(studi di smp islam hidayatullah banyumanik...
Post on 06-Feb-2018
270 Views
Preview:
TRANSCRIPT
MANAJEMEN HUMAS
PADA LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM
(Studi di SMP Islam Hidayatullah Banyumanik Semarang)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memeperoleh Gelar Sarjana Strata I (S.I)
dalam Ilmu Tarbiyah Jurusan Kependidikan Islam
Disusun oleh :
M. SYAIFUDDIN JAZULI NIM : 3 1 0 4 2 7 5
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG 2009
ii
DEPATEMEN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI “WALISONGO”
FAKULTAS TARBIYAH SEMARANG Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Ngaliyan Telp. 7601295 Fax. 7615387 Semarang 50185
P E N G E S A H A N Skripsi Saudara/i : M. Syaifuddin Jazuli
N I M : 3104275
J u r u s a n : Kependidikan Islam (KI)
Dengan Judul : Manajemen Humas Pada Lembaga Pendidikan Islam (Studi
di SMP Islam Hidayatullah Banyumanik Semarang)
telah dimunaqosahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah Institut Agama
Islam Negeri Walisongo Semarang pada tanggal :
2 Januari 2009
dan dapat diterima sebagai kelengkapan ujian akhir dalam rangka menyelesaikan
studi Program Sarjana Strata (S.1) guna memperoleh gelar Sarjana dalam ilmu
Tarbiyah
Semarang, 25 Maret 2009 Penguji, Ketua Sidang Sekretaris Sidang
Drs. H. Mustaqim Drs. Widodo Supriyono, M.A.
NIP 150215811 NIP 150231367
Penguji I Penguji II
Drs. H. Syamsuddin Yahya, Drs. Abdul Wahid, M.Ag.
NIP 150170121 NIP 150268214
Pembimbing
iii
NOTA PEMBIMBING Lamp. : 7 (tujuh) Eksemplar Kepada :
H a l. : Naskah Skripsi Yth.Dekan Fakultas
a.n. Sdr/I : M. Syaifuddin Jazuli Tarbiyah IAIN “Walisongo”
Semarang
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Setelah saya mengadakan koreksi dan perbaikan seperlunya, maka
bersama ini saya kirimkan Naskah Skripsi Sdr/i :
N a m a : M. Syaifuddin Jazuli
N I M : 3104275
J u r u s a n : Kependidikan Islam (KI)
Judul Skripsi : Manajemen Humas Pada Lembaga Pendidikan Islam (Studi di
SMP Islam Hidayatullah Banyumanik Semarang)
Dengan ini saya mohon agar Skripsi Saudara/i. tersebut dapat
dimunaqosahkan.
Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Pembimbing I, Pembimbing II
Fahrurrozi, M.Ag Isama’il SM. M.Ag NIP. 150 NIP. 150
iv
M O T T O
لحق من ربك فال تكونن من الممترينا ﴾١۴٧:البقراة﴿
Artinya: “Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu
termasuk orang-orang yang ragu”. (Q.S. Al-Baqarah : 147).∗
∗Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: CV. Toha Putra, 1989. hlm. 37.
v
PERSEMBAHAN
Dengan segala kerendahan hati, karya ini kupersembahkan kepada:
Ayahanda dan Ibunda tercinta yang senantiasa dengan tulus
memberikan do’a restu, mencurahkan segala kasih sayang, bimbingan,
perhatian, dan dukungan untukku.
Kakak-kakakku, kalianlah yang menjadi semangat hidupku tuk
mewujudkan sebuah harapan.
Sahabat-sahabat seperjuangan yang segalanya begitu indah dengan
kasih sayang serta persahabatan kalian. Serta teman-teman mahasiswa
IAIN Walisongo Semarang yang selalu memberikan motivasi
kepadaku tuk segera menyelesaikan skripsi ini.
Seseorang yang selama ini telah mengisi kehidupanku.Terima kasih
atas do’a dan dukungannya, tetaplah menjadi bagian dalam hidupku.
vi
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggungjawab, penulis
menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah
ditulis oleh orang lain atau diterbitkan oleh orang lain.
Demikian pula skripsi ini tidak berisi satu pun pikiran-pikiran
orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi
yang dijadikan sebagai bahan rujukan.
Semarang, 15 Januari 2009
Deklarator,
M. Syaifuddin Jazuli NIM. 3104275
vii
ABSTRAK M. Syaifuddin Jazuli (NIM. 3104275). Manajemen Humas pada Lembaga Pendidikan Islam (Studi di SMP Islam Hidayatullah Banyumanik Semarang). Skripsi Fakultas Tarbiyah Jurusan Kependidikan Islam IAIN Walisongo Semarang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Strategi Humas di SMP Islam Hidayatullah Banyumanik Semarang. (2) Pengelolaan Humas di SMP Islam Hidayatullah Banyumanik Semarang. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. yaitu data yang terkumpul berbentuk kata-kata, gambar bukan angka-angka. Sedangkan metode yang digunakan untuk pengumpulan data yaitu metode observasi (pengamatan), interview (wawancara) dan dokumentasi. Sehingga data yang terkumpul kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif yang dilakukan secara induktif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam kegiatan Humas, SMP
Islam Hidayatullah Semarang dalam menjalin hubungan masyarakat, baik masyarakat sekolah maupun masyarakat umum menggunakan beberapa strategi diantaranya yaitu dengan koordinasi, mempresentasikan materi kegiatan, melalui surat tugas dan fasilitas atau sarana prasarana. Kemudian dalam menjalankan kegiatan humas terdapat dua bentuk kegiatan untuk menjalin keharmonisan antara warga SMP Islam Hidayatullah sendiri (internal public) yaitu dengan mengadakan beberapa kegiatan diantaranya; Home visit, gerakan Infaq dan Shodaqoh (Jum’at beramal), kunjungan sosial dan baksos, kunjungan (silaturrahmi) ke rumah guru, Subuh call dan lain-lain. Selain itu, dalam maenjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat umum (external public) adalah dengan PGOTW, brosur, pekan olah raga dan seni, seminar lokakarya dan training, layanan internet, komite sekolah, lembaga bimbingan belajar dan lain-lain. Sedangkan dalam pengelolaan humas di SMP Islam Hidayatullah, yaitu dengan menggunakan beberapa instrumen manajemen, yaitu mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi. Yang secara langsung melibatkan semua komponen-komponen di sekolah (guru, siswa, Kepala sekolah, karyawan, orang tua siswa dan masyarakat) untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan Nasional.
SMP Islam Hidayatullah merupakan lembaga pendidikan Islam yang
bernuansa Islami, maka segala bentuk strategi dan pengelolaan yang dikembangkan selalu diwarnai dengan nilai-nilai Islam, sebagaimana simbol yang melekat pada sekolah ini adalah “Membentuk manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. yang disertai dengan penguasaan ilmu pengetahuan yang tinggi dan kukuh berikhtiar”.
Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi,
bagi komponen sekolah terutama bagi Humas di lingkungan sekolah, sehingga dapat dijadikan bahan informasi dan masukan untuk meningkatkan program dan pengelolaan Humas dalam pendidikan islam.
viii
KATA PENGANTAR
بسم اهللا الرحمن الرحيم
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah (Rab al-Alamin), yang telah
melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayahnya, sehingga penulis mampu
menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Manajemen Humas Pada Lembaga
Pendidikan Islam (Studi di SMP Islam Hidayatullah Banyumanik Semarang)”.
Shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad
Saw. pembawa risalah kenabian yang telah menuntun ummat manusia menuju
jalan yang diridhai Allah SWT.
Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa tersusunnya skripsi ini
bukanlah hasil jerih payah penulis sendiri, melainkan atas pertolongan Allah yang
dijelmakan melalui makhluk-Nya. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada yang terhormat:
1. Prof. Dr. Ibnu Hadjar, M. Ed., selaku Dekan fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang beserta segenap stafnya.
2. Ismail SM, M. Ag., selaku ketua Jurusan Kependidikan Islam (KI) dan
Mustofa Rahman, M. Ag., selaku Sekretaris Jurusan Kependidikan Islam (KI).
3. Fatah Syukur NC, M. Ag., selaku dosen wali studi yang selalu membimbing
dan mengarahkan selama kuliah.
4. Fahrurrozi, M. Ag., selaku dosen pembimbing I dan Ismail SM, M.Ag. selaku
dosen pembimbing II yang telah berkenan meluangkan waktu, tenaga dan
pikirannya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan
skripsi ini di tengah kesibukannya.
5. Para dosen pengajar di lingkungan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang yang telah membekali berbagai pengetahuan sehingga penulis
mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini.
6. Adi Suipto, S. Pd., selaku Kepala Sekolah SMP Islam Hidayatullah
Banyumanik Semarang yang telah memberikan waktu, izin, dan data guna
penyusunan skripsi ini.
ix
7. Drs. Darso, Sutasmin S. Pd, Sigit K, A. Md, Andrei Hartoyo dan segenap
dewan guru SMP Islam Hidayatullah, yang telah membantu memberikan
waktu guna menyelesaikan penelitian ini.
8. Bapak dan Ibu tercinta, yang selalu memberikan dorongan baik moral maupun
material kepada penulis, kakak-kakakku tersayang serta segenap keluarga
yang dengan tulus mendoakan dan memberikan bantuan secara moril maupun
materiil kepada penulis.
9. Sahabat-sahabat seperjuangan di Jurusan KI 2004 Fakultas Tarbiyah yang
memberikan motivasi kepada penulis agar menyelesaikan studi ini segera,
dengan slogan “seng penting lulus”. Tetap semangat dan semoga cepat lulus.
10. Tim PPL SMP Islam Hidayatullah Banyumanik Semarang, kawan-kawan
KKN Desa Kediten Plantungan Kendal dan kawan-kawan Bim-Bim Kos, yang
selalu berbagi pengalaman baik suka maupun duka. Kalian adalah teman yang
hebat dan pasti akan menjadi orang hebat.
11. Semua pihak yang tidak bisa saya sebut satu per satu yang telah membantu
penulis dalam menyusun dan menyelesaikan skripsi ini.
Semoga amal kebaikan dan budi mereka selalu mendapat ridho dan rahmat
dari Allah SWT. Seiring do’a dan ucapan terima kasih penulis mengharapkan
tegur sapa, kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat membawa manfaat
bagi penulis khususnya dan bagi pembaca yang budiman. Penulis hanya
bertawakkal kepada Allah, karena penulis sadar bahwa hanya kepada Allah-lah
semuanya akan kembali. Wallahu A’lam bis Showab.
Semarang, 15 Januari 2009
Penulis,
M. Syaifuddin Jazuli NIM : 3 1 0 4 2 7 5
x
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................................... iii
HALAMAN MOTTO ..................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v
HALAMAN DEKLARASI ............................................................................. vi
HALAMAN ABSTRAK ................................................................................. vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................. 6
D. Penegasan Istilah ....................................................................... 6
E. Telaah Pustaka............................................................................ 7
F. Metode Penelitian ...................................................................... 9
BAB II : MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN
ISLAM
A. Pengertian, Fungsi, Prinsip, Tujuan dan Strategi Manajemen
Humas ........................................................................................ 13
a. Pengertian Manajemen Humas ............................................. 13
b. Fungsi Manajemen Humas.................................................... 18
1. Perencanaan (Planning) ................................................. 18
2. Pengorganisasian (Organizing)....................................... 20
3. Penggerakan (Actuating) ................................................ 22
4. Evaluasi (Evaluating) ..................................................... 23
c. Prinsip Manajemen Humas ................................................... 24
d. Tujuan Humas pada Lembaga Pendidikan Islam.................. 25
xi
e. Strategi Humas Pada Lembaga Pendidika Islam ................. 27
B. Lembaga Pendidikan Islam ....................................................... 34
1. Pesantren atau Pondok Pesantren......................................... 35
2. Madrasah atau Sekolah Islam .............................................. 36
3. Pendidikan Nonformal/Informal .......................................... 36
BAB III: MANAJEMEN HUMAS DI SMP ISLAM HIDAYATULLAH
BANYUMANIK SEMARANG.
A. Kondisi Umum SMP islam Hidayatullah Banyumanik
Semarang .............................................................................. 39
1. Sejarah Berdiri dan Perkembangan SMP Islam
Hidayatullah ...................................................................
2. Letak Geografis SMP Islam Hidayatullah ...................... 41
3. Sarana dan Prasarana SMP Islam Hidayatullah .............. 41
4. Struktur Organisasi SMP Islam Hidayatullah ................ 42
5. Keadaan Guru, Siswa dan Karyawan SMP Islam
Hidayatulllah .................................................................. 43
6. Visi, Misi, Tujuan dan Indikator Keberhasilan SMP
Islam Hidayatullah ......................................................... 45
B. Strategi Humas di SMP Islam Hidayatullah ........................ 48
C. Pengelolaan Humas di SMP Islam Hidayatullah .................. 49
1. Perencanaan (Planning) Program Humas ...................... 49
a. Program Kompetensi (Ekstrakurikuler) ................... 51
b. Program Insidental ................................................... 51
c. Program Ibadah Praktis ............................................ 51
d. Program Khusus Kelas 3 .......................................... 51
2. Pengorganisasian (Organizing)....................................... 53
3. Penggerakan (Actuating) ................................................ 54
4. Evaluasi (Evaluating)...................................................... 55
xii
BAB IV : ANALISIS TENTANG MANAJEMEN HUMAS DI SMP
ISLAM HIDAYATULLAH BANYUMANI SEMARANG.
A. Analisis tentang Strategi SMP Islam Hidayatullah dalam
Mengembangkan Humas.......................................................... 61
B. Analisis tentang Manajemen Humas di SMP Islam
Hidayatullah ............................................................................. 62
1. Perencanaan (Planning) .................................................... 62
2. Pengorganisasian (Organizing).......................................... 63
3. Penggerakan (Actuating) ................................................... 64
4. Evaluasi (Evaluating) ........................................................ 65
C. Analisis tentang Keberhasilan Humas dan Kritik di SMP
Islam Hidayatullah Banyumanik Semarang ) ......................... 66
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................ 69
B. Saran-saran ................................................................................ 70
C. Penutup ...................................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I : Riwayat Pendidikan Penuliss
Lampiran II : Penunjukan Pembimbing Skripsi
Lampiran III : Daftar Interview
Lampiran IV : Mohon Izin Riset
Lampiran V : Surat Keterangan Penelitian
Lampiran VI : Struktur Organisasi SMP Islam Hidayatullah
Lampiran VII : Dokumen SOP (Standard Operation Procedur) Bidang Humas
Tahun 2007/2008 SMP Islam Hidayatullah semarang.
Lampiran VIII : Piagam PASSKA Institut
Lampiran IX : Piagam PASSKA Fakultas
Lampiran X : Piagam KKN
Lampiran XI : Surat Keterangan Ko Kurikuler
Lampiran XI : Transkip Ko Kurikuler
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Lembaga pendidikan utamanya sekolah, tidak bisa terlepas dari
manajemen, karena manajemen marupakan komponen integral yang tidak
dapat dipisahkan dari proses pendidikan secara keseluruhan. Tanpa adanya
manajemen, tidak mungkin tujuan pendidikan dapat diwujudkan secara
optimal, efektif dan efisien.1 Pada kerangka inilah tumbuh kesadaran akan
pentingnya memberdayakan masyarakat dan lingkungan sekitar sekolah. Hal
ini diharapkan agar tercapai tujuan hubungan sekolah dengan masyarakat,
yaitu meningkatnya kinerja sekolah dan terlaksananya proses pendidikan di
sekolah secara produktif, efektif dan efisien, sehingga menghasilkan lulusan
yang produktif dan berkualitas.2
Hubungan Sekolah dengan Masyarakat pada hakikatnya merupakan
sarana yang sangat berperan dalam membina dan mengembangkan
pertumbuhan pribadi peserta didik di sekolah. Dalam hal ini, sekolah sebagai
sistem sosial merupakan bagian integral dari sistem sosial yang lebih besar,
yaitu masyarakat. Sekolah dan masyarakat memiliki hubungan yang sangat
erat dalam mencapai tujuan sekolah atau pendidikan secara efektif dan efisien.
Selain itu, sekolah juga harus menunjang pencapaian tujuan atau pemenuhan
kebutuhan masyarakat, khususnya kebutuhan pendidikan.
Untuk mewujudkan hubungan yang harmonis antara lembaga pendidikan
dengan masyarakat, maka diperlukan manajemen humas, yang akan dikelola
secara serius dan professional oleh setiap lembaga pendidikan, khususnya
lembaga pendidikan Islam. Sehingga dapat berjalan lebih efektif dan efisien
serta membuahkan hasil yang maksimal.
1 E.Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep Strategi dan Implementasi, (Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 2003), hlm. 20. 2 E.Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2004), Cet.3, hlm. 166.
1
2
Dengan adanya Humas dalam pendidikan, maka akan terjalin kerjasama
antar semua pihak, baik warga sendiri (internal public) dan masyarakat umum
(eksternal public). Sehingga hubungan yang harmonis ini akan membentuk,
(1) saling pengertian antar sekolah, orang tua, masyarakat dan lembaga-
lembaga lain yang ada di masyarakat, termasuk dunia kerja, (2) saling
membantu antar sekolah dan masyarakat karena mengetahui manfaat, arti dan
pentignya peran masing-masing, (3) kerjasama yang erat antara sekolah
dengan berbagai pihak yang ada di masyarakat dan mereka merasa bangga dan
ikut bertanggung jawab atas suksesnya pendidikan disekolah.3
Oleh karena itu, sekolah berkewajiban memberi penerangan tentang
tujuan- tujuan, program-program, kebutuhan, serta keadaan masyarakat. Dan
disamping itu, sekolah juga harus mengetahui dengan jelas apa kebutuhan,
harapan dan tuntutan masyarakat, terutama terhadap sekolah. Dengan kata
lain, antara sekolah dan masyarakat harus dibina dan dikembangkan suatu
hubungan yang harmonis.4 Hal ini berarti bahwa sekolah merupakan bagian
yang tak terpisahkan dari masyarakat. Hubungan serasi, terpadu, serta timbal
balik yang diciptakan dan dilaksanakan agar peningkatan mutu pendidikan dan
pembangunan dapat saling menunjang.5
Pentingnya Humas pendidikan dapat diterangkan sebagai berikut; (1)
Humas merupakan suatu kegiatan yang sangat diperlukan dalam semua
pelaksanaan pekerjaan agar sekolah atau lembaga pendidikan tersebut
mempunyai wahana yang resmi untuk dapat berhubungan dengan masyarakat
luas serta menunjukkan kepada masyarakat tersebut mengenai kegiatan yang
sudah, sedang, dan apa yang akan dikerjakan, (2) Dengan Humas, sebuah
orgaisasi mempunyai berbagai alat untuk menyebarkan ide atau gagasannya
kepada organisasi atau badan lain, (3) Dengan kegiatan Humas, sebuah
organisasi dapat minta bantuan yang diperlukan dari organisasi atau badan
lain, (4) Humas mendorong usaha seseorang atau suatu organisasi pendidikan
3 Ibid. hlm, hlm.166. 4 Ibid. hlm. 165. 5 Ary H.Gunawan, Administrasi Sekolah Administrasi Pendidikan Mikro, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 1996), hlm. 187.
3
untuk memperkenalkan dan membiarkan diri berhubungan dengan orang atau
organisasi lain, (5) Humas memberi kemungkinan bagi seseorang untuk
memenuhi kebutuhan di dalam mengembangkan diri.6
Selain itu juga, pentingnya hubungan sekolah dan masyarakat dapat pula
dikaitkan dengan semakin banyaknya isu yang berupa kritik-kritik dari
masyarakat tentang tidak sesuainya produk sekolah dengan kebutuhan
pembangunan, bahwa lulusan sekolah merupakan produk yang tidak siap
pakai, semakin membengkaknya jumlah anak putus sekolah (drop outs),
makin banyaknya pengangguran, dan sebagainya. Meskipun hal-hal tersebut
merupakan masalah yang kompleks, dan untuk memecahkan masalah-masalah
itu bukan semata-mata merupakan tanggung jawab sekolah, dengan
meningkatkan keefektifan hubungan sekolah dan masyarakat beberapa
masalah tersebut dapat dikurangi.7
Dari sini dapat diukur bahwa kemajuan suatu lembaga pendidikan
terutamanya lembaga pendidikan Islam tidak akan pernah terlepas dari
dukungan masyarakat terhadap lembaga pendidikan. Hanya lembaga
pendidikan Islam yang didukung masyarakat pada akhirnya dapat bersaing
secara kompetitif dengan lembaga lainnya. Karena itu, Humas dalam suatu
lembaga pendidikan Islam diharapkan menjadi ujung tombak keberhasilan
lembaga pendidikan dalam menyelenggarakan dunia pendidikan Islam.
