studi radioekologi di pesisir teluk jakartadigilib.batan.go.id/e-prosiding/file...
Post on 17-Jul-2019
219 Views
Preview:
TRANSCRIPT
136 ISSN 0216 - 3128
STUDI RADIOEKOLOGI DI PESISIR TELUK JAKARTA
Heny SusenoPIIsal Pellgemballgall Pellgelolaall Limbah Radioaklif - BA TAN.
ABSTRAK
HellY SlIsello
STUDI RADIOEKOLOGI DI PESISIR TELUK JAKARTA. Telah dilakllkall pelleliliall radioekologi di
Pesisir Telllk Jakarla. Pelleliliall illi berllljllall IIl1ll1k mellgetalllli dampak illdl/slri dOli kegialall laillllya
yallg mellggwwkall bahall IIl1klir yallg berasal dari daralall. Pelleliliall dilakl/kall dellgall mellgambilcllplikall sedimell dOli air lalll pada lokasi Talljl/llg Kail Tallgerallg sampai dellgall Allcol Jakarla. Nasil
pelleliliall mellwUllkall kOllselllrasi radiollllklida pemallcar a/fa dalam air lalll dall sedimell masillg-masillgberkisar OJ)2 Bq/L dOli 10 - 90 Bq/Kg. KOllselllrasi radiollllklida pemallcar bela kOllselllrasi
radiOllllklido pemall(.(/rheladalamairlallldallsedimellmasillgO.03Bq/LdaIlI00-240Rq/Kg.Allalisis
rcu!i'J//llklida {'ell/Ollcar I<alllllla dalam air mallpllll .~edill/ell hallya mellwUllkkall radiulIl/klida 01011/ .1'(111).:II/elipllli JOK, ::oRa. ::8•.jc dOli ::"Th yallg masih berada dalam kOlldisi 1I0rmal. Tidak lerdeleksi radiollllklida
hllatOIl dalam air 11/0"1'"11 sedimell 10111. Pembllkliall keadaall 1I0rmal lerseblll dilakllkall dellgoll coraII/ellghill/llg lIilai k,J//s/(1I1Ia dislribllsi (KD) radiollllklida dalam air dall sedimell. Nilai KD di sellmt/r lokasi
pemalltallall dari masillg-masillg radiollllklida melll/lljllkkall kemiripall. Berdasarkall hasil pelleliliall dopat
disill/plllk(1I1 holl\l'o kOlldisi perairall Telllk Jakarla belllm lerkOlllamillasi oleh radiollllklida yallg berasaldan daralall.
ABSTRACT
STUDY ON RADIOECOLOGY AT JAKARTA COASTAL BA r. The research Oil radioecology 01 JakarlaCoaslal Bay has beell dOlle. The aim of work is 10 s/lllll' Ihe ill/paCI of illdllsll)' al/(l olher aClivities that IIse
radioacliI'e materials ill Jakarta bay. The research lI'as COlldlleled by lakillg some sOli/pies of water olld
sea sedill/elll at Talljllllg Kait 10 Allcol coastal area. The resl/lts sholl' Ihol COllcelllralioll of alpha ell/illillgradiollllclides ill seawater alld sedimelll are 0.02I/q/l. alld 10 - 901/q/Kg respecliloe/y. The cOllcelltratioll o(hell a ell/illillg radiollllclides are 0,03I/q/l. alld 100.- 2./tJllq/Kg Allalysis of gamll/{/ ell/iller has shOlI"/l IJIlI\'
JOK. ::oRa. ::'<Ac alld ::"Th at lIalllra/~r lIormal cOlldllioll. Artit,cial radiollllelides ill bOlh seawaler or sea
sedilll<'l1/ Inn' lIot fOlllld. The e\'(/Illalioll of this cOllditioll 11'0.1' dOlle by colclllolioll of Oistriblllioll COllstillll
rKIJj \'(t/lles. The \'(/Illes ofKD at alllocaliollll'ere sill/ilar. Based olllhis resll/ls. il call be cOllelllded IhatJakarta Coastal Bay IlOt yel beell cOlllamillated lI'ilh radiulIl/c1ides froll/ lerreslrial aclivilies.
