
lingkungan -ruko
- taman ligkungan -rumah sakit bersalin - laboratorium
kesehatan -gelanggang olahraga -gedung pertemuan
kota -gedung serbagunan
-KDB maks : 80 % -KLB maks 1,6 -KDH min: 20 % Kepdatan bangunan
atau unit mainimum
diatas 1000 unit/ha,
dilengkapi dengan
pelayanan umum
yang memadai
-GSB GSSB : 0-4 GSMB : 1-3 -Ketinggian maksimum 12 m (3
lantai) - jarak bebas antar bangunan minimum
0 meter tampilan bangunan: ketentuan
srsitektural warna bangunan, tekstur
bangunanbebas tetapi harus
menyesuaikan bangunan-bangunan
disekitarnya.
Zoning Teks Sub Zona Permukiman berkepadatan Rendah (R-4)
Sumber : Hasil Rencana
N
o Sub
BWP Kode
Blok Zona
Guna
Lahan Fungsi Yang
Diperbolehkan
Fungsi
Yang
Diizinkan
Fungsi Yang
Diizinkan
Tetapi
Bersyarat
Intensitas
Pemanfaat
Ruang
Ketentuan
Tata Massa
Bangunan
1 D D-1,
D-2
dan
D-7
KT-1 Perkantoran Diperbolehkan
adanya aktivitas
pelayanan
umum berupa
kantor
pemerintahan
Rumah
Dinas
Perkantoran
Swasta
KDB maks
= 50 - 60% KLB maks =
12m-15m
KDH min =
20 - 30%
GSSB
maksimal 3
meter GSMB
maksimal 4
meter
2 B B-6 KT-1 Perkantoran Diperbolehkan
adanya aktivitas
pelayanan
umum berupa
kantor
pemerintahan
Rumah
Dinas
Perkantoran
Swasta
KDB maks
= 50 - 60% KLB maks =
12m-15m KDH min =
20 - 30%
GSSB
maksimal 3
meter GSMB
maksimal 4
meter
Zoning Teks Sub Zona Perkantoran (KT)
Sumber : Hasil Rencana
07/04/2015
49
Sub
BWP Blok Zona
Fungsi Yang
Diperbolehkan
Fungsi Yang
Diizinkan
Terbatas
Fungsi Yang
Diizinkan Tetapi
Bersyarat Intensitas Pemanfaat Ruang
Ketentuan Tata
Massa
Bangunan A A-1
dan A-2 K-1 Rumah Toko
(Ruko) Toko
Pasar Tradisional Rumah Toko (Ruko) SPBU
KDBmaks = 60 – 75% KLBmaks = 1,3 - 3 KDHmin = 10 – 30 %
GSSB maksimal
3 meter GSMB
maksimal 4
meter B B-5 dan
B-6 K-2 Rumah Toko
(Ruko) Toko
Minimarket (ritel
modern) Warung KDBmaks = 60 – 75%
KLBmaks = 1,3 - 3 KDHmin = 10 – 30 %
GSSB maksimal
3 meter GSMB
maksimal 4
meter D D-4 K-3 Toko
Warung Minimarket (ritel
modern) - KDBmaks = 60 – 75%
KLBmaks = 1,3 - 3 KDHmin = 10 – 30 % KLB maksimal 5,0 dapat
diterapkan pada beberapa persil
di koridor jalan utama dan
lokasi lain yang memungkinkan
dapat dibangun bangunan tinggi
(high rise building), dengan
catatan persil tersebut memiliki
luas lahan > 5. 000 m2.
GSSB maksimal
3 meter GSMB
maksimal 4
meter
Zoning Teks Sub Zona Perdagangan dan Jasa (K)
Sumber : Hasil Rencana
Sub
BWP Blok Zona
Fungsi Yang
Diperbolehkan
Fungsi Yang
Diizinkan
Terbatas
Fungsi Yang
Diizinkan
Tetapi
Bersyarat
Intensitas Pemanfaat Ruang Ketentuan Tata
Massa
Bangunan
A,C A-2,
A-4,
C-5
SPU-1 TK, SD, rumah kost,
rumah sederhana,
rumah deret, rumah
sedang, , kantor
kelurahan, sarana
peribadatan, sarana
kesehatan warung dan toko.
rumah susun
rendah, dan
puskesmas
pembantu toko
dan rumah
susun tinggi ruko
KDBmaks = 60 – 75% KLBmaks = 1,3 - 3 KDHmin = 10 – 30 %
GSSB maksimal
3 meter GSMB
maksimal 4
meter
B B-1,
B-2
dan
B-4
SPU-1 TK, SD, SMP lapangan olahraga rumah sederhana,
rumah deret, rumah
sedang, warung, toko
Posyandu, bidan,
toko minimarket KDBmaks = 60 – 75%
KLBmaks = 1,3 - 3 KDHmin = 10 – 30 %
GSSB maksimal
3 meter GSMB
maksimal 4
meter D D-1,
D-2,
D-4
dan
D-8
SPU-1 TK, SD, SMP,
SMA/SMK, rumah
dinas, rumah mewah,
rumah tunggal, kantor
pemerintahan
kecamatan dan
kelurahan, poliklinik
dan dokter umum warung, toko sarana peribadatan
town house kantor
pemerintahan
kota minimarket
guest house ruko
KDBmaks = 60 – 75% KLBmaks = 1,3 - 3 KDHmin = 10 – 30 % KLB maksimal 5,0 dapat
diterapkan pada beberapa persil
di koridor jalan utama dan
lokasi lain yang memungkinkan
dapat dibangun bangunan tinggi
(high rise building), dengan
catatan persil tersebut memiliki
luas lahan > 5. 000 m2.