Dengan demikian untuk mencapai suatu keberhasilan dalam proses
pendidikan maka perlu adanya manajemen Humas, karena manajemen
memiliki arti yang sangat penting untuk mencapai suatu tujuan pendidikan
Islam, yaitu untuk melahirkan manusia muslim yang shalih sekaligus sebagai
kader pembangunan yang taat dan bertakwa kepada Allah SWT. serta
memiliki kepribadian yang luhur berakhlakul karimah dan bertanggung jawab.
Maka, untuk mencapai tujuan itu diperlukan sistem manajemen atau
pengelolaan lembaga pendidikan yang baik.
6 Suharsimi Arikunto, Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan,
(Jakarta: CV. Rajawali, 1990), hlm.100. 7 M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya,1995), Cet.7, hlm.189
4
Salah satu bentuk lembaga pendidikan Islam formal tingkat menengah
pertama adalah sekolah yang terletak di Jalan Cemara Raya No. 290
Kelurahan Padangsari Kecamatan Banyumanik Kota Semarang. Yang tetap
berkembang ditengah persaingan zaman di era Global ini. SMP Islam
Hidayatullah dapat dikatakan sebagai lembaga pendidikan Islam tingkat
pertama yang cukup ideal, hal ini terbukti bahwa SMP Islam Hidayatullah
tetap mengusung cita dan citra yang selama ini masyarakat masih
mempercayai dan membutuhkannya. Hal ini dibuktikan dengan tidak sedikit
orang tua di sekitar lingkungan SMP Islam Hidayatullah yang mendaftarkan
anak-anaknya kelembaga tersebut. Kemudian dalam pelaksanaannya, kegiatan
Humas di SMP Islam Hidayatullah ini dapat dikatakan cukup baik, karena
mereka menyadari pentingnya dukungan masyarakat dalam mengembagkan
pendidikan Islam di tengah-tengah perkembangan zaman yang semakin pesat
dan persaingan yang semakin meningkat.
Tidak hanya itu, yang lebih penting sebagai sikap yang harus yang
dikembangkan adalah membangun persepsi dan citra positif (positive image)
terlebih dahulu, mempunyai tujuan yang baik, saling mempercayai satu sama
lain (mutual confidence), saling menghargai (mutual appreaciation), saling
pengertian antar kedua belah pihak (mutual understanding), dan memiliki rasa
toleransi (tolerance).8
SMP Islam Hidayatullah memiliki perencanaan program kerja semesteran
(promes) dan program kerja tahunan (prota) yang jelas tentang pengelolaan
hubungan masyarakat, dalam program kerja semesteran dan tahunan tersebut
dijelaskan tentang jadwal pelaksanaan dan juga orang-orang yang
melaksanakannya serta sumber dana yang digunakan untuk kegiatan humas
tersebut. Sebagai contoh, kegiatan humas antar warga sendiri (Internal Public)
di SMP Islam Hidayatullah adalah adanya kegiatan halaqah dzikir pagi dan
Shalat dhuha, PGOTW (Pertemuan Guru Orang tua Wali murid), temu pakar,
8 Rosady Ruslan, Aspek-Aspek Hukum dan Etika Dalam Aktifitas Public Relations
Kehumasan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1995), hlm. 33.
5
home visit, penerbitan bulletin jum’at, bulletin bulanan, subuh call, dan lain-
lain.9
Adanya semangat untuk lebih akomodatif dan responsif membuat SMP
Islam Hidayatullah mampu bersaing dengan lembaga-lembaga lain, hal ini
ditindak lanjuti dengan menambah beberapa muatan lokal, seperti PAI
(Pendidikan Agama Islam), Bahasa Arab, tahfidz juz ‘Amma dan hafalan
hadist-hadist serta berbagai macam kegiatan ekstra kurikuler. Harus diakui
bahwa sistem pendidikan yang diterapkan oleh SMP Islam Hidayatullah tidak
dapat dipisahkan dari dukungan dan pertisipasi masyarakat dan dukungan
pemerintah. Untuk mewujudkan lembaga yang sesuai dengan harapan, maka
praktisi pendidikan dituntut untuk memiliki kemampuan profesional dalam
melaksanakan tugasnya.
Berangkat dari fenomena yang ada, maka penulis mencoba
mengetengahkan bagaimana konsep dan strategi humas yang dilakukan SMP
Islam Hidayatullah, dan seberapa jauh pengelolaan humas di SMP Islam
Hidayatullah.
Atas dasar inilah, penulis mengangkat judul proposal dalam peneletian ini,
dengan mengambil judul: MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA
PENDIDIKAN ISLAM (Studi di SMP Islam Hidayatullah Banyumanik
Semarang).
B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang masalah di atas, dapat diambil beberapa rumusan
masalah, antara lain:
1. Bagaimana Strategi Humas di SMP Islam Hidayatullah Banyumanik
Semarang?
2. Bagaimana Pengelolaan Humas di SMP Islam Hidayatullah Banyumanik
Semarang?
9 Dokumen SMP Islam Hidayatullah, Waka Humas tahun 2007/2008.
6
C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
Dari latar belakang permasalahan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah:
1. Ingin mengetahui Strategi Humas di SMP Islam Hidayatullah Banyumanik
Semarang.
2. Ingin mengetahui Pengelolaan Humas di SMP Islam Hidayatullah
Banyumanik Semarang.
Sedangkan manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk pengembangan bagi lembaga atau institutisi terkait, dalam hal ini
sekolah untuk dapat menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat,
serta dapat menambah khasanah dan cakrawala Manajemen Operasional
dalam pendidikan, khususnya pendidikan Islam.
2. Sebagai pengembangan ilmu manajemen dalam pendidikan Islam sehingga
dapat diapresiasi dan dijadikan masukan bagi umat Islam dalam
menghadapi berbagai masalah yang berkaitan dengan pengelolaan Humas,
khususnya pengelolan humas dalam pendidikan Islam.
D. PENEGASAN ISTILAH
Untuk memberi gambaran yang jelas agar tidak terjadi salah tafsir, maka
penulis menjelaskan beberapa istilah atau kata-kata yang terdapat dalam judul
“Manajemen Humas Pada Lembaga Pendidikan Islam (Studi di SMP Islam
Hidayatullah Banyumanik Semarang)” sebagai berikut:
1. Manajemen
Manajemen adalah proses penyelengaraan berbagai kegiatan dalam rangka
penerapan tujuan.10 Adapun yang dimaksud manajemen di sini adalah
proses atau cara mengelola suatu kearah yang lebih baik untuk mencapai
tujuan yang telah di tetapkan.
2. Humas
Humas (Hubungan Masyarakat) adalah suatu rangkaian kegiatan yang di
organisasi sedemikian rupa sebagai suatu rangkaian kampanye atau
10 Sondang P. Siagian, Filsafat Administrasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hlm. 5.
7
program terpadu dan semuanya itu berlangsung secara berkesinambungan
dan teratur.11 Sedangkan Hubungan sekolah dengan masyarakat adalah
suatu proses komunikasi untuk meningkatkan pengertian warga
masyarakat tentang kebutuhan dan praktek, serta ,mendorong minat, dan
kerjasama dalam usaha memperbaiki sekolah, karena komunikasi itu
merupakan lintasan dua arah, yaitu dari arah sekolah ke masyarakat dan
sebaliknya.12
3. Lembaga Pendidikan Islam
Lembaga pendidikan Islam adalah lembaga pendidikan yang dikelola,
dilaksanakan, dan diperuntukkan bagi umat Islam. Oleh sebab itu, lembaga
pendidikan Islam menurut bentuknya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
lembaga pendidikan Islam di luar sekolah dan lembaga pendidikan Islam
di dalam sekolah.13
4. SMP Islam Hidayatullah Banyumanik Semarang.
SMP Islam Hidayatullah adalah salah satu bentuk lembaga pendidikan
Islam formal tingkat menengah pertama, yang terletak di Jalan Cemara
Raya No. 290 Kelurahan Padangsari Kecamatan Banyumanik Kota
Semarang.14
Jadi, yang dimaksud dengan judul “Manajemen Humas Pada
Lembaga Pendidikan Islam (Studi di SMP Islam Hidayatullah Banyumanik
Semarang)” adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui
pengelolaan humas dan problematika yang dihadapi oleh sekolah tersebut.
E. TELAAH PUSTAKA
Untuk memahami masalah-masalah yang berkaitan dengan
tema“Manajemen Humas Pada Lembaga Pendidikan Islam (Studi di SMP
Islam Hidayatullah Banyumanik Semarang)”ini, maka penulis melakukan
11 M. Linggar Anggoro, Teori dan Profesi Kehumasan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), cet.3,
hlm. 2. 12 E.Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Prfesional. Op.Cit, hlm. 173. 13 Jasa Ungguh Muliawan, Pendidikan Islam Integratif, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2005), hlm. 154. 14http://lpi-hidayatullah.com/ selasa 09 Juni 2008.
8
penelaahan terhadap karya-karya ilmiah, karena terbukti dari beragai
penelitian mengatakan bahwa suatu sekolah yang mampu mengelola Humas
secara fungsional, maka secara periodik maupun insidental, sekolah tersebut
mampu meraih kamajuan yang signifikan. Adapun referensi yang dipakai
dalam penulisan skripsi ini adalah:
1. Khasan, (2006)15 dalam skripsinya Pelaksanaan Humas dilembaga
Pendidikan Islam MTs Tanwirudl Dholam Desa Kali Kondang Demak.
Dari hasil temuannya dipaparkan tentang bagaimana prinsip dan strategi
dalam mengembangkan Humas. Selain mengembangkan prinsip dan
strategi Humas, di MTs Tanwirudl Dholam juga mengembangkan karakter
pribadi sebagai salah satu lembaga pendidikan unggulan diantara lembaga
pendidikan Islam lain.
2. Edi Hartono, (2006)16 Dalam skripsinya yang berjudul “Studi tentang
Pelaksanaan Manajemen Operatif Pendidikan di Madrasah Aliyah
Mualimin Mualimat Rembang” dipaparkan tentang bagaimana
peelaksanaan Manajemen Operatif Pendidikan yang meliputi Manajemen
Tata Usaha, Perbekalan, Kepegawaian, Keuangan dan Hubungan
Masyarakat (Humas) yang mana dalam Manajemen Hubungan Masyarakat
dipaparkan tentang prinsip dan tekhnik hubungan antara sekolah dengan
masyarakat.
Meskipun ada kemiripan hasil penelitian di atas, namun penelitian dan
skripsi ini berbeda dengan yang sudah ada dan dari tulisan-tulisan tersebut
penulis belum menemukan suatu pembahasan khusus tentang Manajemen
Humas pada Lembaga Pendidikan Islam. Oleh karena itu, penulis mencoba
untuk membahas permasalahan ini dengan mengambil studi di SMP Islam
Hidayatullah Banyumanik Semarang.
15 Khasan, Pelaksanaan Humas dilembaga Pendidikan Islam MTs Tanwirudl Dholam Desa
Kali Kondang Demak,Skripsi Sarjana Pendidikan Islam, (Semarang: IAIN Walisongo, 2006). 16 Edi Hartono, Studi tentang Pelaksanaan Manajemen Operatif Pendidikan di Madrasah
Aliyah Mualimin Mualimat Rembang, Skripsi Sarjana Pendidikan Islam, (Semarang: IAIN Walisongo, 2006)
9
F. METODOLOGI PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif, yaitu data
yang dikumpulkan berbentuk kata-kata, gambar, bukan angka-angka.17
Menurut Bagda dan Taylor, sebagaimana yang dikutip oleh Lexy J.
Moleong, Penelitian kualitatf adalah prosedur peelitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang diamati.18
2. Metode Pengumpuan Data
Untuk mempermudah dalam melaksanakan studi lapangan, penulis
menggunakan beberapa metode untuk memperoleh data-data yang
diperlukan. Adapun metode yang digunakan yaitu:
a. Metode Observasi (Pengamatan)
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik
terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian.19 Metode ini
digunakan untuk memperoleh data-data yang berkaitan dengan Humas
di SMP Islam Hidayatullah Banyumanik Semarang.
b. Metode Interview (Wawancara)
Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang
berlangsung secara lisan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih
bertatap muka dengan mendengarkan langsung dari informasi-
informasi dari yang diwawancarai.20 Metode ini digunakan untuk
memperoleh data yang berkaitan dengan keadaan umum di SMP Islam
Hidayatullah Banyumanik Semarang. Selain itu, metode wawancara ini
17 Sudarwan Denim, Menjadi Peneliti Kualitatif Rancangan Metodologi, presentasi, dan
publikasi hasil Penelitian untuk Mahasiswa dan Penelitian pemula Bidang Ilmu Sosial, Pendidikan dan Humaniora, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2002), Cet.I, hlm.51.
18 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002). Cet.XVII, hlm.3.
19 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), Cet.4, hlm.158.
20 Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 1999), Cet.2, hlm.83.
10
digunakan untuk memperoleh data mengenai tangapan-tangapan yang
berhubungan dengan Humas yang ada di sekolah tersebut.
c. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,
prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya.21Metode ini
digunakan untuk mengungkap masalah atau hasil dari aktifitas
kehumasan yang ada di SMP Islam Hidayatullah Banyumanik
Semarang, serta data-data lain yang bersifat dokumen.
3. Metode Analisis Data
Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis
catatan hasil observasi, wawancara dan lainnya untuk meningkatkan
pemahaman penelitian tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya
sebagai temuan bagi orang lain. Sedangkan untuk meningkatkan
pemahaman tersebut, analisis perlu dilanjutkan dengan berupaya mencari
makna (meaning).22
Untuk menganalisa data yang telah diperoleh dari hasil penelitian,
penulis menggunakan analisa deskriptif kualitatif, yaitu analisis yang
mewujudkan bukan dalam bentuk angka melainkan dalam bentuk
lapangan dan uraian deskriptif. Adapun cara pembahasan yang digunakan
untuk menganalisa data dalam hal ini, yaitu dengan mengunakan pola pikir
induktif. Yaitu berangkat dari fakta-fakta atau peristiwa-peristiwa yang
bersifat empiris kemudian temuan tersebut dipelajari dan dianalisis
sehingga bisa dibuat suatu kesimpulan dan generalisasi yang bersifat
umum.23 Kemudian dianalisis dengan data yang ada, selanjutnya dengan
analisis seperti ini akan diketahui apakah manajemen yang diterapkan di
lembaga tersebut sesuai dengan konsep manajemen Humas ataukah belum,
21 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), hlm.231. 22 Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rake Sarasin, 1996),
hlm.104. 23 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, jilid 1 (Yogyakarta: Andi Offset, 2001), Cet.
XXXII, hlm.42.
11
kemudian strategi apa yang ditempuh SMP Islam Hidayatullah
Banyumanik Semarang, kaitannya dengan pengelolaan humas untuk
mencapai tujuan pendidikan dan kualitas atau mutu dari pendidikan sesuai
dengan tuntutan masyarakat dan juga sejalan dengan perkembengan
zaman.
BAB II
MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN
ISLAM
A. PENGERTIAN, FUNGSI, PRINSIP, TUJUAN DAN STRATEGI
MANAJEMEN HUMAS
1. Pengertian Manajemen Humas
Manajemen berasal dari bahasa latin, yaitu dari asal kata manus
yang berarti tangan dan agere yang berarti melakukan. Kata-kata itu
digabung menjadi kata kerja managere yang artinya menangani.
Managere diterjemahkan ke dalam bahasa inggris dalam bentuk kata
kerja to manage, dengan kata benda managemen dan manager untuk
orang yang melakukan kegiatan manajemen. Akhirnya, managemen
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi manajemen atau
pengelolaan.1
Namun untuk menjelaskan arti manajemen, tidak dapat terlepas
dari pengertian ilmu administrasi pendidikan, yaitu penggunaan atau
aplikasi ilmu administrasi ke dalam pendidikan. Oleh karena itu ada
baiknya terlebih dahulu mengetahui apa yang dimaksud dengan
“administrasi”.
Menurut Sondang P. Siagian dalam bukunya Filsafat
Administrasi mendifinsikan administrasi yaitu merupakan keseluruhan
proses kerjasama antara dua orang manusia atau lebih yang didasarkan
atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya.2 Sedangkan administrasi dapat juga diartikan sebagai suatu
kegiatan atau usaha untuk membantu, melayani, mengarahkan atau
mengatur semua kegiatan di dalam mencapai suatu tujuan.3
1 Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2006), hlm. 3. 2 Sondang P. Siagian, Filsafat Administrasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hlm. 2. 3 M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya, 1995), hlm. 1.
12
13
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Prof. Dr. Arifin
Abdurrahman dalam Ngalim Purwanto bahwa manajemen merupakan
salah satu aspek dari administrasi. Namun ia juga menjelaskan bahwa di
dalam kegiatan administrasi pada umumnya kegiatan manajemen
menentukan. Sehingga, dikatakan juga bahwa manajemen adalah inti
dari administrasi. Ini berarti bahwa setiap kegiatan manajemen adalah
kegiatan administrasi meskipun tidak semua kegiatan administrasi adalah
manajemen.4
Adapun pengertian manajemen menurut Miller, sebagaimana
yang dikutip oleh Sufyarma. M, mengemukakan tentang manajemen
sebagai berikut: “Management is the prosess of directing and facilitating
the work of people organized in formal group to achieve a desired goal”.
Berdasarkan definisi tersebut di atas, dapat dirumuskan bahwa
manajemen pendidikan sebagai seluruh proses kegiatan bersama dan
dalam bidang pendidikan dengan memanfaatkan semua fasilitas yang
ada, baik personal, material, maupun spiritual untuk mencapai tujuan
pendidikan.5
Sedangkan pengertian manajemen menurut Henry L. Sisk
mengemukakan definisi manajemen sebagai berikut:
“Management is the coordination of all resources through the processes
of planning, organizing, directing, and controlling in order to attain
stated objectives.6 Artinya, manajemen adalah mengkoordinasikan semua
sumber daya melalui proses perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan, dan kontrol guna mencapai tujuan secara obyektif.
Adapun rumusan manajemen menurut Houghton sebagaimana
dikutip oleh Mutthawi’ (1996) yaitu sebagai berikut:
4 Ib. Id. hlm. 7 5 H. Sufyarma. M, Kapita Selekta ManajemenPendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2003),
hlm. 189. 6 Henry L. Sisk, Principles of Management (South-Western Publishing Company, 1969),
hlm. 10.
14
والرقابه ودفع القوي هي االصطالح الذى يطلق على التوجيه ان اإلدارة
7.العاملةإىل العمل فى المنشـأة
Artinya: “Manajemen menurut istilah adalah suatu aktivitas yang melibatkan proses pengarahan, pengawasan dan pengarahan segenap kemampuan untuk melakukan suatu aktivitas dalam suatu organisasi.
Pandangan agama Islam mengutarakan bahwa, segala sesuatu
harus dilakukan secara rapi, benar, tertib dan teratur. Proses-prosesnya
harus diikuti dengan baik, sesuatu tidak boleh dilakukan secara asal-
asalan. Hal ini merupakan prinsip utama pada ajaran Islam yang sesuai
dengan unsur-unsur manajemen.
Berikut ini dapat kita lihat mengenai manajemen dan kewajiban
untuk bertanggung jawab. Firman Allah SWT dalam surat Al-Mudatsir
ayat 38 yang berbunyi:
‘≅ä. ¤§ø tΡ $ yϑÎ/ ôM t6|¡ x. îπoΨ‹ Ïδu‘ ∩⊂∇∪
Artinya : Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah
diperbuatnya. (Qs. Al-Mudasir: 38).8
Sedangkan Rosulullah memberikan arahan terhadap suatu
kegiatan yang memiliki bagian unsur manajemen adalah menempatkan
orang pada posisinya yang tepat. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad
SAW yang berbunyi:
نة ابى عريره ضياهللا ر هنل قال : قال عوسلى هللا ره اهللا صليع لمسو :
سإذاوراألمر إىل دله غيظر اهتة فانـاع9)البخارى رواه (الس
7 Ibrahim Ishmat Muthowi’, Al-Ushul Al-Idariyah Al-Tarbiyah, (Riad: Daral-Syuruq, 1996), hlm. 13.
8 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Semarang: CV. Toha Putra, 1989. hlm. 995.