PENDAHULUAN
PeSISir Tcluk Jakarta meliputi wilayah pesisirbarat (lI'(:'sl coast), pcsisir Jakarta (Jakarta
('oasl) dan pesisir timur (East Coast). Wilayah
pcisisir Barat meliputi Tanjung Pasir sampai
dengan Kamal. Wilayah pesisir Jakarta meliputi
muara Bam sampai dengan Ancol. Wilayah pesisir
Timur meliputi Mamnda sampai dengan Tanjung
Karawang. Bcrbagai sungai bcsar dan kccil
bcnnuara pada Tcluk Jakarta seperti Sungai
Citaml11 pada wilayah Timur, Kali Blencong, Kali
Sunter dan Sungai Ciliwung serta Kmkut di
wilayah tcngah serta Kali Angke dan SungaiCisadanc di wilayah Pcsisir Barat (II.
I3erbagai polutan yang bcrasal dari
ckslcrnalisasi lil11bah kcgiatan industri dandomcstik dalam bcntuk bcragam senyawaan kimia
l11asuk kc dalal11 Tcluk Jakarta melalui sungai
sungai tcrscbut di atas. Jika polutan tersebut
I11clampaui nilai batas ambang akan mcngganggu
ekologi pcrairan Tcluk Jakarta. Polutan-polutan
terscbut dapat juga berbcntuk radionuklida alam
dan buatan yang digunakan untuk kcpcrluan riset,
mmah sakit maupun industri. Bcrbagai industri
yang menggunakan atau menyebarkan bahan
radioaktif alam seperti industri kaos lampu gas,
pembangkit listrik tcnaga uap yang menggunakan
batu bara dan sebagainya berpotcnsi mencemari
wilayah pesisir Teluk Jakarta. Bcrbagai negara
telah mengantisipasi kemungkinan penyebaran
bahan radioaktif alam tersebut dengan membuat
kajian NORM dan TeNORM mcliputi industri
industri: UralliulII Overhurdell alld Mille Spoils.
limbah industri fosfat, pupuk fosfat dan kalium,
limbah pembakaran batu bara, minyak bumi,
penambangan logam, industri pulp dan kertas dan
sebagainya I~I.
Mcngacu pad a industri-industri terscbut
l11aka pc1uang kontaminasi pesisr Teluk Jakarta
sangat terbuka. Hal ini disebabkan bcbcrapa jcnis
industri seperti industri kcrtas dan pulp.
pembangkit listrik tenaga uap dan scba-
gainya terdapat di daerah aliran sungai
yang limbahnya l11asuk ke pcrairan Teluk Ja-
karta. Penelitian scbclumnya hanya dilakukan
pad a kawasan pcsisir Tcluk Naga untuk
Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi NuklirP3TM-BATAN Yogyakarta, 8 Juli 2003
HellY Susello ISSN 0216 - 3128 137
maupun buatan. Radionuklida alam terutamaberasal dari K-40, radionuklida dari deret torium,radionuklida dari deret uranium, radionuklida darideret Aktinium dan radionuklida dari deret
neptunium. Radionuklida-radionuklida buatanberasal dari hasil fisi yang digunakan untukberbagai aplikasi riset dan industri maupun globalfull out percobaan born nuklir.
Secara dini peta radionuklida-radionuklidatersebut dapat diketahui berdasarkan hasil analisis
kandungan total radionuklida pemancar a dan 13
dalam air maupun dalam sedimen. Hal inidisebabkan oleh seluruh radionuklida (baik alammaupun buatan) memancarkan radiasi a dan 13 atau13 dan y atau a dan y.
Hasil analisis kandungan total a dan 13
dalam sedimen dan air yang merepresentasikankondisi radiologi Teluk Jakarta tersaji pada Gambar1 dan 2.
mengantisipasi lepasan limbah torium dari industrikaos lampu gas. Hasil yang diperoleh tidakmenunjukkan indikasi akumulasi torium di pesisirTeluk Naga [3]. Pada penelitian ini akan dilakukanpemantauan kondisi radioekologi wilayah pesisirTeluk Jakarta yang meliputi wilayah barat, tengahdan timur untuk mengantisipasi masuknya bahanradioaktifke Teluk Jakarta.