GSSB maksimal
3 meter GSMB
maksimal 4
meter
Zoning Teks Sub Zona Pelayanan Pendidikan (SPU-1)
Sumber : Hasil Rencana
07/04/2015
50
Sub
BWP Blok Zona
Fungsi Yang
Diperbolehkan
Fungsi Yang
Diizinkan
Terbatas
Fungsi Yang
Diizinkan Tetapi
Bersyarat Intensitas Pemanfaat Ruang
Ketentuan Tata
Massa Bangunan
A dan
C A-3
A-4,
C-2
dan
C-5
SPU-2 rumah deret, rumah
sedang, rumah
sederhana,TK, SD pembantu, pusyandu, ,
Poliklinik, Bidan. toko
rumah kost,
rumah
deret,warung
Wisata buatan KDBmaks = 60 – 75% KLBmaks = 1,3 - 3 KDHmin = 10 – 30 %
GSSB maksimal
3 meter GSMB maksimal
4 meter
B B-1,
B-4
dan
B-5
SPU-2 rumah tunggal, town
house, rumah sedang,
rumah sederhana, TK, SD, SMP puskesmas rumah sakit gawat
darurat Praktik dokter Toko, ruko, minimarket
rumah susun
sedang, rumah
susun rendah
wisata budaya KDBmaks = 60 – 75% KLBmaks = 1,3 - 3 KDHmin = 10 – 30 %
GSSB maksimal
3 meter GSMB maksimal
4 meter
D D-1,
D-2,
D-4
SPU-2 rumah mewah, guest
house, kantor kelurahan,
kantor kecamatan,
SMP/MTs, SMA/SMK,
Perguruan tinggi, rumah
sakit tipe C, rumah sakit
bersalin, laboratorium
kesehatan, Praktik
dokter toko, ruko, minimarket
guset house,
panti asuhan,
panti jompo,
asrama
wisata buatan,
wisata alam KDBmaks = 60 – 75% KLBmaks = 1,3 - 3 KDHmin = 10 – 30 % KLB maksimal 5,0 dapat diterapkan
pada beberapa persil di koridor jalan
utama dan lokasi lain yang
memungkinkan dapat dibangun
bangunan tinggi (high rise building),
dengan catatan persil tersebut
memiliki luas lahan > 5. 000 m2.
GSSB maksimal
3 meter GSMB maksimal
4 meter
Zoning Teks Sub Zona Pelayanan Kesehatan (SPU-2)
Sumber : Hasil Rencana
No Sub
BWP Kode Blok Zona
Fungsi Yang
Diperbolehkan Fungsi Yang Diizinkan
Terbatas Fungsi Yang Diizinkan
Tetapi Bersyarat
Intensitas
Pemanfaat
Ruang 1. D D-4 dan D-8 RTH Ruang Resapan
Air - - -
D-1, D-2, D-3,
D-5, D-6 dan
D-7
Olah Raga Taman
Lingkungan
Sarana Olah Raga - Permukiman - Perdagangan dan jasa - Perkantora - Pendidikan
KDBmaks = 75 KLBmaks = 1,5 KDHmin = 0,3
2.
C
C-1 sampai C-5 RTH
Olah Raga Taman
Lingkungan
Sarana Olah Raga - Permukiman - Perdagangan dan jasa - Perkantora - Pendidikan
KDBmaks = 75 KLBmaks = 1,5 KDHmin = 0,3
3.
B
B-1 sampai B-6 RTH
Olah Raga Taman
Lingkungan
Sarana Olah Raga - Permukiman - Perdagangan dan jasa - Perkantora - Pendidikan
KDBmaks = 75 KLBmaks = 1,5 KDHmin = 0,3
4. A
A-1 sampai A-2 RTH
Olah Raga Taman
Lingkungan
Sarana Olah Raga - Permukiman - Perdagangan dan jasa - Perkantora - Pendidikan
KDBmaks = 75 KLBmaks = 1,5 KDHmin = 0,3
Zoning Teks Sub Zona Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Sumber : Hasil Rencana
07/04/2015
51
No Sub
BWP Kode
Blok Zona
Fungsi Yang
Diperbolehkan
Fungsi
Yang
Diizinkan
Terbatas
Fungsi Yang
Diizinkan
Tetapi
Bersyarat
Intensitas
Pemanfaat Ruang
Ketentuan
Tata Massa
Bangunan
1. A
A-1
dan A-
3
Industri
Pergudangan
dan
Pengelolaan
perikanan
Permukiman Perkantoran
Pendidikan
KDBmaks = 60 –
70% KLBmaks = 0,7 KDHmin = 15 %
GSSB = 0-3 GSMB = 0-3 Ketinggian
maksimum
15 m
2. C
C-1
dan C-
2
Industri
Pengelolaan
perikanan
Permukiman Perkantoran
Pendidikan
KDBmaks = 60 –
70% KLBmaks = 0,7 KDHmin = 15 %
GSSB = 0-3 GSMB = 0-3 Ketinggian
maksimum
15 m
Zoning Teks Sub Zona Industri Pergudagan (I)
Sumber : Hasil Rencana
Zoning Map wilayah Selatwangi
07/04/2015
52
Zoning Map wilayah Selatwangi
top related