15
Artinya: “Dari Abu Hurairah r.a. ia berkata, Rasulullah saw bersabda: “Apabila suatu urusan diserahkan pada seseorang yang bukan ahlinya, maka tunggulah saat kehancuran.” (H.R. Bukhori).
Hal ini misalnya dapat dilihat bagaimana Abu Hurairah
ditempatkan oleh Rasulullah saw sebagai penulis hadits atau dapat
dilihat bagaimana Rasulullah menempatkan orang-orang yang kuat
setiap pekerjaan dan tugas sehingga posisinya benar-benar sesuai dengan
keahliannya.
Sedangkan definisi humas (hubungan masyarakat) adalah suatu
seni sekaligus disiplin ilmu sosial yang menganalisis berbagai
kecenderungan, memprediksi setiap kemungkinan konskuensi dari setiap
kegiatannya, memberi masukan dan saran-saran kepada para pemimpin
organisasi, dan mengimplementasikan program-program tindakan yang
terencana untuk melayani kebutuhan organisasi dan kepentingan
publik.10
Menurut Hadari Nawawi, mengartikan humas sebagai rangkaian
kegiatan organisasi/instansi untuk menciptakan hubungan yang harmonis
dengan masyarakat atau pihak-pihak tertentu di luar organisasi tersebut,
agar mendapatkan dukungan terhadap efisiensi dan efektivitas
pelaksanaan kerja secara sadar dan sukarela. Hubungan yang harmonis
sebagai hasil kerja humas tampak sebagai berikut:
a. Adanya saling pengertian antara organisasi/instansi dengan pihak
luar.
b. Adanya kegiatan saling membantu karena mengetahui manfaat, arti
dan pentingnya peranan masing-masing.
c. Adanya kerjasama yang erat dengan masing-masing pihak dan
merasa ikut bertanggung jawab atas susesnya usaha pihak yang lain.11
9 Imam Bukhori, Shohih Bukhori, Juz I, (Beirut: Daar Al Kutub, 1992), hlm. 26. 10 Frida Kusumastuti, Dasar Dasar Humas, (Jakarta: Ghalia, 2002), hlm. 15. 11 Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Gunung Agung, 1996) Cet.
Ke-13. hlm. 73.
16
2. Fungsi Manajemen Humas
Fungsi atau aktifitas atau suatu kegiatan dari organisasi adalah
menyesuaikan diri dengan lingkungannya, menentukan struktur kerjanya
atas dasar kebutuhan-kebutuhan dalam mencapai tujuan.12 Pada dasarnya
fungsi manajemen humas, tidak jauh berbeda dengan fungsi-fungsi
manajemen secara umum. Fungsi-fungsi ini sangat mengait dengan
tujuan manajemen humas, dimana tujuan itu sendiri adalah suatu hasil
akhir, titik akhir atau segala sesuatu yang akan dicapai. Oleh karena itu,
perlu adanya langkah-langkah yang harus ditempuh melalui manajemen
humas, yaitu melalui fungsi manajemen humas yang secara garis besar
meliputi: perencanaan (Planning), pengorganisasian (Organizing),
penggerakan (Actuating) dan evaluasi (Evaluating). Beberapa fungsi
manajemen humas ini akan sangat membantu sekali dalam upaya
pencapaian tujuan. Adapun fungsi manajemen humas tersebut meliputi:
a. Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah sejumlah kegiatan yang ditentukan
sebelumnya untuk dilaksanakan pada suatu periode tertentu dalam
rangka mencapai tujuan yang ditetapkan.13
Perencanaan merupakan salah satu syarat mutlak bagi setiap
kegiatan manajemen atau administrasi. Tanpa adanya perencanaan
atau planning, pelaksanaan suatu kegiatan akan mengalami kesulitan
dan bahkan kegagalan dalam mencapai tujuan yang diinginkan.14
Oleh karena itu, perencanaan dalam sebuah pendidikan menempati
posisi yang strategis dalam keseluruhan proses pendidikan.
Perencanaan pendidikan itu memberikan kejelasan arah dalam usaha
proses penyelenggaraan pendidikan, sehingga perencanaan dalam
sebuah pendidikan akan dapat dilaksanakan dengan lebih efektif dan
efisien. Dengan demikian seorang perencana pendidikan dituntut
12 H. Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, (Bandung: Alfabeta, 2000),
hlm. 46 13 Husaini Usman, Op. Cit. hlm. 48. 14 M. Ngalim Purwanto, Op. Cit. hlm. 15.
17
untuik memiliki kemampuan dan wawasan yang luas agar dapat
menyusun sebuah rancagan yang dapat dijadikan pegangan dalam
pelaksanaan proses pendidikan selanjutnya.15
Ada empat langkah atau tahapan dasar perencanaan, yaitu:
1. Tahap menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan. Perencanaan
dimulai dengan keputusan-keputusan. Tanpa rumusan tujan yang
jelas, sebuah lembaga akan menggunakan sumber daya-sumber
daya yang secara tidak efektif.
2. Merumuskan keadaan saat ini, pemahaman akan kondisi
sekarang dari tujuan yang hendak dicapai sangat penting, karena
tujuan dan rencana menyangkut waktu yang akan datang.
3. Mengidentifikasikan segala kemudahan, kekuatan, kelemahan
serta hambatan perlu diidentifikasikan untuk mengukur
kemampuan dalam mencapai tujuan, oleh karena itu perlu
dipahami faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal yang
dapat membantu mencapai tujuan, atau mungkin menimbulkan
masalah.
4. Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk
mencapai tujuan tahap akhir dalam proses perencanaan meliputi
pengembangan berbagai alternatif kegiatan untuk mencapai
tujuan.
Perencanaan program humas harus memperhatikan dana
yang tersedia, ciri masyarakat, daerah jangkauan sarana atau media,
dan teknik yang akan digunakan dalam mengadakan hubungan
dengan masyarakat. Kalau perencanaan tidak memperhatikan hal-hal
di atas, dikhawatirkan kegiatan tersebut tidak akan mencapai sasaran
yang diinginkan.16
15 Udin Syaefudin Sa’ud, Abin Syamsuddin Makmun, Perencanaan Pendidikan Suatu
Pendekatan Komprehensif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 46. 16 Soetjipto dan Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004), hlm.
195.
18
b. Pengorganisasian (Organizing)
Organzing dimaksudkan mengelompokkan kegiatan yang
diperlukan yakni penetapan susunan organisasi serta tugas dan
fungsi-fungsi dari setiap unit yang ada dalam organisasi serta
menetapkan kedudukan dan sifat hubungan antara masing-masing
unit tersebut. Organisasi atau pengorganisasian dapat pula
dirumuskan sebagai keseluruhan aktivitas manajemen dalam
mengelompokan orang-orang serta penetapan tugas, fungsi,
wewenang, serta tanggungjawab masing-masing dengan tujuan
terciptanya aktifitas yang berdaya guna dan berhasil guna dalam
mencapai tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu.17
Menurut Syaiful Sagala, pengorganisasian dapat diartikan
sebagai kegiatan membagi tugas-tugas pada orang yang terlibat
dalam kerjasama pendidikan. Karena tugas-tugas ini demikian
banyak dan tidak dapat diselesaikan oleh satu orang saja, maka
tugas-tugas ini dibagi untuk dikerjakan oleh masing-masing
organisasi. Kegiatan pengorganisasian adalah untuk menentukan
siapa yang akan melaksanakan tugas sesuai prinsip
pengorganisasian.18 Adapun prinsip-prinsip pengorganisasian
meliputi:
1. Memiliki tujuan yang jelas.
2. Adanya kesatuan arah sehingga dapat terwujud kesatuan tindakan
dan pikiran.
3. Adanya keseimbangan antara wewenang dengan tanggungjawab.
4. Adanya pembagian tugas atau pekerjaan yang sesuai dengan
kemampuan, keahlian dan bakat masing-masing, sehingga dapat
menimbulkan kerjasama yang harmonis dan kooperatif.
5. Bersifat relatif permanen, dan terstruktur sesederhana mungkin,
sesuai kebutuhan, koordinasi, pengawasan dan pengendalian.
17 http://darwito.diinoweb.com/ Jum’at 05 September 2008.. 18 H. Syaiful Sagala, Op. Cit. hlm. 49.
19
6. Adanya jaminan keamanan pada anggota.
7. Adanya tanggung jawab serta tata kerja yang jelas dalam struktur
organisasi.19
Disamping itu, perlu adanya struktur organisasi yang
merupakan cerminan semua pekerjaan yang dapat terbagi sesuai
dengan kompetensi yang dimiliki dan dapat dikerjakan sesuai dengan
keahlian masing-masing. Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS.
Al An’am ayat 132,
لكل و ردم تجملماعاو وام ربب كلافغ عمايعلم١٣٢: االنعام( نو(
Artinya: Dan masing-masing orang memperoleh derajat-derajat (seimbang) dengan apa yang dikerjakannya. ( QS. Al An’am: 132).20
Pengorganisasian pada dasarnya semua komponen sekolah
adalah pelaksana hubungan sekolah dengan masyarakat. Oleh karena
itu, tugas-tugas mereka perlu dipahami dan ditata, sehingga
penyelenggaraan hubungan sekolah dengan masyarakat dapat
berjalan efektif dan efisien.21
c. Penggerakan (Actuating)
Penggerakan (Actuating) dapat didefinisikan sebagai
keseluruahan proses pemberian dorongan bekerja kepada para
bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja dengan
ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien dan
ekonomis.
Sedangkan menurut Terry sebagaimana yang dikutip Syaiful
sagala, menefinisikan penggerakan (actuating) berarti merangsang
anggota-anggota kelompok melaksanakan tugas-tugas dengan
antusias dan kemauan yang baik. Tugas mengerakan dilakukan oleh
pemimpin, oleh karena itu kepemimpinan kepala sekolah
19 Ngalim Purwanto, Op. Cit. hlm. 17. 20 Departemen Agama RI, Op. Cit. hlm. 210. 21 Soetjipto dan Raflis Kosasi, Op. Cit. hlm.195.
20
mempunyai peran yang sangat penting menggerakan personelnya
melaksanakan program kerja sekolah. Menggerakan adalah tugas
pemimpin, dan kepemimpinan. Kemudian menurut Keith Davis
menggerakan adalah kemampuan pemimpin membujuk orang-orang
mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dengan penuh
semangat. Jadi, pemimpin menggerakan dengan penuh semangat,
dan pengikut juga bekerja dengan penuh semangat.22
Adapun dalam pelaksanaan/penggerakan hubungan sekolah
dengan masyarakat perlu diperhatikan koordinasi antara berbagai
bagian dan kegiatan, dan di dalam penggunaan waktu perlu adanya
sinkronisasi.23
d. Evaluasi (Evaluating)
Humas dapat dievaluasi atas dua criteria: pertama
efektivitasnya, yaitu sampai seberapa jauh tujuan telah tercapai,
misalnya apakah memang masyarakat sudah merasa terlibat dalam
masalah yang dihadapi sekolah, apakah ada perhatian terhadap
kemajuan anaknya di sekolah, apakah mereka sudah menunjukkan
perhatian terhadap keberhasilan sekolah, apakah mereka telah mau
memberikan masukan untuk perbaikan sekolah, dan sebagainya.
Kedua efisiensinya, yaitu sampai seberapa jauh sumber yang ada
atau yang potensial yang telah digunakan secara baik untuk
kepentingan kegiatan hubungan masyarakat.
Evaluasi ini dapat dilakukan pada waktu proses kegiatan
sedang berlangsung atau pada akhir suatu program itu untuk melihat
sampai seberapa jauh keberhasilannya.24
Sedangkan fungsi hubungan sekolah dengan masyarakat sendiri
tidak jauh berbeda dengan fungsi hubungan masyarakat secara umum.
Menurut Cultip & Center dalam Frida Kusumastuti mengatakan bahwa
fungsi humas meliputi hal-hal berikut:
22 H. Syaiful Sagala, Op. Cit. hlm. 52. 23 Soetjipto dan Raflis Kosasi, Op. Cit. hlm.195 24 Ib id. hlm. 196.
21
1. Menunjang kegiatan manajemen dan mencapai tujuan organisasi.
2. Menciptakan komunikasi dua arah secara timbal balik dengan
menyebarkan informasi dari lembaga pendidikan atau perusahaan
kepada publik dan menyalurkan opini publik pada lembaga
pendidikan atau perusahaan.
3. Melayani publik dan memberikan nasihat kepada pimpinan
organisasi untuk kepentingan umum.
4. Membina hubungan secara harmonis antara organisasi dan publik,
baik internal maupun eksternal.
Sedangkan menurut The British Institut of Public Relations,
mendifinisikan fungsi Public relations sebagai berikut, “The deliberate,
planned and sustained effort establish maintain mutual understanding
between an organization ant its publics” 25
3. Prinsip Manajemen Humas
Pentingnya prinsip-prinsip dasar pada praktik manajemen antara
lain menentukan metode kerja, pemilihan pekerjaan dan pengembangan
keahlian, pemilihan prosedur kerja, menentukan batas-batas tugas,
mempersiapkan dan membuat spesifikasi tugas, melakukan pendidikan,
latihan. Melakukan sistem dan besarnya imbalan itu dimaksudkan untuk
meningkat efektivitas, efisiensi, dan produktivitas kerja.26
Kaitannya dengan prinsip dasar manajemen Humas, Fayol
mengemukakan sejumlah prinsip manajemen, yaitu:27
a. Pembagian kerja
Semakin seseorang menjadi spesialis, maka pekerjaannya juga
semakain efisien.
b. Otoritas
25 Ibid. hlm. 23-24.
26 Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), hlm. 12.
27 Kadarmansi dan Jusuf Udaya, Pengantar Ilmu Manajemen, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1992), hlm. 32.
22
Manajer harus memberi perintah/tugas supaya orang lain dapat
bekerja.
c. Disiplin
Setiap anggota organisasi harus menghormati peraturan-peraturan
dalam organisasi.
d. Kesatuan perintah
Setiap anggota harus menerima perintah dari satu orang saja, agar
tidak terjadi konflik perintah dan kekaburan otoritas.
e. Kesatuan arah
Pengarahan pencapaian organisasi harus diberikan oleh satu orang
berdasarkan satu rencana.
f. Pengutamaan kepentingan umum/organisasi dari pada kepentingan
pribadi.
g. Pemberian kontra prestasi
h. Sentralisasi/pemusatan
Manajer adalah penanggung jawab terakhir dari keputusan yang
diambil.
i. Hierarki
Otoritas wewenang dalam organisasi bergerak dari atas ke bawah.
j. Teratur
Material dan manusia harus diletakkan pada waktu dan tempat yang
serasi.
k. Keadilan
Manajer harus adil dan akrab dengan bawahannya.
l. Kestabilan staf
Perputaran karyawan yang terlalu tinggi menunjukkan tidak
efisiennya fungsi organisasi.
m. Inisiatif
Anggota harus diberi kebebasan untuk membuat dan menjalankan
rencana.
n. Semangat kelompok
23
Peningkatan semangat kelompok akan menimbulkan rasa kesatuan.
4. Tujuan Humas pada Lembaga Pendidikan Islam
Menurut Frida Kusumastuti bahwa tujuan humas adalah terpelihara
dan terbentuknya saling pengertian (aspek kognisi), menjaga dan
membentuk saling percaya (aspek afeksi), memelihara dan menciptakan
kerjasama (aspek psikomotoris).28
Ditinjau dari kepentingan sekolah, pengembangan penyelenggaran
hubungan sekolah dengan masyarakat bertujuan untuk:
a. Memelihara kelangsungan hidup sekolah.
b. Meningkatkan mutu pendidikan di sekolah yang bersangkutan.
c. Memperlancar proses belajar mengajar.
d. Memperoleh dukungan dan bantuan dari masyarakat yang diperlukan
dalam pengembangan dan pelaksanaan program sekolah.
Sedangkan jika ditinjau dari kebutuhan masyarakat itu sendiri,
tujuan hubungannya dengan sekolah adalah untuk:
a. Memajukan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama
dalam bidang mental-spiritual.
b. Memperoleh bantuan sekolah dalam memecahkan berbagai masalah
yang dihadapi oleh masyarakat.
c. Menjamin relevansi program sekolah dengan kebutuhan masyarakat.
d. Memperoleh kembali anggota-anggota msyarakat yang makin
meningkat kemampuannya.29
Dengan adanya hubungan masyarakat diharapkan terjadi saling
pengertian, akibatnya memunculkan sikap kerjasama yang baik antara
masyarakat dengan pihak sekolah untuk menanggulangi masalah-
masalah pendidikan yang dihadapi oleh kedua belah pihak.
Sehingga lebih kongkrit lagi, tujuan diselengarakannya hubunga
sekolah dengan masyarakat adalah: (1) mencegah kesalahpahaman (to
28 Frida Kusumastuti, Op. Cit. hlm. 20-22. 29 Ngalim Purwanto, Op. Cit. hlm.189-190.
24
prevent misunderstanding); (2) mendapatkan hubungan dan bantuan
moral maupun finansial yang diperlukan bagi pengembangan sekolah (to
secure financial support); (3) menjalin kerjasama dalam pembuatan-
pembuatan kebijaksanaan-kebijaksanaan baru (to secure copparation in
policy making) 30
5. Strategi Humas pada Lembaga Pendidikan Islam
Strategi dalam kamus bahasa Indonesia memiliki arti ilmu siasat
perang, akal (tipu muslihat) untuk mencapai tujuan.31 Strategi biasa
diartikan sebagai rencana menyeluruh dalam mencapai target meskipun
tidak ada jaminan akan keberhasilannya. Strategi banyak dikaitkan
dengan istilah taktik, teknik, dan metode, ketiga istilah ini sebenarnya
hanya masih dalam lingkungan strategi, hanya mempunyai garapan yang
lebih praktis, sempit dan rinci. Misalnya komunikasi dibagi menjadi dua,
yaitu oral dan visual, maka komunikasi oral menjadi permasalahan
teknik dan taktik. Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan
(planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan,
dan untuk mencapai suatu tujuan tersebut strategi tidak hanya berfungsi
sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus
mampu menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya.32
Sedangkan menurut Anita E. Woolfalk mendefinisikan strategi
yaitu, strategies are ideas for accomplishing a goals or general plans for
approaching problems.33 Artinya strategi adalah ide untuk mendapatkan
sebuah tujuan atau perencanaan secara umum dalam pendekatan sebuah
masalah.
Menurut Ahmad S. Adnan Putra dalam Rosady Ruslan, batasan
pengertian tentang strategi humas (public relation) adalah alternatif
30 M. Daryanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta,2001), cet.2, hlm. 75. 31Trisno Yuono, Kamus lengkap Bahasa Indonesia,( Surabaya: Arloka, 19994), hlm.395. 32 Pawit M. Yusup, Komunikasi Pendidikan dan Komunikasi Instruksional, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 1990), hlm. 73. 33 Anita E. Woolfalk, Educational Psycology, (United State of America: A Simon and
Schuster Company,1995), hlm. 271.
25
optimal yang dipilih untuk ditempuh guna mencapai tujuan humas dalam
kerangka suatu rencana humas.34
Adapun bentuk strategi hubungan masyarakat sendiri diantaranya
berupa laporan orang tua murid, bulletin bulanan, surat kabar, pameran
sekolah, kunjungan kerumah wali murid, penjelasan oleh staf sekolah,
radio serta laporan tahunan.35Adapun strategi dalam menjalin hubungan
dengan masyarakat, meliputi:
1. Strategi sekolah dalam menjalin hubungan antar warga sendiri
(internal public).
a. Kegiatan ekstra kurikuler
Kegiatan ekstra kurikuler ini bertujuan untuk
mendapatkan opini masyarakat (public opini) dengan melihat
beberapa program sekolah yang mendukung kegiatan siswa, baik
program yang menunjang pelajaran sekolah, juga program yang
berkonsentrasi untuk ketrampilan siswa. Misalnya pramuka,
PMR dan sebagainya.36
b. Karya wisata
Karya wisata atau field trip dalam pengertian pendidikan
adalah kunjungan siswa keluar sekolah untuk mempelajar obyek
tertenu sebagai bagian integral dari kegiatan kurikulum di
sekolah.37 Atau dengan kata lain karya wista adalah suatu
kunjungan kesuatu tempat di luar kelas yang dilaksanakan
sebagai bagian integral dari seluruh kegiatan akademis dan
terutama dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Karya
wisata merupakan kegiatan pendidikan yang realistis dan
bermanfaat untuk memperoleh pengalaman langsung. Sedangkan
manfaat yang dapat dipetik adalah mendorong belajar dengan
34 Rosady Ruslan, Manajemen Public Relation dan Media Komunikasi, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2003), hlm. 110. 35 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Op. Cit. hlm. 51. 36 Fatah Syukur, Op. Cit. hlm. 119.