TAT A KERJA
Bahalt yaltg digllllakalt
Bahan yang digunakan adalah wadahcuplikan, bahan kimia untuk menunjang analisiscuplikan (kolodion, FeCI), NH40H dan HNO)).
Alat yang digultakalt
Alat yang digunakan meliputi alat pengambilcuplikan (sedimen dan air), preparasi cuplikan(pengayak, oven dan tanur) dan instrumetasianalisis (gamma spectrometer dan alpha betta lowback ground countel). ::J 0.04 j
~ 0.03 •
~ 0.02 •~ 0.01
~ 0
•••• • •
••
(air dandengan
Gambar 1. Kandungan radionuklida pemancar adan fJ datum air lallt dari 5 lokasipengumbitan cuplikun.
Keterangan :Lokasi 1 : Tanjung Kait : 06°;01 ';31" LS,
106°;43';30" BT.Lokasi 2 : Pulau Bidadari : 06°;02';41,8" LS,
. 106°;45';0,60" BT.Lokasi 3 : Muara Barn : 06°;05';06" LS,
106°;47';54" BT.Lokasi 4: Muara Angke : 06°;04';44,3" LS,
106°;46';37,2" BT.Lokasi 5: Ancol : 06();06';28,7" LS,
106°;49';23,6" BT.
Cara Kerja
Dilakukan pengambil cuplikansedimen) meliputi wilayah-wilayahkoordinat sebagai berikut:
Lokasi 1 : Tanjung Kait : 06°;01' ;31" LS,106°;43';30" BT.
Lokasi 2 : Pulau Bidadari : 06°;02 ';41,8" LS,106°;45';0,60" BT.
Lokasi 3 : Muara Barn: 06°;05';06" LS,106°;47';54" BT.
Lokasi 4: Muara Angke : 06°;04';44,3" LS,106°;46';37,2" BT.
Lokasi 5 : Ancol : 06°;06';28,7" LS,106°;49';23,6" BT.
Analisis cuplikan dilakukan menggunakangamma spectrometer dan alpha betta low background counter. Hasil analisis dibandingkandengan baku mutu yang berlaku di Indonesia.Untuk mengetahui potensi penyebaran dankeidentikan kondisi kontaminasi lokasi yang satudengan yang lain dilakukan perhitungan nilai KD.
HASIL DAN PEMBAHASAN
~ ~~1
co 200i 150~ 100~ 50< 0
2 3 4 5
Lokasi
~ILokasl
Kandungan radionuklida di pcrairan TelukJakarta dapat bersumber dari radionuklida alam
Keterangan :Lokasi I : Tanjung Kait : 06();01';31" LS,
106();43';30" BT.
Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi NuklirP3TM-BATAN Yogyakarta, 8 Juli 2003
138 ISSN 0216 - 3128 Heny Suseno
Lokasi 2: Pulau Bidadari : 06°;02';41,8" LS,106°;45';0,60" BT.
Lokasi 3: Muara Barn: 06°;05';06" LS,106°;47';54" BT.
Lokasi 4: Muara Angke : 06°;04';44,3" LS,106°;46';37,2" BT.
Lokasi 5 : Ancol : 06°;06';28,7" LS,106°;49';23,6" BT.
Gambar 2. Kandllngan radionllklida pemancar a
dan fJ da/am sedimen dari 5 /okasipengambilan cllplikan.
Hasil analisis yang tersaji pada Gambar Imenunjukkan bahwa kandungan radionuklidapemancar a dan P pada air laut untuk 5 lokasipengambilan cuplikan masih berada di bawah bakumutu lingkungan. Berdasarkan Keputusan MenteriLingkungan Hidup nomor 54 tahun 1995, bakumutu kandungan total a dan P masing-masingadalah 0, I Bq/L dan 1,0 Bq/L. Berdasarkan hasilanalisis terse but, secara dini menunjukkan tidakterjadi kontarninasi zat radioaktif buatan di perairanTeluk Jakarta. Kandungan radionuklida pemancar adan P berasal dari radionuklida alamo Hal ini sangatberalasan karena bila terjadi kontaminasi padadaratan juga akan mengakibatkan peningkatankandungan radionuklida tersebut pada lokasi 1,3,4dan 5 (dekat muara sungai).