37Nana sudjana dan Ahmad Rifdi, Media Pengajaran, (Bandung: Sinar Baru, 1990), hlm. 210.
26
pengamatan sendiri terhadap benda, memberikan pemahaman
(insight) terhadap lingkungan terdekat, mengadakan integrasi
pelajaran di kelas dengan realitas di masyarakat, memotifasi
untuk melakukan penyelidikan dan penemuan baru, mengajarkan
kebersamaan, memupuk dan menanamkan cinta pada alam
sekitarnya.38
c. Berkemah
Berkemah adalah termasuk kegiatan sekolah. Program ini
dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan siswa
dalam mengikuti perkembangan masyarakat yang berubah secara
cepat. Berkemah akan mengembangkan pemahaman atas benda-
benda, peristiwa-peristiwa, lingkungan sosial dan lingkungan
alam yang realistis dan konkrit. Dalam perkemahan ini siswa
dilatih kemandirian, kreatif, kedisiplinan, kekuatan fisik,
keberanian dan lain-lain.39
d. Kerja atau praktik lapangan
Kerja atau Praktik lapangan bertujuan untuk melatih dan
meningkatkan kemampuan peserta didik dalam mengaplikasikan
pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnya. Kegiatan ini
dilakukan di ‘lapangan’, yang bisa berarti di tempat kerja,
maupun di masyarakat. Keunggulan dari strategi ini adalah
pengalaman nyata yang diperoleh bisa langsung dirasakan oleh
peserta didik, sehingga dapat memicu kemampuan peserta didik
dalam mengembangkan kemampuannya.40
e. Musyawarah dengan para guru dan karyawan
Face to face communication adalah komunikasi untuk
membina hubungan yang harmonis, memelihara pengertian bersama
dan meningkatkan kepercayaan. Ini bisa dilakukan dengan obrolan
38 Fatah Syukur, Teknologi Pendidikan, (Semarang: RaSAIL, 2005), hlm. 114-115. 39 Ibid. hlm. 118. 40 http://apadefinisinya.blogspot.com/ 05/ 09/ 2008/ 10. 47 WIB.
27
biasa melainkan bisa seluruh guru dan karyawan untuk membahas
satu permaslahan yang berhubungan dengan pendidikan.41
f. Proyek pelayanan terhadap masyarakat
Service project berarti memberikan pelayanan atau
pengabdian kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan
sekolah.masyarakat dapat merasakan manfaat, keuntungan
tertentu, masyarakat bukan hanya memperbaiki dan membantu
program sekolah tetapi diperbaiki dan dibantu oleh sekolah.
Sebagai contoh adanya pelayanan kesehatan (puskesmas sekolah
untuk umum), mengadakan kerja bakti lingkungan sekitar, dan
lain-lain.42
2. Strategi sekolah dalam menjalin hubungan masyarakat luar (external
public).
a. Hubungan masyarakat sekolah dengan orang tua
1) Laporan kepada orang tua siswa
Laporan tentang kemajuan anak yang merupakan hubungan
antara sekolah dengan orang tua murid (masyarakat) secara
tertulis, laporan tersebut diberikan kepada orang tua dalam
setiap ahir semester. Laporan itu hendaknya menjelaskan
tentang hasil pekerjaan anak dengan jelas kepada orang tuanya.
Tidak hanya sekedar angka-angka, tetapi laporan itu harus
berfungsi sebagai diagnosa, memperlihatkan kekuatan-kekuatan
anak, memberi saran-saran tentang prosedur memperbaiki
kelemahan-kelemahan anak dan mungkin termasuk kesan umum
tentang anak tersebut.
2) Majalah sekolah
Majalah sekolah ini diusahakan oleh orang tua dan guru-guru di
sekolah yang diterbitkan setiap bulan sekali, seharusnya tidak
hanya mengenai petunjuk-petunjuk pemeliharaan anak dan
pendidikan, tetapi juga didalamnya tercantum penjelasan-
41 Bambang Siswanto, Humas, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), cet.1. hlm.19. 42 Fatah Syukur, Op. Cit. hlm. 117.
28
penjelasan tentang segala kegiatan dan keadaan sekolah,
kebijakan-kebijakan baru bahkan informasi yang berupa iklan
komersil demi penambahan biaya operasional majalah tersebut.
3) Pameran sekolah
Pameran sekolah dapat dilakukan pada akhir tahun ajaran,
sekolah dapat memprogramkanya secara kontinyu untuk
memamerkan hasil-hasil karya peserta didik termasuk
pementasan karya tulis, seni, ketrampilan dan sebagainya.
Pameran ini dapat digunakan sebagai arena untuk
menciptakan hubungan sekolah dengan masyarakat sekitar,
sekaligus mencari dana untuk kepentingan perkembangan dan
kelancaran pendidikan di sekolah.43
4) Open house
Dengan open house ini diharapkan dapat memberi
kesempatan kepada masyarakat luas untuk mengetahui
program dan kegiatan sekolah. Tentu saja dalam kesempatan
semacam itu sekolah perlu menonjolkan program-program
yang menarik masyarakat.44
5) Kunjungan sekolah (School visitation)
Kunjungan ke sekolah oleh orang tua murid yang dilakukan
pada waktu pelajaran diberikan. Kepada orang itu diberikan
kesempatan kepada anaknya untuk melihat anak mereka pada
waktu belajar di kelas, juga melihat laboratorium dan beberapa
perlengkapan yang ada di sekolah. Sehingga mereka
memperoleh gambaran yang jelas tentang segala kehidupan dan
aktifitas anak mereka di sekolah tersebut45
43 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya, 2004). Cet. Ke-4. hlm. 176. 44 IbId. hlm.175. 45 Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan FIP IKIP Malang Op. Cit. hlm. 237-240
29
6) Radio dan Televisi
Pada umumnya masyarakat sekarang sudah sangat
terbiasa dengan radio dan televisi. Kebiasaan ini dapat
digunakan untuk menjalin kerja sama antara masyarakat dan
sekolah, artinya sekolah dapat menyampaikan masalah-
masalah yang dihadapi di sekolah melalui program radio dan
televisi masyarakat dapat memberi tanggapan atau bantuan
langsung ke sekolah yang bersangkutan atau melalu lembaga
lain yang ditunjuk.
7) Melalui surat dan telepon
Dengan melalui surat dan telepon ini, pihak sekolah dapat
menayakan cara penaganan peserta didik yang nakal atau
sering melakukan pelanggaran disiplin di sekolah kepada
ahli ilmu jiwa atau konsultan pendidikan yang ada di
masyarakat (seperti di media massa). Hasil konsultasi
tersebut dapat digunakan sebagai pedoman dalam membina
peserta didik di sekolah.46
b. Hubungan masyarakat sekolah dengan pihak luar
1) Case Conference
Case Conference adalah rapat tentang suatu kasus, biasanya
digunakan dalam bimbingan dan penyuluhan orang tua, BP dan
guru.
2) Badan pembantu sekolah
Badan pembantu ini berfungsi untuk membantu dan memelihara
sekolah supaya sekolah itu hidup subur dan lebih sanggup
memenuhi tugasnya sebagai tempat membentuk manusia yang
bersusila, yang cakap. Misalnya POMG (Perkumpulan Orang
Tua Murid dan Guru).47
46 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Op. Cit. hlm. 176. 47 Zahara Idris, Dasar-dasar Kependidikan I, (Padang: Angkasa Raya, 1992), hlm 99-
101.
30
3) Laporan tahunan
Laporan tahunan ini disusun oleh kepala sekolah, dan laporan
ini diberikan kepada aparat yang lebih atas; misalnya sub rayon
ma’rif, pemerintah. Laporan ini berisi masalah-masalah kegiatan
yang dilakukan sekolah termasuk kurikulum, personalia,
anggaran biaya dan sebaginya. Ini sebagai pembinaan hubungan
yang harmonis serta sebagai usaha menanamkan kepercayaan
mayarakat luar terhadap lembaga pendidikan.48
Untuk mendapatkan kesan yang baik dalam masyarakat hendaknya
syarat pesan yang diemban sebagai berikut :
1. Pesan yang di sebarkan haruslah disusun secara jelas, mantap dan
singkat agar mudah di tangkap. Perlu dipahami bahwa setiap orang
mempunyai daya tangkap yang berbeda, sehingga pesan yang
disampaikan hendaknya bisa ditangkap oleh sebanyak orang atau
sebagaian terbesar orang yang berkepentingan.
2. Ketika harus menggunakan lambang hendaknya yang mudah dipahami,
dapat dimengerti oleh mereka yang menjadi sasaran, artinya kalau anda
menggunakan bahasa gunakanlah bahasa yang mudah dipahami;
3. Pesan-pesan yang disebarkan hendaknya dapat menimbulkan minat,
perhatian, dan keinginan pada masyarakat untuk melakukan sesuatu
kepada lembaga;
4. Pesan-pesan yang disebarkan hendaknya dapat menimbulkan
rangsangan untuk menerima pengaruh yang positif.49
Anggapan bahwa sekolah sudah tidak dapat lagi menyesuaikan diri
pada perubahan-perubahan sosial masyarakat, juga sekolah telalu
progresif atau terlalu maju sehingga tidak dapat di mengerti masyarakat,
menjadi anggapan yang kabur. Dengan adanya hubungan masayarakat
segala aktifitas dan kebijakan sekolah masyarakat ikut andil bagian,
48 Bambang, Op.cit, hlm.20. 49 Santoso Sastro Poetro, Partisipasi, Komunikasi, Persuasi dan Disiplin dalam
Pembangunan Nasional, (Bandung : Alumni, 1998) hlm.214
31
produk dan hasil dari sekolah tidak ada yang tak berguna. Semua pasti
bisa diterima oleh masyarakat.
Kegiatan humas bisa dilihat jika antara masyarakat dan sekolah
menjadi kesatuan yang saling memberi masukan dan saling mempengaruhi,
diantaranya selalu berkoordinasi dalam setiap permasalahan, segala
kebijakan yang diambil sekolah bermuara pada kepentingan sekolah dan
masyarakat.50
Dari beberapa penjelasan tersebut mengindikasikan bahwa segala
program dan kegiatan tersebut bertujuan untuk memberi kesan kepada
masyarakat dengan menampilkan beberapa kegiatan yang disekolah.
Banyak jalan yang di tempuh untuk memperkenalkan keberadaan sekolah
kepada masyarakat. Semua ini bertujuan untuk membuat kerjasama yang
baik dan harmonis antara sekolah dengan masyarakat demi mencapai suatu
tujuan. Tidak mungkin sekolah akan berdiri tanpa ada dukungan sedikitpun
dari masyarakat, karena sekolah adalah lembaga struktural di masyarakat
sebagai sistem alternatif yang selalu terbuka kapanpun dalam
mengembangkan kreatifitas manusia.
B. LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM
Lembaga pendidikan Islam adalah lembaga pendidikan yang dikelola,
dilaksanakan, dan diperuntukkan bagi umat Islam. Oleh sebab itu, lembaga
pendidikan Islam menurut bentuknya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
lembaga pendidikan Islam di luar sekolah dan lembaga pendidikan Islam di
dalam sekolah.
Pendidikan Islam memandang keluarga, masyarakat, dan tempat-
tempat peribadahan ataupun lembaga-lembaga pendidikan di luar sekolah
(informal dan non formal), seperti Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ)
sebagai bentuk pendidikan, dan ini dalam sistem pendidikan nasional disebut
pendidikan diluar sekolah (informal). Sedangkan bentuk-bentuk lembaga
pendidikan Islam di dalam sekolah kita kenal dengan sekolah Islam,
50 Abu Ahmadi, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), hlm.134.
32
Madrasah, Lembaga Pendidikan Kejuruan (LPK) Islam, Balai Latihan Kerja
(BLK) Islam, Perguruan Tinggi Islam dan seterusnya.
Keberadaan lembaga/institusi pendidikan Islam di Indonesia dapat
dibedakan dalam tiga kelompok besar: (a) pesantren, (b) sekolah Islam atau
madrasah, dan (c) pendidikan Nonformal/Informal, seperti pendidikan dalam
keluarga, Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ), ataupun Majlis Taklim.51
1. Pesantren atau pondok pesantren
Sebagai suatu lembaga pendidikan jelas sekali bahwa pesantren
adalah lembaga pendidikan Islam yang berada di luar sistem
persekolahan (pendidikan di luar sekolah). Pesantren tidak terikat oleh
kurikulum, perjenjangan, kelas-kelas atau jadwal pembelajaran terencana
secara ketat. Pesantren merupakan suatu sistem pendidikan di luar
sekolah yang berkembang di dalam masyarakat. Oleh sebab itu, dalam
banyak hal lembaga pendidikan ini bersifat merakyat.52
Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan mempunyai ciri-ciri
umum dan khusus.53 Adapun ciri-ciri umumnya ditandai dengan adanya:
a. Kyai (abunya, encik, tuan guru) sebagai sentral figur, yang biasanya
juga disebut pemilik.
b. Asrama (kampus atau pondok) sebagai tempat tinggal para santri, di
mana masjid sebagai pusarnya.
c. Adanya pendidikan dan pengajaran agama melalui sistem pengajian
(weton, sorogan, dan bandongan), yang sekarang sebagian sudah
berkembang dengan sistem klasikal atau madrasah. Pada umumnya
kegiatan tersebut sepenuhnya di bawah kedaulatan dan leadership
seorang atau beberapa orang kyai.
Sedangkan ciri khususnya ditandai dengan sifat karismatik dan
suasana kehidupan keagamaan yang mendalam. Ciri-ciri tersebut itulah
51Jasa Ungguh Muliawan, Pendidikan Islam Integratif, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2005), hlm. 154. 52 IbId. hlm. 156. 53 M. Ridwan Nasir, Op. Cit, hlm. 82.
33
yang membedakan antara pendidikan pondok pesantren dengan
pendidikan lainnya.
2. Madrasah atau sekolah Islam
Madrasah adalah tempat pendidikan yang memberikan pendidikan
dan pengajaran yang berbeda di bawah naungan Departemen Agama
(Depag). Yang dalam ketegori Madrasah ini adalah lembaga pendidikan
Ibtida’iyah, Tsanawiyah, Aliyah, Mualimin, Mualimat serta Diniyah.
Lahirnya lembaga ini merupakan kelanjutan sistem di dunia
pendidikan pesantren yang di dalamnya terdapat unsur-unsur pokok dari
suatu pesantren. Unsur-unsur tersebut adalah kyai, santri, pondok, masjid
dan pengajaran mata pelajaran agama Islam. Sedangkan pada sistem
madrasah, tidak harus ada pondok, masjid dan pengajian kitab-kitab
klasik. Atau dengan kata lain lahirnya lembaga ini merupakan kelanjutan
sistem pendidikan pesantren gaya lama, yang dimodifikasikan menurut
model penyelenggaraan sekolah-sekolah umum dengan sistem klasikal.
Di samping memberikan pengetahuan agama, diberikan pengetahuan
umum sebagai pelengkap. Inilah ciri madrasah pada mula berdirinya di
Indonesia sekitar abad ke-19 atau awal abad ke-20. sesuai dengan
falsafah negara Indonesia, maka dasar pendidikan madrasah adalah
ajaran agama Islam falsafah negara Pancasila dan UUD 45.54
Bertitik tolak dari prinsip madrasah ini, maka pendidikan dan
pengajarannya diarahkan untuk membentuk manusia pembangunan yang
pancasilais yang sehat jasmani dan rohani, memiliki pengetahuan dan
ketrampilan, dapat menyuburkan sikap demokrasi, dapat
mengembangkan kecerdasan yang tinggi dan disertai budi pekerti yang
luhur, mencintai bangsanya dan mencintai sesama manusia sesuai
dengan ketentuan yang termaktub dalam UUD 1945.
3. Pendidikan Nonformal/Informal
Pendidikan Nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan
formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang, seperti
54 IbId. hlm. 90.
34
pendidikan: kecakapan hidup, anak usia dini, kepemudaan,
pemberdayaan perempuan, keaksaraan, ketrampilan dan pelatihan kerja,
kesetaraan serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan
kemampuan peserta didik.
Sedangkan pendidikan Informal adalah jalur pendidikan keluarga dan
lingkungan.55 Pendidikan Nonformal/Informal yang dimaksud adalah
seperti pendidikan dalam keluarga, Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ),
ataupun majlis taklim.56
- Keluarga
Keluarga secara normatif termasuk ke dalam kelompok lembaga
pendidikan di luar sekolah. Islam memandang keluarga sebagai salah
satu bentuk lembaga pendidikan karena di dalam keluarga
berlangsung pula proses kependidikan. Anak berperan sebagai
peserta didik, orangtua sebagai pendidik. Hubungan interaksi anak
dan orang tua inilah proses kependidikan Islam yang berlangsung.
Perlakuan orang tua terhadap anak-anaknya ikut mempengaruhi
pembentukan kepribadian maupun kecerdasan anak.
- Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ)
TPQ adalah lembaga pendidikan di luar sekolah yang berfungsi
sebagai pengajaran dasar-dasar pelaksanaan ibadah dalam agama
Islam, oleh sebab itu bersifat alamiah.
- Majlis taklim.
Majlis taklim adalah salah satu sarana pendidikan dalam Islam.
Majlis taklim lebih kita kenal dengan istilah pengajian-pengajian
atau sering pula berbentuk halaqah. Umumnya berisi ceramah atau
khutbah-khutbah keagamaan Islam. Tetapi dalam perkembangannya,
majlis taklim sering juga digunakan sebagai wahana diskusi ilmiah,
sosiologis, politik, hukum dan seterusnya. Ini sangat terlihat pada
masjid-masjid di lingkungan perguruan tinggi.
55 Undang-Undang RI. No. 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, (Semarang: CV. Aneka Ilmu, 2003), hlm.5.
56 Jasa Ungguh Muliawan. Op. Cit, hlm.
35
Dengan corak dan isi pendidikan dan pengajaran sebagaimana
tersebut di atas, dapatlah diharapkan bahwa keberadaan lembaga/institusi
pendidikan itu terhimpun suatu seni, ilmu dan agama, yang merupakan
tiga komponen pendidikan yang harus terkumpul dalam diri seseorang,
baik secara pribadi maupun sebagai kelompok masyarakat.
C. MANAJEMEN HUMAS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM
Dalam Islam, istilah humas belum ada pengertian secara spesifik.
Hubungan masyarakat masih merupakan bangunan yang belum mendapat
proporsi kajian yang menggembirakan, sehingga definisi humas dalam Islam
secara spesifik belum ditemukan. Namun demikian bukan berarti Islam tidak
menyadari pentingnya humas, Islam menyadari bahwa usaha untuk
mencapai kebahagiaan (al sa’adah) tidak dapat dilakukan sendiri, tetapi
harus bersama dengan yang lain atas dasar salin menolong (al ta’awun) dan
saling melengkapi. Kondisi demikian menurut Masykawih akan tercipta
apabila sesama manusia saling mencintai. Setiap pribadi merasa bahwa
kesempurnaan dirinya akan terwujud karena kesempurnaan yang lain.
Agama Islam mengatur bukan saja amalan-amalan peribadatan
apalagi sekedar orang dengan Tuhan-nya, melainkan juga perilaku orang
dalam berhubungan dengan sesama dan dunianya.57 Dalam al-Qur’an al-
Karim, istilah tersebut ditegaskan dengan hablun min Allah dan hablun min
al-nas, yang tercantum pada surat Ali Imron ayat 112, yang berbunyi:
تربض همليةلالذ ع نا ايااال مل ثـقفوببح ل اهللا منبوح اس مناء النوب
)١١٢ : عمران ال....... (كنةاملس عليهم ضربت و اهللا من بغضب
Artinya: ”Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan sesama manusia.. (Qs. Ali Imron ayat 112).58
57 M. Ridwan Nasir, Mencari Tipologi Format Pendidikan Ideal, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2005), hlm. 82. 58 Departemen Agama RI, Op. Cit. hlm. 94.
36
Sedangkan dalam sebuah Hadits Rosulullah saw.
menggambarkan bahwa hubungan antar sesama muslim adalah bagaikan
suatu bangunan yang satu komponen dengan yang lainnya saling
memperkokoh, dalam sabdanya yang berbunyi:
نابى ع سىوم ضياهللا ر هنل قال : قال عوسلى اهللا ره اهللا صليع لمسو
59.عليهمتفق. بعضا بعضه يشد كالبنيان نمؤلمل لمؤمنا :
Artinya: ”Dari Abi Musa r.a., Rosulluah saw. Bersabda: Hubungan orang mu’min dengan mu’min yang lain bagaikan bangunan yang saling memperkokoh/menguatkan satu sama lain.” (Muttafaq ‘alaih).
Orang Islam adalah seperti sebuah bangunan yang saling
melengkapi/menguatkan. Atas dasar itu maka setiap individu menjadi
salah satu bagian dari yang lainnya. Manusia menjadi kuat karena
kesempurnaan anggota-anggota badanya. Sebagai makhluk sosial,
manusia memerlukan kondisi yang baik dari luar dirinya. Sebaik-baiknya
manusia adalah orang yang berbuat baik kepada keluarga dan orang-
orang yang masih ada kaitan dengannya, mulai dari saudara, anak yatim
atau orang lain yang ada hubungannya.
Jadi, manajemen humas pada lembaga pendidikan Islam adalah
suatu proses pengelolaan tentang komunikasi antara sekolah dengan
masyarakat dengan tujuan menambah pengertian kepada masyarakat
tentang proses, kebutuhan pendidikan, mendorong minat warga dan
kerjasama untuk meningkatkan mutu sekolah dengan berlandaskan nilai-
nilai Islam.
59 Abi Abbas Zainuddin, Tajridus Shorih Li Ahadits al Jami’ al Shohih, (Semarang:
Maktabah Al Alawiyah), Juz 1. hlm. 46.
BAB III
DATA PENELITIAN TENTANG MANAJEMEN HUMAS
DI SMP ISLAM HIDAYATULLAH SEMARANG
A. Kondisi umum SMP Islam Hidayatullah
1. Sejarah Berdiri dan Perkembangan SMP Islam Hidayatullah
Sekolah Menengah Pertama (SMP) Islam Hidayatullah Semarang
merupakan sekolah yang berstatus swasta dengan bernuansakan Islami di
bawah naungan Lembaga Pendidikan Islam Hidayatulah, yaitu yayasan
Abul Yatama yang diprakarsai oleh Hasan Toha Putra yang sekaligus
menjadi ketua yayasan tersebut hingga sampai sekarang.
Yayasan ini di dirikan di Semarang pada tanggal 27 Juli 1984 yang di
awali dengan memberikan santunan kepada anak-anak yatim muslim.
Dalam perkembagannya, pada tanggal 15 mei 1988, yayasan Abul Yatama
secara musyawarah mufakat serta adanya dukungan dan kepercayaan umat
Islam, Yayasan Abul Yatama ini mendirikan Lembaga Pendidikan Islam
yang berkedudukan di Jl. Durian Selatan 1/6 Srondol Semarang, hingga
saat ini lembaga pendidikan Islam Hidayatullah telah memiliki satuan
pendidikan/institusi pendidikan yang cukup lengkap, yaitu mulai dari KB
(Kelompok Bermain), TK (Taman Kanak-Kanak), SD, SMP dan SMA,
yang kesemuanya berbasis Islami.
Secara umum Lembaga Pendidikan Islam Hidayatullah didirikan
dengan dorongan untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan, sehingga
SMP Islam Hidayatullah Semarang secara legal formal berdiri sejak di
keluarkannya SK (Surat Keputusan) Kakanwil Depdiknas Provinsi Jawa
Tengah No. 903/I.03/I/1996 tertanggal 2 Juli 1996. SMP Islam
Hidayatullah ini mulai menerima siswa baru pada awal tahun pelajaran
1996/1997. Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT. Sekolah ini
mengalami perkembangan yang cukup pesat. Dimulai pada saat
penerimaan siswa tahun I (pertama) diterima 20 siswa kelas 1. Mereka
37
38
38
dibimbing oleh 5 orang guru dibantu 3 orang karyawan (terdiri dari 1 TU
dan 2 tenaga kebersihan). Hingga saat ini SMP Islam Hidayatullah sudah
memiliki 340 siswa yang terbagi atas 11 kelas dan dibimbing oleh 48
orang guru, dibantu 13 karyawan yang terdiri atas: 4 karyawan TU, 4
karyawan kebersihan, 1 pustakawan, 1 laboran dan 3 personil keamanan.1
SMP Islam Hidayatullah ini bertujuan merletakkan dasar-dasar
pendidiakan secara menyeluruh dan seimbang antara aspek ruhiyyah,
aqliyyah dan jasadiyyah yang meliputi dzikir, fikir dan ikhtiyar; kognitif,
afektif, dan psikomotorik; individu, keluarga, dan masyarakat; imtak dan
iptek; ayat qauliyah dan kauniyah; kepentingan dunia dan akhirat; serta
berusaha mendidik tunas-tunas agama, bangsa dan Negara untuk menjadi
kader yang memiliki kriteria: lurus akidahnya, benar ibadahnya, baik
akhlaknya, sehat badannya, optimal daya pikirnya, mandiri dalam
hidupnya, terstruktur aktivitasnya, serius dalam beramal, menghargai
waktu, dan bermanfaat bagi sesama.2
Sebagai sekolah yang berciri khas Islam terpadu, SMP Islam
Hidayatullah menawarkan program pendidikan yang pada umumnya
sangat diperlukan dalam membentuk peserta didik berakhlak mulia sesuai
dengan ajaran agama Islam.
Dalam proses belajar mengajar, SMP Islam Hidayatullah Semarang di
dukung dengan fasilitas ruang kelas yang representatif, aula, laboratorium
matematika, komputer, sains, ruang media, perpustakaan, kantin, masjid
dan lapangan olah raga yang semuanya berfungsi untuk memperlancar
pembelajaran di sekolah.
Untuk pengembangan pendidikan dan berjalannya proses
pembelajaran, SMP Islam Hidayatullah menggunakan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) dari Departemen Pendidikan Nasional
(Diknas) dan kurikulum PAI, yang materinya menggunakan kurikulum
dari Diknas dan proses pengamalannya mengacu pada kurikulum
1 http://lpi-hidayatullah.com, Rabu/17/12/2008. 2 Dokumen tentang profil SMP Islam Hidayatullah Semarang yang berisi identitas
Sekolah dalam lampiran 1, hlm. 1.
39
39
Departemen Agama, artinya sekolah bermaksud menyedikitkan materi dan
memperbanyak pengamalan.
SMP Islam hidayatullah mulai awal berdiri sampai sekarang telah
dipimpin oleh tiga orang kepala sekolah yaitu; Drs. Kastori, Suprapto
Haris Setiawan, S.Ag dan Adi Suipto, S.Pd (Kepala Sekolah sekarang). Di
bawah kepemimpinan Adi Suipto S.Pd, SMP Islam Hidayatullah
Semarang mengalami peerkembangan yang cukup pesat, hal ini terbukti
bahwa SMP tersebut merupakan salah satu sekolah swasta unggulan yang
bernuansa Islami di kota Semarang.
2. Letak Geografis SMP Islam Hidayatullah
SMP Islam Hidayatullah menempati gedung mandiri yang secara
geografis terletak di Jalan Cemara Raya No. 290 Kelurahan Padangsari
Kecamatan Banyumanik Kota Semarang (50267) Telp. (024) 7470194;
Fak. (027) 7475606.
3. Sarana dan Prasarana SMP Islam Hidayatullah
Disamping sarana pendidikan yang rutin, seperti keperluan
administrasi kantor dan alat-alat pengajaran yang harus dipenuhi. Juga
pengadaan dan penyempurnaan sarana fisik sekolah mendapat perhatian
serius seperti ruang belajar, ruang kantor dan lain sebagainya. Dengan luas
tanah : 2,982 m2. No. No. 903/I.03/I/1996. Adapun fasilitas yang ada di
SMP Islam Hidayatullah, antara lain sebagai berikut:
a. Ruang Kelas yang representatif
b. Ruang Serbaguna
c. Laboratorium Fisika dan Matematika
d. Laboratorium Biologi dan Kimia
e. Laboratorium Akhlak (Kantin & Catering)
f. Laboratorium Komputer dan Teknologi Informasi (IT)
g. Perpustakaan, ruang baca dan buku-buku yang lengkap dan aktual
guna menunjang kegiatan belajar mengajar
40
40
h. Ruang Ketrampilan
i. Ruang Media
j. Lapangan Volley, lompat jauh dan futsal
k. Lapangan Tenis Meja
l. Mushola
m. Wartel
n. Toko buku, ATK dan foto copy
o. Ruang UKS
p. Ruang OSIS
q. Ruang BP/BK
Semua biaya pengadaan sarana dan prasarana pendidikan tersebut
berasal dari uang pangkal dan infaq dari wali murid, dan sebagian dari SPP
dan dari Yayasan.
4. Struktur organisasi SMP Islam Hidayatullah
Adapun struktur organisasi SMP Islam Hidayatullah Semarang,
sebagai berikut:
STRUKTUR ORGANISASI
SMP ISLAM HIDAYATULLAH SEMARANG
TAHUN 2007/2008
a. Kepala Sekolah : Adi Suipto, S.Pd.
b. Waka Bidang Kurikulum : Drs. Purnadi.
c. PP. Kurikulum PAI : Hamzah Muzakar, S.T
d. Waka. Bidang Kesiswaan : Sutasmin, S.Pd.
e. Waka. Humas dan Sarpras : Drs. Darso
f. Kepala Tata Usaha : M. Sigit K, A.Md
g. Administrasi dan persuratan : Andrei Hartoyo,A.Md.
h. BP : Anis Andani:, S.Psi.
i. Administrasi Keuangan : Siwi Lestari
j. Administrasi Sarpra dan BRT : Haryanto
k. Kepustakaan : Nur Laili Hidayati, A.Md.
41
41
l. Bag. Perawatan dan Kebersihan : Arifin Hasyim dan Masduki
m. Satpam : Taufiq Teguh P dan Yuwandra F.
n. Wali Kelas, antara lain :
1. Kelas VII Hasan : Yahya Imron, S.Ag.
2. Kelas VII Husein : Rita Yuli Lestari, S.Pd.
3. Kelas VII Ummi Kultsum : Lucky Wirasati, S.Pd.
4. Kelas VII Zaenab : Any Setyawati, P, S.Pd
5. Kelas VIII Muslim : Arif Qomaruddin, A.Md.
6. Kelas VIII Abu Dawud : Ahmad faris Maulana, S.Kom.
7. Kelas VIII Hafshah : Rias Nur diana, S.Si.
8. Kelas VIII Asma’ : Linarti, S.Pd.
9. Kelas IX Bukhori : Muhammad Fatoni, S.Pd.
10. Kelas IX Tirmidzi : Rusmi, S.Pd.
11. Kelas IX Atikah : Maghfiroh, S.Pd.
12. Kelas IX Nasa’i : Nunung Kusumawati, S.S.
Adapun bagan struktur organisasi sekolah sebagaimana terlampir.*
5. Keadaan Guru, siswa, dan karyawan SMP Islam Hidayatullah
a. Keadaan Guru dan karyawan
Guru selain sebagai pengajar dan pendidik, juga menjadi wali kelas
yang melaksanakan pengelolaan kelas dan penyelenggaraan
administrasi di kelas. Adapun jumlah tenaga pendidik di SMP Islam
Hidayatullah Semarang hingga saat ini berjumlah 43 orang guru dan
karyawan, yang terbagi dalam tiga golongan yaitu : Guru tetap yayasan
(GT) berjumlah 21 orang, Guru kontrak/Guru Tidak Tetap (GTT)
sebanyak 11 orang, dan calon guru tetap. Sedangkan jumlah karyawan
sebanyak 11 karyawan yang terdiri atas: 3 karyawan TU, 4 karyawan
kebersihan, 1 pustakawan, 1 laboran dan 2 personil keamanan.
b. Keadaan Siswa
Siswa yang diterima di SMP Islam Hidayatullah adalah siswa yang
memiliki Ijazah/STTB SD Negeri atau yang sederajat yang
42
42
dipersamakan oleh Kanwil P dan K. Sampai saat ini jumlah siswa dan
siswi SMP Islam Hidayatullah tahun 2008/2009 adalah sebanyak 267
siswa, adapun pembagiannya dalam kelas sebagai berikut;
Jumlah Siswa KELAS
Laki-laki PerempuanJumlah
Kelas VII Hasan
VII Husein
VII Umi Kultsum
VII Zaenab
22
23
9
9
-
-
13
14
22
23
22
23
Kelas VIII Muslim
VIII Abu Dawud
VIII Hafshah
VIII Asma’
26
24
-
-
-
-
20
20
26
24
20
20
Kelas IX Bukhori
IX Tirmidzi
IX Atikah
IX Nasa’i
22
21
-
9
-
-
22
13
22
21
22
22
Jumlah 267 siswa
Sedangkan prestasi yang diraih dalam kurun waktu 5 tahun
terakhir, antara lain;3
Tahun 2003 juara II Festival Anak Islam Tingkat Kota Semarang
Tahun 2003 juara II MTQ Tingkat Kota Semarang
Tahun 2003 juara I dan II Pemilihan Generasi Imtaq-Iptek tingkat
Kota Semarang
Tahun 2004 juara III Bola Volley Smart Education Tingkat Kota
Semarang
Tahun 2004 juara III Festival Anak Islam Tingkat Kota Semarang
Tahun 2004 juara terbaik III Tartil AL-Qur’an se-Kota Semarang
3 http://lpi-hidayatullah.com, Rabu/17/12/2008.
43
43
Tahun 2004 juara I, II, dan III Smart Education se-Kota Semarang
Tahun 2004 juara I, II dan III Try Out SMP Smart Education se-
Kota Semarang
Tahun 2005 juara terbaik III Tartil AL-Qur’an se-Kota Semarang
Tahun 2005 juara I Pidato Bahasa Jawa Tingkat Provinsi Jawa
Tengah
Tahun 2005 juara I Guritan Jawa Tingat Provinsi
Tahun 2005 juara I dan II Matematika Tingkat se-Kota Semarang
Tahun 2005 juara I dan II Speech Contest se-Kota Semarang
Tahun 2006 juara I dan III Murotal Al-Qur’an MGMP PAI
Tahun 2006 juara I Tartil Pelajar tingkat kota Semarang
Tahun 2007 juara I, II dan III Nasyid se-Kota Semarang
6. Visi, misi dan tujuan serta Indikator Keberhasilan SMP Islam
Hidayatullah
a. Visi SMP Islam Hidayatullah
“Membentuk manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah
SWT. yang disertai dengan penguasaan ilmu pengetahuan yang
tinggi dan kukuh berikhtiar”
b. Misi SMP Islam Hidayatullah
1. Memberikan fasilitas yg memadahi bagi usaha pengembangan
SDM (guru, siswa, karyawan dan pengurus yayasan) sebagai
pengamalan ajaran agama Islam, khususnya dalam hal
keimanan , ketakwaan dan ikhtiar yang mendasari penguasaan
ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
2. Meningkatkan pengetahuan dan kreativitas sehingga mencapai
derajat pengetahuan yang tinggi dan dapat membentuk SDM
yang unggul, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Allah Subhanahu wa ta’ala, yang selalu berorientasi kepada-
Nya dalam setiap aktivitasnya.
44
44
3. Mendorong kebersamaan antara masyarakat, orangtua murid,
siswa, guru, karyawan dan pengurus yayasan.
4. Mendorong perbaikan berkelanjutan (continuous improvement)
sebagai manifestasi dari pengamalan iman dan takwa,
penguasaan iptek dan ikhtiar sehingga menjadi pelopor dalam
berbagai bidang.4
c. Tujuan SMP Islam Hidayatullah
1. Meletakkan dasar-dasar pendidikan secara proporsional, utuh,
menyeluruh, dan seimbang antara aspek: ruhiyah, akliyah, dan
jasadiyah; dzikir, fakir dan ikhtiar; kognitif, afektif dan
psikomotorik; individu, keluarga, dan masyarakat; imtaq dan
iptek; ayat qauliyah dan khauniyah; kepentingan dunia dan
akhirat.
2. Berusaha mendidik tunas-tunas agama, bangsa dan Negara
untuk menjadi kader yang memiliki kriteria: (1) lurus
akidahnya, (2) benar ibadahnya, (3) baik akhlaknya, (4) sehat
badannya, (5) optimal daya pikirnya, (6) mandiri dalam
hidupnya, (7) terstruktur aktivitasnya, (8) serius dalam beramal,
(9) menghargai waktu, dan (10) bermanfaat bagi sesama.
d. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan harus ditetapkan agar tahapan
menuju pencapaian visi, misi dan tujuan dapat dikontrol dan
dimonitor keberhasilannya.
Indikator terwujudnya visi, misi dan tujuan sekolah
diantaranya adalah:
1. Iman dan taqwa
a. Berasas/berakidah Ahli Sunnah Wal jama’ah
b. Mengerjakan ibadah-ibadah wajib dengan ikhlas dan sesuai
dengan syari’at yang telah ditentukan serta dapat menjadi
teladan bagi orang-orang di lingkungannya.
4 Dokumen SMP Islam Hidayatullah Semarang tentang Visi dan Misi.
45
45
c. Menjalankan ibadah sunnah yang mudah dilaksanakan
dengan ikhlas dan sesuai dengan syari’at.
d. Dapat membaca Al-Qura’an dengan tartil.
e. Dapat menghafal dan menterjemahkan beberapa ayat Al-
Qur’an dan Hadis.
f. Patuh terhadap orang tua dan guru.
g. Hormat terhadap yang lebih besar (tua) dan sayang
terhadap yang lebih kecil.
h. Tidak menimbulkan keresahan sosial di manapun ia berada.
i. Lain-lain dirumuskan kemudian.
2. Ilmu yang tinggi
a. Dengan menapaktilasi pendidikan Islam murni yang telah
dimulai sejak risalah pertama (Nabi Adam) hingga risalah
terakhir (Nabi Muhammad SAW), siswa, guru, karyawan
dan pengurus yayasan yang memiliki pemahanman agama
Islam dengan baik (Tafaquh Fiddin)
b. Proses belajar mengajar (PBM) berjalan sesuai standar atau
bahkan di atas standar.
c. Sering menjadi juara dalam hal penunjukan pengetahuan
dan ketrampilan.
d. Siswa lulus 100% dengan nilai rata-rata 7,5 ke atas.
e. Memiliki sarana belajar yang memadahi.
f. Alumni melanjutkan ke SMA favorit atau yang sederajat
atau melanjutkan ke SMA Hidayatullah.
g. Lain-lain ditentukan kemudian.
3. Kukuh Berikhtiar/Etos Kerja
a. Istiqomah dalam beriman, bertaqwa dan bertawakal kepada
Allah SWT. dan selalu berorientasi kepadanya.
b. Sekolah sebagai lembaga pendidikan fitrah yang
mengutamakan kualitas dalam berbagai hal.
46
46
c. Memberikan pelayanan kepada pihak lain dengan sebaik-
baiknya dan adil, seperti informasi, konsultasi dan lain-lain.
d. Tingkat absensi siswa, guru dan karyawan rendah.
e. Tugas/PR dikerjakan dengan lebih baik.
f. Senang melakukan kegiatan dan bekerja.
g. Menghargai budaya/tradisi kerja dengan tidak membedakan
macam pekerjaan tetapi lebih menekankan pada kemauan
bekerja dan penghargaan terhadap waktunya.
h. Menjadi partner bahkan parameter bagi sekolah-sekolah
Islam di kota Semarang, Jawa Tengah bahkan di Indonesia.
i. Menjadi sekolah alternative masa kini dan dambaan umat
untuk membangun kembali kebesaran peradaban Islam di
masa silam.
B. Strategi Humas di SMP Islam Hidayatullah
Strategi Humas di SMP Islam Hidayatullah dalam melakasanakan
sebuah kegiatan memperhatikan unsur-unsur yang berkaitan dengan
lingkungan, kondisi, visi atau arah, tujuan dan sasaran dari suatu pola yang
menjadi ketetapan sebuah instansi harus terpenuhi. Unsur-unsur tersebut
meliputi 2 hal, yaitu:
1. Secara makro dipengaruhi oleh unsur kebijakan umum (public policy),
budaya (culture) yang dianut.