Sedangkan pada Gambar 2 tersaji hasilanalisis kandungan radionuklida pemancar a dan P
dalam sedimen yang berasal dari 5 lokasipengambilan cuplikan yang menunjukkan secaradini tidak terjadinya kontarninasi zat radioaktifbuatan di sepanjang Teluk Jakarta atau masihberada pada kondisi normal. Perhitungan statistikmenunjukkan rerata kandungan radionuklidapemancar a dalam air laut adalah 0.012 ± 0,004Bq/L. Rerata kandungan radionuklida pemancar Pdalam air laut adalah 0,03 Bq/L.
Hasil analisis kandungan radionuklidapemancar a danp dalam sedimen berkisar antara10-90 Bq/kg dan 100-250 Bq/kg. Berdasarkan hasilanalisis, menunjukkan keragaman data yang cukupsignifikan. Mengacu pada perhitungan t-test (uji-t)dengan tingkat kepercayaan 95%, maka hasilanalisis di tiap-tiap lokasi berbeda nyata.Perbedaan ini disebabkan oleh sifat fisika dan kirnia
perairan yang berbeda sehingga mempengamhiproses pelamtan dan pengendapan radionuklidatersebut. Untuk membuktikan lebih lanjut, dari hasilanalisis kandungan radionuklida pemancar a dan pdilakukan perhitungan nilai Konstanta Distribusi(KD) dari masing-masing radionuklida di setiaplokasi pengambilan cuplikan. Menumt Carpenter(1997), nilai KD mempakan kesetimbangan dapat
balik dalam air dan sedimen yang dirurnuskansebagai berikut [4]:
KD = (air 1autl x pair 1aut (1,03 kgIL) (2)[sedimen]
Hasil perhitungan tersaji pad a Gambar 3
0.0025 !0.002
o 0.0015:r.:: 0,001
0.0005
o
lok.asl
Keterangan :Lokasi 1 : Tanjung Kait : 06°;01 ';31" LS,
106°;43';30" BT.Lokasi 2: Pulau Bidadari: 06°;02';41,8" LS,
106°;45';0,60" BT.Lokasi 3 : Muara Barn: 06°;05';06" LS,
106°;47';54" BT.Lokasi 4: Muara Angke : 06°;04';44,3" LS,
106°;46';37,2" BT.Lokasi 5: Ancol : 06°;06';28,7" LS,
106°;49';23,6" BT.
Gambar 3. Nilai Konstanta Distribllsi radio
nllklida pemancar a dan fJ dari 5/okasi pengambilan cup/ikan.
Mengacu pada Gambar 3, ni1ai KDradionuklida pemancar a yang berada dalamkisaran yang sempit yaitu : 0,0005 sampai dengan0,002. Hal ini menunjukkan kondisi selumh lokasipengambilan cuplikan adalah sarna. Untukradionuklida pemancar p juga menunjukkan hasilyang identik di setiap lokasi pengambilan cuplikan.Mengacu pada perhitungan t-test dengan tingkatkepercayaan 95%, menunjukkan radionuklidapemancar a pada lokasi 1 adalah berbeda nyatasedangkan radionuklida pemancar p di setiaplokasinya tidak berbeda nyata. Berdasarkan haltersebut, maka secara komprehensif dapatdibuktikan bahwa perairan Teluk Jakarta belumterkena dampak radiologis yang berasal daridaratan. Jika terdapat masukan radionuklida daridaratan, maka nilai Konstanta Distribusi antaralokasi yang satu dengan yang lain berada dalamkisaran yang besar.