2. Secara mikro tergantung dari misi sebuah lembaga tertentu dengan
sumber-sumber yang dimiliki (SDM atau SDA), rencana atau program
yang ada, serta tujuan dan sasaran yang hendak dicapai.
Strategi SMP Islam dalam dalam menjalin hubungan masyarakat, baik
masyarakat sekolah (internal public) maupun masyarakat umum (eksternal
public) diantaranya yaitu dengan menggunakan:5
5 Hasil wawancara dengan Bapak Drs. Darso (Waka Humas & Sarpras SMP Islam
Hidayatullah) pada tanggal 13 Januari 2009
47
47
1. Koordinasi.
Koordinasi merupakan rapat insidental yang diadakan ketika akan
melakukan sebuah kegiatan yang terkait dengan kehumasan.
2. Mempresentasikan Materi Kegiatan
Mempresentasikan materi yaitu dengan menyampaikan urgensi materi
yang akan menjadi pembahasan dalam sebuah kegiatan. Presentasi materi
kegiatan ini diadakan sebagai visualisasi atau gambaran umum tentang
kegaiatan yang akan diadakan, sehingga akan jelas jalannya kegiatan itu.
3. Sarana atau fasilitas yang dibutuhkan harus terpenuhi. Diantaranya yaitu:
biaya, perlengkapa, personil/petugas yang terlibat dalam kegiatan di luar
kepanitiaan.
4. Surat tugas
Diberikan kepada pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan humas.
C. Pengelolaan Humas di SMP Islam Hidayatullah
1. Perencanaan (Planning)
Dalam sebuah organisasi atau lembaga apapun bentuk dan
namanya, sebelum melangkah untuk mencapai tujuan, maka terlebih
dahulu adanya perencanaan. Perencanaan dalam sebuah lembaga adalah
sangat esensial, karena dalam kenyataannya perencanaan memegang
peranan yang lebih penting dibandingkan dengan fungsi-fungsi lainnya.
Tanpa adanya perencanaan, maka akan sulit mencapai tujuan. Adapun
secara garis besar, perencanaan program Humas yang ada di SMP Islam
Hidayatullah Semarang, meliputi:6
RENCANA PROGRAM HUMAS
Tahun Pelajaran 2007/2008
No
PROGRAM TUJUAN TARGET WAKTU BIAYA SDM KET.
A 1
PROGRAM INTERN
PGOTW
1. Mempererat
Terlaksana
Awal
Rp.3.130.000;
Humas,
‐ Beli
6 Dokumen Waka Humas SMP Islam Hidayatullah, Tahun 2007/2008
48
48
2 3 4 5
6
Home Visit Pembuatan Buletin Buletin Jum’at
Pengajian dan Pembinaan
Pertemuan Wali kelas
silaturrahmi sekolah dengan orang Tua wali murid
2. Tersosialisasikan informasi sekolah dengan siswa (Tatib, HUH, HUS)
1. Menyambung silaturrohmi sekolah dengan orang Tua wali
2. Menyampaikan informasi permasalahan dan reward bagi siswa
1. Menumbuhkembangkan kreativitas siswa
2. Menyalurkan bakat bagi siswa
Mewujudkan sarana Dakwah bagi siswa
1. Menambah wawasan Dien bagi siswa
2. Sarana komunikasi sekolah dengan lembaga.
1. Sarana komunikasi Wali kelas dengan
6x dalam 1 tahun 2X1 smt 2X1 smt 12X/smt 6X/smt 6X/smt
Semester 1 Mid smt Hasil smesteran Pekan II Pekan I Pekan II dan IV Pekan I Pekan III
Rp.1.565.000Per semester
Rp. 810.000 Rp. 400.000 Rp. 600.000 Rp.900.000
Wali kelas
Humas, Walikelas/Guru Ibadah
Humas, Kesiswaan
Humas, Rohis Humas, Guru Humas dan
Aqua @Rp.1500 X 270 siswa ‐ Pembicar 2X@ Rp.350000
‐ Wali kelas mengidentifikasi siswa yang akan dikunjungi ‐ Wali kelas meloporkan data yang akan dikunjungi ke humas
‐ Diterbitkan
oleh anak-anak ekstra Jurnalistik
‐ Diterbitkan untuk kalangan intern dan lingkungan sekitar (Al- amin dan Munir) Pembinaan baik dari intern maupun ekstern
49
49
7 8 9
10 B 1 2
Jum’at Beramal Arisan Guru/karyawan
Silaturohim
Paguyuban
PROGRAM EKSTERN
Liputan Kegiatan
Penyuluhan
Sekolah 2. Terselesaikam
masalah anak di kelas
1. Sarana latihan berinfaq bagi civitas sekolah
2. Melatih kepedulian terhadap sesama
Sarana menabung bagi Guru/karayawan Mempererat persaudaraan antar civitas sekolah Mempererat persaudaraan antar keluarga besar Menjalin kerjasama dengan media elektronik dan media masa
‐ Menjalin kerjasama dengan badan Hukum, LSM
‐ Adanya pembinaan atau penyuluhan yang menyangkuit bidang
12x/tahun 1X/tahun
‐ 1X media elektronik
‐ 3X dimuat di media massa
3X/tahun
Jumat tiap pekan Pekan I Insidental Pasca Ramadhan Akhir semester 1 Akhir semester I dan II
Rp. 750.000
Rp.2.500.000
Rp. 150.000 Rp.1000.000
Wali kelas Humas dan Rohis Humas Humas Humas Humas Humas
‐ Hasil infaq beramal di laporkan tiap pekan
‐ Hasil infaq digunakan seperlunya untuk civitas skl
Kesepakatan diserahkan keforum Guru
‐ Menjalin kerjasama dengan TV BOROBUDUR untuk meliput kegiatan sekolah
‐ Liputan kegiataqn
‐ temu pakar oleh Suara Merdeka
50
50
3
Menjalin Sponsor
Menjalin dengan sponsor tetap dan tidak tetap untuk kegiatan sekolah
Insidental
Awal semester II
Rp. 500.000
RENCANA PROGRAM DAN ALOKASI DANA HUMAS
TAHUN PELAJARAN 2008/2009 SMP ISLAM HIDAYATULLAH
No Kegiatan Tujuan dan Target Waktu Uraian
Kegitan Jumlah
1.
2.
Dokumentasi Sekolah a. Liputan Kegiatan
b. Beli film & cuci
c. VCD
d. Kaset Handycam
Komunikasi dan Pertisipasi Lingkungan. a. PGOTW
b. Temu Pakar
Memiliki dokumentasi setiap kegiatan sekolah. Menjalin komunikasi sekolah dengan OTWM Motivasi kepada sel civitas sekolah
Insidental Awal, tengah dan Akhir semester Persiapan U K 1X
3 X 100.000 3 X 75.000 5 X 5.000 5 X 25.000 Beli aqua 1500 X 270 X 6 2 X 400.000
Rp.300.000 Rp.225.000 Rp.25.000 Rp.125.000 Rp.2.430.000 Rp.800.000
3. Sosial Work
a. Penyuluhan
b. Silaturahmi
c. Home Visit
Menumbuhkan kesadaran terhadap kesehatan, ketertiban, dan kesadaran hukum. Mempererat silaturahmi guru/karyawan ‐ Silaturahmi ke
siswa
Marat Insidental Pekan II
2 X 500.000 10X100.000 3 X 12 X 50.000 125 siswaX 3.500
Rp.1.000.000 Rp.1.000.000 Rp.1.800.000 Rp.500.000
4. Penyambutan tamu Temu terlayani dengan baik
Insidental 1500 x 4 x 10 Bln
Rp.600.000
5 Gerakan Infaq Shodaqoh Membiasakan civitas akademik untuk berinfaq dan bershodaqoh
Rutin pekanan
12 x 15.000 Rp.180.000
6. Penerbitan buletin bulanan
Terbitnya bulletin pada setiap bulan
Rutin bulanan
12 x 50.000 Rp.600.000
7 Kerjasama dengan Terjalinnya Insidental 100 x 25.000 Rp.2.500.000
51
51
sponsor untuk membackup kegiatan
kerjasama dengan sponsor
8 Baksos & Kunjungan sosial
Terlaksananya kegiatan bakti sosial dan kunjunagan sosial
Insidental 2 x 500.000 Rp.1.000.000
9 Pertemuan wali kelas Terlaksananya pertemuan wali kelas tiap bulan
Rutin - -
Selain itu adanya program internal yang bersifat insidental yang
diadakan sekolah, yang terdiri dari:7
a. Program Kompetensi (Ekstrakurikuler), meliputi : 1. Komputer 2. Jurnalistik 3. Olahraga Prestasi 4. Karya Ilmiah Remaja (KIR) 5. Prakarya
b. Program Insidental, meliputi :
1. Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) 2. Pengajaran Luar Kelas (PLK) 3. Ishlahul Qulub 4. Kegiatan Romadhan 5. Class Meeting
c. Program Ibadah Praktis, meliputi:
1. Sholat Jama'ah 2. Tilawah Al Qur'an 3. Sholat Dhuha 4. Qiyamullail
d. Program Khusus Kelas 3, meliputi :
1. Study Tour 2. Bimbingan Unas 3. Tes Kendali Mutu 4. Try Out Unas
Selain program-program perencanaan dan kerjasama di atas, SMP
Islam Hidayatullah dalam mempromosikan sekolah dan dalam menjalin
kerja sama dengan lembaga lain, terdapat program eksternal yang bersifat
permanen, diantaranya taitu:
7 http://lpi-hidayatullah.com..
52
52
a. Internet
Dalam era informasi dewasa ini, yang kian deras tuntutannya
kita dituntut untuk menguasai teknologi. Salah satunya internet, yang
merupakan jaringan komputer yang saling terhubung keseluruh dunia
tanpa mengenal batas teritorial, hukum dan budaya. Secara fisik
dianalogikan sebagai jaring laba-laba (The Web) yang menyelimuti
bola dunia dan terdiri dari titik-titik (Node) yang saling berhubungan.
Sebagaimana dalam mempromosikan sekolah, SMP Islam
Hidayatullah juga menggunakan teknologi ini yaitu mulai pada tahun
2007 an. Promosi sekolah di internet ini sebagai media pendidikan
yang tergolong modern, yang hadir karena adanya perkembangan
zaman dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi.
Disamping itu juga untuk memerkenalkan lebih jauh keberadaan SMP
Islam Hidayatullah kepada masyarakat luas.
b. Komite Sekolah
Komite ini bernama Komite SMP Islam Hidayatullah. Komite
SMP Islam Hidayatullah adalah sebuah badan mandiri yang mewadahi
peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan,
dan efisiensi pengelolaan pendidikan di SMP Islam Hidayatullah.
Komite ini bersifat mandiri, tidak memiliki hubungan hierarkis dengan
lembaga pemerintahan.
Adapun tujuan dari Komite SMP Islam Hidayatullah ini tidak
lain adalah untuk :
1. Mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat
dalam melahirkan kebijakan operasional dan program pendidikan
di SMP Islam hidayatullah.
2. Meningkatkan tanggung jawab dan peran serta masyarakat dalam
penyelenggaraan pendidikan di SMP Islam Hidayatullah.
3. Menciptakan suasana dan kondisi transparansi , akuntabel, dan
profesional dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan
yang bermutu di SMP Islam Hidayatullah.
53
53
4. Membantu kelancaran penyelenggaraan pendidikan di SMP Islam
hidayatullah dalam rangka ikut memelihara, menumbuhkan ,
meningkatkan, dan mengembangkan kualitas pendidikan dengan
mendayagunakan kemampuan yang ada pada sebagian orang tua
dan masyarakat sekitar.
Selain itu juga dalam bidang Humas, Komite SMP Islam
Hidayatullah memiliki peran sebagai berikut:
1. Pemberi pertimbangan (advisory agency) dalam penentuan dan
pelaksanaan kebijakan pendidikan.
2. Pendukung (supporting agency) baik yang berwujud finansial,
pemikiran, maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan.
3. Pengontrol (Controlling agency) dalam rangka transparansi dan
akuntabilitas penyelengaraan pendidikan.
4. Mediator antara pemerintah (eksekutif) dengan masyarakat di SMP
Islam Hidayatullah.
Komite SMP Islam Hidayatullah mempunyai tugas dan
tanggung jawab membantu meningkatkan kualitas
penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di sekolah serta ikut
memelihara, menumbuhkan, meningkatkan, dan mengembangkan
sekolah sebagai wawasan wiyata mandala.8
c. Lembaga Pendidikan (Bimbingan belajar)
Dalam mengembangkan potensi yang dimiliki siswa, SMP
Islam Hidayatullah juga menjalin hubungan dengan instansi lain,
seperti Lembaga Pendidikan (Primagama, Ipiems, Neutron dan lain-
lain) kerjasama ini biasanya dilakukan ketika siswa akan menghadapi
ujian akhir Nasional, disamping itu juga bidang kerjasama ini dapat
meliputi pembinaan moral, bakat, pengajaran, dan budaya.
2. Pengorganisasian (Organizing)
SMP Islam Hidayatullah Semarang senantiasa mengorganisir seluruh
kegiatan yang telah direncanakan. Pelaksanaan pengorganisasian secara
8 Dokumen Komite SMP Islam Hidayatullah. Tahun 2007/2008.
54
54
lengkap termuat dalam program kerja semester (promes) dan program
kerja tahunan (prota). Menurut kepala sekolah SMP Islam Hidayatullah,
dari beberapa program yang telah direncanakan dilengkapi dengan
kordinator pelaksana, sehingga kegiatan pengorganisasian telah tercantum
dalam program kerja semester (promes) dan program kerja tahunan
(prota).
Lebih lanjut lagi, kepala sekolah mengatakan bahwa demi lancarnya
seluruh pelaksanaan program yang di laksanakan oleh SMP Islam
Hidayatullah tersebut, maka selain pembagian tugas sebagai koordinator
program, masing-masing guru dan karyawan mempunyai kewajiban untuk
mensukseskan program-program humas yang telah direncanakan.
Kordinator program yang telah ditentukan harus bertanggung jawab
dengan tugas yang di embannya. Hal ini dilakukan dengan mengadakan
rapat atau pertemuan tiap pekan dan tiap bulanan untuk mengadakan
struktur kepanitiaan atau seperti tim sukses yang dilakukan oleh masing-
masing kordinator program.9
3. Penggerakan (Actuating)
Dalam penggerakan hubungan sekolah dengan masyarakat perlu
diperhatikan adanya koordinasi antara berbagai bagian dan jenis kegiatan,
serta di dalam penggunaan waktu perlu adanya sinkronisasi antara
berbagai bagian tersebut.
Sebagaimana hasil wawancara dengan Bapak Drs. Darso selaku
Waka Humas SMP Islam Hidayatullah Semarang, mengatakan bahwa
penggerakan (actuating) yang dilakukan Humas SMP Islam Hidayatullah,
tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi
kenyataan, dengan melalui berbagai koordinasi dengan pihak-pihak terkait
yaitu dengan membentuk sebuah Tim/kepanitiaan yang disesuaikan
dengan jenis kegiatannya.
9 Hasil wawancara dengan Bapak Adi Suipto, S.Pd. (Kepala Sekolah SMP Islam
Hidayatullah) pada tanggal 17 Desember 2008.
55
55
Misalnya jika sekolah akan melaksanakan sebuah kegiatan yang
jenisnya dan sifatnya besar, yaitu kegiatan Bazar sekolah atau kegaiatan-
kegiatan yang menyangkut masyarakat luas, maka pembentukan
kepanitian jauh-jauh hari dilakukan dan koordinasi sebelum pelaksanaan
kegiatan sering dilakukan. Sedangkan sebaliknya jika jenis kegiatannya
relatif kecil dan sederhana, misalnya Pertemuan Guru dan Orang Tua Wali
Murid (PGOTW) maka pembentukan kepanitiaannya bersifat insidental
dan koordinasi jarang dilakukan.10
4. Evaluasi (Evaluating)
Evaluasi merupakan suatu aktivitas untuk meneliti dan mengetahui
sampai di mana pelaksanaan yang dilakukan di dalam proses keseluruhan
kegiatan, untuk mencapai hasil sesuai dengan rencana atau program yang
telah ditetapkan dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan. Adapun
evaluasi kegiatan/program Humas di SMP Islam Hidayatullah, dilakukan
tiap akhir pekan, akhir bulan, akhir semester dan akhir tahun.
Sebagai contoh, evaluasi program kerja Humas pada bulan
November 2007 dan evaluasi pelaksanaan program Humas tahun 2007,
yaitu sebagai berikut:11
EVALUASI DAN PROGRAM KERJA HUMAS SMP ISLAM HIDAYATULLAH TAHUN 2007/2008
NO AGENDA KEGIATAN TARGET PELAKSANA EVALUASI
1.
2.
Jumat Beramal Home Visit
Terkumpulnya dana infaq siswa , guru , dan karyawan.
-Terjalinnya komunikasi sekolah, dengan orang tua
-Tersosialisinya prestasi dan
Humas
Humas
- Terlaksana pada tiap
pekan
- Pendapatan hingga
Bulan November Rp.
- Tidak terjadinya
10 Hasil wawancara dengan Bapak Drs. Darso (Waka Humas & Sarpras SMP Islam
Hidayatullah) pada tanggal 13 Januari 2009 11 Dokumen Waka Humas SMP Islam Hidayatullah, Tahun 2007/2008
56
56
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Olahraga Guru/karyawan Temu guru team teaching
Kajian dan Evaluasi program sekalah Silaturahmi Temu guru team teaching Pembuatan Buletin Silaturahmi
masalah beberapa siswa
- Terjaganya kondisi fisik yang sehat bagi guru karyawan Terjalinnya komunikasi guru mapel Mengetahui kendala guru dalam pengajaran
-Bertambahnya pemahaman Dien bagi guru dan karyawan
-Mengetahui program sekolah yang sudah dan belum berjalan
-Terjalinnya silaturahmi antar keluarga besar SMP
-Terjalinnya komunikasi guru mapel
- Mengetahui kendala guru dalam pengajaran
- Terbitnya Buletin tiap 2 pekan sekali
- Mengetahui program sekolah yang sudah dan belum berjalan
- Terjalinnya silaturahmi antar keluarga besar SMP
Humas
Kurikulum dan
humas
Humas
Humas
Kurikulum dan
humas
Humas
Humas
kebijakan nyang
tumpang tindih
- Tidak terlaksana
optimal karena
adanya kebijakan
/kegiatan yang
sifatnya mendadak
- Belum konsisten
terhadapa kebijakan
yang telah disepakati
- Belum terlaksana
karena ada kegiatan
PLK I
-
- Terlaksana oleh
Bapak Sutasmin dan
Ibu siwi
- Belum terlaksana
-
- Terlaksana sesuai
rencana
- Penerbitan yang
kedua menemui
kendala
- Terlaksana
silaturahmi ke
57
57
10.
11.
Kegitan Sosial
Temu Wali kelas
- Adanya
komunikasi efektif antara walikelas dengan sekolah
Humas
Sekolah
tempat ibu Luky.
-Terlaksana dengan
tujuan pemberian
bantuan ke lokasi
bencana karanganyar
4 kds Mie & P Pantas
pakai
- Terlaksana
Sedangkan evaluasi pelaksanaan program Humas tahun 2007, yaitu
sebagai berikut:
EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM HUMAS TAHUN 2007
NO Y / B PROGRAM KEGIATAN WAKTU
1. Bedah Buku Bersama
Afifah
September ‘07
2. Penyuluhan Narkoba November ‘07
1. Y Mengkordinasikan
kegiatan . Sekolah
dengan pihak luar
3. Pengajian Tiap bulan, 2
minggu sekali
2. Y Mengatur dan
menyelenggarakan
hubungan sekolah
dengan orang tua
1. PGOTW I : Sosialisasi P
Kesiswaan & Kurikulum
awal Pelajaran Baru !X
2. PGOTW II : Halal Bi Halal
& Laporan Mid Semester I
3. PGOTW III : Pembagian
Hasil SMT I
4. Home Visit
Sabtu, 15 Sep
2007
27 Oktober ‘07
26 Januari ‘07
November
‘07
3. Y B Membina
pengembangan
hubungan antar sekolah
dengan lemembaga
1. Lem. pemerintah : Belum
2. Lem. Sosial : Rumah
Zakat, Penyaluran bantuan
3. Pendidikan : LBB belum
November ‘07
Oktober 2007
58
58
Pemerinah, sosial,
dunia usaha, pendidikan
optimal
4. Jumat Beramal :Terlaksana
5. Penggalangan Infaq/
Shodaqoh : Terlaksana
6. Pemanfaatan buku
Perpustakaan yang tidak
terpakai
Tiap Jumat
Oktober 2007
Oktober 2007
4. B Mengadakan Kerja
sama dengan pihak luar
atau sponshorship
1. Kegiatan pembuatan
Buletin : Toko SS
2. Sponsorship PSB Smtr II
3. Menjalin Indonesia Touris
untuk kegiatan Study
Banding
Desember2007
5. Y Menyipakan Kegiatan
Kehumasan seperti
silaturahmi, study
banding
1. Silaturahmi ke keluarga
besar SMP IH
2. Silaturahmi ke siswa
Insidental 2007
Insidental 2007
6. Y Menyiapkan laporan
Kegiatan Humas secara
berkala
1. Menyusun agenda
mingguan
2. Melakukan Evaluasi
Bulanan
Tiap Pekan
Tiap Bulan
7. Y Dalam menjalankan
tugas, PP Humas
bertanggung jawab
kepada Wakil Kepala
Sekoalah Bidang
Humas
1. Setiap mengadakan
silaturahmi atau kunjungan,
memberitahu terlebih dahulu
kepada wakil kep. Bid.
Humas
2. Masukan dan pertimbangan
dalam menalankan tugas
3. kehumasan
Insidental
Insidental
Beberapa bentuk strategi dan pengelolaan Humas di atas, semuanya
mengarah kepada opini dan kesan dari masyarakat, baik masyarakat dalam
sekolah (internal public) maupun masyarakat luar sekolah/umum
(eksternal public) dengan berbagai aktivitas dan keunggulan yang dimiliki
SMP Islam Hidayatullah.
BAB IV
ANALISIS TENTANG MANAJEMEN HUMAS DI SMP
ISLAM HIDAYATULLAH SEMARANG
Manajemen Humas pada lembaga pendidikan sebagai manajemen
peningkatan mutu, konsep pengelolaan ini menekankan kepada kemandiriaan dan
kreatifitas sekolah didalam pengelolaan potensi sumber daya pendidikan melalui
kerja sama dengan masyarakat (internal dan eksternal) di dalam pengambilan
keputusan untuk memenuhi tujuan terciptanya hubungan yang harmonis dalam
sebuah pendidikan.
Konsep manajemen ini didesain untuk meningkatkan kemampuan sekolah
dan masyarakat dalam mengelola perubahan pendidikan kaitannya dengan tujuan
keseluruhan, kebijakan, strategi perencanaan yang telah ditentukan oleh
pemerintah dan otoritas pendidikan. Pendekatan ini menurut adanya perubahan
sikap dan tingkah laku seluruh komponen, yang meliputi; kepala sekolah, guru
dan tenaga atau staf administrasi termasuk orang tua dan masyarakat dalam
memandang, memahami, membantu sekaligus sebagai pemantau yang
melaksanakan monitoring dan evaluasi dalam pengelolaan sekolah yang
bersangkutan dengan didukung oleh pengelolaan sistem informasi yang
presentatif dan aktif.
Manajemen humas pada lembaga pendidikan Islam merupakan suatu
proses pengelolaan tentang komunikasi antara sekolah dengan masyarakat dengan
tujuan menambah pengertian kepada masyarakat tentang proses, kebutuhan
pendidikan, mendorong minat warga dan kerjasama untuk meningkatkan mutu
sekolah dengan berlandaskan nilai-nilai Islam. Pengelolaan tersebut dilakukan
dengan menggunakan beberapa instrumen manajemen, yakni perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan evaluasi
(evaluating).
59
60
Dalam rangka mengimplementasikan manajemen Humas pada lembaga
pendidikan Islam, perlu dilakukan pengelompokan berdasarkan kemampuan,
dengan mempertimbangkan kondisi, lokasi dan kualitas sekolah. Dalam hal ini
sedikitnya akan ditemui tiga kategori sekolah yaitu baik, sedang dan kurang yang
terbesar di lokasi-lokasi maju, sedang dan ketinggalan. Tiga katagori tersebut
antara lain:
a. Sekolah dengan kemampuan manajemen tinggi, dengan ciri-ciri:
- Kepala sekolah dan guru berkompetensi tinggi (termasuk kepemimpinan)
- Partisipasi masyarakat tinggi (termasuk dukungan dana)
- Pendapatan daerah dan orang tua tinggi.
- Anggaran sekolah diluar anggaran pemerintah besar
b. Sekolah dengan kemampuan manajemen sedang
- Kepala sekolah dan guru berkompetensi sedang (termasuk kepemimpinan)
- Partisipasi masyarakat sedang (termasuk dukungan dana).
- Pendapatan daerah dan orang tua sedang.
- Anggaran sekolah (di luar anggaran pemerintah) sedang.
c. Sekolah dengan kemampuan manajemen rendah yang indikator:
- Kepala sekolah dan guru berkompetensi rendah (termasuk kepemimpinan).
- Partisipasi masyarakat rendah (termasuk dukungan dana)
- Pendapatan daerah dan orang tua rendah
- Anggaran sekolah diluar anggaran pemerintah kecil.
Dari penjelasan dan gambaran diatas, maka nantinya akan dapat
disimpulkan sebagaimana pengelolaan Humas pada lembaga pendidikan Islam di
SMP Islam Hidayatullah dapat diketahui secara lebih mendalam tentang konsep
manajemen Humas dengan apa yang ada dilapangan, dan termasuk pada katagori
mana yang termasuk dalam kegiatan Humas tersebut.
Adapun bentuk-bentuk peran serta atau kepedulian masyarakat terhadap
SMP Islam Hidayatullah, yaitu berupa peran serta atau partisipasi dalam bentuk
pikiran, tenaga, materi, dan sarana atau prasarana. Partisipasi masyarakat dalam
bentuk pikiran tersebut dapat diwujudkan dengan ikut merasa bertanggung jawab
dan merasa memiliki terhadap SMP Islam Hidayatullah, dengan cara memberikan
61
masukan yang kondusif, ikut menjadi pengurus atau komite sekolah, dan
memasukan anak ke sekolah tersebut agar sekolah dapat bertahan dan dapat lebih
maju dimasa yang akan datang. Partisipasi dalam bentuk materi dan sarana dan
prasarana dapat diwujudkan dengan memberikan barang atau uang untuk
kepentingan sekolah. Partisipasi dalam bentuk uang dengan memberikan bantuan
pembayaran uang SPP dan lain-lain.
Dengan berbagai bentuk partisipasi di atas diharapkan dapat meningkatkan
mutu sekolah. Dan setidaknya sudah mengarah atau sesuai dengan keinginan
dengan pola manajemen Humas pada lembaga pendidikan Islam.
A. Analisis tentang Strategi SMP Islam Hidayatullah dalam
Mengembangkan Humas
Dalam menempuh sebuah strategi, terdapat landasan yang digunakan
sebagai pedoman dalam proses penyusunan strategi humas. Adapun landasan
umum dalam proses penyusunan strategi humas antara lain;
1. Mengidentifikasi permasalahan yang muncul.
2. Identifikasi unit-unit sasaranya.
3. Mengevaluasi mengenai pola dan kadar sikap tindak sebagai sasaranya.
4. Mengidentifikasi tentang struktur kekuasaan unit pada sasaran.
5. Pemilihan opsi atau unsur taktikal strategi humas.
6. Mengidentifikasi dan mengevaluasi terhadap seluruh perubahan kebijakan
atau peraturan yang ada.
7. Langkah terahir adalah menerapkan langkah-langkah program yang telah
direncanakan, mengkomunikasikan dan penilaian hasil kerja.
Setelah mengetahui beberapa landasan umum maka dalam strategi juga
dipengaruhi oleh unsur-unsur tertentu yang berkaitan dengan lingkungan,
kondisi, visi atau arah, tujuan dan sasaran dari suatu pola yang menjadi
ketetapan sebuah instansi
1. Secara makro di pengaruhi oleh unsur kebijakan umum (public policy),
budaya (culture) yang dianut.
62
2. Secara mikro tergantung dari misi sebuah lembaga tertentu dengan
sumber-sumber yang dimiliki (SDM atau SDA), rencana atau program
yang ada, serta tujuan dan sasaran yang hendak dicapai.
Secara tidak langsung strategi humas di SMP Islam Hidayatullah
mempunyai kemampuan untuk memahamkan baik secara persepsi, opini dan
sikap tindak dari kedua belah pihak yakni lembaga pendidikan, para guru,
siswa dan karyawan serta masyarakat, untuk mengadakan perundingan secara
persuasif, akomodatif dan normatif dengan menghindarkan hal-hal yang
bersifat kotroversial dan emosional.
B. Analisis tentang Manajemen Humas di SMP Islam Hidayatullah
Pelaksanaan kegiatan humas ditilik dari jenis sasarannya terdiri atas
dua bagian, yakni humas dengan masyarakat internal dan dengan masyarakat
eksternal lembaga pendidikan. Masyarakat internal terdiri atas guru, pegawai
keseluruhan, dan peserta didik. Adapun masyarakat eksternal yakni orangtua,
Komite Sekolah, masyarakat sekitar, sekolah lain, dunia kerja, dan instansi
lainnya.
Humas yang ditujukan kepada masyarakat internal bertujuan
menjelaskan kebijakan sekolah, menampung saran, dan memelihara hubungan
harmonis atau kerjasama antar warga. Humas yang ditujukan masyarakat
eksternal bertujuan untuk memperoleh pengertian atau simpati masyarakat,
memperoleh bantuan dalam penyelenggaraan program pendidikan, bantuan
material, atau fasilitas pendidikan, serta dukungan moral dalam melaksanakan
kegiatan pendidikan.
Jenis kerjasama dalam humas pada lembaga pendidikan terdiri atas 2,
yaitu :
a. Jenis kerjasama formal. Diwujudkan dengan pertemuan formal seperti
rapat, upacara sekolah, penerbitan brosur atau pamflet, surat dinas, dan
lain-lain.
63
b. Jenis kerjasama informal. Diwujudkan dengan pertemuan informal
seperti pembicaraan biasa, pertemuan yang sifatnya kekeluargaan,
informasi lisan, dan lain-lain.
Dalam penyelenggaraannya, kegiatan humas memerlukan media
pendukung, baik visual, audio, maupun audio visual.
Berbagai bentuk humas dalam lingkup lembaga pendidikan dapat
dikelompokkan lagi menjadi bentuk langsung dan tidak langsung. Bentuk
langsung anatara lain pertemuan formal (rapat) antara guru, pertemuan dengan
orangtua/wali murid, pertemuan sekolah dengan masyarakat atau instansi
terkait lainnya. Bentuk tidak langsung misalnya melalui media cetak (majalah
dinding, majalah pendidikan, pamflet), media elektronik (iklan pada televisi
dan radio), dan media pameran sekolah.
Beberapa bentuk kerjasama hubungan lembaga pendidikan dengan
masyarakat sebagaimana telah disebutkan di atas adalah majalah dinding dan
media pendidikan. Dalam membuat media publisitas tersebut, ada beberapa
asas publisitas yang seharusnya diperhatikan, yaitu :
a. Materi obyektif dan resmi
b. Penyelenggara mading terorganisir
c. Mendorong partisipasi warga sekolah
d. Mempertahankan kontinyuitas
e. Memperhatikan respons / tanggapan
Dalam menjalin kerjasama dengan masyarakat hendaknya dilandasi
dengan kesamaan tanggungjawab dan tujuan di antara lembaga pendidikan
dan pihak masyarakat bersangkutan. Bagaimanapun sekolah adalah milik
masyarakat, karena raw input sekolah itu sendiri berasal dari masyarakat, dan
output sekolah nantinya akan kembali kepada masyarakat. Jadi, masyarakat
ikut menaruh kepentingan dan bertanggungjawab terhadap kelangsungan
penyelenggaraan pendidikan di satuan-satuan pendidikan baik secara langsung
maupun tidak langsung.
64
Beberapa bentuk hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat
antara lain yaitu :
a. Mengikutsertakan warga sekolah dalam kegiatan kemasyarakatan, seperti
kesenian, perayaan hari nasional dan keagamaan, pelestarian lingkungan
hidup, dan lain sebagainya. Dengan melakukan kegiatan ini, ada banyak
manfaat yang dapat dipetik, selain mengembangkan semangat pembinaan
bagi peserta didik, aktivititas sekolah dan masyarakat juga mampu
menyatu. Jadi masyarakat sekitar sekolah merasa ikut memiliki sekolah,
sehingga sewaktu-waktu sekolah membutuhkan bantuan, masyarakat
sekitar pun tidak segan-segan menolong. Contohnya peran keamanan
sekolah yang turut dibantu masyarakat sekitar.
b. Penyediaan fasilitas sekolah untuk keperluan masyarakat, contohnya
penggunaan aula, lapangan olahraga, dan lain-lain. Dengan mempersilakan
masyarakat sekolah menggunakan fasilitas sekolah (dengan tetap
memperhatikan pertimbangan-pertimbangan tertentu), nantinya selain
menumbuhkan kerukunan antara sekolah dengan masyarakt sekitar juga
dapat diambil manfaat lainnya. Misalnya, pembinaan olahraga, dapat
dibantu oleh masyarakat sekitar (tidak hanya oleh guru olahraga).
c. Mendayagunakan tokoh-tokoh potensial dalam masyarakat guna
menunjang pendidikan baik secara langsung maupun tidak langsung
d. Mengikutsertakan POMG / komite sekolah dalam menunjang pelaksanaan
pendidikan tanpa menambah beban yang memberatkan. Contohnya jika
ada seorang wali murid yang memiliki kemampuan lebih di bidang
kesenian, ia dapat membantu guru kesenian mengajar di kelas maupun di
luar kelas (ekstrakurikuler).
e. Menjalin hubungan dengan instansi lain, seperti Lembaga Pendidikan
(Primagama, Ipiems, Neutron dan lain-lain), instansi pemerintah terkait
(dinas pendidikan, dinas kesehatan dan lain-lain), instansi swasta ;
perusahaan komersil. Ada banyak manfaat yang dapat diambil sekolah
dengan menjalin hubungan dengan instansi pemerintah terkait, seperti
dinas kesehatan. Misalnya dalam bentuk penyuluhan-penyuluhan,
65
pemberian obat-obatan, dan lain sebagainya. Adapun jika dengan instansi
swasta, misalnya memberikan informasi lowongan kerja bagi sekolah, dan
lain sebagainya.
Mengacu pada berbagai bentuk hubungan lembaga pendidikan dengan
masyarakat sekitar, dapat ditarik garis besar bahwa bidang kerjasama dapat
meliputi pembinaan moral, bakat, pengajaran, dan budaya.
Diantara kesemua bentuk hubungan kerjasama di atas, menurut hemat
penulis akan lebih baik jika sekolah sangat memperhatikan pada hubungan
kerjasama sekolah dengan orangtua/wali peserta didik. Hal ini dikarenakan
wali peserta didik yang paling memiliki kesamaan tanggungjawab dan tujuan
dengan sekolah. Contoh pelaksanaan misalnya komunikasi mendalam ketika
pembagian raport.
Sedangkan analisis tentang langkah-langkah manajemen yang
meliputi: perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan evaluasi, yaitu
sebagai berikut:
1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan (planning) selalu terkait dengan masa depan, dan
masa depan selalu tidak pasti.1 Banyak faktor yang berubah dengan cepat.
Tanpa adanya perencanaan, lembaga pendidikan Islam akan kehilangan
kesempatan dan tidak dapat menjawab pertanyaan tentang apa yang ingin
dicapai, dan bagaimana mencapainya. Karena seringkali dilakukan suatu
kegiatan akan mengalami kesulitan dalam mencapai tujuan tanpa adanya
suatu perencanaan. Kesulitan tersebut dapat berupa penyimpangan arah
dari tujuan, pemborosan dana yang mengakibatkan gagalnya semua
kegiatan dalam mencapai suatu tujuan.
Perencanaan program Humas di SMP Islam Hidayatullah pada
umumnya meliputi kegiatan perumusan tujuan, pemilihan program untuk
mencapai tujuan, dan identifikasi serta pengarahan sumber yang jumlahnya
selalu terbatas.
1 Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktik dan Riset Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,
2006), hlm. 49.
66
Dengan adanya perencanaan yang baik, diharapkan pelaksanaan
manajemen Humas pada lembaga pendidikan Islam yang diterapkan di
SMP Islam Hidayatullah dapat berjalan sesuai tujuan dan program-
program yang direncanakan sesuai dengan harapan serta membuahkan
hasil yang positif demi perkembangan SMP Islam Hidayatullah.
Berdasarkan urain di atas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
a. Bahwa keberhasilan pelaksanaan suatu kegitan sangat ditentukan oleh
baik buruknya perencanaan.
b. Perencanaan harus memandang atau meramalkan kejadian dimasa
yang akan mendatang, berdasarkan kenyatan objektif yang ada pada
masa sekarang dan masa lalu;
c. Perencanaan harus diarahkan pada tercapaianya suatu tujuan sehingga
bila terjadi kegagalan dalam pelaksanaan, maka kemungkinan besar
penyebabnya adalah kurang sempurnanya perencanaan;
d. Perencanaan juga harus memikirkan anggaran, kebijakan, prosedur,
metode, dan kreteria-kreteria untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Penempatan fungsi pengorganisasian setelah fungsi perencanaan
merupakan hal yang harus dilakukan, karena pengorganisasian
menjembatani kegiatan perencanaan dengan pelaksanaannya. Suatu
perencanaan yang telah tersusun secara matang dan ditetapkan
berdasarkan perhitungan tertentu, tentunya tidak dengan sendirinya
mendekatkan pada tujuan yang hendak dicapai. Untuk merealisasikan
suatu rencana ke arah tujuan, memerlukan pengaturan-pengaturan yang
tidak saja menyangkut wadah dimana kegiatan-kegiatan itu dilaksanakan
namun juga aturan main yang harus ditaati oleh setiap orang dalam
organisasi dalam kerjasama mencapai tujuan.
Di SMP Islam Hidayatullah, pengorganisasian sementara ini
cenderung terpusat pada beberapa personal, yang biasanya dilakukan oleh
67
Kepala Sekolah dan Waka Humas saja. Akan tetapi, demi lancarnya
seluruh pelaksanaan program-program humas yang telah direnanakan
tersebut, maka selain pembagian tugas sebagai koordinator program,
masing-masing guru dan karyawan secara tidak langsung mempunyai
kewajiban untuk mensukseskan program-program humas yang telah
direncanakan. Kordinator program harus bertanggung jawab dengan tugas
yang di embannya. Hal ini dilakukan dengan mengadakan rapat atau
pertemuan untuk mengadakan kepanitiaan atau seperti tim sukses yang
dilakukan oleh masing-masing kordinator program.
3. Penggerakan (Actuating)
Penggerakan Humas pada lembaga pendidikan Islam terkait
langsung dengan perilaku manusia, motivasi, kepemimpinan, dan
komunikasi. Dalam membina kerjasama, mengarahkan dan mendorong
kegairahan kerja, pemimpin perlu memahami perilaku personal yang
diberi tugas.
Oleh karena itu, dalam pengerakan ini perlu diperhatikan adanya
koordinasi antara berbagai bagian dan jenis kegiatan.2 Koordinasi ini harus
menghasilkan penyatuan dari tiap-tiap bagian maupun personel dalam
keseluruhan agar ada sinkronisasi yang baik. Segala sesuatu berjalan
menurut rencana pada waktu yang tepat.
4. Evaluasi (Evaluating)
Untuk mengetahui berhasil tidaknya suatu program, maka
diperlukan adanya evaluasi. Setiap evaluasi berpegang pada renta tujuan
yang hendak dicapai. Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui sampai
dimana pelaksanaan rencana kerja yang telah dirumuskan sebelumnya.
Jika ditemukan kekurangan atau hambatan dapat dilakukan perbaikan-
perbaikan.
Oleh karena itu, evaluasi yang dilakukan oleh pengelola humas di
SMP Islam hidayatullah tidak hanya diakhir periode saja, melainkan juga
2 Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, (Bandung: Alfabeta, 2000), hlm.
55.