Analisis radionuklida pemancar y, dapatdigunakan untuk mengetahui radionuklida yangterdapat di perairan Teluk Jakarta secara kualitatifdan kuantitatif. Secara kualitatif, masing-masingradionuklida pemancar y mempunyai energi (dalamsatuan KeV dan MeV), sehingga jenisnya dapat
Prosiding Pertemuan dan Presentasilimiah Penelitlan Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologl NuklirP3TM-BATAN Yogyakarta, 8 Juli 2003
Hetly Susello ISSN 0216 - 3128 139
Lokasl
Lokasl
Gambar 5. Kalldullgall radiolluklida pemallcar rda/am sedimen pad a 5 Lokasi
-+-K ...•O____ Ra-228
Ac-228
Th-22'
Pada Gambar 5, menunjukkan kandunganradionuklida pemancar y yang dorninan dalam airdan sedimen laut di 5 10kasi pengambilan cuplikanadalah 40K. Konsentrasi radionuklida tersebut
dalam air laut berkisar antara 52-66 Bq/L.
Sedangkan konsentrasinya dalam sedimen lautberkisar antara 203-249 Bq/Kg.
Hasil perhitungan statistik deskriptifmenggunakan software SPss menunjukkan reratakandungan radionuklida 4°K dalam air laut 54,70 ±6,98 Bq/L. Sedangkan untuk 226Radan 228Thadalah12,90 ± 2,3 Bq/L dan 0,954 ± 0,53 Bq/L.
Kandungan radionuklida pemancar y dalamsedimen untuk 40K adalah 228,40 ± 18,0 Bq/Kg ,226Ra adalah 149,4 ±-48,92 Bq/Kg, 228Ac adalah63,8 ± 23,43 Bq/Kg dan 228Thadalah 169,2 ± 12,36Bq/Kg. Berdasarkan hasil analisis tersebut, makamempunyai kerniripan konsentrasi di PerairanSemenanjung Muria yang dikatagorikan sebagaikondisi alam [4].Tidak ditemui radionuklida buatan
dalam air rnaupun sedimen laut. Radionuklidaradionuklida yang terdeteksi merupakanradionuklida alam dari deret Uranium dan deret
Thorium. Radionuklida 226Ra merupakan anakluruh dari 230Thdari deret Uranium.
Radionuklida 226Ra mempunyai ti/2 1,6 x103 tahun, memancarkan partikel a pada 4,783MeV dan y pada 0,1862 MeV. Mengacu dariradiasi yang dipancarkan, maka terbukti 226Ramerupakan salah satu kontributor pada analisis totala dalam air laut dan sedimen. Radionuklida 228Ac
beras,al dari peluruhan 228Ra dari deret Thorium .Radionuklida 228Ac mempunyai tl/2 6,13 jam,mernancarkan radiasi p pada 1,11 MeV dan y pada0,911 MeV. Mengacu dari jenis radiasi tersebut,rnaka 228Ac merupakan kontributor kandunganradionuklida p dalam air dan sedimen laut.
Radionuklida 228Th_228 berasal dari
peluruhan Ac-228 dalam deret. Thorium,mempunyai t1/2 1,9 tahun, memancarkan sinar apada 4,85453 MeV dan y pada 0,0844 MeV.Mengacu pada hal tersebut, maka 228Thmerupakankontributor pada hasil analisis kandungan a padaair dan sedimen laut.
Berdasarkan hasil analisis tersebut, makasecara lebih komprehensif telah terbukti seluruhradionuklida yang terkandung di Teluk Jakartaberasal dari deret Uranium dan Thorium serta
radionuklida 4°K. Tidak terindikasi terdapatradionuklida buatan.
Untuk membuktikan lebih detail maka
dihitung nilai Konstanta Distribusi dari masingmasing radionuklida. Nilai Konstanta Distribusi(KD) yang merupakan nilai kesetimbangan dapatbalik radionuklida pemancar y dalam air laut dan
dapat digunakan untukalam (secara dorninananak luruhnya yang
Mengacu pad a Gambar 4 dan 5, diperolehhasil analisis kandungan radionuklida pemancar yyang terdapat dalam air laut dan sedimen adalahradionuklida alam yaitu 4°K, 226Ra,228Ac dan 22HTh.