68
dalam prosesnya, yaitu pada tiap mingguan, bulanan, tengah semester,
akhir semester dan akhir tahun. Namun sangat disayangkan sekali evaluasi
kegiatan-kegiatan humas tidak melibatkan siswa dan juga tidak
tersedianya kotak saran sebagai sarana penyampaian aspirasi masyarakat
sekolah dan pengunjung secara langsung.
Dalam pengevaluasian masih banyak terdapat kendala-kendala
yang dihadapi pengelola Humas di SMP Islam Hidayatullah, diantaranya
yaitu dikarenakan:
a. Adanya pergantian Waka Humas yang baru sehingga program-
program yang dijalankan masih mengacu pada program Humas yang
terdahulu.
b. Waka Humas dipilih berdasarkan umur (yang lebih tua diutamakan)
dan tidak melihat kompetensi yang dimiliki.
c. Masih terbatasnya tenaga pengelola yang mempunyai keahlian
dibidang ilmu kehumasan.
d. Minimnya dana operasional untuk menunjang program-program
Humas.
e. Kurangnya koordinasi dalam setiap diadakannya kegiatan, sehingga
alokasi untuk waktu kegiatan sering tidak sesuai dengan jadwal yang
telah direncanakan sebelumnya.
C. Analisis Tentang Keberhasilan Humas dan Kritik di SMP Islam
Hidayatullah Banyumanik Semarang
Bukan hal yang asing, bila kita seringkali mendengar semboyan
ini: “Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah,
orang tua, dan masyarakat” dan begitu juga adanya sebuah slogan “tak
kenal maka tak sayang”, itulah pepatah yang harus dijadikan dorongan
bagi SMP Islam Hidayatullah untuk memperkenalkan program dan
kegiatan sekolah kepada masyarakat. SMP Islam Hidayatullah dalam
mempromosikan sekolah tidak terlepas dari peran Humas, yaitu sejak
mulai berdirinya sekolah sampai sekarangpun sangat menentukan
perkembangan yang signifikan bagi sekolah, ini terlihat sejak berdirinya
69
SMP Islam Hidayatullah secara legal dan dikeluarkannya SK dari
Kakanwil Depdiknas Provinsi Jawa Tengah No. 903/I.03/I/1996 yaitu
tertanggal 2 Juli 1996, SMP ini mulai mendapat perhatian dari masyarakat
sekitar sekolah, itu dapat terlihat ketika dibukanya sekolah tersebut
mendapat/memperoleh siswa sebanyak 20 orang.
Diantara kegiatan-kegiatan Humas yang terlaksana dengan baik
meliputi: Home Visit, olah raga guru/karyawan, temu guru team teaching,
kajian dan evaluasi program sekalah, silaturahmi, pembuatan buletin,
silaturahmi, kegitan sosial dan lain-lain.
Menurut hemat penulis, dari serangkaian kegiatan yang telah
terlaksana dengan baik itu, tentunya masih ada kekurangan-kekurangan
yang mungkin saja tidak diketahui oleh internal atau kepanitiaan, sehingga
dalam evaluasi kegiatan perlu diadakan kordinasi untuk kegiatan-kegiatan
selanjutnya.
Dari hasil penelitian dapat diketahui juga pihak humas telah
melakukan aktifitas internal dengan baik melalui pelaksanaan komunikasi
secara lisan atau langsung baik formal maupun informal. Adapun secara
formal dilakukan dengan menerbitkan buletin internal, kunjungan kerumah
wali murid, training, work shop, diskusi, rapat/pertemuan dan briefing.
Sedangkan secara informal dilakukan dengan menghadiri atau
beranjangsana dengan guru dan karyawan, dan juga berpartisipasi pada
acara yang diadakan siswa di sekolah.
Bagi humas, aktifitas internal yang dilakukan bertujuan untuk
mengetahui keadaan atau kondisi para petugas humas, sehingga nantinya
akan diperoleh informasi tentang keadaan para guru, siswa dan karyawan,
informasi ini berguna bagi bagi humas untuk dapat memecahkan kendala
atau problem yang berpeluang muncul dikemudian hari, juga bermanfaat
dalam menciptakn kebersaman, silahturahmi, dan pembinaan kerjasama
bagi guru, siswa dan karyawan. Hal ini juga secara tidak langsung tentu
akan menimbulkan rasa memiliki/loyalitas pada sekolah. Selain itu juga,
dapat diketahui pula bahwa hasil dari aktifitas internal humas ini
70
digunakan sebagai input dalam menentukan program kebijakan yang akan
dijalankan dikemudian hari.
Hal ini dilakukan untuk mengetahui kendala-kendala yang ada,
sehingga dari hasil aktifitas internal yang dilakukan maka humas dapat
menentukan fokus (step by step) sebagai sasaran utama pembangun citra
sekolah, dapat menyusun strategi dan kebijakan pada setiap pernyataan
sekolah, dapat mengetahui setiap informasi internal yang sekiranya
berpeluang menjadi problem dikemudian hari, dan dapat menentukan
bentuk activity and action dalam program pembangun citra sekolah.
Penulis memberikan kritik atau saran agar strategi dan pengelolaan
hubungan mayarakat di SMP Islam hidayatullah mudah dikontrol dan
dievaluasi, maka diperlukan adanya:
1. Pembentukan struktur humas yang bersifat permanen, sehingga
memudahkan pengkoordinasian diantara atasan dan bawahan, sehingga
tidak terjadi adanya kesenjangan diantara pelaku humas.
2. Adanya pemikiran atau ide-ide kreatif dalam rangka memunculkan
program-program baru yang sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Karena dunia humas saat ini sudah
memasuki era yang disebut era kompetisi, di mana pembentukan,
pemeliharan dan peningkatan citra (termasuk reputasi) menjadi sangat
penting (krusial).
3. Praktisi humas secara mikro, hendaknya ditentukan oleh kualifikasi
kemampuan “generalist” dan lebih ideal lagi jika memiliki
kemampuan ahli komunikasi plus.
4. Para alumni diharapkan membentuk wadah mantan-mantan peserta
didik SMP Islam Hidayatullah yang ada nama keluarga alumni,
termasuk keikutsertaannya, sehingga diharapkan alumni bisa aktif
dalam memberikan bantuan kepada adik-adiknya yang masih aktif
bersekolah di SMP Islam Hidayatullah. Bantuan materiil yang
diwujudkan dalam bentuk perangkat apa saja, serta bisa memberikan
pengarahan adik-adiknya di dalam memilih jurusan di perguruan tinggi
71
Negeri dengan melalui kegiatan Open House jurusan setiap tahun atau
dua tahun sekali.
69
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis, yang berjudul
"Manajemen Humas pada Lembaga Pendidikan Islam (Studi di SMP Islam
Hidayatullah Banyumanik Semarang)" dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis, yang berjudul
"Manajemen Humas pada Lembaga Pendidikan Islam (Studi di SMP Islam
Hidayatullah Banyumanik Semarang)" dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
Manajemen Humas pada Lembaga Pendidikan Islam yang
dimaksudkan oleh penulis dalam penelitian ini adalah merupakan suatu proses
pengelolaan tentang komunikasi antara sekolah dengan masyarakat dengan
tujuan menambah pengertian kepada masyarakat tentang proses, kebutuhan
pendidikan, mendorong minat warga dan kerjasama untuk meningkatkan mutu
sekolah dengan berlandaskan nilai-nilai Islam.
1. Strategi SMP Islam Hidayatullah dalam dalam menjalin hubungan
masyarakat, baik masyarakat sekolah (internal public) maupun masyarakat
umum (eksternal public) diantaranya yaitu dengan menggunakan:
koordinasi, mempresentasikan materi kegiatan, sarana atau fasilitas yang
dibutuhkan yang terpenuhi dan surat tugas.
Kemudian dalam menjalankan kegiatan humas terdapat dua bentuk
kegiatan untuk menjalin keharmonisan antara warga SMP Islam
Hidayatullah sendiri (internal public) yaitu dengan mengadakan beberapa
kegiatan ekstrakurikuler diantaranya; Home visit, gerakan Infaq dan
Shodaqoh (Jum’at beramal), kunjungan sosial dan baksos, kunjungan
(silaturrahmi) ke rumah guru, Subuh call dan lain-lain. Selain itu, dalam
70
maenjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat umum (external
public) adalah dengan pertemuan guru orang tua atau wali murid, brosur,
pekan olah raga dan seni, seminar lokakarya dan training dan lain-lain.
2. Pengelolaan humas yang dilakukan SMP Islam Hidayatullah, yaitu dengan
menggunakan beberapa instrumen manajemen, yaitu mulai dari
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan
(actuating), dan evaluasi (evaluating). Yang secara langsung melibatkan
semua komponen-komponen di sekolah (Guru, Siswa, Kepala Sekolah,
Karyawan, Orang tua siswa dan masyarakat) untuk meningkatkan mutu
sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan Nasional. Sekolah memiliki
kewenangan lebih besar dalam mengelola sekolah, sehingga sekolah lebih
mandiri. Dengan kemandiriannya, sekolah lebih dapat mengembangkan
program-program tertentu yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan potensi
yang dimilikinya.
B. SARAN-SARAN
Dari rangkaian tema serta kesimpulan dari peneliti dan dengan segala
kerendahan hati, penulis akan mengajukan beberapa saran yang sekiranya
dapat dijadikan bahan pertimbangan. Adapaun saran-saran tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Diharapkan segenap masyarakat, utamanya masyarakat sekitar sekolah
lebih meningkatkan dan memberikan peran serta aktif terhadap SMP Islam
Hidayatullah dan lebih optimal atau maksimal terhadap perkembangan
serta kemajuan sekolah. Agar sekolah tetap eksis, sumber daya sekolah
yang ada dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan harus lebih
berkembang di era modern seperti sekarang ini. Oleh karena itu, demi
keberhasilan sekolah semua pihak ikut berperan demi kesuksesan
nantinya, bukan hanya oleh pihak sekolah yang akan dipetik, melainkan
juga masyarakat disekitarnya.
2. Hendaknya SMP Islam Hidayatullah lebih meningkatkan segala kinerja
sekolah dan memberdayakan seluruh komponen sekolah dengan tanggung
71
jawab masing-masing, serta meningkatkan hubungan yang harmonis
dengan masyarakat, lembaga lain yang terkait dan lebih transparan atas
segala sesuatu demi kesuksesan dan kejayaan sekolah.
C. PENUTUP
Alhamdulillah, berkat karunia dan pertolongan Allah SWT yang
didasari dengan niat dan kesungguhan hati akhirnya penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul "Manajemen Humas pada
Lembaga Pendidikan Islam (Studi di SMP Islam Hidayatullah Banyumanik
Semarang)" dengan harapan semoga dapat memberikan manfaat bagi penulis
khususnya dan pembaca pada umumnya. Penulis menyadari sepenuhnya
bahwa didalam penyusunan skripsi ini masih terlampau jauh dari
kesempurnaan tiada gading yang tak retak.
Untuk itu demi kesempurnaan dan perbaikan dalam penelitian ini
kritik dan saran yang bersifat konstruktif, sangatlah penulis harapkan.
Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih yang berganda laksa kepada
semua pihak yang telah membantu dan memberikan dorongan serta materi
dalam penyelesaian penulisan skripsi ini, semoga senantiasa mendapatkan
pahala dari Allah SWT. Amin Ya Robbal 'alamin, Jazakumullah ahsanal jaza'.
DAFTAR KEPUSTAKAAN Ahmadi, Abu, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991). Anggoro, M. Linggar, Teori dan Profesi Kehumasan, (Jakarta: Bumi Aksara,
2002), cet.3. Arikunto, Suharsimi, Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan
Kejuruan, (Jakarta: CV. Rajawali, 1990). _______, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2006). Bukhori, Imam, Shohih Bukhori, Juz I, (Beirut: Daar Al Kutub, 1992). Daryanto, M., Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta,2001), cet.2. Denim, Sudarwan, Menjadi Peneliti Kualitatif Rancangan Metodologi, presentasi,
dan publikasi hasil Penelitian untuk Mahasiswa dan Penelitian pemula Bidang Ilmu Sosial, Pendidikan dan Humaniora, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2002), Cet.I.
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Semarang: CV. Toha
Putra, 1989. Dokumen SMP Islam Hidayatullah Semarang tentang Visi dan Misi. Dokumen tentang profil SMP Islam Hidayatullah Semarang yang berisi identitas
Sekolah dalam lampiran 1. Dokumen Waka Humas SMP Islam Hidayatullah, Tahun 2007/2008 Fattah, Nanang, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2001). Gunawan, Ary H., Administrasi Sekolah Administrasi Pendidikan Mikro, (Jakarta:
PT. Rineka Cipta, 1996). Hadi, Sutrisno, Metodologi Research, jilid 1 (Yogyakarta: Andi Offset, 2001),
Cet. XXXII. http://apadefinisinya.blogspot.com/ 05/ 09/ 2008/ 10. 47 WIB. http://darwito.diinoweb.com/ Jum’at 05 September 2008.
http://lpi-hidayatullah.com, Rabu/17/12/2008. Idris, Zahara, Dasar-dasar Kependidikan I, (Padang: Angkasa Raya, 1992). Kadarmansi dan Jusuf Udaya, Pengantar Ilmu Manajemen, (Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama, 1992). Kusumastuti, Frida, Dasar Dasar Humas, (Jakarta: Ghalia, 2002). Margono, S., Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004),
Cet.4. Moleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2002). Cet.XVII. Muhadjir, Noeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rake Sarasin,
1996). Muliawan, Jasa Ungguh, Pendidikan Islam Integratif, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2005). Mulyasa, E., Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep Strategi dan Implementasi,
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003). _______, E., Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2004), Cet.3. Mulyasa, E., Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya, 2004). Cet. Ke-4. Muthowi’, Ibrahim Ishmat, Al-Ushul Al-Idariyah Al-Tarbiyah, (Riad: Daral-
Syuruq, 1996). Narbuko, Cholid dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta:
PT. Bumi Aksara, 1999), Cet.2. Nasir, M. Ridwan, Mencari Tipologi Format Pendidikan Ideal, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2005). Nawawi, Hadari, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Gunung Agung, 1996)
Cet. Ke-13. Poetro, Santoso Sastro, Partisipasi, Komunikasi, Persuasi dan Disiplin dalam
Pembangunan Nasional, (Bandung : Alumni, 1998). Purwanto, M. Ngalim, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya,1995), Cet.7.
Ruslan, Rosady, Manajemen Public Relation dan Media Komunikasi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003).
______, Rosady, Aspek-Aspek Hukum dan Etika Dalam Aktifitas Public Relations
Kehumasan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1995). Sa’ud, Udin Syaefudin, Abin Syamsuddin Makmun, Perencanaan Pendidikan
Suatu Pendekatan Komprehensif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005). Sagala, H. Syaiful, Administrasi Pendidikan Kontemporer, (Bandung: Alfabeta,
2000). Siagian, Sondang P., Filsafat Administrasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003). Sisk, Henry L., Principles of Management (South-Western Publishing Company,
1969). Siswanto, Bambang, Humas, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), cet.1. Soetjipto dan Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004). Sudjana, Nana dan Ahmad Rifdi, Media Pengajaran, (Bandung: Sinar Baru,
1990). Sufyarma, H., Kapita Selekta ManajemenPendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2003). Syukur, Fatah, Teknologi Pendidikan, (Semarang: RaSAIL, 2005). Undang-Undang RI. No. 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional,
(Semarang: CV. Aneka Ilmu, 2003). Usman, Husaini, Manajemen Teori, Praktik dan Riset Pendidikan, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2006). Woolfalk, Anita E., Educational Psycology, (United State of America: A Simon
and Schuster Company,1995). Yuono, Trisno, Kamus lengkap Bahasa Indonesia,( Surabaya: Arloka, 19994). Yusup, Pawit M., Komunikasi Pendidikan dan Komunikasi Instruksional,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990). Zainuddin, Abi Abbas, Tajridus Shorih Li Ahadits al Jami’ al Shohih, (Semarang:
Maktabah Al Alawiyah), Juz 1.
RIWAYAT PENDIDIKAN PENULIS
BIODATA DIRI :
Nama Lengkap : M. SYAIFUDDIN JAZULI
Tempat/Tgl Lahir : Pati, 27 September 1985
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku/ Bangsa : Jawa/ Indonesia
Alamat : Jl. Raya Pati - Purwodadi Km. 20, Dk. Dermoyo Ds.
Cengkal Sewu Rt.01/Rw.01 Kec. Sukolilo Kab. Pati
(59172) Jawa Tengah.
JENJANG PENDIDIKAN :
1. MI. Ianatul Athfal Cengkalsewu Sukolilo Pati, Lulus Tahun 1998
2. MTs. Miftahut Thullab Cengkalsewu Sukolilo Pati, Lulus Tahun 2001
3. MA. Raudlatul Ulum Guyangan Trangkil Pati, Lulus Tahun 2004
4. Institut Agama Islam Negeri Walisongo (IAIN) Semarang, Angkatan 2004
Demikian daftar riwayat pendidikan penulis yang dibuat dengan data yang
sebenarnya dan semoga menjadi keterangan yang lebih jelas.
Semarang, 15 Januari 2009
Penulis,
M. Syaifuddin Jazuli NIM : 3 1 0 4 2 7 5
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK KEPALA SEKOLAH
ATAU WAKIL KEPALA SEKOLAH
I. Yang berkenaan dengan sejarah berdirinya SMP Islam Hidayatullah
Banyumanik Semarang:
a. Bagaimanakah sejarah pertumbuhan dan perkembangan SMP Islam
Hidayatullah Banyumanik Semarang ini, mulai sejak berdirinya sampai
dengan tahun ajaran 2007/2008 ?
b. Prakarsa dari siapakah SMP Islam Hidayatullah ini berdiri ?
c. Bagaimanakah status SMP Islam Hidayatullah ini berdiri ?
II. Apa Visi, Misi dan Tujuan SMP Islam Hidayatullah?
III. Yang berkenaan dengan guru:
a. Berapakah guru SMP Islam Hidayatullah yang tetap dan yang tidak tetap ?
b. Bagaimana kepangkatan guru SMP Islam Hidayatullah dan mata pelajaran
apa yang diajarkan ?
c. Bagaimana usaha yang ditempuh SMP Islam Hidayatullah untuk
meningkatkan segi kuantitas dan kualitas guru-gurunya ?
IV. Yang berkenaan dengan siswa:
a. Bagaimanakah usaha yang ditempuh SMP Islam Hidayatullah untuk
meningkatkan mutu siswa-siswinya ?
b. Siapakah siswa yang berhak mendapat beasiswa dari SMP Islam
Hidayatullah?
V. Yang berkenaan dengan staf tata usaha:
a. Berapakah jumlah tata usaha SMP Islam Hidayatullah ?
b. Bagaimanakah pembagian tugas tata usaha SMP Islam Hidayatullah ?
c. Bagaimanakah usaha yang ditempuh SMP Islam Hidayatullah untuk
meningkatkan segi kuantitas dan kualitas staf tata usahanya ?
VI. Yang berkenaan dengan sarana-prasarana:
a. Berapakah ruangan kelas yang dipunyai SMP Islam Hidayatullah ?
b. Bagaimanakah pembagian ruang kantor SMP Islam Hidayatullah?
c. Untuk menunjang kegiatan siswa, sarana apakah yang dimiliki SMP Islam
Hidayatullah ?
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK WAKA HUMAS
1. Apa prinsip-prinsip SMP Islam Hidayatullah dalam mengembangkan Humas?
2. Apa bentuk strategi Humas di SMP Islam Hidayatullah Banyumanik
Semarang?
a. Strategi sekolah dalam menjalin hubungan antar warga sendiri (internal
public).
b. Strategi sekolah dalam menjalin hubungan masyarakat luar (external
public).
1) Hubungan masyarakat sekolah dengan orang tua
2) Hubungan masyarakat sekolah dengan pihak luar
3. Bagaimana pengelolaan Humas di SMP Islam Hidayatullah Banyumanik
Semarang?
Mulai dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan evaluasi?
PEDOMAN OBSERVASI
I. Tentang letak geografis
a. Mengenai lokasi SMP Islam Hidayatullah.
b. Mengenai luasnya.
II. Yang berkenaan dengan struktur organisasi
a. Mencatat bagan struktur organisasi SMP Islam Hidayatullah
b. Mengamati dan mencatat keterangan bagan yaitu tentang personalia yang
menduduki jabatan dalam struktur tersebut.
top related