Keterangan :Lokasi 1 : Tanjung Kait : 06°;0 1';31" LS,
106°;43' ;30" BT.Lokasi 2 : Pulau Bidadari : 06°;02' ;41,8" LS,
106°;45';0,60" BT.Lokasi 3 : Muara Baru : 06°;05';06" LS,
106°;47';54" BT.Lokasi 4: Muara Angke : 06°;04';44,3" LS,
106°;46';37,2" BT.Lokasi 5 : Ancol : 06°;06';28,7" LS,
106°;49';23,6" BT.
--+- K'"
___ Ra-226
,I.e-228
~ Th-22B
Keterangan :Lokasi 1 : Tanjung Kait : 06°;01' ;31" LS,
106°;43';30" BT.Lokasi 2: Pulau Bidadari: 06°;02';41,8" LS,
106°;45 ';0,60" BT.Lokasi 3 : Muara Baru : 06°;05';06" LS,
106°;47';54" BT.Lokasi 4: Muara Angke : 06°;04';44,3" LS,
106°;46';37,2" BT.Lokasi 5 : Ancol : 06°;06';28,7" LS,
106°;49';23,6" BT.
Gambar 4. Kandungan radionuklida pemancar rda/am air /aut dari 5 Lokasi
pengambilan cuplikan.
Hasil analisis radionuklida pernancar ydalam air laut dan sedimen ditunjukkan padaGambar 4 dan 5.
diidentifikasi. Teknik inimendeteksi radionuklida
mernancarkan a) darimemancarkan sinar y.
Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologl NukllrP3TM-BATAN Yogyakarta. 8 Juli 2003
140 ISSN 0216 - 3128 Heny Suseno
KESIMPULAN
I
sedimen[4J. Nilai KD tersebut ditunjukkan padaGambar 6.
Keberadaan industri yang diduga berpotensi
mengkontaminasi perairan Teluk Jakarta dengan zatradioaktif belum terlihat kontribusinya. Hal ini
ditunjukkan pada hasil analisis radionuklidapemancar alpha, beta dan gamma. Konsentrasi
radionuklida pemancar alfa dalam air laut dan
Lokasi 1 : Tanjung Kait : 06°;01';31" LS,106°;43';30" BT.
Lokasi 2: Pulau Bidadari : 06°;02';41,8" LS,106°;45';ol60" BT.
Lokasi 3: Muara BarlI : 06°;05';06" LS,106°-47"54" BT" .
Lokasi 4 : Muara Angke : 06°;04 ';44,3" LS,106°;46';3!7,2" BT.
Lokasi 5 : Ancol I: 06°;06';28,7" LS,106°;49';2[3,6" BT.
I
Gambar 6. Ni/ai Konstanta Distribusi radio
nllklida pemancar ydi Te/uk Jakarta.
IMengacu pada nilai Konstanta Distribusi,
maka dapat dibuktikan radionuklida tersebuttersebar hampir sarna di setiap lokasi dan berasaldari sumber yang sarna yaitu batuan alam didaratan. Batuan alath terkena erosi dan terbawa
oleh air sungai sathpai ke laut. Radionuklidaradionuklida alam terkebut akhimya akan sampai kelaut dan terdistribJsi baik dalam air maupunsedimen. Pola distribusi mengikuti sifat fisika dankimia dari masing-rnasing radionuklida. Uraniumberasal dari daratan masuk ke lingkungan laut darirun off sungai. Uranium akan meluruh menjadi234Th dan terjerap ke dasar laut, selanjutnyaberubah menjadi 234U yang larut kembali.Kemudian 234U akan berubah menjadi 23~h danterjerap ke dasar laut, dan seterusnya.
Berdasarkan fenomena tersebut, maka seluruhkandungan radionuklida di Teluk Jakarta berasaldari distribusi radionuklida alam. Tidak terlihat
indikasi peningkatan kandungan zat radioaktif yangberasal dari industri di sepanjang aliran sungai yangbermuara pad a Teluk Jakarta.
DAFT AR PUST AKA1. NOOR C.D ARYANTO, K. BUDIONO,
"Coastal Geosciences as SupportingInformation in Relation to Coastal Zone
Management and Assessment in Indonesia;Marine Geological Institute of Indonesia
Department of Mineral and Energy Resources,Indonesia (2000).
2. www.Tenorm.com
3. HENY SUSENO, " Studi RadioekologiTorium di Pesisir Teluk Naga", makalah
Seminar Teknologi Keselamatan Radiasi danBiomedika Nuklir II, P3KRBin, Jakarta H.
Umbara dkk(2002), "Laporan Triwulan IVRadioekologi dan Lingkungan KelautanP2PLR BATAN, BATAN, Jakarta Indonesia
(2002).
UCAPAN TERIMAKASIHTerimakasih disampaikan kepada rekan
rekan Sub Bidang Radioekologi dan LingkunganKelautan P2PLR BAT AN yang telah membantu
pelaksanaan penelitian ini baik di lapangan dan dilaboratorium.
4. ANNOM, Strategies and Methodologies for
Applied Marine Radioactivities Studies
Training Course Series No.7, lAEA, Vienna( 1997).
sedimen masing berkisar O,02Bq/L dan 10 - 90
Bq/Kg. Konsentrasi radionuklida pemancar betakonsentrasi radionuklida pemancar beta dalam air
laut dan sedimen masing 0,03Bq/L dan 100
240Bq/Kg. Analisis radionuklida pemancar gammadalam air maupun sedimen hanya menunjukkan
radionuklida alam yang meliputi 40K, 226Ra, 228Acdan 228Thyang masih berada dalam kondisi normal.Tidak terdeteksi radionuklida buatan dalam air
maupun sedimen laut. Pembuktian keadaan normal
tersebut dilakukan dengan cara menghitung nilaikonstanta distribusi (KD) radionuklida dalam airdan sedimen. Nilai KD diseluruh lokasi
pemantauan nilai KD masing-masing radionuklidamenunjukkan keidentikan. Berdasarkan hasil
penelitian dapat disimpulkan kondisi perairanTeluk Jakarta belum terkontaminasi oleh
radionuklida yang berasal dari daratan.
--+-K-40--..- R.·221
Ae·nl
T~22a~l~-'-.J0.1 -------+------o ••••
3
~ok'SI
IKeterangan :
Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologl NuklirP3TM-BATAN Yogyakarta, 8 Juli 2003
Heny Suseno ISSN 0216 - 3128 141
TANYAJAWAB
Poppy LT.
Mohon penjelasan lebih rinei mengenai teknispenelitian ini (tata kerjanya)
Heny Suseno
Penelitian ini terbagi menjadi 3 tahapanyaitu pengambilan cuplikan : pemilihanbiota sebagai bioindikator, aklimitasihewan percobaan : untuk mengadaptasikanhewan percobaan yang berasal dari alamke kondisi buatan (aquaria) selama 14 hari,Pada proses aklimitasi ini hewanlbiotatersebut tidak boleh mengalami mortalitassebanyak > 0,5 %. Kontaminasi Cd,Percobaan bioakumulasi, penentuangenetika,
Dwi WahiniNurhayati
Bagaimana aplikasi/teknis pelaksanaanpengaturan pH untuk tumbuhnya Perna Viridisdalam laut, sehingga bisa terserap Cd ± 50 kali(karena pH laut bervariasi)
Heny Suseno
Perna Viridis dapat hidup dalam kisaranpH yang cukup luas dari kondisi asam kekondisi basa, Hal ini yang menjadialasan mengapa perna Viridis dipilihsebagai bioindikator,
M. Yazid
Apakah dari percobaan anda ini sudah dapatdiketahui telah terjadi bioakumulasi ?" karenahasilnya belum stabil.
Berapa TI/2 biologis/efektif Cd, di dalamtubuh perna viridis
Heny suseno
Proses bioakumulasi secara tepat belumterjadi selama proses 14 hari, Hal inikarena antara selisih laju up take danekskresi belum stabil, Diperkirakansetelah hari ke 14 sid 30 prosesbioakumulasi tersebut terjadi,
TI12 belum dapat ditentukan padapercobaan ini, karena biokinetika bvelumdapat ditentukan.
Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi NuklirP3TM-BATAN Yogyakarta, 8 Juli 2003
top related